SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
KIMIA ANORGANIK
             FOSFOR




        - Ilham Surya Priasmoro

        - Btari Qarisma

        - Ganis Resti Gunary

        - Rahmi Firdha Habiba



        Kelompok IV Kelas I B

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR

               2011
BAB I

                                   PENDAHULUAN




       Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.Fosfor
berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam
batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk
unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika
bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur penting
dalam makhluk hidup.

       Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,Jerman. Ia
menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah
dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan. Namanya
berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya
yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark).

       Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen,
melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan
senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan
kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak
dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003).

       Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme
untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk
senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula
fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk
senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air
laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10%
sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting
dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme
(Hutagalung et al, 1997).
BAB II

                                     SIFAT FOSFOR

A. Sifat Fisika Unsur Fosfor

1.) Warna : tidak berwarna/merah/putih

2.) Wujud : padat

3.) Titik didih : 550 K (2770C)

4.) Titik leleh : 317,3 K (44,20C)

5.) Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3

Massa jenis (fosfor putih) : 1,823 g/cm3

Massa jenis (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3

6.) Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8 kj/mol

7.) Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki bau yang
tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan

8.) Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar benzena

9.) Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut.




B.   Sifat Kimia Unsur Fosfor

1.) Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara,
beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.

2.) Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai
bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api.
BAB III

                                     JENIS FOSFOR

         Fosfor dapat berada dalam tiga bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning),
merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih,
keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar
ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena
panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang
dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada
170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan.

         Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit atom-atom tersusun dalam
lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik. Fosfor putih diperoleh dari batu
fosfat yang dipanaskan dalam tanur listrik pada suhu sekitar 900°C dengan kokas dan silika
(SiO2). Pemanasan ini menyebabkan fosfor menjadi uap kemudian diembunkan pada
kondensor sehingga diperoleh cairan fosfor putih. Sedangkan fosfor hitam diperoleh dari
pemanasan fosfor putih putih pada tekanan tinggi dan memiliki kilau seperti logam serta
bersifat semikonduktor, tetapi pada tekanan tinggi fosfor hitam menunjukan sifat seperti
logam.

         Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P4 (Gambar 4.7). Fosfor putih
memiliki titik leleh rendah (mp 44.1o C) dan larut dalam benzen atau karbon disulfida.
Karena fosfor putih piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus ditangani dengan hati-
hati.
Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya
diasumsikan berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P4 sebagai hasil
pembukaan satu ikatan P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak beracun, dan
digunakan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memproduksi korek, dsb.

       Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih pada
tekanan tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan berstruktur lamelar.
Walaupun fosfor hitam bersifat semikonduktor pada tekanan normal, fosfor hitam
menunjukkan sifat logam pada tekanan tinggi (10 GPa).
BAB IV

                                    CARA MEMPEROLEH

1. Bahan yang Digunakan
        · Batuan fosfat yang mengandung fluorapatit (Ca3(PO4)2.CaF2)
        · Pasir (SiO2)
        · Kokas (C)


2. Proses dan Reaksi Kimia Pembuatan Fosfor
        Sumber utama industry fosfor adalah Ca3(PO4)2. Unsur fosfor diproduksi dari batuan fosfat
yang dipanaskan dengan silika dan kokasdalam tanur listrik (Proses Wohler). Dalam prosesnya,
Ca3(PO4)2 dicampur dengan karbon dan silika (SiO2) pada temperature 1400⁰C - 1500⁰C
(dengan bunga api listrik). SiO2 bereaksi dengan Ca3(PO4)2 pada temperature tersebut
mengahasilkan P4O10 (g).
Reaksinya sebagai berikut :
        2 Ca3(PO4)2 (l) + 6 SiO2 (l) → 6 CaSiO3 (l) + P4O10 (g)
Kemudian , P4O10 (g) direduksi dengan karbon , reaksinya sebagai berikut :
        P4O10 (g) + C (s) → P4 (g) + 10 CO2 (g)
        P4   (g)   yang terjadi dikristalkan dan disimpan di dalam CS2 cair atau di dalam air. Hal
itu guna menghindari terjadinya oksidasi dengan oksigen dari udara yang cepat terjadi pada
temperatur 30⁰C berupa nyala fosfor. P4 hasil pengolahan merupakan salah satu bentuk
alotropi fosfor, yaitu fosfor putih.
BAB V

                                        IDENTIFIKASI

        Identifikasi unsur fosfor menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang ditetesi dengan
HNO3 pekat sehingga diubah menjadi H3P dan NaNO3. Reaksinya sebagai berikut:
                    Na 3P + 3HNO    3            3NaNO 3 + H 3P
                 filtrat lasaigne

        Kemudian H3P direkasikan dengan oksigen membentuk oksida fosfor. Reaksinya sebagai
berikut :
                H3P + O2                H2O + P2O3 + 2H2
        Kemudian oksida fosfor yang dihasilkan dalam reaksi ini direaksikan dengan reagensia
amonium molibdat dan akan menghasilkan endapan amonium fosfomolibdat yang berwarna kuning.
Reaksinya sebagai berikut :
                P2O3 + (NH 4)2MoO 4            (NH 4)2P2O3MoO 3

                                               ( Kuning )
BAB VI

                               KEMUNGKINAN REAKSI

          Ada dua macam oksida fosfor yang dikenal yaitu P4O10 dan P4O6. Hipotesa yang dapat
dibuat adalah kebasaan bertambahn dengan bertambahnya nomor atom unsure positif ( logam
) pembentuk oksida tersebut.

a. P4O6

          Fosfor trioksida P4O6, adalah oksida molekular, dan struktur tetrahedralnya
dihasilkan dari penghilangan atom oksigen terminal dari fosfor pentoksida. Masing-masing
fosfor berkoordinasi 3. Senyawa ini dihasilkan bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah
dengan oksigen terbatas.
          Oksida dengan komposisi di antara fosfor pentoksida dan trioksida memiliki 3 sampai
1 atom oksigen terminal dan strukturnya telah dianalisis. Walaupun arsen dan antimon
menghasilkan oksida molekular As4O6 dan Sb4O6 yang memiliki sruktur yang mirip dengan
P4O6, bismut membentuk oksida polimerik dengan komposisi Bi2O3.
          P4O6 atau yang biasa disebut Fosfor Tri Oksida ( P2O3 ). Oksida ini mempunayi
beberapa kerakteristik yaitu tidak berwarna dan mudah menguap. Oksida ini terbentuk dari P 4
yang dibakar dalam keadaan kekurangan oksigen.

P4O6(aq) + H2O(l)(dingin)     H3PO3

P4O6(aq) + H2O(l)(panas)     fosfor merah




b. P4O10
Fosfor pentoksida, P4O10, adalah padatan kristalin putih dan dapat tersublimasi,
terbentuk bila fosfor dioksidasi dengan sempurna. Empat atom fosfor menempati tetrahedra
dan dijembatani oleh atom-atom oksigen . Karena atom oksigen diikat ke setiap atom fosfor,
polihedra koordinasi oksigen juga tetrahedral.




       Bila P4O10 molekular dipanaskan, terbentuk isomer yang berstruktur gelas. Bentuk
gelas ini merupakan polimer yang terdiri atas tetrahedra fosfor oksida dengan komposisi yang
sama dan dihubungkan satu sama lain dalam lembaran-lembaran.
       Karena senyawa ini sangat reaktif pada air, senyawa ini digunakan sebagai bahan
pengering. Tidak hanya sebagai desikan, tetapi merupakan bahan dehidrasi yang kuat, dan
N2O5 atau SO3dapat dibentuk dengan mendehidrasikan HNO3 dan H2SO4 dengan fosfor
pentoksida. Fosfor pentoksida membentuk asam fosfat, H3PO4, bila direaksikan dengan
sejumlah air yang cukup, tetapi bila air yang digunakan tidak cukup, berbagai bentuk asam
fosfat terkondensasi akan dihasilkan bergantung kuantitas air yang digunakan.
       P4O10 ini terbuat dari P4 yang dibakar dalam keadaan oksigen berlebih.
                   P4O10(aq) + H2O(l)(dingin)    HPO3     H4P2O7    H3PO4

P4O10(aq) + HNO3(aq)    N2O5(g) + H3PO4

                                                     Pendehidrasi baik

P4O10(aq) + H2SO4(aq)   SO3(g) + H3PO4

Kenapa disebut Pendehidrasi baik ?

Karena apabila direaksikan dengan P4O10 ,maka H2O( molekul air) akan diikat oleh P4O10
menjadi H3PO4 dan nitrat akan menjadi bentuk oksida nitrogen yang merupakan komponen
dasar pembentuk asam nitrat.

                                 HNO3(aq) + H2O(l)      N2O5(g)
Fosfor Halogen

Fosfor halogen yang terpenting PCl3, PCl5, POCl3

a. PCl3




          PCl3 adalah cairan yang mudah menguap. PCl3 ini dibuat dengan mereaksikan fosfor
dengan gas Cl2.

                                        P4 + Cl2       PCl3

PCl3 apabila direaksikan dengan air maka akan membentuk H3PO4

                                PCl3 + H2O(l)      HPO3 + HCl(aq)

b. PCl5

          PCl5 dibuat dengan meraksikan fosfor dengan gas Cl2 yang berlebih.

                                   P4 + Cl2     PCl3          PCl5

PCl5 ini tidak stabil karena 2 atom klor sangat lemah ikatannya .

c. POCl3 (fosforil halida)

          POCl3 merupakan komponen yang dipakai dalam zat pemadam kebakaran. POCl3
apabila dihidrolisis dengan air maka akan terbentuk asam fosfat.

                              POCl3 + + H2O(l)      HPO3 + HCl(aq)
1. Reaksi dengan oksigen
        Fosfor dapat bereaksi dengan oksigen membentuk difosfor(V) oksida. Reaksinya
sebagai berikut :
       4P(s) + 5O2(g)  P4O10(s)


2. Reaksi dengan belerang
       Fosfor dapat bereaksi dengan belerang membentuk fosfor(V) sulfida. Reaksinya
terjadi diatas suhu 300oC. Reaksinya sebagai berikut :
       2P(s) + 5S(s)  P2O5(l)


3. Reaksi dengan gas klorida
       Fosfor dapat bereaksi dengan gas klorida membentuk fosfor(III) klorida. Reaksinya
sebagai berikut :
       Cl2(g) + 2P(s)  2PCl3(s)

       Apabila fosfor(III) klorida direaksikan kembali dengan gas klorida maka akan
terbentuk fosfor(V) Klorida
        PCl3(s) + Cl2(g)  2PCl5(s)

       Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan gas oksigen maka akan terbentuk
fosfor(V) oksiklorida pada suhu 50 oC -60oC. Reaksinya sebagai berikut :
       PCl3(s) + O2(g)  2POCl3(s)


       Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan belerang maka akan terbentuk
fosfor(V) sulfoklorida. Reaksinya sebagai berikut :
       PCl3(s) + S(g)  2PSCl3(s)


       Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan air maka akan terbentuk asam fosfit
dan asam klorida. Reaksinya sebagai berikut :
       PCl3(s) + H2O(l)  2H3PO3(aq) + HCl(aq)




4. Reaksi dengan Kalsium Hidroksida dan Air
       Belerang dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida dan air asam fosfinik dan kalsium
hidrofosfit. Reaksinya sebagai berikut :
4P(s) + 3Ca(OH)2(s) + 6H2O(l)  2PH3(aq) + 3Ca(H2PO2)2(aq)




                                     BAB VII

                                  KEGUNAAN

   -   Kegunaan

1. Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak
   mungkin ada organik fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo
   nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor
   untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organik fosfor
   yang dibutuhkan untuk menjadi organik fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme
   karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
2. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek api,
   kembang api, pestisida, odol, dan deterjen.
3. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan
   lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan
   yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
4. asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting
   pertanian dan produksi tani lainnya.
5. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk
   lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air,
   dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.
6. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan
   tulang.
7. bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain itu
   fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk menghasilkan
   cahaya putih.
8. Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme
   untuk energi dan pertumbuhan
-   Kerugian

   1. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom memiliki
       sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter
       ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From
       Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan menempel di
       kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan
       menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan
       mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.

       Ketika fosfor putih ditembakan atau dibakar udara maka akan bereaksi dengan
oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun yang
paling berbahaya yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil pembakaran fosfor
bukan pada ledakannya.
Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat eksotermis yaitu menghasilkan suhu sekitar
800°C. Suhu yang tinggi inilah yang akan merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika
mengenai organ-organ tubuh. Sedangkan hasil pembakaran fosfor putih yaitu berupa P2O5
dalam bentuk asap. Asap yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun
bersifat korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu
jika fosfor ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika terbakar akan merusak
sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan menyebabkan
kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru jika dalam jumlah yang
lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar dan akan lebih parah
lagi jika terkena dalam jumlah banyak.
BAB VII

                              DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius
Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis
Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada
Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan
Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/daur-phospor.html
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/
http:/anorganik/Fosfor Dan Bahaya Bom Fosfor « chemistry for peace not for war.html
http:/anorganik/fosfat.html
 http://id.scribd.com/doc/86425411/LAP-KIM-ORG
 http://ima-nurisa.blogspot.com/2012/10/karya-ilmiah-analasis-unsur-unsur-zat.html

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"Atiyah Yovers
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleksandragrup01
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryUniversity Of Jakarta
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Vina Widya Putri
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikIndra Lasmana
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 

Tendances (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Kimia halogen 5
Kimia halogen 5Kimia halogen 5
Kimia halogen 5
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 

Similaire à Fosfor: Unsur Penting dalam Makhluk Hidup

Tugas kimia fosforus dan asam sulfat
Tugas kimia  fosforus dan asam sulfatTugas kimia  fosforus dan asam sulfat
Tugas kimia fosforus dan asam sulfatAulia Farhani
 
Siklus fosfor dan sulfur
Siklus fosfor dan sulfurSiklus fosfor dan sulfur
Siklus fosfor dan sulfurDwi Anggraeni
 
Siklus fospor
Siklus fosporSiklus fospor
Siklus fosporrukim
 
Siklus Fosfor - Phosphorus Cycle
Siklus Fosfor - Phosphorus CycleSiklus Fosfor - Phosphorus Cycle
Siklus Fosfor - Phosphorus CycleEuodia Prastika
 
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptRiaCharo
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Halogen
HalogenHalogen
HalogenSu To
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Edi Mikrianto
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamSadi Yu
 
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABAN
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABANSOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABAN
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABANRico L P U
 

Similaire à Fosfor: Unsur Penting dalam Makhluk Hidup (20)

Karya ilmiah fosfor
Karya ilmiah fosforKarya ilmiah fosfor
Karya ilmiah fosfor
 
Tugas kimia fosforus dan asam sulfat
Tugas kimia  fosforus dan asam sulfatTugas kimia  fosforus dan asam sulfat
Tugas kimia fosforus dan asam sulfat
 
Daur fosfor siklus
Daur fosfor siklusDaur fosfor siklus
Daur fosfor siklus
 
DAUR FOSOR
DAUR FOSOR DAUR FOSOR
DAUR FOSOR
 
DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR
 
Daur fosfor
Daur fosfor Daur fosfor
Daur fosfor
 
Fosfor
FosforFosfor
Fosfor
 
Siklus fosfor dan sulfur
Siklus fosfor dan sulfurSiklus fosfor dan sulfur
Siklus fosfor dan sulfur
 
Siklus fospor
Siklus fosporSiklus fospor
Siklus fospor
 
Siklus Fosfor - Phosphorus Cycle
Siklus Fosfor - Phosphorus CycleSiklus Fosfor - Phosphorus Cycle
Siklus Fosfor - Phosphorus Cycle
 
Phosfor
PhosforPhosfor
Phosfor
 
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.pptppt_unsur_kimia_ppt.ppt
ppt_unsur_kimia_ppt.ppt
 
Sejarah flour
Sejarah flourSejarah flour
Sejarah flour
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK Bogor
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Sifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utamaSifat unsur golongan utama
Sifat unsur golongan utama
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
 
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABAN
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABANSOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABAN
SOAL KIMIA SMP + KUNCI JAWABAN
 

Fosfor: Unsur Penting dalam Makhluk Hidup

  • 1. KIMIA ANORGANIK FOSFOR - Ilham Surya Priasmoro - Btari Qarisma - Ganis Resti Gunary - Rahmi Firdha Habiba Kelompok IV Kelas I B KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,Jerman. Ia menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark). Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003). Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk
  • 3. senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
  • 4. BAB II SIFAT FOSFOR A. Sifat Fisika Unsur Fosfor 1.) Warna : tidak berwarna/merah/putih 2.) Wujud : padat 3.) Titik didih : 550 K (2770C) 4.) Titik leleh : 317,3 K (44,20C) 5.) Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3 Massa jenis (fosfor putih) : 1,823 g/cm3 Massa jenis (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3 6.) Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8 kj/mol 7.) Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan 8.) Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar benzena 9.) Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut. B. Sifat Kimia Unsur Fosfor 1.) Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri. 2.) Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api.
  • 5. BAB III JENIS FOSFOR Fosfor dapat berada dalam tiga bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik. Fosfor putih diperoleh dari batu fosfat yang dipanaskan dalam tanur listrik pada suhu sekitar 900°C dengan kokas dan silika (SiO2). Pemanasan ini menyebabkan fosfor menjadi uap kemudian diembunkan pada kondensor sehingga diperoleh cairan fosfor putih. Sedangkan fosfor hitam diperoleh dari pemanasan fosfor putih putih pada tekanan tinggi dan memiliki kilau seperti logam serta bersifat semikonduktor, tetapi pada tekanan tinggi fosfor hitam menunjukan sifat seperti logam. Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P4 (Gambar 4.7). Fosfor putih memiliki titik leleh rendah (mp 44.1o C) dan larut dalam benzen atau karbon disulfida. Karena fosfor putih piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus ditangani dengan hati- hati.
  • 6. Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya diasumsikan berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P4 sebagai hasil pembukaan satu ikatan P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak beracun, dan digunakan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memproduksi korek, dsb. Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih pada tekanan tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan berstruktur lamelar. Walaupun fosfor hitam bersifat semikonduktor pada tekanan normal, fosfor hitam menunjukkan sifat logam pada tekanan tinggi (10 GPa).
  • 7. BAB IV CARA MEMPEROLEH 1. Bahan yang Digunakan · Batuan fosfat yang mengandung fluorapatit (Ca3(PO4)2.CaF2) · Pasir (SiO2) · Kokas (C) 2. Proses dan Reaksi Kimia Pembuatan Fosfor Sumber utama industry fosfor adalah Ca3(PO4)2. Unsur fosfor diproduksi dari batuan fosfat yang dipanaskan dengan silika dan kokasdalam tanur listrik (Proses Wohler). Dalam prosesnya, Ca3(PO4)2 dicampur dengan karbon dan silika (SiO2) pada temperature 1400⁰C - 1500⁰C (dengan bunga api listrik). SiO2 bereaksi dengan Ca3(PO4)2 pada temperature tersebut mengahasilkan P4O10 (g). Reaksinya sebagai berikut : 2 Ca3(PO4)2 (l) + 6 SiO2 (l) → 6 CaSiO3 (l) + P4O10 (g) Kemudian , P4O10 (g) direduksi dengan karbon , reaksinya sebagai berikut : P4O10 (g) + C (s) → P4 (g) + 10 CO2 (g) P4 (g) yang terjadi dikristalkan dan disimpan di dalam CS2 cair atau di dalam air. Hal itu guna menghindari terjadinya oksidasi dengan oksigen dari udara yang cepat terjadi pada temperatur 30⁰C berupa nyala fosfor. P4 hasil pengolahan merupakan salah satu bentuk alotropi fosfor, yaitu fosfor putih.
  • 8. BAB V IDENTIFIKASI Identifikasi unsur fosfor menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang ditetesi dengan HNO3 pekat sehingga diubah menjadi H3P dan NaNO3. Reaksinya sebagai berikut: Na 3P + 3HNO 3 3NaNO 3 + H 3P filtrat lasaigne Kemudian H3P direkasikan dengan oksigen membentuk oksida fosfor. Reaksinya sebagai berikut : H3P + O2 H2O + P2O3 + 2H2 Kemudian oksida fosfor yang dihasilkan dalam reaksi ini direaksikan dengan reagensia amonium molibdat dan akan menghasilkan endapan amonium fosfomolibdat yang berwarna kuning. Reaksinya sebagai berikut : P2O3 + (NH 4)2MoO 4 (NH 4)2P2O3MoO 3 ( Kuning )
  • 9. BAB VI KEMUNGKINAN REAKSI Ada dua macam oksida fosfor yang dikenal yaitu P4O10 dan P4O6. Hipotesa yang dapat dibuat adalah kebasaan bertambahn dengan bertambahnya nomor atom unsure positif ( logam ) pembentuk oksida tersebut. a. P4O6 Fosfor trioksida P4O6, adalah oksida molekular, dan struktur tetrahedralnya dihasilkan dari penghilangan atom oksigen terminal dari fosfor pentoksida. Masing-masing fosfor berkoordinasi 3. Senyawa ini dihasilkan bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah dengan oksigen terbatas. Oksida dengan komposisi di antara fosfor pentoksida dan trioksida memiliki 3 sampai 1 atom oksigen terminal dan strukturnya telah dianalisis. Walaupun arsen dan antimon menghasilkan oksida molekular As4O6 dan Sb4O6 yang memiliki sruktur yang mirip dengan P4O6, bismut membentuk oksida polimerik dengan komposisi Bi2O3. P4O6 atau yang biasa disebut Fosfor Tri Oksida ( P2O3 ). Oksida ini mempunayi beberapa kerakteristik yaitu tidak berwarna dan mudah menguap. Oksida ini terbentuk dari P 4 yang dibakar dalam keadaan kekurangan oksigen. P4O6(aq) + H2O(l)(dingin) H3PO3 P4O6(aq) + H2O(l)(panas) fosfor merah b. P4O10
  • 10. Fosfor pentoksida, P4O10, adalah padatan kristalin putih dan dapat tersublimasi, terbentuk bila fosfor dioksidasi dengan sempurna. Empat atom fosfor menempati tetrahedra dan dijembatani oleh atom-atom oksigen . Karena atom oksigen diikat ke setiap atom fosfor, polihedra koordinasi oksigen juga tetrahedral. Bila P4O10 molekular dipanaskan, terbentuk isomer yang berstruktur gelas. Bentuk gelas ini merupakan polimer yang terdiri atas tetrahedra fosfor oksida dengan komposisi yang sama dan dihubungkan satu sama lain dalam lembaran-lembaran. Karena senyawa ini sangat reaktif pada air, senyawa ini digunakan sebagai bahan pengering. Tidak hanya sebagai desikan, tetapi merupakan bahan dehidrasi yang kuat, dan N2O5 atau SO3dapat dibentuk dengan mendehidrasikan HNO3 dan H2SO4 dengan fosfor pentoksida. Fosfor pentoksida membentuk asam fosfat, H3PO4, bila direaksikan dengan sejumlah air yang cukup, tetapi bila air yang digunakan tidak cukup, berbagai bentuk asam fosfat terkondensasi akan dihasilkan bergantung kuantitas air yang digunakan. P4O10 ini terbuat dari P4 yang dibakar dalam keadaan oksigen berlebih. P4O10(aq) + H2O(l)(dingin) HPO3 H4P2O7 H3PO4 P4O10(aq) + HNO3(aq) N2O5(g) + H3PO4 Pendehidrasi baik P4O10(aq) + H2SO4(aq) SO3(g) + H3PO4 Kenapa disebut Pendehidrasi baik ? Karena apabila direaksikan dengan P4O10 ,maka H2O( molekul air) akan diikat oleh P4O10 menjadi H3PO4 dan nitrat akan menjadi bentuk oksida nitrogen yang merupakan komponen dasar pembentuk asam nitrat. HNO3(aq) + H2O(l) N2O5(g)
  • 11. Fosfor Halogen Fosfor halogen yang terpenting PCl3, PCl5, POCl3 a. PCl3 PCl3 adalah cairan yang mudah menguap. PCl3 ini dibuat dengan mereaksikan fosfor dengan gas Cl2. P4 + Cl2 PCl3 PCl3 apabila direaksikan dengan air maka akan membentuk H3PO4 PCl3 + H2O(l) HPO3 + HCl(aq) b. PCl5 PCl5 dibuat dengan meraksikan fosfor dengan gas Cl2 yang berlebih. P4 + Cl2 PCl3 PCl5 PCl5 ini tidak stabil karena 2 atom klor sangat lemah ikatannya . c. POCl3 (fosforil halida) POCl3 merupakan komponen yang dipakai dalam zat pemadam kebakaran. POCl3 apabila dihidrolisis dengan air maka akan terbentuk asam fosfat. POCl3 + + H2O(l) HPO3 + HCl(aq)
  • 12. 1. Reaksi dengan oksigen Fosfor dapat bereaksi dengan oksigen membentuk difosfor(V) oksida. Reaksinya sebagai berikut : 4P(s) + 5O2(g)  P4O10(s) 2. Reaksi dengan belerang Fosfor dapat bereaksi dengan belerang membentuk fosfor(V) sulfida. Reaksinya terjadi diatas suhu 300oC. Reaksinya sebagai berikut : 2P(s) + 5S(s)  P2O5(l) 3. Reaksi dengan gas klorida Fosfor dapat bereaksi dengan gas klorida membentuk fosfor(III) klorida. Reaksinya sebagai berikut : Cl2(g) + 2P(s)  2PCl3(s) Apabila fosfor(III) klorida direaksikan kembali dengan gas klorida maka akan terbentuk fosfor(V) Klorida PCl3(s) + Cl2(g)  2PCl5(s) Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan gas oksigen maka akan terbentuk fosfor(V) oksiklorida pada suhu 50 oC -60oC. Reaksinya sebagai berikut : PCl3(s) + O2(g)  2POCl3(s) Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan belerang maka akan terbentuk fosfor(V) sulfoklorida. Reaksinya sebagai berikut : PCl3(s) + S(g)  2PSCl3(s) Apabila fosfor(III) klorida direaksikan dengan air maka akan terbentuk asam fosfit dan asam klorida. Reaksinya sebagai berikut : PCl3(s) + H2O(l)  2H3PO3(aq) + HCl(aq) 4. Reaksi dengan Kalsium Hidroksida dan Air Belerang dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida dan air asam fosfinik dan kalsium hidrofosfit. Reaksinya sebagai berikut :
  • 13. 4P(s) + 3Ca(OH)2(s) + 6H2O(l)  2PH3(aq) + 3Ca(H2PO2)2(aq) BAB VII KEGUNAAN - Kegunaan 1. Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak mungkin ada organik fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organik fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organik fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. 2. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen. 3. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). 4. asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. 5. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. 6. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang. 7. bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk menghasilkan cahaya putih. 8. Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan
  • 14. - Kerugian 1. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir. Ketika fosfor putih ditembakan atau dibakar udara maka akan bereaksi dengan oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun yang paling berbahaya yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil pembakaran fosfor bukan pada ledakannya. Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat eksotermis yaitu menghasilkan suhu sekitar 800°C. Suhu yang tinggi inilah yang akan merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ tubuh. Sedangkan hasil pembakaran fosfor putih yaitu berupa P2O5 dalam bentuk asap. Asap yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun bersifat korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu jika fosfor ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika terbakar akan merusak sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan menyebabkan kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru jika dalam jumlah yang lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar dan akan lebih parah lagi jika terkena dalam jumlah banyak.
  • 15. BAB VII DAFTAR PUSTAKA Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Odum, Eugene P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/daur-phospor.html http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/ http:/anorganik/Fosfor Dan Bahaya Bom Fosfor « chemistry for peace not for war.html http:/anorganik/fosfat.html http://id.scribd.com/doc/86425411/LAP-KIM-ORG http://ima-nurisa.blogspot.com/2012/10/karya-ilmiah-analasis-unsur-unsur-zat.html