1. JENIS – JENIS PETA UNTUK
KEBUTUHAN PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
Mengenali jenis-jenis peta dalam PWK
Oleh Kelompok 4 :
Calvin Sozanolo Telaumbanua (14109003)
Yubelvitian Telaumbanua (10109 )
Usia Raja Halawa (12109 )
Willem Nobel P. Ndruru (13109008)
Hendraman J. Gulo (14109001)
Satrio wau (141090 )
Rey Renaldo (141090 )
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas
Teknik Sipil & Perencanaan
Institut Teknologi Medan
2. Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatnya yang telah Ia
berikan Kepada kita. Sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tanpa ada hambatan dan masalah yang
berarti.
Dengan di susun nya makalah ini, kami berharap teman-teman yang berada di bidang Perencanaan
Wilayah dan Kota (PWK) lebih mengenal Jenis-jenis peta yang akan di gunakan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah. Ya, tentu saja kami berharap Makalah ini dapat berguna bagi teman-teman yang
membutuhkannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten. Amin.
Medan, 8 Mei 2015
Hormat Kami
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II : ISI
2.1 Pengertian peta .................................................................... 5
2.2 Jenis-jenis peta .................................................................... 5
2.3 Fungsi sebuah peta .................................................................... 7
2.4 Syarat serta unsur peta .................................................................... 8
BAB III: PETA RENCANA UMUM TATA RUANG .................................................. 13
BAB IV:PETA RENCANA RINCI TATA RUANG ..................................................... 20
BAB V: PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................... 23
Saran .................................................................................................................... 24
4. 4
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan akan peta telah berkembang pesat baik itu peta Digital maupun
peta kontrofesional. Peta-peta ini digunakan oleh lembaga-lembaga, instansi
pemerintahaan, perusahaan, hingga ke kalangan masyarakat. Peta-peta ini digunakan
untuk kepentigan dan kebubutuhan masing-masing. Tidak jarang tenaga-tenaga ahli
pembuat peta sering kali digunakan untuk membuat sebah peta.
Tidak terlepas dari itu, Perencanaan wilayah juga sangat membutuhkan yang namanya
Peta. Dalam kehidupan sehari hari di maysarakat peta seakan tidak ada manfaatnya
karena memang jarang sekali digunakan. Namun dalam dunia pariwisata dan
penjelajahan peta sangat diperlukan. Selain itu juga peta sangat berguna bagi kegiatan-
kegiatan di dunia kerja baik itu berupa penataan, proyek, dsb. Peta pada zaman
sekarang dapat digunakan kalangan-kalangan umum untuk melihat lokasi mereka
berada serta kegunaan peta sebagai batas-batas tiap-tiap daerah serta dapat melihat apa
saja kegiatan yg ada di dalamnya. Peta juga tidak lepas dari perkembangan zaman
karna peta sekarang tidak hanya dalam bentuk gambar melainkan dapat dilihat secara
langsung melalaui internet.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Peta?
2. Apa saja komponen-komponen, syarat dan unsur sebuah peta?
3. Apa saja peta rencana umum tata ruang?
4. Apa saja peta rencana rinci tata ruang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja pengertian,
komponen dan syarat-syarat sebuah peta
5. 5
Bab 2
PENGERTIAN, KOMPONEN, SYARAT &
UNSUR PETA
2.1 PengertianPeta
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan datar,
dan diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas.
Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada dasarnya
peta mempunyai arti yang sama. Berikut pengertian peta dari para ahli.
1. Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan.
2. Menurut Aryono Prihandito (1998)
Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang
datar melalui system proyeksi tertentu.
3. Menurut Erwin Rainsz (1948)
Peta adlah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan
ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan pada tingkatan pembangunan.
Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (Digital Map), yaitu peta yang berupa gambaran
permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Biasanya peta digital ini
dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information System). Ilmu yang
mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam
bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.
2.2 Jenis-jenis Peta
1. Berdasarkan Sumber Datanya
a. Peta Induk (Basic Map)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat
dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
6. 6
b. Peta Turunan
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada,
sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tudak bisa
digunakan sebagai peta dasar.
2. Berdasarkan isi Data yang disajikan
a. Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan
bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan
relief permukaan bumi yang dipetakan.
Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
1) Peta Topografi: peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar
dalam bentuk garis kontur. Garis kontur yaitu garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama
Sifat-sifat garis kontur pada peta topografi antara lain sebagai berikut.
Semakin rapat jarak antargaris kontur, menunjukan semakin curam daerah
tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila jarak antargaris konturnya jarang, maka
tempat tersebut adalah landai.
Bila ditemukan ada garis kontur yang bergigi, hal tersebut menunjukkan di
daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.
2) Peta Chorografi: peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh
peta chorografi adalah atlas.
3) Peta Dunia: Peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah
yang sangat luas.
7. 7
b. Peta Tematik (Peta Khusus)
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus.
Misal peta Geologi, peta pegunungan lahan, peta persebaran objek wisata, peta
kepadatan penduduk, dan sebagainya. Salah satu contoh peta Tematik yaitu peta
pegunungan lahan. Peta ini merupakan peta yang khusus menunjukan persebaran
penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan.
3. Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster/teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5.000 peta kadaster ini
sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk
perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagiannya.
b. Peta skala besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini
digunakan untuk perencanaan wilayah.
c. Peta skala sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta skala kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta Geografi/Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
2.3 Fungsi Pembuatan Peta
a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam hubungannya
dengan tempat lain ) di permukaan bumi.
b. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya
bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi terlihat dari peta.
c. Menyajikan data tentang potensi suatu daeah.
d. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak
di atas permukaan bumi.
Gambar: contoh peta penggunaan lahan
8. 8
2.4 Syarat Serta Unsur dari Peta
Setiap peta yang benar yakni harus memenuhi beberapa unsur dan beberapa syarat. Yang
dimaksud dengan Syarat peta adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi dalam membuat atau
menggambar peta sehingga dihasilkan peta yang baik, benar, dan pastinya menarik. Sedangkan yang
dimaksud dengan Unsur peta adalah hal hal atau bagian yang harus terdapat dalam gambar peta yang
baik dan benar. Apa saja syarat syarat dari peta ? dan apa saja unsurnya ? berikut :
1. Syarat syarat peta
Syarat syarat menggambar peta harus dipenuhi agar menghasilkan peta yang baik dan
benar. Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menggambar peta antara lain adalah:
Equivalent.
Apa yang dimaksud dengan equivalent ? Equivalnet artinya luas daerah pada peta harus
sesuai dengan luas daerah yang sebenarnya di tempat atau lapangan.
Equidistant
Apa yang dimaksud dengan Equidistant ? Equidistant artinya adalah jarak daerah pada
peta harus sesuai dengan jarak daerah yang sebenarnya di lapangan dengan perbandingan
sekala yang tepat.
Conform
Apa yang dimaksud dengan conform ? Conform artinya adalah bentuk dari daerah
tersebut yang tergambar pada peta harus sesuai dengan bentuk daerah sesungguhnya di
lapangan.
Peta harus mudah dipahami sehingga tidak membingungkan orang yang membaca
atau melihat atau pengguna peta tersebut. Penyajian informasi pada peta haruslah lengkap,
teliti, dan sistematis.
2. Unsur Peta
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, yang dimaksud dengan unsur peta adalah
segala sesuatu yang harus ada pada peta atau bagian bagian yang harus terdapat pada peta.
Jika ada salah satu unsur peta yang tidak terpenuhi, maka peta tersebut tidak baik atau kurang
baik. Berikut adalah beberapa unsur dari peta yang harus terdapat dalam peta.
1. Judul Peta
Judul dari peta mencerminkan isi utama dari peta, misalnya peta yang berjudul "Peta
Indonesia" berarti peta tersebut isinya tentang keadaan dari negara Indonesia.
2. Skala Peta
Skala Peta menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan. Contoh peta berskala 1:1000.000, berarti 1 cm jarak di peta sama dengan 1 juta cm
atau 10km jarak dilapangan atau jarak sebenarnya. Berdasarkan bentuknya, skala peta
dikelompokkan menjadi dua yakni skala garis dan skala angka.
Skala Garis (Skala grafis)
9. 9
Pengertian dari skala garis adalah skala peta yang berbentuk garis dengan
ukuran perbandingan tertentu. Skala garis biasanya diletakkan pada bagian
dalam peta pokok di atas legenda atau didalam kolom legenda.
Skala Angka (Skala Numerik)
Merupakan skala yang berupa angka angka atau berbentuk angka. skala
angka bisanya diletakan pada bagian ats legenda atau didalam kolom legenda.
Berikut adalah contoh dari sekala angka :
Peta bersekala 1:400.000. Artinya 1cm pada peta sama dengan 400.000 cm (4km) di
permukaan bumi.
3. Penunjuk Arah atau Orientasi
Secara umum peta menggunakan orientasi utara artiya adalah bagian atas pada peta
selalu menunjukkan arah utara. Bentuk atau simbol orientasi arah peta bermacam macam,
salah satunya berupa anak panah dengan huruf U pada bagian atasnya.
Orientasi arah pada peta biasnaya diletakkan di bagian mana saja yang kosong pada
ruang dalam peta utama.
4. Simbol peta atau Lambang Peta
Simbol peta atau lambang peta ini ada berbagai macam simbol, penegrtian dari simbol
peta adalah tanda tanda khsus pada peta yang mewakili objek yang dipetakan. Tujuan dari
penggunaan simbol pada peta adalah untuk memudahkan pemakai peta dalam membaca dan
memahami isi dari peta itu sendiri. Berdasarkan bentuknya, simbol peta dikelompokkan
menjadi 4 berikut adalah penjelasanya :
1) Simbol titik
Simbol titik pada peta terdiri
atas bermacam macam ukuran dan
bentuk, ada yang berbentuk kotak,
segitiga, lingkaran, dan bentuk
lainya.
2) Simbol Garis
Gambar simbol titik peta
10. 10
gambar simbol garis pada peta
Simbol garis berbentuk bermacam macam garis, Antara lain yakni : garis tebal, garis putus
putus, garis sejajar, tanda tambah dan titik, tanda tambah dan kurang, dan lainya.
3) Simbol Warna
Gambar simbol warna peta
Warna yang digunakan tidak setiap warna yang dapat digunakan, hanya warna warna
khusus yang digunakan. beberapa warna memiliki makna atau arti tertentu yang
menggambarkan keadaan alam yang tergambar pada peta. Keadaan alam dan kenampakan
sosial yang bisa dituliskan dengan simbol warna antara lain adalah : hasil budaya manusia
(seperti : kota, jalan, candi, danlainya), dataran tinggi, dataran rendah, perairan, dan lain
sebagainya.
11. 11
4) Simbol Area Atau wilayah
Gambar Simbol Area Peta
Bukan sembarangan gambar yang dapat digunakan untuk simbol peta bagian ini,
bentuk gambar unruk simbol peta adalah gambar gambar tertentu, seperti : pohon kelapa,
padi, hewan, dan lain sebagainya. Gambar yang digunakan juga bukan gambar
sebenarnya, biasanya dalam bentuk ilustrasi saja. Srtiap bentuk gambar pada simbol peta
melambangkan keadaan benda yang digambar pada daerah uang dipetakan.
3. Garis Astronomis
Garis astronomis merupakan garis lintang dan garis bujur dengan angka derajat yang
dituliskan pada tepi garis peta. Gris Astronomis merupakan garis khayal yang sebenarnya
tidak ada di permukaan bumi. GAris astronomis perlu dibuat pada peta, karena sangat penting
dan sangat besar manfaatnya. Apa saja fungsi darigaris astronomis ? berikut :
Garis Lintang dan bujur untuk mencari lokasi suatu tempat atau daerah
Garis bujur untuk menentukan daerah waktu di daerah yang dipetakan
Garis Lintang untuk menentukan daerah iklim matahari daerah yang dipetakan.
4. Inset
Inset adalah peta kecil di dalam peta pokok yang fungsinya sebagai penunjuk lokasi
daerah yang dipetakan terhadap daerah lain yang lebih luas. Terkadang inset di dalam peta
pokok terutama tempat yang kosong. Inset digambar dengan skala yang berbeda dengan skala
peta pokok
5. Lettering
Merupakan pengangkaan (angka) dan pemberian tulisan pada sebuah peta. Setiap peta
pasti terdapat tulisan angka atau huruf yang memberi penjelasan setiap kenampakan yang
tergambar pada sebuah peta. Tulisan biasnaya digunakan untuk menuliskan nama sungai,
danau, kota, dan nama lainya. Angka peta biasnaya digunakan untuk menulis angka derajat
dan ketinggian suatu tempat.
12. 12
6. Legenda
Legenda merupakan unsur atau bagian peta yang berisi keterangan simbol simbol peta.
Tempat legenda pada peta terdapat pada peta utama di tempat yang longgar / luas.
13. 13
BAB III
PETA RENCANA UMUM TATA RUANG
Sebagaimana tercantum dalam “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG”,
Pasal 2
(1) menegaskan bahwa Perencanaan Tata Ruang dilakukan untuk menghasilkan:
a. rencana umum tata ruang; dan
b. rencana rinci tata ruang.
Pasal 3
Rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang termasuk rencana tata ruang kawasan
perkotaan, kawasan perdesaan, dan kawasan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dituangkan
dalam Peta Rencana Tata Ruang. Bagian Kedua Peta Rencana Tata Ruang Paragraf 1 Umum
Pasal 4
(1) Peta Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi:
a. Peta Rencana Struktur Ruang; dan
b. Peta Rencana Pola Ruang.
(2) Selain Peta Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditetapkan Peta
penetapan kawasan strategis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yang berarti semua Bentuk dari Rencana Tata Ruang baik itu umum dan rinci, serta rencana tata
ruang kawasan perkotaan, kawasan pedesaan, dan kawasan lainnya dituangkan dalam Peta
Rencana Tata Ruang.
A. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah nasional digambarkan dengan menggunakan:
a) sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b) Peta Dasar Skala Minimal 1:1.000.000;
c) Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional; dan
d) Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA
RUANG.
Pasal 12
1) Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) huruf b meliputi:
a. kerincian kelas unsur; dan
b. simbolisasi.
14. 14
2) Kerincian kelas unsur dan simbolisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
3) Dalam hal diperlukan perubahan penggambaran kerincian kelas unsur
dan simbolisasi pada Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
penentuan kerincian kelas unsur dan simbolisasi dilakukan oleh Kepala
Badan dengan berkoordinasi bersama kementerian/lembaga pemerintah
non kementerian terkait.
4) Perubahan penggambaran kerincian kelas unsur dan simbolisasi pada
Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diusulkan oleh
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian atau Badan.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai perubahan terhadap penggambaran
kerincian kelas unsur dan simbolisasi diatur dengan peraturan Kepala
Badan.
B. Peta Rencana Tata RuangWilayahProvinsi
2. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:250.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah
provinsi; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
3. Dalam hal wilayah provinsi memiliki pesisir dan laut, Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah provinsi dapat dilengkapi dengan Data Batimetri.
4. Dalam hal wilayah provinsi berbatasan dengan wilayah provinsi lain, Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah provinsi disusun setelah berkoordinasi dengan pemerintah
provinsi yang berbatasan langsung.
5. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digambarkan dengan penggambaran wilayah provinsi ditambah dengan wilayah
provinsi yang berbatasan langsung dalam Koridor 5 (lima) kilometer sepanjang garis
perbatasan.
C. Peta Rencana Tata RuangWilayahKabupaten
1. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:50.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
15. 15
2. Dalam hal wilayah kabupaten memiliki pesisir dan laut, Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah kabupaten dapat dilengkapi dengan Data Batimetri.
3. Dalam hal wilayah kabupaten berbatasan dengan kabupaten/kota lain, Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah kabupaten disusun setelah berkoordinasi dengan pemerintah
kabupaten/kota yang berbatasan langsung.
4. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digambarkan dengan penggambaran wilayah kabupaten ditambah dengan wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan langsung dalam Koridor 2,5 (dua koma lima)
kilometer sepanjang garis perbatasan.
D. Peta Rencana Tata RuangWilayahKota
1. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:25.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota;
dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
2. Dalam hal wilayah kota memiliki pesisir dan laut, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
kota dapat dilengkapi dengan Data Batimetri.
3. Dalam hal wilayah kota berbatasan dengan kabupaten/kota lain, Peta Rencana Tata
Ruang Wilayah kota disusun setelah berkoordinasi dengan pemerintah
kabupaten/kota yang berbatasan langsung.
4. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digambarkan dengan penggambaran wilayah kota ditambah dengan wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan langsung dalam Koridor 2,5 (dua koma lima)
kilometer sepanjang garis perbatasan.
Sistem jaringan prasarana jalan pada Peta struktur ruang wilayah kota harus
digambarkan mengikuti terase jalan yang sebenarnya.
20. 20
BAB IV
PETA RENCANA RINCI TATA RUANG
A. Peta Rencana Tata RuangWilayahPulau/Kepulauan
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah pulau/kepulauan digambarkan dengan
menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:500.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah
pulau/kepulauan; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
B. Peta Rencana Tata RuangKawasanStrategisNasional
1. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis nasional merupakan penjabaran dari
Peta Sebaran Kawasan Strategis nasional dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
nasional.
2. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis nasional digambarkan dengan
menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar pada Skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau sesuai
kebutuhan;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis nasional; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam
3. Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
C. Peta Rencana Tata Ruang KawasanStrategis Provinsi
1. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis provinsi merupakan penjabaran dari
Peta Sebaran Kawasan Strategis provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
provinsi.
2. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis provinsi digambarkan dengan
menggunakan:
a. referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
21. 21
b. Peta Dasar pada Skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau sesuai
kebutuhan;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis provinsi; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
3. Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b wajib dikonsultasikan
kepada Kepala Badan.
D. Peta Rencana Tata Ruang KawasanStrategis Kabupaten
1. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kabupaten merupakan penjabaran dari
Peta Sebaran Kawasan Strategis kabupaten dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten.
2. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kabupaten digambarkan dengan
menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar pada Skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau sesuai
kebutuhan;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis kabupaten; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
3. Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b wajib dikonsultasikan
kepada Kepala Badan.
E. Peta Rencana Tata RuangKawasanStrategisKota
1. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kota merupakan penjabaran dari Peta
Sebaran Kawasan Strategis kota dalam Rencana Tata Ruang Wilayah kota.
2. Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kota digambarkan dengan
menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar pada Skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau sesuai
kebutuhan;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis kota; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
3. Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b wajib dikonsultasikan
kepada Kepala Badan.
Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kota memuat unsur dengan tingkat kedetilan geometris
sesuai dengan Skala yang ditetapkan.
22. 22
F. Peta Rencana DetailTata Ruang Kabupaten/Kota
1. Peta Rencana Detail Tata Ruang kabupaten/kota digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar dengan Skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan
dan/atau tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Detail Tata Ruang
kabupaten/kota; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
2. Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib dikonsultasikan
kepada Kepala Badan.
23. 23
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Rencana Tata Ruang baik itu Umum maupun Rinci, telah di atur oleh Peraturuan
Pemerintah yang setiap tahunnya diatur dan di ubah oleh Pemerintah sesuai dengan
Kebutuhan yang berkembang. Setiap Rencana Tataruang Umum dan Rinci di tuangkan ke
dalam Peta Tata Ruang.
24. 24
DAFTAR PUSTAKA
SMAN 104 Jakarta.2014.http://geografi.sman104jkt.sch.id/pengertian-fungsi-dan-jenis-peta/.
Mei 2015
http://www.gerbangilmu.com/2015/01/pengertian-syarat-dan-unsur-peta-lengkap-
dengan-gambar.html. Mei 2015
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013
TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG