Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis budidaya ikan bandeng di tambak. Ia menjelaskan biologi dan habitat ikan bandeng, konstruksi tambak termasuk bentuk, pematang dan pintu air, serta teknik pemeliharaan meliputi pengolahan tanah, pemberantasan hama, pemupukan, penebaran benih, pemberian pakan, dan pengelolaan tambak.
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
BUDAYA IKAN BANDENG
1. KATA PENGANTAR
Dalam menjalankan salah satu fungsinya, maka
Balai Informasi dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Aceh
Timur berusaha meningkatkan Sumberdaya Manusia
Pertanian baik terhadap Penyuluh Pertanian maupun
terhadap petani nelayan dan masyarakat pertanian
lainnya.
Perkembangan areal tambak cukup besar dan
produktif khususnya di Kabupaten Aceh Timur telah
memberikan peluang untuk menganekaragamkan
komoditi yang dibudidayakan di tambak selain udang,
antara lain dengan komoditi ikan bandeng yang juga
mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Informasi Pertanian Seri ke-2 yang diterbitkan oleh
BIPP tahun ini memanfaatkan dana BPPL Tahun
Anggaran 1999/2000 dengan mengambil judul “Petunjuk
Teknik Budidaya Ikan Bandeng” yang disusun oleh
Ir. Yenhartati Musa, Penyuluh Pertanian BIPP Kabupaten
Aceh Timur.
i
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
2. Semoga publikasi ini bermanfaat adanya terutama
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan para penyuluh pertanian di lapangan, para
petani tambak serta pihak lainnya yang memerlukan.
Langsa, September 1999
Kepala BIPP,
Ir. MUSLIM MD
NIP. : 080 061 …
ii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
3. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………….. I
DAFTAR ISI ………………………………………. Iii
I PENDAHULUAN ……………………………... 1
II BIOLOGI DAN HABITAT ……………………. 2
1. Biologi Ikan Bandeng …………………….. 2
2. Habitat ……………………………………... 2
III KONSTRUKSI TAMBAK …………………….. 4
1. Bentuk dan Tata Letak …………………… 4
2. Pematang (Tanggul) ……………………… 7
3. Pintu Air ……………………………………. 9
IV TEKNIK PEMELIHARAAN ………………….. 11
1. Pengolahan Tanah ……………………….. 11
2. Pemberantasan Hama …………………… 13
3. Pemupukan ……………………………….. 15
4. Penebaran Nener / Benih ……………….. 16
5. Pemberian Makanan / Pakan …………… 18
6. Pengelolaan Tambak dan Kualitas Air …. 19
V PANEN DAN PASCA PANEN …………….. 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………... 23
iii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
4. I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditi perikanan lain yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi selain udang untuk
dibudidayakan di tambak adalah ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsk) baik untuk kebutuhan
konsumsi dalam negeri maupun diekspor ke manca
negara dalam bentuk segar atau olahan.
Kegiatan Budidaya ikan Bandeng di tambak
telah dikembangkan cukup lama, hal ini didukung oleh
potensi sumberdaya alam yang sangat baik terutama
tersedianya benih ikan Bandeng (Nener) baik secara
alami maupun dari hasil pembenihan di Panti – Panti
Pembenihan (Hatchery), namun produksi dan
produktivitasnya relatif masih rendah. Rendahnya
produksi dan produktivitas ini antara lain disebabkan
karena masih terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan petani tambak tentang tehnis budidaya
ikan Bandeng sehingga perlu ditingkatkan antara lain
melalui Buku Petunjuk Tehnis Budidaya Ikan
Bandeng.
iv
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
5. II. BIOLOGI DAN HABITAT
1. Biologi Ikan Bandeng.
Ikan Bandeng digolongkan sebagai ikan pemakan
tumbuhan (Herbivora), namun dalam pemeliharaan
di tambak, ikan ini lebih suka memakan “klekap”
yaitu kehidupan komplek yang terdiri dari
ganggang kersik (Bacillariopyceae), bakteri,
protozoa, cacing dan udang renik yang sering juga
disebut “Microbenthic Biological Complex”
Bentuk ikan Bandeng seperti torpedo dengan sirip
ekor yang bercabang (sebagai pertanda bahwa itu
termasuk perenang cepat), berwarna putih
keperak-perakan. Ciri-ciri lainnya antara lain :
mulut kecil di ujung kepala dengan rahang tanpa
gigi, lubang hidung terletak di depan mata, kepala
tanpa sisik dan mata diselimuti oleh selaput
bening.
2. Habitat.
v
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
6. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forks) adalah
sejenis ikan laut dari Famili Chanidae, Ordo
Malacopterygii. Namun ikan ini tergolong
tergolong ikan Euryhalin yaitu mempunyai daya
penyesuaian (toleransi) yang cukup tinggi terhadap
perubahan kadar garam (salinitas) mulai dari
0 – 60 per mil. Disamping itu juga cukup tahan
terhadap perubahan suhu yang tinggi sampai 40
derajat celcius.
Walaupun dalam usaha mencari makan dan
membesarkan diri ikan Bandeng suka
berpetualang ke air payau dan air tawar tetapi
sebagai ikan laut, mereka akan tetap kembali ke
laut apabila akan berkembang biak. Anak ikan
Bandeng yang lebih dikenal dengan sebutan
“Nener” biasanya dijumpai sepanjang pantai pada
bulan tertentu. Potensi dibeberapa daerah dan
musimnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No Propinsi Potensi Musim Puncak Musim
1. DI. Aceh 530 Apri-Nop Apr. & Mei
2. Jawa Barat 25 Maret-Juni Mar & Okt
3. Jawa Tengah 30 Maret – Juni Mar & Okt
vi
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
7. 4. Jawa Timur 80 Maret – Juni Mar & Okt
5. Bali 250 April – Juni Juni & Okt
6. NTB 160 Juli – Maret Apr & Des
7. NTT 27 Desb. – Febr. Mar & Nop
8. Sulawesi 353 April - Juli Apr. & Okt.
III. KONSTRUKSI TAMBAK
1. Bentuk dan Tata Letak.
Konstruksi tambak untuk pemeliharaan ikan
Bandeng biasanya berbentuk empat persegi
panjang dengan perbandingan lebar : panjang,
1 : 2 atau 1 : 3 dan setiap unit tambak terdiri dari 3
jenis petakan yaitu petak peneneran, petak
buyaran (penggelondongan) dan petak
pembesaran selain itu diperlukan pula petak
pembagi air, saluran keliling (caren) dan plataran.
Luas dari petak pembesaran sebaiknya berkisar
antara 1 – 3 Ha, sedangkan luas dari petak
peneneran dan petak buyarannya bisa
diperhitungkan berdasarkan perbandingan. Petak
peneneran : petak buyaran petak pembesaran
= 1 : 9 : 90. Jadi untuk setiap Ha pembesaran
vii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
8. diperlukan 0,01 Ha petak peneneran dan 0,1 Ha
petak buyaran.
Setiap petakan dalam satu unit,
mempunyai pintu air sendiri-sendiri agar
pengaturan dan pengelolaan air menjadi mudah
baik pada waktu pengisian maupun pada waktu
pengeringannya.
Tinggi air pada jenis petakan berlainan,
yaitu antara 20 – 30 cm untuk petak peneneran,
30 – 40 cm untuk petak buyaran dan 50 – 60 cm
untuk petak pembesaran. Sedangkan di petak /
saluran pembagi air lebih dalam lagi.
Di sepanjang pinggiran petakan dibuat
saluran keliling yang disebut Caren yang lebarnya
berkisar antara 4 – 6 cm dan dalamnya 40 – 60
cm, berfungsi sebagai tempat berlindung ikan dari
panas terik matahari, gangguan hama serta untuk
memudahkan penangkapan ikan pada waktu
panen.
viii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
9. Dasar pelataran tambak dibuat melandai ke
atas pintu air dan semaksimal mungkin dibuat rata
sebagai tempat tumbuhnya makanan alami
terutama klekap. Luas pelataran sekitar 90 % dari
luas seluruh areal tanah yang ada.
ix
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
10. Gambar 1. Tata letak tampak satu unit tambak seluas 2,6 Ha
2. Pematang (Tanggul).
Di tambak dikenal dua macam pematang
yaitu pematang utama dan pematang antara.
Yang dimaksud pematang utama adalah
pematang yang mengelilingi seluruh unit tambak,
yang sekaligus berfungsi sebagai pelindung.
Sedangkan pematang antara adalah pematang
yang memisahkan petakan yang satu dengan
petakan lainnya dalam satu unit tambak.
a. Pematang utama.
x
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
11. Pematang utama karena sekaligus
pelindung maka konstruksinya harus sekokoh
dengan ukuran tinggi dan lebar yang cukup.
Tinggi pematang utama minimal 50 cm diatas
permukaan air pasang tertinggi agar aman dari
luapan air pasang maupun dari banjir. Kemiringan
sisi pematang bagian luar minimal 1 : 2,
sedangkan untuk sisi bagian dalamnya cukup
1 : 1,5 (Gambar 2). Kemiringan sisi yang kurang
akan sangat berbahaya pada waktu menghadapi
tekanan air pasang yang cukup besar.
xi
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
12. Gambar 2. Penampang Pematang
b. Pematang antara.
Ukuran pematang antara dapat lebih kecil
dan lebih rendah dibandingkan pematang utama.
Kemiringan sisi-sisinya berkisar antara 1 : 1
sampai 1 : 1,5, tetapi sebaiknya jangan kurang
dari 1 : 1 agar tidak mudah longsor. Lebar bagian
atas 1 – 2 m dan tingginya antara 1,5 – 2 m.
Semua rumput, akar dan ranting-ranting harus
disingkirkan karena jika tidak, bahan-bahan
tersebut akan busuk dan pematangnya akan
berongga / bocor.
xii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
13. 3. Pintu air.
Pintu air tambak juga ada dua macam yaitu
pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder
(tokoan). Pintu air utama berfungsi mengalirkan
air kedalam unit tambak atau sebaliknya,
sedangkan pintu air sekunder berfungsi untuk
memasukkan air dari petak atau saluran pembagi
air kedalam setiap petakan atau sebaliknya. Pintu
air utama sangat penting artinya dalam sistim
pengaturan air tambak, oleh karenanya harus
dibuat dengan ukuran yang cukup memadai.
Dasar pintu air utama harus sedikit lebih
rendah atau setidaknya sejajar dengan garis surut
terendah. Untuk mengairi tambak seluas 10 Ha,
lebar mulut 0,8 – 1,2 m sudah cukup baik. Pintu
air utama dapat dibuat dari beton atau kayu yang
bermutu baik seperti kayu besi, kayu jati, kayu
kelapa dan kayu nibung yang cukup tua
(Gambar 3).
xiii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
14. Gambar 3. Pintu Air Utama Beton
Pintu air sekunder, konstruksinya sama
dengan pintu air utama hanya sedikit lebih
sederhana. Bahannyapun bisa dari bahan yang
lebih murah, sedangkan ukurannya lebih kecil dari
ukuran pintu utama.
xiv
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
15. IV. TEKNIK PEMELIHARAAN
1. Pengolahan tanah.
Langkah awal yang dilakukan dalam
persiapan tambak untuk pemeliharaan ikan
bandeng di tambak adalah kegiatan pengolahan
tanah. Hal ini sangat penting dilakukan agar
dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
tambak.
Setelah air tambak dikuras habis, kemudian
dikeringkan. Lumpur yang terlalu tebal harus
dikeluarkan, kalau ada kebocoran pada tanggul
ditutup semua dan permukaan tanah atau
pelataran tambak diratakan. Setelah semuanya
selesai tambak diratakan. Setelah semuanya
selesai tambak harus dijemur sampai kering dan
kalau perlu telah ada retak-retaknya, tetapi tidak
sampai menjadi debu (kadar air 18 – 20 %).
Untuk mengetahui bahwa pengeringan tanah
dasar tamba dasar tambak telah memadai adalah
bila tanah tersebut diinjak maka akan turun
sedalam 1 – 2 cm.
xv
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
16. Persiapan tanah dasar dapat dilakukan 2
kali setahun terutama pada saat setelah dilakukan
panen sebelum tambak digunakan kembali untuk
pemeliharaan ikan bandeng.
Manfaat pengeringan dasar tambak antara
lain untuk membasmi hama dan penyakit,
mempercepat proses penguraian bahan-bahan
organik menjadi mineral, menghilangkan sisa-sisa
bahan beracun seperti asam sulfida (H2S) dan
ammonia (NH3), serta merangsang pertumbuhan
klekap (lumut dasar) yang menjadi makanan alami
ikan bandeng di tambak.
Tanah tambak yang terus menerus
terendam air semakin lama semakin bersuasana
anaerob (kurang oksigen/tidak beroksigen)
sehingga proses mineralisasi yang memerlukan
suasana aerob (cukup oksigen) menjadi
terhambat.
xvi
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
17. 2. Pemberantasan hama.
Apabila persiapan tambak/pengolahan
tanah telah dilakukan dengan sempurna maka
pada dasarnya pekerjaan pemberantasan hama
telah sekaligus dikerjakan karena pada
pengeringan dasar tambak secara total hama
ikan yang ada didalamnya akan mati.
Namun pada kondisi dimana dasar tambak
tidak bisa dikeringkan secara total, maka
pemberantasan hama ikan buas (pemangsa) dan
ikan penyaing (kompetitor) dapat dilakukan
dengan menggunakan pestisida biji teh (Saponin)
atau akar tuba (Ratonin).
Dosis pemberian Saponin antara 20 – 20
ppm, bergantung kepada kondisi kadar garam
(salinitas air tambak). Semakin rendah salinitas,
semakin tinggi dosis saponin yang digunakan. Di
pasaran saponin dijual dalam bentuk lempeng
atau tepung/bungkil. Cara pemakaian yang
berbentuk lempeng harus dihancurkan / ditumbuk
terlebih dahulu, dimasukkan kedalam
xvii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
18. wadah/ember, kemudian direndam lebih kurang
12 jam selanjutnya siap dipercikan kedalam
tambak.
Penggunaan akar tuba bisa dalam bentuk
segar, akar kering atau yang sudah berbentuk
tepung. Untuk akar tuba yang masih segar dosis
pemakaiannya 20 – 40 kg/Ha, dalam bentuk
kering 4 – 6 kg/Ha, sedangkan dalam bentuk
tepung dosisnya adalah 5 ppm. Cara
pemakaiannya akar tuba segar adalah dengan
memotong akar tuba tersebut dan
mencincangnya kecil-kecil kemudian direndam
lebih kurang 12 jam, lalu tumbuk dan kocok-
kocok dalam air tambak. Sedangkan
penggunaan akar tuba dalam bentuk tepung,
direndam/dilarutkan terlebih dahulu dalam ember
baru kemudian dipercikkan kedalam tambak
secara merata.
xviii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
19. 3. Pemupukan.
Tujuan pemupukan tambak adalah untuk
menyuburkan pertumbuhan klekap yang
hidupnya menempel pada tanah dasar tambak.
Karena kehidupan klekap yang menempel
pada tanah dasar tambak tersebut maka
pemupukan lebih ditujukan pada pemupukan
tanah dasar.
Tehnik pemupukan adalah sebagai be-
rikut :
a. Setelah pengeringan tambak dianggap
dianggap sempurna, tebarkan pupuk
organik sebanyak 0,5 – 3 ton/Ha yang
disebarkan secara merata keseluruh dasar
tambak.
b. Masukkan air setinggi 10 cm dan pintu air
ditutup rapat kemudian biarkan menguap
sampai kering agar pupuk tersebut dapat
xix
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
20. meresap kedalam tanah dan terjadinya
proses mineralisasi bahan organik tersebut.
c. Kemudian diairi lagi 10 cm dan diberi pupuk
anorganik yaitu Urea dan TSP, masing-
masing 50 dan 100 kg/Ha. Pemberiannya
dapat secara bertahap dimana tahap
pertama lebih kurang 30 % dan selanjutnya
yang masih tinggal diberikan 2 x dengan
selang waktu seminggu.
d. Kalau klekap sudah tumbuh subur diseluruh
permukaan tambak, maka air ditinggikan
lagi 20 cm dan secara bertahap selanjutnya
dinaikkan sampai ketinggian lebih kurang 60
cm dari pelataran dan benih bandeng siap
ditebarkan.
4. Penebaran benih (nener).
Kalau yang akan ditebarkan pertama
adalah benih ikan bandeng yang berukuran kecil
(nener), baik yang berasal dari penangkapan di
alam maupun dari hatchery, maka penebaran
xx
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
21. pertama dilakukan di petak peneneran dengan
padat tebar 15 – 20 ekor per meter persegi
dengan masa pemeliharaan 1 – 2 bulan sehingga
mencapai benih gelondongan.
Penebaran dilakukan pada pagi hari atau
sore hari, pada saat suhu sudah kembali sejuk.
Sebelumnya dilakukan dulu aklimatisasi
(penyesuaian diri) terhadap suhu dan salinitas air
tambak, terutama karena kemungkinan terjadinya
perbedaan yang besar antara kondisi selama
penangkapan dan tempat asal dengan suhu dan
salinitas air dalam tambak yang akan ditebarkan
benihnya.
Cara aklimatisasi, pertama-tama kantong
plastik yang berisi nener/benih diapungkan dalam
tambak yang akan ditebar lebih kurang 15 menit
agar suhu air selama pengangkutan menjadi
seimbang dengan suhu air tambak. Tandanya
yang dapat dilihat adalah apabila telah terjadi
pengembunan di sekitar permukaan plastik.
Setelah dilanjutkan dengan penyesuaian salinitas
xxi
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
22. yaitu dengan membuka kantong plastik,
masukkan air tambak sedikit demi sedikit ke
dalam kantong plastik sampai kantong penuh
berisi dengan air tambak, kemudian baru
dilepaskan semuanya.
Ciri-ciri nener yang sehat adalah :
a. Mempunyai kebiasaan berenang yang
bergerombol menuju satu arah mengikuti
jarum jam atau sebaliknya.
b. Memiliki daya renang yang lebih lincah /
agresif. Gerakan yang lamban dan
tersendat-sendat menunukkan bahwa nener
kurang sehat.
c. Cepat bereaksi apabila ada kejutan pada
wadah pengangkutannya.
Untuk penggunaan / penebaran langsung
benih gelondongan maka adaptasi seperti di atas
tetap dilakukan, namun padat penebaran benih
xxii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
23. yang digunakan lebih rendah yakni antara
2.500 – 5.000 ekor/Ha. Untuk masa
pemeliharaan 4 – 5 bulan, maka akan dihasilkan
ikan bandeng konsumsi dengan berat individu
antara 300 – 400 gr / ekor.
5. Pemberian makanan/pakan.
Makanan utama ikan bandeng di tambak
adalah klekap, oleh karenanya pertumbuhan
klekap di tambak harus dijaga berlangsung terus
menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pupuk ulang/susulan secara
berkala setiap 2 minggu sekali menggunakan
pupuk Urea dan TSP dengan perbandingan 2 : 1
sebanyak 25 kg, selain itu dapat diberikan pakan
tambahan berupa dedak halus dengan dosis 5
% berat badan per hari.
6. Pengelolaan tambak dan kualitas air.
Selama masa pemeliharaan kualitas
lingkungan tambak harus diperhatikan dan
dirawat untuk menjaga agar kondisi tambak
xxiii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
24. selalu baik antara lain menanggulangi
kebocoran-kebocoran kecil pada tanggul dan
pintu air.
Disamping itu diperlukan suplai air yang
cukup, kualitas air yang baik dan memenuhi
persyaratan bagi berlangsungnya kehidupan
dan pertumbuhan baik ikan bandengnya
maupun klekap sebagai organisme makanan
alaminya.
Kriteria kualitas air yang baik adalah :
a. Salinitas 15 – 30 per mil
b. Suhu 27 – 31 C
c. PH air 7,5 – 8,5
d. Oksigen terlarut > 3 ppm
e. Alkalinitas > 150 ppm
f. Kecerahan 30 – 40 cm.
xxiv
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
25. Untuk menjaga kualitas air tetap baik, maka
pergantian air perlu dilakukan sesuai kebutuhan.
V. PANEN DAN PASCA PANEN
Untuk penebaran benih bandeng dalam ukuran
nener, maka pemanenan baru dapat dilakukan
setelah masa pemeliharaan 5 – 6 bulan dimana berat
ikan yang dipanen akan mencapai 300 – 400 gr/ekor.
Sedangkan kalau penebaran benih dalam bentuk
benih gelondongan, hanya memerlukan masa
pemeliharaan 4 – 5 bulan untuk mencapai ukuran
panen yang sama.
Metoda pemanenan ikan bandeng dari tambak
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Dengan memasukkan air.
Cara ini juga dikenal dengan istilah sistim
nyerang, dilakukan pada tambak yang
mempunyai petakan lengkap dimana petak
xxv
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
26. pembagi air dimanfaatkan sebagai petak
penampung. Beberapa saat sebelum pasang
tiba, semua pintu yang berhubungan dengan
petakan ini dibuka, sehingga air pasang dengan
mudah masuk ke petakan pembagi kemudian ke
petakan yang akan dipanen. Gerombolan ikan
akan berusaha keluar ke petak pembagi air
dengan terbukanya pintu air petakan yang akan
dipanen dan selanjutnya tinggal dilakukan
pemanenen.
b. Dengan pengeringan total.
Untuk tambak yang tidak terjangkau oleh
pasang surut air laut misalnya karena lokasinya
jauh dari pantai atau tambak tersebut tidak
dilengkapi dengan petak pembagi/petak
penagkapan, maka pemanenen dilakukan
dengan cara pengerngan. Caranya adalah
dengan jalan pengeringan tambak/membuka
pintu air pada saat air surut sampai pelataran
kering total dan ikan yang akan dipanen akan
turun ke caren yang masih ada airnya.
xxvi
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
27. Selanjutnya ikan yang sudah berkumpul pada
caren digiring dengan menggunakan caren
kearah pintu air untuk mempersempit ruang
geraknya, kemudian ditangkap dengan
menggunakan seser dan alat tangkap lainnya.
Pada waktu penangkapan diusahakan agar tidak
mati sebelum ditangkap. Ikan yang terlalu banyak
bergerak sebelum mati atau yang mati perlahan-lahan
dapat mempengaruhi mutu kesegarannya, oleh
karenanya diupayakan agar ikan-ikan dapat ditangkap
dalam keadaan hidup dan segar. Kalaupun kemudian
mati, mutunya masih cukup baik.
Setelah ikan mati, segera dicuci bersih dengan es
sambil dipisahkan menurut jenis dan ukurannya, setelah
itu barulah disusun dalam wadah pengangkut yang diberi
lapisan es secara berselang seling dimana perbandingan
berat ikan dengan berat es antara 1 : 1 sampai 1 : 2.
DAFTAR PUSTAKA
xxvii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
28. Anonymous, 1995. Milk Fish Culture. Seafdec Aqua
Farm News, A Publication of Seafdec Agriculture
Departement, Tihbanan, Iloilo, Philippines, 26 p.
-------, 1997. Petunjuk Tehnis Budidaya Bandeng
Umpan. Direktorat Jendral Perikanan. Direktorat
Bina Produksi, Jakarta, 18 Halaman.
Arsyad H. dan Saleh Sanusi, 1990. Budidaya Ikan
Bandeng (Chanos cahnos). Infis Manual, Seri
No. 11, Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta.
Mujiman, A., 1985. Budidaya Bandeng Tambak. Seri
Perikanan XIII/45/87, Penebar Swadaya, 103
Halaman.
Soeseno, S., 1988. Budidaya Ikan dan Udang Dalam
Tambak. Kerjasama Pemerintah DKI Jakarta dan
PT. Gramedia, Jakarta, 175 Halaman.
xxviii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
29. Anonymous, 1995. Milk Fish Culture. Seafdec Aqua
Farm News, A Publication of Seafdec Agriculture
Departement, Tihbanan, Iloilo, Philippines, 26 p.
-------, 1997. Petunjuk Tehnis Budidaya Bandeng
Umpan. Direktorat Jendral Perikanan. Direktorat
Bina Produksi, Jakarta, 18 Halaman.
Arsyad H. dan Saleh Sanusi, 1990. Budidaya Ikan
Bandeng (Chanos cahnos). Infis Manual, Seri
No. 11, Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta.
Mujiman, A., 1985. Budidaya Bandeng Tambak. Seri
Perikanan XIII/45/87, Penebar Swadaya, 103
Halaman.
Soeseno, S., 1988. Budidaya Ikan dan Udang Dalam
Tambak. Kerjasama Pemerintah DKI Jakarta dan
PT. Gramedia, Jakarta, 175 Halaman.
xxviii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng
30. Anonymous, 1995. Milk Fish Culture. Seafdec Aqua
Farm News, A Publication of Seafdec Agriculture
Departement, Tihbanan, Iloilo, Philippines, 26 p.
-------, 1997. Petunjuk Tehnis Budidaya Bandeng
Umpan. Direktorat Jendral Perikanan. Direktorat
Bina Produksi, Jakarta, 18 Halaman.
Arsyad H. dan Saleh Sanusi, 1990. Budidaya Ikan
Bandeng (Chanos cahnos). Infis Manual, Seri
No. 11, Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta.
Mujiman, A., 1985. Budidaya Bandeng Tambak. Seri
Perikanan XIII/45/87, Penebar Swadaya, 103
Halaman.
Soeseno, S., 1988. Budidaya Ikan dan Udang Dalam
Tambak. Kerjasama Pemerintah DKI Jakarta dan
PT. Gramedia, Jakarta, 175 Halaman.
xxviii
Petunjuk Teknik Budidaya Ikan Bandeng