SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
Télécharger pour lire hors ligne
MENCERMATI PENJAJAKAN
KERJASAMA EKONOMI
   PERDAGANGAN
 KAWASAN ASIA TIMUR




     Oleh : Bermand Hutagalung




Lembaga Studi Fenomena Globalisasi
2




                                  Bab. 1
                               Pendahuluan


      Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur terus menyedot perhatian
dunia. Negara anggota senior ASEAN umumnya sudah menunjukkan tanda-
tanda ke arah pemulihan ekonomi, dari dampak krisis moneter yang melanda
Asia pada 1998. Selain itu, kebangkitan kembali empat Macan Asia diperkirakan
akan menandai kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur yang pada 1990an
kepesatan kemajuan ekonominya sangat memukau dunia. Terlebih lagi di Asia
Timur kini sudah terdapat dua motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi
kawasan yang sedang terus bertumbuh dinamis ini, yakni China dan Jepang.
Indonesia tentunya harus dapat memanfaatkan peluang dari pertumbuhan
ekonomi di Asia Timur ini secara optimal.


      Kalangan pengamat ekonomi bisnis internasional berpendapat abad 21
adalah abad Asia. Pusat pertumbuhannya berada di Asia Timur. Berbicara
tentang kemajuan ekonomi Asia berarti berbicara tentang Asia Timur, yang tak
lain adalah ASEAN Plus Tiga (Plus Korea, Jepang dan China). Selain itu Asia
Timur juga masih menyimpan dua potensi ekonomi yang terus bertumbuh
dinamis yakni Hngkong dan Taiwan.           Maka, tak heran jika para petinggi
negara-negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan kerjasama ekonomi
regional yang lebih luas di kawasan Asia Timur , dalam konteks ASEAN Plus
Tiga ini. Tampaknya memang ada harapan dibalik kecemerlangan pertumbuhan
ekonomi Asia Timur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan lebih jauh
pertumbuhan    ekonomi    negara   ASEAN,      lewat   pembentukan   kerjasama
perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan ke tiga negara di
kawasan Asia Timur tersebut.
3



      Asia Timur di millennium baru ini senyatanya memang telah menjadi
pusat perhatian dunia, karena telah menjadi kawasan yang paling pesat
pertumbuhan ekonominya dalam masa peralihan abad baru ini. Pertumbuhan
ekonominya terhitung sejak 1998 hingga 2004 menurut perkiraan berbagai
lembaga ekonomi dunia mencapai 5 % per tahun. Jauh diatas negara maju
seperti Amerika Serikat, yang dalam periode yang sama rata-rata hanya
bertumbuh 3,3 %, Jepang rata-rata 1 % dan negara-negara Eropa sekitar 2,1 %.


      Dua negara Asia Timur yang sedang naik daun, China dan Vietnam
berhasil tampil menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Asia dan menjadi
sorotan para analis di manca negara karena paling berhasil menyedot masuknya
investasi asing. Pertumbuhan perdagangan dan jumlah cadangan devisa negar-
negara dagang utama Asia Timur pun sudah meningkat demikian besarnya. Kita
tidak boleh kehilangan peluang dan momentum yang baik ini, dengan
memanfaatkan secara optimal segi positif dari pertumbuhan             ekonomi
perdagangan Asia Timur yang sangat sepektakuler ini.


      Mari kita simak data dan informasi lainnya. Hasil survey yang dilakukan
oleh Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (UN-ESCAP) di 20 negara
Asia yang diobservasi mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Asia tahun 2003
mampu mencapai 6 %. Capaian angka pertumbuhan ini, jauh diatas negara maju
seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Untuk tahun 2004
pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan sedikit meningkat menjadi 6,2 %.
Khusus untuk ASEAN, pertemuan tahunan para Menteri Keuangan ASEAN
menegaskan pertumbuhan ekonomi ASEAN pada 2004 mencapai 5,9 % atau naik
0,9 % dibanding capaian tahun 2003 yang pertumbuhannya tercatat sebesar 5 %.
Ini berarti pertumbuhan ekonomi ASEAN tidak jauh berbeda dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur yang terus berkembang dinamis.
4



Pertumbuhan Perdagangan


      Di millenium baru ini, belahan bumi Asia Timur telah bertumbuh luar
biasa dari segi ekonominya. China ternyata merupakan motor terbesar dalam
pertumbuhan ekonomi di kawasan ini yang didorong oleh kemampuan
perdagangan internasionalnya. Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia
(World Trade Organization/WTO), Supachai Panitchpakdi dalam laporan WTO
yang berjudul “World trade 2003, Prospect for 2004: Stronger Than Expected
Growth Spurs Modest Trade Recovery”         menyatakan,     pertumbuhan pesat
perdagangan dunia masih akan terjadi di Asia dengan China sebagai motor
utamanya.    Kawasan dunia lainnya yang diperkirakan dapat menyaingi
pertumbuhan Asia adalah negara-negara yang perekonomiannya masih
termasuk dalam masa transisi seperti negara-negara di kawasan Eropa Timur
dan ini akan semakin jelas sosoknya dengan masuknya sejumlah negara Eropa
Timur ke dalam keanggotaan Uni Eropa.         Namun besarnya perkembangan
perdagangan di kawasan itu tetap saja dinilai masih kalah jauh jika dibanding
dengan pertumbuhan Asia yang memang sangat spektakuler.
      Pertumbuhan perdagangan dunia pada 2003, dibanding dengan tahun
sebelumnya, menurut penilaian WTO, meningkat menjadi 16 %, dengan total
nilai perdagangan (ekspor-impor) mencapai 14,8 triliun dolar AS. Prestasi ini
cukup mencengangkan, berhubung pada tahun 2003 terjadi invasi AS dan
sekutunya ke Irak. Invasi besar-besaran yang berhasil menggulingkan rezim
Sadam Husein dari tampuk kekuasaannya itu sempat dikhawatirkan bakal
berdampak buruk pada kestabilan perekonomian global. Namun perekonomian
dunia ternyata dapat terus berkembang dengan dinamis, kendati invasi ke Irak,
yang mendapat tentangan keras dari berbagai negara termasuk sekutu AS di
Eropa seperti Jerman dan Perancis, sehingga AS hanya bergandengan tangan
dengan Inggris, Spanyol dan beberapa negara kecil lainnya, jadi juga dilakukan.
5



      Selain itu, juga terjadi serangan wabah penyakit sindroma pernafasan
akut (SARS) yang melanda China, Vietnam, Singapura dan sejumlah negara
lainnya. Walaupun SARS empat mengguncang negara-negara Asia ini sehingga
mengganggu kinerja perdagangan dan pariwisata negara tersebut, namun
dampaknya berjalan tidak terlampau lama, karena eskpansi SARS dapat segera
tertanggulangi. Disamping itu, sempat pula terjadi serangan wabah penyakit
sapi gila (mad cow) dan flu burung. Namun wabah inipun dapat segera
terdeteksi dan tertanggulangi. Dengan berlalunya ancaman wabah yang cukup
menakutkan itu, maka pada akhir 2003 terjadi geliat perekonomian dunia yang
cukup mengesankan.     Untuk tahun 2004 WTO memperkirakan prospeknya
masih sangat baik, apalagi hambatan perdagangan internasional banyak yang
sudah tereliminasi.


      Asia merupakan belahan bumi yang paling bertumbuh dinamis dimana
perdagangannya bertumbuh 19 % pada 2003, lebih tinggi dari pertumbuhan
perdagangan dunia yang mencapai 16 %. Khusus untuk China, WTO menilai
negeri Tirai Bambu itu sebagai negara Asia yang paling mengesankan
pertumbuhannya. Dibanding dengan setahun sebelumnya, pada 2003 nilai
impor China bertumbuh 40 %, sementara ekspornya bertumbuh sebesar 35 %.
Angka pertumbuhan ekspor dan impor sebesar itu baru pertama kalinya terjadi
dalam sejarah perdagangan dunia. Prestasi yang dialami China menurut laporan
WTO tersebut merupakan perkembangan yang paling mencolok dalam
perdagangan dunia tahun 2003.


      China berhasil melakukan lompat “katak” (frog leap) sebanyak tiga kali
lipat. Peringkatnya sekarang berada di posisi ketiga diantara jajaran importir
terbesar dunia. Dalam hal ekspor prestasinya juga luar biasa. China berada di
peringkat ke empat dibawah Jerman, AS dan Jepang. Selain itu, China ternyata
6


bukan hanya menonjol dalam perdagangan barang melainkan juga mulai tampil
ke depan dalam bidang ekspor jasa. Pada 2003 China telah tercatat sebagai
eksportir terbesar diantara negara-negara berkembang dalam hal ekspor jasa-jasa
komersial.


Potensi Cadangan Devisa


      Aktratifnya potensi ekonomi Asia juga dapat dilihat dari semakin
besarnya potensi cadangan devisa negara dagang Asia yang perannya tergolong
menonjol, termasuk negara-negara anggota ASEAN. Akumulasi cadangan
devisa ke tiga belas negara dagang dari Asia ini (terdiri dari Jepang, China,
Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, India, Singapura, Malaysia, Thailand,
Indonesia, Filipina, Pakistan, dan Banglades), besarnya telah mencapai 1,908
triliun dolar AS pada akhir 2003.


      Tahun 2002 nilai cadangan devisa negara dagang Asia ini tercatat sebesar
1,435 triliun dolar AS. Dengan demikian, jika dibanding dengan tahun 2002,
terjadi kenaikan yang mengesankan, yakni sekitar 33 %. Cadangan devisa Asia
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, karena pada akhir Maret 2004
saja jumlahnya sudah mencapai 2,156 triliun dolar AS. Ini berarti kenaikan 13 %
atau hampir 250 miliar dolar AS. Bandingkan dengan total cadangan devisa yang
dikuasai oleh bank sentral seluruh negara di kawasan zona euro yang jumlahnya
hanya mencapai 173,5 miliar euro atau setara dengan 210 miliar dolar AS.


      Menurut konsultan keuangan JP Morgan, dengan cadangan devisa
sebesar lebih dari dua triliun dolar (lihat tabel), negara kampiun dagang Asia ini
telah menguasai hampir sekitar sekitar 70 % dari cadangan devisa global.
Menurut Bloomberg, total cadangan devisa global per April 2004 diperkirakan
mencapai sekitar 3,251 triliun dolar AS. Ini sungguh capaian prestasi yang luar
7


biasa mengingat negara adikuasa seperti AS sekalipun justru sedang mengalami
defisit yang parah dalam neraca perdagangannya. Ironisnya, besarnya porsi
cadangan devisa yang di kuasai oleh negara Asia (yang sebagian besar dalam
bentuk dolar AS itu) juga mengindikasikan semakin lemahnya daya kontrol
pemerintah AS terhadap perkembangan nilai mata uangnya sendiri.


       Negara Asia yang paling besar memiliki cadangan devisa adalah Jepang
yang pada akhir tahun 2003 cadangan devisanya mencapai 673,5 miliar dolar AS
dan terus meningkat menjadi 826,6 miliar dolar AS pada akhir Maret 2004. Di
peringkat terbesar kedua adalah China dengan cadangan devisa sebanyak 403,3
miliar dolar AS pada akhir 2003 dan terus meningkat menjadi 439,8 miliar dolar
pada akhir Maret 2004. Di peringkat ketiga adalah Taiwan dengan cadangan
devisa pada akhir Maret 2004 mencapai 226,5 miliar dolar AS, menyusul Korea
Selatan sebesar 163,6 miliar dolar, Hongkong 123,8 miliar dolar, dan India
sebesar 110,3 miliar dolar.


       Negara anggota ASEAN yang memiliki cadangan devisa diatas 100 miliar
dolar adalah Singapura dengan jumlah cadangan devisa tercatat sebesar 102,7
pada akhir Maret 2004. Negara-negara ASEAN lainnya masih memiliki
cadangan devisa dibawah 100 juta, antara lain berturut-turut Malaysia sebesar
51,3 miliar dolar pada akhir maret 2004, menyusul Thailand sebesar 42,4 miliar
dolar, Indonesia sebesar 37,4 miliar dolar, dan Filipina sebesar 16,3 miliar dolar.


       Kuatnya akumulasi cadangan devisa negara dagang Asia ini didorong
oleh hasrat yang menggebu-gebu untuk membendung penguatan mata uangnya
terhadap terhadap dolar AS, terutama dalam rangka melindungi daya saing
produk ekspor mereka. Selain itu, juga didasari pada adanya keinginan untuk
membentengi diri dari kemungkinan terjadinya external shock di masa
mendatang seperti yang sempat terjadi pada saat krisis finansial melanda Asia
8


pada 1997, akibat meledaknya aksi spekulasi yang dilakukan oleh para spekulan
uang. Dengan cadangan devisa yang besar fundamental ekonomi menjadi lebih
kuat, tersedia dana yang cukup bagi otoritas moneter untuk melakukan
stabilisasi pasar uang, bila aksi spekulasi yang berpotensi menimbulkan gejolak
meneter terjadi. Semakin besar cadangan devisa,          stabilitas moneter dan
perekonomian pada umumnya semakin mantap dan tidak mudah digoyang oleh
para spekulan.


      Kiat melakukan stabilitasi pasar tampaknya bukan hanya dengan
melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangan devisa bila gejolak di
pasar uang yang signifikan terjadi, sampai nilai tukar kembali stabil. Kiat yang
unik, misalnya, dilakukan oleh China dalam memanfaatkan potensi cadangan
devisanya untuk menjaga stabilitas nilai mata uang yuannya. China tidak
menyimpan        seluruh   cadangan   devisanya   di   negerinya.    melainkan
menanamkan sejumlah besar cadangan devisanya ke dalam bentuk dolar AS dan
surat berharga yang diterbitkan pemerintah AS.


      Jika ada spekulan      menggoyang    mata uangnya (seperti yang pernah
dilakukan spekulan kelas dunia George Soros terhadap sejumlah mata uang
negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada 1997) dan berhasil mengguncang
perekonomian China, bukan tidak mungkin China terpaksa harus melepas
secara besar-besaran surat berharga pemerintah AS yang dipegangnya. Bila ini
terjadi, nilai surat berharga pemerintah AS dan bahkan pasar saham dan obligasi
di AS pasti akan guncang. Oleh karena itu, mau tidak mau AS dengan berbagai
cara juga harus berusaha mencegah kemungkinan terjadinya aksi spekulasi
nekat yang menyerang mata uang China. Dengan kiat yang cerdik ini China
secara tak langsung menggunakan otoritas moneter AS untuk turut menjaga
stabilitas moneternya sehingga negeri itu masih tetap aman dari serangan
spekulan.
9



      Bagi China yang mematok mata uang yuannya terhadap dolar AS,
cadangan devisa yang besar amat diperlukan untuk mengawal nilai patokan itu
agar dapat tetap bertahan pada posisi patokannya. Bila ada aksi spekulan
muncul untuk menggoyang nilai patokan yuan, dengan menimbulkan
permintaan akan dolar AS dalam jumlah yang amat besar, otoritas moneter
China harus terus menerus mampu memasok dolar setara dengan permintaan
pasar yang spekulatif tersebut, guna meredam gejolak permintaan pasar akan
dolar AS, sampai permintaan hasil rekayasa spekulan itu berhenti mencoba
menggoreng yuan. Spekulan tentunya akan berfikir dua kali untuk menyerang
yuan karena harus berhadapan dengan cadangan “amunisi” (devisa) China
yang begitu besar.


      Cadangan devisa Asia yang besarnya menembus level 2 triliun dolar sejak
Januari 2004 itu telah membuat resah para pemimpin negara-negara maju.
Pimpinan Bank Sentral AS (Federal Reserve),       Alan Greenspan, misalnya,
termasuk yang gelisah dan mengkhawatirkan adanya risiko yang tinggi dibalik
akumulasi cadangan devisa Asia yang besarnya luar biasa tersebut. Greenspan
didukung para analis lainnya mengingatkan cadangan devisa yang begitu besar
di tangan negara dagang Asia tersebut bisa mengancam pemulihan ekonomi AS
yang masih rapuh dan berpotensi pula mengancam stabilitas keuangan dunia.


      Menurut    laporan   Bank   Pembangunan     Asia   (Asian   Development
Bank/ADB), lonjakan cadangan devisa Asia yang sampai tiga kali lipat jika
dibanding dengan kondisi tujuh tahun yang lampau itu, sebagian besar dalam
bentuk dolar AS yang merupakan mata uang resmi negara adi kuasa itu,
sekaligus merupakan mata uang yang paling konvertibel di dunia, maka kondisi
cadangan devisa negara dagang Asia ini akan sangat terpaut dengan stabilitas
mata uang negeri Paman Sam itu dan juga stabilitas keuangan global.
10



      Bila negara Asia tersebut semakin berhasrat tinggi untuk mengakumulasi
timbunan    dolar   AS   nya,   dikhawatirkan    akan   semakin    memperlebar
ketidakseimbangan keuangan global, antara lain ditandai dengan semakin
meningkatnya defisit kembar (neraca perdagangan dan anggaran) pemerintah
AS. Pembelian dolar AS oleh bank-bank sentral Asia tersebut memang akan
membuat nilai tukar dolar tetap kuat, tetapi di sisi lain mata uang negara-negara
Asia tersebut akan menjadi semakin undervalued terhadap dolar AS.


      Akibatnya, produk ekspor AS semakin tidak kompetitif. Sebaliknya,
negara-negara Asia produk ekspor semakin kompetitif di pasar dunia karena
menjadi semakin “murah” (in terms of dolar) dibanding dengan produk serupa
dari AS, Eropa dan negara maju lainnya yang mengaitkan nilai tukarnya
terhadap perkembangan nilai dolar AS dan sekeranjang mata uang global, yang
juga ujung-ujungnya terkait juga dengan perkembangan nilai dolar AS di pasar
uang dunia. Ini akan membuat defisit perdagangan AS dimana menjelang medio
2004 ini nilainya sudah menjadi begitu besar, mencapai 553 miliar dolar AS.
Defisit terbesar terjadi dalam perdagangan bilateral AS dengan China dimana
surplus yang berhasil digaet China nilainya sudah melebih 100 miliar dolar AS.
Sebaliknya perolehan devisa yang mengalir ke negara-negara Asia tersebut
semakin membuat cadangan devisa negera-negara Asia tersebut semakin
menguat dan mantap.


      Besarnya cadangan devisa Asia juga membuat para analis di negara maju
berupaya mengingatkan potensi bahaya dibalik cadangan devisa Asia yang
besarnya diperkirakan sudah mencapai level yang “menakutkan” . Potensi
bahaya ini mengancam negara Asia sendiri, selaku penimbun cadangan devisa
yang masif itu. cadangan devisa yang berskala besar ini menimbulkan dilemma
bagi negara dagang Asia. Di satu sisi, memelihara cadangan dolar AS yang besar
11


dirasakan memberikan rasa aman bagi stabilitas moneter negara yang
bersangkutan, namun di lain pihak, jika nilai dolar AS jatuh di pasar uang dunia,
bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian yang akan dialami oleh negara-
negara Asia tersebut, terutama mengingat sebagian besar cadangan devisa
mereka disimpan dalam bentuk dolar AS atau surat berharga AS. Di sisi lain,
melepas dolar AS guna mengurangi ketergantungan cadangan devisa mereka
terhadap dolar AS, juga tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar, apalagi
secara serentak karena bisa membuat dolar AS kolaps yang pada gilirannya
menimbulkan kerugian besar bagi negara Asia juga.
12




                         Bab.2.
      Perkembangan Kerjasama ASEAN dan Asia Timur

       Negara anggota senior ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand
umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan ekonomi, dari
dampak krisis moneter yang melanda Asia pada 1998. Kecuali Indonesia dan
Filipina tampaknya masih harus berkutat dengan masalah internalnya,
khususnya menyangkut lambannya proses restrukturisasi perbankan dan
perusahaan yang menyebabkan lambannya pemulihan sektor riil dan lemahnya
faktor keamanan yang belum mampu memberikan jaminan keamanan
sepenuhnya bagi para para investor asing sehingga mereka masih enggan masuk
ke negeri ini.


       Namun dari segi capaian pertumbuhan ekonomi, Indonesia sudah
menunjukkan perbaikan yang cukup lumayan disertai dengan capaian stabilitas
ekonomi yang cukup mantap. Hanya saja capaian pertumbuhan yang masih
dibawah 5 % itu tidak banyak berperan dalam menanggulangi masalah
pengangguran yang jumlah totalnya sudah mencapai 45 juta orang. Untuk
mengatasi masalah penggangguran massal Indonesia membutuhkan capaian
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Setidaknya 7 % per tahun. Dalam
tahun-tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara ASEAN
lainnya tampaknya akan banyak tertolong oleh dinamika pertumbuhan ekonomi
di kawasan Asia Timur yang bukan saja menunjukkan tanda-tanda pemulihan,
bahkan kebangkitan kembali emapt Macan Asia, pemulihan Jepang dan
kebangkitan raksasa ekonomi baru. Siapa lagi kalau bukan China.
13


      Perekonomian ASEAN di awal millennium baru ini terus berkembang
secara dinamis. Ekspor ternyata menjadi motor penggerak pertumbuhan
ekonomi bagi sebagian besar negara anggota ASEAN. Menurut Bank
Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), pada tahun 2004
pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur mencapai sekitar 5,7 %. Suatu
peningkatan yang sangat berarti dibanding dengan capaian pertumbuhan tahun
2003 yang tecatat sebesar 4,6 %. Untuk tahun 2005, pertumbuhan diprediksikan
sedikit menurun menjadi 5,4 %. Penurunan pertumbuhan kawasan Asia Timur
ini diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di
China akibat kebijakan yang diambil pemerintah China untuk mengurangi
pertumbuhan ekonominya guna mencegah perekonomiannya jatuh ke dalam
bahaya overheating akibat investasi yang berlebihan (overinvestment).


      Sebagaimana diketahui, China kini bersama Jepang sudah berperan
penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. Oleh
karena itu, melambatnya pertumbuhan ekonomi China ini diperkirakan akan
cukup berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Asia
Timur yang pada dasarnya merupakan negara anggota ASEAN Plus Tiga
(Korsel, Jepang dan China). Pengaruh China memang cukup signifikan. Data
Bank Dunia menyebutkan ekspor manufaktur Asia ke China meningkat 40 %
pada 2003. Perdagangan intra Asia juga meningkat memberikan kontribusi
hingga 70 % dalam pertumbuhan ekonomi di Asia, terutama sejak 2000. Oleh
karenanya, bila pertumbuhan ekonomi China melambat, pengaruhnya cukup
signifikan dalam ekspor negara-negara ASEAN.


      Bagaimana perkembangan dinamika ekonomi ASEAN ? Vietnam
merupakan negara anggota ASEAN yang mencapai pertumbuhan ekonomi
yang cukup spektakuler pada 2004, yakni sebesar 7,5 % dan diprediksikan terus
meningkat menjadi 7,6 % pada 2005. Mesin pendorong pertumbuhan ekonomi
14


Vietnam   yang   cukup   mengesankan    itu   adalah   permintaan   domestik,
pertumbuhan ekspor yang terus meningkat dan masuknya aliran dana investasi
asing. Selain China, Vietnam memang merupakan negara d kawasan Asia Timur
yang sukses dalam menarik investasi asing, yang amat dibutuhkan untuk
menciptakan laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus juga lapangan pekerjaan di
negeri itu. Namun Vietnam masih dibayang-bayangi sejumlah masalah yang
berpotensi mengancam pertumbuhan ekonominya, seperti peningkatan defisit
perdagangan dan deficit fiskal, serta kemungkinan munculnya kembali serangan
wabah sindroma pernafasan akut (SARS), flu burung dan ancaman penyakit
akibat virus yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia (AIDS).


      Thailand merupakan negara anggota ASEAN yang juga menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2004 yakni sebesar 7,2 %.
Namun pada 2005 diprediksi menurun menjadi 6,2 %. Penyebabnya diduga
dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi China dan masalah
gangguan keamanan yang melanda negeri ini. Faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi di Thailand ini adalah kinerja ekspornya yang terus meningkat dan
anggaran belanja pemerintah yang berperan sebagai stimulus perekonomian,
terlebih dalam tahun 2005 akan diselenggarakan Pemilu yang membutuhkan
pengucuran anggaran yang cukup besar.


      Masalah keamanan yang melanda Thailand Selatan yang mayoritas
penduduknya beragama Islam dan berbatasan dengan Malaysia, berpotensi
menggangu kelancaran pertumbuhan ekonomi. Gangguan keamanan akibat aksi
kelompok separatis di daerah ini dapat mempengaruhi citra Thailand sebagai
negeri yang mengandalkan pemasaran pariwisatanya sebagai salah satu sumber
pemasukan devisa negara. Selama ini pemerintah Thailand selalu meyakinkan
publik dunia bahwa negeri itu merupakan tujuan wisata dunia yang mempesona
dan keamanannya cukup terjamin. Di Thailand tidak ada ancaman terorisme.
15


Keamanan turis dan warga negara asing pasti terjamin. Namun serangan-
serangan sporadis yang dilakukan kelompok militan di wilayah Selatan negeri
ini telah membuat pemerintah Thailand harus mengkoreksi pernyataannya.
Gangguan keamanan ini pada gilirannya juga berpotensi mengganggu
kelancaran kegiatan ekonomi negeri Gajah ini, khususnya perekonomian di
propinsi-propinsi yang berbatasan dengan Malaysia.


      Indonesia mengalami kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi dari 4,1 %
tahun 2003 menjadi 4,5 % pada 2004. Capaian stabilitas ekonomi, dan peranan
konsumsi    masyarakat     merupakan     pendukung      utama    bagi   kenaikan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Walaupun tidak sebesar peranan konsumsi
masyarakat,, ekspor juga turut berperan sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekspor menyebabkan bergeraknya sektor produksi.
Namun kebanyakan industri di Indonesia masih bekerja dibawah kapasitas yang
ada. Oleh karena itu, ekspor harus digenjot lagi lebih optimal. Untuk itu
diperlukan investasi tambahan, atau setidaknya tambahan modal kerja.


      Sayangnya sektor perbankan masih belum optimal menjalankan fungsi
intermediasinya, antara lain karena masih dibayangi trauma timbunan kredit
macet masa di lampau, khususnya di sector property, yang menjadi salah satu
penyebab timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Perbankan menjadi
cenderung konservatif, tidak berani mengambil resiko penyaluran kredit dalam
jumlah besar dan cenderung memilih menanamkan ekses dananya ke dalam
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau obligasi negara. Selain itu suku bunga kredit
masih tinggi, kendati suku bunga SBI sudah turun dibawah 10 %. Akibatnya
pemulihan sektor riil berjalan lambat. Sementara di sisi lain, pemerintah harus
terus menyediakan anggaran untuk membayar bunga obligasi perbankan. Ini
merupakan biaya stabilisasi perekonomian yang tidak kecil.
16


      Sama dengan Thailand, Indonesia juga masih disibukkan dengan masalah
keamanan.sehubungan dengan merebaknya kasus terorisme yang tampak dalam
rangkaian peledakan bom. Mulai dari bom malam Natal, bom Bali sampai bom
di Hotel Marriot Jakarta, gangguan keamanan di sejumlah daerah seperti konflik
dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), konflik bernuansa SARA di Maluku dan
Poso, ancaman ganggguan keamanan di Papua akibat aksi kelompok masyarakat
local yang menuntut Papua merdeka, serta situasi sosial politik yang menurut
kaca mata orang asing masih belum sepenuhnya stabil, membuat para investor
asing masih enggan menanamkan modalnya di wilayah Nusantara. Padahal,
investasi merupakan kunci utama dalam penciptaan lapangan kerja guna
mengatasi masalah pengangguran massal di negeri ini.      Selain itu, menurut
ADB, tata laksana yang kurang baik (poor governance) dan penerapan otonomi
daerah yang kebablasan telah menimbulkan problem tersendiri bagi investor
yang akan menanamkan modalnya di daerah sehingga menyurutkan langkah
mereka dalam merealisasikan rencana investasinya.


       Anggota senior ASEAN lainnya, Malaysia, juga mencatat pertumbuhan
ekonomi yang cukup meyakinkan, sebesar 5,8 % pada 2004 dan diprediksi
sedikit menurun menjadi 5,6 % pada 2005.            Mesin pendorong utama
pertumbuhan ekonomi negeri jiran ini adalah pertumbuhan ekspor yang terus
meningkat dan dorongan konsumsi masyarakat. Perlambatan pertumbuhan
ekonomi China akan mempengaruhi sebagian perekonomian Malaysia, terutama
kegiatan ekonomi yang terkait dengan kinerja ekspor Malaysia. Suksesi
kepemimpinan nasional Malaysia dari mantan PM Mahathir Mohamad ke
tangan PM Badawi tampaknya menjanjikan prospek stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik bagi Malaysia.


      Pertumbuhan ekonomi Filipina yang pada 2004 dan 2005. mencapai 4,5 %
pada 2003, mengalami peningkatan menjadi sekitar 4,5 – 5,5 % pada 2004 dan
17


2005. Pendorong pertumbuhan ekonomi Filipina adalah konsumsi masyarakat
yang tinggi, membaiknya kinerja ekspor, terutama ekspor barang elektronik
yang merupakan ekspor utama negeri ini. Selain itu Filipina terkenal dengan
ekspor jasa tenaga kerjanya, yang umumnya sudah trampil karena mendapatkan
bimbingan dan pelatihan yang cukup sebelum di berangkatkan ke negara
tempatnya bekerja. Pemerintah Filipina amat bangga terhadap peran para
pekerja penghasil devisa ini dan selalu berusaha mengakomodasi setiap
kebutuhan mereka dan secara aktif membela tenaga kerja Filipina yang
menghadapi masalah di luar negeri. Di bidang ini Filipina patut diacungkan
jempol. Namun Filipina masih diliputi kendala dalam kondisi fiskal.
Pemerintahnya harus berupaya menjaga deficit anggaran pada level 4,2 persen
dari PDB.


       Filipina sejarah ekonominya memang ironis. Ketika Manila terpilih
sebagai markas PDB pada tahun 1966, Filipina sudah merupakan negara terkaya
kedua di Asia setelah Jepang. Sebagai perbandingannya, saat itu Korsel masih
merupakan negara peminjam terbesar di Asia. Empat dekade sesudah itu, nasib
kedua negara itu ternyata menjadi terbalik. Filipina menjadi salah satu negara
termiskin di Asia dan Korsel menjadi negara pemberi pinjaman dan salah
donator terbesar dalam ADB.     Dewasa ini Korsel mengkontribusikan dana
sekitar 113 juta dolar AS untuk membiaya program pemberantasan kemiskinan
ADB.      Berbeda dengan Korsel yang mengalami surplus dana. Filipina kini
mengalami defisit anggaran pemerintah yang relatif besar akibat beban utang
yang begitu besar. Sekitar dua pertiga dari anggaran pemerintah digunakan
untuk membayar bunga utang pemerintah, belum termasuk cicilan pokoknya.
Upaya pemerintah untuk menutupi defisit anggaran membuat suku bunga
bertahan pada posisi yang relatif tinggi dan menjadi hambatan bagi investasi
swasta.
18


      Filipina memang masih kurang berhasil menggaet investasi asing yang
merupakan unsur pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi. Filipina masih
sibuk mengatasi ancaman gangguan keamanan akibat aksi kelompok separatis
di Mindanao dan Moro serta penculikan warga asing yang dilakukan kelompok
teroris Abu Sayaf. Selain itu, Filipina    tidak memiliki infrastruktur yang
memadai, bahkan kini tergolong sebagai salah satu negara Asia yang paling
buruk kondisi infrastrukturnya. Padahal infrastruktur perekonomian amat
dibutuhkan untuk menopang investasi swasta. Faktor lain yang menghambat
masuknya aliran investasi dari luar adalah tingginya utang luar negeri Filipina
yang sudah mencapai sekitar 100 miliar dolar AS. Semakin tinggi utang luar
negeri suatu negara, semakin sulit perolehan tambahan pinjamannya. Padahal
proyek investasi tidak seluruhnya dibiayai dengan pasokan modal investor,
melainkan juga ditopang dengan kredit perbankan. Korupsi yang masih di
Filipina juga merupakan salah satu penghambat investasi yang potensial.
Mentalitas dan budaya korupsi membuat pelayanan publik pada umumnya dan
penyelesaian perizinan pada khususnya, menjadi buruk, dan pada gilirannya
memunculkan ekonomi biaya tinggi yang membebani investor.


      Anggota ASEAN lainnya, Kamboja, kinerja ekspornya dan produksi
manufakturnya sudah membaik. Selain itu Kamboja               juga menikmati
pertumbuhan dari sektor pariwisatanya dan sektor konstruksi. Semua ini
memungkinkan Kamboja menjangkau pertumbuhan sekitar 5,4 % pada tahun
2004 dan 2005. Sedang Laos menikmati pertumbuhan yang cukup meyakinkan
sekitar 6 % pada 2004 dan terus sedikit meningkat menjadi 6,2 % pada 2005. Ini
terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspornya, terutama ekspor ke
negara mitra dagang utamanya, seperti Thailand, Vietnam dan China.


Korelasi Asia Timur Dengan ASEAN
19


      Pertumbuhan kawasan Asia Timur belakangan ini semakin menarik
perhatian dunia. Negara-negara industri baru, atau dikenal sebagai empat
Macan Asia, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Taiwan tampaknya sudah
mengalami pemulihan dari terjangan krisis ekonomi yang melanda Asia. Ke
empat Macan Asia ini sudah bangkit kembali dan kini mulai menunjukkan
kinerjanya yang cukup memukau dengan pertumbuhan ekonomi yang
mengalami lonjakan berarti.


      Korsel pertumbuhan ekonominya yang pada 2003 tercatat sebesar 3,0 %
dan diprediksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 5,1 %
pada 2004.   Taiwan pertumbuhan ekonominya juga lumayan. Meningkat dari
3,3 % pada 2003 menjadi 4,3 % pada 2004. Hongkong meningkat cukup
signifikan dari 2,9 % pada 2003 menjadi 5,1 % pada 2004. Sementara Singapura
juga menunjukan lonjakan yang berarti dalam pertumbuhan ekonominya, dari
1,1 % pada 2003 menjadi 4,2 % pada 2004. Kebangkitan kembali empat Macan
Asia ini diperkirakan akan menandai kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur
yang pada 1990an kepesatan kemajuan ekonominya sangat memukau dunia.
Terlebih lagi di Aia Timur kini sudah terdapat dua motor penggerak
pertumbuhan ekonomi kawasan yang sedang terus bertumbuh ini. Kalau dalam
dekade lalu motornya baru Jepang, kini bertambah dengan China yang
pertumbuhannya sangat spektakuler dan mengesankan.
      Yang menarik untuk disimak, hubungan antara ASEAN atau negara-
negara di Asia Timur dengan kawasan Asia Timur sendiri semakin meningkat.
Bahkan menurut hasil observasi Direktur Institut Pengkajian Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan Thailand, Dr Kanit Sangsubhan,          ketergantungan
negara-negara Asia Timur terhadap kawasan lain relatif menurun. Memang,
sebelum datangnya krisis moneter, negara-negara Asia Timur masih sangat
tergantung kepada kawasan lain, semisal Amerika Serikat dan Eropa. Hubungan
mana mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDB mereka. Namun pada pasca
20


krisis, tampaknya semakin lebih tergantung kepada sesama negara di Asia
Timur.


      Ini ditandai dengan pertumbuhan PDB sesama negara Asia Timur yang
ternyata lebih berkorelasi diantara mereka ketimbang dengan AS atau Eropa.
Untuk jelasnya dapat dilihat dari tinggi rendahnya koofesien korelasi tingkat
pertumbuhan PDB riil antar negara Asia Timur dengan AS atau Eropa. Angka
koefesien dibawah 0,25 berarti hubungan antar negara sudah terpisah, 50 relatif
moderat dan diatas 0,75 berarti hubungan sangat erat. Angka koefesien korelasi
pertumbuhan PDB Asia Timur dengan AS hanya sekitar 0,13, sementara antara
Asia Timur dengan Eropa sekitar 0,09. sedangkan dengan Jepang yang
merupakan sesama negara Asia Timur koofesien lebih tinggi yakni 0,44.


      Angka koofesien korelasi negara anggota senior     ASEAN dengan Asia
Timur sangat kuat. Korelasi Indonesia dengan Asia Timur 0,84, Malaysia 0,97,
Filipina 0,85, Singapura 0,76 dan Thailand 0,90. Ini mengindikasikan hubungan
(pertumbuhan ekonomi) antar Asia Timur (khususnya ASEAN) dengan AS dan
Eropa semakin mengecil. Sebaliknya dengan sesama Asia Timur sangat kuat.
Diperkirakan dalam jangka panjang hubungan ekonomi ASEAN akan kian
menguat dengan Asia Timur, ketimbang dengan AS dan Eropa.


      Selain itu, data perdagangan luar negeri yang ada juga mengindikasikan
hubungan perdagangan di antara negara-negara Asia Timur menjadi semakin
meningkat dibanding denga sebelumnya. Nilai ekspor sembilan negara Asia
Timur (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, China, Hongkong,
Korsel, Taiwan) ke kawasan Asia Timur mencapai 51 %, sementara ekspor ke AS
sekitar 17 %, Eropa 15 %, Jepang 9 % dan negara lainnya 8 %. Sedang impornya
dari kawasan Asia Timur mencapai 63 %., dari AS 10 %, Eropa 6 %, Jepang 11 %,
negara-negara lainnya 10 %.
21



                         Bab. 3
           Mencermati Prospek KTT Asia Timur

       Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 10    ASEAN yang diselenggarakan
pararel dengan KTT ASEAN Plus Tiga (China, Jepang dan Korsel), di Vientiane,
Laos pada bulan November 2004 telah menghasilkan kesepakatan yang cukup
mengejutkan, yakni disepakatinya penyelenggaraan KTT Asia Timur (East Asian
Summit/EAS) yang pertama pada tahun 2005 bertempat di Kuala Lumpur,
Malaysia. Keputusan ini sempat agak membingungkan banyak kalangan,
mengingat ASEAN sudah memiliki kerjasama dengan tiga negara yang menjadi
pilar utama ekonomi di Asia Timur tersebut. Ketiga negara motor pertumbuhan
ekonomi kawasan ini sudah menjadi mitra dialog ASEAN yang aktif di meja
perundingan guna menggalang kerjasama ekonomi regional dalam kerangka
ASEAN Plus Tiga. Selama ini, KTT ASEAN Plus Tiga        juga sudah berjalan
dengan lancar, sehingga mengusik timbulnya pertanyaan, ada apa dengan
rencana pelaksanaan KTT Asia Timur yang terkesan muncul secara mendadak
ini.
       Gagasan perlunya pengembangan Masyarakat Ekonomi Asia Timur (East
Asian Economic Community/EAC) sebenarnya sudah lama muncul. Mulanya
dikemukakan oleh Mahathir Mohamad, pada 1991. Mahathir yang pada waktu
itu masih menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia mengusulkan pembentukan
East Asian Economic Group yang belakangan berkembang menjadi East Asia
Economi Caucus (EAEC). Mantan orang nomor satu di Malaysia ini mencoba
mendorong terbentuknya      kerjasama ekonomi regional di kawasan Asia
Tenggara yang diperluas, bukan hanya mencakup negara-negara ASEAN,
melainkan juga mencakup negara-negara di kawasan Asia Timur, seperti Jepang,
Korsel dan China, sehingga menjadi satu kekuatan ekonomi yang tangguh di
kawasan Asia Timur.    Upaya ini diperlukan untuk meningkatkan kekuatan
22


ekonomi kawasan itu dalam menghadapi tekanan persaingan dari blok ekonomi
Eropa dan Amerika. Namun gagasan ini tidak terealisir karena tidak mendapat
dukungan dari Amerika Serikat, yang khawatir bila gagasan itu jadi terbentuk,
akan melemahkan kelangsungan forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik
(APEC). Selain itu, Jepang menyatakan tidak bersedia begragung jika AS tidak
diajak serta. Mahathir menyatakan, tidak diajaknya AS karena negara itu bukan
termasuk negara Asia Timur. Namun upaya Mahathir membentuk EAEC tidak
kesampaian juga karena Jepang (belakangan juga Korsel) tetap bersikukuh pada
sikapnya, tidak akan bergabung jika AS tidak diikutsertakan.


      Pada KTT ASEAN        2004 di Laos itu, PM Malaysia, Abdullah Ahmad
Badawi, pengganti Mahathir yang lengser pada 22 Oktober 2003 itu, ternyata
kembali memunculkan gagasan itu dan mendesak diwujudkannnya kerjasama
ekonomi Asia Timur. Anggota senior ASEAN lainnya, Singapura, ternyata juga
mengambil sikap mendukung, bahkan mengusulkan perluasan cakupan
kerjasama itu dengan memasukkan India kedalam penggalangan kerjasama
ekonomi Asia Timur. Di sisi lain, pihak India juga sebelum itu juga menyatakan
siap bergabung dalam      kerjasama ekonomi Asia Timur, guna mengalang
kekuatan “Asia Bersatu” dalam menghadapi persaingan dengan blok Uni Eropa.
PM India Manmohan Sing dalam KTT Bisnis India-ASEAN 2004 mengusulkan
pembentukan kelompok Masyarakat Asia yang juga mencakup Asia Timur Laut,
khususnya India. Menurut Singh waktu perwujudannya semakin mendesak.
India, menurut paparan Singh, telah menerapkan kebijakan luar negeri “Lihat ke
Timur” karena yakin pada visi satu abad Asia. Millennium baru ini diyakini
merupakan abad Asia, dimana Asia dapat bertumbuh dengan pesat melebih
pertumbuhan kawasan dunia lainnya. Pemerintah India telah berusaha
membawa hubungan India-ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi, ke posisi
dimana kita dapat memimpikan suatu Masyarakat Asia yang maju dan makmur,
yang mencakup ASEAN 10, China, Jepang, Korea dan India.
23


      Singh menyatakan, pembentukan Masyarakat Asia akan menghasilkan
enerji yang dahsyat. Satu diantaranya terlihat dalam visi pasar terintegrasi yang
rentang jaraknya meliputi Pegunungan Himalaya sampai ke Lautan Pasifik.
Kawasan yang luas ini bisa dihubungkan dengan jalan raya, jaringan kereta api,
serta perairan dengan tranportasi laut yang efisien. Blok ekonomi Asia ini akan
meliputi separuh dari populasi penduduk dunia dan akan menguasai cadangan
devisa yang melimpah dan lebih besar dibanding dengan cadangan devisa Uni
Eropa maupun NAFTA.


      Yang cukup mengherankan adalah sikap para pemimpin negara Asia
Timur (China, Jepang dan Korsel) dalam KTT Laos. Para petinggi negeri itu
ternyata sepakat untuk lebih meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia
Timur bersama ASEAN, guna dalam jangka panjang, menggalang pembentukan
kerjasama ekonomi dalam konteks Asia bersatu. Untuk itulah, maka dipandang
perlu pelaksanaan KTT Asia Timur.       Padahal,   selama ini pemimpin ketiga
negara Asia Timur itu cenderung menggalang kerjasama dengan ASEAN (dalam
konteks kerjasama regional ASEAN Plus Tiga), namun pelaksanaannya secara
bilateral. Dalam mewujudkan kawasan           perdagangan bebas (Free Trade
Area/FTA), misalnya, mereka cenderung memilih dilakukan secara bilateral
dengan ASEAN, sehingga di kawasan Asia Timur (dalam konteks ASEAN Plus
Tiga) terdapat tiga FTA, yakni ASEAN-China FTA, ASEAN-Jepang FTA dan
ASEAN Korea Selatan FTA. Sedang dalam konteks KTT Asia Timur, ketiga FTA
ini tampaknya ingin dijadikan satu, menjadi kawasan perdagangan bebas Asia
Timur yang mencakup 10 negara ASEAN, dengan China, Jepang dan Korsel .


      Dalam KTT Laos tersebut,         para petinggi Asia menyerukan agar
perekonomian kawasan itu diintegrasikan lebih dalam, untuk bisa menjadikan
Asia sebagai kelompok yang kuat, sejajar dengan blok ekonomi Uni Eropa dan
Amerika Utara. Dalam talian ini, menurut Presiden Filipina, Gloria Macapagal
24


Arroyo, negara anggota ASEAN harus lebih dahulu mendorong terwujudnya
integrasi ekonomi ASEAN, baru kemudian diikuti dengan proses integrasi
ekonomi dengan China, Jepang, Korea Selatan dan India.      Menurut Arroyo
langkah strategis ini akan menghasilkan suatu blok ekonomi yang kuat di masa
depan. Posisi tawar yang lebih kuat ini amat diperlukan dalam perundingan
dengan Uni Eropa, Amerika Serikat serta Blok Perdagangan Amerika Utara
(NAFTA) maupun dengan kekuatan ekonomi dunia lainnya. Kita memiliki
kemampuan untuk membentuk blok ekonomi yang besar ini. Namun, ASEAN
harus lebih dahulu melakukan percepatan liberalisasi perdagangan lewat
implementasi AFTA. Penundaan liberalisasi hanya akan membuat kawasan Asia
kurang kompetitif. Alasan semacam inilah tampaknya yang melatar belakangi
diambilnya kesepakatan dalam KTT Laos itu untuk mempercepat integrasi 11
sektor industri ASEAN dari semula tahun 2010, menjadi tahun 2007.


      Yang paling bersemangat untuk mewujudkan Komunitas Ekonomi Asia
Timur tampaknya Malaysia dan Singapura. Selepas KTT Laos, di Kuala Lumpur
pada bulan Desember 2004 diselenggarakan pertemuan para tokoh Asia dalam
rangka membahas lebih lanjut rencana pelaksanaan KTT Asia Timur 2005 di
Kuala Lumpur. Hadir dalam pertemuan itu antara lain PM Malaysia, Badawi,
Mahathir Mohamad dan mantan Presiden Korsel, Kim Dae Jung. Pada
kesempatan itu, Mahathir menyatakan KTT Asia Timur harus segera berjalan
yang melibatkan pihak China, Korsel dan Jepang. Australia dan Selandia Baru
tidak perlu diikutkan, karena menurut Mahathir kedua negara itu secara etnis
bukan Asia, melainkan    keturunan Eropa, dan tidak mau melepaskan sikap
hostile pada Asia.
      Dalam pada itu, PM Malaysia, Ahmad Badawi menyatakan, KTT Asia
Timur merupakan langkah penting untuk mendorong lahirnya kawasan
perdagangan bebas Asia Timur dan meningkatkan kemakmuran dan keamanan
bagi lebih dari dua miliar penduduk Asia Timur. Pada 2004 saja PDB Asia Timur
25


melebihi 6 triliun dolar AS. Bisa dibayangkan betapa besarnya kemakmuran
yang bakal dihasilkan jika kekuatan ekonomi Asia Timur bersatu. Menurut
Badawi, KTT Asia Timur harus menghasilkan hal-hal yang kongkrit, bukan
sekedar simbol politik bagi Komunitas Asia Timur. Ada enam topik strategik
yang akan dibahas dalam KTT Asia Timur 2005 itu, yakni topik perjanjian
kerjasama regional, kawasan perdagangan bebas Asia Timur (East Asian Free
Trade Area/FTA), pembentukan wadah kerjasama moneter dan keuangan, zona
kerjasama dan persahabatan untuk mencegah munculnya perlombaan senjata,
pengembangan jaringan transportasi dan komunikasi, serta wadah bagi
peluncuran deklarasi hak asasi manusia. Dengan demikian sudah arah atau rute
menuju pelaksanaan KTT Asia Timur. Kita harus menyusun strategi melakukan
lompatan ke depan dan menciptakan kawasan perdagangan bebas yang
menghasilkan sebuah Asia Timur yang makmur dan stabil serta memberikan
kontribusi yang besar bagi perdamaian dan kemakmuran dunia. Memang,
masalah Korea Utara, aksi saling klaim untuk menguasai kawasan Laut China
Selatan, masalah terorisme regional, serta sejumlah persoalan internal Asia
Timur berpotensi menjadi penghalang terbentuknya Komunitas Asia Timur.
Namun Badawi tetap optimis, dan oleh karenanya kendala itu harus segera
diatasi.


       Sebelum KTT Laos yang menghasilkan rencana pelaksanaan KTT untuk
membangun Masyarakat Asia Timur, muncul gagasan yang lebih luas yakni
gagasan membentuk Masyarakat Asia dan sempat menjadi sorotan dunia
internasional. Kecemerlangan ekonomi Asia Timur pasca krisis ekonomi yang
melanda Asia, dan kecermerlangan ekonomi India, telah mendorong munculnya
gagasan untuk membentuk Masyarakat Asia yang dibahas dalam Konferensi
Internasional Ke 10 tentang Masa Depan Asia yang diselenggarakan oleh surat
kabar kondang Jepang, Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) bekerjasama dengan
media massa kondang di Asia Timur lainnya, antara lain Harian Kompas
26


(Indonesia), The straits Times (Singapura), Maeil Business Newspaper dan Jong
Ang Ilbo (Korsel). Dalam konferensi itu muncul semangat yang kuat untuk
mempercepat pembentukan Masyarakat Asia. Untuk memacu terealisirnya
integrasi Asia dalam berbagai bidang kehidupan, perlu segera dibentuk embrio
Masyarakat Asia yang berfungsi sebagai think tank lintas negara yang
beranggotakan dari berbagai unsur dengan latar belakang beragam. Ini
mengingat integrasi Asia yang ingin diwujudkan bukan hanya sekedar integrasi
ekonomi dan perdagangan, melainkan jauh lebih luas, yakni integrasi yang
akan membawa bangsa Asia mencapai kemakmuran, kesejahteraan dan
perdamaian di kawasan Asia.


      Menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone yang hadir dalam
konferensi tersebut, pembentukan Masyarakat Asia bukanlah suatu impian yang
mustahil untuk diwujudkan. Jumlah penduduk di kawasan ini relatif banyak.
Selain itu, secara ekonomi kawasan Asia juga menyimpan potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menyongsong masa depan yang
cemerlang dari negara-negara yang ada di kawasan ini. Nakason mengingatkan
para pemimpin negara di Asia untuk mengambil prakarsa menciptakan
perdamaian. Terciptanya perdamaian dan kemanan merupakan kunci bagi
terbentuknya Masyarakat Asia yang makmur.       Prasyarat lainnya, semua ini
harus dilakukan oleh pemerintahan yang demokratis.


      Menurut Mahathir Mohamad, Masyarakat Asia           yang kokoh akan
bermanfaat bukan hanya bagi bangsa-bangsa         di kawasan Asia Timur,
melainkan juga bagi bagi Asia secara keseluruhan, baik Asia Selatan maupun
Asia Barat. Perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan masyarakat di kawasan
ini akan menghindurkan munculnya persoalan terorisme di kawasan yang
mendambakan kedamaian ini.
27


      Membangun Masyarakat Asia pada dasarnya dapat dimulai dengan
terlebih dahulu membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur. Di kawasan Asia,
khususnya   Asia   Timur    terdapat   tiga   negara   yang   paling   menonjol
perkembangan ekonominya sehingga patut disebut sebagai pilar ekonomi Asia
Timur (Korsel, Jepang, China/KJC). Ketika kegiatan ekonomi di ketiga negara
ini meningkat, bobot ekonomi negara tersebut dalam perekonomian dunia juga
meningkat. Demikian juga pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
sesama negara di kawasan Asia Timur. Bayangkan saja, total Produk Domestik
Bruto (PDB) KJC mencapai 6 triliun dolar AS atau sama dengan dua pertiga dari
PDB Uni Eropa yang beranggotakan 25 negara yang PDBnya sekitar 9 trilun
dolar AS. Atau sama dengan 60 % dari PDB tiga Negara anggota NAFTA (North
America Free Trade Aggreement) yang berjumlah 10 triliun dolar AS. Nilai
perdagangan KJC pada 2003 telah mencapai 2,08 triliun dolar AS. Total
ekspornya mencapai 1,1, triliun dolar AS. Ekonomi Asia Timur, khususnya
Timur Laut tempat KJC berada diperkirakan akan meningkat cepat, dan
kawasan ini akan menjadi pusat perekonomian dunia di millennium baru ini.


      Jepang dan China memainkan peranan yang paling penting sebagai mesin
penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. China dengan jumlah
penduduk yang begitu besar dengan pendapatan yang terus meningkat
merupakan pasar yang potensial bagi produk negara-negara di kawasan Asia
Timur. China juga dapat menggunakan devisa hasil surplus perdagangannya
dengan AS untuk membiayai belanja keperluan domestiknya di Asia Timur.
Demikian pula pasar Jepang, kendati jumlah penduduknya lebih sedikit namun
pendapatannya tinggi, sehingga pasarnya potensial dalam menyerap produk
negara-negara Asia Timur.    Mahathir menyatakan, Jepang dan China harus
memainkan peran sebagai pemimpin dalam proses integrasi Asia Timur, baik di
bidang ekonomi maupun di bidang lainnya.
28


      Senada dengan Mahathir, mantan petinggi Singapura, Lee Kuan Yew
mengakui Jepang dan China akan menjadi pemimpin dan memainkan peranan
penting dalam proses integrasi Asia Timur. Saat ini memang Jepang masih
menjadi pemimpin di Asia Timur, khususnya dalam bidang ekonomi dan
politik. Akan tetapi pada tahun 2020 ekonomi China akan menjadi nomor satu di
Asia Timur. China akan melebihi Jepang dalam bidang ekonomi. Walaupun
demikian Jepang masih tetap lebih unggul dari segi teknologi, kualitas dan
keterampilan manajerial.


      Bagi Indonesia sendiri peranan kawasan Asia Timur memang sangat
penting. Asia Timur merupakan pasar ekspor utama Indonesia karena daya
serap pasarnya atas komoditas ekspor Indonesia sangat berarti. Bagian terbesar
dari ekspor Indonesia ternyata diserap oleh pasar kawasan Asia Timur yang
meliputi empat negara Asia Timur (Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan) serta
China. Pada data tabel berikut terlihat bahwa perkembangan ekspor Indonesia
ke Asia Timur terus meningkat. Pada 2003, empat negara Asia Timur tersebut
diatas saja telah menyerap 34,9 % total ekspor Indonesia. Bila ditambah China,
penyerapan Asia Timur secara keseluruhan mencapai 41,1 %. Sementara itu,
ASEAN ternyata merupakan pasar ekspor Indonesia terbesar kedua setelah Asia
Timur. Pangsa ekspor Indonesia ke ASEAN dalam total ekspor Indonesia pada
2003 mencapai 17,5 %, lebih besar dari pangsa ekspor ke NAFTA (13,1 %)
maupun ke Uni Eropa (13,5 %). Ini mengindikasikan, pasar Asia semakin
berperan dominan dalam ekspor Indonesia. Kedua pasar Asia ini (ASEAN Plus
China dan 4 negara Asia Timur lainnya) menyerap lebih dari separuh (58,6 %)
dari total ekspor Indonesia.


      Dari sisi impor, Asia Timur ternyata juga memainkan peranan penting.
Bagian terbesar dari impor Indonesia pada 2003 saja nyatanya berasal dari empat
negara Asia Timur tersebut (21,1 %) yang jika ditambah pangsa impor dari
China, maka peranan impor dari keseluruhan Asia Timur dalam total impor
29


Indonesia mencapai 30,2 %. Dengan kata lain, sepertiga dari impor Indonesia
berasal dari Asia Timur. Impor dari ASEAN menduduki posisi ke dua dengan
pangsa mencapai 23,7 % dari total impor Indonesia. Ini mengindikasikan
ASEAN juga semakin berperan penting sebagai sumber impor Indonesia, selain
dari Asia Timur. Secara keseluruhan, impor Indonesia dari ASEAN Plus Asia
Timur telah mencapai lebih dari separuh (53,9 %) total impor Indonesia. Tak
pelak lagi ASEAN dan Asia Timur telah menjadi mitra dagang penting bagi
Indonesia, baik dari segi ekspor maupun impor. Kedepan, kontribusinya dalam
ekspor-impor Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, mengingat bagian
benua Asia ini merupakan kawasan dunia yang bertumbuh paling dinamis di
melenium baru ini.


Kendala

      Upaya membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, masih menghadapi
sejumlah kendala yang mengganjal, sehingga diperlukan upaya serius terutama
dari pihak Jepang China dan Korea untuk mengeliminasi kendala-kendala ini.
Kenyataan di lapangan memang menunjukkan, kendati dari sisi kepentingan
ekonomi, terdapat niat, semangat dan bahkan kesepakatan untuk menggalang
kerjasama ekonomi yang lebih mendalam, namun pembentukan Masyarakat
Asia Timur masih dibayang-bayangi kemungkinan keretakan yang dapat
menghambat perwujudan kerjasama ekonomi yang harmonis di kawasan yang
terus berkembang secara dinamis ini.


      Dari sisi politik ekonomi internasional, sejatinya China, Jepang dan Korea
masih belum mau secara terbuka membangun front bersama Asia Timur untuk
berhadapan secara frontal dengan Amerika dan Uni Eropa. Ini karena mereka
masih mengandalkan penyerapan dua pasar besar dunia itu atas ekspor produk-
produk mereka, serta masih sangat memerlukan penjalinan hubungan kerjasama
ekonomi dengan kelompok negara-negara maju tersebut. Pemerintah China dan
Jepang menyadari betul bahwa Amerika Serikat pada dasarnya tidak
mengharapkan terbentuknya blok perdagangan Asia yang akan menjadi lawan
tangguh negeri Paman Sam itu. Itu sebabnya sejak awal mereka sebenarnya
30


cenderung menjalin kerjasama dengan ASEAN dalam kerangka bilateral, seperti
mewujudkan ASEAN-China FTA yang terpisah dengan ASEAN-Jepang FTA.


         Dari sisi lain, misalnya dari sisi politik keamanan, China dan Jepang juga
masih belum dapat dikatakan seia sekata.         China dan Jepang masih saling
mengintai perkembangan kekuatan militer masing-masing. Trauma dan rasa
dendam akibat ekspansi militer Jepang yang brutal di China pada masa Perang
Dunia (1931 – 1945), ternyata masih membayangi China, sehingga militer China
masih terus memata-matai gerak gerik militer Jepang. Insiden kapal selam nuklir
China yang menyusup ke perairan Jepang pada bulan November 2004 lalu
merupakan salah satu indikasi yang sangat jelas.


         Sebuah kapal selam nuklir, yang belakangan terindikasi berasal dari
Angkatan Laut China, telah menyusup ke perairan Jepang (dekat Pulau
Okinawa) selama dua jam. Insiden ini menyebabkan Jepang melontarkan nota
diplomatik yang memprotes secara resmi penyusupan kapal selam China yang
sudah melanggar batas perairan Jepang ini. Kapal selam itu terindikasi berada
di sekitar sebuah lokasi sumber gas alam yang masih diperebutkan oleh
sejumlah negara di Asia Timur. Jepang mengindikasikan kapal selam itu milik
China,     karena ketika dikejar oleh dua kapal perusak dan sebuah pesawat
pengintai Jepang, kapal selam itu melarikan diri ke arah barat laut (wilayah
China) dan di perairan sekitar itu memang kapal selam China sering berkeliaran.


         Insiden lain yang membuat hubungan Jepang China tak kunjung
harmonis dari segi politik keamanan adalah kunjungan PM Jepang Junichiro
Koizumi, ke sebuah kuil di Tokyo yang didirikan khusus untuk menghormati
para serdadu Jepang yang menjadi korban perang pada masa Perang Dunia.
Padahal, sebagian dari mereka jelas sudah dinyatakan sebagai penjahat perang
dan dijatuhkan hukuman oleh pengadilan pasca Perang Dunia. Kunjungan yang
31


dilakukan berkali-kali itu terkesan menjadi       ritual berkala yang memuja
heroisme dan kejayaan militer Jepang masa lalu, sehingga        menyakitkan
perasaan pemerintah dan rakyat China yang menjadi korban keganasan militer
Jepang di masa penjajahan Jepang. Tindakan Junichiro dinilai cenderung
membela dan membenarkan aksi tentara Jepang masa lalu yang penuh dengan
kebrutalan dan tidak prihatin pada nasib korban keganasan tentara Jepang di
China. Petinggi Jepang ini dinilai mengabaikan perlunya upaya menjalin
keharmonisan hubungan persahabatan Jepang China di masa kini.


      Menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone, negara-negara yang
menjadi pilar ekonomi di Asia Timur itu (Korea, Jepang, China/KJC), belum
memainkan peran yang optimal dalam pengembangan kerjasama ekonomi di
kawasan ini. Jepang, misalnya, sulit mewujudkan kerjasama dalam konteks
perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan China, atau
Korsel. Selama ini kerjasama negara di kawasan Asia Timur selalu dijembatani
oleh bingkai kerjasama ASEAN, yang melahirkan konsep ASEAN Plus Tiga.
Sekarang sudah tiba saatnya bagi ketiga negara tersebut (KJC) untuk lebih
mengembangkan kerjasama di kawasan itu, tanpa harus terus menerus
bergantung pada inisiatif ASEAN.


      Selain itu, menurut Nakasone, dalam upaya membangun Masyarakat
Ekonomu Asia Timur, ternyata masih terdapat kendala yang menghambat yang
menyangkut sejarah masa lalu yang dialami oleh ketiga negara ini dan masih
menjadi trauma bagi anak bangsanya. Oleh karena itu, para pemimpin KJC
harus mengambil inisiatif sendiri untuk menyelesaikan persoalan masa lalunya.
Sebagaimana diketahui, masalah dampak penjajahan Jepang terhadap Korsel
dan China pada masa Perang Dunia memang masih belum juga tuntas. Setiap
kali masih saja muncul silang pendapat yang berimplikasi buruk pada
pembinaan hubungan baik diantara ketiga negara.
32



      Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad dan mantan kepala Negara
Filipina Fidel Ramos, mendukung usulan Nakasone agar para petinggi KJC
mengambil inisiatif dalam rangka meyelesaikan persoalan masa lalu. Negara-
negara di kawasan Asia Timur harus dapat keluar dari persoalan masa lalu yang
berpotensi mengganggu upaya perbaikan ekonomi di kawasan ini dalam jangka
panjang dan pembentukan masyarakat Asia Timur yang didambakan itu.Ini
merupakan satu persoalan yang mengganjal implementasi hubungan baik di
antara negara Asia Timur dengan Jepang, terlebih lagi antara Jepang dengan
Korea dan China.


      Mahathir menyatakan, kunci integrasi Asia adalah melupakan masa lalu
yang telah memecah belah bangsa Asia. Maka, kita tidak perlu menunggu
terlampau lama terwujudnya integrasi Asia seperti yang dialami dalam proses
integrasi Eropa. Memang, jika kita terus menerus menengok ke belakang dan
berbicara tentang masa lalu, integrasi Asia yang didambakan itu tidak akan
pernah menjadi kenyataan. Bangsa-bangsa Asia perlu mengenali dan mengakui
perbedaan diantara mereka serta menerimanya sebagai suatu kekayaan
keberagaman bangsa yang tertata apik dalam suatu mozaik yang indah. Sebab
kita berbicara tentang masa depan. Masa depan yang cemerlang dapat terwujud
bila semua hambatan akibat perbedaan dapat dihilangkan.


      Mengeliminasi   persoalan   masa   lampau   Jepang   secara   psikologis
tampaknya memang agak sulit. Menghapus memori kekejaman masa penjajahan
Jepang memang tidak begitu mudah dari benak rakyat Asia Timur. Ini berbeda
dengan kasus yang dialami Jerman. Negara yang pernah dipimpin oleh Adolf
Hitler ini menyelesaikan persoalan masa lalunya dengan meminta maaf kepada
negara-negara Eropa yang pernah mengalami kekejaman invasinya di masa
kepemimpinan Hitler yang brutal dan ambisius menaklukkan Eropa dan bahkan
33


dunia, sehingga memicu terjadinya PD II. Permintaan maaf itu ternyata diterima
dengan baik. Hubungan Jerman di masa modern ini berkembang baik dengan
negara-negara Eropa. Negara-negara yang dahulu terlibat PD II pun kini sudah
bersatu dalam Uni Eropa.


      Ini berbeda dengan pengalaman Jepang. Kendati para pemimpin Jepang
telah berulang kali menyatakan penyesalan dan mengajukan permintaan maaf
atas permasalahan masa lalu negaranya, Rakyat negara-negara di Asia Timur
masih saja mengingat-ingat persoalan masa lampau yang buruk dibawah
penjajahan Jepang. Oleh karena itu, para pemimpin Jepang harus berusaha lebih
serius menghindari pelaksanaan kegiatan seremonial atau mengeluarkan
pernyataan yang dapat menimbulkan kembali luka-luka lama dan sentimen anti
Jepang di kawasan Asia Timur.


      Selain persoalan masalah masa lampau, ternyata masih ada masalah lain
yang mengganjal perwujudan kerjasama perdagangan bebas di antara KJC. Ada
jurang dalam neraca perdagangan diantara negara-negara tersebut dan
perbedaan tingkat kemajuan      ekonomi. Oleh karenanya, perlu upaya untuk
meminimalkannya. Dalam kasus perdagangan Korsel dan Jepang, misalnya,
Korea mencetak defisit karena masih terdapat ketergantungan impor suku
cadang dan komponen dari Jepang. Untuk menguranginya Jepang perlu
meningkatkan investasi langsungnya dalam industri suku cadang dan
komponen di Korea Selatan. Sulitnya, Jepang melihat Korsel sebagai pesaing
tangguhnya di pasar dunia, sehingga cenderung membatasi investasi yang bisa
memperkuat pijakan kaki manufaktur Korsel di pasar dunia.
      Penghapusan persoalan masa lampau, serta penciptaan “rekonsiliasi”
antar ketiga negara ini amat penting dilakukan mengingat ketiganya (KJC)
merupakan pilar ekonomi Asia Timur. Selama ini ketiga negara ini memang
sulit membentuk kerjasama ekonomi dalam kerangka perdagangan bebas (Free
34


Trade Agremeent/FTA), karena mereka lebih melihat posisi mereka sebagai
pesaing ketimbang sebagai mitra. Jika ketiga negara ini mengambil sikap lebih
positif terhadap perwujudan integrasi ekonomi lewat penerapan kawasan
perdagangan bebas KJC, mengatasi masalah sejarah masa lampau yang buruk
dan berhasil mengatasi persoalan jurang perbedaan kemajuan ekonomi diantara
mereka, dan tidak melihat sebagai pesaing melainkan lebih sebagai mitra, maka
potensi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang dapat dicapai secara bersinerji
itu, tentunya akan lebih besar lagi, ketimbang KJC jalan sendiri-sendiri.


      Rekonsiliasi dan kebersatuan KJC merupakan langkah awal yang penting
untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi Asia Timur yang bersatu. Semua ini
diharapkan akan membawa dampak positif yang lebih besar lagi bagi
pertumbuhan ekonomi negara-negara lain di kawasan Asia Timur. KJC akan
lebih besar berperan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di Asia Timur
yang menarik pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan daya yang lebih besar lagi.
Langkah ke arah rekonsiliasi dan kebersatuan KJC itu bisa dimulai dengan
pembentukan FTA Jepang dan Korea Selatan dan kemudian China turut
bergabung didalamnya. Setelah itu dilakukan pembentukan kerjasama yang
lebih luas antara KJC-FTA dengan ASEAN dalam rangka membentuk
Masyarakat Asia Timur. Setelah itu dapat diperluas lagi dengan melibatkan
India dan negara Asia lainnya sehingga pada akhirnya terbentuklah Masyarakat
Asia Bersatu yang didambakan, yang mampu mengimbangi kekuatan blok
ekonomi Uni Eropa atau Amerika Utara sekalipun.


      Sementara itu, menurut Prof Akihiko Tanaka dari Universitas Tokyo yang
menjadi pembicara seminar Hubungan ASEAN-Jepang dalam Pembangunan
Komunitas Asia Timur yang diselenggarakan oleh CSIS (Jakarta, 12-8-2004), ide
pembangunan Masyarakat Asia Timur yang dikampanyekan kembali oleh PM
Jepang Junichiro Koizumi, masih sulit untuk diwujudkan, mengingat sampai
35


saat ini ASEAN saja masih berkutat dengan masalah internalnya seperti
pembentukan Masyarakat ASEAN dengan tiga pilarnya, yakni pilar komunitas
ekonomi, komunitas sosial dan komunitas kemanan.        ASEAN juga sedang
menghadapi masalah bagaimana mengatasi kesenjangan         ekonomi di antara
sesama negara anggotanya, agar dapat tercipta integrasi regional yang harmonis
di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, menurut Akihiko Tanaka, ASEAN saja
masih sibuk mematangkan strategi kerjasama ASEAN Plus Tiga bersama Korsel,
Jepang, dan China, dan belum membuahkan hasil yang nyata, sehingga akan
sulit bagi ASEAN untuk mewujudkan gagasan Asia Timur yang selangkah lebih
jauh ke depan. Bila kerjasama ASEAN Plus Tiga sudah berhasil berjalan dengan
baik, maka kerjasama itu akan menjadi jembatan emas menuju perwujudan Asia
Timur.


Dana Asia (Asian Fund)


      Gagasan masa depan lain yang belakangan ini mencuat, selain
pembentukan Masyarakat Asia Timur adalah pembentukan kekuatan pasar
modal dan keuangan Asia, serta penerbitan obligasi Dana Asia (Asian Fund).
Dengan demikian kerjasama ekonomi tidak hanya terbatas dalam lingkup
ekonomi perdagangan dan industri saja, melainkan juga meluas dalam lingkup
keuangan/finansial.


      Pemikiran kearah itu didasari pada kesadaran bahwa Asia Timur pada
dasarnya memiliki kekuatan finansial yang besar, namun AS dan negara Eropa
lebih banyak menikmati potensi keuangan Asia Timur ini. Hal ini dapat dilihat
dari besarnya potensi cadangan devisa KJC. Sebagaimana diketahui, KJC
memiliki surplus perdagangan internasional yang relatif besar dan cenderung
terus meningkat. Pada akhir Maret 2004 jumlah cadangan devisa KJC telah
mencapai lebih dari 1,4 triliun dolar AS. Selain dari surplus perdagangan,
36


negara-negara Asia Timur yang memiliki cadangan devisa cukup besar
termasuk KJC ini juga terus mengintervensi pasar uang internasional, membeli
dolar dan menjual mata uang mereka sendiri sehingga pada gilirannya cadangan
devisa mereka terus bertambah.


      Namun negara-negara Asia Timur (termasuk Hongkong dan Taiwan)
yang memiliki cadangan devisa yang besar itu menginventasikan sebagian besar
cadangan devisanya untuk membeli obligasi pemerintah AS atau surat berharga
di Eropa dan bukan menggunakan sepenuhnya untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi domestiknya. Selain itu, banyak perusahaan Asia Timur yang tidak
menggunakan     sepenuhnya       asset   valuta   asingnya   untuk   mendanai
pertumbuhannya, melainkan menanamkannya di pasar modal dan uang AS dan
Eropa. Negara-negara Asia Timur ini secara tak langsung telah memainkan
peran penting sebagai pembantu atau kontributor AS dalam menghadapi
tekanan defisit kembar yakni defisit transaksi berjalan dalam neraca
pembayarannya dan defisit anggaran belanja. Bayangkan saja pada 2003 defisit
transaksi berjalan dalam neraca pembayaran AS sudah mencapai sekitar 500 juta
dolar AS.


      Menurut PM Malaysia, Ahmad Badawi, kerjasama perdagangan Eropa
dimulai sejak tahun 1950an, mendahului terbentuknya kerjasama finansial,
sehingga bentuk kerjasama perdagangan seperti itu (mendahulukan kerjasama
perdagangan dan belakangan baru membentuk kerjasama finansial) sebenarnya
sudah tergolong jenis kerjasama yang konvensional. Kita di Asia kini
menghadapi situasi yang berbeda. Asia memiliki surplus finansial dan cadangan
devisa yang relatif besar. Oleh karenanya, surplus finansial ini harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan Asia. Kerjasama
finansial perlu segera direalisasikan dan dilaksanakan berbarengan dengan
37


kerjasama perdagangan. Bukan setelah terbentuknya kerjasama regional di
bidang perdagangan, melainkan harus secara simultan..


      Badawi mengingatkan dan mendukung gagasan yang pernah dilontarkan
Jepang pada saat krisis moneter melanda kawasan Asia pada tahun 1998. Pada
saat itu jepang mengusulkan pembentukan Dana Moneter Asia (DMA). Institusi
moneter ini bukan bagian atau tandingan Dana Moneter Internasional (IMF) dan
bukan pula bagian dari Bank Dunia. Menurut Badawi, institusi moneter ini
bertugas menjaga dan memonitoring perkembangan fiinansial di Asia, bukan
hanya pada saat terjadinya suatu krisis melainkan setiap hari. dan mencarikan
solusi bagi masalah keuangan yang muncul di kawasan Asia. Lembaga ini berisi
para ahli yang tidak perlu menjangkau cakupan ekonomi yang luas. Namun
secara bersama memiliki empati yang besar untuk memahami masyarakat Asia.
Dalam talian ini Badawi mengusulkan pembentukan sebuah think tank yang
merupakan embrio dari Institut Moneter Asia. Lebih lanjut menurut Badawi,
memang telah ada ASEAN Pus Tiga dan para pemimpinnya bertemu setiap
tahun. Namun diperlukan ide pendobrak yang kreatif dan produktif untuk
menghasilkan substansi kongkrit dari ASEAN Plus Tiga seperti integrasi
regional secara ekonomi, sehingga dapat dicapai suatu arah yang baru.


      Reformasi keuangan tampaknya memang harus dilakukan Asia untuk
masa depan yang lebih baik. Negara-negara Asia harus memperkuat kerjasama
keuangan dan tidak lagi bergantung terus menerus kepada pasar modal dan
keuangan AS dan Eropa. Dari sini bergulir gagasan membentuk pasar modal
dan keuangan Asia dimana baik pemerintah maupun perusahaan Asia dapat
menerbitkan obligasinya. Obligasi mana bisa diterbitkan dalam mata uang dolar
AS, bisa pula dalam mata uang negara Asia yang bersangkutan.
38




                     Bab. 4.
         PENILAIAN ATAS KTT ASIA TIMUR

       KTT Asia Timur pertama yang berlangsung di Kuala Lumpur pada Rabu 14-12-
2005 akhirnya dinyatakan berakhir dengan sukses. Semua pihak yang terlibat dalam
KTT ini tampaknya mengusung semangat menggebu menuju terwujudnya Masyarakat
Asia Timur yang stabil, damai dan makmur. Semua pihak yang terlibat dalam KTT ini
tampaknya begitu bersemangat untuk membangun kerjasama demi terwujudnya
masyarakat dengan masa depan yang lebih baik di kawasan tersebut. Kejayaan Asia
Timur dengan ekonominya yang semakin makmur tampaknya bakal terwujud di masa
datang, tentunya bila semua pihak tetap konsisten mengusung semangat juang
membangun Asia Timur di dalam prinsip kebersamaan dan kesetaraan.

        KTT EAS pertama ini dihadiri oleh 16 kepala negara ASEAN, plus Jepang,
China, Korea Selatan (Korsel), dan ditambah dengan Australia, Selandia Baru dan
India. Dengan demikian, EAS sebenarnya merupakan perluasan dari ASEAN Plus Tiga
(ASEAN Plus China, Jepang dan Korsel), ditambah Australia, Selandia Baru dan India.
Keselarasan hubungan antar negara ASEAN, bergabungnya tiga entitas ekonomi besar
di Asia Timur untuk mengembangkan kerjasama ekonomi dan pasar bebas dengan
ASEAN (China, Jepang dan Korsel), membuat Australia, Selandia Baru dan India pada
gilirannya menjadi tertarik untuk ikut bergabung mengembangkan kerjasama di
kawasan ini. Bahkan Rusia pun dikabarkan juga tertarik bergabung dan mengajukan
permohonan secara resmi untuk bergabung. Namun Rusia baru dapat diterima sebagai
peserta dalam KTT EAS tahun 2006 yang akan diselenggarakan di Cebu, Filipina.

       Banyak pihak menilai pelaksanaan KTT ini tergolong sukses. Apa ukuran sukses
dari KTT ini ? Menurut Perdana Menteri Malaysia yang juga merupakan Ketua
pelaksana KTT tersebut, ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari kesepakatan yang
diambil oleh 16 Kepala Negara peserta EAS untuk menjadikan EAS sebagai pertemuan
tahunan resmi, yang berlangsung bersamaan dengan rangkaian event KTT ASEAN.
Para peserta KTT ini juga sepakat untuk mewujudkan perdagangan bebas diantara
seluruh peserta EAS.

        Selain itu, menurut Badawi, ukuran sukses lainnya dapat dilihat pada
terciptanya atmosfir persahabatan dan sikap saling mengerti diantara peserta selama
EAS berlangsung. Apa yang dinyatakan Badawi ini tampaknya memang bukan sekedar
basa-basi. Pada saat penanda tanganan Deklarasi Kuala Lumpur tentang EAS, PM
China Wen Jiabao dan PM Jepang Junichiro Koizumi yang negaranya belakangan ini
sempat bersitegang akibat penerbitan buku sejarah Jepang yang baru sehingga
menimbulkan kemarahan berbuntut demonstrasi massal di China, tampak duduk
berdampingan. Mereka terlibat dalam pembicaraan kecil dan Koizumi pemimpin
Jepang yang nyentrik itu pun sempat meminjam pena Jiabao untuk digunakan dalam
penanda tanganan naskah Deklarasi.      Koizumi memang pantas disebut nyentrik.
39

Bagaimana tidak, sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan negara maju, Koizumi bisa
sampai lupa membawa pena dalam acara puncak yang sangat penting :
menandatangani deklarasi EAS. Namun momen ini justru digunakan oleh Kiozumi
untuk menarik simpati Jianbao yang tersenyum tatkala penanya dipinjam Koizumi.
Momen yang berkesan ini pun diabadikan oleh para wartawan foto dan dimuat di
berbagai media cetak internasional.

        Disamping itu, menurut Badawi, bukti sukses lainnya dapat dilihat dari adanya
kesamaan pandangan yang muncul diantara peserta mengenai berbagai persoalan yang
terjadi di kawasan Asia Timur dan mereka sepakat untuk tidak melaksanakan hal-hal
yang bisa membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Badawi menegaskan, ada
tingkat penerimaan yang sangat tinggi dari peserta EAS atas apa yang menjadi
kepentingan bersama, untuk melihat bahwa bagian dunia ini (Asia Timur) terus
berkembang menjadi wilayah yang stabil, damai dan makmur, Meskipun EAS diikuti
oleh PM Australia dan Selandia Baru, dan India dalam KTT ini mereka pun terlihat
memiliki kepentingan yang sama atas apa yang terjadi di kawasan ini, dan bahkan
menyatakan bersedia memberikan kontribusi mereka terhadap ASEAN dan seluruh
proses di ASEAN.

       Lebih jauh Badawi menyatakan, para pemimpin EAS meyakini Komunitas Asia
Timur (EAC) akan menjadi kenyataan di masa mendatang. Khususnya setelah
kerjasama tumbuh, saling percaya tumbuh, dan tercapainya tingkat pengertian yang
lebih baik sehingga ada lebih banyak lagi kesamaan dalam mewujudkan aspirasi
kawasan ini sebagai kawasan yang damai, stabil dan makmur. Gerakan menuju
Komunitas Asia Timur sebagai tujuan akhir akan menjadi kenyataan dan ini adalah
sesuatu yang wajar diterima oleh semua pihak.

       Menyangkut soal perwujudan Masyarakat Asia Timur, Australian, Selandia Baru
dan India menyadari posisis geografis mereka sehingga mereka sama sekali tidak
membicarakan kemungkinan keanggotaan mereka dalam Komunitas Asia Timur.
Kendati demikian, ketiga negara ini bersama negara anggota Asean Plus Tiga tampak
lebih banyak terlibat dalam pembicaraan membahas hal-hal yang menjadi kepentingan
bersama, nilai-nilai bersama dan penggalangan kerja sama.

       Mewujudkan kerjasama Asia Timur yang lebih kongkrit dalam bentuk
pelaksanaan program-program yang terarah dan terkoordinasi dengan baik jelas
memerlukan institusi formalnya, dalam bentuk sekretariat EAS. Namun menyangkut
soal pembentukan sekretariat EAS, tampaknya KTT ini belum menentukan dengan jelas
dimana sekretariat berada. Untuk sementara ini EAS berada dibawah naungan
Sekretariat ASEAN yang berkantor di Jakarta.

Perbedaan

       KTT Asia Timur ini merupakan realisasi dari pembicaraan didalam East Asia
Vision Group dalam kerangka ASEAN Plus Tiga yang membuahkan rekomendasi
untuk melakukan evoluasi dari ASEAN Plus Tiga menjadi KTT Asia Timur dengan
melibatkan keangggotaan yang lebih luas (penambahan Australia, Selandia Baru dan
40

India). Sejumlah pengamat mengkhawatirkan perluasan, atau penambahan peserta
dalam KTT Asia Timur justru akan mempersulit penggalangan kerjasama secara
kongkrit dalam bentuk pelaksanaan program kerjasama yang nyata. Dengan demikian,
nasib kerjasama Asia Timur tidak menjadi seperti APEC, yang oleh banyak kalangan
dinilai telah menjadi macan kertas yang tidak mampu merealisasikan program kongkrit
yang manfaatnya dapat dirasakan oleh para peserta APEC.

       Perbedaan memang ada diantara negara penggalang kerjasama Asia Timur.
Perdebatan panjang yang menyangkut kepesertaan dan modalitas keorganisasian
sempat mengawali proses terbentuknya KTT EAS. Ini dilatar belakangi oleh posisi
awal yang berbeda diantara negara anggota ASEAN selaku penggerak awal EAS.
Malaysia, misalnya sejak awal menginginkan peserta EAS dibatasi hanya ASEAN Plus
Tiga dan menghendaki KTT Asia Timur merupakan pendalaman dari kerjasama
ASEAN Plus Tiga. Filipina yang mendukung pandangan Malaysia menghendaki
penambahan anggota, yakni dengan memasukkan India. Malaysia dapat menerima
masukan Filipina karena kedua negara ini memiliki kesamaan pandangan : menjadikan
Asia Timur sebagai suatu kekuatan ekonomi yang tangguh yang memiliki daya tawar
tinggi terhadap kekuatan ekonomi belahan dunia lain (Uni Eropa, AS dan entitas
ekonomi besar lainnya). Keduanya sepakat menggunakan model seperti Uni Eropa
untuk menggalang kerjasama yakni dengan membentuk Komunitas Asia Timur dan
Pasar Tunggal Asia Timur.

        Indonesia semula tidak tertarik mendukung gagasan terbentuknya EAS.
Belakangan Indonasia memandang perlu pembentukan EAS, namun dengan
penambahan peserta, yakni Australia dan Selandia Baru. Kerjasama ekonomi memang
bisa saja tidak dibatasi secara geografis. Bisa saja negara lain yang bukan berada dalam
kawasan yang sama, namun bertetangga, dimasukkan sebagai peserta karena
pertimbangan-pertimbangan strategis tertentu. Indonesia menghendaki EAS
merupakan perluasan dari konsep Komunitas ASEAN yang disepakati dalam Bali
Concord II tahun 2003 lalu. Cakupan kerjasama dalam EAS hendaknya tidak hanya
terbatas dalam bidang ekonomi melainkan juga bidang keamanan dan sosial budaya.
Tidak semua anggota ASEAN pada awalnya sepakat dengan masuknya Asutralia dan
Selandia Baru sebagai peserta EAS.

        Penolakan atas masuknya Australia dan Selandia Baru dilandasi beberapa
alasan. Ada pihak yang menilai Australia dan Selandia Baru memiliki latar belakang
sosial budaya yang jauh berbeda dengan bangsa-bangsa Asia. Australia dan Selandia
Baru yang memiliki latar belakang sosial budaya Eropa akan sulit menggalang
kerjasama dengan negara-negara Asia yang memiliki latar belakang sosial budaya Asia.
Apalagi kedua negara itu sudah terlanjur dianggap sebagai ”Eropa” di Timur karena
sikap politiknya yang pro Eropa. Bahkan ada yang menilai Australia dan Eropa
merupakan kepanjangan tangan Amerika Serikat di Timur, mengingat saratnya
keterlibatan Australia dalam menggalang kerjasama keamanan internasional dengan AS
dan sekutunya.

       Motivasi beberapa negara yang bergabung ke EAS memang berbeda. Ada yang
lebih kental motivasi ekonominya, seperti Malaysia dan Filipina. Ada yang lebih luas
41

seperti Indonesia yang juga ingin menggalang kerjasama dalam bidang keamanan serta
sosial dan budaya. Australia sendiri tampaknya lebih tertarik mengalang kerjasama
dalam bidang politik dan keamanan ketimbang kerjasama ekonomi. Ini mungkin karena
kedua negara itu lebih lekat membangun kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa dan AS
ketimbang dengan negara tetangga di Asia. Ini ditagaskan oleh Menlu Australia,
Alexander Downer yang menyatakan, Australia lebih tertarik untuk membangun
kerjasama dibidang keamanan, namun tidak dalam bentuk pendirian Pakta Pertahanan,
melainkan cukup dalam bentuk konsultasi dan kerjasama di bidang politik dan
keamanan.

        Perbedaan juga tampak diantara China dan Jepang yang belakangan terlibat
konflik akibat penerbitan buku sejarah Jepang yang baru dan kunjungan Perdana
menteri Jepang Koizumi ke Kuil yang dibangun untuk menghormati tentara Jepang
yang gugur semasa Perang Dunia ke II. Kendati mendapat kecaman keras dari
masyarakat dan pemerintah China. Kiozumi masih saja menjalankan ritual politisnya di
kuil tersebut sehingga benih konflik masih terus membayangi hubungan kedua negara.

       Mari kita simak kendala-kendala yang masih menghadang kerjasama China dan
Jepang. Dari sisi politik keamanan, misalnya, China dan Jepang juga masih belum dapat
dikatakan seia sekata. China dan Jepang masih saling mengintai perkembangan
kekuatan militer masing-masing. Trauma dan rasa dendam akibat ekspansi militer
Jepang di China pada masa Perang Dunia (1931 – 1945), ternyata masih membayangi
China, sehingga militer China masih terus memata-matai gerak gerik militer Jepang.
Insiden kapal selam nuklir China yang menyusup ke perairan Jepang pada bulan
November 2004 lalu merupakan salah satu indikasi yang sangat jelas.

       Sebuah kapal selam nuklir, yang belakangan terindikasi berasal dari Angkatan
Laut China, telah menyusup ke perairan Jepang (dekat Pulau Okinawa) selama dua jam.
Insiden ini menyebabkan Jepang melontarkan nota diplomatik yang memprotes secara
resmi penyusupan kapal selam China yang sudah melanggar batas perairan Jepang ini.
Kapal selam itu terindikasi berada di sekitar sebuah lokasi sumber gas alam yang masih
diperebutkan oleh sejumlah negara di Asia Timur. Jepang mengindikasikan kapal selam
itu milik China, karena ketika dikejar oleh dua kapal perusak dan sebuah pesawat
pengintai Jepang, kapal selam itu melarikan diri ke arah barat laut (wilayah China) dan
di perairan sekitar itu memang kapal selam China sering berkeliaran.

       Insiden lain yang membuat hubungan Jepang China tak kunjung harmonis dari
segi politik keamanan adalah kunjungan PM Jepang Junichiro Koizumi, ke sebuah kuil
di Tokyo yang didirikan khusus untuk menghormati para serdadu Jepang yang menjadi
korban perang pada masa Perang Dunia. Padahal, sebagian dari mereka jelas sudah
dinyatakan sebagai penjahat perang dan dijatuhkan hukuman oleh pengadilan pasca
Perang Dunia. Kunjungan yang dilakukan berkali-kali itu terkesan menjadi ritual
berkala yang memuja heroisme dan kejayaan militer Jepang masa lalu, sehingga
menyakitkan perasaan pemerintah dan rakyat China yang menjadi korban keganasan
militer Jepang di masa penjajahan Jepang. Tindakan Junichiro dinilai cenderung
membela dan membenarkan aksi tentara Jepang masa lalu yang penuh dengan
kebrutalan dan tidak prihatin pada nasib korban keganasan tentara Jepang di China.
42

Petinggi Jepang ini dinilai mengabaikan perlunya upaya menjalin keharmonisan
hubungan persahabatan Jepang China di masa kini.

         Selain itu, menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone, dalam upaya
membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, ternyata masih terdapat kendala yang
menyangkut sejarah masa lalu, yang dialami oleh ketiga negara ini dan masih menjadi
trauma bagi anak bangsanya. Oleh karena itu, para pemimpin KJC harus mengambil
inisiatif sendiri untuk menyelesaikan persoalan masa lalunya. Sebagaimana diketahui,
masalah dampak penjajahan Jepang terhadap Korsel dan China pada masa Perang
Dunia memang masih belum juga tuntas. Setiap kali masih saja muncul silang pendapat
yang berimplikasi buruk pada pembinaan hubungan baik diantara ketiga negara.

        Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad dan mantan kepala Negara Filipina
Fidel Ramos, mendukung usulan Nakasone agar para petinggi KJC mengambil inisiatif
dalam rangka meyelesaikan persoalan masa lalu. Negara-negara di kawasan Asia Timur
harus dapat keluar dari persoalan masa lalu yang berpotensi mengganggu upaya
perbaikan ekonomi di kawasan ini dalam jangka panjang dan pembentukan masyarakat
Asia Timur yang didambakan itu.Ini merupakan satu persoalan yang mengganjal
implementasi hubungan baik di antara negara Asia Timur dengan Jepang, terlebih lagi
antara Jepang dengan Korea dan China.

        Melihat adanya berbagai perbedaan dan benih-benih konflik ini, berbagai
kalangan mengkhawatirkan nasib kerjasama Asia Timur akan menjadi seperti APEC.
Diawalnya semangat menggebu-gebu memang ada, tetapi sejalan dengan perjalanan
waktu, APEC tidak juga membuahkan program-program kongkrit. APEC nyaris
menjadi macan kertas yang hanya menghasilkan deklarasi atau kesepakatan tanpa
program nyata yang jelas manfaatnya bagi para peserta APEC. Pengertian orang awam
menyatalan, terlampau banyak anggota yang memiliki latar belakang beragam, akan
membawa terlampau banyak perbedaan ke dalam organisasi sehingga pada gilirannya
berpotensi menimbulkan konflik dan menyulitkan terwujudnya persatuan dan kesatuan
serta terlaksanaya program aksi nyata yang efektif.

        Penambahan jumlah peserta yang lebih banyak seperti Rusia, misalnya, akan
membuat kepesertaan EAS hampir sama saja dengan APEC. Ini karena peserta EAS
memang sama dengan APEC. Meskipun AS tidak masuk ke dalamnya, namun
kepentingannya bisa saja diwakili oleh Australia dan Selandia Baru. Itu sebabnya
banyak pihak yang meragukan efektifitas EAS yang nasibnya dikhawatirkan akan sama
saja dengan APEC. Namun perbedaan pada dasarnya bisa saja menjadi aset yang
memperkaya dan memperkuat kerjasama. Bukankah lukisan mozaik yang indah
dilahirkan dari aneka ragam bentuk dan warna yang berbeda. Disinilah diperlukan
kemampuan mengelola keberagaman (managing diversity) guna menciptakan
persatuan dari keberagaman (unity in diversity).
43




                                Bab. 5.
                               Penutup

      Pertumbuhan Asia Timur terus menyedot perhatian dunia. Hasil survey
yang dilakukan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (UN-
ESCAP) di 20 negara Asia mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Asia mampu
mencapai 6 %. Capaian angka pertumbuhan ini jauh diatas negara maju seperti
Amerika Serikat, sekalipun. Negara anggota senior ASEAN seperti Singapura,
Malaysia dan Thailand umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah
pemulihan ekonomi, dari dampak krisis moneter yang melanda Asia pada 1998.
Kebangkitan kembali empat Macan Asia         diperkirakan akan menandai
kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur yang pada 1990an kepesatan
kemajuan ekonominya sangat memukau dunia. Terlebih lagi di Asia Timur kini
sudah terdapat dua motor penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan yang
sedang terus bertumbuh dinamis ini, yakni Jepang dan China. Kalau dalam
dekade lalu motornya baru Jepang, kini bertambah dengan China yang
pertumbuhannya sangat spektakuler dan mengesankan.


      Dua negara Asia yang sedang naik daun, China dan Vietnam berhasil
tampil menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Asia dan menjadi sorotan
para analis di manca negara. Pertumbuhan perdagangan dan jumlah cadangan
devisa negara-negara dagang utama Asia pun sudah meningkat demikian
besarnya. Tak pelak lagi, Asia telah menjadi kawasan yang sangat aktraktif
dalam blantika perdagangan dunia. Pertumbuhan kawasan Asia Timur harus
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Indonesia. Terlebih lagi
mengingat keterkaitan pertumbuhan ekonomi di antara sesama negara Asia
Timur diperkirakan akan semakin menguat. Janganlah kita kehilangan sebagian
peluang seperti yang terjadi dalam hubungan dagang dengan China yang
44


kurang optimal. Indonesia kurang memanfaatkan secara optimal pertumbuhan
ekonomi China pada saat pertumbuhannya masih tinggi, sehingga pertumbuhan
ekspor Indonesia ke China kalah jauh dibanding dengan negara Asia lainnya.


      Tentu tidaklah keliru jika para petinggi negara-negara ASEAN sepakat
untuk mengembangkan kerjasama ekonomi regional yang lebih luas di kawasan
Asia Timur dalam konteks ASEAN Plus Tiga (ASEAN Plus Jepang, China dan
Korea Selatan) dan ASEAN-India.         Tampak jelas ada harapan dibalik
kecemerlangan pertumbuhan ekonomi Asia, yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan lebih jauh pertumbuhan ekonomi negara anggota ASEAN, lewat
pembentukan kerjasama ekonomi dengan ke empat negara Asia tersebut. Oleh
karena itu, implementasi   kerjasama perdagangan bebas ASEAN Plus Tiga
(China, Jepang dan Korea) harus semakin ditingkatkan. Kita tidak boleh
kehilangan peluang dan momentum yang baik, dengan memanfaatkan secara
optimal segi positif dari pertumbuhan ekonomi perdagangan Asia yang sangat
sepektakuler ini.


      Belakangan muncul gagasan pembentukan Masyarakat Asia Timur yang
dalam jangka panjang akan berkembang menjadi Masyarakat Asia secara
keseluruhan. Gagasan ini menarik disimak karena ada berbagai hal positif yang
dapat ditarik manfaatnya, baik dalam rangak pengembangan kerjasama ASEAN
maupun Indonesia sendiri. Oleh karenanya perkembangan kearah pembentukan
gagasan ini perlu dimonitor dan dan dicermati dengan saksama oleh pihak-
pihak yang berkepentingan dan bahkan didorong perwujudannya.


      Namun upaya membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, masih
menghadapi sejumlah kendala yang mengganjal, sehingga diperlukan upaya
serius terutama dari pihak Jepang China dan Korsel untuk mengeliminasi
kendala yang mengganjal ini. Kenyataan di lapangan memang menunjukkan,
45


kendati dari sisi kepentingan ekonomi, terdapat niat, semangat dan bahkan
kesepakatan untuk menggalang kerjasama ekonomi yang lebih mendalam,
namun     pembentukan Masyarakat          Asia    Timur    masih    dibayang-bayangi
kemungkinan keretakan yang dapat menghambat perwujudan kerjasama
ekonomi yang harmonis di kawasan yang terus berkembang secara dinamis ini.


       KTT Asia Timur pertama di Kuala Lumpur diharapkan dapat menjadi
momentum pembuka jalan bagi kerjasama regional yang lebih erat menuju stabilitas,
kedamaian dan kemakmuran di kawasan ini. Kita berharap semangat yang tinggi untuk
membangun kerjasama Asia Timur tidak hanya terhenti di meja perundingan EAS saja,
melainkan dilanjutkan dengan implementasi program kerjasama secara kongkrit dan
efektif. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah upaya untuk mereduksi perbedaan
dan benih-benih konflik diantara negara peserta EAS secara bertahap, tetapi pasti, harus
terus diupayakan, agar terbentuk kerjasama yang kompak, kongkrit dan efektif, tidak
sekedar diatas kertas seperti kerjasama APEC. Sekalipun perbedaan jelas ada, namun
perbedaan bisa saja menjadi aset yang memperkaya dan memperkuat              kerjasama.
Bukankah lukisan mozaik yang indah dilahirkan dari aneka ragam bentuk dan warna
yang berbeda namun dapat dibuat menjadi komposisi yang menarik. Disinilah, dalam
konteks EAS, diperlukan kemampuan mengelola keberagaman (managing diversity)
guna menciptakan persatuan dalam keberagaman (unity in diversity).


Daftar Kepustakaan :

-   Akira Kojima, Pembangunan Gaya Asia, Model Perdamaian, Kompas, 2 Juni
    2004
-   Arif Satria, Kerjasama ASEAN dan Pencurian Ikan, Suara pembaruan, 2 Juli
    2004
-   Diah Marsidi, Myanmar Beringsut Membuka Diri, Kompas, 23 Desember
    2003
-   James Luhulima, ASEAN-Myanmar, Bagai Memagang Bola Panas, Kompas, 4
    Juli 2004
-   Kishore Mahbubani, Bisakah Asia Berperan Dalam kepemimpinan Global ?
    Kompas, 1 Juni 2004
46


-   N. Hasan Wirajuda, Jadikan ASEAN Lebih relevan dan Efektif, Kompas, 7
    Agustus 2004
-   Makmur Keliat, Pembangunan Komunitas ASEAN, Kompas, November 2004
-   PLE Priatna, ASEAN dan Komunitas yang kapitalis, Kompas, Oktober 2003
-   PLE Priatna, Melihat ASEAN ke Masa Depan, Kompas, 25 Juni 2004
-   PLE Priatna, Australia, Indonesia dan ASEAN, Kompas, 19 November 2004
-   Poedjo Purnomo, Selat Malaka di Mata Pelaut, Kompas, 11 Agustus 2004

Contenu connexe

Tendances

BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...
BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...
BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...MohammadKhalilArdhan
 
Strategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan WilayahStrategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan WilayahSri Wahyuni
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsa
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsaPeranan pemuda dalam pembinaan politik bangsa
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsaSyafrizal Helmi helmi
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaDwi Sulistiyo
 
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010joihot
 
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPD
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPDTeknik Penyusunan Renstra & Renja SKPD
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPDDadang Solihin
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaGeografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaPutriNurSaadah1
 
SMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGESMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGESiti Sahati
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Dadang Solihin
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalDadang Solihin
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2suparmono
 
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)Zulfira Farah Nubua
 
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)Cahya Panduputra
 

Tendances (20)

BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...
BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...
BAB 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks NKRI - Mohammad Khalil Ar...
 
Strategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan WilayahStrategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan Wilayah
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsa
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsaPeranan pemuda dalam pembinaan politik bangsa
Peranan pemuda dalam pembinaan politik bangsa
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kota
 
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Profil Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
 
Lembaga sosial
Lembaga sosialLembaga sosial
Lembaga sosial
 
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPD
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPDTeknik Penyusunan Renstra & Renja SKPD
Teknik Penyusunan Renstra & Renja SKPD
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaGeografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
 
SMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGESMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGE
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dari Perencanaan hingga Monitoring dan...
 
presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy presentasi PKN Kel.Raniy
presentasi PKN Kel.Raniy
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
 
RPJPN dan RPJMN
RPJPN dan RPJMNRPJPN dan RPJMN
RPJPN dan RPJMN
 
Sistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasilaSistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasila
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2
 
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
 
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
 

En vedette

Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)
Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)
Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)Al Haidi
 
Perkembangan industrialisasi di china
Perkembangan industrialisasi di chinaPerkembangan industrialisasi di china
Perkembangan industrialisasi di chinamarisa_xie
 
Standar Akuntansi Internasional-Korea Selatan
Standar Akuntansi Internasional-Korea SelatanStandar Akuntansi Internasional-Korea Selatan
Standar Akuntansi Internasional-Korea Selatanelietasuganda
 
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea Selatan
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea SelatanPresentasi Standar Akuntansi internasional Korea Selatan
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea SelatanAnisa Agustyaningrum
 
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...elysaandelany
 
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTA
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTAMemahami Kerjasama ASEAN - AFTA
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTABermand Hutagalung
 
Kesan postif dan negatif pembandaran
Kesan postif dan negatif pembandaranKesan postif dan negatif pembandaran
Kesan postif dan negatif pembandaranUNie ONie
 
EAEC Perundingan Ekonomi Asia Timur
EAEC  Perundingan Ekonomi Asia TimurEAEC  Perundingan Ekonomi Asia Timur
EAEC Perundingan Ekonomi Asia Timurmunnianwar
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 

En vedette (11)

Fealac
FealacFealac
Fealac
 
Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)
Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)
Akuntansi Internasional Negara Cina (.ppt)
 
Perkembangan industrialisasi di china
Perkembangan industrialisasi di chinaPerkembangan industrialisasi di china
Perkembangan industrialisasi di china
 
Standar Akuntansi Internasional-Korea Selatan
Standar Akuntansi Internasional-Korea SelatanStandar Akuntansi Internasional-Korea Selatan
Standar Akuntansi Internasional-Korea Selatan
 
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea Selatan
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea SelatanPresentasi Standar Akuntansi internasional Korea Selatan
Presentasi Standar Akuntansi internasional Korea Selatan
 
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN AKUNTANS...
 
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTA
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTAMemahami Kerjasama ASEAN - AFTA
Memahami Kerjasama ASEAN - AFTA
 
Kesan postif dan negatif pembandaran
Kesan postif dan negatif pembandaranKesan postif dan negatif pembandaran
Kesan postif dan negatif pembandaran
 
EAEC Perundingan Ekonomi Asia Timur
EAEC  Perundingan Ekonomi Asia TimurEAEC  Perundingan Ekonomi Asia Timur
EAEC Perundingan Ekonomi Asia Timur
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Estrategias de Posicionamiento
Estrategias de PosicionamientoEstrategias de Posicionamiento
Estrategias de Posicionamiento
 

Similaire à Mencermati Kerjasama Ekonomi Asia Timur

(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014ekho109
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanYusuf Darismah
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganNha803
 
Negara maju dan berkembang
Negara maju dan berkembangNegara maju dan berkembang
Negara maju dan berkembangCheva meiza
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017ThrustGen - Trust Generation
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi p
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi pAnalisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi p
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi pBernadette Aderi Puspaningrum
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global IndonesiaPerdana Wahyu Santosa
 
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptxakmaldzakiedu
 
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptxmadrasahaliyahsumbab
 
Uas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasionalUas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasionalciciliya11
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsabdullucky
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Elly Willy
 
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Perpus Maya
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileIndra Yu
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul TanjungBudi Rachmat
 
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptx
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptxAnalisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptx
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptxDedySetiawan94
 
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIA
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIAEKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIA
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIAamelqatrunnada
 

Similaire à Mencermati Kerjasama Ekonomi Asia Timur (20)

(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdagangan
 
Negara maju dan berkembang
Negara maju dan berkembangNegara maju dan berkembang
Negara maju dan berkembang
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
 
Chapter 3 Business In Global Setting
Chapter 3 Business In Global SettingChapter 3 Business In Global Setting
Chapter 3 Business In Global Setting
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi p
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi pAnalisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi p
Analisis kebijakan pembangunan jepang dalam krisis 2008_bernadette Aderi p
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
 
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx
15. Kerja Sama Negara Maju dan Negara Berkembang.pptx
 
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx
04. PPT Geografi XII - www.ilmuguru.org.pptx
 
Uas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasionalUas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional uts
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
 
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptx
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptxAnalisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptx
Analisis pertumbuhan ekonomi pulau jawa.pptx
 
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIA
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIAEKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIA
EKONOMI ORDE BARU DAN REFORMASI DI INDONESIA
 

Dernier

Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxEvita50
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptxSahlimaHutagalung
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 

Dernier (10)

Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 

Mencermati Kerjasama Ekonomi Asia Timur

  • 1. MENCERMATI PENJAJAKAN KERJASAMA EKONOMI PERDAGANGAN KAWASAN ASIA TIMUR Oleh : Bermand Hutagalung Lembaga Studi Fenomena Globalisasi
  • 2. 2 Bab. 1 Pendahuluan Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur terus menyedot perhatian dunia. Negara anggota senior ASEAN umumnya sudah menunjukkan tanda- tanda ke arah pemulihan ekonomi, dari dampak krisis moneter yang melanda Asia pada 1998. Selain itu, kebangkitan kembali empat Macan Asia diperkirakan akan menandai kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur yang pada 1990an kepesatan kemajuan ekonominya sangat memukau dunia. Terlebih lagi di Asia Timur kini sudah terdapat dua motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan yang sedang terus bertumbuh dinamis ini, yakni China dan Jepang. Indonesia tentunya harus dapat memanfaatkan peluang dari pertumbuhan ekonomi di Asia Timur ini secara optimal. Kalangan pengamat ekonomi bisnis internasional berpendapat abad 21 adalah abad Asia. Pusat pertumbuhannya berada di Asia Timur. Berbicara tentang kemajuan ekonomi Asia berarti berbicara tentang Asia Timur, yang tak lain adalah ASEAN Plus Tiga (Plus Korea, Jepang dan China). Selain itu Asia Timur juga masih menyimpan dua potensi ekonomi yang terus bertumbuh dinamis yakni Hngkong dan Taiwan. Maka, tak heran jika para petinggi negara-negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan kerjasama ekonomi regional yang lebih luas di kawasan Asia Timur , dalam konteks ASEAN Plus Tiga ini. Tampaknya memang ada harapan dibalik kecemerlangan pertumbuhan ekonomi Asia Timur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan lebih jauh pertumbuhan ekonomi negara ASEAN, lewat pembentukan kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan ke tiga negara di kawasan Asia Timur tersebut.
  • 3. 3 Asia Timur di millennium baru ini senyatanya memang telah menjadi pusat perhatian dunia, karena telah menjadi kawasan yang paling pesat pertumbuhan ekonominya dalam masa peralihan abad baru ini. Pertumbuhan ekonominya terhitung sejak 1998 hingga 2004 menurut perkiraan berbagai lembaga ekonomi dunia mencapai 5 % per tahun. Jauh diatas negara maju seperti Amerika Serikat, yang dalam periode yang sama rata-rata hanya bertumbuh 3,3 %, Jepang rata-rata 1 % dan negara-negara Eropa sekitar 2,1 %. Dua negara Asia Timur yang sedang naik daun, China dan Vietnam berhasil tampil menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Asia dan menjadi sorotan para analis di manca negara karena paling berhasil menyedot masuknya investasi asing. Pertumbuhan perdagangan dan jumlah cadangan devisa negar- negara dagang utama Asia Timur pun sudah meningkat demikian besarnya. Kita tidak boleh kehilangan peluang dan momentum yang baik ini, dengan memanfaatkan secara optimal segi positif dari pertumbuhan ekonomi perdagangan Asia Timur yang sangat sepektakuler ini. Mari kita simak data dan informasi lainnya. Hasil survey yang dilakukan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (UN-ESCAP) di 20 negara Asia yang diobservasi mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Asia tahun 2003 mampu mencapai 6 %. Capaian angka pertumbuhan ini, jauh diatas negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Untuk tahun 2004 pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan sedikit meningkat menjadi 6,2 %. Khusus untuk ASEAN, pertemuan tahunan para Menteri Keuangan ASEAN menegaskan pertumbuhan ekonomi ASEAN pada 2004 mencapai 5,9 % atau naik 0,9 % dibanding capaian tahun 2003 yang pertumbuhannya tercatat sebesar 5 %. Ini berarti pertumbuhan ekonomi ASEAN tidak jauh berbeda dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur yang terus berkembang dinamis.
  • 4. 4 Pertumbuhan Perdagangan Di millenium baru ini, belahan bumi Asia Timur telah bertumbuh luar biasa dari segi ekonominya. China ternyata merupakan motor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan ini yang didorong oleh kemampuan perdagangan internasionalnya. Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), Supachai Panitchpakdi dalam laporan WTO yang berjudul “World trade 2003, Prospect for 2004: Stronger Than Expected Growth Spurs Modest Trade Recovery” menyatakan, pertumbuhan pesat perdagangan dunia masih akan terjadi di Asia dengan China sebagai motor utamanya. Kawasan dunia lainnya yang diperkirakan dapat menyaingi pertumbuhan Asia adalah negara-negara yang perekonomiannya masih termasuk dalam masa transisi seperti negara-negara di kawasan Eropa Timur dan ini akan semakin jelas sosoknya dengan masuknya sejumlah negara Eropa Timur ke dalam keanggotaan Uni Eropa. Namun besarnya perkembangan perdagangan di kawasan itu tetap saja dinilai masih kalah jauh jika dibanding dengan pertumbuhan Asia yang memang sangat spektakuler. Pertumbuhan perdagangan dunia pada 2003, dibanding dengan tahun sebelumnya, menurut penilaian WTO, meningkat menjadi 16 %, dengan total nilai perdagangan (ekspor-impor) mencapai 14,8 triliun dolar AS. Prestasi ini cukup mencengangkan, berhubung pada tahun 2003 terjadi invasi AS dan sekutunya ke Irak. Invasi besar-besaran yang berhasil menggulingkan rezim Sadam Husein dari tampuk kekuasaannya itu sempat dikhawatirkan bakal berdampak buruk pada kestabilan perekonomian global. Namun perekonomian dunia ternyata dapat terus berkembang dengan dinamis, kendati invasi ke Irak, yang mendapat tentangan keras dari berbagai negara termasuk sekutu AS di Eropa seperti Jerman dan Perancis, sehingga AS hanya bergandengan tangan dengan Inggris, Spanyol dan beberapa negara kecil lainnya, jadi juga dilakukan.
  • 5. 5 Selain itu, juga terjadi serangan wabah penyakit sindroma pernafasan akut (SARS) yang melanda China, Vietnam, Singapura dan sejumlah negara lainnya. Walaupun SARS empat mengguncang negara-negara Asia ini sehingga mengganggu kinerja perdagangan dan pariwisata negara tersebut, namun dampaknya berjalan tidak terlampau lama, karena eskpansi SARS dapat segera tertanggulangi. Disamping itu, sempat pula terjadi serangan wabah penyakit sapi gila (mad cow) dan flu burung. Namun wabah inipun dapat segera terdeteksi dan tertanggulangi. Dengan berlalunya ancaman wabah yang cukup menakutkan itu, maka pada akhir 2003 terjadi geliat perekonomian dunia yang cukup mengesankan. Untuk tahun 2004 WTO memperkirakan prospeknya masih sangat baik, apalagi hambatan perdagangan internasional banyak yang sudah tereliminasi. Asia merupakan belahan bumi yang paling bertumbuh dinamis dimana perdagangannya bertumbuh 19 % pada 2003, lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan dunia yang mencapai 16 %. Khusus untuk China, WTO menilai negeri Tirai Bambu itu sebagai negara Asia yang paling mengesankan pertumbuhannya. Dibanding dengan setahun sebelumnya, pada 2003 nilai impor China bertumbuh 40 %, sementara ekspornya bertumbuh sebesar 35 %. Angka pertumbuhan ekspor dan impor sebesar itu baru pertama kalinya terjadi dalam sejarah perdagangan dunia. Prestasi yang dialami China menurut laporan WTO tersebut merupakan perkembangan yang paling mencolok dalam perdagangan dunia tahun 2003. China berhasil melakukan lompat “katak” (frog leap) sebanyak tiga kali lipat. Peringkatnya sekarang berada di posisi ketiga diantara jajaran importir terbesar dunia. Dalam hal ekspor prestasinya juga luar biasa. China berada di peringkat ke empat dibawah Jerman, AS dan Jepang. Selain itu, China ternyata
  • 6. 6 bukan hanya menonjol dalam perdagangan barang melainkan juga mulai tampil ke depan dalam bidang ekspor jasa. Pada 2003 China telah tercatat sebagai eksportir terbesar diantara negara-negara berkembang dalam hal ekspor jasa-jasa komersial. Potensi Cadangan Devisa Aktratifnya potensi ekonomi Asia juga dapat dilihat dari semakin besarnya potensi cadangan devisa negara dagang Asia yang perannya tergolong menonjol, termasuk negara-negara anggota ASEAN. Akumulasi cadangan devisa ke tiga belas negara dagang dari Asia ini (terdiri dari Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, India, Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, Pakistan, dan Banglades), besarnya telah mencapai 1,908 triliun dolar AS pada akhir 2003. Tahun 2002 nilai cadangan devisa negara dagang Asia ini tercatat sebesar 1,435 triliun dolar AS. Dengan demikian, jika dibanding dengan tahun 2002, terjadi kenaikan yang mengesankan, yakni sekitar 33 %. Cadangan devisa Asia diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, karena pada akhir Maret 2004 saja jumlahnya sudah mencapai 2,156 triliun dolar AS. Ini berarti kenaikan 13 % atau hampir 250 miliar dolar AS. Bandingkan dengan total cadangan devisa yang dikuasai oleh bank sentral seluruh negara di kawasan zona euro yang jumlahnya hanya mencapai 173,5 miliar euro atau setara dengan 210 miliar dolar AS. Menurut konsultan keuangan JP Morgan, dengan cadangan devisa sebesar lebih dari dua triliun dolar (lihat tabel), negara kampiun dagang Asia ini telah menguasai hampir sekitar sekitar 70 % dari cadangan devisa global. Menurut Bloomberg, total cadangan devisa global per April 2004 diperkirakan mencapai sekitar 3,251 triliun dolar AS. Ini sungguh capaian prestasi yang luar
  • 7. 7 biasa mengingat negara adikuasa seperti AS sekalipun justru sedang mengalami defisit yang parah dalam neraca perdagangannya. Ironisnya, besarnya porsi cadangan devisa yang di kuasai oleh negara Asia (yang sebagian besar dalam bentuk dolar AS itu) juga mengindikasikan semakin lemahnya daya kontrol pemerintah AS terhadap perkembangan nilai mata uangnya sendiri. Negara Asia yang paling besar memiliki cadangan devisa adalah Jepang yang pada akhir tahun 2003 cadangan devisanya mencapai 673,5 miliar dolar AS dan terus meningkat menjadi 826,6 miliar dolar AS pada akhir Maret 2004. Di peringkat terbesar kedua adalah China dengan cadangan devisa sebanyak 403,3 miliar dolar AS pada akhir 2003 dan terus meningkat menjadi 439,8 miliar dolar pada akhir Maret 2004. Di peringkat ketiga adalah Taiwan dengan cadangan devisa pada akhir Maret 2004 mencapai 226,5 miliar dolar AS, menyusul Korea Selatan sebesar 163,6 miliar dolar, Hongkong 123,8 miliar dolar, dan India sebesar 110,3 miliar dolar. Negara anggota ASEAN yang memiliki cadangan devisa diatas 100 miliar dolar adalah Singapura dengan jumlah cadangan devisa tercatat sebesar 102,7 pada akhir Maret 2004. Negara-negara ASEAN lainnya masih memiliki cadangan devisa dibawah 100 juta, antara lain berturut-turut Malaysia sebesar 51,3 miliar dolar pada akhir maret 2004, menyusul Thailand sebesar 42,4 miliar dolar, Indonesia sebesar 37,4 miliar dolar, dan Filipina sebesar 16,3 miliar dolar. Kuatnya akumulasi cadangan devisa negara dagang Asia ini didorong oleh hasrat yang menggebu-gebu untuk membendung penguatan mata uangnya terhadap terhadap dolar AS, terutama dalam rangka melindungi daya saing produk ekspor mereka. Selain itu, juga didasari pada adanya keinginan untuk membentengi diri dari kemungkinan terjadinya external shock di masa mendatang seperti yang sempat terjadi pada saat krisis finansial melanda Asia
  • 8. 8 pada 1997, akibat meledaknya aksi spekulasi yang dilakukan oleh para spekulan uang. Dengan cadangan devisa yang besar fundamental ekonomi menjadi lebih kuat, tersedia dana yang cukup bagi otoritas moneter untuk melakukan stabilisasi pasar uang, bila aksi spekulasi yang berpotensi menimbulkan gejolak meneter terjadi. Semakin besar cadangan devisa, stabilitas moneter dan perekonomian pada umumnya semakin mantap dan tidak mudah digoyang oleh para spekulan. Kiat melakukan stabilitasi pasar tampaknya bukan hanya dengan melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangan devisa bila gejolak di pasar uang yang signifikan terjadi, sampai nilai tukar kembali stabil. Kiat yang unik, misalnya, dilakukan oleh China dalam memanfaatkan potensi cadangan devisanya untuk menjaga stabilitas nilai mata uang yuannya. China tidak menyimpan seluruh cadangan devisanya di negerinya. melainkan menanamkan sejumlah besar cadangan devisanya ke dalam bentuk dolar AS dan surat berharga yang diterbitkan pemerintah AS. Jika ada spekulan menggoyang mata uangnya (seperti yang pernah dilakukan spekulan kelas dunia George Soros terhadap sejumlah mata uang negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada 1997) dan berhasil mengguncang perekonomian China, bukan tidak mungkin China terpaksa harus melepas secara besar-besaran surat berharga pemerintah AS yang dipegangnya. Bila ini terjadi, nilai surat berharga pemerintah AS dan bahkan pasar saham dan obligasi di AS pasti akan guncang. Oleh karena itu, mau tidak mau AS dengan berbagai cara juga harus berusaha mencegah kemungkinan terjadinya aksi spekulasi nekat yang menyerang mata uang China. Dengan kiat yang cerdik ini China secara tak langsung menggunakan otoritas moneter AS untuk turut menjaga stabilitas moneternya sehingga negeri itu masih tetap aman dari serangan spekulan.
  • 9. 9 Bagi China yang mematok mata uang yuannya terhadap dolar AS, cadangan devisa yang besar amat diperlukan untuk mengawal nilai patokan itu agar dapat tetap bertahan pada posisi patokannya. Bila ada aksi spekulan muncul untuk menggoyang nilai patokan yuan, dengan menimbulkan permintaan akan dolar AS dalam jumlah yang amat besar, otoritas moneter China harus terus menerus mampu memasok dolar setara dengan permintaan pasar yang spekulatif tersebut, guna meredam gejolak permintaan pasar akan dolar AS, sampai permintaan hasil rekayasa spekulan itu berhenti mencoba menggoreng yuan. Spekulan tentunya akan berfikir dua kali untuk menyerang yuan karena harus berhadapan dengan cadangan “amunisi” (devisa) China yang begitu besar. Cadangan devisa Asia yang besarnya menembus level 2 triliun dolar sejak Januari 2004 itu telah membuat resah para pemimpin negara-negara maju. Pimpinan Bank Sentral AS (Federal Reserve), Alan Greenspan, misalnya, termasuk yang gelisah dan mengkhawatirkan adanya risiko yang tinggi dibalik akumulasi cadangan devisa Asia yang besarnya luar biasa tersebut. Greenspan didukung para analis lainnya mengingatkan cadangan devisa yang begitu besar di tangan negara dagang Asia tersebut bisa mengancam pemulihan ekonomi AS yang masih rapuh dan berpotensi pula mengancam stabilitas keuangan dunia. Menurut laporan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), lonjakan cadangan devisa Asia yang sampai tiga kali lipat jika dibanding dengan kondisi tujuh tahun yang lampau itu, sebagian besar dalam bentuk dolar AS yang merupakan mata uang resmi negara adi kuasa itu, sekaligus merupakan mata uang yang paling konvertibel di dunia, maka kondisi cadangan devisa negara dagang Asia ini akan sangat terpaut dengan stabilitas mata uang negeri Paman Sam itu dan juga stabilitas keuangan global.
  • 10. 10 Bila negara Asia tersebut semakin berhasrat tinggi untuk mengakumulasi timbunan dolar AS nya, dikhawatirkan akan semakin memperlebar ketidakseimbangan keuangan global, antara lain ditandai dengan semakin meningkatnya defisit kembar (neraca perdagangan dan anggaran) pemerintah AS. Pembelian dolar AS oleh bank-bank sentral Asia tersebut memang akan membuat nilai tukar dolar tetap kuat, tetapi di sisi lain mata uang negara-negara Asia tersebut akan menjadi semakin undervalued terhadap dolar AS. Akibatnya, produk ekspor AS semakin tidak kompetitif. Sebaliknya, negara-negara Asia produk ekspor semakin kompetitif di pasar dunia karena menjadi semakin “murah” (in terms of dolar) dibanding dengan produk serupa dari AS, Eropa dan negara maju lainnya yang mengaitkan nilai tukarnya terhadap perkembangan nilai dolar AS dan sekeranjang mata uang global, yang juga ujung-ujungnya terkait juga dengan perkembangan nilai dolar AS di pasar uang dunia. Ini akan membuat defisit perdagangan AS dimana menjelang medio 2004 ini nilainya sudah menjadi begitu besar, mencapai 553 miliar dolar AS. Defisit terbesar terjadi dalam perdagangan bilateral AS dengan China dimana surplus yang berhasil digaet China nilainya sudah melebih 100 miliar dolar AS. Sebaliknya perolehan devisa yang mengalir ke negara-negara Asia tersebut semakin membuat cadangan devisa negera-negara Asia tersebut semakin menguat dan mantap. Besarnya cadangan devisa Asia juga membuat para analis di negara maju berupaya mengingatkan potensi bahaya dibalik cadangan devisa Asia yang besarnya diperkirakan sudah mencapai level yang “menakutkan” . Potensi bahaya ini mengancam negara Asia sendiri, selaku penimbun cadangan devisa yang masif itu. cadangan devisa yang berskala besar ini menimbulkan dilemma bagi negara dagang Asia. Di satu sisi, memelihara cadangan dolar AS yang besar
  • 11. 11 dirasakan memberikan rasa aman bagi stabilitas moneter negara yang bersangkutan, namun di lain pihak, jika nilai dolar AS jatuh di pasar uang dunia, bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian yang akan dialami oleh negara- negara Asia tersebut, terutama mengingat sebagian besar cadangan devisa mereka disimpan dalam bentuk dolar AS atau surat berharga AS. Di sisi lain, melepas dolar AS guna mengurangi ketergantungan cadangan devisa mereka terhadap dolar AS, juga tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar, apalagi secara serentak karena bisa membuat dolar AS kolaps yang pada gilirannya menimbulkan kerugian besar bagi negara Asia juga.
  • 12. 12 Bab.2. Perkembangan Kerjasama ASEAN dan Asia Timur Negara anggota senior ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan ekonomi, dari dampak krisis moneter yang melanda Asia pada 1998. Kecuali Indonesia dan Filipina tampaknya masih harus berkutat dengan masalah internalnya, khususnya menyangkut lambannya proses restrukturisasi perbankan dan perusahaan yang menyebabkan lambannya pemulihan sektor riil dan lemahnya faktor keamanan yang belum mampu memberikan jaminan keamanan sepenuhnya bagi para para investor asing sehingga mereka masih enggan masuk ke negeri ini. Namun dari segi capaian pertumbuhan ekonomi, Indonesia sudah menunjukkan perbaikan yang cukup lumayan disertai dengan capaian stabilitas ekonomi yang cukup mantap. Hanya saja capaian pertumbuhan yang masih dibawah 5 % itu tidak banyak berperan dalam menanggulangi masalah pengangguran yang jumlah totalnya sudah mencapai 45 juta orang. Untuk mengatasi masalah penggangguran massal Indonesia membutuhkan capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Setidaknya 7 % per tahun. Dalam tahun-tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara ASEAN lainnya tampaknya akan banyak tertolong oleh dinamika pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur yang bukan saja menunjukkan tanda-tanda pemulihan, bahkan kebangkitan kembali emapt Macan Asia, pemulihan Jepang dan kebangkitan raksasa ekonomi baru. Siapa lagi kalau bukan China.
  • 13. 13 Perekonomian ASEAN di awal millennium baru ini terus berkembang secara dinamis. Ekspor ternyata menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi bagi sebagian besar negara anggota ASEAN. Menurut Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur mencapai sekitar 5,7 %. Suatu peningkatan yang sangat berarti dibanding dengan capaian pertumbuhan tahun 2003 yang tecatat sebesar 4,6 %. Untuk tahun 2005, pertumbuhan diprediksikan sedikit menurun menjadi 5,4 %. Penurunan pertumbuhan kawasan Asia Timur ini diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di China akibat kebijakan yang diambil pemerintah China untuk mengurangi pertumbuhan ekonominya guna mencegah perekonomiannya jatuh ke dalam bahaya overheating akibat investasi yang berlebihan (overinvestment). Sebagaimana diketahui, China kini bersama Jepang sudah berperan penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. Oleh karena itu, melambatnya pertumbuhan ekonomi China ini diperkirakan akan cukup berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Timur yang pada dasarnya merupakan negara anggota ASEAN Plus Tiga (Korsel, Jepang dan China). Pengaruh China memang cukup signifikan. Data Bank Dunia menyebutkan ekspor manufaktur Asia ke China meningkat 40 % pada 2003. Perdagangan intra Asia juga meningkat memberikan kontribusi hingga 70 % dalam pertumbuhan ekonomi di Asia, terutama sejak 2000. Oleh karenanya, bila pertumbuhan ekonomi China melambat, pengaruhnya cukup signifikan dalam ekspor negara-negara ASEAN. Bagaimana perkembangan dinamika ekonomi ASEAN ? Vietnam merupakan negara anggota ASEAN yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup spektakuler pada 2004, yakni sebesar 7,5 % dan diprediksikan terus meningkat menjadi 7,6 % pada 2005. Mesin pendorong pertumbuhan ekonomi
  • 14. 14 Vietnam yang cukup mengesankan itu adalah permintaan domestik, pertumbuhan ekspor yang terus meningkat dan masuknya aliran dana investasi asing. Selain China, Vietnam memang merupakan negara d kawasan Asia Timur yang sukses dalam menarik investasi asing, yang amat dibutuhkan untuk menciptakan laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus juga lapangan pekerjaan di negeri itu. Namun Vietnam masih dibayang-bayangi sejumlah masalah yang berpotensi mengancam pertumbuhan ekonominya, seperti peningkatan defisit perdagangan dan deficit fiskal, serta kemungkinan munculnya kembali serangan wabah sindroma pernafasan akut (SARS), flu burung dan ancaman penyakit akibat virus yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia (AIDS). Thailand merupakan negara anggota ASEAN yang juga menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2004 yakni sebesar 7,2 %. Namun pada 2005 diprediksi menurun menjadi 6,2 %. Penyebabnya diduga dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi China dan masalah gangguan keamanan yang melanda negeri ini. Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Thailand ini adalah kinerja ekspornya yang terus meningkat dan anggaran belanja pemerintah yang berperan sebagai stimulus perekonomian, terlebih dalam tahun 2005 akan diselenggarakan Pemilu yang membutuhkan pengucuran anggaran yang cukup besar. Masalah keamanan yang melanda Thailand Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan berbatasan dengan Malaysia, berpotensi menggangu kelancaran pertumbuhan ekonomi. Gangguan keamanan akibat aksi kelompok separatis di daerah ini dapat mempengaruhi citra Thailand sebagai negeri yang mengandalkan pemasaran pariwisatanya sebagai salah satu sumber pemasukan devisa negara. Selama ini pemerintah Thailand selalu meyakinkan publik dunia bahwa negeri itu merupakan tujuan wisata dunia yang mempesona dan keamanannya cukup terjamin. Di Thailand tidak ada ancaman terorisme.
  • 15. 15 Keamanan turis dan warga negara asing pasti terjamin. Namun serangan- serangan sporadis yang dilakukan kelompok militan di wilayah Selatan negeri ini telah membuat pemerintah Thailand harus mengkoreksi pernyataannya. Gangguan keamanan ini pada gilirannya juga berpotensi mengganggu kelancaran kegiatan ekonomi negeri Gajah ini, khususnya perekonomian di propinsi-propinsi yang berbatasan dengan Malaysia. Indonesia mengalami kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi dari 4,1 % tahun 2003 menjadi 4,5 % pada 2004. Capaian stabilitas ekonomi, dan peranan konsumsi masyarakat merupakan pendukung utama bagi kenaikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Walaupun tidak sebesar peranan konsumsi masyarakat,, ekspor juga turut berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekspor menyebabkan bergeraknya sektor produksi. Namun kebanyakan industri di Indonesia masih bekerja dibawah kapasitas yang ada. Oleh karena itu, ekspor harus digenjot lagi lebih optimal. Untuk itu diperlukan investasi tambahan, atau setidaknya tambahan modal kerja. Sayangnya sektor perbankan masih belum optimal menjalankan fungsi intermediasinya, antara lain karena masih dibayangi trauma timbunan kredit macet masa di lampau, khususnya di sector property, yang menjadi salah satu penyebab timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Perbankan menjadi cenderung konservatif, tidak berani mengambil resiko penyaluran kredit dalam jumlah besar dan cenderung memilih menanamkan ekses dananya ke dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau obligasi negara. Selain itu suku bunga kredit masih tinggi, kendati suku bunga SBI sudah turun dibawah 10 %. Akibatnya pemulihan sektor riil berjalan lambat. Sementara di sisi lain, pemerintah harus terus menyediakan anggaran untuk membayar bunga obligasi perbankan. Ini merupakan biaya stabilisasi perekonomian yang tidak kecil.
  • 16. 16 Sama dengan Thailand, Indonesia juga masih disibukkan dengan masalah keamanan.sehubungan dengan merebaknya kasus terorisme yang tampak dalam rangkaian peledakan bom. Mulai dari bom malam Natal, bom Bali sampai bom di Hotel Marriot Jakarta, gangguan keamanan di sejumlah daerah seperti konflik dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), konflik bernuansa SARA di Maluku dan Poso, ancaman ganggguan keamanan di Papua akibat aksi kelompok masyarakat local yang menuntut Papua merdeka, serta situasi sosial politik yang menurut kaca mata orang asing masih belum sepenuhnya stabil, membuat para investor asing masih enggan menanamkan modalnya di wilayah Nusantara. Padahal, investasi merupakan kunci utama dalam penciptaan lapangan kerja guna mengatasi masalah pengangguran massal di negeri ini. Selain itu, menurut ADB, tata laksana yang kurang baik (poor governance) dan penerapan otonomi daerah yang kebablasan telah menimbulkan problem tersendiri bagi investor yang akan menanamkan modalnya di daerah sehingga menyurutkan langkah mereka dalam merealisasikan rencana investasinya. Anggota senior ASEAN lainnya, Malaysia, juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup meyakinkan, sebesar 5,8 % pada 2004 dan diprediksi sedikit menurun menjadi 5,6 % pada 2005. Mesin pendorong utama pertumbuhan ekonomi negeri jiran ini adalah pertumbuhan ekspor yang terus meningkat dan dorongan konsumsi masyarakat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China akan mempengaruhi sebagian perekonomian Malaysia, terutama kegiatan ekonomi yang terkait dengan kinerja ekspor Malaysia. Suksesi kepemimpinan nasional Malaysia dari mantan PM Mahathir Mohamad ke tangan PM Badawi tampaknya menjanjikan prospek stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik bagi Malaysia. Pertumbuhan ekonomi Filipina yang pada 2004 dan 2005. mencapai 4,5 % pada 2003, mengalami peningkatan menjadi sekitar 4,5 – 5,5 % pada 2004 dan
  • 17. 17 2005. Pendorong pertumbuhan ekonomi Filipina adalah konsumsi masyarakat yang tinggi, membaiknya kinerja ekspor, terutama ekspor barang elektronik yang merupakan ekspor utama negeri ini. Selain itu Filipina terkenal dengan ekspor jasa tenaga kerjanya, yang umumnya sudah trampil karena mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang cukup sebelum di berangkatkan ke negara tempatnya bekerja. Pemerintah Filipina amat bangga terhadap peran para pekerja penghasil devisa ini dan selalu berusaha mengakomodasi setiap kebutuhan mereka dan secara aktif membela tenaga kerja Filipina yang menghadapi masalah di luar negeri. Di bidang ini Filipina patut diacungkan jempol. Namun Filipina masih diliputi kendala dalam kondisi fiskal. Pemerintahnya harus berupaya menjaga deficit anggaran pada level 4,2 persen dari PDB. Filipina sejarah ekonominya memang ironis. Ketika Manila terpilih sebagai markas PDB pada tahun 1966, Filipina sudah merupakan negara terkaya kedua di Asia setelah Jepang. Sebagai perbandingannya, saat itu Korsel masih merupakan negara peminjam terbesar di Asia. Empat dekade sesudah itu, nasib kedua negara itu ternyata menjadi terbalik. Filipina menjadi salah satu negara termiskin di Asia dan Korsel menjadi negara pemberi pinjaman dan salah donator terbesar dalam ADB. Dewasa ini Korsel mengkontribusikan dana sekitar 113 juta dolar AS untuk membiaya program pemberantasan kemiskinan ADB. Berbeda dengan Korsel yang mengalami surplus dana. Filipina kini mengalami defisit anggaran pemerintah yang relatif besar akibat beban utang yang begitu besar. Sekitar dua pertiga dari anggaran pemerintah digunakan untuk membayar bunga utang pemerintah, belum termasuk cicilan pokoknya. Upaya pemerintah untuk menutupi defisit anggaran membuat suku bunga bertahan pada posisi yang relatif tinggi dan menjadi hambatan bagi investasi swasta.
  • 18. 18 Filipina memang masih kurang berhasil menggaet investasi asing yang merupakan unsur pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi. Filipina masih sibuk mengatasi ancaman gangguan keamanan akibat aksi kelompok separatis di Mindanao dan Moro serta penculikan warga asing yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayaf. Selain itu, Filipina tidak memiliki infrastruktur yang memadai, bahkan kini tergolong sebagai salah satu negara Asia yang paling buruk kondisi infrastrukturnya. Padahal infrastruktur perekonomian amat dibutuhkan untuk menopang investasi swasta. Faktor lain yang menghambat masuknya aliran investasi dari luar adalah tingginya utang luar negeri Filipina yang sudah mencapai sekitar 100 miliar dolar AS. Semakin tinggi utang luar negeri suatu negara, semakin sulit perolehan tambahan pinjamannya. Padahal proyek investasi tidak seluruhnya dibiayai dengan pasokan modal investor, melainkan juga ditopang dengan kredit perbankan. Korupsi yang masih di Filipina juga merupakan salah satu penghambat investasi yang potensial. Mentalitas dan budaya korupsi membuat pelayanan publik pada umumnya dan penyelesaian perizinan pada khususnya, menjadi buruk, dan pada gilirannya memunculkan ekonomi biaya tinggi yang membebani investor. Anggota ASEAN lainnya, Kamboja, kinerja ekspornya dan produksi manufakturnya sudah membaik. Selain itu Kamboja juga menikmati pertumbuhan dari sektor pariwisatanya dan sektor konstruksi. Semua ini memungkinkan Kamboja menjangkau pertumbuhan sekitar 5,4 % pada tahun 2004 dan 2005. Sedang Laos menikmati pertumbuhan yang cukup meyakinkan sekitar 6 % pada 2004 dan terus sedikit meningkat menjadi 6,2 % pada 2005. Ini terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspornya, terutama ekspor ke negara mitra dagang utamanya, seperti Thailand, Vietnam dan China. Korelasi Asia Timur Dengan ASEAN
  • 19. 19 Pertumbuhan kawasan Asia Timur belakangan ini semakin menarik perhatian dunia. Negara-negara industri baru, atau dikenal sebagai empat Macan Asia, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Taiwan tampaknya sudah mengalami pemulihan dari terjangan krisis ekonomi yang melanda Asia. Ke empat Macan Asia ini sudah bangkit kembali dan kini mulai menunjukkan kinerjanya yang cukup memukau dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami lonjakan berarti. Korsel pertumbuhan ekonominya yang pada 2003 tercatat sebesar 3,0 % dan diprediksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 5,1 % pada 2004. Taiwan pertumbuhan ekonominya juga lumayan. Meningkat dari 3,3 % pada 2003 menjadi 4,3 % pada 2004. Hongkong meningkat cukup signifikan dari 2,9 % pada 2003 menjadi 5,1 % pada 2004. Sementara Singapura juga menunjukan lonjakan yang berarti dalam pertumbuhan ekonominya, dari 1,1 % pada 2003 menjadi 4,2 % pada 2004. Kebangkitan kembali empat Macan Asia ini diperkirakan akan menandai kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur yang pada 1990an kepesatan kemajuan ekonominya sangat memukau dunia. Terlebih lagi di Aia Timur kini sudah terdapat dua motor penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan yang sedang terus bertumbuh ini. Kalau dalam dekade lalu motornya baru Jepang, kini bertambah dengan China yang pertumbuhannya sangat spektakuler dan mengesankan. Yang menarik untuk disimak, hubungan antara ASEAN atau negara- negara di Asia Timur dengan kawasan Asia Timur sendiri semakin meningkat. Bahkan menurut hasil observasi Direktur Institut Pengkajian Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Thailand, Dr Kanit Sangsubhan, ketergantungan negara-negara Asia Timur terhadap kawasan lain relatif menurun. Memang, sebelum datangnya krisis moneter, negara-negara Asia Timur masih sangat tergantung kepada kawasan lain, semisal Amerika Serikat dan Eropa. Hubungan mana mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDB mereka. Namun pada pasca
  • 20. 20 krisis, tampaknya semakin lebih tergantung kepada sesama negara di Asia Timur. Ini ditandai dengan pertumbuhan PDB sesama negara Asia Timur yang ternyata lebih berkorelasi diantara mereka ketimbang dengan AS atau Eropa. Untuk jelasnya dapat dilihat dari tinggi rendahnya koofesien korelasi tingkat pertumbuhan PDB riil antar negara Asia Timur dengan AS atau Eropa. Angka koefesien dibawah 0,25 berarti hubungan antar negara sudah terpisah, 50 relatif moderat dan diatas 0,75 berarti hubungan sangat erat. Angka koefesien korelasi pertumbuhan PDB Asia Timur dengan AS hanya sekitar 0,13, sementara antara Asia Timur dengan Eropa sekitar 0,09. sedangkan dengan Jepang yang merupakan sesama negara Asia Timur koofesien lebih tinggi yakni 0,44. Angka koofesien korelasi negara anggota senior ASEAN dengan Asia Timur sangat kuat. Korelasi Indonesia dengan Asia Timur 0,84, Malaysia 0,97, Filipina 0,85, Singapura 0,76 dan Thailand 0,90. Ini mengindikasikan hubungan (pertumbuhan ekonomi) antar Asia Timur (khususnya ASEAN) dengan AS dan Eropa semakin mengecil. Sebaliknya dengan sesama Asia Timur sangat kuat. Diperkirakan dalam jangka panjang hubungan ekonomi ASEAN akan kian menguat dengan Asia Timur, ketimbang dengan AS dan Eropa. Selain itu, data perdagangan luar negeri yang ada juga mengindikasikan hubungan perdagangan di antara negara-negara Asia Timur menjadi semakin meningkat dibanding denga sebelumnya. Nilai ekspor sembilan negara Asia Timur (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, China, Hongkong, Korsel, Taiwan) ke kawasan Asia Timur mencapai 51 %, sementara ekspor ke AS sekitar 17 %, Eropa 15 %, Jepang 9 % dan negara lainnya 8 %. Sedang impornya dari kawasan Asia Timur mencapai 63 %., dari AS 10 %, Eropa 6 %, Jepang 11 %, negara-negara lainnya 10 %.
  • 21. 21 Bab. 3 Mencermati Prospek KTT Asia Timur Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 10 ASEAN yang diselenggarakan pararel dengan KTT ASEAN Plus Tiga (China, Jepang dan Korsel), di Vientiane, Laos pada bulan November 2004 telah menghasilkan kesepakatan yang cukup mengejutkan, yakni disepakatinya penyelenggaraan KTT Asia Timur (East Asian Summit/EAS) yang pertama pada tahun 2005 bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia. Keputusan ini sempat agak membingungkan banyak kalangan, mengingat ASEAN sudah memiliki kerjasama dengan tiga negara yang menjadi pilar utama ekonomi di Asia Timur tersebut. Ketiga negara motor pertumbuhan ekonomi kawasan ini sudah menjadi mitra dialog ASEAN yang aktif di meja perundingan guna menggalang kerjasama ekonomi regional dalam kerangka ASEAN Plus Tiga. Selama ini, KTT ASEAN Plus Tiga juga sudah berjalan dengan lancar, sehingga mengusik timbulnya pertanyaan, ada apa dengan rencana pelaksanaan KTT Asia Timur yang terkesan muncul secara mendadak ini. Gagasan perlunya pengembangan Masyarakat Ekonomi Asia Timur (East Asian Economic Community/EAC) sebenarnya sudah lama muncul. Mulanya dikemukakan oleh Mahathir Mohamad, pada 1991. Mahathir yang pada waktu itu masih menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia mengusulkan pembentukan East Asian Economic Group yang belakangan berkembang menjadi East Asia Economi Caucus (EAEC). Mantan orang nomor satu di Malaysia ini mencoba mendorong terbentuknya kerjasama ekonomi regional di kawasan Asia Tenggara yang diperluas, bukan hanya mencakup negara-negara ASEAN, melainkan juga mencakup negara-negara di kawasan Asia Timur, seperti Jepang, Korsel dan China, sehingga menjadi satu kekuatan ekonomi yang tangguh di kawasan Asia Timur. Upaya ini diperlukan untuk meningkatkan kekuatan
  • 22. 22 ekonomi kawasan itu dalam menghadapi tekanan persaingan dari blok ekonomi Eropa dan Amerika. Namun gagasan ini tidak terealisir karena tidak mendapat dukungan dari Amerika Serikat, yang khawatir bila gagasan itu jadi terbentuk, akan melemahkan kelangsungan forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Selain itu, Jepang menyatakan tidak bersedia begragung jika AS tidak diajak serta. Mahathir menyatakan, tidak diajaknya AS karena negara itu bukan termasuk negara Asia Timur. Namun upaya Mahathir membentuk EAEC tidak kesampaian juga karena Jepang (belakangan juga Korsel) tetap bersikukuh pada sikapnya, tidak akan bergabung jika AS tidak diikutsertakan. Pada KTT ASEAN 2004 di Laos itu, PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, pengganti Mahathir yang lengser pada 22 Oktober 2003 itu, ternyata kembali memunculkan gagasan itu dan mendesak diwujudkannnya kerjasama ekonomi Asia Timur. Anggota senior ASEAN lainnya, Singapura, ternyata juga mengambil sikap mendukung, bahkan mengusulkan perluasan cakupan kerjasama itu dengan memasukkan India kedalam penggalangan kerjasama ekonomi Asia Timur. Di sisi lain, pihak India juga sebelum itu juga menyatakan siap bergabung dalam kerjasama ekonomi Asia Timur, guna mengalang kekuatan “Asia Bersatu” dalam menghadapi persaingan dengan blok Uni Eropa. PM India Manmohan Sing dalam KTT Bisnis India-ASEAN 2004 mengusulkan pembentukan kelompok Masyarakat Asia yang juga mencakup Asia Timur Laut, khususnya India. Menurut Singh waktu perwujudannya semakin mendesak. India, menurut paparan Singh, telah menerapkan kebijakan luar negeri “Lihat ke Timur” karena yakin pada visi satu abad Asia. Millennium baru ini diyakini merupakan abad Asia, dimana Asia dapat bertumbuh dengan pesat melebih pertumbuhan kawasan dunia lainnya. Pemerintah India telah berusaha membawa hubungan India-ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi, ke posisi dimana kita dapat memimpikan suatu Masyarakat Asia yang maju dan makmur, yang mencakup ASEAN 10, China, Jepang, Korea dan India.
  • 23. 23 Singh menyatakan, pembentukan Masyarakat Asia akan menghasilkan enerji yang dahsyat. Satu diantaranya terlihat dalam visi pasar terintegrasi yang rentang jaraknya meliputi Pegunungan Himalaya sampai ke Lautan Pasifik. Kawasan yang luas ini bisa dihubungkan dengan jalan raya, jaringan kereta api, serta perairan dengan tranportasi laut yang efisien. Blok ekonomi Asia ini akan meliputi separuh dari populasi penduduk dunia dan akan menguasai cadangan devisa yang melimpah dan lebih besar dibanding dengan cadangan devisa Uni Eropa maupun NAFTA. Yang cukup mengherankan adalah sikap para pemimpin negara Asia Timur (China, Jepang dan Korsel) dalam KTT Laos. Para petinggi negeri itu ternyata sepakat untuk lebih meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Timur bersama ASEAN, guna dalam jangka panjang, menggalang pembentukan kerjasama ekonomi dalam konteks Asia bersatu. Untuk itulah, maka dipandang perlu pelaksanaan KTT Asia Timur. Padahal, selama ini pemimpin ketiga negara Asia Timur itu cenderung menggalang kerjasama dengan ASEAN (dalam konteks kerjasama regional ASEAN Plus Tiga), namun pelaksanaannya secara bilateral. Dalam mewujudkan kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area/FTA), misalnya, mereka cenderung memilih dilakukan secara bilateral dengan ASEAN, sehingga di kawasan Asia Timur (dalam konteks ASEAN Plus Tiga) terdapat tiga FTA, yakni ASEAN-China FTA, ASEAN-Jepang FTA dan ASEAN Korea Selatan FTA. Sedang dalam konteks KTT Asia Timur, ketiga FTA ini tampaknya ingin dijadikan satu, menjadi kawasan perdagangan bebas Asia Timur yang mencakup 10 negara ASEAN, dengan China, Jepang dan Korsel . Dalam KTT Laos tersebut, para petinggi Asia menyerukan agar perekonomian kawasan itu diintegrasikan lebih dalam, untuk bisa menjadikan Asia sebagai kelompok yang kuat, sejajar dengan blok ekonomi Uni Eropa dan Amerika Utara. Dalam talian ini, menurut Presiden Filipina, Gloria Macapagal
  • 24. 24 Arroyo, negara anggota ASEAN harus lebih dahulu mendorong terwujudnya integrasi ekonomi ASEAN, baru kemudian diikuti dengan proses integrasi ekonomi dengan China, Jepang, Korea Selatan dan India. Menurut Arroyo langkah strategis ini akan menghasilkan suatu blok ekonomi yang kuat di masa depan. Posisi tawar yang lebih kuat ini amat diperlukan dalam perundingan dengan Uni Eropa, Amerika Serikat serta Blok Perdagangan Amerika Utara (NAFTA) maupun dengan kekuatan ekonomi dunia lainnya. Kita memiliki kemampuan untuk membentuk blok ekonomi yang besar ini. Namun, ASEAN harus lebih dahulu melakukan percepatan liberalisasi perdagangan lewat implementasi AFTA. Penundaan liberalisasi hanya akan membuat kawasan Asia kurang kompetitif. Alasan semacam inilah tampaknya yang melatar belakangi diambilnya kesepakatan dalam KTT Laos itu untuk mempercepat integrasi 11 sektor industri ASEAN dari semula tahun 2010, menjadi tahun 2007. Yang paling bersemangat untuk mewujudkan Komunitas Ekonomi Asia Timur tampaknya Malaysia dan Singapura. Selepas KTT Laos, di Kuala Lumpur pada bulan Desember 2004 diselenggarakan pertemuan para tokoh Asia dalam rangka membahas lebih lanjut rencana pelaksanaan KTT Asia Timur 2005 di Kuala Lumpur. Hadir dalam pertemuan itu antara lain PM Malaysia, Badawi, Mahathir Mohamad dan mantan Presiden Korsel, Kim Dae Jung. Pada kesempatan itu, Mahathir menyatakan KTT Asia Timur harus segera berjalan yang melibatkan pihak China, Korsel dan Jepang. Australia dan Selandia Baru tidak perlu diikutkan, karena menurut Mahathir kedua negara itu secara etnis bukan Asia, melainkan keturunan Eropa, dan tidak mau melepaskan sikap hostile pada Asia. Dalam pada itu, PM Malaysia, Ahmad Badawi menyatakan, KTT Asia Timur merupakan langkah penting untuk mendorong lahirnya kawasan perdagangan bebas Asia Timur dan meningkatkan kemakmuran dan keamanan bagi lebih dari dua miliar penduduk Asia Timur. Pada 2004 saja PDB Asia Timur
  • 25. 25 melebihi 6 triliun dolar AS. Bisa dibayangkan betapa besarnya kemakmuran yang bakal dihasilkan jika kekuatan ekonomi Asia Timur bersatu. Menurut Badawi, KTT Asia Timur harus menghasilkan hal-hal yang kongkrit, bukan sekedar simbol politik bagi Komunitas Asia Timur. Ada enam topik strategik yang akan dibahas dalam KTT Asia Timur 2005 itu, yakni topik perjanjian kerjasama regional, kawasan perdagangan bebas Asia Timur (East Asian Free Trade Area/FTA), pembentukan wadah kerjasama moneter dan keuangan, zona kerjasama dan persahabatan untuk mencegah munculnya perlombaan senjata, pengembangan jaringan transportasi dan komunikasi, serta wadah bagi peluncuran deklarasi hak asasi manusia. Dengan demikian sudah arah atau rute menuju pelaksanaan KTT Asia Timur. Kita harus menyusun strategi melakukan lompatan ke depan dan menciptakan kawasan perdagangan bebas yang menghasilkan sebuah Asia Timur yang makmur dan stabil serta memberikan kontribusi yang besar bagi perdamaian dan kemakmuran dunia. Memang, masalah Korea Utara, aksi saling klaim untuk menguasai kawasan Laut China Selatan, masalah terorisme regional, serta sejumlah persoalan internal Asia Timur berpotensi menjadi penghalang terbentuknya Komunitas Asia Timur. Namun Badawi tetap optimis, dan oleh karenanya kendala itu harus segera diatasi. Sebelum KTT Laos yang menghasilkan rencana pelaksanaan KTT untuk membangun Masyarakat Asia Timur, muncul gagasan yang lebih luas yakni gagasan membentuk Masyarakat Asia dan sempat menjadi sorotan dunia internasional. Kecemerlangan ekonomi Asia Timur pasca krisis ekonomi yang melanda Asia, dan kecermerlangan ekonomi India, telah mendorong munculnya gagasan untuk membentuk Masyarakat Asia yang dibahas dalam Konferensi Internasional Ke 10 tentang Masa Depan Asia yang diselenggarakan oleh surat kabar kondang Jepang, Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) bekerjasama dengan media massa kondang di Asia Timur lainnya, antara lain Harian Kompas
  • 26. 26 (Indonesia), The straits Times (Singapura), Maeil Business Newspaper dan Jong Ang Ilbo (Korsel). Dalam konferensi itu muncul semangat yang kuat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Asia. Untuk memacu terealisirnya integrasi Asia dalam berbagai bidang kehidupan, perlu segera dibentuk embrio Masyarakat Asia yang berfungsi sebagai think tank lintas negara yang beranggotakan dari berbagai unsur dengan latar belakang beragam. Ini mengingat integrasi Asia yang ingin diwujudkan bukan hanya sekedar integrasi ekonomi dan perdagangan, melainkan jauh lebih luas, yakni integrasi yang akan membawa bangsa Asia mencapai kemakmuran, kesejahteraan dan perdamaian di kawasan Asia. Menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone yang hadir dalam konferensi tersebut, pembentukan Masyarakat Asia bukanlah suatu impian yang mustahil untuk diwujudkan. Jumlah penduduk di kawasan ini relatif banyak. Selain itu, secara ekonomi kawasan Asia juga menyimpan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menyongsong masa depan yang cemerlang dari negara-negara yang ada di kawasan ini. Nakason mengingatkan para pemimpin negara di Asia untuk mengambil prakarsa menciptakan perdamaian. Terciptanya perdamaian dan kemanan merupakan kunci bagi terbentuknya Masyarakat Asia yang makmur. Prasyarat lainnya, semua ini harus dilakukan oleh pemerintahan yang demokratis. Menurut Mahathir Mohamad, Masyarakat Asia yang kokoh akan bermanfaat bukan hanya bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia Timur, melainkan juga bagi bagi Asia secara keseluruhan, baik Asia Selatan maupun Asia Barat. Perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan masyarakat di kawasan ini akan menghindurkan munculnya persoalan terorisme di kawasan yang mendambakan kedamaian ini.
  • 27. 27 Membangun Masyarakat Asia pada dasarnya dapat dimulai dengan terlebih dahulu membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur. Di kawasan Asia, khususnya Asia Timur terdapat tiga negara yang paling menonjol perkembangan ekonominya sehingga patut disebut sebagai pilar ekonomi Asia Timur (Korsel, Jepang, China/KJC). Ketika kegiatan ekonomi di ketiga negara ini meningkat, bobot ekonomi negara tersebut dalam perekonomian dunia juga meningkat. Demikian juga pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi sesama negara di kawasan Asia Timur. Bayangkan saja, total Produk Domestik Bruto (PDB) KJC mencapai 6 triliun dolar AS atau sama dengan dua pertiga dari PDB Uni Eropa yang beranggotakan 25 negara yang PDBnya sekitar 9 trilun dolar AS. Atau sama dengan 60 % dari PDB tiga Negara anggota NAFTA (North America Free Trade Aggreement) yang berjumlah 10 triliun dolar AS. Nilai perdagangan KJC pada 2003 telah mencapai 2,08 triliun dolar AS. Total ekspornya mencapai 1,1, triliun dolar AS. Ekonomi Asia Timur, khususnya Timur Laut tempat KJC berada diperkirakan akan meningkat cepat, dan kawasan ini akan menjadi pusat perekonomian dunia di millennium baru ini. Jepang dan China memainkan peranan yang paling penting sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. China dengan jumlah penduduk yang begitu besar dengan pendapatan yang terus meningkat merupakan pasar yang potensial bagi produk negara-negara di kawasan Asia Timur. China juga dapat menggunakan devisa hasil surplus perdagangannya dengan AS untuk membiayai belanja keperluan domestiknya di Asia Timur. Demikian pula pasar Jepang, kendati jumlah penduduknya lebih sedikit namun pendapatannya tinggi, sehingga pasarnya potensial dalam menyerap produk negara-negara Asia Timur. Mahathir menyatakan, Jepang dan China harus memainkan peran sebagai pemimpin dalam proses integrasi Asia Timur, baik di bidang ekonomi maupun di bidang lainnya.
  • 28. 28 Senada dengan Mahathir, mantan petinggi Singapura, Lee Kuan Yew mengakui Jepang dan China akan menjadi pemimpin dan memainkan peranan penting dalam proses integrasi Asia Timur. Saat ini memang Jepang masih menjadi pemimpin di Asia Timur, khususnya dalam bidang ekonomi dan politik. Akan tetapi pada tahun 2020 ekonomi China akan menjadi nomor satu di Asia Timur. China akan melebihi Jepang dalam bidang ekonomi. Walaupun demikian Jepang masih tetap lebih unggul dari segi teknologi, kualitas dan keterampilan manajerial. Bagi Indonesia sendiri peranan kawasan Asia Timur memang sangat penting. Asia Timur merupakan pasar ekspor utama Indonesia karena daya serap pasarnya atas komoditas ekspor Indonesia sangat berarti. Bagian terbesar dari ekspor Indonesia ternyata diserap oleh pasar kawasan Asia Timur yang meliputi empat negara Asia Timur (Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan) serta China. Pada data tabel berikut terlihat bahwa perkembangan ekspor Indonesia ke Asia Timur terus meningkat. Pada 2003, empat negara Asia Timur tersebut diatas saja telah menyerap 34,9 % total ekspor Indonesia. Bila ditambah China, penyerapan Asia Timur secara keseluruhan mencapai 41,1 %. Sementara itu, ASEAN ternyata merupakan pasar ekspor Indonesia terbesar kedua setelah Asia Timur. Pangsa ekspor Indonesia ke ASEAN dalam total ekspor Indonesia pada 2003 mencapai 17,5 %, lebih besar dari pangsa ekspor ke NAFTA (13,1 %) maupun ke Uni Eropa (13,5 %). Ini mengindikasikan, pasar Asia semakin berperan dominan dalam ekspor Indonesia. Kedua pasar Asia ini (ASEAN Plus China dan 4 negara Asia Timur lainnya) menyerap lebih dari separuh (58,6 %) dari total ekspor Indonesia. Dari sisi impor, Asia Timur ternyata juga memainkan peranan penting. Bagian terbesar dari impor Indonesia pada 2003 saja nyatanya berasal dari empat negara Asia Timur tersebut (21,1 %) yang jika ditambah pangsa impor dari China, maka peranan impor dari keseluruhan Asia Timur dalam total impor
  • 29. 29 Indonesia mencapai 30,2 %. Dengan kata lain, sepertiga dari impor Indonesia berasal dari Asia Timur. Impor dari ASEAN menduduki posisi ke dua dengan pangsa mencapai 23,7 % dari total impor Indonesia. Ini mengindikasikan ASEAN juga semakin berperan penting sebagai sumber impor Indonesia, selain dari Asia Timur. Secara keseluruhan, impor Indonesia dari ASEAN Plus Asia Timur telah mencapai lebih dari separuh (53,9 %) total impor Indonesia. Tak pelak lagi ASEAN dan Asia Timur telah menjadi mitra dagang penting bagi Indonesia, baik dari segi ekspor maupun impor. Kedepan, kontribusinya dalam ekspor-impor Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, mengingat bagian benua Asia ini merupakan kawasan dunia yang bertumbuh paling dinamis di melenium baru ini. Kendala Upaya membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, masih menghadapi sejumlah kendala yang mengganjal, sehingga diperlukan upaya serius terutama dari pihak Jepang China dan Korea untuk mengeliminasi kendala-kendala ini. Kenyataan di lapangan memang menunjukkan, kendati dari sisi kepentingan ekonomi, terdapat niat, semangat dan bahkan kesepakatan untuk menggalang kerjasama ekonomi yang lebih mendalam, namun pembentukan Masyarakat Asia Timur masih dibayang-bayangi kemungkinan keretakan yang dapat menghambat perwujudan kerjasama ekonomi yang harmonis di kawasan yang terus berkembang secara dinamis ini. Dari sisi politik ekonomi internasional, sejatinya China, Jepang dan Korea masih belum mau secara terbuka membangun front bersama Asia Timur untuk berhadapan secara frontal dengan Amerika dan Uni Eropa. Ini karena mereka masih mengandalkan penyerapan dua pasar besar dunia itu atas ekspor produk- produk mereka, serta masih sangat memerlukan penjalinan hubungan kerjasama ekonomi dengan kelompok negara-negara maju tersebut. Pemerintah China dan Jepang menyadari betul bahwa Amerika Serikat pada dasarnya tidak mengharapkan terbentuknya blok perdagangan Asia yang akan menjadi lawan tangguh negeri Paman Sam itu. Itu sebabnya sejak awal mereka sebenarnya
  • 30. 30 cenderung menjalin kerjasama dengan ASEAN dalam kerangka bilateral, seperti mewujudkan ASEAN-China FTA yang terpisah dengan ASEAN-Jepang FTA. Dari sisi lain, misalnya dari sisi politik keamanan, China dan Jepang juga masih belum dapat dikatakan seia sekata. China dan Jepang masih saling mengintai perkembangan kekuatan militer masing-masing. Trauma dan rasa dendam akibat ekspansi militer Jepang yang brutal di China pada masa Perang Dunia (1931 – 1945), ternyata masih membayangi China, sehingga militer China masih terus memata-matai gerak gerik militer Jepang. Insiden kapal selam nuklir China yang menyusup ke perairan Jepang pada bulan November 2004 lalu merupakan salah satu indikasi yang sangat jelas. Sebuah kapal selam nuklir, yang belakangan terindikasi berasal dari Angkatan Laut China, telah menyusup ke perairan Jepang (dekat Pulau Okinawa) selama dua jam. Insiden ini menyebabkan Jepang melontarkan nota diplomatik yang memprotes secara resmi penyusupan kapal selam China yang sudah melanggar batas perairan Jepang ini. Kapal selam itu terindikasi berada di sekitar sebuah lokasi sumber gas alam yang masih diperebutkan oleh sejumlah negara di Asia Timur. Jepang mengindikasikan kapal selam itu milik China, karena ketika dikejar oleh dua kapal perusak dan sebuah pesawat pengintai Jepang, kapal selam itu melarikan diri ke arah barat laut (wilayah China) dan di perairan sekitar itu memang kapal selam China sering berkeliaran. Insiden lain yang membuat hubungan Jepang China tak kunjung harmonis dari segi politik keamanan adalah kunjungan PM Jepang Junichiro Koizumi, ke sebuah kuil di Tokyo yang didirikan khusus untuk menghormati para serdadu Jepang yang menjadi korban perang pada masa Perang Dunia. Padahal, sebagian dari mereka jelas sudah dinyatakan sebagai penjahat perang dan dijatuhkan hukuman oleh pengadilan pasca Perang Dunia. Kunjungan yang
  • 31. 31 dilakukan berkali-kali itu terkesan menjadi ritual berkala yang memuja heroisme dan kejayaan militer Jepang masa lalu, sehingga menyakitkan perasaan pemerintah dan rakyat China yang menjadi korban keganasan militer Jepang di masa penjajahan Jepang. Tindakan Junichiro dinilai cenderung membela dan membenarkan aksi tentara Jepang masa lalu yang penuh dengan kebrutalan dan tidak prihatin pada nasib korban keganasan tentara Jepang di China. Petinggi Jepang ini dinilai mengabaikan perlunya upaya menjalin keharmonisan hubungan persahabatan Jepang China di masa kini. Menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone, negara-negara yang menjadi pilar ekonomi di Asia Timur itu (Korea, Jepang, China/KJC), belum memainkan peran yang optimal dalam pengembangan kerjasama ekonomi di kawasan ini. Jepang, misalnya, sulit mewujudkan kerjasama dalam konteks perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan China, atau Korsel. Selama ini kerjasama negara di kawasan Asia Timur selalu dijembatani oleh bingkai kerjasama ASEAN, yang melahirkan konsep ASEAN Plus Tiga. Sekarang sudah tiba saatnya bagi ketiga negara tersebut (KJC) untuk lebih mengembangkan kerjasama di kawasan itu, tanpa harus terus menerus bergantung pada inisiatif ASEAN. Selain itu, menurut Nakasone, dalam upaya membangun Masyarakat Ekonomu Asia Timur, ternyata masih terdapat kendala yang menghambat yang menyangkut sejarah masa lalu yang dialami oleh ketiga negara ini dan masih menjadi trauma bagi anak bangsanya. Oleh karena itu, para pemimpin KJC harus mengambil inisiatif sendiri untuk menyelesaikan persoalan masa lalunya. Sebagaimana diketahui, masalah dampak penjajahan Jepang terhadap Korsel dan China pada masa Perang Dunia memang masih belum juga tuntas. Setiap kali masih saja muncul silang pendapat yang berimplikasi buruk pada pembinaan hubungan baik diantara ketiga negara.
  • 32. 32 Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad dan mantan kepala Negara Filipina Fidel Ramos, mendukung usulan Nakasone agar para petinggi KJC mengambil inisiatif dalam rangka meyelesaikan persoalan masa lalu. Negara- negara di kawasan Asia Timur harus dapat keluar dari persoalan masa lalu yang berpotensi mengganggu upaya perbaikan ekonomi di kawasan ini dalam jangka panjang dan pembentukan masyarakat Asia Timur yang didambakan itu.Ini merupakan satu persoalan yang mengganjal implementasi hubungan baik di antara negara Asia Timur dengan Jepang, terlebih lagi antara Jepang dengan Korea dan China. Mahathir menyatakan, kunci integrasi Asia adalah melupakan masa lalu yang telah memecah belah bangsa Asia. Maka, kita tidak perlu menunggu terlampau lama terwujudnya integrasi Asia seperti yang dialami dalam proses integrasi Eropa. Memang, jika kita terus menerus menengok ke belakang dan berbicara tentang masa lalu, integrasi Asia yang didambakan itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Bangsa-bangsa Asia perlu mengenali dan mengakui perbedaan diantara mereka serta menerimanya sebagai suatu kekayaan keberagaman bangsa yang tertata apik dalam suatu mozaik yang indah. Sebab kita berbicara tentang masa depan. Masa depan yang cemerlang dapat terwujud bila semua hambatan akibat perbedaan dapat dihilangkan. Mengeliminasi persoalan masa lampau Jepang secara psikologis tampaknya memang agak sulit. Menghapus memori kekejaman masa penjajahan Jepang memang tidak begitu mudah dari benak rakyat Asia Timur. Ini berbeda dengan kasus yang dialami Jerman. Negara yang pernah dipimpin oleh Adolf Hitler ini menyelesaikan persoalan masa lalunya dengan meminta maaf kepada negara-negara Eropa yang pernah mengalami kekejaman invasinya di masa kepemimpinan Hitler yang brutal dan ambisius menaklukkan Eropa dan bahkan
  • 33. 33 dunia, sehingga memicu terjadinya PD II. Permintaan maaf itu ternyata diterima dengan baik. Hubungan Jerman di masa modern ini berkembang baik dengan negara-negara Eropa. Negara-negara yang dahulu terlibat PD II pun kini sudah bersatu dalam Uni Eropa. Ini berbeda dengan pengalaman Jepang. Kendati para pemimpin Jepang telah berulang kali menyatakan penyesalan dan mengajukan permintaan maaf atas permasalahan masa lalu negaranya, Rakyat negara-negara di Asia Timur masih saja mengingat-ingat persoalan masa lampau yang buruk dibawah penjajahan Jepang. Oleh karena itu, para pemimpin Jepang harus berusaha lebih serius menghindari pelaksanaan kegiatan seremonial atau mengeluarkan pernyataan yang dapat menimbulkan kembali luka-luka lama dan sentimen anti Jepang di kawasan Asia Timur. Selain persoalan masalah masa lampau, ternyata masih ada masalah lain yang mengganjal perwujudan kerjasama perdagangan bebas di antara KJC. Ada jurang dalam neraca perdagangan diantara negara-negara tersebut dan perbedaan tingkat kemajuan ekonomi. Oleh karenanya, perlu upaya untuk meminimalkannya. Dalam kasus perdagangan Korsel dan Jepang, misalnya, Korea mencetak defisit karena masih terdapat ketergantungan impor suku cadang dan komponen dari Jepang. Untuk menguranginya Jepang perlu meningkatkan investasi langsungnya dalam industri suku cadang dan komponen di Korea Selatan. Sulitnya, Jepang melihat Korsel sebagai pesaing tangguhnya di pasar dunia, sehingga cenderung membatasi investasi yang bisa memperkuat pijakan kaki manufaktur Korsel di pasar dunia. Penghapusan persoalan masa lampau, serta penciptaan “rekonsiliasi” antar ketiga negara ini amat penting dilakukan mengingat ketiganya (KJC) merupakan pilar ekonomi Asia Timur. Selama ini ketiga negara ini memang sulit membentuk kerjasama ekonomi dalam kerangka perdagangan bebas (Free
  • 34. 34 Trade Agremeent/FTA), karena mereka lebih melihat posisi mereka sebagai pesaing ketimbang sebagai mitra. Jika ketiga negara ini mengambil sikap lebih positif terhadap perwujudan integrasi ekonomi lewat penerapan kawasan perdagangan bebas KJC, mengatasi masalah sejarah masa lampau yang buruk dan berhasil mengatasi persoalan jurang perbedaan kemajuan ekonomi diantara mereka, dan tidak melihat sebagai pesaing melainkan lebih sebagai mitra, maka potensi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang dapat dicapai secara bersinerji itu, tentunya akan lebih besar lagi, ketimbang KJC jalan sendiri-sendiri. Rekonsiliasi dan kebersatuan KJC merupakan langkah awal yang penting untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi Asia Timur yang bersatu. Semua ini diharapkan akan membawa dampak positif yang lebih besar lagi bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara lain di kawasan Asia Timur. KJC akan lebih besar berperan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di Asia Timur yang menarik pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan daya yang lebih besar lagi. Langkah ke arah rekonsiliasi dan kebersatuan KJC itu bisa dimulai dengan pembentukan FTA Jepang dan Korea Selatan dan kemudian China turut bergabung didalamnya. Setelah itu dilakukan pembentukan kerjasama yang lebih luas antara KJC-FTA dengan ASEAN dalam rangka membentuk Masyarakat Asia Timur. Setelah itu dapat diperluas lagi dengan melibatkan India dan negara Asia lainnya sehingga pada akhirnya terbentuklah Masyarakat Asia Bersatu yang didambakan, yang mampu mengimbangi kekuatan blok ekonomi Uni Eropa atau Amerika Utara sekalipun. Sementara itu, menurut Prof Akihiko Tanaka dari Universitas Tokyo yang menjadi pembicara seminar Hubungan ASEAN-Jepang dalam Pembangunan Komunitas Asia Timur yang diselenggarakan oleh CSIS (Jakarta, 12-8-2004), ide pembangunan Masyarakat Asia Timur yang dikampanyekan kembali oleh PM Jepang Junichiro Koizumi, masih sulit untuk diwujudkan, mengingat sampai
  • 35. 35 saat ini ASEAN saja masih berkutat dengan masalah internalnya seperti pembentukan Masyarakat ASEAN dengan tiga pilarnya, yakni pilar komunitas ekonomi, komunitas sosial dan komunitas kemanan. ASEAN juga sedang menghadapi masalah bagaimana mengatasi kesenjangan ekonomi di antara sesama negara anggotanya, agar dapat tercipta integrasi regional yang harmonis di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, menurut Akihiko Tanaka, ASEAN saja masih sibuk mematangkan strategi kerjasama ASEAN Plus Tiga bersama Korsel, Jepang, dan China, dan belum membuahkan hasil yang nyata, sehingga akan sulit bagi ASEAN untuk mewujudkan gagasan Asia Timur yang selangkah lebih jauh ke depan. Bila kerjasama ASEAN Plus Tiga sudah berhasil berjalan dengan baik, maka kerjasama itu akan menjadi jembatan emas menuju perwujudan Asia Timur. Dana Asia (Asian Fund) Gagasan masa depan lain yang belakangan ini mencuat, selain pembentukan Masyarakat Asia Timur adalah pembentukan kekuatan pasar modal dan keuangan Asia, serta penerbitan obligasi Dana Asia (Asian Fund). Dengan demikian kerjasama ekonomi tidak hanya terbatas dalam lingkup ekonomi perdagangan dan industri saja, melainkan juga meluas dalam lingkup keuangan/finansial. Pemikiran kearah itu didasari pada kesadaran bahwa Asia Timur pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang besar, namun AS dan negara Eropa lebih banyak menikmati potensi keuangan Asia Timur ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya potensi cadangan devisa KJC. Sebagaimana diketahui, KJC memiliki surplus perdagangan internasional yang relatif besar dan cenderung terus meningkat. Pada akhir Maret 2004 jumlah cadangan devisa KJC telah mencapai lebih dari 1,4 triliun dolar AS. Selain dari surplus perdagangan,
  • 36. 36 negara-negara Asia Timur yang memiliki cadangan devisa cukup besar termasuk KJC ini juga terus mengintervensi pasar uang internasional, membeli dolar dan menjual mata uang mereka sendiri sehingga pada gilirannya cadangan devisa mereka terus bertambah. Namun negara-negara Asia Timur (termasuk Hongkong dan Taiwan) yang memiliki cadangan devisa yang besar itu menginventasikan sebagian besar cadangan devisanya untuk membeli obligasi pemerintah AS atau surat berharga di Eropa dan bukan menggunakan sepenuhnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestiknya. Selain itu, banyak perusahaan Asia Timur yang tidak menggunakan sepenuhnya asset valuta asingnya untuk mendanai pertumbuhannya, melainkan menanamkannya di pasar modal dan uang AS dan Eropa. Negara-negara Asia Timur ini secara tak langsung telah memainkan peran penting sebagai pembantu atau kontributor AS dalam menghadapi tekanan defisit kembar yakni defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayarannya dan defisit anggaran belanja. Bayangkan saja pada 2003 defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran AS sudah mencapai sekitar 500 juta dolar AS. Menurut PM Malaysia, Ahmad Badawi, kerjasama perdagangan Eropa dimulai sejak tahun 1950an, mendahului terbentuknya kerjasama finansial, sehingga bentuk kerjasama perdagangan seperti itu (mendahulukan kerjasama perdagangan dan belakangan baru membentuk kerjasama finansial) sebenarnya sudah tergolong jenis kerjasama yang konvensional. Kita di Asia kini menghadapi situasi yang berbeda. Asia memiliki surplus finansial dan cadangan devisa yang relatif besar. Oleh karenanya, surplus finansial ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan Asia. Kerjasama finansial perlu segera direalisasikan dan dilaksanakan berbarengan dengan
  • 37. 37 kerjasama perdagangan. Bukan setelah terbentuknya kerjasama regional di bidang perdagangan, melainkan harus secara simultan.. Badawi mengingatkan dan mendukung gagasan yang pernah dilontarkan Jepang pada saat krisis moneter melanda kawasan Asia pada tahun 1998. Pada saat itu jepang mengusulkan pembentukan Dana Moneter Asia (DMA). Institusi moneter ini bukan bagian atau tandingan Dana Moneter Internasional (IMF) dan bukan pula bagian dari Bank Dunia. Menurut Badawi, institusi moneter ini bertugas menjaga dan memonitoring perkembangan fiinansial di Asia, bukan hanya pada saat terjadinya suatu krisis melainkan setiap hari. dan mencarikan solusi bagi masalah keuangan yang muncul di kawasan Asia. Lembaga ini berisi para ahli yang tidak perlu menjangkau cakupan ekonomi yang luas. Namun secara bersama memiliki empati yang besar untuk memahami masyarakat Asia. Dalam talian ini Badawi mengusulkan pembentukan sebuah think tank yang merupakan embrio dari Institut Moneter Asia. Lebih lanjut menurut Badawi, memang telah ada ASEAN Pus Tiga dan para pemimpinnya bertemu setiap tahun. Namun diperlukan ide pendobrak yang kreatif dan produktif untuk menghasilkan substansi kongkrit dari ASEAN Plus Tiga seperti integrasi regional secara ekonomi, sehingga dapat dicapai suatu arah yang baru. Reformasi keuangan tampaknya memang harus dilakukan Asia untuk masa depan yang lebih baik. Negara-negara Asia harus memperkuat kerjasama keuangan dan tidak lagi bergantung terus menerus kepada pasar modal dan keuangan AS dan Eropa. Dari sini bergulir gagasan membentuk pasar modal dan keuangan Asia dimana baik pemerintah maupun perusahaan Asia dapat menerbitkan obligasinya. Obligasi mana bisa diterbitkan dalam mata uang dolar AS, bisa pula dalam mata uang negara Asia yang bersangkutan.
  • 38. 38 Bab. 4. PENILAIAN ATAS KTT ASIA TIMUR KTT Asia Timur pertama yang berlangsung di Kuala Lumpur pada Rabu 14-12- 2005 akhirnya dinyatakan berakhir dengan sukses. Semua pihak yang terlibat dalam KTT ini tampaknya mengusung semangat menggebu menuju terwujudnya Masyarakat Asia Timur yang stabil, damai dan makmur. Semua pihak yang terlibat dalam KTT ini tampaknya begitu bersemangat untuk membangun kerjasama demi terwujudnya masyarakat dengan masa depan yang lebih baik di kawasan tersebut. Kejayaan Asia Timur dengan ekonominya yang semakin makmur tampaknya bakal terwujud di masa datang, tentunya bila semua pihak tetap konsisten mengusung semangat juang membangun Asia Timur di dalam prinsip kebersamaan dan kesetaraan. KTT EAS pertama ini dihadiri oleh 16 kepala negara ASEAN, plus Jepang, China, Korea Selatan (Korsel), dan ditambah dengan Australia, Selandia Baru dan India. Dengan demikian, EAS sebenarnya merupakan perluasan dari ASEAN Plus Tiga (ASEAN Plus China, Jepang dan Korsel), ditambah Australia, Selandia Baru dan India. Keselarasan hubungan antar negara ASEAN, bergabungnya tiga entitas ekonomi besar di Asia Timur untuk mengembangkan kerjasama ekonomi dan pasar bebas dengan ASEAN (China, Jepang dan Korsel), membuat Australia, Selandia Baru dan India pada gilirannya menjadi tertarik untuk ikut bergabung mengembangkan kerjasama di kawasan ini. Bahkan Rusia pun dikabarkan juga tertarik bergabung dan mengajukan permohonan secara resmi untuk bergabung. Namun Rusia baru dapat diterima sebagai peserta dalam KTT EAS tahun 2006 yang akan diselenggarakan di Cebu, Filipina. Banyak pihak menilai pelaksanaan KTT ini tergolong sukses. Apa ukuran sukses dari KTT ini ? Menurut Perdana Menteri Malaysia yang juga merupakan Ketua pelaksana KTT tersebut, ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari kesepakatan yang diambil oleh 16 Kepala Negara peserta EAS untuk menjadikan EAS sebagai pertemuan tahunan resmi, yang berlangsung bersamaan dengan rangkaian event KTT ASEAN. Para peserta KTT ini juga sepakat untuk mewujudkan perdagangan bebas diantara seluruh peserta EAS. Selain itu, menurut Badawi, ukuran sukses lainnya dapat dilihat pada terciptanya atmosfir persahabatan dan sikap saling mengerti diantara peserta selama EAS berlangsung. Apa yang dinyatakan Badawi ini tampaknya memang bukan sekedar basa-basi. Pada saat penanda tanganan Deklarasi Kuala Lumpur tentang EAS, PM China Wen Jiabao dan PM Jepang Junichiro Koizumi yang negaranya belakangan ini sempat bersitegang akibat penerbitan buku sejarah Jepang yang baru sehingga menimbulkan kemarahan berbuntut demonstrasi massal di China, tampak duduk berdampingan. Mereka terlibat dalam pembicaraan kecil dan Koizumi pemimpin Jepang yang nyentrik itu pun sempat meminjam pena Jiabao untuk digunakan dalam penanda tanganan naskah Deklarasi. Koizumi memang pantas disebut nyentrik.
  • 39. 39 Bagaimana tidak, sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan negara maju, Koizumi bisa sampai lupa membawa pena dalam acara puncak yang sangat penting : menandatangani deklarasi EAS. Namun momen ini justru digunakan oleh Kiozumi untuk menarik simpati Jianbao yang tersenyum tatkala penanya dipinjam Koizumi. Momen yang berkesan ini pun diabadikan oleh para wartawan foto dan dimuat di berbagai media cetak internasional. Disamping itu, menurut Badawi, bukti sukses lainnya dapat dilihat dari adanya kesamaan pandangan yang muncul diantara peserta mengenai berbagai persoalan yang terjadi di kawasan Asia Timur dan mereka sepakat untuk tidak melaksanakan hal-hal yang bisa membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Badawi menegaskan, ada tingkat penerimaan yang sangat tinggi dari peserta EAS atas apa yang menjadi kepentingan bersama, untuk melihat bahwa bagian dunia ini (Asia Timur) terus berkembang menjadi wilayah yang stabil, damai dan makmur, Meskipun EAS diikuti oleh PM Australia dan Selandia Baru, dan India dalam KTT ini mereka pun terlihat memiliki kepentingan yang sama atas apa yang terjadi di kawasan ini, dan bahkan menyatakan bersedia memberikan kontribusi mereka terhadap ASEAN dan seluruh proses di ASEAN. Lebih jauh Badawi menyatakan, para pemimpin EAS meyakini Komunitas Asia Timur (EAC) akan menjadi kenyataan di masa mendatang. Khususnya setelah kerjasama tumbuh, saling percaya tumbuh, dan tercapainya tingkat pengertian yang lebih baik sehingga ada lebih banyak lagi kesamaan dalam mewujudkan aspirasi kawasan ini sebagai kawasan yang damai, stabil dan makmur. Gerakan menuju Komunitas Asia Timur sebagai tujuan akhir akan menjadi kenyataan dan ini adalah sesuatu yang wajar diterima oleh semua pihak. Menyangkut soal perwujudan Masyarakat Asia Timur, Australian, Selandia Baru dan India menyadari posisis geografis mereka sehingga mereka sama sekali tidak membicarakan kemungkinan keanggotaan mereka dalam Komunitas Asia Timur. Kendati demikian, ketiga negara ini bersama negara anggota Asean Plus Tiga tampak lebih banyak terlibat dalam pembicaraan membahas hal-hal yang menjadi kepentingan bersama, nilai-nilai bersama dan penggalangan kerja sama. Mewujudkan kerjasama Asia Timur yang lebih kongkrit dalam bentuk pelaksanaan program-program yang terarah dan terkoordinasi dengan baik jelas memerlukan institusi formalnya, dalam bentuk sekretariat EAS. Namun menyangkut soal pembentukan sekretariat EAS, tampaknya KTT ini belum menentukan dengan jelas dimana sekretariat berada. Untuk sementara ini EAS berada dibawah naungan Sekretariat ASEAN yang berkantor di Jakarta. Perbedaan KTT Asia Timur ini merupakan realisasi dari pembicaraan didalam East Asia Vision Group dalam kerangka ASEAN Plus Tiga yang membuahkan rekomendasi untuk melakukan evoluasi dari ASEAN Plus Tiga menjadi KTT Asia Timur dengan melibatkan keangggotaan yang lebih luas (penambahan Australia, Selandia Baru dan
  • 40. 40 India). Sejumlah pengamat mengkhawatirkan perluasan, atau penambahan peserta dalam KTT Asia Timur justru akan mempersulit penggalangan kerjasama secara kongkrit dalam bentuk pelaksanaan program kerjasama yang nyata. Dengan demikian, nasib kerjasama Asia Timur tidak menjadi seperti APEC, yang oleh banyak kalangan dinilai telah menjadi macan kertas yang tidak mampu merealisasikan program kongkrit yang manfaatnya dapat dirasakan oleh para peserta APEC. Perbedaan memang ada diantara negara penggalang kerjasama Asia Timur. Perdebatan panjang yang menyangkut kepesertaan dan modalitas keorganisasian sempat mengawali proses terbentuknya KTT EAS. Ini dilatar belakangi oleh posisi awal yang berbeda diantara negara anggota ASEAN selaku penggerak awal EAS. Malaysia, misalnya sejak awal menginginkan peserta EAS dibatasi hanya ASEAN Plus Tiga dan menghendaki KTT Asia Timur merupakan pendalaman dari kerjasama ASEAN Plus Tiga. Filipina yang mendukung pandangan Malaysia menghendaki penambahan anggota, yakni dengan memasukkan India. Malaysia dapat menerima masukan Filipina karena kedua negara ini memiliki kesamaan pandangan : menjadikan Asia Timur sebagai suatu kekuatan ekonomi yang tangguh yang memiliki daya tawar tinggi terhadap kekuatan ekonomi belahan dunia lain (Uni Eropa, AS dan entitas ekonomi besar lainnya). Keduanya sepakat menggunakan model seperti Uni Eropa untuk menggalang kerjasama yakni dengan membentuk Komunitas Asia Timur dan Pasar Tunggal Asia Timur. Indonesia semula tidak tertarik mendukung gagasan terbentuknya EAS. Belakangan Indonasia memandang perlu pembentukan EAS, namun dengan penambahan peserta, yakni Australia dan Selandia Baru. Kerjasama ekonomi memang bisa saja tidak dibatasi secara geografis. Bisa saja negara lain yang bukan berada dalam kawasan yang sama, namun bertetangga, dimasukkan sebagai peserta karena pertimbangan-pertimbangan strategis tertentu. Indonesia menghendaki EAS merupakan perluasan dari konsep Komunitas ASEAN yang disepakati dalam Bali Concord II tahun 2003 lalu. Cakupan kerjasama dalam EAS hendaknya tidak hanya terbatas dalam bidang ekonomi melainkan juga bidang keamanan dan sosial budaya. Tidak semua anggota ASEAN pada awalnya sepakat dengan masuknya Asutralia dan Selandia Baru sebagai peserta EAS. Penolakan atas masuknya Australia dan Selandia Baru dilandasi beberapa alasan. Ada pihak yang menilai Australia dan Selandia Baru memiliki latar belakang sosial budaya yang jauh berbeda dengan bangsa-bangsa Asia. Australia dan Selandia Baru yang memiliki latar belakang sosial budaya Eropa akan sulit menggalang kerjasama dengan negara-negara Asia yang memiliki latar belakang sosial budaya Asia. Apalagi kedua negara itu sudah terlanjur dianggap sebagai ”Eropa” di Timur karena sikap politiknya yang pro Eropa. Bahkan ada yang menilai Australia dan Eropa merupakan kepanjangan tangan Amerika Serikat di Timur, mengingat saratnya keterlibatan Australia dalam menggalang kerjasama keamanan internasional dengan AS dan sekutunya. Motivasi beberapa negara yang bergabung ke EAS memang berbeda. Ada yang lebih kental motivasi ekonominya, seperti Malaysia dan Filipina. Ada yang lebih luas
  • 41. 41 seperti Indonesia yang juga ingin menggalang kerjasama dalam bidang keamanan serta sosial dan budaya. Australia sendiri tampaknya lebih tertarik mengalang kerjasama dalam bidang politik dan keamanan ketimbang kerjasama ekonomi. Ini mungkin karena kedua negara itu lebih lekat membangun kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa dan AS ketimbang dengan negara tetangga di Asia. Ini ditagaskan oleh Menlu Australia, Alexander Downer yang menyatakan, Australia lebih tertarik untuk membangun kerjasama dibidang keamanan, namun tidak dalam bentuk pendirian Pakta Pertahanan, melainkan cukup dalam bentuk konsultasi dan kerjasama di bidang politik dan keamanan. Perbedaan juga tampak diantara China dan Jepang yang belakangan terlibat konflik akibat penerbitan buku sejarah Jepang yang baru dan kunjungan Perdana menteri Jepang Koizumi ke Kuil yang dibangun untuk menghormati tentara Jepang yang gugur semasa Perang Dunia ke II. Kendati mendapat kecaman keras dari masyarakat dan pemerintah China. Kiozumi masih saja menjalankan ritual politisnya di kuil tersebut sehingga benih konflik masih terus membayangi hubungan kedua negara. Mari kita simak kendala-kendala yang masih menghadang kerjasama China dan Jepang. Dari sisi politik keamanan, misalnya, China dan Jepang juga masih belum dapat dikatakan seia sekata. China dan Jepang masih saling mengintai perkembangan kekuatan militer masing-masing. Trauma dan rasa dendam akibat ekspansi militer Jepang di China pada masa Perang Dunia (1931 – 1945), ternyata masih membayangi China, sehingga militer China masih terus memata-matai gerak gerik militer Jepang. Insiden kapal selam nuklir China yang menyusup ke perairan Jepang pada bulan November 2004 lalu merupakan salah satu indikasi yang sangat jelas. Sebuah kapal selam nuklir, yang belakangan terindikasi berasal dari Angkatan Laut China, telah menyusup ke perairan Jepang (dekat Pulau Okinawa) selama dua jam. Insiden ini menyebabkan Jepang melontarkan nota diplomatik yang memprotes secara resmi penyusupan kapal selam China yang sudah melanggar batas perairan Jepang ini. Kapal selam itu terindikasi berada di sekitar sebuah lokasi sumber gas alam yang masih diperebutkan oleh sejumlah negara di Asia Timur. Jepang mengindikasikan kapal selam itu milik China, karena ketika dikejar oleh dua kapal perusak dan sebuah pesawat pengintai Jepang, kapal selam itu melarikan diri ke arah barat laut (wilayah China) dan di perairan sekitar itu memang kapal selam China sering berkeliaran. Insiden lain yang membuat hubungan Jepang China tak kunjung harmonis dari segi politik keamanan adalah kunjungan PM Jepang Junichiro Koizumi, ke sebuah kuil di Tokyo yang didirikan khusus untuk menghormati para serdadu Jepang yang menjadi korban perang pada masa Perang Dunia. Padahal, sebagian dari mereka jelas sudah dinyatakan sebagai penjahat perang dan dijatuhkan hukuman oleh pengadilan pasca Perang Dunia. Kunjungan yang dilakukan berkali-kali itu terkesan menjadi ritual berkala yang memuja heroisme dan kejayaan militer Jepang masa lalu, sehingga menyakitkan perasaan pemerintah dan rakyat China yang menjadi korban keganasan militer Jepang di masa penjajahan Jepang. Tindakan Junichiro dinilai cenderung membela dan membenarkan aksi tentara Jepang masa lalu yang penuh dengan kebrutalan dan tidak prihatin pada nasib korban keganasan tentara Jepang di China.
  • 42. 42 Petinggi Jepang ini dinilai mengabaikan perlunya upaya menjalin keharmonisan hubungan persahabatan Jepang China di masa kini. Selain itu, menurut mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone, dalam upaya membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, ternyata masih terdapat kendala yang menyangkut sejarah masa lalu, yang dialami oleh ketiga negara ini dan masih menjadi trauma bagi anak bangsanya. Oleh karena itu, para pemimpin KJC harus mengambil inisiatif sendiri untuk menyelesaikan persoalan masa lalunya. Sebagaimana diketahui, masalah dampak penjajahan Jepang terhadap Korsel dan China pada masa Perang Dunia memang masih belum juga tuntas. Setiap kali masih saja muncul silang pendapat yang berimplikasi buruk pada pembinaan hubungan baik diantara ketiga negara. Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad dan mantan kepala Negara Filipina Fidel Ramos, mendukung usulan Nakasone agar para petinggi KJC mengambil inisiatif dalam rangka meyelesaikan persoalan masa lalu. Negara-negara di kawasan Asia Timur harus dapat keluar dari persoalan masa lalu yang berpotensi mengganggu upaya perbaikan ekonomi di kawasan ini dalam jangka panjang dan pembentukan masyarakat Asia Timur yang didambakan itu.Ini merupakan satu persoalan yang mengganjal implementasi hubungan baik di antara negara Asia Timur dengan Jepang, terlebih lagi antara Jepang dengan Korea dan China. Melihat adanya berbagai perbedaan dan benih-benih konflik ini, berbagai kalangan mengkhawatirkan nasib kerjasama Asia Timur akan menjadi seperti APEC. Diawalnya semangat menggebu-gebu memang ada, tetapi sejalan dengan perjalanan waktu, APEC tidak juga membuahkan program-program kongkrit. APEC nyaris menjadi macan kertas yang hanya menghasilkan deklarasi atau kesepakatan tanpa program nyata yang jelas manfaatnya bagi para peserta APEC. Pengertian orang awam menyatalan, terlampau banyak anggota yang memiliki latar belakang beragam, akan membawa terlampau banyak perbedaan ke dalam organisasi sehingga pada gilirannya berpotensi menimbulkan konflik dan menyulitkan terwujudnya persatuan dan kesatuan serta terlaksanaya program aksi nyata yang efektif. Penambahan jumlah peserta yang lebih banyak seperti Rusia, misalnya, akan membuat kepesertaan EAS hampir sama saja dengan APEC. Ini karena peserta EAS memang sama dengan APEC. Meskipun AS tidak masuk ke dalamnya, namun kepentingannya bisa saja diwakili oleh Australia dan Selandia Baru. Itu sebabnya banyak pihak yang meragukan efektifitas EAS yang nasibnya dikhawatirkan akan sama saja dengan APEC. Namun perbedaan pada dasarnya bisa saja menjadi aset yang memperkaya dan memperkuat kerjasama. Bukankah lukisan mozaik yang indah dilahirkan dari aneka ragam bentuk dan warna yang berbeda. Disinilah diperlukan kemampuan mengelola keberagaman (managing diversity) guna menciptakan persatuan dari keberagaman (unity in diversity).
  • 43. 43 Bab. 5. Penutup Pertumbuhan Asia Timur terus menyedot perhatian dunia. Hasil survey yang dilakukan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (UN- ESCAP) di 20 negara Asia mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Asia mampu mencapai 6 %. Capaian angka pertumbuhan ini jauh diatas negara maju seperti Amerika Serikat, sekalipun. Negara anggota senior ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan ekonomi, dari dampak krisis moneter yang melanda Asia pada 1998. Kebangkitan kembali empat Macan Asia diperkirakan akan menandai kebangkitan kembali ekonomi Asia Timur yang pada 1990an kepesatan kemajuan ekonominya sangat memukau dunia. Terlebih lagi di Asia Timur kini sudah terdapat dua motor penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan yang sedang terus bertumbuh dinamis ini, yakni Jepang dan China. Kalau dalam dekade lalu motornya baru Jepang, kini bertambah dengan China yang pertumbuhannya sangat spektakuler dan mengesankan. Dua negara Asia yang sedang naik daun, China dan Vietnam berhasil tampil menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Asia dan menjadi sorotan para analis di manca negara. Pertumbuhan perdagangan dan jumlah cadangan devisa negara-negara dagang utama Asia pun sudah meningkat demikian besarnya. Tak pelak lagi, Asia telah menjadi kawasan yang sangat aktraktif dalam blantika perdagangan dunia. Pertumbuhan kawasan Asia Timur harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Indonesia. Terlebih lagi mengingat keterkaitan pertumbuhan ekonomi di antara sesama negara Asia Timur diperkirakan akan semakin menguat. Janganlah kita kehilangan sebagian peluang seperti yang terjadi dalam hubungan dagang dengan China yang
  • 44. 44 kurang optimal. Indonesia kurang memanfaatkan secara optimal pertumbuhan ekonomi China pada saat pertumbuhannya masih tinggi, sehingga pertumbuhan ekspor Indonesia ke China kalah jauh dibanding dengan negara Asia lainnya. Tentu tidaklah keliru jika para petinggi negara-negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan kerjasama ekonomi regional yang lebih luas di kawasan Asia Timur dalam konteks ASEAN Plus Tiga (ASEAN Plus Jepang, China dan Korea Selatan) dan ASEAN-India. Tampak jelas ada harapan dibalik kecemerlangan pertumbuhan ekonomi Asia, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan lebih jauh pertumbuhan ekonomi negara anggota ASEAN, lewat pembentukan kerjasama ekonomi dengan ke empat negara Asia tersebut. Oleh karena itu, implementasi kerjasama perdagangan bebas ASEAN Plus Tiga (China, Jepang dan Korea) harus semakin ditingkatkan. Kita tidak boleh kehilangan peluang dan momentum yang baik, dengan memanfaatkan secara optimal segi positif dari pertumbuhan ekonomi perdagangan Asia yang sangat sepektakuler ini. Belakangan muncul gagasan pembentukan Masyarakat Asia Timur yang dalam jangka panjang akan berkembang menjadi Masyarakat Asia secara keseluruhan. Gagasan ini menarik disimak karena ada berbagai hal positif yang dapat ditarik manfaatnya, baik dalam rangak pengembangan kerjasama ASEAN maupun Indonesia sendiri. Oleh karenanya perkembangan kearah pembentukan gagasan ini perlu dimonitor dan dan dicermati dengan saksama oleh pihak- pihak yang berkepentingan dan bahkan didorong perwujudannya. Namun upaya membangun Masyarakat Ekonomi Asia Timur, masih menghadapi sejumlah kendala yang mengganjal, sehingga diperlukan upaya serius terutama dari pihak Jepang China dan Korsel untuk mengeliminasi kendala yang mengganjal ini. Kenyataan di lapangan memang menunjukkan,
  • 45. 45 kendati dari sisi kepentingan ekonomi, terdapat niat, semangat dan bahkan kesepakatan untuk menggalang kerjasama ekonomi yang lebih mendalam, namun pembentukan Masyarakat Asia Timur masih dibayang-bayangi kemungkinan keretakan yang dapat menghambat perwujudan kerjasama ekonomi yang harmonis di kawasan yang terus berkembang secara dinamis ini. KTT Asia Timur pertama di Kuala Lumpur diharapkan dapat menjadi momentum pembuka jalan bagi kerjasama regional yang lebih erat menuju stabilitas, kedamaian dan kemakmuran di kawasan ini. Kita berharap semangat yang tinggi untuk membangun kerjasama Asia Timur tidak hanya terhenti di meja perundingan EAS saja, melainkan dilanjutkan dengan implementasi program kerjasama secara kongkrit dan efektif. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah upaya untuk mereduksi perbedaan dan benih-benih konflik diantara negara peserta EAS secara bertahap, tetapi pasti, harus terus diupayakan, agar terbentuk kerjasama yang kompak, kongkrit dan efektif, tidak sekedar diatas kertas seperti kerjasama APEC. Sekalipun perbedaan jelas ada, namun perbedaan bisa saja menjadi aset yang memperkaya dan memperkuat kerjasama. Bukankah lukisan mozaik yang indah dilahirkan dari aneka ragam bentuk dan warna yang berbeda namun dapat dibuat menjadi komposisi yang menarik. Disinilah, dalam konteks EAS, diperlukan kemampuan mengelola keberagaman (managing diversity) guna menciptakan persatuan dalam keberagaman (unity in diversity). Daftar Kepustakaan : - Akira Kojima, Pembangunan Gaya Asia, Model Perdamaian, Kompas, 2 Juni 2004 - Arif Satria, Kerjasama ASEAN dan Pencurian Ikan, Suara pembaruan, 2 Juli 2004 - Diah Marsidi, Myanmar Beringsut Membuka Diri, Kompas, 23 Desember 2003 - James Luhulima, ASEAN-Myanmar, Bagai Memagang Bola Panas, Kompas, 4 Juli 2004 - Kishore Mahbubani, Bisakah Asia Berperan Dalam kepemimpinan Global ? Kompas, 1 Juni 2004
  • 46. 46 - N. Hasan Wirajuda, Jadikan ASEAN Lebih relevan dan Efektif, Kompas, 7 Agustus 2004 - Makmur Keliat, Pembangunan Komunitas ASEAN, Kompas, November 2004 - PLE Priatna, ASEAN dan Komunitas yang kapitalis, Kompas, Oktober 2003 - PLE Priatna, Melihat ASEAN ke Masa Depan, Kompas, 25 Juni 2004 - PLE Priatna, Australia, Indonesia dan ASEAN, Kompas, 19 November 2004 - Poedjo Purnomo, Selat Malaka di Mata Pelaut, Kompas, 11 Agustus 2004