Dokumen tersebut membahas tentang konsep, pengembangan, dan pelaksanaan muatan lokal pada satuan pendidikan. Terdapat dua strategi pengembangan yaitu dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan penentuan dan pelaksanaan muatan lokal mulai dari identifikasi potensi daerah dan sekolah hingga penetapan jenis muatan lokal.
2. PEMERINTAH DAERAH MULOK
JENIS MULOK
BAHAN KAJIAN
MAPEL MULOK DIPADUKAN KEL. B PENGEMBANGAN DIRI
• Pemetaan KD
• Pengemb KD
• Silabus
• RPP
• Bahan Ajar
Program
Ekstrakurikuler
KONSEP, PENGEMBANGAN, DAN PENGELOLAAN MUATAN LOKAL
SATUAN PENDIDIKAN
PELAKSANAAN
Tahap Menentuan
Tahap Pelaksanaan
• Kompetensi Dasar
• Silabus
• Buku Teks &
Panduan Guru
• RPP
3. ANALISIS
Core And
Content
TPK DAERAH
REKOMENDASI
KE PEMDA
MENENTUKAN
PELAKSANAAN
MULOK
IMPLEMENTASI
SEKOLAH
ANALISIS :
- Daerah
- Satdik
JENIS
MULOK
BAHAN
KAJIAN
MAPEL MULOK
DIPADUKAN-B
EKSTRAKUR
KEBIJAKAN JENIS
MULOK
SEKOLAH
ANALISIS :
- Daerah
- Satdik
JENIS
MULOK
BAHAN
KAJIAN
MAPEL MULOK
DIPADUKAN-B
EKSTRAKUR
SEKOLAH
ANALISIS :
- Daerah
- Satdik
JENIS
MULOK
BAHAN
KAJIAN
MAPEL MULOK
DIPADUKAN-B
EKSTRAKUR
BOTTOM UP TOP DOWN
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
Kondisi yang terjadi didaerah menunjukkan bahwa, ada daerah yang sudah
menetapkan muatan lokal melalui peraturan Gubernur/Bupati/Walikota, ada juga
daerah yang belum menetapkan muatan lokal. Di tingkat satuan pendidikan, masih
ada satuan pendidikan yang belum menetapkan dan melaksanakan muatan lokal.
Kondisi lainnya terjadi bahwa dalam menetapkan muatan lokal belum sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
• Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar SKL;
• Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi;
• Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses;
• Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
• Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum;
• Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013;
5. C. Tujuan
D. Hasil Yang Diharapkan
Memberikan pemahaman yang sama tentang Pengembangan Mulok;
Sebagai acuan bagi satuan pendidikan, dan dinas pendidikan dalam
pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal.
1. Adanya pemahaman yang sama tentang Pengembangan Muatan Lokal;
2. Terwujudnya acuan bagi satuan pendidikan, dan dinas pendidikan dalam
pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal.
E. Sasaran
1. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dan Daerah
2. Kepala Sekolah
3. Pendidik
4. Pengawas Sekolah
5. Komite sekolah
6. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
7. Pemangku kepentingan lainnya.
6. BAB II KONSEP MUATAN LOKAL
A. Pengertian
Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
potensi di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal sebagai bahan kajian
yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat
tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kepada peserta didik agar:
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya; dan
3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-
aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
7. B. Pengembangan dan Pengelolaan
Dalam struktur kurikulum 2013 disebutkan bahwa matapelajaran kelompok
A dan C adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan
oleh pusat. Matapelajaran kelompok B adalah kelompok matapelajaran
yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu
setiap daerah perlu mengembangkan muatan lokal.
Pasal 77N PP 32 th 2013 dinyatakan bahwa muatan lokal untuk setiap
satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi
dan keunikan lokal, muatan lokal tersebut dikembangkan dan dilaksanakan
pada setiap satuan pendidikan.
Berdasarkan ketentuan diatas maka setiap daerah dan satuan pendidikan
berkewajiban mengembangkan dan melaksanakan muatan lokal yang ada
didaerahnya melalui pembekalan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kepada peserta didik tentang potensi daerahnya untuk dikembangkan
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
8. Dua Strategi Pengembangan Muatan Lokal
1. Dari bawah ke atas (bottom up)
Analisis Potensi
Daerah dan Satdik
Menetapkan
Jenis Mulok
Menetapkan
Bahan Kajian
Pelaksanaan
Mulok
Gambar diatas menjelaskan alur pengembangan muatan lokal yang
dibangun secara bertahap dan tumbuh pada satuan pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa satuan pendidikan mempunyai kewenangan untuk
menentukan sendiri jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan sesuai
dengan hasil analisis konteks identifikasi kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya pendukung .
Alur pengembangan muatan lokal dari bawah ke atas
9. 2. Dari atas ke bawah (top down)
Tim Pengembang Kurikulum Daerah
Mengidentifikasi Jenis Mulok di Satuan-
Satuan Pendidikan di Daerahnya
Menganalisis
Core and Content
Jenis Mulok
Merumuskan
Rekomendasi ke
Pemerintah
Daerah (Pemda)
Kebijakan Pemda
Tentang Jenis
Mulok yang
Diselenggarakan
Merumuskan
Bahan Kajian
Mulok
Menentukan
Pelaksanaan
Mulok
Implementasi di
Satuan Pendidikan
Daerahnya
Gambar diatas menjelaskan alur pengembangan muatan lokal dimana
pemerintah daerah sudah memiliki bahan kajian muatan lokal yang
diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan-satuan
pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal mengidentifikasi dan
menganalisis core and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan.
Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum
daerah merumuskan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat
kebijakan tentang jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya.
Alur pengembangan muatan lokal dari atas ke bawah
10. C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup muatan lokal adalah:
1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu
yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial
ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
2. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal
Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa:
a. bahasa daerah;
b. bahasa Inggris;
c. kesenian daerah;
d. keterampilan dan kerajinan daerah;
e. adat istiadat;
f. pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar;
g. serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi
daerah yang bersangkutan.
11. D. Daya Dukung
Daya dukung pelaksanaan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap
perlu dan penting untuk mendukung keterlaksanaan muatan lokal di satuan
pendidikan.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kebijakan Muatan Lokal
2. Pendidik
3. Sarana dan Prasarana Sekolah
4. Manajemen Sekolah
Untuk mendukung pengembangan muatan lokal di sekolah, tim
pengembang muatan lokal perlu menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
lain, seperti Tim Pengembang Kurikulum tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Instansi/Lembaga lain
misalnya Dunia Usaha/Industri, dan Dinas lain yang terkait.
12. Peran Tim Pengembang Kurikulum tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota secara
umum adalah memberikan bimbingan teknis dalam:
a. mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah;
b. mengidentifikasi potensi sumber daya yang ada di satuan pendidikan;
c. mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
d. menentukan jenis dan prioritas muatan lokal yang akan dilaksanakan;
e. menentukan pelaksanaan muatan lokal;
f. menyusun KD, dan silabus muatan lokal;
g. menyusun buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru;
h. memilih alternatif metode pembelajaran muatan lokal;
i. mengembangkan RPP dan penilaian yang tepat untuk muatan lokal
yang dilaksanakan.
1. Peran TPK tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
13. Peran LPMP dan Perguruan Tinggi secara umum adalah memberikan
bimbingan teknis dalam:
a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian;
c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian.
2. Peran LPMP, dan Perguruan Tinggi
14. 3. Peran Pemerintah Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
Peran Pemerintah Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota secara umum
adalah:
a. memberi informasi mengenai potensi daerah, serta prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan
sumber daya manusia yang dibutuhkan;
b. memberi gambaran mengenai kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
c. memberi sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan bantuan dalam
menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma
setempat;
d. Melakukan supervisi keterlaksanaan muatan lokal di daerahnya.
15. 4. Peran Instansi/Lembaga lain seperti Dunia Usaha/Industri, dan
Dinas terkait
Peran Instansi/Lembaga lain seperti Dunia Usaha/Industri, dan Dinas terkait
secara umum adalah:
a. memberi informasi mengenai kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik untuk muatan lokal tertentu;
b. memberi masukan dan atau contoh kompetensi yang dapat diadaptasi
untuk kompetensi muatan lokal;
c. memberi fasilitas kepada peserta didik untuk
berkunjung/belajar/praktik di tempat tersebut guna memantapkan
kemampuan/keterampilan yang didapat dalam muatan lokal.
16. Penentuan dan pelaksanaan muatan lokal dapat digambarkan dengan ilustrasi sebagai berikut
Alur tahap penentuan dan pelaksanaan muatan lokal
BAB III TAHAP PENENTUAN MUATAN LOKAL
Potensi dan Kebutuhan
Daerah
Potensi Satuan
Pendidikan
Jenis
Mulok
Bahan
kajian
Mulok
Mata Pelajaran
Tersendiri
Dipadukan ke Mata
Pelajaran Lain
Pengembangan Diri
Identifikasi & Analisis Penentuan Mulok Pelaksanaan Mulok
TAHAP PENENTUAN MULOK PELAKSANAAN MULOK
17. A. Melakukan Identifikasi dan Analisis Muatan Lokal
Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan potensi daerah yang
meliputi (1) Sumber Daya Alam; (2) Sumber Daya Manusia; (3) Geografis;
(4) Budaya; dan (5) Historis.
Pengumpulan data untuk identifikasi dan analisis kebutuhan daerah dapat
dilakukan melalui wawancara atau pemberian kuesioner kepada responden
1. Identifikasi dan analisis potensi dan kebutuhan daerah
Format 1 : Contoh Format Identifikasi dan Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah
Identifikasi dan analisis muatan lokal dilakukan melalui tahapan
mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan kebutuhan daerah serta
mengidentifikasi dan menganalisis potensi satuan pendidikan.
No Potensi daerah Peluang Tantangan/Hambatan Potensi Mulok
18. 2. Identifikasi dan analisis potensi satuan pendidikan
Format 2 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal)
Format 3 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan
Pendidikan (Eksternal)
No Komponen Peluang Tantangan Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan menganalisis daya dukung yang
dimiliki satuan pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ditekankan pada
kebutuhan peserta didik.
19. B. Menentukan Jenis Muatan Lokal
Jenis muatan lokal yang dapat dikembangkan meliputi empat rumpun
muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi
sosio-budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi),
pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).
Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa:
1. bahasa daerah;
2. kesenian daerah;
3. adat istiadat;
4. keterampilan dan kerajinan daerah;
5. pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar;
6. bahasa Inggris (yang tdk termasuk dlm struktur kur mapel Bhs. Inggris);
7. serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah
yang bersangkutan.
Format 4 : Contoh Format Penentuan Jenis Muatan Lokal
Potensi Daerah Potensi Mulok Daya Dukung Jenis Mulok
20. C. Menentukan Bahan Kajian Muatan Lokal
Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3. tersedianya sarana dan prasarana;
4. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
5. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;
6. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;
7. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;
8. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan,
dan kebutuhan/tuntutan);
9. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti;
10. menyusun silabus muatan lokal.
Bahan kajian/pelajaran perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu:
1. bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak;
2. dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui;
3. dari pengalaman lama ke pengalaman baru;
4. dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit
21. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu
kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta
didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara
terus-menerus diajarkan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian
muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu
semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
Format 5 : Contoh Format Penentuan Bahan Kajian Muatan Lokal
22. BAB IV TAHAP PELAKSANAAN MUATAN LOKAL
A. Rambu Rambu Pelaksanaan Muatan Lokal
1. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian
yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.
2. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus
muatan lokal.
3. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan
selama tiga tahun.
4. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,
psikomotor, dan action).
5. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan
portofolio.
6. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata
pelajaran muatan lokal.
7. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan
pendidikan.
8. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat
bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
23. B. Pelaksanaan Muatan Lokal
Pelaksanaan muatan lokal pada satuan pendidikan dapat dilakukan melalui 3
cara:
1. Berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, dan/atau
2. Bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain; dan/atau
3. Melalui pengembangan diri (Ekstrakurikuler).
Ketentuan penentuan pelaksanaan muatan lokal adalah:
1. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri apabila bahan kajian
muatan lokal berupa materi pembelajaran yang tidak terkait dengan ruang lingkup
materi pada mata pelajaran kelompok B (Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, atau Prakarya dan Kewirausahaan).
2. Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain
apabila bahan kajian muatan lokal berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup
materi pelajaran pada kelompok B, maka muatan lokal tersebut berupa bahan kajian
yang dipadukan ke dalam mata pelajaran kelompok B. Namun apabila bahan kajian
muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran
muatan lokal.
3. Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri apabila bahan kajian muatan
lokal berupa program kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengekspresikan melalui kegiatan ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut
dapat diimplementasikan pada kegiatan ekstrakurikuler.
24. Ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B tersebut sangat
penting dalan rangka menetapkan pelaksanaan muatan lokal berdasarkan
jenis dan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B adalah:
1. Ruang lingkup materi pada mata pelajaran seni budaya SMA
2. Ruang lingkup materi pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan SMA
3. Ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan
SMA
Format 6 : Contoh Format Penentuan Pelaksanaan Muatan Lokal
Permendikbud 64 th 2013: SI
No Jenis
Mulok
Bahan
Kajian
Keterkaitan dengan Ruang Lingkup Materi Pelaksanaan
MulokSeni Budaya Penjasorkes Prakarya&Kwu
25. C. Pelaksanaan Muatan Lokal Melalui Mata Pelajaran Tersendiri
TAHAP PERENCANAAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PENILAIAN
Penyusunan
Kompetensi Dasar
Penyusunan Silabus
Penyusunan Buku
Teks & Buku
Panduan Guru
Penyusunan RPP
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti:
Pendekatan saintifik.
Aspek proses
pembelajaran:
Kognitif, Afektif,
Psikomotor, dan Action
Kegiatan Penutup
Penilaian Autentik
Mengutamakan:
Unjuk kerja
Produk
Portofolio
Alur pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri
26. 1. Perencanaan
a. Menyusun Kompetensi Dasar
Penyusunan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran muatan lokal
harus memperhatikan tingkat kompetensi. Seperti yang tertuang
dalam Permendikbud 64 tahun 2013 tentang Standar Isi.
Pengembangan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal
dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran muatan
lokal.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti.
Format 7 : Contoh Format Penentuan Kompetensi Dasar
27. Format 8 : Contoh Format Penyusunan KD Mata Pelajaran Mulok Kelas X
28. b. Menyusun Silabus
Penyusunan silabus mata pelajaran muatan lokal sama dengan penyusunan
silabus pada mata pelajaran lainnya, namun pada proses pembelajaran
muatan lokal mencakup empat aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotor, dan
action .
Format 11 : Contoh Format Silabus
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : ……………………………………….
Kelas : X
Kompetensi Inti :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
29. c. Menyusun Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru
Buku Teks Pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23). Buku
Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi Pembelajaran, metode
Pembelajaran, teknik Pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata
pelajaran dan/atau tema Pembelajaran (Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 22).
Buku teks pelajaran muatan lokal pada pendidikan dasar dan menengah
dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Dinas Pendidikan Provinsi
berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik
dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan.
Kelayakan pakai buku teks muatan lokal ditetapkan oleh Gubernur. (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 pasal 4 Ayat 3 dan 4).
Kriteria standar buku teks pelajaran dan buku panduan guru adalah:
1. Kelayakan Isi/materi
2. Kelayakan penyajian
3. Kelayakan bahasa
4. Kelayakan kegrafikan
30. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP mata pelajaran muatan lokal sama dengan penyusunan mata
pelajaran lainnya. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau
tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah,
matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4)
tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi
pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian
Format 12 : Contoh Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA ………………..
Mata Pelajaran : ………………………..
Kelas/Semester : ………………………..
Materi Pokok : ………………………..
Alokasi Waktu : ....…………………....
31. A. Kompetensi Inti
1. _______________
2. _______________
3. _______________
4. _______________
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
2. _____________ (KD pada KI-2)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya
dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk
KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
(rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran
(rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
32. F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit),
dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Mengetahui ………., …………………
Kepala SMA …….. Guru Mata Pelajaran
__________________ __________________
NIP. …. NIP. ….
33. 2. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah
dibuat. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Pelaksanaan proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif,
afektif, psikomotor, dan action)
3. Penilaian
Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan
portofolio.
34. D. Pelaksanaan Muatan Lokal Dipadukan Kedalam Mata Pelajaran Lain
TAHAP PERENCANAAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PENILAIAN
Pengembangan
Kompetensi Dasar
Pengembangan Silabus
Pengembangan Bahan
Ajar
Pengembangan RPP
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti:
Pendekatan saintifik.
Aspek proses
pembelajaran:
Kognitif, Afektif,
Psikomotor, dan
Action
Kegiatan Penutup
Penilaian Autentik
Mengutamakan:
Unjuk kerja
Produk
Portofolio
Pemetaan Kompetensi
Dasar
Alur pelaksanaan muatan lokal dipadukan ke dalam mata pelajaran lain
35. 1. Perencanaan
a. Pemetaan KD
Format 12 : Contoh Format pemetaan KD Mapel Kel. B dengan Bahan kajian Mulok.
b. Pengembangan Silabus
Sistematika penulisannya sama dengan penyusunan silabus pada mata pelajaran mulok
b. Pengembangan RPP
Pengembangan RPP muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B
sama dengan pengembangan RPP pada mata pelajaran muatan lokal
b. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar tersebut dapat berupa bahan ajar cetak dan atau bahan ajar berbasis TIK.
Komponen bahan ajar sebagai berikut: judul, petunjuk belajar, KD, informasi
pendukung, latihan, tugas/langkah kerja dan penilaian
KD Mapel Kel. B Bahan Kajian Mulok Pengembangan KD Mapel Kel. B
36. 2. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran muatan lokal yang dipadukan kedalam
mata pelajaran kelompok B sama dengan pelaksanaan proses pembelajaran
pada mata pelajaran mulok. Pelaksanaan proses pembelajaran muatan
lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action)
3. Penilaian
Penilaian muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B
sama dengan penilaian yang dilakukan pada mata pelajaran muatan
lainnya. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja,
produk, dan portofolio.
37. E. Pelaksanaan Muatan Lokal Melalui Pengembangan Diri
apabila bahan kajian muatan lokal berupa program kegiatan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan
ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut dapat diimplementasikan melalui
pengembangan diri pada program ekstrakurikuler.
Pada lampiran 1 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum disebutkan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
No Jenis Mulok Bahan Kajian Program Ekstrakurikuler
Format 13 : Contoh Format penentuan program ekstrakurikuler
38. Alur pelaksanaan muatan lokal melalui program ekstrakurikuler
TAHAP PERENCANAAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PENILAIAN
Pelaksanaan
Ektrakurikuler:
- Ekstrakurikuler
Pilihan
- Diluar jam belajar
kurikulum Standar
- Dilakukan tiap hari
atau waktu tertentu
(Blok Waktu)
Penilaian Kualitatif
Jenis Muatan Lokal
Bahan Kajian Muatan
Lokal
Program Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pelaksanaan Muatan Lokal Melalui Program Ekstrakurikuler
39. 1. Perencanaan
Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi ekstrakurikuler
wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Muatan lokal yang dilaksanakan melalui
pengembangan diri dilaksanakan melalui ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat berbentuk kelompok atau klub yang kegiatannya
dikembangkan atau berkenaan bahan kajian muatan lokal, misalnya klub penghijauan,
klub composting, klup teater, dll
2. Pelaksanaan
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana
setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu
(blok waktu).
3. Penilaian
Penilaian dilakukan secara kualitatif dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian
didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti.
40. Lampiran 1 : Contoh Identifikasi dan Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah
41.
42. Lampiran 2 : Contoh Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal)
43. Lampiran 3 : Contoh Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal)
No Komponen Peluang Tantangan Rencana Tindak Lanjut
1. Komite sekolah · Komite sekolah
memiliki potensi
sebagai nara sumber
dalam pengembangan
muatan lokal
· Komite sekolah
berpotensi membantu
sekolah dalam
pemenuhan sarpras
yang diperlukan untuk
pengembangan
muatan lokal
· Dst.
· Nara sumber dari
unsur Komite
Sekolah belum
dimanfaatkan secara
optimal
· Dst.
· Mengundang unsur
Komite Sekolah yang
berpotensi sebagai
nara sumber dalam
mengembangkan
muatan lokal
· Mengajukan rencana
pengadaan/
pemenuhan sarana dan
prasarana muatan
lokal kepada komite
sekolah
2. Dunia
Usaha/Dunia
Industri
(DU/DI)
· Keberadaan DU/DI di
sekitar sekolah cukup
banyak
· DU/DI memiliki
potensi mendukung
sekolah di bidang
kewirausahaan
· Dst.
· Kepedulian DU/DI
untuk mendukung
program-program
sekolah masih
rendah
· Dst.
Mengadakan kerjasama
dengan DU/DI untuk
pengembangan muatan
lokal
3. Dunia
Pendidikan
· Dekat dengan SMK
dan Perguruan Tinggi
yang memiliki bahan
kajian dan kompetensi
di bidang pariwisata
dan kewirausahaan
· Dst.
· Belum ada
kerjasama dengan
SMK dan Perguruan
Tinggi
· Dst.
Menjalin kerjasama
dengan SMK dan
Perguruan Tinggi dalam
pengembangan muatan
lokal kewirausahaan
44. Lampiran 4 : Contoh Penentuan Jenis Muatan Lokal
Potensi Daerah Potensi Mulok Daya Dukung Jenis Mulok
· Lahan perkebunan
luas dan subur
· Hasil perkebunan
melimpah
· Potensi untuk taman
wisata alam
· Terdapat berbagai
peninggalan sejarah
· Kesenian khas daerah
· Dst.
· Wirausaha
· Agrobisnis
· Pengolahan hasil
perkebunan
· Pemasaran hasil
perkebunan
· Pariwisata
· Kesenian daerah
· Dst.
· Kondisi dan kelengkapan
laboratorium, studio seni dan
lahan sekolah cukup memadai
· Peserta didik memiliki bakat
dan minat di bidang bhs. Inggris
dan wirausaha
· Memiliki pendidik yang
kompeten dibidang
kewirausahaan dan pariwisata
· Peluang menjalin kerjasama
dengan DU/DI, dunia
pendidikan (SMK dan PT), dan
instansi terkait
· Dst.
· Kewirausahaan
· Pariwisata
· Kesenian
Daerah
45. Lampiran 5 : Contoh Penentuan Bahan Kajian Muatan Lokal
No Jenis Muatan Lokal Bahan kajian Muatan Lokal
1. Kewirausahaan · Sikap dan perilaku wirausaha
· Menerapkan jiwa kewirausahaan
· Merencanaan usaha kecil/mikro
· Mengelola usaha kecil/mikro
2. Pariwisata · Industri pariwisata
· Pemandu wisata
· Promosi wisata
3. Kesenian Daerah · Kesenian kethoprak
· Tari tradisional angguk
46. Lampiran 6 : Format Penentuan Pelaksanaan Muatan Lokal
47. Lampiran 7 : Contoh Penentuan Kompetensi Dasar
No Jenis Mulok Bahan Kajian Kompetensi Dasar
1. Pariwisata Industri pariwisata · Jenis dan ciri produk serta objek wisata
· Jenis dan ruang lingkup karir pada industri
pariwisata
· Usaha-usaha jasa wisata
· Usaha-usaha sarana usaha
· Dampak dan kondisi industri pariwisata
· Modal dasar pengembangan industri pariwisata
Pemandu wisata · Profesi pramuwisata
· Tugas dan jenis-jenis pramuwisata
· Pemimpin rombongan wisata
· Teknik pemanduan wisata
Promosi wisata · Ruang lingkup promosi wisata
· Pemanfaatan TIK dalam bidang promosi wisata
· Fungsi Bahasa Inggris dalam bidang pariwisata
48. Lampiran 8 : Contoh penyusunan KD mata pelajaran mulok (Pariwisata) kelas X
49.
50. Lampiran 9 : Contoh penyusunan KD mata pelajaran mulok (Pariwisata) kelas XI
51.
52. Lampiran 10 : Contoh pemetaan KD Mapel Kel. B (Prakarya dan Kewirausahaan)
dengan Bahan kajian Mulok (Kewirausahaan).
53. Lampiran 11 : Contoh penentuan program ekstrakurikuler
54. Lampiran 12 : Contoh Silabus Matapelajaran Muatan Lokal