SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
ASPEK HUKUM ETIKA
KEDOKTERAN
NAJMI, SH. MH
FAK. HUKUM UNAND
Esensi Etika Profesi

• Bonum est faciendum et prosequendum, et
malum vitandum. Lakukanlah yang baik,
jangan melakukan yang jahat. Ungkapan
dalam bahasa Latin itu adalah perintah moral
paling dasar dari Thomas Aquinas, dalam
karya besarnya berjudul Summa Theologiae.
Filsuf ini membedakan synteresis (hati nurani)
dan conscientia (suara hati)
Hati Nurani
• Hati nurani yang merupakan pemberian Tuhan
tidak bisa salah. Sementara suara hati
manusia bisa salah dan tumpul. Tentu dalam
menghadapi berbagai godaan menggiurkan,
tindakan pemegang profesi, termasuk
pemegang profesi kedokteran, perawat, para
medik. lebih didasarkan pada suara hatinya,
yang bisa salah itu, daripada hati nuraninya.
• Materi
perundang-undangan
senantiasa
mengandung nilai luhur, yang diwujudkan
dalam bentuk norma hukum. Nilai itu
merupakan hakikat sesuatu hal yang layak
dikejar manusia demi peningkatan kualitasnya
supaya bermanfaat bagi kehidupan, lahir
maupun batin.
Kode etik
• Secara praktis, seorang dokter,perawat, para medik,
dan sarjana di bidang medik perlu mempelajari kode
etik di profesinya masing-masing. Kode etik adalah
prinsip tertentu yang wajib ditegakkan anggota dari
komunitas profesi tertentu. Kode etik profesi idealnya
disusun pemegang profesi itu, dengan melibatkan
orang yang memahami seluk-beluk profesi itu dan ahli
etika, serta didukung organisasi profesi yang solid.
Sanksi atas pelanggaran kode etik umumnya identik
dengan sanksi terhadap pelanggaran norma agama,
kesusilaan, atau sopan santun.
Sanksi Profesi
• Secara intern, organisasi profesi dapat
memberikan sanksi yang disepakati bersama
kepada anggota yang melanggar. Organisasi
yang solid memungkinkan mengambil
tindakan atas pelanggaran yang dilakukan
penyandang profesi bersangkutan.
Pelanggaran etika berdimesi hukum
• Di sinilah dirasakan arti penting organisasi
profesi yang solid. Namun, jika pelanggaran
tidak lagi sekadar berkaitan dengan kode etik,
tetapi memasuki wilayah norma hukum,
pemberian sanksinya, di samping oleh
organisasi profesi, harus juga diserahkan
kepada negara.
Kesalahan Mendasar
Sebenarnya, pejabat maupun pemegang
profesi pada umumnya mengerti dengan baik
norma etika dan hukum. Mereka sangat
paham atas nilai yang harus dijunjung tinggi.
Sayang, kemampuan mereka hanya terbatas
pada tataran mengerti dan memahami, bukan
pada implementasi. Suara hatinya mungkin
sudah keliru dan tumpul.
Hukum Kodrat
• Menurut
Thomas
Aquinas,
manusia
mengetahui sikap dan perilaku mana yang
baik dan mana yang jahat dari hukum kodrat,
yang dapat digali melalui akal budi. Dalam
kerangka teori hukum kodrat, orang bijaksana
akan hidup dengan baik. Sikap demikianlah
yang paling membahagiakan yang dikehendaki
Tuhan Sang Pencipta.
Tujuan etika hukum kodrat
• Tujuan etika hukum kodrat tidak lain adalah
penyempurnaan
diri
manusia
untuk
mengembangkan diri sesuai dengan potensi
dan kemampuan yang dimilikinya.
• Rasionalisasinya adalah, hidup dengan tujuan
etis seperti itu merupakan pilihan guna
mengembangkan
dan
membahagiakan
kehidupan bersama sebagai bangsa
Kodrat primer dan sekunder
• Dalam hukum kodrat itu dibedakan hukum
kodrat primer dan hukum kodrat sekunder.
Hukum kodrat primer tidak dapat berubah,
seperti misalnya manusia sebagai makhluk
sosial. Hukum kodrat sekunder dapat berubah
dan bervariasi, misalnya kehidupan manusia
yang didasarkan pada budaya tertentu.
Etika dengan etiket
• Etika merupakan bagian dari filsafat. Filsafat itu
berasal dari kata Arab dan kata tersebut berasal
dari kata Yunani filosofia. Kata filosofia berasal
dari kata filo dan sofia. Filo artinya cinta dalam
arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin
itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan. Sofia
artinya kebijaksanaan, artinya pandai, tahu secra
mendalam. Maka batasan filsafat menurut
pendekatan nama adalah ingin tahu dengan
mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan.
Definisi Filsafat
• Definisi filsafat menurut pengertian umum
artinya ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakekat segala sesuatu untuk memperoleh
kebenaran. Karena filsafat telah mengalami
perkembangan cukup lama maka timbul
berbagai pendapat mengenai pengertian
filsafat yang mempunyai kekhususan masingmasing.
• Adanya aliran dalam filsafat membuktikan
adanya bermacam-macam pendapat yang
khas yang berbeda satu dengan yang lain.
Misalnya rasionalisme mengagungkan akal,
materialisme
mengagungkan
materi,
idealisme mengagungkan idea, hedonisme
mengagungkan kesenangan dan stoicisme
mengagungkan tabiat saleh.
Etika dan estetika
• Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan)
manusia.
Etika
tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan
oleh bermacam-macam norma.
Pembagian Norma
• Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma
hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun. Norma hukum berasal
dari hukum dan perundang-undangan,norma
agama berasal dari agama sedangkan norma
moral berasal dari suara batin. Norma sopan
santun berasal dari kehidupan sehari-hari
sedangkan norma moral berasal dari etika.
ETIKA
• Etika berarti moral, sedangkan Etiket berarti sopan

santun. Dalam bahasa Inggeris dikenal sebagai ethics dan
etiquette. Antara etika dengan etiket
terdapat
persamaan yaitu:
• etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah
tersebut dipakai mengenai manusia . tidak mengenai
binatang . karena binatang tidak mengenal etika maupun
etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif
maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Perbedaan antara Etika dengan Etiket
•

Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah:

•

etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara
yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan
tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil
nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu. Di Indonesia
menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap
melanggar etiket. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan,
etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah
apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi
mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya etiket tentang cara makan. Makan
sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket bila dilakukan
bersama-sama orang lain. Bila dilakukan sendiri maka hal tersebut tidak melanggar
etiket. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam
harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.

•
Perbedaan etika dan etiket
• Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam
sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Contohnya makan dengan tangan,
bersenggak sesudah makan. Etika jauh lebih absolut.
Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri”
merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
• Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja
sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam.
Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket
namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun
munafik. sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika
tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik
maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis
adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
Etika dan ajaran moral
• Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran
moral memuat pandangan tentang nilai dan
norma moral yang terdapat pada sekelompok
manusia.
Ajaran
moral
mengajarkan
bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral
merupakan rumusan sistematik terhadap
anggapan tentang apa yang bernilai serta
kewajiban manusia.
Etika
• Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai,
dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat
yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran
filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan
normatif
(tidak
sekadar
melaporkan
pandangan moral. melainkan menyelidiki
bagaimana
pandangan
moral
yang
sebenarnya).
Fungsi etika
• Etika tidak langsung membuat manusia
menjadi lebih baik, itu ajaran moral,
melainkan etika merupakan sarana untuk
memperoleh orientasi kritis berhadapan
dengan
pelbagai
moralitas
yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan
keterampilan intelektual yaitu keterampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan
kritis.
Pluralisme moral
• Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang
wajar dalam suasana pluralisme. Pluralisme moral
diperlukan karena:
• pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya
perbedaan suku, daerah, budaya, dan agama yang
hidup berdampingan;
• modernisasi membawa perubahan besar dalam
struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang
akibatnya menantang pandangan moral tradisional;
• berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun
kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri
tentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika secara umum
• Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum yang berisi
prinsip serta moral dasar dan etika khusus atau etika terapan yang
berlaku khusus. Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika
individual dan etika sosial. Etika sosial dibagi menjadi:
•
•
•
•
•
•

Sikap terhadap sesama;
Etika keluarga;
Etika profesi
Etika politik
Etika lingkungan hidup
Kritik ideologi
Moralitas
• Ajaran moral memuat pandangan tentang
nilai moral dan norma moral yang terdapat di
antara sekelompok manusia. Adapun nilai
moral adalah kebaikan manusia sebagai
manusia. Norma moral adalah tentang
bagaimana manusia harus hidup supaya
menjadi baik sebagai manusia.
Kebaikan moral dan kebaikan umum
• Ada perbedaan antara kebaikan moral dan
kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral
merupakan kebaikan manusia sebagai
manusia,
sedangkan
kebaikan
pada
umumnya merupakan kebaikan manusia
dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai
dokter, perawat, suami atau isteri, sebagai
pustakawan.
• Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas
adalah sopan santun, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau sopan
santun. Moralitas dapat berasal dari sumber
tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi
atau gabungan dari beberapa sumber.
Etika dan moralitas
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral.
Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau
nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk
dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat
ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akarakarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal.
Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.
Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral
yang seharusnya.
Etika dan agama
• Etika tidak dapat menggantikan agama. Orang
yang percaya menemukan orientasi dasar
kehidupan
dalam
agamanya.
Agama
merupakan hal yang tepat untuk memberikan
orientasi moral. Pemeluk agama menemukan
orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.
•

Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan
orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai
berikut:

1.

Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa
Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapu ia juga ingin mengertimengapa Tuhan
memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2.

Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling
berbeda dan bahkan bertentangan.

1.

Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi
masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi
tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

1.

Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi
rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri.
Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika
terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
Kode etik
• Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan
aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa
yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari.
TUJUAN KODE ETIK
• Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
• Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik
merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu
dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional.
• Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang
bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga
profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya
sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi
adalah dia sendiri.
• Kode etik bukan merupakan kode yang kaku
karena akibat perkembangan zaman maka
kode etik mungkin menjadi usang atau sudah
tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Misalnya
kode etik tentang euthanasia (mati atas
kehendak sendiri), dahulu belum tercantum
dalam kode etik kedokteran kini sudah
dicantumkan.
Kode Etik
• Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga
masing-masing profesi memiliki kode etik
tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru,
pustakawan, pengacara, Pelanggaran kode etik
tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar
kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.
Sebagai contoh untuk Ikatan Dokter Indonesia
terdapat Kode Etik Kedokteran. Bila seorang
dokter dianggap melanggar kode etik tersebut,
maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik
Kedokteran Indonesia, bukannya oleh pengadilan.
Sifat kode etik profesional
• Kode etik adalah pernyataan cita-cita dan
peraturan pelaksanaan pekerjaan (yang
membedakannya dari murni pribadi) yang
merupakan panduan yang dilaksanakan oleh
anggota kelompok. Kode etik yang hidup
dapat dikatakan sebagai ciri utama
keberadaan sebuah profesi.
• Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat;
sederhana; jelas; dan konsisten; masuk akal, dapat
diterima, praktis dan dapat dilaksanakan; komprehensif
dan lengkap; dan positif dalam formulasinya. Orientasi
kode etik hendaknya ditujukan kepada rekan, profesi,
badan, nasabah/pemakai, negara dan masyarakat.
Kode etik diciptakan untuk manfaat masyarakat dan
bersifat di atas sifat ketamakan penghasilan, kekuasaan
dan status. Etika yang berhubungan dengan nasabah
hendaknya jelas menyatakan kesetiaan pada badan
yang mempekerjakan profesional.

More Related Content

What's hot

Masyarakat beradab dan sejahtera
Masyarakat beradab dan sejahteraMasyarakat beradab dan sejahtera
Masyarakat beradab dan sejahteraPuspita Yudaningrum
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian LuhurPancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhurluffyahmad
 
Anatomi tiroid
Anatomi tiroidAnatomi tiroid
Anatomi tiroidtonicok
 
Anatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitterAnatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitterSeta Wicaksana
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahfikri asyura
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiPhil Adit R
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
Occupational Health Nursing | Primary Health Nursing
Occupational Health Nursing | Primary Health NursingOccupational Health Nursing | Primary Health Nursing
Occupational Health Nursing | Primary Health NursingFransiska Oktafiani
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinariadewisetiyana52
 

What's hot (20)

Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 
Hemorrhoid
HemorrhoidHemorrhoid
Hemorrhoid
 
Masyarakat beradab dan sejahtera
Masyarakat beradab dan sejahteraMasyarakat beradab dan sejahtera
Masyarakat beradab dan sejahtera
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian LuhurPancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
 
Prolaps hemoroid
Prolaps hemoroidProlaps hemoroid
Prolaps hemoroid
 
Anatomi tiroid
Anatomi tiroidAnatomi tiroid
Anatomi tiroid
 
Anatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitterAnatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitter
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Makalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomiMakalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomi
 
Drama Tentang Pendidikan
Drama Tentang PendidikanDrama Tentang Pendidikan
Drama Tentang Pendidikan
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Occupational Health Nursing | Primary Health Nursing
Occupational Health Nursing | Primary Health NursingOccupational Health Nursing | Primary Health Nursing
Occupational Health Nursing | Primary Health Nursing
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 

Viewers also liked

By etik idi cab jaksel
By etik idi cab jakselBy etik idi cab jaksel
By etik idi cab jakselbudhi mp
 
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIAKODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIAdentalid
 
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
Etika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanEtika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanKANDA IZUL
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranResa Isnandia
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSmataharitimoer MT
 
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)Carlo Prawira
 

Viewers also liked (10)

By etik idi cab jaksel
By etik idi cab jakselBy etik idi cab jaksel
By etik idi cab jaksel
 
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIAKODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
 
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)
Kodeki (modul etika, profesional dan humaniora)
 
ETIKA
ETIKAETIKA
ETIKA
 
Etika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanEtika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatan
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteran
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
 
Etika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum KedokteranEtika dan Hukum Kedokteran
Etika dan Hukum Kedokteran
 
Konsep Dasar Etika
Konsep Dasar EtikaKonsep Dasar Etika
Konsep Dasar Etika
 
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)
Kp 1.1.3.1 (etik kedokteran)
 

Similar to ASPEK HUKUM ETIKA KEDOKTERAN

Similar to ASPEK HUKUM ETIKA KEDOKTERAN (20)

Pengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRPengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PR
 
Pengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi prPengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi pr
 
2. Pengertian Etika.ppt
2. Pengertian Etika.ppt2. Pengertian Etika.ppt
2. Pengertian Etika.ppt
 
pertemuan_1.ppt
pertemuan_1.pptpertemuan_1.ppt
pertemuan_1.ppt
 
Etika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesiEtika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesi
 
Etika
Etika Etika
Etika
 
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptx
 
Kajia2
Kajia2Kajia2
Kajia2
 
Etika sebuah pengantar (5)
Etika sebuah pengantar (5)Etika sebuah pengantar (5)
Etika sebuah pengantar (5)
 
Etika dan bisnis
Etika dan bisnisEtika dan bisnis
Etika dan bisnis
 
Pengertian etika profesi
Pengertian etika profesiPengertian etika profesi
Pengertian etika profesi
 
2
22
2
 
pengertian-etika.4.ppt.ppt
pengertian-etika.4.ppt.pptpengertian-etika.4.ppt.ppt
pengertian-etika.4.ppt.ppt
 
pengertian-etika 2.pptx
pengertian-etika 2.pptxpengertian-etika 2.pptx
pengertian-etika 2.pptx
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Etika Komunikasi Massa 1
Etika Komunikasi Massa 1Etika Komunikasi Massa 1
Etika Komunikasi Massa 1
 
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdfKomunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
 

More from budi1

Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumbudi1
 
Iuga adly ebm
Iuga adly ebmIuga adly ebm
Iuga adly ebmbudi1
 
Hugi iuga affiliation-edit(1)
Hugi iuga affiliation-edit(1)Hugi iuga affiliation-edit(1)
Hugi iuga affiliation-edit(1)budi1
 
Presentasi balok
Presentasi balokPresentasi balok
Presentasi balokbudi1
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirbudi1
 
Rekam medik urogin
Rekam medik uroginRekam medik urogin
Rekam medik uroginbudi1
 
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009budi1
 

More from budi1 (7)

Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukum
 
Iuga adly ebm
Iuga adly ebmIuga adly ebm
Iuga adly ebm
 
Hugi iuga affiliation-edit(1)
Hugi iuga affiliation-edit(1)Hugi iuga affiliation-edit(1)
Hugi iuga affiliation-edit(1)
 
Presentasi balok
Presentasi balokPresentasi balok
Presentasi balok
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karir
 
Rekam medik urogin
Rekam medik uroginRekam medik urogin
Rekam medik urogin
 
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

ASPEK HUKUM ETIKA KEDOKTERAN

  • 1. ASPEK HUKUM ETIKA KEDOKTERAN NAJMI, SH. MH FAK. HUKUM UNAND
  • 2. Esensi Etika Profesi • Bonum est faciendum et prosequendum, et malum vitandum. Lakukanlah yang baik, jangan melakukan yang jahat. Ungkapan dalam bahasa Latin itu adalah perintah moral paling dasar dari Thomas Aquinas, dalam karya besarnya berjudul Summa Theologiae. Filsuf ini membedakan synteresis (hati nurani) dan conscientia (suara hati)
  • 3. Hati Nurani • Hati nurani yang merupakan pemberian Tuhan tidak bisa salah. Sementara suara hati manusia bisa salah dan tumpul. Tentu dalam menghadapi berbagai godaan menggiurkan, tindakan pemegang profesi, termasuk pemegang profesi kedokteran, perawat, para medik. lebih didasarkan pada suara hatinya, yang bisa salah itu, daripada hati nuraninya.
  • 4. • Materi perundang-undangan senantiasa mengandung nilai luhur, yang diwujudkan dalam bentuk norma hukum. Nilai itu merupakan hakikat sesuatu hal yang layak dikejar manusia demi peningkatan kualitasnya supaya bermanfaat bagi kehidupan, lahir maupun batin.
  • 5. Kode etik • Secara praktis, seorang dokter,perawat, para medik, dan sarjana di bidang medik perlu mempelajari kode etik di profesinya masing-masing. Kode etik adalah prinsip tertentu yang wajib ditegakkan anggota dari komunitas profesi tertentu. Kode etik profesi idealnya disusun pemegang profesi itu, dengan melibatkan orang yang memahami seluk-beluk profesi itu dan ahli etika, serta didukung organisasi profesi yang solid. Sanksi atas pelanggaran kode etik umumnya identik dengan sanksi terhadap pelanggaran norma agama, kesusilaan, atau sopan santun.
  • 6. Sanksi Profesi • Secara intern, organisasi profesi dapat memberikan sanksi yang disepakati bersama kepada anggota yang melanggar. Organisasi yang solid memungkinkan mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan penyandang profesi bersangkutan.
  • 7. Pelanggaran etika berdimesi hukum • Di sinilah dirasakan arti penting organisasi profesi yang solid. Namun, jika pelanggaran tidak lagi sekadar berkaitan dengan kode etik, tetapi memasuki wilayah norma hukum, pemberian sanksinya, di samping oleh organisasi profesi, harus juga diserahkan kepada negara.
  • 8. Kesalahan Mendasar Sebenarnya, pejabat maupun pemegang profesi pada umumnya mengerti dengan baik norma etika dan hukum. Mereka sangat paham atas nilai yang harus dijunjung tinggi. Sayang, kemampuan mereka hanya terbatas pada tataran mengerti dan memahami, bukan pada implementasi. Suara hatinya mungkin sudah keliru dan tumpul.
  • 9. Hukum Kodrat • Menurut Thomas Aquinas, manusia mengetahui sikap dan perilaku mana yang baik dan mana yang jahat dari hukum kodrat, yang dapat digali melalui akal budi. Dalam kerangka teori hukum kodrat, orang bijaksana akan hidup dengan baik. Sikap demikianlah yang paling membahagiakan yang dikehendaki Tuhan Sang Pencipta.
  • 10. Tujuan etika hukum kodrat • Tujuan etika hukum kodrat tidak lain adalah penyempurnaan diri manusia untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. • Rasionalisasinya adalah, hidup dengan tujuan etis seperti itu merupakan pilihan guna mengembangkan dan membahagiakan kehidupan bersama sebagai bangsa
  • 11. Kodrat primer dan sekunder • Dalam hukum kodrat itu dibedakan hukum kodrat primer dan hukum kodrat sekunder. Hukum kodrat primer tidak dapat berubah, seperti misalnya manusia sebagai makhluk sosial. Hukum kodrat sekunder dapat berubah dan bervariasi, misalnya kehidupan manusia yang didasarkan pada budaya tertentu.
  • 12. Etika dengan etiket • Etika merupakan bagian dari filsafat. Filsafat itu berasal dari kata Arab dan kata tersebut berasal dari kata Yunani filosofia. Kata filosofia berasal dari kata filo dan sofia. Filo artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan. Sofia artinya kebijaksanaan, artinya pandai, tahu secra mendalam. Maka batasan filsafat menurut pendekatan nama adalah ingin tahu dengan mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan.
  • 13. Definisi Filsafat • Definisi filsafat menurut pengertian umum artinya ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Karena filsafat telah mengalami perkembangan cukup lama maka timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususan masingmasing.
  • 14. • Adanya aliran dalam filsafat membuktikan adanya bermacam-macam pendapat yang khas yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya rasionalisme mengagungkan akal, materialisme mengagungkan materi, idealisme mengagungkan idea, hedonisme mengagungkan kesenangan dan stoicisme mengagungkan tabiat saleh.
  • 15. Etika dan estetika • Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
  • 16. Pembagian Norma • Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan,norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.
  • 17. ETIKA • Etika berarti moral, sedangkan Etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris dikenal sebagai ethics dan etiquette. Antara etika dengan etiket terdapat persamaan yaitu: • etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia . tidak mengenai binatang . karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket. • Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
  • 18. Perbedaan antara Etika dengan Etiket • Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah: • etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu. Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap melanggar etiket. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya etiket tentang cara makan. Makan sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket bila dilakukan bersama-sama orang lain. Bila dilakukan sendiri maka hal tersebut tidak melanggar etiket. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa. •
  • 19. Perbedaan etika dan etiket • Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contohnya makan dengan tangan, bersenggak sesudah makan. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar. • Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik. sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
  • 20. Etika dan ajaran moral • Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.
  • 21. Etika • Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai, dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral. melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).
  • 22. Fungsi etika • Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik, itu ajaran moral, melainkan etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
  • 23. Pluralisme moral • Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme. Pluralisme moral diperlukan karena: • pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah, budaya, dan agama yang hidup berdampingan; • modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional; • berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
  • 24. Etika secara umum • Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar dan etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus. Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika sosial dibagi menjadi: • • • • • • Sikap terhadap sesama; Etika keluarga; Etika profesi Etika politik Etika lingkungan hidup Kritik ideologi
  • 25. Moralitas • Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai moral dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.
  • 26. Kebaikan moral dan kebaikan umum • Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia, sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai dokter, perawat, suami atau isteri, sebagai pustakawan.
  • 27. • Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.
  • 28. Etika dan moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif. Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akarakarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
  • 29. Etika dan agama • Etika tidak dapat menggantikan agama. Orang yang percaya menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.
  • 30. • Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: 1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapu ia juga ingin mengertimengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama. 2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan. 1. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama. 1. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
  • 31. Kode etik • Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
  • 32. TUJUAN KODE ETIK • Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. • Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. • Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.
  • 33. • Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Misalnya kode etik tentang euthanasia (mati atas kehendak sendiri), dahulu belum tercantum dalam kode etik kedokteran kini sudah dicantumkan.
  • 34. Kode Etik • Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara, Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk Ikatan Dokter Indonesia terdapat Kode Etik Kedokteran. Bila seorang dokter dianggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia, bukannya oleh pengadilan.
  • 35. Sifat kode etik profesional • Kode etik adalah pernyataan cita-cita dan peraturan pelaksanaan pekerjaan (yang membedakannya dari murni pribadi) yang merupakan panduan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok. Kode etik yang hidup dapat dikatakan sebagai ciri utama keberadaan sebuah profesi.
  • 36. • Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat; sederhana; jelas; dan konsisten; masuk akal, dapat diterima, praktis dan dapat dilaksanakan; komprehensif dan lengkap; dan positif dalam formulasinya. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada rekan, profesi, badan, nasabah/pemakai, negara dan masyarakat. Kode etik diciptakan untuk manfaat masyarakat dan bersifat di atas sifat ketamakan penghasilan, kekuasaan dan status. Etika yang berhubungan dengan nasabah hendaknya jelas menyatakan kesetiaan pada badan yang mempekerjakan profesional.