Puisi ini menceritakan tentang perasaan sedih dan rindu sang penyair kepada seseorang yang telah menghilang. Penyair berusaha mengubah perasaan sedihnya menjadi logika dan harapan agar orang tersebut dapat kembali tersenyum seperti dulu. Penyair berharap agar orang tersebut tidak hanya menjadi konstanta dan dapat menyempurnakan perasaannya yang ganjil.

1. Turunan
Oleh : Arvin Efriani
Malam ini, kumulai kata dan bait
Biar gundah ini dapat ku transformasi
Dengan logika dan analogi pasti
Menuju masa depan yang kelak akan kubagi
Kau, tahukah kau, berapa pangkat kesedihanku??
Saat kau, terdefinisi pada negatif??
Lebih,lebih, hinga tak berhingga
Kemana kurva senyummu yang dulu???
Bangkitlah, aku tak mau kau hanya jadi konstanta
Perasaanku yang ganjil ini, untuk kau genapkan
Tanpa kenal limit, doaku kan mengerang meski terhimpit
Menggemakan sebangunannya cintakuu dan takdir-Nya
Created by : Arvin Efriani,19april94