Dokumen tersebut membahas tentang endapan kromit di daerah Topogaro, Sulawesi Tengah. Endapan kromit terbentuk dari pelapukan batuan beku ultrabasa yang kemudian terangkut oleh air sungai dan arus laut, menghasilkan endapan aluvial di sepanjang pantai. Pengeboran di 31 titik menunjukkan kandungan kromit yang lebih tinggi di sebelah barat daya dan semakin dekat ke pantai. Mineral kromit diekstra
3. Kromit (Fe2Cr2O4)
Mineral Kromit merupakan salah satu
bahan galian yang sangat dibutuhkan
dalam industri-industri stainless
steel, gray cast iron, iron free high
temperature alloys, dan chromium
plating untuk perlindungan
permukaan.
Di dalam mineral industri, khromit
diproses bergabung dengan
magnesite seperti magnesia
sintered, magnesia calcined dan
binders seperti clay, lime, gypsum,
bauxite, dan corundum.
Next
4. Kromit (Fe2Cr2O4)
Hasil yang diperoleh berupa bahan
yang tahan terhadap tekanan, tahan
terhadap perubahan temperatur, baik
sebagai isolasi antara tembok
bangunan terhadap asam. Biasanya
persentase yang dicari adalah
FeO.Cr2O3 dengan kadar Cr2O3 >
42% dan FeO <15% .
Next
5. Batuan Pengendapan Kromit
Endapan kromit merupakan endapan
alluvial pantai berupa pasir hitam
dan tanah laterit. Endapan ini
terbentuk akibat dari proses
desintegrasi fragmen dari
konglomerat berupa batuan beku
ultrabasa (peridotit, harzburgite)
yang mengalami pelapukan
kemudian tertransportasi oleh media
air, baik oleh aliran sungai maupun
arus gelombang laut sepanjang
pantai sehingga membentuk
endapaan alluvial pantai.
Next
6. Batuan Pengendapan Kromit
Pembentukan endapan kromit
memiliki perbedaan genesa
dibandingkan dengan mineralisasi
logam lainnya. Endapan kromit
sekunder terbentuk pada lingkungan
permukaan bumi yang melibatkan
kegiatan erosi dan pelapukan,
dimana proses fisika dan kimiawi
dari batuan yang menengah-basa
atau batuan yang bersifat andesitic
hingga basaltic yang berlangsung
secara bersamaan pada saat
pelapukan.
Next
7. Batuan Pengendapan Kromit
Pengendapan kromit oleh arus
gelombang laut masih jelas teramati
berlangsung hingga sekarang di
bagian tertentu dataran pantai
seperti di Kecamatan Bungku Barat
yaitu di Daerah Topogaro dan
Umpanga. Hasil pengendapan ini
sebagian ditambang oleh masyarakat
setempat di Daerah Umpanga.
Next
8. Endapan Kromit pada daerah Topogalo
Sulawesi
Dataran pantai dari wilayah pantai
Maburu, Desa Topogaro dan Desa
Umpanga Kecamatan Bungku Barat
Kabupaten Bungku Provinsi Sulawesi
Tengah. Sebagian besar daerah
penyelidikan ditempati rawa, dan
perkebunan penduduk serta lahanlahan kosong berupa ilalang yang
dianggap memiliki endapan kromit.
Setempat
teramati
bekas-bekas
penggalian kromit yang dilakukan
baik oleh perusahaan terdahulu
maupun masyarakat setempat untuk
dijual.
Next
9. Endapan Kromit pada daerah Topogalo
Sulawesi
Keterdapatan endapan kromit di
daerah Topogaro, Kabupaten Bungku
Barat, Sulawesi Tengah diperkirakan
merupakan endapan yang terbentuk
dari akumulasi hasil desintegrasi
fragmen batuan konglomerat dengan
komponen batuan beku ultrabasa
(peridotit, harzburgite) yang
mengalami pelapukan kemudian
tertransportasi oleh media air, baik
oleh aliran sungai maupun arus
gelombang laut sepanjang pantai
sehingga membentuk endapaan
alluvial pantai.
Next
10. Endapan Kromit pada daerah Topogalo
Sulawesi
Berdasarkan hasil korelasi titik bor
kearah memanjang dan melintang
menunjukkan bahwa endapan pasir
kerikil mengandung kromit
cenderung menebal memanjang
kearah barat laut dan ke arah pinggir
pantai. Hal ini sesuai dengan pola
pengendapan yang homogen sejajar
pantai dan tegak lurus garis pantai
atau searah aliran sungai-sungai
yang membawa material kromit dari
bagian hulu
Next
11. Endapan Kromit pada daerah Topogalo
Sulawesi
Beberapa faktor yang menyebabkan
pola sebaran lapisan pada daerah ini
berbeda dengan lainnya :
- Batuan induk terbentuknya
endapan kromit
- Faktor fisika-kimia seperti
suhu, erosi dan trasportasi
sungai, arus bawah laut sebagai
media transportasi dan akumulasi
material.
- Faktor topografi/kemiringan yang
berperan penting sebagai tempat
akumulasi endapan kromit.
Next
12. Peta Lokasi Pengeboran Topogalo,
Sulawesi Tengah
Penyelidikan dilakukan pemboran
31 titik bor untuk mengetahui
kedalaman sedimen dalam hal ini
pasir sampai menembus batuan
dasar menggunakan jenis alat bor
”doormer” dan ”ivan”
dengan casing 2.5 Ǿ inchi.
Pemetaan dipermukaan untuk
mengetahui sebaran endapan
kromit didaerah ini. Titik bor
ditentukan dengan cara
mengukur koordinat
menggunakan GPS (Global
Positioning System), tali dan
kompas.
Next
13. Peta Lokasi Pengeboran
Topogalo, Sulawesi Tengah
Arah persebaran kromit
dari 31 titik pengeboran
membuktikan bahwa
kandungan kromit yang
terdapat , semakin ke arah
Barat Daya semakin
memiliki kandungan yang
tinggi. Dan semakin ke
pesisir pantai ketebalan
lapisan kromit semakin
besar dibanding dengan
ketebalan pada daerah
yang jauh dari pantai.
Next
14. Proses Konsentrat Dulang
Berdasarkan hasil analisis
laboratorium terhadap contoh
konsentrat hasil dulang yang
diambil selama kegiatan
pemboran, data yang diperoleh
adalah:
- Kandungan mineral kromit
(Fe2Cr2O4) dalam konsentrat
dulang berdasarkan analisis
mineralogi butir berkisar dari
12,1% hingga 30%.
- Kandungan mineral kromit
dalam endapan pasir sebagai
hasil analisis mineralogi butir
dengan memperhitungkan
volume endapan berkisar dari
1,05 kg/m3 hingga 114,19
kg/m3
Next
15. Proses Pengeringan Conto
Proses Pengeringan conto yang
dilakukan dengan cara
pemanasan untuk dapat
mengukur berat konsentrat.
Sehingga pengukuran MD
(Magnetite Degree) dapat
dilakukan :
MD = (Berat konsetrat/Berat
asal) x 100%
Next