2. Diagnosa Utama Kep
Jiwa
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
4. Perubahan proses pikir: waham
5. Resiko Perilaku kekerasan
6. Resiko bunuh diri
7. Defisit perawatan diri
3. Pengertian Ansietas
Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang
tdk jelas dan berhubungan dengan
perasaan tidak menentu dan tak berdaya
(helplessness).
Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
mungkin dialami.
Individu mempersepsikan kepribadiannya
terancam.
Manusia mulai merasakan sejak bayi
Berhenti kalau mati.
4. Kesimpulan Anxietas
Anxietas adalah perasaan tidak
senang yang khas yang disebabkan
oleh dugaan akan bahaya atau
frustrasi yang mengancam yang akan
membahayakan rasa aman,
keseimbangan, atau kehidupan
seseorang individu atau kelompok
biososialnya.” ( J.J GROEN)
5. Karakteristik Ansietas
Mpk emosi
Bisa ditularkan
Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri.
Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
6. Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: Ansietas ringan adalah
perasaan bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan membutuhkan perhatian
khusus.
2. Ansietas sedang: Ansietas sedang
merupakan perasaan yang mengganggu
bahwa ada sesuatu yang benar-benar
berbeda, individu menjadi gugup atau
agitasi.
7. Tingkat Ansietas
3. Ansietas berat: Ansietas berat dialami
ketika individu yakin bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan ada ancaman; ia
memperlihatkan respon takut dan distres.
4. Panik: Serangan panik adalah suatu
episode ansietas yang cepat, intens, dan
meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika
individu mengalami ketakutan emosional
yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.
(Bentuk G3)
8. Panik
Hilang kontrol
Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah
atau arahan.
Disorganisasi kepribadian.
Meningkatnya aktivitas motorik
Menurunnya kemampuan menghubung-
hubungkan.
Distrosi persepsi
Hilangnya pikiran rasional
Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
Bila berlangsung berkepanjangan
menyebabkan exhaustion ~ kematian
11. Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
elemen kepribadian id dan super ego
(dorongan insting dan hati nurani).
Ansietas mengingatkan ego akan adanya
bahaya yg perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub
interpersonal. Dihubungkan dg trauma
masa pertumbuhan (kehilangan,
perpisahan) yg menyebabkan
ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
mudah mengalami ansietas.
12. Faktor Predisposisi
Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat
frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg
mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk
dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa
sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada
konflik (konflik ~ ansietas ~
helplessness/ketidakberdayaan)
Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg
ansietas dan depresi.
13. Faktor Predisposisi
Keadaan biologis: Beberapa kasus
kecemasan,merupakan suatu
perhatian terhadap proses fisiologis
(Hall, 1980). Kecemasan ini dapat
disebabkan oleh penyakit fisik atau
keabnormalan, tidak oleh konflik
emosional. Kecemasan ini termasuk
kecemasan sekunder (Rockwell cit
stuart & sundeens, 1998).
14. Faktor Presipitasi
Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis:
phk, kesulitan peran baru.
Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan,
stresor fisik, stresor psikososial.
15. Perilaku
Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping
utk mempertahankan diri dari ansietas.
Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan,
meuromuskuler, GI, perkemihan, dan kulit
Perilaku: motorik, afektif, kognitif
16. Efek Fisiologis
Ansietas
Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan
darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut
nadi meningkat, tekanan nadi menurun,
syock dan lain-lain.
Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa
tertekan pada dada, rasa tercekik.
Kulit: perasaan panas atau dingin pada
kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh,
rasa terbakar pada muka, telapak tangan
berkeringat, gatal-gatal.
17. Efek Fisiologis
Ansietas
Gastro intestinal; Anoreksia, rasa
tidak nyaman pada perut, rasa
terbakar di epigastrium, nausea, diare.
Neuromuskuler; Reflek meningkat,
reaksi kejutan, mata berkedip-kedip,
insomnia, tremor, kejang, , wajah
tegang, gerakan lambat.
18. Respon Perilaku
Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
sering kaget, bicara cepat, kurang
koordinasi, cenderung celaka, menarik diri,
menghindar, menahan diri, hiperventilasi.
Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada
berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut
hilang kontrol, takut luka/mati.
20. Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
– Libatkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
– Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
– Disadari dan berorientasi pd tindakan
– Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan
utk memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan
utk memuaskan kebutuhan)
21. Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
– Task oriented tdk selalu berhasil
– Melindungi “self”
– Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
– Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
– Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defens mechanism)
23. Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
– Ansietas
– Koping individu tidak efektif
– Takut
Contoh dx lengkap:
– Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci
tangan berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg
sering timbul.
– Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk
dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
– Koping individu tak efektif b.d. kematian anak,
dimanifestasikan dg ketdkmampuan mengingat kembali
peristiwa kecelakaan.
25. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi,
dan menurunkan tingkat ansietas
pada tkt sedang atau ringan.
Bina hubungan saling percaya dan
terbuka: dengarkan keluhan, dukung
utk menceritakan perasaan, jawab
pertanyaan scr lags, menerima tanpa
pamrih, hargai pribadi klien.
26. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Sadari dan kontrol perasaan diri
perawat: bersikap terbuka sesuai
perasaan, terima perasaan positif
maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan
diri secara terapeutik.
27. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme
koping yg bersifat melindungi dan tdk
memfokuskan diri pd perilaku maladaptif:
terima dan dukung klien; tdk menentang
klien; nyatakan perawat bisa memahami
rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada
rasa tersebut; beri umpan balik thd perilaku,
stresor, dampak stresor dan sumber koping;
dukung ide keh fisik berhub dg kesehatan
mental; batasi perilaku maladaptif dg cara
suportif.
28. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Identifikasi dan mencoba menurunkan
situasi yg menimbulkan ansietas: sikap
tenang; lingkungan tenang; batasi kontak dg
klien lain; identifikasi dan modifikasi hal yg
menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air
hangat, pijat
Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg
menarik; share aktivitas yg sering dilakukan;
latihan fisik; buat rencana harian; libatkan
keluarga dan support system.
29. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-
obatan yg meningkatkan rasa
nyaman; observasi efek samping obat
dan beri pendidikan kesehatan yang
sesuai.
30. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
– Dengar dengan hangat dan responsif
– Beri waktu kepada klien untuk berespon
– Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal
ansietasnya sendiri:
– Kenali perasaan diri
– Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif
pd klien
– Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt
belajar dan berkembang
31. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
– Bantu klien mengekspresikan perasaan.
– Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
– Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
– Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
– Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
– Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor
yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
– Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa
lalu
32. Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
– Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
– Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
– Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
– Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
– Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-
akibat keadaan ansietasnya.
– Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi
perilaku
– Anjurkan penggunaan koping yg baru
33. Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.
34. Daftar Pustaka
Videbeck,Sheila L.Buku Ajar Keprawatan Jiwa.EGC,Jakarta
Suliswati,dkk.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Jiwa.EGC,Jakarta
Chaplin, James P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada
Elvira, Sylvia D.(2008) Gangguan Panic. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta : EGC
Baitul Alim, Muhammad. (2011). Definisi Kecemasan, Apa itu
Kecemasan ?.