SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  3
MUNGKINKAH INFRASTRUKTUR DASAR DIDAERAH TERBANGUN

Keterbatasan      Kemampuan         anggaran      pemerintah     untuk    membiayai

INFRASTRUKTUR DASAR menjadi salah satu kendala utama yang perlu segera

dicari solusinya. Luasnya wilayah kabuputen terutama yang berada diluar Pulau Jawa

dengan sebaran penduduk tidak merata membuat infrastruktur menjadi mahal dan

secara ekonomi sangat tidak menguntungkan           untuk dibangun. Namun     dalam

pertimbangan politik, hukum dan keamanan pembangunan infrastruktur dasar seperti

Sarana pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja adalah          kewajiban pemerintah

daerah diseluruh wilayah di NKRI untuk mengadakannya.



Kewenangan pengelolaaan dan pembiayaannya yang dibatasi oleh batas wilayah,

dengan keluarnya PP 50/2007 tentang Tatacara Kerjasama Antar Dearah dan

Permendagri 22/2009, seharusnya          batas wiayah      sudah bukan lagi menjadi

penghambat pembangunan tapi merupakan potensi yang harus segera dimanfaatkan

untuk bersama membangun infrastruktur disetiap kabupaten/kota sesuai kebutuhan

dan potensi ekonomi masing-masing.



Kalau anggaran belanja pembangunan masih berkisar 25 – 35 % dari total APBD,

pasti sulit bagi kabupaten/kota untuk dapat menyelesaikan infrastruktur dasarnya,

terbukti dari 489 kabupaten/kota, belum satupun yang mengklaim pembangunan dan

rehabilitasi sarana prasarana sekolah dasarnya telah selesai.



       Kalau ditelisik lebih dalam, Pemerintah Daerah melalui UU 33/2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dan Daerah sudah menangkap sinyal

dari Pemerintah Pusat akan adanya perubahan sekema pembiayaan pembangunan
infrastruktur, dimana fokus utama bukan lagi jumlah melainkan manfaat dan

kuwalitas infarstruktur.



       Namun dampak regulasi dirasakan akan menjadi ”buah simalakama’ bagi

bupati/walikota      bila mengambil berani mengambil sikap, terutama bagi

kabupaten/kota yang mempunyai APBD dibawah Rp.500 Miliar, contohnya

Kabupaten Pandeglang, Banten. Hampir semua daerah mengeluh dan menyatakan

tidak sanggup menyediakan anggaran untuk memperbaiki apalagi dan membangunan

infrastruktur baru, walaupun dengan cara meminjam. Kabupaten/kota yang berada

dipulau Jawa memerlukan Rp.100 miliar hanya untuk memperbaiki kerusakan 60%

ruang kelas SDnya.



       Dengan APBD sebesar Rp.500 Milyar, ternyata hanya tersedia anggaran

sebesar Rp.125 miliar yang dapat digunakan untuk Belanja Pembangunan (Profil

Kabupaten/kota, Kompas Gramedia) yang selanjutnya dibagi ke 14 Dinas serta Badan

yang ada dilingkungan pemda.    Terasa semakin    sulit bagi kabupaten/kota yang

berada di wilayah Indonesia Timur yang termasuk dalam           199 atau 45 %

kabupaten/kota berkategori tertinggal dengan APBD kurang dari Rp.360 milyar.

Sebagai ilustrasi Kabupaten    tertinggal dengan anggaran belanja pembangunan

sebesar Rp. 90 – 100 milyar,bila meminjam Rp.100 milyar dari pihak ketiga dengan

bunga pinjaman setara LPS 10 % atau layaknya suku bunga komersial tidak mungkin

dapat melakukannya, sebab cicilan pinjaman beserta bunga saja mencapai lebih

Rp.40 milyar/tahun atau hampir 50% dari anggaran belanja pembangunannya.

Berdasarkan UU 33/2004 tadi, dalam pelaksanaannya pihak ketiga hanya mempunyai

4 tahun anggaran, karena Bupati paling cepat baru dapat meminjam ditahun ke 2 dan
harus melunasi sebelum berakhir masa jabatannya (UU 33/2004, tenor pinjaman

selama masa jabatan kepala daerah) Berarti sebagian besar anggaran belanja

pembangunan pada tahun berikut        habis untuk membayar pokok dan bunga

pinjaman yang akan berdampak langsung pada kegiatan pelayanan masyarakat

didinas lainnya.



Inilah yang disebut ”buah simalakama”, dengan regulasi yang ada saat ini dipastikan

TIDAK ADA Bupati/Walikota yang mau serius memperbaiki atau membangun

infrastruktur dasar   dengan cara meminjam dari pihak ketiga, karena isu sekecil

apapun akan menyulitkan dan        belum menjamin     kemenangan dalam pilkada

selanjutnya.



Dapat disimpulkan PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DASAR yang menjadi kewajiban 489 kabupaten/ kota pada era Otonomi Daerah

sangat sulit untuk diharapkan, PINJAMAN       dari pihak ketiga termasuk Obligasi

Daerah tidak mungkin menjadi pilihan Bupati/Walikota. Tanpa kerjasama Antar

Daerah adalah hal yang mustahil bila         ada kabupaten dapat menyelesaikan

infrastruktur dasarnya, bahkan untuk Kabupaten dengan SDA yang kaya sebagai

sumber penghasilan seperti di Pulau Sumatera, Kalimantan , Sulawesi dan Irian Jaya.

Apalagi kalau mengharapkan daerah dengan status tertinggal yang APBDnya < Rp.

360 miliar dapat membiayai pembangunan infrastruktur dasarnya.

Contenu connexe

Tendances

Kajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahKajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahHerry Prananto
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerahbarita
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatOperator Warnet Vast Raha
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANIssu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANTri Widodo W. UTOMO
 
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...Universitas Trisakti
 

Tendances (16)

Referensi
ReferensiReferensi
Referensi
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Kajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahKajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerah
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerah
 
Makalah dampak pemekaran
Makalah dampak pemekaranMakalah dampak pemekaran
Makalah dampak pemekaran
 
Makalah pemekaran
Makalah pemekaranMakalah pemekaran
Makalah pemekaran
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HANIssu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
Issu-Issu Aktual Pemerintahan Daerah Ditinjau dari Optik HAN
 
1959589
19595891959589
1959589
 
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Ipc
IpcIpc
Ipc
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
 

En vedette

Summary cpo pooling system
Summary cpo pooling systemSummary cpo pooling system
Summary cpo pooling systemarfandirahman
 
Mekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mpMekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mparfandirahman
 
Infrastructure Develo
Infrastructure DeveloInfrastructure Develo
Infrastructure Develoarfandirahman
 
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indra
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indraGrowth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indra
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indraH2O Management
 
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And Thailand
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And ThailandFew Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And Thailand
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And ThailandJaspal Singh
 

En vedette (7)

Summary cpo pooling system
Summary cpo pooling systemSummary cpo pooling system
Summary cpo pooling system
 
Mekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mpMekanisme operasional mp
Mekanisme operasional mp
 
Infrastructure Develo
Infrastructure DeveloInfrastructure Develo
Infrastructure Develo
 
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indra
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indraGrowth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indra
Growth Strategies - bappenas -_dr._ir._bastary_pandji_indra
 
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And Thailand
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And ThailandFew Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And Thailand
Few Interesting Transport Facts – Malaysia, Indonesia, Singapore And Thailand
 
Presentation cfd 10 july 2014
Presentation cfd 10 july 2014Presentation cfd 10 july 2014
Presentation cfd 10 july 2014
 
Transport policy environment in indonesia
Transport policy environment in indonesiaTransport policy environment in indonesia
Transport policy environment in indonesia
 

Similaire à INFRASTRUKTUR DASAR

Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Ade Suerani
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009Ade Suerani
 
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas PelayananMemperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas PelayananTri Widodo W. UTOMO
 
Orientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembangOrientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembanghoyin rizmu
 
Contoh Poposal Pkn
Contoh Poposal PknContoh Poposal Pkn
Contoh Poposal Pkntaufiksenpai
 
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 202013 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020SekretariatDPRDPesse
 
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan PublikPolicy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan PublikRokhmad Munawir
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahHendra Jaya
 
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkitApakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkitCszoel Aschool
 
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptx
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptxPengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptx
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptxNazmamaarif
 
Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanAndy Wrx
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyBeta Uliansyah
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahDian Herdiana
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?Anas Ferdian
 
Skripsi ucup otw 05 01-2021
Skripsi ucup otw 05 01-2021Skripsi ucup otw 05 01-2021
Skripsi ucup otw 05 01-2021M Saidi Basri
 
Tugas Akuntansi Pemerintah
Tugas Akuntansi PemerintahTugas Akuntansi Pemerintah
Tugas Akuntansi Pemerintahsiskaambrwt
 

Similaire à INFRASTRUKTUR DASAR (20)

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di IndonesiaPerencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas PelayananMemperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
 
Orientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembangOrientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembang
 
Standard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdfStandard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdf
 
Contoh Poposal Pkn
Contoh Poposal PknContoh Poposal Pkn
Contoh Poposal Pkn
 
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 202013 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020
13 rekomendasi dprd pesisir selatan terhadap lk pj bupati tahun 2020
 
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan PublikPolicy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerah
 
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkitApakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
 
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptx
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptxPengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptx
Pengembangan Kompetensi SDM pada Sektor Pertambangan dan Penggalian.pptx
 
Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikan
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcy
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerah
 
Ess
EssEss
Ess
 
Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?
 
Skripsi ucup otw 05 01-2021
Skripsi ucup otw 05 01-2021Skripsi ucup otw 05 01-2021
Skripsi ucup otw 05 01-2021
 
Tugas Akuntansi Pemerintah
Tugas Akuntansi PemerintahTugas Akuntansi Pemerintah
Tugas Akuntansi Pemerintah
 

INFRASTRUKTUR DASAR

  • 1. MUNGKINKAH INFRASTRUKTUR DASAR DIDAERAH TERBANGUN Keterbatasan Kemampuan anggaran pemerintah untuk membiayai INFRASTRUKTUR DASAR menjadi salah satu kendala utama yang perlu segera dicari solusinya. Luasnya wilayah kabuputen terutama yang berada diluar Pulau Jawa dengan sebaran penduduk tidak merata membuat infrastruktur menjadi mahal dan secara ekonomi sangat tidak menguntungkan untuk dibangun. Namun dalam pertimbangan politik, hukum dan keamanan pembangunan infrastruktur dasar seperti Sarana pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja adalah kewajiban pemerintah daerah diseluruh wilayah di NKRI untuk mengadakannya. Kewenangan pengelolaaan dan pembiayaannya yang dibatasi oleh batas wilayah, dengan keluarnya PP 50/2007 tentang Tatacara Kerjasama Antar Dearah dan Permendagri 22/2009, seharusnya batas wiayah sudah bukan lagi menjadi penghambat pembangunan tapi merupakan potensi yang harus segera dimanfaatkan untuk bersama membangun infrastruktur disetiap kabupaten/kota sesuai kebutuhan dan potensi ekonomi masing-masing. Kalau anggaran belanja pembangunan masih berkisar 25 – 35 % dari total APBD, pasti sulit bagi kabupaten/kota untuk dapat menyelesaikan infrastruktur dasarnya, terbukti dari 489 kabupaten/kota, belum satupun yang mengklaim pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana sekolah dasarnya telah selesai. Kalau ditelisik lebih dalam, Pemerintah Daerah melalui UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dan Daerah sudah menangkap sinyal dari Pemerintah Pusat akan adanya perubahan sekema pembiayaan pembangunan
  • 2. infrastruktur, dimana fokus utama bukan lagi jumlah melainkan manfaat dan kuwalitas infarstruktur. Namun dampak regulasi dirasakan akan menjadi ”buah simalakama’ bagi bupati/walikota bila mengambil berani mengambil sikap, terutama bagi kabupaten/kota yang mempunyai APBD dibawah Rp.500 Miliar, contohnya Kabupaten Pandeglang, Banten. Hampir semua daerah mengeluh dan menyatakan tidak sanggup menyediakan anggaran untuk memperbaiki apalagi dan membangunan infrastruktur baru, walaupun dengan cara meminjam. Kabupaten/kota yang berada dipulau Jawa memerlukan Rp.100 miliar hanya untuk memperbaiki kerusakan 60% ruang kelas SDnya. Dengan APBD sebesar Rp.500 Milyar, ternyata hanya tersedia anggaran sebesar Rp.125 miliar yang dapat digunakan untuk Belanja Pembangunan (Profil Kabupaten/kota, Kompas Gramedia) yang selanjutnya dibagi ke 14 Dinas serta Badan yang ada dilingkungan pemda. Terasa semakin sulit bagi kabupaten/kota yang berada di wilayah Indonesia Timur yang termasuk dalam 199 atau 45 % kabupaten/kota berkategori tertinggal dengan APBD kurang dari Rp.360 milyar. Sebagai ilustrasi Kabupaten tertinggal dengan anggaran belanja pembangunan sebesar Rp. 90 – 100 milyar,bila meminjam Rp.100 milyar dari pihak ketiga dengan bunga pinjaman setara LPS 10 % atau layaknya suku bunga komersial tidak mungkin dapat melakukannya, sebab cicilan pinjaman beserta bunga saja mencapai lebih Rp.40 milyar/tahun atau hampir 50% dari anggaran belanja pembangunannya. Berdasarkan UU 33/2004 tadi, dalam pelaksanaannya pihak ketiga hanya mempunyai 4 tahun anggaran, karena Bupati paling cepat baru dapat meminjam ditahun ke 2 dan
  • 3. harus melunasi sebelum berakhir masa jabatannya (UU 33/2004, tenor pinjaman selama masa jabatan kepala daerah) Berarti sebagian besar anggaran belanja pembangunan pada tahun berikut habis untuk membayar pokok dan bunga pinjaman yang akan berdampak langsung pada kegiatan pelayanan masyarakat didinas lainnya. Inilah yang disebut ”buah simalakama”, dengan regulasi yang ada saat ini dipastikan TIDAK ADA Bupati/Walikota yang mau serius memperbaiki atau membangun infrastruktur dasar dengan cara meminjam dari pihak ketiga, karena isu sekecil apapun akan menyulitkan dan belum menjamin kemenangan dalam pilkada selanjutnya. Dapat disimpulkan PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR yang menjadi kewajiban 489 kabupaten/ kota pada era Otonomi Daerah sangat sulit untuk diharapkan, PINJAMAN dari pihak ketiga termasuk Obligasi Daerah tidak mungkin menjadi pilihan Bupati/Walikota. Tanpa kerjasama Antar Daerah adalah hal yang mustahil bila ada kabupaten dapat menyelesaikan infrastruktur dasarnya, bahkan untuk Kabupaten dengan SDA yang kaya sebagai sumber penghasilan seperti di Pulau Sumatera, Kalimantan , Sulawesi dan Irian Jaya. Apalagi kalau mengharapkan daerah dengan status tertinggal yang APBDnya < Rp. 360 miliar dapat membiayai pembangunan infrastruktur dasarnya.