1. Bulan Ramadhan, Kemuliaan Amaliyah nan penuh
Hikmah
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia dan agung, bulan
yang penuh berkah dan kebaikan. Bulan yang penuh
anugrah, bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan
Allah, bulan yang penuh dengan balasan pahala.
Pada bulan tersebut Allah memberikan kesempatan kepada
hambaNya untuk mengumpulkan point-point pahala
melalui beberapa amalan yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Seperti puasa, sholat
tarawih, baca al-quran, berinfaq dan sebagainya.
Allah berfirman :
ﺷﻬْﺮ رﻣ َﺎن اﻟ ِي أﻧْﺰل ِﻴﻪ اﻟْﻘﺮْﺁن ه ًى ِﻠ ﱠﺎس وﺑﻴ َﺎت ﻣﻦ اﻟْﻬ َى َاﻟْﻔﺮْ َﺎن
ِ َ ُ َ َﻀ َ ﱠﺬ ُ ِ َ ﻓ ِ ُ ُ ُﺪ ﻟ ﻨ ِ َ َ ِﻨ ٍ ِ َ ُﺪ و ُ ﻗ
ّ
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Al-
Baqarah : 185)
Pada bulan ramadhan pintu neraka ditutup, pintu sorga dibuka dan syetan-syetan
dibelenggu. Maksudnya adalah kebaikan tersebar dimana-mana dan orang antusias untuk
melakukannya, kemaksiatan diminimalisir kalaupun tidak habis seratus persen, banyak
orang yang tidak suka perbuatan tersebut meraja lela pada bulan ramdhan. Bisikan
syetanpun melemah terhadap hamba Allah yang beriman dibandingkan diluar ramadhan.
Suatu bukti nyata bahwa pada bulan ramdhan banyak sekali hamba-hamba Allah yang
pemurah, dermawan dan baik hati saling berlomba-lomba memberikan kelebihan harta
yang mereka miliki. Ikut berbahagia dengan datangnya bulan ramadhan, ada yang
memberikan makanan berbuka puasa baik dirumah maupun di masjid (kalau dimesir
namanya “Maidatur Rahman”), pembagian buku Islam gratis, sampai lomba menulis
artikel di blog seperti yang di selenggarakan oleh dijaminmurah.com dengan hadiah yang
menarik dan berharga terkhusus kepada 5 pemenang utama dan 15 pemenang selanjutnya
pada lomba ngeblog dijaminmurah 09.
2. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan ingat-ingat kembali seputar bulan
Ramadhan (jika sekiranya ada yang lupa, karena moment ini hanya sekali dalam
setahun), diantaranya adalah:
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
• Bulan Ramadhan adalah bulan alquran[1]
• Adanya Malam lailatul Qodar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul
Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih
baik dari seribu bulan, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an pada malam
Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul
Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu
bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril
dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga
terbit fajar.” (Al Qadar : 1-5)
Rasul bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.”
(Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan
mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
• Dibelenggunya syaitan, ditutup pintu-pintu neraka dan di bukanya pintu-pintu
surga
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu :
Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan
bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah
mewajibkan kepadamu puasa didalamnya, pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-
pintu neraka ditutup dan para setan diikat, juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak
memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
3. “Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat
sebelumnya, yaitu : bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada
aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka
berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfirman (kepada
Surga), Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita
serta mereka menuju kepadamu, pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga
mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku
ampunan pada akhir malam. “Beliau ditanya, ‘Wahai Rasulullah apakah malam itu
Lailatul Qadar’ Jawab beliau, ‘Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya
jika menyelesaikan amalnya.” (HR. Ahmad) Isnad hadits tersebut dha’if, dan diantara
bagiannya ada nash-nash lain yang memperkuatnya.
KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN LAINNYA
1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam. Firman Allah Ta’ala :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Al-Baqarah : 183).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
“Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu : syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah
dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu
sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipat gandaan kebaikan, dan
pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari
amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam : “Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya.
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka
puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang
berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut
ini:
1. Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
2. Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta ‘ala.
2. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan
harinya Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam
dan kaum muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.
3. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah
memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan
4. berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan)
yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita
wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-
benarnya dan beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya
dan beruntung.
Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai amal
kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a dan istighfar.
Ramadhan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Allah, untuk
membersihkan hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti berkata yang haram, melihat
yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya
menjadi bersih dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan
pembebasan dari api Neraka.
MOTIFASI BULAN RAMADHAN
1. Pengampunan dosa
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum ‘at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan
berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar
ditinggalkan. ” (HR.Muslim).
2. Dikabulkannya do’a dan pembebasan dari api neraka
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya): “Allah memiliki hamba-
hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam bulan ramadhan, dan semua
orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.” (HR Bazzar (3142), Ahmad
(2/254) dari jalan A’mas, dari Abu Shalih dari Jabir, diriwayatkan oleh Ibnu Majah
(1643) darinya dengan ringkas dari jalan lain, hadits shahih . Do’a yang dikabulkan itu
ketika berbuka, sebagaimana akan datang penjelasannya lihat “Misbahuh Azzujajah”
(no. 604) karya Al-Bushiri).
3. Orang yang puasa termasuk shidiqin dan syuhada
Dari Amr bin Murrah Al-Juhani Radhiallahu’anhu berkata: Datang seorang pria yang
datang kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam kemudian berkata :
“Ya Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
hak untuk diibadahi kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah Shalallahualaihi wasalam,
aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat
tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ? Beliau menjawab :
5. “Termasuk dari shidiqin dan syuhada”. (HR Ibnu Hibban (no. 11-zawaidnya) sanadnya
SHAHIH).
BEBERAPA AMALAN DI BULAN RAMADHAN
PUASA DAN KEUTAMAANNYA.
Pada bulan Ramadhan kita yang telah memenuhi syarat[2] diwajibkan oleh Allah untuk
melaksanakan puasa[3] sebulan penuh. Yang terhitung sejak terlihatnya hilal, atau setelah
bulan Sya’ban genap 30 hari. Puasa Ramadhan wajib dilakukan apabila hilal awal bulan
Ramadhan disaksikan seorang yang dipercaya, sedangkan awal bulan-bulan lainnya
ditentukan dengan kesaksian dua orang yang dipercaya.
SUNAH-SUNAH PUASA :
1. Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama tidak dikhawatirkan
terbit fajar.
2. Segera berbuka puasa bila benar-benar matahari terbenam.
3. Memperbanyak amal kebaikan, shalat lima waktu berjamaah, menunaikan zakat
harta, memperbanyak shalat sunat, sedekah, membaca Al-Qur’an dan amal
kebajikan lainnya.
4. Jika dicaci maki, supaya mengatakan: “Saya berpuasa,” dan jangan membalas
mengejek orang yang mengejeknya, tetapi membalas itu semua dengan kebaikan
agar mendapatkan pahala dan terhindar dari dosa.
5. Berdo’a ketika berbuka sesuai dengan yang diinginkan. Seperti membaca do’a:
“Ya Allah hanya untuk-Mu aku berpuasa, dengan rizki anugerah-Mu aku berbuka.
Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, terimalah amalku,
sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “
6. Berbuka dengan kurma segar, jika tidak punya maka dengan kurma kering, dan
jika tidak punya cukup dengan air.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
1. Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal
puasanya.
2. Jima’ (bersenggama)[4].
3. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan
yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
4. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman
atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak
membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja.
5. Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid,
atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam
matahari.
6. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui
mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. ”siapa
6. yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang siapa yang muntah
dengan sengaja maka wajib qadha.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan
At-Tirmidzi). Dalam lafazh lain disebutkan : “siapa yang muntah tanpa disengaja,
maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya).” DiriwayatRan oleh Al-Harbi
dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu’ dan
dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
7. Murtad dari Islam (semoga Allah melindungi kita darinya). Perbuatan ini
menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta’ala: Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan. ” (Al-An’aam:88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak
tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau
air tanpa disengaja.
Dari Abu Hurairah : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tapi puasa itu menahan diri dari perbuatan
sia-sia dan keji, jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : “Aku sedang puasa, Aku
sedang puasa.”[5]
BEBERAPA HAL YANG BOLEH DILAKUKAN OLEH ORANG YANG
BERPUASA
1. Bersiwak dan menggosok gigi. (HR. Bukhori (2/311), Muslim (252))
2. Dalam keadaan junub ketika masuk waktu subuh. (HR. Bukhori (4/123), Muslim
(1109))
3. Berkumur-kumur dan memasukan air ke dalam hidung. (HR. Tirmidzi (3/146)
4. Mengeluarkan darah, suntikan yang tidak mengandung makanan.
5. Berbekam dalam keadaan puasa. (HR. Bukhari (4/155 – Fath)
6. Mencicipi masakan selama tidak melewati tenggorokan. Ibnu Abi Syaibah (3/47),
Baihaqi (4/261)
7. Bercelak dan tetes mata dan lainnya yang masuk ke mata. Imam bukhari
8. Mandi atau menyiramkan air ke kepala. (HR. Abu Dawud (2365), Ahmad
(5/376,380,408,430) sanadnya SHAHIH).
9. Bercengkrama dan mencium istri. (HR Bukhori (4/131), Muslim (1106)).
7. ORANG-ORANG YANG MENDAPAT RUKHSOH (KERINGANAN) UNTUK
TIDAK BERPUASA
1. Musafir : orang yang bepergian jauh. (lihat albaqarah 185 dan HR Bukhari
(4/156), Muslim (1121)))
2. Sakit (lihat albaqarah 185)
3. Tua renta (lihat (HR Bukhari (4505)
4. Haid dan Nifas
5. Hamil dan menyusui. (lihat (HR Tirmidzi (715), Nasai (4/180), Abu Dawud
(3408), Ibnu Majah (16687). Sanadnya hasan.
6. Orang yang butuh berbuka karena kondisi darurat untuk menyelamatkan orang
lain. Seperti : menyelamatkan seseorang dari kebakaran, tenggelam, kdan
eruntuhan atau selainnya. Sekiranya tidak mungkin menolong calon korban
kecuali dengan kekuatan maka dia mesti makan dan minum dan boleh berbuka.
Ket: Khusus untuk orang tua renta, ibu hamil dan menyusui cukup kewajibannya
membayar fidyah[6].
Sedangkan untuk musafir, sakit yang masih ada harapan sembuh, wanita haid dan nifas
wajib mengqodho/mengganti puasa sebanyak yang ditinggalkannya. Namun apabila sakit
tersebut tidak ada harapan sembuh karena lamanya maka kewajibannya adalah bayar
fidyah.
SAHUR
Dari Amr bin ‘Ash radhiallahu ‘anhu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul Kitab adalah makan
sahur“. (HR Muslim (1096)).
KEUTAMAAN SAHUR
1. Berkah : Dari Salman radhiallahu ‘anhu Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barokah ada pada tiga perkara : Jama’ah, Tsarid dan
makan sahur.” (HR. Thabrani dalam “Al-Kabir”
(6127), Abu Nu’aim pada “Dzikru Akhbari
Ashbahan” (1/57))
2. Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. Dari Abu
Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
8. bersabda (yang artinya): “Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kalian
meninggalkannya walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan
malaikat- Nya bershalawat kepada orang-orang yg sahur.”
SUNNAH SAHUR ADALAH MENGAKHIRKANNYA DAN DENGAN KURMA
Anas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit
radhiallahu ‘anhu: “Kami makan sahur bersama Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau shalat, aku tanyakan
(kata Anas): “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur? Beliau
menjawab: “Kira-kira 50 ayat membaca Al-Qur’an.” (HR. Bukhori
(4/118), Muslim (1097)).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “Sebaik-baik
sahurnya seorang mukmin adalah korma.” (HR Abu Daud (2/303), Ibnu Hibban (223)
Baihaqi (4/237)).
HUKUM SAHUR
Ada sebagian ulama yang menekankannya anjurannya
dengan beberapa alas an diantaranya: lafaz hadits berupa
perintah, sebagai pembeda dengan puasa ahlul kitab, Al-
Hafidz Ibnu Hajar menukilkan dalam kitabnya “Fathul Bari”
(4/139) ijma’ atas sunnahnya.
DIANTARA KEUTAMAAN PUASA ADALAH
1. Puasa telah diwajibkan kepada seluruh umat.
Allah berfirman :
ﺐ َ َﻰ اﻟ ِﻳﻦ ﻣﻦْ ﻗﺒْﻠﻜﻢْ ﻟﻌﻠﻜﻢْ َﺎ أﻳ َﺎ اﻟ ِﻳﻦ ﺁﻣ ُﻮا آﺘﺐ ﻋﻠﻴْﻜﻢ اﻟﺼ َﺎم آ َﺎ آﺘ
ِ ُ َ ﻋﻠ ﱠﺬ َ ِ َ ِ ُ َ َﱠ ُ ﻳ َ ﱡﻬ ﱠﺬ َ َﻨ ُ ِ َ َ َ ُ ُ ِﻴ ُ َﻤ
ّ
ﺗﺘ ُﻮن
َ َ ﱠﻘ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah:183)
2. Puasa merupakan sebab diampuninya dosa dan penghapus kesalahan.
Dari abu hurairah Rasul shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang berpuasa dibulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala
maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (shahih Bukhari & Muslim)
9. Iman kepada Allah dan ridho dengan diwajibkannya puasa terhadap dirinya,
Mengharapkan pahala dan balasannya kepada Allah, dia tidak membenci kewajiban
tersebut dan tidak pula ragu terhadap balasan dan pahalanya.
Dari Abu Hurairah Rasul bersabda :
“Shalat lima waktu, dari jumat ke jumat yang akan datang dan ramadhan ke ramadhan
menjadi penghapus dosa diantara keduanya apabila dia menjahui dosa-dosa besar”.
(shahih Muslim)
3. Puasa pahalanya tanpa batas.
Dari Abu Hurairah, Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
“Seluruh amal anak adam untuknya kecuali puasa, sesungguhnya itu untuk Ku dan Aku
yang akan membalasinya. Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang kamu
berpuasa janganlah berkata keji, jangan pula membuat keributan. Apabila salah seorang
mencelanya atau ingin membunuhnya maka katakanlah kepadanya “saya berpuasa”.
Demi jiwa Muhammad yang berada di Tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih baik dari pada aroma kesturi (misk). Bagi orang yang berpuasa ada dua
kegembiraan, pertama ketika dia berbuka dan yang kedua ketika dia menjumpai Rabb-
Nya dalam keadaan berpuasa”. (Bukhari & Muslim).
Dalam riwayat muslim Rasul bersabda:
“Setiap amal anak Adam satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh sampai seratus
kali lipat. Allah berfirman kecuali puasa sesungguhnya itu untuk Ku dan Aku yang akan
membalasinya, dia meninggalkan syahwat dan makannya karena Ku”.
4. Puasa dapat menjadi syafa’at (penolong) terhadap orang yang mengamalkannya
pada hari kiamat kelak.
Dari Abdullah bin Umar rodhiallahu `anhu dari nabi bersabda :
“Puasa dan al-quran keduanya menjadi syafa`at pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya
Allah, dia meninggalkan makan dan hawa nafsunya maka berikanlah syafa’atku
untuknya”. Al-quran berkata: “dia tinggalkan tidur malam karena membacaku maka
berikanlah dia syafa’at, maka keduanya menjadi syafa’at”. (Shahih atas syarat Imam
Muslim, riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim).
Keutamaan puasa tidak didapati sehingga orang yang berpuasa menjaga adab-adabnya,
maka bersungguh-sunguhlah dalam memnatapkan puasa kalian, menjaga batasan-batasan
Allah dan bertobat kepada Nya atas kelalaian atas itu.
5. Puasa adalah perisai (pelindung)
10. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu baah (menikah
dengan berbagai macam persiapannya), hendaknya menikah, karena menikah lebih
menundukan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum
mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat)
baginya.” HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Mas’ud
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah ada seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia
(karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim “. (HR. Bukhori (6/35), Muslim
(1153) dari Abu Sa’id AlKhudri, ini adalah lafadh Muslim. Sabda Rasulullah Sholallahu
‘alaihi wasalam : 70 musim yakni : perjalanan 70 tahun demikian dikatakan dalam
“Fathul Bari” (6/48))
6. Puasa sebagai jaminan untuk masuk sorga
Dari Abi Umamah radhiallahu ‘anhu :
“Aku berkata : “Ya Rasulullahu Shalallahu ‘alaihi wasallam tunjukkan padaku amalan
yang bisa memasukanku ke syurga; beliau menjawab: “Atasmu puasa, tidak ada (amalan)
yang semisal dengan itu.” (HR Nasa’I (4/165), Ibnu Hibban (hal. 232 Mawarid), Al-
Hakim (1/421) sanadnya SHAHIH)
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallihu ‘anhu, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya) : “sesungguhnya dalam syurga ada satu pintu yang disebut dengan rayyan,
orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada
orang selain mereka yang memasukinya. jika telah masuk orang terahir yang puasa
ditutuplah pintu tersebut, barang siapa yang masuk akan minum, dan barang siapa yang
minum tidak akan merasa haus untuk selamanya.” (HR. Bukhori (4/95). Muslim (1152)
tambahan akhir dalam riwayat Ibnu Khuzhaimah dalam kitab Shahihnya (1903))
ANCAMAN BAGI ORANG YANG MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN
DENGAN SENGAJA
Dari Abi Umamah Al-Bahili Radhiallahu’anhu, Aku pernah mendengar Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhobaya (dua
lenganku) membawaku kesatu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata: “Naik,
aku katakan : “aku tidak mampu, keduanya berkata: “kami akan memudahkanmu,”
akupun naik hingga ketika aku sampai ke puncak gunung ketika itulah aku mendenganr
suara yang keras. Akupun bertanya : “Suara apakah ini ? Mereka berkata: “Ini adalah
teriakan penghuni neraka kemudian keduanya membawaku, ketika aku melihat orang-
orang yang digantung dengan kaki diatas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari
11. mulut mereka. Aku bertanya: “Siapakah mereka ? keduanya menjawab : “mereka adalah
orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum tiba waktu berbuka).”
(Riwayat An-Nasa’I dalam “Al-Kubra” sebagaimana dalam “tuhfatul Asyraf” (4/166)
dan Ibnu Hibban (no. 1800- zawahidnya) dan Al-Hakim (1/430) dari jalan Abdur
Rahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin Amir, dari Abu Umamah. Sanadnya
SHAHIH).
TENTANG QODHO PUASA RAMADHAN
• Bahwasanya dalam mengqodho puasa tidak wajib segera dilakukan, namun lebih
baik jika disegerakan karena kita tidak tahu kapan ajal tiba.
• Tidak ada dalil shahih yang mewajibkan berturut-turut ataupun dipisah, yang kuat
adalah boleh memilih antara keduanya.
• Apabila orang yang mempunyai hutang puasa ramadhan wafat sebelum
mengqodhonya maka walinya cukup membayarkan fidyah untuknya. Bukan
menggantikan puasanya sebagaimana dalam hadits hutang puasa nazar.
PUASA RAMADHAN DAN MANFAATNYA MENURUT KESEHATAN
”Berpuasalah maka anda akan sehat.[7]”
Ibadah puasa mengandung banyak hikmah, salah satu hikmah puasa yaitu dapat
membantu usaha terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit, antara lain yaitu :
1. Menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan)
Semua orang tahu kalau obesitas disebabkan karena tubuh kelebihan asupan zat gizi, baik
itu karbohidrat ataupun lemak. Untuk menghilangkan kegemukan tersebut, selain dengan
olahraga, salah satu metode yang bisa digunakan adalah starvation diet (diet lapar), yang
di dalam Islam sama saja dengan melakukan puasa.
2. Mengurangi risiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II.
Bila mengkonsumsi karbohidrat berlebihan dalam waktu yang lama, akan terjadi
penumpukan gula (glukosa) dalam darah, dan ini akan mengakibatkan timbulnya
penyakit kencing manis. Penyakit terjadi karena terlalu banyak makan mengakibatkan
kelenjar ludah di perut lelah, sehingga pankreas tak cukup lagi menghasilkan insulin yang
berfungsi mengolah gula. Gula yang tidak dapat diolah tersebut tetap beredar di
pembuluh darah, kemudian dikeluarkan melalui air kencing sehingga rasanya manis dan
akibatnya kencing tersebut dikerubungi oleh semut. Selain itu, kelebihan gula di dalam
darah juga dapat menimbulkan obesitas (kegemukan). Karena itu, puasa—yang secara
harafiah artinya tidak makan—dapat mencegah penyakit kencing manis dan obesitas
tesebut.
3. Mencegah pengerasan pembuluh darah.
12. Bila kita makan terlalu banyak, terutama yang berlemak,
akibatnya kelebihan lemak akan disimpan di dalam
jaringan. Suatu saat nanti, jaringan lemak tersebut tidak
dapat lagi menampung lagi, sehingga lemak tersebut
beredar di dalam darah. Kondisi ini disebut
hyperkolesterolaemia.
Kelebihan lemak di dalam darah tersebut akan tertimbun di pembuluh darah dan akan
mengakibatkan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Hal ini akan sangat
membahayakan bagi organ-organ yang mendapatkan aliran darah dari pembuluh darah
yang telah menyempit tersebut. Organ tersebut akan kekurangan darah dan dapat
menimbulkan kematian, terutama bila yang terkena tersebut adalah organ vital seperti
jantung. Dengan puasa maka kelebihan-kelebihan lemak tersebut akan dibakar sebagai
cadangan energi sehingga lemak tersebut akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
4. Menurunkan tekanan darah tinggi.
Salah satu penyebab penyakit ini adalah kelebihan garam
(natrium) di dalam darah. Terapinya adalah dengan diet
rendah garam, atau bisa juga puasa, di mana konsumsi
semua makanan, termasuk yang mengandung garam,
dihentikan sama sekali selama batas waktu tertentu.
5. Menyembuhkan ulkus peptikum.
Merupakan penyakit akibat
kerusakan mukosa
lambung, yang terjadi atas pengaruh asam dan pepsin.
Ulkus peptikum berarti produksi asam lambung yang
berlebihan sehingga mengakibatkan kerusakan dinding
lambung, karena asam lambung tersebut bersifat korosif
terhadap dinding lambung. Pada saat puasa, getah
lambung hanya akan memproduksi asam lambung dalam
jumlah sedikit. Hal ini disebabkan oleh perintah otak, karena manusia secara tidak sadar
telah memprogram otak untuk berniat menunda jam makan.
6. Menurunkan kolestrol.
Selain itu, puasa juga dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi, mencegah
gangguan jantung dan stroke, dan memperbaiki kerja maag.
7. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.
13. Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di
dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat
pencernaan diberi istirahat.
8. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).
Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh
kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang
bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
9. Menambah jumlah sel darah putih.
Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan
penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih
secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
10. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam
tubuh
11. Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh,
12. Meningkatkan fungsi organ tubuh
Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams
Mesir) menguraikan dalam bukunya yang berjudul ”Pemeliharaan Kesehatan dalam
Islam” tentang manfaat puasa diantaranya adalah:
1. Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani).
• Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah
keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa
perlu menggantinya. Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah
keseluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini
memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu
tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk
memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
• Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah
bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa
jam dari kegiatannya, sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan
infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan
makanan juga berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk
ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi
glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak
14. (olah raga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama
lewat pergi ibadah.
2. Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental).
Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa
senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar
manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya
memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial
budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila
makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik
lewat shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan
secara terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan
memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari
Allah dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara
lain:
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al Baqarah 45).
”Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
kecuali merugi.” (QS:Al-Isra’ 82)
”Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS:Ar-Ra’d 28).
”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-
Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-
Ku.” (QS:Al Fajr 27-30).
3. Manfaat Puasa bagi hubungan sosial.
Dalam mengajarkan nilai ibadah itu adalah terwujudnya keseimbangan antara cinta
kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian juga nilai ibadah puasa, tidak hanya
terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah, tetapi juga semakin dekat
dengan sesamanya. Makin seringnya beribadah bersama, bersama keluarga, tetangga, dan
masyarakat sekeliling, maka makin kenal akan sesamanya, makin menyadari kebutuhan
hidup bermasyarakat. Makin timbul keinginan berbagi rahmat bersama-sama di dunia dan
makin ingin bersama-sama masuk surga. Pahala nilai shodaqoh berlipat ganda termasuk
memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa. Menyakiti hati orang lain dan aneka
gangguan terhadap sesamanya sangat dianjurkan untuk ditinggalkan. Kalau tidak maka
nilai puasa seseorang sangatlah rendah. Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah ta’ala:
15. ”Hai orang-orang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli
dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan oang-orang
kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS:Al Baqarah 254)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS:Al
Hujurat 10)
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya
langit dan bumi dan disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang bebuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(QS Al Imran 133-135).
QIYAM RAMADHAN/SHALAT TARAWIH[8]
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “siapa yang
mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena
iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih)
HUKUMNYA
Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) hukumnya sunnah mu’akkadah
(ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau
anjurkan serta sarankan kepada kaum Muslimin. Juga diamalkan oleh Khulafa’ Rasyidin
dan para sahabat dan tabi’in.
KEUTAMAANNYA
Qiyamul lail (shalat malam) disyariatkan pada setiap malam sepanjang tahun. Besar
Keutamaannya dan banyak pahalanya. Firman Allah Ta’ala :
Artinya “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya” (Maksudnya mereka tidak tidur di
waktu biasanya orang tidur, untuk mengejakan shalat malam), sedang mereka berdo’a
kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari
rizki yang Kami berikan kepada mereka. ” (As-Sajdah: 16).
16. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (dengan mengatakan: Hadits ini hasan shahih dan hadist
ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim) dari Abdullah bin Salam, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda :
“Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, beri makanlah orang miskin, sambungkan tali
kekeluargaan dan shalatlah pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya
kalian masuk Surga dengan selamat. “
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam :
“Sebaik-baik shalat setelah fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
JUMLAH RAKAAT QIYAM RAMADHAN/TARAWIH
Salafush Sholih (orang-orang sholih dahulu) berbeda
pendapat tentang batasan raka’at, ada yang mengatakan 41
rekaat, 39 rekaat, 29 rekaat, 23 rekaat, 19 rekaat, 13 rekaat
dan 11 rekaat. Namun pendapat yang paling kuat dan sesuai
dengan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah 11
atau 13 rekaat. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah shalat malam
di bular Ramadhan atau selainnya lebih dari sebelas raka’at.” (Dikeluarkan oleh Bukhari
(3/16) dan Muslim (736))
Beberapa jumlah witir yang berdasarkan sabda rasul :
• 1. Rekaat : “siapa yang ingin melakukan witir dengan satu raka’at maka
lakukanlah. ” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i.)
• 3 rekaat : “siapa yang ingin melakukan witir dengan tiga raka ‘at maka
lakukanlah. ” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)·
Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam, atau shalat dua raka’at dan salam kemudian
shalat raka’at ketiga.
• 5 rekaat, dilakukan tanpa duduk dan tidak salam kecuali pada raka’at akhir. “siapa
yang ingin melakukan witir dengan lima raka’at maka lakukanlah. ” (HR. Abu
Dawud dan An-Nasa’i).
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
biasanya shalat malam tiga belas raka’at, termasuk di dalamnya witir dengan lima raka
‘at tanpa duduk di salah satu raka’at pun kecuali pada raka’at terakhir.” (Hadits Muttafaq
‘Alaih).
Ketiga hadits tersebut dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban.
17. • 7 rekaat, dilakukan sebagaimana lima raka’at. Berdasarkan penuturan Ummu
Salamah radhiallahu ‘anha : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasanya
melakukan witir dengan tujuh dan lima raka’at tanpa diselingi dengan salam dan
ucapan.” (HR, Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
• 9 rekaat
• 11 rekaat
• 13 rekaat
Dan yang afdhal adalah salam setiap dua rakaat kemudian witir dengan satu raka’at.
Dalil yang paling kuat adalah 11 raka’at. (Yaitu berdasarkan hadits Aisyah
radiallahu’anha yang artinya : ” Tiadalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
menambah (rakaat), baik di bulan Ramadhan atau (di bulan) lainya lebih dari sebelas
rakaat”. (HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i).
Terkadang ada sebagian masjid yang memilih 23 rekaat (penulis pernah mengalaminya),
tapi mereka sholatnya ngebut (seolah-olah mengikuti lomba sholat cepat), bacaannya
juga tergesa-gesa, hal tersebut disindir oleh nabi sebagaimana sabdanya:
“Orang yang sholat tanpa tuma’ninah seperti seekor ayam mematuk makanannya”.
Nah kalau begini kenyataannya, maka 11 atau 13 rekaat yang tuma’ninah lebih baik
daripada 23 rekaat tadi, sehingga makmum tidak ketinggalanan perkara yang wajib dalam
sholat serta hal-hal yang di sunnahkan. Bukankah begitu!.
WAKTU QIYAM RAMADHAN/TARAWIH
Shalat malam Ramadhan mencakup shalat pada permulaan sampai akhir malam.
Jangan sampai meninggalkan shalat tarawih, agar memperoleh pahala dan ganjarannya.
Dan jangan segera pulang sebelum mengikuti imam sampai selesai, sholat tarawih agar
mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam :
“siapa mendirikan shalat malam bersama imam sehingga selesai, dicatat baginya shalat
semalam suntuk.” (HR. Para penulis kitab Sunan, dengan sanad shahih) Lihat kitab
Majalisu Syahri Ramadhan, oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, hlm. 26-30.
MEMBACA AL-QURAN
Membaca Al-Quran ada dua macam:
• Membaca secara hukum, yaitu membenarkan kabar-kabar yang terkandung
didalamnya, mengamalkan hukum-hukumnya dengan melaksanakan perintah-
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
18. • Membaca secara lafaz saja
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, katanya : Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa membaca
satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu
kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan
alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf
dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan
shahih).
Dari Aisyah radhiallahu ‘anhu, katanya : Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang
mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah
membacanya baginya dua pahala.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih). Dua pahala, yakni pahala
membaca dan pahala susah payahnya.
Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya
Al-Qur’anul Karim.
BERSEDEKAH
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari
Ibnu Abbas raldhiallahu ‘anhuma, ia berkata : “Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling
dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan
Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan
kepadanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap
malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan
kepadanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam
kebaikan daripada angin yang berhembus. Hadits ini
diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan : “Dan
beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.” Dan menurut riwayat Al-
Baihaqi, dari Aisyah radhiallahu ‘anha : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika
masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang
meminta.”
MALAM LAILATUL QODAR
Malam lailatur qadar lebih baik dari seribu bulan (lihat. Al Qadar : 1-5).
KAPAN YA WAKTUNYA?
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada
tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat
19. yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Iraqi telah mengaran suatu risalah
khusus diberi judul Syarh Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para
ulama dalam masalah ini)
BAGAIMANA CARA MENDAPATKANNYA?
bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam
terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi
wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu utu
ktu, perbanyaklah perbuatan ketaatan. Dari ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila
masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya
menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari (4/233) dan
Muslim (1174))
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa berdiri (shalat) pada
malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
ADA NGGAK SIH TANDA-TANDANYA?
Dari ‘Ubai Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana
hingga meninggi.” (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, kami menyebutkan malam Lailatul
Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau bersabda:
“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah.” (Muslim (1170
/Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadhi ‘Iyadh
berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di
akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir
bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga
dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah- merahan.”
(Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan)
Siapa saja yang boleh mendapatkannya? Setiap muslim berhak untuk mendapatkannya.
20. I’TIKAF [9]
Dan yang lebih utama yaitu pada akhir bulan Ramadhan karena Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam seringkali beri’tikaf pada sepuluh (hari) terakhir di bulan
Ramadhan hingga Allan Yang Maha Perkasa dan Mulia
mewafatkan beliau. (Riwayat Bukhari (4/266) dan Muslim (1173)
dari ‘Aisyah)
Syarat I’tikaf adalah dimasjid, sebagaiman firman Allah:
“Dan janganlah kamu mencampuri mereka itu, sedangkan kamu
beri’tikaf di Masjid.” (Al Baqarah : 187)
Apa saja yang boleh dilakukan oleh orang yang I’tikaf?
1. Diperbolehkan keluar dari masjid jika ada hajat
2. Dan diperbolehkan bagi orang yang sedang i’tikaf untuk mendirikan tenda
(kemah) kecil pada bagian dibelakan masjid sebagai tempat dia beri’tikaf[10]
3. Dan diperbolehkan bagi orang yang sedang beri’tikaf untuk meletakkan kasur
atau ranjangnya di dalam tenda tersebut[11]
SAYA SEORANG WANITA, APAKAH BOLEH I’TIKAF?
Seorang wanita boleh i’tikaf dengan didampingi suaminya ataupun sendirian.
Berdasarkan ucapan ‘Aisyah Radhiyyallahu ‘anha, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
i’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau
kemudian istri-istri beliau i’tikaf setelah itu”
Diperbolehkan bagi seorang istri untuk mengunjungi suaminya yang berada di tempat
i’tikaf, dan suami diperbolehkan mengantar istri sampai ke pintu masjid.[12]
TENTANG ZAKAT FITRAH[13]
Berkata Ibnul Atsir : “Zakat fitrah (fithr) adalah untuk mensucikan
badan” (An Nihayah 2:307)
Seorang muslim yang mempunyai kemampuan dia wajib
mengeluarkan zakat fithrah untuk dirinya dan seluruh orang yang
dibawah tanggungannya. Dan diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya yaitu fakir miskin.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda “zakat fithrah sebagai pembersih (diri)
bagi yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perbuatan kotor dan sebagai makanan bagi
orang-orang miskin.” [14]
Waktu Zakat fithrah ditunaikan adalah:
21. 1. waktu yang utama : yaitu pagi hari sebelum shalat “ied dan tidak boleh diakhirkan
(setelah) shalat atau dimajukan penunaiannya kecuali satu atau dua hari (sebelum
‘Ied) berdasarkan riwayat perbuatan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu.[15]
2. Waktu yang boleh, yaitu satu atau dua hari sebelum hari raya idul fitri.
Jenis Zakat Fithrah adalah makanan manusia, jadi tidak sah kalau anda
menunaikannya dengan memberikan makanan hewan ternak misalnya. Yang pernah
dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat adalah berupa satu gantang gandum, satu
gantang kurma, satu gantang susu, satu gantang anggur kering atau salt (sejenis gandum
yang tidak berkulit), karena hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu anhu: “Kami
mengeluarkan zakat (pada zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam) satu gantang
makanan, satu gantang gandum, satu gantang korma, satu gantang susu kering, satu
gantang anggur kering.”200)[16]
Intinya adalah makanan pokok pada suatu daerah, bisa
berupa beras dan sebagainya. Walaupun demikian ada
sebagian orang lebih memilih menggantinya dengan uang
dengan pertimbangan tertentu. Namun syaikh kami[17]
salah seorang Ulama pakar Hadits di Mesir Syaikh Majdi
Arafat mengatakan dalam beberapa pertemuan kajian
Islam bahwa yang lebih utama adalah makanan pokok.
Keterangan tambahan anda bisa baca disini: Majalis
Syahru Ramadhan, Syaikh Ibnu `Utsaimin, hal.143. penerbit Daarul aqidah, Cairo-egypt.
Ukuran zakat fitrah[18] sudah sama-sama kita ketahui yaitu satu sha’ (gantang) dari
makanan pokok negara setempat. Satu sha’ untuk ukuran Kg sekitar 2,4 kg
(namun realitanya di indonesia digenapkan jadi 2,5 kg. agar lebih mudah)
Hikmah zakat fitrah adalah terpenuhinya kebutuhan pangan bagi orang miskin, sehingga
menjaga diri mereka dari meminta-minta. Dan semoga mereka bisa turut bersuka cita
dengan tibanya hari idul fitri.
BEBERAPA HADITS-HADITS LEMAH SEPUTAR RAMADHAN
1. Bulan Ramadhan tergantung antara langit dan bumi, tidak diangkat ke hadirat
Allah kecuali oleh zakat fitrah. [palsu][19]
2. Bila datang bulan Ramadhan, pada awal malamnya Allah swt
memperhatikan makhluk-Nya, Bila Allah telah memperhatikan makhluk-
Nya, maka Ia tidak akan mengazab selamanya. Dan Allah setiap malamnya
membebaskan sejuta manusia dari siksaan api neraka. [palsu].[20]
3. “Barangsiapa melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan,
maka baginya pahala dua ibadah haji dan dua ibadah umrah”[21]
4. “Barangsiapa tidak berpuasa sehari di bulan Ramadhan sedangkan ia dalam
keadaan bermukim (tidak dalam bepergian), maka hendak-nya ia menyembelih
seekor unta betina. Apabila tidak memilikinya maka hendaklah ia memberi makan
fakir miskin tiga puluh Kati kurma. “.[22]
22. 5. “(Puasa) Ramadhan di Madinah lebih baik seribu kali daripada (puasa) Ramadhan
di tempat lain,…” [23]
6. Barangsiapa mendapatkan Ramadhan di Mekkah, kemudian ia berpuasa dan
mengamalkan shalat malam sesuai kemampuannya, maka Allah akan mencatat
baginya (pahala) seratus ribu pahala Ramadhan di tempat lain, Allah juga
mencatat baginya setiap hari dan malamnya {seperti pahala) membebaskan
budak, dan setiap harinya diberi (pahala) menyediakan kuda perang fi sabilillah,
serta setiap hari dan malamnya diberi (pahala) amalan kebaikan.” [24]
7. Barangsiapa mendapatkan Ramadhan, padahal ia masih berkewajiban mengqadha
sebagian puasa yang terdahulu, maka tidaklah diterima puasanya. Dan siapa saja
yang berpuasa sunnah, padahal dia masih berkewajiban membayar puasanya,
maka puasa sunnah yang dilakukannya tidak diterima, hingga ia membayar puasa
yang diutangnya.” [25]
8. “Kalaulah seandainya kaum muslimin tahu apa yang ada di dalam Ramadhan,
niscaya umatku akan berangan-angan agar satu tahun Ramadhan seluruhnya.
Sesungguhnya surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun
berikutnya…”[27]
1. “Permulaan bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah
(pengampunan), dan akhimya adalah pembebasan dari neraka. [26]
10. “Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya
adalah merupakan pembebasan dari api neraka…”[28]
11. “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” [29]
12. “Barangsiapa yang berbuka puasa satu hari pada bulan Ramadhan tanpa ada sebab
dan tidak pula karena sakit maka puasa satu tahun pun tidak akan dapat mencukupinya
walaupun ia berpuasa pada satu tahun tersebut.”[30]
13. Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku (nabi), Ramadhan adalah bulan
ummatku. (hadits Palsu) [31]
BEBERAPA PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA
1. Selama ramadhan biaya yang dikeluarkan lebih banyak dari sebelumnya. Solusi:
belanjalah sesuai kebutuhan dan jangan berlebih-lebihan sebagaimana yang
terjadi dalam buka puasa yaitu membeli beraneka macam makanan berbuka yang
pada akhirnya banyak terbuang karena kapasitas perut terbatas.
2. Asmara subuh[32] : yaitu setelah sholat subuh berjama’ah di masjid sekelompok
pemuda dan pemudi berjalan bareng, ngobrol kesana dan kemari, canda dan
kadang ada yang pacaran. Solusinya : hendaknya orang tua memberikan arahan
pada anak-anak mereka, bahwa perbuatan tersebut tidak baik, apalagi dibulan
ramadhan.
3. Tidak sholat wajib/tarawih[33] karena bikin kue untuk hari raya. Solusinya:
waktu alternative mungkin bisa di kerjakan setelah shalat tarawih,pagi setelah
23. shalat subuh (dari pada langsung tidur bisa mengundang penyakit) atau siang hari
setelah zuhur.
4. Keluarnya para wanita ke masjid/musholla dengan memakai parfum dan
berdandan, sedangkan hal tersebut bisa mendatangkan fitnah bagi laki-laki yang
memandangnya. Solusinya : Seorang suami/bapak hendaknya melarang istri dan
anak wanitanya keluar rumah/kemasjid apabila mereka berdandan dan memakai
parfum (karena ada larangan yang kuat dari rasul)
TIPS SEHAT SELAMA BULAN RAMADHAN
1. Sahur yang sehat :
• Konsumsilah makanan yang dicerna dalam
jangka waktu lama (karbohidrat kompleks :
gandum, beras merah).
• Perbanyak makan sayuran karena sayuran
mengandung serat yang cukup lama dicerna
sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih
lama
• Tingkatkan asupan cairan dalam jumlah cukup (3-4 gelas air)
• Jangan minum minuman yang mengandung kafein karena bersifat diuretik dan
dapat menimbulkan keluhan sakit kepala akibat dari efek adiksi
• Konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral
• Hindari makanan yang digoreng (deep fried) karena dapat menimbulkan keluhan
kesehatan seperti mual, heart burn, kembung, dan peningkatan berat badan
• Konsumsilah makanan dan minuman dalam jumlah cukup dan seimbang.
2. Berbuka puasa yang sehat:
• Segerakanlah berbuka puasa jika sudah tiba waktunya
• Berbuka puasa sebaiknya diawali dengan makanan yang memiliki kadar glukosa
alami untuk pemulihan energi di dalam tubuh, seperti kurma dan jus buah.
• Makanan yang terlalu banyak mengandung gula tambahan seperti kolak, biji
salak, es buah, dan sebagainya, kurang baik untuk dikonsumsi
24. • Makanlah secara perlahan-lahan, bertahap, dan kunyahlah dengan sempurna
untuk membantu pencernaan tubuh menyesuaikan diri setelah berpuasa seharian
• Jangan menyantap hidangan berbuka terlalu banyak, istirahatkan perut Anda
setelah berbuka dengan ibadah shalat kemudian menyantap hidangan utama
• Untuk makan malam, konsumsilah makanan yang sehat dengan komposisi
seimbang antara karbohidrat kompleks (nasi merah, pasta, roti gandum), protein
(ayam, ikan, kacang-kacangan), serat (sayuran), lemak, vitamin, dan mineral
• Konsumsilah cairan dalam jumlah cukup (1,5-2 L/hari) dari waktu berbuka
hingga waktu sahur untuk menghindari kondisi dehidrasi (kekurangan cairan)
• Jangan jadikan berbuka puasa merupakan ajang balas dendam dengan
mengonsumsi makanan sebanyak-banyaknya. Karena dapat menyebabkan
kembung, konstipasi (sulit BAB), heart burn, nyeri perut, dll.
3. Makanan yang tepat selama Ramadhan
Makanan yang Dihindari Alternatif Makanan Sehat
Makanan yang digoreng Karbohidrat kompleks yang
dengan minyak dalam jumlah banyak dan dapat memberi rasa kenyang lebih lama
sangat panas (deep fried food), seperti snak seperti nasi merah, kentang, roti gandum,
gorengan (pisang goreng, tahu, tempe) roti yang dipanggang, kacang-kacangan.
Sayuran yang banyak mengandung serat
juga dicerna lebih lama dan menimbulkan
perasaan kenyang
Makanan yang
dipanggang, ditumis, dikukus, atau direbus
Makanan dengan kadar gula lebih baik dibandingkan makanan yang
tinggi seperti kolak, biji salak, es teler, es digoreng
buah, coklat, cake dalam jumlah berlebihan.
Makanan yang mengandung
rasa manis alami seperti kurma dan buah-
Makanan dengan kadar
buahan.
lemak tinggi seperti kulit ayam, jerohan,
santan, daging berlemak
25. 4. Bersihkan Sisa Makanan Sebaik-baiknya
Sikat gigi minimal dua kali sehari sebagaimana pesan dokter gigi,
Bersihkan juga sela gigi dengan dental floss dan sikat permukaan
lidah perlahan setelah sikat gigi, Anda akan terkejut menyadari
perbedaannya. Karena daerah yang menyebabkan bau mulut tak
sedap di antaranya adalah sela-sela gigi dan lidah. Sisa makanan di
sela gigi dan permukaan lidah itulah yang lama kelamaan akan
membusuk oleh bakteri dan menghasilkan senyawa sulfur, penyebab
bau mulut.
5. Jangan berpuasa
• Bagi Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak usah berpuasa, karena janin/bayi
membutuhkan sari makanan yang bersumber dari sang ibu.
• Bagi Gangguan jantung (gagal jantung, aritmia atau gangguan irama jantung)
• Sebelum dan sesudah operasi besar
• Defisiensi nutrisi (malnutrisi)
• Ulkus lambung dan ulkus peptikum yang tidak terkontrol dengan baik (perlukaan
pada saluran pencernaan)
• Dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu (akut maupun kronik)
6. Berolah Raga : karena dapat melancarkan aliran darah, menguatkan otot,
meningkatkan metabolisme, dan ketahanan tubuh. Tapi ingat jangan olahraga yang berat-
berat atau lama, anda cukup berolah raga dengan intensitas ringan, seperti berjalan kaki,
jogging, atau bersepeda.
7. Makanlah kurma dan rasakan khasiatnya untuk
kesehatan anda.
Nilai gizi utama kurma terletak di dalam kandungan gulanya
yang terdiri atas glukosa dan fruktosa antara 60-70% (tergantung
varietas). Selain gula, kurma juga mengandung air (20%),
protein (2-3%), serat (8,5%), dan sedikit sekali kandungan
lemak jenuh. Selain itu kurma dilengkapi oleh vitamin A, B1,
B2, B6, C, serta berbagai jenis mineral dan asam organik.
Dengan mengonsumsi kurma 3-5 buah ketika berbuka, maka stamina tubuh akan cepat
pulih karena kurma sangat baik sebagai sumber energi. Tidak heran dengan berbagai
kandungan yang terdapat di dalamnya, nabi sendiri menganjurkan kurma sebagai
makanan pembuka. Jadi tunggu apa lagi, segeralah penuhi asupan kurma di kala sahur
dan berbuka!.
Semoga Ramadhan saat ini kita menjadi semakin dekat kepada Allah, berkurangnya dosa,
melimpahnya pahala. Cinta kepada kebaikan dan membenci kmaksiatan. Sholawat dan
26. salam untuk nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir zaman, amin.
REFERENSI:
1. Masailu wa ahkam fii Ramadhan, Syaikh Majdi Arafat, Egypt.
2. Ash-Shiyam, hikam wa ahkam, Syaikh Usamah Al-Qusy, Cairo
3. Majalis Syahru Ramadhan, Syaikh Ibnu `Utsaimin, daarul `aqidah, Cairo-Egypt
4. Shifati Shaumin Nabiyy, Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Ali
Abdul Hamid
5. Silsilah Ahadits Adh-Dhoifah, Syaikh Al-Albany
6. Tuntunan Ibadah Di Bulan Ramadhan, Syaikh M. Ibn Jaarullah Al Jaarullah
7. Risalah Ramadhan, Kumpulan 44 Fatwa Muqbil bin Hadi al-Wadi’I, Pustaka Ats-
TsiQaatPress
8. Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam, Dr Mahmud Ahmad Najib, artikel
9. Klikdokter
10. Gambar : google.co.id
Footenote :
[1] Al-Baqarah : 185. lihat kembali pada awal artikel.
[2] . Syarat-syarat sahnya puasa ada enam : Islam, Berakal, Tamyiz : dapat membedakan
yang baik dengan yang buruk. Tidak haid dan Tidak nifas, Berniat: Niat itu tempatnya di
hati, tidak ada tuntunan melafadzkannya dari rasul walaupun manusia menganggapnya
baik. Nabi bersabda, “Setiap amalan bergantung pada niat dan bagi setiap seseorang
(akan mendapatkan) apa yang dia niatkan.”. niat adalah maksud atau tujuan, maka
bangunmu untuk sahur sudah menjadi niat. Kewajiban untuk berniat sejak malam itu
khusus bagi puasa wajib, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah datang ke
Aisyah selain bulan ramadhan beliau berkata : “Apakah engkau punya santapan siang ?
kalau nggak ada aku berpuasa”. (HR Muslim (1154)). Lihat: fatwa puasa, 44 fatwa syaikh
muqbil bin Hadi al-Wadi’i
[3] . Yaitu menahan diri dari makan, minum dan bersenggama mulai dari terbit fajar yang
kedua sampai terbenamnya matahari. Firman Allah Ta ‘ala: “…dan makan minumlah
hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam … “(Al-Baqarah: 187),
[4] . Apabila hal ini terjadi (biasanya sih banyak menimpa pengantin baru J ) maka
seorang laki-laki wajib membayar kifarat (istri tidak) yaitu puasa 2 bulan berturut-turut,
jika tidak mampu maka member makan 60 orang miskin. Lihat : Bukhari (11/516),
Muslim (1111). Namun apabila dua pilihan tadi dia tidak mampu maka gugurlah
kewajiban kifarat. Subhanallah, betapa mudahnya islam ini. Lihat : Al Baqarah : 286
27. [5] . (HR Ibnu Khuzaimah (1996), Al-Hakim (1/430- 431). sanadnya SHAHIH)
[6] . Yaitu memberi makan setiap hari seorang miskin sebanyak puasa yang tertinggal.
(HR Bukhari (8/135))
[7] . Al Kamil (7/2521). Hadits ini lemah karena ada perawinya Nahsyal yang matruk dan
pendusta.
[8] . lihat : “Shalat Tarawih Bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, Syaikh
Muhammad Nashiruddin al Albani, Penerjemah : Al-Ustadz Qomar Su’aidi, Penerbit
“Cahaya Tauhid Press.
[9] . Yaitu berdiam (tinggal) di atas sesuatu. Dan dapat dikatakan bagi orang-orang yg
tinggal di masjid dan menegakkan ibadah di dalamnya sebagai mu’takif dan ‘akif.
Hukum I’tikaf adalah sunnah.
[10] . Aisyah pernah melakukannya atas perintah rasul. Lihat : Shahih Bukhari (4/226)
dan Shahih Muslim (1173)).
[11] . Hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu Majah (642-zawaidnya) dan Al Baihaqi
[12] . Lihat : Bukhari (4/240) dan Muslim (2157) dan tambahan ada pada Abu Dawud
(7/142-143 di dalam Aunul Ma’bud).
[13]. Zakat fithri wajib atas kaum muslimin, anak kecil, besar, laki-laki, perempuan,
orang yang merdeka maupun hamba. Lihat : [HR Bukhari (3/291) dan Muslim (984)]
[14] . Lihat : Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah (2/71-78) dan Zaadul Ma’ad, Ibnul
Qoyyim (2/44).
[15] . Lihat kitab Ahkamul ‘Idain fis Sunnah Al Muthaharah karya Ali Hasan Ali Abdul
Hamid, cet.maktabah Al Islamiyah
[16] . [HR Bukhari (3/294) dan Muslim (985)]
[17] . Penulis, Mahasiswa Alazhar yang juga mengikuti kajian rutin dengan beliau di
Mitghamr-egypt
[18] . lihat : Hadits Abu Daud (2340), Nasa’I (7/281), Al Baihaqi (6/31) dari Ibnu Umar
dengan sanad shahih.
[19] . No. 43. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[20] . No. 299. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[21] . No. 518. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
28. [22] . No.623. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[23] . No.831. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[24] . No.832. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[25] . No.838. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[26] . No.1569. Silsilah Hadits Dhoif, Syaikh Al-Albany
[27] . Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no. 1886) dan Ibnul Jauzi di dalam
Kitabul Mauduat (2/188-189) dan Abul Ya’la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada
Al Muthalibul ‘Aaliyah (Bab/A-B/ tulisan tangan) dari jalan Jabir bin Burdah dari Abu
Mas’ud Al Ghifari.
-Hadits ini maudhu’ (palsu), penyakitnya pada Jabir bin Ayyub, biografinya ada pada
Ibnu Hajar di dalam Lisanul Mizan (2/101) dan beliau berkata: “Masyhur dengan
kelemahannya.” Juga dinukilkan perkataan Abu Nu’aim, “Dia suka memalsukan hadits,”
dan Bukhari, berkata, “Mungkarul hadits” dan dari An Nasa’i, “matruk (ditinggalkan)
haditsnya.”
[28] . Hadits ini juga panjang, kami cukupkan dengan membawakan perkataan ulama
yang paling masyhur. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dan Al
Muhamili di dalam Amalinya (293) dan Al Ashbahani dalam At Targhib (q/178, tulisan
tangan) dari jalan Ali bin Zaid Jad’an dari Sa’id bin Al Musayyib dari Salman.
Hadits ini sanadnya dhaif, karena lemahnya Ali bin Zaid,
[29] . Dhoif jiddan (lemah sekali). Tidak kita ragukan kebenarannya secara kesehatan
namun tidak mesti di sandarkan ke nabi. “Ash-Shiyam, hikam wa ahkam”, Syaikh
Usamah Al-Qusy, Cairo. Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu
Adi di dalam Al Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa’id, dari Ad Dhahhak dari ibnu
Abbas. Nahsyal termasuk yang ditinggal (karena) dia pendusta dan Ad Dhahhak tidak
mendengarkan dari ibnu Abbas. Diriwayatkan oleh At Thabrani di dalam Al Ausath (1/q
69/ Al Majma’ul Bahrain) dan Abu Nu’aim di dalam Ath Thibun Nabawiy dari jalan
Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin muhammad, dari Suhail bin Abi
Shalih dari Abi hurairah. Dan sanad hadits ini lemah.
[30] . Hadits ini diriwayatkan Bukhari dengan mu’allaq* dalam Shahih-nya (4/160 -
Fathul Bari) tanpa sanad. Ibnu Khuzaimah telah memalsukan hadits tersebut di dalam
Shahih-nya (19870), At Tirmidzi (723), Abu Daud (2397), Ibnu Majah (1672) dan Nasa’i
di dalam Al Kubra sebagaimana dalam Tuhfatu Asyraaf (10/373), Baihaqi (4/228) dan
Ibnu Hajar dalam Taghliqut Ta’liq (3/170) dari jalan Abil Muthawwas dari bapaknya dari
Abu Hurairah.
29. [31] . Lihat Al-Maudu’at, Ibnu Jauzi. “Masailu wa ahkam fii Ramadhan”, Syaikh Majdi
Arafat, Egypt.
[32] . Maaf, ini sekedar istilah anak-anak muda kita. Kalau dimesir tidak ada. -pen
[33] . Sunnah di masjid berjama’ah dan bukanlah wajib, dikerjakan di rumahpun bernilai
pahala.