tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Makalah 3
1. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Posted on 2 Januari 2010 by AKHMAD SUDRAJAT
A. Judul : Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
B. Pengarang : Prof. DR. Mohamad Surya
C. Penerbit : Pustaka Bani Quraisy, Bandung
D. Tahun Terbit : 2004
E. Jumlah Halaman : 112
===================
BAB I PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah, perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan.
Perilaku kognitif ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam dis ekitarnya.
Perilaku konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah
perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:
Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Perilaku adalah
segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungnnya.
Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu.
Pendekatan kognitif, perilaku sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu
penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran. Pendekatan
humanistik, bahwa manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai
manusia di lingkungannya. Pendekatan neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu dengan
kejadian di dalam otak dan syarafnya.
Psikologi pendidikan yaitu cabang psikologi secara khusus mengkaji berbagai perilaku inddividu dalam
kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis
yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaskanakan proses pendidikan
yang efektif.
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu : memahami siswa sebagai pelajar,
memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode pengajaran, menetapkan tujuan
pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi
pengajaran, membantu siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu
pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru, membimgbing
kepribadian siswa.
Komentar /refleksi:
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan metode-metode ilmiah.
Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan ditelaah oleh mahasiswa keguruan.
Karena pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat
dalam pendidikan. Seyogyanya mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar
proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan tujuan yang akan
dicapai.
BAB II PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahanperilakuu yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
2. dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut
ialah :
1. Pembelajaran sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini bermakna bahwa
prosees pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu.
2. Hasil pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran
merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sustu tujuan yang
ingin dicapai.
5. Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.
Komentar /refleksi:
Pembelajaran merupakan aktivitas paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Untuk itu
pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu
mengajar. Dalam bab ini dibahas tentang pengertian pembelajaran dan keterkaitan dengan pengertian
lain. Untuk itu bisa dijadikan acuan untuk mengetahhui arti pembelajaran agar keberhasilsan
pencapaian tujuan pendidikan bisa tercapai denggan efektif.
BAB III PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Halini berarti bahwa individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi
kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh insting atau kebiasaan.
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas sebagai berikut :
1. Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai tujuan.
3. Pemahaman situasi lingkungan.
4. Mentafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang terdapat
dalam situasi.
5. Tindak balas (respons)
6. Akibat (hasil) pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku
yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran
ialah perilaku keseluruhan yang mencakup aspek kognitiif, konatif, afektif, dan motorik.
Jenis-jenis pembelajaran berdasarkan dari aspek pembelajaran yang akan dicapai yaitu : pembelajaran
keterampilan, pembelajaran sikap, dan pembelajaran pengetahuan. Dari sifatnya dibedakan antara
pembelajaran formal, informal, dan non formal.
Komentar /refleksi:
Dalam bab III ini dibahas mengenai proses pembelajaran, yang bisa dipelajari bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Hasildari proses pembelajaran ada dua kemungkinannya yaitu sukses atau gagal. Apabila hasilnya
sukses maka tercapai segala tujuannya dan akan memperoleh kepuasan dan apabila gagal akan mersa
kecewa. Disini guru diharapkan dapat membantu murid-murid yang gagal agar mereka tidak berputus
asa dan mampu belajar deengan baik.
BAB IV TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (1)
Teori merupakan suatu perangkat prinssip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa
tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah memberikan kerangka kerja konseptual untuk
3. suatu iinformasi dan dapat prinsip yang dapat diuji. Fungsi teori pembelajaran dalam pendidikan
adalah:
1. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pengajaran.
2. Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas.
3. Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
4. Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarrkan teori-teori tertentu.
Teori pembelajaran behaviorisme yang berpendapat bahwa perilaku terbentuk melelui perkaiatan antara
rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon). Perubahan perilaku lebih banyak karena pengaruh
lingkungan. Teori behaviorisme dibedakan antara teori pelaziman klasik dan teori pelaziman operan.
Teori pelaziman klasik dipelopori oleh Ivan Pavlov, konsep atau prisip pembelajaran yaitu:
1. Excitation (pergetaran) yaitu suatu rangsangan tak terazim atau alami dapat
membangkitkanreaksi sel-sel tertentu, sehingga dapat menghasilkan tindak balas.
2. Irradiaton (penularan) yaitu terjadi reaksi dari sel-sel lain yang berbeda di sekitar kawasann sl-
sel yang bekenan debgan rangasangan tak terlazim.
3. Stimulus generalization (generalisasi rangsangan) yaitu keadaan dimana individu memberika
tindak balas yang sama terhadap ranggsangan tertentuu yang memiliki kesamaan walaupun
tidak serupa.
4. Extintion (penghapuan) yaitu suatu tidak balas akan hilang secarra perlahan-lahan apabila
makin berkurangnya keterkaitann dengan rangsangan tak terlazim.
Teori pelaziman operan yang tokohnya yaitu Throndike, pada dasarnya poses pembelajaran merupakan
pembinaan hubungan antara rangsangan tertentu dengan perilaku tertentu. Semua pembelajaran
dilakukan melalui suatu prroses coba-salah (trial and error). Ada tiga hukum pembelajaran yaitu hukum
hasil (law of effect) menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan makin kukuh
apabila ada kepuasan, dan akan makin diperlemah apabila terjadi ketidakpuasaan, hukum latihan (law
of exercise) menyatakan suatu rangsangan dan perilaku akan makin kukuh apabila sering dilakukan
latihan, dan hukum kesiapan (law of readiness) menyatakan bahwa hubungan rangsangan dan perilaku
akan semakin kukuh apabila disertai dengan kesiapan individu.
Teori pembelajaran Gestalt, dalam pandangan ini pembelajaran merupakan suatu fenomena kognitif
yang melibatkan persepsi terhadap suatu benda, orang, atau peristiwa dalam cara-cara yng berbeda.
Beberapa aplikasi tori gestalt dalam proses pembelajaran adalah pengalaman tilikan (insight),
pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), perilaku bertujuan (purposive behavior), prinsip
ruangg hidup (life space), dan transfer dalam pembelajaran.
Komentar /refleksi:
Pada dasarnya teoori-teori pembelajaran menurut para ahli serprti teori behaviorisme dengan
rangssangan dan stimulusnya dan Gestalt,k eduannya memiliki fingsi yang sama dalam proses
pendididkan
BAB V TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (2)
Teori perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan mental yang bertujuan : (1)
memissahkan kenyataannya dengan fantasi, (2) menjelajah kenyataan dan menemukan hukum-
hukumnya, (3) memilih kenyataan-kenyataan yang berguna bagi kehidupan, (4) menentukan kenyataan
yang sesungguhnya di balik sesuatu yang nampak. Pekembangan kognitif merupakan suatu proses di
mana tujuan individu melalui suatu ranggkaian yang secara kualittatiif beerbeda dengan berfikir.
Perkembangan kgnitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang
berrlangsung melali empat peringkat yaitu:
1. Peringkat sensori motor (0-1,5 tahun), aktivitas kognitip berpusat pada lat indera (sensori) dan
4. gerak (motor). Aktivitas ini terbentuk melalui proses penyesuaian fisik sebagai hasil dari
inteeraksi dengan liingkungan.
2. Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun), aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang
terorganisir. Cara berfikir ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten dan tidak logis.
3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun), perkembangan kognitif pada peringkat operasi
kongkrit, memberikan kecakapan anak berkenaan dengan konsep-konsep klasifikasi, hubungan
dan kuantitas.
4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas), perkembangan kognitif ditandai dengan
kemmpuan individu untuk berfikir secara hipotetis dan berbeda dengan fakta, memahami
konsep abstrak.
Impilkasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran antara lain :
1. Bahasa dan cara fikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu dalam mengajar guru
hendaknya menggnakan bahasa yan sesuai dengan ara berfikir anak.
2. Anak-anak akan beajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dnan baik. Guru harus
membantu agar dapat berinteraksi dengan lingkungan denggan bak.
3. Bahan yang akan dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Beri peluang agar anak mau belajar sesuai dengan peringkat perkembangannya.
5. Di dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara dan beriskusi
dengan teman-temannya.
Teori pemrosesan informasi (Robert Gagne), hasil pembelajaran manusia pada dasarnya bersifat
kumulatif, yang berarti bahwa hasil dari pembelajaran yang dicapai individu adalah merupakan
kumpulan keseluruhan hasil-hail pembelajaran sebelunya yang saling terkait. Pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil pembelajaran. Peringkat dalam proses pembelajaran menurut teori Gagne melalui fase : (1)
motivasi, (2) pemahaman, (3) pemerolehan, (4) penahanan, (5) ingatan kembali, (6) generalisasi, (7)
perlakuan, (8) umpan balik. Dalam setiap fase terjadi pemrosesan tertentu.
Dalam kaitan dengan pengajaran ada sembilan langkah pengajaran yaitu:
1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan infomasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran.
3. Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi yang akan di bahas sesuai dengan topik.
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa.
6. Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
7. Memberikan umppan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
9. Memberkan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan hasil pembelajaran.
Teori pembelajaran sosial kognitif, disebut teori ini karena proses kognitif yang terjadi dalam individu
memegang peranan dalam pembelajaran, edangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh
lingkunggan sosial. Individu akan mengamati perilaku I lingkungannya sebagai model, kemudian
ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian teori ini disebut teori pembelajaran
melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkuna,p
embelajaran merupakan suatu proess bagaimana membuat peniruan sebaik—baiknya sehingga
bersesuaian dengan keadaan dirinya dan tujuannya.
Komentar /refleksi:
Teori-teori pembelajaran yang haruus diketahui adalah beragam dan kesemuannya berperan penting
terhadap proses pembelajaran dan pengajaran. Seperti menurut teoriperkembangan kognitif proses
5. pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya, dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru dan guru hendaknya
banyak memberikan rrangsanan kepada siswa agar mu berinteraksii dengan lingkunganya dan secara
aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya. Menurut teori pembelajaran sosial
kognitif yang menekankan pada peniruan bahwa dalam pengajaran di dalam kelas guru hendaknya
merupakan tokoh perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian
dari guru, kemudian hendaknya lingkungan memberikan dukungan bagi proses pembelajaran, dan guru
membantu siswa dalam mengembangkan perilaku pembelajaran.
BAB VI ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
Perilaku belajar siswa, dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseeluruhan sebagi
hasil penglaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan
proses belajar ini, yang harus dikenal betuloleh para pengajar adalah apa yang disebut dengan
metakognisi dan persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksd dengan metakognisi adalah
pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta hal-hal yang
terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif, maka
pelajar seharusnya mampu mengenal proses dan hasil yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para
pengajar hendaknya mamppu mengenal dan membantu siswa. Yang dimaksud dengan persepsi sosio-
psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta
situasi-situasi yang berpengaruh.
Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Para pengajar sangat
diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang dimulai dengan
perencanaan kegiatan belajar-mengajar, dan mengembangkannya setelah kegiatan belajar berakhir.
Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar
diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai karakteristik sebagai: (1) pribadi
yang mandiri, (2) pelajar yang efektif, (3) pekerja yang produktif, (4) anggota masyarakat yang baik.
Untuk mewujudkan kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kulitas belajar yang harus
dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi (learning to do), (2) belajar
untuk belajar (learning to learn), (3) belajar untuk berbuat (learning to do), (4) belajar untuk hidup
bersama (learning to live together)
Perilaku mengajar guru, guru dituntut arus mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar
menjadi perilku belajar yang efektif dalam diri siwa. Guru juga di tuntut untuk menciptakan situasi
balajar-menajar yang kondusif. Guru tidak terbatas sebagai pengajar dalam arti penyampai
pengetahuan, akan tetapi lebih meningkat sebagai perancang pengajaran, manajer pengajaran,
pengevaluasi hasil belajar dan sebagai direktur belajar.
Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tept, karakteristik pengajar yang diharapkan adalah:
1. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelaajaran yang diajarkannya.
2. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian ddan suasana hati secara tepat serta
membuat kontak dengan kelompok secara tepat.
3. Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat
belajar.
4. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan
penjelasan kepada pesrta didik.
5. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.
Pengajar akan mengajar dengan baik apabila memiliki sikap dasar yang benar, sasaran yang benar,
6. informasi faktual yang diperlukan, memahami macam-macam metoda dan teknik dan mengetahui
bagaimana memilihnya, membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut
Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan nampk pada interaksi antar
keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling mempengaruhi sehingga terjadi perubahan perilaku
pada diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil belajar. Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam
interaksi pelajar-pengajar yaitu proses belaja, metode mengajar, dan pola-pola interaksi.
Model pembelajaran yang dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan oleh Ernest Chang dan
Don Simpson, “The circle of learning: individual and Group Process” menurut model ini, pembeljaran
dapat berlangsung tidak hanya tanggung jawab individual, akan tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif
melalui proses kehidupan kelompok. Model ini mendasarkan atas paradigma hubungan antara aktivitas
dan orientasi. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada dua dimensi yaitu dimensi aktivitas
pembelajaran dan dimensi orientasi proses. Hubungan dua dimensi itu menghasilkan empat pola
pembelajaran yaitu: (1) traditional lectures atau ceramah tradisional, (2) self study atau belajar mandiri,
(3) concurrent learning atau pembelajaran bersama, (4) colaborative learning atau pembelajaran
kolaboratif.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini kita dapat mengenal dan menerapkan bebgai aspek psikologis dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan khususnya pada saat proses belajar-mengajar. Yang ibicarakn aspek psikologis
disini yaitu aspek perilaku individu yang terkit dengan proses belajar-mengajar. Seperti kita ketahui
dalam proses kegiatan ini melibatkan intraksi individu antara pelajar dan pengajar aspek prilkunya
berarti perilaku belajar siswa dan perilaku mengajar guru.
Dalam mewujudkan proses mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku belajar siswa dan perilaku
mengajar guru dapat di dinamiskan secara baik. Pengajar (guru) hendaknya mampu mewujudkan
perilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi
belajar-mengajar yang efektif dalam situasi belajar-mengajar yang kondusif.
BAB VII ASPEK-ASPEK PERILAKU PEMBELAJARAN
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku belajar
terjadi dalam situasi interaksi belajar-mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Dalam
berbagai teori penelitian, ternyata terdapat kaitan yng erat antara kepuasan yang dicapai dalam elajar
denga unjuk kerja dan motivasi. Kepuasan yang diperoleh siswa dari prosse belajar dapat menunjukkan
unjuk kerja yang dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Unjuk kerja yang dicapai seseorang dapat
mendapatkan kepuasan dan kemudian dapat meningkatkan motivasi, dalam kaitan ini hendaknya dapat
ditimbulkan suasana belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan agar dapat
menghasilkan unjuk kerja yang baik. Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar yaitu
imbalan hasil belajar, rasa aman dalam belajar, kondisi belajar yang memadai, kesempatan untuk
memperluas diri, hubungan pribadi.
Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip kompetisi, prinsip pemacu,
prinsipganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan, pemahaman hasil, peengembangan
minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan.
Pengamatan dan perhatian merupakan aspek tingkah laku yang mempunyai peranan penting dalam
proese pembelajaran. Keefektipan suatu pross peembelajaran akan banyak dipengaruhi oleh kulitas
pengamatan dan perhatian yang diberikan. Pengamatan atau perception, merupakan salah satu bentuk
perilaku kognitif, yaitu suatu proses mengenal lingkungan dengan menggunakan alat indera. Prosses
pengmatn tejadi karena adanya rangsangan dari lingkungan yang diterima oleh individu denan
enggunaan alat indera. Rangsangan itu kemudian diteruskan ke pusat kesadaran yaitu otak untuk
kemudian diberika makna dan tafsiran. Dilihat dari proporsi penggunaan alat indera ada beberapa gaya
7. pengamatan yaitu: gaya pengamatan visual, gaya auditif, gaya taktil, gaya kinestetik.
Perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu rangsangan tertentu.
Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan individu kepada suatu rangsangan, sehinnga
pengamatan menjadi lebih efektif. Guru dapat membantu siswa dalam memusatkan memelihara
perhatan dalam proses pembelajaran dengan hal-hal sebagai berikut:
• Isyarat, memberikan isyarat-isyarat tertentu kepada siswa pada saat memulai pelajaran atau
pada saat pergantian aktivitas.
• Gerakan, senantiasa bergerak dan berkeliling ke seluruh kelas selama menyajikan pelajaran.
• Variasi,menggunakan gaya variasi dalam gaya mengajar.
• Minat, memberikan minat siswa sebelum dan selama proes pengajaran.
• Pertanyaan, mengajukan pertanyaan selama proses pengajaran berlangsung, mendorong siswa
untuk memberikan jawaban denga kata-kata sendiri.
Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang dipelajari dapat
diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah merupakan proses menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan kembali inforrmasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Yang dimaksud dengan transfer dalam pembelajaran ialah pemindahan hasil pembelajaran dari suatu
situasi kee situai lain. Tanfer akan terjadi apabla terdapat kesamaan antara pembelajaran yang satu
dengan situasi lainnya.
Dalam proses pembelajaran kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi. Kebutuhan (need) dapat
diartikan sebagai suatu sitiasi kekurangan dalam diri inividu dan menunutut pemuasan agar dapat
berfungsi secara efektif. Kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi yang mendorong individu
untuk berperilaku.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa aspek psikologi yang tekait dengan proses pembelajaran dan
pengajaran.dengan memperhatikan konsep psikologis diharapkan guru mampu mengembangkan
strategi pembelajaran yang seefektif mungkin . Aspek yang dibahas yaitu:
1. Motivasi,dalam hubungannya para guru mempunyai tanggungjawab dan kewajiban untuk
memotivasi dalam belajar dan membantu agar mereka terhindar dari kemungkinan frustasi.
2. Pengamatan dan perhatian, dalam aktivitas di sekolah guru harus mengusahakan agar siswa
dapat melakukan pengamatan yang efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang sebaik-
baiknya. Dalam mengajar hendaknya memberikan kesempatann epada siswa untmlakukan
pengamtan yang baik.
3. Mengingat dan lupa, tugas guru adalah membantu siswwa dalam proses pembelajaran agar
bahan-bahan yang dipelajari siswa dapat diingat dnga baikdan terhindar dari lupa.
4. Transer dalam belajar.
5. Kebutuhan individu.
BAB VIII PSIKOLOGI MENGAJAR
Pendidikan diwujudkan melalui proses pengajaran. Proses pengajaran yang efektif terbentuk melalui
pengajaran yang meliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
3. Suasana demokratis
4. Variasi metode mengajar
5. Guru profesional
8. 6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat
7. Lingkungan yang kondusif
8. Sarana belajar yang menunjang
Model mengajar dikelompokkan dalam empat rumpun yaitu
1. Rumpun model pemrosesan informasi, model ini berorientasi pada kecakapan siswa dam
memproses informasi. terdiri atas: model berpikir induktif, model latihan inkuri, inkuri ilmiah,
penemuan konsep, pertumbuhan kognitif, model penata lanjutan dan memori.
2. Rumpun model-model personal, model ini berorientasi kepada individu dan perkembangan
keakuan (selfhood), terdiri atas; pengajaran non-direktif, latihan kesadaran, sinektik, sistem-
sistem konseptual dan pertemuan kelas.
3. Rumpun model interaksi sosial, model ini menekankan hubungan individu dengan orang lain
atau masyarakat, terdiri dari; penentuan kelompok, inkuiri (penemuan sosial), metode
laboratori, jurisprudensial, bermain peran, model penata lanjutan, dan simulasi sosial.
4. Rumpun model behavior (perilaku), model ini menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati, terdiri dari: manajemen kontingensi, kontrol
diri, relaksasi, pengurangan ketegangan, latihan asertif desensitasi, latihan langsung.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini meliputi psikologi belajar yang di dalamnya terdapat proses pengajaran yang efektif.
Agar dapat terjadi proses pengajaran seperti itu maka guru harus mampu menciptakan proses
pengajaran dalam suasana pembelajaran yang baik. Selanjutnya yaitu mengenal model-model
mengajar, seperti kita ketahui bahwa mengajar merupakan tugas utama seorang guru, dengan bahasan
yang ada pada bab ini, dapat diharapkan ketika menjadi seorang guru dapat mengenal model-model
mengajar dan memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta keadaan
lingkungannya.
BAB IX PSIKOLOGI GURU
Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru. Di dalam keluarga guru perperan sebagai pendidik dalam keluarga atau family
educator, sedangkan di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (sosial developer),
pendorong (social motivator), penemu (sosial inovator) dan sebagai agen masyarakat (social agent).
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kinerja guru:
1. imbalan kerja
2. rasa aman dalam pekerjaan
3. kondisi kerja yang baik
4. kesempatan pengembangan diri
5. hubungan pribadi
Kompetensi guru adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada seseorang agar
dapat menunjukan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi personal,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi intelektual dan kompetensi spiritual. Guru
profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang didukung
oleh etika profesi yang kuat.
Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara kualitatif akan
membentuk keunikan atau kekhasan seseorang dalam interkasi dengan lingkungan diberbagai situasi
dan kondisi. Dalam lingkup pendidikan, penampilan guru merupakan hal yang amat penting untuk
mewujudkan kineja secara tapat dan efektif. Dengan demikian sifat utama seorang guru adalah
kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam interaksi pendidikan yang
9. sebaik-baiknya agar kebutuhan dan tujuan tercapai secara efektif.
Komentar /refleksi:
Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya di sekolah guru memegang peranan yang paling
utama, perilaku guru dalam proses pendidikan akan memberikan pengaruh bagi pembinaan siswa.
Dalam psikologi guru pada bab ini merupakan kajian psikologis terhadap berbagai aspek perilaku guru
khasnya dalam proses pendidikan di sekolah.
===================
Ditulis oleh : Gesty Sugesty
Kelas : II A. Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP UNIKU.
(Kajian Kritis Buku Psikologi: Diajukan Dalam rangka Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan. 2010)