SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
KETENAGAKERJAAN

 (Studi Terhadap Analisis Kasus Ribuan Kasus TKI di
           Malaysia Belum Terselesaikan)
             {Tugas Kelompok Ekonomi Publik}




                         Oleh :
      Anugrah Putra Sanjaya                    0616041021
      Indah Sri Wahyuni                 0616041008
      Resa Margareta                           0616041048
      Barita P.M Siahaan                0616041024




 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
          UNIVERSITAS LAMPUNG
2008

                                       Pengantar


Saat ini Indonesia telah menjadi bagian dari negara-negara pengirim buruh migran dalam
jumlah yang cukup besar. Mereka memenuhi lapangan pekerjaan baik di negara-negara
Timur Tengah, Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika, maupun Eropa. Depnaker
memproyeksikan peningkatan pengiriman buruh migran ke luar negeri pada Pelita VI
(1993/4-1998/9) hingga 1,25 juta. Dalam era globalisasi proyeksi ini dimungkinkan
terjadi bahkan besar kemungkinan jauh terlampaui. Migrasi buruh menjadi sebuah
keniscayaan yang tak mungkin dibendung; yang menjadi persoalan adalah --seperti juga
nasib buruh migran dari negara-negara lainnya-- kondisi buruh migran Indonesia banyak
diwarnai dengan berbagai peristiwa kelabu, dan posisi mereka begitu rentan terhadap
proses eksploitasi.

Kasus kekerasan terhadap buruh migran Indonesia (terutama TKW) hampir terjadi setiap
waktu. Sebenarnya permasalahan ketenagakerjaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
perekonomian suatu nigara. Percaya atau tidak, pada mulanya muncul akibat dari
pengangguran yang luas terutama di Indonesia. Pengganguran ini memberikan efek yang
besar   bagi   menurunya    pertumbuhan    ekonomi   negara   Indonesia.   Banyaknya
pengangguran akibat    dari minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia merupakan
permaslahan yang sangat kompleks dan perlu dipikirkan jalan keluarnya oleh pemerintah.
Masalah pengangguran merupakan masalah yang dapat menggangu laju pertumbuhan
ekonomi negara terhambat.

Secara kasat mata, sebenarnya masih ada aspek positif yang dapat dijadikan sebagai
modal sosial untuk perumusan kebijakan ketenagakerjaan di masa mendatang. Aspek itu
adalah perhatian positif terhadap hak-hak dasar pekerjaKami yakin jika permasalahan
tersebut dapat dikelola secara optimal oleh pemerintah, bukan tidak mungkin suatu saat
nanti permasalahan tersebut dapat berubah menjadi aset yang paling utama dalam
peningkatan perekonomian negara ini.
PEMBAHASAN


A. Istilah-istilah di Ketenagakerjaan

Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan
melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja merupakan nilai tambah Produk Domestik Bruto
(PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja untuk menghasilkan nilai tambah
tersebut.


Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santuan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.



B. Perkembangan Ketenagakerjaan di Indonesia

Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, ditentukan bahwa
yang dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

Ketenagakerjaan adalah merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan karena
menyangkut eksistensi suatu perusahaan dalam dunia industri. Lingkup ketenagakerjaan
meliputi fungsi pekerja dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya,
menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara
demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahliannya serta ikut memajukan
perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluargannya. Di sisi
lain pengusaha memiliki fungsi menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha,
memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka,
demokratis dan berkeadilan. Memperhatikan fungsi para pihak maka hubungan yang
tercipta antara pekerja dan pengusaha atau yang biasa disebut dengan hubungan
industrial, harus dijalankan secara selaras dan seimbang guna mencapai tujuan
perusahaan.

Dalam perjalanannya permasalahan utama yang muncul dalam hubungan industrial ini,
adalah menyangkut perselisihan mengenai hak-hak dan kepentingan dari pekerja dalam
suatu perusahaan, polemik mengenai pilihan hukum dalam penyelesaian juga sering
muncul. Kontroversi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain dikarenakan sering
berubahnya peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan, ketidaksesuaian
pemahaman antara pengusaha dengan pekerja, dll.

Ketidaksesuaian paham antara pekerja dan pengusaha, dikarenakan pengusaha
memandang bagaimana mengeluarkan output biaya produksi dan konsumsi seminimal
mungkin untuk mendapatkan income yang maksimal, sedangkan disisi lain para pekerja
menginginkan terjaminnya hak-hak dan kepentingan mereka selaku pekerja yang telah
memberikan sumbangsih kepada perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Akibat
yang timbul dari perselisihan ini adalah aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja,
pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon dan uang penghargaan masa kerja bagi
pekerja yang telah memenuhi masa kerja tertentu. ikuti perkembangan keteyang

Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan kerja atau berusaha
dalam jangka panjang, yakni :


1.Memperlambat laju pertumbuhan penduduk, yang diharapkan dapat menekan laju
   pertumbuhan sisi penawarantenaga kerja.. Tetapi seperti dikemukakan di atas, cara ini
   tidak memadai bagi Indonesia karena angka kelahiran memang tidak relatif rendah
   dan dampaknya terhadap pertumbuhan kerja kurang signifikan dalam jangka pendek.
2.Meningkatkan intensitas pekerja dalam menghasilkan output (labour intensity of
   output). Tetapi dalam jangka panjang, cara ini tidak selalu berhasil karena tidak selalu
   kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

3.melalui pertumbuhan ekonomi. Cara ini bukan tanpa kualifikasi karena secara empiris
   terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja tidak terdapat hubungan
   otomatis atau niscaya, tetapi justru tantangannya menjadi riil, karena hubungan yang
   tidak otomatis itu, maka peranan pemerintah menjadi strategis dan crucial untuk
   merancang strategi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan tetapi juga lebih kepada
   "ramah" terhadap ketenagakerjaan (employment - friendly - growth)..




C.Rencana Tenaga Kerja Indonesia 2004-2009 (Upaya Untuk Memulihkan
   Perekonomian)



Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh program
pembangunan nasional (Propenas 2000-2004 dan sejalan dengan CBHN 1999-2004
adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan memperluas landasan pembangunan
berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Untuk
mengukur keberhasilan pencapaian sasaran itu Propenas menggunakan sejumlah
indikator yang mencakup antara lain pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara
bertahap sehingga mencapai 6-7 persen, inflasi terkendali sekitar 3-5 persen, menurunkan
tingkat pengangguran menjadi sekitar 5,1 persen, dan menurunnya jumlah penduduk
miskin menjadi sekitar 14 persen pada tahun 2004. Semua sasaran kuantitatif itu
tampaknya masih jauh dari yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2002 masih sekitar 3,7 persen, sementara
angka pengangguran menurut Survey Angkatan kerja Nasional (Sakernas) 2002 masih
sekitar 9,1 persen dari total angkatan kerja yang berjumlah hampir mencapai 100 juta
jiwa.
D. Masalah Ketenagakerjaan Indonesia dan kebijakan


Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sangat besar dan komplek, karena menyangkut
jutaan jiwa, dan kompleks, karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh
banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang sulit dipahami. Faktor
demografis mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja. Indonesia cukup
berhasil dalam menurunkan angka kelahiran dan kematian secara berkesinambungan. Hal
ini justru berdampak pada pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh lebih cepat dari
pada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Fakta ini menunjukkan tekanan kuat
dalam sisi penyediaan tenaga kerja. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi secara nasional
masih terlalu rendah, yaitu hanya 3,7 persen pada tahun 2002, suatu angka yang terlalu
rendah untuk dapat menyediakan lapangan kerja baru secara memadai. Akibatnya, angka
pengangguran terus meningkat mencapai 9,13 juta jiwa pada tahun yang sama.



Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yang penting adalah masih sulitnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis
sejumlah negara-negara maju dalam menerima ekspor negara-negara berkermbang, iklim
investasi, pasar global, berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif
bagi pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang
masih lesu. Masalah lain, yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan etonomi daerah
yang dalam banyak hal seringkali tidak mendukung penciptaan lapangan kerja atau "tidak
ramah" terhadap tenaga kerja. Masalah ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak
langsung   berkaitan   dengan    masalah-masalah    lainnya   termasuk    kemiskinan,
ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan stabilitas politik.
Semua ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh kebanyakan pengambil
kebijakan. Yang tampaknya kurangnya dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan
di Indonesia bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang
multi-dimensi pula. Tidak ada jalan pintas dan sederhana untuk mengatasinya.
Masalah-masalah    ketenagakerjaan    bersifat   multi-dimensi,   mempengaruhi     dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan pola hubungan yang kompleks sehingga
penyelesaiannya menuntut arah kebijakan dan pendekatan yang multi-dimensi pula.
Masalah ketenagakerjaan yang berskala besar, kompleks, serta masih didominasi oleh
tenaga kerja pertanian dan sektor informal memerlukan kebijakan pasar kerja yang lentur
(labour market flexibility). Melalui kebijakan itu, pihak pengusaha diharapkan dapat
mengatasi permasalahan ketenagakerjaan internal melalui penyelesaian tingkat upah,
bukan melalui pemutusan hubungan kerja yang berdampak sangat luas. Kebijakan
semacam itu diharapkan dapat mempersempit tingkat kesenjangan upah antara lapangan
usaha formal dan sektor informal, menekan laju kenaikan pengangguran terbuka, serta
memberikan peluang dalam menurunkan angka kemiskinan di negeri ini.




                      CONTOH KASIUS & ANALISIS


KASUS KETENAGAKERJAAN
Ribuan Kasus TKI di Malaysia Belum Terselesaikan

KUPANG--MIOL: Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
di Malaysia, Teguh Hendro Cahyono mengatakan, ribuan kasus ketenagakerjaan di
Malaysia yang melibatkan 2.208 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam tahun 2006
belum terselesaikan.

"Secara keseluruhan terdata 54.476 orang TKI yang terlibat masalah, namun kasus yang
melibatkan 52.893 orang sudah diselesaikan sehingga kasus yang belum terselesaikan
melibatkan 2.208 orang," kata Cahyono dalam Desiminasi Perlindungan dan Advokasi
TKI di Luar Negeri, di Kupang, Jumat.
Desiminasi itu diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri instansi terkait.

Cahyono mengatakan, penanganan kasus ketenagakerjaan TKI itu tidak semuanya dapat
dilakukan dalam waktu singkat. Seringkali menyita waktu terutama kasus-kasus yang
penyelesaiannya melalui jalur hukum atau jabatan buruh.

Ia mencontohkan, kasus kekerasan yang dialami Nirmala Bonat yang hingga kini masih
dalam proses pengadilan (baru tahapan pemeriksaan saksi). Demikian pula kasus
kekerasan yang menimpa dua orang TKW lainnya yakni Sanih dan Yudista.
"Sejauh ini selama menunggu proses penanganannya, TKI yang mengadu ke KBRI
ditampung sementara di 'shelter' KBRI yang terletak di bagian belakang gedung KBRI,"
ujarnya.

Ia menyebut kasus ketenagakerjaan yang melibatkan TKI di pabrik, konstruksi, ladang
dan jasa berupa gaji tidak dibayar, hak dan fasilitas serta jenis pekerjaan tidak sesuai
dengan yang dijanjikan atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerja.

Kasus dalam sektor informal atau pekerja rumah tangga berupa gaji tidak dibayar,
pemotongan gaji tidak sesuai ketentuan, majikan kasar, disuruh memasak masakan tidak
halal, tidak betah kerja, bekerja ganda, pelecehan seksual, dilarang berkomunikasi dengan
orang luar dan tidak diberi makanan layak.

"Setiap terjadi permasalahan, KBRI mengacu kepada kontrak kerja yang telah
ditandatangani oleh majikan dan PJTKI (Perusahaan Jasa TKI) sebagai wakil pekerja
serta diketahui oleh KBRI," ujarnya.

Kontrak kerja itu, tambah Cahyono, sering disebut sebagai kontrak induk yang
diperbanyak untuk dibaca dan ditandatangani oleh pekerja sebelum berangkat ke
Malaysia.
KBRI pun mengeluarkan "term of service" (TOS) sebagai acuan standar untuk semua
sektor. TOS tersebut menjelaskan hak dan kewajiban pekerja serta majikan sesuai
peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di Malaysia.

"Khusus penyelesaian masalah ketenagakerjaan hubungan industrial atau perselisihan
kerja diupayakan melalui musyawarah mufakat antar majikan dan pekerja yang
difasilitasi KBRI. Penyelesaian seperti ini lebih banyak dilakukan hampir 95 persen,"
ujarnya.

Cahyono mengakui, secara umum pengguna tenaga kerja di Malaysia cukup puas dengan
kinerja TKI yang dinilai jujur, produktif, mudah menyesuaikan diri dan mempunyai
motivasi kerja yang tinggi.

"Banyak juga TKI yang berhasil menjalani masa kerja di Malaysia sehingga memperoleh
penghasilan yang memadai. Keluarganya di Tanah Air ikut sejahtera," ujarnya.




                                        Analisis


Berdasarkan informasi yang didapat, saat ini permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia
memang sangat besar dan komplek. Pemberdayaan dalam sector ketenagakerjaan jika
dikelola dan di lindungi pemerintah secara baik dapat meningkatkan devisa Negara dan
nantinya akan membawa kemajuan perekonomian Negara kearah yang baik. Akan tetapi
jika permasalahan ini hanya ditangani setengah hati oleh pemerintah maka hal yang akan
tmenimbulkan masalah yang cukup sulit bagipemerintah, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya difficult problem yang harus diselesaikan Negara seprti contoh kasus diatas.

Untuk itu hal yang seharusnya dilakukan pemerintah tidak hanya sebatas membuat
undang-undangsecara formal bagi ketenagakerjaan Indonesia,akan tetapi lebih mengarah
pada implementasi perlindungan dan evaluaasi (control) terhadap kebijakannya, sehingga
pada akhirnya akan membawa pengaruh positif bagi tenaga kerja dan juga perumbuhan
ekonomi Negara ditengah pengangguran yang merajalela.

Berdasarkan informasi analisa kelompok kami, permasalahan ketemngakerjaan dapat
digolongkan sebagai berikut :

1. Masalah universal yakni jaminan kesejahteraan pekerja di Indonesia
2. Masalah kesesuaian paham antar hak pekerja dan pengusaha (upah buruh rendah)
3. Kekerasan terhadap tenaga kerja
4. Keterampilan dan keahlian tenaga kerja Indonesia masih diragukan
5. Kurang konsernnya pemerintah terhadap permasalahan ini (terutama dalam
   perlingungan tenaga kerja)
6. Ekonomi daerah yang kurang memperhatikan prospek lapangan pekerjaan

Terdapat beberapa cara yang harus diperhatikan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan seperti diatas, yakni :

1. Menjamin kesejahteraan pekerja : Perusahaan mempunyai tugas etis untuk membayar
   upah yang sama dan menyediakan standar buruh yang sama dimanapun mereka
   berada. Namun pandangan ini ditolak oleh sebagian besar business ethicists dan
   pengkritik international sweatshops. Karyawan di Indonesia banyak yang tidak
   menerima gaji yang sesuai standard. Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan
   yang ketat terhadap banyak kasus remunerasi di Indonesia.
2. Melakukan pengawasan (kontrol) tegas bagi perusahaan tenaga kerja : Menurut De
   George perusahaan harus membayar upah minimum sebesar standar hidup, walaupun
   perusahaan lokal tidak melakukannya. Namun, kenyataannya pandangan ini sulit
   untuk diimplementasikan. Karyawan sudah seharusnya memperoleh upah yang sesuai
   dengan standar hidup di negara mereka bekerja, walaupun perusahaan lokal tidak
   mampu mewujudkannya.
3. Peningkatan kinerja pekerja (terampil) : yang relevan adalah apakah perusahaan
   mencapai tujuan minimum secara universal. Dalam pandangan ini, memang logis
   apabila apa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya sesuai dengan kinerja
   mereka bagi perusahaan, namun sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan nyata
   khususnya di Indonesia mengingat kinerja perusahaan sangat minim dipengaruhi
   produktivitas karyawannya.
4. Penentuan standar upah pekerja : Menurut standar ini, upah atau standar buruh
   secara pasti dapat diterima apabila secara bebas dipilih oleh pekerja. Kebanyakan
   business ethics menolak standar ini karena terdapat kegagalan pasar atau pasar tidak
   dapat bekerja secara efektif. Pandangan ini juga lebih sulit lagi diimplementasikan di
   Indonesia. Perusahaan mana yang mau rugi mengingat situasi global yang tidak
   menentu tentunya perusahaan dituntut menekan cost sehingga mereka sangat sulit
   untuk memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menentukan sendiri
   gajinya. Standar yang ditentukan pemerintah saja masih banyak yang tidak dipenuhi
   apalagi dengan classic liberal standard tentunya sangat tidak mungkin.
5. Pemerintah lebih menjamin K3, keamanan, keselamatan dan kesehatan para pekerja
   al ini dilakukan agar para pekerja merasa dilingungi oleh pemerintah.

Saat ini permasalahan ketenagakerjaan lebih banyak didominasi oleh masalah
kesejahteraan (gaji, tunjangan, dll). Namun penyiksaan terhadap TKI maupun TKW
masih banyak terjadi. Pemerintah sudah mulai menunjukkan perhatian yang serius, berita
terakhir menunjukkan bahwa pihak pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan
pihak pemerintah Malaysia untuk menuntut 87 majikan yang terindikasi melakukan
pelanggaran kontrak kerja maupun bentuk kekerasan baik fisik maupun mental kepada
TKI & TKW. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 1997 dimana kasus-kasus tersebut
sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah kita.

Kasus outsourcing serta maraknya tuntutan status honorer karyawan untuk diangkat
menjadi karyawan tetap yang intinya berujung pada kesejahteraan tetap menjadi
permasalahan sentral mengingat pemerintah sampai saat ini belum mengakomodir
tuntutan berbagai serikat pekerja mengenai posisi karyawan yang masih terbilang lemah
dalam UU no 13 tahun 2003.


                                    Kesimpulan


Deretan panjang kasus-kasus yang menimpa buruh migran Indonesia menuntut
keseriusan Pemerintah Indonesia untuk menciptakan instrumen perlindungan bagi buruh
migran Indonesia dan mengupayakan agar negara-negara yang mempekerjakan buruh
migran Indonesia mempunyai komitmen untuk menyediakan instrumen perlindungan.
Ironisnya, dengan UU No. 25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan, Pemerintah Indonesia
mengabaikan dimensi perlindungan terhadap buruh (termasuk buruh migran) dan bahkan
semakin mempersempit ruang gerak hak-hak buruh. Dalam UU tersebut, tak satu
pasalpun mengatur soal perlindungan buruh migran Indonesia. Adalah sebuah kewajiban
yang tak bisa ditunda-tunda bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan perubahan
secara mendasar kebijakan ketenagakerjaan agar lebih berorientasi perlindungan. Buruh
migran Indonesia yang telah disanjung-sanjung sebagai "pahlawan devisa" sudah
seharusnya dilindungi dengan instrumen hukum yang memadai.

Tidak ada kata terlambat bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini, dimana ada usaha
maka jalan menuju keberhasilan akan tercapai. Setidaknya hal yang perlu di lakukan
pemerintah dalam strategi kebijakannya lebih mengarah pada pengawasan/perlindungan
yang tegas terhadap para pekerjanya, membuat perjanjian/draft kontrak upah pekerja
dengan pengusaha, memberikan pelatihan atau keterampilan khusus bagi para pekerja
agar nantinya dapat menjadi pekerja yang berkualitas. Serta pembukaan lapangan kerja di
daerah-daerah yang berpotensi.
Tempo Interaktif, Sabtu, 12 Juni 2004. Istilah-Istilah Ketenagakerjaan
Levi Silalahi, Depnakertrans, Minggu, 13 Juni 2004. Rencana Tenaga kerja 2004-2009




                                                          By : Anugrah Putra Sanjaya

                                                                  Indah Sri Wahyuni

                                                                  Resa Margareta

                                                                  Barita P.M Siahaan

Contenu connexe

Tendances

Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
KetenagakerjaanNani Alitu
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguran Makalah pengangguran
Makalah pengangguran melly lydea
 
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusia
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusiaMasalah dan kebijakan sumberdaya manusia
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusiaminaalisa
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSWilliams Utaman
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Vinny Ariva
 
Tenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranTenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranSri Win
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiYasirecin Yasir
 
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapEkonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapMarwah Nur Azizah
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiavinaamelia12
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 

Tendances (18)

Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguran Makalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Slide 2 (pe)
Slide 2 (pe)Slide 2 (pe)
Slide 2 (pe)
 
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusia
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusiaMasalah dan kebijakan sumberdaya manusia
Masalah dan kebijakan sumberdaya manusia
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
 
Tenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranTenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguran
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Bab 1 permintaan tenaga kerja
Bab  1 permintaan tenaga kerjaBab  1 permintaan tenaga kerja
Bab 1 permintaan tenaga kerja
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
 
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapEkonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 

Similaire à KETENAGAKERJAAN

T ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikT ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikRibca Laoli
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxByOneNet
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaridhanur2
 
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomiKritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomiEka Wahyuliana
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxRazuAl1
 
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.NandaTika
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptx
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptxMr_KEl3_Kemiskinan.pptx
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptxmariefmunthe
 
Sistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaSistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaPipit Pitriyanti
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Muhammad Harto
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionTri Cahyono
 
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...Muh Agus Priyetno
 
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Ariyadi Prakoso
 

Similaire à KETENAGAKERJAAN (20)

T ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikT ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politik
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
Pert 7 PIEB.pptx
Pert 7 PIEB.pptxPert 7 PIEB.pptx
Pert 7 PIEB.pptx
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesia
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomiKritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
 
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptx
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptxMr_KEl3_Kemiskinan.pptx
Mr_KEl3_Kemiskinan.pptx
 
Sistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaSistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesia
 
jm_jie,+13772.pdf
jm_jie,+13772.pdfjm_jie,+13772.pdf
jm_jie,+13772.pdf
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
 
PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
 
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...TGS UAS SM,  Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
TGS UAS SM, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Analisis SWOT BPJS Ketenaga...
 
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
 
Kelompok 7 umkm
Kelompok 7 umkmKelompok 7 umkm
Kelompok 7 umkm
 

Plus de barita

2473144 fur-elise-complete-version
2473144 fur-elise-complete-version2473144 fur-elise-complete-version
2473144 fur-elise-complete-versionbarita
 
Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909barita
 
Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909barita
 
Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909barita
 
Rtrw Prov Final 0909
Rtrw Prov Final 0909Rtrw Prov Final 0909
Rtrw Prov Final 0909barita
 
Rtrw Prov 2009
Rtrw Prov 2009Rtrw Prov 2009
Rtrw Prov 2009barita
 
Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909barita
 
pengembangan organisasi
pengembangan organisasipengembangan organisasi
pengembangan organisasibarita
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerahbarita
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapanganbarita
 
SK judul form A2,A3
SK judul form A2,A3SK judul form A2,A3
SK judul form A2,A3barita
 
SK judul form A1 Administrasi negara
SK judul form A1 Administrasi negaraSK judul form A1 Administrasi negara
SK judul form A1 Administrasi negarabarita
 
Outline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi NegaraOutline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi Negarabarita
 
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi LampungPelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampungbarita
 

Plus de barita (14)

2473144 fur-elise-complete-version
2473144 fur-elise-complete-version2473144 fur-elise-complete-version
2473144 fur-elise-complete-version
 
Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909
 
Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909
 
Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909Rtrw Kab Final 0909
Rtrw Kab Final 0909
 
Rtrw Prov Final 0909
Rtrw Prov Final 0909Rtrw Prov Final 0909
Rtrw Prov Final 0909
 
Rtrw Prov 2009
Rtrw Prov 2009Rtrw Prov 2009
Rtrw Prov 2009
 
Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909Rtrw Kota Final 0909
Rtrw Kota Final 0909
 
pengembangan organisasi
pengembangan organisasipengembangan organisasi
pengembangan organisasi
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerah
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
 
SK judul form A2,A3
SK judul form A2,A3SK judul form A2,A3
SK judul form A2,A3
 
SK judul form A1 Administrasi negara
SK judul form A1 Administrasi negaraSK judul form A1 Administrasi negara
SK judul form A1 Administrasi negara
 
Outline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi NegaraOutline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi Negara
 
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi LampungPelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung
Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung
 

Dernier

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Dernier (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

KETENAGAKERJAAN

  • 1. KETENAGAKERJAAN (Studi Terhadap Analisis Kasus Ribuan Kasus TKI di Malaysia Belum Terselesaikan) {Tugas Kelompok Ekonomi Publik} Oleh : Anugrah Putra Sanjaya 0616041021 Indah Sri Wahyuni 0616041008 Resa Margareta 0616041048 Barita P.M Siahaan 0616041024 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
  • 2. 2008 Pengantar Saat ini Indonesia telah menjadi bagian dari negara-negara pengirim buruh migran dalam jumlah yang cukup besar. Mereka memenuhi lapangan pekerjaan baik di negara-negara Timur Tengah, Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika, maupun Eropa. Depnaker memproyeksikan peningkatan pengiriman buruh migran ke luar negeri pada Pelita VI (1993/4-1998/9) hingga 1,25 juta. Dalam era globalisasi proyeksi ini dimungkinkan terjadi bahkan besar kemungkinan jauh terlampaui. Migrasi buruh menjadi sebuah keniscayaan yang tak mungkin dibendung; yang menjadi persoalan adalah --seperti juga nasib buruh migran dari negara-negara lainnya-- kondisi buruh migran Indonesia banyak diwarnai dengan berbagai peristiwa kelabu, dan posisi mereka begitu rentan terhadap proses eksploitasi. Kasus kekerasan terhadap buruh migran Indonesia (terutama TKW) hampir terjadi setiap waktu. Sebenarnya permasalahan ketenagakerjaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perekonomian suatu nigara. Percaya atau tidak, pada mulanya muncul akibat dari pengangguran yang luas terutama di Indonesia. Pengganguran ini memberikan efek yang besar bagi menurunya pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Banyaknya pengangguran akibat dari minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia merupakan permaslahan yang sangat kompleks dan perlu dipikirkan jalan keluarnya oleh pemerintah. Masalah pengangguran merupakan masalah yang dapat menggangu laju pertumbuhan ekonomi negara terhambat. Secara kasat mata, sebenarnya masih ada aspek positif yang dapat dijadikan sebagai modal sosial untuk perumusan kebijakan ketenagakerjaan di masa mendatang. Aspek itu adalah perhatian positif terhadap hak-hak dasar pekerjaKami yakin jika permasalahan tersebut dapat dikelola secara optimal oleh pemerintah, bukan tidak mungkin suatu saat nanti permasalahan tersebut dapat berubah menjadi aset yang paling utama dalam peningkatan perekonomian negara ini.
  • 3. PEMBAHASAN A. Istilah-istilah di Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja merupakan nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja untuk menghasilkan nilai tambah tersebut. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santuan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. B. Perkembangan Ketenagakerjaan di Indonesia Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, ditentukan bahwa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan adalah merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan karena menyangkut eksistensi suatu perusahaan dalam dunia industri. Lingkup ketenagakerjaan meliputi fungsi pekerja dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahliannya serta ikut memajukan
  • 4. perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluargannya. Di sisi lain pengusaha memiliki fungsi menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis dan berkeadilan. Memperhatikan fungsi para pihak maka hubungan yang tercipta antara pekerja dan pengusaha atau yang biasa disebut dengan hubungan industrial, harus dijalankan secara selaras dan seimbang guna mencapai tujuan perusahaan. Dalam perjalanannya permasalahan utama yang muncul dalam hubungan industrial ini, adalah menyangkut perselisihan mengenai hak-hak dan kepentingan dari pekerja dalam suatu perusahaan, polemik mengenai pilihan hukum dalam penyelesaian juga sering muncul. Kontroversi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain dikarenakan sering berubahnya peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan, ketidaksesuaian pemahaman antara pengusaha dengan pekerja, dll. Ketidaksesuaian paham antara pekerja dan pengusaha, dikarenakan pengusaha memandang bagaimana mengeluarkan output biaya produksi dan konsumsi seminimal mungkin untuk mendapatkan income yang maksimal, sedangkan disisi lain para pekerja menginginkan terjaminnya hak-hak dan kepentingan mereka selaku pekerja yang telah memberikan sumbangsih kepada perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Akibat yang timbul dari perselisihan ini adalah aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja, pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon dan uang penghargaan masa kerja bagi pekerja yang telah memenuhi masa kerja tertentu. ikuti perkembangan keteyang Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan kerja atau berusaha dalam jangka panjang, yakni : 1.Memperlambat laju pertumbuhan penduduk, yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi penawarantenaga kerja.. Tetapi seperti dikemukakan di atas, cara ini tidak memadai bagi Indonesia karena angka kelahiran memang tidak relatif rendah dan dampaknya terhadap pertumbuhan kerja kurang signifikan dalam jangka pendek.
  • 5. 2.Meningkatkan intensitas pekerja dalam menghasilkan output (labour intensity of output). Tetapi dalam jangka panjang, cara ini tidak selalu berhasil karena tidak selalu kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. 3.melalui pertumbuhan ekonomi. Cara ini bukan tanpa kualifikasi karena secara empiris terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja tidak terdapat hubungan otomatis atau niscaya, tetapi justru tantangannya menjadi riil, karena hubungan yang tidak otomatis itu, maka peranan pemerintah menjadi strategis dan crucial untuk merancang strategi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan tetapi juga lebih kepada "ramah" terhadap ketenagakerjaan (employment - friendly - growth).. C.Rencana Tenaga Kerja Indonesia 2004-2009 (Upaya Untuk Memulihkan Perekonomian) Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh program pembangunan nasional (Propenas 2000-2004 dan sejalan dengan CBHN 1999-2004 adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan memperluas landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran itu Propenas menggunakan sejumlah indikator yang mencakup antara lain pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara bertahap sehingga mencapai 6-7 persen, inflasi terkendali sekitar 3-5 persen, menurunkan tingkat pengangguran menjadi sekitar 5,1 persen, dan menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 14 persen pada tahun 2004. Semua sasaran kuantitatif itu tampaknya masih jauh dari yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2002 masih sekitar 3,7 persen, sementara angka pengangguran menurut Survey Angkatan kerja Nasional (Sakernas) 2002 masih sekitar 9,1 persen dari total angkatan kerja yang berjumlah hampir mencapai 100 juta jiwa.
  • 6. D. Masalah Ketenagakerjaan Indonesia dan kebijakan Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sangat besar dan komplek, karena menyangkut jutaan jiwa, dan kompleks, karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang sulit dipahami. Faktor demografis mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja. Indonesia cukup berhasil dalam menurunkan angka kelahiran dan kematian secara berkesinambungan. Hal ini justru berdampak pada pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh lebih cepat dari pada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Fakta ini menunjukkan tekanan kuat dalam sisi penyediaan tenaga kerja. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi secara nasional masih terlalu rendah, yaitu hanya 3,7 persen pada tahun 2002, suatu angka yang terlalu rendah untuk dapat menyediakan lapangan kerja baru secara memadai. Akibatnya, angka pengangguran terus meningkat mencapai 9,13 juta jiwa pada tahun yang sama. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang penting adalah masih sulitnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis sejumlah negara-negara maju dalam menerima ekspor negara-negara berkermbang, iklim investasi, pasar global, berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu. Masalah lain, yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan etonomi daerah yang dalam banyak hal seringkali tidak mendukung penciptaan lapangan kerja atau "tidak ramah" terhadap tenaga kerja. Masalah ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah-masalah lainnya termasuk kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan stabilitas politik. Semua ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh kebanyakan pengambil kebijakan. Yang tampaknya kurangnya dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan di Indonesia bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multi-dimensi pula. Tidak ada jalan pintas dan sederhana untuk mengatasinya.
  • 7. Masalah-masalah ketenagakerjaan bersifat multi-dimensi, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan pola hubungan yang kompleks sehingga penyelesaiannya menuntut arah kebijakan dan pendekatan yang multi-dimensi pula. Masalah ketenagakerjaan yang berskala besar, kompleks, serta masih didominasi oleh tenaga kerja pertanian dan sektor informal memerlukan kebijakan pasar kerja yang lentur (labour market flexibility). Melalui kebijakan itu, pihak pengusaha diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketenagakerjaan internal melalui penyelesaian tingkat upah, bukan melalui pemutusan hubungan kerja yang berdampak sangat luas. Kebijakan semacam itu diharapkan dapat mempersempit tingkat kesenjangan upah antara lapangan usaha formal dan sektor informal, menekan laju kenaikan pengangguran terbuka, serta memberikan peluang dalam menurunkan angka kemiskinan di negeri ini. CONTOH KASIUS & ANALISIS KASUS KETENAGAKERJAAN Ribuan Kasus TKI di Malaysia Belum Terselesaikan KUPANG--MIOL: Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia, Teguh Hendro Cahyono mengatakan, ribuan kasus ketenagakerjaan di Malaysia yang melibatkan 2.208 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam tahun 2006 belum terselesaikan. "Secara keseluruhan terdata 54.476 orang TKI yang terlibat masalah, namun kasus yang melibatkan 52.893 orang sudah diselesaikan sehingga kasus yang belum terselesaikan melibatkan 2.208 orang," kata Cahyono dalam Desiminasi Perlindungan dan Advokasi TKI di Luar Negeri, di Kupang, Jumat. Desiminasi itu diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri instansi terkait. Cahyono mengatakan, penanganan kasus ketenagakerjaan TKI itu tidak semuanya dapat dilakukan dalam waktu singkat. Seringkali menyita waktu terutama kasus-kasus yang penyelesaiannya melalui jalur hukum atau jabatan buruh. Ia mencontohkan, kasus kekerasan yang dialami Nirmala Bonat yang hingga kini masih dalam proses pengadilan (baru tahapan pemeriksaan saksi). Demikian pula kasus kekerasan yang menimpa dua orang TKW lainnya yakni Sanih dan Yudista.
  • 8. "Sejauh ini selama menunggu proses penanganannya, TKI yang mengadu ke KBRI ditampung sementara di 'shelter' KBRI yang terletak di bagian belakang gedung KBRI," ujarnya. Ia menyebut kasus ketenagakerjaan yang melibatkan TKI di pabrik, konstruksi, ladang dan jasa berupa gaji tidak dibayar, hak dan fasilitas serta jenis pekerjaan tidak sesuai dengan yang dijanjikan atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerja. Kasus dalam sektor informal atau pekerja rumah tangga berupa gaji tidak dibayar, pemotongan gaji tidak sesuai ketentuan, majikan kasar, disuruh memasak masakan tidak halal, tidak betah kerja, bekerja ganda, pelecehan seksual, dilarang berkomunikasi dengan orang luar dan tidak diberi makanan layak. "Setiap terjadi permasalahan, KBRI mengacu kepada kontrak kerja yang telah ditandatangani oleh majikan dan PJTKI (Perusahaan Jasa TKI) sebagai wakil pekerja serta diketahui oleh KBRI," ujarnya. Kontrak kerja itu, tambah Cahyono, sering disebut sebagai kontrak induk yang diperbanyak untuk dibaca dan ditandatangani oleh pekerja sebelum berangkat ke Malaysia. KBRI pun mengeluarkan "term of service" (TOS) sebagai acuan standar untuk semua sektor. TOS tersebut menjelaskan hak dan kewajiban pekerja serta majikan sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di Malaysia. "Khusus penyelesaian masalah ketenagakerjaan hubungan industrial atau perselisihan kerja diupayakan melalui musyawarah mufakat antar majikan dan pekerja yang difasilitasi KBRI. Penyelesaian seperti ini lebih banyak dilakukan hampir 95 persen," ujarnya. Cahyono mengakui, secara umum pengguna tenaga kerja di Malaysia cukup puas dengan kinerja TKI yang dinilai jujur, produktif, mudah menyesuaikan diri dan mempunyai motivasi kerja yang tinggi. "Banyak juga TKI yang berhasil menjalani masa kerja di Malaysia sehingga memperoleh penghasilan yang memadai. Keluarganya di Tanah Air ikut sejahtera," ujarnya. Analisis Berdasarkan informasi yang didapat, saat ini permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia memang sangat besar dan komplek. Pemberdayaan dalam sector ketenagakerjaan jika
  • 9. dikelola dan di lindungi pemerintah secara baik dapat meningkatkan devisa Negara dan nantinya akan membawa kemajuan perekonomian Negara kearah yang baik. Akan tetapi jika permasalahan ini hanya ditangani setengah hati oleh pemerintah maka hal yang akan tmenimbulkan masalah yang cukup sulit bagipemerintah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya difficult problem yang harus diselesaikan Negara seprti contoh kasus diatas. Untuk itu hal yang seharusnya dilakukan pemerintah tidak hanya sebatas membuat undang-undangsecara formal bagi ketenagakerjaan Indonesia,akan tetapi lebih mengarah pada implementasi perlindungan dan evaluaasi (control) terhadap kebijakannya, sehingga pada akhirnya akan membawa pengaruh positif bagi tenaga kerja dan juga perumbuhan ekonomi Negara ditengah pengangguran yang merajalela. Berdasarkan informasi analisa kelompok kami, permasalahan ketemngakerjaan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Masalah universal yakni jaminan kesejahteraan pekerja di Indonesia 2. Masalah kesesuaian paham antar hak pekerja dan pengusaha (upah buruh rendah) 3. Kekerasan terhadap tenaga kerja 4. Keterampilan dan keahlian tenaga kerja Indonesia masih diragukan 5. Kurang konsernnya pemerintah terhadap permasalahan ini (terutama dalam perlingungan tenaga kerja) 6. Ekonomi daerah yang kurang memperhatikan prospek lapangan pekerjaan Terdapat beberapa cara yang harus diperhatikan pemerintah dalam mengatasi permasalahan seperti diatas, yakni : 1. Menjamin kesejahteraan pekerja : Perusahaan mempunyai tugas etis untuk membayar upah yang sama dan menyediakan standar buruh yang sama dimanapun mereka berada. Namun pandangan ini ditolak oleh sebagian besar business ethicists dan pengkritik international sweatshops. Karyawan di Indonesia banyak yang tidak menerima gaji yang sesuai standard. Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan yang ketat terhadap banyak kasus remunerasi di Indonesia.
  • 10. 2. Melakukan pengawasan (kontrol) tegas bagi perusahaan tenaga kerja : Menurut De George perusahaan harus membayar upah minimum sebesar standar hidup, walaupun perusahaan lokal tidak melakukannya. Namun, kenyataannya pandangan ini sulit untuk diimplementasikan. Karyawan sudah seharusnya memperoleh upah yang sesuai dengan standar hidup di negara mereka bekerja, walaupun perusahaan lokal tidak mampu mewujudkannya. 3. Peningkatan kinerja pekerja (terampil) : yang relevan adalah apakah perusahaan mencapai tujuan minimum secara universal. Dalam pandangan ini, memang logis apabila apa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya sesuai dengan kinerja mereka bagi perusahaan, namun sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan nyata khususnya di Indonesia mengingat kinerja perusahaan sangat minim dipengaruhi produktivitas karyawannya. 4. Penentuan standar upah pekerja : Menurut standar ini, upah atau standar buruh secara pasti dapat diterima apabila secara bebas dipilih oleh pekerja. Kebanyakan business ethics menolak standar ini karena terdapat kegagalan pasar atau pasar tidak dapat bekerja secara efektif. Pandangan ini juga lebih sulit lagi diimplementasikan di Indonesia. Perusahaan mana yang mau rugi mengingat situasi global yang tidak menentu tentunya perusahaan dituntut menekan cost sehingga mereka sangat sulit untuk memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menentukan sendiri gajinya. Standar yang ditentukan pemerintah saja masih banyak yang tidak dipenuhi apalagi dengan classic liberal standard tentunya sangat tidak mungkin. 5. Pemerintah lebih menjamin K3, keamanan, keselamatan dan kesehatan para pekerja al ini dilakukan agar para pekerja merasa dilingungi oleh pemerintah. Saat ini permasalahan ketenagakerjaan lebih banyak didominasi oleh masalah kesejahteraan (gaji, tunjangan, dll). Namun penyiksaan terhadap TKI maupun TKW masih banyak terjadi. Pemerintah sudah mulai menunjukkan perhatian yang serius, berita terakhir menunjukkan bahwa pihak pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan pihak pemerintah Malaysia untuk menuntut 87 majikan yang terindikasi melakukan pelanggaran kontrak kerja maupun bentuk kekerasan baik fisik maupun mental kepada
  • 11. TKI & TKW. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 1997 dimana kasus-kasus tersebut sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah kita. Kasus outsourcing serta maraknya tuntutan status honorer karyawan untuk diangkat menjadi karyawan tetap yang intinya berujung pada kesejahteraan tetap menjadi permasalahan sentral mengingat pemerintah sampai saat ini belum mengakomodir tuntutan berbagai serikat pekerja mengenai posisi karyawan yang masih terbilang lemah dalam UU no 13 tahun 2003. Kesimpulan Deretan panjang kasus-kasus yang menimpa buruh migran Indonesia menuntut keseriusan Pemerintah Indonesia untuk menciptakan instrumen perlindungan bagi buruh migran Indonesia dan mengupayakan agar negara-negara yang mempekerjakan buruh migran Indonesia mempunyai komitmen untuk menyediakan instrumen perlindungan. Ironisnya, dengan UU No. 25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan, Pemerintah Indonesia mengabaikan dimensi perlindungan terhadap buruh (termasuk buruh migran) dan bahkan semakin mempersempit ruang gerak hak-hak buruh. Dalam UU tersebut, tak satu pasalpun mengatur soal perlindungan buruh migran Indonesia. Adalah sebuah kewajiban yang tak bisa ditunda-tunda bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan perubahan secara mendasar kebijakan ketenagakerjaan agar lebih berorientasi perlindungan. Buruh migran Indonesia yang telah disanjung-sanjung sebagai "pahlawan devisa" sudah seharusnya dilindungi dengan instrumen hukum yang memadai. Tidak ada kata terlambat bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini, dimana ada usaha maka jalan menuju keberhasilan akan tercapai. Setidaknya hal yang perlu di lakukan pemerintah dalam strategi kebijakannya lebih mengarah pada pengawasan/perlindungan yang tegas terhadap para pekerjanya, membuat perjanjian/draft kontrak upah pekerja dengan pengusaha, memberikan pelatihan atau keterampilan khusus bagi para pekerja agar nantinya dapat menjadi pekerja yang berkualitas. Serta pembukaan lapangan kerja di daerah-daerah yang berpotensi.
  • 12. Tempo Interaktif, Sabtu, 12 Juni 2004. Istilah-Istilah Ketenagakerjaan Levi Silalahi, Depnakertrans, Minggu, 13 Juni 2004. Rencana Tenaga kerja 2004-2009 By : Anugrah Putra Sanjaya Indah Sri Wahyuni Resa Margareta Barita P.M Siahaan