2. TUGAS POWER POINT
KELOMPOK 3 :A.HUDATURAHMAN
HUMAYNI
MATERI :SOSIOLOGI
SEMESTER :2
KELAS :X
GURU PEMBIMBING :ARIF RAHMAN
TAHUN AJARAN :2011/2012
3. Bab 1. Dalam Pembentukan Kepribadian
Nilai dan Norma Tahap-tahap sosialisasi
Proses sosialisasi Pola-pola sosialisasi
Faktor-faktor pembentukan
Tujuan sosialisasi kepribadian
Hubungan antara kepribadian
Media sosialisasi dengan masyarakat dan
kebudayaan
4. Bab 2.Perilaku Menyimpang dan
Pengendalian Sosial
Perilaku menyimpang
Pengendalian Sosial
Perilaku Menyimpang
sebagai Hasil sosialisasi
Tidak Sempurna
5. Bab3. Pengetahuan Sosiologi dalam
Kehidupan Bermasyarakat
Penerapan Sosiologi dalam
Kehidupan Bermasyarakat
Hakikat Sosiologi
6. Nilai
Pengertian Nilai Pengertian Norma
Jenis-jenis Nilai Jenis –jenis Norma
Fungsi Nilai Fungsi Norma
7. Pengertian Nilai
Nilai merupakan konsep yang ada dalam pikiran
sebagian besar manusia mengenai hal-hal yang
dianggap mulia.
Nilai selalu berkaitan dengan norma, hanya saja
pada norma lebih banyak menekan pada
peraturan-peraturan yang disertai dengan sanksi-
sanksi yang merupakan faktor pendorong bagi
individu ataupun kelompok masyarakat untuk
mencapai ukuran nilai-nilai sosial yang dianggap
yang terbaik untuk dilakukan.
Nilai budaya merupakan suatu konsep dengan
ruang lingkup sangat luas yang ada dalm alam
pikiran sebagian besar warga masyarakat
mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Next
8. Berikut ini merupakan pengertian nilai menurut para ahli.
Young, menyatakan bahwa nilai sosial sebagai asumsi-asumsi
yang abstrak sering tidak disadari tentang apa yang benar dan
apa yang penting.
Woods, menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk-
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarah
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Green, menyatakan bahwa nialai sosial sebagai kesadaran yang
secara relatif emosi terhadap objek.
Sedangkan menurut C. Kluckohn, semua nilai kebudayaan alam
pada dasarnya mengenai lima masalah pokok, yaitu :
Nilai mengenai hakikat hidup manusia
Nilai mengenai hakikat karya manusia
Nilai mengenai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang
dan waktu
Nilai mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam
sekitar
Nialai mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan
sesamanya, bersifat horizontal
9. Jenis-jenis Nilai
Nilai kerohanian, adalah berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang
berhubungan kebutuhan rohani manusia.
Nilai material, adalah berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani manusia
Nilai vital, merupakan berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang
berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Jenis-jenis nilai sosial
Nilai sosial adalah suatu ukuran, patokan, anggapan dan
keyakinan yang diterima masyarakat dan dijadikan dasar
kehidupan manusia.
Menurut pendapat Notonagoro :
Nilai kerohanian, adalah berbagai konsepsi mengenai segala
sesuatu yang berhubungan kebutuhan rohani manusia.
Nilai material, adalah berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu
yang berguna bagi jasmani manusia
Nilai vital, merupakan berbagai konsepsi mengenai segala
sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan
aktivitas.
Next
10. Nilai kebenaran, nilai yang bersumber pada akal
. manusia (cipta)
Nilai keindahan, nilai yang bersumber pada unsur
perasaan (estetika)
Nilai moral, nilai yang bersumber pada unsur
kehendak (karsa)
Nilai keagamaan (religiusitas) adalah nilai yang
bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
Menurut ciri-crinya, nilai sosial dapat dibedakan
menjadi dua :
a. Nilai yang dominan, adalah nilai-nilai sosial yang
dianggap lebih penting dari nilai lainnya.
b. Nilai-nilai yang terencana artinya nilai sosial itu
menjadikan kepribadian bawah sadar, sehingga
pelanggaran terhadap nilai tersebut akan
menimbulkan rasa malu.
Next
11. Menurut Notonagoro, nilai sosial dibedakan menjadi
nilai religius, etika, estetika, kebenaran.
Nilai religius ( nilai ketuhanan)
Nilai religius merupakan nilai ketuhanan, yaitu nilai
kerohanian tertinggi dan mutlak.
Nilai kebaikan atau moral (etika)
Nilai kebaikan atau moral bersumber pada
kehendak, kemauan manusia atau etika yang berlaku di
masyarakat, serta bersumber pada moralitas manusia.
Nilai keindahan ( estetika)
Nilai yang bersumber pada rasa manusia atau perasaan.
Nilai keindahan berasal dari budi dan rasa yang ada dalam
diri seseorang.
Nilai kebenaran
Nialai kebenaran merupakan kenyataan-kenyataan yang
bersumber pada akal manusia. Nilai kebenaran merupakan
nilai yang mutlak sebagai suatu hal yang kodrat.
12. Fungsi Nilai
Fungsi nilai sosial dalam interaksi sosial antara lain:
Nilai berfungsi mengatur cara-cara berpikir dan
bertingkah laku secara ideal.
Nilai berfungsi mengembangkan seperangkat
alat yang siap dipakai untuk menetapkan harga
sosial dari pribadi grup
Nilai bisa berfungsi sebagai alat pengawas
dengan daya tahan dan daya pengikat tertentu
Nilai bisa dapat berfungsi sebagai alat solidaritas
di kalangan anggota grup dan masyarakat
Nilai merupakan penentu akhir bagi manusia
dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya.
13. Pengertian Norma
Norma adalah aturan yang berlaku dalam
masyarakat yang disertai dengan sanksi atau
ancaman bila tidak melakukannya.
Norma merupakan pedoman hidup
mengikat setiap anggota masyarakat.
Norma adalah tatanan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang berlaku di masyarakat dan
merupakan pedoman kehidupan sehari-hari.
14. Jenis-jenis Norma
Norma agama, merupakan aturan yang
terkandung dalam nilai-nilai keagamaan yang
menjadi pedoman hidup manusia.
Norma hukum, merupakan jenis norma yang
paling jelas dan kuat ikatannya karena
merupakan norma yang baku.
Norma susila, mengatur bagaimana seseorang
berperilaku secara baik dengan pertimbangan
moral.
Norma etika, merupakan suatu aturan yang
mengatur agar masyarakat beperilaku dengan
sopan.
Next
15. Ditinjau dari tingkat sanksi atau berdasarkan kekuatan yang
mengikatnya, norma sosial dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Usage (tata cara), merupakan norma yang paling rendah tingkat
sanksi bagi pelanggarnya.
Folkways (kebiasaan), merupakan cara-cara berperilaku yang
disukai oleh banyak orangshingga dilakukan berulang-ulang.
Mores (tata kelakuan), merupakan norma yang bersumber pada
filsafat, ajaran agama atau ideologi yang dianut masyarakat.
Costums (adat), merupakan norma yang tidak tertulis namun
sangat kuat daya ikatnya dan sangat ditaati masyarakatnya
sehingga pelanggaran terhadap adat akan meperoleh sanksi yang
berat.
Norma hukum (laws), adalah suatu rangkaian aturan yang
ditunjukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-
ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan, agar dalam
masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Norma hukum terbagi dua :
Hukum tertulis (pidana dan perdata)
Hukum tidak tertulis (hukum adat)
Next
16. Perbedaan nilai dan norma sebagai
berikut:
Pada hakikatnya, nilai dan norma itu sama. Perbedaannya
bahwa nilai tidak mempunyai sanksi yang tegas
Nilai merupakan sesuatu yang baik sehingga perlu dijaga
dan dipelihara. Agar dapat menjaga dan memelihara nilai
yang baik diperlukan nilai norma.
Nilai merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang
diperhatikan oleh perseorangan, grup, ataupun masyarakat
secara keseluruhan tentang baik-buuruk, benar-
salah, suka-duka, dan sebagainya terhadap objek materiil
maupun non materiil.
Norma merupakan aturan-aturan yang disertai sanksi bila
dilanggar. Sanksi merupakan untuk mendorong bukan
menekan orang, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial yang ideal
tersebut.
17. Fungsi Norma
Pedoman bagi perilaku manusia
Kritera perilaku sosial termasuk
penyimpangan atau bukan
Pedoman bagi pengandalian sosial
18. h nini
Pengertian Sosialisasi Penilaian Sosialisasi
Tujuan Sosialisasi Faktor-faktor Pembentukan
Kepribadian
Pola-pola Sosialisasi
Deskripsi Data Primer atau Sekunder
tentang Hubungan Pembentukan
Kepribadian dengan Kebudayaan
Tahap-tahap
Sosialisasi
Hubungan antara Kepribadian
dengan Masyarakat dan
Media Sosialisasi Kebudayaan
19. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses seseorang
mempelajari pola-pola hidup dalam
masyarakat sesuai dengan nilai, norma, dan
kebiasaan yang berlaku untuk berkembang
sebagai anggota masyarakat sebagai individu
(pribadi).
Pengertian sosialisasi lainnya, yaitu sebagai
proses belajar anggota masyarakat untuk
mengenal dan menghayati norma-norma
serta nilai-nilai masyarakat tempat ia menjadi
anggota, sehingga terjadi pembentukan
sikap untuk berperilaku sesuai dengan
tuntunan atau perilaku masyarakat.
20. Tujuan Sosialisasi
Memberikan keterampilan kepada seseorang
untuk dapat hidup bermasyarakat
Mengembangkan kemampuan seseorang
untuk dapat berkomunikasi secara efektif.
Membuat seseorang dapat mengembalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan
introspeksi yang tepat
Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan
kepada seseorang yang mempunyai tugas
pokok dalam masyarakat.
21. Pola-pola Sosialisasi
Sosialisasi represif
Sosialisasi dengan cara ini menekan pada
penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
Sosialisasi refresif mempunyai ciri-ciri, seperti
penekanan pada kepatuhan anak pada orang
tua, penekanan pada komunikasi satu arah pada
keinginan orang tua, misalnya ada orang tua
yang melakukan hukuman fisik terhadap anak
yang dianggap tidak menaati atau menuruti
keinginan orang tua yang mengakibatkan anak
tersebut cacat.
Sosialisasi partisipatif
Sosialisasi partisipatif adalah suatu pola
sosialisasi yang memberikan apa yang diminta
anak apabila berperilaku baik atau sosialisasi
yang mengutamakan adanya partisipasi oleh
anak.
22. Tahap-tahap sosialisasi
Tahap persiapan atau preparatory
Tahap meniru atau play stage
Tahap siap bertindak atau game stage Media
Sosialisasi
Tahap penerimaan norma kolektif atau
generalized other
23. Media sosialisasi dapat kita kelompokkan
menjadi dua.
Sosialisasi primer
Sosialisasi primer ialah sosialisasi pertama
dilakukan individu secara alamiah, contohnya
sosialisasi dalam lingkungan keluarga.
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi diluar
lingkungan keluarga, meliputi:
a. Teman sepermainan
b. Sekolah
c. Lingkungan kerja
d. Media massa
e. Masyarakat umum
24. Penilaian sosialisasi
Ada empat kriteria yang dapat digunakan
untuk mengukur berhasil atau tidaknya
proses sosialisasi yaitu: kepuasan
psikis, gejala-gejala fisik, efisiensi kerja, dan
penerimaan sosial.
Apabila seseorang berhasil dalam
sosialisasi, mereka akan mendapatkan
kepuasan psikis, bekerja dapat lebih
efisien, gejala fisik sehat, selalu menunjukan
keceriaan, dan penerimaan sosial terhadap
orang lain bersifat positif atau baik.
25. Faktor-faktor Pembentukan Kepribadian
Warisan biologis
Warisan biologis merupakan faktor keturunan yang
berpengaruh terhadap perilaku kompulsif (terpaksa
dilakukan), kemudahan dalam pergaulan
sosial, serta keramhtamahan.
Warisan lingkungan alam
Adanya perbedaan iklim, topografi, dan sumber
daya alam menyebabkan manusia harus
menyesuaian diri dengan lingkungannya.
Warisan sosial
Kebudayaan merupakan warisan sosial yang sangat
berpanguh terhadap proses sosialisasi manusia.
Kelompok manusia
Kehidupan seseorang dipengaruhi oleh kelompok.
26. Deskripsi Data Primer atau Sekuder tentang
Hubungan Pementukan Kepribadian dengan Kebudayaan
Kepribadian seseorang sangat terkait dengan kebudayaan yang
berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Sebagai
contoh, masyarakat jawa memiliki kepribadian
sopan, santun, ramah, dan suka berbasa-basi, karena di
lingkungan masyarakat jawa prinsip gontong royong dan
kekeluargaan sangat diutamakan dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kepribadian atau watak seseorang selain
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, juga dipengaruhi oleh
lingkungan fisik (alam). Lingkungan fisik atau alam yang keras
dan hanya memiliki sumber daya alam yang sedikit menuntut
masyarakat untuk berusaha keras, bersaing, dan berkreativitas
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya, orang yang
hidup di lingkungan yang tidak kompetitif (seperti pedesaan)
masyarakatnya cenderung tidak kompeten dalam
persaingan, sehingga sikap gotong royong, saling membantu
dan gejala aspek kehidupan sangat menonjol.
27. Hubungan Antara Kepribadian dengan
Masyarakat dan Kebudayaan
Proses pembentukan kepribadian sesorang individu sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan setempet. Kebudayaan yang langsung mempengaruhi
kepribadian individu umumnya adalah sebagai berikut :
1. Kebudayaan daerah
Kebudayaan disetiap daerah pasti memiliki ciri-ciri khusus yang dapat
membedakan dengan masyarakat lainya.
2. Agama yang dianut
Agama adalah ajaran dari Sang Pencipta yang diturunkan melalui wahyu
yang disampaikan lewat para nabi.
3. Pekerjaan atau Keahlian ( profesi)
Seorang pemolong mungkin hal yang biasa makan di pinggir jalan, bajunya
lusuh, celananya sobek, badannya kotor.
4. Cara hidup di lingkungan desa atau kota
Masyarakat desa umumnya adalah masyarakat agraris, sedangkatn di
masyarakat kota sangat heterogen.
5. Kebudayaan khusus kelas sosial
Kebudayaan khusus kelas sosial biasanya terwujud karena keturunan dan
status ekonomi melekat pada seseorang.
28. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat diartikan
sebagai perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan dirinya dengan kehendak
masyarakat. Dengan kata lain, perilaku
menyimpang adalah perbuatan-perbuatan
yan mengabaikan norma, nilai, dan
patokan-patokan yang terdapat di dalam
masyarakatnya.
Next
29. Teori-teori penyimpangan sosial
Robert Mz Lawang, mendifinisikan
penyimpangan sebagai semua tindakan yang
menyimpng dari norma-norma yang berlaku
dalam suatu sestem sosial, dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam
sestem itu untuk meperoleh perilaku yang
menyimpang.
Cohen mendefinisikan perilaku menyimpang
adalah tingkah laku yang
melanggar, bertentangan, atau menyimpang
dari aturan normatif (hukum) maupun dari
harapan lingkungan sosial bersangkutan
Robert K. Merton mengumukakan terori
Merton bahwa perilaku menyimpang
merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi
tertentu
Next
30. Macam-macam perilaku Menyimpang
Kenakalan anak-anak
Penyimpangan seksual meliputi homoseksual
Alkoholisme, adalah pecandu alkohol
Penyalah gunaan narkoba
Tindakan kriminal atau kejahatan
Hubungan seksual sebelum nikah
31. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial :
Penyimpangan primer : penyimpangan yang bersifat
temporer atau sementara dan hanya menguasai
sebagian kecil hidup seseorang.
Adapun ciri-ciri penyimpangan primer ;
-Bersifat sementara
-Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku
menyimpang
-Masyarakat masih menerima/mentolerer
contohnya penyimpangan primer ;
-seorang anak mencuri mangga tetangga
-siswa tidak mengenakan seragam lengkap saat
upacara
-Siswa tidak mengerjakan tugas
Next
32. Penyimpangan skunder
Ialah perbuatan yang dilakukan secara khas
memperlihatkan periaku menyimpang dan secara umum
dikenal sebagai orang yang menyimpang karena sering
melakukan tindakan yang meresahkan orang lain.
Adapun ciri penyimpangan skunder ;
-Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
-Masyarakat tidak bisa mentolerer perilaku tersebut
Contoh penyimpangan skunder ; semua bentuk tindakan
kriminalitas seperti ; curanmor, perampokan, pembunuhan
dan sebagainya.
Penyimpangan individu ; penyimpangan yang dillakukan
oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-
norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Penyimpangan kelompok ; penyimpangan yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok
yang bertentangan dengan norma masyarakat yang
berlaku sebagai contoh, orang yang melakukan
penyelundupannarkotik dan obatan terlarang lainnyasecara
gelap dan mnyalahgunakan pemakaiannya.
Next
33. Sifat-sifat Penyimpangan
Penyimpangan positif, yaitu penyimpangan yang
mempunyai dampak positif karena unsur inovatif, kreatif
dan memperkaya alternatif.
Penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang
terarah pada nilai-nilai sosial yang didambakan
meskipun cara yang dilakukan tampak menyimpang dari
norma yang berlaku, contoh bentuk penyimpangan yang
bersifat positif adalah dalam masyarakat
tradisional, wanita yang melakukan kegiatan tertentu
(berkarier) dianggap tabu. Perilakunya dianggap
melakukan penyimpangan. Namun ada dampak negatif
misalnya :
pencurian, perampokan, pelacuran, perkosaan. Dalam
pembahasan selanjutnya, penyimpangan negatif inilah
yang dimaksud sebagai perilaku menyimpang.
Penyimpangan negatif, yaitu penyimpangan yang
cenderung bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk.Next Misalnya
tindakan kejahatan/kriminal.
34. Faktor-faktor penyebab terbentuknya perilaku menyimpang
Ketidak sanggupan menyerap norma budaya, yaitu seseorang
yang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna
menyebabkan ia tidak sanggup menjalankan perannya sesuai
dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Misal : anak
dari keluarga broken home tumbuh menjadi anak nakal.
Adanya ikatan sosial yang berlainan, yaitu seseorang yang
bermasyarakat dangan kelompok-kelompok akan cenderung
mengindentifikasikan dirinya dengan kelompok saja daripada
dengan kelompok lainnya. Jika kelompok yang ia ikuti ternyata
menyimpang, maka ia pun akan menjadi pelaku penyimpangan
sosial.
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan
menyimpang, yaitu subkebudayaan menyimpang adalah
kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dangan
dengan norma budaya yang umum. Misal: dalam lingkungan
kelompok penjudi, berjudi merupakan hal yang wajar.
Akibat kegagalan dalam proses sosialisai, yaitu proses sosialisasi
dikatakan tidak berhasil apabila individu tidak mampu
mendalami norma-norma masyarakat. Misal: jika keluarga tidak
berhasil mendidik para anggotanya maka yang terjadi adalah
penyimpangan perilaku. Next
35. Sikap mental yang tidak sehat, yaitu perilaku
menyimpang tidak merasa bersalah dengan apa yang ia
lakukan. Misal: profesi pelacur.
Keluarga yang broken home, yaitu retaknya keluarga
menyebabkan anggota keluarga mencari kesenangan di luar
rumah, misal: kenakalan remaja yang disebabkan rumah tangga
orang tua yang tidak harmonis.
Pelampiasan rasa kecewa, yaitu seseorang yang mengalami
kekecewaan sering melampiasan kekecewaannya dengan
melakukan hal-hal menyimpang, misalnya lari ke narkoba
, berjudi dan sebagainya.
Keinginan untuk dipuji, yaitu orang ingin hidup mewah tanpa
mau bekerja keras sehingga melakukan tindak kriminal untuk
memperoleh kekayaan secara cepat demi penampilannya.
Next
36. Media Pembentukan Perilaku Menyimpang
Keluarga: yang selalu cekcok dan tidak harmonis
menyebabkan keluarga gagal dalam
mensosialisasikan nilai-nilai yang baik kepada
anak, sehingga anak dapat berperilaku
menyimpang.
Lingkungan tempat tinggal, seiring individu tinggal
di lingkungan kumuh dengan berbagai perilaku
menyimpang yang ada dan terjadi di sekitarnya
menyebabkan ia akan tumbuh menjadi orang yang
berkepribadian yang menyimpang.
Kelompok bermain dapat mempengaruhi
terbentuknya kepribadian seseorang. Pergaulan
dengan anak yang suka membolos, membuat
keonaran akan berpengaruh pada teman lainnya.
Media massa merupakan media sosialisasi yang
dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Banyak pelaku menyimpang yang disebabkan
karena pengaruh media massa.
37. Perilaku Menyimpang Sebagai hasil sosialisasi
yang tidak sempurna
Kerumunan adalah kumpulan orang yang tidak teratur
dan terjadi secara spontan. Ukuran utama adanya
kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara
fisik, tidak terorganisasi, dapat mempunyai
pimpinan, tidak mempunyai sestem pembagian kerja.
Identitas seseorang biasanya tenggelam kalau orang
yang bersangkutan ikut serta dalam kerumunan.
Publik adalah kelompok yang bukan merupakan satu
kesatuan. Hubungan publik terjadi secara tidak langsung
melalui alat-alat komunikasi seperti radio, handy
talky, dan film. Setiap aksi dari publik diprakarsai oleh
keinginan individual. Individu-individu dalam suatu
publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan
sosial yang sesungguhnya dan masih lebih
mementingkan diri sendiri daripada tergabung dalam
kerumunan.
38. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu cara dan prose
terencana atau tindak yang mengendalikan indiviidu
Tujuan pengendalian sosial untuk mencapai
keserasian dan stabilitas kehidupan dalam
masyarakat, sehingga tercipta suasana
tenang, aman dan damai.
Sifat-sifat pengendalian sosial :
-pengendalian sosial preventif, yaitu usaha yang
dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, atau
bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran
-pengendalian represif, yaitu usaha yang dilakukan
setelah suatu pelanggaran terjadi, ditunjukan untuk
memulihkan keadaan kepada situasi seperti sebelum
terjadinya pelanggaran.
-Pengendalian sosial gabungan antara preventuf dan
represif
Next
39. Macam-macam Pengendalian sosial
a. Berdasarkan pada posisi waktu dilaksanakan
pengendalian tersebut terhadap terjadinya
pelanggaran.
1) Pengendalian sosial preventif, yaitu pengendalian
sosial yang dialkukan sebelum terjadinya suatu
pelanggaran, tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya pelanggaran itu sendiri.
2) Pengendalian sosial represif, yaitu usaha yang
dilakukan setelah suatu pelanggaran terjadi, tujuannya
adalah melakukan atau menjatuhkan hukuman kepada
si pelanggar agar jera.
b. Berdasarkan penyampaian atau caranya
1) cara paksaan, adalah pengendalian sosial dengan
memberikan sanksi agar keserasian hidup tidak
terganggu.
2) cara bujukan, adalah ajakan-ajakan halus tanpa
kekerasan atau tidak melalui paksaan.
Next
40. Berdasarkan pelaku atau paksaan dari pelaksanaan
pengendalian sosial
1) Pengendalian sosial berpribadi, adlah pengaruh
baik atau buruk yang datang dari orang-orang
tertentu, tokoh yang berpengaruh, atau orang
yang sudah dikenal.
2) Pengendalian insitusional, ialah pengaruh dari
suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga
tertentu.
3) Pengendalian resmi, adalah suatu pengawasan
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
resmi, misalnya lembaga negara atau lembaga
agama
4) Pengendalian tidak resmi, dilakukan demi
terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak
resmi masyarakat. Next
41. Berdasarkan pada keberadaan kelompok/pengendalian
kelompok
Pengedalian sosial kelompok merupaka suatu
prose yang lahir dari kebutuhan individu akan
penerimaan kelompoknya.
1) pengendalian pada kelompok
primer, terjadi secara formal, spontan, dan
tanpa direncanakan.
2) pengendalian pada kelompok
skunder, terjadi secara formal. Kelompok
skunder pada umumnya lebih besar dan
biasanya erupakan lembaga pengendalian
yang lebih lemah daripada kelompok primer.
Next
42. Bentuk-bentu Pengendalian Sosial
Ada beberapa benuk pengendalian sosial di dalam
masyarakat untuk mencegah dan mengetasi perilaku
menyimpang. Bentuk pengendalian sosial
tersebut, antara lain adalah gosip atau desas-
desus, teguran, hukuman, pendidikan, dan agama.
Meskipun terdapat sestem pengendalian
sosial, namun di tengah masyarakat tetap saja terjadi
penyimpangan sosial, hal ini disebabkan oleh:
a. Adanya kaidah-kaidah/nilai-nialai yang tudak
memuaskan bagi pihak tertentu.
b. Tidak mungkin mengatur semua kepentingan warga
secara merata.
c. Kadang-kadang terjadi bahwa pengendalian sosial
tidak dapat diterapkan seterusnya.
d. Terjadi konflik dalam masyarakat karena perbedaan
kepntingan
Next
43. Jenis-jenis lembaga pengendalian
sosial meliputi:
a. Keluarga merupakan lembaga pengendalian sosial primer yang
pertama membentengi anggota keluarga/anggota masyarakat
untuk tidak melakukan penyimpangan sosial.
b. Kepolisian, bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
umum dan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang
melanggar hukum dan undang-undang yang berlaku.
c. Pengadilan, melayani, menengani, menyelesaikan dan
mengadili dengan memberikan sanksi-sanksi yang tegas
terhadap perselisihan atau tindakan yang melanggar aturan
dan undang-undang yang belaku.Kepolisian, pengadilan, adat
dan tokoh masyarakat termasuk lembaga pengendalian sosial
sekunder.
d. Adat, merupakan aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh
dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang
memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat
pendukungnya.
e. Tokoh masyarakat, adalah warga masyarakat yang memiliki
kemampuan, pengetahuan, perilaku, usia ataupun kedudukan
oleh anggota masyarakat lainnya dianggap sebagai tokoh atau
pemimpin masyarakat.
Next
44. Fungsi pengendalian sosial
Untuk meyakinkan masyarakat tentang kebaikan
norma. Usaha itu ditempuh melalui pendidikan, baik
dalam keluarga (informal), di sekolah
(formal), maupun di dalam masyarakat (nonformal).
Untuk mempertebal kebaikan norma. Hal tersebut
dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikiran
dengan dongeng-dongeng dengan berisi norma atau
cerita tokoh atau pahlawan-pahlawan pejuang yang
memiliki nilai-nilai terpuji.
Untuk mempertebal keyakinan norma-norma
masyarakat, hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan norma-norma tertentu dari
masyarakat lain.
45. Cakupan pengendalian sosial
Pengawasan antar individu
contoh:
-Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak
-Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi
Pengawasan individu dengan kelompok
contoh:
-Guru mengawasi ujian dikelas
-Polisi mengatur lalulintas
Pengawasan kelompok dengan individu
-Bapak dan ibu pranoto selalu mengontrol perilaku anak
tunggalnya
-Kawanan massa menghajar seorang pencopet
Pengawasan antar kelompok
-Dua perusahaan melakukan joint venture (patongan)
selalu melakukan saling pengawasan
-Badan Pemeriksa Keuagan (BPK) memeriksa Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas)
46. Pengetahuan Sosiologi dalam masyarakat
1. Kelahiran sosiologi
lahirnya sosiologi pertama di Eropa sebelum
masehi sejak abad ke-19, kawasan itu menjadi
pusat tumbuhnya peradaban dunia, hanya
Eropalah yang terus menumbuhkan peradaban
sehingga berpengaruh ke suluruh dunia.
2. Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh
filsafat, moralis dan sekaligus sosiolog yang
berkebangsaan Prancis, Auguste comte melalui
Course de Philosophie Positive. Menurut
Comte, sosiologi berasal dari kata Latin socius
yang artinya teman atau sesama, dan logos dari
kata yunani yang artinya cerita. Jadi pada
awalnya, sosiologi berarti bercerita tentang
teman atau kawan (masyarakat).
47. Ciri serta hakikat sosiologi
Ciri utamanya adalah sebagai berikut:
a. Bersifat empiris, yaitu ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak
spekulatif.
b. Bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan
tersebut selalu berusaha untuk menyusun
abstraksi dari hasil-hasil observasi.
c. Bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-
teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus
teori-teori yang lama.
d. Bersifat nonetis, yang berarti bahwa sosiologi
tidak mempersoalkan baik atau buruknya fakta
tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk
menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
48. Hakikat Sosiologi
a. Sosiologi adalh ilmu sosial, hal ini sesuai dengan
kenyataan bahwa keduanya mempelajari atau
berhubungan dengan gejala-gejala masyarakat.
b. Dalam sosiologi, objek yang dipelajari dibatasi pada apa
yang terjadi sekarang dan bukan bukan yang seharusya
terjadi saat ini.
c. Dilihat dari penerapannya, sosiologi dapat digolongkan
kedalam ilmu pengetahuan murni dan dapat juga menjadi
ilmu terapan.
d. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang absrak bukan
yang konkret.
e. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian
dan pola-pola umum manusia dan masyarakat.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang
umum, bukan khusus, artinya sosiologi mempelajari
gejala-gejala umum yang ada pada interajsi antar
manusia.
49. Objek sosiologi
Objek material. Objek material sosiologi
adalah kehidupan sosiologi sosial, gejala-
gejala dan proses hubungan antarmanusia
yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia
itu sendiri.
Objek formal. Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk
sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan
antarmanusia serta proses yang timbul dari
hubungan manusia di dalam masyarakat.
50. Sosiologi diantara ilmu lain
Ilmu murni sekaligus ilmu terapan. Dilihat dari objeknya
maka, sosiologi memang termasuk kelompok ilmu sosial
bersama-sama dengan ilmu lainnya, sedangkan jika dilihat
dari segi penerapannya kedua ilmu tersebut digolongkan:
a. Ke dalam ilmu pengetahuan murni, yaitu ilmu yang
bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan
pengetahuan secara abstrak untuk mempertinggi
mutunya, namun segi penerapannya bukan perhatian
utama.
b. Ke dalam ilmu pengetahuan terapan, yaitu ilmu yang
bertujuan untuk mencari sosiologi sosial, khususnya
sosiologi sosial agak sulit dibedakan dan sering kali
keduanya merupakan dua spesialisasi yang digabungkan
dalam satu bagian, terutama bisa dilihat lapangan
penyelidikan, keduanya menyelidiki
perkembangan, persebaran dan terjadinya bermacam-
macam kebudayaan manusia di dunia serta masalah-
masalah dasar kebudayaan manusia sehingga akan sulit
sekali mengadakan pembatasan yang tegas antara kedua
ilmu tersebut.
51. Peran sosialisasi terhadap fenomena
sosial budaya
Mengidentifikasi fenomena budaya dimasyarakat
jika dilihat dari perwujudannya, unsur budaya merupakan fenomena
budaya di masyarakat yang dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Kebudayaan fisik (kebenaran) berupa benda-benda hasil karya manusia
2. Sistem ilmu pengtahuan dan kesenian
3. Sistem nilai budaya atau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak
Menghadapi fenomena budaya di masyarakat
keragaman budaya harus menyadarkan kita bahwa sangat penting
memahami latar belakang sosial budaya yang berasal dari masyarakat
lain. Kajian tentang fenomena sosial budaya baik atau buruk , cocok
atau tidak cocok bagi suatu masyarakat. Namun melalui ilmu sosiologi
kita diajak untuk memahami keragaman budaya sebagai sesuatu yang
dapat nenperkaya kebudayaan. Pemenfaatan ilmu tersebut yang lebh
praktis sifatnya bisa dilihat pada penggunaan, penyuluhan terhadap
masyarakat seperti program keluarga berencana, bahaya narkoba dan
penegakan hukum.
52. Penerapan pengetahuan sosiologi dalam
bidang perencanaan sosial
Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan
manusia
Sosiologi memahami hubungan manusia dangan
lingkungan alam, hubungan antar
golongan, proses perubahan dan penemuan baru
terhadap masyarakat
Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan
atas objektivitas
Dengan berfikir sosiologis, maka perencanaan
sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan
masyarakat ditinjau dari perkembangan
kebudayaan
53. Penerapan pengetahuan sosiologi dalam
bidang penelitian
Pemahaman terhadap pola prilaku
masyarakat
Kemampuan untuk mempertimbangkan
berbagai fenomena sosial yang timbul dalam
kehidupan masyarakat
Kemampuan melihat kecenderungan-
kecenderungan arah perubahan pola perilaku
anggota masyarakat
Memahami simbol kata dan kode serta
berbagai istilah yang digunakan oleh
masyarakat
54. Penerapan pengetahuan sosiologi dalam
bidang pembangunan
Dalam bidang pembangunan, sosiologi
sangat diperlukan dalam hal penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan, terutama yang
menyangkut kepentingan masyarakat.
55. Penerapan pengetahuan sosiologi dalam
bidang pemecahan masalah sosial
Psikologis, misalnya penyakit saraf/menal, kasus
bunuh diri, disorganisasi jiwa
Kebudayaan, misalnya
kejahatan, perceraian, kenakalan remaja dan lain-lain
Ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan
bencana alam
Biologis, misalnya wabah penykit
Penerapan pengetahuan sosiologi yang diperoleh
para ilmuwan telah banyak dimanfaatkan oleh
lembaga-lembaga baik negara maupun swasta.
Beberapa sosiolog dipekerjakan oleh perusahaan-
perusahaan, biro-biro pemerintah, badan-badan
sosial, penelitian evaluasi, bidang personalia, dan
bidang administrasi.
56. Terimakasih Telah Menyaksikan
Power Point yang telah kami buat, jika ada
kekurangannya kami banyak-banyak minta
maaf, karena kami juga manusia tidak
terlepas dari kelebihan dan kekurangan.
Semoga bapak dapat
memakluminya, sebelum dan sesudahnya
saya ucapkan terimakasih.
wasalam
Humayni dan A. Hudaturahman