SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Written By: Manotas Sihombing,S.Hut,MM
Trainer Officer Learning Station Kalbar

Defisiensi Boron (B)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Peranan Boron bagi tanaman sangat penting dalam sistesa karbohidrat dan gula, metabolisme
asam nukleat dan protein. Peranan yang sangat penting lainnya yaitu peranannya dalam aktivitas
meristematik (komponen jaringan pertumbuhan).
Gejala defisiensi B dimulai dari pelepah ataas yang ditandai dengan daun mengerut (crinkle leaf),
ujung daun membentuk mata pancing (fish bone leaf), hooked leaf, pemendekan ukuran daun
muda yang menunjukkan kondisi yang khas yaitu rata bagian atas (flat top) dan ujung pelepah
seperti terputus (blind leaf). Anak daun menjadi rapat, daun menjadi mudah patah, kadang-
kadang disertai White Stripe. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama atau tidak tertangani
secara benar, tanaman akan menjadi kerdil.
Defisiensi B, umumnya terjadi jika :
    • Kandungan B tersedia dalam tanah sangat rendah (studi kasus pada tanah berpasir dan
        tanah gambut)
    • Kemasaman tanah pH < 4,5 atau pH > 7,5.
    • Peningkatan pengambilan B dalam tandan sawit disebabkan perbaikan penyerbukan oleh
        Elaedobius kamerunikus, yang tidak diimbangi dengan pemupukan B.
    • Dosis B yang tidak mencukupi untuk mendukung peningkatan produktifitas yang tinggi
        atau tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada tanah dengan kadar B yang rendah.
PENCEGAHAN
Melakukan koreksi terhadap perbaikan dosis pemupukan setiap tahun melalu analisa daun secara
berkala. Kandar B daun optimum adalah 13 ppm. Memperbaiki pemupukan N dan K guna
menunjang penyerapan B secara optimum. Menjaga keseimbangan hara dalam tanah dengan baik
melalui rekomendasi pemupukan yang baik dan benar.

Defisiensi Nitrogen (N)
Tanaman defisiensi Nitrogen

CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman, Nitrogen dibutuhkan dalam proses
pembentukan protein, sintesa klorofil dan fotosintesa. Dua sumber utama nitrogen inorganik yang
diambil tanaman dari tanah dalam bentuk Nitrate (NO3-) dan Ammonium (NH4+).
Gejala defisiensi N ditandai oleh hijau pucat daun yang diikuti dengan warna kekuning-kuningan
(klorosis) yang dimulai dari pelepah paling tua. Tulang anak daun dan helaian anak daun
mengecil serta menggulung ke dalam. Pada areal-areal rendahan, seluruh daun tanaman terlihat
berwarna hijau pucat kekuning-kuningan begitu pula pada tanaman di pembibitan yang masih
muda          sekali,        daun         menunjukkan            warna       hijau        pucat

Penyebab   terjadi   gejala    defisiensi   N      secara    umum       karena     :
- Tanaman mengalami kompetisi yang berat dengan gulma seperti alang-alang (Imperata
cylindrica                                 L.)
dan                 mikania                   (Mikania                   micrantha).
- Tanah dengan draenase jelek dan akar dalam kondisi yang                          anaerobik.
- Sangat rendahnya kandungan N dalam tanah sehingga tidak mencukupi kebutuhan     bagi kelapa
sawit.
-            Shock           akibat          proses           pemindahan                bibit.
-                      Areal                        sering                         tergenang.
-            Pemupukan             N           yang           tidak               mencukupi.

PENCEGAHAN

Pada kondisi tertentu, beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk
pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan
mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, melakukan
pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutup tanah dengan baik dan melakukan
analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan rekomendasi
pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi kelapa sawit. Besarnya nilai kandungan
N pada tanaman menurun dengan semakin tua umur tanaman. Perbaikan sistim draenase penting
untuk      menghindari       penggenangan      dan      tingginya       permukaan       air.


Defisiensi Copper (Cu)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Gejala dimulai dari pelepah paling muda ditandai dengan warna daun hijau pucat selanjutnya
menjadi kuning yang dimulai dari ujung anak daun, tulang anak daun terlihat menguning secara
jelas. Pada tahap yang lebih berat, daun mengering yang dimulai dari ujung-ujung daun dan
diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya kering. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama
dan tidak tertangani secara benar, tanaman akan mengerdil dan mati.
Defisiensi Cu terjadi jika :
    • Tanaman kelapa sawit ditanam di tanah yang berpasir dan tanah gambut
    • Kandungan K dalam tanah rendah (< 0,15 cmol.kg-1)
    • Kandungan Cu dalam tanah rendah (< 4-5 ppm)
PENCEGAHAN
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi Cu adalah melakukan
pengamatan secara detil khususnya pada daerah-daerah tanah pasir dan gambut (visual tanaman).
Melakukan analisa daun rutin dan berkala untuk melihat keseimbangan hara dan tingkat
kandungan Cu dalam daun tanaman. Memperbaiki pemupukan N dan P agar tidak berlebihan dan
mengoptimalkan pemupukan K untuk memperbaiki serapan Cu oleh tanaman. Khusus pada tanah
gambut, pemberian pupuk P yang mudah larut seperti TSP akan segera meningkatkan kadar P di
dalam larutan tanah. Unsur P bersifat antagonis dengan Cu (dan K), maka dengan tingginya kadar
P di dalam tanah berpengaruh terhadap penekanan serapan unsur hara Cu dan K sehingga akan
meningkatkan defisiensi, terutama Cu.
Defisiensi Cu dapat ditangani dengan memperbaiki program pemupukan secara berimbang,
melakukan penyemprotan untuk tanaman muda (< 4 tahun) sebanyak 200 ppm atau 7,5 gram
CuSO4/15 liter air yang diaplikasi setiap bulan. Pemberian Mud Balls sebanyak 2 Mud Ball per
tanaman mampu memperbaiki defisiensi Cu di lapangan. 1 (satu) buah Mud Ball ini terbuat dari
80 gram CuSO4 + 120 gram tanah liat yang dicampur secara merata dan dibentuk seperti bola.
Aplikasi dilakukan di dekat pohon (kira-kira 50 cm) dengan kedalaman efektif akar yaitu 30-40
cm. Pada tanah mineral defisiensi Cu dapat dikoreksi dengan pemberian 30-40 gram
CuSO4/tanaman.
DEFISIENSI PHOSPHORUS (P)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, secara fisiologis Phosphorus berperan
dalam transfer energi (Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP) dan
Adenosine Monophosphate (AMP)). Berdasarkan fungsinya dalam proses pertumbuhan dan
metabolisme tanaman, terjadinya defisiensi akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme
yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan fotosisntesa.
Peranan Phosphorus (inorganic) dalam proses fotosintesa dan metabolisme karbohidrat di daun
merupakan faktor pembatas utama dalam proses pertumbahan tanaman terutama selama fase
reproduktive. Terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel pada tanaman yang defisiensi
Phosphorus disebabkan oleh menurunya Hydraulic Conductance dari akar tanaman. Beberapa
ahli tertarik memperhatikan pengaruh ketersediaan Phosphorus terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terutama pada sistem keseimbangan Fitohormone. Bould and Parfitt
(1973) melaporkan tanaman yang defisiensi Phosphorus pada tanaman apel akan terjadi
penurunan jumlah bunga dan terlambatnya proses inisiasi bunga pada tanaman clover (Rossiter,
1978) .
Pada tanaman kelapa sawit Phosphorus berperanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pada tanaman yang defisiensi Phosphorus (tanpa aplikasi pupuk Phosphorus) akan
berakibat pada penurunan produksi jumlah Janjang (Number of FFB) 40 %, Berat tandan (weight
Bunch) 111 % dan Berat Janjang Rata-rata (Average Weight Bunch) 50 % terhadap tanaman
dengan aplikasi pupuk Phosphorus (data rerata produksi tahun 1992-1997). Performance tanaman
di lapang menunjukkan tinggi pohon yang relatip lebih pendek (kerdil) dibandingkan tanaman
yang tidak mengalami defisiensi Phosphorus. Gejala visual pada warna daun tidak tampak dengan
kasat mata. Kandungan P tersedia (Bray II) pada tanaman yang defisiensi Phosphorus pada kasus
diatas kurang dari 10 ppm.
Gejala defisiensi P pada tanaman kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat, tetapi batang
tanaman dapat menunjukkan bentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek. Tanaman yang
berada pada ekosistem kelapa sawit yang menunjukkan rendahnya kandungan P di dalam tanah
adalah :
1. Penutup tanah Leguminosa seperti Pueraria phaseoloides dengan daun-daun kecil, abnormal
dan                                             sulit
berkembang. Hara P sangat penting untuk menunjang proses fiksasi N2 secara biologis pada
tanaman
penutup tanah leguminosa.
2. Imperata cylindrica dengan daun keungu-unguan, Melastoma malabathricu, dan Dicranopteris
linearis
PENYEBAB
Umumnya defisiensi P terjadi jika :
1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah (misal: <15 mg P/kg, Bray II)
2. Tanaman kelapa sawit ditanam pada lahan yang lapisan atas tanahnya sudah tererosi
(kerap kali terjadi di puncak-puncak bukit)
3. Tingginya kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik, berbahan mineral tipe
2:1, dll)
4. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi.
5. Tanaman yang tumbuh pada areal tanah Calcareous.
PENCEGAHAN
Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya dilaboratorium diperlukan untuk
dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (< 0.15%) dan ketidakseimbangan antara N dan P (>
20:1)
Pembangunan tanggul-tanggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang diabur di atas
tanah. Jika pupuk diberikan dalam jumlah yang cukup, maka perkembangan akar akan meningkat
dan akan memperbaiki serapan N, Mg, dan K



Defisiensi Ferrum (Fe)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB

Peranan Besi bagi tanaman adalah sebagai komponen pembentuk Hemoprotein atau dikenal juga dengan
Cytochromes. Cytochromes merupakan komponen dari sistem redox (reduction dan oksidasi) dalam
kloroplas. Besi berperanan dalam aktivator enzim diantaranya Catalase dan Peroxidase. Tanaman yang
mengalami defisiensi Besi maka aktivitas kedua enzim diatas akan menurun yang berakibat pada proses
katalisasi Protochlorophyllide terhambat. Protochlorophyllide merupakan bahan dasar dari pembentukan
klofil daun (lihat Gambar anak daun tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe). Dampak
lainnya dari defisiensi Fe adalah terhambatnya aktivitas enzim Peroxidase yang mengkatalisasi proses
polimerasi phenol menjadi lignin. Lignin merupakan komponen jaringan penguat tanaman, dimana pada
tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe pelepah muda cenderung patah. Hal ini diduga akibat
proses pembentukan lignin terhambat.
Gejala Difisiensi Fe diawali dengan terjadinya interveinal chlorosis pada pelepah muda (daun 1-3)
dengan bentuk dan ukuran normal. Pada stadia lanjut, pelepah termuda berubah menjadi putih
keseluruhan, pada kondisi ini pelepah yang lebih tua berwarna kuning. Klorosis diikuti dengan kerusakan
dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya mati.
PENYEBAB
     • Gejala defisiensi Fe disebabkan karena rendahnya ketersediaan Fe di dalam tanah.
     • Gejala defisiensi Fe diinduksi dengan ketidakseimbangan kandungan nutrisi makro pada tanaman
         seperti tingginya Phosphate.
     • Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe banyak ditemukan pada areal tanah
         gambut ,tanah yang kandungan fraksi pasirnya tinggi serta tanah yang mempunyai kandungan
         kapur tinggi berpeluang terjadi Defisiensi Fe
PENCEGAHAN
1. Identifikasi awal dengan pengambilan contoh daun secara rutin.
2. Mengkondisikan keseimbangan nutrisi daun dan di tanah, terutama dalam aplikasi pupuk Phosphorus
(P)
3. Menghindari penanaman tanaman pada tanah secara potensial berpeluang terjadinya gejala defisiensi
Fe (Peat Soil, Sandy Soil, Calcareous Soil)

Defisiensi Potassium (K)
Gejala Orange spotting

Nekrosis yang diduga akibat tanaman defisiensi Potassium
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Peranan dan Gejala Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan
proses membuka dan menutupnya stomata, aktivator enzim dan meningkatkan transport hasil
fotosintesis ke bagian penyimpanan (buah). Pada tanaman kelapa sawit gejala yang banyak
ditemui di lapangan adalah Confluent Orange Spotting dan Mid Crown Yellowing. Confluent
Orange Spotting (COS) ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna orange yang dapat
meneruskan cahaya.
Gejala awal ditandai dengan berubahnya warna daun dalam bentuk spotting menjadi hijau pucat
dan lama kelamaan warna spotting ini berubah menjadi orange yang cerah. Apabila dibiarkan,
bercak-bercak ini akan mengalami nekrosis. Gejala Orange Spotting dapat juga disebabkan
karena faktor genetis dan spotting akibat algae, faktor yang membedakan dengan COS akibat
defisiensi Potassium adalah pada COS terjadi lesions akibat adanya penerusan sinar matahari
yang kuat Mid Crown Yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis dengan warna
coklat kekuningan yang tidak cerah. Bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang
keluar yang dimulai dari bercak awal dan menutupi keseluruhan daun yang selanjutnya terbentuk
pita berwarna kuning disisi helaian daun. Biasanya daun pada pelepah yang lebih tua yang sudah
menderita Mid Crown Yellowing ini sering timbul bercak hitam.
Orange Blotch, gejala ini pertama kali ditemukan di Afrika sebagai orange spot-orange fronds
complex dan kemudian disebut sebagai gejala Mbawsi.
Gejala tanaman defisiensi Potassium selalu dimulai dengan munculnya gejala pada pelepah tua,
kondisi ini menunjukkan bahwa Pottasium pada jaringan tanaman bersifat mobil.
PENYEBAB
Umumnya defisiensi K terjadi karena :
    • Ketersedian K yang dapat ditukar sangat rendah (<0,15 cmol.kg -1)
    • Ditanam pada tanah yang mengandung sulfat masam, berpasir dan atau pada tanah
        gambut yang lapisan bawahnya tanah berpasir
    • Kekeringan pada suatu masa yang lama
    • Kurang tercukupinya kebutuhan K karena ketidak seimbangan antara K yang diambil
        bersama pemanenan FFB dengan K yang diberikan berupa pupuk
PENCEGAHAN
Aplikasi pupuk Potassium secara cukup yang diikuti dengan monitoring kandungan K di daun,
umumnya defisiensi K terjadi jika K daun < 1,0 %.
Pada tanah Sandy Soil perlu dilakukan aplikasi EFB sebagai bahan perbaikan kapasitas
penyangga baik dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation maupun meningkatkan kemampuan


Defisiensi Magnesium (Mg)
Gejala Defisiensi Mg pada tanaman muda berumur sekitar 2 tahun

CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Magnesium adalah kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang besar
dengan radius ion terhidrasi (Hidrated Ionic) 0.428 nm dan memiliki tenaga hidrasi sangat tinggi
yaitu 1908 J/mol. Peranan utama Magnesium pada tanaman adalah mengendalikan proses
pembentukan klorofil (Chlorophyll Synthesis). Disisi lain Magnesium juga berfungsi sebagai
aktivasi enzimatik dan transfer energi, dimana Magnesium berperan dalam mengendalikan
tingkat kemasaman (pH) dalam sel. Pada tanaman Kelapa Sawit defisiensi Mg berhubungan erat
dengan kandungan khlorofil dalam daun.
Pada lembaran daun yang berumur lebih tua yang terkena sinar matahari secara langsung akan
berwarna hijau kekuningan. Pada gejala yang lebih lanjut, daun berubah warna menjadi orange
terang. Apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan akhirnya mengering yang
dimulai dari sisi helai anak daun. Gejala ini dimulai dari pelepah yang paling tua. Pada pelepah
yang lebih muda kondisi daun masih hijau, hal ini diyakini sebagai akibat translokasi magnesium
dari pelepah tua menuju pelepah muda.
Umumnya defisiensi Mg terjadi jika :
    • Ketersediaan Mg yang dapat ditukar sangat rendah /insufficient (<0,2 cmol/kg)
    • Ketidakseimbangan antara Mg dengan nutrisi lainnya (K, NH4, Ca).
    • Pemupukan Mg yang tidak mencukupi untuk mendukung produktifitas tanaman yang
         tinggi.
    • Tanaman tumbuh dengan tanah bertekstur pasir atau bertop soil tipis serta sering
         dijumpai pada tanaman yang tumbuh pada areal berlereng.
    • Tingginya curah hujan sehingga sebagian besar Mg akan tercuci
PENCEGAHAN
Melakukan tindakan pemupukan yang proporsional sehingga diperoleh keseimbangan hara dalam
tanaman, khususnya antara K dan Mg. Untuk mengetahui kandungan Mg dalam daun,
pengambilan sample daun secara rutin wajib dilakukan. Kandungan Mg secara umum dikatakan
rendah jika berada di bawah < 0,22 - 0,24 % akan tetapi faktor umur dan material tanaman tetap
berpengaruh terhadap kandungan optimum tersebut.

More Related Content

What's hot

M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Feisal Rachman Soedibja
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficial
bennysatria
 
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUNPENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
Syawalina Soerbakti
 
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANPENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
Josua Sitorus
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Jidun Cool
 

What's hot (20)

Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
 
13 irigasi curah
13   irigasi curah13   irigasi curah
13 irigasi curah
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficial
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
Jurnal induksi bunga
Jurnal induksi bungaJurnal induksi bunga
Jurnal induksi bunga
 
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUNPENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP STRUKTUR FISIOLOGIS TUMBUHAN HIJAU DAUN
 
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANPENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
 
M22 kelompok 7 hormon tumbuhan
M22 kelompok 7 hormon tumbuhanM22 kelompok 7 hormon tumbuhan
M22 kelompok 7 hormon tumbuhan
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
12 irigasi tetes
12   irigasi tetes12   irigasi tetes
12 irigasi tetes
 
Unsur hara mikro
Unsur hara mikroUnsur hara mikro
Unsur hara mikro
 
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benih
 

Viewers also liked

6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds
cikgushaik
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6
cikgushaik
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy production
cikgushaik
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2
cikgushaik
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7
cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4
cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1
cikgushaik
 
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
shahnawaz ahmad bhat
 
Neoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their ManagementNeoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their Management
shahnawaz ahmad bhat
 

Viewers also liked (20)

Patah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepahPatah pangkal pelepah
Patah pangkal pelepah
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
 
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
 
A) Variation
A) VariationA) Variation
A) Variation
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy production
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
7.1
7.17.1
7.1
 
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
 
Neoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their ManagementNeoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their Management
 
Hypothermic Anesthesia
Hypothermic AnesthesiaHypothermic Anesthesia
Hypothermic Anesthesia
 

Similar to Defisiensi pupuk

Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Ir. Zakaria, M.M
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
devi_anriani
 
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptxPemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
mukhlis33
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanaman
zuanazwan
 
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Husna Muslimah
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluan
rizky hadi
 

Similar to Defisiensi pupuk (20)

Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
 
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdfBAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 
PPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxPPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptx
 
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANCARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptxPemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
 
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincDiah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanaman
 
Biologi unsur hara
Biologi unsur hara Biologi unsur hara
Biologi unsur hara
 
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
 
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxPENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluan
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Defisiensi pupuk

  • 1. Written By: Manotas Sihombing,S.Hut,MM Trainer Officer Learning Station Kalbar Defisiensi Boron (B) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Peranan Boron bagi tanaman sangat penting dalam sistesa karbohidrat dan gula, metabolisme asam nukleat dan protein. Peranan yang sangat penting lainnya yaitu peranannya dalam aktivitas meristematik (komponen jaringan pertumbuhan). Gejala defisiensi B dimulai dari pelepah ataas yang ditandai dengan daun mengerut (crinkle leaf), ujung daun membentuk mata pancing (fish bone leaf), hooked leaf, pemendekan ukuran daun muda yang menunjukkan kondisi yang khas yaitu rata bagian atas (flat top) dan ujung pelepah seperti terputus (blind leaf). Anak daun menjadi rapat, daun menjadi mudah patah, kadang- kadang disertai White Stripe. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama atau tidak tertangani secara benar, tanaman akan menjadi kerdil. Defisiensi B, umumnya terjadi jika : • Kandungan B tersedia dalam tanah sangat rendah (studi kasus pada tanah berpasir dan tanah gambut) • Kemasaman tanah pH < 4,5 atau pH > 7,5. • Peningkatan pengambilan B dalam tandan sawit disebabkan perbaikan penyerbukan oleh Elaedobius kamerunikus, yang tidak diimbangi dengan pemupukan B. • Dosis B yang tidak mencukupi untuk mendukung peningkatan produktifitas yang tinggi atau tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada tanah dengan kadar B yang rendah. PENCEGAHAN Melakukan koreksi terhadap perbaikan dosis pemupukan setiap tahun melalu analisa daun secara berkala. Kandar B daun optimum adalah 13 ppm. Memperbaiki pemupukan N dan K guna menunjang penyerapan B secara optimum. Menjaga keseimbangan hara dalam tanah dengan baik melalui rekomendasi pemupukan yang baik dan benar. Defisiensi Nitrogen (N) Tanaman defisiensi Nitrogen CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman, Nitrogen dibutuhkan dalam proses pembentukan protein, sintesa klorofil dan fotosintesa. Dua sumber utama nitrogen inorganik yang diambil tanaman dari tanah dalam bentuk Nitrate (NO3-) dan Ammonium (NH4+). Gejala defisiensi N ditandai oleh hijau pucat daun yang diikuti dengan warna kekuning-kuningan (klorosis) yang dimulai dari pelepah paling tua. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta menggulung ke dalam. Pada areal-areal rendahan, seluruh daun tanaman terlihat berwarna hijau pucat kekuning-kuningan begitu pula pada tanaman di pembibitan yang masih muda sekali, daun menunjukkan warna hijau pucat Penyebab terjadi gejala defisiensi N secara umum karena : - Tanaman mengalami kompetisi yang berat dengan gulma seperti alang-alang (Imperata cylindrica L.) dan mikania (Mikania micrantha).
  • 2. - Tanah dengan draenase jelek dan akar dalam kondisi yang anaerobik. - Sangat rendahnya kandungan N dalam tanah sehingga tidak mencukupi kebutuhan bagi kelapa sawit. - Shock akibat proses pemindahan bibit. - Areal sering tergenang. - Pemupukan N yang tidak mencukupi. PENCEGAHAN Pada kondisi tertentu, beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, melakukan pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutup tanah dengan baik dan melakukan analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan rekomendasi pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi kelapa sawit. Besarnya nilai kandungan N pada tanaman menurun dengan semakin tua umur tanaman. Perbaikan sistim draenase penting untuk menghindari penggenangan dan tingginya permukaan air. Defisiensi Copper (Cu) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Gejala dimulai dari pelepah paling muda ditandai dengan warna daun hijau pucat selanjutnya menjadi kuning yang dimulai dari ujung anak daun, tulang anak daun terlihat menguning secara jelas. Pada tahap yang lebih berat, daun mengering yang dimulai dari ujung-ujung daun dan diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya kering. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama dan tidak tertangani secara benar, tanaman akan mengerdil dan mati. Defisiensi Cu terjadi jika : • Tanaman kelapa sawit ditanam di tanah yang berpasir dan tanah gambut • Kandungan K dalam tanah rendah (< 0,15 cmol.kg-1) • Kandungan Cu dalam tanah rendah (< 4-5 ppm) PENCEGAHAN Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi Cu adalah melakukan pengamatan secara detil khususnya pada daerah-daerah tanah pasir dan gambut (visual tanaman). Melakukan analisa daun rutin dan berkala untuk melihat keseimbangan hara dan tingkat kandungan Cu dalam daun tanaman. Memperbaiki pemupukan N dan P agar tidak berlebihan dan mengoptimalkan pemupukan K untuk memperbaiki serapan Cu oleh tanaman. Khusus pada tanah gambut, pemberian pupuk P yang mudah larut seperti TSP akan segera meningkatkan kadar P di dalam larutan tanah. Unsur P bersifat antagonis dengan Cu (dan K), maka dengan tingginya kadar P di dalam tanah berpengaruh terhadap penekanan serapan unsur hara Cu dan K sehingga akan meningkatkan defisiensi, terutama Cu. Defisiensi Cu dapat ditangani dengan memperbaiki program pemupukan secara berimbang, melakukan penyemprotan untuk tanaman muda (< 4 tahun) sebanyak 200 ppm atau 7,5 gram CuSO4/15 liter air yang diaplikasi setiap bulan. Pemberian Mud Balls sebanyak 2 Mud Ball per tanaman mampu memperbaiki defisiensi Cu di lapangan. 1 (satu) buah Mud Ball ini terbuat dari 80 gram CuSO4 + 120 gram tanah liat yang dicampur secara merata dan dibentuk seperti bola. Aplikasi dilakukan di dekat pohon (kira-kira 50 cm) dengan kedalaman efektif akar yaitu 30-40 cm. Pada tanah mineral defisiensi Cu dapat dikoreksi dengan pemberian 30-40 gram CuSO4/tanaman.
  • 3. DEFISIENSI PHOSPHORUS (P) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, secara fisiologis Phosphorus berperan dalam transfer energi (Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP) dan Adenosine Monophosphate (AMP)). Berdasarkan fungsinya dalam proses pertumbuhan dan metabolisme tanaman, terjadinya defisiensi akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan fotosisntesa. Peranan Phosphorus (inorganic) dalam proses fotosintesa dan metabolisme karbohidrat di daun merupakan faktor pembatas utama dalam proses pertumbahan tanaman terutama selama fase reproduktive. Terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel pada tanaman yang defisiensi Phosphorus disebabkan oleh menurunya Hydraulic Conductance dari akar tanaman. Beberapa ahli tertarik memperhatikan pengaruh ketersediaan Phosphorus terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada sistem keseimbangan Fitohormone. Bould and Parfitt (1973) melaporkan tanaman yang defisiensi Phosphorus pada tanaman apel akan terjadi penurunan jumlah bunga dan terlambatnya proses inisiasi bunga pada tanaman clover (Rossiter, 1978) . Pada tanaman kelapa sawit Phosphorus berperanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tanaman yang defisiensi Phosphorus (tanpa aplikasi pupuk Phosphorus) akan berakibat pada penurunan produksi jumlah Janjang (Number of FFB) 40 %, Berat tandan (weight Bunch) 111 % dan Berat Janjang Rata-rata (Average Weight Bunch) 50 % terhadap tanaman dengan aplikasi pupuk Phosphorus (data rerata produksi tahun 1992-1997). Performance tanaman di lapang menunjukkan tinggi pohon yang relatip lebih pendek (kerdil) dibandingkan tanaman yang tidak mengalami defisiensi Phosphorus. Gejala visual pada warna daun tidak tampak dengan kasat mata. Kandungan P tersedia (Bray II) pada tanaman yang defisiensi Phosphorus pada kasus diatas kurang dari 10 ppm. Gejala defisiensi P pada tanaman kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat, tetapi batang tanaman dapat menunjukkan bentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek. Tanaman yang berada pada ekosistem kelapa sawit yang menunjukkan rendahnya kandungan P di dalam tanah adalah : 1. Penutup tanah Leguminosa seperti Pueraria phaseoloides dengan daun-daun kecil, abnormal dan sulit berkembang. Hara P sangat penting untuk menunjang proses fiksasi N2 secara biologis pada tanaman penutup tanah leguminosa. 2. Imperata cylindrica dengan daun keungu-unguan, Melastoma malabathricu, dan Dicranopteris linearis PENYEBAB Umumnya defisiensi P terjadi jika : 1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah (misal: <15 mg P/kg, Bray II) 2. Tanaman kelapa sawit ditanam pada lahan yang lapisan atas tanahnya sudah tererosi (kerap kali terjadi di puncak-puncak bukit) 3. Tingginya kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik, berbahan mineral tipe 2:1, dll) 4. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi.
  • 4. 5. Tanaman yang tumbuh pada areal tanah Calcareous. PENCEGAHAN Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya dilaboratorium diperlukan untuk dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (< 0.15%) dan ketidakseimbangan antara N dan P (> 20:1) Pembangunan tanggul-tanggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang diabur di atas tanah. Jika pupuk diberikan dalam jumlah yang cukup, maka perkembangan akar akan meningkat dan akan memperbaiki serapan N, Mg, dan K Defisiensi Ferrum (Fe) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Peranan Besi bagi tanaman adalah sebagai komponen pembentuk Hemoprotein atau dikenal juga dengan Cytochromes. Cytochromes merupakan komponen dari sistem redox (reduction dan oksidasi) dalam kloroplas. Besi berperanan dalam aktivator enzim diantaranya Catalase dan Peroxidase. Tanaman yang mengalami defisiensi Besi maka aktivitas kedua enzim diatas akan menurun yang berakibat pada proses katalisasi Protochlorophyllide terhambat. Protochlorophyllide merupakan bahan dasar dari pembentukan klofil daun (lihat Gambar anak daun tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe). Dampak lainnya dari defisiensi Fe adalah terhambatnya aktivitas enzim Peroxidase yang mengkatalisasi proses polimerasi phenol menjadi lignin. Lignin merupakan komponen jaringan penguat tanaman, dimana pada tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe pelepah muda cenderung patah. Hal ini diduga akibat proses pembentukan lignin terhambat. Gejala Difisiensi Fe diawali dengan terjadinya interveinal chlorosis pada pelepah muda (daun 1-3) dengan bentuk dan ukuran normal. Pada stadia lanjut, pelepah termuda berubah menjadi putih keseluruhan, pada kondisi ini pelepah yang lebih tua berwarna kuning. Klorosis diikuti dengan kerusakan dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya mati. PENYEBAB • Gejala defisiensi Fe disebabkan karena rendahnya ketersediaan Fe di dalam tanah. • Gejala defisiensi Fe diinduksi dengan ketidakseimbangan kandungan nutrisi makro pada tanaman seperti tingginya Phosphate. • Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe banyak ditemukan pada areal tanah gambut ,tanah yang kandungan fraksi pasirnya tinggi serta tanah yang mempunyai kandungan kapur tinggi berpeluang terjadi Defisiensi Fe PENCEGAHAN 1. Identifikasi awal dengan pengambilan contoh daun secara rutin. 2. Mengkondisikan keseimbangan nutrisi daun dan di tanah, terutama dalam aplikasi pupuk Phosphorus (P) 3. Menghindari penanaman tanaman pada tanah secara potensial berpeluang terjadinya gejala defisiensi Fe (Peat Soil, Sandy Soil, Calcareous Soil) Defisiensi Potassium (K) Gejala Orange spotting Nekrosis yang diduga akibat tanaman defisiensi Potassium CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
  • 5. Peranan dan Gejala Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan menutupnya stomata, aktivator enzim dan meningkatkan transport hasil fotosintesis ke bagian penyimpanan (buah). Pada tanaman kelapa sawit gejala yang banyak ditemui di lapangan adalah Confluent Orange Spotting dan Mid Crown Yellowing. Confluent Orange Spotting (COS) ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna orange yang dapat meneruskan cahaya. Gejala awal ditandai dengan berubahnya warna daun dalam bentuk spotting menjadi hijau pucat dan lama kelamaan warna spotting ini berubah menjadi orange yang cerah. Apabila dibiarkan, bercak-bercak ini akan mengalami nekrosis. Gejala Orange Spotting dapat juga disebabkan karena faktor genetis dan spotting akibat algae, faktor yang membedakan dengan COS akibat defisiensi Potassium adalah pada COS terjadi lesions akibat adanya penerusan sinar matahari yang kuat Mid Crown Yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis dengan warna coklat kekuningan yang tidak cerah. Bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang keluar yang dimulai dari bercak awal dan menutupi keseluruhan daun yang selanjutnya terbentuk pita berwarna kuning disisi helaian daun. Biasanya daun pada pelepah yang lebih tua yang sudah menderita Mid Crown Yellowing ini sering timbul bercak hitam. Orange Blotch, gejala ini pertama kali ditemukan di Afrika sebagai orange spot-orange fronds complex dan kemudian disebut sebagai gejala Mbawsi. Gejala tanaman defisiensi Potassium selalu dimulai dengan munculnya gejala pada pelepah tua, kondisi ini menunjukkan bahwa Pottasium pada jaringan tanaman bersifat mobil. PENYEBAB Umumnya defisiensi K terjadi karena : • Ketersedian K yang dapat ditukar sangat rendah (<0,15 cmol.kg -1) • Ditanam pada tanah yang mengandung sulfat masam, berpasir dan atau pada tanah gambut yang lapisan bawahnya tanah berpasir • Kekeringan pada suatu masa yang lama • Kurang tercukupinya kebutuhan K karena ketidak seimbangan antara K yang diambil bersama pemanenan FFB dengan K yang diberikan berupa pupuk PENCEGAHAN Aplikasi pupuk Potassium secara cukup yang diikuti dengan monitoring kandungan K di daun, umumnya defisiensi K terjadi jika K daun < 1,0 %. Pada tanah Sandy Soil perlu dilakukan aplikasi EFB sebagai bahan perbaikan kapasitas penyangga baik dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation maupun meningkatkan kemampuan Defisiensi Magnesium (Mg) Gejala Defisiensi Mg pada tanaman muda berumur sekitar 2 tahun CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Magnesium adalah kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang besar dengan radius ion terhidrasi (Hidrated Ionic) 0.428 nm dan memiliki tenaga hidrasi sangat tinggi yaitu 1908 J/mol. Peranan utama Magnesium pada tanaman adalah mengendalikan proses pembentukan klorofil (Chlorophyll Synthesis). Disisi lain Magnesium juga berfungsi sebagai aktivasi enzimatik dan transfer energi, dimana Magnesium berperan dalam mengendalikan tingkat kemasaman (pH) dalam sel. Pada tanaman Kelapa Sawit defisiensi Mg berhubungan erat dengan kandungan khlorofil dalam daun. Pada lembaran daun yang berumur lebih tua yang terkena sinar matahari secara langsung akan berwarna hijau kekuningan. Pada gejala yang lebih lanjut, daun berubah warna menjadi orange terang. Apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan akhirnya mengering yang
  • 6. dimulai dari sisi helai anak daun. Gejala ini dimulai dari pelepah yang paling tua. Pada pelepah yang lebih muda kondisi daun masih hijau, hal ini diyakini sebagai akibat translokasi magnesium dari pelepah tua menuju pelepah muda. Umumnya defisiensi Mg terjadi jika : • Ketersediaan Mg yang dapat ditukar sangat rendah /insufficient (<0,2 cmol/kg) • Ketidakseimbangan antara Mg dengan nutrisi lainnya (K, NH4, Ca). • Pemupukan Mg yang tidak mencukupi untuk mendukung produktifitas tanaman yang tinggi. • Tanaman tumbuh dengan tanah bertekstur pasir atau bertop soil tipis serta sering dijumpai pada tanaman yang tumbuh pada areal berlereng. • Tingginya curah hujan sehingga sebagian besar Mg akan tercuci PENCEGAHAN Melakukan tindakan pemupukan yang proporsional sehingga diperoleh keseimbangan hara dalam tanaman, khususnya antara K dan Mg. Untuk mengetahui kandungan Mg dalam daun, pengambilan sample daun secara rutin wajib dilakukan. Kandungan Mg secara umum dikatakan rendah jika berada di bawah < 0,22 - 0,24 % akan tetapi faktor umur dan material tanaman tetap berpengaruh terhadap kandungan optimum tersebut.