2. Besaran, satuan dan alat ukur
No Besaran Pokok Satuan Alat Ukur
1 Panjang M -Mistar
-Jangka Sorong
-Mikrometer
2 Massa Kg •Neraca
•Neraca satu lengan
•Neraca tiga lengan
•Neraca Pegas
3 Waktu S Stop Wacth
4 Suhu K Termometer
5 Kuat Arus A Ampere meter
6 Intensitas Cahaya Cd -
7 Jumlah molekul mol -
6. MASSA JENIS ZAT
Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut
zat. Massa jenis zat didefinisikan sebagai massa benda per
satuan volum.
p = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volum benda (m3)
Satuan Masa Jenis
Dalam SI (Satuan Internasional) adalah kg/m3
Satuan yang lebih kecil adalah gr/cm3
1 kg/m3 = 0,001 gr/cm3 = 10-3 gr/cm3
1 gr/cm = 1000 kg/m = 103 kg/m
7. 1. Pemuaian Panjang
Keterangan:
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (ºC)
2. Pemuaian Luas
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
Δ0 = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
9. Penerapan Konsep Pemuaian Zat dalam Kehidupan
Sehari-Hari
1. Pemasangan Kaca Jendela
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca
sebab koefisien muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu
tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini penting sekali untuk
menghindari terjadinya pembengkokan pada bingkai.
2. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu
batang rel dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang
rel akan memuai hingga akan bertambah panjang. Dengan
diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi desakan
antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.
10. 3. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil
daripada tempatnya sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang
secara langsung pada tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut,
terlebih dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan ukurannya
pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya sehingga
memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika
suhu mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat
pada tempatnya.
4. Pemasangan Jaringan Listrik dan Telepon
Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke
tiang lainnya sehingga saat udara dingin panjang kabel akan sedikit
berkurang dan mengencang. Jika kabel tidak dipasang kendur, maka
saat terjadi penyusutan kabel akan terputus.
11. 5. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki
koefisien muai panjang berbeda yang dikeling menjadi satu. Keping
bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu normal
panjang keping bimetal akan sama dan kedua keping pada posisi
lurus. Jika suhu naik kedua keping akan mengalami pemuaian dengan
pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan
membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang
yang kecil.
Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan
misalnya pada termometer bimetal, termostat bimetal pada seterika
listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik bimetal. Pemanfaatan
pemuaian zat yang tidak sama koefisien muainya dapat berguna bagi
industri otomotif, misalnya pada bimetal yang dipasang sebagai saklar
otomatis atau pada lampu reting kendaraan.
12. Kalor
Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan
suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang
satuan lainnya adalah kalori (kal).
Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh
suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C.
13. hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan
suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau
dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan
bermassa m adalah
Q=mL
dimana L adalah kalor laten.
15. Gaya dan Usaha
Hukum I Newton berbunyi: “Benda yang dalam keadaan diam akan
mempertahankan keadaannya untuk tetap diam dan benda yang
sedang bergerak lurus beraturan akan cenderung mempertahankan
keadaannya untuk bergerak lurus beraturan dalam arah yang sama
selama tidak ada gaya yang bekerja padanya."
Contoh :
1. Kita terdorong ke depan ketika bus tiba- tiba direm atau
terdorong ke belakang ketika bus bergerak maju secara
mendadak.
2. ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh
tumpukan buku tebal atau gelas. Jika lembar kertas tadi ditarik
dengan sangat cepat, maka tumpukan buku atau gelas tersebut
tidak bergerak.
16. Gaya dan Usaha
Hukum II Newton berbunyi “Percepatan sebuah benda yang diberi
gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik
dengan massa benda.” Dalam bentuk rumus
hukum II Newton dapat dituliskan: F=m.a.
Hukum III Newton berbunyi “Setiap ada gaya aksi, maka akan selalu
ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.”
Contoh:
1. penyelam dapat berenang di dalam laut karena kaki dan
tangan penyelam mendorong air ke belakang (gaya aksi)
sehingga badan penyelam terdorong ke depan sebagai gaya
reaksi.
2. Tangan terasa sakit ketika menekan meja
3. Tarik tambang
17.
18. Energi mekanik (Em) adalah jumlah antara energi kinetik dan energi
potensial suatu benda.
Em = Ep + Ek
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang
bergerak. Energi kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus
dengan massa benda dan kuadrat kecepatannya.
Ek = ½ m v2
Energi potensial grafitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu
benda karena pengaruh tempatnya (kedudukannya). Energi
potensial ini juga disebut energi diam, karena benda yang diam-
pun dapat memiliki tenaga potensial.
Ep = ½ . k. x2
Ep = m . g . h
Pada pegas
19. PESAWAT SEDERHANA
1. Tuas
a. Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak
di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini
di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan
alat pencabut paku.
b. Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di
antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan
kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat
pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka
tutup botol.
20. c. Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di
antara titk tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini
adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan
pasir.
Dengan menggunakan tuas semakin jauh jarak kuasa terhadap titik
tumpu, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat
beban, atau dapat dirumuskan:
B X Lb = F X Lk
Keterangan :
B : Beban yang akan diangkat (satuannya Newton )
Lb : Jarak antara Beban dengan titik tumpu (satuannya meter )
F : Kuasa (gaya yang akan mengangkat beban)(satuannya Newton )
Lk : Jarak antara Kuasa dengan titik tumpu (satuannya meter )
21. 2. Bidang Miring
Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat
memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya
yang lebih kecil. Namun demikian, bidang miring juga memiliki
kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindahkan
benda menjadi lebih jauh. Contohnya kampak, pisau, pahat,
obeng, dan sekrup.
Keuntungan mekanis bidang
miring adalah perbandingan
panjang (s) dan tinggi
bidang miring (h).
Km = w/F = s/h
22. 3. Katrol
Katrol berfungsi untuk membelokkan gaya sehingga berat
beban tetap sama dengan gaya kuasanya tetapi dapat
dilakukan dengan mudah.
A. Katrol Tunggal Tetap == Keuntungan mekanisnya 1
B. Katrol tunggal Bergerak == Keuntungan mekanisnya 2
C. Katrol Takal == Keuntungan mekanisnya Keuntungan
mekanis dari katrol majemuk bergantung
pada banyaknya tali yang dipergunakan
untuk mengangkat beban.
23. 4. Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan
dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-
sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis
pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-
alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda
kendaraan bermotor, dan gerinda.
24. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh gaya berat
zat cair itu sendiri pada suatu luas bidang tekan. Dengan asumsi
bahwa zat cair dalam bentuk lapisan-lapisan sesuai dengan tingkat
kedalaman yang terukur dari permukaan zat cair. Maka tekanan
hidrostatis zat cair adalah sama besar untuk setiap bagian zat cair
yang memiliki kedalaman yang sama.
25. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes yang berbunyi “jika benda dimasukkan
ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang
dipindahkan benda itu”. Misalnya air mempunyai volume
tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air
tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik.
Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih
ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering
disebut gaya Archimedes.
F apung/F ke atas = berat di udara – berat dalam zat cair
Fa = W di udara – W dalam zat cair
26. mengapung = massa jenis benda < massa jenis zat cair
melayang = massa jenis benda = massa jenis zat cair
tenggelam = massa jenis benda > massa jenis zat cair
27. Getaran dan Gelombang
Getaran : Gerak bolak balik di sekitar titik setimbang yang periodik
Gelombang : Getaran yang merambat
Gelomban
g
Mekanik Elektromagnetik
Tipe Gelombang
Transversal Longitudinal
28. Karakter Fisik yang menjadi ciri
gelombang :
Panjang Gelombang ( )
Frekwensi (f )
Cepatrambat Gelombang (v)
Panjang Gelombang : Jarak minimum antara dua titik
pada
gelombang yang berperilaku
Frekwensi Gelombang : Jumlah pengulangan usikan
identik.
persatuan waktu.
Cepatrambat Gelombang : Jarak penjalaran usikan
yang
ditempuh dalam satu satuan
waktu.
V = f
29. Beberapa istilah pada getaran :
Amplitudo getaran = A-B atau B-C
1 getaran = A-B-C-B-A atau B-C-B-A-B
1/2 getaran = A-B-C
1/4 getaran = A-B atau B-C
30. Bagian-bagian gelombang transversal :
amplitudo = B-B’, D-D’, F-F’, H-H’
bukit gelombang = A-C atau E-G
lembah gelombang = C-E atau G-I
1 gelombang = A-B-C-D-E atau E-F-G-H-I
panjang gelombang (l) =1bukit +1lembah = A-E atau E-I
Satu gelombang longitudinal = 1 rapatan + 1 renggangan
31. BUNYI
Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam
perambatannya arahnya sejajar dengan arah getarnya
(gelombang longitudinal).
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:
Ada sumber bunyi
Ada medium (udara)
Ada pendengar
Sifat-sifat bunyi meliputi :
Merambat membutuhkan medium
Merupakan gelombang longitudinal
Dapat dipantulkan
32. Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain :
1. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur.
2. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
3. Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi
terdengar berbeda.
4. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan
terdengar mendadak.
Cepat rambat bunyi
cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat
susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi
merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat
padat.
2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka
semakin cepat bunyi merambat.
33. Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu
1. Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz.
Makhluk yang bisa mendengan bunyii infrasonik adalah
jangkrik.
2. Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz
sampai dengan 20 kHz. atau bunyi yang dapat didengar
manusia.
3. Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz.
makhluk yang dapat mendengar ultrasonik adalah lumba-
lumba.
34. BUNYI PANTUL
Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat
memperkuat bunyi asli.
Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan
dengan bunyi asli.
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli.
Beberapa manfaat gelombang bunyi dalam hal ini adalah dapat
digunakan untuk mengukur kedalaman laut
mendeteksi janin dalam rahim
mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
Persamaan yang digunakan dalam bunyi sama dengan dalam
gelombang yaitu v = s/t.
Untuk bunyi pantul digunakan persamaan v = 2.s/t
35. Sinar – sinar istimewa pada cermin cekung
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama di pantulkan melalui fokus.
2. Sinar datang melalui fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Yang dimaksud dengan sumbu utama adalah garis yang melalui titik pusat
kelengkungan cermin dengan titik fokus.
36. Sinar – sinar istimewa pada cermin cekung
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan melalui titik
pusat cermin
37. Sinar – sinar istimewa pada cermin cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus
2. Sinar datang menuju titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama
38. Sinar – sinar istimewa pada cermin cembung
3. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan
akan dipantulkan seolah-olah datang dari titik
pusat cermin
39. Tiga Sinar Utama pada Lensa Cembung
+
R1 f1 f2 R2
+
R1 f1 f2 R2
+
R1 f1 f2 R2
40. Tiga Sinar Utama pada Lensa Cekung
_
R2 f2 f1 R1
_
R2 f2 f1 R1
_
R2 f2 f1 R1
41. Muatan Listrik
Ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan negatif.
Suatu benda dikatakan bermuatan positif jika kelebihan
proton atau kekurangan elektron, dan sebaliknya benda
akan bermuatan negatif jika kelebihan elektron atau
kekurangan proton.
42. Benda netral dapat dibuat menjadi bermuatan listrik dengan
cara menggosok, contoh :
1. Plastik maupun ebonit jika digosok-gosokkan dengan kain
wol akan menjadi bermuatan negatif karena elektron dari
wol berpindah ke plastik atau ebonit. Maka, plastik atau
ebonit akan kelebihan elektron. Sebaliknya wol
kekurangan elektron, maka wol bermuatan positif.
2. Kaca yang digosok-gosokkan dengan kain sutera akan
menjadi positif karena elektron dari kaca berpindah ke
sutera. Maka, kaca akan kekurangan elektron. Sebaliknya
kain sutera menjadi kelebihan elektron, maka kain sutera
menjadi bermuatan negatif.
43. Interaksi Muatan Listrik
1. muatan yang tidak sejenis akan tarik-menarik
2. muatan yang sejenis akan tolak menolak
44. 1. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah
elektroskop netral maka di bagian kepala elektroskop itu
berkumpul muatan negatif dan di bagian daunnya berkumpul
muatan positif. Ini menyebabkan daun elektroskop akan
mengembang.
2. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah negatif
maka di bagian kepala elektroskop berkumpul muatan negatif
dan di bagian daunnya itu tidak ada muatan. Ini
menyebabkan daun elektroskop akan menguncup.
3. Jika.benda bermuatan positif
didekatkan pada sebuah elektroskop
positif maka di bagian kepala
elektroskop tidak ada muatan dan di
bagian daunnya berkumpul muatan
positif. Ini menyebabkan daun
elektroskop akan mengembang.
45. Listrik Dinamis
Hukum Ohm yang berbunyi :
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung
dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan
suhu penghantar tetap.
Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial
rendah (–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju ke
potensial tinggi.
46. hukum I Kirchhoff yang berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
tersebut.
Hukum II Kirchhoff :
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I
selama t adalah:
Besar daya listrik
47. ARUS LISTRIK TETAP
VAB = VCD + VDE
E D C
RTotal = R1 +R2
Baterai
ABG A
B
48. VAB = VCD
ITotal = IR1 + IR2 + IR3
D C
1 1 1 1
RTotal R1 R2 R3
Baterai
ABG
B A
49. hukum I Kirchhoff yang berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
tersebut.
Hukum II Kirchhoff :
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I
selama t adalah:
Besar daya listrik
50. Cara Membuat Magnet
Ada tiga cara membuat magnet :
Pertama : digosok dengan magnet
Ujung terakhir yang kena gosokan menjadi kutub magnet yang
berlawanan dengan kutub magnet yang meninggalkannya.
51. Kedua : diinduksi dengan magnet
Ujung besi yang berdekatan dengan kutub
magnet batang, akan terbentuk kutub yang
selalu berlawanan dengan kutub magnet
penginduksi. Apabila kutub utara magnet
batang berdekatan dengan ujung A besi,
maka ujung A besi menjadi kutub selatan
dan ujung B besi menjadi kutub utara atau
sebaliknya.
52. Ketiga : dengan menggunakan arus listrik DC
Besi yang berujung A dan B dililiti
kawat berarus listrik. Kutub magnet
yang terbentuk bergantung pada
arah arus ujung kumparan. Jika
arah arus berlawanan jarum jam
maka ujung besi tersebut menjadi
kutub utara. Sebaliknya, jika arah
arus searah putaran jarum jam
maka ujung besi tersebut
terbentuk kutub selatan.
Dengan demikian, ujung A kutub utara dan B kutub selatan atau
sebaliknya.
53. Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input,
kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai
output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat
medan magnet yang dihasilkan.
54. Transformator Ideal
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi
bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik
pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan
primer. Atau dapat dikatakan efisiensi pada transformator ideal
adalah 100 persen. untuk transformator ideal berlaku persamaan
sebagai berikut:
55. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL
induksi yaitu:
1. Kecepatan perubahan medan magnet.
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL
induksi yang timbul semakin besar.
2. Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang
timbul juga semakin besar.
3. Kekuatan magnet
Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi
yang timbul juga semakin besar.
Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan
dapat dengan jalan memasukkan inti besi lunak.
56. Efisiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan
antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang
masuk pada transformator. Pada transformator ideal
efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi
tranformator selalu kurang dari 100%, hal ini karena
sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi
bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan :
57. Rotasi bumi menyebabkan hal-hal berikut:
1. Gerak semu harian matahari
2. Terjadinya siang dan malam
3. Pembelokan arah angin
4. Pembelokan arah arus laut
5. Bentuk bumi tidak bulat sempurna, tetapi agak
lonjong (elips).
6. Perbedaan waktu antara belahan bumi satu dengan
yang lain
7. Penggembungan bumi pada khatulistiwa
dan pemepatan bumi pada kutub-kutubnya
58. Revolusi bumi menyebabkan hal-hal berikut :
1. Terjadi gerak semu tahunan matahari
2. Terjadi perbedaan lamanya siang dan malam
3. Terlihat rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
4. Pergantian musim
Dampak negatif penipisan lapisan ozon :
1. Bagi kesehatan : kekebalan tubuh menurun, penyakit
katarak, kanker kulit, mengubah struktur genetika makhluk
hidup.
2. Bagi lingkungan : peningkatan efek rumah kaca, merusak
karang laut, menurunnya populasi plankton, merusak
struktur bangunan, produktifitas tumbuhan menurun.
60. Penerapan Hukum Fisika dalam kehidupan sehari – hari :
1. Hukum Archimedes
Contoh : Kapal Selam, Galangan Kapal dll
2. Hukum Pascal
Dongkrak Hidrolik, pompa Sepeda
3. Massa Jenis Zat
Balon Udara, Kapal Phinisi, Pesawat terbang dan Geologi
61. Unsur, molekul dan senyawa
Unsur :
Sesuatu yang tidak dapat dibagi – bagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecil. Contoh : Emas (Au), Perak (Ag), Platina (Pt), Air Raksa
(Hg), Carbon (C) dll
Molekul : gabungan dari dua atom atau lebih.
Contoh : Oksigen (O2), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2)
Senyawa : Zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang
saling kait mengait.
Contoh : air (H2O), Alkohol (C2H5OH), Garam dapur (NaCl),
Glukosa (C6H12O6), Air Kapur (CaCO3), Soda Kue (NaHCO3),
Asam Karbonat (H2CO3)
Campuran : Zat yang tersusun dari beberapa zat lain jenis dan
yang tidak tetap susunannya dari unsur dan senyawa.
Contoh : Udara, Tanah
62. Sifat Fisik dan sifat kimia suatu zat
Sifat Fisik adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa
mengubah kompisisi atau susunan dari zat tersebut.
Contoh : wujud zat, warna zat, kelarutan, daya hantar, daya magnet
titik didih dan titik leleh, dsb.
Sifat Kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan
perubahan kimia.
Contoh : mudah terbakar, mudah berkarat, mudah membusuk,
mudah meledak, beracun, berbau, dsb.
63. Perubahan Fisik dan perubahan kimia
Perubahan Fisik adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru hanya berubah bentuk, wujud dan ukuran.
Contoh : es mencair, raksa menguap, kapur menyublim, gandum
digiling menjadi tepung dsb.
Perubahan Kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru .
Contoh : kertas terbakar, besi berkarat.
Ciri – ciri perubahan kimia :
-Terjadi endapan
-Perubahan suhu
-Perubahan warna
-Terbentuk gelembung gas