SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  69
Uji banding Penggunaan Serum Separator
 Tube (SST) dan Plus Plastic Tube (PPT)
    terhadap Stabilitas Glukosa Serum
           (Penelitian Pendahuluan)




            Oleh: I Nyoman Wande, dr
                 Pembimbing:
  Dr. Sidarti Soehita SFHS, dr,MS.,SpPK(K)
                                             1
I. Pendahuluan
Latar Belakang
 Pemeriksaan Glukosa merupakan
  pemeriksaan yang sering di lakukan.
 Bisa diperiksa pada darah utuh, serum atau
  plasma.
 World Health Organization (WHO) 
  pemakaian sampel plasma untuk diagnosis
  diabetes melitus
                                               2
 Penurunan glukosa  serum 5-7%/jam (5-10
  mg/dl) jika didiamkan membeku tanpa di
  sentrifuse pada suhu kamar.
 Penurunan glukosa serum 2 mg/dl/jam jika
  didiamkan pada suhu 4 C.
 Boyanton BL dan Blick: serum/ plasma
  yang lama kontak dengan sel pada suhu
  kamar  konsentrasi glukosa menurun
  cepat sampai jam ke 24.

                                         3
 Serum yang   tidak hemolisis dan bebas dari
  kontaminasi bakteri  glukosa stabil
  sampai 8 jam (suhu kamar) dan 72 jam
  (suhu 4 C).
 Leukositosis atau kontaminasi bakteri 
  Glikolisis invitro lebih tinggi
 Pemisahan serum dari sel  dilakukan
  dalam 30 menit sesudah pengambilan darah.


                                            4
 Di RSU Dr. Soetomo: transpor spesimen
  berkisar antara 2-4 jam setelah sampling
  dari ruangan.
 Lamanya pemisahan serum dengan sel
  setelah di sentrifuse (rata-rata 60 menit).
 Serum yang diperiksa  masuk alat
  pemeriksaan akan tertunda ( 1,5 jam
  setelah disentrifus).

                                                5
 Serum   Separator Tube (SST) terdiri dari:
      Aktivator bekuan
      Gel separator (gel polimer) dengan BJ: 1,04

 SST  diperkirakan dapat mengurangi
  perubahan metabolik akibat kontak dengan
  sel darah.
 Tabung ini belum lazim digunakan di
  Laboratorium Klinik.


                                                     6
   Plus Plastic Tube (PPT): tabung yang
    sering digunakan pada laboratorium
    klinik
   Mengandung aktivator pembekuan.
   Masih ada kontak antara sel darah
    dengan serum.
   Serum perlu dilakukan pemindahan ke
    tabung lain.

                                       7
Rumusan Masalah

 Apakah kadar glukosa serum dalam tabung
 SST lebih stabil dibandingkan dalam tabung
 PPT?




                                          8
Tujuan Penelitian
   Umum: mengetahui stabilitas glukosa serum
    dalam tabung SST dan tabung PPT.
   Khusus.
  a. Stabilitas glukosa serum dalam tabung SST
    dan PPT pada jam ke-1,2,3, dan ke-4 yang
    disentrifus 30 menit setelah pengambilan
    darah.
  b. Stabilitas glukosa serum pada tabung SST
    dan PPT yang disentrifus 3 jam setelah
    pengambilan darah.
                                            9
Manfaat Penelitian
 Dapat memberi asupan mengenai stabilitas
 glukosa serum dalam SST dan PPT,
 sehubungan dengan usaha mengatasi
 masalah penurunan kadar glukosa darah
 dalam sampel yang mengalami penundaan
 pemeriksaan pasca pengambilan darah.




                                             10
II. TINJAUAN PUSTAKA
 Glukosa   dan Metabolisme Glukosa
     Glukosa merupakan sumber energi primer
      untuk tubuh.
     Glukosa berasal dari asupan karbohidrat dan
      konversi glikogen menjadi glukosa oleh hati.
     Hormon yang meningkatkan glukosa
      darah:Insulin
     Hormon yang menurunkan glukosa darah:
      Glukagon, ACTH, cortisol, epinefrin, dan
      tiroksin.

                                                 11
 Jenispemeriksaan glukosa darah 
  waktu pemeriksaan:
    Glukosa darah puasa (fasting blood
     glucose)
    Glukosa darah acak (random blood
     glucose)
    Glukosa darah 2 jam setelah makan (2
     hour postprandial blood glucose)



                                            12
 Lokasi pengambilan sampel darah:
  vena mediana cubiti, kapiler jari tangan.

 Jenis  sampel:
  Plasma, serum dan whole blood (darah
  utuh).



                                              13
 Pengolahan sampel
       Proses sebelum sampel dianalisis
       Plasma/ serum segera dipisahkan sebelum
        1 jam (30 menit)
       Jika sampel tidak segera dapat diperiksa 
        disimpan pada suhu 4 C.
       Penggunaan sodium fluoride (NaF) sampel
        darah dapat mencegah glikolisis dan
        bersifat antikoagulan lemah.


                                                  14
 Penambahan NaF     pada sampel darah 
  glukosa bisa stabil selama 3 hari pada suhu
  kamar.
 2 mg potasium oxalate (K2C2O4) + 2 mg
  NaF per ml darah antiglikolisis dan
  antikoagulan.
 NaF  antikoagulan: dosis 3-4 kali lebih
  besar.

                                                15
 Whole   blood: penuruna glukosa 5-10% (
  0,6 mmol/L; 10 mg/dl)
 Glukosa serum yang dipisahkan dari sel
  stabil:
      suhu kamar (8 jam)
      suhu 2-4 C (48 jam)
 Setelah 48 jam sebaiknya serum ditaruh
  pada suhu -20 C dalam tabung aliquot.

                                            16
 Cara lain untuk menjaga stabilitas glukosa/
  mencegah glikolisis  mencegah kontak
  antara serum dengan sel darah.
 Hal ini dapat dilakukan:
  Segera memisahkan serum dengan sel darah.
  Menggunakan tabung Serum Separator Tube
     (SST)


                                                17
 SST  mengandung gel separator dan aktivator
  pembekuan (partikel silika).
 Tabung plastik (PPT)  hanya mengandung
  aktivator pembekuan (micronized silica
  particles).
 Kedua tabung terbuat dari PET (polyethylene
  terephthalate)



                                           18
Jenis tabung untuk memperoleh serum
No.     Jenis tabung      Warna tutup   Kandungan    Kegunaan
                          tabung


1       Serum             Gold          Gel          Chemistry,      serologi
        Separator Tube                  separator,   (HIV,          hepatitis,
        (SST)                           aktivator    antibody testing)
                                        pembekuan
2       Plain Plastic     Red           Aktivator    Hepatitis, HIV, blood
        tube =                          pembekuan    drug          screens,
        Plus    Plastic                              therapeutic      drug
        Tube (PPT)                                   monitoring

3       Plain   Glass     Red           Tanpa        Jika penggunaan SST
        Tube (PGT)                      aditive      tidak memungkinkan
                                                     atau sering digunakan
                                                     untuk blood banking.
                                                                        19
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN
            HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka konseptual
    Penggunaan PPT           Penggunaan SST


    Barier mekanis (-)      Barier mekanis (+)

 Kontak antara sel darah
                            Serum terpisah dari
  dengan serum seiring
                                sel darah
 dengan lamanya kontak

                            Konsumsi glukosa
 Glikolisis dan pemakaian
                            oleh sel dihambat
      glukosa serum

    Penurunan kadar         Glukosa serum stabil
     glukosa serum
                                                   20
Hipotesis Penelitian
1.   Terdapat penurunan stabilitas glukosa
     pada PPT yang serumnya tidak
     dipindahkan  diamati pada jam ke 1,2,3
     dan ke 4 setelah disentrifus.
2.   Tidak terdapat penurunan stabilitas
     glukosa pada SST yang serumnya tidak
     dipindahkan diamati pada jam ke 1,2,3
     dan ke 4 setelah disentrifus.


                                          21
3. Terdapat penurunan kadar glukosa   pada
   SST yang disentrifus setelah 3      jam
   pengambilan darah.
4. Terdapat penurunan kadar glukosa   pada
   PPT yang disentrifus setelah 3      jam
   pengambilan darah.




                                         22
   Bahan dan alat:
        BD vacutainer®SSTTM dan BD vacutainer®

         Plus Plastic Tube (PPT)
        Multi sampling needle dan standart tube holder

        Sentrifus, rak tabung, waterbath

        Photometer 5010 Robert Riele KG

        Reagen Human® Glucose Liquicolor. Catalog
         no. 10260.
        Glukosa standar 100 mg/dl. Catalog no. 10123.

        Pipet otomatik 10µl dan 1000 µl beserta tips

        Tabung reaksi ukuran 75x12 mm

                                                   23
 Penelitiandilaksanakan di Laboratorium
  Patologi Klinik RSU Dr. Soetomo
  Surabaya.
 Dilaksanakan selama bulan November
  sampai Desember 2006.




                                           24
 Prosedur      pengambilan dan pengolahan sampel:
1.   Sukarelawan diberikan penjelasan  darah diambil pada
     vena mediana cubiti,
2.   Darah dimasukkan  2 tabung SST dan 2 tabung PPT 
     bolak balik 5x,
3.   Biarkan selama 30 menit ( SST1 dan PPT1) dan 3 jam
     (SST2 dan PPT2),
4.   Disentrifus dengan kecepatan maksimal (1100 RCF) 15
     menit,
5.   Biarkan serum pada masing-masing tabung,
6.   Diperiksa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

                                                             25
Prosedur pemeriksaan glukosa dengan
 metode GOD- PAP tanpa deproteinisasi
 (Reagen Human®)
  10µl serum sampel + 1000µl reagen Glucose
     liquicolor
  Masukkan kedalam tabung reaksi
  Campur dengan menggoyang tabung reaksi,
  Inkubasi pada waterbath selama 5 menit (suhu 370C)

  Baca absorbance dengan alat photometer 5010
  Hasil dalam bentuk print out dengan satuan mg/dl
                                                     26
Kerangka alur penelitian
                           20 sampel darah



    SST2              SST1               PPT1             PPT2
(disentrifus 3   (disentrifus 30    (disentrifus 30   (disentrifus 3
  jam pasca       menit pasca        menit pasca        jam pasca
pengambilan)     pengambilan)       pengambilan)      pengambilan)

Glukosa 0         Glukosa 0         Glukosa 0         Glukosa 0
jam setelah       jam, 1 jam, 2     jam, 1 jam, 2     jam setelah
disentrifus       jam, 3 jam        jam, 3 jam        disentrifus
                  dan 4 jam         dan 4 jam
                  setelah           setelah
                  disentrifus       disentrifus


                                                                    27
IV. METODE PENELITIAN
 Penelitian observasional longitudinal.
 Populasi  PPDS, karyawan, pasien yang datang
  ke Laboratorium PK RSU. Dr. Soetomo.
 Sukarelawan yang mengkonsumsi antikoagulan
  dikeluarkan dari penelitian
 Sampel: spesimen darah dari 20 orang yang
  bersedia mengikuti penelitian.
 Sampel ditolak Bila:
       Hemolisis.

       Gel tidak dapat memisahkan serum dengan
        sel darah (pada tabung SST).
                                                  28
 Presisi dan Akurasi pemeriksaan glukosa
  dengan alat photometer 5010
      Presisi: memeriksa secara duplikat 20
       sampel serum pasien.
      Akurasi: memeriksa secara replikat

       assayed sera dari Precinorm U
       sebanyak 10 kali.



                                          29
 Analisis data
      Data dianalisis dengan uji normalitas
        tes non parametrik Kolmoskov-
       Smirnov (KS)
      Dilanjutkan dengan uji Anova diikuti
       LSD (Least Square Different)
      Tingkat kemaknaan  P<0,05

      Dikerjakan dengan SPSS versi 10



                                               30
V. HASIL

   Presisi pemeriksaan glukosa dengan alat fotometer
    5010 Robert Riele KG:
       Mean: 113 mg/dl; SD= 2,34 mg/dl; CV= 2,07%
 Akurasi pemeriksaan glukosa dengan alat
  fotometer 5010 Robert Riele KG :
      Range precinorm U : 77,3-104,9 mg/dl
      Mean precinorm U : 91,1 mg/dl
      Mean hasil Pemeriksaan: 93.9 mg/dl
      Inakurasi              : 3,07%
 Presisi dan akurasi alat: baik
                                                    31
Hasil Penelitian
 Dua  sampel darah tidak memenuhi syarat:
      Hemolisis (2 PPT)

      Serum tidak dapat dipisahkan oleh gel (2
       SST)
 20 sampel darah diperiksa kadar glukosa
  serum:
      SST1 dan PPT1  jam ke-0,1,2,3 dan
       jam ke-4
      SST2 dan PPT2  jam ke-0


                                             32
Tabel 3. Distribusi hasil penelitian stabilitas glukosa
             pada tabung SST dan tabung PPT
        Kelompok         N       Mean      Standar     Standart
                                (mg/dl)    deviasi       error
                                             (SD)


SST2, jam ke 0           20        80,60       21,93       4,90
SST1, jam ke 0           20        95,70       24,05       5,38
SST1, jam ke 1           20        93,95       23,97       5,36
SST1, jam ke 2           20        93,05       25,22       5,64
SST1, jam ke 3           20        93,70       25,70       5,75
SST1, jam ke 4           20        94,05       24,61       5,50
PPT2, jam ke 0           20        79,60       22,26       4,98
PPT1, jam ke 0           20        94,60       24,25       5,42
PPT1, jam ke 1           20        88,60       24,85       5,56
PPT1, jam ke 2           20        86,25       22,55       5,04
PPT1, jam ke 3           20        83,65       21,90       4,89
PPT1, jam ke 4           20        78,95       20,47       4,58
                                                          33
 Ujinormalitas dengan tes non parametrik
  KS  semua kelompok tes berdistribusi
  normal.
 Kadar glukosa pada SST1: tidak ada
  perbedaan bermakna dengan nilai
  baseline jam ke-4 pemeriksaan (P>0,05).
 Kadar glukosa pada SST2 menurun
  bermakna terhadap SST1 jam ke-0
  (P=0,044).

                                         34
 Kadar glukosa pada PPT1 penurunan
 yang tidak bermakna:
      Jam ke-1 (P=0,421)
      Jam ke-2 (P=0,263)

      Jam ke 3 (P=0,143)

 Pada jam ke-4 menurun secara bermakna
  (P=0,037).
 Kadar glukosa pada PPT2 menurun
  bermakna terhadap PPT1 jam ke-0
  (P=0,045).

                                          35
 Kadar glukosa pada PPT2 dan SST2 
  perbedaan tidak bermakna (P=0,893).
 Kadar glukosa pada PPT1 dan SST1 jam
  ke-0  perbedaan tidak bermakna
  (P=0,883).




                                         36
Tabel 4. Perbandingan stabilitas glukosa serum
antar kelompok penelitian.
  Kelompok A       Kelompok B       Mean of Difference     P
                                         (A-B)
  SST1, jam ke 0   SST2, jam ke 0                  15,10       0,044
  SST1, jam ke 0   SST1, jam ke 1                   1,75       0,814
  SST1, jam ke 0   SST1, jam ke 2                   2,65       0,722
  SST1, jam ke 0   SST1, jam ke 3                   2,00       0,788
  SST1, jam ke 0   SST1, jam ke 4                   1,65       0,825
  PPT1, jam ke 0   PPT2, jam ke 0                  15,00       0,045
  PPT1, jam ke 0   PPT1, jam ke 1                   6,00       0,421
  PPT1, jam ke 0   PPT1, jam ke 2                   8,35       0,263
  PPT1, jam ke 0   PPT1, jam ke 3                  10,95       0,143
  PPT1, jam ke 0   PPT1, jam ke 4                  15,65       0,037
  PPT2, jam ke 0   SST2, jam ke 0                  -1,00       0,893
  PPT1, jam ke 0   SST1, jam ke 0                  -1,10       0,883
 * Mean of Difference bermakna jika P<0,05                        37
100




                   90
Mean of glukosa




                   80




                   70




                        Kelompok pemeriksaan



     Grafik 1. Mean plots pemeriksaan glukosa serum
                                                      38
VI. PEMBAHASAN
 Masalah   umum  tertundanya setrifugasi
  sampel pemeriksaan.
 Plasma/ serum lama kontak dengan sel
  darah
 Terjadinya konsumsi/glikolisis oleh sel
  darah.
 Glukosa dalam serum/plasma 
  stabilitasnya menurun.

                                             39
 Serum   Separator Tube (SST):
     Gel polimer (berat jenis 1,04),
     Berfungsi sebagai barier mekanis antara
      serum dengan sel darah,
     Glikolisis oleh sel darah dihambat.

     Dilapisi dengan partikel silika  berfungsi
      sebagai aktivator pembekuan.




                                                    40
 Plus Plastic Tube (PPT):
      Sering digunakan di laboratorium

       klinik,
      Mengandung aktivator pembekuan,

      Masih ada kontak antara serum dengan
       sel darah.



                                          41
   Boyanton BL dan Blick KE, 2002:
        Serum dibiarkan kontak lama dengan sel
         darah pada suhu kamar, kadar glukosa
         menurun cepat  jam ke-24,
        Kemudian penurunan lebih lambat sampai
         jam ke-56.
        Selama 56 jam, total penurunan 3,6
         mmol/l (serum) dan 5,6 mmol/l (plasma).
        Lamanya kontak  terjadinya peningkatan
         glikolisis oleh sel darah tersebut.


                                              42
Miles    RR dkk, 2004:
        Pemisahan komponen serum/plasma dengan
         sel sebaiknya dalam waktu 60 menit,
        Stabilitas analit khususnya glukosa dapat
         dijaga.
        Kadar glukosa pada plasma lebih rendah
         daripada serum,
        Disebabkan adanya perpindahan cairan dari
         eritrosit ke cairan plasma yang diakibatkan
         oleh antikoagulan.


                                                  43
   Graham P dkk, 2003:
        Kadar glukosa  SST stabilitasnya lebih
         baik dibandingkan dengan tabung tanpa gel
         separator.
        Kadar glukosa stabil selama 3 hari pada SST
         yang disimpan pada suhu kamar.
        Plasma separator tube: kadar glukosa stabil
         hanya 1 hari.
        Penggunaan tabung dengan gel separator
         tidak diperbolehkan disentrifus ulang.


                                                  44
 Magee  LS, 2005:
     Sentrifus dilakukan segera setelah

      darah membeku
     Pemisahan serum maksimal 2 jam
      setelah darah diambil
     Glukosa serum stabil:

                8 jam (suhu kamar)
                48 jam (suhu 2-4 C)

                                           45
   Hasil penelitian ini:
    Setrifuse 30 menit setelah pengambilan darah:
        Kadar glukosa pada SST stabil  jam ke-4
          pemeriksaan (P>0,05).
        Kadar glukosa pada PPT  penurunan tidak
          bermakna sampai jam ke-3 (P>0,05),
        Penurunan bermakna pada jam ke-4
          pemeriksaan (P=0,037).




                                                 46
Sentrifus 3 jam setelah pengambilan darah:
   Kadar glukosa pada SST maupun PPT
    menunjukkan penurunan yang bermakna
    terhadap nilai baseline  SST (P=0,044)
    dan PPT (P=0,045)
   Semakin lama kontak antara serum

    dengan sel darah glikolisis akan
    semakin meningkat.




                                              47
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan:
    1. Kadar glukosa pada SST yang disentrifus
       setelah 30 menit  stabilitas baik sampai
       jam ke-4.
    2. Kadar glukosa pada PPT yang disentifus
       setelah 30 menit  penurunan tidak
       bermakna sampai jam ke-3 dan menurun
       bermakna pada jam ke 4 pemeriksaan.


                                                   48
3. SST maupun PPT yang disentrifus setelah 3
    jam penurunan kadar glukosa yang
    bermakna.
4. SST dapat direkomendasikan untuk
    mengatasi pemeriksaan glukosa di RSU Dr.
    Soetomo  sentrifugasi 30 menit setelah
    pengambilan darah.




                                          49
    Saran:
    1. Dilakukan penelitian lanjutan stabilitas
       glukosa pada SST maupun PPT
       disentrifus setelah 1 jam dan 2 jam
       pengambilan darah.




                                                  50
51
Faktor yang dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar glukosa darah:

a.   Peningkatan glukosa darah:
     Steroid dan diuretik
     Kehamilan
     Tindakan pembedahan dan anestesi
     Obesitas
     Mendapatkan glukosa parenteral
     Perokok berat
b. Penurunan Glukosa darah:
     Hematokrit >55%
     latihan berat
     Dosis toksik aspirin dan acetaminofen
     obat: etanol, quinine dan haloperidol   52
Tahap pemeriksaan glukosa darah

Ada 3 tahap:
1. Tahap preanalitik
2. Tahap analitik
3. Tahap pasca analitik




                                  53
1. Tahap Pre analitik


Persiapan pasien faktor fisiologik dan
  patofisiologik yang mempengaruhi:
    makanan             keadaan klinis demam
    kopi                puasa
    merokok             kerja/ latihan jasmani
    alkohol             stress mental
    obat-obatan         ketaatan pasien



                                                 54
2. Tahap Analitik
Metode yang digunakan dalam mengukur
konsentrasi glukosa dalam darah:
         Benedict’s (copper reduction)
         Glucose Oxidase (oxigen consumption)
         Glucose oxidase coupled with enzymatic reaction
          (“Trinder”)
         Hexokinase coupled with enzymatic      reaction
         Glucose dehydrogenase

 3. Tahap pasca analitik
         mencakup pencatatan dan pelaporan suatu hasil
         pemeriksaan laboratorium.
                                                            55
Cara memperoleh serum dengan menggunakan
tabung SST

    1.Darah dimasukkan kedalam tabung  bolak-
      balik tabung 5x
    2.Biarkan membeku minimal 30 menit dalam
      posisi vertikal
    3.Sentrifus pada kecepatan maksimal (antara
      1100 dan 1300 RCF) 10 menit (swing
      head) atau 15 menit (fixed angle) dengan
      tabung balance dalam sentrifus.
    4.Transport tabung yang sudah disentrifus ke
      laboratorium.

                                              56
Cara memperoleh serum dengan menggunakan
                tabung PPT

1.Darah dimasukkan kedalam tabung  bolak-
    balik tabung 5x
2.Biarkan membeku minimal 30 menit dalam
    posisi vertikal
3.Sentrifuse pada kecepatan maksimal (1000 RCF)
     10 menit (swing head) atau 15 menit (fixed
    angle) dengan tabung balance dalam sentrifus.
4.Serum harus segera dipindahkan kedalam tabung
    yang lain.

                                               57
Gambar 1. Cara memperoleh serum dengan tabung SST.
                                                     58
Disentrifus setelah 3
                     jam                                    Disentrifus setelah 30 menit
No sampel
            SST           PPT                    SST                                        PPT
                                     0     1     2     3          4         0         1     2     3       4
                                     jam   jam   jam   jam        jam       jam       jam   jam   jam     jam
    1       83            75         90    90    82    81         85        100       85    77    77      79

    2       35            33         71    64    51    58         52        60        60    46    44      49
    3       68            66         95    94    94    92         93        99        79    83    82      89
    4       54            49         71    72    72    70         72        67        40    56    48      50
    5       120           119        165   163   165   164        154       156       148   126   117     81

    6       80            85         102   113   104   111        104       105       102   102   104     97

    7       109           108        128   115   120   129        129       123       121   120   114     121

    8       65            66         82    81    83    82         89        82        80    80    83      80
    9       129           125        138   134   136   134        137       142       134   136   133     131

   10       65            60         71    68    70    67         68        73        71    70    69      70
   11       95            92         102   99    98    98         96        101       94    96    94      92

   12       72            70         85    82    83    83         82        81        78    75    74      68
   13       78            76         81    81    80    81         80        81        78    73    75      68
   14       81            81         90    89    94    87         89        90        88    83    79      77
   15       74            78         84    81    82    82         82        88        85    79    72      65
   16       61            61         71    66    68    67         66        63        60    63    62      56
   17       84            93         94    91    89    86         98        88        86    88    84      83
   18       94            94         105   104   106   112        110       104       100   101   96      94

   19       89            87         98    102   95    96         105       95        93    91    89      77

   20       76            74         91    90    89    94         90        94        90    80    77    5976
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Contenu connexe

Tendances

021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docxTyanBagoes
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4tristyanto
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumIceteacassie
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITBiokimiaFKUI
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Mursyida Muzar
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumBambang Fadhil
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaDiana Arwati
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrsriski albughari
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinfikri asyura
 

Tendances (20)

021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Ti16
Ti16Ti16
Ti16
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratorium
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 
Fosfat
FosfatFosfat
Fosfat
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuria
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
Bun
BunBun
Bun
 

Similaire à STABILITAS GLUKOSA

PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)Riskymessyana99
 
Pengumpulan Darah laboratorium klinik juga
Pengumpulan Darah laboratorium klinik jugaPengumpulan Darah laboratorium klinik juga
Pengumpulan Darah laboratorium klinik jugaIkaYasmaYanti1
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttDiana Arwati
 
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.pptSunny92x
 
Praktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.sarasPraktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.sarasNheeya Warz
 
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...Windy Wulandari
 
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...YoanRahmah
 
Pemeriksaan dan ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro Spinal 1.pptx
Pemeriksaan dan  ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro  Spinal  1.pptxPemeriksaan dan  ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro  Spinal  1.pptx
Pemeriksaan dan ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro Spinal 1.pptxpudjo3
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxKennyJap1
 

Similaire à STABILITAS GLUKOSA (20)

Tutor hema hotim
Tutor hema hotimTutor hema hotim
Tutor hema hotim
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
 
Pengumpulan Darah laboratorium klinik juga
Pengumpulan Darah laboratorium klinik jugaPengumpulan Darah laboratorium klinik juga
Pengumpulan Darah laboratorium klinik juga
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub aptt
 
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
 
Jurnal club
Jurnal clubJurnal club
Jurnal club
 
Praktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.sarasPraktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.saras
 
11
1111
11
 
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
 
Th3
Th3Th3
Th3
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...
REVISI 4 - Stabilitas Dari Waktu ke Waktu pada Fraksi Trombosit Muda dan Perb...
 
Th1
Th1Th1
Th1
 
Makalah darah
Makalah darahMakalah darah
Makalah darah
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
ba
 ba ba
ba
 
Pemeriksaan dan ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro Spinal 1.pptx
Pemeriksaan dan  ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro  Spinal  1.pptxPemeriksaan dan  ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro  Spinal  1.pptx
Pemeriksaan dan ANALISA CAIRAN Liquor Cerebro Spinal 1.pptx
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
 

Plus de andreei

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18andreei
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17andreei
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15andreei
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14andreei
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13andreei
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10andreei
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8andreei
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7andreei
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6andreei
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5andreei
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologiandreei
 

Plus de andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 

STABILITAS GLUKOSA

  • 1. Uji banding Penggunaan Serum Separator Tube (SST) dan Plus Plastic Tube (PPT) terhadap Stabilitas Glukosa Serum (Penelitian Pendahuluan) Oleh: I Nyoman Wande, dr Pembimbing: Dr. Sidarti Soehita SFHS, dr,MS.,SpPK(K) 1
  • 2. I. Pendahuluan Latar Belakang  Pemeriksaan Glukosa merupakan pemeriksaan yang sering di lakukan.  Bisa diperiksa pada darah utuh, serum atau plasma.  World Health Organization (WHO)  pemakaian sampel plasma untuk diagnosis diabetes melitus 2
  • 3.  Penurunan glukosa serum 5-7%/jam (5-10 mg/dl) jika didiamkan membeku tanpa di sentrifuse pada suhu kamar.  Penurunan glukosa serum 2 mg/dl/jam jika didiamkan pada suhu 4 C.  Boyanton BL dan Blick: serum/ plasma yang lama kontak dengan sel pada suhu kamar  konsentrasi glukosa menurun cepat sampai jam ke 24. 3
  • 4.  Serum yang tidak hemolisis dan bebas dari kontaminasi bakteri  glukosa stabil sampai 8 jam (suhu kamar) dan 72 jam (suhu 4 C).  Leukositosis atau kontaminasi bakteri  Glikolisis invitro lebih tinggi  Pemisahan serum dari sel  dilakukan dalam 30 menit sesudah pengambilan darah. 4
  • 5.  Di RSU Dr. Soetomo: transpor spesimen berkisar antara 2-4 jam setelah sampling dari ruangan.  Lamanya pemisahan serum dengan sel setelah di sentrifuse (rata-rata 60 menit).  Serum yang diperiksa  masuk alat pemeriksaan akan tertunda ( 1,5 jam setelah disentrifus). 5
  • 6.  Serum Separator Tube (SST) terdiri dari:  Aktivator bekuan  Gel separator (gel polimer) dengan BJ: 1,04  SST diperkirakan dapat mengurangi perubahan metabolik akibat kontak dengan sel darah.  Tabung ini belum lazim digunakan di Laboratorium Klinik. 6
  • 7. Plus Plastic Tube (PPT): tabung yang sering digunakan pada laboratorium klinik  Mengandung aktivator pembekuan.  Masih ada kontak antara sel darah dengan serum.  Serum perlu dilakukan pemindahan ke tabung lain. 7
  • 8. Rumusan Masalah  Apakah kadar glukosa serum dalam tabung SST lebih stabil dibandingkan dalam tabung PPT? 8
  • 9. Tujuan Penelitian  Umum: mengetahui stabilitas glukosa serum dalam tabung SST dan tabung PPT.  Khusus. a. Stabilitas glukosa serum dalam tabung SST dan PPT pada jam ke-1,2,3, dan ke-4 yang disentrifus 30 menit setelah pengambilan darah. b. Stabilitas glukosa serum pada tabung SST dan PPT yang disentrifus 3 jam setelah pengambilan darah. 9
  • 10. Manfaat Penelitian  Dapat memberi asupan mengenai stabilitas glukosa serum dalam SST dan PPT, sehubungan dengan usaha mengatasi masalah penurunan kadar glukosa darah dalam sampel yang mengalami penundaan pemeriksaan pasca pengambilan darah. 10
  • 11. II. TINJAUAN PUSTAKA  Glukosa dan Metabolisme Glukosa  Glukosa merupakan sumber energi primer untuk tubuh.  Glukosa berasal dari asupan karbohidrat dan konversi glikogen menjadi glukosa oleh hati.  Hormon yang meningkatkan glukosa darah:Insulin  Hormon yang menurunkan glukosa darah: Glukagon, ACTH, cortisol, epinefrin, dan tiroksin. 11
  • 12.  Jenispemeriksaan glukosa darah  waktu pemeriksaan:  Glukosa darah puasa (fasting blood glucose)  Glukosa darah acak (random blood glucose)  Glukosa darah 2 jam setelah makan (2 hour postprandial blood glucose) 12
  • 13.  Lokasi pengambilan sampel darah: vena mediana cubiti, kapiler jari tangan.  Jenis sampel: Plasma, serum dan whole blood (darah utuh). 13
  • 14.  Pengolahan sampel  Proses sebelum sampel dianalisis  Plasma/ serum segera dipisahkan sebelum 1 jam (30 menit)  Jika sampel tidak segera dapat diperiksa  disimpan pada suhu 4 C.  Penggunaan sodium fluoride (NaF) sampel darah dapat mencegah glikolisis dan bersifat antikoagulan lemah. 14
  • 15.  Penambahan NaF pada sampel darah  glukosa bisa stabil selama 3 hari pada suhu kamar.  2 mg potasium oxalate (K2C2O4) + 2 mg NaF per ml darah antiglikolisis dan antikoagulan.  NaF  antikoagulan: dosis 3-4 kali lebih besar. 15
  • 16.  Whole blood: penuruna glukosa 5-10% ( 0,6 mmol/L; 10 mg/dl)  Glukosa serum yang dipisahkan dari sel stabil: suhu kamar (8 jam) suhu 2-4 C (48 jam)  Setelah 48 jam sebaiknya serum ditaruh pada suhu -20 C dalam tabung aliquot. 16
  • 17.  Cara lain untuk menjaga stabilitas glukosa/ mencegah glikolisis  mencegah kontak antara serum dengan sel darah.  Hal ini dapat dilakukan: Segera memisahkan serum dengan sel darah. Menggunakan tabung Serum Separator Tube (SST) 17
  • 18.  SST mengandung gel separator dan aktivator pembekuan (partikel silika).  Tabung plastik (PPT)  hanya mengandung aktivator pembekuan (micronized silica particles).  Kedua tabung terbuat dari PET (polyethylene terephthalate) 18
  • 19. Jenis tabung untuk memperoleh serum No. Jenis tabung Warna tutup Kandungan Kegunaan tabung 1 Serum Gold Gel Chemistry, serologi Separator Tube separator, (HIV, hepatitis, (SST) aktivator antibody testing) pembekuan 2 Plain Plastic Red Aktivator Hepatitis, HIV, blood tube = pembekuan drug screens, Plus Plastic therapeutic drug Tube (PPT) monitoring 3 Plain Glass Red Tanpa Jika penggunaan SST Tube (PGT) aditive tidak memungkinkan atau sering digunakan untuk blood banking. 19
  • 20. III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka konseptual Penggunaan PPT Penggunaan SST Barier mekanis (-) Barier mekanis (+) Kontak antara sel darah Serum terpisah dari dengan serum seiring sel darah dengan lamanya kontak Konsumsi glukosa Glikolisis dan pemakaian oleh sel dihambat glukosa serum Penurunan kadar Glukosa serum stabil glukosa serum 20
  • 21. Hipotesis Penelitian 1. Terdapat penurunan stabilitas glukosa pada PPT yang serumnya tidak dipindahkan  diamati pada jam ke 1,2,3 dan ke 4 setelah disentrifus. 2. Tidak terdapat penurunan stabilitas glukosa pada SST yang serumnya tidak dipindahkan diamati pada jam ke 1,2,3 dan ke 4 setelah disentrifus. 21
  • 22. 3. Terdapat penurunan kadar glukosa pada SST yang disentrifus setelah 3 jam pengambilan darah. 4. Terdapat penurunan kadar glukosa pada PPT yang disentrifus setelah 3 jam pengambilan darah. 22
  • 23. Bahan dan alat:  BD vacutainer®SSTTM dan BD vacutainer® Plus Plastic Tube (PPT)  Multi sampling needle dan standart tube holder  Sentrifus, rak tabung, waterbath  Photometer 5010 Robert Riele KG  Reagen Human® Glucose Liquicolor. Catalog no. 10260.  Glukosa standar 100 mg/dl. Catalog no. 10123.  Pipet otomatik 10µl dan 1000 µl beserta tips  Tabung reaksi ukuran 75x12 mm 23
  • 24.  Penelitiandilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik RSU Dr. Soetomo Surabaya.  Dilaksanakan selama bulan November sampai Desember 2006. 24
  • 25.  Prosedur pengambilan dan pengolahan sampel: 1. Sukarelawan diberikan penjelasan  darah diambil pada vena mediana cubiti, 2. Darah dimasukkan  2 tabung SST dan 2 tabung PPT  bolak balik 5x, 3. Biarkan selama 30 menit ( SST1 dan PPT1) dan 3 jam (SST2 dan PPT2), 4. Disentrifus dengan kecepatan maksimal (1100 RCF) 15 menit, 5. Biarkan serum pada masing-masing tabung, 6. Diperiksa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 25
  • 26. Prosedur pemeriksaan glukosa dengan metode GOD- PAP tanpa deproteinisasi (Reagen Human®) 10µl serum sampel + 1000µl reagen Glucose liquicolor Masukkan kedalam tabung reaksi Campur dengan menggoyang tabung reaksi, Inkubasi pada waterbath selama 5 menit (suhu 370C) Baca absorbance dengan alat photometer 5010 Hasil dalam bentuk print out dengan satuan mg/dl 26
  • 27. Kerangka alur penelitian 20 sampel darah SST2 SST1 PPT1 PPT2 (disentrifus 3 (disentrifus 30 (disentrifus 30 (disentrifus 3 jam pasca menit pasca menit pasca jam pasca pengambilan) pengambilan) pengambilan) pengambilan) Glukosa 0 Glukosa 0 Glukosa 0 Glukosa 0 jam setelah jam, 1 jam, 2 jam, 1 jam, 2 jam setelah disentrifus jam, 3 jam jam, 3 jam disentrifus dan 4 jam dan 4 jam setelah setelah disentrifus disentrifus 27
  • 28. IV. METODE PENELITIAN  Penelitian observasional longitudinal.  Populasi  PPDS, karyawan, pasien yang datang ke Laboratorium PK RSU. Dr. Soetomo.  Sukarelawan yang mengkonsumsi antikoagulan dikeluarkan dari penelitian  Sampel: spesimen darah dari 20 orang yang bersedia mengikuti penelitian.  Sampel ditolak Bila:  Hemolisis.  Gel tidak dapat memisahkan serum dengan sel darah (pada tabung SST). 28
  • 29.  Presisi dan Akurasi pemeriksaan glukosa dengan alat photometer 5010  Presisi: memeriksa secara duplikat 20 sampel serum pasien.  Akurasi: memeriksa secara replikat assayed sera dari Precinorm U sebanyak 10 kali. 29
  • 30.  Analisis data  Data dianalisis dengan uji normalitas  tes non parametrik Kolmoskov- Smirnov (KS)  Dilanjutkan dengan uji Anova diikuti LSD (Least Square Different)  Tingkat kemaknaan  P<0,05  Dikerjakan dengan SPSS versi 10 30
  • 31. V. HASIL  Presisi pemeriksaan glukosa dengan alat fotometer 5010 Robert Riele KG: Mean: 113 mg/dl; SD= 2,34 mg/dl; CV= 2,07%  Akurasi pemeriksaan glukosa dengan alat fotometer 5010 Robert Riele KG : Range precinorm U : 77,3-104,9 mg/dl Mean precinorm U : 91,1 mg/dl Mean hasil Pemeriksaan: 93.9 mg/dl Inakurasi : 3,07%  Presisi dan akurasi alat: baik 31
  • 32. Hasil Penelitian  Dua sampel darah tidak memenuhi syarat:  Hemolisis (2 PPT)  Serum tidak dapat dipisahkan oleh gel (2 SST)  20 sampel darah diperiksa kadar glukosa serum:  SST1 dan PPT1  jam ke-0,1,2,3 dan jam ke-4  SST2 dan PPT2  jam ke-0 32
  • 33. Tabel 3. Distribusi hasil penelitian stabilitas glukosa pada tabung SST dan tabung PPT Kelompok N Mean Standar Standart (mg/dl) deviasi error (SD) SST2, jam ke 0 20 80,60 21,93 4,90 SST1, jam ke 0 20 95,70 24,05 5,38 SST1, jam ke 1 20 93,95 23,97 5,36 SST1, jam ke 2 20 93,05 25,22 5,64 SST1, jam ke 3 20 93,70 25,70 5,75 SST1, jam ke 4 20 94,05 24,61 5,50 PPT2, jam ke 0 20 79,60 22,26 4,98 PPT1, jam ke 0 20 94,60 24,25 5,42 PPT1, jam ke 1 20 88,60 24,85 5,56 PPT1, jam ke 2 20 86,25 22,55 5,04 PPT1, jam ke 3 20 83,65 21,90 4,89 PPT1, jam ke 4 20 78,95 20,47 4,58 33
  • 34.  Ujinormalitas dengan tes non parametrik KS  semua kelompok tes berdistribusi normal.  Kadar glukosa pada SST1: tidak ada perbedaan bermakna dengan nilai baseline jam ke-4 pemeriksaan (P>0,05).  Kadar glukosa pada SST2 menurun bermakna terhadap SST1 jam ke-0 (P=0,044). 34
  • 35.  Kadar glukosa pada PPT1 penurunan yang tidak bermakna:  Jam ke-1 (P=0,421)  Jam ke-2 (P=0,263)  Jam ke 3 (P=0,143)  Pada jam ke-4 menurun secara bermakna (P=0,037).  Kadar glukosa pada PPT2 menurun bermakna terhadap PPT1 jam ke-0 (P=0,045). 35
  • 36.  Kadar glukosa pada PPT2 dan SST2  perbedaan tidak bermakna (P=0,893).  Kadar glukosa pada PPT1 dan SST1 jam ke-0  perbedaan tidak bermakna (P=0,883). 36
  • 37. Tabel 4. Perbandingan stabilitas glukosa serum antar kelompok penelitian. Kelompok A Kelompok B Mean of Difference P (A-B) SST1, jam ke 0 SST2, jam ke 0 15,10 0,044 SST1, jam ke 0 SST1, jam ke 1 1,75 0,814 SST1, jam ke 0 SST1, jam ke 2 2,65 0,722 SST1, jam ke 0 SST1, jam ke 3 2,00 0,788 SST1, jam ke 0 SST1, jam ke 4 1,65 0,825 PPT1, jam ke 0 PPT2, jam ke 0 15,00 0,045 PPT1, jam ke 0 PPT1, jam ke 1 6,00 0,421 PPT1, jam ke 0 PPT1, jam ke 2 8,35 0,263 PPT1, jam ke 0 PPT1, jam ke 3 10,95 0,143 PPT1, jam ke 0 PPT1, jam ke 4 15,65 0,037 PPT2, jam ke 0 SST2, jam ke 0 -1,00 0,893 PPT1, jam ke 0 SST1, jam ke 0 -1,10 0,883 * Mean of Difference bermakna jika P<0,05 37
  • 38. 100 90 Mean of glukosa 80 70 Kelompok pemeriksaan Grafik 1. Mean plots pemeriksaan glukosa serum 38
  • 39. VI. PEMBAHASAN  Masalah umum  tertundanya setrifugasi sampel pemeriksaan.  Plasma/ serum lama kontak dengan sel darah  Terjadinya konsumsi/glikolisis oleh sel darah.  Glukosa dalam serum/plasma  stabilitasnya menurun. 39
  • 40.  Serum Separator Tube (SST):  Gel polimer (berat jenis 1,04),  Berfungsi sebagai barier mekanis antara serum dengan sel darah,  Glikolisis oleh sel darah dihambat.  Dilapisi dengan partikel silika  berfungsi sebagai aktivator pembekuan. 40
  • 41.  Plus Plastic Tube (PPT):  Sering digunakan di laboratorium klinik,  Mengandung aktivator pembekuan,  Masih ada kontak antara serum dengan sel darah. 41
  • 42. Boyanton BL dan Blick KE, 2002:  Serum dibiarkan kontak lama dengan sel darah pada suhu kamar, kadar glukosa menurun cepat  jam ke-24,  Kemudian penurunan lebih lambat sampai jam ke-56.  Selama 56 jam, total penurunan 3,6 mmol/l (serum) dan 5,6 mmol/l (plasma).  Lamanya kontak  terjadinya peningkatan glikolisis oleh sel darah tersebut. 42
  • 43. Miles RR dkk, 2004:  Pemisahan komponen serum/plasma dengan sel sebaiknya dalam waktu 60 menit,  Stabilitas analit khususnya glukosa dapat dijaga.  Kadar glukosa pada plasma lebih rendah daripada serum,  Disebabkan adanya perpindahan cairan dari eritrosit ke cairan plasma yang diakibatkan oleh antikoagulan. 43
  • 44. Graham P dkk, 2003:  Kadar glukosa  SST stabilitasnya lebih baik dibandingkan dengan tabung tanpa gel separator.  Kadar glukosa stabil selama 3 hari pada SST yang disimpan pada suhu kamar.  Plasma separator tube: kadar glukosa stabil hanya 1 hari.  Penggunaan tabung dengan gel separator tidak diperbolehkan disentrifus ulang. 44
  • 45.  Magee LS, 2005:  Sentrifus dilakukan segera setelah darah membeku  Pemisahan serum maksimal 2 jam setelah darah diambil  Glukosa serum stabil: 8 jam (suhu kamar) 48 jam (suhu 2-4 C) 45
  • 46. Hasil penelitian ini: Setrifuse 30 menit setelah pengambilan darah:  Kadar glukosa pada SST stabil  jam ke-4 pemeriksaan (P>0,05).  Kadar glukosa pada PPT  penurunan tidak bermakna sampai jam ke-3 (P>0,05),  Penurunan bermakna pada jam ke-4 pemeriksaan (P=0,037). 46
  • 47. Sentrifus 3 jam setelah pengambilan darah:  Kadar glukosa pada SST maupun PPT menunjukkan penurunan yang bermakna terhadap nilai baseline  SST (P=0,044) dan PPT (P=0,045)  Semakin lama kontak antara serum dengan sel darah glikolisis akan semakin meningkat. 47
  • 48. KESIMPULAN DAN SARAN  Kesimpulan: 1. Kadar glukosa pada SST yang disentrifus setelah 30 menit  stabilitas baik sampai jam ke-4. 2. Kadar glukosa pada PPT yang disentifus setelah 30 menit  penurunan tidak bermakna sampai jam ke-3 dan menurun bermakna pada jam ke 4 pemeriksaan. 48
  • 49. 3. SST maupun PPT yang disentrifus setelah 3 jam penurunan kadar glukosa yang bermakna. 4. SST dapat direkomendasikan untuk mengatasi pemeriksaan glukosa di RSU Dr. Soetomo  sentrifugasi 30 menit setelah pengambilan darah. 49
  • 50. Saran: 1. Dilakukan penelitian lanjutan stabilitas glukosa pada SST maupun PPT disentrifus setelah 1 jam dan 2 jam pengambilan darah. 50
  • 51. 51
  • 52. Faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar glukosa darah: a. Peningkatan glukosa darah: Steroid dan diuretik Kehamilan Tindakan pembedahan dan anestesi Obesitas Mendapatkan glukosa parenteral Perokok berat b. Penurunan Glukosa darah: Hematokrit >55% latihan berat Dosis toksik aspirin dan acetaminofen obat: etanol, quinine dan haloperidol 52
  • 53. Tahap pemeriksaan glukosa darah Ada 3 tahap: 1. Tahap preanalitik 2. Tahap analitik 3. Tahap pasca analitik 53
  • 54. 1. Tahap Pre analitik Persiapan pasien faktor fisiologik dan patofisiologik yang mempengaruhi: makanan keadaan klinis demam kopi puasa merokok kerja/ latihan jasmani alkohol stress mental obat-obatan ketaatan pasien 54
  • 55. 2. Tahap Analitik Metode yang digunakan dalam mengukur konsentrasi glukosa dalam darah:  Benedict’s (copper reduction)  Glucose Oxidase (oxigen consumption)  Glucose oxidase coupled with enzymatic reaction (“Trinder”)  Hexokinase coupled with enzymatic reaction  Glucose dehydrogenase 3. Tahap pasca analitik mencakup pencatatan dan pelaporan suatu hasil pemeriksaan laboratorium. 55
  • 56. Cara memperoleh serum dengan menggunakan tabung SST 1.Darah dimasukkan kedalam tabung  bolak- balik tabung 5x 2.Biarkan membeku minimal 30 menit dalam posisi vertikal 3.Sentrifus pada kecepatan maksimal (antara 1100 dan 1300 RCF) 10 menit (swing head) atau 15 menit (fixed angle) dengan tabung balance dalam sentrifus. 4.Transport tabung yang sudah disentrifus ke laboratorium. 56
  • 57. Cara memperoleh serum dengan menggunakan tabung PPT 1.Darah dimasukkan kedalam tabung  bolak- balik tabung 5x 2.Biarkan membeku minimal 30 menit dalam posisi vertikal 3.Sentrifuse pada kecepatan maksimal (1000 RCF)  10 menit (swing head) atau 15 menit (fixed angle) dengan tabung balance dalam sentrifus. 4.Serum harus segera dipindahkan kedalam tabung yang lain. 57
  • 58. Gambar 1. Cara memperoleh serum dengan tabung SST. 58
  • 59. Disentrifus setelah 3 jam Disentrifus setelah 30 menit No sampel SST PPT SST PPT 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam 1 83 75 90 90 82 81 85 100 85 77 77 79 2 35 33 71 64 51 58 52 60 60 46 44 49 3 68 66 95 94 94 92 93 99 79 83 82 89 4 54 49 71 72 72 70 72 67 40 56 48 50 5 120 119 165 163 165 164 154 156 148 126 117 81 6 80 85 102 113 104 111 104 105 102 102 104 97 7 109 108 128 115 120 129 129 123 121 120 114 121 8 65 66 82 81 83 82 89 82 80 80 83 80 9 129 125 138 134 136 134 137 142 134 136 133 131 10 65 60 71 68 70 67 68 73 71 70 69 70 11 95 92 102 99 98 98 96 101 94 96 94 92 12 72 70 85 82 83 83 82 81 78 75 74 68 13 78 76 81 81 80 81 80 81 78 73 75 68 14 81 81 90 89 94 87 89 90 88 83 79 77 15 74 78 84 81 82 82 82 88 85 79 72 65 16 61 61 71 66 68 67 66 63 60 63 62 56 17 84 93 94 91 89 86 98 88 86 88 84 83 18 94 94 105 104 106 112 110 104 100 101 96 94 19 89 87 98 102 95 96 105 95 93 91 89 77 20 76 74 91 90 89 94 90 94 90 80 77 5976
  • 60. 60
  • 61. 61
  • 62. 62
  • 63. 63
  • 64. 64
  • 65. 65
  • 66. 66
  • 67. 67
  • 68. 68
  • 69. 69