SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  62
TINJAUAN  PUSTAKA  KIMIA  KLINIK Aspek Klinis dan Laboratorium Hipotiroidisme Suluh Widyanarwan,dr/ Dr.Sidarti Soehita SFHS,M.S,dr.SpPK(K)
Pendahuluan 2 Kelenjar Tiroid ,[object Object]
Mensekresi  2 macam hormon tiroid  yaitu 3,5,3’,5’ tetraiodotironine (T4)   dan 3,5,3” (T3)
Fungsi hormon tiroid mengatur metabolisme, mengatur homeostasis dan membantu proses pertumbuhan,[object Object]
Insidens hipertiroidisme dan hipotiroidisme 2 dan 1% dr populasi seluruh dunia, wanita : pria = 1: 10
Bisa merupakan penyakit serius bahkan mengancam jiwa
Gejala dan tanda mudah diketahui dan dikenalikeadaan subklinis lebih sulit diketahui 3
Pendahuluan Kelainan Hormon Tiroid ,[object Object]
Evaluasi Px dicurigai hipotiroidisme, mulai ditemukannya tanda hipotiroidisme
Diagnosis didasarkan klinis dan laboratorium4
Produksi dan sekresi hormon tiroid Gambar 2. Folikel kelenjar tiroid (Paulev.2000) Merupakan unit fungsional klj tiroid Terdiri dr satu lapis epitel kubus Didalamnya berupa koloid yg banyak berisi tiroglobulin (Tg)
Produksi dan sekresi hormon tiroid
Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid Iodium dr makanan mengalami reaksi reduksi menjadi I- dlm sal cerna, diabsorbsi masuk sirkulasi 2.Iodida msk sel folikel melawan gradien elektrokimia dg Na+-I-simport (NIS) dg energi dr ATP. Dari folikel Iodida masuk kedalam koloid , mengalami oksidasi oleh H2O2  dg katalis TPO menjadi atom/ molekul Iodium (I0  /I2  )
Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid Pada membran apeks sel folikel, Iodium terikat pd unit tirosin (L-tyrosine) pd tiroglobulin pd 1 atau 2 posisi membentuk mono-iodotirosin (MIT) atau di-iodotirosin (DIT).  MIT dpt bergabung dg DIT membentuk tri iodotironin (3,5,3’-T3), dua molekul DIT bergabung membentuk tetra-iodotironin (T4).  	DIT bergabung MIT membentuk reverse T3 (3,3’,5’-T3) yg merupakan hormon inaktif (dlm jumlah kecil).
Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid 5. Tiroglobulin kembali masuk sel folikel sbg    Colloid droplets , bergabung dg lisosome membentuk fagolisosom.  Lisosomal exopeptidase memecah ikatan antara  tiroglobulin dg T4 atau T3. T4 dan T3 masuk sirkulasi, Tg kembali masuk kedalm sel folikel Juga dilepaskan MIT dan DIT  deiodinasi oleh enzim deiodinase Iodida dpt digunakan lagi.
Regulasi produksi & sekresi hormon tiroid Gambar 3. Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid
[object Object]
Kadar T4 dan T3 disirkulasi meningkat, dikenali reseptor pada hipofisis & hipotalamus  sekresi TSH dan TRH menurun (negative feedback)
Kadar T4 dan T3 disirkulasi rendah, hipofisis meningkatkan sekresi TSH  produksi hormon tiroid meningkat Regulasi produksi hormon tiroid
Metabolisme hormon tiroid ,[object Object]
Albumin memiliki afinitas tinggi dg T3 berikatan lbh lemah
 ± 70% T4 dan 20% T3 terikat dengan TBG , sisanya dengan thyroxine binding albumin (TBA) dan transtiretin. 12
[object Object]
Beberapa molekul bergabung dg sulfat & asam glukoronat  diekskresi melalui empedu  dalam usus sebagian besar dihidrolisis & hormon direabsorbsi kedalam sirkulasi masuk sirkulasi enterohepatik
Waktu paruh T4 :7 hari, T3: 24 jamMetabolisme hormon tiroid 13
Sindroma klinis ok. defisiensi hormon tiroid anak : komplikasi serius retardasi mental HIPO TIROIDISME Dewasa : miksedema Salah satu kel tiroid tersering Primer , sentral , subklinis
Hipotiroidisme ,[object Object]
Lebih jarang : penurunan stimulasi o/ TSH  hipotiroidisme sentral/hipotiroidisme sekunder atau hipotiroidisme hipotropik
Penyebab tersering :
Dibeberapa negara :defisiensi iodium
Daerah dengan asupan  iodium  cukup: tiroiditis autoimun kronis,[object Object]
Gambaran klinis hipotiroidisme ,[object Object]
Gambaran klinis hipotiroidisme mempunyai spektrum  sangat luas, beberapa penderita dg gejala & tanda yang jelas, yg lainnya menunjukkan gejala & tanda sangat sedikit/ tidak tampak sama sekali  hipotiroidisme subklinis.
Gejala dan tanda hipitiroidisme (tabel 2) ,[object Object]
Klasifikasi hipotiroidisme Primer Sentral  Subklinis TSH meningkat, hormon tiroid normal   Gejala Klinis -   Prevalensi 1-10% Terbanyak pd wanita > 60 tahun Sering ditemukan scr tdk sengaja  Kelainan pd klj   tiroid Pd populasi defisiensi maupun cukup iodium Penyebab tersering : tiroiditis autoimun kronis, Tx ablasi I131, Tx radiasi eksternal Stimulasi TSH < Kelainan hipofisis / hipotalamus Jarang merupakan kelainan tunggal
Tabel 3. Penyebab hipotiroidisme sentral (Lania. 2008)
Diagnosis hipotiroidisme ,[object Object]
Ketepatan diagnosis  :  perlu ketelitian dari pemeriksaan klinis & laboratorium yang biasa digunakan (TSH dan free thyroxine ( fT4 )) pd penderita  yang beresiko hipotiroidisme,[object Object]
Periksa TSH Normal Meningkat Periksa free T4 Ya Rendah Tidak Normal Periksa free T4 Hipotiroidisme ringan r Stop Hipotiroidisme primer Normal Rendah TPO Ab + TPO Ab - TPO Ab – or Gejala + TPO Ab – or Gejala - Stop Rule out sebab hipotiroidisme lainnya Hipotiroidisme autoimun Rule out pengaruh obat, euthyroid syndrome & evaluasi fungsi hipofisis anterior Follow up  tiap tahun Terapi T4 Terapi T4 Dugaan kelainan hipofisis Gambar 4.  Algoritme pemeriksaan  penderita   diduga hipotiroidisme 	   	(Harrison’s.2008) 23
Pemeriksaan TSH metode Chemiluminescence ,[object Object]
TSH dlm sampel bereaksi secara simultan dengan kedua antibodi, molekul TSH  terikat diantara antibodi fase padat dan antibodi berlabel enzim membentuk sandwich
Setelah inkubasi selama 60 menit/suhu ruangan, sumuran dicuci 5x  dengan larutan pencuci untuk melepaskan anti-TSH berlabel enzim yang tidak terikat 24
ChemiluminescenceTSH ,[object Object]
Intensitas cahaya yang berpendar setara dengan jumlah enzim yang ada dan berkorelasi langsung dengan jumlah TSH pada sampel
Hasil dinyatakan dalam µIU/mlNilai rujukan : 0,4 – 7,0 µIU/ml Daya lacak minimal : 0,2 µIU/ml 25
Chemiluminescence T4 ,[object Object]
ditambahkan serum penderita dan T4  berlabel enzim dengan horseradish peroxidase pada sumuran
Selama inkubasi, T4  pada sampel dan T4 yang berlabel enzim berkompetisi dalam mengikat antibodi anti T4  pada fase padat26
T4 Chemiliminescence ,[object Object]
Larutan substrat chemiluminescence ditambahkan,  stl inkubasi relative light units(RLU) dibaca dg luminometer.
Intensitas cahaya yang berpendar setara dengan jumlah enzim yang ada dan berkorelasi langsung dengan jumlah T4 pada sampel.
 Hasil dinyatakan dalam µg/dl. Nilai rujukan : 5,0 – 13,0 µg/dl 27
fT4 Chemiluminescence ,[object Object]
Hampir semua T4 terikat TBG,±0.03% sebagai T4 yang bebas (fT4) hormon yang aktif.
Kadar fT4
 imunoasai
estimasi dg free thyroxine index (dr total T4 dan T4  yang tidak terikat protein serum)28
fT4 Chemiluminescence Prinsip pemeriksaan T4 bebas adalah dengan  CLIA  kompetitif . Reaksinya sebagai berikut : ka 	EnzAg + Ag + AbC.W+ Ag              EnzAgAbC.W + AgAbC.W                                                          k-a AbC.W.                 = Antibodi Monospesifikyang dilapis pada sumuran(dalam jumlah konstan)  Ag  		= Antigen pada serum yang akan diukur EnzAg= antigen yang berlabel enzim ( jumlah konstan ) AgAbC.W.  	= kompleks antigen-antibodi EnzAgAbC.W. 	= kompleks antigen yang berlabel enzim – antibodi  ka    	= konstanta asosiasi  k‑a  	= konstanta disasosiasi  K = ka / k-a 	= konstanta keseimbangan 29
[object Object]
Aktivitas enzim pada fraksi ikatan antibodi –antigen berlabel enzim berbanding terbalik dg kadar antigen bebas.
Dengan  beberapa  serum referens fT4 yang kadarnya berbeda-beda dibuat kurva konsentrasi antigen bebas dapat diketahui.
Hasil dinyatakan dalam ng/dl.

Contenu connexe

Tendances (20)

Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
 
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 2
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rkk22
Rkk22Rkk22
Rkk22
 
Ti16
Ti16Ti16
Ti16
 
Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Toxoplasmosis
ToxoplasmosisToxoplasmosis
Toxoplasmosis
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikDemam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 

Similaire à HIPOTIROIDISME

181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-pptElvira Cesarena
 
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdfHidayat14522
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Dedi Kun
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptxrisazn
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidismedisgadis91
 
Presentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaPresentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaAnaFitrianana
 
151685599 hipotiroid
151685599 hipotiroid151685599 hipotiroid
151685599 hipotiroidernitatarigan
 
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...nor rahmah
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidismenurfitrilandu
 
Fisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioidFisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioidHari Subagiyo
 

Similaire à HIPOTIROIDISME (20)

Tiroid
TiroidTiroid
Tiroid
 
132046829 tiroid
132046829 tiroid132046829 tiroid
132046829 tiroid
 
132046829 tiroid-2
132046829 tiroid-2132046829 tiroid-2
132046829 tiroid-2
 
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
 
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
 
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
5130021009_Hidayat_Latman_SK 3.pdf
 
Kelainan tiroid
Kelainan tiroidKelainan tiroid
Kelainan tiroid
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2
 
Tiroid dan antitiroid
Tiroid dan antitiroid Tiroid dan antitiroid
Tiroid dan antitiroid
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
 
Hipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigmHipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigm
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme
 
Presentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaPresentation biolo gi ana
Presentation biolo gi ana
 
151685599 hipotiroid
151685599 hipotiroid151685599 hipotiroid
151685599 hipotiroid
 
Askep hipertiroid
Askep hipertiroidAskep hipertiroid
Askep hipertiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme
 
Fisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioidFisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioid
 

Plus de andreei

Plus de andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

HIPOTIROIDISME

  • 1. TINJAUAN PUSTAKA KIMIA KLINIK Aspek Klinis dan Laboratorium Hipotiroidisme Suluh Widyanarwan,dr/ Dr.Sidarti Soehita SFHS,M.S,dr.SpPK(K)
  • 2.
  • 3. Mensekresi 2 macam hormon tiroid yaitu 3,5,3’,5’ tetraiodotironine (T4) dan 3,5,3” (T3)
  • 4.
  • 5. Insidens hipertiroidisme dan hipotiroidisme 2 dan 1% dr populasi seluruh dunia, wanita : pria = 1: 10
  • 6. Bisa merupakan penyakit serius bahkan mengancam jiwa
  • 7. Gejala dan tanda mudah diketahui dan dikenalikeadaan subklinis lebih sulit diketahui 3
  • 8.
  • 9. Evaluasi Px dicurigai hipotiroidisme, mulai ditemukannya tanda hipotiroidisme
  • 10. Diagnosis didasarkan klinis dan laboratorium4
  • 11. Produksi dan sekresi hormon tiroid Gambar 2. Folikel kelenjar tiroid (Paulev.2000) Merupakan unit fungsional klj tiroid Terdiri dr satu lapis epitel kubus Didalamnya berupa koloid yg banyak berisi tiroglobulin (Tg)
  • 12. Produksi dan sekresi hormon tiroid
  • 13. Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid Iodium dr makanan mengalami reaksi reduksi menjadi I- dlm sal cerna, diabsorbsi masuk sirkulasi 2.Iodida msk sel folikel melawan gradien elektrokimia dg Na+-I-simport (NIS) dg energi dr ATP. Dari folikel Iodida masuk kedalam koloid , mengalami oksidasi oleh H2O2 dg katalis TPO menjadi atom/ molekul Iodium (I0 /I2 )
  • 14. Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid Pada membran apeks sel folikel, Iodium terikat pd unit tirosin (L-tyrosine) pd tiroglobulin pd 1 atau 2 posisi membentuk mono-iodotirosin (MIT) atau di-iodotirosin (DIT). MIT dpt bergabung dg DIT membentuk tri iodotironin (3,5,3’-T3), dua molekul DIT bergabung membentuk tetra-iodotironin (T4). DIT bergabung MIT membentuk reverse T3 (3,3’,5’-T3) yg merupakan hormon inaktif (dlm jumlah kecil).
  • 15. Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid 5. Tiroglobulin kembali masuk sel folikel sbg Colloid droplets , bergabung dg lisosome membentuk fagolisosom. Lisosomal exopeptidase memecah ikatan antara tiroglobulin dg T4 atau T3. T4 dan T3 masuk sirkulasi, Tg kembali masuk kedalm sel folikel Juga dilepaskan MIT dan DIT  deiodinasi oleh enzim deiodinase Iodida dpt digunakan lagi.
  • 16. Regulasi produksi & sekresi hormon tiroid Gambar 3. Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid
  • 17.
  • 18. Kadar T4 dan T3 disirkulasi meningkat, dikenali reseptor pada hipofisis & hipotalamus  sekresi TSH dan TRH menurun (negative feedback)
  • 19. Kadar T4 dan T3 disirkulasi rendah, hipofisis meningkatkan sekresi TSH  produksi hormon tiroid meningkat Regulasi produksi hormon tiroid
  • 20.
  • 21. Albumin memiliki afinitas tinggi dg T3 berikatan lbh lemah
  • 22. ± 70% T4 dan 20% T3 terikat dengan TBG , sisanya dengan thyroxine binding albumin (TBA) dan transtiretin. 12
  • 23.
  • 24. Beberapa molekul bergabung dg sulfat & asam glukoronat  diekskresi melalui empedu  dalam usus sebagian besar dihidrolisis & hormon direabsorbsi kedalam sirkulasi masuk sirkulasi enterohepatik
  • 25. Waktu paruh T4 :7 hari, T3: 24 jamMetabolisme hormon tiroid 13
  • 26. Sindroma klinis ok. defisiensi hormon tiroid anak : komplikasi serius retardasi mental HIPO TIROIDISME Dewasa : miksedema Salah satu kel tiroid tersering Primer , sentral , subklinis
  • 27.
  • 28. Lebih jarang : penurunan stimulasi o/ TSH  hipotiroidisme sentral/hipotiroidisme sekunder atau hipotiroidisme hipotropik
  • 31.
  • 32.
  • 33. Gambaran klinis hipotiroidisme mempunyai spektrum sangat luas, beberapa penderita dg gejala & tanda yang jelas, yg lainnya menunjukkan gejala & tanda sangat sedikit/ tidak tampak sama sekali  hipotiroidisme subklinis.
  • 34.
  • 35. Klasifikasi hipotiroidisme Primer Sentral Subklinis TSH meningkat, hormon tiroid normal Gejala Klinis - Prevalensi 1-10% Terbanyak pd wanita > 60 tahun Sering ditemukan scr tdk sengaja Kelainan pd klj tiroid Pd populasi defisiensi maupun cukup iodium Penyebab tersering : tiroiditis autoimun kronis, Tx ablasi I131, Tx radiasi eksternal Stimulasi TSH < Kelainan hipofisis / hipotalamus Jarang merupakan kelainan tunggal
  • 36. Tabel 3. Penyebab hipotiroidisme sentral (Lania. 2008)
  • 37.
  • 38.
  • 39. Periksa TSH Normal Meningkat Periksa free T4 Ya Rendah Tidak Normal Periksa free T4 Hipotiroidisme ringan r Stop Hipotiroidisme primer Normal Rendah TPO Ab + TPO Ab - TPO Ab – or Gejala + TPO Ab – or Gejala - Stop Rule out sebab hipotiroidisme lainnya Hipotiroidisme autoimun Rule out pengaruh obat, euthyroid syndrome & evaluasi fungsi hipofisis anterior Follow up tiap tahun Terapi T4 Terapi T4 Dugaan kelainan hipofisis Gambar 4. Algoritme pemeriksaan penderita diduga hipotiroidisme (Harrison’s.2008) 23
  • 40.
  • 41. TSH dlm sampel bereaksi secara simultan dengan kedua antibodi, molekul TSH terikat diantara antibodi fase padat dan antibodi berlabel enzim membentuk sandwich
  • 42. Setelah inkubasi selama 60 menit/suhu ruangan, sumuran dicuci 5x dengan larutan pencuci untuk melepaskan anti-TSH berlabel enzim yang tidak terikat 24
  • 43.
  • 44. Intensitas cahaya yang berpendar setara dengan jumlah enzim yang ada dan berkorelasi langsung dengan jumlah TSH pada sampel
  • 45. Hasil dinyatakan dalam µIU/mlNilai rujukan : 0,4 – 7,0 µIU/ml Daya lacak minimal : 0,2 µIU/ml 25
  • 46.
  • 47. ditambahkan serum penderita dan T4 berlabel enzim dengan horseradish peroxidase pada sumuran
  • 48. Selama inkubasi, T4 pada sampel dan T4 yang berlabel enzim berkompetisi dalam mengikat antibodi anti T4 pada fase padat26
  • 49.
  • 50. Larutan substrat chemiluminescence ditambahkan, stl inkubasi relative light units(RLU) dibaca dg luminometer.
  • 51. Intensitas cahaya yang berpendar setara dengan jumlah enzim yang ada dan berkorelasi langsung dengan jumlah T4 pada sampel.
  • 52. Hasil dinyatakan dalam µg/dl. Nilai rujukan : 5,0 – 13,0 µg/dl 27
  • 53.
  • 54. Hampir semua T4 terikat TBG,±0.03% sebagai T4 yang bebas (fT4) hormon yang aktif.
  • 57. estimasi dg free thyroxine index (dr total T4 dan T4 yang tidak terikat protein serum)28
  • 58. fT4 Chemiluminescence Prinsip pemeriksaan T4 bebas adalah dengan CLIA kompetitif . Reaksinya sebagai berikut : ka EnzAg + Ag + AbC.W+ Ag EnzAgAbC.W + AgAbC.W k-a AbC.W. = Antibodi Monospesifikyang dilapis pada sumuran(dalam jumlah konstan) Ag = Antigen pada serum yang akan diukur EnzAg= antigen yang berlabel enzim ( jumlah konstan ) AgAbC.W. = kompleks antigen-antibodi EnzAgAbC.W. = kompleks antigen yang berlabel enzim – antibodi ka = konstanta asosiasi k‑a = konstanta disasosiasi K = ka / k-a = konstanta keseimbangan 29
  • 59.
  • 60. Aktivitas enzim pada fraksi ikatan antibodi –antigen berlabel enzim berbanding terbalik dg kadar antigen bebas.
  • 61. Dengan beberapa serum referens fT4 yang kadarnya berbeda-beda dibuat kurva konsentrasi antigen bebas dapat diketahui.
  • 63. Nilai rujukan : 0,8 – 2,0 ng/dl
  • 64. Sensitivitas : 0,05 ng/dlChemiluminescence fT4
  • 65.
  • 66. Kemudian ditambahkan serum penderita yang akan diukur T3 dan T3 berlabel enzim peroksidase.
  • 67. Selama inkubasi, T3 dalam sampel dan T3 berlabel enzim berkompetisi untuk mengikat antibodi anti T3 pada fase padat.T3 Chemiluminescence
  • 68.
  • 69. Larutan chemiluminescence ditambahkan dan setelah inkubasi ,relative light units(RLU) dibaca dengan luminometer.
  • 71. Nilai rujukan : 0,6 – 2,00 ng/mlT3 Chemiluminescence
  • 72.
  • 73. T3 berlabel enzim saat berikatan dg protein serum(TBG dan albumin) seharusnya tidak terukur
  • 74. Selama pencampuran, antibodi pada fase padat, T3 berlabel enzim dan serum yang mengandung antigen T3 bebas, bereaksi kompetitif untuk berrikatan dg antibodi pd fase padat 33
  • 75. fT3 Chemiluminescence Prinsip pemeriksaan T3 bebas adalah dengan CLIA kompetitif . Reaksinya sebagai berikut : ka EnzAg + Ag + AbC.W+ Ag EnzAgAbC.W + AgAbC.W k-a AbC.W. = Antibodi Monospesifikyang dilapis pada sumuran(dalam jumlah konstan) Ag = Antigen pada serum yang akan diukur EnzAg= antigen yang berlabel enzim (jumlah konstan ) AgAbC.W. = kompleks antigen-antibodi EnzAgAbC.W. = kompleks antigen yang berlabel enzim – antibodi ka = konstanta asosiasi k‑a = konstanta disasosiasi K = ka / k-a = konstanta keseimbangan 34
  • 76.
  • 77. Aktifitas enzim pada fraksi ikatan antibodi -antigen berlabel enzim berbanding terbalik dengan kadar antigen bebas. Dengan menggunakan beberapa serum referens fT3 yang kadarnya berbeda-beda dibuat kurva  konsentrasi antigen bebas dapat diketahui.
  • 79. Nilai rujukan : 0,8 – 2,0 ng/dl
  • 80. Sensitivitas : 0,05 ng/dlChemiluminescence fT3
  • 81. Metode pemeriksaan Chemiluminescence Langkah pemeriksaan 36
  • 82.
  • 83.
  • 84. 38 Tambahkan enzyme conjugate reagent Masukkan 100µl standar, sampel dan kontrol kedalam sumuran Letakkan sumuran pada tempat yang tersedia Buang isi sumuran dan cuci dengan aquadest Inkubasi suhu kamar , 60 menit Campur selama 30 detik Tambahkan 100 µl TMB pd tiap sumuran Tambahkan 100 µl stop solution pd tiap sumuran Campur (15 dtk) Baca absorban λ = 450nm (stl 45 mnt ) Inkubasi suhu kamar , 20menit Metode pemeriksaan Elisa
  • 85.
  • 86. Ketepatan diagnosis hipotiroidisme memerlukan pemeriksaan klinis dan tes laboratorium yang biasa digunakan untuk konfirmasi kelainan ini yaitu TSH dan free thyroxine ( fT4 ).
  • 87.
  • 88.
  • 89. Konsentrasi antibodi anti-TPO serum berhubungan dengan aktifitas dari penyakit tiroiditis autoimun kronis
  • 90.
  • 91. Metode chemiluminescence dengan sensitifitas yang lebih baik dari EIA, mampu mendeteksi kadar anti-TPO subklinis
  • 92. Prinsip reksinya adalah sebagai berikut : ka h-Ab(X-TPO) + BtnAg(TPO) Ab(X-TPO)-BtnAg(TPO) k‑a BtnAg(TPO) = antigen yang dilabel dengan biotin (kadar konstan) h-Ab(X-TPO) = Auto-Antibodi manusia (yang akan diukur Ab(X-TPO)-BtnAg(TPO) = kompleks imun ka = konstanta asosiasi k‑a = konstanta disasosiasi
  • 93. Anti TPO Secara simultan, imun kompleks ini akan terdeposit pada dinding sumuran karena afinitas yang tinggi antara sterptavidin dan biotin. Reaksinya adalah : StreptavidinC.W. = Streptavidin yang dilapispadasumuran Imunkompleks(IC) = komplekssandwich yang terikatpadafasepadat Setelah inkubasi, sumuran dicuci untuk memisahkan komponen yang tidak terikat. Enzyme linked species specific antibody (anti-h-IgG) ditambahkan pada sumuran. Konjugat ini akan mengikat imun kompleks yang sudah terbentuk.
  • 94. Anti TPO I.C. (h- IgG)= imun kompleks ENZAb(X-h-IgG= antibodi yang berlabel enzim (jumlah konstan) ENZAb(X-h-IgG) - I.C. (h- IgG) = kompleks antigen antibodi Anti-h-IgG berlabel enzim yang mengikat kompleks imun pada inkubasi kedua dipisahkan dari bahan yang tidak bereaksi dengan cara dicuci. Aktivitas enzim pada fraksi ini berkorelasi langsung dengan konsentrasi antibodi pada spesimen. Dengan menggunakan beberapa serum referens dari aktivitas antibodi yang diketahui, kurva referensi dapat dibuat dan dengan menggunakan kurva ini kadar antibodi spesimen dapat diketahui
  • 96. FT Index T-Uptake (TU) and total T4 are used to estimate the amount ofcirculating free T4. The estimate, or the FTI, is a normalizedmeasurement that remains relatively constant in healthy individualsand compensates for abnormal levels of binding proteins.Hyperthyroidism causes increased FTI and hypothyroidism causes decreased values. T-Uptake results are changed by drugsor physical conditions that alter the patient's thyroxine-bindingglobulin (TBG) levels, or drugs that compete with endogenousT4 and T3 for protein-binding sites. When serum contains highlevels of T3 and T4 as in hyperthyroidism, fewer unoccupied bindingsites are available. Conversely, in hypothyroidism, more binding sitesare available.
  • 97. FT4I, lab value for T3 uptake combined with total T4; FTI is a clinical parameter measured by RIA, used to evaluate thyroid function, calculated by T4 x %T3RU–resin uptake; the FTI is ↑ in hyperthyroidism and factitious hyperthyroidism and ↓ in hypothyroidism; it is falsely ↑ in heparin therapy and falsely ↓ in phenytoin and valproic acid therapy, and in the euthyroid sick syndrome free thyroxine index
  • 99. Io berikatan dg mol. tirosin pd tiroglobulin T4 MIT & DIT T3 tiroglobulin Tahapan produksi & sekresi hormon tiroid
  • 100. Hipotalamus Hipofisis Tiroid Tetraiodotirosine(T4) Triiodotironine (T3) Mekanisme negative feedback Thyroid Stimulating Hormone (TSH) aktivasi adenyl cyclase &meningkatkancAMP Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) Produksi dan sekresi hormon tiroid 50
  • 101.
  • 102. Koma miksedema : adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati. Ditandai oleh kelemahan progresif, st upor, hipotermia, hipoventilasi, hipoglisemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal Pemeriksaan : bradikardi dari hipotermia berat dengan suhu tubuh mencapai 24°C Patofisiologi koma miksedema menyangkut 3 aspek utama : (1) retensi CO2 dan hipoksia; (2) ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; dan (3) hipotermia.
  • 103. 54 Efek dari TSH terhadap Sel Tiroid A. Perubahan Morfologi Sel Tiroid  menimbulkan pseudopod pada batas sel -koloid, mempercepat resorbsitiroglobulin. Kandungan koloid berkurang. Te tesan koloid in traselular dibentuk dan pembentukan lisosom dirangsang, meningkatkan hidrolisis tiroglobulin . B. Pertumbuhan Sel : Masing-masing sel t iroid bertambah ukurannya; vaskularisasi meningkat; dan setela h beberapa waktu, timbul pembesaran tiroid, atau goiter. C. Metabolisme Iodin : TSH merangsang semua fase metabolisme iodida, dari peningkatan ambilan dan transpor iodida hingga peningkatan iodinasi tiroglobulin dan peningkatan sekresi hormon tiroid. Peningkatan dari cAMP memperantarai peningkatan transpor iodida,
  • 104. Peran TSH 55 D. Peningkatan mRNA untuk tiro globulin dan peroksidase tiroidal, peningkatan pemasukan I ke dalam MIT, DIT. E. Peningkatan aktivitas lisosomal  peningkatan sekresi T4 dan T3 dari kelenjar tiroid.
  • 105.
  • 106. In response to thyrotropin-releasing hormone (TRH) secretion by the hypothalamus, the pituitary gland secretes thyroid-stimulating hormone (TSH), which stimulates iodine trapping, thyroid hormone synthesis, and release of T3 (triiodothyronine) and T4 (thyroxine) by the thyroid gland. When dietary iodine intake is sufficient, the presence of adequate circulating T4 and T3 feeds back at the level of both the hypothalamus and pituitary, decreasing TRH and TSH production. When circulating T4 levels decrease, the pituitary increases its secretion of TSH, resulting in increased iodine trapping as well as increased production and release of both T3 and T4. Dietary iodine deficiency results in inadequate production of T4. In response to decreased blood levels of T4, the pituitary gland increases its output of TSH. Persistently elevated TSH levels may lead to hypertrophy of the thyroid gland, also known as goiter. Respons terhadap defisiensi Iodium
  • 107.
  • 108. TTR mengikat 10% T4tetapisedikit T3.
  • 109.
  • 110.
  • 112. 62