2. PENGERTIAN OBAT
Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan,
meringankan, dan mencegah penyakit/
gejalanya, yang diberikan kepada pasien
dengan maksud tertentu sesuai dengan
guna obat tersebut.
Obat pada hakekatnya adalah racun. Oleh
karena itu obat harus digunakan dengan
takaran yang sesuai.
3. PENGGOLONGAN OBATPENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan Obat dimaksud untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan distribusi.
1. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
2. Berdasarkan Sumber
3. Berdasarkan Cara pengolahan
4. Berdasarkan Bentuk sediaan
5. Berdasarkan Cara Pemberian
6. Berdasarkan Kelas terapi
4. PENGELOMPOKAN OBAT BERDASARKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN / TINGKAT KEAMANANNYA
– KELOMPOK OBAT BEBAS
– KELOMPOK OBAT BEBAS TERBATAS,
P1 Baca aturan; P2 u kumur jgn ditelan; P3
Hanya u bag luar badan; P4 Hanya u
dibakar; P5 Tidak boleh ditelan; P6 Obat
Wasir, jgn ditelan
.
– KELOMPOK OBAT KERAS (DAFTAR G =
GEVAARLIJK = BERBAHAYA)
– KELOMPOK NARKOTIKA (GOL O =
OPIUM)
5. NARKOTIKA :
• Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No.
22 Th 1997 ttg Narkotika)
• Narkotika juga biasa disebut obat Daftar O atau
obat Bius. Hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter di Apotik.
6. PSIKOTROPIKA :
Adalah Zat atau obat, baik alamiah
maupun sintesis yang bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada mental dan prilaku (UU No. 5
Th 1997 Ttg Psikotropika).
Psikotropika merupakan obat keras tertentu (OKT)
yang pemberiannya harus menggunakan resep
dokter, dan hanya dapat diperoleh di Apotik.
Yang termasuk dalam golongan obat Psikotropika
adalah obat penenang, obat sakit jiwa, obat tidur
dan lainnya.
7. PENGELOMPOKAN OBAT BERDASARKAN SUMBER, BENTUK
SEDIAAN DAN CARA PENGOLAHAN
A. BERDASARKAN SUMBER :
a. Nabati (Tumbuh-tumbuhan)
b. Hewani (Hewan)
c. Mineral
B. BERDASARKAN BENTUK SEDIAAN
a. Padatan (Tablet, Kapsul, Puyer)
b. Setengah padat ( Salep, krim, jelly, pasta )
c. Cairan (Sirup, suspensi, emulsi, lotion, kompres)
C. BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN
a. Tradisional (Jamu, pil, rajangan)
b. Modern (Tablet, Kapsul )
8. Obat Tradisional :
• Bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, atau mineral, sediaan sarian
(galenika) atau campuran bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
• Contoh : Rajangan, godogan, pil, parem.
Obat Modern :
Sediaan obat yang diolah secara modern
menggunakan teknologi dan mesin dengan
kemasan tertentu.
Contoh : Tablet, kapsul, Sirup, Salep, kream. dsb
9. PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN
CARAPEMAKAIAN :
• Obat dalam
Tablet, Kapsul, Sirup dan Serbuk, dll
• Obat Luar
Salep/Krim, Injeksi, Tetes Mata,
Suppositoria, Transdermal, Koyo, Spray
Obat Gosok dll
10. Obat Generik :
Sediaan obat tunggal yang dipasarkan dengan
menggunakan nama dari zat aktif obat tersebut.
Contoh : Parasetamol Tablet, Antalgin Tablet,
Asam mefenamat Tablet.
Obat Patent :
Sediaan obat tunggal maupun kombinasi yang
dipasarkan menggunakan nama patent, biasanya
tergantung nama produsen dari obat ybs.
Contoh : Sanmol tablet (Parasetamol produk
Sanbe Farma)
11. ROUTE PENGGUNAAN OBAT
1. ORAL
2. INJEKSI
3. INHALASI
4. PERMUKAAN KULIT
5. SELAPUT LENDIR
a. Mukosa mata,
b. Mukosa hidung,
c. Mukosa telinga,
d. Anus
e. Uretra
f. Vagina
12. ROUTE PENGGUNAAN OBAT----ORAL
KEBAIKAN : Menyenangkan, mudah, aman.
KEJELEKAN :
a. Obat mengalami kerusakan oleh cairan lambung,
b. Obat tidak dapat dipakai bagi pasien muntah-muntah,
koma.
BENTUK SEDIAAN :
a. Tablet : kempa, salut (gula, enterik, film), Effervescent
(CDR), dan Kunyah (Antasida).
b. Kapsul : keras dan lunak
c. Puyer / serbuk
d. Cairan / Solutio : Larutan obat dalam air ditambah gliserin, sorbitol.
e. Elixir : Larutan obat dalam alkohol yang diberi pemanis.
f. Sirup : Larutan obat dalam larutan gula jenuh, dan
essence.
g. Emulsi : Obat dalam larutan minyak-air
h. Suspensi : Obat padat yang terdispersi halus dalam medium air
13. ROUTE PENGGUNAAN OBAT----INJEKSI
KEBAIKAN :
a. Efek lebih cepat dan teratur
b. Dapat diberikan kepada pasien yg tidak kooperatif
c. Berguna pada saat darurat.
KEJELEKAN :
a. Butuh cara aseptis, sediaan harus steril
b. Disertai rasa nyeri,
c. Kemungkinan bahaya penularan penyakit
d. Sukar melakukan sendiri
Bentuk sediaan : Larutan (Solutio / Emulsi / Suspensi)
Syarat mutlak : harus steril
Contoh : Injeksi Vit.B1 (larutan dalam air)
Inj. Penicillin (suspensi dalam minyak-kering )
Inj. oleum camphorata (larutan dalam minyak)
Route : Intra.Vena, Intra.Muscular, I.Cutan, Sub.Cutan,
14. ROUTE PENGGUNAAN OBAT----INHALASI
Mekanisme : Gas / uap-----hidung—Trachea-Paru2
Alat kesehatan modern : masker.
Absorpsi : melalui epitel paru2 dan mukosa sal.napas
Kebaikan :
a. Absorpsi cepat karena permukaan absorpsi sangat
luas,
b.Terhindar dari eliminasi di hati.
c. Pada asma bronkial, obat dapat langsung mengenai
sasaran
Kejelekan :
a. Diperlukan alat dan metoda khusus yg agak sulit,
b. Sukar mengatur dosis,
c. Banyak obat mengiritasi epitel paru2.
15. ROUTE PENGGUNAAN OBAT SELAPUT LENDIR
a. Mukosa : Tablet hisap (Lozenges), Tablet bukal
(pipi/gusi),Tablet Sublingual (Bawah
lidah), Tablet inplantasi (KB)
b. Mata : Salep mata dan Tetes mata (Absorpsi
melalui kornea)
c. Hidung : Tetes hidung / semprot
d. Telinga : Tetes telinga
e. Anus/dubur : Suppositoria
f. Uretra : Bacilla
g. Vagina : Ovula (Tablet Vagina)
16. ABSORPSI SECARA KULIT/TOPIKAL
Sedikit obat yang dapat menembus kulit utuh, tergatung
kelarutannya dalam lemak dan luas permukaan kulit yg
terpapar.
Absorpsi meningkat pada kulit yang terkelupas / luka
bakar.
Banyak digunakan untuk penyakit kulit sebagai salep :
antibiotik, kortikosteroid,antihistamin, dan fungisid.
Beberapa untuk obat sistemik.
Bentuk sediaan : Padat (Talk), semi padat (Salep,
krim,pasta, jelly),
cair (kompres Rivanol, lotion, liniment),
dan Aerosol (spray / busa)
19. DOSIS OBAT
A. DOSIS Minimal = Dosis Terapeutik (Dosis paling kecil
tapi dapat memberikan efek medis)
B. DOSIS Maksimal = Dosis paling besar yang masih
memberikan efek medis
C. DOSIS Optimal = Dosis yang cukup tepat untuk
memberikan efek medis
E. DOSIS TOKSIS = Dosis yang melebihi dosis maks.
yang menimbulkan keracunan
D. DOSIS LETAL = Dosis yang melebihi dosis maks
yang menimbulkan kematian
20. DOSIS OBAT
• Plasma Half Time T ½
Kecepatan eliminasi obat, ukuran untuk lamanya
efek obat, penting untuk tentukan dosis dan
frekuensi pemberian obat.
• Obat dgn T ½ panjang > 24 jam cukup diberikan
dlm dosis 1 x 1 sehari
• Obat dgn T ½ pendek perlu diberikan 3 – 6 x
sehari.
21. Waktu
Kadar zat aktif
/ metabolit
dlm plasma
MEC
MTC
Masa Efek Obat
Mulai efek obat Akhir efek obat
Dosis 1 x 1 sehari
23. PERHITUNGAN DOSIS
A. BERDASARKAN BERAT BADAN (Rumus Clark)
B. BERDASARKAN UMUR (Rumus Young, Fried)
C. BERDASARKAN LUAS PERMUKAAN BADAN
(Pengukuran dengan Monogram)
METODA PERHITUNGAN DOSIS YANG LEBIH BANYAK
DIPERGUNAKAN KARENA TINGKAT AKURASINYA
LEBIH TEPAT ADALAH BERDASARKAN BERAT BADAN.
24. BERDASARKAN BERAT BADAN
Rumus Clark :
DOSIS ANAK =
D = Dosis dewasa
w = Berat badan Anak (kg)
DOSIS ANAK BERAT BADAN ANAK
-------------------- = ------------------------------
DOSIS DEWASA BERAT BADAN DEWASA
BB DEWASA RATA-RATA (CLARK) : 68 KG
w
68 x D
25. Dosis anak dapat juga dihitung dengan ketentuan dosis
yang tercantum dalam setiap kemasan obat (mg/kg BB)
CONTOH SOAL :
1. Berapa dosis Amoksisilin yang harus diberikan kepada
seorang anak dengan berat badan 20 kg, jika diketahui
dosis maksimum (Dosis dewasa) Amoksisilin 500 mg,
BB rata-rata Orang dewasa 60 kg.
2. Jika diketahui dosis Parasetamol sirup 10 mg/Kg BB,
maka berapa sendok teh yang harus diberikan pada
anak dengan berat badan 20 kg, jika diketahui sirup tadi
mengandung parasetamol 120 mg/1 sendok teh.
26. Jawaban soal
1. Dosis anak = (BB anak) x DD/DM
BB (dewasa)
Dosis Amoks = 20/60 x 500 mg = 166,6 mg
= 1/3 tab ( Sehari 3x1/3 tab)
2. Dosis parasetamol untuk anak 20 kg adalah 10 mg/kg
BB. Maka dosis yang diperlukan : 10 mg x 20 Kg
= 200 mg
Sediaan yg ada : Tiap 5 ml mengandung 200 mg
Sirup yg hrs diberikan : 200/200 x 5 ml = 5 ml atau 1 sedok
teh
27. DOSIS LAZIM UNTUK ANAK DAN BAYI
1. Asetaminofen (Parasetamol)----Analgetik/Antipiretik
6-12 bln (50 mg---sekali, 200 mg sehari)
1-5 th (50 mg-100 mg---sekali, 200-400 mg sehari)
28. MENGHITUNG TETESAN INFUS
• RUMUS
JML CAIRAN YANG AKAN DIBERIKAN (ML) x FAKTOR TETESAN/DRIP
(20/60)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
WAKTU YANG DIPERLUKAN (JAM) X 60 (MENIT )
Catt : INFUS SET MIKRO (60), MAKRO (20)
CONTOH SOAL :
Pasien A akan diberikan infus NaCl 0,9 % 1 kolf (2000 ml) untuk 24 jam
dengan infus set makro. Berapa kecepatan tetesan infus ?
Jawab : sesuai rumus diatas
2000 X 20 tts 40.000
------------------ = ------------ = 27,78 = 28 tts/menit
24 X 60 1440
29. PENGENCERAN LARUTAN
• N1V1 = N2V2
• CONTOH : MEMBUAT ALKOHOL 70%
• 70 %X 100 ML = a ml X 96%
a = 70/96 x 100
= 72,9 ml ditambah air sd 100 ml