SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
FEMINISME DAN GERAKAN
  KESETARAAN GENDER


                         Antik Bintari
  (Puslitbang Gender dan Anak Unpad)
FEMINISME
• Feminisme adalah idiologi yang dikembangkan
  oleh kalangan Eropa Barat dalam rangka
  memperjuangkan persamaan antara dua jenis
  manusia: laki-laki dan perempuan. Tujuan
  mereka adalah menuntut keadilan dan
  pembebasan perempuan dari kungkungan
  agama, budaya, dan struktur kehidupan
  lainnya.
• Meskipun feminisme adalah gerakan yang sudah tua,
  namun baru tahun 60-an dianggap sebagai lahirnya gerakan
  itu. Gerakan feminisme itu muncul di Amerika sebagai
  bagian dari kultur radikal hak-hak sipil (civil rights) dan
  kebebasan seksual (sexual liberation). Buku Betty Friedan
  yang berjudul The Feminist Mystique (1963) laku keras.
• Setelah itu berkembang kelompok feminis yang
  memperjuangkan nasib kaum perempuan memenuhi
  kebutuhan praktis, seperti pengasuhan anak (childcare),
  kesehatan, pendidikan, aborsi, dan sebagainya. Lantas,
  gerakan itu merambat ke Eropa, Kanada, dan Australia yang
  selanjutnya kini telah menjadi gerakan global dan
  mengguncang Dunia Ketiga.
TEORI FEMINISME



                      FEMINISME
                           GOW
          Gel.awal
                                        Gel.ketiga
                         Gel. kedua




 FEMINISME LIBERAL                      FEMINISME
                                          POSTMODEREN
 FEMINISME RADIKAL                      FEMINISME
                                          MULTIKULTURAL
 FEMINISME MARXIS/                      FEMINISME GLOBAL
  SOSIALIS                               EKOFEMINISME
                       FEMINISME
                        EKSISTENSIAL

                       FEMINISME
                        GYNOSENTRIS


                                                             11
GELOMBANG AWAL FEMINISME


     FEMINISME
                            FEMINISME                  FEMINISME
       LIBERAL:
                             RADIKAL :            MARXIS/SOSIALIS:
    Berkeinginan utk
                         memfokuskan pada       perbedaannya bila sosialis
     membebaskan
                            permasalahan            menekankan pada
 perempuan dari peran
                           ketertindasan         penindasan gender dan
  gender yg opresif,
                        perempuan (hak untuk    kelas, marxis menekankan
    yaitu peran yang
                        memilih adalah slogan    pada masalah kelas sbg
   digunakan sebagai
                              mereka).            penyebab perbedaan
alasan utk memberikan
                                                    fungsi dan status
   tempat yang lebih
                                                        perempuan
         rendah
GELOMBANG KEDUA FEMINISME




 FEMINISME EKSISTENSIAL
  Melihat ketertindasan perempuan dari beban
  reproduksi yang ditanggung perempuan, sehingga
  tidak mempunyai posisi tawar dengan laki-laki

 FEMINISME GYNOSENTRIS
 Melihat ketertindasan perempuan dari perbedaan
  phisik antara laki-laki dan perempuan, yang
  menyebabkan perempuan lebih inferior dibanding
  laki-laki.




                                                   4
                                                   3
GELOMBANG KETIGA FEMINISME

1. FEMINISME POSTMODEREN
   Postmoderen menggali persoalan alienasi perempuan
   seksual, psikologis, dan sastra dengan bertumpu pada
   bahasa sebagai sebuah sistem


2. FEMINISME MULTIKULTURAL
   Melihat ketertindasan perempuan sebagai “satu
   definisi”, dan tidak melihat ketertindasan terjadi
   dari kelas dan ras, preferensi sosial, umur,
   agama, pendidikan, kesehatan, dsb


3. FEMINISME GLOBAL
   Menekankan ketertindasannya dalam konteks
   perdebatan antara feminisme di dunia yang sudah
   maju dan feminisme di dunia sedang berkembang


4. EKOFEMINISME
   Berbicara tentang ketidakadilan perempuan dalam
   lingkungan, berangkat dari adanya ketidakadilan yang
   dilakukan manusia terhadap non-manusia atau
   alam.
   BIDANG POLITIK
                  AGAMA
ISU-ISU           HUKUM
ETIDAKADILAN      MEDI MASSA
GENDER
                  POLITIK
                  EKONOMI
                                         SUMBER :
                  KESEHATAN                BUDAYA
                  PENDIDIKAN
                  PENGEMBANGAN KARIER




                                                     4
                                                     3
KONSEPSI GENDER

            Istilah “gender” dikemukakan oleh para
            ilmuwan sosial dengan maksud untuk
            menjelaskan perbedaan perempuan
            dan laki-laki yang mempunyai sifat
            bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan
            budaya(konstruksi sosial).
GENDER      Seringkali orang mencampuradukkan
            ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati
            (tidakberubah) dengan yang bersifat
            non-kodrati (gender)yang bisa berubah
            dan diubah.
GENDER




Perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-
  laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi
 sosial dandapat berubah sesuai dengan perkembangan
                        jaman.
bentuk-bentuk diskriminasi gender
• Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan
  terhadap salah satu jenis kelamin yang
  seringkali bersifat negatif dan pada umumnya
  menyebabkan terjadinya ketidakadilan.
  Misalnya, karena perempuan dianggap ramah,
  lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja
  sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak;
  kaum perempuan ramah dianggap genit;
  kaum laki-laki ramah dianggap perayu.
• Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya
  anggapan bahwa salah satu jenis kelamin
  dianggap lebih rendah atau dinomorduakan
  posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin
  lainnya. Contoh: Sejak dulu, perempuan
  mengurus pekerjaan domestik sehingga
  perempuan dianggap sebagai “orang rumah”
  atau “tema yang ada di belakang”.
• Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi
  atau proses peminggiran terhadap salah satu
  jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang
  berakibat kemiskinan. Misalnya,
  perkembangan teknologi menyebabkan apa
  yang semula dikerjakan secara manual oleh
  perempuan diambil alih oleh mesin yang pada
  umumnya dikerjakan oleh lakilaki.
• Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya
  perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin
  dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih
  banyak dibandingkan dengan jenis kelamin
  Lainnya.
TEORI NURTURE
• Menurut teori nurture, adanya perbedaan
  perempuan dan laki-laki pada hakikatnya
  adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga
  menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
  Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan
  selalu tertinggal dan terabaikan peran dan
  konstribusinya dalam hidup berkeluarga,
  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
TEORI NATURE
• Menurut teori nature, adanya perbedaan
  perempuan dan laki-laki adalah kodrat
  sehingga tidak dapat berubah dan bersifat
  universal. Perbedaan biologis ini memberikan
  indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua
  jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang
  berbeda.
TEORI EQUILIBRIUM
• Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham
  kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan
  (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan
  keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-
  laki.
• Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum
  perempuan dan laki-laki karena keduanya harus
  bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam
  kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa.
  Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender
  harus memperhatikan masalah kontekstual (yang ada pada
  tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuatu
  situasi/keadaan), bukan berdasarkan perhitungan secara

Contenu connexe

Tendances

Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaUniversity of Andalas
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialAchmady1
 
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial Zulfira Farah Nubua
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanIrenty Helena
 
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan PembangunanGender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan Pembangunanendang_lestari3003
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gendersuher lambang
 
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...Seger Sugiyanto
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIATri Chairani
 
Ppt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiPpt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiDewi_Sejarah
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeddy Ayomi
 
Teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeddy Ayomi
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasihalilibun
 

Tendances (20)

Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan genderKetidakadilan gender
Ketidakadilan gender
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
PPT SOSIOLOGI Permasalahan sosial
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan Pembangunan
 
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan PembangunanGender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gender
 
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...
Budaya miskin, kemiskinan, dan eksklusi sosial masyarakat pedesaan (sos pedes...
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 
Ppt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiPpt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologi
 
Sex dan gender
Sex dan genderSex dan gender
Sex dan gender
 
Gender & pembangunan
Gender & pembangunanGender & pembangunan
Gender & pembangunan
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasi
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 

En vedette

Syarifudin, sosiologi dakwah
Syarifudin, sosiologi dakwahSyarifudin, sosiologi dakwah
Syarifudin, sosiologi dakwahSyarifudin Amq
 
Makna filosofi logo iain ambon
Makna filosofi logo iain ambonMakna filosofi logo iain ambon
Makna filosofi logo iain ambonSyarifudin Amq
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderMifta Muzaki
 
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamGender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamumi wandansari
 
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014Ratzman III
 
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam Feminisme
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam FeminismeProblem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam Feminisme
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam FeminismeKhuzaie D. Rofi'
 
Capstone infographic
Capstone infographicCapstone infographic
Capstone infographicburgesco
 

En vedette (13)

Teori feminisme
Teori feminismeTeori feminisme
Teori feminisme
 
Syarifudin, sosiologi dakwah
Syarifudin, sosiologi dakwahSyarifudin, sosiologi dakwah
Syarifudin, sosiologi dakwah
 
GENDER
GENDER GENDER
GENDER
 
Makna filosofi logo iain ambon
Makna filosofi logo iain ambonMakna filosofi logo iain ambon
Makna filosofi logo iain ambon
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan gender
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
Gender
GenderGender
Gender
 
TUGAS POWER POINT
TUGAS POWER POINTTUGAS POWER POINT
TUGAS POWER POINT
 
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islamGender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam
 
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
 
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam Feminisme
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam FeminismeProblem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam Feminisme
Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture dalam Feminisme
 
Capstone infographic
Capstone infographicCapstone infographic
Capstone infographic
 

Similaire à Feminisme dan Gerakan Kesetaraan Gender

Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminismesyawiril
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeNaira Fiyya
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxNoveliaOleAwa
 
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxKomunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxRintaArina
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxAbankHutbah
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxMahesaRifqi
 
6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi printUniversity of Andalas
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptDPKPLHNiasBarat
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]miftahul Ghofur
 

Similaire à Feminisme dan Gerakan Kesetaraan Gender (20)

Aliran feminis workshop lestari
Aliran feminis workshop lestariAliran feminis workshop lestari
Aliran feminis workshop lestari
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminisme
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
 
1. istilah
1. istilah1. istilah
1. istilah
 
1. GENDER.ppt
1. GENDER.ppt1. GENDER.ppt
1. GENDER.ppt
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
S281
S281S281
S281
 
SEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.pptSEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.ppt
 
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxKomunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptxKel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
Kel.5 Teori Feminisme dan Gender.pptx
 
6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print6. seks, subjektivitas dan representasi print
6. seks, subjektivitas dan representasi print
 
Pluralisme dan gender
Pluralisme dan genderPluralisme dan gender
Pluralisme dan gender
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
 
Feminisme
Feminisme Feminisme
Feminisme
 
Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
 
Gender dan Kesetaraan
Gender dan KesetaraanGender dan Kesetaraan
Gender dan Kesetaraan
 

Feminisme dan Gerakan Kesetaraan Gender

  • 1. FEMINISME DAN GERAKAN KESETARAAN GENDER Antik Bintari (Puslitbang Gender dan Anak Unpad)
  • 2. FEMINISME • Feminisme adalah idiologi yang dikembangkan oleh kalangan Eropa Barat dalam rangka memperjuangkan persamaan antara dua jenis manusia: laki-laki dan perempuan. Tujuan mereka adalah menuntut keadilan dan pembebasan perempuan dari kungkungan agama, budaya, dan struktur kehidupan lainnya.
  • 3. • Meskipun feminisme adalah gerakan yang sudah tua, namun baru tahun 60-an dianggap sebagai lahirnya gerakan itu. Gerakan feminisme itu muncul di Amerika sebagai bagian dari kultur radikal hak-hak sipil (civil rights) dan kebebasan seksual (sexual liberation). Buku Betty Friedan yang berjudul The Feminist Mystique (1963) laku keras. • Setelah itu berkembang kelompok feminis yang memperjuangkan nasib kaum perempuan memenuhi kebutuhan praktis, seperti pengasuhan anak (childcare), kesehatan, pendidikan, aborsi, dan sebagainya. Lantas, gerakan itu merambat ke Eropa, Kanada, dan Australia yang selanjutnya kini telah menjadi gerakan global dan mengguncang Dunia Ketiga.
  • 4. TEORI FEMINISME FEMINISME GOW Gel.awal Gel.ketiga Gel. kedua  FEMINISME LIBERAL  FEMINISME POSTMODEREN  FEMINISME RADIKAL  FEMINISME MULTIKULTURAL  FEMINISME MARXIS/  FEMINISME GLOBAL SOSIALIS  EKOFEMINISME  FEMINISME EKSISTENSIAL  FEMINISME GYNOSENTRIS 11
  • 5. GELOMBANG AWAL FEMINISME FEMINISME FEMINISME FEMINISME LIBERAL: RADIKAL : MARXIS/SOSIALIS: Berkeinginan utk memfokuskan pada perbedaannya bila sosialis membebaskan permasalahan menekankan pada perempuan dari peran ketertindasan penindasan gender dan gender yg opresif, perempuan (hak untuk kelas, marxis menekankan yaitu peran yang memilih adalah slogan pada masalah kelas sbg digunakan sebagai mereka). penyebab perbedaan alasan utk memberikan fungsi dan status tempat yang lebih perempuan rendah
  • 6. GELOMBANG KEDUA FEMINISME  FEMINISME EKSISTENSIAL Melihat ketertindasan perempuan dari beban reproduksi yang ditanggung perempuan, sehingga tidak mempunyai posisi tawar dengan laki-laki  FEMINISME GYNOSENTRIS Melihat ketertindasan perempuan dari perbedaan phisik antara laki-laki dan perempuan, yang menyebabkan perempuan lebih inferior dibanding laki-laki. 4 3
  • 7. GELOMBANG KETIGA FEMINISME 1. FEMINISME POSTMODEREN Postmoderen menggali persoalan alienasi perempuan seksual, psikologis, dan sastra dengan bertumpu pada bahasa sebagai sebuah sistem 2. FEMINISME MULTIKULTURAL Melihat ketertindasan perempuan sebagai “satu definisi”, dan tidak melihat ketertindasan terjadi dari kelas dan ras, preferensi sosial, umur, agama, pendidikan, kesehatan, dsb 3. FEMINISME GLOBAL Menekankan ketertindasannya dalam konteks perdebatan antara feminisme di dunia yang sudah maju dan feminisme di dunia sedang berkembang 4. EKOFEMINISME Berbicara tentang ketidakadilan perempuan dalam lingkungan, berangkat dari adanya ketidakadilan yang dilakukan manusia terhadap non-manusia atau alam.
  • 8. BIDANG POLITIK  AGAMA ISU-ISU  HUKUM ETIDAKADILAN  MEDI MASSA GENDER  POLITIK  EKONOMI SUMBER :  KESEHATAN BUDAYA  PENDIDIKAN  PENGEMBANGAN KARIER 4 3
  • 9. KONSEPSI GENDER Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya(konstruksi sosial). GENDER Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidakberubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender)yang bisa berubah dan diubah.
  • 10. GENDER Perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki- laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dandapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
  • 11. bentuk-bentuk diskriminasi gender • Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan. Misalnya, karena perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak; kaum perempuan ramah dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap perayu.
  • 12. • Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Contoh: Sejak dulu, perempuan mengurus pekerjaan domestik sehingga perempuan dianggap sebagai “orang rumah” atau “tema yang ada di belakang”.
  • 13. • Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya, perkembangan teknologi menyebabkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang pada umumnya dikerjakan oleh lakilaki.
  • 14. • Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin Lainnya.
  • 15. TEORI NURTURE • Menurut teori nurture, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  • 16. TEORI NATURE • Menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda.
  • 17. TEORI EQUILIBRIUM • Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki- laki. • Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah kontekstual (yang ada pada tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuatu situasi/keadaan), bukan berdasarkan perhitungan secara