SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan merupakan isu sentral di Tanah Air, terutama setelah
Indonesia dilanda krisis multidimensional yang memuncak pada periode 1997-
1999. Setelah dalam kurun waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara
spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin meningkat
kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan
BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada
periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%) menjadi
49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS, 1999).
Sementara itu, menurut INDEF tahun 2009 yang memproyeksikan jumlah
penduduk miskin mencapai 40 juta (16,8%) sedangkan data BPS pada Maret 2008
menyatakan bahwa penduduk miskin sebanyak 35 juta jiwa (15,4%)
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru tahun 2006, mencapai 60 juta
jiwa dari total penduduk atau sekitar 25 persen. Dengan asumsi pendapatan
perbulan hanya RP 150 ribu perbulan. Padahal standar Bank Dunia orang miskin
memiliki pendapatan US$2 perkapita per hari. Maka jika standar ini digunakan
maka jumlah keluarga miskin di Indonesia lebih fantastik lagi. Kemiskinan
sebuah kondisi kekurangan yang dialami seseorang atau suatu keluarga.
Kemiskinan telah menjadi masalah yang kronis karena berkaitan dengan
kesenjangan dan pengangguran. Walaupun kemiskinan dapat dikategorikan
sebagai persoalan klasik, tetapi sampai saat ini belum ditemukan strategi yang
tepat untuk menanggulangi masalah kemiskinan, sementara jumlah penduduk
miskin tiap tahunnya meningkat.
Walaupun kemiskinan dapat dikategorikan sebagai persoalan klasik, tetapi
sampai saat ini belum ditemukan strategi yang tepat untuk menanggulangi
masalah kemiskinan dan merumuskan kebijakan anti kemiskinan, sementara
jumlah penduduk miskin tiap tahunnya meningkat. Ketidakberhasilan itu kiranya
2
bersumber dari cara pemahaman dan penanggulangan kemiskinan yang selalu
diartikan sebagai sebuah kondisi ekonomi semata-mata.
Mengatasi kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya memberdayakan orang
miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian ekonomi, budaya dan politik.
Penanggulangan kemiskinan tidak hanya dengan pemberdayaan ekonomi, akan tetapi
juga dengan pemberdayaan politik bagi lapisan miskin merupakan sesuatu yang tidak
dapat terelakkan kalau pemerataan ekonomi dan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan sosial seperti yang dikehendaki.
1.2 Permasalahan
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Kemiskinan Di Indonesia
2. Definisi Kemiskinan
3. Penyebab Terjadinya Kemiskinan
4. Identifikasi Pelayanan Pekerjaan Sosial yang berhubungan dengan
kemiskinan
5. Identifikasi Potensi dan Sistem Sumber di Indonesia
6. Pemecahan Kemiskinan Melalui Pendekatan-Pendekatan Pemecahan
Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui pengetahuan mengenai
masalah-masalah kemiskinan dan memberi informasi tentang kemiskinan, selain
itu makalah ini juga digunakan sebagai salah satu syarat memperoleh nilai pada
mata kuliah Analisis Masalah Sosial.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalahnya
sebagai berikut:
a. Tingkat Kemiskinan Di Indonesia cukup tinggi yakni 25% dari jumlah
penduduk Indonesia
b. Pemecahan masalah Kemiskinan bukan hanya melalui pendekatan
ekonomi saja
2.2 Definisi Masalah
Kemiskinan memiliki defenisi berbeda bergantung pada cara pandang dan
indikatornya. Secara tradisional kemiskinan sering dipandang sebagai
ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling
mendasar. Kemiskinan merupakan konsep yang berwayuh wajah, bermatra
multidimensional. Ellis (1984:242-245), misalnya, menunjukkan bahwa dimensi
kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. Secara
ekonomi, kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya dalam konteks ini menyangkut
tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan
konsepsi ini, maka kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan
persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan standar baku yang
dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Cara seperti ini sering disebut
dengan metode pengukuran kemiskinan absolut. Garis kemiskinan yang
digunakan BPS sebesar 2,100 kalori per orang per hari yang disetarakan dengan
pendapatan tertentu atau pendekatan Bank Dunia yang menggunakan 1 dolar AS
per orang per hari adalah contoh pengukuran kemiskinan absolut.
4
Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan
(power). Kekuasaan dalam pengertian ini mencakup tatanan sistem politik yang
dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan
menggunakan sumberdaya. Ada tiga pertanyaan mendasar yang bekaitan dengan
akses terhadap kekuasaan ini, yaitu (a) bagaimana orang dapat memanfaatkan
sumberdaya yang ada dalam masyarakat, (b) bagaimana orang dapat turut ambil
bagian dalam pembuatan keputusan penggunaan sumberdaya yang tersedia, dan
(c) bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan.
Kemiskinan secara sosial-psikologis menunjuk pada kekurangan jaringan
dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan
peningkatan produktivitas. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai
kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang
mencegah atau merintangi seseorang dalam memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang ada di masyarakat. Faktor-faktor penghambat tersebut secara
umum meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal datang dari dalam
diri si miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambatan
budaya. Teori “kemiskinan budaya” (cultural poverty) yang dikemukakan Oscar
Lewis, misalnya, menyatakan bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai akibat
adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti
malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dsb. Faktor
eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti birokrasi
atau peraturan-peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam
memanfaatkan sumberdaya. Kemiskinan model ini seringkali diistilahkan dengan
kemiskinan struktural. Menurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan
dikarenakan “ketidakmauan” si misikin untuk bekerja (malas), melainkan karena
“ketidakmampuan” sistem dan struktur sosial dalam menydiakan kesempatan-
kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Konsepsi kemiskinan
yang bersifat multidimensional ini kiranya lebih tepat jika digunakan sebagai
pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan dan merumuskan kebijakan
penanganan kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana akan dikemukakan pada
5
pembahasan berikutnya, konsepsi kemiskinan ini juga sangat dekat dengan
perspektif pekerjaan sosial yang memfokuskan pada konsep keberfungsian sosial
dan senantiasa melihat manusia dalam konteks lingkungan dan situasi sosialnya.
(Edi Suharto, 2004).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Sosial (2004),
kemiskinan adalah ketidakmampuan induvidu dalam memenuhi kebutuhan dasar
minimal untuk hidup secara layak dan mencapai kesejahteraan sosial. Sedangkan
menurut pengertian lain, Kemiskinan (poverty) adalah suatu kondisi yang ditandai
oleh berbagai keterbatasan yang mengakibatkan rendahnya kualitas kehidupan
seseorang/keluarga seperti rendahnya penghasilan, keterbatasan kepemilikan
rumah tinggal yang layak huni, pendidikan dan keterampilan yang rendah, serta
hubunyan sosial dan akses informasi yang terbatas (Pola Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, 2003:145).
Dengan mengacu pendapat di atas, maka di peroleh pengertian bahwa,
kemiskinan merupakan kondisi individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat
yang mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan
dasar yang lain, sehingga kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan sosialnya
rendah.
2.3 Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Jarang ditemukan kemiskinan
yang hanya disebakan oleh faktor tunggal. Menurut Suharto, (2009:17-18), secara
konsep, kemiskinan bisa diakibatkan oleh empat faktor, yaitu :
1. Faktorindividual.
Terkait dengan aspek patologis, termasuk kondisi fisik dan psikologis si miskin.
Orang miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin
itu sendiri dalam menghadapi kehidupannya.
2. Faktor sosial.
Kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin.
Misalnya, diskriminasi berdasarkan usia, jender, etnis yang menyebabkan
seseorang menjadi miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi sosial dan
6
ekonomi keluarga si miskin yang biasanya menyebabkan kemiskinan antar
generasi.
3. Faktor kultural.
Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara
khusus sering menunjuk pada konsep “kemiskinan kultural” atau “budaya
kemiskinan” yang menggabungkan kemiskinan dengan kebiasaan hidup atau
mentalitas. Sikap-sikap “negatif seperti malas, fatalisme atau menyerah pada
nasib, tidak memiliki jiwa wirausaha, dan kurang menghirmati etos kerja,
misalnya sering ditemukan pada orang-orang miskin.
4. Faktor struktural.
Menunjuk pada struktur atau sistem yang tidak adil, tidak sensitif dan tidak
accessible sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompo orang menjadi
miskin. Sebagai contoh, sisten ekonomi neoliberalisme yang diterapkan di
Indonesia telah menyebabkan para petani, nelayan, dan pekerja sektor informal
terjerat oleh, dan sulit keluar dari kemiskinan. Sebaliknya. Stimulus ekonomi,
pajak dan ilklim investasi lebih menhuntungkan orang kaya dan pemodal asing
untuk terus menumpuk kekayaan
2.4 Identifikasi Pelayanan Peksos yang berhubungan dengan masalah
Secara konseptual pekerjaan sosial memandang bahwa kemiskinan merupakan
persoalan-persoalan multidimensional, yang bermatra ekonomi-sosial dan
individual-struktural. Berdasarkan perspektif ini, ada tiga kategori kemiskinan
yang menjadi pusat perhatian pekerjaan sosial, yaitu:
1. Kelompok yang paling miskin (destitute) atau yang sering didefinisikan
sebagai fakir miskin. Kelompok ini secara absolut memiliki pendapatan dibawah
garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) serta
tidak memiliki akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
2. Kelompok miskin (poor). Kelompok ini memiliki pendapatan dibawah garis
kemiskinan namun secara relatif memiliki akses terhadap pelayanan sosial dasar
7
(misalnya, masih memiliki sumber-sumber finansial, memiliki pendidikan dasar
atau tidak buta hurup,).
3. Kelompok rentan (vulnerable group). Kelompok ini dapat dikategorikan bebas
dari kemesikinan, karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang
kelompok destitute maupun miskin. Namun sebenarnya kelompok yang sering
disebut “near poor” (agak miskin) ini masih rentan terhadap berbagai perubahan
sosial di sekitarnya. Mereka seringkali berpindah dari status “rentan” menjadi
“miskin” dan bahhkan “destitute” bila terjadi krisis ekonomi dan tidak mendapat
pertolongan sosial.
Secara tegas, memang sulit mengkategorikan bahwa sasaran garapan
pekerjaan sosial adalah salah satu kelompok dari ketiga kelompok di atas.
Pekerjaan sosial melihat bahwa kelompok sasaran dalam menangani kemiskinan
harus mencakup tiga kelompok miskin secara simultan. Dalam kaitan ini, maka
seringkali orang mengklasifikasikan kemiskinan berdasarkan “status” atau
“profil” yang melekat padanya yang kemudian disebut Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). Gelandangan, pengemis, anak jalanan, suku
terasing, jompo terlantar, penyandang cacat (tubuh, mental, sosial) dll adalah
beberapa contoh PMKS yang sering diidentikan dengan sasaran pekerjaan sosial
di Indonesia. Belum ada hasil penelitian yang komprehensif apakah mereka ini
tergolong pada kelompok destitute, poor atau vulnerable. Namun dapat
diasumsikan bahwa proporsi jumlah PMKS diantara ketiga kategori tersebut
membentuk piramida kemiskinan.
Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi
penanganan kemiskinan pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan kemampuan
orang miskin dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya.
Karena tugas-tugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan
multi-wajah, maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran
perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang
dihadapinya. Prinsip ini dikenal dengan pendekatan “person-in-environment dan
person-in-situation”.
8
Pada pendekatan pertama, pekerja sosial melihat penyebab kemiskinan
dan sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan
dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan
(peer group), maupun masyarakat. Penanganan kemiskinan yang bersifat
kelembagaan (institutional) biasanya didasari oleh pertimbangan ini. Beberapa
bentuk PROKESOS yang telah dan sedang dikembangkan oleh Depsos dapat
disederhanakan menjadi:
1. Pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh panti-
panti sosial.
2. Program jaminan, perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial.
Pendekatan kedua, yang melihat si miskin dalam konteks situasinya,
strategi pekerjaan sosial berpijak pada prinsip-prinsip individualisation dan self-
determinism yang melihat si miskin secara individual yang memiliki masalah dan
kemampuan unik. Program anti kemiskinan dalam kacamata ini disesuaikan
dengan kejadian-kejadian dan/atau masalah-masalah yang dihadapinya.
Penanganan kemiskinan dapat dikategorikan kedalam beberapa strategi:
1. Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban
bencana alam.
2. Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulan untuk
usaha-usaha ekonomis produktif.
3. Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga
muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan
remaja.
4. Strategi “penanganan bagian yang hilang”. Strategi yang oleh Caroline Moser
disebut sebagai “the missing piece strategy” ini meliputi program-program yang
dianggap dapat memutuskan rantai kemiskinan melalui penanganan salah satu
aspek kunci kemiskinan yang kalau “disentuh” akan membawa dampak pada
aspek-aspek lainnya. Misalnya, pemberian kredit, program KUBE atau Kelompok
Usaha Bersama.
2.5 Identifikasi Potensi dan Sistem Sumber
9
Potensi adalah manusia, alam, dan institusi social yang belum
dikembangkan namun dapat digunakan untuk usaha dalam menangani kemiskinan
di Indonesia.
Banyak potensi yang dimiliki Indonesia, baik potensi alam ataupun potensi
manusia dalam menangani masalah kemiskinan. Kekayaan alam misalnya saja
dapat membuat lapangan kerja baru, merekrut tenaga kerja, dan akhirnya dapat
mengurangi tingkat kemiskinan. Potensi-potensi manusia juga bisa diberdayakan,
Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan
partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja.
Sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan
lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok
pertemanan (peer group), maupun masyarakat. Dukungan lingkungan, institusi,
dan keluarga agar keluar dari kemiskinan sangat berpengaruh.
2.6 Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan-Pendekatan Pemecahan
Masalah
A. Melalui pendekatan agama
Kegiatan untuk membantu keluarga yang miskin telah dilakukan oleh
masyarakat yang secara ekonomi mampu, baik secara pribadi maupun kelompok.
Mengenai kegiatan pemberian bantuan secara atau bersifat pribadi biasanya merek
alakukan pada ssaat tertentu dan bagi yang beragama islam dalam bentuk sedekah
ataupun pada saat menjelang hari raya idul firti berupa zakat fitrah, ataupun zakat
mal, sesuai ketentuan agama islam. Sementara kegiatan pemberian bantuan
kepada keluarga miskin dilaksanakan oleh umat yng beragama katholik ataupun
Kristen disebut tabungan cinta kasih (Tacika)yang biasanya diberikan pada saat
menjelang hari natal dan hari paskah.
B. Melalui pendekatan Jurnalistik
Dengan pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan masalah sosial melalui tulisan-tulisan di media
cetak. Melalui pendekatan ini masalah sosial diusahakan untuk dikenalkan pada
masyarakat baik dalam arti masalah sosial itu sendiri maupun sebab-akibat serta
10
cara-cara menghadapinya. Artikel-artikel di media baca, maupun media internet
mengenai kemiskinan yang terjadi di Indonesia dapat membuat masyarakat lebih
peka. Juga bisa sebagai media pengajak masyarakat dan organisasi untuk
berpartisipasi memutus rantai kemiskinan di Indonesia.
C. Melalui Pendekatan Seni
Pendekatan seni adalah suatu upaya yang dilakukan para seniman (seni
drama, musik, tari, lukis, sastra dsb) untuk membangun simpati kemanusiaan
sehubungan dengan sistuasi sosial yang bermasalah. Dalam adat Jawa biasanya
dalam membantu orang-orang miskin, orang-orang kaya mengundang mereka
dalam acara kesenian yang biasanya dimainkan oleh orang-orang miskin tersebut.
Pengundangan ini bukan hanya sebagai pentas kesenian namun tujuan untuk
membantu mereka mendapat penghasilan.Melalui Pentas drama theater yang
menggambarkan situasi sosial masyarakat miskin.
D. Melalui Pendekatan Interdisipliner
Pemecahan melalui aspek ekonomi ; Menciptakan iklim usaha yang
kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan
umkm secara sistemik, mandiri dan berkelanjutan. Menciptakan lapangan kerja
yang mampu menyerap lapangan kerja sehingga mengurangi masalah
pengangguran. Karena pengangguran merupakan masalah terbesar di Indonesia.
Pemecahan aspek social ; digalakkannya pembangunan didaerah
sehingga ineraksi social bisa lebih meningkat dengan adanya pembangunan dan
teknologi yang mendukung.
Pemecahan aspek struktural ; menghapuskan korupsi, sebab korupsi
adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Sehingga masyarakat tidak bisa menikmati hak nya.
Pemecahan aspek psikolgi ; menanamkan rasa percaya diri dan
mengembangkan kreatifitas didalam lingkungan social, dan memberikan
pelayanan social kepada masyarakat.
Pemecahan aspek pendidikan ; memberikan informasi-informasi bahwa
pendidikan sangat penting didalam kehidupan social, apalagi sudah diterapkannya
wajib belajar 9tahun dengan bebas biaya.
11
Pemecahan aspek teologi ; menggalakkan program zakat, didalam ajaran
islam zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan
kesejahteraan diantara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya dan miskin.
Pemecahan aspek kebudayaan ; mengikuti berbagai pelatihan kursus
sebagai pengembangan diri agar mempunyai kemampuan dan keahlian.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial di
Indonesia dan merupakan masalah yang kompleks, sehingga membutuhkan
keterlibatan berbagai pihak dalam penanganannya. Masalah ini dari dahulu
sampai sekarang tetap menjadi isu sentral di Indonesia.
Pekerjaan sosial merupakan profesi utama dalam bidang kesejahteraan
sosial juga mempunyai tanggung jawab dalam penanganan permasalahan
kemiskinan tersebut. Dalam penanganan masalah kemiskinan profesi pekerjaan
sosial berfokus pada peningkatan keberfungsian sosial si miskin. Sebagaimana
halnya profesi kedokteran berkaitan dengan konsepsi kesehatan, psikolog dengan
konsepsi perilaku adekwat, guru dengan konsepsi pendidikan, dan pengacara
dengan konsepsi keadilan, maka keberfungsian sosial merupakan konsepsi yang
penting bagi pekerjaan social.
Pemecahan masalah Kemiskinan Di Indonesia juga dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan. Diantaranya melalui pendekatan Agama, Kesenian,
Jurnalistik, dan Interdisipliner.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Warto, 2011. Kearifan Lokal Masyarakat dalam Upaya Penanganan Kemiskinan.
B2P3KSPRESS, Yogyakarta
Roebyantho,Haryati dkk, 2004. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan
Potensi Sosial Masyarakat Lokal di Daerah Miskin. Perpustakaan Nasional
Katalog Dalam terbitan, Jakarta.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Refika Aditama,
Bandung.
Edi Suharto,2004, kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia dalam edisi
Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Di Bidang Kesehatan, Alfabeta,
Bandung.

Contenu connexe

Tendances

Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanInas Intishar
 
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilKemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilCut Endang Kurniasih
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATANBakhrul Ulum
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanSalma Van Licht
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisAnggi Indrianti
 
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshPerbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshCut Endang Kurniasih
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBambang Deswantoro
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutDadang Solihin
 
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) uly
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) ulyTeori penetapan tujuan (goal setting theory) uly
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) ulyYuRi C'ocengtempe
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamFirman Ferdian
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiDadang Solihin
 

Tendances (20)

Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilKemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunan
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
 
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshPerbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
 
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) uly
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) ulyTeori penetapan tujuan (goal setting theory) uly
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) uly
 
Teori manajemen klasik
Teori manajemen klasikTeori manajemen klasik
Teori manajemen klasik
 
Makalah kel 2 pi kemiskinan
Makalah kel 2 pi kemiskinanMakalah kel 2 pi kemiskinan
Makalah kel 2 pi kemiskinan
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
 

En vedette

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaArif cebe
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
 
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanImplementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanDadang Solihin
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Dewi Kartika
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi KemiskinanMakalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi KemiskinanLianita Dian
 
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifPanduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifFormasi Org
 
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Oswar Mungkasa
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3natal kristiono
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiadinnianggra
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatanDede Ridwan Nurul Falah
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaIndra Wanto
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15agustinvidya
 
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatSubianto Unmura
 
Model Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan KemiskinanModel Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan KemiskinanTri Widodo W. UTOMO
 

En vedette (20)

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanImplementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
 
Makalah kemiskinan
Makalah kemiskinanMakalah kemiskinan
Makalah kemiskinan
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi KemiskinanMakalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi Kemiskinan
 
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifPanduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
 
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
Makalah kemiskinan
Makalah kemiskinanMakalah kemiskinan
Makalah kemiskinan
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Ekonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinanEkonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinan
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
 
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
 
Model Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan KemiskinanModel Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
 

Similaire à KEMISKINAN DI INDONESIA

Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963abdul ajid
 
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemaMakalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemayogadadung
 
Makalah pkn me n iik
Makalah pkn me n iikMakalah pkn me n iik
Makalah pkn me n iikfebria_riefa
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1guest93ad48
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansiti aisah
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
Kemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur IndonesiaKemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur IndonesiaAnisa Fatmawati
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRESIan March
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanLutfiyah Siti
 
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityRizkiAminAlQadry
 
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanKemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanMUHAMAD ZAKY MUJAHID
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapataniswah yuni
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariatul qibtiyah
 
Makalah tugas akhir MKU Bahasa Indonesia
Makalah tugas akhir MKU Bahasa IndonesiaMakalah tugas akhir MKU Bahasa Indonesia
Makalah tugas akhir MKU Bahasa IndonesiaSthefanie Parera
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN Dini Sri Rahayu
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaolerafif
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatanAndi Sutandi
 

Similaire à KEMISKINAN DI INDONESIA (20)

Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemaMakalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
 
Makalah pkn me n iik
Makalah pkn me n iikMakalah pkn me n iik
Makalah pkn me n iik
 
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
!!!Ok Penanggulangan Masalah Kemiskinan1
 
Makalah akp
Makalah akpMakalah akp
Makalah akp
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Kemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur IndonesiaKemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur Indonesia
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRES
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
 
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanKemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
Makalah ipsKUU
Makalah ipsKUUMakalah ipsKUU
Makalah ipsKUU
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Makalah tugas akhir MKU Bahasa Indonesia
Makalah tugas akhir MKU Bahasa IndonesiaMakalah tugas akhir MKU Bahasa Indonesia
Makalah tugas akhir MKU Bahasa Indonesia
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
 

Plus de dena sundari alief

Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiung
Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker BandiungKonsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiung
Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiungdena sundari alief
 
Psikologi Perkembangan early school age
Psikologi Perkembangan early school agePsikologi Perkembangan early school age
Psikologi Perkembangan early school agedena sundari alief
 
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakPsikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakdena sundari alief
 
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008dena sundari alief
 

Plus de dena sundari alief (6)

Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiung
Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker BandiungKonsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiung
Konsep Diri Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Anak Kanker Bandiung
 
Psikologi Perkembangan early school age
Psikologi Perkembangan early school agePsikologi Perkembangan early school age
Psikologi Perkembangan early school age
 
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakPsikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
 
Psikologi Abnormal Enuresis
Psikologi Abnormal EnuresisPsikologi Abnormal Enuresis
Psikologi Abnormal Enuresis
 
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 

Dernier

Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 

Dernier (20)

Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 

KEMISKINAN DI INDONESIA

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan merupakan isu sentral di Tanah Air, terutama setelah Indonesia dilanda krisis multidimensional yang memuncak pada periode 1997- 1999. Setelah dalam kurun waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin meningkat kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%) menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS, 1999). Sementara itu, menurut INDEF tahun 2009 yang memproyeksikan jumlah penduduk miskin mencapai 40 juta (16,8%) sedangkan data BPS pada Maret 2008 menyatakan bahwa penduduk miskin sebanyak 35 juta jiwa (15,4%) Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru tahun 2006, mencapai 60 juta jiwa dari total penduduk atau sekitar 25 persen. Dengan asumsi pendapatan perbulan hanya RP 150 ribu perbulan. Padahal standar Bank Dunia orang miskin memiliki pendapatan US$2 perkapita per hari. Maka jika standar ini digunakan maka jumlah keluarga miskin di Indonesia lebih fantastik lagi. Kemiskinan sebuah kondisi kekurangan yang dialami seseorang atau suatu keluarga. Kemiskinan telah menjadi masalah yang kronis karena berkaitan dengan kesenjangan dan pengangguran. Walaupun kemiskinan dapat dikategorikan sebagai persoalan klasik, tetapi sampai saat ini belum ditemukan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah kemiskinan, sementara jumlah penduduk miskin tiap tahunnya meningkat. Walaupun kemiskinan dapat dikategorikan sebagai persoalan klasik, tetapi sampai saat ini belum ditemukan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan merumuskan kebijakan anti kemiskinan, sementara jumlah penduduk miskin tiap tahunnya meningkat. Ketidakberhasilan itu kiranya
  • 2. 2 bersumber dari cara pemahaman dan penanggulangan kemiskinan yang selalu diartikan sebagai sebuah kondisi ekonomi semata-mata. Mengatasi kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya memberdayakan orang miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian ekonomi, budaya dan politik. Penanggulangan kemiskinan tidak hanya dengan pemberdayaan ekonomi, akan tetapi juga dengan pemberdayaan politik bagi lapisan miskin merupakan sesuatu yang tidak dapat terelakkan kalau pemerataan ekonomi dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial seperti yang dikehendaki. 1.2 Permasalahan Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah : 1. Kemiskinan Di Indonesia 2. Definisi Kemiskinan 3. Penyebab Terjadinya Kemiskinan 4. Identifikasi Pelayanan Pekerjaan Sosial yang berhubungan dengan kemiskinan 5. Identifikasi Potensi dan Sistem Sumber di Indonesia 6. Pemecahan Kemiskinan Melalui Pendekatan-Pendekatan Pemecahan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui pengetahuan mengenai masalah-masalah kemiskinan dan memberi informasi tentang kemiskinan, selain itu makalah ini juga digunakan sebagai salah satu syarat memperoleh nilai pada mata kuliah Analisis Masalah Sosial.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalahnya sebagai berikut: a. Tingkat Kemiskinan Di Indonesia cukup tinggi yakni 25% dari jumlah penduduk Indonesia b. Pemecahan masalah Kemiskinan bukan hanya melalui pendekatan ekonomi saja 2.2 Definisi Masalah Kemiskinan memiliki defenisi berbeda bergantung pada cara pandang dan indikatornya. Secara tradisional kemiskinan sering dipandang sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar. Kemiskinan merupakan konsep yang berwayuh wajah, bermatra multidimensional. Ellis (1984:242-245), misalnya, menunjukkan bahwa dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. Secara ekonomi, kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsepsi ini, maka kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Cara seperti ini sering disebut dengan metode pengukuran kemiskinan absolut. Garis kemiskinan yang digunakan BPS sebesar 2,100 kalori per orang per hari yang disetarakan dengan pendapatan tertentu atau pendekatan Bank Dunia yang menggunakan 1 dolar AS per orang per hari adalah contoh pengukuran kemiskinan absolut.
  • 4. 4 Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan (power). Kekuasaan dalam pengertian ini mencakup tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumberdaya. Ada tiga pertanyaan mendasar yang bekaitan dengan akses terhadap kekuasaan ini, yaitu (a) bagaimana orang dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam masyarakat, (b) bagaimana orang dapat turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan penggunaan sumberdaya yang tersedia, dan (c) bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Kemiskinan secara sosial-psikologis menunjuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang dalam memanfaatkan kesempatan- kesempatan yang ada di masyarakat. Faktor-faktor penghambat tersebut secara umum meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal datang dari dalam diri si miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambatan budaya. Teori “kemiskinan budaya” (cultural poverty) yang dikemukakan Oscar Lewis, misalnya, menyatakan bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dsb. Faktor eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumberdaya. Kemiskinan model ini seringkali diistilahkan dengan kemiskinan struktural. Menurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan dikarenakan “ketidakmauan” si misikin untuk bekerja (malas), melainkan karena “ketidakmampuan” sistem dan struktur sosial dalam menydiakan kesempatan- kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Konsepsi kemiskinan yang bersifat multidimensional ini kiranya lebih tepat jika digunakan sebagai pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan dan merumuskan kebijakan penanganan kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana akan dikemukakan pada
  • 5. 5 pembahasan berikutnya, konsepsi kemiskinan ini juga sangat dekat dengan perspektif pekerjaan sosial yang memfokuskan pada konsep keberfungsian sosial dan senantiasa melihat manusia dalam konteks lingkungan dan situasi sosialnya. (Edi Suharto, 2004). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Sosial (2004), kemiskinan adalah ketidakmampuan induvidu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup secara layak dan mencapai kesejahteraan sosial. Sedangkan menurut pengertian lain, Kemiskinan (poverty) adalah suatu kondisi yang ditandai oleh berbagai keterbatasan yang mengakibatkan rendahnya kualitas kehidupan seseorang/keluarga seperti rendahnya penghasilan, keterbatasan kepemilikan rumah tinggal yang layak huni, pendidikan dan keterampilan yang rendah, serta hubunyan sosial dan akses informasi yang terbatas (Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial, 2003:145). Dengan mengacu pendapat di atas, maka di peroleh pengertian bahwa, kemiskinan merupakan kondisi individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat yang mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar yang lain, sehingga kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan sosialnya rendah. 2.3 Penyebab Kemiskinan Kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Jarang ditemukan kemiskinan yang hanya disebakan oleh faktor tunggal. Menurut Suharto, (2009:17-18), secara konsep, kemiskinan bisa diakibatkan oleh empat faktor, yaitu : 1. Faktorindividual. Terkait dengan aspek patologis, termasuk kondisi fisik dan psikologis si miskin. Orang miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin itu sendiri dalam menghadapi kehidupannya. 2. Faktor sosial. Kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin. Misalnya, diskriminasi berdasarkan usia, jender, etnis yang menyebabkan seseorang menjadi miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi sosial dan
  • 6. 6 ekonomi keluarga si miskin yang biasanya menyebabkan kemiskinan antar generasi. 3. Faktor kultural. Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara khusus sering menunjuk pada konsep “kemiskinan kultural” atau “budaya kemiskinan” yang menggabungkan kemiskinan dengan kebiasaan hidup atau mentalitas. Sikap-sikap “negatif seperti malas, fatalisme atau menyerah pada nasib, tidak memiliki jiwa wirausaha, dan kurang menghirmati etos kerja, misalnya sering ditemukan pada orang-orang miskin. 4. Faktor struktural. Menunjuk pada struktur atau sistem yang tidak adil, tidak sensitif dan tidak accessible sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompo orang menjadi miskin. Sebagai contoh, sisten ekonomi neoliberalisme yang diterapkan di Indonesia telah menyebabkan para petani, nelayan, dan pekerja sektor informal terjerat oleh, dan sulit keluar dari kemiskinan. Sebaliknya. Stimulus ekonomi, pajak dan ilklim investasi lebih menhuntungkan orang kaya dan pemodal asing untuk terus menumpuk kekayaan 2.4 Identifikasi Pelayanan Peksos yang berhubungan dengan masalah Secara konseptual pekerjaan sosial memandang bahwa kemiskinan merupakan persoalan-persoalan multidimensional, yang bermatra ekonomi-sosial dan individual-struktural. Berdasarkan perspektif ini, ada tiga kategori kemiskinan yang menjadi pusat perhatian pekerjaan sosial, yaitu: 1. Kelompok yang paling miskin (destitute) atau yang sering didefinisikan sebagai fakir miskin. Kelompok ini secara absolut memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) serta tidak memiliki akses terhadap berbagai pelayanan sosial. 2. Kelompok miskin (poor). Kelompok ini memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan namun secara relatif memiliki akses terhadap pelayanan sosial dasar
  • 7. 7 (misalnya, masih memiliki sumber-sumber finansial, memiliki pendidikan dasar atau tidak buta hurup,). 3. Kelompok rentan (vulnerable group). Kelompok ini dapat dikategorikan bebas dari kemesikinan, karena memiliki kehidupan yang relatif lebih baik ketimbang kelompok destitute maupun miskin. Namun sebenarnya kelompok yang sering disebut “near poor” (agak miskin) ini masih rentan terhadap berbagai perubahan sosial di sekitarnya. Mereka seringkali berpindah dari status “rentan” menjadi “miskin” dan bahhkan “destitute” bila terjadi krisis ekonomi dan tidak mendapat pertolongan sosial. Secara tegas, memang sulit mengkategorikan bahwa sasaran garapan pekerjaan sosial adalah salah satu kelompok dari ketiga kelompok di atas. Pekerjaan sosial melihat bahwa kelompok sasaran dalam menangani kemiskinan harus mencakup tiga kelompok miskin secara simultan. Dalam kaitan ini, maka seringkali orang mengklasifikasikan kemiskinan berdasarkan “status” atau “profil” yang melekat padanya yang kemudian disebut Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Gelandangan, pengemis, anak jalanan, suku terasing, jompo terlantar, penyandang cacat (tubuh, mental, sosial) dll adalah beberapa contoh PMKS yang sering diidentikan dengan sasaran pekerjaan sosial di Indonesia. Belum ada hasil penelitian yang komprehensif apakah mereka ini tergolong pada kelompok destitute, poor atau vulnerable. Namun dapat diasumsikan bahwa proporsi jumlah PMKS diantara ketiga kategori tersebut membentuk piramida kemiskinan. Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. Karena tugas-tugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multi-wajah, maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Prinsip ini dikenal dengan pendekatan “person-in-environment dan person-in-situation”.
  • 8. 8 Pada pendekatan pertama, pekerja sosial melihat penyebab kemiskinan dan sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan (peer group), maupun masyarakat. Penanganan kemiskinan yang bersifat kelembagaan (institutional) biasanya didasari oleh pertimbangan ini. Beberapa bentuk PROKESOS yang telah dan sedang dikembangkan oleh Depsos dapat disederhanakan menjadi: 1. Pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh panti- panti sosial. 2. Program jaminan, perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial. Pendekatan kedua, yang melihat si miskin dalam konteks situasinya, strategi pekerjaan sosial berpijak pada prinsip-prinsip individualisation dan self- determinism yang melihat si miskin secara individual yang memiliki masalah dan kemampuan unik. Program anti kemiskinan dalam kacamata ini disesuaikan dengan kejadian-kejadian dan/atau masalah-masalah yang dihadapinya. Penanganan kemiskinan dapat dikategorikan kedalam beberapa strategi: 1. Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban bencana alam. 2. Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulan untuk usaha-usaha ekonomis produktif. 3. Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja. 4. Strategi “penanganan bagian yang hilang”. Strategi yang oleh Caroline Moser disebut sebagai “the missing piece strategy” ini meliputi program-program yang dianggap dapat memutuskan rantai kemiskinan melalui penanganan salah satu aspek kunci kemiskinan yang kalau “disentuh” akan membawa dampak pada aspek-aspek lainnya. Misalnya, pemberian kredit, program KUBE atau Kelompok Usaha Bersama. 2.5 Identifikasi Potensi dan Sistem Sumber
  • 9. 9 Potensi adalah manusia, alam, dan institusi social yang belum dikembangkan namun dapat digunakan untuk usaha dalam menangani kemiskinan di Indonesia. Banyak potensi yang dimiliki Indonesia, baik potensi alam ataupun potensi manusia dalam menangani masalah kemiskinan. Kekayaan alam misalnya saja dapat membuat lapangan kerja baru, merekrut tenaga kerja, dan akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Potensi-potensi manusia juga bisa diberdayakan, Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja. Sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan (peer group), maupun masyarakat. Dukungan lingkungan, institusi, dan keluarga agar keluar dari kemiskinan sangat berpengaruh. 2.6 Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan-Pendekatan Pemecahan Masalah A. Melalui pendekatan agama Kegiatan untuk membantu keluarga yang miskin telah dilakukan oleh masyarakat yang secara ekonomi mampu, baik secara pribadi maupun kelompok. Mengenai kegiatan pemberian bantuan secara atau bersifat pribadi biasanya merek alakukan pada ssaat tertentu dan bagi yang beragama islam dalam bentuk sedekah ataupun pada saat menjelang hari raya idul firti berupa zakat fitrah, ataupun zakat mal, sesuai ketentuan agama islam. Sementara kegiatan pemberian bantuan kepada keluarga miskin dilaksanakan oleh umat yng beragama katholik ataupun Kristen disebut tabungan cinta kasih (Tacika)yang biasanya diberikan pada saat menjelang hari natal dan hari paskah. B. Melalui pendekatan Jurnalistik Dengan pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial melalui tulisan-tulisan di media cetak. Melalui pendekatan ini masalah sosial diusahakan untuk dikenalkan pada masyarakat baik dalam arti masalah sosial itu sendiri maupun sebab-akibat serta
  • 10. 10 cara-cara menghadapinya. Artikel-artikel di media baca, maupun media internet mengenai kemiskinan yang terjadi di Indonesia dapat membuat masyarakat lebih peka. Juga bisa sebagai media pengajak masyarakat dan organisasi untuk berpartisipasi memutus rantai kemiskinan di Indonesia. C. Melalui Pendekatan Seni Pendekatan seni adalah suatu upaya yang dilakukan para seniman (seni drama, musik, tari, lukis, sastra dsb) untuk membangun simpati kemanusiaan sehubungan dengan sistuasi sosial yang bermasalah. Dalam adat Jawa biasanya dalam membantu orang-orang miskin, orang-orang kaya mengundang mereka dalam acara kesenian yang biasanya dimainkan oleh orang-orang miskin tersebut. Pengundangan ini bukan hanya sebagai pentas kesenian namun tujuan untuk membantu mereka mendapat penghasilan.Melalui Pentas drama theater yang menggambarkan situasi sosial masyarakat miskin. D. Melalui Pendekatan Interdisipliner Pemecahan melalui aspek ekonomi ; Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan umkm secara sistemik, mandiri dan berkelanjutan. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap lapangan kerja sehingga mengurangi masalah pengangguran. Karena pengangguran merupakan masalah terbesar di Indonesia. Pemecahan aspek social ; digalakkannya pembangunan didaerah sehingga ineraksi social bisa lebih meningkat dengan adanya pembangunan dan teknologi yang mendukung. Pemecahan aspek struktural ; menghapuskan korupsi, sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga masyarakat tidak bisa menikmati hak nya. Pemecahan aspek psikolgi ; menanamkan rasa percaya diri dan mengembangkan kreatifitas didalam lingkungan social, dan memberikan pelayanan social kepada masyarakat. Pemecahan aspek pendidikan ; memberikan informasi-informasi bahwa pendidikan sangat penting didalam kehidupan social, apalagi sudah diterapkannya wajib belajar 9tahun dengan bebas biaya.
  • 11. 11 Pemecahan aspek teologi ; menggalakkan program zakat, didalam ajaran islam zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan diantara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya dan miskin. Pemecahan aspek kebudayaan ; mengikuti berbagai pelatihan kursus sebagai pengembangan diri agar mempunyai kemampuan dan keahlian.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Masalah kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial di Indonesia dan merupakan masalah yang kompleks, sehingga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dalam penanganannya. Masalah ini dari dahulu sampai sekarang tetap menjadi isu sentral di Indonesia. Pekerjaan sosial merupakan profesi utama dalam bidang kesejahteraan sosial juga mempunyai tanggung jawab dalam penanganan permasalahan kemiskinan tersebut. Dalam penanganan masalah kemiskinan profesi pekerjaan sosial berfokus pada peningkatan keberfungsian sosial si miskin. Sebagaimana halnya profesi kedokteran berkaitan dengan konsepsi kesehatan, psikolog dengan konsepsi perilaku adekwat, guru dengan konsepsi pendidikan, dan pengacara dengan konsepsi keadilan, maka keberfungsian sosial merupakan konsepsi yang penting bagi pekerjaan social. Pemecahan masalah Kemiskinan Di Indonesia juga dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Diantaranya melalui pendekatan Agama, Kesenian, Jurnalistik, dan Interdisipliner.
  • 13. 13 BAB IV DAFTAR PUSTAKA Warto, 2011. Kearifan Lokal Masyarakat dalam Upaya Penanganan Kemiskinan. B2P3KSPRESS, Yogyakarta Roebyantho,Haryati dkk, 2004. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Potensi Sosial Masyarakat Lokal di Daerah Miskin. Perpustakaan Nasional Katalog Dalam terbitan, Jakarta. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Refika Aditama, Bandung. Edi Suharto,2004, kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia dalam edisi Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Di Bidang Kesehatan, Alfabeta, Bandung.