SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
TEKNIK DIGITAL

                                                 BAB II
           Sistem Bilangan dan Sistem Kode

                                          Oleh : M. Rustam




01/20/13           Bab 2 Teknik Digital                  1
Sistem Bilangan
            Ada beberapa sistem bilangan
            yang digunakan dalam sistem
            digital:
            – Bilangan Desimal
            – Bilangan Biner
            – Bilangan Oktal
            – Bilangan Heksadesimal
            – Bilangan BCD
01/20/13                     Bab 2 Teknik Digital   2
Bilangan Desimal
           Bilangan Desimal terdiri atas 10 angka
           atau lambang,yaitu
              D = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
           Sistem bilangan desimal disebut juga
           sistem bilangan basis 10 karena
           mempunyai 10 digit
           Ciri suatu bilangan desimal adalah
           adanya tambahan subskrip des atau 10
           di akhir suatu bilangan
           Contoh: 357des = 35710 = 357
01/20/13                            Bab 2 Teknik Digital   3
Bilangan Bulat Desimal
    Representasi bilangan bulat desimal m digit :
           (dm-1, … di, … , d1, d0) dengan di ∈ D
    Sehingga suatu bilangan desimal m digit akan
    mempunyai nilai:         m−1
                          N = ∑ i ⋅ 10i
                                d
                                       i=0


    Contoh: Bilangan 357
           Digit 3 = 3x100 = 300 (Most Significant Digit, MSD)
           Digit 5 = 5x10 = 50
           Digit 7 = 7x1 = 7 (Least Significant Digit, LSD)
           Jumlah          = 357

01/20/13                                Bab 2 Teknik Digital     4
Bilangan Pecahan Desimal
            Representasi Bilangan Pecahan Desimal:
              (dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di ∈ D
            Sehingga suatu bilangan desimal pecahan akan
            mempunyai nilai:
                                        m−1
                                   N=   ∑di ⋅ 10i
                                        i=n


            Contoh: Bilangan 245,21
              Koma desimal memisahkan pangkat positif dengan pangkat
              negatifnya.
            Bilangan 245,21 berarti
              (2 X 10+2) + (4 X 10+1) + (5 X 100) + (2 X 10-1) + (1 X 10-2)

01/20/13                                      Bab 2 Teknik Digital            5
Bilangan Biner
            Digit bilangan biner disebut binary digit atau bit.
            Empat bit dinamakan nibble. Delapan bit dinamakan
            byte. Sejumlah bit yang terdiri dari karakter berupa
            huruf, angka atau lambang khusus dinamakan word.

            Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan
            basis dua. Pada sistem bilangan ini hanya dikenal
            dua lambang, yaitu:
              B = 0, 1.

            Ciri suatu bilangan biner adalah adanya tambahan
            subskrip bin atau 2 di akhir suatu bilangan
            Contoh: 1010011bin = 10100112.

01/20/13                          Bab 2 Teknik Digital          6
Bilangan Bulat Biner
            Representasi bilangan biner bulat m bit adalah
            sebagai berikut,
              (bm-1, … bi, … , b1, b0) dengan bi ∈ B
            Sehingga suatu bilangan biner m bit akan mempunyai
            nilai:              m−1
                             N = ∑i ⋅ 2i
                                   b
                                     i=0




            Bit paling kiri dari suatu bilangan biner disebut bit
            paling berarti (Most Significant Bit, MSB), sedangkan
            bit paling kanan disebut bit paling tidak berarti (Least
            Significant Bit, LSB)
            Contoh : 101 = 1x22 + 0x21 + 1x20 = 4 + 0 + 1 = 5
01/20/13                                   Bab 2 Teknik Digital        7
Bilangan Pecahan Biner
    Representasi bilangan biner pecahan:
           (dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di ∈ B
    Sehingga suatu bilangan biner pecahan akan
    mempunyai nilai:
                                      m−1
                                   N=   ∑ i ⋅ 2i
                                         b
                                        i=n


    Contoh :
    101,01 = 1x22 + 0x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2
           = 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 = 5,25

01/20/13                                      Bab 2 Teknik Digital   8
Konversi Bilangan Biner Ke
           Desimal
           Contoh Bilangan Bulat:
             1010011 =1 X 26 + 0 X 25 + 1 X 24 + 0 X 23 + 0 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20
                     = 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
                     = 83des

           Contoh Bilangan Pecahan:
             111,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2
                    = 4 + 2 + 1 + 0 + 0,25
                    = 7,25des




01/20/13                                       Bab 2 Teknik Digital                  9
Konversi Bilangan Bulat Desimal Ke
           Biner
            Konversi bilangan bulat desimal ke biner dilakukan dengan
            membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal
            dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang
            didapat
              Contoh: Konversi 625des ke biner
              625 / 2 = 312     sisa   1 (LSB)
              312 / 2 = 156            0
              156 / 2 = 78             0
              78 / 2 = 39              0
              39 / 2 = 19              1
              19 / 2 = 9               1
              9/2 =4                   1
              4/2 =2                   0
              2/2 =1                   0
              1/2 =0                   1 (MSB)
              Jadi 625des = 1001110001bin
01/20/13                               Bab 2 Teknik Digital        10
Konversi Bilangan Pecahan Desimal Ke
           Biner
            Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan
            dengan 2. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini
            dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga
            didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil
            perkalian merupakan bit yang didapat
              Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner
              0,75 X 2 = 1,50 sisa 1 (MSB)
              0,50 X 2 = 1,00         1
              0X2      = 0,00         0 (LSB)
              Jadi 0,75des = 0,110bin


01/20/13                             Bab 2 Teknik Digital           11
Bilangan Oktal
            Merupakan sistem bilangan basis
            delapan. Pada sistem bilangan ini
            terdapat delapan lambang, yaitu:
              O = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
            Ciri sistem bilangan oktal adalah adanya
            tambahan subskrip okt atau 8 di akhir
            suatu bilangan.
            Contoh: 1161okt = 11618.

01/20/13                            Bab 2 Teknik Digital   12
Bilangan Bulat Oktal
    Representasi suatu bilangan oktal bulat m digit
    adalah sebagai berikut,
           (om-1, … oi, … , o1, o0) dengan oi ∈ O
    Sehingga suatu bilangan oktal bulat m digit
    akan mempunyai nilai:
                                         m−1
                                    Z=   ∑     oi ⋅ 8i
                                         i=0




01/20/13                                  Bab 2 Teknik Digital   13
Bilangan Pecahan Oktal
       Representasi bilangan pecahan oktal :
           (om-1, … oi, … , o1, o0, o-1, ... , on) dengan oi ∈ O
       Sehingga suatu bilangan oktal pecahan
       akan mempunyai nilai:
                                  m−1
                                Z=   ∑ i ⋅ 8i
                                      o
                                     i=n




01/20/13                              Bab 2 Teknik Digital     14
Konversi Bilangan Oktal ke
           Desimal
            Contoh bilangan bulat:
            1161okt = 625des
            1161okt Berarti :
              = 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 8 1 + 1 X 8 0
              = 512+64+48+1
              = 625des

            Contoh bilangan pecahan:
            13,6okt = 11,75des
            13,6okt Berarti :
              = 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
              = 8 + 3 + 0,75
              = 11,75des


01/20/13                                      Bab 2 Teknik Digital   15
Konversi Bilangan Desimal ke
           Oktal
            Contoh Bilangan Bulat :
            625des = 1161okt
            625 / 8 = 78     sisa 1 (LSB)
            78 / 8 = 9            6
            9/8 =1                1
            1/8 =0                1 (MSB)

            Contoh Bilangan Pecahan :
            0,1des = 0,063….okt
            0,1 X 8 = 0,8   sisa 0 (MSB)
            0,8 X 8 = 6,4        6
            0,4 X 8 = 3,2        3 (LSB)

01/20/13                          Bab 2 Teknik Digital   16
Konversi Bilangan Oktal ke Biner
     Konversi bilangan oktal ke biner lebih mudah
     dibandingkan dengan konversi bilangan oktal ke
     desimal. Satu digit oktal dikonversi ke 3 bit biner
     Contoh: 1161okt = 001001110001bin
        1   1     6 1
       001 001 110 001
     Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin
        0    6 3
       000 110 011


01/20/13                        Bab 2 Teknik Digital       17
Konversi Bilangan Biner ke Oktal
            Contoh Bilangan Bulat:
            1001110001bin = 1161okt
               001 001 110 001
                1   1    6    1


            Contoh Bilangan Pecahan:
            0,000110011bin = 0,063okt
               000 110 011
                0   6     3

01/20/13                          Bab 2 Teknik Digital   18
Bilangan Heksadesimal
    Merupakan sistem bilangan basis enam belas.
    Penerapan format heksadesimal banyak
    digunakan pada penyajian lokasi memori,
    penyajian isi memori, kode instruksi dan kode
    yang merepresentasikan alfanumerik dan
    karakter nonnumerik.
    Pada sistem bilangan ini terdapat enam belas
    lambang, yaitu:
           H = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
    Ciri bilangan heksadesimal adalah adanya
    tambahan subskrip heks atau 16 di akhir suatu
    bilangan. Contoh: 271heks = 27116
01/20/13                                    Bab 2 Teknik Digital   19
Bilangan Bulat Heksadesimal
            Representasi suatu bilangan heksadesimal
            bulat adalah sebagai berikut,
              (hm-1, … hi, … , h1, h0) dengan hi ∈ H
            Sehingga suatu bilangan heksadesimal m
            digit akan mempunyai nilai:
                                     m−1
                                Z=   ∑hi ⋅ 16i
                                     i=0




01/20/13                             Bab 2 Teknik Digital   20
Bilangan Pecahan Heksadesmial
            Untuk bilangan heksadesimal pecahan,
            representasi nilainya menjadi sebagai berikut,
              (hm-1, … hi, … , h1, h0, h-1, ... , hn) dengan hi ∈ H
            Sehingga suatu bilangan heksadesimal
            pecahan akan mempunyai nilai:
                                        m−1
                                   Z=   ∑     hi ⋅ 16i
                                        i=n




01/20/13                                Bab 2 Teknik Digital          21
Konversi Bilangan Heksadesimal ke
           Desimal
            271heks = 625des
            271heks
              = 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
              = 512 + 112 + 1
              = 625des
            0,Cheks = 0,75des
            0,C heks
              = 0 X 160 + 12 X 16-1
              = 0 + 0,75
              = 0,75des

01/20/13                              Bab 2 Teknik Digital   22
Konversi Bilangan Bulat Desimal ke
           Heksadesimal
            Konversi bilangan bulat desimal ke
            heksadesimal dilakukan dengan membagi
            secara berulang-ulang suatu bilangan desimal
            dengan 16. Sisa setiap pembagian merupakan
            digit heksadesimal yang didapat.
            Contoh: Konversi 625des ke Heksadesimal
            625 / 16 = 39 sisa 1 (LSB)
            39 / 16 = 2         7
            2 / 16 = 0          2 (MSB)
            Jadi 625des = 271heks


01/20/13                       Bab 2 Teknik Digital    23
Konversi Bilangan Pecahan Desimal ke
           Heksadesimal
            Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan
            dengan cara mengalikan suatu bilangan desimal pecahan
            dengan 16. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan
            dengan 16. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0.
            Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan digit yang
            didapat.

            Contoh: 0,75des = 0,Cheks
               0,75 X 16 = C

            Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks
               0,10 X 16 = 1,6 sisa 1 (MSB)
               0,60 X 16 = 9,6      9
                 dst….                (LSB)




01/20/13                                      Bab 2 Teknik Digital          24
Konversi Bilangan Heksadesimal ke
           Biner
            Konversi bilangan heksadesimal ke biner lebih mudah
            dibandingkan konversi bilangan heksadesimal ke
            desimal. Satu digit heksadesimal dikonversi ke 4 bit
            biner.

            Contoh Bilangan Bulat:
            271heks = 1001110001bin
               2    7    1
              0010 0111 0001

            Contoh Bilangan Pecahan:
            0,19heks = 0,00011001bin
               0    1    9
              0000 0001 1001

01/20/13                              Bab 2 Teknik Digital     25
Konversi Bilangan Biner ke
           Heksadesimal
           Untuk bilangan bulat, kelompokkan setiap empat bit
           biner dari paling kanan, kemudian konversikan setiap
           kelompok ke satu digit heksadesimal. Untuk bilangan
           pecahan, kelompokkan setiap empat bit biner dari
           paling kiri, kemudian konversikan setiap kelompok
           ke satu digit heksadesimal.

           Contoh Bilangan Bulat:
           1001110001bin = 271heks
             10 0111 0001
              2   7    1
           Contoh Bilangan Pecahan:
           0,00011001bin = 0,19heks
             0000 0001 1001
              0    1   9
01/20/13                              Bab 2 Teknik Digital        26
BCD (Binary Coded Desimal)
            Sistem bilangan BCD hampir sama dengan
            sistem bilangan biner. Pada sistem bilangan
            ini, setiap satu digit desimal diwakili oleh
            empat bit biner. Sistem bilangan BCD
            biasanya digunakan untuk keperluan
            penampil tujuh segmen (seven-segment),
            seperti pada jam digital atau voltmeter.
            Contoh:
            625des = 0110 0010 0101BCD
              6    2    5
            0110 0010 0101

01/20/13                          Bab 2 Teknik Digital     27
Contoh Bilangan BCD
            Contoh:
               011101011000 BCD = 758 10
                0111 0101 1000
                  7    5      8
            Contoh kasus :
            Umumnya, termometer digital menggunakan BCD
            untuk mengemudikan display 3 digit. Berapa banyak
            BCD yang dibutuhkan untuk mengemudikan display
            termometer 3 digit tersebut? Tampilkan bit untuk
            temperature 147 derajat!
              Dibutuhkan 12 bit, dengan 4 bit untuk masing-masing digit.
              Bit yang digunakan untuk menampilkan 147 derajat adalah
              0001 0100 0111.
01/20/13                               Bab 2 Teknik Digital                28
Tabel Konversi Antar Sistem Bilangan
           Desimal   Biner   Oktal   Heksadesimal                BCD
             0       0000      0           0                     0000
             1       0001      1           1                     0001
             2       0010      2           2                     0010
             3       0011      3           3                     0011
             4       0100      4           4                     0100
             5       0101      5           5                     0101
             6       0110      6           6                     0110
             7       0111      7           7                     0111
             8       1000     10           8                     1000
             9       1001     11           9                     1001
             10      1010     12           A                0001 0000
             11      1011     13           B                0001 0001
             12      1100     14           C                0001 0010
             13      1101     15           D                0001 0011
             14      1110     16           E                0001 0100
             15      1111     17           F                0001 0101



01/20/13                             Bab 2 Teknik Digital               29
TUGAS
           1. Konversikan bilangan heksadesimal berikut
              ke desimal :
             1. A7F
             2. 56,DF
             3. 38A,B9
           2. Konversikan bilangan Biner berikut ke
              Heksadesimal :
             1. 11010
             2. 1010,1011
             3. 01,011
           3. Konversikan desimal ke biner
              -8 ?
01/20/13                        Bab 2 Teknik Digital      30
Sistem Bilangan Biner Tidak Bertanda
           • Terdapat 2 sistem bilangan biner, yaitu bilangan biner
             tak bertanda dan bilangan biner bertanda. Pada
             sistem bilangan biner tak bertanda, hanya dikenal
             bilangan biner posisif dan tidak diijinkan adanya
             bilangan biner negatif. Di sini semua bit digunakan
             untuk merepresentasikan suatu nilai.

           • Contoh:
              – Bilangan biner 4 bit 1100.
                A3 A2 A1 A0
                 1 1 0 0
                Pada bilangan biner tak bertanda di atas, nilai bilangan
                dihitung dari A3 sampai A0. Sehingga,
                1100bin = 1 X 23 + 1 X 22 + 0 X 21 + 0 X 20 = 12des

01/20/13                                  Bab 2 Teknik Digital             31
Sistem Bilangan Biner Bertanda
           • Pada bilangan biner bertanda, bit paling kiri
             menyatakan tanda, sehingga nilai bilangan dihitung
             dari A2 sampai A0
           • Contoh : 1100bin
              – 100bin   = 1 X 22 + 0 X 21 + 0 X 20 = 4des
              – Jadi 1100 bin = - 4 des


           • Pada sistem ini, bit paling kiri yaitu A3 menyatakan
             tanda negatif atau positif nilai yang diwakilinya. Tanda
             positif diwakili oleh bit 0 dan tanda negatif diwakili
             oleh bit 1
           • Bit A3 tersebut dinamakan bit tanda (sign bit),
             sedangkan bit-bit yang lain, yaitu bit A2 sampai A0
             mewakili suatu nilai

01/20/13                                    Bab 2 Teknik Digital    32
Bilangan Biner Komplemen Satu
           • Terdapat 2 cara untuk mengubah suatu
             bilangan positif ke bilangan negatif, yaitu
             menggunakan :
             – Sistem bilangan biner komplemen satu
             – Sistem bilangan biner komplemen dua
           • Cara pertama, merupakan cara yang paling
             mudah ditempuh. Dengan cara ini, untuk
             mengubah bilangan positif ke negatif cukup
             dilakukan dengan mengubah bit 0 ke 1 dan bit
             1 ke 0 pada setiap bit suatu bilangan biner.
01/20/13                          Bab 2 Teknik Digital     33
Contoh Bilangan Biner Komplemen Satu
• Sebagai contoh, 101101 merupakan bilangan biner dengan nilai 45. Maka
  -45 sama dengan 010010.
• 1    0     1       1     0    1 bilangan biner asli
  ↓    ↓     ↓       ↓     ↓    ↓
  0    1     0       0     1    0 bilangan biner komplemen satu

• Sistem bilangan komplemen satu jarang digunakan karena tidak memenuhi
  satu kaedah matematis, yaitu jika suatu bilangan dijumlahkan dengan
  negatifnya, maka akan dihasilkan bilangan nol.

•              1   0   1     1       0       1
    +          0   1   0     0       1       0
               1   1   1     1       1       1

• Pada contoh tersebut, 101101 + 010010 = 111111, sehingga 45 + (-)45 ≠ 0.


    01/20/13                             Bab 2 Teknik Digital                34
Bilangan Biner Komplemen Dua
• Komplemen dua = Komplemen satu + 1
• Contoh, 101101 merupakan bilangan biner
  dengan nilai 45. Maka -45 sama dengan 010011
• 1        0   1   1   0   1  biner asli
  ↓        ↓   ↓   ↓   ↓   ↓
  0        1   0   0   1   0  biner komplemen satu
                           1+
  0        1   0   0   1   1  biner komplemen dua



01/20/13                     Bab 2 Teknik Digital     35
Pengubahan Bilangan Biner Negatif
            Menjadi Bilanagan Biner Positif
           • Pengubahan bilangan biner negatif menjadi
             bilangan biner positif dilakukan dengan
             mengurangi bilangan tersebut dengan satu
             kemudian mengubah bit 0 ke 1 dan bit 1 ke 0
             pada setiap bitnya.
           • Contoh:
           • 0   1   0    0    1        1  biner komplemen dua
                                        1-
             0   1   0    0    1        0  biner komplemen satu
             ↓   ↓   ↓    ↓    ↓        ↓
             1   0   1    1    0        1  biner asli
01/20/13                           Bab 2 Teknik Digital            36
Kaidah Matematis Bilangan Biner
           Komplemen Dua
           • Sistem bilangan biner komplemen dua banyak
             digunakan dalam sistem digital dan komputer karena
             memenuhi kaidah matematis, yaitu jika suatu bilangan
             dijumlahkan dengan negatifnya, maka akan dihasilkan
             bilangan nol.

           •      1    0      1     1     0      1
             + 0       1      0     0     1      1
             1 0       0      0     0     0      0
                 bawaan 1 tidak digunakan
           • Pada contoh tersebut, bit 1 paling depan merupakaan
             bit bawaan dan tidak digunakan. Jadi 101101 + 010011
             = 000000, sehingga 45 + (-)45 = 0.
01/20/13                            Bab 2 Teknik Digital        37
Representasi Bilangan Biner
             Komplemen Dua
           • Pada suatu bilangan biner komplemen dua, harus
             diperhatikan bit tandanya
           • Jika bit tanda sama dengan 0, maka bit sesudahnya
             merupakan bentuk bilangan biner asli
           • Jika bit tanda sama dengan 1, maka bit sesudahnya
             merupakan bentuk bilangan biner komplemen dua
           • Contoh
             0101101= +45des (101101=Biner asli)
             1010011= -45des (010011=Komplemen 2)



01/20/13                              Bab 2 Teknik Digital   38
Bilangan Biner Komplemen Dua
           Khusus
           • Terdapat kasus khusus pada sistem bilangan
             biner komplemen dua. Jika suatu bilangan
             biner mempunyai bit tanda = 1, namun bit di
             belakangnya 0 semua, maka nilai bilangan
             tersebut adalah -2N, dimana N merupakan
             jumlah bit yang mewakili suatu nilai.
           • Contoh:
             – 10bin = -21 = -2des
             – 1000bin = -23 = -8des
             – 10000000bin = -27 = -128des

01/20/13                             Bab 2 Teknik Digital   39
Format Penulisan Bilangan Biner
           • Bilangan biner biasanya diformat
             dengan panjang bit tertentu. Panjang bit
             yang biasa digunakan adalah 2, 4, 8,
             16 ... dan seterusnya, atau menurut
             aturan 2n dengan n bilangan bulat positif
           • Namun tetap dimungkinkan bilangan
             biner dengan format di luar ketentuan
             tersebut demi kepraktisan atau tujuan
             khusus.
01/20/13                       Bab 2 Teknik Digital   40
Format Bilangan Biner Komplemen
           Dua Positif
           • Pengubahan format bilangan biner
             komplemen dua dari panjang n-bit menjadi m-
             bit dengan n<m mengikuti aturan berikut :
           • Pengubahan format bilangan biner
             komplemen dua positif dilakukan dengan
             menambahkan bit 0 di depannya.
           • Contoh:
           • 4=                 0100     format 4 bit
                           0000 0100     format 8 bit
                 0000 0000 0000 0100     format 16 bit

01/20/13                        Bab 2 Teknik Digital   41
Format Bilangan Biner Komplemen
           Dua Negatif
           •   Pengubahan format bilangan biner
               komplemen dua negatif dilakukan dengan
               menambahkan bit 1 di depannya.
           •   Contoh:
           •   -4=               1100      format 4 bit
                            1111 1100      format 8 bit
                 1111 1111 1111 1100       format 16 bit
           •   Perlu diingat pada contoh di atas bahwa bit
               paling depan merupakan bit tanda, sehingga
               pada format 4 bit hanya ada 3 bit yang
               merepresentasikan suatu nilai.

01/20/13                         Bab 2 Teknik Digital    42
Sistem Kode
           • Data yang diproses dalam sistem digital
             umumnya direpresentasikan dengan
             kode tertentu
           • Terdapat beberapa sistem kode :
             – Kode BCD
             – Kode Excess-3 (XS-3)
             – Kode Gray
             – Kode 7 Segment
             – Kode ASCII

01/20/13                       Bab 2 Teknik Digital   43
Mengapa Sistem Kode ?
           • Sistem Bilangan hanya dapat
             menyajikan bilangan positif saja
           • Sistem Kode dapat menyajikan berbagai
             macam jenis data seperti bilangan,
             simbol, maupun huruf
           • Sistem Kode dapat menyajikan bilangan
             positif maupun bilangan negatif


01/20/13                     Bab 2 Teknik Digital   44
Kode BCD (Binary Coded Decimal)
• Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk
  merepresentasikan masing-masing digit desimal dari suatu
  bilangan
• Contoh :
              5    2   9     Desimal
            0101 0010 1001   BCD


• Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat
  digunakan (Invalid Code) yaitu
  1010,1011,1100,1101,1110,1111
• Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid,yaitu kode-
  kode untuk menyajikan bilangan desimal 0 - 9

 01/20/13                       Bab 2 Teknik Digital         45
Kode Excess-3 (XS-3)
           • Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu
             bilangan desimal, masing-masing digit dari
             suatu bilangan desimal ditambah dengan 3,
             kemudian hasilnya dikonversi seperti BCD
           • Contoh :
             – Ubah bilangan desimal 12 ke kode XS-3
               1      2          Desimal
               3+     3+
               4      5
             0100 0101           XS-3
01/20/13                           Bab 2 Teknik Digital   46
Invalid Code XS-3
           • Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat
             digunakan atau Invalid Code, Yaitu 0000,
             0001, 0010, 1101, 1110, dan 1111
           • Contoh :
             – Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal !
               0111 0001 1010       XS-3
                 7    1   10
                3- 3-      3–
                4    -2    7        Desimal (invalid)

01/20/13                        Bab 2 Teknik Digital    47
Kode Gray
• Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang
  menunjukkan posisi dari suatu poros mesin yang
  berputar
• Cara mengubah bilangan desimal ke kode Gray:
• Contoh : Ubah bilangan desimal 13 ke kode Gray !
             13                Desimal
       +     +    +            abaikan bawaannya
     1     1    0    1

           1   0   1   1          kode Gray
01/20/13                    Bab 2 Teknik Digital     48
Kode 7-Segment
           • Adalah piranti yang digunakan untuk
             menampilkan data dalam bentuk desimal
           • Setiap segment dari peraga 7-segment
             berupa LED yang susunannya
             membentuk suatu konfigurasi tertentu
             seperti angka 8
           • Ada 2 jenis peraga 7-segment :
             – Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala
             – Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED
               nyala
01/20/13                         Bab 2 Teknik Digital    49
Kode ASCII
           • Singkatan dari American Standard Code for
             Information Interchange
           • Adalah kode biner untuk merepresentasikan
             bilangan, huruf, dan simbol, sehingga biasa
             disebut juga kode Alfanumerik
           • Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi
             kesalahan pada bagian-bagian data. Untuk
             mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan
             tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit)
             yang ditempatkan sebagai MSB

01/20/13                         Bab 2 Teknik Digital    50
Bit Paritas
           • Ada 2 Bit Paritas :
              – Bit Paritas Genap
              – Bit Paritas Ganjil
           • Bit Paritas Genap : Nilai bit paritas dipilih sedemikian
             rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII
             (termasuk bit paritasnya) berjumlah genap
              – Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 1000011
                         Bit paritas genapnya 11000011
           • Bit Paritas Ganjil : Nilai bit paritas dipilih sedemikian
             rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII
             (termasuk bit paritasnya) berjumlah ganjil
              – Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 1000011
                         Bit paritas ganjilnya 01000011


01/20/13                                Bab 2 Teknik Digital             51
Nilai Heksadesimal Untuk Beberapa
           Kode ASCII 7-bit
            Simbol ASCII   Simbol ASCII   Simbol      ASCII           Simbol   ASCII
              0     30       F      46       a         61               w       77
              1     31       G      47       b         62               x       78
              2     32       H      48       c         63               y       79
              3     33       I      49       d         64               z       7A
              4     34       J      4A       e         65
              5     35       K      4B       f         66
              6     36       L      4C       g         67
              7     37       M      4D       h         68
              8     38       N      4E       i         69
              9     39       O      4F       j         6A
              :     3A       P      50       k         6B
              ;     3B       Q      51       l         6C
              <     3C       R      52       m         6D
              =     3D       S      53       n         6E
              >     3E       T      54       o         6F
              ?     3F       U      55       p         70
             @      40       V      56       q         71
              A     41       W      57       r         72
              B     42       X      58       s         73
              C     43       Y      59       t         74
              D     44       Z      5A       u         75
              E     45                       v         76
01/20/13                                       Bab 2 Teknik Digital                    52

More Related Content

What's hot

Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)
Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)
Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)Setia Juli Irzal Ismail
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistorandhi_setyo
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09KuliahKita
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IAmien Nuryanto
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01KuliahKita
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)Risdawati Hutabarat
 
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]Faris Andrianto
 
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponDasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponHendro Agung Setiawan
 
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleancara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleanAwas Andreas
 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAde Nurlaila
 
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat OptikSoal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat OptikLilies DLiestyowati
 
telephone numbering
telephone numberingtelephone numbering
telephone numberinghamida25
 
Kuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalKuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalsatriahelmy
 
Dasar control system dengan matlab
Dasar control system dengan matlabDasar control system dengan matlab
Dasar control system dengan matlabadi_yus
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
 

What's hot (20)

Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)
Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)
Slide minggu ke 3 pertemuan 2 (data diskrit kontinu)
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital I
 
Siskom pcm
Siskom pcmSiskom pcm
Siskom pcm
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
 
Kalkulus modul i himpunan
Kalkulus modul i himpunanKalkulus modul i himpunan
Kalkulus modul i himpunan
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
 
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
 
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponDasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
 
6 Frekuensi Sinyal
6  Frekuensi Sinyal6  Frekuensi Sinyal
6 Frekuensi Sinyal
 
Bab 2 vektor
Bab 2 vektorBab 2 vektor
Bab 2 vektor
 
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleancara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitas
 
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat OptikSoal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
 
telephone numbering
telephone numberingtelephone numbering
telephone numbering
 
Kuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digitalKuliah 4&5 sistem digital
Kuliah 4&5 sistem digital
 
PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)
 
Dasar control system dengan matlab
Dasar control system dengan matlabDasar control system dengan matlab
Dasar control system dengan matlab
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
 

Similar to Bab 2 teknik digital

Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3adealfarisi
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2adealfarisi
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Mandarwarman Faisal
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganMirhan Siregar
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital iiDwi Anggana
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputerArman Tan
 
Sistem bilangan4
Sistem bilangan4Sistem bilangan4
Sistem bilangan4adealfarisi
 
Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganNyssa Makkiyah
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerFarichah Riha
 
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_staffpengajar
 

Similar to Bab 2 teknik digital (20)

Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan4
Sistem bilangan4Sistem bilangan4
Sistem bilangan4
 
Sistem bilangan4
Sistem bilangan4Sistem bilangan4
Sistem bilangan4
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital ii
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital ii
 
Sistem bilangan4
Sistem bilangan4Sistem bilangan4
Sistem bilangan4
 
Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_
FTI305 algoritma matematika-info_lnjt_
 
Minggu_5 TIF305
Minggu_5 TIF305Minggu_5 TIF305
Minggu_5 TIF305
 

Recently uploaded

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Bab 2 teknik digital

  • 1. TEKNIK DIGITAL BAB II Sistem Bilangan dan Sistem Kode Oleh : M. Rustam 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 1
  • 2. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital: – Bilangan Desimal – Bilangan Biner – Bilangan Oktal – Bilangan Heksadesimal – Bilangan BCD 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 2
  • 3. Bilangan Desimal Bilangan Desimal terdiri atas 10 angka atau lambang,yaitu D = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Sistem bilangan desimal disebut juga sistem bilangan basis 10 karena mempunyai 10 digit Ciri suatu bilangan desimal adalah adanya tambahan subskrip des atau 10 di akhir suatu bilangan Contoh: 357des = 35710 = 357 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 3
  • 4. Bilangan Bulat Desimal Representasi bilangan bulat desimal m digit : (dm-1, … di, … , d1, d0) dengan di ∈ D Sehingga suatu bilangan desimal m digit akan mempunyai nilai: m−1 N = ∑ i ⋅ 10i d i=0 Contoh: Bilangan 357 Digit 3 = 3x100 = 300 (Most Significant Digit, MSD) Digit 5 = 5x10 = 50 Digit 7 = 7x1 = 7 (Least Significant Digit, LSD) Jumlah = 357 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 4
  • 5. Bilangan Pecahan Desimal Representasi Bilangan Pecahan Desimal: (dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di ∈ D Sehingga suatu bilangan desimal pecahan akan mempunyai nilai: m−1 N= ∑di ⋅ 10i i=n Contoh: Bilangan 245,21 Koma desimal memisahkan pangkat positif dengan pangkat negatifnya. Bilangan 245,21 berarti (2 X 10+2) + (4 X 10+1) + (5 X 100) + (2 X 10-1) + (1 X 10-2) 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 5
  • 6. Bilangan Biner Digit bilangan biner disebut binary digit atau bit. Empat bit dinamakan nibble. Delapan bit dinamakan byte. Sejumlah bit yang terdiri dari karakter berupa huruf, angka atau lambang khusus dinamakan word. Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan basis dua. Pada sistem bilangan ini hanya dikenal dua lambang, yaitu: B = 0, 1. Ciri suatu bilangan biner adalah adanya tambahan subskrip bin atau 2 di akhir suatu bilangan Contoh: 1010011bin = 10100112. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 6
  • 7. Bilangan Bulat Biner Representasi bilangan biner bulat m bit adalah sebagai berikut, (bm-1, … bi, … , b1, b0) dengan bi ∈ B Sehingga suatu bilangan biner m bit akan mempunyai nilai: m−1 N = ∑i ⋅ 2i b i=0 Bit paling kiri dari suatu bilangan biner disebut bit paling berarti (Most Significant Bit, MSB), sedangkan bit paling kanan disebut bit paling tidak berarti (Least Significant Bit, LSB) Contoh : 101 = 1x22 + 0x21 + 1x20 = 4 + 0 + 1 = 5 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 7
  • 8. Bilangan Pecahan Biner Representasi bilangan biner pecahan: (dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di ∈ B Sehingga suatu bilangan biner pecahan akan mempunyai nilai: m−1 N= ∑ i ⋅ 2i b i=n Contoh : 101,01 = 1x22 + 0x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2 = 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 = 5,25 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 8
  • 9. Konversi Bilangan Biner Ke Desimal Contoh Bilangan Bulat: 1010011 =1 X 26 + 0 X 25 + 1 X 24 + 0 X 23 + 0 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 = 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1 = 83des Contoh Bilangan Pecahan: 111,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2 = 4 + 2 + 1 + 0 + 0,25 = 7,25des 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 9
  • 10. Konversi Bilangan Bulat Desimal Ke Biner Konversi bilangan bulat desimal ke biner dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 2. Sisa setiap pembagian merupakan bit yang didapat Contoh: Konversi 625des ke biner 625 / 2 = 312 sisa 1 (LSB) 312 / 2 = 156 0 156 / 2 = 78 0 78 / 2 = 39 0 39 / 2 = 19 1 19 / 2 = 9 1 9/2 =4 1 4/2 =2 0 2/2 =1 0 1/2 =0 1 (MSB) Jadi 625des = 1001110001bin 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 10
  • 11. Konversi Bilangan Pecahan Desimal Ke Biner Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 2. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan bit yang didapat Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner 0,75 X 2 = 1,50 sisa 1 (MSB) 0,50 X 2 = 1,00 1 0X2 = 0,00 0 (LSB) Jadi 0,75des = 0,110bin 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 11
  • 12. Bilangan Oktal Merupakan sistem bilangan basis delapan. Pada sistem bilangan ini terdapat delapan lambang, yaitu: O = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Ciri sistem bilangan oktal adalah adanya tambahan subskrip okt atau 8 di akhir suatu bilangan. Contoh: 1161okt = 11618. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 12
  • 13. Bilangan Bulat Oktal Representasi suatu bilangan oktal bulat m digit adalah sebagai berikut, (om-1, … oi, … , o1, o0) dengan oi ∈ O Sehingga suatu bilangan oktal bulat m digit akan mempunyai nilai: m−1 Z= ∑ oi ⋅ 8i i=0 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 13
  • 14. Bilangan Pecahan Oktal Representasi bilangan pecahan oktal : (om-1, … oi, … , o1, o0, o-1, ... , on) dengan oi ∈ O Sehingga suatu bilangan oktal pecahan akan mempunyai nilai: m−1 Z= ∑ i ⋅ 8i o i=n 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 14
  • 15. Konversi Bilangan Oktal ke Desimal Contoh bilangan bulat: 1161okt = 625des 1161okt Berarti : = 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 8 1 + 1 X 8 0 = 512+64+48+1 = 625des Contoh bilangan pecahan: 13,6okt = 11,75des 13,6okt Berarti : = 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1 = 8 + 3 + 0,75 = 11,75des 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 15
  • 16. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal Contoh Bilangan Bulat : 625des = 1161okt 625 / 8 = 78 sisa 1 (LSB) 78 / 8 = 9 6 9/8 =1 1 1/8 =0 1 (MSB) Contoh Bilangan Pecahan : 0,1des = 0,063….okt 0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 (MSB) 0,8 X 8 = 6,4 6 0,4 X 8 = 3,2 3 (LSB) 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 16
  • 17. Konversi Bilangan Oktal ke Biner Konversi bilangan oktal ke biner lebih mudah dibandingkan dengan konversi bilangan oktal ke desimal. Satu digit oktal dikonversi ke 3 bit biner Contoh: 1161okt = 001001110001bin 1 1 6 1 001 001 110 001 Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin 0 6 3 000 110 011 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 17
  • 18. Konversi Bilangan Biner ke Oktal Contoh Bilangan Bulat: 1001110001bin = 1161okt 001 001 110 001 1 1 6 1 Contoh Bilangan Pecahan: 0,000110011bin = 0,063okt 000 110 011 0 6 3 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 18
  • 19. Bilangan Heksadesimal Merupakan sistem bilangan basis enam belas. Penerapan format heksadesimal banyak digunakan pada penyajian lokasi memori, penyajian isi memori, kode instruksi dan kode yang merepresentasikan alfanumerik dan karakter nonnumerik. Pada sistem bilangan ini terdapat enam belas lambang, yaitu: H = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F Ciri bilangan heksadesimal adalah adanya tambahan subskrip heks atau 16 di akhir suatu bilangan. Contoh: 271heks = 27116 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 19
  • 20. Bilangan Bulat Heksadesimal Representasi suatu bilangan heksadesimal bulat adalah sebagai berikut, (hm-1, … hi, … , h1, h0) dengan hi ∈ H Sehingga suatu bilangan heksadesimal m digit akan mempunyai nilai: m−1 Z= ∑hi ⋅ 16i i=0 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 20
  • 21. Bilangan Pecahan Heksadesmial Untuk bilangan heksadesimal pecahan, representasi nilainya menjadi sebagai berikut, (hm-1, … hi, … , h1, h0, h-1, ... , hn) dengan hi ∈ H Sehingga suatu bilangan heksadesimal pecahan akan mempunyai nilai: m−1 Z= ∑ hi ⋅ 16i i=n 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 21
  • 22. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Desimal 271heks = 625des 271heks = 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160 = 512 + 112 + 1 = 625des 0,Cheks = 0,75des 0,C heks = 0 X 160 + 12 X 16-1 = 0 + 0,75 = 0,75des 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 22
  • 23. Konversi Bilangan Bulat Desimal ke Heksadesimal Konversi bilangan bulat desimal ke heksadesimal dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 16. Sisa setiap pembagian merupakan digit heksadesimal yang didapat. Contoh: Konversi 625des ke Heksadesimal 625 / 16 = 39 sisa 1 (LSB) 39 / 16 = 2 7 2 / 16 = 0 2 (MSB) Jadi 625des = 271heks 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 23
  • 24. Konversi Bilangan Pecahan Desimal ke Heksadesimal Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara mengalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 16. Bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 16. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan digit yang didapat. Contoh: 0,75des = 0,Cheks 0,75 X 16 = C Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks 0,10 X 16 = 1,6 sisa 1 (MSB) 0,60 X 16 = 9,6 9 dst…. (LSB) 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 24
  • 25. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner Konversi bilangan heksadesimal ke biner lebih mudah dibandingkan konversi bilangan heksadesimal ke desimal. Satu digit heksadesimal dikonversi ke 4 bit biner. Contoh Bilangan Bulat: 271heks = 1001110001bin 2 7 1 0010 0111 0001 Contoh Bilangan Pecahan: 0,19heks = 0,00011001bin 0 1 9 0000 0001 1001 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 25
  • 26. Konversi Bilangan Biner ke Heksadesimal Untuk bilangan bulat, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kanan, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal. Untuk bilangan pecahan, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kiri, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal. Contoh Bilangan Bulat: 1001110001bin = 271heks 10 0111 0001 2 7 1 Contoh Bilangan Pecahan: 0,00011001bin = 0,19heks 0000 0001 1001 0 1 9 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 26
  • 27. BCD (Binary Coded Desimal) Sistem bilangan BCD hampir sama dengan sistem bilangan biner. Pada sistem bilangan ini, setiap satu digit desimal diwakili oleh empat bit biner. Sistem bilangan BCD biasanya digunakan untuk keperluan penampil tujuh segmen (seven-segment), seperti pada jam digital atau voltmeter. Contoh: 625des = 0110 0010 0101BCD 6 2 5 0110 0010 0101 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 27
  • 28. Contoh Bilangan BCD Contoh: 011101011000 BCD = 758 10 0111 0101 1000 7 5 8 Contoh kasus : Umumnya, termometer digital menggunakan BCD untuk mengemudikan display 3 digit. Berapa banyak BCD yang dibutuhkan untuk mengemudikan display termometer 3 digit tersebut? Tampilkan bit untuk temperature 147 derajat! Dibutuhkan 12 bit, dengan 4 bit untuk masing-masing digit. Bit yang digunakan untuk menampilkan 147 derajat adalah 0001 0100 0111. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 28
  • 29. Tabel Konversi Antar Sistem Bilangan Desimal Biner Oktal Heksadesimal BCD 0 0000 0 0 0000 1 0001 1 1 0001 2 0010 2 2 0010 3 0011 3 3 0011 4 0100 4 4 0100 5 0101 5 5 0101 6 0110 6 6 0110 7 0111 7 7 0111 8 1000 10 8 1000 9 1001 11 9 1001 10 1010 12 A 0001 0000 11 1011 13 B 0001 0001 12 1100 14 C 0001 0010 13 1101 15 D 0001 0011 14 1110 16 E 0001 0100 15 1111 17 F 0001 0101 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 29
  • 30. TUGAS 1. Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke desimal : 1. A7F 2. 56,DF 3. 38A,B9 2. Konversikan bilangan Biner berikut ke Heksadesimal : 1. 11010 2. 1010,1011 3. 01,011 3. Konversikan desimal ke biner -8 ? 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 30
  • 31. Sistem Bilangan Biner Tidak Bertanda • Terdapat 2 sistem bilangan biner, yaitu bilangan biner tak bertanda dan bilangan biner bertanda. Pada sistem bilangan biner tak bertanda, hanya dikenal bilangan biner posisif dan tidak diijinkan adanya bilangan biner negatif. Di sini semua bit digunakan untuk merepresentasikan suatu nilai. • Contoh: – Bilangan biner 4 bit 1100. A3 A2 A1 A0 1 1 0 0 Pada bilangan biner tak bertanda di atas, nilai bilangan dihitung dari A3 sampai A0. Sehingga, 1100bin = 1 X 23 + 1 X 22 + 0 X 21 + 0 X 20 = 12des 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 31
  • 32. Sistem Bilangan Biner Bertanda • Pada bilangan biner bertanda, bit paling kiri menyatakan tanda, sehingga nilai bilangan dihitung dari A2 sampai A0 • Contoh : 1100bin – 100bin = 1 X 22 + 0 X 21 + 0 X 20 = 4des – Jadi 1100 bin = - 4 des • Pada sistem ini, bit paling kiri yaitu A3 menyatakan tanda negatif atau positif nilai yang diwakilinya. Tanda positif diwakili oleh bit 0 dan tanda negatif diwakili oleh bit 1 • Bit A3 tersebut dinamakan bit tanda (sign bit), sedangkan bit-bit yang lain, yaitu bit A2 sampai A0 mewakili suatu nilai 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 32
  • 33. Bilangan Biner Komplemen Satu • Terdapat 2 cara untuk mengubah suatu bilangan positif ke bilangan negatif, yaitu menggunakan : – Sistem bilangan biner komplemen satu – Sistem bilangan biner komplemen dua • Cara pertama, merupakan cara yang paling mudah ditempuh. Dengan cara ini, untuk mengubah bilangan positif ke negatif cukup dilakukan dengan mengubah bit 0 ke 1 dan bit 1 ke 0 pada setiap bit suatu bilangan biner. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 33
  • 34. Contoh Bilangan Biner Komplemen Satu • Sebagai contoh, 101101 merupakan bilangan biner dengan nilai 45. Maka -45 sama dengan 010010. • 1 0 1 1 0 1 bilangan biner asli ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ 0 1 0 0 1 0 bilangan biner komplemen satu • Sistem bilangan komplemen satu jarang digunakan karena tidak memenuhi satu kaedah matematis, yaitu jika suatu bilangan dijumlahkan dengan negatifnya, maka akan dihasilkan bilangan nol. • 1 0 1 1 0 1 + 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 • Pada contoh tersebut, 101101 + 010010 = 111111, sehingga 45 + (-)45 ≠ 0. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 34
  • 35. Bilangan Biner Komplemen Dua • Komplemen dua = Komplemen satu + 1 • Contoh, 101101 merupakan bilangan biner dengan nilai 45. Maka -45 sama dengan 010011 • 1 0 1 1 0 1  biner asli ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ 0 1 0 0 1 0  biner komplemen satu 1+ 0 1 0 0 1 1  biner komplemen dua 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 35
  • 36. Pengubahan Bilangan Biner Negatif Menjadi Bilanagan Biner Positif • Pengubahan bilangan biner negatif menjadi bilangan biner positif dilakukan dengan mengurangi bilangan tersebut dengan satu kemudian mengubah bit 0 ke 1 dan bit 1 ke 0 pada setiap bitnya. • Contoh: • 0 1 0 0 1 1  biner komplemen dua 1- 0 1 0 0 1 0  biner komplemen satu ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ 1 0 1 1 0 1  biner asli 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 36
  • 37. Kaidah Matematis Bilangan Biner Komplemen Dua • Sistem bilangan biner komplemen dua banyak digunakan dalam sistem digital dan komputer karena memenuhi kaidah matematis, yaitu jika suatu bilangan dijumlahkan dengan negatifnya, maka akan dihasilkan bilangan nol. • 1 0 1 1 0 1 + 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0  bawaan 1 tidak digunakan • Pada contoh tersebut, bit 1 paling depan merupakaan bit bawaan dan tidak digunakan. Jadi 101101 + 010011 = 000000, sehingga 45 + (-)45 = 0. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 37
  • 38. Representasi Bilangan Biner Komplemen Dua • Pada suatu bilangan biner komplemen dua, harus diperhatikan bit tandanya • Jika bit tanda sama dengan 0, maka bit sesudahnya merupakan bentuk bilangan biner asli • Jika bit tanda sama dengan 1, maka bit sesudahnya merupakan bentuk bilangan biner komplemen dua • Contoh 0101101= +45des (101101=Biner asli) 1010011= -45des (010011=Komplemen 2) 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 38
  • 39. Bilangan Biner Komplemen Dua Khusus • Terdapat kasus khusus pada sistem bilangan biner komplemen dua. Jika suatu bilangan biner mempunyai bit tanda = 1, namun bit di belakangnya 0 semua, maka nilai bilangan tersebut adalah -2N, dimana N merupakan jumlah bit yang mewakili suatu nilai. • Contoh: – 10bin = -21 = -2des – 1000bin = -23 = -8des – 10000000bin = -27 = -128des 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 39
  • 40. Format Penulisan Bilangan Biner • Bilangan biner biasanya diformat dengan panjang bit tertentu. Panjang bit yang biasa digunakan adalah 2, 4, 8, 16 ... dan seterusnya, atau menurut aturan 2n dengan n bilangan bulat positif • Namun tetap dimungkinkan bilangan biner dengan format di luar ketentuan tersebut demi kepraktisan atau tujuan khusus. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 40
  • 41. Format Bilangan Biner Komplemen Dua Positif • Pengubahan format bilangan biner komplemen dua dari panjang n-bit menjadi m- bit dengan n<m mengikuti aturan berikut : • Pengubahan format bilangan biner komplemen dua positif dilakukan dengan menambahkan bit 0 di depannya. • Contoh: • 4= 0100  format 4 bit 0000 0100  format 8 bit 0000 0000 0000 0100  format 16 bit 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 41
  • 42. Format Bilangan Biner Komplemen Dua Negatif • Pengubahan format bilangan biner komplemen dua negatif dilakukan dengan menambahkan bit 1 di depannya. • Contoh: • -4= 1100  format 4 bit 1111 1100  format 8 bit 1111 1111 1111 1100  format 16 bit • Perlu diingat pada contoh di atas bahwa bit paling depan merupakan bit tanda, sehingga pada format 4 bit hanya ada 3 bit yang merepresentasikan suatu nilai. 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 42
  • 43. Sistem Kode • Data yang diproses dalam sistem digital umumnya direpresentasikan dengan kode tertentu • Terdapat beberapa sistem kode : – Kode BCD – Kode Excess-3 (XS-3) – Kode Gray – Kode 7 Segment – Kode ASCII 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 43
  • 44. Mengapa Sistem Kode ? • Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja • Sistem Kode dapat menyajikan berbagai macam jenis data seperti bilangan, simbol, maupun huruf • Sistem Kode dapat menyajikan bilangan positif maupun bilangan negatif 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 44
  • 45. Kode BCD (Binary Coded Decimal) • Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan masing-masing digit desimal dari suatu bilangan • Contoh : 5 2 9 Desimal 0101 0010 1001 BCD • Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan (Invalid Code) yaitu 1010,1011,1100,1101,1110,1111 • Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid,yaitu kode- kode untuk menyajikan bilangan desimal 0 - 9 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 45
  • 46. Kode Excess-3 (XS-3) • Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing digit dari suatu bilangan desimal ditambah dengan 3, kemudian hasilnya dikonversi seperti BCD • Contoh : – Ubah bilangan desimal 12 ke kode XS-3 1 2 Desimal 3+ 3+ 4 5 0100 0101 XS-3 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 46
  • 47. Invalid Code XS-3 • Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid Code, Yaitu 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, dan 1111 • Contoh : – Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal ! 0111 0001 1010 XS-3 7 1 10 3- 3- 3– 4 -2 7 Desimal (invalid) 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 47
  • 48. Kode Gray • Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi dari suatu poros mesin yang berputar • Cara mengubah bilangan desimal ke kode Gray: • Contoh : Ubah bilangan desimal 13 ke kode Gray ! 13 Desimal + + + abaikan bawaannya 1 1 0 1 1 0 1 1 kode Gray 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 48
  • 49. Kode 7-Segment • Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk desimal • Setiap segment dari peraga 7-segment berupa LED yang susunannya membentuk suatu konfigurasi tertentu seperti angka 8 • Ada 2 jenis peraga 7-segment : – Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala – Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED nyala 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 49
  • 50. Kode ASCII • Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange • Adalah kode biner untuk merepresentasikan bilangan, huruf, dan simbol, sehingga biasa disebut juga kode Alfanumerik • Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi kesalahan pada bagian-bagian data. Untuk mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit) yang ditempatkan sebagai MSB 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 50
  • 51. Bit Paritas • Ada 2 Bit Paritas : – Bit Paritas Genap – Bit Paritas Ganjil • Bit Paritas Genap : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah genap – Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 1000011 Bit paritas genapnya 11000011 • Bit Paritas Ganjil : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah ganjil – Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 1000011 Bit paritas ganjilnya 01000011 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 51
  • 52. Nilai Heksadesimal Untuk Beberapa Kode ASCII 7-bit Simbol ASCII Simbol ASCII Simbol ASCII Simbol ASCII 0 30 F 46 a 61 w 77 1 31 G 47 b 62 x 78 2 32 H 48 c 63 y 79 3 33 I 49 d 64 z 7A 4 34 J 4A e 65 5 35 K 4B f 66 6 36 L 4C g 67 7 37 M 4D h 68 8 38 N 4E i 69 9 39 O 4F j 6A : 3A P 50 k 6B ; 3B Q 51 l 6C < 3C R 52 m 6D = 3D S 53 n 6E > 3E T 54 o 6F ? 3F U 55 p 70 @ 40 V 56 q 71 A 41 W 57 r 72 B 42 X 58 s 73 C 43 Y 59 t 74 D 44 Z 5A u 75 E 45 v 76 01/20/13 Bab 2 Teknik Digital 52