Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai infeksi saluran pernapasan atas seperti ISPA, tonsilitis, sinusitis, laringitis, faringitis, dan otitis media. Termasuk gejala, penyebab, pemeriksaan, dan pengobatan masing-masing penyakit.
2. ISPA
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang
melibatkan salah satu atau lebih dari organ
saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan
laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),
sinusitis, laringitis, faringitis, sakit pada bagian
telinga (otitis media),serta batuk dan pilek.
Infeksi ini biasa terjadi sampai 14 hari lamanya.
ISPA seringkali menjangkit kepada anak-anak,
karena usia anak-anak memiliki daya tahan
tubuh yang masih rendah, terutama usia-usia
balita
3. Penyebab-penyebab ISPA
Penyebeb – penyebab terjadinya infeksi
pada saluran pernapasan atas adalah
sebagai berikut :
Virus – Merupakan penyebab utama dari
infeksi ini.
Bakteri
Riketsia.
4. Tonsilitis
Radang amandel adalah gangguan
pembengkakan pada amandel yang
disebabkan oleh virus.
Amandel sendiri sesungguhnya berfungsi
menghambat masuknya kuman-kuman
melalui mulut, hidung dan tenggorokan ke
dalam tubuh. Umumnya radang amandel
terjadi pada anak-anak.
5. Amandel adalah sejenis penyakit
tenggorokan atau tonsil dan secara
medis sering disebut sebagai
penyakit tenggorokan atau
penyakit tonsilitis (radang
tenggorokan) atau infeksi amandel.
Penyakit ini sering kali diderita oleh
anak-anak mulai usia 5-15 tahun.
6. Gejala Klinis
suhu tubuh naik hingga 40 derajat celcius,
rasa gatal ditenggorokan,
lesu,
nyeri sendi,
nyeri telan,
tidak nafsu makan
nyeri telinga.
7. Berdasarkan lamanya masa inkubasi tonsilitis
dapat dibedakan atas:
1. Tonsilitis Akut
Infeksinya
berlangsung kurang
dari 4 minggu
2.Tonsilitis Kronis
Masa inkubasinya
berlangsung sekitar 1
tahun atau kambuh 3
sampai 5 kali dalam satu
tahun itu.
8. Penyebab Tonsilitis
70-% pada anak penyebabnya adalah infeksi
virus, demikian pula pada dewasa 90%
penyebabnya juga virus. Pada anak 30%
penyebabnya Streptococcus hemolitikus,
sedangkan pada dewasa hanya sekitar 10%.
Jenis Streptococcus meliputi Streptococcus β
hemolitikus, Streptococcus viridans dan
Streptococcus pyogenes. Bakteri penyebab
tonsilitis akut lainnya meliputi Staphylococcus
Sp., Pneumococcus, dan Hemofilus influenzae.
Hemofilus influenzae menyebabkan tonsilitis
akut supuratif.
9. 1. Tes Laboratorium
2. Pemeriksaan
penunjang Kultur
dan uji resistensi bila
diperlukan.
3. Terapi Dengan
menggunakan
antipiretik dan obat
kumur yang
mengandung
desinfektan.
Pemeriksaan Pengobatan
•Pengobatannya dengan
antibiotik seperti
Penicilin atau
amoksisilin, eritromisin
(digunakan untuk pasien
yang alergi terhadap
penisilin).
•kronis kasus dapat
diobati dengan
tonsilektomi (operasi
pengangkatan tonsil)
sebagai pilihan untuk
pengobatan.
10. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan, atau
pembengkakan, dari jaringan yang melapisi
sinus.
Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika
sinus tersumbat dan berisi cairan, kuman
(bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang
dan menyebabkan infeksi.
11. Secara Klinis Sinusitis dibedakan atas 4 jenis:
1. SinusitisAkut
Sebuah kondisi
mendadak seperti
gejala seperti pilek,
hidung tersumbat
dan nyeri wajah yang
tidak hilang setelah
10 sampai 14 hari.
Sinusitis akut
biasanya berlangsung
4 minggu atau
kurang.
2. Sinusitis Subakut
Sebuah peradangan
yang berlangsung 4
sampai 8 minggu.
3. Sinusitis kronis:
Suatu kondisi yang
ditandai dengan
gejala radang sinus
yang berlangsung 8
minggu atau lebih.
4. Sinusitis berulang
Beberapa serangan
dalam setahun.
12. Gejala
•Gejala paling umum
adalah: sakit kepala,
nyeri pada daerah
wajah, serta demam.
•Gejala lainnya
berupa wajah pucat,
perubahan warna
pada ingus, hidung
tersumbat, nyeri
menelan, dan batuk
Penyebab
Lima jenis bakteri yang
paling sering menginfeksi
sinus adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus
influenza, Moraxella
catarhalis,Staphylococcus
aureus, dan Streptococcus
pyogenes.'
13. Pemeriksaan
•Pada pemeriksaan fisik akan
ditemukan adanya kemerahan dan
pembengkakan pada rongga
hidung, ingus yang mirip nanah,
serta pembengkakan disekitar mata
dan dahi.
•Terkadang diperlukan penyedotan
cairan sinus dengan menggunakan
jarum suntik untuk dilakukan
pemeriksaan kuman. Pemeriksaan
kuman berguna untuk menentukan
jenis infeksi yang terjadi.
•Pemeriksaan menggunakan CT
Scan dan MRI akan diperlukan bila
sinusitis gagal disembuhkan dengan
pengobatan awal.
Pengobatan
Antibiotika yang dipilih harus
dapat membunuh kelima jenis
bakteri iniStreptococcus
pneumoniae, Haemophilus
influenza, Moraxella catarhalis,
Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus pyogenes.'
. Beberapa pilihan antiobiotika
antara lain amoxicillin,
cefaclor, azithromycin, dan
cotrimoxazole. Jika tidak
terdapat perbaikan dalam lima
hari maka perlu
dipertimbangkan untuk
memberikan amoxicillin plus
asam klavulanat.
14. laringitis
Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada
pita suara karena terlalu banyak digunakan,
karena iritasi atau karena adanya infeksi.
Laringitis dapat berlangsung dalam waktu
singkat (akut) atau berlansung lama (kronis).
Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena
terjadinya iritasi dan peradagnan akibat virus,
suara serak yang sering terjadi dapat menjadi
tanda adanya masalah yang lebih serius.
15. Gejala
•Suara Serak
•Suara pelan
•Rasa gatal dan kasar di tenggorokan
•Sakit di tenggorokan
•Tenggorokan kering, batuk kering
Penyebab
1. Virus
Virus merupakan etiologi
laringitis yang paling
sering, yaitu rhinovirus,
virus influenza, virus
parainfluenza, adenovirus,
coxsackievirus,
coronavirus, dan
respiratory synsitial virus
(RSV).
2. Bakteri
•Streptokokus grup A
•C. Diphtheriae
•Moraxella Catarrhalis
•Mycobacterium tuberculosis;
laringitis akibat bakteri ini biasanya
sulit dibedakan dengan kanker laring
karena tidak terdapat tanda, gejala,
dan hasil pemeriksaan radiologis
yang spesifik
16. Pemeriksaan
Pemeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan
diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema
terutama dibagian atas dan bawah glotis. Pemeriksaan darah rutin tidak memberikan
hasil yang khas, namun biasanya ditemui leukositosis. pemeriksaan usapan sekret
tenggorok dan kultur dapat dilakukan untuk mengetahui kuman penyebab, namun pada
anak seringkali tidak ditemukan kuman patogen penyebab.
Pengobatan
Laringitis akut disebabkan oleh virus sering membaik dengan sendirinya dalam
seminggu atau lebih. Perawatan lain dapat dilakukan dengan cara mandi air panas,
mengurangi bicara, minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi (menghindari
alkohol dan kafein). Menghisap pelega tenggorokan, berkumur air garam atau
mengunyah permen karet – ini tidak akan membantu sakit pita suara, tetapi dapat
meringankan iritasi tenggorokan.
17. Faringitis
Faringitis, adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan
(pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.
Terdapat dua jenis radang tenggorok, yaitu:
1. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru,
dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai
demam dan batuk.
2. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah
berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya
tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada
sesuatu yang mengganjal di tenggorok
18. Gejala
•Nyeri tenggorok dan nyeri
menelan
•Tonsil (amandel) membesar
•Mukosa yang melapisi faring
mengalami peradangan berat
atau ringan dan tertutup oleh
selaput yang berwarna
keputihan atau mengeluarkan
pus (nanah).
•Demam, bisa mencapai 40ºC.
•Pembesaran kelenjar getah
bening di leher
Penyebab
Radang ini bisa disebabkan
oleh virus atau bakteri, daya
tahan yang lemah. Faringitis
biasanya disebabkan oleh
bakteri streptococcus grup A.
19. Pemeriksaan
Kultur tenggorokan
adalah cara
terbaik.untuk
mengetahui apakah
seseorang mengalami
sakit tenggorokan
akibat Streptococcus
Pengobatan
Pengobatan dengan
antibiotik sepertti
penicillin atau
amoksisilin biasanya
akan membuat
gejalanya hilang 16
jam lebih cepat.
20. Otitis Media
Radang telinga tengah (bahasa Latin: otitis
media) adalah peradangan telinga bagian
tengah yang biasanya disebabkan oleh
penjalaran infeksi dari tenggorok (faringitis)
dan sering pada anak-anak.
Pada semua jenis otitis media juga
dikeluhkan gangguan dengar (tuli) konduktif.
Dari perjalanan klinisnya, radang telinga
tengah dibedakan atas akut (baru) dan kronis
(proses lebih lama).
21. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas
seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke
telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui
saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di
saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar
saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah
putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan
membunuh bakteri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan
sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.
22. Gejala
•Sakit Kepala
•tuli yang terjadi secara
mendadak
•Vertigo (perasaan
Berputar)
•demam dan menggigil
Penyebab
Bakteri penyebab
otitis media tersering
adalah Streptococcus
pneumoniae, diikuti
oleh Haemophilus
influenzae dan
Moraxella cattarhalis.
23. Pemeriksaan
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar.
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane
timpani.
3. Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis
(Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani).
4. Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat
gendang telinga yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon
endang telinga terhadap perubahan tekanan udara.
Pengobatan
Infeksi diobati dengan antibiotika per-oral (melalui mulut). Pilihan pertama
adalah amoxicillin, tetapi untuk penderita dewasa bisa diberikan penisilin
dosis tinggi.Obat flu yang mengandung phenilephrine bisa membantu
membuka tuba eustakius dan jika terdapat alergi bisa diberikan
antihistamin.
24. Batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh
untuk mengeluarkan benda asing dari saluran
nafas.
Batuk dapat dibedakan menjadi :
1. Batuk berdahak, yaitu batuk yang terjadi
karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk
jenis ini lebih sering terjadi pada saluran napas
yang peka terhadap paparan debu, lembab
berlebih dan sebagainya
2. Batuk tak berdahak (batuk kering), terjadi
apabila tidak ada sekresi saluran napas, iritasi
pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit
25. Penyebab
1. Penyakit infeksi : bakteri atau virus, misalnya : tuberkulosa, influenza
2. Bukan infeksi : misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang
tenggorokan, batuk pada perokok
Pengobatan
1. Terapi Non Obat
•Sering minum air putih,
untuk membantu
mengencerkan dahak,
mengurangi iritasi atau rasa
gatal.
•Hindari paparan debu,
minuman atau makanan yang
merangsang tenggorokan dan
udara malam yang dingin.
2.Terapi Obat
Terapi obat batuk dapat dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
• ekspektoran (pengencer dahak)
misalnya gliseril guaikolat, ammonium
klorida, bromheksin dan succus liquiritiae
• antitusif (penekan batuk) misalnya
dekstrometorfan dan difenhidramin.
Kedua kelompok obat ini dapat diperoleh
tanpa resep dokter.
26. Pilek
Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung
yang disebut ingus.
Penyebab
•Reaksi alergi adalah :
Reaksi yang terjadi antara allergen seperti debu, bulu binatang
peliharaan, dan lain-lain dengan zat pertahanan tubuh yang
menyebabkan terlepasnya beberapa zat mediator yang bersifat
vasodilator.Akibatnya terjadi pembengkakan selaput lendir hidung yang
nampak sebagai hidung tersumbat, meningkatnya sekresi lendir/meler,
mata berair dan bersin-bersin.
27. Pengobatan
1. Terapi Non Obat
Pilek akibat alergi
dapat dicegah
dengan menghindari
allergen.
2. Terapi Obat
Obat pilek hanya digunakan pada
pilek yang tidak dapat diatasi
dengan terapi non obat.
Obat pilek biasanya mengandung
antihistamin (klorfeniramin maleat,
deksklorfeniramin maleat,
doksilamin)
dan dekongestan hidung (
fenilpropanolamin, fenilefrin,
efedrin, pseudoefedrin)
, yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter.