SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
TINJAUAN PUSTAKA



                        Syarat tumbuh tanaman sawi

       Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena

Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga

dikembangkan diIndonesia ini.Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang

berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran

rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang

diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah

mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.

Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100

meter sampai 500 meter dpl.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga

dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan

adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini

membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam

suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang

menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir

musim penghujan.Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur,

banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat

kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6

sampai pH 7 (Anonimous , 2007)


       Sawi merupakan tanaman semusim. Bentuknya yang hampir menyerupai

caisim. Sawi dan cisim kadang sukar dibedakan, sawi berdaun lonjong, halus

tidak berbulu dan tidak berkrop. Kedua jenis sayuran itu dapat disilangkan




                                                       Universitas Sumatera Utara
(kawin silang ). Tanaman Sawi mempunyai batang pendek dan lebih langsing dari

pada petsai. Urat daun utama lebih sempit dari pada petsai tetapi daunya lebih liat.

Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar

membentuk Krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar sampimg

yang banyak tetapi dangkal . Bunganya mirip petasi tetapi rangkaian tandan lebih

pendek . Ukuran kuantum bunganya lebih kecil dengan warna pucat yang spsifik.

Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecoklatan . Bijinya terdapat dalam

kedua dinding sekat polong yang lebih gemuk . Hampir setiap orang gemar sawi

karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A. vitamin B , dan

sedikit vitamin C, namun daun sawi rasanya agak pahit (Sunarjono, 2004).


       Brassica juncea tampaknya berasal dari wilayah tengah asia dekat kaki

pegunungan himalaya. Migrasi terjadi kepusat domestika sekunder di India

wilayah tengah dan barat cina dan wilayah kaukasus. Catatan dalam bahasa

sansekerta menunjukan bahwa tanaman ini ditanam sejak tahun 3000 SM.

Tanaman setahun yang menyerbuk sendiri ini, umumnya tahan terhadap suhu

rendah juga dikenal sebagai sawi India , sawi coklat atau sawi kuning. Klasifikasi

anggota barassica juncea amat membingungkan karena terdapat berbagai bentuk

yang berbeda karena beberapa jenis kadang-kadang disebut sebagai sawi cina atau

sawi Oriental (Vincent, 1998)

                       Sifat dan Ciri umum Tanah Ultisol

       Kata ultisol berasal dari bahas latin Ultimus, yang berarti terakhir, atau

dalam hal ultisol tanah yang paling terkikis dan memperlihatkan pengaruh luar

yang terakhir yaitu pencuciaan. Ultisol memiliki horison argilik            dengan

kejenuhan basa yang rendah, yang kurang dari 35%. Biasanya terdapat




                                                           Universitas Sumatera Utara
Alumunium yang dapat dipertukarkan dalam jumlah yang tinggi. Pada umumnya,

Ultisol memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah untuk tanaman pangan

(Foth, 1994).

       Ultisol hanya ditemukan di daerah- daerah dengan suhu tanah rata-rata

lebih dari 80C. Ultisol adalah tanah dengan horizon argilik bersifat masam dengan

kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa pada kedalaman 1,8 m dari permukaan

tanah kurang dari 35%. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Di

Indonesia banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini

merupakan bagian yang terluas dari lahan kering di Indonesia        yang belum

pergunakan untuk pertaniaan. Terdapat tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, dan Irian Jaya. Daerah-daerah ini direncanakan sebagai daerah

perluasaan areal pertaniaan dan pembinaan transmigrasi. Sebagian besar

merupakan hutan tropika dan padang alang-alang. Problema tanah ini adalah

reaksi masam , kadar Al tinggi sehingga menjadi racun tanaman dan

menyebabkan fiksasi P, unsur hara rendah, diperlukan tindakan pengapuran dan

pemupukan ( Hardjowigeno , 1993).

       Tanah Ultisol mempunyai karakteristik translokasi liat, tetapi juga

perlindian yang intensif. Ultisol mengandung air tetapi sedikit basa, tanpa

pemupukan dapat digunakan dengan sistem ladang berpindah (hifting cultivation),

akan tetapi karena relative panas dan lengas, tanah ini dapat ditingkatkan

produktivitasnya dengan pemupukan (Darmawijaya, 1992).

       Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temperete sampai

tropika ,mempunyai horizon argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat

tebal (fanning dan fanning, 1989). Dalam legen of soil yang disusun oleh FAO,




                                                         Universitas Sumatera Utara
ultisol mencakup sebagian tanah laterik serta sebagian besar tanah podsolik,

terutama tanah podsolik merah kuning (Munir, 1995).

        Menurut Mohr dan Van Baren (1972 ) dalam Munir (1996), komponen

kimia memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Kemasaman           : kurang dari 5,5

- BO                  : rendah sampai sedang

- Kejenuhan Basa      : kurang dari 35%

- KTK                 : Kurang dari 24me per 100g liat

- Nutrisi             : rendah



                                 Sifat Kimia Tanah

Kemasaman tanah (pH Tanah)

        Kemasaman tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan

tanaman melalaui dua cara :

1) Pengaruh langsung ion hydrogen ; atau

2) Pengaruh tidak langsung, yaitu terhadap tersedianya unsur hara termasuk

    yang tidak beracun

(Indranada, 1993).



        Kandungan bahan organik tanah Ultisol rendah, demikian juga penjenuhan

basa dan pH juga rendah (pH kurang dari 5,5). Penjenuhan basa pada jenis tanah

ini yaitu sekitar 35%. Kapasitas Tukar Kation pada tanah Ultisol yaitu kurang dari

24 me/100 liat sedangkan nutrisi pada tanah ini rendah (Darmawijaya, 1992).




                                                         Universitas Sumatera Utara
Tanah ultisol adalah tanah yang telah mengalami pelapukan yang banyak

mengandung liat oksidasi hidrous Fe dan Al dalam jumlah tinggi. Liat bereaksi

cepat dengan pembentuk sederetan Phidroksida yang sukar larut sehingga tidak

tersedia bagi tanaman. Ultisol biasanya mempunyai kandungan fosfor yang

rendah, dengan nilai yang umumnya di bawah 200 ppm (Sanchez, 1992).

C-Organik

       Karbon merupakan bahan organik yang utama. Karbon ditangkap tanaman

berasal dari CO2 udara. Bahan organik di dekomposisikan menghasilkan air dan

CO2 sejumlah kecil CO2 bereaksi dalam tanah membentuk asam karbonat Ca, Mg,

K karbonat atau bikarbonat. Garam-garam ini mudah larut dan hilang atau diserap

ke dalam tanaman (Hakim, dkk., 1986).

      Kandungan karbon dalam humus kurang beraneka dan dianggab sebesar

58% dengan mengasumsikan kandungan 58%, kandungan bahan organik dapat

dihitung dengan mengalih persentase karbon dengan 1,724 (Foth, 1994).

Nitrogen

       Nitrogen yang merupakan unsur yang utama untuk tanaman tidak terdapat

pada batuan-batuan dan hanya berasal dari bahan organik, jadi erat hubungannya

dengan bahan organik tanah. Kadar N dalam tanah berkisar antara 0,05-0,25% ,N

dalam tanaman berbentuk protein sedang non-organik pada tanah adalah NH4

pada kompleks atau larutan tanah dan NO3 pada larutan tanah berupa garam atau

keadaan bebas. Banyak faktor yang menyebabkan penambahan/pengurangan N

pada tanaman. Penambahan N antara lain oleh pupuk, air hujan, bahan organik,

fiksasi N sedangkan kehilangaannya oleh absorpsi oleh tanaman, pencucian,

penguapan/denitrifikasi (Simatupang, 1970)




                                                       Universitas Sumatera Utara
Anasir hara (N) diserap perakaran tanaman dalam bentuk anion nitrat

(NO3), kation amonium (NH4) dan bahan lebih kompleks seperti asam amino larut

air dan asam nukleik. Tanaman lahan pertanian lebih banyak menyerap N dalam

bentuk anion nitrat karena perubahan bentuk N-NH4 menjadi N-NO3 telah terjadi

dalam tanah. Semua bentuk ion yang diserap akar tanaman akan diubah menjadi

bentuk NH2. Jika perakaran menyerap N- nitrat, senyawa ini segera mereduksinya

menjadi amonium dengan melibatkan enzim yang mengandung molibdenum

(poerwowidodo, 1993).

Kadar Bahan Organik

          Bahan organik adalah semua sisa jasad hidup dalam tanah, baik yang

masih segar maupun yang telah terdekomposisi, senyawa sederhana maupun

kompleks. Ini termasuk akar tanaman, sisa tanaman dan hewan dalam semua

tingkat     dekomposisi, humus, mikrobia dan        beberapa senyawa organik

(Kohnke, 1968).

          Faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas ultisol ini adalah:

(1) konsentrasi alumunium, dan mangan yang tinggi, (2) kekahatan kalsium,

(3) daya fiksasi fosfor, sulfur, dan molibdenum tinggi, Kandungan bahan organik

yang rendah sehingga daya menahan air menjadi rendah, stabilitas agregat tanah

rendah dan bobot isi tanah tinggi serta kandungan liat yang tinggi akan terjadi

proses pemadatan tanah yang cepat yanag sangat berpengaruh terhadap

perkembangan akar tanaman (Thamrin, 2000).

          Bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan hara di dalam tanah dan

merupakan zat perekat yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga dapat

mengurangi permeabilitas tanah pasir. Pada peruraian bahan organik selain




                                                        Universitas Sumatera Utara
dihasilkan humus, juga dihasilkan karbondioksida, air dan unsur hara. Penguraian

bahan organik menjadi senyawa-senyawa anorganik disebut mineralisasi, dimana

selama proses juga dihasilkan unsur hara yang langsung dapat dipergunakan

tanaman (Tjwan, 1965).

       Penambahan bahan organik dan kapur akan meningkatkan kandungan

P-tersedia dalam tanah . Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh langsung dari

pupuk kandang dan kapur serta pengaruh tidak langsung dari pupuk kandang dan

kapur serta pengaruh tidak langsung terjadi karena proses dekomposisi bahan

organik yang menghasilkan asam-asam organik mampu menon-aktifkan

anion-anion pengikat fosfat yaitu Al dan Fe yang membentuk senyawa logam

organik, sedangkan pengaruh secara langsung karena bahan organik merupakan

sumber P dan S yang tersedia bagi tanaman (Miller dan Donahue, 1990).

       Adapun penambahan bahan organik kedalam ultisol, dimaksudkan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara simultan. Sutedjo et all

(1991) merinci pengaruh pemberian bahan organik ke dalam tanah sebagai

berikut, yaitu pengaruh-pengaruh fisik yang terhadap keadaan biologi tanah.

Dengan pengaruh–pengaruh ini struktur tanah menjadi lebih baik, aerasi menjadi

lebih baik, mempunyai efek pengikat yang baik atas partikel-partikel tanah.

Kapasitas     menahan     airnya    meningkatkan     daya     sanggah     tanah,

mencegah meningkatnya kemasaman dan alkalinitas yang terlalu tinggi

(Sutedjo et all, 1991).




                                                        Universitas Sumatera Utara
Nisbah C/N Tanah

      Nilai C/N bahan organik segar menentukan reaksi dalam tanah. Bila C/N

bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N antara tanaman dan mikroba,

dalam hal ini N di mobilisasi. Bila nitrifikasi baik, maka C/N akan rendah, dengan

demikian bahan organik bisa cepat habis. Untuk mempertahankan bahan organik

dalam tanah harus disediakan N yang cukup. Suatu dekomposisi bahan organik

yang lanjut dicirikan oleh C/N yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum

lanjut atau baru mulai (Hakim, dkk., 1986).

      Pupuk kandang perlu mengalami proses penguraiaan dengan demikian

kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio yang tinggi sehingga

mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih          lama     untuk menyelesaikan

proses penguraiannya sehingga lama mengeluarkan panas misalnya pada sapi,

kerbau, dan babi. Dalam dunia pupuk kandang dikenal dengan istilah pupuk panas

dan pupuk dingin, pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguriannya

berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, salah satu contohnya adalah kotoran

ayam, pada pupuk dingin terjadi sebaliknya (Novizan, 2002).

Pupuk Kiserit

       Kieserit segera tersedia bagi tanaman dengan pengaruh yang lama.

Kieserit mengandung kurang lebih 26% MgO dan 22% S. Beberapa sifat penting

lainnya berbentuk hablur dan berwarna abu-abu, mudah tersedia bagi tanaman

yang bereaksi agak masam karena mengandung SO4, serta kurang tahan disimpan

dalam waktu yang lama.(Chan dan Suwandi, 1984).

       Magnesium di dalam tanah berada dalam berbagai mineral yang mana

yang paling utama adalah kalsium magnesium karbonat CaMg (CO3), dan paling




                                                           Universitas Sumatera Utara
banyak terdapat pada tanah liat. Tanah liat mengandung 0,5-2,5 MgO dan dari

jumlah ini kira-kira 10% mudah diserap oleh tanaman, sedangkan persediaan

magnesium pada tanah pasir jauh lebih sedikit yang mana paling banyak

mengandung 0,15% MgO. Oleh karena itu pada tanah pasir banyak dijumpai

kekurangan magnesium (Rinsema, 1986 ).

Pupuk Kandang Ayam

      Pupuk kandang adalah kotoran padat dan cair dari hewan atau ternak yang

di kandangkan, yang dapat dicampur dengan sisa makanan dan alas kandangnya.

Penguraian pupuk kandang menjadi humus merupakan yang penting dalam

memperbaiki sifat kimia tanah (Wigati, dkk., 2006).

      Pupuk     kandang      mempunyai      beberapa   fungsi      antara    lain

(1) mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur dan

kalium; (2) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah ; (3) melepaskan unsur

hara P dan oksidasi Fe dan Al ; (4) memperbaiki sifat fisik tanah dan struktur

tanah; (5) Serta membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro

sehingga dapat mengurangi proses pencuciaaan unsur makro dan mikro sehingga

dapat mengurangi proses pencucian unsur. Pupuk kandang adalah pupuk organik

yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang tergantung pada jenis

ternak kualitas pakan ternak dan cara penampungan pupuk kandang. Table 1

menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan hara

yang lebih besar dari pada jenis ternak lainnya . Penyebabnya adalah kotoran pada

unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya kandungan unsur hara pada

urine selalau lebih tinggi dari pada kotoran padat




                                                         Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Kandungan Beberapa jenis Unsur hara beberapa jenis pupuk Kandang

(Sukristiyonubowo, 1993).

 Jenis Ternak          N(%)                  P2O5(%)               K2O(%)

 Ayam                  1,7                   1,9                   1,5

 Sapi                  0,3                   0,2                   0,3

 Kuda                  0,4                   0,2                   0,3

 Domba                 0,6                   0,3                   0,2



        Pupuk kandang kotoran ayam yang kering mengandung kadar air kurang

dari 15 %. Hal ini akan mengurangi kehilangan amonia dan akan menghasilkan

pupuk kandang dengan mutu yang baik dan tidak terlalu bau, sehingga mudah

ditangani dalam pendistribusiannya, harga pupuk kotoran ayam ini lebih mahal

dan kandungan haranya lebih tinggi yakni 24 kg N/ton, 20 kg P2O5/ton dan 15 kg

K2O (Simpson, 1986).

        Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimia. Ciri

fisiknya adalah berwarna kecoklatan kehitaman, cukup kering , tidak menggumpal

dan tidak berbau menyengat. Ciri-ciri kimiawinya adalah C/N sangat kecil

(bahan pembentukannya sudah dan tidak terlihat ) temperature nya relative stabil

(Novizan, 2002).




                                                            Universitas Sumatera Utara

Contenu connexe

Tendances

PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...Ghearika Sriwijatno
 
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}HafizhIkna
 
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan Marginal
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan MarginalLaporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan Marginal
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan MarginalNidya Maula N.
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)nuelsitohang
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahCut Ajja Hani
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)farsfyn19
 
Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Nurul Wulandari
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan komposeka42853
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiKeylala Hawkins
 
03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)Nebila Aristina
 

Tendances (20)

PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...
 
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}
Pencemaran tanah {hafizh yg bikin}
 
Hafiz tugas tps
Hafiz tugas tpsHafiz tugas tps
Hafiz tugas tps
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan Marginal
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan MarginalLaporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan Marginal
Laporan Praktikum Budidaya Tanaman pada Lahan Marginal
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)
 
Pendahuluan 2
Pendahuluan 2Pendahuluan 2
Pendahuluan 2
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)Degradasi lahan(presentasi)
Degradasi lahan(presentasi)
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Tanah
TanahTanah
Tanah
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)
 
degradasi tanah
degradasi tanahdegradasi tanah
degradasi tanah
 

Similaire à TANAMAN SAWITUMBUH

Ordo tanah ultisol
Ordo tanah ultisolOrdo tanah ultisol
Ordo tanah ultisolintan putri
 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanahkrisnaandra10
 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERINGDzuhri06
 
Paper tanah andosol
Paper tanah andosolPaper tanah andosol
Paper tanah andosolYuu Kuze
 
Potensi sumber daya tanah
Potensi sumber daya tanahPotensi sumber daya tanah
Potensi sumber daya tanahYuan Atraz
 
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanah
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanahTanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanah
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanahFathan Purwanto
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indraAlfian Nopara Saifudin
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahWarnet Raha
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 

Similaire à TANAMAN SAWITUMBUH (20)

Ordo tanah ultisol
Ordo tanah ultisolOrdo tanah ultisol
Ordo tanah ultisol
 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanah
 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Paper tanah andosol
Paper tanah andosolPaper tanah andosol
Paper tanah andosol
 
Sekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang PedosferSekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang Pedosfer
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Potensi sumber daya tanah
Potensi sumber daya tanahPotensi sumber daya tanah
Potensi sumber daya tanah
 
struktur tanah.pptx
struktur tanah.pptxstruktur tanah.pptx
struktur tanah.pptx
 
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanah
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanahTanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanah
Tanah di indonesia dibedakan menjadi 8 jenis tanah
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Ppt geo pedosfer
Ppt geo pedosferPpt geo pedosfer
Ppt geo pedosfer
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Pengantar Ilmu Pertanian
Pengantar Ilmu PertanianPengantar Ilmu Pertanian
Pengantar Ilmu Pertanian
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 

Plus de Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfIr. Zakaria, M.M
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatIr. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
 

Plus de Ir. Zakaria, M.M (20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
 

TANAMAN SAWITUMBUH

  • 1. TINJAUAN PUSTAKA Syarat tumbuh tanaman sawi Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan diIndonesia ini.Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Anonimous , 2007) Sawi merupakan tanaman semusim. Bentuknya yang hampir menyerupai caisim. Sawi dan cisim kadang sukar dibedakan, sawi berdaun lonjong, halus tidak berbulu dan tidak berkrop. Kedua jenis sayuran itu dapat disilangkan Universitas Sumatera Utara
  • 2. (kawin silang ). Tanaman Sawi mempunyai batang pendek dan lebih langsing dari pada petsai. Urat daun utama lebih sempit dari pada petsai tetapi daunya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk Krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar sampimg yang banyak tetapi dangkal . Bunganya mirip petasi tetapi rangkaian tandan lebih pendek . Ukuran kuantum bunganya lebih kecil dengan warna pucat yang spsifik. Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecoklatan . Bijinya terdapat dalam kedua dinding sekat polong yang lebih gemuk . Hampir setiap orang gemar sawi karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A. vitamin B , dan sedikit vitamin C, namun daun sawi rasanya agak pahit (Sunarjono, 2004). Brassica juncea tampaknya berasal dari wilayah tengah asia dekat kaki pegunungan himalaya. Migrasi terjadi kepusat domestika sekunder di India wilayah tengah dan barat cina dan wilayah kaukasus. Catatan dalam bahasa sansekerta menunjukan bahwa tanaman ini ditanam sejak tahun 3000 SM. Tanaman setahun yang menyerbuk sendiri ini, umumnya tahan terhadap suhu rendah juga dikenal sebagai sawi India , sawi coklat atau sawi kuning. Klasifikasi anggota barassica juncea amat membingungkan karena terdapat berbagai bentuk yang berbeda karena beberapa jenis kadang-kadang disebut sebagai sawi cina atau sawi Oriental (Vincent, 1998) Sifat dan Ciri umum Tanah Ultisol Kata ultisol berasal dari bahas latin Ultimus, yang berarti terakhir, atau dalam hal ultisol tanah yang paling terkikis dan memperlihatkan pengaruh luar yang terakhir yaitu pencuciaan. Ultisol memiliki horison argilik dengan kejenuhan basa yang rendah, yang kurang dari 35%. Biasanya terdapat Universitas Sumatera Utara
  • 3. Alumunium yang dapat dipertukarkan dalam jumlah yang tinggi. Pada umumnya, Ultisol memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah untuk tanaman pangan (Foth, 1994). Ultisol hanya ditemukan di daerah- daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 80C. Ultisol adalah tanah dengan horizon argilik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa pada kedalaman 1,8 m dari permukaan tanah kurang dari 35%. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Di Indonesia banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian yang terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum pergunakan untuk pertaniaan. Terdapat tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Daerah-daerah ini direncanakan sebagai daerah perluasaan areal pertaniaan dan pembinaan transmigrasi. Sebagian besar merupakan hutan tropika dan padang alang-alang. Problema tanah ini adalah reaksi masam , kadar Al tinggi sehingga menjadi racun tanaman dan menyebabkan fiksasi P, unsur hara rendah, diperlukan tindakan pengapuran dan pemupukan ( Hardjowigeno , 1993). Tanah Ultisol mempunyai karakteristik translokasi liat, tetapi juga perlindian yang intensif. Ultisol mengandung air tetapi sedikit basa, tanpa pemupukan dapat digunakan dengan sistem ladang berpindah (hifting cultivation), akan tetapi karena relative panas dan lengas, tanah ini dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan pemupukan (Darmawijaya, 1992). Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temperete sampai tropika ,mempunyai horizon argilik atau kandik atau fragipan dengan lapisan liat tebal (fanning dan fanning, 1989). Dalam legen of soil yang disusun oleh FAO, Universitas Sumatera Utara
  • 4. ultisol mencakup sebagian tanah laterik serta sebagian besar tanah podsolik, terutama tanah podsolik merah kuning (Munir, 1995). Menurut Mohr dan Van Baren (1972 ) dalam Munir (1996), komponen kimia memiliki karakteristik sebagai berikut: - Kemasaman : kurang dari 5,5 - BO : rendah sampai sedang - Kejenuhan Basa : kurang dari 35% - KTK : Kurang dari 24me per 100g liat - Nutrisi : rendah Sifat Kimia Tanah Kemasaman tanah (pH Tanah) Kemasaman tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman melalaui dua cara : 1) Pengaruh langsung ion hydrogen ; atau 2) Pengaruh tidak langsung, yaitu terhadap tersedianya unsur hara termasuk yang tidak beracun (Indranada, 1993). Kandungan bahan organik tanah Ultisol rendah, demikian juga penjenuhan basa dan pH juga rendah (pH kurang dari 5,5). Penjenuhan basa pada jenis tanah ini yaitu sekitar 35%. Kapasitas Tukar Kation pada tanah Ultisol yaitu kurang dari 24 me/100 liat sedangkan nutrisi pada tanah ini rendah (Darmawijaya, 1992). Universitas Sumatera Utara
  • 5. Tanah ultisol adalah tanah yang telah mengalami pelapukan yang banyak mengandung liat oksidasi hidrous Fe dan Al dalam jumlah tinggi. Liat bereaksi cepat dengan pembentuk sederetan Phidroksida yang sukar larut sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Ultisol biasanya mempunyai kandungan fosfor yang rendah, dengan nilai yang umumnya di bawah 200 ppm (Sanchez, 1992). C-Organik Karbon merupakan bahan organik yang utama. Karbon ditangkap tanaman berasal dari CO2 udara. Bahan organik di dekomposisikan menghasilkan air dan CO2 sejumlah kecil CO2 bereaksi dalam tanah membentuk asam karbonat Ca, Mg, K karbonat atau bikarbonat. Garam-garam ini mudah larut dan hilang atau diserap ke dalam tanaman (Hakim, dkk., 1986). Kandungan karbon dalam humus kurang beraneka dan dianggab sebesar 58% dengan mengasumsikan kandungan 58%, kandungan bahan organik dapat dihitung dengan mengalih persentase karbon dengan 1,724 (Foth, 1994). Nitrogen Nitrogen yang merupakan unsur yang utama untuk tanaman tidak terdapat pada batuan-batuan dan hanya berasal dari bahan organik, jadi erat hubungannya dengan bahan organik tanah. Kadar N dalam tanah berkisar antara 0,05-0,25% ,N dalam tanaman berbentuk protein sedang non-organik pada tanah adalah NH4 pada kompleks atau larutan tanah dan NO3 pada larutan tanah berupa garam atau keadaan bebas. Banyak faktor yang menyebabkan penambahan/pengurangan N pada tanaman. Penambahan N antara lain oleh pupuk, air hujan, bahan organik, fiksasi N sedangkan kehilangaannya oleh absorpsi oleh tanaman, pencucian, penguapan/denitrifikasi (Simatupang, 1970) Universitas Sumatera Utara
  • 6. Anasir hara (N) diserap perakaran tanaman dalam bentuk anion nitrat (NO3), kation amonium (NH4) dan bahan lebih kompleks seperti asam amino larut air dan asam nukleik. Tanaman lahan pertanian lebih banyak menyerap N dalam bentuk anion nitrat karena perubahan bentuk N-NH4 menjadi N-NO3 telah terjadi dalam tanah. Semua bentuk ion yang diserap akar tanaman akan diubah menjadi bentuk NH2. Jika perakaran menyerap N- nitrat, senyawa ini segera mereduksinya menjadi amonium dengan melibatkan enzim yang mengandung molibdenum (poerwowidodo, 1993). Kadar Bahan Organik Bahan organik adalah semua sisa jasad hidup dalam tanah, baik yang masih segar maupun yang telah terdekomposisi, senyawa sederhana maupun kompleks. Ini termasuk akar tanaman, sisa tanaman dan hewan dalam semua tingkat dekomposisi, humus, mikrobia dan beberapa senyawa organik (Kohnke, 1968). Faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas ultisol ini adalah: (1) konsentrasi alumunium, dan mangan yang tinggi, (2) kekahatan kalsium, (3) daya fiksasi fosfor, sulfur, dan molibdenum tinggi, Kandungan bahan organik yang rendah sehingga daya menahan air menjadi rendah, stabilitas agregat tanah rendah dan bobot isi tanah tinggi serta kandungan liat yang tinggi akan terjadi proses pemadatan tanah yang cepat yanag sangat berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman (Thamrin, 2000). Bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan hara di dalam tanah dan merupakan zat perekat yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga dapat mengurangi permeabilitas tanah pasir. Pada peruraian bahan organik selain Universitas Sumatera Utara
  • 7. dihasilkan humus, juga dihasilkan karbondioksida, air dan unsur hara. Penguraian bahan organik menjadi senyawa-senyawa anorganik disebut mineralisasi, dimana selama proses juga dihasilkan unsur hara yang langsung dapat dipergunakan tanaman (Tjwan, 1965). Penambahan bahan organik dan kapur akan meningkatkan kandungan P-tersedia dalam tanah . Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh langsung dari pupuk kandang dan kapur serta pengaruh tidak langsung dari pupuk kandang dan kapur serta pengaruh tidak langsung terjadi karena proses dekomposisi bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik mampu menon-aktifkan anion-anion pengikat fosfat yaitu Al dan Fe yang membentuk senyawa logam organik, sedangkan pengaruh secara langsung karena bahan organik merupakan sumber P dan S yang tersedia bagi tanaman (Miller dan Donahue, 1990). Adapun penambahan bahan organik kedalam ultisol, dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara simultan. Sutedjo et all (1991) merinci pengaruh pemberian bahan organik ke dalam tanah sebagai berikut, yaitu pengaruh-pengaruh fisik yang terhadap keadaan biologi tanah. Dengan pengaruh–pengaruh ini struktur tanah menjadi lebih baik, aerasi menjadi lebih baik, mempunyai efek pengikat yang baik atas partikel-partikel tanah. Kapasitas menahan airnya meningkatkan daya sanggah tanah, mencegah meningkatnya kemasaman dan alkalinitas yang terlalu tinggi (Sutedjo et all, 1991). Universitas Sumatera Utara
  • 8. Nisbah C/N Tanah Nilai C/N bahan organik segar menentukan reaksi dalam tanah. Bila C/N bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N antara tanaman dan mikroba, dalam hal ini N di mobilisasi. Bila nitrifikasi baik, maka C/N akan rendah, dengan demikian bahan organik bisa cepat habis. Untuk mempertahankan bahan organik dalam tanah harus disediakan N yang cukup. Suatu dekomposisi bahan organik yang lanjut dicirikan oleh C/N yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut atau baru mulai (Hakim, dkk., 1986). Pupuk kandang perlu mengalami proses penguraiaan dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya sehingga lama mengeluarkan panas misalnya pada sapi, kerbau, dan babi. Dalam dunia pupuk kandang dikenal dengan istilah pupuk panas dan pupuk dingin, pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguriannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, salah satu contohnya adalah kotoran ayam, pada pupuk dingin terjadi sebaliknya (Novizan, 2002). Pupuk Kiserit Kieserit segera tersedia bagi tanaman dengan pengaruh yang lama. Kieserit mengandung kurang lebih 26% MgO dan 22% S. Beberapa sifat penting lainnya berbentuk hablur dan berwarna abu-abu, mudah tersedia bagi tanaman yang bereaksi agak masam karena mengandung SO4, serta kurang tahan disimpan dalam waktu yang lama.(Chan dan Suwandi, 1984). Magnesium di dalam tanah berada dalam berbagai mineral yang mana yang paling utama adalah kalsium magnesium karbonat CaMg (CO3), dan paling Universitas Sumatera Utara
  • 9. banyak terdapat pada tanah liat. Tanah liat mengandung 0,5-2,5 MgO dan dari jumlah ini kira-kira 10% mudah diserap oleh tanaman, sedangkan persediaan magnesium pada tanah pasir jauh lebih sedikit yang mana paling banyak mengandung 0,15% MgO. Oleh karena itu pada tanah pasir banyak dijumpai kekurangan magnesium (Rinsema, 1986 ). Pupuk Kandang Ayam Pupuk kandang adalah kotoran padat dan cair dari hewan atau ternak yang di kandangkan, yang dapat dicampur dengan sisa makanan dan alas kandangnya. Penguraian pupuk kandang menjadi humus merupakan yang penting dalam memperbaiki sifat kimia tanah (Wigati, dkk., 2006). Pupuk kandang mempunyai beberapa fungsi antara lain (1) mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur dan kalium; (2) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah ; (3) melepaskan unsur hara P dan oksidasi Fe dan Al ; (4) memperbaiki sifat fisik tanah dan struktur tanah; (5) Serta membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro sehingga dapat mengurangi proses pencuciaaan unsur makro dan mikro sehingga dapat mengurangi proses pencucian unsur. Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang tergantung pada jenis ternak kualitas pakan ternak dan cara penampungan pupuk kandang. Table 1 menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan hara yang lebih besar dari pada jenis ternak lainnya . Penyebabnya adalah kotoran pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya kandungan unsur hara pada urine selalau lebih tinggi dari pada kotoran padat Universitas Sumatera Utara
  • 10. Tabel 1. Kandungan Beberapa jenis Unsur hara beberapa jenis pupuk Kandang (Sukristiyonubowo, 1993). Jenis Ternak N(%) P2O5(%) K2O(%) Ayam 1,7 1,9 1,5 Sapi 0,3 0,2 0,3 Kuda 0,4 0,2 0,3 Domba 0,6 0,3 0,2 Pupuk kandang kotoran ayam yang kering mengandung kadar air kurang dari 15 %. Hal ini akan mengurangi kehilangan amonia dan akan menghasilkan pupuk kandang dengan mutu yang baik dan tidak terlalu bau, sehingga mudah ditangani dalam pendistribusiannya, harga pupuk kotoran ayam ini lebih mahal dan kandungan haranya lebih tinggi yakni 24 kg N/ton, 20 kg P2O5/ton dan 15 kg K2O (Simpson, 1986). Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimia. Ciri fisiknya adalah berwarna kecoklatan kehitaman, cukup kering , tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat. Ciri-ciri kimiawinya adalah C/N sangat kecil (bahan pembentukannya sudah dan tidak terlihat ) temperature nya relative stabil (Novizan, 2002). Universitas Sumatera Utara