SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
JARINGAN SARAF
A. Pengertian
Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron adalah perantara
komunikasi antara otak dan tubuh, sedang neuroglia adalah sel pendukung bagi
neuron, sel neuroglia melindungi dan memelihara neuron. Rangsang adalah stimulus
yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh atau bagiannya. Kecepatan lintasan
serabut mengirimkan pesan dari satu tempat ketempat lain berkisar 300 kilometer
perjam. Neurohumor adalah ujung serabut saraf pelepas zat kimia, yang bila salah
satu sel mengeluarkan sinyal sel saraf yang lain sekitar 25000 akan siap beraksi.
Jaringan saraf memiliki fungsi, yaitu:
1. Mengetahui kejadian dan perubahan di sekitar, yang dilakukan oleh sistem indera
2. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar
3. Mengendalikan kerja organ – organ tubuh supaya dapat bekerja secara teratur
sesuai dengan fungsinya
B. STRUKTUR SEL SARAF ( NEURON )
Merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf. Dalam neuron
terdapat sitoplasma yang mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma,
dan mithokondria. Neuron terdiri dari :
1. Badan Sel
Mengandung inti sel yang besar didalamnya terdapat RNA ( Asam Ribo
Nukleat) dan sitoplasma, ini sering disebut dengan neuroplasma. Dalam badan sel
juga terdapat inti sel, mitokondria, aparat golgi, lisosom, dan badan niesel.
2. Dendrit
Merupakan kumpulan dari serabut sitoplasma. Serabut sarafnya tidak panjang dan
bercabang seperti pohon, berfungsi menerima rangsang yang datang dari ujung
akson dari neuron lain lalu meneruskannya ke badan sel.
3. Akson ( neurit)
Merupakan serabut sitoplasma tunggal. Serabut sitoplasma tunggal memiliki
serabut yang panjang dan tidak bercabang, yang berfungsi membawa rangsangan
yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut – serabut saraf. Akson
di bungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung meielin
terdiri atas membran sel yang meluas dari sel schwan. Daerah akson yang tidak
diselubungi oleh mielin dinamakan Nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi
untuk mempercepat jalannya impuls dan berperan penting pada perbanyakan
impuls saraf. Titik temu antara terminal akson yang satu dengan akson yang lain
dinamakan Sinapsis, yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke sel saraf
lainnya. Pada sinapsis mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter,
yang berguna untuk meneruskan rangsang.
C. MACAM - MACAM SEL SARAF (NEURON)
1. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan
sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
3. Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan
di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom,
D. PENGGOLONGAN (DIVISI) NEURON
Berdasarkan pada cara neuron memindahkan rangsangan dan posisi yang
ditempatinya, neuron dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Neuron Aferen (Neuron Sensori)
Bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang ( reseptor )
kepada sistem saraf pusat ( otak dan sumsum tulang belakang ). Kumpulan badan
sel saraf neuron membetuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang
atau tali spinal. Struktur neuron sensorik yakni memiliki dendrit panjang dan neurit
atau akson pendek.
Neuron Aferen (Neuron Sensori)
2. Neuron Intermedier
Merupakan penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron
Intermedier terdapat di saraf pusat. Berfungsi untuk meneruskan rangsang dari
aferen ke eferen atau ke neuron intermedier yang lainnya. Memiliki struktur
dendrit yang panjang dan neurit atau akson pendek atau panjang.
Neuron Intermedier
3. Neuron Eferen ( Neuron Motorik )
Berfungsi untuk mengirimkan impuls atau tanggapan dari saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Umumnya neuron ini menerima
ragsang dari neuron intermedier, akan tetapi ada kalanya impuls ditransmisikan
langsung dari neuron aferen ke neuron eferen. Strukturnya berupa dendrit pendek
dan neurit atau akson panjang.
Neuron Eferen (Neuron Motorik)
E. CARA KERJA PENGHANTARAN RANGSANGAN
Cara penghantaran rangsangan ada dua, yaitu:
1. Lewat Sel Saraf
Impuls berjalan sepanjang akson,setelah itu membran neuron memulihkan
keaadaanya seperti semula. Selama masa pemulin ini, impuls tidak bisa melewati
neuron tersebut , waktu ini disebutkan dengan periode refaktori..
2. Lewat Sinapsis
Impuls yang tiba pada tombol sinapsis akan menyebabkan meningkatnya
permeabilitas pada membran pra sinapsis terhadap ion Ca, kemudian ion Ca masuk
dan gelombang sinapsis smbil mengeluarkan neutransmiter kecelah sinapsis.
Setelah menyampaikan impuls, neutransmiter dihidrolisir oleh enzim yang
dikeluarkan oleh membran post sinapsis.
Secara skematis jalanya rangsang adalah Rangsang ---> reseptor --->
konduktor ---> efektor ---> respon (baik berupa gerakan pada otot maupun
pengeluaran pada kelenjar).
Jalannya rangsang untuk gerak biasa dengan gerak refleks berbeda, jika pada
gerak biasa rangsang dibawa ke otak sebagai pusat kesadaran, maka pada gerak
refleks rangsang dibawa ke sumsum tulang belakang, ini disebabkan karena gerak
refleks terjadi diluar kesadaran manusia untuk itu otak tidak sempat merespon
rangsangan, dan hanya sampai pada sumsum tulang belakang. Jika dibuat skema
alurnya sebagai berikut:
Gerak biasa: Rangsang ---> Urat saraf sensorik ---> otak ---> saraf motorik
Gerak Refleks : Rangsang ---> Saraf sensorik ---> sumsum tulang belakang --- >
saraf motorik.
Daftar Pustaka:
Walgito.(2010).Psikologi Umum Suatu Pengantar.Yogyakarta:ANDI
Zaipudin & Wilarso.(2006).LKS Aksi Sains Biologi kelas 8.Klaten:Sinar
Abadi

Contenu connexe

Tendances

PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Signal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikSignal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikAzuya Putri
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitteratika rizki
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafCatatan Medis
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
ExtrapiramidalisMelda RD
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 
Praktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanPraktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanNiakhairani
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 

Tendances (20)

PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Signal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikSignal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptik
 
PPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem KoordinasiPPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem Koordinasi
 
Makalah sistem saraf
Makalah sistem sarafMakalah sistem saraf
Makalah sistem saraf
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletalMakalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
 
Jaringan Ikat
Jaringan IkatJaringan Ikat
Jaringan Ikat
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Model Arsitektur Pohon
Model Arsitektur PohonModel Arsitektur Pohon
Model Arsitektur Pohon
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafanAnatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
 
Praktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanPraktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewan
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 

Similaire à JARINGAN SARAF

Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptxBab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptxDekaMuliya1
 
Sistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaSistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaasrul888
 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxHelmiYunita1
 
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxPPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxDellaAuliaYuniar
 
SISTEM SARAF T4.ppt
SISTEM SARAF T4.pptSISTEM SARAF T4.ppt
SISTEM SARAF T4.pptssuserfbb544
 
Fisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf ManusiaFisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf ManusiaMas Bora Gain
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxDestiAyu9
 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF12aihana
 

Similaire à JARINGAN SARAF (20)

Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptxBab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
 
Sistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaSistem saraf manusia
Sistem saraf manusia
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
 
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxPPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 
Biologi bab 8
Biologi bab 8Biologi bab 8
Biologi bab 8
 
SISTEM SARAF T4.ppt
SISTEM SARAF T4.pptSISTEM SARAF T4.ppt
SISTEM SARAF T4.ppt
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Biologi - Sistem Saraf
Biologi - Sistem SarafBiologi - Sistem Saraf
Biologi - Sistem Saraf
 
Fisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf ManusiaFisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf Manusia
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
 
Sistem jaringan
Sistem jaringanSistem jaringan
Sistem jaringan
 

Plus de Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

Plus de Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Dernier

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Dernier (20)

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

JARINGAN SARAF

  • 1. JARINGAN SARAF A. Pengertian Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron adalah perantara komunikasi antara otak dan tubuh, sedang neuroglia adalah sel pendukung bagi neuron, sel neuroglia melindungi dan memelihara neuron. Rangsang adalah stimulus yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh atau bagiannya. Kecepatan lintasan serabut mengirimkan pesan dari satu tempat ketempat lain berkisar 300 kilometer perjam. Neurohumor adalah ujung serabut saraf pelepas zat kimia, yang bila salah satu sel mengeluarkan sinyal sel saraf yang lain sekitar 25000 akan siap beraksi. Jaringan saraf memiliki fungsi, yaitu: 1. Mengetahui kejadian dan perubahan di sekitar, yang dilakukan oleh sistem indera 2. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar 3. Mengendalikan kerja organ – organ tubuh supaya dapat bekerja secara teratur sesuai dengan fungsinya B. STRUKTUR SEL SARAF ( NEURON ) Merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf. Dalam neuron terdapat sitoplasma yang mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mithokondria. Neuron terdiri dari : 1. Badan Sel Mengandung inti sel yang besar didalamnya terdapat RNA ( Asam Ribo Nukleat) dan sitoplasma, ini sering disebut dengan neuroplasma. Dalam badan sel juga terdapat inti sel, mitokondria, aparat golgi, lisosom, dan badan niesel. 2. Dendrit Merupakan kumpulan dari serabut sitoplasma. Serabut sarafnya tidak panjang dan bercabang seperti pohon, berfungsi menerima rangsang yang datang dari ujung akson dari neuron lain lalu meneruskannya ke badan sel. 3. Akson ( neurit) Merupakan serabut sitoplasma tunggal. Serabut sitoplasma tunggal memiliki serabut yang panjang dan tidak bercabang, yang berfungsi membawa rangsangan yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut – serabut saraf. Akson di bungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung meielin terdiri atas membran sel yang meluas dari sel schwan. Daerah akson yang tidak
  • 2. diselubungi oleh mielin dinamakan Nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls dan berperan penting pada perbanyakan impuls saraf. Titik temu antara terminal akson yang satu dengan akson yang lain dinamakan Sinapsis, yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke sel saraf lainnya. Pada sinapsis mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter, yang berguna untuk meneruskan rangsang. C. MACAM - MACAM SEL SARAF (NEURON) 1. Sel saraf sensori Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). 2. Sel saraf motor Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
  • 3. 3. Sel saraf intermediete Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf. Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, D. PENGGOLONGAN (DIVISI) NEURON Berdasarkan pada cara neuron memindahkan rangsangan dan posisi yang ditempatinya, neuron dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Neuron Aferen (Neuron Sensori) Bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang ( reseptor ) kepada sistem saraf pusat ( otak dan sumsum tulang belakang ). Kumpulan badan sel saraf neuron membetuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang atau tali spinal. Struktur neuron sensorik yakni memiliki dendrit panjang dan neurit atau akson pendek. Neuron Aferen (Neuron Sensori) 2. Neuron Intermedier
  • 4. Merupakan penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron Intermedier terdapat di saraf pusat. Berfungsi untuk meneruskan rangsang dari aferen ke eferen atau ke neuron intermedier yang lainnya. Memiliki struktur dendrit yang panjang dan neurit atau akson pendek atau panjang. Neuron Intermedier 3. Neuron Eferen ( Neuron Motorik ) Berfungsi untuk mengirimkan impuls atau tanggapan dari saraf pusat ke otot atau kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Umumnya neuron ini menerima ragsang dari neuron intermedier, akan tetapi ada kalanya impuls ditransmisikan langsung dari neuron aferen ke neuron eferen. Strukturnya berupa dendrit pendek dan neurit atau akson panjang. Neuron Eferen (Neuron Motorik)
  • 5. E. CARA KERJA PENGHANTARAN RANGSANGAN Cara penghantaran rangsangan ada dua, yaitu: 1. Lewat Sel Saraf Impuls berjalan sepanjang akson,setelah itu membran neuron memulihkan keaadaanya seperti semula. Selama masa pemulin ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut , waktu ini disebutkan dengan periode refaktori.. 2. Lewat Sinapsis Impuls yang tiba pada tombol sinapsis akan menyebabkan meningkatnya permeabilitas pada membran pra sinapsis terhadap ion Ca, kemudian ion Ca masuk dan gelombang sinapsis smbil mengeluarkan neutransmiter kecelah sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, neutransmiter dihidrolisir oleh enzim yang dikeluarkan oleh membran post sinapsis. Secara skematis jalanya rangsang adalah Rangsang ---> reseptor ---> konduktor ---> efektor ---> respon (baik berupa gerakan pada otot maupun pengeluaran pada kelenjar). Jalannya rangsang untuk gerak biasa dengan gerak refleks berbeda, jika pada gerak biasa rangsang dibawa ke otak sebagai pusat kesadaran, maka pada gerak refleks rangsang dibawa ke sumsum tulang belakang, ini disebabkan karena gerak refleks terjadi diluar kesadaran manusia untuk itu otak tidak sempat merespon rangsangan, dan hanya sampai pada sumsum tulang belakang. Jika dibuat skema alurnya sebagai berikut: Gerak biasa: Rangsang ---> Urat saraf sensorik ---> otak ---> saraf motorik Gerak Refleks : Rangsang ---> Saraf sensorik ---> sumsum tulang belakang --- > saraf motorik. Daftar Pustaka: Walgito.(2010).Psikologi Umum Suatu Pengantar.Yogyakarta:ANDI Zaipudin & Wilarso.(2006).LKS Aksi Sains Biologi kelas 8.Klaten:Sinar Abadi