SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
Komplikasi
Penyembuhan Luka
Oleh:
1. Fajar Ibnu Sabil
2. Ahdal Casanoval
3. Asfin Novia Rahmadhani
4. Nadya Nafis Shabirah
5. Arum Wibisono
6. Sinta Diani Rochmah
7. Panji Putro Pamungkas
8. Brainia Logi Anshari
Mahasiswa Program Studi
D IV Gawat Darurat
Sutomo Jurusan
Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Surabaya 2014
Komplikasi Penyembuhan Luka
Dehisensi Eviserasi Infeksi
Hemoragi Fistula Keloid
DEHISENSI
• Adalah terbukanya tepi-tepi luka. Dehisensi
luka sering terjadi pada luka abdomen.
• Dehisensi luka abdomen (post laparotomy)
merupakan keadaan terbukanya sebagian
atau seluruh lapisan insisi abdomen.
• Kondisi tersebut merupakan salah satu
komplikasi dari proses penyembuhan luka
sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan
luka operasi
• Faktor mekanik
Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringan semakin
meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Faktor
mekanik tersebut antara lain batuk-batuk yang berlebihan, ileus
obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang.
• Faktor metabolik
Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguan
keseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat
mempengaruhi proses penyembuhan luka.
• Faktor infeksi
Semua faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi luka
operasi akan meningkatkan terjadinya dehisensi luka operasi.
Secara klinis biasanya terjadi pada hari ke 6 - 9 paska operasi
dengan gejala suhu badan yang meningkat disertai tanda
peradangan disekitar luka.
Etiologi Dehisensi
Pathway Dehisensi
Penatalaksanaan Wound Dehiscence
Penanganan Nonoperatif Penanganan Operatif
Penanganan non operatif
diberikan kepada penderita
yang tidak stabil dan tidak
mengalami eviserasi. Hal ini
dilakukan dengan penderita
berbaring di tempat tidur dan
menutup luka operasi dengan
kassa steril atau pakaian
khusus steril. Penggunaan
jahitan penguat abdominal
dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi perburukan luka
operasi terbuka
Penanganan operatif
dilakukan pada sebagian
besar penderita dehisensi.
Ada beberapa jenis operasi
yang dilakukan pada
dehisensi luka yang dilakukan
antara lain rehecting atau
penjahitan ulang luka operasi
yang terbuka, mesh repair,
vacuum pack, abdominal
packing, dan Bogota bag
repair
EVISERASI
• Adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.
• Eviserasi adalah tindakan mengeluarkan dalaman seperti isi
perut, atau mengeluarkan bola mata.
• Eviserasi adalah salah satu prosedur bedah dalam
rekonstruksi orbita dimana rekonstruksi ini dilakukan untuk
tujuan terapeutik dan kosmetik. Eviserasi melibatkan
pengeluaran isi bola mata (lensa, uvea, retina, vitreus, dan
kadangkornea) dengan meninggalkan sklera, otot luar mata,
dan saraf optik yang utuh, biasanya diikuti dengan
penempatan implan orbital untuk menggantikan volume
okulus yang hilang.
• Salah satu penyakit yang disebabkan oleh eviserasi adalah
endoftalmitis.
• Endoftalmitis adalah peradangan supuratif dalam bola
mata.
Etiologi Eviserasi
• Infeksi kuman atau jamur setelah trauma
atau bedah, atau secara endogen akibat
sepsis.
• Bakteri yang sering menjadi penyebab
adalah Stafilokok, Streptokok, Pneumokok,
Pseudomonas
• Jamur yang sering menjadi penyebab
Aktinomises, Aspergilus, dan sebagainya.
Tindakan Keperawatan untuk Eviserasi
• Antibiotik topikal melaiui periokular atau
subkonjungtiva dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan
kloramfenikol 3 gram/hari
• Setelah diketahui penyebabnya, antibiotik disesuaikan
dengan penyebab, misalnya gentamisin untuk
Pseudomonas atau amfoterisin B untuk jamur.
• Sikloplegik tetes mata diberikan 3 kali sehari. Hati-hati
pada pemberian kortikosteroid.
• Pada kasus yang berat dapat dilakukan vitrektomi untuk
mengeluarkan organisme di dalam vitreus,
meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkan
membran terbentuk yang potensial menyebabkan
ablasi, serta mengembalikan kejernihan vitreus.
• Bila terapi gagal, dilakukan eviserasi. Enukleasi
ditakukan bila mata telah tenang atau ftisis bulbi.
INFEKSI
• Adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan
berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan
sakit.
• Dalam kamus keperawatan disebutkan bahwa
infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh,
khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.
Faktor Jasad Renik
pada Infeksi
• Bakteri
• Virus
• Fungi
• Parasit
• Daya Transmisi
(Direct atau
Indirect)
• Daya Invasi
• Kemampuan untuk
menimbulkan
penyakit
Tipe Mikroorganisme
Penyebab Infeksi
Etiologi Infeksi
• Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang
pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel
tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular
lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:
o Patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam
sel, seperti : virus dan beberapa bakteri
(Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
o Patogen yang berkembang biak di dalam vesikel,
seperti Mycobacteria.
• Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh
karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang
disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang
memicu sekresi sitokin oleh makrofag, dan mengakibatkan
gejala-gejala lokal maupun sistemik
HEMORAGIK
• Adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya
darah dari dalam vaskula akibat dari kerusakan
dinding vaskula
• Hemoragik dapat menyebabkan anoxia
jaringan akibat berkurangnya oksigen yang
diangkut oleh darah
• Keadaan ini dapat berkembang menjadi shock
ireversibel sampai kematian apabila volume
darah dalam sirkulasi menurun tajam
Faktor Penyebab Hemoragi
• Trauma yaitu kerusakan dalam bentuk fisik yang merusak
sistem vaskula jaringan di daerah benturan/ kontak.
• Infeksi agen infeksius terutama mengakibatkan septisemia
seperti pasteurellosis dan anthrax, infeksi oleh virus seperti
canine adenovirus.
• Bahan toksik yang merusak endotel kapiler seperti keracunan
arsen, dicumarol (racun tikus) yang dapat menghambat
penggumpalan darah sehingga terjadi pendarahan dan toksin
uremik yang dapat merusak endotel pembuluh darah.
• Faktor lain yang menyebabkan dinding vaskula lemah
sehingga pembuluh darah rentan untuk bocor seperti pada
kasus atherosklerosis (dinding arteri melemah terjadi pada
kondisi kronis)
• Defisiensi vitamin C yang dapat menyebabkan pendarahan gusi
karena vaskula setempat rapuh (skorbutus).
Proses hemoragi dapat terjadi secara:
Diapedesis (Memancar) Reksis ( Merembes)
Macam-macam Hemoragi
Berdasarkan
tempat asal
• H. Arterial
• H. Vena
• H. Kapiler
Berdasarkan
waktu terjadi
• H. Primer
• H. Intermediet
• H. Sekunder
Berdasarkan pola
bentuk
perdarahan
• H. Linier
• H. Stria
• Hematom
Berdasarkan
besarnya vaskula
yang rusak
• H. Kecil
(Ptechiae)
• Purpura (H.
Noktah)
• H. Besar
• Ekstrafasasi
Gambar
(A) Ptechiae
hemoragi pada
ginjal anjing
akibat infeksi
virus herpes;
(B) hemoragi
pada jantung
karena
endotoxemia
Hemoragi
ekimosis
pada
subkutis
kelinci
Gambaran
histopatologi
hemoragi
pada usus
ikan lele
(panah)
FISTULA
• Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua
organ berongga internal atau antara organ berongga internal dan
dengan tubuh bagian luar. Nama fistula menandakan kedua area
yang berhubungan secara abnormal
• Fistula dapat terjadi di banyak bagian tubuh. Beberapa di
antaranya adalah:
o Arteriovenosa (antara arteri dan vena)
o Bilier (terjadi selama operasi kandung empedu, saluran
empedu terhubung ke permukaan kulit)
o Serviks (celah yang abnormal ke dalam atau di leher rahim)
o Craniosinus (antara ruang dalam tengkorak dan sinus hidung)
o Enterovaginal (antara usus dan vagina)
o Kotoran atau anus (tinja dibuang melalui pembukaan selain
anus)
o dll
Etiologi
• Kebanyakan fistula merupakan hasil dari
operasi pembedahan.
• Atau penyebab lain meliputi : proses
peradangan, seperti infeksi
atau “inflammatory bowel disease”,
melahirkan dan terapi radiasi.
Etiologi Fistula Ani
• Terjadi karena infeksi dari kelenjar
anus (cyptoglandular). Kelenjar ini
terdapat di dalam ruang intersphinteric.
Diawali kelenjar anus terinfeksi,
sebuah abses kecil terbentuk di daerah
intersfincter. Abses ini kemudian
membengkak dan fibrosis, termasuk di
bagian luar kelenjar anus di garis kripte.
• Ketidakmampuan abses untuk keluar dari
kelenjar tersebut akan mengakibatkan
proses peradangan yang meluas sampai
perineum, anus atau seluruhnya, yang
akhirnya membentuk abses perianal dan
kemudian menjadi fistula.
Tindakan Keperawatan
• Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, jumlah
dan faktor pencetus.
• Tingkatkan tirah baring, berikan
alat-alat disamping tempat tidur.
• Buang feses dengan cepat.
Berikan pengharum ruangan.
• Identifikasi makanan dan cairan
yang mencetuskan diare,
misalnya : sayuran segar dan
buah, sereal, bumbu, minuman
karbonat dan produk susu.
• Mulai lagi pemasukan cairan per
oral secara bertahap. Tawarkan
minuman jernih tiap jam; hindari
minuman dingin.
• Berikan kesempatan untuk
menyatakan frustasi sehubungan
dengan proses penyakit.
• Observasi demam, takikardia,
letargi, leukositosis, penurunan
protein serum, ansietas, dan
kelesuan.
• Berikan obat sesuai indikasi :
Antikolinergik contoh
belladonna tinkur, atropin,
difenoksilat (Lemotil); anodin
supositoria.
• Antibiotik
• Bantu/siapkan intervensi bedah.
KELOID
• Adalah jaringan parut yang dapat dijelaskan sebagai suatu variasi
dari penyembuhan luka.
Mengapa timbul keloid?
• Pada suatu luka, proses anabolik dan katabolik mencapai
keseimbangan selama kurang lebih 6-8 minggu. Pada stadium ini,
kekuatan luka kurang lebih 30-40% dibandingkan kulit sehat. Seiring
dengan maturnya jaringan parut (skar), kekuatan meregang dari skar
juga bertambah
• Pada saat itu, skar akan nampak hiperemis dan mungkin menebal, tepi
penebalan ini akan berkurang secara bertahap selama beberapa bulan
sampai menjadi datar, putih, lemas, dapat diregangkan sebagai suatu
skar yang matur.
• Jika terjadi ketidakseimbangan antara fase anabolik dan katabolik
akan lebih banyak kolagen yang diproduksi dari yang dikeluarkan, dan
skar bertumbuh dari segala arah. Skar yang meluas ini akan timbul
sebagai keloid
Faktor Timbulnya
Keloid
• Semua rangsang fibroplasia yang
berkelanjutan (infeksi kronik,
benda asing dalam luka, tidak
ada regangan setempat waktu
penyembuhan, regangan
berlebihan pada pertautan luka)
• Usia pertumbuhan
• Bakat (genetik)
• Ras
• Lokasi luka
Tindakan Penatalaksanaan Keloid
• Pembedahan menggunakan cara tradisional atau laser
• Pemberian injeksi corticosteroid
• Pemberian tekanan pada saat membalut ( compression
bandaging)
• Pemberian obat oral yang dapat mengganggu sintesis kolagen
(mis: methotrexate, penicillamine)
• Terapi radiasi
Untuk menghindari/mengurangi resiko terjadinya keloid,
disarankan jika mempunyai luka agar dirawat dengan baik dan
tepat, terutama pemberian tehnik balutan kompresi pada
mereka yang mempunyai resiko keloid, sehingga
pembentukkan keloid dapat diminimalkan. Atau jika sudah
terlihat tanda2 seperti akan timbul keloid / di curigai akan
timbul keloid bs menggunakan plester khusus / salep khusus
pencegah resiko keloid.

Contenu connexe

Tendances (20)

ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Trauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakangTrauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakang
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Penyakit vascular
Penyakit vascularPenyakit vascular
Penyakit vascular
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi sel
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 

En vedette (6)

SKABIES
SKABIESSKABIES
SKABIES
 
Sejarah triage
Sejarah triageSejarah triage
Sejarah triage
 
NurseReview.Org - Nursing Triage
NurseReview.Org - Nursing TriageNurseReview.Org - Nursing Triage
NurseReview.Org - Nursing Triage
 
KECEDERAAN SUKAN
KECEDERAAN SUKANKECEDERAAN SUKAN
KECEDERAAN SUKAN
 
Triage In Emergency Department
Triage In Emergency DepartmentTriage In Emergency Department
Triage In Emergency Department
 
Wounds, Wound Healing And Complications
Wounds, Wound Healing And ComplicationsWounds, Wound Healing And Complications
Wounds, Wound Healing And Complications
 

Similaire à KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA (20)

Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Lp hipospadia
Lp hipospadiaLp hipospadia
Lp hipospadia
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Askep uretritis
Askep uretritisAskep uretritis
Askep uretritis
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
 
Eliminasi urine
Eliminasi urineEliminasi urine
Eliminasi urine
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
 
Bph 1 6
Bph 1 6Bph 1 6
Bph 1 6
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Isk
IskIsk
Isk
 
modul 3 BAB berdarah
modul 3 BAB berdarahmodul 3 BAB berdarah
modul 3 BAB berdarah
 

Plus de Asnani Baru

Road map penelitian
Road map penelitianRoad map penelitian
Road map penelitianAsnani Baru
 
Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis asAsnani Baru
 
Sap tumbuh kembang anak
Sap tumbuh kembang anakSap tumbuh kembang anak
Sap tumbuh kembang anakAsnani Baru
 

Plus de Asnani Baru (6)

Road map penelitian
Road map penelitianRoad map penelitian
Road map penelitian
 
Indera pembauan
Indera pembauanIndera pembauan
Indera pembauan
 
Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis as
 
Huknah rendah
Huknah rendahHuknah rendah
Huknah rendah
 
Sap tumbuh kembang anak
Sap tumbuh kembang anakSap tumbuh kembang anak
Sap tumbuh kembang anak
 
Biooptik as
Biooptik asBiooptik as
Biooptik as
 

Dernier

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfnuralieza
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Dernier (14)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA

  • 1. Komplikasi Penyembuhan Luka Oleh: 1. Fajar Ibnu Sabil 2. Ahdal Casanoval 3. Asfin Novia Rahmadhani 4. Nadya Nafis Shabirah 5. Arum Wibisono 6. Sinta Diani Rochmah 7. Panji Putro Pamungkas 8. Brainia Logi Anshari Mahasiswa Program Studi D IV Gawat Darurat Sutomo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya 2014
  • 2. Komplikasi Penyembuhan Luka Dehisensi Eviserasi Infeksi Hemoragi Fistula Keloid
  • 3. DEHISENSI • Adalah terbukanya tepi-tepi luka. Dehisensi luka sering terjadi pada luka abdomen. • Dehisensi luka abdomen (post laparotomy) merupakan keadaan terbukanya sebagian atau seluruh lapisan insisi abdomen. • Kondisi tersebut merupakan salah satu komplikasi dari proses penyembuhan luka sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi
  • 4. • Faktor mekanik Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringan semakin meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Faktor mekanik tersebut antara lain batuk-batuk yang berlebihan, ileus obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang. • Faktor metabolik Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguan keseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. • Faktor infeksi Semua faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi luka operasi akan meningkatkan terjadinya dehisensi luka operasi. Secara klinis biasanya terjadi pada hari ke 6 - 9 paska operasi dengan gejala suhu badan yang meningkat disertai tanda peradangan disekitar luka. Etiologi Dehisensi
  • 5.
  • 6.
  • 8. Penatalaksanaan Wound Dehiscence Penanganan Nonoperatif Penanganan Operatif Penanganan non operatif diberikan kepada penderita yang tidak stabil dan tidak mengalami eviserasi. Hal ini dilakukan dengan penderita berbaring di tempat tidur dan menutup luka operasi dengan kassa steril atau pakaian khusus steril. Penggunaan jahitan penguat abdominal dapat dipertimbangkan untuk mengurangi perburukan luka operasi terbuka Penanganan operatif dilakukan pada sebagian besar penderita dehisensi. Ada beberapa jenis operasi yang dilakukan pada dehisensi luka yang dilakukan antara lain rehecting atau penjahitan ulang luka operasi yang terbuka, mesh repair, vacuum pack, abdominal packing, dan Bogota bag repair
  • 9. EVISERASI • Adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. • Eviserasi adalah tindakan mengeluarkan dalaman seperti isi perut, atau mengeluarkan bola mata. • Eviserasi adalah salah satu prosedur bedah dalam rekonstruksi orbita dimana rekonstruksi ini dilakukan untuk tujuan terapeutik dan kosmetik. Eviserasi melibatkan pengeluaran isi bola mata (lensa, uvea, retina, vitreus, dan kadangkornea) dengan meninggalkan sklera, otot luar mata, dan saraf optik yang utuh, biasanya diikuti dengan penempatan implan orbital untuk menggantikan volume okulus yang hilang. • Salah satu penyakit yang disebabkan oleh eviserasi adalah endoftalmitis. • Endoftalmitis adalah peradangan supuratif dalam bola mata.
  • 10. Etiologi Eviserasi • Infeksi kuman atau jamur setelah trauma atau bedah, atau secara endogen akibat sepsis. • Bakteri yang sering menjadi penyebab adalah Stafilokok, Streptokok, Pneumokok, Pseudomonas • Jamur yang sering menjadi penyebab Aktinomises, Aspergilus, dan sebagainya.
  • 11.
  • 12. Tindakan Keperawatan untuk Eviserasi • Antibiotik topikal melaiui periokular atau subkonjungtiva dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3 gram/hari • Setelah diketahui penyebabnya, antibiotik disesuaikan dengan penyebab, misalnya gentamisin untuk Pseudomonas atau amfoterisin B untuk jamur. • Sikloplegik tetes mata diberikan 3 kali sehari. Hati-hati pada pemberian kortikosteroid. • Pada kasus yang berat dapat dilakukan vitrektomi untuk mengeluarkan organisme di dalam vitreus, meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkan membran terbentuk yang potensial menyebabkan ablasi, serta mengembalikan kejernihan vitreus. • Bila terapi gagal, dilakukan eviserasi. Enukleasi ditakukan bila mata telah tenang atau ftisis bulbi.
  • 13. INFEKSI • Adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit. • Dalam kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.
  • 14. Faktor Jasad Renik pada Infeksi • Bakteri • Virus • Fungi • Parasit • Daya Transmisi (Direct atau Indirect) • Daya Invasi • Kemampuan untuk menimbulkan penyakit Tipe Mikroorganisme Penyebab Infeksi
  • 15. Etiologi Infeksi • Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut: o Patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria). o Patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria. • Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokin oleh makrofag, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik
  • 16.
  • 17. HEMORAGIK • Adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya darah dari dalam vaskula akibat dari kerusakan dinding vaskula • Hemoragik dapat menyebabkan anoxia jaringan akibat berkurangnya oksigen yang diangkut oleh darah • Keadaan ini dapat berkembang menjadi shock ireversibel sampai kematian apabila volume darah dalam sirkulasi menurun tajam
  • 18. Faktor Penyebab Hemoragi • Trauma yaitu kerusakan dalam bentuk fisik yang merusak sistem vaskula jaringan di daerah benturan/ kontak. • Infeksi agen infeksius terutama mengakibatkan septisemia seperti pasteurellosis dan anthrax, infeksi oleh virus seperti canine adenovirus. • Bahan toksik yang merusak endotel kapiler seperti keracunan arsen, dicumarol (racun tikus) yang dapat menghambat penggumpalan darah sehingga terjadi pendarahan dan toksin uremik yang dapat merusak endotel pembuluh darah. • Faktor lain yang menyebabkan dinding vaskula lemah sehingga pembuluh darah rentan untuk bocor seperti pada kasus atherosklerosis (dinding arteri melemah terjadi pada kondisi kronis) • Defisiensi vitamin C yang dapat menyebabkan pendarahan gusi karena vaskula setempat rapuh (skorbutus).
  • 19. Proses hemoragi dapat terjadi secara: Diapedesis (Memancar) Reksis ( Merembes)
  • 20. Macam-macam Hemoragi Berdasarkan tempat asal • H. Arterial • H. Vena • H. Kapiler Berdasarkan waktu terjadi • H. Primer • H. Intermediet • H. Sekunder Berdasarkan pola bentuk perdarahan • H. Linier • H. Stria • Hematom Berdasarkan besarnya vaskula yang rusak • H. Kecil (Ptechiae) • Purpura (H. Noktah) • H. Besar • Ekstrafasasi
  • 21.
  • 22. Gambar (A) Ptechiae hemoragi pada ginjal anjing akibat infeksi virus herpes; (B) hemoragi pada jantung karena endotoxemia Hemoragi ekimosis pada subkutis kelinci Gambaran histopatologi hemoragi pada usus ikan lele (panah)
  • 23. FISTULA • Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal • Fistula dapat terjadi di banyak bagian tubuh. Beberapa di antaranya adalah: o Arteriovenosa (antara arteri dan vena) o Bilier (terjadi selama operasi kandung empedu, saluran empedu terhubung ke permukaan kulit) o Serviks (celah yang abnormal ke dalam atau di leher rahim) o Craniosinus (antara ruang dalam tengkorak dan sinus hidung) o Enterovaginal (antara usus dan vagina) o Kotoran atau anus (tinja dibuang melalui pembukaan selain anus) o dll
  • 24. Etiologi • Kebanyakan fistula merupakan hasil dari operasi pembedahan. • Atau penyebab lain meliputi : proses peradangan, seperti infeksi atau “inflammatory bowel disease”, melahirkan dan terapi radiasi.
  • 25. Etiologi Fistula Ani • Terjadi karena infeksi dari kelenjar anus (cyptoglandular). Kelenjar ini terdapat di dalam ruang intersphinteric. Diawali kelenjar anus terinfeksi, sebuah abses kecil terbentuk di daerah intersfincter. Abses ini kemudian membengkak dan fibrosis, termasuk di bagian luar kelenjar anus di garis kripte. • Ketidakmampuan abses untuk keluar dari kelenjar tersebut akan mengakibatkan proses peradangan yang meluas sampai perineum, anus atau seluruhnya, yang akhirnya membentuk abses perianal dan kemudian menjadi fistula.
  • 26.
  • 27. Tindakan Keperawatan • Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus. • Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur. • Buang feses dengan cepat. Berikan pengharum ruangan. • Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya : sayuran segar dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat dan produk susu. • Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap. Tawarkan minuman jernih tiap jam; hindari minuman dingin. • Berikan kesempatan untuk menyatakan frustasi sehubungan dengan proses penyakit. • Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan protein serum, ansietas, dan kelesuan. • Berikan obat sesuai indikasi : Antikolinergik contoh belladonna tinkur, atropin, difenoksilat (Lemotil); anodin supositoria. • Antibiotik • Bantu/siapkan intervensi bedah.
  • 28. KELOID • Adalah jaringan parut yang dapat dijelaskan sebagai suatu variasi dari penyembuhan luka. Mengapa timbul keloid? • Pada suatu luka, proses anabolik dan katabolik mencapai keseimbangan selama kurang lebih 6-8 minggu. Pada stadium ini, kekuatan luka kurang lebih 30-40% dibandingkan kulit sehat. Seiring dengan maturnya jaringan parut (skar), kekuatan meregang dari skar juga bertambah • Pada saat itu, skar akan nampak hiperemis dan mungkin menebal, tepi penebalan ini akan berkurang secara bertahap selama beberapa bulan sampai menjadi datar, putih, lemas, dapat diregangkan sebagai suatu skar yang matur. • Jika terjadi ketidakseimbangan antara fase anabolik dan katabolik akan lebih banyak kolagen yang diproduksi dari yang dikeluarkan, dan skar bertumbuh dari segala arah. Skar yang meluas ini akan timbul sebagai keloid
  • 29. Faktor Timbulnya Keloid • Semua rangsang fibroplasia yang berkelanjutan (infeksi kronik, benda asing dalam luka, tidak ada regangan setempat waktu penyembuhan, regangan berlebihan pada pertautan luka) • Usia pertumbuhan • Bakat (genetik) • Ras • Lokasi luka
  • 30. Tindakan Penatalaksanaan Keloid • Pembedahan menggunakan cara tradisional atau laser • Pemberian injeksi corticosteroid • Pemberian tekanan pada saat membalut ( compression bandaging) • Pemberian obat oral yang dapat mengganggu sintesis kolagen (mis: methotrexate, penicillamine) • Terapi radiasi Untuk menghindari/mengurangi resiko terjadinya keloid, disarankan jika mempunyai luka agar dirawat dengan baik dan tepat, terutama pemberian tehnik balutan kompresi pada mereka yang mempunyai resiko keloid, sehingga pembentukkan keloid dapat diminimalkan. Atau jika sudah terlihat tanda2 seperti akan timbul keloid / di curigai akan timbul keloid bs menggunakan plester khusus / salep khusus pencegah resiko keloid.