SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
KEGAGALAN KONSTRUKSI
Disusun Oleh :

Agif Prasetyo
Ahmad Munggaran
Ayu Fatimah Zahra
Dika Bagus Kurnia
Era Agita Kabdiyono
Komaedi
Rifaldi Adi Saputra
Rizqiah Riatni Nurfaedah
Yan Dhuan Yustanova
PENDAHULUAN
Dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya
mengakibatkan banyak sekali struktur gedung maupun jembatan
yang terletak di wilayah pantai berada pada lingkungan yang
cukup agresif. Agresif di sini maksudnya adalah lingkungan pantai
memiliki kandungan khlorida dalam udara maupun air yang cukup
tinggi sehingga dapat menimbulkan korosi. Walaupun sebagian
besar struktur-struktur tepi pantai tersebut khususnya jembatan
terbuat dari beton bertulang, namun tidak menutup kemungkinan
akan terkena pengaruh korosi.Apalagi bila dalam pembuatannya
memiliki kualitas pekerjaan yang rendah sehingga beton tidak
padat atau berpori serta memiliki tebal selimut yang kurang dari
persyaratan.
Korosi pada beton bertulang biasa
atau beton dengan tulangan pasif
lebih berdampak pada menurunnya
pelayanan struktur (serviceability) yang
berupa
retak,
pecah
(spalling), hilangnya lekatan, atau
staining.
Bila
tidak
dilakukan
perbaikan, maka dengan semakin
berkurangnya dimensi baja tulangan
menyebabkan kekuatan struktur juga
berkurang yang dapat mengarah pada
kegagalan
struktur
secara
keseluruhan.
Sedangkan pada struktur beton
pratekan penuh yang merupakan
struktur beton dengan tulangan aktif,
pengaruh korosi pada baja pratekan
lebih beresiko dibanding beton
bertulang biasa. Korosi pada beton
pratekan
dapat
menimbulkan
kegagalan struktur secara langsung
apabila tegangan pada baja pratekan
melebihi kapasitas yang berkurang
karena korosi. Selain itu, diameter
baja pratekan (aktif) yang relatif
lebih kecil dari baja tulangan (pasif)
dapat menerima pengaruh korosi
yang lebih cepat dalam kurun waktu
yang sama dan dengan kecepatan
korosi yang sama.
PENGERTIAN UMUM CACAT DAN
KEGAGALAN KONSTRUKSI
CACAT KONSTRUKSI
Suatu kondisi penyimpangan atau ketidaksempurnaan hasil dan
atau proses pekerjaan konstruksi yang masih dalam batas
toleransi, Artinya belum atau tidak membahayakan konstruksi
secara keseluruhan
KEGAGALANKONSTRUKSI
Adalah suatu kondisi penyimpangan, kesalahan dan atau
kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan
keruntuhan konstruksi
CONTOH CACAT STRUKTUR
CONTOH GAGAL STRUKTUR
Sejak dahulu, telah menjadi kesadaran yang umum
bahwa keawetan tidak dengan sendirinya
merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton
hanya akan didapat mulai dari perhatian pada fase
perencanaan, fase pelaksanaan hingga masa
pemakaian. Fase perencanaan merupakan fase
terpenting dari ketiga fase yang telah disebut. Oleh
karenanya,
pada
tahap
ini
tidak
hanya
diperhitungkan
kekuatan
dan
kekakuan
struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya.
Akibat dari ini kelihatan juga betapa
pentingnya suatu pelaksanaan struktur
beton yang baik. Kecerobohan dalam
pelaksanaan, kurang pengawasan, pemilihan
konstruksi yang murah akan membawa biaya
investasi yang kecil pada saat pembangunan.
Tetapi selama masa berfungsinya gedung
tersebut pada umumnya akan dikeluarkan
biaya
yang
berlipat.
CACAT DAN GAGAL KONSTRUKSI
PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
KETIKA MASA PERENCANAAN

a) Kesalahan hitung yang
berasal dari :
· Sistem mekanika yang
salah
· Pembebanan
kombinasi
· Lendutan yang terlalu
besar

b) Kesalahan pendetailan :
· Kekurangan tulangan
· Tulangan terlalu rapat
· Persyaratan selimut tidak
terpenuhi
· Toleransi pendetailan tidak
terpenuhi
· Pendetailan yang tidak
jelas, sulit bahkan tidak
mungkin
dilaksanakan
c) Kesalahan
lainnya, misalnya :
· Serangan fisik/ kimia
yang tidak diperkirakan
· Investigasi tanah yang
minim
· Akibat deformasi
struktur yang tidak
diperkirakan.

dan perencanapun harus
memperhatikan daerah
beton yang akan terkena
air, sehingga dapat
direncanakan untuk
memberi pelindung berupa
water proofing. Hal ini
dapat memperkecil
merembesnya air kedalam
struktur beton bertulang.
PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
KETIKA MASA PELAKSANAAN KONSTUKSI

a) Bahan dan komposisinya

b) Acuan

· Semen yang tidak
memadai (kurang atau
berlebih)
· Agregat yang reaktif, yang
peka terhadap alkali
· Bahan yang mengandung
sulfat, bahan organic dsb
· Faktor air semen terlalu
tinggi

· Kurang stabil dan
deformasi besar
· Kurang pembasahan
· Kebocoran
· Penyambungan yang
buruk
c) Pengerjaan
· Kurang pemadatan
(sarang kerikil,
gelembung udara)
· Segregasi (tinggi
jatuh)
· Bliding, penurunan
seting

d) Perawatan pasca
· Kurang perawatan
(retak susut)
· Pembongkaran acuan
yang terlalu cepat
· Perbaikan yang tidak
baik
KERUSAKAN AKIBAT DARI KETIDAKTELITIAN PELAKSANAAN

a. Kurangnya kekokohan
bekesting
b. Kekurangan selimut
pelindung beton terutama
pada tempat-tempat
genangan air (saluran, dak
atap, balkon dan tempat
terbuka lainnya)
c. Kurangnya perhatian pada
sambungan pengecoran

d. Tidak menggunakan jenis
semen yang tepat ataupun
bahan campuran beton yang
tidak memenuhi syarat,
e. Penggunaan bahan kimia
tambahan yang mengandung
sulfat
f. Terlalu besar tinggi
penuangan bebas dari beton
(mortar), terutama
pada kolom-kolom dengan
tulangan
keranjang
(jaring-jaring) dapat muncul
sangkar kerikil.
Pelaksanaan untuk masalah gejala sangkar kerikil seperti
itu telah diketahui, yaitu sebelumnya seember spesi pasir
/ semen dituang ke bagian bawah dari bekesting kolom
agar kerikil (dan bahan tambahan kasar lainnya) dapat
jatuh pada spesi itu. Penyelesaian dengan cara
pengecoran melalui corong pengecor di dalam praktek
sering tidak digunakan lagi karena :
1. Campuran tidak homogen
2. Susunan dari campuran tidak tepat dan kadang-kadang
kurang kepadatannya
3. Terlalu tinggi atau terlalu rendah faktor air semen
4. Kurangnya perawatan kemudian sehingga poros kulit
luar (pengeringan), dan sebagainya.
PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
KARENA KESALAHAN PENGGUNAAN

a.

b.

c.
d.

Kesalahan penggunaan dapat terjadi karena dibebani
pengaruh yang dalam tahap perencanaan tidak
diperhitungkan, misalnya :
Pembebanan yang berlebih pada struktur, contohnya :
suatu bagian dari kantor yang digunakan untuk tempat
arsip-arsip.
Perubahan pada tujuan semula, contohnya : tempat
tinggal di bagian bawah digunakan sebagai pertokoan
atau tempat kerja.
Perubahan pada lingkungan, contohnya : gudang mesinmesin yang digunakan sebagai gudang pupuk.
Bangunan baru terletak pada bangunan-bangunan yang
ada ; peretakan akibat pelasakan tambahan.
Dengan diketahuinya jenis dan penyebab kerusakan
akan dapat ditangani perbaikannya dengan metode
yang tepat dan waktu yang tidak terlambat.
Didalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang
harus ketat dalam pengawasan material dan metoda
pelaksaan yang diterapkan harus sesuai dengan
ketentuan teknik sipil yang telah dituangkan oleh
perencana dalam dokumen perencanaan. Material yang
jelek dapat menurunkan kualitas bangunan sehingga
bangunan tidak layak fungsi selama umur rencana.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN
DALAM BETON
PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP SUATU
STRUKTUR BETON BERTULANG? PENGARUH SUHU
TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR BETON
BERTULANG PADA GEDUNG ?
Kerusakannya dipengaruhi oleh: durasi kebakaran, bentuk geometri
dan ukuran struktur, pembebanan, selimut beton, serta jaraknya dari titik api.
Beton sebenarnya tahan terhadap suhu yg tinggi dan sebagai penghantar panas
yang rendah. Namun demikian, pada suhu tinggi yang berlangsung
lama, terjadi perubahan komposisi sehingga kuat tekannya berkurang cukup
drastis.
secara teoritis pada suhu 100o C air yang dikandung dalam pori menguap, air
tersebut baru akan habis menguap pada suhu 200o C.
Pada suhu 200o C sampai 600o C air dalam pori menguap
seluruhnya, dengan pori-pori yang kosong akan mengurangi kuat tekan beton.
Selama terjadi penguapan air pori menyebabkan tekanan uap pada pori
meningkat, jika uap air terhambat keluar, akan terjadi tekanan yang tinggi dan
mengakibatkan terjadi explosisive spalling menyebabkan segmen beton terlepas
dari permukaan.
Pada suhu 700o C – 900o C terjadi proses kalsinasi, CaCO₃ berubah
menjadi CaO dan CO₂ yg mengakibatkan Crack sehingga kuat tekannya hanya
tinggal 10-20%.
Hasil dari proses kalsinasi dapat dilihat dengan cara pemeriksaan
kadar kapur bebas pada beton pasca kebakaran. Jika kadar kapur bebas
melebihi jumlah kapur bebas beton normal, maka ini merupakan indikasi
bahwa suhu kebakaran suhu mencapai kisaran di atas. Pada suhu di atas
900o C, SiO₂ yg terkandung dalam pasir akan bereaksi dengan C₂S dan C₃S
menjadi CaSiO₂ yang berwarna putih dan volumenya akan membesar sehingga
mengakibatkan crack. Pada fase ini kuat tekan beton menjadi sangat rendah
dan rapuh.
Baja tulangan merupakan bahan dengan daya hantar panas yang baik.
Kekuatan baja tulngan sangat dipengaruhi oleh kondisi temperatur. Pada saat
temperatur mencapai 500o C, tegangan baja leleh baja menurun menjadi 50%.
Pada kondisi pendinginan kembali, tegangan leleh hampir pulih kembali.
Karena tegangan leleh menurun, pemanasan yang tinggi akan membuka
peluang terjadinya tekuk, terutama pada baja tulangan yang mengalami gaya
tekan. Meskipun sifat mekanik baja tulangan sangat dipengaruhi suhu tinggi,
namun dapat diatasi dengan cara pemberian selimut beton dengan ketebalan
cukup yang dapat memperpanjang rembetan panas dari luar ke bajanya.
PENGARUH KEBAKARAN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG.

Kuat tekan dan kuat tarik beton berkurang; Modulus elastisitas
beton berkurang; Kuat lekat antara agregat dan pasta semen menurun;
Kuat lekat antara beton dan baja tulangan menurun; Pengelupasan
bagian permukaan beton meskipun suhu rendah. Umumnya terjadi
pada plesteran yang disebabkan oleh perbedaan angka muai antara
bahan
plesteran
dan
yang
diplester
(beton);
Explosiv
spalling, spalling dalam luasan yang cukup besar, dapat berakibat tulangan
tampak, terjadi penurunan lekatan antara baja tulangn dan beton;
Terjadinya lendutan balok, yg disebabkan penurunan modulus elatisitas
beton, tegangan leleh baja, pembebanan berlebihan dan lain-lain.
Biasanya lendutan balok disertai dengan retak-retak geser dan atau
lentur.
KERUSAKAN YANG
TERJADI PADA BETON
1. Retak (cracks) adalah pecah
pada beton dalam garisgaris yang relatif panjang
dan sempit, retak ini dapat
ditimbulkan oleh berbagai
sebab:
diantaranya
:
evaporasi
air
dalam
campuran beton terjadi
dengan cepat akibat cuaca
yang panas, kering atau
berangin.
2. Voids adalah lubang-lubang atau
kropos yang cukup dalam, biasanya
disebabkan oleh: Pemadatan saat
pelaksanaan yang kurang baik
sehingga mortal tidak dapat
mengisi
rongga-rongga
antar
agregat. Kebocoran pada bekisting
yang menyebabkan air atau pasta
semen keluar. Campuran yang
terlalu
banyak
air.
Gradasi
campuran yang kurang baik.
Macam-macam voids antara lain:
honey combing, sand streaking, bugholes
dan form scabbing.
3. Spalling adalah bagian permukaan beton yang terlepas dalam
bentuk kepingan atau bongkahan kecil. Kerusakan ini disebabkan
oleh korosi tulangan, kebakaran dll. Volume tulangan yang terkorosi
membesar menimbulkan tegangan dalam tarik pada beton sekeliling
tulangan, jika tetangan ini melampaui kekuatan beton yg
mengelilinginya, terjadilah Spalling. Pada saat kebakaran, spalling
disebabkan oleh perbedaan pemuaian antara agregat dan mortal yg
saling kontradiktif. Pada suhu tinggi, agregat akan memuai, setelah
suhu menjadi normal kembali ukuran agregat akan kembali seperti
semula. Sedangkan mortal memuai hnaya sampai sekitar suhu 200o
C, setelah itu menyusut kembali. Perbedaan ini menimbulkan
tegangan lokal pada bidang batas antara kedua batas bahan ini, jika
tegangan lekat melabihi kuat lekatnya kan terjadi retak/pecah, yang
berlanjut dengan spalling.
Erosion: Butiran-butiran kecil/halus terlepas dari permukaan
beton akibat abrasi. Misalnya pembersihan permukaan, jika
prosesnya kering disebut dusting, abrasi karena ombak disebut water
erosion.
KERUSAKAN LAINNYA PADA BETON
Adanya lekatan baja beton.
Kekuatan lekatan dipengaruhi:
1. kekasaran permukan baja
2. kualitas beton disekitar tulangan.
Kegagalan lekatan berakibat:
1. menurunnya
daya
dukung
komponen
struktur
terhadap
beban yang bekerja
2. meningkatnya deformasi, bahkan
runtuhnya struktur.
Kegagalan lekatan bisa diakibatkan
korosi pada tulangan, kebakaran,
tipisnya selimut beton, jarak
tulangan yang rapat serta diameter
tulangan yang besar dan gaya siklis
akibat gempa.

Adanya serangan kimia
penggunaan fly ash pada campuran
beton berpotensi serangan kimia
terutama lingkungan bersulfat,
selain itu tegangan internal yang
disebabkan oleh mengembangnya
unsur akibat bereaksinya unsur
tertentu pada beton, Ca (OH)2,
dengan unsur kimia penyerang. Air
laut mengandung sulfat yang
secara kimiawi dapat menyerang
beton, selain itu dapat juga berasal
dari nsur
asam SO2 dan CO2 yang bersifat
melarutkan unsur semen pada
beton.
Kerusakan lain diakibatkan penurunan pondasi, sering
dijumpai daya dukung tanah baik namun disertai
konsolidasi besar. Di lain pihak ada daya dukung tanah
tidak seragam di sebagian lokasi bangunan, menjadikan
perbedaan penurunan pondasi, komponen yang sering
rusak akibat penurunan pondasi adalah dinding pengisi.
Sedangkan perkuatan merupakan upaya meningkatkan
elemen struktur yang telah ada atau menambah elemen
struktur baru yang tidak tersedia atau dianggap tidak
perlu saat struktur dibangun. Perkuatan struktur
biasanya dilakukan sebagai upaya pencegahan sebelum
struktur mengalami kerusakan.
GAMBAR-GAMBAR KEGAGALAN KONSTRUKSI
BEBERAPA TEKNIK PERBAIKAN UNTUK MENANGANI KERUSAKAN
YANG UMUM TERJADI PADA BETON:

a. Acid Etching, merupakan teknik yang dapat digunakan
untuk mempersiapkan permukaan beton asli yang akan
menerima penerapan material perbaikan atau untuk
mengkasarkan permukaan licin yang akan dikerjakan.
Untuk kebutuhan ini biasanya dipakai muriatic acid yang
dilarutkan kemudian dituang ke permukaan beton dan
disaspu dengan kuat sehingga tidak timbul gelembunggelembung lagi, lalu permukaan segera dibersihkan
dengan menyiramkan air.
b. Coating, pada cara ini beton dilapisi dengan material
bersifat plastic atau cair yang kemudian membentuk
lapisan yang menyelimuti beton yang menghadapi
lingkungan yang membahayakan. Coating dapat
diterapkan dengan cara menyikat, rolling, atau
menyemprot. Penggunaan umum coating antara lain
untuk waterproofing, melindungi beton dari bahan
kimia agresif atau untuk memperoleh masa guna lebih
panjang pada beton yang memikul beban lalu lintas
c. Shotcreting, pada cara ini beton atau mortar
ditembakkan dengan tekanan pada lubang atau
permukaan beton yang akan diperbaiki yang
dilakukan dengan memompa seluruh material
yang telah dicampur melalui pipa kemudian
menembakkan/memompa bahan atau mortar
yang masih kering lalu mencampurnya dengan
air pada bagian nozzle pembentuk beton
d. Penambahan tulangan, pada
cara ini mula-mula retak
ditutup, lalu lubang-lubang
dibuat dengan bor melalui
bidang retak pada arah kurang
lebih 90o. Lubang-lubang dan
bidang retak kemudian diisi
epoxy yang dipompa dengan
tekanan rendah dan selanjutnya
tulangan
diletakan
pada
lubang-lubang tersebut. Epoxy
akan
merekatkan
kembali
permukaan beton yang retak
dan akan mengangker tulangan.
KESIMPULAN
Dalam perbaikan pada suatu struktur haruslah ditentukan
terlebih dahulu penyebab kerusakan, kemudian metode
apa yang akan digunakan serta material perbaikan yang
tepat, sehingga hasil dari perbaikan tersebut akan
menghentikan kerusakan pada struktur, dapat
mengembalikan integritas struktur serta hasil akhir
perbaikan secara estetik dapat diterima. Dalam langkah
perbaikan harus diupayakan agar penyebab kerusakan
dihilangkan atau diminimalkan.
Kegagalan konstruksi

Contenu connexe

Tendances

Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...Mira Pemayun
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainaseMiftakhul Yaqin
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan GedungLingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedungwindahrd15
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructioninfosanitasi
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANMOSES HADUN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 

Tendances (20)

Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan GedungLingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
PPT JEMBATAN
PPT JEMBATANPPT JEMBATAN
PPT JEMBATAN
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAAN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 

Similaire à Kegagalan konstruksi

idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfCandraSartiko
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiIndah Samad
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdfQurniaSari1
 
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxQuality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxFitra Akbar
 
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxQuality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxFitra Akbar
 
teknologi bahan
teknologi bahanteknologi bahan
teknologi bahanNur Adi
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiyeremiakons
 
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1Arhy Tachapi
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiakramsaputra10
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKiki Zakiyah
 
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPutik Ervia Mei
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptxSTRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptxssuser4462a71
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptTasyaGalih
 
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Debora Elluisa Manurung
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1aryawi
 

Similaire à Kegagalan konstruksi (20)

idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
 
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxQuality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
 
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptxQuality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
Quality Target RSUD Tigaraksa(Update).pdf.pptx
 
Perbaikan bangunan pasca
Perbaikan bangunan pascaPerbaikan bangunan pasca
Perbaikan bangunan pasca
 
teknologi bahan
teknologi bahanteknologi bahan
teknologi bahan
 
BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
 
Beton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixtureBeton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixture
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasi
 
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1
216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksi
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
 
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptxSTRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
 
Rembesan air
Rembesan airRembesan air
Rembesan air
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
 
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
 

Plus de Ayu Fatimah Zahra

Plus de Ayu Fatimah Zahra (20)

waduk jati luhur
waduk jati luhurwaduk jati luhur
waduk jati luhur
 
Land clearing
Land clearingLand clearing
Land clearing
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
 
Baja struktural
Baja strukturalBaja struktural
Baja struktural
 
Dinamika Fluida
Dinamika FluidaDinamika Fluida
Dinamika Fluida
 
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Alat Berat
Alat BeratAlat Berat
Alat Berat
 
Blade Buldozer
Blade BuldozerBlade Buldozer
Blade Buldozer
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Ilmu ukur tanah
Ilmu ukur tanahIlmu ukur tanah
Ilmu ukur tanah
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Kriminalitas
KriminalitasKriminalitas
Kriminalitas
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 
model transportasi trip production
model transportasi trip productionmodel transportasi trip production
model transportasi trip production
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 

Dernier (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Kegagalan konstruksi

  • 1. KEGAGALAN KONSTRUKSI Disusun Oleh : Agif Prasetyo Ahmad Munggaran Ayu Fatimah Zahra Dika Bagus Kurnia Era Agita Kabdiyono Komaedi Rifaldi Adi Saputra Rizqiah Riatni Nurfaedah Yan Dhuan Yustanova
  • 2. PENDAHULUAN Dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya mengakibatkan banyak sekali struktur gedung maupun jembatan yang terletak di wilayah pantai berada pada lingkungan yang cukup agresif. Agresif di sini maksudnya adalah lingkungan pantai memiliki kandungan khlorida dalam udara maupun air yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan korosi. Walaupun sebagian besar struktur-struktur tepi pantai tersebut khususnya jembatan terbuat dari beton bertulang, namun tidak menutup kemungkinan akan terkena pengaruh korosi.Apalagi bila dalam pembuatannya memiliki kualitas pekerjaan yang rendah sehingga beton tidak padat atau berpori serta memiliki tebal selimut yang kurang dari persyaratan.
  • 3. Korosi pada beton bertulang biasa atau beton dengan tulangan pasif lebih berdampak pada menurunnya pelayanan struktur (serviceability) yang berupa retak, pecah (spalling), hilangnya lekatan, atau staining. Bila tidak dilakukan perbaikan, maka dengan semakin berkurangnya dimensi baja tulangan menyebabkan kekuatan struktur juga berkurang yang dapat mengarah pada kegagalan struktur secara keseluruhan.
  • 4. Sedangkan pada struktur beton pratekan penuh yang merupakan struktur beton dengan tulangan aktif, pengaruh korosi pada baja pratekan lebih beresiko dibanding beton bertulang biasa. Korosi pada beton pratekan dapat menimbulkan kegagalan struktur secara langsung apabila tegangan pada baja pratekan melebihi kapasitas yang berkurang karena korosi. Selain itu, diameter baja pratekan (aktif) yang relatif lebih kecil dari baja tulangan (pasif) dapat menerima pengaruh korosi yang lebih cepat dalam kurun waktu yang sama dan dengan kecepatan korosi yang sama.
  • 5. PENGERTIAN UMUM CACAT DAN KEGAGALAN KONSTRUKSI CACAT KONSTRUKSI Suatu kondisi penyimpangan atau ketidaksempurnaan hasil dan atau proses pekerjaan konstruksi yang masih dalam batas toleransi, Artinya belum atau tidak membahayakan konstruksi secara keseluruhan KEGAGALANKONSTRUKSI Adalah suatu kondisi penyimpangan, kesalahan dan atau kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan keruntuhan konstruksi
  • 8.
  • 9. Sejak dahulu, telah menjadi kesadaran yang umum bahwa keawetan tidak dengan sendirinya merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton hanya akan didapat mulai dari perhatian pada fase perencanaan, fase pelaksanaan hingga masa pemakaian. Fase perencanaan merupakan fase terpenting dari ketiga fase yang telah disebut. Oleh karenanya, pada tahap ini tidak hanya diperhitungkan kekuatan dan kekakuan struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya.
  • 10. Akibat dari ini kelihatan juga betapa pentingnya suatu pelaksanaan struktur beton yang baik. Kecerobohan dalam pelaksanaan, kurang pengawasan, pemilihan konstruksi yang murah akan membawa biaya investasi yang kecil pada saat pembangunan. Tetapi selama masa berfungsinya gedung tersebut pada umumnya akan dikeluarkan biaya yang berlipat.
  • 11. CACAT DAN GAGAL KONSTRUKSI
  • 12. PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG KETIKA MASA PERENCANAAN a) Kesalahan hitung yang berasal dari : · Sistem mekanika yang salah · Pembebanan kombinasi · Lendutan yang terlalu besar b) Kesalahan pendetailan : · Kekurangan tulangan · Tulangan terlalu rapat · Persyaratan selimut tidak terpenuhi · Toleransi pendetailan tidak terpenuhi · Pendetailan yang tidak jelas, sulit bahkan tidak mungkin dilaksanakan
  • 13. c) Kesalahan lainnya, misalnya : · Serangan fisik/ kimia yang tidak diperkirakan · Investigasi tanah yang minim · Akibat deformasi struktur yang tidak diperkirakan. dan perencanapun harus memperhatikan daerah beton yang akan terkena air, sehingga dapat direncanakan untuk memberi pelindung berupa water proofing. Hal ini dapat memperkecil merembesnya air kedalam struktur beton bertulang.
  • 14. PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG KETIKA MASA PELAKSANAAN KONSTUKSI a) Bahan dan komposisinya b) Acuan · Semen yang tidak memadai (kurang atau berlebih) · Agregat yang reaktif, yang peka terhadap alkali · Bahan yang mengandung sulfat, bahan organic dsb · Faktor air semen terlalu tinggi · Kurang stabil dan deformasi besar · Kurang pembasahan · Kebocoran · Penyambungan yang buruk
  • 15. c) Pengerjaan · Kurang pemadatan (sarang kerikil, gelembung udara) · Segregasi (tinggi jatuh) · Bliding, penurunan seting d) Perawatan pasca · Kurang perawatan (retak susut) · Pembongkaran acuan yang terlalu cepat · Perbaikan yang tidak baik
  • 16. KERUSAKAN AKIBAT DARI KETIDAKTELITIAN PELAKSANAAN a. Kurangnya kekokohan bekesting b. Kekurangan selimut pelindung beton terutama pada tempat-tempat genangan air (saluran, dak atap, balkon dan tempat terbuka lainnya) c. Kurangnya perhatian pada sambungan pengecoran d. Tidak menggunakan jenis semen yang tepat ataupun bahan campuran beton yang tidak memenuhi syarat, e. Penggunaan bahan kimia tambahan yang mengandung sulfat f. Terlalu besar tinggi penuangan bebas dari beton (mortar), terutama pada kolom-kolom dengan tulangan keranjang (jaring-jaring) dapat muncul sangkar kerikil.
  • 17. Pelaksanaan untuk masalah gejala sangkar kerikil seperti itu telah diketahui, yaitu sebelumnya seember spesi pasir / semen dituang ke bagian bawah dari bekesting kolom agar kerikil (dan bahan tambahan kasar lainnya) dapat jatuh pada spesi itu. Penyelesaian dengan cara pengecoran melalui corong pengecor di dalam praktek sering tidak digunakan lagi karena : 1. Campuran tidak homogen 2. Susunan dari campuran tidak tepat dan kadang-kadang kurang kepadatannya 3. Terlalu tinggi atau terlalu rendah faktor air semen 4. Kurangnya perawatan kemudian sehingga poros kulit luar (pengeringan), dan sebagainya.
  • 18. PENYEBAB KEGAGALAN DARI STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG KARENA KESALAHAN PENGGUNAAN a. b. c. d. Kesalahan penggunaan dapat terjadi karena dibebani pengaruh yang dalam tahap perencanaan tidak diperhitungkan, misalnya : Pembebanan yang berlebih pada struktur, contohnya : suatu bagian dari kantor yang digunakan untuk tempat arsip-arsip. Perubahan pada tujuan semula, contohnya : tempat tinggal di bagian bawah digunakan sebagai pertokoan atau tempat kerja. Perubahan pada lingkungan, contohnya : gudang mesinmesin yang digunakan sebagai gudang pupuk. Bangunan baru terletak pada bangunan-bangunan yang ada ; peretakan akibat pelasakan tambahan.
  • 19. Dengan diketahuinya jenis dan penyebab kerusakan akan dapat ditangani perbaikannya dengan metode yang tepat dan waktu yang tidak terlambat. Didalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang harus ketat dalam pengawasan material dan metoda pelaksaan yang diterapkan harus sesuai dengan ketentuan teknik sipil yang telah dituangkan oleh perencana dalam dokumen perencanaan. Material yang jelek dapat menurunkan kualitas bangunan sehingga bangunan tidak layak fungsi selama umur rencana.
  • 21. PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP SUATU STRUKTUR BETON BERTULANG? PENGARUH SUHU TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG ? Kerusakannya dipengaruhi oleh: durasi kebakaran, bentuk geometri dan ukuran struktur, pembebanan, selimut beton, serta jaraknya dari titik api. Beton sebenarnya tahan terhadap suhu yg tinggi dan sebagai penghantar panas yang rendah. Namun demikian, pada suhu tinggi yang berlangsung lama, terjadi perubahan komposisi sehingga kuat tekannya berkurang cukup drastis. secara teoritis pada suhu 100o C air yang dikandung dalam pori menguap, air tersebut baru akan habis menguap pada suhu 200o C. Pada suhu 200o C sampai 600o C air dalam pori menguap seluruhnya, dengan pori-pori yang kosong akan mengurangi kuat tekan beton. Selama terjadi penguapan air pori menyebabkan tekanan uap pada pori meningkat, jika uap air terhambat keluar, akan terjadi tekanan yang tinggi dan mengakibatkan terjadi explosisive spalling menyebabkan segmen beton terlepas dari permukaan.
  • 22. Pada suhu 700o C – 900o C terjadi proses kalsinasi, CaCO₃ berubah menjadi CaO dan CO₂ yg mengakibatkan Crack sehingga kuat tekannya hanya tinggal 10-20%. Hasil dari proses kalsinasi dapat dilihat dengan cara pemeriksaan kadar kapur bebas pada beton pasca kebakaran. Jika kadar kapur bebas melebihi jumlah kapur bebas beton normal, maka ini merupakan indikasi bahwa suhu kebakaran suhu mencapai kisaran di atas. Pada suhu di atas 900o C, SiO₂ yg terkandung dalam pasir akan bereaksi dengan C₂S dan C₃S menjadi CaSiO₂ yang berwarna putih dan volumenya akan membesar sehingga mengakibatkan crack. Pada fase ini kuat tekan beton menjadi sangat rendah dan rapuh. Baja tulangan merupakan bahan dengan daya hantar panas yang baik. Kekuatan baja tulngan sangat dipengaruhi oleh kondisi temperatur. Pada saat temperatur mencapai 500o C, tegangan baja leleh baja menurun menjadi 50%. Pada kondisi pendinginan kembali, tegangan leleh hampir pulih kembali. Karena tegangan leleh menurun, pemanasan yang tinggi akan membuka peluang terjadinya tekuk, terutama pada baja tulangan yang mengalami gaya tekan. Meskipun sifat mekanik baja tulangan sangat dipengaruhi suhu tinggi, namun dapat diatasi dengan cara pemberian selimut beton dengan ketebalan cukup yang dapat memperpanjang rembetan panas dari luar ke bajanya.
  • 23. PENGARUH KEBAKARAN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG. Kuat tekan dan kuat tarik beton berkurang; Modulus elastisitas beton berkurang; Kuat lekat antara agregat dan pasta semen menurun; Kuat lekat antara beton dan baja tulangan menurun; Pengelupasan bagian permukaan beton meskipun suhu rendah. Umumnya terjadi pada plesteran yang disebabkan oleh perbedaan angka muai antara bahan plesteran dan yang diplester (beton); Explosiv spalling, spalling dalam luasan yang cukup besar, dapat berakibat tulangan tampak, terjadi penurunan lekatan antara baja tulangn dan beton; Terjadinya lendutan balok, yg disebabkan penurunan modulus elatisitas beton, tegangan leleh baja, pembebanan berlebihan dan lain-lain. Biasanya lendutan balok disertai dengan retak-retak geser dan atau lentur.
  • 24. KERUSAKAN YANG TERJADI PADA BETON 1. Retak (cracks) adalah pecah pada beton dalam garisgaris yang relatif panjang dan sempit, retak ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab: diantaranya : evaporasi air dalam campuran beton terjadi dengan cepat akibat cuaca yang panas, kering atau berangin.
  • 25. 2. Voids adalah lubang-lubang atau kropos yang cukup dalam, biasanya disebabkan oleh: Pemadatan saat pelaksanaan yang kurang baik sehingga mortal tidak dapat mengisi rongga-rongga antar agregat. Kebocoran pada bekisting yang menyebabkan air atau pasta semen keluar. Campuran yang terlalu banyak air. Gradasi campuran yang kurang baik. Macam-macam voids antara lain: honey combing, sand streaking, bugholes dan form scabbing.
  • 26. 3. Spalling adalah bagian permukaan beton yang terlepas dalam bentuk kepingan atau bongkahan kecil. Kerusakan ini disebabkan oleh korosi tulangan, kebakaran dll. Volume tulangan yang terkorosi membesar menimbulkan tegangan dalam tarik pada beton sekeliling tulangan, jika tetangan ini melampaui kekuatan beton yg mengelilinginya, terjadilah Spalling. Pada saat kebakaran, spalling disebabkan oleh perbedaan pemuaian antara agregat dan mortal yg saling kontradiktif. Pada suhu tinggi, agregat akan memuai, setelah suhu menjadi normal kembali ukuran agregat akan kembali seperti semula. Sedangkan mortal memuai hnaya sampai sekitar suhu 200o C, setelah itu menyusut kembali. Perbedaan ini menimbulkan tegangan lokal pada bidang batas antara kedua batas bahan ini, jika tegangan lekat melabihi kuat lekatnya kan terjadi retak/pecah, yang berlanjut dengan spalling. Erosion: Butiran-butiran kecil/halus terlepas dari permukaan beton akibat abrasi. Misalnya pembersihan permukaan, jika prosesnya kering disebut dusting, abrasi karena ombak disebut water erosion.
  • 27. KERUSAKAN LAINNYA PADA BETON Adanya lekatan baja beton. Kekuatan lekatan dipengaruhi: 1. kekasaran permukan baja 2. kualitas beton disekitar tulangan. Kegagalan lekatan berakibat: 1. menurunnya daya dukung komponen struktur terhadap beban yang bekerja 2. meningkatnya deformasi, bahkan runtuhnya struktur. Kegagalan lekatan bisa diakibatkan korosi pada tulangan, kebakaran, tipisnya selimut beton, jarak tulangan yang rapat serta diameter tulangan yang besar dan gaya siklis akibat gempa. Adanya serangan kimia penggunaan fly ash pada campuran beton berpotensi serangan kimia terutama lingkungan bersulfat, selain itu tegangan internal yang disebabkan oleh mengembangnya unsur akibat bereaksinya unsur tertentu pada beton, Ca (OH)2, dengan unsur kimia penyerang. Air laut mengandung sulfat yang secara kimiawi dapat menyerang beton, selain itu dapat juga berasal dari nsur asam SO2 dan CO2 yang bersifat melarutkan unsur semen pada beton.
  • 28. Kerusakan lain diakibatkan penurunan pondasi, sering dijumpai daya dukung tanah baik namun disertai konsolidasi besar. Di lain pihak ada daya dukung tanah tidak seragam di sebagian lokasi bangunan, menjadikan perbedaan penurunan pondasi, komponen yang sering rusak akibat penurunan pondasi adalah dinding pengisi. Sedangkan perkuatan merupakan upaya meningkatkan elemen struktur yang telah ada atau menambah elemen struktur baru yang tidak tersedia atau dianggap tidak perlu saat struktur dibangun. Perkuatan struktur biasanya dilakukan sebagai upaya pencegahan sebelum struktur mengalami kerusakan.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33. BEBERAPA TEKNIK PERBAIKAN UNTUK MENANGANI KERUSAKAN YANG UMUM TERJADI PADA BETON: a. Acid Etching, merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mempersiapkan permukaan beton asli yang akan menerima penerapan material perbaikan atau untuk mengkasarkan permukaan licin yang akan dikerjakan. Untuk kebutuhan ini biasanya dipakai muriatic acid yang dilarutkan kemudian dituang ke permukaan beton dan disaspu dengan kuat sehingga tidak timbul gelembunggelembung lagi, lalu permukaan segera dibersihkan dengan menyiramkan air.
  • 34. b. Coating, pada cara ini beton dilapisi dengan material bersifat plastic atau cair yang kemudian membentuk lapisan yang menyelimuti beton yang menghadapi lingkungan yang membahayakan. Coating dapat diterapkan dengan cara menyikat, rolling, atau menyemprot. Penggunaan umum coating antara lain untuk waterproofing, melindungi beton dari bahan kimia agresif atau untuk memperoleh masa guna lebih panjang pada beton yang memikul beban lalu lintas
  • 35. c. Shotcreting, pada cara ini beton atau mortar ditembakkan dengan tekanan pada lubang atau permukaan beton yang akan diperbaiki yang dilakukan dengan memompa seluruh material yang telah dicampur melalui pipa kemudian menembakkan/memompa bahan atau mortar yang masih kering lalu mencampurnya dengan air pada bagian nozzle pembentuk beton
  • 36. d. Penambahan tulangan, pada cara ini mula-mula retak ditutup, lalu lubang-lubang dibuat dengan bor melalui bidang retak pada arah kurang lebih 90o. Lubang-lubang dan bidang retak kemudian diisi epoxy yang dipompa dengan tekanan rendah dan selanjutnya tulangan diletakan pada lubang-lubang tersebut. Epoxy akan merekatkan kembali permukaan beton yang retak dan akan mengangker tulangan.
  • 37. KESIMPULAN Dalam perbaikan pada suatu struktur haruslah ditentukan terlebih dahulu penyebab kerusakan, kemudian metode apa yang akan digunakan serta material perbaikan yang tepat, sehingga hasil dari perbaikan tersebut akan menghentikan kerusakan pada struktur, dapat mengembalikan integritas struktur serta hasil akhir perbaikan secara estetik dapat diterima. Dalam langkah perbaikan harus diupayakan agar penyebab kerusakan dihilangkan atau diminimalkan.