SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  58
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015
Bahan Raker Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015
Palangkaraya, 26 Maret 2015
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Outline Paparan
1
2
3
Anggaran Fungsi Pendidikan 2015
Pengalihan Kewenangan Pendidikan
Menengah
Persiapan Penyerahan Kewenangan
4 Tindak Lanjut
11
PENGANTAR
ANGGARAN FUNGSI PENDIDIKAN
12
12
13
Kebijakan Umum
Pemanfaatan Anggaran Pendidikan
1 Nawacita
1.5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
1.6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
1.8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
1.9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
2 Arahan Khusus Presiden
2.1. Wajib Belajar 12 Tahun.
2.2. Kartu Indonesia Pintar (KIP).
2.3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata dan Kelautan/Maritim.
2.4. Pendidikan di Daerah Perbatasan, Papua, Papua Barat, dan Pedalaman.
3 Program Generik
3.1. Penguatan Kapasitas Aktor Pendidikan.
3.2. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan.
3.3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan: Pariwisata.
3.4. Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik.
Nawacita
5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
 Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun
Jenjang 2014 2015 2019
PAUD 66,4 68,1 77,20
SD 97,3 97,6 100,5
SMP 74,2 80,7 93,7
SMA/SMK 68,9 75,7 85,7
Peningkatan % Angka Partisipasi Kasar
17,9Juta siswa menerima KIP
250Unit Sekolah Baru dibangun
850Unit SD-SMP Satu Atap dibangun di
9.500Ruang Kelas Baru dibangun
Perbatasan, Papua, Pedalaman
9,0Juta siswa SMA/SMK menerima BOS
73.000Lembaga PAUD Baru
* Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 2.2, 2.4, 3.1, dan 3.2
AKSES
14
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
diberi bantuan
(Rp.11,2 T)
(Rp.10,6 T)
(Rp.170 M)
(Rp.650 M)
(Rp.1,5 T)
(Rp.535 M)
ANGGARAN:
Nawacita
5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
 Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun
15
7.500Ruang kelas direhabilitasi
1.950Perpustakaan dibangun
52.000Guru disertifikasi
292.000Guru ditingkatkan
1.150Laboratorium dibangun
* Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 3.1, dan 3.2
MUTU
Jenjang 2014 2015 2019
SD 45,0 58,8 75,0
SMP 50,5 54,0 70,0
SMA/SMK 77,1 78,6 85,0
Peningkatan % sekolah akreditasi
minimum B
33.300Sekolah diakreditasi
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
(Rp.975 M)
(Rp.285 M)
(Rp.250 M)
(Rp.730 M)
(Rp.375 M)
(Rp.195 M)
ANGGARAN:
kompetensinya
16
Nawacita
6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional*
 Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan
SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
16
9Unit Sekolah Baru dibangun**
45Perpustakaan dibangun
4Unit Teaching Factory dibangun
320Ruang Kelas Baru dibangun
SMK Pariwisata
10Unit Sekolah Baru dibangun**
30Perpustakaan dibangun
4Unit Teaching Factory dibangun
200Ruang Kelas Baru dibangun
SMK Kelautan
* Termasuk Kebijakan Umum 2.3
35Ruang Praktik Siswa dibangun 75Ruang Praktik Siswa dibangun
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
** Pembangunan 1 Unit SMK Baru = Rp± 20 M (termasuk peralatan)
3.600
2015 2015-19
20.000
60 400
1.050 6.000
1.200 8.500
162 550
Pembangunan SMK
17
Nawacita
8 Melakukan revolusi karakter bangsa
17
Kurikulumdisempurnakan
94.500Guru Non-PNS diberi Tunjangan Fungsional
206.200Guru Non PNS diberi Tunjangan Profesi
 Membangun pendidikan kewarganegaraan.
 Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
 Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di
daerah terpencil.
Ujian Nasionaldiperbaiki
62.500Guru di daerah perbatasan/pedalaman/CLC
* Tunjangan Profesi Guru PNS dan Tambahan Penghasilan Guru dibayar melalui Transfer ke Daerah (Rp. 71,2T)
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
diberi Tunjangan Khusus
(Rp.1,7 T)
(Rp.345 M)
(Rp.5.8 T)
ANGGARAN:
18
Nawacita
9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia*
18
Pembuatan dan pemutaran Film untuk Pendidikan Karakter melalui bioskop
(termasuk bioskop keliling).
10.000Cagar Budaya dilestarikan/diregistrasi
 Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.
 Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal.
 Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya.
300Desa Adat, Komunitas Budaya, dan Cagar Budaya direvitalisasi
10Rumah Budaya dibangun/dirintis di Luar Negeri
12Museum dibangun/direvitalisasi
* Termasuk Kebijakan Umum 3.3
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
19
Program Generik
4 Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik
• Opini BPK: WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian).
• Nilai LAKIP: 80.
• Predikat WBK (Wilayah Bebas
dari Korupsi)
• Indek Kepuasan Pemangku
Kepentingan: 77.
• Penguatan Pengawasan dan SPI (Satuan
Pengawas Internal)
• Sosialisasi Budaya Anti Korupsi
• Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi
Auditor dan Pengelola Keuangan
• Penguatan e-Procurement, e-Office, e-
MSA (Monitoring dan Serapan Anggaran),
• Layanan Pusat Terpadu Satu Pintu (PTSP)
TARGET
Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
Pembangunan Pendidikan Erat Kaitannya Dengan
Pembangunan Kesehatan & Penanggulangan Kemiskinan
Pendidikan vs Kesehatan
y = 0.8374x + 61.755
R² = 0.2148
50.00
55.00
60.00
65.00
70.00
75.00
80.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00
AngkaHarapanHidup(Tahun)
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
20
Penduduk kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah yang tinggi, cenderung
memiliki angka harapan hidup yang tinggi
Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008
Kesehatan
Melek Aksara vs. Tingkat Kemiskinan
y = -0.5068x + 100.87
R² = 0.2512
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
ProporsiPendudukMelekAksara(%)
Proporsi Penduduk Miskin (%)
Kabupaten/kota dengan proporsi penduduk miskin yang tinggi, cenderung
memiliki proporsi penduduk melek aksara yang rendah
Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008
Kesehatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Rata-rata
Lama Sekolah
(MYS)
Harapan Lama
Sekolah
(EYS)
Indeks
Pendidikan
Pendidikan
Harapan Hidup
Pada Saat Lahir
GNI Perkapita
(PPP $)
Indeks
Kesehatan
Indeks
Pendapatan
Kesehatan
Perhitungan HDI atau IPM 2012
(usia 15 tahun keatas) (mulai masuk sekolah)
13,2 Tahun
(tertinggi =18)
7,9 Tahun
(tertinggi =12,6)
22
Ekonomi
Rp.
69,4 Tahun
(tertinggi =83,4)
$ 3.716
(tertinggi =83.717)
0,674 (tertinggi =0,979)
(Pendidikan memiliki efek pengali terhadap kesehatan dan pendapatan)
PERKEMBANGAN HDI (IPM) INDONESIA
TH. 2005-2011
0.57 0.58
0.59 0.60 0.61 0.61 0.62
0.400
0.450
0.500
0.550
0.600
0.650
0.700
0.750
0.800
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: HDR 2011, UNDP
Rank 108
Jumlah Negara 169
Rank 124
Jumlah Negara 187
1. DKI Jakarta
2. Sulawesi Utara
3. Riau
4. Yogyakarta
5. Kalimantan Timur
6. Kepulauan Riau
7. Kalimantan Tengah
8. Sumatera Utara
9. Sumatera Barat
20. Sumatera Selatan
11. Bengkulu
12. Bangka Belitung
13. Jambi
14. Jawa Tengah
15. Bali
15 Provinsi di atas rerata Nasional (2011)
1. Aceh
2. Jawa Barat
3. Jawa Timur
4. Sulawesi Selatan
5. Lampung
6. Maluku
7. Sulawesi Tengah
8. Banten
9. Gorontalo
10. Sulawesi Tenggara
11. Kalimantan Selatan
12. Sulawesi Barat
13. Kalimantan Barat
14. Papua Barat
15. Maluku Utara
16. Nusa Tenggara Timur
17. Nusa Tenggara Barat
18. Papua
.
18 Provinsi di bawah rerata Nasional (2011)
23
HDI atau IPM 2012 PROVINSI
24
Sumber: BPS, 2012
78.33
58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80
94. Papua
53. Nusa Tenggara Timur
91. Papua Barat
76. Sulawesi Barat
63. Kalimantan Selatan
36. Banten
81. Maluku
11. Aceh
35. Jawa Timur
33. Jawa Tengah
19. Bangka Belitung
17. Bengkulu
13. Sumatera Barat
62. Kalimantan Tengah
64. Kalimantan Timur
14. Riau
31. DKI Jakarta
73,29
Keterkaitan Pembangunan Pendidikan dengan IPM,
Indeks Daya Saing Global, MDGs dan EFA
Rata-rata Lama Sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk
menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
Harapan Lama Sekolah : 13,2 Tahun
PAUD
Pendidikan Menengah
Universal SDPendidikan Tinggi SMP
Indeks Daya Saing Global
Indeks Pembangunan
Manusia
Harapan Lama
Sekolah
Rata-rata
Lama Sekolah
• Kualitas Dikdas
• APK dikdas
• APK SM
• APK Dikti
• Kualitas managemen
• Pelatihan & DIKTI
• Efisiensi pasar kerja
• Inovasi
MDG’s
SD/MISMP/MTs
Harapan Lama
Sekolah
Rata-rata
Lama Sekolah
• Kualitas Dikdas
• APK Dikdas
• APK SM
• APK Dikti
• Kualitas managemen
• Pelatihan & Dikti
• Efisiensi pasar kerja
• Inovasi
APM SD/MI : 95,7
25
KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN
ANGGARAN FUNGSI PENDIDIKAN
2014 2015
A Belanja Pemerintah Pusat 130,279.57 154,236.30
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 80,661.03 46,801,4
2 Kementerian Ristek dan Dikti - 41,507,7
3 Kementerian Agama 42,566.93 48,178.3
4 K/L lainnya 7,051.61 8,480.8
5 Bagian Anggaran 69 9,268.1
B Transfer ke Daerah 238,619.49 254,895.50
1 Anggaran Pendidiakan dalam DBH 982.48255 1,337.7
2 DAK Pendidikan 10,041.30 10,041.3
3 Anggaran Pendidikan dalam DAU 135,644.27 134,970.3
4 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,853.60 1,096.0
5 Tunjangan Profesi Guru 60,540.70 70,252.7
6 Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 4,094.63 4,234.7
7 Dana Insentif Daerah 1,387.80 1,664.5
8 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24,074.70 31,298.3
Total Anggaran Fungsi Pendidikan 368,899.06 409,131.80
20.00% 20.06%
TOTAL BELANJA NEGARA 1,842,495.00 2,039,483.60
Postur Anggaran Fungsi Pendidikan 2014 - 2015
26
Milyar Rp
Kompleksitas Pembiayaan Pendidikan
27
Masyarakat
Kemenkeu
Kemen-
dikbud
Dinas
Pendidikan
Dinas
Pendidikan
Sekolah
Dekon
Pemprov
Kab/kota
DAU, Tunjangan guru,
BOS, Bagi Hasil
PKH
Operasional
• DAU
• DAK
• Tunjangan
Profesi
guru PNS
• Bagi hasil
• BSM,
• Block grant fisik,
• Tunjangan profesi
guru Non-PNS
• Tunjangan khusus
• BOP PAUD, BOS
Dikmen
Yayasan/
organisasi
Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah
Sesuai Undang-undang 23 tahun 2014
28
28
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
1. Manajemen
Pendidikan
2. Kurikulum 3. Akreditasi
4. Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
5. Perizinan
Pendidikan
Ruang lingkup perubahan pembagian urusan pemerintah
bidang pendidikan :
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
(1. MANAJEMEN PENDIDIKAN)
Pusat:
1. Penetapan SNP
2. Pengelolaan Dikti
Provinsi:
1. Pengelolaan Pendidikan
Khusus
Kab./Kota:
1. Pengelolaan PAUDNI
2. Pengelolaan Dikdas
3. Pengelolaan Dikmen
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:
1. Penetapan SNP
2. Pengelolaan Dikti
Provinsi:
1. Pengelolaan Pendidikan
Khusus
2. Pengelolaan Dikmen
Kab./Kota:
1. Pengelolaan PAUDNI
2. Pengelolaan Dikdas
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
(2. KURIKULUM)
Pusat:
1. Penetapan Kurikulum
nasional
Provinsi:
1. Penetapan Kurikulum
Muatan Lokal (mulok)
Pendidikan Khusus
Kab./Kota:
1. Penetapan Kurikulum
mulok PAUDN
2. Penetapan Kurikulum
mulok Dikdas
3. Penetapan Kurikulum
mulok Dikmen
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:
1. Penetapan Kurikulum
nasional
Provinsi:
1. Penetapan Kurikulum
mulok Pendidikan
Khusus
2. Penetapan Kurikulum
mulok dikmen
Kab./Kota:
1. Penetapan Kurikulum
mulok PAUDN
2. Penetapan Kurikulum
mulok Dikdas
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
(3. AKREDITASI)
Pusat:
1. Akreditasi PT
2. Akreditasi Dikmen
3. Akreditasi Dikdas
4. Akreditasi PAUD
5. Akreditasi Nonformal
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:
1. Akreditasi PT
2. Akreditasi Dikmen
3. Akreditasi Dikdas
4. Akreditasi PAUD
5. Akreditasi Nonformal
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
(4. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN)
Pusat:
1. Pengendalian Formasi
Pendidik
2. Pengembangan Karier
Provinsi:
1. -
Kab./Kota:
1. Pemindahan PTK dalam
Kab./Kota
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:
1. Pengendalian Formasi
Pendidik
2. Pengembangan karier
3. Pemindahan PTK lintas
provinsi
Provinsi:
1. Pemindahan PTK lintas
Kab./Kota dalam Provinsi
Kab./Kota:
1. Pemindahan PTK dalam
Kab./Kota
PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH
(5. PERIZINAN PENDIDIKAN)
Pusat:
1. Penerbitan izin PTS
2. Penerbitan izin Sekolah
Asing
Provinsi:
1. Penerbitan izin SLB
Kab./Kota:
1. Penerbitan izin SD
2. Penerbitan izin SMP
3. Penerbitan izin SM
4. Penerbitan izin
Pendidikan nonformal
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
Pusat:
1. Penerbitan izin PTS
2. Penerbitan izin Sekolah
Asing
Provinsi:
1. Penerbitan izin SM
2. Penerbitan izin SLB
Kab./Kota:
1. Penerbitan izin SD
2. Penerbitan izin SMP
3. Penerbitan izin
Pendidikan nonformal
Pasal 298
Belanja DAK diprioritaskan untuk
mendanai kegiatan fisik dan dapat
digunakan untuk kegiatan nonfisik.
UU NO.23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
Pasal 303
Ayat 1)
Daerah dapat membentuk dana cadangan
guna mendanai kebutuhan pembangunan
prasarana dan sarana Daerah yang tidak
dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahun
anggaran.
Ayat 3)
Dana cadangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersumber dari penyisihan
atas penerimaan Daerah kecuali dari DAK,
pinjaman Daerah, dan penerimaan lain-lain
yang penggunaannya dibatasi untuk
pengeluaran tertentu.
Pasal 404
Serah terima personel, pendanaan,
sarana dan prasarana, serta dokumen
sebagai akibat pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Pusat,
Daerah provinsi, dan Daerah Kab/Kota
yang diatur berdasarkan Undang-Undang
ini dilakukan paling lama 2 (dua) Tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini di
Undangkan
35
36
Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas
Organisasi dan Anggaran
1. SETJEN
2. ITJEN
3. PAUDNI
4. DIKDAS
5. DIKMEN
10. DIKTI
7. BAHASA
9. LITBANG
6. KEBUDAYAAN
8. SDM
1. SETJEN
2. ITJEN
3. PAUD DIKMAS
4. DIKDASMEN
7. BAHASA
8. LITBANG
6. KEBUDAYAAN
5. GURU
Rp 3,82 T
Rp 0,21 T
Rp 4,03 T
Rp 18,19 T
Rp 20,49 T
Rp 1,40 T
Rp 0,50 T
Rp 3,56 T
Rp 1,27 T
Rp 41,51 T
Rp 4,57 T
Rp 0,21 T
Rp 2,07 T
Rp 31,03 T
Rp 11,82 T
Rp 1,72 T
Rp 0,50 T
Rp 1,34 T
Struktur LAMA Struktur BARU
• Eselon I berkurang 1.
• Dikdas-Dikmen digabung.
• Unit pengelola guru
disatukan.
• Penguatan Lembaga
Penjaminan Mutu
Pendidikan.
Rp.2,1 TPenghematan dari Perjalanan Dinas/Meeting/Konsinyering yang digunakan
untuk penajaman program/kegiatan prioritas (refocusing) [INPRES No 2 Tahun
2015]
Reorganisasi
Efisiensi Anggaran
MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
SEKRETARIAT
JENDERAL
DITJEN
KEBUDAYAAN
DITJEN
GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
DITJEN
PAUD DAN
PENDIDIKAN
MASYARAKAT
INSPEKTORAT
JENDERAL
BADAN
PENGEMBANGAN DAN
PEMBINAAN BAHASA
DITJEN
PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
BADAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
STAF AHLI BIDANG
PEMBANGUNAN
KARAKTER
STAF AHLI BIDANG
INOVASI DAN
DAYA SAING
STAF AHLI BIDANG
REGULASI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
STAF AHLI BIDANG
HUBUNGAN PUSAT DAN
DAERAH
37
STRUKTUR ORGANISASI KEMENDIKBUD
(Perpres 14/2015)
Persiapan Penyerahan Kewenangan
38
38
39
1. Pengantar Menteri Koordinator PMK dan Menteri
Koordinator Perekonomian
2. Paparan isu strategis dan langkah-langkah persiapan
Implementasi UU No 23 Tahun 2014
3. Arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4. Arahan Menteri Agama Tentang Posisi Pendidikan
Agama (Madrasah) Terkait UU No 23 tahun 2014;
5. Arahan Menteri Dalam Negeri;
6. Diskusi dan Masukan Isu Strategis
7. Kesimpulan.
Hasil Rakor Tingkat Menteri, 14 Januari 2015
UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah telah
diberlakukan 30 September 2014 dan memberikan masa transisi
selama dua tahun.
a. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk
pendidikan dasar (SD/SMP), sementara pendidikan menengah
(SMA/SMK) dan pendidikan anak berkebutuhan khusus menjadi
tanggung jawab Pemerintah Propinsi.
b. Pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah
dari pemerintah Kab/Kota kepada pemerintah Prov. Berdampak
kepada penyerahan personil, pendanaan, prasarana dan
dokumen.
40
1. UU No. 23 Tahun 2014 telah diberlakukan
a. Kementerian Agama mengusulkan pengelolaan MI, MTs dan
MA tetap berada dibawah kewenangan Kementerian Agama.
b. Agar pelayanan pendidikan yang berkualitas dapat diberikan
tidak hanya kepada jenis pendidikan umum tetapi juga
pendidikan agama dan keagamaan diusulkan oleh Kementerian
Agama untuk memperoleh penganggaran yang memadai
khususnya bagi peningkatan kualitas sarpras pendidikan baik
satuan pendidikan swasta maupun negeri yang bersumber dari
APBN.
41
2. Pengelolaan Pendidikan Agama
42
Pemerintah Propinsi harus menganggarkan dana pendamping
DAK pendidikan menengah sebesar 10% dalam RAPBD
a. Laporan penyerapan DAK seluruh Kabupaten/Kota perlu
sajikan secara utuh, khususnya terkait dengan penambahan
aset.
b. SILPA DAK TA 2010 s.d 2014 sebesar Rp. 2,4 T, apakah
dengan diberlaku-kannya UU No. 23 Tahun 2014 akan
dihibahkan seluruhnya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,
atau ada kebijakan lain?
3. Penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK)
43
a. BOS SD-SMP selama ini disalurkan melalui transfer ke provinsi dan
selanjutnya disalurkan ke sekolah. Diperlukan peninjauan kembali
mekanisme penyaluran BOS 2017, dengan tetap memperhatikan
ketepatan waktu.
b. Dalam APBN 2015 BOS SMA/SMK masih dikelola oleh pemerintah
pusat. Di tahun 2016 diusulkan agar mekanismenya sama dengan
BOS Pendidikan Dasar.
4. Penyaluran Bantuan Operasional Sekoah (BOS)
2012- sekarang
44
a. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa pemerintah
pusat mengendalikan formasi pendidik, pemindahan pendidik dan pengembangan
karir pendidik. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas provinsi.
a. TPG cenderung berlebih. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp 60,5T tetapi
diperkirakan penyerapannya maksimum sebesar Rp 56T. Diperlukan pendataan
dan sistem evaluasi beban mengajar secara cermat.
b. TPG terhutang akan mendapatkan perhatian khusus
b. Distribusi guru tidak merata, baik secara kuantitas maupun kualitas
sehingga rasio guru siswa dibeberapa daerah berlebih.
a. Kemendikbud akan memetakan secara cermat jumlah guru SMA/SMK yang
akan diserahkan kepada Pemerintah Propinsi, hal ini terkait dengan hak gaji dan
tunjangan profesi.
b. Kemendikbud akan membuat aturan secara tegas batas rasio guru dan siswa,
agar Pemerintah Daerah tidak mudah mengangkat guru honorer. Hal ini
sekaligus sebagai alat agar distribusi dan rasio guru terhadap murid diperbaiki.
5. Guru
NO
JENJANG
JUMLAH
Kabupaten TK SD SMP SLB* SMA SMK
01 Dki Jakarta 409 17.969 9.309 529 4.796 2.379 35.391
02 Jawa Barat 4.148 128.596 36.331 1.870 16.500 8.249 195.694
03 Jawa Tengah 8.238 123.056 45.386 1.090 15.189 11.336 204.295
04 Di Yogyakarta 2.749 13.185 6.662 877 2.931 3.518 29.922
05 Jawa Timur 8.137 131.936 44.822 884 16.806 13.021 215.606
06 Aceh 2.502 28.490 13.437 31 8.907 3.100 56.467
07 Sumatera Utara 659 64.515 22.406 62 11.350 5.693 104.685
08 Sumatera Barat 1.689 30.399 13.435 293 7.731 4.380 57.927
09 Riau 872 26.408 9.016 31 5.189 1.876 43.392
10 Jambi 739 18.691 6.337 132 3.179 1.517 30.595
11 Sumatera Selatan 943 35.818 11.639 186 6.266 2.122 56.974
12 Lampung 1.148 35.047 11.189 96 5.493 2.197 55.170
13 Kalimantan Barat 533 27.472 7.003 55 2.985 1.489 39.537
14 Kalimantan Tengah 1.047 17.888 5.671 85 2.927 1.506 29.124
15 Kalimantan Selatan 1.986 21.351 7.066 89 2.880 1.767 35.139
16 Kalimantan Timur 544 18.850 6.897 95 2.992 2.131 31.509
17 Sulawesi Utara 1.215 13.210 6.691 68 3.119 2.050 26.353
18 Sulawesi Tengah 1.733 18.054 6.161 41 2.893 1.796 30.678
19 Sulawesi Selatan 3.429 42.434 17.782 335 9.364 4.816 78.160
Pemerintah merencanakan akan mengalokasikan dana Desa sebesar
Rp.9 T, dan salah satu komponen program yang dapat dibiayai
termasuk Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD
HI).
a. Perlu koordinasi antara Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag,
BKKBN dan Kemendagri serta Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi untuk pelaksanaannya.
b. PAUD HI merupakan intervensi strategis untuk pengembangan
anak secara optimal dalam periode emas mereka sekaligus
sebagai upaya menyiapkan anak untuk masuk ke jenjang
pendidikan dasar.
46
6. PAUD
47
a. Pemerintah Propinsi perlu membuat perencanaan yang
matang agar ketersediaan/kapasitas sekolah menengah
agar transisi dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dapat tercapai
100%, sebagai prasyarat bagi keberhasilan Program Wajib
Belajar 12 Tahun.
b. Data arus peserta didik/kohort SMP/MTs di propinsi
menjadi dasar bagi perencanaan penyediaan ruang kelas,
perencanaan kebutuhan guru dan kebutuhan pendanaan.
c. Kemdikbud secara reguler mengadakan koordinasi dengan
Pemerintah Propinsi agar Pemerintah Propinsi lebih
bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan menengah
termasuk melakukan monitoring pendidikan dasar.
7. Pelaksanaan Wajar 12 Tahun di Provinsi
Kondisi Akses Pendidikan Menengah Per Kecamatan
48
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Kep. Riau
Bengkulu
Babel
120
11
Jambi
Lampung
Sumsel
213
11
DKI Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
D.I Jogja
Jatim Bali NTB NTT
Kalbar
Kalteng
Kaltim
Kaltim
55
4
41
5
271
16 386
35
152
6
158
18
101
23
191
23
152
2
592
34
76
2
693
19
56
1
113
3
221
75
44
2 543
30
162
12 118
14
122
12
133
12
Sulut
131
23
Gorontalo
55
20
Sulteng
129
32
Sulbar
61
7
Sulsel
272
32
Sultra
188
16
Maluku
79
11
Malut
100
14
Pabar
64
103
Papua
111
307
Permendikbud 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 4 mengamanatkan disetiap
wilayah kecamatan minimal terdapat satu sekolah jenjang pendidikan menengah.
Keterangan:
• Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SM/MA = 13,93%
• Jumlah Kecamatan yang memiliki SM/MA = 86,07% 5853
947
Sumber: Dapodikmen 2013
• Total Kecamatan di seluruh
Indonesia berjumlah 6.800
kecamatan
Periode Waktu Paling Rentan:
Transisi Antar Jenjang Studi Kasus di Kab. Sukabumi
SD
SMP
SMA/K
39.450
24.781 18.688
11.031
=14.669 (37,2%)
=7.657 (41,0%)
lulusan
lulusan
Siswa baru
Siswa baru
8.459
lulusan
44.923
Siswa baru
= 36.464 (81,2%)
Sumber : Disdik Kab. Sukabumi, 2011 49
Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah perlu
ditingkatkan akuntabilitas dan efisiensinya yang meliputi:
a. Komponen non gaji dalam DAU 2015 sebesar Rp 14,1 T
(dari DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan
sebesar Rp. 135 T);
b. Komponen dana cadangan dalam TPG 2015 sebesar Rp.
3,7 T (dari dana TPG sebesar Rp. 70,2 T);
c. Pemanfaatan anggaran pendidikan dalam OTSUS, Dana
Insentif Daerah (DID) dan anggaran pendidikan dalam
DBH yang totalnya sebesar Rp. 7,2 T.
50
8. Akuntabilitas dan Efisiensi
Tindak Lanjut Pengalihan Kewenangan Pendidikan
Menengah
51
51
Hasil Rapat
1. Rapat koordinasi tingkat menteri (Menko Perekonomian, Menko
PKM, dan K/L terkait) untuk memutuskan kebijakan penataan
anggaran pendidikan transfer daerah sesuai dengan UU 23/2014
(Tentang Pemerintahan Daerah) serta meningkatkan akuntabilitas dan
efektivitas pemanfaatannya.
2. Penataan administrasi anggaran pendidikan transfer daerah meliputi:
DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum) Non-Gaji, TPG
(Tunjangan Profesi Guru), Tamsil (Tambahan Penghasilan Guru), BOS
(Bantuan Operasional Sekolah).
3. Diusulkan adanya kebijakan untuk memastikan akuntabilitas dan
efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan dalam DBH (Dana Bagi
Hasil), dana Otsus (Otonomi Khusus) dan DID (Dana Insentif Daerah)
yang selama ini belum jelas pemanfaatanya
Hasil Rapat
4. Pemindahan anggaran sekolah menengah ke provinsi (sesuai
amanah UU 23/2014) akan dilakukan mulai 1 Januari 2017.
Diusulkan adanya uji coba di beberapa provinsi mulai tahun
anggaran 2016.
5. Diusulkan adanya reformulasi pengalokasian DAK berdasarkan
kebutuhan spesifik daerah serta kemampuan fiskal untuk
penyediaan dana pendamping.
6. Segera dilakukan pendataan aset SMA/SMK untuk dialihkan
pengelolannya dari Kabupaten/Kota ke Provinsi.
7. Melakukan pendataan PTK yang akurat untuk memastikan
kebutuhan dana transfer sehingga tidak terjadi
kekurangan/kelebihan
Hasil Rapat
8. Diusulkan adanya kuota jumlah guru per kabupaten/kota/provinsi yang
bisa dibayar oleh APBN untuk mendorong rasio guru-siswa yang ideal
serta efisiensi gaji dan tunjangan guru.
9. Menuntaskan pembayaran tunggakan TPG dan Tamsil (PTK Dikmen)
sehingga tidak menjadi beban pada saat pengalihan ke provinsi.
10. Penyaluran BOS Dikdas dipertimbangkan tetap di provinsi seperti
sekarang mengingat pengalaman penyaluran melalui kabupaten/kota
di masa lalu sangat tidak lancar.
Informasi Tambahan untuk Kemdikbud
55
Informasi Tambahan Untuk Kemdikbud
1. Dalam Dana Desa tahun 2015 sebesar Rp20 Trilyun terdapat
peruntukan untuk pengembangan PAUD. Hal ini sangat baik
untuk mendukung program Paudisasi (1 desa 1 PAUD).
2. Terdapat SILPA Rp6 Trilyun dalam pembayaran TPG 2014
(serapan Rp54 Trilyun dari alokasi Rp60 Trilyun) karena jumlah
guru yang diusulkan lebih besar dari yang laik bayar di daerah.
Kemdikbud diminta memvalidasi keakuratan data guru untuk
perencanaan ke depan.
3. Terdapat SILPA Buffer BOS 2014.
4. Sinkronisasi ketentuan penganggaran dalam UU 23/2014 dengan
UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan.
Informasi Tambahan
• Rembuk Nasional Pendidikan akan
diselenggarakan pada tanggal 29-31 Maret 2015 di
Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok
• Pembukaan akan dilakukan oleh Presiden RI Bapak
Jokowi pada hari Minggu, 29 Maret 2015 pukul
19.00 WIB
58
Terimakasih
bpkln@kemdikbud.go.id

Contenu connexe

Tendances

Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Mas Becak
 
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...adi
 
PPaparan rakor-15-paparan-1
PPaparan rakor-15-paparan-1PPaparan rakor-15-paparan-1
PPaparan rakor-15-paparan-1btkipkalteng
 
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013Perutusan PPJ Awal Tahun 2013
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013Chon Seong Hoo
 
Makalah Diskusi Dana Bos
Makalah Diskusi Dana BosMakalah Diskusi Dana Bos
Makalah Diskusi Dana Boshusnibas
 
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 20252. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025thanusha27
 
Contoh proposal pkbm masri winoto
Contoh proposal pkbm   masri winotoContoh proposal pkbm   masri winoto
Contoh proposal pkbm masri winotoMin Salimin
 
050000 prov. jawa timur 2019
050000 prov. jawa timur 2019050000 prov. jawa timur 2019
050000 prov. jawa timur 2019endro3
 
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010Fadzliaton Zainudin
 
Pedoman bidikmisi 2016
Pedoman bidikmisi 2016Pedoman bidikmisi 2016
Pedoman bidikmisi 2016Chusnul Labib
 
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di IndonesiaKurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di IndonesiaTedy Dradjat
 
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbmPedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbmBieb Malangnengah
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhSiti Hardiyanti
 

Tendances (20)

Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015
 
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...
Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan...
 
PPaparan rakor-15-paparan-1
PPaparan rakor-15-paparan-1PPaparan rakor-15-paparan-1
PPaparan rakor-15-paparan-1
 
Pokok
PokokPokok
Pokok
 
Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu pendidikanPeningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan
 
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013Perutusan PPJ Awal Tahun 2013
Perutusan PPJ Awal Tahun 2013
 
Makalah Diskusi Dana Bos
Makalah Diskusi Dana BosMakalah Diskusi Dana Bos
Makalah Diskusi Dana Bos
 
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 20252. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
2. ringkasan eksekutif pppm 2015 2025
 
Artikel masalah pendidikan 2
Artikel masalah pendidikan 2Artikel masalah pendidikan 2
Artikel masalah pendidikan 2
 
Contoh proposal pkbm masri winoto
Contoh proposal pkbm   masri winotoContoh proposal pkbm   masri winoto
Contoh proposal pkbm masri winoto
 
Penguatan Administrasi Lembaga PKBM
Penguatan Administrasi Lembaga PKBMPenguatan Administrasi Lembaga PKBM
Penguatan Administrasi Lembaga PKBM
 
050000 prov. jawa timur 2019
050000 prov. jawa timur 2019050000 prov. jawa timur 2019
050000 prov. jawa timur 2019
 
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010
Rancangan Pembangunan Pendidikan 2001 2010
 
Pedoman bidikmisi 2016
Pedoman bidikmisi 2016Pedoman bidikmisi 2016
Pedoman bidikmisi 2016
 
750 2508-1-pb
750 2508-1-pb750 2508-1-pb
750 2508-1-pb
 
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di IndonesiaKurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia
Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia
 
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbmPedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
 
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak JauhPendidikan dan Belajar Jarak Jauh
Pendidikan dan Belajar Jarak Jauh
 
Analisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bosAnalisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bos
 
Forum 2
Forum 2Forum 2
Forum 2
 

En vedette

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...01112015
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahWinarto Winartoap
 
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publishPaparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publishNoorvita Ika Mardianti
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 abelly22bitung
 
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Lanka Asmar, SHI, MH
 
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...Pemerintah Provinsi Jawa Timur
 
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMKPermen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMKGilang Asri Devianty
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaratondy lbh
 
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...Hadi Wuryanto
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Teguh Aafila
 
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressKebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressThe World Bank
 
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)icornpresentations
 
Online Marketing at Global Premier Villas
Online Marketing at Global Premier VillasOnline Marketing at Global Premier Villas
Online Marketing at Global Premier VillasGlobal Premier Villas
 
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involved
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involvedWelwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involved
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involvedRed Potato
 

En vedette (20)

Makalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikanMakalah anggaran pendidikan
Makalah anggaran pendidikan
 
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publishPaparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
 
Materi rakerda
Materi rakerdaMateri rakerda
Materi rakerda
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
 
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...
Inventarisasi Personel, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) B...
 
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMKPermen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
 
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...
Salinan Lampiran Permendikbud No 143 tahun 2014 ttg Juknis Jabfung Pengawas d...
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014
 
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compressKebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
Kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan (its, 23 nov 2016) compress
 
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)
Project ECHO (Extension for Community Health Outcomes)
 
Online Marketing at Global Premier Villas
Online Marketing at Global Premier VillasOnline Marketing at Global Premier Villas
Online Marketing at Global Premier Villas
 
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involved
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involvedWelwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involved
Welwyn Hatfield Dragons Apprentice: 5 reasons to be involved
 

Similaire à Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk

Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxProgram Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxEkoPurnomo80
 
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014  Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014 Mohammad_Nuh
 
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
Draft  Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docxDraft  Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docxFajar Baskoro
 
Kebijakan dit pembinaan smk paparan-8 a
Kebijakan dit pembinaan smk   paparan-8 aKebijakan dit pembinaan smk   paparan-8 a
Kebijakan dit pembinaan smk paparan-8 aplutoedukasi
 
Kebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKKebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKTaufiq Abah
 
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdf
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdfSosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdf
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdfyoga386889
 
Kiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanKiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanadijbg
 
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013I Nyoman Rudi (Sie PK LPPKS)
 
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptx
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptxPaparan Singkat IKM dan SMK PK.pptx
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptxRenggaPrasetyaAdi2
 
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 br
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 brPetunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 br
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 brHadi Sofian
 
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014agung susanto
 
Pendidikan Menengah Universal
Pendidikan Menengah UniversalPendidikan Menengah Universal
Pendidikan Menengah Universalgatothp
 
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...ssuser106e8b
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013Dimas Prasetyo
 
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptxRsiaPermataPertiwi
 
Slaid pembentangangtp2.0
Slaid pembentangangtp2.0Slaid pembentangangtp2.0
Slaid pembentangangtp2.0Anoi Edrieana
 
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...Waosutro Waosutro
 
Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014Ade Adji
 

Similaire à Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk (20)

Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxProgram Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
 
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014  Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
Keterangan Hasil Capaian Pendidikan pd Konpers Hari Pendidikan Nasional 2014
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
Draft  Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docxDraft  Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
Draft Laporan Proper DT Kaltim Majalah Atik-AW-FB.docx
 
Kebijakan dit pembinaan smk paparan-8 a
Kebijakan dit pembinaan smk   paparan-8 aKebijakan dit pembinaan smk   paparan-8 a
Kebijakan dit pembinaan smk paparan-8 a
 
Kebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMKKebijakan DITPSMK
Kebijakan DITPSMK
 
Kebijakan ptk dikmen 2014 laboratorium
Kebijakan ptk dikmen 2014 laboratoriumKebijakan ptk dikmen 2014 laboratorium
Kebijakan ptk dikmen 2014 laboratorium
 
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdf
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdfSosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdf
Sosialissi-KIP-K-Karoren-PTN-POltek.pdf
 
Kiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanKiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikan
 
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
Coaching pada In 2 Diklat Implementasi Kurikulum 2013
 
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptx
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptxPaparan Singkat IKM dan SMK PK.pptx
Paparan Singkat IKM dan SMK PK.pptx
 
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 br
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 brPetunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 br
Petunjuk teknis bantuan dit psmk (rangkuman) 2016 br
 
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014
Membangun smk yang bermutu edited-20-feb-2014
 
Pendidikan Menengah Universal
Pendidikan Menengah UniversalPendidikan Menengah Universal
Pendidikan Menengah Universal
 
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
Dikbud-Revitalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Bali, 25 Juli 2022 rev ...
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
 
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx
1. Paparan Kebijakan PSP BBGP Jabar.pptx
 
Slaid pembentangangtp2.0
Slaid pembentangangtp2.0Slaid pembentangangtp2.0
Slaid pembentangangtp2.0
 
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...
Kebijakan dan program direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan d...
 
Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014
 

Plus de btkipkalteng

Presentasi humatik aryadi
Presentasi humatik aryadiPresentasi humatik aryadi
Presentasi humatik aryadibtkipkalteng
 
Anugerah kihajar 2015
Anugerah kihajar 2015Anugerah kihajar 2015
Anugerah kihajar 2015btkipkalteng
 
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015   paparan pembukaan mendikbudRnpk 2015   paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbudbtkipkalteng
 
2. analisis permasalahan dan isu strategis
2. analisis permasalahan dan isu strategis2. analisis permasalahan dan isu strategis
2. analisis permasalahan dan isu strategisbtkipkalteng
 
Kebijakan Akreditasi Bermutu
Kebijakan Akreditasi BermutuKebijakan Akreditasi Bermutu
Kebijakan Akreditasi Bermutubtkipkalteng
 

Plus de btkipkalteng (6)

Presentasi humatik aryadi
Presentasi humatik aryadiPresentasi humatik aryadi
Presentasi humatik aryadi
 
Anugerah kihajar 2015
Anugerah kihajar 2015Anugerah kihajar 2015
Anugerah kihajar 2015
 
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015   paparan pembukaan mendikbudRnpk 2015   paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
 
2. analisis permasalahan dan isu strategis
2. analisis permasalahan dan isu strategis2. analisis permasalahan dan isu strategis
2. analisis permasalahan dan isu strategis
 
Paparan psnp
Paparan psnpPaparan psnp
Paparan psnp
 
Kebijakan Akreditasi Bermutu
Kebijakan Akreditasi BermutuKebijakan Akreditasi Bermutu
Kebijakan Akreditasi Bermutu
 

Dernier

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk

  • 1. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 Bahan Raker Bidang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 Palangkaraya, 26 Maret 2015 1
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. 4
  • 5. 5
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. Outline Paparan 1 2 3 Anggaran Fungsi Pendidikan 2015 Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah Persiapan Penyerahan Kewenangan 4 Tindak Lanjut 11
  • 13. 13 Kebijakan Umum Pemanfaatan Anggaran Pendidikan 1 Nawacita 1.5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 1.6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. 1.8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 1.9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 2 Arahan Khusus Presiden 2.1. Wajib Belajar 12 Tahun. 2.2. Kartu Indonesia Pintar (KIP). 2.3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata dan Kelautan/Maritim. 2.4. Pendidikan di Daerah Perbatasan, Papua, Papua Barat, dan Pedalaman. 3 Program Generik 3.1. Penguatan Kapasitas Aktor Pendidikan. 3.2. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan. 3.3. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan: Pariwisata. 3.4. Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik.
  • 14. Nawacita 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*  Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun Jenjang 2014 2015 2019 PAUD 66,4 68,1 77,20 SD 97,3 97,6 100,5 SMP 74,2 80,7 93,7 SMA/SMK 68,9 75,7 85,7 Peningkatan % Angka Partisipasi Kasar 17,9Juta siswa menerima KIP 250Unit Sekolah Baru dibangun 850Unit SD-SMP Satu Atap dibangun di 9.500Ruang Kelas Baru dibangun Perbatasan, Papua, Pedalaman 9,0Juta siswa SMA/SMK menerima BOS 73.000Lembaga PAUD Baru * Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 2.2, 2.4, 3.1, dan 3.2 AKSES 14 Beberapa Kegiatan Prioritas 2015: diberi bantuan (Rp.11,2 T) (Rp.10,6 T) (Rp.170 M) (Rp.650 M) (Rp.1,5 T) (Rp.535 M) ANGGARAN:
  • 15. Nawacita 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*  Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun 15 7.500Ruang kelas direhabilitasi 1.950Perpustakaan dibangun 52.000Guru disertifikasi 292.000Guru ditingkatkan 1.150Laboratorium dibangun * Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 3.1, dan 3.2 MUTU Jenjang 2014 2015 2019 SD 45,0 58,8 75,0 SMP 50,5 54,0 70,0 SMA/SMK 77,1 78,6 85,0 Peningkatan % sekolah akreditasi minimum B 33.300Sekolah diakreditasi Beberapa Kegiatan Prioritas 2015: (Rp.975 M) (Rp.285 M) (Rp.250 M) (Rp.730 M) (Rp.375 M) (Rp.195 M) ANGGARAN: kompetensinya
  • 16. 16 Nawacita 6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional*  Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini. 16 9Unit Sekolah Baru dibangun** 45Perpustakaan dibangun 4Unit Teaching Factory dibangun 320Ruang Kelas Baru dibangun SMK Pariwisata 10Unit Sekolah Baru dibangun** 30Perpustakaan dibangun 4Unit Teaching Factory dibangun 200Ruang Kelas Baru dibangun SMK Kelautan * Termasuk Kebijakan Umum 2.3 35Ruang Praktik Siswa dibangun 75Ruang Praktik Siswa dibangun Beberapa Kegiatan Prioritas 2015: ** Pembangunan 1 Unit SMK Baru = Rp± 20 M (termasuk peralatan) 3.600 2015 2015-19 20.000 60 400 1.050 6.000 1.200 8.500 162 550 Pembangunan SMK
  • 17. 17 Nawacita 8 Melakukan revolusi karakter bangsa 17 Kurikulumdisempurnakan 94.500Guru Non-PNS diberi Tunjangan Fungsional 206.200Guru Non PNS diberi Tunjangan Profesi  Membangun pendidikan kewarganegaraan.  Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.  Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil. Ujian Nasionaldiperbaiki 62.500Guru di daerah perbatasan/pedalaman/CLC * Tunjangan Profesi Guru PNS dan Tambahan Penghasilan Guru dibayar melalui Transfer ke Daerah (Rp. 71,2T) Beberapa Kegiatan Prioritas 2015: diberi Tunjangan Khusus (Rp.1,7 T) (Rp.345 M) (Rp.5.8 T) ANGGARAN:
  • 18. 18 Nawacita 9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia* 18 Pembuatan dan pemutaran Film untuk Pendidikan Karakter melalui bioskop (termasuk bioskop keliling). 10.000Cagar Budaya dilestarikan/diregistrasi  Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.  Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal.  Meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya. 300Desa Adat, Komunitas Budaya, dan Cagar Budaya direvitalisasi 10Rumah Budaya dibangun/dirintis di Luar Negeri 12Museum dibangun/direvitalisasi * Termasuk Kebijakan Umum 3.3 Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
  • 19. 19 Program Generik 4 Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik • Opini BPK: WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). • Nilai LAKIP: 80. • Predikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) • Indek Kepuasan Pemangku Kepentingan: 77. • Penguatan Pengawasan dan SPI (Satuan Pengawas Internal) • Sosialisasi Budaya Anti Korupsi • Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Auditor dan Pengelola Keuangan • Penguatan e-Procurement, e-Office, e- MSA (Monitoring dan Serapan Anggaran), • Layanan Pusat Terpadu Satu Pintu (PTSP) TARGET Beberapa Kegiatan Prioritas 2015:
  • 20. Pembangunan Pendidikan Erat Kaitannya Dengan Pembangunan Kesehatan & Penanggulangan Kemiskinan Pendidikan vs Kesehatan y = 0.8374x + 61.755 R² = 0.2148 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 AngkaHarapanHidup(Tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 20 Penduduk kabupaten/kota dengan rata-rata lama sekolah yang tinggi, cenderung memiliki angka harapan hidup yang tinggi Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008 Kesehatan
  • 21. Melek Aksara vs. Tingkat Kemiskinan y = -0.5068x + 100.87 R² = 0.2512 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 ProporsiPendudukMelekAksara(%) Proporsi Penduduk Miskin (%) Kabupaten/kota dengan proporsi penduduk miskin yang tinggi, cenderung memiliki proporsi penduduk melek aksara yang rendah Catatan: analisis di atas diolah berdasarkan data BPS tahun 2008 Kesehatan
  • 22. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Harapan Lama Sekolah (EYS) Indeks Pendidikan Pendidikan Harapan Hidup Pada Saat Lahir GNI Perkapita (PPP $) Indeks Kesehatan Indeks Pendapatan Kesehatan Perhitungan HDI atau IPM 2012 (usia 15 tahun keatas) (mulai masuk sekolah) 13,2 Tahun (tertinggi =18) 7,9 Tahun (tertinggi =12,6) 22 Ekonomi Rp. 69,4 Tahun (tertinggi =83,4) $ 3.716 (tertinggi =83.717) 0,674 (tertinggi =0,979) (Pendidikan memiliki efek pengali terhadap kesehatan dan pendapatan)
  • 23. PERKEMBANGAN HDI (IPM) INDONESIA TH. 2005-2011 0.57 0.58 0.59 0.60 0.61 0.61 0.62 0.400 0.450 0.500 0.550 0.600 0.650 0.700 0.750 0.800 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: HDR 2011, UNDP Rank 108 Jumlah Negara 169 Rank 124 Jumlah Negara 187 1. DKI Jakarta 2. Sulawesi Utara 3. Riau 4. Yogyakarta 5. Kalimantan Timur 6. Kepulauan Riau 7. Kalimantan Tengah 8. Sumatera Utara 9. Sumatera Barat 20. Sumatera Selatan 11. Bengkulu 12. Bangka Belitung 13. Jambi 14. Jawa Tengah 15. Bali 15 Provinsi di atas rerata Nasional (2011) 1. Aceh 2. Jawa Barat 3. Jawa Timur 4. Sulawesi Selatan 5. Lampung 6. Maluku 7. Sulawesi Tengah 8. Banten 9. Gorontalo 10. Sulawesi Tenggara 11. Kalimantan Selatan 12. Sulawesi Barat 13. Kalimantan Barat 14. Papua Barat 15. Maluku Utara 16. Nusa Tenggara Timur 17. Nusa Tenggara Barat 18. Papua . 18 Provinsi di bawah rerata Nasional (2011) 23
  • 24. HDI atau IPM 2012 PROVINSI 24 Sumber: BPS, 2012 78.33 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 94. Papua 53. Nusa Tenggara Timur 91. Papua Barat 76. Sulawesi Barat 63. Kalimantan Selatan 36. Banten 81. Maluku 11. Aceh 35. Jawa Timur 33. Jawa Tengah 19. Bangka Belitung 17. Bengkulu 13. Sumatera Barat 62. Kalimantan Tengah 64. Kalimantan Timur 14. Riau 31. DKI Jakarta 73,29
  • 25. Keterkaitan Pembangunan Pendidikan dengan IPM, Indeks Daya Saing Global, MDGs dan EFA Rata-rata Lama Sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Harapan Lama Sekolah : 13,2 Tahun PAUD Pendidikan Menengah Universal SDPendidikan Tinggi SMP Indeks Daya Saing Global Indeks Pembangunan Manusia Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah • Kualitas Dikdas • APK dikdas • APK SM • APK Dikti • Kualitas managemen • Pelatihan & DIKTI • Efisiensi pasar kerja • Inovasi MDG’s SD/MISMP/MTs Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah • Kualitas Dikdas • APK Dikdas • APK SM • APK Dikti • Kualitas managemen • Pelatihan & Dikti • Efisiensi pasar kerja • Inovasi APM SD/MI : 95,7 25
  • 26. KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN ANGGARAN FUNGSI PENDIDIKAN 2014 2015 A Belanja Pemerintah Pusat 130,279.57 154,236.30 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 80,661.03 46,801,4 2 Kementerian Ristek dan Dikti - 41,507,7 3 Kementerian Agama 42,566.93 48,178.3 4 K/L lainnya 7,051.61 8,480.8 5 Bagian Anggaran 69 9,268.1 B Transfer ke Daerah 238,619.49 254,895.50 1 Anggaran Pendidiakan dalam DBH 982.48255 1,337.7 2 DAK Pendidikan 10,041.30 10,041.3 3 Anggaran Pendidikan dalam DAU 135,644.27 134,970.3 4 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,853.60 1,096.0 5 Tunjangan Profesi Guru 60,540.70 70,252.7 6 Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 4,094.63 4,234.7 7 Dana Insentif Daerah 1,387.80 1,664.5 8 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24,074.70 31,298.3 Total Anggaran Fungsi Pendidikan 368,899.06 409,131.80 20.00% 20.06% TOTAL BELANJA NEGARA 1,842,495.00 2,039,483.60 Postur Anggaran Fungsi Pendidikan 2014 - 2015 26 Milyar Rp
  • 27. Kompleksitas Pembiayaan Pendidikan 27 Masyarakat Kemenkeu Kemen- dikbud Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Sekolah Dekon Pemprov Kab/kota DAU, Tunjangan guru, BOS, Bagi Hasil PKH Operasional • DAU • DAK • Tunjangan Profesi guru PNS • Bagi hasil • BSM, • Block grant fisik, • Tunjangan profesi guru Non-PNS • Tunjangan khusus • BOP PAUD, BOS Dikmen Yayasan/ organisasi
  • 28. Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah Sesuai Undang-undang 23 tahun 2014 28 28
  • 29. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH 1. Manajemen Pendidikan 2. Kurikulum 3. Akreditasi 4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Perizinan Pendidikan Ruang lingkup perubahan pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan :
  • 30. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (1. MANAJEMEN PENDIDIKAN) Pusat: 1. Penetapan SNP 2. Pengelolaan Dikti Provinsi: 1. Pengelolaan Pendidikan Khusus Kab./Kota: 1. Pengelolaan PAUDNI 2. Pengelolaan Dikdas 3. Pengelolaan Dikmen UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Pusat: 1. Penetapan SNP 2. Pengelolaan Dikti Provinsi: 1. Pengelolaan Pendidikan Khusus 2. Pengelolaan Dikmen Kab./Kota: 1. Pengelolaan PAUDNI 2. Pengelolaan Dikdas
  • 31. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (2. KURIKULUM) Pusat: 1. Penetapan Kurikulum nasional Provinsi: 1. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal (mulok) Pendidikan Khusus Kab./Kota: 1. Penetapan Kurikulum mulok PAUDN 2. Penetapan Kurikulum mulok Dikdas 3. Penetapan Kurikulum mulok Dikmen UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Pusat: 1. Penetapan Kurikulum nasional Provinsi: 1. Penetapan Kurikulum mulok Pendidikan Khusus 2. Penetapan Kurikulum mulok dikmen Kab./Kota: 1. Penetapan Kurikulum mulok PAUDN 2. Penetapan Kurikulum mulok Dikdas
  • 32. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (3. AKREDITASI) Pusat: 1. Akreditasi PT 2. Akreditasi Dikmen 3. Akreditasi Dikdas 4. Akreditasi PAUD 5. Akreditasi Nonformal UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Pusat: 1. Akreditasi PT 2. Akreditasi Dikmen 3. Akreditasi Dikdas 4. Akreditasi PAUD 5. Akreditasi Nonformal
  • 33. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (4. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN) Pusat: 1. Pengendalian Formasi Pendidik 2. Pengembangan Karier Provinsi: 1. - Kab./Kota: 1. Pemindahan PTK dalam Kab./Kota UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Pusat: 1. Pengendalian Formasi Pendidik 2. Pengembangan karier 3. Pemindahan PTK lintas provinsi Provinsi: 1. Pemindahan PTK lintas Kab./Kota dalam Provinsi Kab./Kota: 1. Pemindahan PTK dalam Kab./Kota
  • 34. PERUBAHAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH (5. PERIZINAN PENDIDIKAN) Pusat: 1. Penerbitan izin PTS 2. Penerbitan izin Sekolah Asing Provinsi: 1. Penerbitan izin SLB Kab./Kota: 1. Penerbitan izin SD 2. Penerbitan izin SMP 3. Penerbitan izin SM 4. Penerbitan izin Pendidikan nonformal UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Pusat: 1. Penerbitan izin PTS 2. Penerbitan izin Sekolah Asing Provinsi: 1. Penerbitan izin SM 2. Penerbitan izin SLB Kab./Kota: 1. Penerbitan izin SD 2. Penerbitan izin SMP 3. Penerbitan izin Pendidikan nonformal
  • 35. Pasal 298 Belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik. UU NO.23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Pasal 303 Ayat 1) Daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana Daerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahun anggaran. Ayat 3) Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari penyisihan atas penerimaan Daerah kecuali dari DAK, pinjaman Daerah, dan penerimaan lain-lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu. Pasal 404 Serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah Kab/Kota yang diatur berdasarkan Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) Tahun terhitung sejak Undang-Undang ini di Undangkan 35
  • 36. 36 Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Organisasi dan Anggaran 1. SETJEN 2. ITJEN 3. PAUDNI 4. DIKDAS 5. DIKMEN 10. DIKTI 7. BAHASA 9. LITBANG 6. KEBUDAYAAN 8. SDM 1. SETJEN 2. ITJEN 3. PAUD DIKMAS 4. DIKDASMEN 7. BAHASA 8. LITBANG 6. KEBUDAYAAN 5. GURU Rp 3,82 T Rp 0,21 T Rp 4,03 T Rp 18,19 T Rp 20,49 T Rp 1,40 T Rp 0,50 T Rp 3,56 T Rp 1,27 T Rp 41,51 T Rp 4,57 T Rp 0,21 T Rp 2,07 T Rp 31,03 T Rp 11,82 T Rp 1,72 T Rp 0,50 T Rp 1,34 T Struktur LAMA Struktur BARU • Eselon I berkurang 1. • Dikdas-Dikmen digabung. • Unit pengelola guru disatukan. • Penguatan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Rp.2,1 TPenghematan dari Perjalanan Dinas/Meeting/Konsinyering yang digunakan untuk penajaman program/kegiatan prioritas (refocusing) [INPRES No 2 Tahun 2015] Reorganisasi Efisiensi Anggaran
  • 37. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL DITJEN KEBUDAYAAN DITJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DITJEN PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT INSPEKTORAT JENDERAL BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA DITJEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN KARAKTER STAF AHLI BIDANG INOVASI DAN DAYA SAING STAF AHLI BIDANG REGULASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN STAF AHLI BIDANG HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH 37 STRUKTUR ORGANISASI KEMENDIKBUD (Perpres 14/2015)
  • 39. 39 1. Pengantar Menteri Koordinator PMK dan Menteri Koordinator Perekonomian 2. Paparan isu strategis dan langkah-langkah persiapan Implementasi UU No 23 Tahun 2014 3. Arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 4. Arahan Menteri Agama Tentang Posisi Pendidikan Agama (Madrasah) Terkait UU No 23 tahun 2014; 5. Arahan Menteri Dalam Negeri; 6. Diskusi dan Masukan Isu Strategis 7. Kesimpulan. Hasil Rakor Tingkat Menteri, 14 Januari 2015
  • 40. UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah telah diberlakukan 30 September 2014 dan memberikan masa transisi selama dua tahun. a. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk pendidikan dasar (SD/SMP), sementara pendidikan menengah (SMA/SMK) dan pendidikan anak berkebutuhan khusus menjadi tanggung jawab Pemerintah Propinsi. b. Pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah Kab/Kota kepada pemerintah Prov. Berdampak kepada penyerahan personil, pendanaan, prasarana dan dokumen. 40 1. UU No. 23 Tahun 2014 telah diberlakukan
  • 41. a. Kementerian Agama mengusulkan pengelolaan MI, MTs dan MA tetap berada dibawah kewenangan Kementerian Agama. b. Agar pelayanan pendidikan yang berkualitas dapat diberikan tidak hanya kepada jenis pendidikan umum tetapi juga pendidikan agama dan keagamaan diusulkan oleh Kementerian Agama untuk memperoleh penganggaran yang memadai khususnya bagi peningkatan kualitas sarpras pendidikan baik satuan pendidikan swasta maupun negeri yang bersumber dari APBN. 41 2. Pengelolaan Pendidikan Agama
  • 42. 42 Pemerintah Propinsi harus menganggarkan dana pendamping DAK pendidikan menengah sebesar 10% dalam RAPBD a. Laporan penyerapan DAK seluruh Kabupaten/Kota perlu sajikan secara utuh, khususnya terkait dengan penambahan aset. b. SILPA DAK TA 2010 s.d 2014 sebesar Rp. 2,4 T, apakah dengan diberlaku-kannya UU No. 23 Tahun 2014 akan dihibahkan seluruhnya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, atau ada kebijakan lain? 3. Penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK)
  • 43. 43 a. BOS SD-SMP selama ini disalurkan melalui transfer ke provinsi dan selanjutnya disalurkan ke sekolah. Diperlukan peninjauan kembali mekanisme penyaluran BOS 2017, dengan tetap memperhatikan ketepatan waktu. b. Dalam APBN 2015 BOS SMA/SMK masih dikelola oleh pemerintah pusat. Di tahun 2016 diusulkan agar mekanismenya sama dengan BOS Pendidikan Dasar. 4. Penyaluran Bantuan Operasional Sekoah (BOS) 2012- sekarang
  • 44. 44 a. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa pemerintah pusat mengendalikan formasi pendidik, pemindahan pendidik dan pengembangan karir pendidik. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas provinsi. a. TPG cenderung berlebih. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp 60,5T tetapi diperkirakan penyerapannya maksimum sebesar Rp 56T. Diperlukan pendataan dan sistem evaluasi beban mengajar secara cermat. b. TPG terhutang akan mendapatkan perhatian khusus b. Distribusi guru tidak merata, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga rasio guru siswa dibeberapa daerah berlebih. a. Kemendikbud akan memetakan secara cermat jumlah guru SMA/SMK yang akan diserahkan kepada Pemerintah Propinsi, hal ini terkait dengan hak gaji dan tunjangan profesi. b. Kemendikbud akan membuat aturan secara tegas batas rasio guru dan siswa, agar Pemerintah Daerah tidak mudah mengangkat guru honorer. Hal ini sekaligus sebagai alat agar distribusi dan rasio guru terhadap murid diperbaiki. 5. Guru
  • 45. NO JENJANG JUMLAH Kabupaten TK SD SMP SLB* SMA SMK 01 Dki Jakarta 409 17.969 9.309 529 4.796 2.379 35.391 02 Jawa Barat 4.148 128.596 36.331 1.870 16.500 8.249 195.694 03 Jawa Tengah 8.238 123.056 45.386 1.090 15.189 11.336 204.295 04 Di Yogyakarta 2.749 13.185 6.662 877 2.931 3.518 29.922 05 Jawa Timur 8.137 131.936 44.822 884 16.806 13.021 215.606 06 Aceh 2.502 28.490 13.437 31 8.907 3.100 56.467 07 Sumatera Utara 659 64.515 22.406 62 11.350 5.693 104.685 08 Sumatera Barat 1.689 30.399 13.435 293 7.731 4.380 57.927 09 Riau 872 26.408 9.016 31 5.189 1.876 43.392 10 Jambi 739 18.691 6.337 132 3.179 1.517 30.595 11 Sumatera Selatan 943 35.818 11.639 186 6.266 2.122 56.974 12 Lampung 1.148 35.047 11.189 96 5.493 2.197 55.170 13 Kalimantan Barat 533 27.472 7.003 55 2.985 1.489 39.537 14 Kalimantan Tengah 1.047 17.888 5.671 85 2.927 1.506 29.124 15 Kalimantan Selatan 1.986 21.351 7.066 89 2.880 1.767 35.139 16 Kalimantan Timur 544 18.850 6.897 95 2.992 2.131 31.509 17 Sulawesi Utara 1.215 13.210 6.691 68 3.119 2.050 26.353 18 Sulawesi Tengah 1.733 18.054 6.161 41 2.893 1.796 30.678 19 Sulawesi Selatan 3.429 42.434 17.782 335 9.364 4.816 78.160
  • 46. Pemerintah merencanakan akan mengalokasikan dana Desa sebesar Rp.9 T, dan salah satu komponen program yang dapat dibiayai termasuk Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI). a. Perlu koordinasi antara Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, BKKBN dan Kemendagri serta Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk pelaksanaannya. b. PAUD HI merupakan intervensi strategis untuk pengembangan anak secara optimal dalam periode emas mereka sekaligus sebagai upaya menyiapkan anak untuk masuk ke jenjang pendidikan dasar. 46 6. PAUD
  • 47. 47 a. Pemerintah Propinsi perlu membuat perencanaan yang matang agar ketersediaan/kapasitas sekolah menengah agar transisi dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dapat tercapai 100%, sebagai prasyarat bagi keberhasilan Program Wajib Belajar 12 Tahun. b. Data arus peserta didik/kohort SMP/MTs di propinsi menjadi dasar bagi perencanaan penyediaan ruang kelas, perencanaan kebutuhan guru dan kebutuhan pendanaan. c. Kemdikbud secara reguler mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Propinsi agar Pemerintah Propinsi lebih bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan menengah termasuk melakukan monitoring pendidikan dasar. 7. Pelaksanaan Wajar 12 Tahun di Provinsi
  • 48. Kondisi Akses Pendidikan Menengah Per Kecamatan 48 Aceh Sumut Sumbar Riau Kep. Riau Bengkulu Babel 120 11 Jambi Lampung Sumsel 213 11 DKI Jakarta Banten Jabar Jateng D.I Jogja Jatim Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kaltim Kaltim 55 4 41 5 271 16 386 35 152 6 158 18 101 23 191 23 152 2 592 34 76 2 693 19 56 1 113 3 221 75 44 2 543 30 162 12 118 14 122 12 133 12 Sulut 131 23 Gorontalo 55 20 Sulteng 129 32 Sulbar 61 7 Sulsel 272 32 Sultra 188 16 Maluku 79 11 Malut 100 14 Pabar 64 103 Papua 111 307 Permendikbud 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal pasal 4 mengamanatkan disetiap wilayah kecamatan minimal terdapat satu sekolah jenjang pendidikan menengah. Keterangan: • Jumlah Kecamatan yang belum memiliki SM/MA = 13,93% • Jumlah Kecamatan yang memiliki SM/MA = 86,07% 5853 947 Sumber: Dapodikmen 2013 • Total Kecamatan di seluruh Indonesia berjumlah 6.800 kecamatan
  • 49. Periode Waktu Paling Rentan: Transisi Antar Jenjang Studi Kasus di Kab. Sukabumi SD SMP SMA/K 39.450 24.781 18.688 11.031 =14.669 (37,2%) =7.657 (41,0%) lulusan lulusan Siswa baru Siswa baru 8.459 lulusan 44.923 Siswa baru = 36.464 (81,2%) Sumber : Disdik Kab. Sukabumi, 2011 49
  • 50. Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah perlu ditingkatkan akuntabilitas dan efisiensinya yang meliputi: a. Komponen non gaji dalam DAU 2015 sebesar Rp 14,1 T (dari DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan sebesar Rp. 135 T); b. Komponen dana cadangan dalam TPG 2015 sebesar Rp. 3,7 T (dari dana TPG sebesar Rp. 70,2 T); c. Pemanfaatan anggaran pendidikan dalam OTSUS, Dana Insentif Daerah (DID) dan anggaran pendidikan dalam DBH yang totalnya sebesar Rp. 7,2 T. 50 8. Akuntabilitas dan Efisiensi
  • 51. Tindak Lanjut Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menengah 51 51
  • 52. Hasil Rapat 1. Rapat koordinasi tingkat menteri (Menko Perekonomian, Menko PKM, dan K/L terkait) untuk memutuskan kebijakan penataan anggaran pendidikan transfer daerah sesuai dengan UU 23/2014 (Tentang Pemerintahan Daerah) serta meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas pemanfaatannya. 2. Penataan administrasi anggaran pendidikan transfer daerah meliputi: DAK (Dana Alokasi Khusus), DAU (Dana Alokasi Umum) Non-Gaji, TPG (Tunjangan Profesi Guru), Tamsil (Tambahan Penghasilan Guru), BOS (Bantuan Operasional Sekolah). 3. Diusulkan adanya kebijakan untuk memastikan akuntabilitas dan efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan dalam DBH (Dana Bagi Hasil), dana Otsus (Otonomi Khusus) dan DID (Dana Insentif Daerah) yang selama ini belum jelas pemanfaatanya
  • 53. Hasil Rapat 4. Pemindahan anggaran sekolah menengah ke provinsi (sesuai amanah UU 23/2014) akan dilakukan mulai 1 Januari 2017. Diusulkan adanya uji coba di beberapa provinsi mulai tahun anggaran 2016. 5. Diusulkan adanya reformulasi pengalokasian DAK berdasarkan kebutuhan spesifik daerah serta kemampuan fiskal untuk penyediaan dana pendamping. 6. Segera dilakukan pendataan aset SMA/SMK untuk dialihkan pengelolannya dari Kabupaten/Kota ke Provinsi. 7. Melakukan pendataan PTK yang akurat untuk memastikan kebutuhan dana transfer sehingga tidak terjadi kekurangan/kelebihan
  • 54. Hasil Rapat 8. Diusulkan adanya kuota jumlah guru per kabupaten/kota/provinsi yang bisa dibayar oleh APBN untuk mendorong rasio guru-siswa yang ideal serta efisiensi gaji dan tunjangan guru. 9. Menuntaskan pembayaran tunggakan TPG dan Tamsil (PTK Dikmen) sehingga tidak menjadi beban pada saat pengalihan ke provinsi. 10. Penyaluran BOS Dikdas dipertimbangkan tetap di provinsi seperti sekarang mengingat pengalaman penyaluran melalui kabupaten/kota di masa lalu sangat tidak lancar.
  • 55. Informasi Tambahan untuk Kemdikbud 55
  • 56. Informasi Tambahan Untuk Kemdikbud 1. Dalam Dana Desa tahun 2015 sebesar Rp20 Trilyun terdapat peruntukan untuk pengembangan PAUD. Hal ini sangat baik untuk mendukung program Paudisasi (1 desa 1 PAUD). 2. Terdapat SILPA Rp6 Trilyun dalam pembayaran TPG 2014 (serapan Rp54 Trilyun dari alokasi Rp60 Trilyun) karena jumlah guru yang diusulkan lebih besar dari yang laik bayar di daerah. Kemdikbud diminta memvalidasi keakuratan data guru untuk perencanaan ke depan. 3. Terdapat SILPA Buffer BOS 2014. 4. Sinkronisasi ketentuan penganggaran dalam UU 23/2014 dengan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan.
  • 57. Informasi Tambahan • Rembuk Nasional Pendidikan akan diselenggarakan pada tanggal 29-31 Maret 2015 di Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok • Pembukaan akan dilakukan oleh Presiden RI Bapak Jokowi pada hari Minggu, 29 Maret 2015 pukul 19.00 WIB

Notes de l'éditeur

  1. Kalteng Harari -> kesejahteraan guru, PKG sd118.68 , smp 88,56 sm75,38
  2. MYS : 5,8
  3. MYS : 5,8
  4. Contoh kohort pendidikan dasar dan menengah di kabupaten sukabumi, 2011. Coba cari contoh nasional