Dokumen tersebut meringkas hasil penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Hang Kasturi Batam pada materi lingkaran melalui penggunaan software Geogebra. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan hasil belajar siswa antara siklus I dan II dengan presentase kelulusan masing-masing 43,3% dan 86,7%. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matemat
1. NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI SOFTWARE GEOGEBRA PADA
MATERI LINGKARAN SISWA KELAS
VIII SMP HANG KASTURI
BATAM
Oleh:
BUDI GARJITO
NPM. 11.05.3.076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2013
2. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI SOFTWARE GEOGEBRA PADA
MATERI LINGKARAN SISWA KELAS
VIII SMP HANG KASTURI
BATAM
By
Budi Garjito, Suryo Hartanto, Ismarti.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
garjitobudie@gmail.com
ABSTRACT
Learning mathematics in Hang Kasturi junior high school unsatisfactory. This is reflected in the
value of pure learning semester 2012 results do not meet the criteria for classical completeness more
than 85%. Even a new respectively reached 26.67% for class.VIII B and 19.23%, for class VIII C. Then in
March - May 2013 Classroom Action Research has been carried out in two cycles by applying software
Geogebra in mathematics learning, material circle. The subjects were Batam Hang Kasturi junior high
school students VIII B class, which consisted of 12 male students and 18 female students. Study results
obtained by classical completeness of 43.3% complete, the remaining 56.7% did not complete. While in
the second cycle of research has increased dramatically with the students completed was 86.7%, the
remaining 13.3% did not complete. So the significance of the success of each cycle using a t-test, t
obtained in the first cycle-count 37.69, with 29 df. at a significance level of 0.00 and the second cycle
obtained by t-test 40.75 with 29 df at significance level of 0.00 while the t-table at df. 29 is 2,045. Thus tcount is greater than t-table. Hence significantly mathematics learning cycle proceeds through software
Geogebra circle on the material an increase in student learning outcomes.
Keywords: learning outcomes, Content Circles, Software Geogebra.
3. A. PENDAHULUAN
Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran memerlukan upaya
optimalisasi proses dan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Artinya, proses dapat
dikatakan optimal apabila hasil yang diperoleh (sebagai akibat dari proses) sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui hal tersebut adalah melalui hasil
identifikasi faktor penyebab kegagalan maupun pendukung keberhasilan suatu proses
pembelajaran.
Menurut Gagne, Jenkins dan Unwin dalam Hamzah B. Uno (2011:17), Hasil
belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk
kemampuan-kemampuan tertentu. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2005:3), Hasil
belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Selain itu masih menurut Sujana (2006:2), bahwa belajar, mengajar dan pembelajaran
memiliki persamaan tujuan yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
Tujuan Instruksional
Pengalaman
belajar ( proses belajar
mengajar)
(a)
(c)
Hasil Belajar
(b)
Gambar 1: Proses Belajar Mengajar, sumber Sudjana (2006:2)
Sederet pertanyaan perlu dijawab untuk memberikan jaminan jika pilihan tersebut
adalah untuk memperbaiki hasil belajar matematika, tentu dengan indikasi adanya
kendala dalam proses pembelajaran matematika pada siswa tersebut. Sebagai cara
mengantisipasi masalah ini kemudian diupayakan agar setiap siswa mempunyai
pengetahuan dasar terhadap bahan ajar matematika yang berinovasi global
(memanfaatkan keberadaan teknologi komputer) yang di dalamnya terdapat programprogram pembelajaran matematika.
Pada dasarnya komputer itu merupakan mesin yang memproses fakta atau data
menjadi informasi. Sedangkan yang menjadi pemecah masalah adalah perangkat lunak
(software). Menurut Roger S dan Melwin (2007) dalam Hasyim Mulyono (2002:10),
mendefinisikan perangkat lunak adalah perintah program komputer yang bila
dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang di inginkan. Dalam penelitian ini
penulis memfokuskan diri pada salah satu software matematika sebagai pilihan
penelitian yaitu software Geogebra. Software ini dapat dimanfaatkan secara bebas,
tersedia/dapat diunduh dari website Geogebra, dapat diinstall pada komputer pribadi
serta dapat digunakan kapan, di manapun oleh siswa maupun guru.
Sedangkan pertimbangan dalam kerangka pemikiran, mencakup: (1) ketepatan
(2) kepraktisan (3) ketahanan (4) ketersediaan (5) efektivitas biaya (6) penjelasan yang
lebih konkrit (7) dapat menarik perhatian. Sehingga ketidakjelasan bahan-bahan ajar
yang akan disampaikan dapat terbantu sekaligus sebagai perantara mengatasi
kerumitan bahan ajar dengan tujuan akhir yakni dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi lingkaran
Seperti tergambar di bawah ini:
4. Pembelajaran
Matematika
software Geogebra
Hasil Belajar
Gambar 2: Kerangka Pemikiran Penelitian
Menurut penciptanya Hohenwarter (2008), “Geogebra is dynamic mathematics
software that joinsgeometry, algebra and calculus. It is developed for mathematics
learning and teaching in schools by Markus Hohenwarter at Florida Atlantic
University.
Dalam terjemahan Aam Sudrajat (2008:5) Geogebra adalah software matematika
dinamis yang menggabungkan di antaranya geometri dan aljabar. Geogebra juga
bersifat multi-representatif. Yaitu (i) adanya tampilan aljabar, (ii) adanya tampilan
grafis dan (iii) adanya tampilan numerik. Ketiga tampilan ini saling terhubungkan
secara dinamik. Keunggulan lain dijelaskan sebagai berikut:
a. Ikon-ikon disajikan dalam ukuran yang besar untuk menghindari kesalahan dalam
memilih menu.
b. Semua objek dapat diberi label atau keterangan baik itu berupa titik, garis, bidang,
sudut dan sebagainya.
c. Dapat menentukan persamaan garis linear, kuadrat, kubik, eliptik parabolik dan
hiperbolik.
d. Objek dapat digeser, dicerminkan, diputar dan diperbesar.
e. Warna objek dapat diubah dengan 41 pilihan warna agar mudah dibedakan dengan
objek lain.
f. Dapat meng-import gambar untuk dijadikan background.
g. Dapat mengukur panjang, luas, dan besar sudut pada objek.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di SMP Hang Kasturi pada
mulanya seorang guru matematika dengan terpaksa masih menyisakan sebagian
metode konvensionalnya.Yakni guru menjadi titik pusat dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Dampaknya siswa kurang dapat menikmati proses pembelajaran. Apalagi
dengan materi matematika yang bersifat abstrak dan sulit untuk dipahami. Hal ini telah
ditandai oleh penulis dengan pencapaian hasil belajar yang diperlihatkan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1: Persentase KKM nilai matematika murni kelas VIII
Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah
No
Kelas
Siswa
Siswa
%
Siswa
%
1
VIII A
27
27
100
0
0
2
VIII B
30
8
26,67
22
73,33
3
VIII C
26
5
19,23
21
80,77
Sumber: Data Hasil Belajar matematika siswa SMP Hang Kasturi Batam
Seiring perkembangan SMP Hang Kasturi Batam, dengan segala bentuk kegiatan
sekolah hingga proses pembelajarannya, sedikit demi sedikit mulai bisa
dipresentasikan dengan komputer. Untuk itulah penulis tertarik mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas berbantuan teknologi komputer dengan mengambil judul:
”Peningkatan hasil belajar matematika melalui Software Geogebra pada materi
Lingkaran siswa kelas VIII SMP Hang Kasturi Batam”.
Terkait dengan lingkaran seperti telah diketahui bahwa lingkaran sudah
ada sejak jaman prasejarah. Penemuan roda (650SM) adalah penemuan mendasar dari
sifat lingkaran. Berikut ini merupakan gambar lingkaran dan unsur-unsurnya.
5. Gambar 3: Gambar Lingkaran dan unsur-unsurnya
1. Titik Pusat lingkaran O adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran.
2. Jari-jari lingkaran (r) OA. OB. OC adalah garis dari titik pusat lingkaran kelengkungan lingkaran.
3. Diameter (d) BC adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada suatu
lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat. Panjang diameter lingkaran adalah
2 kali panjang jari-jari lingkaran atau bisa ditulis d = 2r.
4. Busur lingkaran garis lengkung AC adalah garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan
tersebut. Busur lingkaran dibagi menjadi 2, yaitu busur kecil dan busur besar.
5. Talibusur lingkaran (garis lurus AC) adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran.
6. Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali
busur. Yang berwarna kuning merupakan tembereng yang dibatasi oleh busur dan
talibusur AC.
7. Juring AOB adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jarijari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut.
8. Apotema adalah garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan
tali busur lingkaran. Garis tersebut tegak lurus dengan tali busur.
Dari uraian di atas dapat diungkapkan rumusan masalah “Apakah penggunaan
software Geogebra dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
lingkaran siswa kelas VIII SMP Hang Kasturi Batam?”
Selanjutnya tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah melalui software Geogebra dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada
materi lingkaran siswa kelas VIII SMP Hang Kasturi Batam?.
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) partisipan, dimana
peneliti berperan aktif sejak perencanaan, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan
laporan. Selain itu penelitian ini lebih sesuai dengan tugas-tugas pokok dan fungsi guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yang
diakhiri dengan peningkatan hasil belajar siswa.
Salah satu ciri dari suatu penelitian tindakan kelas adalah bersiklus. Jumlah siklus
tergantung dari pencapaian target yang diinginkan. Setiap siklus melalui 4 tahapan
yaitu: Rencana, Pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut bisa
digambarkan di bawah ini:
6. Identifikasi
Masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi
Perbaikan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan Ke
Siklus Berikut?
Gambar 4: Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sumber Iskandar (2008:49)
1. Lokasi dan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini dimaksudkan kepada siapa tindakan dalam konteks
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan diterapkan mengarah kepada subyek
penelitian yaitu siswa kelas VIII B SMP Hang Kasturi Batam, semester genap,
tahun 2013 yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. untuk mata pelajaran matematika pada materi “Keliling dan Luas
Lingkaran”.
2. Validitas Isi
Dengan terbatasnya waktu penelitian, penulis hanya akan menggunakan tes
pilihan ganda. Meliputi setiap pertanyaan 4 pilihan jawaban, 1 jawaban benar dan 3
jawaban pengecoh (distractor).
Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur
tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai
sesuai dengan target tujuan pengajaran/kurikulum. rumus dasarnya adalah product
moment. (Sugiyono, 2011 : 255).
∑
− (∑ )(∑ )
=
∑
− (∑ ) ∑
− (∑ )
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara Variabel x dan Variabel y
∑x = Jumlah skor total variabel x
∑y = Jumlah skor total variabel y
∑x2 = Jumlah skor kuadrat variabel X
∑y2 = Jumlah skor kuadrat variabel Y
N = JumlahSiswa
Namun dalam uji validitas soal ini, penulis akan menggunakan software SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 20. Dengan rencana 30 butir soal
akan di ujikan kepada siswa diluar kelas subjek penelitian namun masih dalam satu
level. Tujuannya sebuah butir soal akan memiliki korelasi (r) dengan r-hitung masingmasing ≥ r-tabel (0,271). Sedang butir soal yang punya r-hitung < 0,271 akan
disingkirkan.
7. 3. Reliabilitas isi
Reliabilitas isi suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi,
daya prediksi, dan akurasi. Artinya skor-skor yang diperoleh akan menjadi
sama jika diperiksa ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda. Untuk
mengukur reliabilitas soal digunakan persamaan KR.21 (Kuder Richardson), berikut
persamaan KR.21 (Sugiyono, 2011: 186).
( − )
=
1 −
−1
Keterangan :
= banyaknya soal
2
S t = varians skor total
ri = Realibilitas instrumen
= mean skor total
Reliabilitas butir soal diuji dengan SPSS ver. 20 for Windows. Akan dilihat nilai
reliabilitas keseluruhan butir soal dalam satu variabel. Agar lebih teliti, juga akan
dilihat kolom corrected butir soal Total Correlation.
Nilai tiap - tiap butir soal sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan
bahwa butir soal tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas konsistensi internal.
Butir soal yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji
Reliabilitas butir soal diulang dengan tidak menyertakan butir soal yang tidak
reliabel tersebut
Demikian terus dilakukan hingga koefisien reliabilitas masing-masing butir
soal adalah ≥ 0.40. Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient
reliability) sementara jika alpha > 0,80 memberi arti seluruh butir soal reliabel dan
seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat.
Di dalam validitas dan realibilitas soal selalu diperhatikan juga Daya pembeda
soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi
dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk
mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut:
= −
Keterangan :
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Tingkat kesukaran. Tujuan dari pengujian tingkat kesukaran adalah untuk
mengetahui apakah soal tersebut Sukar, sedang atau mudah. Untuk mengetahui
tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
=
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat sbb:
8. Tabel 2: Indeks Tingkat Kesukaran
Koefesien Korelasi
Kriteria
0.00 – 0.30
Sukar
0.31 – 0.70
Sedang
0.71 – 1.00
Mudah
Sumber: Hamzah B. Uno (2012: 173)
4. Teknik Analisis Data
Setiap kegiatan belajar harus diketahui efektifitas proses belajar tersebut
mampu memberikan nilai tambah bagi keberhasilan siswa. Salah satu cara untuk
melihat peningkatan tersebut adalah dengan melakukan tes, yang hasilnya dapat
diketahui melalui analisis hasil test, kemudian diklasifikasikan dalam tuntas dan
tidak tuntas.
a) Ketuntasan belajar matematika mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) matematika setiap siswa sebesar 65, Dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
NI=
100%
Keterangan :
NI : Ketuntasan belajar secara individu
T : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum dari tes (Permendiknas, 2007)
b) Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal dinyatakan tercapai apabila sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah siswa dalam kelas tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan individu.
Ketuntasan klasikal dengan rumus :
NT = 100%
Keterangan :
NT : Ketuntasan belajar secara klasikal
T : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N : Jumlah seluruh siswa dalam satu kelas. (Permendiknas, 2007)
Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklus digunakan
one-sampel t-test.Tetapi sebelum menjalankannya didahului oleh uji normalitas.
Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode KolmogorovSmirnov program SPSS versi 20, dengan taraf signifikansi yang digunakan
sebagai aturan untuk menerima atau menolak pengujian normalitas suatu
distribusi data adalah α = 0,05 (dalam tabel). Dengan subjek untuk masingmasing siklus sama yaitu 30 siswa (n=30).
Ada tiga angka penting dalam pengujian normalitas metode KolmogorovSmirnov program SPSS yang bisa di jadikan acuan normalitas suatu data yaitu:
1. Nilai-nilai D pada Most Extreme Differences,
2. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dan
3. P-value yang tercantum dalam Asymp. Sig. (2-tailed).
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angka pada P-value yang
tercantum dalam Asymp. Sig. (2-tailed). menyiratkan bahwa H0 ditolak jika
Asymp. Sig. (2-tailed) atau P-value˃α (0,05).
Setelah melakukan uji normalitas barulah dapat dilaksanakan uji-t yaitu
untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklus. Penjabarannya
akan dinyatakan dengan kriteria perbandingan presentase ketuntasan belajar
9. siswa secara klasikal (prosentase banyaknya siswa yang mencapai KKM)
sebelum ada peningkatan tindakan dan setelah ada peningkatan tindakan.
Pengujiannya dijalankan dengan ketentuan formula sbb:
=
(∑ )
∑
(
)
Keterangan :
t
= t ratio
= Average defference
2
Σ D = different score squared, then summed
(Σ D)2 = difference scores summed then squared
N
= Number of pairs
Ary, Jacobs .at all (2006:195)
Jika t-hitung < t-tabel, maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol (H0).
Sebaliknya jika t-hitung > t-tabel , maka keputusannya adalah tolak Ho dan terima
Ha. Kesimpulan dibuat berdasarkan keputusan yang diambil. Jika keputusan
menerima Ho, kesimpulannya adalah “software Geogebra tidak signifikan untuk
meningkatkan hasil belajar materi lingkaran”. Sebaliknya jika tolak Ho dan
terima Ha, maka kesimpulannya adalah “software Geogebra signifikan untuk
meningkatkan hasil belajar materi lingkaran”.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemaparan hasil penelitian ini, sebagian akan dipengaruhi oleh tes hasil belajar
siswa tiap siklus yang disajikan melalui 20 butir soal pilihan ganda valid dan reliabel
dengan penggunaan pilihan item jawaban sebanyak 4(empat) opsion. Ditentukan bobot
nilai setiap item tes yang benar adalah 5 (lima).
Selanjutnya penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan siklus. Sesuai
prosedur PTK, maka tiap siklus harus melalui 4 kegiatan yaitu perencanaan
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Siklus I
a) Perencanaan
Sesuai dengan perencanaan penelitian jadwal siklus I, yang dilaksanakan
dua kali pertemuan ditambah satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar yaitu
pertemuan pertama pada tanggal 07 Mei 2013 dan pertemuan kedua pada tanggal
08 Mei 2013. Jadwal pelaksanaan penelitian selanjutnya sama dengan jadwal
pembelajaran matematika yang telah ditetapkan oleh Wakasek bagian kurikulum
SMP Hang Kasturi Batam.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua siklus I sesuai RPP (lampiran...halaman...). Sedangkan
untuk mengukur hasil belajar pada siklus I dilakukan test evaluasi hasil
belajar berupa mengerjakan soal pilihan ganda materi keliling dan luas lingkaran
yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pelaksanaan test belajar dilakukan
di luar siklus pembelajaran tepatnya 14 Mei 2013 dalam waktu 40 menit.
c) Observasi
Pengumpulan data dari hasil penelitian yang dijaring melalui tes ujian
siklus 1 dideskripsikan bahwa sebanyak 20 butir tes pilihan ganda dengan
penggunaan pilihan item jawaban sebanyak 4 option per-soal. Dapat ditentukan
nilai setiap item tes yang benar adalah 5, selanjutnya hasil nilai tes menyebar
10. dituliskan dalam tabel distribusi nilai murni.
Tabel 3, Distribusi nilai murni hasil belajar siklus 1
Statistics
SIKLUS I
Valid
30
N
Missing
0
Mean
59.50
Median
60.00
Std. Deviation
8.645
Variance
74.741
Minimum
45
Maximum
80
Sum
1785
Berdasarkan pada tabel di atas, selanjutnya digambarkan juga diagram dari
variabel hasil belajar dengan terlebih dahulu dicari banyaknya kelas interval dan
rentang interval mengikuti rumus (Sujana, 2005:47) sebagai berikut:
Banyak kelas (K) = 1 + 3.3 log N
= 1 + 3.3 log 30 = 1 + 3,3 x 1,48
= 1 + 4,88
= 5,88=6 (dibulatkan ke angka satuan)
Interval =
=
= 5,83 = 6 (dibulatkan
ke angka satuan), diperoleh frekuensi masing-masing kelas interval ditabulasikan
ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4, Distribusi Frequensi nilai hasil belajar siklus 1
F
Interval
%
45 – 50
7
23,3
51 – 56
3
10,0
57 – 62
7
23,3
63 – 68
11
36,7
69 – 74
0
0,0
75 – 80
2
6,7
Jumlah
30
100
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus 1
12
Frekuensi Nilai
10
8
6
4
2
0
≥0
45 – 50 51 – 56 57 – 62 63 – 68 69 – 74 75 – 80
Nilai
Gambar 5: Diagram distribusi frekuensi nilai siklus I
˃ 80
11. Berdasarkan tabel frekuensi nilai hasil belajar, terdapat 7 siswa yang
medapatkan skor pada interval 45-50, terdapat 3 siswa pada rentang 51-56.
terdapat 7 siswa pada Interval 57- 62, terdapat 11 siswa pada interval 63 - 68.
Belum terdapat nilai hasil belajar siswa pada rentang 69-74. Tetapi terdapat 2
siswa pada interval 75-80. Dan belum satupun siswa mendapatkan nilai lebih
dari 80.
Tabel 5, Persentasi ketuntasan hasil belajar sklus I
No
Ketuntasan Siswa
Frequensi
Persentase
1
Tuntas
13
43,3
2
Tidak Tuntas
17
56,7
Jumlah
30
100,0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa tuntas atau
sekitar 43,3% dari total siswa kelas VIII B. Sedangkan siswa yang tidak
tuntas ada 17 siswa atau 56,7% dari total siswa kelas VIII B.
d) Refleksi
Mengacu kepada ketentuan bahwa ketuntasan klasikal (Persentase
banyaknya siswa yang mencapai KKM) adalah ≥ 85 %. Sedangkan pada Siklus I,
hasil belajar baru mencapai 43,3%, maka diambil kesimpulan akan dilanjutkan
dengan siklus II. Untuk memperbaikinya adalah berlandaskan refleksi dari
tindakan pada siklus I sebagai rekomendasi pelaksanaan siklus II.
Tabel 6: Refleksi Tindakan pada Siklus I
Kendala yang
Terjadi
1. Masih banyak
siswa yang raguragu
mengaplikasikan
soal-soal kedalam
software Geogebra
2. Tidak semua siswa
mengikuti
bimbingan dengan
seksama, karena
jika guru lengah,
terkadang ada saja
siswa menyelinap
ke situs tertentu
melalui jaringan
internet sekolah
yang online.
3. Masih ada
beberapa siswa
yang tidak mau
bertanya bagianbagian yang belum
ia mengerti.
Catatan
Tindakan untuk Mengatasi
Lapangan
Kendala
Dari lembar
1. Memberikan bimbingan lebih
pekerjaan siswa
intensif pada siswa yang
masih
mengalami kesulitan
ditemukan
2. Meminta siswa yang dianggap
adanya kesulitan
pintar membantu temannya
mengaplikasikan
yang mengalami kesulitan.
soal kedalam
3. Memberikan pengertian pada
software
siswa agar tidak takut / malu
Geogebra
bertanya bagian yang tidak Ia
mengerti.
4. Memberikan pendalaman dan
pengayaan materi kepada siswa
agar lebih bervariatif dalam
pengerjaan soal-soal tugas yang
harus dipelajari dirumah,
5. Memohon kepada sekolah agar
WIFI sekolah offline pada saat
penelitian
6. Memberikan PR kepada siswa
agar
lebih
memperkuat
pemahaman
dalam
mempresentasikan kembali di
sekolah
dengan
software
Geogebra
12. 2. Siklus II
Untuk lebih mengoptimalkan hasil penelitian, maka rancangan tindakan yang
dilaksanakan pada siklus II, tidak hanya mengandalkan refleksi siklus I semata.
Tetapi langkah-langkah pada saat pembelajaran yang bersifat improvisasimenyenangkan juga dijadikan andalan untuk dimunculkan pada siklus II.
a) Perencanaan
Siklus II berlangsung 1 minggu setelah tindakan pada proses siklus
Iberakhir. Alokasi waktu dilaksanakan dua kali pertemuan ditambah satu kali
pertemuan untuk tes hasil belajar yaitu pertemuan pertama pada tanggal 15 Mei
2013 dan pertemuan kedua pada tanggal 21 Mei 2013. Jadwal ini disesuaikan
dengan kurikulum pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Waktu
yang dijalankan pada siklus II masing-masing pertemuan pertama dan pertemuan
kedua adalah 2 x 40 menit. Materi pelajaran yang disampaikan tetap bekaitan
dengan keliling dan luas lingkaran. Sedangkan pelaksanaan tindakan sebagai
perbaikan pada siklus II mengacu refleksi dari siklus I, sebagai tindakan yang
dijadikan pedoman perbaikan kegiatan untuk meningkatkan hasil belajar.
b) Pelaksanaan
Pertemuan pertama Pelaksanaan siklus II dimulai pada tanggal 15 Mei 2013,
dilanjutkan pada pertemuan kedua tanggal 21 Mei 2013. Urutan uraian
pelaksanaan penelitian siklus II, dalam proses pembelajaran keliling dan luas
lingkaran melalui software Geogebra.
c) Observasi
Pengumpulan data pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I
yaitu dengan menggunakan test hasil belajar yang dilaksanakan setelah siklus II
berakhir (22 Mei 2013). Adapun distribusi data pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II
Statistics
SIKLUS II
Valid
30
N
Missing
0
Mean
68.50
Median
65.00
Std. Deviation
9.206
Variance
84.741
Minimum
45
Maximum
90
Sum
2055
Berdasarkan pada tabel 7. distribusi hasil belajar didapatkan nilai rata-rata
hasil belajar siswa adalah 68,9, nilai tengah didapat 65, sedangkan standar
deviasinya 9,2. Untuk hasil belajar skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah
adalah 45. Dibandingkan dengan siklus I, distribusi skor hasil belajar sudah
mengalami peningkatan yang baik, dilihat dari skor maksimal yaitu 90 maka ada
siswa yang mendapatkan nilai sangat baik. Untuk mengambarkan diagram dari
variabel hasil belajar maka terlebih dahulu mencari rentang interval siklus II
dengan interval sama dengan siklus I, maka diperoleh:
Interval =
13. =
= 7,5
= 8 (dibulatkan ke angka satuan)
Distribusi frequensi hasil belajar siklus II dapat diperlihatkan pada tabel dan
diagram di bawah ini:
Tabel 8, Distribusi Frequensi nilai hasil belajar siklus II
Interval
F
%
43 - 50
1
3,3
51 - 58
3
10,0
59 - 66
12
40,0
67 - 74
3
10,0
75 - 82
9
30,0
83 - 90
2
6,7
Jumlah
30
100
Diagram Distribusi Distribusi Frekuensi Belajar Siklus
Gambar 8: Diagram Frekuensi Nilai HasilNilai Siklus II 1
Frekuensi Nilai Siklus II
14
12
10
8
6
4
2
0
_
43 - 50 51 - 58
59 - 66 67 - 74
Nilai Siklus II
75 - 82
83 - 90
˃ 90
Gambar 6: Diagram distribusi frekuensi nilai siklus I
Dari tabel di atas frekuensi nilai hasil belajar siswa pada siklus II, diperoleh
1 siswa (3,3%) pada skor interval 43-50, 3 siswa (10%). rentang 51-58 ada 12
siswa (40%) Interval 59-66, ada 3 siswa (10%) rentang 67- 74, ada 9 siswa (30%)
rentang 75-82, ada 2 siswa (6,7%) rentang 83-90. Memang belum satupun siswa
mendapatkan nilai lebih dari 90.Tetapi hal ini tidak signifikan mempengaruhi
persentase ketuntasan kelas siklus II, karena banyaknya siswa yang telah mencapai
ketuntasan telah memenuhi standar KKM lebih dari 85%. Hal ini akan dilihat jelas
perolehannya melalui tabel di bawah ini:
Tabel 9, Persentasi Ketuntasan Hasil Belajar sklus II
No
Ketuntasan Siswa Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
26
86,7
2
Tidak Tuntas
4
13,3
Jumlah
100
14. Tepatnya dari hasil belajar siswa pada siklus II seperti yang dituliskan pada
tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa tuntas atau sekitar 86,7%.
Sedangkan siswa yang tidak tuntas terdapat
4 siswa atau 13,3% dari total siswa kelas VIII B
d) Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh hingga berakhirnya siklus II, hasil belajar materi
lingkaran melalui software Geogebra secara umum dapat dikatakan bahwa
tindakan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar. Kesimpulan
diambil dari peningkatan ketuntasan klasikal dari 43,3% pada siklus I dan
meningkat drastis pada Siklus II menjadi 86,7%, hal ini diharapkan agar hasil pada
siklus II dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Tabel 10 : Refleksi Tindakan pada Siklus II
Kendala yang
Catatan Lapangan
Tindakan
Terjadi
Ada siswa yang Masih adanya siswa yang nilainya Dihentikan pada
belum mau /
di bawah rata-rata, tetapi secara
siklus II, karena
malu bertanya
keseluruhan terlihat adanya
prosentase
tentang
kenaikan nilai rata-rata hasil
KKM klasikal
kesulitan yang
belajar bahkan prosentase KKM
mencapai lebih
dihadapi.
klasikal mencapai lebih dari 85%. dari 85%.
Dengan pembuktian bahwa melalui software Geogebra berhasil secara signifikan
meningkatkan hasil belajar, materi Lingkaran, maka penelitian dihentikan pada
siklus II.
Untuk melihat pengujian berdasarkan hasil tiap siklus, dijelaskan dengan ujit. Sebelum menjalankan proses uji-t didahului oleh uji normalitas. Pengujian
normalitas dilakukan dengan tujuan apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov
program SPSS versi 20, dengan taraf signifikansi yang digunakan sebagai aturan
untuk menerima atau menolak pengujian normalitas suatu distribusi data adalah α
= 0,05. Dengan subjek untuk masing-masing siklus sama yaitu 30 siswa (n=30).
Berdasarkan perhitungan normalitas nilai hasil belajar siswa atas frekuensi nilai
tiap siklus diperoleh Kriteria H0 ditolak jika Asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value
> α = 0,05 mengikuti distribusi normal. Hasilnya diperoleh
tabel di bawah ini:
Tabel 11: uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov
SIKLUS I SIKLUS II
N
30
30
Mean
59.50
68.50
Normal Parametersa,b
Std. Deviation
8.645
9.206
Absolute
.196
.219
Most Extreme Differences
Positive
.196
.181
Negative
-.190
-.219
Kolmogorov-Smirnov Z
1.072
1.197
Asymp. Sig. (2-tailed)
.201
.114
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel di atas normalitas nilai hasil belajar atas frekuensi
nilai siklus I diperoleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p-value = 0,201>α =0,05
15. dan normalitas nilai hasil belajar atas frekuensi nilai siklus II di diperoleh nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value = 0,114 > α = 0,05. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut maka hipotesis nol ditolak, artinya data berdistribusi normal.
Jika digambarkan dengan grafik akan terbentuk
sebuah kurva normal tampak seperti gambar di bawah ini.
Distribusi Pengujian
Normalitas
Asymp. Sig. (2-tailed)
α = 0,05
Gambar 7. Pengujian p-value pada level of significance α = 0,05
Selain itu tabel 14 juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata siklus I =
59.50 dan siklus II nilai rata-rata = 68.50. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata pada kedua siklus tersebut. Adapun besaran
perbedaannya bisa dilihat melalui perhitungan One-Sample Test, dan diperoleh
analisis data sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Analisis Uji t Nilai Hasil Belajar
One-Sample Test
Test Value = 0
t
df Sig. (2Mean
95% Confidence
tailed) Difference
Interval of the
Difference
Lower
Upper
SIKLUS I
37.696 29
.000
59.500
56.27
62.73
SIKLUS II
40.757 29
.000
68.500
65.06
71.94
Hasil uji Siklus I pada tabel diatas menunjukkan bahwa t-hitung (37.696) ≥. ttabel (2.045) pada df = 29, sig 5 % . Selanjutnya dengan melihat hasil ujian pada
Siklus II, t-hitung mengalami peningkatan yaitu = 40.757, sedang kan t-table df = 29,
sig 5 % = 2.045. Artinnya t-hitung (40.757) ≥. t-tabel (2.045). Juga berdasarkan tabel
15 diperlihatkan bahwa perbedaan (selisih) nilai rata-rata (mean difference) siklus
I atas siklus II sebesar 9, menunjukkan adanya kenaikan nilai rata-rata. Maka
diperoleh hipotesis bahwa melalui software Geogebra secara signifikan pada
0.000 dapat meningkatkan hasil belajar materi Lingkaran.
Catatan secara keseluruhan dari nilai persentase ketuntasan hasil belajar
individu, nilai ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas pada siklus I, belum
dapat meningkatkan hasil belajar yang cukup signifikan. hal ini disebabkan siswa
masih belum beradaptasi dengan baik terhadap penggunaan software Geogebra.
Untuk lebih meningkatkan hasil belajar, pelaksanaan tindakannya
adalah berlanjut ke-pelaksanaan Siklus II yakni demi mendapatkan ketuntasan
klasikal ≥ 85% dan ketuntasan nilai matematika individu ≥ 65. Hasilnya nilai ratarata ketuntasan pada Siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga
didapatkan ketuntasan klasikal 86,7%. Berdasarkan pengamatan hal tersebut
disebabkan siswa sudah memahami proses pembelajaran materi lingkaran dengan
16. menggunakan software Geogebra. Siswa sudah bisa memanfaatkan umpan balik
perangkat pembelajaran baik dari peralatan komputer maupun buku paket sebagai
referensi untuk mengatasi masalah yang menjadi kendala dalam pembelajaran.
Efeknya adalah siswa mendapatkan ilmu atau cara baru dalam memecahkan
sebuah masalah dalam pembelajaran maupun pengerjaan lembar kegiatan siswa.
Dengan kriteria ketuntasan minimal hasil belajar pada akhir siklus II sudah
mencapai persentase yang diinginkan yaitu lebih dari 85%, serta melihat hasil
perhitungan SPSS melalui t-test didapat signifikansi pada taraf 0.00 dapat diartikan
bahwa melalui software Geogebra berhasil secara signifikan meningkatkan hasil
belajar materi Lingkaran. Dengan demikian asumsi akhir adalah Penelitian
Tindakan Kelas dihentikan pada siklus II.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh nilai rata-rata materi
lingkaran sebesar 59,5 pada siklus I menjadi 68.5 pada siklus II. Ketuntasan belajar
siswa juga menunjukkan peningkatan dari 43.3% pada siklus I menjadi 86,7% pada
siklus II dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Bahkan setelah melalui uji-t
terbukti signifikan t-hitung siklus I (37.696) ≥ t-tabel (2.045), dan t-hitung siklus II
(40.757) ≥ t-tabel (2.045). Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
observasi dan hasil refleksi, diperoleh signifikan adanya peningkatan hasil belajar
matematika melalalui software Geogebra pada materi lingkaran.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika sebagai berikut :
a) Untuk Guru, perlu ada penggunaan alternatif pemecahan masalah penyelesaian
soal-soal matematika yang dianggap rumit bagi sebagian siswa, dan bisa
dikerjakan lebih cepat. Salah satunya melalui software Geogebra.
b) Untuk siswa, agar bisa mempertahankan minimal kondisi yang sama seperti yang
dilakukan dalam penelitian yang terdapat pada siklus II, sehingga didapatkan
hasil belajar sesuai dengan harapan.
c) Untuk peneliti, agar bisa menggunakan software Geogebra dalam proses
pembelajaran secara lebih professional.
17. DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono, 2010. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ary.D, Jacobs.L,Razavieh.A at al. 2006. Introduction to Research in Education
(7th ed).Canada. Thomson Wadsworth.
C. Trihendradi, 2012. Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik, Yogyakarta:
C.V Andi Offset.
Hamzah B. Uno, 2012, Assessment Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara
________ , 2011, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
H. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Hasyim Mulyono, 2008, Buku Pintar Komputer, Jakarta: Kriya Pustaka
Iskandar Agung, 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru, Jakarta:
Bestari Buana Murni
Iskandar, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat-Jakarta: Gaung Persada(GP)
Press.
Markus Hohenwarter, Judith Hohenwarter, 2008, Geogebra Help 3.2 dalam terjemahan
Aam Sudrajat (versi elektronik) diakses (http://www.geogebra.org/help/search.
html) pada tanggal 20 Januari 2013.
Nana Sudjana, 1989, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor. 41, 2007, Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: (versi elektronik)
diakses dari (http://www.pendidikan-diy.go.id/file /mendiknas/47/pdf.) pada tanggal
20 Januari 2013.
Riduwan, 2011, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula, Bandung: Alfabeta
Sarwiji Suwandi, 2011, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) &Penulisan Karya
Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.