2. Komunikasi adalah "suatu proses
dalam mana seseorang atau
beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan
orang lain".Pada
umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan
sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal
Unsur-unsur komunikasi adalah hal-hal
yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut
Laswell komponen-komponen
komunikasi adalah.
Pengirim atau komunikator (sender)
adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau
maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
Saluran (channel) adalah media
dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antarpribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara.
Penerima atau komunikate (receiver)
adalah pihak yang menerima pesan
dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah
tanggapan dari penerimaan pesan atas
isi pesan yang disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku
komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan
("Protokol")
3. Menyalurkan ide dengan komunikasi.
Pendapat saya, sesuai pengertiannya
komunikasi yaitu proses menggunakan
informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Oleh karena
itu menyalurkan ide dengan komunikasi
itu sangat memudahkan kita untuk
menyampaikan ide tersebut. Hal yang
kita inginkan bisa jelas tergambarkan
sehingga bisa dilaksanakan sesuai tujuan
dari ide kita.
Ada beberapa hambatan terhadap
komunikasi, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita
mendengar apa yang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di
sekeliling kita, namun tidak semua yang
kita dengar dan tanggapi. Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang
ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan
dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa
yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang
memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan
berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan
bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim
dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan
datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda
bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa
berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu
jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerakgerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat
kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada
saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang
akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang
bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang
jauh, dan lain sebagainya.
4. Klasifikasi Komunikasi Dalam
Organisasi
Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak
(kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
Faktor-Faktor Perubahan
Organisasi
Segala sesuatu yang ada di dunia
ini setiap saat selalu mengalami
perubahan.
Hanya
tingkat
perubahannya
yang
tidak
sama, cepat atau lambat. Jadi
tidak ada yang bersifat permanen.
Perubahan dalam suatu segi
kehidupan akan mempengaruhi
segi kehidupan yang lain, terlepas
apakah pengaruh itu dirasakan
secara langsung atau tidak secara
langsung, cepat atau lambat.
Terjadinya perubahan dalam suatu
segi bisa menjadi penyebab
terjadinya perubahan pada segi
yang lain. Oleh karena itu, satu
perubahan dengan perubahan
yang lain saling berkaitan, saling
berhubungan,
dan
saling
pengaruh-mempengaruhi
5. Faktor prubahan dapat terjadi
karena 2 faktor, yaiut :
>Faktor Internal
Adalah segala keseluruhan faktor yang
ada di dalam organisasi dimana factor
tersebut dapat mempengaruhi organisasi
dan kegiatan organisasi. Adalah
penyebab perubahan yang berasal dari
dalam organisasi yang
bersangkutan, yang dapat berasal dari
berbagai sumber. Problem yang sering
timbul berkaitan dengan hubungan
sesame anggota organisasi pada
umumnya menyangkut masalah
komunikasi dan kepentingan masingmasing anggota. Proses kerja sama yang
berlangsung dalam organisasi juga
kadang-kadang merupakan penyebab
dilakukannya perubahan.
Problem yang timbul dapat menyangkut
masalah system kerjasamanya dan dapat
pula menyangkut perlengkapan atau
peralatan yang digunakan. Sistem kerja
sama yang terlalu birokratis atau
sebaliknya dapat menyebabkan suatu
organisasi menjadi tidak efisien. System
birokrasi (kaku) menyebabkan
hubungan antar anggota menjadi
impersonal yang mengakibatkan
rendahnya semangat kerja dan pada
gilirannya produktivitas
menurun, demikian sebaliknya.
Perubahan yang harus dilakukan akan
menyangkut struktur organisasi yang
digunakan.
Hubungan antar anggota yang kurang
harmonis juga merupakan salah satu
problem yang lazim terjadi.
Dibedakan menjadi dua, yaitu:
problem yang menyangkut hubungan
atasan bawahan (hubungan yang
bersifat vertikal), dan problem yang
menyangkut hubungan sesama
anggota yang kedudukannya setingkat
(hubungan yang bersifat horizontal).
6. Problem atasan bawahan yang sering
timbul adalah problem yang
menyangkut pengambilan keputusan dan
komunikasi. Keputusan pimpinan yang
berkenaan dengan system
pengupahan, misalnya dianggap tidak
adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau
putusan tentang pemberlakuan jam kerja
yang dianggap terlalu lama, dsb.
Contoh Faktor Internal :
a. Problem hubungan antar anggota,
b. Problem dalam proses kerja sama,
c. Problem keuangan.
d. Perubahan kebijakan lingkungan.
e. Perubahan tujuan organisasi.
f. Perluasan wilayah operasi tujuan
organisasi.
g. Volume kegiatan yang semakin
bertambah banyak.
h. Sikap dan perilaku dari anggota
organisasi.
> Faktor Eksternal
Adalah segala keseluruhan faktor yang
ada di luar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan
organisasi. Beberapa factor tersebut
antara lain : Politik, Hukum
, Kebudayaan, Teknologi, Sumber
alam, Demografi dan sebagainya.
Faktor tersebut adalah penyebab
perubahan yang berasal dari luar, atau
sering disebut lingkungan. Organisasi
bersifat responsive terhadap perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa
adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang
besar itu terjadi karena lingkungan
menuntut seperti itu. Beberapa penyebab
perubahan organisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan
teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
7. Perkembangan dan kemajuan teknologi
juga merupakan penyebab penting
dilakukannya perubahan. Penggantian
perlengkapan lama dengan perlengkapan
baru yang lebih modern menyebabkan
perubahan dalam berbagai
hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas
dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan
baku, jenis output yang
dihasilkan, system penggajian yang
diberlakukan yang memungkinkan
jumlah bagian-bagian yang ada
dikurangi atau hubungan pola kerja
diubah karena adanya perlengkapan
baru.
Contoh faktor eksternal:
a. Politik.
b. Hukum.
c. Kebudayaan.
d. Teknologi.
e. SDA.
f. Demografi.
g. Sosiologi.
Proses Perubahan
Perubahan Organisasi merupakan
modifikasi substantif pada beberapa
bagian organisasi. Perubahan itu dapat
melibatkan hampir semua aspek dari
organisasi, seperti jadwal
pekerjaan, dasar untuk
departementalisasi, rentang
manajemen, mesin-mesin, rancangan
organisasi, dan sebagainya.
Dorongan untuk Berubah
Alasan mendasar organisasi
memerlukan perubahan adalah karena
sesuatu yang relevan bagi organisasi
telah berubah, atau akan berubah. Oleh
sebab itu, organisasi tidak punya pilihan
lain kecuali berubah juga. Perubahan ini
terjadi karena adanya dorongan untuk
berubah, yang berasal dari:
8. 1. Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong
organisasi untuk mengadakan perubahan
berasal dari lingkungan umum
organisasi. Adanya aturan baru dalam
produksi dan persaingan, politik, hukum
baru, keputusan pengadilan, dan
sebagainya akan mempengaruhi
organisasi. Disamping itu, berbagai
dimensi seperti teknologi, ekonomi dan
sosiokultural juga mempengaruhi
organisasi untuk melakukan perubahan.
2. Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal
dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya
revisi strategi organisasi oleh
manajemen puncak, akan menghasilkan
perubahan organisasi. Dorongan internal
lainnya mungkin direfleksikan oleh
dorongan eksternal. Misalnya, sikap
pekerja terhadap pekerjaannya akan
bergeser, seiring bergesernya nilai
sosiokultural.
Akibatnya mereka menuntut suatu
perubahan dalam jam kerja, atau
perubahan kondisi kerja.
Dua Jenis Perubahan
Secara umum ada dua jenis perubahan
dalam organisasi.
1. Perubahan Terencana
Perubahan terencana adalah perubahan
yang dirancang dan diimplementasikan
secara berurutan dan tepat waktu
sebagai antisipasi dari peristiwa di masa
mendatang
2. Perubahan Reaktif
Perubahan reaktif adalah suatu respon
bertahap terhadap peristiwa ketika
muncul.
9. Proses Perubahan
Yang
dimaksud
dengan
proses
perubahan adalah tata urutan atau
langkah langkah dalam mewujudkan
perubahan organisasi. Langkah tersebut
terdiri
dari
:
a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap organisasi
apapun tidak dapat menghindarkan diri
dari pengaruh daripada berbagai
perubahan yang terjadi di luar
organisasi. Perubahan yang terjadi di
luar organisasi itu mencakup berbagai
bidang,
antara
lain
politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosi
al budaya dan sebagainya. Perubahan
tersebut mempunyai dampak terhadap
organisasi, baik dampak yang bersifat
negatif
maupun
positif.
Dampak bersifat negatif apabila
perubahan itu menjadi hambatan bagi
kelancaran,
perkembangan
dan
kemajuan organisasi. Dampak bersifat
positif apabila perubahan itu dapat
memperlancar kegiatan, perkembangan
dan kemajuan organisasi atau dalam
bentuk kesempatan-kesempatan baru
yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu
diidentifikasi adalah dampak perubahan
perubahan
yang
terjadi
dalam
organisasi.
Setiap
faktor
yang
menyebabkan terjadinya perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat
sehingga jelas permasalahannya dan
dapat
dipecahkan
dengan
tepat.
10. c. Menetapkan Perubahan : Sebelum
langkah-langkah perubahan
diambil, pimpinan organisasi harus
yakin terlebih dahulu bahwa perubahan
memang harus dilakukan, baik dalam
rangka meningkatkan kemampuan
organisasi maupun dalam rangka
mempertahankan eksistensi serta
pengembangan dan pertumbuhan
organisasi selanjutnya.
Menentukan Strategi : Apabila pimpinan
organisasi yakin bahwa perubahan
benar-benar harus dilakukan maka
pemimpin organisasi haru segera
menyusun strategi untuk
mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi : Untuk
mengetahui apakah hasil dari perubahan
itu bersifat positif atau negatif, perlu
dilakukan penilaian. Apabila hasil
perubahan sesuai dengan harapan berarti
berpengaruh postif terhadap
organisasi, dan apabila sebaliknya
berarti negatif.
Pengembangan organisasi yang
efektif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan
organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa
yang tepat dan akurat tentang
permasalahan yang dihadapi oleh
suatu organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara
berbagai pihak yang akan terkena
dampak perubahan yang akan
terjadi terhadap suatu organisasi.
3. Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan
kinerja seluruh organisasi dan
semua satuan kerja dalam
organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik
dimana pengembangan potensi
manusia menjadi bagian terpenting.
11. 5. Menggunakan pendekatan komitmen
sehingga selalu memperhitungkan
pentingnya interaksi, interaksi dan
interdependensi antara organisasi sau
dengan organisasi yang lainnya.
6. Berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
7. Menggunakan pendekatan ilmiah
dalam upaya meningkatkan efektivitas
organisasi.
Ciri-Ciri metode
perkembangan organisasi
Tujuan utama Pengembangan
Organisasi adalah untuk perbaikan
fungsi organisasi itu sendiri.
Peningkatan produktivitas dan
keefektifan organisasi membawa
implikasi terhadap kapabilitas organisasi
dalam membuat keputusan berkualitas
dengan melakukan perubahan terhadap
struktur, kultur, tugas, teknologi dan
sumber daya manusia.
Pendekatan utama terhadap hal ini
adalah mengembangkan budaya
organisasi yang dapat memaksimalkan
keterlibatan orang dalam pembuatan
keputusan yang efektif dalam organisasi.
Menurut Robbins (1984), usaha PO
pada umumnya diarahkan pada dua
tujuan akhir, yaitu peningkatan
keefektifan organisasi dan peningkatan
kepuasan anggotanya. Lebih
lanjut, Robbins merinci tujuan PO
sebagai berikut:
(1) Meningkatkan tingkat kepercayaan
dan dukungan di antara anggota
organisasi;
(2) Meningkatkan timbulnya konfrontasi
terhadap masalah organisasi baik dalam
kelompok maupun antarkelompok, sebagai kebalikan dari to
sweeping problem under the rug;
12. (3) Terciptanya lingkungan dimana
otoritas peran yang ditetapkan
ditingkatkan dengan otoritas
berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan;
(4) Meningkatkan keterbukaan
komunikasi secara horisontal, vertikal
dan diagonal;
(5) Menaikkan tingkat antusiasme dan
kepuasan personal dalam organisasi;
(6) Menemukan solusi yang sinergis
terhadap masalah; dan
(7) Menaikkan tingkat responsibilitas
diri dan kelompok dalam perencanaan
dan implementasi.
Hampir semua pakar berpendapat
bahwa
pengembangan
organisasi
bertujuan
melakukan
perubahan
(Thoha, 2002). Dengan demikian, jika
diterima
pendapat
bahwa
penyempurnaan
dalam
organisasi
sebagai suatu sarana perubahan yang
harus terjadi maka kemudian secara luas
pengembangan organisasi
dapat diartikan pula sebagai perubahan
organisasi
(organizational
change)
(Thoha, 2002: 8). Ditambahkan pula, PO
merupakan suatu pendekatan dan teknik
perubahan
organisasi
(Indrawijaya, 1983). Di dalamnya
terkandung suatu proses dan teknologi
untuk penyusunan rancangan, arah dan
pelaksanaan perubahan organisasi secara
berencana.
13. Metode Pengembangan Organisasi
Terdapat 2 macam metode dalam
metode pengembangan organisasi
METODE PENGEMBANGAN
PERILAKU
1. PROGRAM GERADI
MANAJEMEN
Program yang mengkombinasikan
pelatihan kepemimpinan dan latihan
pengembangan kelompok.
2. PEMBINAAN TIM
Suatu tehnik manajemen yg
mencakupkan sejumlah metode
spesifik untuk membentuk kerja tim
yang efektif, baik didalam maupun
di antara kelompok kerja.
3. PERENCANAAN KEHIDUPAN
Suatu metode pengembangan yg
mendorong dan memungkinkan orang
orang memainkan peran aktif dalam
memadukan karier dan aktivitas
kehidupan mereka kearah hasil yang
memuaskan
4. PELATIHAN KEPEKAAN
Metode yang diterapkan secara luas
untuk membantu orang
orang mempelajari cara peningkatan
ketrampilan antar pribadi mereka.
METODE PENGEMBANGAN
STRUKTUR
1. MANAJEMEN BERDASARKAN
SASARAN/MANAJEMEN
BY OBJECTIVE (MBO)
Membantu menyediakan wewenang
lebih besar bagi setiap orang untuk
menentukan tujuan pekerjaan mereka
14. 2. SISTEM 4
Merupakan pendekatan yg diterapkan secara luas untuk mengembangkan
karakteristik desain organik dalam suatu organisasi
3. TEKNOLOGI DESAIN MAPS(multivariate analysis)
Metode mendesain organisasi berdasarkan hubungan yg dipandang perlu untuk
melaksankan tugas individu
15. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
adalah
proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah "melakukannya dalam kerja"
dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau
praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan
pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung
mengatakan bahwa pemimipin yang
efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri
tertentu
yang
sangat
penting
misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan intensitas.
Dan memang, apabila kita berpikir
tentang pemimpin yang heroik seperti
Napoleon, Washington, Lincoln, Churcil
l, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan
sebagainya kita harus mengakui bahwa
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri
mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Teori Kepemimpinan
1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne
menerangkan kepemimpinan berkenaan
dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan
karakter.
2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin
muncul oleh kemampuan dan
keterampilan yang memungkinkan dia
memecahkan masalah sosial dalam
keadaan tertekan, perubahan dan
adaptasi. Sedangkan
Murphy, menyatakan kepemimpinan
tidak terletak dalam dari individu
melainkan merupakan fungsi dari suatu
peristiwa.
16. Tipe – Tipe Kepemimpinan
3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa
kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian
tiga faktor, yaitu sifat kepribadian
pemimpin, sifat dasar kelompok dan
anggotanya serta peristiwa yang
diharapkan kepada kelompok
4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin
tinggi kedudukan individu dalam
kelompok maka aktivitasnya semakin
meluas dan semakin banyak anggota
kelompok yang berhasil diajak
berinteraksi.
5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan proses yang
saling berhubungan dimana seseorang
pemimpin harus memperhitungkan
harapan-harapan, nilai-nilai dan
keterampilan individual dari mereka
yang terlibat dalam interaksi yang
berlangsung.
1.Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a.
Mengandalkan kepada kekuatan /
kekuasaan
b.
Menganggap dirinya paling
berkuasa
c.
Keras dalam mempertahankan
prinsip.
d.
Jauh dari para bawahan
e.
Perintah diberikan secara paksa
2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
1.
Memberi kebebasan kepada para
bawahan
2.
Pimpinan tidak terlibat dalam
kegiatan.
3.
Semua pekerjaab dan tanggung
jawab dilimpahkan kepada
bawahan.
4.
Tidak mempunyai wibawa
5.
Tidak ada koordinasi dan
pengawasan yang baik
17. 3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
a.
Pemimpin bertindak sebagai bapak
b.
Memperlakukan bawahan sebagai
orang yang belum dewasa
c.
Selalu memberikan perlindungan
d. Keputusan ada ditangan pemimpin
4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
Dalam komunikasi menggunakan
saluran formal
Menggunakan sistem
komanda/perintah
Segala sesuatu bersifat formal
Disiplin yang tinggi, kadang bersifat
kaku
5. Tipe Demokratis
Ciri- cirinya antara lain :
1. Berpatisipasi aktif dalam kegiatan
organisasi
2. Bersifat terbuka
3. Bawahan diberi kesempatan untuk
member saran dan ide – ide baru
4. Dalam pengambilan keputusan
utamakan musyawarah untuk
mufakat
5. Menghargai potensi individu
6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan
tipe demokratis. Perbedaannya terletak
dalam hal pengambilan keputusan.
Dalam tipe ini keputusan ada ditangan
pemimpin.