Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika ini membahas tentang penjumlahan vektor, termasuk metode grafis, jajaran genjang, dan analitis untuk menjumlahkan dua vektor atau lebih. Guru akan menjelaskan konsep-konsep tersebut dan memberikan contoh soal kepada siswa.
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 2 PADANG
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/ Semester : X / Ganjil
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar :.1 2Melakukan penjumlahan vektor
Indikator : menghitung jumlah dua vektor atau lebih
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metoda jajaran genjang dan poligon
2. Menjumlahkan dua vektor yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan
rumus dalil cosinus
3. Menguraikan sebuah vektor dalam bidang datar menjadi dua vektor komponen yang saling tegak
lurus
4. Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara analitis
5. Menghitung hasil perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian titik
6. Menghitung hasil perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian silang Penjumlahan Dua
Vektor
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian besaran vektor
Besaran Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.
2. Penjumlahan 2 vektor atau lebih
a) Penjumlahan vektor secara grafis (Metode Poligon)
Langkah – langkahnya :
Salah satunya vektor, misalnya v1, digambarkan sesuai arah dan skala.
Vektor kedua (v2) digambarkan sesuai arah dan skalanya, dengan menempatkan pangkal
(titik rangkap vektor) v2 pada ujung v1.
Tarik vektor dari pangkal v1 sampai ujung vektor v2 inilah yang disebut dengan vektor
resultan (vt)
2. b) Penjumlahan vektor secara jajaran genjang
Besaran resultan dapat dicari dengan rumus :
Vt = a 2 + b 2 + 2ab. cos α
a a +b
α
b
c) Penjumlahan vektor secara analitik.
Caranya sebagai berikut :
Membuat koordinat siku-siku (sumbu x dan sumbu y) pada titik tangkap vektor.
Menguraikan (memproyeksikan) masing – masing vektor menjadi komponen pad asumbu
x dan sumbu y.
Menjumlahkan komponen – komponen pada sumbu x (Rx) dan sumbu y (Ry).
Nilai resultan dapat ditentukan dengan persamaan :
R = Rx + R y
2 2
3. Besar dan Arah Resultan Vektor
Lihat dua buah vektor A dan B yang mempunyai titk pangkal yang berhimpit seperti yang
ditunjukkan dalam gmbar berikut ini
Besar resultan vektor diatas dapat ditentikan dengan persamaan berikut ini ;
R = A 2 + B 2 + AB cos α
Dengan :
R = besar resultan vektor
A = besaar vektor A
B = besaaar vektor B
α = sudut antara A dan B
jika kedua vektor saling tegak lurus ( α = 90 ), maka :
3. R= A2 + B 2
Sedangkan, arah resultan vektor pada gambar 1. 13 dpat ditentukan dengn persamaan berikut ini.
B
sin β = sin α
R
Dengn sudut β adalah arah vektor R terhadap vektor A.
Jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka.
B
tan β =
A
4. Vektor satuan
Vektor satan adalah vektor yang besarnya sama dengan satu dan arahnya sama dengan komponen
vektor. Pada kasus tiga dimensi dalam koordinat kartesian terdapat tiga buah vektor satuan, yaitu :
∧ ∧ ∧
i , j dan k dimana :
∧
i adalah vektor satuan searah sumbu x
∧
j adalah vektor satuan searah sumbu y
∧
k adalah vektor satuan ssearah sumbu z
Vektor A dapat dinyatakan dengan vektor satuan sebagai berikut
∧ ∧ ∧
Α = Α x ι + Α y j+ Α z κ
Sedangkan besar vektor A dapat dinyatakan dengan :
Α= Ax + Ay + Az2
2 2
5. Perkalian vektor
a. perkalian titik (dot)
perkalian titik vektor memberikan hasil skalar, sehingga perkalian titik vektor disebut juga
perkalian skalar vektor. Sebagai contoh, perkalian titik vektor antara A dan B dapat
dinyatakan sebagai berikut dengan :
A.B = AB cos θ , Dengan :
A = vektor A
B = vector B
A = besar vector A
B = besar vector B
4. θ = sudut antara A dan B
dalam fisika, usaha (dilambangkan W ) merupakan contoh besaran yang dihasilkan dari
perkalian titik antara vektor gaya ( F ) dengan vektor perpindahan ( s ), dan dinyatakan dengan
persamaan berikut ini
W = F . s = F s cos θ
b. perkalian silang
perkalian silang vektor memberikan hasil sebuah vektor baru, sehingga perkalian silang vektor
disebut juga perkalian vektor. sebagai contoh, perkalian vektor antara A dan B dapat
menghasilkan vektor C yang besarnya adalah :
C = |A×B| = AB sin θ ,
Dalam fisika, momen gaya ( τ ) merupakan contoh besaran yang dihasilkan dari perkalian
antara vektor lengan momen ( r ) dengan vektor gaya ( F ) dan besarnya adalah :
τ = | r×F | = r F sin θ
C. Model Pembelajaran
a. metoda : - Metode Ceramah Tanya Jawab
- Diskusi Kelompok
- Eksperimen
- Tanya Jawab
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa.
Guru menyampaikan topik pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru memberikan motivasi dan apersepsi
Motivasi : Adakah cara yang lebih efektif untuk menjumlahkan vektor yang sangat banyak?
Pengetahuan Prasarat : Besaran Vektor dan Besaran Turunan
2. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan perbedaan besaran vektor dan besaran turunan
Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode
jajargenjang dan poligon yang disampaikan oleh guru
Guru menjelaskan tentang komponen-komponen vektor
Guru menjelaskan besar dan arah komponen vektor
5. Guru menjelaskan tentang vektor satuan
Guru menjelaskan tentang perkalian vektor
Guru memberikan contoh soal tentang vector
3. Kegiatan Penutup
Melakukan Diskusi kelas dari hasil diskusi kelompok tentang penjumlahan vektor.
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman hasil pembelajaran tentang
penjumlahan vektor.
Guru memberikan kuis untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang telah
dipelajari
Memberikan tindak lanjut : Pekerjaan Rumah
E. Sumber Pembelajaran
1. Sains Fisika kelas X, Agus Taranggono,
2. Fisika kelas X, Marthen Kanginan
3. Buku fisika yang relafan
F. Penilaian
a. Teknik penilaian.
- Tes tertulis
b. Bentuk instrumen.
- Isian
- Objektif
- Esay
c. Contoh instrumen.
1. Besar vektor A = 3 satuan dan besar vektor B = 4 satuan. Bila besar vektor resultan (A+B) = 5
satuan, maka sudut antara vektor A dan vektor B
adalah ....
a. 300 d. 730
0
b. 45 e. 900
c. 600
2. Sebuah vektor B sebesar membentuk sudut 450 terhadap sumbu X. Tentukan komponen
sumbu Y terhadap vektor B.....
A. B y = B sin 45
0
B. B y = B cos 45
0
C. B y = B tan 45
0
D. B x = B sin 45
0
6. E. B x = B cos 45
0
3. Tentukan resultan dari gaya berikut: 50 N dengan membentuk sudut 300 terhadap sumbu +X,
gaya 80 N dengan membentuk sudut 1350 terhadap sumbu +X, dan 30 N dengan membentuk
sudut 2400 terhadap sumbu +X.
∧ ∧ ^ ∧ ∧
4. Vektor A = 6 i − 18 k dan vektor B = − 25 i + 3 j − 7 k maka hasil B+A adalah....
5. Sebuah vektor B sebesar membentuk sudut 450 terhadap sumbu X. Tentukan komponen
sumbu Y terhadap vektor B.....
Mengetahui :
Kepala Sekolah WAKA kurikulum Guru Mata Pelajaran
SMA N 2 Padang SMA N 2 Padang
Drs. Suardi Dahlan Dra. Yuliarnis Dra. Hj. Masdarni Khatib
NIP.195404081979021001 NIP. 195307281979012001 NIP.195007141975032001