WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
KebebasanMemilihAgama40
1.
2.
3.
4. Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan
Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang
orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta
minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek.
5. Ayat 29 menyatakan bahwa Allah telah memberikan
kebebasan kepada manusia untuk memilih pandangan
hidupnya, yaitu dua pilihan: mukmin atau kafir. Namun,
setiap pilihan itu ada konsekuensinya. Kalau memilih
menjadi mukmin, maka Allah akan meridhainya dan
sekaligus mendapat tempat terhormat di sisi-Nya
(khairul bariyyah). Sebaliknya, jika seseorang memilih
menjadi kafir, maka Allah tidak meridhainya dan
sekaligus memperoleh tempat yang hina (syarrul
bariyyah). Bagi hamba Allah yang tergolong khairul
bariyyah akan diberikan surga yang penuh kenikmatan;
sedangkan bagi mereka yang tergolong syarrul bariyyah
akan disediakan azab yang pedih.
6.
7.
8.
9. Pada saat di Madinah, Nabi menyusun Piagam Maidah bersama umat
agama lain untuk menjamin kebebasan beragama.
Pasal 25, Piagam Madinah disebutkan, “Bahwa orang-orang
Yahudi Bani Auf adalah satu umat dengan kaum Muslimin. Orang-
orang Yahudi bebas berpegang kepada agama mereka dan orang-
orang Muslim bebas berpegang kepada agama mereka, termasuk
pengikut mereka dan diri mereka sendiri. Bila diantara mereka
ada yang melakukan anaiaya dan durhaka, maka akibatnya akan
ditanggung oleh dirinya dan keluarganya”.
Pasal 37 menjelaskan, orang-orang Muslim dan Yahudi perlu
bekerja sama dan saling menolong dalam menghadapi pihak
musuh. Sebuah hadis menyebutkan, barangsipa membunuh orang
non-Muslim yang sudah berkomitmen tentang kedamaian
(mu’ahad) maka ia tidak akan pernah mencium bau harum surga.
10. Kebebasan memilih agama merupakan Hak
Asasi Manusia. Hal ini tercantum dalam piagam
PBB tentang Hak-hak Asasi Manusia yang biasa
disebut “The Universal Declaration of Human
Rights” pasal 18, juga tercantum dalam
Deklarasi Kairo tentang Hak-hak Asasi Manusia
pasal 10. Selain itu dalam UDD Republik
Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, BAB III pasal 22
11.
12. Setiap mukmin hendaklah mempunyai
pandangan, bahwa Allah swt. Memberikan
kebebasan umat manusia untuk memilih
agama yang diyakininya.
Setiap mukmin hendaklah dalam kehidupan
kesehariannya menghormati penganut ajaran
lain dan menghormati penganut agama lain
dalam mengamalkan ajaran agamanya.
Setiap mukmin tidak boleh memakssa
penganut agama lain untuk msuk kepada
agama lain.
13. Kebenaran ini datangnya dari Allah SWT,
sedangkan yang salahnya datang dari selain
Allah SWT.
Manusia baik sebagai individu maupun
kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk
menentukan pilihan terhadap agama yang
akan dianutnya.
Manusia yang memilih agama yang salah
yakni yang tidak berasal dari Allah SWT dan
mengandung unsur menyekutukan Allah
dianggap zalim sedangkan balasan bagi orang
zalim adalah neraka.