Dokumen tersebut membahas tentang sistem penyimpanan panas (thermal storage) dan konservasi energi pada sistem pendinginan. Sistem penyimpanan panas dapat menyimpan panas untuk digunakan kembali pada waktu yang dibutuhkan dengan menggunakan bahan yang dapat mengalami perubahan fase seperti air dan es. Penggunaan sistem penyimpanan panas dapat mengurangi beban pada peralatan pendinginan dan biaya operasional dengan memanfaatkan
2. Thermal storage
Suatu sistem atau media yang mampu
memindahkan kalor, atau penyimpanan kalor
dan dapat digunakan pada waktu yang
diperlukan.
3. Aplikasi thermal storage pada sistem
tata udara
Sistem thermal storage menggunakan benda
atau material dengan merubah fasa,
umumnya menggunakan air dan es.
Sistem thermal storage yang hanya merubah
temperatur pada benda, umumnya
menggunakan air.
4. Istilah-istilah dalam thermal storage :
Sensibel heat storage
Latent heat storage
Karakteristik Media Storage:
Ramah lingkungan
Tidak mudah terbakar
Tidak beracun
Tidak bersifat korosi
Mempunyai sifat fisik yang baik
Mempunyai kalor spesifik yang tinggi
6. Berdasarkan fungsi thermal Storage
dalam mengatasi beban pendinginan
Full Storage system:
beban pendinginan diatasi sepenuhnya
oleh system penyimpan kalor.
Partial Storage:
beban pendinginan diatasi sebagian oleh
system penyimpan kalor.
7. Keuntungan Thermal Storage
• Lebih ekonomis dari sisi biaya operasional,
terutama bila harga listrik bervariasi terhadap
waktu. Misalnya harga listrik lebih murah pada
tengah malam dibanding waktu lainnya.
• Dapat mengurangi kapasitas chiller yang
seharusnya. Misalnya, berdasarkan perhitungan,
pada peak load diperlukan chiller dengan kapasitas
1000TR, maka dengan menggunakan thermal
storage, kapasitas chiller dapat di bawah 1000TR,
misalnya 600TR atau 700TR. Namun chiller harus
tetap beroperasi beberapa jam di luar jam kerja
normal.
8. Posisi Thermal Storage
Posisi thermal storage pada sistem tata udara
umumnya diletakkan sebagai penampung chilled
water sebelum didistribusikan ke AHU (air handling
unit).
12. Metoda penerapan storage tank
Full storage dilakukan apabila diinginkan
chiller berkerja di luar jam kerja (malam hari).
Kebutuhan cooling load pada siang hari
sepenuhnya ditangani oleh storage.
14. Partial Storage
Bila menggunakan partial storage maka pada
jam operasional (siang hari), beban pedinginan
akan ditangani oleh chiller dan dibantu oleh
storage. Pada malam hari, chiller harus tetap
beroperasi untuk mendinginlan chilled water
yang terdapat di dalam storage.
17. Konservasi Energi pada Sistem
Tata Udara
Konservasi energi adalah suatu upaya untuk
melakukan penghematan pemakaian energi
pada sistem tata udara.
18. Kriteria suatu gedung dikatakan
hemat atau boros energi
1. Sebuah gedung dikategorikan superhemat
energi jika mengkonsumsi energi maksimal
150 kWh per tahun per meter persegi.
2. Sementara penggunaan energi sebesar 150-
200 kWh per meter persegi pertahun
digolongkan hemat.
3. Konsumsi 200-250 kWh per tahun per meter
persegi tergolong biasa, dan lebih dari itu
termasuk gedung yang boros energi.
19. Upaya penghematan energi pada
AC
Efisiensi kompresor
pada setting AC di ruangan biasakan tidak
memasang settingan pada titik paling rendah
tapi sesuai kebutuhan agar temperatur cepat
tercapai dan kompressor tidak bekerja dengan
beban berat yg menyebabkan pemborosan
energi
20. Upaya penghematan energi
pada AC
Memvariasikan putaran kompresor
Mencari refrigeran alternatif
Refrigeran dengan daya kerja rendah
adalah salah satunya refrigeran Hidro Karbon.
Memvariasikan putaran fan
tidak menggunakan fan motor dengan
beban maksimal pada ac ruangan atau ac mobil
21. Upaya penghematan energi
pada AC
Sistem kontrol aliran refrigeran
tidak menggunakan refrigeran berlebihan
dan menghitung terlebih dahulu seberapa
banyak refrigeran yang harus dipakai.
Menjaga temperatur kondenser tidak terlalu
tinggi
24. Cara kerja Inverter
Tegangan yang masuk melalui jala jala 50 hz masuk
ke bagian Board Rectifier/Penyearah DC, pada
proses ini tegangan AC yang masuk dirubah menjadi
tegangan DC dengan dibantu Dioda.
Setelah dirubah menjadi tegangan DC, tegangan ini
di tampung kedalam Bank Capasitor.
Tahap ketiga terjadi pada Board Inverter yaitu
Tegangan DC yang dirubah di Board Rectifier
dirubah kembali menjadi tegangan AC dengan
frekuensi yang diinginkan dengan cara mencacah
dan memodulasi tegangan DC sehingga keluar dari
Board Inverter menjadi tegangan AC kembali
dengan Frekuensi yang sudah diatur.