SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
3(1-2)
TIU: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat
menjelaskan tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan mulai dari penyediaan
benih/bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
tanaman sampai dengan panen dan penanganan pasca panen
primer serta mengetahui faktor-faktor yang diperhitungkan
dalam analisis usaha budidaya tanaman
Analisis Intruksional

Lihat GBPP
2
Pertemuan ke-1
1 x 50 menit
PRINSIP DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat
menjelaskan prinsip dan teknik budidaya tanaman
• Lingkup
– Mempelajari teknologi budidaya tanaman, mulai dari
persiapan lahan, penanaman, sampai dengan pasca
panen

• TIK
– Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan budidaya
tanaman
– Mahasiswa dapat menjelaskan pengorganisasian
budidaya tanaman
– Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan sarana
produksi tanaman

4
PENGERTIAN TEKNIK BUDIDAYA
• Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan
tumbuh, sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman
pertanian sehingga dicapai hasil maksimum serta
berkelanjutan
• Modifikasi lingkungan didasarkan pada faktor yang
menjadi pembatas
– Keadaan pencahayaan kelembaban udara dan curah hujan
kelembaban tanah
– Kesuburan tanah: Fisik, Kimia, dan Biologi
– Keadaan suhu: Tanah dan Udara
5
RANTAI dan FAKTOR PRODUKSI
Tanah

Kesesuaian
Lahan

Penangkaran
Varietas
Unggul

Iklim

Benih
Unggul

Teknik
Budidaya

Panen dan
Pascapanen

Produk
Primer

Pupuk
dan Agrokimia
lainnya

6
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN
•
•
•
•
•
•
•
•

Persiapan lahan/media tanam
Persiapan bahan tanam
Penanaman
Pemupukan
Pengairan
Pemeliharaan
Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Panen dan pasca panen
7
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)
• Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan
lahan untuk menyiapkan penanaman
• Tujuan pengolahan tanah
–
–
–
–
–

Memperbaiki aerasi dan drainase
Mencampur bahan organik dengan tanah
Mengendalikan gulma
Mengurangi erosi tanah
Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman
– Mengendalikan serangan hama dan penyakit

8
Jenis pekerjaan
• Dipengaruhi oleh tipe tanah (tanah berat diolah lebih
dalam dibanding yang ringan, sistem double diging), dan
jenis tanaman yang akan diusahakan
– Tahapan pengolahan tanah
• Pengolahan tanah pertama (bajak)
• Pengolahan tanah kedua (garu)
• Pembuatan seedbeds
⇒ masing-masing pekerjaan dapat dilakukan sekali,

dua kali bahkan sampai ada yang tiga kali,
tergantung kondisi lahan

9
• Membajak (plowing) : prinsipnya membelah
tanah dan membaliknya, agar biji gulma dan
residu tanaman tertimbun; lapisan bawah
tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat
berbentuk singkal atau piring (disk plow)
• Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow),
(Pada mesin ada yang berbentuk piringan atau
disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah
bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan
permukaan tanah, membasmi gulma dan
memperbaiki granulasi tanah
• Pembuatan seedbeds bertujuan untuk
mempermudah penanaman dan merangsang
perkecambahan
10
• Contoh pengolahan tanah intensif :
–
–
–
–

Membajak ke-1
Menggaru ke-1
Membajak ke-2
Menggaru ke-2

• Contoh paling sedikit :
– Membajak ke-1
– Menggaru ke-1

• Akhir-akhir ini dianjurkan minimum tillage, agar erosi
terkendalikan. Sebagai gantinya, pengendalian gulma
dilakukan secara kimiawi dengan herbisida. Setelah
gulma mati, bekas lubang akar-akarnya dapat terisi
udara (aerasi). Jadi tanpa merusak (merubah) keadaan
tanah, dua tujuan tercapai sekaligus.

11
Jenis Pengolahan Tanah

12
PEMBENAH TANAH (AMELIORAN )
Pada tanah bermasalah (masam, alkalin, salin, tanah berat
(kandungan liat tinggi) atau tanah yang banyak berpasir) ⇒
sambil melakukan pengolahan tanah dilakukan tindakan
pembenahan tanah dengan :
– Kapur pertanian (kaptan)
– Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi)
– Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan
dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose atau non simbiose

13
PENYIAPAN BAHAN TANAM
• Pemilihan varietas → unggul
• Bibit unggul : mengacu pada varietas unggul dan benih
bermutu
• Pembibitan
– Seleksi benih
– Pesemaian
– Pembibitan

• Kebutuhan benih, dipengaruhi oleh
–
–
–
–

Populasi tanaman
Daya kecambah
Jumlah yang harus disulam
Ukuran benih (benih kecil jumlah per satuan bobot lebih banyak,
indeks biji ! )
– Tujuan penanaman (misal jagung untuk pakan ternak; atau untuk
jagung pipil; atau untuk jagung muda → populasi optimum
berbeda)
14
Bahan Tanaman

15
CONTOH VARIETAS UNGGUL BEBERAPA JENIS TANAMAN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Padi sawah
Padi gogo
Jagung
Kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Tomat
Cabe
Kubis
Tebu
Teh
Karet
Ubi jalar

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

IR 64, Ciherang, Way Apoburu
Jatiluhur, Gajah Mungkur, Singkarak
Bisma, Arjuna, CPI, Pioneer
Wilis, Galunggung, Slamet
Kidang, Gajah, Anoa, Panther
Merak, Betet, Walet
Intan, Precious, Ratna, Gondol Lembang
TIT Super
Rotan Osena, Bonet
PS 851, PS 862, PS 864
TRI 2025, Gmb 1 s.d. Gmb 11
PR 260, PB 261
Cangkuang, Cilembu, Shiroyutaka, Borobudur,
Prambanan, Salosa, Patiki, Sawentar

16
PENANAMAN
• Faktor penting yang harus diperhatikan
– Waktu tanam

– Pola tanam
– Jarak tanam
– Arah barisan/bedengan/guludan
– Sistem kontur/teras

17
Waktu Tanam
Ditentukan antara lain oleh
• Ketersediaan air
– penyebaran hujan
– sumber air)

• Potensi terjadinya serangan hama dan penyakit
– Misalnya penanaman palawija setelah padi banyak
gagal karena diserang tikus

• Permintaan pasar : untuk mengejar pasar kadang
dilakukan penanaman di luar musim (off season)

18
Contoh daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun (a)
dan pola musim kering nyata (b)
45

CH (cm)
HH

40
35
30
25
20
15
10
5
0
Jan

Feb Mar Apr Mei

Jun

Jul

Ags

Sep Okt Nov Des

a) penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun
30

CH (cm)
HH

25
20
15
10
5
0
Jan

Feb Mar Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Se p

Okt

Nov

Des

b) penanaman harus direncanakan dengan baik
19
Pola Tanam (1)
• Pola tanam adalah pengorganisasian pertanaman
pada satu bidang lahan dalam satu satuan waktu
• Tanaman semusim
– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Oldeman bisanya digunakan untuk menentukan pola
tanam tanaman semusim di Indonesia
– Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika jumlah
curah hujan > 200 mm/bulan, dan digolongkan bulan
kering jika < 100 mm/bulan
– Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir, tumpangsari,
tanaman sela
20
Pola tanam (2)
• Rotasi tanaman (crop rotation)
– Contoh : padi-jagung-kedelai

• Tumpanggilir (sequential planting)
– Contoh : walik jerami (kedelai ditanam sebelum padi panen)

• Tanaman campuran (mixed cropping)
– Tumpangsari (intercropping)

• Sesama tanaman semusim → jarak tanam teratur
– Budidaya lorong (alley cropping)

• Tahunan dengan semusim

21
Pola Tanam (3)
• Tanaman tahunan
– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Schmidt-Ferguson biasanya digunakan untuk menentukan
pola tanam tanaman tahunan di Indonesia
– Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan basah, jika
jumlah curah hujan lebih besar dari 100 mm/bulan, dan
digolongkan bulan kering jika kurang dari 60 mm/bulan
– Pengelompokkan menurut Schmidt-Ferguson : 0-1.5 BK
(tipe A), 1.5-3 BK (tipe B), 3-4.5 BK (tipe C), 4.5-6 BK (tipe
D), 6-7.5 BK (tipe E)

22
Jarak Tanam
•
•
•
•

Menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh
Mempermudah tindakan budidaya lainnya
Tingkat dan jenis teknologi yang digunakan
Ditentukan oleh :
–
–
–
–
–

Jenis tanaman
Kesuburan tanah
Kelembaban tanah
Tujuan pengusahaan
Teknologi yang digunakan (manual, mesin)

• Pengaturan jarak tanam
–
–
–
–

Baris tunggal (single row)
Baris rangkap (double row)
Bujur sangkar (on the square)
Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal
23
Segi empat

Jarak tanam ganda

Sama segala penjuru

Empat persegi

24
A

30 cm

75 cm
B

60 cm

30 cm

60 cm

Dua contoh pengaturan jarak tanam
A = baris tunggal, B = baris ganda
25
SINGLE RAW

DOUBLE RAW

LEGOWO 4

SORJAN

26
Perhitungan populasi
Rumus dasar
Populasi

luas lahan

= −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
luas areal yang ditempati satu individu

Segi empat

luas lahan

= −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
jarak dlm baris x jarak antar baris

Sama segala arah

luas lahan

= −−−−−−−−−−−
alas x tinggi

27
Single dan double row
Populasi =

10.000
= 80.000
0,25x0,50

10.000
Populasi = (
) x 2 = 125.000
0,25x0,70
28
Segiempat dan equidistance
10.000
Populasi =
= 100
10 x 10

10.000
Populasi =
= 116
10 x 8,66

29
Hasil umbi (MT/ha)

58

54

50

45

0

10

20

30

40

Jarak antar tanaman dalam baris (cm)

50

60

Hasil panen bit gula dengan meningkatkan jarak tanam dalam barisan dari 5
ke 15 cm kenaikan sangat mencolok; namun bila jarak naik di atas 20 cm,
hasil merosot

30
PEMUPUKAN
• Pupuk adalah semua bahan ditambahkan ke dalam tanah
atau ke tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara
tanaman
• Penggolongan pupuk
–
–
–
–
–
–
–

Asal : organik dan anorganik
Jenis unsur yang dikandung : pupuk N, pupuk P, pupuk K, dll
Jumlah jenis unsur yang dikandung : tunggal dan majemuk
Kandungan (analisis) : tinggi dan rendah
Bentuk : granuler (butiran), tablet, cair, gas
Sifat reaksi pupuk : asam, netral, basa, slow realease
Cara pemberian : soil application, foliar spray, fertigasi

31
PEMUPUKAN
• Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan
tanaman dan daya dukung lahan
• Penentuan dosis pupuk dilakukan dengan dasar
analisis tanah dan jaringan tanaman (biasanya
daun)
• Efisiensi pemupukan

– Efisiensi serapan : ratio antara unsur hara dari pupuk
yang diserap tanaman dengan pupuk yang diberikan
– Efisiensi : Ratio antara hasil tanaman dengan pupuk
yang diberikan (berapa besar peningkatan hasil tiap
penambahan satu satuan pupuk)

32
Memupuk

33
Perhitungan kebutuhan pupuk
100
Rumus = −−−−−−−−−−−−−−−−−− x Dosis rekomendasi
% kandungan hara pupuk
• Contoh perhitungan pupuk tunggal

– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N
• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O

– Kandungan unsur hara :
• Urea = 45%
• Sp-36 = 36 % P2O5
• KCl = 60 % K2O

– Kebutuhan pupuk

• Urea = 100/45 x 135 kg = 300 kg
• Sp-36 = 100/36 x 36 kg = 100 kg
• KCl = 100/60 x 60 kg = 100 kg
34
• Contoh perhitungan pupuk majemuk

– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N
• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O
• Pupuk tersedia : Pupuk Majemuk (15-15-15)
– Langkah perhitungan :
Karena kandungan unsur hara NPK dalam pupuk majemuk
sama (15-15-15), pilihlah dosis rekomendasi yang
terkecil untuk menghitung kebutuhan pupuk majemuk.
Dalam hal ini adalah dosis P2O5 yaitu 30 kg/ha
– Kebutuhan pupuk majemuk = 100/15 x 30 kg = 300
kg

35
• Langkah selanjutnya :

1.Hitung kandungan unsur lain (N dan K)
– Unsur N = 15/100 x 200 kg = 30 kg
– Unsur K2O = 15/100 x 200 = 30 kg
1.Hitung kekurangan unsur hara dari dosis
rekomendasi yang belum terpenuhi :
– Unsur N = 135 kg – 30 kg = 105 kg
– Unsur K2O = 60 kg – 30 kg = 30 kg
1.Hitung kekurangan pupuk dengan pupuk
tunggal :
– N = 100/45 x 105 kg = 233 kg Urea
– K2O = 100/60 x 30 kg = 50 kg KCl
36
Pemupukan yang tepat
• Jenis : disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan
kandungan unsur pupuk :
– N : Urea
– P : SP-36

• Dosis : jumlah yang dibutuhkan per satuan luas; untuk
satuan waktu tertentu :
– Seluruh hidupnya : untuk tanaman semusim
– Setahun atau satu semester untuk tanaman tahunan
– atau per jumlah media tertentu (satu drum, satu pot dan lain
sebagainya)

• Waktu pemberian : sekaligus atau terbagi/bertahap (split
application)
– Pupuk dasar
– Pupuk susulan (sesuai tahapan)

37
Pemupukan
• Cara pemberian
– Broad casting atau sebar dipermukaan tanah (bisa
manual dengan tangan, bisa dengan traktor)
– Band placement (alur)
– Side dressing (di samping tanaman)
– Top dressing (di tebar pada saat sudah ada tanaman);
sebagian pupuk dapat terkena pucuk tanaman

– Cara tugal :
• Untuk memisahkan jenis pupuk yang tidak boleh
dicampur
• Untuk mengefisienkan cara melingkar, bila tenaga
kerja kurang
38
CARA ALUR
(BAND PLACEMENT)

CARA MELINGKAR
(SIDE DRESSING)

ALUR
PUPUK

ALUR
PUPUK

TOP DRESSING

39
Profit

Profit

Populasi Rendah

Profit maksimum

gi
ng
Ti

Profit

Profit

i
las
pu
Po

Profit

Kenaikan Penjualan

Hubungan antara Pemupukan N dengan Populasi Tanaman

Biaya Pupuk
Kenaikan Dosis
N/ha

Profit maksimum bagi kedua populasi diperoleh pada dosis
pupuk N yang berbeda
40
PENGAIRAN
• Batasan : memberikan air (irigasi) dengan jumlah
yang cukup, mutu yang baik, dan membuang
kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat
• Tanggap tanaman terhadap kekeringan dan
kelebihan air berbeda, tergantung sifat
– Transpirasinya
– Ketahanan akar terhadap tekanan osmotik atau pf air

41
Pengelolaan Air
• Sumber air untuk irigasi
– Air permukaan
– Air tanah

• Golongan irigasi
– Irigasi teknis

• bangunan yang dibuat terencana dan permanen dan memiliki
banguan ukur (masuk dan keluar)

– Setengah teknis

• Saluran permanen tetapi tidak ada bangunan ukur

– Irigasi Pedesaan

• Saluran tidak permanen dan tidak ada bangunan ukur

– Rainfed atau tadah hujan tergantung air hujan, tidak ada
bangunan irigasi

• Bangunan Irigasi

– Waduk, bendung, embung, sumur artesis
– Saluran primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuangan
42
Cara pemberian air
• Suatu tindakan penambahan air untuk tanaman
– Irigasi permukaan (leb), lewat saluran irigasi di antara
barissan tanaman atau bedengan
– Irigasi tetes (drip irigation)
– Irigasi penyiraman
• Individu (gayung)
• Curah (sprinkler)

– Irigasi bawah permukaan (sub surface irigation)
– Irigasi yang diintegrasikan dengan pemupukan (fertigasi)

• Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah
dan fase pertumbuhan
43
• Organisasi pengelolaan air
– Dari bendung/waduk sampai saluran sekunder diatur
oleh Pemerintah (PU) termasuk pemeliharaan
– Dari saluran tersier sampai saluran petak lahan petani
diatur oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
– Golongan air irigasi dibagi berdasarkan jadual
masuknya air ke dalam suatu hamparan sawah
(Golongan I, II, III, dan IV). Masing-masing golongan
berjarak 2 minggu

44
Teknik pemberian air di lapangan
• Sprinkler

• Penggenangan

45
PEMELIHARAAN
• Pembumbunan
– Bertujuan untuk menutup akar, memperkuat batang,
dan menghindari genangan air

• Pemangkasan
– Dilakukan pada tanaman tahunan dengan tujuan
• untuk mengatur bentuk pohon
• Membuang cabang yang tidak berguna
• Merangsang pembungaan

– Jenis pemangkasan
• Pangkas bentuk
• Pangkas produksi
• Pangkas pemeliharaan
46
PROTEKSI TANAMAN
• Tindakan untuk melindungi tanaman dari gangguan
organisme lain (hama, patogen, gulma)
• Kerugian oleh opt :
–
–
–
–

Mempersulit tindakan pemeliharaan
Pengurangan jumlah
Mengurangi mutu hasil
Memperlambat saat panen

• Pendekatan dasar :

– membuat organisme pengganggu tidak berkembang atau
mencegah munculnya pengganggu agar selalu berada di
bawah ambang ekonomi

47
Metode Pengendalian
• Teknik budidaya
– Teknik budidaya yang baik : pengolahan tanah, pemupukan,
pengaturan jarak tanam

• Fisik
– Dengan api, rendam dengan air panas, naungan

• Mekanis
– Memotong, mencincang, gropyokan

• Biologi
– Menekan perkembangan biologinya dengan memutus daur hidup,
misal dengan melepas jantan mandul
– Menanam tanaman kompetitor (gamal lawan alang-alang)
– Untuk serangga menggunakan musuh alami

48
Metode Pengendalian
• Kimia
– Menggunakan senyawa pembasmi :
• Insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan
akarisida
• Menggunakan senyawa penarik (atractant)
• Menggunakan senyawa berbau hormon
• Menggunakan senyawa penolak (repellent)
• Biorasional : contoh daun mimpa, selasih

• Menanam varietas yang tahan (Pemuliaan)
– Dengan metode pemuliaan konvensional
• Contoh : VUTW, tahan bulai

– Rekayasa genetik
• Tanaman transgenik, contoh : Bt cotton, Bt corn
49
Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT)
• Pengendalian hama dengan menggunakan
beberapa metode yang kompatibel, sehingga
diperoleh hasil maksimum dan tetap pada
tingkat produktivitas tinggi serta tidak
mengganggu kelestarian lingkungan
• Penggunaan bahan kimia sesedikit mungkin
dan digunakan zat yang berspektrum sempit
dan selektif agar hanya organisme sasaran
yang mati
• Digunakan konsentrasi yang tepat, agar tidak
menimbulkan resistensi terhadap pestisida,
atau resurgensi
50
Perhitungan Penggunaan Pestisida
• Dosis : jumlah bahan yang digunakan untuk
satu satuan objek
– Contoh : kg/ha, liter/ha, gram/pohon

• Konsentrasi : perbandingan bahan aktif atau
bahan yang akan dilarutkan terhadap
pelarutnya.
– Contoh : cc/liter, g/liter, ppm (part per million)

51
Contoh perhitungan :
• Jika akan melakukan penyemprotan dengan
volume semprot 400 liter per ha dengan
konsentrasi 2 cc/liter, maka kebutuhan
pestisida :
– Pestisida = 400 x (2 cc/liter) = 800 cc

• Jika konsentrasi pestisida untuk
penyemprotan 1000 ppm maka dalam 1 liter
air harus ditambahkan = 1 cc
52
PANEN
Ruang Lingkup Kegiatan Panen
• Penentuan waktu panen
–
–
–
–

Umur
Ciri khusus, warna, kadar air
Tujuan pemanfaatan hasil (keadaan segar atau kering)
Taksasi produksi

• Panen harus dilakukan
–
–
–
–
–

Tidak merusak hasil dan tanaman yang ditinggalkan
Sesuai dengan peruntukan hasil
Dengan alat yang tepat
Saat yang tepat
Cara yang tepat

53
PASCA PANEN
• Pasca panen adalah seluruh kegiatan sejak saat panen
hingga hasil panen dapat dikonsumsi
• Penanganan pasca panen hasil pertanian dapat
digolongkan dalam
– penanganan pasca panen primer : seluruh kegiatan sejak saat
panen hingga bahan baku yang dapat disimpan atau untuk proses
selanjutnya dan selama penanganan hanya terjadi perubahan
fisik.
– pasca panen sekunder : penanganan hasil pertanian hingga dapat
dikonsumsi atau disimpan yang biasanya melibatkan perubahan
kimia bahan seperti dalam proses fermentasi dan vortifikasi.

54
Panen & Pasca Panen Buah

55
Panen & Pascapanen Tanaman Pangan

56
Tujuan Penanganan Pasca Panen
•
•
•
•
•

Menekan kehilangan hasil
Memperoleh hasil yang tinggi baik kuantitas
maupun kualitas
Menyiapkan hasil agar sesuai untuk operasional
mesin pengolahan
Mengatasi kesenjangan waktu dan jarak antara
konsumen dan produsen hasil pertanian
Limbah pengolahan hasil pertanian dapat
digunakan menjadi produk yang bernilai ekonomi

57
Ruang Lingkup Kegiatan Pasca Panen
•
•
•
•
•
•

Pembersihan, sortasi dan grading
Pengeringan
Penggilingan
Pengemasan
Penyimpanan
Baku mutu

58
• Pembersihan, Sortasi, dan Grading
– Pembersihan : memisahkan bahan hasil pertanian
dari benda asing atau benda sejenis.
– Sortasi dan grading : memilah bahan sejenis
berdasarkan kriteria fisik (bentuk, ukuran, berat
jenis, warna), kimia (kandungan nutrisi) dan
biologi (cendawan dan bakteri) serta kriteria mutu
tertentu yang dipersyaratkan dalam perdagangan.

• Pengeringan :
– menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
hasil pertanian aman untuk disimpan.

• Penggilingan :
– mengurangi ukuran bahan untuk kepentingan
proses lebih lanjut atau mengurangi volume bahan
untuk kepentingan pengangkutan.
59
• Pengemasan :
– mewadahi dan mengemas bahan sehingga aman
dari gangguan lingkungan serta nyaman dalam
transportasi dan transaksi.

• Penyimpanan :
– bentuk penundaan proses penanganan hasil
pertanian tetapi bahan tidak mengalami
penurunan kuantitas dan kualitas untuk proses
dan penggunaan lebih lanjut.

• Baku mutu :
– standar-standar mutu hasil pertanian yang
ditetapkan oleh suatu badan pemerintah atau
lembaga perdagangan tertentu untuk menjaga
kesepahaman nilai bahan.
60

Contenu connexe

Tendances

Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniJoel mabes
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Astrijyt
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia AnjaniNovia Anjani
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.pptWidyaHunta
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Novia Tri Handayani S
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surutsobarputra
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Sri Wahyuni
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 

Tendances (20)

Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjani
 
pupuk BOKASHI
pupuk BOKASHIpupuk BOKASHI
pupuk BOKASHI
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
335170962-Pemupukan-Berimbang-5-3-2.ppt
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 

Similaire à Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman

Agrostologi penanaman
Agrostologi penanamanAgrostologi penanaman
Agrostologi penanamanHasan Addiny
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxNanaMardiana28
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxpurnamawirawan92
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBenyWahyudi2
 
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.pptPemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.pptPipitAndini1
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorTita16039
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiMonaswasti May
 
budidaya alpukat edited.pptx.pdf
budidaya alpukat edited.pptx.pdfbudidaya alpukat edited.pptx.pdf
budidaya alpukat edited.pptx.pdfdaniel muttaqin
 
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoDasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoAndrew Hutabarat
 
Pengaruh iklim terhadap pola tanam
Pengaruh iklim terhadap pola tanamPengaruh iklim terhadap pola tanam
Pengaruh iklim terhadap pola tanamFindra Wahyudi
 
pembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.pptpembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.pptbelaputra1
 
Modul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganModul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganyudhi mahmud
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxRizkyNazty
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumRizky Nurcahyati
 
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptxIlhamAj
 
tanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdftanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdfKaniaAprianti1
 

Similaire à Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman (20)

Agrostologi penanaman
Agrostologi penanamanAgrostologi penanaman
Agrostologi penanaman
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptx
 
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.pptPemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
 
budidaya alpukat edited.pptx.pdf
budidaya alpukat edited.pptx.pdfbudidaya alpukat edited.pptx.pdf
budidaya alpukat edited.pptx.pdf
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoDasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
 
Pengaruh iklim terhadap pola tanam
Pengaruh iklim terhadap pola tanamPengaruh iklim terhadap pola tanam
Pengaruh iklim terhadap pola tanam
 
pembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.pptpembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.ppt
 
Modul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganModul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan pangan
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
 
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx
9_Perencanaan_dan_Pembangunan_Kebun_Kela.pptx
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
tanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdftanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdf
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 

Plus de Andary Aindåapryl

Plus de Andary Aindåapryl (9)

1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan b1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan b
 
3. analisis biaya dan pendapatan
3. analisis biaya dan pendapatan3. analisis biaya dan pendapatan
3. analisis biaya dan pendapatan
 
2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
Tanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diplomaTanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diploma
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Pert ke.5-tenaga-kerja-to-agrotek
Pert ke.5-tenaga-kerja-to-agrotekPert ke.5-tenaga-kerja-to-agrotek
Pert ke.5-tenaga-kerja-to-agrotek
 
Budidaya sayuran buah
Budidaya sayuran buahBudidaya sayuran buah
Budidaya sayuran buah
 
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustanMk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
 

Dernier

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Dernier (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman

  • 1. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN 3(1-2) TIU: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan mulai dari penyediaan benih/bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai dengan panen dan penanganan pasca panen primer serta mengetahui faktor-faktor yang diperhitungkan dalam analisis usaha budidaya tanaman
  • 3. Pertemuan ke-1 1 x 50 menit PRINSIP DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan teknik budidaya tanaman
  • 4. • Lingkup – Mempelajari teknologi budidaya tanaman, mulai dari persiapan lahan, penanaman, sampai dengan pasca panen • TIK – Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan budidaya tanaman – Mahasiswa dapat menjelaskan pengorganisasian budidaya tanaman – Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan sarana produksi tanaman 4
  • 5. PENGERTIAN TEKNIK BUDIDAYA • Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan tumbuh, sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian sehingga dicapai hasil maksimum serta berkelanjutan • Modifikasi lingkungan didasarkan pada faktor yang menjadi pembatas – Keadaan pencahayaan kelembaban udara dan curah hujan kelembaban tanah – Kesuburan tanah: Fisik, Kimia, dan Biologi – Keadaan suhu: Tanah dan Udara 5
  • 6. RANTAI dan FAKTOR PRODUKSI Tanah Kesesuaian Lahan Penangkaran Varietas Unggul Iklim Benih Unggul Teknik Budidaya Panen dan Pascapanen Produk Primer Pupuk dan Agrokimia lainnya 6
  • 7. TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN • • • • • • • • Persiapan lahan/media tanam Persiapan bahan tanam Penanaman Pemupukan Pengairan Pemeliharaan Pengendalian organisme pengganggu tanaman Panen dan pasca panen 7
  • 8. PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE) • Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan lahan untuk menyiapkan penanaman • Tujuan pengolahan tanah – – – – – Memperbaiki aerasi dan drainase Mencampur bahan organik dengan tanah Mengendalikan gulma Mengurangi erosi tanah Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman – Mengendalikan serangan hama dan penyakit 8
  • 9. Jenis pekerjaan • Dipengaruhi oleh tipe tanah (tanah berat diolah lebih dalam dibanding yang ringan, sistem double diging), dan jenis tanaman yang akan diusahakan – Tahapan pengolahan tanah • Pengolahan tanah pertama (bajak) • Pengolahan tanah kedua (garu) • Pembuatan seedbeds ⇒ masing-masing pekerjaan dapat dilakukan sekali, dua kali bahkan sampai ada yang tiga kali, tergantung kondisi lahan 9
  • 10. • Membajak (plowing) : prinsipnya membelah tanah dan membaliknya, agar biji gulma dan residu tanaman tertimbun; lapisan bawah tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat berbentuk singkal atau piring (disk plow) • Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow), (Pada mesin ada yang berbentuk piringan atau disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan permukaan tanah, membasmi gulma dan memperbaiki granulasi tanah • Pembuatan seedbeds bertujuan untuk mempermudah penanaman dan merangsang perkecambahan 10
  • 11. • Contoh pengolahan tanah intensif : – – – – Membajak ke-1 Menggaru ke-1 Membajak ke-2 Menggaru ke-2 • Contoh paling sedikit : – Membajak ke-1 – Menggaru ke-1 • Akhir-akhir ini dianjurkan minimum tillage, agar erosi terkendalikan. Sebagai gantinya, pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dengan herbisida. Setelah gulma mati, bekas lubang akar-akarnya dapat terisi udara (aerasi). Jadi tanpa merusak (merubah) keadaan tanah, dua tujuan tercapai sekaligus. 11
  • 13. PEMBENAH TANAH (AMELIORAN ) Pada tanah bermasalah (masam, alkalin, salin, tanah berat (kandungan liat tinggi) atau tanah yang banyak berpasir) ⇒ sambil melakukan pengolahan tanah dilakukan tindakan pembenahan tanah dengan : – Kapur pertanian (kaptan) – Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi) – Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose atau non simbiose 13
  • 14. PENYIAPAN BAHAN TANAM • Pemilihan varietas → unggul • Bibit unggul : mengacu pada varietas unggul dan benih bermutu • Pembibitan – Seleksi benih – Pesemaian – Pembibitan • Kebutuhan benih, dipengaruhi oleh – – – – Populasi tanaman Daya kecambah Jumlah yang harus disulam Ukuran benih (benih kecil jumlah per satuan bobot lebih banyak, indeks biji ! ) – Tujuan penanaman (misal jagung untuk pakan ternak; atau untuk jagung pipil; atau untuk jagung muda → populasi optimum berbeda) 14
  • 16. CONTOH VARIETAS UNGGUL BEBERAPA JENIS TANAMAN • • • • • • • • • • • • • Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Tomat Cabe Kubis Tebu Teh Karet Ubi jalar : : : : : : : : : : : : : IR 64, Ciherang, Way Apoburu Jatiluhur, Gajah Mungkur, Singkarak Bisma, Arjuna, CPI, Pioneer Wilis, Galunggung, Slamet Kidang, Gajah, Anoa, Panther Merak, Betet, Walet Intan, Precious, Ratna, Gondol Lembang TIT Super Rotan Osena, Bonet PS 851, PS 862, PS 864 TRI 2025, Gmb 1 s.d. Gmb 11 PR 260, PB 261 Cangkuang, Cilembu, Shiroyutaka, Borobudur, Prambanan, Salosa, Patiki, Sawentar 16
  • 17. PENANAMAN • Faktor penting yang harus diperhatikan – Waktu tanam – Pola tanam – Jarak tanam – Arah barisan/bedengan/guludan – Sistem kontur/teras 17
  • 18. Waktu Tanam Ditentukan antara lain oleh • Ketersediaan air – penyebaran hujan – sumber air) • Potensi terjadinya serangan hama dan penyakit – Misalnya penanaman palawija setelah padi banyak gagal karena diserang tikus • Permintaan pasar : untuk mengejar pasar kadang dilakukan penanaman di luar musim (off season) 18
  • 19. Contoh daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun (a) dan pola musim kering nyata (b) 45 CH (cm) HH 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des a) penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun 30 CH (cm) HH 25 20 15 10 5 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Se p Okt Nov Des b) penanaman harus direncanakan dengan baik 19
  • 20. Pola Tanam (1) • Pola tanam adalah pengorganisasian pertanaman pada satu bidang lahan dalam satu satuan waktu • Tanaman semusim – Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut Oldeman bisanya digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman semusim di Indonesia – Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan > 200 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika < 100 mm/bulan – Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir, tumpangsari, tanaman sela 20
  • 21. Pola tanam (2) • Rotasi tanaman (crop rotation) – Contoh : padi-jagung-kedelai • Tumpanggilir (sequential planting) – Contoh : walik jerami (kedelai ditanam sebelum padi panen) • Tanaman campuran (mixed cropping) – Tumpangsari (intercropping) • Sesama tanaman semusim → jarak tanam teratur – Budidaya lorong (alley cropping) • Tahunan dengan semusim 21
  • 22. Pola Tanam (3) • Tanaman tahunan – Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut Schmidt-Ferguson biasanya digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman tahunan di Indonesia – Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan lebih besar dari 100 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika kurang dari 60 mm/bulan – Pengelompokkan menurut Schmidt-Ferguson : 0-1.5 BK (tipe A), 1.5-3 BK (tipe B), 3-4.5 BK (tipe C), 4.5-6 BK (tipe D), 6-7.5 BK (tipe E) 22
  • 23. Jarak Tanam • • • • Menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh Mempermudah tindakan budidaya lainnya Tingkat dan jenis teknologi yang digunakan Ditentukan oleh : – – – – – Jenis tanaman Kesuburan tanah Kelembaban tanah Tujuan pengusahaan Teknologi yang digunakan (manual, mesin) • Pengaturan jarak tanam – – – – Baris tunggal (single row) Baris rangkap (double row) Bujur sangkar (on the square) Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal 23
  • 24. Segi empat Jarak tanam ganda Sama segala penjuru Empat persegi 24
  • 25. A 30 cm 75 cm B 60 cm 30 cm 60 cm Dua contoh pengaturan jarak tanam A = baris tunggal, B = baris ganda 25
  • 27. Perhitungan populasi Rumus dasar Populasi luas lahan = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− luas areal yang ditempati satu individu Segi empat luas lahan = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− jarak dlm baris x jarak antar baris Sama segala arah luas lahan = −−−−−−−−−−− alas x tinggi 27
  • 28. Single dan double row Populasi = 10.000 = 80.000 0,25x0,50 10.000 Populasi = ( ) x 2 = 125.000 0,25x0,70 28
  • 29. Segiempat dan equidistance 10.000 Populasi = = 100 10 x 10 10.000 Populasi = = 116 10 x 8,66 29
  • 30. Hasil umbi (MT/ha) 58 54 50 45 0 10 20 30 40 Jarak antar tanaman dalam baris (cm) 50 60 Hasil panen bit gula dengan meningkatkan jarak tanam dalam barisan dari 5 ke 15 cm kenaikan sangat mencolok; namun bila jarak naik di atas 20 cm, hasil merosot 30
  • 31. PEMUPUKAN • Pupuk adalah semua bahan ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman • Penggolongan pupuk – – – – – – – Asal : organik dan anorganik Jenis unsur yang dikandung : pupuk N, pupuk P, pupuk K, dll Jumlah jenis unsur yang dikandung : tunggal dan majemuk Kandungan (analisis) : tinggi dan rendah Bentuk : granuler (butiran), tablet, cair, gas Sifat reaksi pupuk : asam, netral, basa, slow realease Cara pemberian : soil application, foliar spray, fertigasi 31
  • 32. PEMUPUKAN • Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan daya dukung lahan • Penentuan dosis pupuk dilakukan dengan dasar analisis tanah dan jaringan tanaman (biasanya daun) • Efisiensi pemupukan – Efisiensi serapan : ratio antara unsur hara dari pupuk yang diserap tanaman dengan pupuk yang diberikan – Efisiensi : Ratio antara hasil tanaman dengan pupuk yang diberikan (berapa besar peningkatan hasil tiap penambahan satu satuan pupuk) 32
  • 34. Perhitungan kebutuhan pupuk 100 Rumus = −−−−−−−−−−−−−−−−−− x Dosis rekomendasi % kandungan hara pupuk • Contoh perhitungan pupuk tunggal – Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha : • 135 kg N • 36 kg P2O5 • 60 kg K2O – Kandungan unsur hara : • Urea = 45% • Sp-36 = 36 % P2O5 • KCl = 60 % K2O – Kebutuhan pupuk • Urea = 100/45 x 135 kg = 300 kg • Sp-36 = 100/36 x 36 kg = 100 kg • KCl = 100/60 x 60 kg = 100 kg 34
  • 35. • Contoh perhitungan pupuk majemuk – Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha : • 135 kg N • 36 kg P2O5 • 60 kg K2O • Pupuk tersedia : Pupuk Majemuk (15-15-15) – Langkah perhitungan : Karena kandungan unsur hara NPK dalam pupuk majemuk sama (15-15-15), pilihlah dosis rekomendasi yang terkecil untuk menghitung kebutuhan pupuk majemuk. Dalam hal ini adalah dosis P2O5 yaitu 30 kg/ha – Kebutuhan pupuk majemuk = 100/15 x 30 kg = 300 kg 35
  • 36. • Langkah selanjutnya : 1.Hitung kandungan unsur lain (N dan K) – Unsur N = 15/100 x 200 kg = 30 kg – Unsur K2O = 15/100 x 200 = 30 kg 1.Hitung kekurangan unsur hara dari dosis rekomendasi yang belum terpenuhi : – Unsur N = 135 kg – 30 kg = 105 kg – Unsur K2O = 60 kg – 30 kg = 30 kg 1.Hitung kekurangan pupuk dengan pupuk tunggal : – N = 100/45 x 105 kg = 233 kg Urea – K2O = 100/60 x 30 kg = 50 kg KCl 36
  • 37. Pemupukan yang tepat • Jenis : disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan kandungan unsur pupuk : – N : Urea – P : SP-36 • Dosis : jumlah yang dibutuhkan per satuan luas; untuk satuan waktu tertentu : – Seluruh hidupnya : untuk tanaman semusim – Setahun atau satu semester untuk tanaman tahunan – atau per jumlah media tertentu (satu drum, satu pot dan lain sebagainya) • Waktu pemberian : sekaligus atau terbagi/bertahap (split application) – Pupuk dasar – Pupuk susulan (sesuai tahapan) 37
  • 38. Pemupukan • Cara pemberian – Broad casting atau sebar dipermukaan tanah (bisa manual dengan tangan, bisa dengan traktor) – Band placement (alur) – Side dressing (di samping tanaman) – Top dressing (di tebar pada saat sudah ada tanaman); sebagian pupuk dapat terkena pucuk tanaman – Cara tugal : • Untuk memisahkan jenis pupuk yang tidak boleh dicampur • Untuk mengefisienkan cara melingkar, bila tenaga kerja kurang 38
  • 39. CARA ALUR (BAND PLACEMENT) CARA MELINGKAR (SIDE DRESSING) ALUR PUPUK ALUR PUPUK TOP DRESSING 39
  • 40. Profit Profit Populasi Rendah Profit maksimum gi ng Ti Profit Profit i las pu Po Profit Kenaikan Penjualan Hubungan antara Pemupukan N dengan Populasi Tanaman Biaya Pupuk Kenaikan Dosis N/ha Profit maksimum bagi kedua populasi diperoleh pada dosis pupuk N yang berbeda 40
  • 41. PENGAIRAN • Batasan : memberikan air (irigasi) dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik, dan membuang kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat • Tanggap tanaman terhadap kekeringan dan kelebihan air berbeda, tergantung sifat – Transpirasinya – Ketahanan akar terhadap tekanan osmotik atau pf air 41
  • 42. Pengelolaan Air • Sumber air untuk irigasi – Air permukaan – Air tanah • Golongan irigasi – Irigasi teknis • bangunan yang dibuat terencana dan permanen dan memiliki banguan ukur (masuk dan keluar) – Setengah teknis • Saluran permanen tetapi tidak ada bangunan ukur – Irigasi Pedesaan • Saluran tidak permanen dan tidak ada bangunan ukur – Rainfed atau tadah hujan tergantung air hujan, tidak ada bangunan irigasi • Bangunan Irigasi – Waduk, bendung, embung, sumur artesis – Saluran primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuangan 42
  • 43. Cara pemberian air • Suatu tindakan penambahan air untuk tanaman – Irigasi permukaan (leb), lewat saluran irigasi di antara barissan tanaman atau bedengan – Irigasi tetes (drip irigation) – Irigasi penyiraman • Individu (gayung) • Curah (sprinkler) – Irigasi bawah permukaan (sub surface irigation) – Irigasi yang diintegrasikan dengan pemupukan (fertigasi) • Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah dan fase pertumbuhan 43
  • 44. • Organisasi pengelolaan air – Dari bendung/waduk sampai saluran sekunder diatur oleh Pemerintah (PU) termasuk pemeliharaan – Dari saluran tersier sampai saluran petak lahan petani diatur oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) – Golongan air irigasi dibagi berdasarkan jadual masuknya air ke dalam suatu hamparan sawah (Golongan I, II, III, dan IV). Masing-masing golongan berjarak 2 minggu 44
  • 45. Teknik pemberian air di lapangan • Sprinkler • Penggenangan 45
  • 46. PEMELIHARAAN • Pembumbunan – Bertujuan untuk menutup akar, memperkuat batang, dan menghindari genangan air • Pemangkasan – Dilakukan pada tanaman tahunan dengan tujuan • untuk mengatur bentuk pohon • Membuang cabang yang tidak berguna • Merangsang pembungaan – Jenis pemangkasan • Pangkas bentuk • Pangkas produksi • Pangkas pemeliharaan 46
  • 47. PROTEKSI TANAMAN • Tindakan untuk melindungi tanaman dari gangguan organisme lain (hama, patogen, gulma) • Kerugian oleh opt : – – – – Mempersulit tindakan pemeliharaan Pengurangan jumlah Mengurangi mutu hasil Memperlambat saat panen • Pendekatan dasar : – membuat organisme pengganggu tidak berkembang atau mencegah munculnya pengganggu agar selalu berada di bawah ambang ekonomi 47
  • 48. Metode Pengendalian • Teknik budidaya – Teknik budidaya yang baik : pengolahan tanah, pemupukan, pengaturan jarak tanam • Fisik – Dengan api, rendam dengan air panas, naungan • Mekanis – Memotong, mencincang, gropyokan • Biologi – Menekan perkembangan biologinya dengan memutus daur hidup, misal dengan melepas jantan mandul – Menanam tanaman kompetitor (gamal lawan alang-alang) – Untuk serangga menggunakan musuh alami 48
  • 49. Metode Pengendalian • Kimia – Menggunakan senyawa pembasmi : • Insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan akarisida • Menggunakan senyawa penarik (atractant) • Menggunakan senyawa berbau hormon • Menggunakan senyawa penolak (repellent) • Biorasional : contoh daun mimpa, selasih • Menanam varietas yang tahan (Pemuliaan) – Dengan metode pemuliaan konvensional • Contoh : VUTW, tahan bulai – Rekayasa genetik • Tanaman transgenik, contoh : Bt cotton, Bt corn 49
  • 50. Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT) • Pengendalian hama dengan menggunakan beberapa metode yang kompatibel, sehingga diperoleh hasil maksimum dan tetap pada tingkat produktivitas tinggi serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan • Penggunaan bahan kimia sesedikit mungkin dan digunakan zat yang berspektrum sempit dan selektif agar hanya organisme sasaran yang mati • Digunakan konsentrasi yang tepat, agar tidak menimbulkan resistensi terhadap pestisida, atau resurgensi 50
  • 51. Perhitungan Penggunaan Pestisida • Dosis : jumlah bahan yang digunakan untuk satu satuan objek – Contoh : kg/ha, liter/ha, gram/pohon • Konsentrasi : perbandingan bahan aktif atau bahan yang akan dilarutkan terhadap pelarutnya. – Contoh : cc/liter, g/liter, ppm (part per million) 51
  • 52. Contoh perhitungan : • Jika akan melakukan penyemprotan dengan volume semprot 400 liter per ha dengan konsentrasi 2 cc/liter, maka kebutuhan pestisida : – Pestisida = 400 x (2 cc/liter) = 800 cc • Jika konsentrasi pestisida untuk penyemprotan 1000 ppm maka dalam 1 liter air harus ditambahkan = 1 cc 52
  • 53. PANEN Ruang Lingkup Kegiatan Panen • Penentuan waktu panen – – – – Umur Ciri khusus, warna, kadar air Tujuan pemanfaatan hasil (keadaan segar atau kering) Taksasi produksi • Panen harus dilakukan – – – – – Tidak merusak hasil dan tanaman yang ditinggalkan Sesuai dengan peruntukan hasil Dengan alat yang tepat Saat yang tepat Cara yang tepat 53
  • 54. PASCA PANEN • Pasca panen adalah seluruh kegiatan sejak saat panen hingga hasil panen dapat dikonsumsi • Penanganan pasca panen hasil pertanian dapat digolongkan dalam – penanganan pasca panen primer : seluruh kegiatan sejak saat panen hingga bahan baku yang dapat disimpan atau untuk proses selanjutnya dan selama penanganan hanya terjadi perubahan fisik. – pasca panen sekunder : penanganan hasil pertanian hingga dapat dikonsumsi atau disimpan yang biasanya melibatkan perubahan kimia bahan seperti dalam proses fermentasi dan vortifikasi. 54
  • 55. Panen & Pasca Panen Buah 55
  • 56. Panen & Pascapanen Tanaman Pangan 56
  • 57. Tujuan Penanganan Pasca Panen • • • • • Menekan kehilangan hasil Memperoleh hasil yang tinggi baik kuantitas maupun kualitas Menyiapkan hasil agar sesuai untuk operasional mesin pengolahan Mengatasi kesenjangan waktu dan jarak antara konsumen dan produsen hasil pertanian Limbah pengolahan hasil pertanian dapat digunakan menjadi produk yang bernilai ekonomi 57
  • 58. Ruang Lingkup Kegiatan Pasca Panen • • • • • • Pembersihan, sortasi dan grading Pengeringan Penggilingan Pengemasan Penyimpanan Baku mutu 58
  • 59. • Pembersihan, Sortasi, dan Grading – Pembersihan : memisahkan bahan hasil pertanian dari benda asing atau benda sejenis. – Sortasi dan grading : memilah bahan sejenis berdasarkan kriteria fisik (bentuk, ukuran, berat jenis, warna), kimia (kandungan nutrisi) dan biologi (cendawan dan bakteri) serta kriteria mutu tertentu yang dipersyaratkan dalam perdagangan. • Pengeringan : – menurunkan kadar air bahan sehingga bahan hasil pertanian aman untuk disimpan. • Penggilingan : – mengurangi ukuran bahan untuk kepentingan proses lebih lanjut atau mengurangi volume bahan untuk kepentingan pengangkutan. 59
  • 60. • Pengemasan : – mewadahi dan mengemas bahan sehingga aman dari gangguan lingkungan serta nyaman dalam transportasi dan transaksi. • Penyimpanan : – bentuk penundaan proses penanganan hasil pertanian tetapi bahan tidak mengalami penurunan kuantitas dan kualitas untuk proses dan penggunaan lebih lanjut. • Baku mutu : – standar-standar mutu hasil pertanian yang ditetapkan oleh suatu badan pemerintah atau lembaga perdagangan tertentu untuk menjaga kesepahaman nilai bahan. 60