SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
‫‪Hukum Pidana Indonesia‬‬
‫القانون الجنائي الندونسي‬
 ‫في الحاضر والمستقبل‬
Pengertian Hukum Pidana
   Menentukan perbuatan yang dilarang
    disertai dengan sanksi
   Menentukan kapan dan dalam hal apa
    kepada mereka yang melanggar dapat
    dikenai sanksi pidana
   Menentukan cara bagaimana sanksi itu
    dapat dikenakan
Jenis Hukum Pidana
   Materiel ~ Formil
   Umum ~ Khusus
   Dikodifikasikan ~ Tidak Dikodifikasikan
   Nasional ~ Lokal
   Tertulis ~ Tidak Tertulis
   Internasional ~ Nasional
   HP Obyektif (ius poenale) ~ HP Subjektif
    (ius puniendi)
Fungsi Hukum Pidana
  Melindungi kepentingan hukum
orang/masyarakat/negara dari perbuatan-
 perbuatan yang hendak menyerangnya,
 dengan cara mengancam dengan sanksi
  berupa pidana (=nestapa) bagi orang
                     lain.
 Karena demikian, hukum pidana harus
  dianggap sebagai ultimum remidium
(obat terakhir jika hukum lain tak mampu).
kepentingan hukum
Tujuan Hukum Pidana
   Aliran klasik (Beccaria, JJ Rousseau,
    Montesquieu): melindungi individu dari
    kekuasaan penguasa
   Aliran modern: melindungi
    individu/masyarakat dari kejahatan
Hukum Pidana Materiel di Indonesia
   Sumber utama: Kitab Undang-Undang Hukum
    Pidana (KUHP)
   Berlaku di Indonesia sejak tahun 1946 (setelah
    kemerdekaan RI) dengan UU Nomor 1 Tahun
    1946.
   Merupakan warisan kolonial Belanda yang
    diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari 1918.
   Sumber lain: UU yang dibuat oleh RI (Korupsi,
    Lalu Lintas, Narkotika, Psikotropika, Terorisme,
    dll)
Hukum Pidana Materiel




              Sanksi Pidana




Pertanggungjawaban     Tindak Pidana
             Pidana
Sejarah Pembentukan KUHP
  Crimineel Wetboek voor Het         dibuat : 1795
       Koninkrijk Holland            berlaku : 1809-1811


Code Penal (Perancis, Napoleon       berlaku 1811-1886
         Bonaparte)


    Wetboek van Strafrecht           dibuat : 1881
        Nederlansch                  berlaku : 1886


                 Asas Konkordansi
                                     Koninklijk Besluit (Titah Raja) No. 33,
   Wetboek van Strafrecht            15 Oktober 1915
  Nederlansch Indie (WvSNI)          berlaku : 1 Januari 1918



 Wetboek van Strafrecht (WvS)        UU No. 1/ 1946 tentang Peraturan
    dapat dibaca “KUHP”              Hukum Pidana Indonesia


                       UU No. 73/1958 yang memberlakukan UU No. 1/
                       1946 untuk seluruh wilayah Indonesia
Sejarah Pemberlakukan Hukum Pidana di Indonesa

Tahun                        Peristiwa                         Selisih Waktu

1810     Code Penal diberlakukan di Perancis                 1 tahun

1811     Code Penal diberlakukan di Belanda                  56 tahun
1867     Wetboek van Strafrecht voor Europeanen berlaku di   6 tahun
         Hindia-Belanda
1873     Wetboek van Strafrecht voor Inlander diberlakukan   8 tahun
         di Hindia-Belanda
1881     Wetboek van Strafrecht disahkan di Belanda          5 tahun
1886     Wetboek van Strafrecht diberlakukan di Belanda      29 tahun
1915     Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie disahkan   3 tahun
         untuk Hindia-Belanda
1918     Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie            28 tahun
         diberlakukan di Hindia-Belanda
1946     Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie disebut
         sebagai KUHP Indonesia
                                                             Total : 136 tahun
Sistematika KUHP


                      Buku I
                  Aturan Umum
              Pasal 1-103, Bab I - IX

   Buku II            Buku III           Hukum Pidana
  Kejahatan         Pelanggaran              Khusus
                                         (Aturan Pidana
Pasal 104 - 488    Pasal 489 - 569        dalam UU di
Bab X - XXXXI       Bab XXXXI -            luar KUHP)
                      XXXXXX            UU Narkotika,
                                        UU
                                        Psikotropika,
                                        UU Terorisme,
                                        UU HAM, UU
                                        KDRT, dll
Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia

     suatu upaya melakukan peninjauan dan
 pembentukan kembali (reorientasi dan reformasi)
 hukum pidana yang sesuai dengan nilai-nilai sentral
sosio-politik, sosio-filosofik, dan nilai-nilai sosio-
        kultural masyarakat Indonesia.

              Alasan : • politis
                       • sosiologis
                       • praktis
                       • adaptif
Aspek Pembaharuan Hukum Pidana


        Struktur/Perangkat Hukum Pidana
            (Legal Structure Reform)
                         • kepolisian
                         • kejaksaan
                         • kehakiman
                         • advokat
                         • sipir LP, dll


 Materi Hukum Pidana                Kultur Hukum
(Criminal Law Reform)               (Legal Culture Reform)
      hukum pidana materiel •        • ilmu hukum pidana (criminal
       hukum pidana formil •           science reform)
  hukum pelaksanaan pidana •         • perilaku hukum masyarakat
Usaha Pembaharuan Hukum Pidana Nasional

      Pembaharuan Struktur            Pembaharuan Materi      Pembaharuan Kultur
         Hukum Pidana                   Hukum Pidana            Hukum Pidana



      Pembaharuan Hukum               Pembaharuan Hukum         Pembaharuan Hukum
         Pidana Formil                  Pidana Materiel         Pelaksanaan Pidana



                   Secara Parsial                      Secara Global/Universal



   Di Dalam KUHP                    Di Luar KUHP             RUU KUHP

UU 1/1946, UU 20/1946,       UU 7/1951, UU 20/2001,
UU 8/1951,                   UU 22/1997,
UU 73/1958, UU 1/1960,       UU 5/1997, UU 23/1997,
UU 16/Prp/1960,              UU 25/2003,
UU 18/Prp/1960, UU           UU 15/2003
1/1965, UU 7/1974,
UU 4/1976, UU 27/1999
Beberapa Perubahan KUHP
(Pembaharuan Hukum Pidana Materiel secara Parsial/Tambal Sulam)


              UU No. 1/1946        • merubah WvSNI menjadi
    tentang Peraturan Hukum          WvS/KUHP
                      Pidana       • perubahan beberapa pasal
                                   • krimininalisasi delik pemalsuan
                                     uang dan kabar bohong

        UU Nomor 20 Tahun          menambah jenis pidana pokok
      1946 tentang Hukuman         berupa pidana tutupan (Pasal
                    Tutupan        10)


    UU Nomor 8 Tahun 1951
      tentang Penangguhan          menambah kejahatan praktek
 Pemberian Surat Izin kepada       dokter (Pasal 512a)
     Dokter dan Dokter Gigi
UU No. 73/1958
  tentang Berlakunya UU No.    Menambah Pasal 52a, 142a, 154a
1/1946 di Seluruh Wilayah RI




     UU No. 1/1960 tentang     • Pasal 359 diperberat menjadi
         Perubahan KUHP          pidana penjara maks. 5 th atau
                                 kurungan maks. 1 th.
                               • Pasal 360 (1): penjara maks 5 th
                                 atau kurungan maks. 1 th.
                               • Pasal 360 (2): penjara maks. 9
                                 bulan atau kurungan maks. 6
                                 bulan atau denda maks. 300



UU No. 16 Prp/1960 tentang     dalam Pasal 364, 373, 379, 384,
  Beberapa Perubahan dlm       407 (1) menjadi Rp. 250,-
                     KUHP
UU No. 18 Prp/1960
tentang Perubahan Jumlah   Pidana denda dilipatkan 15 X
         Hukuman Denda


   UU No. 1/1965 tentang
    Pencegahan dan atau    Menambah Pasal 156a
       Penodaan Agama


   UU No. 7/1974 tentang   Pasal 542 (Buku III) menjadi
    Penerbitan Perjudian   Pasal 303 bis (Buku II) dan
                           memperberat pidananya


   UU No. 4/1976 tentang
                           • Memperluas Pasal 3 dan 4
   Perubahan KUHP dan
                             terhadap “pesawat udara”
  Kejahatan Penerbangan
                           • Menambah Pasal 95a, 95b,
                             95c
                           • Menambah Bab XXIX A
                             tentang Kejahatan
                             Penerbangan
UU No. 27/1999
    Kejahatan terhadap    Menambah Pasal 107a-f
     Keamanan Negara



   UU No. 2/PnPs/1964
   tentang Pelaksanaan    Mengganti Pasal 11 menjadi
            Pidana Mati   “ditembak mati”


UU No. 20/2001 tentang
Perubahan atas UU No.     Merubah Pasal 209, 210, 387,
       31/1999 tentang    388, 415, 416, 417, 418, 419,
 Pemberantasan Tindak     420, 423, 425, 435.
        Pidana Korupsi
Asas Legalitas
Zaman Romawi sampai zaman Louis XVI di Perancis, kesalahan seseorang
ditentukan oleh raja


reaksi                  • Montesqueau : L’esprit des Lois (1748)
                        • J.J. Rousseau : Du Contract Social (1762)

                                  hasil

                            Revolusi Perancis (1789)
         Pasal 8 Declaration des droits de L’homme et du citoyen (1789)

    Anselm von Feuerbach
       Anselm von Feuerbach
  Lehrbuch des peinlichen Recht
   Lehrbuch des peinlichen Recht
               (1801)
                (1801)
“nullum delictum nulla poena siena
 “nullum delictum nulla poena siena
       praevia lege poenali”
        praevia lege poenali”

                    Napoleon Bonaparte (Code Penal, 1810)
Pasal 1 (1) KUHP:

 “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan
     pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum
                       perbuatan dilakukan”.
Konsekuensi :

1. Tindak pidana harus disebutkan dalam peraturan perundang-undangan.
   Konsekuensi:
   a. Yang tidak tercantum dalam undang-undang tidak dapat dipidana.
   b. Larangan analogi
2. UU itu harus ada sebelum terjadi tindak pidana.
   Konsekuensi: aturan pidana tidak boleh berlaku surut (retro aktif)




                    Asas legalitas formil
Perbuatan yang dianggap “jahat”
          menurut hukum adat/agama?


 Pasal 5 (3) sub b Undang-undang No. 1 Drt. 1951.
    Pasal 27 ayat (1) Undang-undang No. 14 Tahun
       1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
               Kekuasaan Kehakiman



             Asas legalitas materiel
                               RUU KUHP :
    “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) (tentang asas
 legalitas formil, pen.) tidak mengurangi berlakunya hukum yang
hidup yang menentukan bahwa menurut adat setempat seseorang patut
    dipidana walaupun perbuatan tersebut tidak diatur dalam
                          perundang-undangan.”
Asas Temporis Delicti
          tiap tindak pidana yang dilakukan seseorang harus diadili
               menurut ketentuan pidana yang berlaku saat itu
         Jika terjadi perubahan perundang-undangan pidana setelah
             tindak pidana itu dilakukan maka dipakai ketentuan
                   yang paling meringankan terdakwa .

RUU KUHP :
1. Jika terdapat perubahan undang-undangan sesudah perbuatan dilakukan
   atau sesudah tidak dilakukannya perbuatan, maka diterapkan peraturan
   perundang-undangan yang paling menguntungkan.
2. Jika setelah putusan pemidanaan telah memperoleh kekuatan hukum tetap
   perbuatan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan tidak lagi merupakan
   tindak pidana menurut peraturan perundang-undangan yang baru, maka
   narapidana dikeluarkan dari lembaga pemasyarakatan.
3. Jika setelah putusan pemidanaan telah memperolejh kekuatan hukum
   tetap, perbuatan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan diancam dengan
   pidana yang lebih ringan menurut peraturan perundang-undangan yang
   baru, maka putusan pemidanaan tersebut disesuaikan dengan
batas- batas pidana menurut peraturan perundang-undangan yang baru
Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat


Asas Teritorial   Aturan pidana dalam UU Indonesia berlaku bagi setiap
                  orang yang melakukan suatu tindak pidana di wilayah
                  Indonesia (Pasal 2 KUHP)




 Perluasan        Pasal 3




             kendaraan air               pesawat udara
Pidana


 Pidana Pokok     • mati
                  • penjara
                  • kurungan
                  • denda
                  • tutupan


Pidana Tambahan   • pencabutan hak-hak tertentu
                  • perampasan barang tertentu
                  • pengumuman putusan hakim
Pidana Mati
• Dijalankan oleh algojo dengan cara digantung (Pasal 11)
• Diubah dengan “tembak mati” (UU No. 2/PNPS/1964 tentang Tata Cara
  Pelaksanaan Pidana Mati yang Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan
  Peradilan Umum dan Militer)
  ..........GambarDeath PenaltyPicturesBakar.jpg                   ..........GambarDeath PenaltyPicturesSuntik.jpg
  ..........GambarDeath PenaltyPicturesGantung Kuwait.jpg
                                                                          ..........GambarDeath PenaltyPicturesTembak.jpg
  ..........GambarDeath PenaltyPicturesGas.jpg
   ..........GambarDeath PenaltyPicturesRajam.jpg


Pidana Penjara                                              seumur hidup

                                                             sementara/waktu tertentu
                                                            • 1 hari - 15 tahun
                                                            • 20 th jika ada alternatif mati/seumur
                                                              hidup/waktu tertentu tu ada
                                                              pembarengan/pengulangan
Masa Percobaan          • dipidana penjara/kurungan maksimal 1
                          tahun, bukan kurungan pengganti
                        • tidak melakukan tindak pidana lagi sebelum
                          masa percobaan habis
                        • mengganti segala kerugian




Pelepasan Bersyarat • telah menjalani 2/3 lama pidana, minimal 9
                          bulan
                        • syarat umum: tidak mengulangi tindak
                          pidana dan perbuatan lain yang tidak baik
                        • jika terpidana melanggar syarat, pelepasan
                          bersyarat dapat dicabut
Pidana Kurungan                • minimal 1 hari, maksimal 1 tahun
                               • jika ada pembarengan, pengulangan, atau
                                 dilakukan oleh pejabat maka maksimal 1
                                 tahun 4 bulan



Pidana Penjara                              Pidana Kurungan
• maksimal 15/20 tahun                      • maksimal 1 tahun

• Diberlakukan bagi pelaku tindak           • Diberlakukan bagi pelaku tindak
  pidana berat/kejahatan                      pidana ringan/pelanggaran

• Tidak dapat diberlakukan sebagai          • Dapat diberlakukan sebagai
  pengganti pidana denda                      pengganti pidana denda

• Tidak memiliki hak pistole                • Memiliki hak pistole (memperbaiki
                                              nasib selma di dalam kurungan)
Pidana Denda     • minimal Rp. 3,75
                 • jika tidak dibayar dapat diganti kurungan
                   pengganti
                 • kurungan pengganti minimal 1 hari maksimal 6
                   bulan. Tapi jika ada perbarengan, pengulangan,
                   atau dilakukan pejabat maka maksimal 8 bulan
                 • persamaan denda dan kurungan, Rp 7,50/kurang
                   = 1 hari, jika lebih dari Rp 7,50 maka dilipatkan.
                   Sisanya dihitung 1 hari




Pidana Tutupan         boleh diputuskan bagi tindak pidana yang
                       diancam dengan pidana penjara, karena
                       terdorong oleh maksud yang patut dihormati
Pidana dalam RUU KUHP
   Tujuan pemidanaan
   Pedoman pemidanaan
   Pengampunan hakim (rechtelijkpardon)
   Modifikasi pidana karena ada perubahan perilaku narapidana atau karena
    ada perubahan UU
   Elastisitas pemidanaan
   Pidana mati menjadi jenis pidana khusus
   Penambahan jenis pidana baru, yaitu pidana pengawasan dan kerja
    sosial (pidana pokok), serta pembayaran ganti kerugian dan
    pemenuhan kewajiban adat (pidana tambahan)
   Dikenal adanya tindakan (matregel) bagi pelaku yang tidak dapat atau
    kurang dapat dipertanggungjawabkan karena gangguan jiwa
   Membedakan pidana dan tindakan bagi anak
   Ada penundaan pidana mati
   Mengenal minimum khusus pidana
   Pengkategorian pidana denda
   Menambah alasan memperingan pidana
Alasan Penghapus Pidana



                   Alasan Pemaaf        Alasan Pembenar
     (sisi sobyektif)  pelakunya       (sisi obyektif)  perbuatannya

    Tidak dapat                             Menjalankan peraturan undang-undang (Pasal 50)
                                        

                                            Pembelaan terpaksa dari serangan atau ancaman yang melawan
    dipertanggungjawabkan (Pasal 44)
                                        

                                            hukum, yang dilakukan untuk diri sendiri atau orang lain,
                                            kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang
   Daya paksa (overmacht) dalam            lain (noodweer) dalam Pasal 49 ayat (1)

    Pasal 48 (setiap kekuatan, setiap
    paksaan atau tekanan yang tak
    dapat ditahan)
   Pembelaan terpaksa yang
    melampaui batas dikarenakan
    kegoncangan jiwa yang hebat
    (noodweer exces) dalam Pasal 49
    ayat (2)
   Melaksanakan perintah jabatan
    yang diberikan oleh penguasa yang
    berwenang (Pasal 51 ayat (1))
Alasan Penghapus Pidana dalam RUU KUHP
• Asas Culpabilitas (asas kesalahan) yaitu “tiada pidana atau
  tindakan tanpa kesalahan” (kecuali nanti berlaku
  pertanggungjawaban yang ketat atau strict liability/liability without
  fault)
• Menderita gangguan jiwa, penyakit jiwa, atau retardasi mental
• Alasan Pemaaf:
  a. tidak mengetahui/sesat mengenai keadaan atau hukumnya
     (error facti dan error iuris) kecuali kesesatannya itu patut
     dipersalahkan.
  b. daya paksa
  c. pembelaan terpaksa yang melampaui batas
  d. dengan iktikad baik melaksanakan perintah jabatan yang
     diberikan tanpa wewenang
• Alasan Pembenar:
  a. melaksanakan aturan perundang-undangan
  b. melaksanakan perintah jabatan
  c. keadaan darurat
  d. pembelaan terpaksa
Pidana Anak
      UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak




                              pidana dan
                               tindakan
           tindakan




0   8 th              12 th                 18 th    21 th
                        Sidang Anak
• Jika masih dapat dibina, maka
  diserahkan kembali ke orang tua/wal

• Jika tidak dapat lagi dibina, maka
  diserahkan Departemen Sosiali




0                                       < 8 th
hanya dikenai TINDAKAN:

• Jika diancam pidana mati/penjara seumur
  hidup, maka diserahkan ke negara untuk
  dididik, dibina, atau dilatih kerja

• Jika diancam pidana selain pidana
  mati/penjara seumur hidup, maka diserahkan
  kepada (1) ortu/wali, (2) negara, atau (3)
  Depsos atau organisasi sosial



8 th                                           < 12 th
dikenai PIDANA DAN
              TINDAKAN




12 th                        < 18 th
Pidana Pokok Anak
1. Pidana Penjara    • jika diancam pidana mati/seumur hidup, maka diganti
                       pidana penjara maksimal 10 th.
                     • maksimal pidana penjara ½ dari maksimal pidana
                       penjara orang dewasa

2. Pidana Kurungan • maksimal pidana kurungan ½ dari maksimal pidana
                     kurungan orang dewasa

3. Pidana Denda      • maksimal pidana denda ½ dari maksimal pidana
                       denda orang dewasa
                     • jika tidak terbayar, diganti latihan kerja maksimal 90
                       hari, maksimal 4 jam sehari

3. Pidana Pengawasan • 3 bulan – 2 tahun
Pidana Tambahan bagi Anak

     Perampasan barang tertentu
       Pembayaran ganti rugi
Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana

1.     Tidak adanya pengaduan pada delik-delik aduan
       Aturan umum delik aduan  Pasal 72-75
       Aturan khusus delik aduan 
          • Pasal 284 (perzinahan)
          • Pasal 332 (melarikan wanita)
     2. Dituntut untuk kedua kalinya            Ne bis in idem
       Pasal 76:
       a. telah ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap
       b. orang terhadap siapa putusan itu dijatuhkan adalah sama
       c. perbuatan yang dituntut adalah sama dengan yang pernah diputus
          terdahulu
     3. Matinya terdakwa (Pasal 77)
4. Daluwarsa (Pasal 78)
          a. pelanggaran dan kejahatan percetakan  1 tahun
          b. kejahatan yang diancam dengan denda, kurungan atau penjara
             maksimal 3 tahun  6 tahun
          c. kejahatan yang diancam pidana penjara >3 tahun  12 tahun
          d. kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau seumur
             hidup  18 tahun


     5.         Ada pembayaran denda maksimum kepada pejabat
          tertentu untuk pelanggaran yang hanya diancam dengan
          denda saja (Pasal 82).


6.          Abolisi atau amnesti
Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana
          dalam Rancangan KUHP
1. terdakwa meninggal dunia
2. Presiden memberikan amnesti atau abolisi
3. maksimum denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana
   yang dilakukan hanya diancam dengan pidana denda paling banyak
   kategori II
4. maksimum denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana
   yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau pidana
   denda paling banyak kategori III.
5. telah ada putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum
   tetap.
6. telah kadaluwarsa
• percetakan  1 tahun
• diancam dengan denda atau pidana penjara paling lama 1 tahun  2
   tahun
• diancam dengan pidana penjara paling lama 3 tahun  6 tahun
• diancam dengan pidana penjara >3 tahun  12 tahun
• diancam dengan pidana mati atau pidana penjara/seumur hidup  18
   tahun
7. tindak pidana aduan yang pengaduannya ditarik kembali 1
Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana

  1. Matinya terdakwa (Pasal 83)
  2. Daluwarsa (Pasal 84-85)
     a. pelanggaran  2 tahun
     b. kejahatan percetakan  5 tahun
     c. kejahatan lainnya = daluwarsa penuntutan ditambah 1/3
     d. pidana mati tidak ada daluwarsa

3. Grasi



  RUU KUHP               1. terpidana meninggal dunia.
                         2. Presiden memberikan amnesti atau grasi yang
                            berupa pembebasan terpidana dari kewajiban
                            menjalankan pidana.
                         3. kedaluwarsa.
Tindak Pidana

Contenu connexe

Tendances

(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Pidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanPidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanSigit Riono
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumAnto Neo Madani
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 

Tendances (20)

(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Pidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanPidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaan
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukum
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 

En vedette

KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1Dadang DjokoKaryanto
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapKitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapaanpalisury
 
Makalah anak berkonflik dengan hukum
Makalah anak berkonflik dengan hukumMakalah anak berkonflik dengan hukum
Makalah anak berkonflik dengan hukumSulaiman Zuhdi Manik
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 
Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraNuelimmanuel22
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatNuelimmanuel22
 
Mengurai Undang-Undang Narkotika
Mengurai Undang-Undang NarkotikaMengurai Undang-Undang Narkotika
Mengurai Undang-Undang NarkotikaLBH Masyarakat
 
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorif
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorifTinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorif
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorifmuammarzhorif
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanFachrul Kardiman
 
Cara menentukan tindak pidana kelompok5
Cara menentukan tindak pidana kelompok5Cara menentukan tindak pidana kelompok5
Cara menentukan tindak pidana kelompok5Rujendro Caturpandu
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 

En vedette (20)

KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Kuhap
KuhapKuhap
Kuhap
 
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapKitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
 
Kasus skripsi
Kasus skripsiKasus skripsi
Kasus skripsi
 
Anak berkonflik dengan hukum
Anak berkonflik dengan hukumAnak berkonflik dengan hukum
Anak berkonflik dengan hukum
 
Makalah anak berkonflik dengan hukum
Makalah anak berkonflik dengan hukumMakalah anak berkonflik dengan hukum
Makalah anak berkonflik dengan hukum
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negara
 
Pengantar hukum pidana
Pengantar hukum pidanaPengantar hukum pidana
Pengantar hukum pidana
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adat
 
Mengurai Undang-Undang Narkotika
Mengurai Undang-Undang NarkotikaMengurai Undang-Undang Narkotika
Mengurai Undang-Undang Narkotika
 
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorif
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorifTinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorif
Tinjauan kriminologis tindak pidana penyalahgunaan narkotika zhorif
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
 
Cara menentukan tindak pidana kelompok5
Cara menentukan tindak pidana kelompok5Cara menentukan tindak pidana kelompok5
Cara menentukan tindak pidana kelompok5
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Hasil Riset Media Monitoring Hari Anak Nasional 2012
Hasil Riset Media Monitoring Hari Anak Nasional 2012Hasil Riset Media Monitoring Hari Anak Nasional 2012
Hasil Riset Media Monitoring Hari Anak Nasional 2012
 

Similaire à Hukum pidana

Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum PidanaPengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum PidanaNasiPadang7
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanayudikrismen1
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidanaNuelimmanuel22
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxDirgaGunk
 
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdfDiasSaktiawan
 
Mengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPMengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPRatri nia
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptAZIS50
 
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptssuser0a01f91
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).pptRizky113654
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qaAndiex Ae
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qaandiex25
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxRismaMawar1
 

Similaire à Hukum pidana (20)

Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum PidanaPengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidana
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
 
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf
4. Dr. Yenti - TP Khusus & TP Baru UU KUHP 2023 (3).pdf
 
Uu 11 1980
Uu 11 1980Uu 11 1980
Uu 11 1980
 
Mengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPMengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHP
 
hukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdfhukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdf
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
 
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Uu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 PjlsUu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 Pjls
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
 

Plus de Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfIr. Zakaria, M.M
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatIr. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
 

Plus de Ir. Zakaria, M.M (20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
 

Hukum pidana

  • 1. ‫‪Hukum Pidana Indonesia‬‬ ‫القانون الجنائي الندونسي‬ ‫في الحاضر والمستقبل‬
  • 2. Pengertian Hukum Pidana  Menentukan perbuatan yang dilarang disertai dengan sanksi  Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar dapat dikenai sanksi pidana  Menentukan cara bagaimana sanksi itu dapat dikenakan
  • 3. Jenis Hukum Pidana  Materiel ~ Formil  Umum ~ Khusus  Dikodifikasikan ~ Tidak Dikodifikasikan  Nasional ~ Lokal  Tertulis ~ Tidak Tertulis  Internasional ~ Nasional  HP Obyektif (ius poenale) ~ HP Subjektif (ius puniendi)
  • 4. Fungsi Hukum Pidana Melindungi kepentingan hukum orang/masyarakat/negara dari perbuatan- perbuatan yang hendak menyerangnya, dengan cara mengancam dengan sanksi berupa pidana (=nestapa) bagi orang lain. Karena demikian, hukum pidana harus dianggap sebagai ultimum remidium (obat terakhir jika hukum lain tak mampu).
  • 6. Tujuan Hukum Pidana  Aliran klasik (Beccaria, JJ Rousseau, Montesquieu): melindungi individu dari kekuasaan penguasa  Aliran modern: melindungi individu/masyarakat dari kejahatan
  • 7. Hukum Pidana Materiel di Indonesia  Sumber utama: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)  Berlaku di Indonesia sejak tahun 1946 (setelah kemerdekaan RI) dengan UU Nomor 1 Tahun 1946.  Merupakan warisan kolonial Belanda yang diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari 1918.  Sumber lain: UU yang dibuat oleh RI (Korupsi, Lalu Lintas, Narkotika, Psikotropika, Terorisme, dll)
  • 8. Hukum Pidana Materiel Sanksi Pidana Pertanggungjawaban Tindak Pidana Pidana
  • 9. Sejarah Pembentukan KUHP Crimineel Wetboek voor Het dibuat : 1795 Koninkrijk Holland berlaku : 1809-1811 Code Penal (Perancis, Napoleon berlaku 1811-1886 Bonaparte) Wetboek van Strafrecht dibuat : 1881 Nederlansch berlaku : 1886 Asas Konkordansi Koninklijk Besluit (Titah Raja) No. 33, Wetboek van Strafrecht 15 Oktober 1915 Nederlansch Indie (WvSNI) berlaku : 1 Januari 1918 Wetboek van Strafrecht (WvS) UU No. 1/ 1946 tentang Peraturan dapat dibaca “KUHP” Hukum Pidana Indonesia UU No. 73/1958 yang memberlakukan UU No. 1/ 1946 untuk seluruh wilayah Indonesia
  • 10. Sejarah Pemberlakukan Hukum Pidana di Indonesa Tahun Peristiwa Selisih Waktu 1810 Code Penal diberlakukan di Perancis 1 tahun 1811 Code Penal diberlakukan di Belanda 56 tahun 1867 Wetboek van Strafrecht voor Europeanen berlaku di 6 tahun Hindia-Belanda 1873 Wetboek van Strafrecht voor Inlander diberlakukan 8 tahun di Hindia-Belanda 1881 Wetboek van Strafrecht disahkan di Belanda 5 tahun 1886 Wetboek van Strafrecht diberlakukan di Belanda 29 tahun 1915 Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie disahkan 3 tahun untuk Hindia-Belanda 1918 Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie 28 tahun diberlakukan di Hindia-Belanda 1946 Wetboek van Strafrecht Netherlands-Indie disebut sebagai KUHP Indonesia Total : 136 tahun
  • 11. Sistematika KUHP Buku I Aturan Umum Pasal 1-103, Bab I - IX Buku II Buku III Hukum Pidana Kejahatan Pelanggaran Khusus (Aturan Pidana Pasal 104 - 488 Pasal 489 - 569 dalam UU di Bab X - XXXXI Bab XXXXI - luar KUHP) XXXXXX UU Narkotika, UU Psikotropika, UU Terorisme, UU HAM, UU KDRT, dll
  • 12. Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia suatu upaya melakukan peninjauan dan pembentukan kembali (reorientasi dan reformasi) hukum pidana yang sesuai dengan nilai-nilai sentral sosio-politik, sosio-filosofik, dan nilai-nilai sosio- kultural masyarakat Indonesia. Alasan : • politis • sosiologis • praktis • adaptif
  • 13. Aspek Pembaharuan Hukum Pidana Struktur/Perangkat Hukum Pidana (Legal Structure Reform) • kepolisian • kejaksaan • kehakiman • advokat • sipir LP, dll Materi Hukum Pidana Kultur Hukum (Criminal Law Reform) (Legal Culture Reform) hukum pidana materiel • • ilmu hukum pidana (criminal hukum pidana formil • science reform) hukum pelaksanaan pidana • • perilaku hukum masyarakat
  • 14. Usaha Pembaharuan Hukum Pidana Nasional Pembaharuan Struktur Pembaharuan Materi Pembaharuan Kultur Hukum Pidana Hukum Pidana Hukum Pidana Pembaharuan Hukum Pembaharuan Hukum Pembaharuan Hukum Pidana Formil Pidana Materiel Pelaksanaan Pidana Secara Parsial Secara Global/Universal Di Dalam KUHP Di Luar KUHP RUU KUHP UU 1/1946, UU 20/1946, UU 7/1951, UU 20/2001, UU 8/1951, UU 22/1997, UU 73/1958, UU 1/1960, UU 5/1997, UU 23/1997, UU 16/Prp/1960, UU 25/2003, UU 18/Prp/1960, UU UU 15/2003 1/1965, UU 7/1974, UU 4/1976, UU 27/1999
  • 15. Beberapa Perubahan KUHP (Pembaharuan Hukum Pidana Materiel secara Parsial/Tambal Sulam) UU No. 1/1946 • merubah WvSNI menjadi tentang Peraturan Hukum WvS/KUHP Pidana • perubahan beberapa pasal • krimininalisasi delik pemalsuan uang dan kabar bohong UU Nomor 20 Tahun menambah jenis pidana pokok 1946 tentang Hukuman berupa pidana tutupan (Pasal Tutupan 10) UU Nomor 8 Tahun 1951 tentang Penangguhan menambah kejahatan praktek Pemberian Surat Izin kepada dokter (Pasal 512a) Dokter dan Dokter Gigi
  • 16. UU No. 73/1958 tentang Berlakunya UU No. Menambah Pasal 52a, 142a, 154a 1/1946 di Seluruh Wilayah RI UU No. 1/1960 tentang • Pasal 359 diperberat menjadi Perubahan KUHP pidana penjara maks. 5 th atau kurungan maks. 1 th. • Pasal 360 (1): penjara maks 5 th atau kurungan maks. 1 th. • Pasal 360 (2): penjara maks. 9 bulan atau kurungan maks. 6 bulan atau denda maks. 300 UU No. 16 Prp/1960 tentang dalam Pasal 364, 373, 379, 384, Beberapa Perubahan dlm 407 (1) menjadi Rp. 250,- KUHP
  • 17. UU No. 18 Prp/1960 tentang Perubahan Jumlah Pidana denda dilipatkan 15 X Hukuman Denda UU No. 1/1965 tentang Pencegahan dan atau Menambah Pasal 156a Penodaan Agama UU No. 7/1974 tentang Pasal 542 (Buku III) menjadi Penerbitan Perjudian Pasal 303 bis (Buku II) dan memperberat pidananya UU No. 4/1976 tentang • Memperluas Pasal 3 dan 4 Perubahan KUHP dan terhadap “pesawat udara” Kejahatan Penerbangan • Menambah Pasal 95a, 95b, 95c • Menambah Bab XXIX A tentang Kejahatan Penerbangan
  • 18. UU No. 27/1999 Kejahatan terhadap Menambah Pasal 107a-f Keamanan Negara UU No. 2/PnPs/1964 tentang Pelaksanaan Mengganti Pasal 11 menjadi Pidana Mati “ditembak mati” UU No. 20/2001 tentang Perubahan atas UU No. Merubah Pasal 209, 210, 387, 31/1999 tentang 388, 415, 416, 417, 418, 419, Pemberantasan Tindak 420, 423, 425, 435. Pidana Korupsi
  • 19. Asas Legalitas Zaman Romawi sampai zaman Louis XVI di Perancis, kesalahan seseorang ditentukan oleh raja reaksi • Montesqueau : L’esprit des Lois (1748) • J.J. Rousseau : Du Contract Social (1762) hasil Revolusi Perancis (1789) Pasal 8 Declaration des droits de L’homme et du citoyen (1789) Anselm von Feuerbach Anselm von Feuerbach Lehrbuch des peinlichen Recht Lehrbuch des peinlichen Recht (1801) (1801) “nullum delictum nulla poena siena “nullum delictum nulla poena siena praevia lege poenali” praevia lege poenali” Napoleon Bonaparte (Code Penal, 1810)
  • 20. Pasal 1 (1) KUHP: “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”. Konsekuensi : 1. Tindak pidana harus disebutkan dalam peraturan perundang-undangan. Konsekuensi: a. Yang tidak tercantum dalam undang-undang tidak dapat dipidana. b. Larangan analogi 2. UU itu harus ada sebelum terjadi tindak pidana. Konsekuensi: aturan pidana tidak boleh berlaku surut (retro aktif) Asas legalitas formil
  • 21. Perbuatan yang dianggap “jahat” menurut hukum adat/agama? Pasal 5 (3) sub b Undang-undang No. 1 Drt. 1951. Pasal 27 ayat (1) Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Asas legalitas materiel RUU KUHP : “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) (tentang asas legalitas formil, pen.) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup yang menentukan bahwa menurut adat setempat seseorang patut dipidana walaupun perbuatan tersebut tidak diatur dalam perundang-undangan.”
  • 22. Asas Temporis Delicti tiap tindak pidana yang dilakukan seseorang harus diadili menurut ketentuan pidana yang berlaku saat itu Jika terjadi perubahan perundang-undangan pidana setelah tindak pidana itu dilakukan maka dipakai ketentuan yang paling meringankan terdakwa . RUU KUHP : 1. Jika terdapat perubahan undang-undangan sesudah perbuatan dilakukan atau sesudah tidak dilakukannya perbuatan, maka diterapkan peraturan perundang-undangan yang paling menguntungkan. 2. Jika setelah putusan pemidanaan telah memperoleh kekuatan hukum tetap perbuatan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan tidak lagi merupakan tindak pidana menurut peraturan perundang-undangan yang baru, maka narapidana dikeluarkan dari lembaga pemasyarakatan. 3. Jika setelah putusan pemidanaan telah memperolejh kekuatan hukum tetap, perbuatan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan diancam dengan pidana yang lebih ringan menurut peraturan perundang-undangan yang baru, maka putusan pemidanaan tersebut disesuaikan dengan batas- batas pidana menurut peraturan perundang-undangan yang baru
  • 23. Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat Asas Teritorial Aturan pidana dalam UU Indonesia berlaku bagi setiap orang yang melakukan suatu tindak pidana di wilayah Indonesia (Pasal 2 KUHP) Perluasan Pasal 3 kendaraan air pesawat udara
  • 24. Pidana Pidana Pokok • mati • penjara • kurungan • denda • tutupan Pidana Tambahan • pencabutan hak-hak tertentu • perampasan barang tertentu • pengumuman putusan hakim
  • 25. Pidana Mati • Dijalankan oleh algojo dengan cara digantung (Pasal 11) • Diubah dengan “tembak mati” (UU No. 2/PNPS/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum dan Militer) ..........GambarDeath PenaltyPicturesBakar.jpg ..........GambarDeath PenaltyPicturesSuntik.jpg ..........GambarDeath PenaltyPicturesGantung Kuwait.jpg ..........GambarDeath PenaltyPicturesTembak.jpg ..........GambarDeath PenaltyPicturesGas.jpg ..........GambarDeath PenaltyPicturesRajam.jpg Pidana Penjara seumur hidup sementara/waktu tertentu • 1 hari - 15 tahun • 20 th jika ada alternatif mati/seumur hidup/waktu tertentu tu ada pembarengan/pengulangan
  • 26. Masa Percobaan • dipidana penjara/kurungan maksimal 1 tahun, bukan kurungan pengganti • tidak melakukan tindak pidana lagi sebelum masa percobaan habis • mengganti segala kerugian Pelepasan Bersyarat • telah menjalani 2/3 lama pidana, minimal 9 bulan • syarat umum: tidak mengulangi tindak pidana dan perbuatan lain yang tidak baik • jika terpidana melanggar syarat, pelepasan bersyarat dapat dicabut
  • 27. Pidana Kurungan • minimal 1 hari, maksimal 1 tahun • jika ada pembarengan, pengulangan, atau dilakukan oleh pejabat maka maksimal 1 tahun 4 bulan Pidana Penjara Pidana Kurungan • maksimal 15/20 tahun • maksimal 1 tahun • Diberlakukan bagi pelaku tindak • Diberlakukan bagi pelaku tindak pidana berat/kejahatan pidana ringan/pelanggaran • Tidak dapat diberlakukan sebagai • Dapat diberlakukan sebagai pengganti pidana denda pengganti pidana denda • Tidak memiliki hak pistole • Memiliki hak pistole (memperbaiki nasib selma di dalam kurungan)
  • 28. Pidana Denda • minimal Rp. 3,75 • jika tidak dibayar dapat diganti kurungan pengganti • kurungan pengganti minimal 1 hari maksimal 6 bulan. Tapi jika ada perbarengan, pengulangan, atau dilakukan pejabat maka maksimal 8 bulan • persamaan denda dan kurungan, Rp 7,50/kurang = 1 hari, jika lebih dari Rp 7,50 maka dilipatkan. Sisanya dihitung 1 hari Pidana Tutupan boleh diputuskan bagi tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara, karena terdorong oleh maksud yang patut dihormati
  • 29. Pidana dalam RUU KUHP  Tujuan pemidanaan  Pedoman pemidanaan  Pengampunan hakim (rechtelijkpardon)  Modifikasi pidana karena ada perubahan perilaku narapidana atau karena ada perubahan UU  Elastisitas pemidanaan  Pidana mati menjadi jenis pidana khusus  Penambahan jenis pidana baru, yaitu pidana pengawasan dan kerja sosial (pidana pokok), serta pembayaran ganti kerugian dan pemenuhan kewajiban adat (pidana tambahan)  Dikenal adanya tindakan (matregel) bagi pelaku yang tidak dapat atau kurang dapat dipertanggungjawabkan karena gangguan jiwa  Membedakan pidana dan tindakan bagi anak  Ada penundaan pidana mati  Mengenal minimum khusus pidana  Pengkategorian pidana denda  Menambah alasan memperingan pidana
  • 30. Alasan Penghapus Pidana Alasan Pemaaf Alasan Pembenar (sisi sobyektif)  pelakunya (sisi obyektif)  perbuatannya Tidak dapat Menjalankan peraturan undang-undang (Pasal 50)   Pembelaan terpaksa dari serangan atau ancaman yang melawan dipertanggungjawabkan (Pasal 44)  hukum, yang dilakukan untuk diri sendiri atau orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang  Daya paksa (overmacht) dalam lain (noodweer) dalam Pasal 49 ayat (1) Pasal 48 (setiap kekuatan, setiap paksaan atau tekanan yang tak dapat ditahan)  Pembelaan terpaksa yang melampaui batas dikarenakan kegoncangan jiwa yang hebat (noodweer exces) dalam Pasal 49 ayat (2)  Melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang (Pasal 51 ayat (1))
  • 31. Alasan Penghapus Pidana dalam RUU KUHP • Asas Culpabilitas (asas kesalahan) yaitu “tiada pidana atau tindakan tanpa kesalahan” (kecuali nanti berlaku pertanggungjawaban yang ketat atau strict liability/liability without fault) • Menderita gangguan jiwa, penyakit jiwa, atau retardasi mental • Alasan Pemaaf: a. tidak mengetahui/sesat mengenai keadaan atau hukumnya (error facti dan error iuris) kecuali kesesatannya itu patut dipersalahkan. b. daya paksa c. pembelaan terpaksa yang melampaui batas d. dengan iktikad baik melaksanakan perintah jabatan yang diberikan tanpa wewenang • Alasan Pembenar: a. melaksanakan aturan perundang-undangan b. melaksanakan perintah jabatan c. keadaan darurat d. pembelaan terpaksa
  • 32. Pidana Anak UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak pidana dan tindakan tindakan 0 8 th 12 th 18 th 21 th Sidang Anak
  • 33. • Jika masih dapat dibina, maka diserahkan kembali ke orang tua/wal • Jika tidak dapat lagi dibina, maka diserahkan Departemen Sosiali 0 < 8 th
  • 34. hanya dikenai TINDAKAN: • Jika diancam pidana mati/penjara seumur hidup, maka diserahkan ke negara untuk dididik, dibina, atau dilatih kerja • Jika diancam pidana selain pidana mati/penjara seumur hidup, maka diserahkan kepada (1) ortu/wali, (2) negara, atau (3) Depsos atau organisasi sosial 8 th < 12 th
  • 35. dikenai PIDANA DAN TINDAKAN 12 th < 18 th
  • 36. Pidana Pokok Anak 1. Pidana Penjara • jika diancam pidana mati/seumur hidup, maka diganti pidana penjara maksimal 10 th. • maksimal pidana penjara ½ dari maksimal pidana penjara orang dewasa 2. Pidana Kurungan • maksimal pidana kurungan ½ dari maksimal pidana kurungan orang dewasa 3. Pidana Denda • maksimal pidana denda ½ dari maksimal pidana denda orang dewasa • jika tidak terbayar, diganti latihan kerja maksimal 90 hari, maksimal 4 jam sehari 3. Pidana Pengawasan • 3 bulan – 2 tahun
  • 37. Pidana Tambahan bagi Anak  Perampasan barang tertentu  Pembayaran ganti rugi
  • 38. Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana 1. Tidak adanya pengaduan pada delik-delik aduan Aturan umum delik aduan  Pasal 72-75 Aturan khusus delik aduan  • Pasal 284 (perzinahan) • Pasal 332 (melarikan wanita) 2. Dituntut untuk kedua kalinya Ne bis in idem Pasal 76: a. telah ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap b. orang terhadap siapa putusan itu dijatuhkan adalah sama c. perbuatan yang dituntut adalah sama dengan yang pernah diputus terdahulu 3. Matinya terdakwa (Pasal 77)
  • 39. 4. Daluwarsa (Pasal 78) a. pelanggaran dan kejahatan percetakan  1 tahun b. kejahatan yang diancam dengan denda, kurungan atau penjara maksimal 3 tahun  6 tahun c. kejahatan yang diancam pidana penjara >3 tahun  12 tahun d. kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau seumur hidup  18 tahun 5. Ada pembayaran denda maksimum kepada pejabat tertentu untuk pelanggaran yang hanya diancam dengan denda saja (Pasal 82). 6. Abolisi atau amnesti
  • 40. Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana dalam Rancangan KUHP 1. terdakwa meninggal dunia 2. Presiden memberikan amnesti atau abolisi 3. maksimum denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana yang dilakukan hanya diancam dengan pidana denda paling banyak kategori II 4. maksimum denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak kategori III. 5. telah ada putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap. 6. telah kadaluwarsa • percetakan  1 tahun • diancam dengan denda atau pidana penjara paling lama 1 tahun  2 tahun • diancam dengan pidana penjara paling lama 3 tahun  6 tahun • diancam dengan pidana penjara >3 tahun  12 tahun • diancam dengan pidana mati atau pidana penjara/seumur hidup  18 tahun 7. tindak pidana aduan yang pengaduannya ditarik kembali 1
  • 41. Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana 1. Matinya terdakwa (Pasal 83) 2. Daluwarsa (Pasal 84-85) a. pelanggaran  2 tahun b. kejahatan percetakan  5 tahun c. kejahatan lainnya = daluwarsa penuntutan ditambah 1/3 d. pidana mati tidak ada daluwarsa 3. Grasi RUU KUHP 1. terpidana meninggal dunia. 2. Presiden memberikan amnesti atau grasi yang berupa pembebasan terpidana dari kewajiban menjalankan pidana. 3. kedaluwarsa.