SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
MODUL 5 
MATEMATIKA 
Oleh 
Dra. Aty Herawati, MSi 
FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS MERCU BUANA 
JAKARTA 2009
Modul 5 
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR 
Tujuan Instruksional Khusus: 
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan persoalan yang ada di dalam ekonomi 
makro maupun mikro. 
2. Mahasiswa dapat menguraikan dari penerapan fungsi linear ke dalam 
ekonomi. 
Materi Pembahasan: 
1. Fungsi Permintaan 
2. Fungsi Penawaran 
3. Keseimbangan Pasar 
4. Pajak dan Subsidi 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 2
1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN 
Fungsi permintaan menghubungkan antara variable harga dan variable 
jumlah (barang/jasa) yang diminta. Sedangkan fungsi penawaran menghubungkan 
antara variable harga dan variable jumlah (barang/jasa) yang ditawarkan. 
Bentuk umum fungsi permintaan: 
P 
a 
— 
b kurva permintaan 
Q = - a + bP 
atau 
0 Q 
a 1 
P = — + — Q 
b b 
Dalam bentuk persamaan di atas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan 
variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan, yang mencerminkan 
hukum permintaan. 
Bentuk Umum Fungsi Penawaran: 
Di dalam bentuk persamaan di bawah ini terlihat bahwa variable P (harga) dan 
variable Q (jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Hal ini 
mencerminkan hukum penawaran. 
P 
Q = a – b P 
atau kurva penawaran 
a/b 
-a 0 Q 
a 1 
P = — - — Q 
b b 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 3
Keseimbangan Pasar: 
Pasar suatu macam dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah 
barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. 
Secara matematis dan secara grafis ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs , yakni pada 
perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada keadaan seimbang 
akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan 
(equilibrium quantity). 
Rumus Keseimbangan Pasar: 
P 
Qs 
Qd = Qs 
Keterangan: 
E 
Qd : jumlah permintaan Pe 
Qs : jumlah penawaran 
E : titik keseimbangan Qd 
Pe : harga keseimbangan 0 Qe Q 
Qe : jumlah keseimbangan 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 4
Contoh: 
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q. 
Sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan P = 3 + 0,5 Q. Berapa 
harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? 
Permintaan : P = 15 – Q Q = 15 – P Keseimbangan pasar: 
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q Q = -6 + 2 P Q d = Q s 
P 15 – P = -6 + 2P 
21 = 3 P 
15 P = 7 
Qs 
Q = 15 - P 
= 15 - 7 
7 = 8 
3 Jadi Pe = 7 dan Qe = 8 
Qd 
0 8 15 Q 
Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar 
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang 
diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, 
mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan. 
Pengaruh Pajak 
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual 
barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan 
sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual 
yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih 
tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan 
menjadi lebih sedikit. 
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan 
kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada 
sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ,maka sesudah 
pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi 
(cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi. 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 5
Contoh: 
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, 
sedangkan penawaranannya P = 3 + 0.5 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak 
sebesar 3 perunit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum 
pajak dan berapa pula jumlah keseimbangan sesudah pajak ? 
Jawab: 
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah pajak, harga jual yang 
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan penawaran berubah dan 
kurva bergeser ke atas. 
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q 
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3 
P= 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P 
Sedangkan persamaan permintaan tetap : 
Q = 15 – P 
Keseimbangan pasar : Qd = Qs 
15 – P = -12 + 2P 
27 = 3P 
P = 9 
Q = 15 – P 
= 15 – 9 
= 6 
Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6 
P 
Qs’ (sesudah pajak) 
E’ Qs (sebelum pajak) 
9 
7 E 
6 
3 Qd Q 
0 6 8 15 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 6
Beban Pajak yang ditanggung oleh Konsumen. 
Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen 
melalui harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung 
bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Besarnya bagian dari beban pajak 
yang ditanggung oleh konsumen (tk) adalah selisih antara harga keseimbangan sesudah 
pajak (Pe’) dan harga keseimbangan sebelum pajak (Pe). 
tk = Pe’ - Pe, di dalam kasus di atas tk = 9 – 7 = 2. Berarti dari setiap unit barang 
yang dibeli konsumen menanggung( membayar) pajak sebesar 2. Dengan kata lain dari 
pajak sebesar 3 perunit barang, sebesar 2 atau 67% menjadi tanggungan konsumen. 
Beban pajak yang ditanggung produsen. Besarnya beban pajak yang 
ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak perunit barang (t) 
dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk). tp = t - tk. 
Di dalam kasus di atas tp = 3 – 2 = 1, berarti dari setiap unit barang yang diproduksi 
dan dijual produsen menanggung beban pajak sebesar 1. Jadi 33% pajak yang 
ditanggung oleh produsen, lebih kecil dari pajak yang ditanggung oleh produsen. 
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah. Besarnya jumlah pajak yang 
diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang 
terjual sesudah pengenaan pajak (Qe’) dengan besarnya pajak perunit barang (t). 
T = Qe’ x t 
Dalam kasus di atas,T = 6 x 3 = 18. Penerimaan dari pajak merupakan salah satu 
sumber pendapatan pemerintah, bahkan merupakan sumber pendapatan utama. 
Dengan pajak pemerintah menjalankan roda kegiatan sehari-hari, membangun 
prasarana publik seperti jalan dan jembatan, membayar hutang LN, membiayai pegawai, 
Rumah sakit, sekolah, juga membeli perlengkapan pertahanan. Pajak yang disetor 
rakyat akan kembali ke rakyat dalam bentuk lain. Janganlah sekali-sekali anda 
memainkan ”persekongkolan rahasia” dengan petugas pajak, berarti anda berbagi 
rezeki dengan sang oknum pajak untuk jangka pendek, tidak menghiraukan masa depan 
negara dan bangsa (termasuk anak cucu sendiri). 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 7
Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar 
Pajak proporsional adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan 
persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik. Meskipun 
pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik menaikkan harga keseimbangan 
dan mengurangi jumlah keseimbangan namun analisisnya sedikit berbeda. 
Apabila pengenaan pajak spesifik menyebabkan penwaran bergeser ke atas sejajar 
dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain lereng kurvanya tetap, maka 
pajak proposional menyebabkan kurva penawaran memiliki lereng lebih besar daripada 
kurva penawaran sebelum pajak. 
a 1 
Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ atau Q = - ___ + ____ P 
b b 
maka dengan dikenakannya pajak proposional sebesar t % dari harga jual, maka 
persamaan penawarannya menjadi : 
P = a + bQ + t P t : pajak proposional dalam % 
P – t P = a + bQ 
(1 - t)P = a + bQ 
a b 
P = _______ + _______ Q atau 
( 1 – t ) ( 1 - t ) 
a ( 1 – t ) 
Q = - ____ + _______ P 
b b 
Kurva penawaran P = f (Q) sesudah pajak proposional mempunyai penggal 
vertikal yang lebih tinggi [a/(1-t)] , semula hanya a danjuga lereng yang lebih besar [b / ( 
1- t)] semula hanya b. 
Contoh: 
Data soal seperti contoh di atas,yaitu permintaan P = 15 – Q dan penawaran P = 
3 + 0.5Q.Kemudian pemerintah mengenakan pajak sebesar 25 % dari harga jual. 
Hitunglah harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa pajak serta dengan pajak. 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 8
Jawab: 
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8, Persamaan permintaan tetap, sedangkan 
penawaran sesudah pajak dengan t = 25%: 
P = 3 + 0.5 Q + 0.25 P 
0.75 P = 3 + 0.5 Q 
P = 4 + 2/3 Q atau Q = -6 + 1.5 P 
Keseimbangan pasar : 
Qd = Qs Q = 15 - P 
15 – P = -6 + 1.5 P = 15 – 8.4 
21 = 2.5 P = 6.6 
P = 8.4 
Jadi sesudah pajak proposional Pe’ = 8.4 dan Qe’ = 6.6 
Besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang : 
t x Pe’ = 0.25 x 8.4 = 2.1 
P 
Qs’ 
Qs 
8.4 E’ 
7 E 
Qd 
0 6,6 8 Q 
Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap unit barang 
yang dibeli adalah tk = Pe’ – Pe = 8.4 – 7 =1.4 (67 %). 
Sedangkan yang ditanggung oleh produsen adalah tp = t – tk = 2.1 – 1.4 = 0.7 ( 33%). 
Adapun jumlah pajak yang diterima pemerintah adalah : T = Qe’ x t 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 9
Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar 
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak 
negatif. Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. 
Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional. 
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang 
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga 
keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan 
sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak. 
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, 
dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga. Jika sebelum 
subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + 
b Q – s = ( a – s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka 
titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah. 
Contoh: 
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, 
sedangkan penawaraannya P = 3 + 0.5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1.5 
terhadap barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa 
dan dengan subsidi. 
Jawab: 
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus di atas) 
Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, 
persamaan penawaran berubah dan kurvanya turun. 
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q 
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q – 1.5 
P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P 
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi: 
Qd = Qs 
15 – P = -3 + 2P 
18 = 3 P 
P = 6 
Q = 15 – P 
= 15 – 6 = 9 
Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 10
P 
15 
Qs (tanpa subsidi) 
E Qs’ (dengan subsidi) 
7 
6 E’ 
3 Qd Q 
1.5 
0 8 9 15 
Subsidi yang dinikmati konsumen: 
Subsidi yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi yang 
dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih kecil daripada ongkos sesungguhnya. 
Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan 
merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi yang 
dikeluarkan lebih kecil, produsen bersedia menawarkan harga jual yang lebih rendah, 
sehingga sebagian subsidi subsidi dinikmati juga oleh konsumen (sk). 
sk = Pe - Pe’ 
Bagian subsidi yang diterima produsen: 
sp = s - sk 
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah: 
S = Qe’ x s 
Keseimbangan Pasar Kasus Dua macam Barang : 
Persamaan fungsi permintaan berbentuk Q = a - bP yang mencerminkan 
hubungan fungsional antara jumlah permintaan dan harga barang yang bersangkutan. 
Persamaan ini memiliki asumsi bahwa permintaan suatu barang hanya dipengaruhi oleh 
harga barang itu sendiri. Faktor yang lain dianggap tetap (cateris paribus). Pada 
kenyataan permintaan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu 
sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor atau variable lain. 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 11
Terhadap dua macam barang yang mempunyai hubungan penggunaan, maka 
permintaan akan barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, tetapi 
juga fungsi dari harga barang lainnya.. 
Barang-barang semacam ini adalah barang-barang yang mempunyai hubungan 
subtitutif (saling menggantikan) misal antara nasi dan jagung; dan barang yang 
mempunyai hubungan komplementer (saling melengkapi), misalnya antara mobil 
dengan bensin. 
Apabila barang X dan barang Y mempunyai hubungan penggunaan, permintaan 
akan masing-masing barang dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi 
permintaan masing-masing barang tersebut : 
Qdx = f (Px , Py ) Qdx : jumlah permintaan akan X 
Qdy = g (Py, Px ) Qdy : jumlah permintaan akan Y 
Px : harga X per unit 
Py : harga Y perunit. 
Contoh: 
Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan Qdx = 5 – 2 Px + Py dan Qdy = 6 
+ Px - Py . Dan Qsx = -5 + 4 Px – Py dan Qsy = – 4 – Px + 3 Py. Carilah harga dan 
keseimbangan pasar. 
Jawab: 
Qdx = Qsx 
5 – 2 Px + Py = - 5 + 4 Px – Py 
-2 Px – 4Px = - 5 – 5 – Py – Py 
- 6 Px = -10 – 2Py ……………………….(1) 
Qdy = Qsy 
6 + Px – Py = - 4 – Px + 3 Py 
Px +Px = - 4 –6 +3 Py +Py 
2 Px = - 10 + 4 Py ……………………(2) 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 12
Persamaan 1 dan 2 dieliminasi: 
-6 Px = -10 – 2 Py (x 2) -12 Px = -20 – 4 Py 
2 Px = -10 + 4 Py (x1) 2 Px = -10 + 4 Py + 
- 10 Px = - 30 
Px = 3 
Masukkan dalam persamaan 1 atau 2 : 
2 Px = -10 + 4 Py 
2 (3) = - 10 +4 Py 
- 4 Py = -10 –6 
Py = - 16 / -4 
= 4 
Qx = 5 – 2 Px + Py Qy = 6 + Px - Py 
= 5 – 2 (3) + 4 = 6 + 3 - 4 
= 3 = 5 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 13
Daftar Pustaka: 
1. Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. 1999. BPFE. 
Yogyakarta. 
2. Kalangi. Josep. Matematika Ekonomi dan Bisnis. 2002. Jakarta. 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 14

More Related Content

What's hot

Tm5&6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, & tugas
Tm5&6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &  tugasTm5&6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &  tugas
Tm5&6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, & tugasRisyad Derajat
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiHarya Wirawan
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensialTajus Yamani
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnispenerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnismaulana wahid
 
Penerapan baris & deret dalam ekonomi
Penerapan baris & deret dalam ekonomiPenerapan baris & deret dalam ekonomi
Penerapan baris & deret dalam ekonomiPT. Maleo Prima Ideal
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUIFarah Fauziah Hilman
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomiheru putra
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomiAchmad Pradana
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Amri Sandy
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 

What's hot (20)

Tm5&6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, & tugas
Tm5&6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &  tugasTm5&6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &  tugas
Tm5&6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, & tugas
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnispenerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
 
Penerapan baris & deret dalam ekonomi
Penerapan baris & deret dalam ekonomiPenerapan baris & deret dalam ekonomi
Penerapan baris & deret dalam ekonomi
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Matematika bisnis3
Matematika bisnis3
 
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
 
Penerapan non linier pada bidang ekonomi
Penerapan non linier pada bidang ekonomiPenerapan non linier pada bidang ekonomi
Penerapan non linier pada bidang ekonomi
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 

Similar to Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar

7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx
7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx
7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptxMentariClara1
 
Penerapan fungsi linier dalam ekonomi
Penerapan fungsi linier dalam ekonomiPenerapan fungsi linier dalam ekonomi
Penerapan fungsi linier dalam ekonomiYulistiaDevi
 
Matematika ekon
Matematika ekonMatematika ekon
Matematika ekonMurni Yati
 
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptx
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptxPertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptx
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptxFauziahNurHutauruk
 
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnis
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnispertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnis
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnisVinsensiusYonakolasF
 
Bahan kuliah ekonomi
Bahan kuliah ekonomiBahan kuliah ekonomi
Bahan kuliah ekonomi46982682
 
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)Wulan_Ari_K
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptWulan Ari Kristanti
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnisEunike Unik
 
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI KEUANGAN.pptx
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI  KEUANGAN.pptxKELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI  KEUANGAN.pptx
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI KEUANGAN.pptxYuripeAutority
 
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasar
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasarPengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasar
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasarSyahlan Giffari
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierloloping
 
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)Bayu Bayu
 
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.ppt
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.pptKuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.ppt
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.pptUlyaSaadah
 
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisNailul Hasibuan
 

Similar to Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar (20)

7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx
7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx
7. PENERAPAN EKONOMI (HUBUNGAN LINEAR).pptx
 
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomi
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomiAplikasi fungsi linier dalam ekonomi
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomi
 
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomi
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomiAplikasi fungsi linier dalam ekonomi
Aplikasi fungsi linier dalam ekonomi
 
Penerapan fungsi linier dalam ekonomi
Penerapan fungsi linier dalam ekonomiPenerapan fungsi linier dalam ekonomi
Penerapan fungsi linier dalam ekonomi
 
Matematika ekon
Matematika ekonMatematika ekon
Matematika ekon
 
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptx
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptxPertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptx
Pertemuan 7-Penerapan Kuadrat dalam ekonomi.pptx
 
pert_4.pptx
pert_4.pptxpert_4.pptx
pert_4.pptx
 
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnis
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnispertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnis
pertemuan ke 567 dengan pembahasan matematika bisnis
 
Bahan kuliah ekonomi
Bahan kuliah ekonomiBahan kuliah ekonomi
Bahan kuliah ekonomi
 
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)
Kuliah Kewirausahaan (Keseimbangan pasar)
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnis
 
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI KEUANGAN.pptx
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI  KEUANGAN.pptxKELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI  KEUANGAN.pptx
KELOMPOK 1 MATEMATIKA EKONOMI KEUANGAN.pptx
 
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasar
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasarPengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasar
Pengaruh pajaksubsidi terhadap keseimbangan pasar
 
pert34 (3).pptx
pert34 (3).pptxpert34 (3).pptx
pert34 (3).pptx
 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linier
 
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)
Bab 4 b mengenal kurva ekonomi mikro menggunakan analisis grafis (1)
 
Harga keseimbangan
Harga keseimbanganHarga keseimbangan
Harga keseimbangan
 
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.ppt
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.pptKuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.ppt
Kuliah-05-Pengaruh-Pajak-dan-Subsidi-Pada-Keseimbangan-Pasar.ppt
 
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 

Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar

  • 1. MODUL 5 MATEMATIKA Oleh Dra. Aty Herawati, MSi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
  • 2. Modul 5 FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Tujuan Instruksional Khusus: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan persoalan yang ada di dalam ekonomi makro maupun mikro. 2. Mahasiswa dapat menguraikan dari penerapan fungsi linear ke dalam ekonomi. Materi Pembahasan: 1. Fungsi Permintaan 2. Fungsi Penawaran 3. Keseimbangan Pasar 4. Pajak dan Subsidi PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 2
  • 3. 1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Fungsi permintaan menghubungkan antara variable harga dan variable jumlah (barang/jasa) yang diminta. Sedangkan fungsi penawaran menghubungkan antara variable harga dan variable jumlah (barang/jasa) yang ditawarkan. Bentuk umum fungsi permintaan: P a — b kurva permintaan Q = - a + bP atau 0 Q a 1 P = — + — Q b b Dalam bentuk persamaan di atas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan, yang mencerminkan hukum permintaan. Bentuk Umum Fungsi Penawaran: Di dalam bentuk persamaan di bawah ini terlihat bahwa variable P (harga) dan variable Q (jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Hal ini mencerminkan hukum penawaran. P Q = a – b P atau kurva penawaran a/b -a 0 Q a 1 P = — - — Q b b PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 3
  • 4. Keseimbangan Pasar: Pasar suatu macam dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematis dan secara grafis ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs , yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada keadaan seimbang akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Rumus Keseimbangan Pasar: P Qs Qd = Qs Keterangan: E Qd : jumlah permintaan Pe Qs : jumlah penawaran E : titik keseimbangan Qd Pe : harga keseimbangan 0 Qe Q Qe : jumlah keseimbangan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 4
  • 5. Contoh: Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q. Sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan P = 3 + 0,5 Q. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? Permintaan : P = 15 – Q Q = 15 – P Keseimbangan pasar: Penawaran : P = 3 + 0,5 Q Q = -6 + 2 P Q d = Q s P 15 – P = -6 + 2P 21 = 3 P 15 P = 7 Qs Q = 15 - P = 15 - 7 7 = 8 3 Jadi Pe = 7 dan Qe = 8 Qd 0 8 15 Q Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan. Pengaruh Pajak Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ,maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 5
  • 6. Contoh: Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawaranannya P = 3 + 0.5 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar 3 perunit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak dan berapa pula jumlah keseimbangan sesudah pajak ? Jawab: Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan penawaran berubah dan kurva bergeser ke atas. Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3 P= 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P Sedangkan persamaan permintaan tetap : Q = 15 – P Keseimbangan pasar : Qd = Qs 15 – P = -12 + 2P 27 = 3P P = 9 Q = 15 – P = 15 – 9 = 6 Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6 P Qs’ (sesudah pajak) E’ Qs (sebelum pajak) 9 7 E 6 3 Qd Q 0 6 8 15 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 6
  • 7. Beban Pajak yang ditanggung oleh Konsumen. Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen melalui harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (tk) adalah selisih antara harga keseimbangan sesudah pajak (Pe’) dan harga keseimbangan sebelum pajak (Pe). tk = Pe’ - Pe, di dalam kasus di atas tk = 9 – 7 = 2. Berarti dari setiap unit barang yang dibeli konsumen menanggung( membayar) pajak sebesar 2. Dengan kata lain dari pajak sebesar 3 perunit barang, sebesar 2 atau 67% menjadi tanggungan konsumen. Beban pajak yang ditanggung produsen. Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak perunit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk). tp = t - tk. Di dalam kasus di atas tp = 3 – 2 = 1, berarti dari setiap unit barang yang diproduksi dan dijual produsen menanggung beban pajak sebesar 1. Jadi 33% pajak yang ditanggung oleh produsen, lebih kecil dari pajak yang ditanggung oleh produsen. Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah. Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (Qe’) dengan besarnya pajak perunit barang (t). T = Qe’ x t Dalam kasus di atas,T = 6 x 3 = 18. Penerimaan dari pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah, bahkan merupakan sumber pendapatan utama. Dengan pajak pemerintah menjalankan roda kegiatan sehari-hari, membangun prasarana publik seperti jalan dan jembatan, membayar hutang LN, membiayai pegawai, Rumah sakit, sekolah, juga membeli perlengkapan pertahanan. Pajak yang disetor rakyat akan kembali ke rakyat dalam bentuk lain. Janganlah sekali-sekali anda memainkan ”persekongkolan rahasia” dengan petugas pajak, berarti anda berbagi rezeki dengan sang oknum pajak untuk jangka pendek, tidak menghiraukan masa depan negara dan bangsa (termasuk anak cucu sendiri). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 7
  • 8. Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar Pajak proporsional adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik menaikkan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan namun analisisnya sedikit berbeda. Apabila pengenaan pajak spesifik menyebabkan penwaran bergeser ke atas sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain lereng kurvanya tetap, maka pajak proposional menyebabkan kurva penawaran memiliki lereng lebih besar daripada kurva penawaran sebelum pajak. a 1 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ atau Q = - ___ + ____ P b b maka dengan dikenakannya pajak proposional sebesar t % dari harga jual, maka persamaan penawarannya menjadi : P = a + bQ + t P t : pajak proposional dalam % P – t P = a + bQ (1 - t)P = a + bQ a b P = _______ + _______ Q atau ( 1 – t ) ( 1 - t ) a ( 1 – t ) Q = - ____ + _______ P b b Kurva penawaran P = f (Q) sesudah pajak proposional mempunyai penggal vertikal yang lebih tinggi [a/(1-t)] , semula hanya a danjuga lereng yang lebih besar [b / ( 1- t)] semula hanya b. Contoh: Data soal seperti contoh di atas,yaitu permintaan P = 15 – Q dan penawaran P = 3 + 0.5Q.Kemudian pemerintah mengenakan pajak sebesar 25 % dari harga jual. Hitunglah harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa pajak serta dengan pajak. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 8
  • 9. Jawab: Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8, Persamaan permintaan tetap, sedangkan penawaran sesudah pajak dengan t = 25%: P = 3 + 0.5 Q + 0.25 P 0.75 P = 3 + 0.5 Q P = 4 + 2/3 Q atau Q = -6 + 1.5 P Keseimbangan pasar : Qd = Qs Q = 15 - P 15 – P = -6 + 1.5 P = 15 – 8.4 21 = 2.5 P = 6.6 P = 8.4 Jadi sesudah pajak proposional Pe’ = 8.4 dan Qe’ = 6.6 Besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang : t x Pe’ = 0.25 x 8.4 = 2.1 P Qs’ Qs 8.4 E’ 7 E Qd 0 6,6 8 Q Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap unit barang yang dibeli adalah tk = Pe’ – Pe = 8.4 – 7 =1.4 (67 %). Sedangkan yang ditanggung oleh produsen adalah tp = t – tk = 2.1 – 1.4 = 0.7 ( 33%). Adapun jumlah pajak yang diterima pemerintah adalah : T = Qe’ x t PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 9
  • 10. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif. Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional. Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak. Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + b Q – s = ( a – s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah. Contoh: Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawaraannya P = 3 + 0.5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1.5 terhadap barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi. Jawab: Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus di atas) Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya turun. Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q – 1.5 P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P Keseimbangan pasar setelah ada subsidi: Qd = Qs 15 – P = -3 + 2P 18 = 3 P P = 6 Q = 15 – P = 15 – 6 = 9 Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 10
  • 11. P 15 Qs (tanpa subsidi) E Qs’ (dengan subsidi) 7 6 E’ 3 Qd Q 1.5 0 8 9 15 Subsidi yang dinikmati konsumen: Subsidi yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih kecil daripada ongkos sesungguhnya. Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi yang dikeluarkan lebih kecil, produsen bersedia menawarkan harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian subsidi subsidi dinikmati juga oleh konsumen (sk). sk = Pe - Pe’ Bagian subsidi yang diterima produsen: sp = s - sk Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah: S = Qe’ x s Keseimbangan Pasar Kasus Dua macam Barang : Persamaan fungsi permintaan berbentuk Q = a - bP yang mencerminkan hubungan fungsional antara jumlah permintaan dan harga barang yang bersangkutan. Persamaan ini memiliki asumsi bahwa permintaan suatu barang hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri. Faktor yang lain dianggap tetap (cateris paribus). Pada kenyataan permintaan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor atau variable lain. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 11
  • 12. Terhadap dua macam barang yang mempunyai hubungan penggunaan, maka permintaan akan barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, tetapi juga fungsi dari harga barang lainnya.. Barang-barang semacam ini adalah barang-barang yang mempunyai hubungan subtitutif (saling menggantikan) misal antara nasi dan jagung; dan barang yang mempunyai hubungan komplementer (saling melengkapi), misalnya antara mobil dengan bensin. Apabila barang X dan barang Y mempunyai hubungan penggunaan, permintaan akan masing-masing barang dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka fungsi permintaan masing-masing barang tersebut : Qdx = f (Px , Py ) Qdx : jumlah permintaan akan X Qdy = g (Py, Px ) Qdy : jumlah permintaan akan Y Px : harga X per unit Py : harga Y perunit. Contoh: Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan Qdx = 5 – 2 Px + Py dan Qdy = 6 + Px - Py . Dan Qsx = -5 + 4 Px – Py dan Qsy = – 4 – Px + 3 Py. Carilah harga dan keseimbangan pasar. Jawab: Qdx = Qsx 5 – 2 Px + Py = - 5 + 4 Px – Py -2 Px – 4Px = - 5 – 5 – Py – Py - 6 Px = -10 – 2Py ……………………….(1) Qdy = Qsy 6 + Px – Py = - 4 – Px + 3 Py Px +Px = - 4 –6 +3 Py +Py 2 Px = - 10 + 4 Py ……………………(2) PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 12
  • 13. Persamaan 1 dan 2 dieliminasi: -6 Px = -10 – 2 Py (x 2) -12 Px = -20 – 4 Py 2 Px = -10 + 4 Py (x1) 2 Px = -10 + 4 Py + - 10 Px = - 30 Px = 3 Masukkan dalam persamaan 1 atau 2 : 2 Px = -10 + 4 Py 2 (3) = - 10 +4 Py - 4 Py = -10 –6 Py = - 16 / -4 = 4 Qx = 5 – 2 Px + Py Qy = 6 + Px - Py = 5 – 2 (3) + 4 = 6 + 3 - 4 = 3 = 5 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 13
  • 14. Daftar Pustaka: 1. Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. 1999. BPFE. Yogyakarta. 2. Kalangi. Josep. Matematika Ekonomi dan Bisnis. 2002. Jakarta. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Aty Herawati MSi MATEMATIKA BISNIS 14