2. Pengertian Tenaga
Kerja
1
“Tenaga Kerja
menurut KBBI”
2
3
- Daya yang dapat menggerakkan sesuatu
- Kegiatan bekerja, berusaha dsb
- Orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu
Sedangkan kerja artinya kegiatan melakukan sesuatu.
Sumber daya Manusia (human resource) adalah tenaga kerja
yang mampu bekerja melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai
ekonomis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga kerja (man power) adalah semua penduduk dalam
usia kerja (working age population).
3. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja
Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh
Badan Pusat Statistik adalah The Labor Force Concept yang disarankan oleh International
Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu
penduduk Kelompok Umur kerja dan penduduk bukan Kelompok Umur kerja. Selanjutnya,
penduduk Kelompok Umur kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan
kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah
Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Definisi yang berkaitan dengan penerapan
konsep tersebut di Indonesia dijelaskan dalam uraian berikut :
1. Penduduk Kelompok Umur kerja adalah penduduk berumur 15tahun dan lebih.
2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk Kelompok Umur kerja (15
tahun dan lebih) yang bekerja atau puny pekerjaan namun sementara tidak bekerja
dan pengangguran.
3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk Kelompok Umur
kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau
melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
4. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….
4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapata atau keuntungan, paling sedikit
1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula
kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
5. Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang yang
mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja
karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok kerja dan
sebagainya.
Contoh:
a. Pekerja tetap, pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti,
sakit, mogok kerja, mangkir, mesin/peralatan perusahaan mengalami kerusakan dan
sebagainya.
b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan
sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panen atau musim hujan untuk
menggarap sawah).
c. Pekerja profesional (mempunyai keahlian tertentu/khusus) yang sedang tidak bekerja
karena sakit, menunggu pekerjaan berikutnya/pesanan dan sebagainya. Seperti
dalang, tukang cukur, tukang pijat, dukun, penyanyi komersial dan sebagainya.
5. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….
5.
a.
b.
c.
Penganggur terbuka, terdiri dari :
Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. (lihat pada “ An ILO
Manual on Concepts and Methods”)
Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut
sedang mencari pekerjaan, seperti mereka :
a) Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
b) Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang
berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
c) Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan lain.
Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan, jadi
mereka yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan yang permohonannya telah
dikirim lebih dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan asalkan
seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan yang dicari. Mereka yang sedang
bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain tidak dapat disebut
sebagai penganggur terbuka.
6. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja….
Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang “baru”, yang bertujuan untuk
memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa
memperkerjakan buruh/pekerja dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan yang
dimaksud adalah apabila “tindakannya nyata” seperti : mengumpulkan modal atau
perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya,
telah/sedang dilakukan.
a) Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat dan baru
mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha.
b) Mempersiapkan suatu usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha
sendiri (own account worker) atau sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak
dibayar atau sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar.
Penjelasan: Kegiatan mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan tidak terbatas dalam
jangka waktu seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu yang lalu
asalkan seminggu yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatu kegiatan usaha.
7. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
6. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap
jumlah angkatan kerja
7. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari
35 jam seminggu). Pekerja tidak penuh terdiri dari :
a. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang
dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima
pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran terpaksa).
b. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang
dari 35 jam seminggu) tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima
pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela)
8. Mengurus Rumah Tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah tangga tanpa
mendapatkan upah, misalnya : ibu-ibu rumah tangga dan anaknya yang membantu
mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah
walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja
9. Kegiatan Lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni mereka yang
sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang tidak
melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu.
8. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
10. Jumlah Jam Kerja Seluruh Pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang
digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat
resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu
yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung mulai berangkat dari
rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja,
seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya.
11. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari kegiatan/usaha/ perusahaan/kantor
tempat seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.
12. Jenis Pekerjaan/Jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja.
Jenis pekerjaan pada publikasi ini didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan
Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88.
13. Upah/Gaji Bersih adalah imbalan yang diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan
baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Imbalan
dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/gaji bersih yang dimaksud
tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak
penghasilan dan sebagainya.
9. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
14. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di
suatu unit usaha/kegiatan. Mulai tahun 2001 status pekerjaa dibedakan menjadi 7
(tujuh) kategori yaitu :
a. Berusaha Sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam
rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak
dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
b. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tak Dibayar, adalah bekerja atau berusaha
atas resiko sendiri dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja
tidak tetap.
c. Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan
memperkerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.
d. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang
maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongka sebagai
buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan
tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan
terakhir. Khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya
instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.
10. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
e. Pekerja Bebas di Pertanian, apabila seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di
usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga
atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian
meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan
dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan, adalah orang atau pihak yang
memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati.
f. Pekerja Bebas di Non Pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir), di
usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun dengan borongan.
Usaha non pertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air,
sektor konstruksi/bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan
komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa
perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.
Huruf (e) dan (f) yang dikembangkan mulai publikasi 2001, pada tahun 2000 dan
sebelumnya dikategorikan pada huruf (d) dan (a) (huruf e termasuk dalam d dan huruf f
termasuk dalam a).
11. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
g. Pekerja Keluarga/Tak Dibayar, adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain
yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
Pekerja tak dibayar tersebut terdiri dari :
1) Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu
suami/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.
2) Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili
yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar.
3) Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya dan
tidak dibayar.
15. Bekerja di Subsektor Tanaman Pangan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan
tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi subsektor tanaman pangan.
16. Bekerja di Subsektor Hortikultura adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan
tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi subsektor hortikultura.
12. Konsep dan Difenisi Tenaga Kerja…
17. Bekerja di Subsektor Perkebunan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan
tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi subsektor perkebunan.
18. Bekerja di Subsektor Peternakan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan
tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi subsektor peternakan.
19. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah satu indikator penting yang digunakan untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas
dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu
atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tatrun. PDB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku
dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
13. Diagram Struktur
Penduduk
Penduduk Umur
15+ Tahun
Bukan Angkatan Kerja
(Non Labor Force)
Angkatan Kerja
(Labor Force)
Sekolah
Ibu Rumah Tangga
Pensiun
Lain-lain
Mencari Pekerjaan/
Menganggur (Unemployed)
Bekerja (Employed)
Bekerja Penuh
(Fully Employed)
Setengah Menganggur
(Under Employed)
Setengah Menganggur
Kentara
Setengah Menganggur
Tidak Kentara
14. PERKEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN
Secara umum perkembangan tenaga kerja sektor pertanian dari tahun ke tahun
mengalami perubahan. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar dapat diartikan telah terjadi
penambahan jumlah tenaga produktif dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar
berarti makin besar ukuran pasar tenaga kerjanya. Namun demikian, pertumbuhan
penduduk berdampak positif maupun negatif bagi pembangunan ekonomi tergantung
pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara
produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut.
Tenaga kerja sektor pertanian tahun 2007 mencapai 38,13 juta orang, tahun 2008
mengalami kenaikan menjadi 38,36 juta (0,23%). Tahun 2009 naik lagi menjadi 38,61 juta
orang. Tahun 2010 kembali naik lagi menjadi 38,70 juta orang atau naik sebesar 0,09%,
kemudian pada tahun 2011 menurun menjadi 36,54 juta atau menurun sebesar 5,57%.
Rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap angkatan kerja Nasional pada kurun waktu
2007-2011 sebesar 33,84% dari keseluruhan tenaga kerja nasional yang bekerja. Selama
lima tahun terakhir terjadi kecenderungan penurunan kontribusi tenaga kerja sektor
pertanian terhadap tenaga kerja Nasional Penurunan kontribusi penyerapan tenaga kerja
sektor pertanian terhadap keseluruhan angkatan kerja nasional tidak sejalan dengan
meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional. Berkenaan dengan hal
tersebut, maka sektor pertanian perlu melakukan perbaikan, mengingat sektor pertanian
merupakan sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
15. Karakteristik Tenaga Kerja Dalam Usahatani
Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karekteristik yang sangat berbeda dengan
tenaga kerja di bidag usaha lain yng selain pertanian. Karakterisik menurut Tohir (1983)
adalah sebagai berikut:
• Keperluan akan tenaga kerja dalam ushatani tidak kontinyu dan tidak merata.
• Penyerapan tenaga kerja dalam usaha tani sangat terbatas.
• Tidak mudah distandarkan, dirasioalkan, dan dispesialisasikan.
• Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Karakteristik diatas akan memerlukan sistem-sistem menejerial tertentu yang harus
dipahami sebagai usaha peningkatan usahatani itu sendiri. Selama ini khususnya di
Indoesia sistem menejerial bisanya masih sangat sederhana
16. Peranan Petani
Tenaga kerja usahatani keluarga bisanya terdiri atas petani beserta keluarga dan tenaga kerja
dari luar yang semuanya berperan dalam usaha tani. Menurut Mosher (1968) petani berperan
sebagai manajer, juru tani, dan manusia biasa yang hidup di dalam masyarakat. Petani sebagai
manajer akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus
dipilih untuk diusahakan. Petani harus menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan
diusahakan, menetukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang
biaya, mengusahakan permodalan. Untuk itu, diperlukan ketrampilan, pendidikan, dan
pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam keyataannya untuk memilih usaha apa yang akan dilakukan, terdapat kompromi antara
bapak dan ibu tani. Hal tersebut penting dalam penyuluhan. Jika ingin yang disuluhkan dapat
mengena maka pendekatanya adalah kepada keduanya, yaitu bapak dan ibu tani. Petani sebagai
anggota masyarakat yang hidup dalam suatu ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan keluarganya. Disamping itu, petani juga harus berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat atas diri dan keluarganya. Sebaliknya, petani juga membutuhkan bantuan
masyarakat disekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan bantuan terhadap masyarakat
disekelilingnya tergantug pada teknologi yang digunakan dan sifat masyarakat setempat. Dalam
praktiknya, peranan-peranan tersebut saling tekait, tetapi pasti ada salah satu yang menonjol.
Sebagai contoh, pada suatu daerah tidak terdapat jenis komoditas a, b, dan c padahal
sebetulnya sangat cocok dengan iklim dan jenis tanah setempat dan harganya pun tinggi.
Setelah diteliti ternyata komoditas a, b, dan c tersebut tidak umum diusahakan, bahkan tabu
bagi daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peranan petani sebagi manajer sangat lemah,
tetapi peranan petani sebagi anggota masyarakat sangatlah menonjol.
18. Tenaga Kerja
Manusia
Dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia
dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat
kemampuannya.
Tenaga kerja manusia dipengaruhi :
- Umur
- Tingkat kecukupan
- Pendidikan
- Tingkat kesehatan
- Keterampilan
- Faktor alam (iklim dan kondisi lahan)
- Pengalaman
19. Jenis tenaga kerja…
Tenaga Kerja ternak digunakan untuk pengolahan tanah dan untuk angkutan.
Tenaga Kerja Mekanik untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan,
penanaman serta panen.
Tenaga mekanik bersifat substitusi, pengganti tenaga ternak atau manusia.
20. SUMBER TENAGA KERJA
Tenaga kerja dalam keluarga (anak, saudara lainnya
yang berkaitan dengan keluarga).
Tenaga kerja luar keluarga :
a) Tenaga Kerja upahan
b) Tenaga Kerja Gotong royong
c) Arisan Tenaga Kerja.
21. Tenaga Kerja Keluarga dan luar
Keluarga
Tenaga kerja usahatani keluarga biasanya terdiri atas petani beserta
anggota keluarga.
Peran anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja di samping
juga tenaga luar yang diupah.
Banyaknya sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani berbedabeda, tergantung jenis tanaman yang diusahakan. Banyak sedikitnya
tenaga luar tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga
luar tersebut.
22. Faktor yang mempengaruhi kegiatan kerja
tenaga luar
1.
a.
b.
c.
Sistem upah
sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu upah borong, upah waktu dan upah
premi. Masing-masing sistem tersebut akan mempengaruhi prestasi seseorang
tenaga kerja
Upah borongan adalah upah yg diberikan sesuai dengan perjanjian antara
pemberi kerja dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja
Upah waktu adalah upah yg diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja.
Ukuranya HOK
Upah premi adalah upah yg diberikan dengan memperhatikan produktivitas dan
prestasi pekerja.
23. Lanjutan…….. Faktro-faktor tenaga kerja luar….
2.
3.
4.
5.
Lamanya waktu kerja
Lamanya waktu kerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut, selain itu
juga dipengaruhi keadaan iklim suatu tempat tertentu.
Kehidupan sehari-hari
Kehidupan sehari-hari seorang Tenaga Kerja dapat dilihat pada keadaan
makanan / menu gizi, perumahan, kesehatan, serta keadaan lingkungannya.
Jika keadaannya jelek dan tidak memenuhi syarat makan akan berpengaruh
negatif terhadap kinerjanya
Kecakapan
Kecakapan seseorang menentukan kinerja seseorang. Prestasi orang yang lebih
capat lebih tinggi dibandingkan orang tidak cakap.
Kecakapan ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.
Umur tenaga kerja
Umur sesorang menentukan prestasi kerja orang tersebut. Semakin berat
pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula
prestasinya. Namun dalam hal tanggungjawab semakin tua umur tenaga kerja
semakin berpengalaman.
24. Ukuran Tenaga Kerja
Ukuran tenaga kerja diperlukan untuk menyusun perencanaan, menyusun anggaran,
menganalisis produktivitas atau efesiensi tenaga kerja.
Ukuran tenaga kerja biasanya dinyatakan dalam satuan waktu menurut jenis tenaga kerja
yang diukur. Mis HKP, HKW.
Jika tidak membedakan tenaga kerja pria atau wanita dinyatakan dengan orang yaitu
(HKO) dalam bentuk kecil misalnya jam JKP, JKW.
Satuan kerja dalam bentuk jam dapat di konversi ke hari kerja selama ada patokan jam
kerja per hari.
Misalnya satu hari kerja setara 7 jam kerja. Maka jika ada usahatani yang
memperkerjakan pria sebanyak 140 JKP setara dengan 20 HKP.
Jika satu bulan kerja setara dengan 25 hari kerja, maka jika ada usahatani yang
menggunakan tenaga wanita sebanyak 100HKW, berarti setara dengan 4 BKW(bulan kerja
wanita)
Satuan kerja lain yang mengacu kepada hitungan tahun. Dikenal ada satuan setara kerja
orang satu tahun (person Year Equivalen- PYE). Misalkan ada usahatani memperkerjakan
tenaga kerja 372 HKP dan satu bulan setara 25 HKP maka 372 HKP setara sengan
(372/25)/12 = 1.24 PYE
Besaran tersebut menyatakan bahwa usahtani tersebut telah menggunakan tenaga kerja
setara dengan 124 orang yang bekerja secara penuh sepanjang tahun.
Rumus PYE
=
Jumlah bulan kerja
12 bulan
25. Potensi & Pencurahan Tenaga
Kerja
Potensi tenaga kerja petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia pada
satu keluarga petani.
Menurut Rukasah (1974), untuk mengetahui potensi Tenaga Kerja keluarga harus
dilipatkan atau dikalikan pencurahannya dalam satu tahun. Seorang pria akan bekerja
300 hari kerja dalam setahun. Wanita 226 hari kerja dan anak 140 Hk. FAO
menggunakan 250 hari kerja pertahun.
YANG 1955 membuat konversi tenaga kerja yaitu membandingkan tenaga kerja pria sebagai
ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain di konversikan atau disetarakan dengan pria :
1 pria
= 1 hari kerja pria
1 Wanita = 0,7 hari kerja pria
1 ternak = 2 hari kerja pria
1 anak
= 0,5 hari kerja pria
26. Kebutuhan & Distribusi Tenaga
Kerja
Kebutuhan TK dapat diketahui dengan menghitung setiap kegiatan masing-masing
komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlahkan untuk seluruh usahatani.
Proses produksi pada usahatani sebagian besar merupakan proses biologis, konsekuensi
dari proses ini adalah bahwa kebutuhan kerja pada usahatani juga mengikuti ritme
proses biologis tersebut.
Contoh tabel pencatatan tabel kebutuhan kerja tanaman padi
Jenis Pekerjaan
Dalam Keluarga
Pria (HKP)
Persemaian
Pengolahan Tanah
Penanaman
Penyulaman
Pemupukan
Pengendalian HPT
Penyiangan II
Pengaturan Air
Panen
Pengangkutan
Wanita (HKW
Tenaga Kerja luar keluarga
Pria (HKP)
Upah (Rp/hari)
Wanita
(HKW)
Upah (Rp/hari)
27. Intensitas Tenaga Kerja
Adalah Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas
persatuan luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Intensitas Tenaga Kerja
1. Tingkat tekhnologi yang digunakan
Penerapan teknologi biologis dan kimia, umumnya lebih banyak dibutuhkan Tenaga Kerja
untuk pemakaian bibit unggul disertai dengan pemupukan dan pemberantasan hama
penyakit. Penerapan tekhnologi mekanis , umunya dapat menghemat Tenaga Kerja.
2. Tujuan dan Sifat usahatani
Untuk usahatani komersil yg sudah memperhatikan kualitas dan kuantitas dari segi
ekonomis akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak dari pada usahatani (subsistence)
3. Topografi dan Tanah
Pengolahan tanah pada daerah datar dengan jenis tanah yg ringan akan memerlukan
tenaga yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pengolahan tanah di daerah miring
dengan jenis tanah berat
4. Jenis Komoditas yang diusahakan
Jenis komoditas menentukan jumlah tenaga kerja. Pada umumnya tanaman semusim
lebih banyak membutuhkan tenaga kerja daripada tanaman tahunan. Distribusi tenaga
kerja pertahun dalam usahatani tidak merata karena tergantung pada musim.
Pada waktu tertentu jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia tidak dapt menyelesaikan
pekerjaan. Dilain waktu justru terjadi pengangguran
28. Efisiensi Tenaga Kerja
Satuan kerja diperlukan untuk mengukur efisiensi yaitu jumlah pekerjaan
produktif yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja.
Efesiensi suatu upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
sumber-sumber seminimal mungkin.
Efesiensi dapat itu dapat berarti ekonomis dan tekhnis.
Salah satu cara untuk mengukur efesiensi adalah produktivitas tenaga kerja.
29. Produktivitas Kerja
Adalah kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu output atau hasil kerja
persatuan kerja tertentu.
ILO produktivitas adalah perbandingan antara apa yang dihasilkan atau output dengan
apa yang dimasukan atau input.
Misalnya dinyatakan dalam Kg gabah kering panen per HKP
Produktivitas kerja persatuan kerja sering disebut prestasi kerja.
Efesiensi TK atau sering disebut produktifitas tenaga kerja dapat diukur dengn
memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari, dan luas lahan atau luas usaha
a.
Memperhatikan produksi
Produktivitas = Jumlah Produksi per ha
Jumlah Tenaga Kerja yg dicurahkan per ha
b.
Memperhatikan penerimaan per hari kerja
Penerimaan per hari kerja = Jumlah produksi fisik X harga per ha
Jumlah tenga kerja yg dicurahkan
c. Memperhatikan luas lahan/usaha
Efisiensi TK = Luas Usahatani
Jumlah Tenga Kerja yg dicurahkan per hari
30. Tenaga Kerja Sebagai Faktor
Produksi
Dalam dunia usaha Pertanian terdapat beberapa faktor produksi. Salah satunya
Faktor Tenaga Kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam produktivitas
pertanian. Pada awalnya, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan lahan pertanian
masih dilakukan oleh orang perorangan (keluarga inti), namun pada perkembangan
selanjutnya pemilik lahan pertanian akan menerima bantuan dari tetangga dikarenakan
tebaga kerja yang berasal dari keluarga tidak cukup untuk mengatasi masalah kekurangan
tenaga kerja sedangkan lahan yang harus dikerjakan luas. Dengan imbalannya pada saat
tetangga membutuhkan bantuan untuk lahan miliknya, mereka akan saling membantu.
Pada masa kini, pertanian yang luas merupakan permasalahan yang sangat komplek
yakni menyangkut 4 faktor produksi pertanian. Dalam hal faktor tenaga kerja petani
modern sudah menyewa tenaga kerja dengan imbalan upah. Dengan adanya mekanisasi
dalam bidang pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja manusia maupun hewan semakin
rendah. Walau demikian, yang meningkat adalah kebutuhan akan tenaga kerja manusia
yang berpotensi tinggi dan punya keterampilan dalam mengoperasikan alat-alat tersebut
31. Fungsi Petani sebagai Tenaga
Kerja
Dalam jangka pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variabel yang
penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.
Yang dimaksudkan disini adalah kedudukan petani dalam usahatani, yakni tidak hanya
sebagai penyumbang tenaga kerja (labour) melainkan menjadi seorang manajer pula.
Kedudukan si petani sangat menentukan dalam usahatani. Dalam usahatani yang semakin
besar, maka petani makin tidak mampu merangkap kedua fungsi itu. Fungsi sebagai
tenaga kerja harus dilepaskan, dan memusatkan diri pada fungsi sebagai pemimpin
usahatani (manajer)..
32. Tenaga Kerja sebagai Faktor
Produksi
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam
jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja
tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
33. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja
adalah:
1.) Tersedianya Tenaga Kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan
kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.
2.) Kualitas Tenaga Kerja
Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu
diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang
mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas.
Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses
produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya
tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut
3.) Jenis Kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi
pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu
seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam
34. 4.) Tenaga Kerja Musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan
pengangguran tenaga kerja musiman.Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga
terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi,2003). Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja
berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi
pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan
tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun
tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga
kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja
ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995). Soekartawi (2003),
Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong
dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja
yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO)
atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin
lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja bukan
manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja
traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor
tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya
lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi
daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003). Sebagai salah satu dari faktor produksi, dalam usaha
untuk meningkatkan produktivitas, SDM sangat dipengaruhi oleh pasar tenaga kerja, pertemuan antara
penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.
Berhasilnya usaha peningkatan produksi maupun faktor-faktor produksi menjadi salah satu ukuran bagi
kemajuan pembangunan ekonomi. Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan
penngkatan pendapatan petani. Kebijaksanaan dasar pembangunan pertanian mencakup aspek produksi,
pemasaran, dan kelembagaannya dan memungkinkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri.
35. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan
sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Peningkatan produktivitas faktor
manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat
tergantung pada kemajuan tenaga manusia yang memanfaatkannya.
Kualitas dan kemampuan dipengaruhi :
Tingkat pendidikan, Latihan/pengalaman, Motivasi, Etos kerja, mental dan fisik. Sedangkan sarana
pendukung produktivitas yakni lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan.
Faktor-faktor ang mempengaruhi kepuasan kerja; gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan sekerja, atasan,
promosi, dan lingkungan kerja. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pekerja
sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan
dalam mencapai tujuan. Gaji merupakan salah satu alasan bagi seseorang untuk bekerja dan
barangkali merupakan alasan yang paling penting diantara yang lain seperti untuk berpretasi, atau
mengembangkan diri. Tujuan perusahaan memberikan gaji dalam meningkatkan kepuasan kerja
antara lain, memotivasi pegawai, merangsang pegawai baru yang berkualitas untuk memasuki
organisasi, mempertahankan pegawai yang ada serta meningkatkan produktivitas.
Produktivitas rendah karena;
Teknologi yang dipakai masih didominasi oleh teknologi tradisional.
Rendahnya laju pertumbuhan daya serap tenaga kerja
Rendahnya kualitas sumber daya pertanian dan rendahnya curahan jam kerja
Upah yang rendah
Tingkat pendidikan dan tingkat keterampilan yang rendah.
36. Mobilitas dan Efisiensi Tenaga
Kerja
Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu sasar-an pokok pembangunan, di
samping peningkatan produksi na-sional dan pemerataan hasil-hasil dan kegiatan
pembangunan. Dengan demikian usaha perluasan kesempatan kerja merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari usaha-usaha meningkatkan produksi dan pemerataan hasil serta
kegiatan pembangunan.
Usaha-usaha pengembangan produksi di sektor-sektor yang banyak memerlukan tenaga
kerja, seperti sektor pertanian, industri kecil, dan industri ekspor, pada hakekatnya juga
me-rupakan usaha-usaha meningkatkan lapangan kerja, baik dalam arti menciptakan
lapangan kerja baru maupun dalam arti me-ningkatkan produktivitas dan pendapatan
mereka yang telah mempunyai pekerjaan dalam lapangan kerja yang ada. Usaha--usaha
pembangunan di daerah pedesaan, seperti pembangunan sekolah dasar dan pusat
kesehatan masyarakat, memberikan kesempatan pendidikan lebih luas kepada masyarakat
pedesa-an dan meningkatkan pula tingkat kesehatan masyarakat. Hal--hal ini pun
memperluas kesempatan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan
meningkatkan pula intensitas dan produktivitas kerja.
37. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut :
Tenaga kerja (man power) adalah semua penduduk dalam usia kerja (working age
population).
Petani dalam usahatani, yakni tidak hanya sebagai penyumbang tenaga kerja
(labour) melainkan menjadi seorang manajer pula.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:
tersedianya tenaga kerja, kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, dan tenaga kerja yang
bersifat musiman.
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan
keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu.
Dengan adanya mobilitas penduduk, penyebaran tenaga kerja semakin merata ke
seluruh Indonesia.