SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
Télécharger pour lire hors ligne

              Tentang

       TERMOKIMIA




             Disusun oleh:

       DEDE ADI NUGRAHA
       ( xDLMx_dhansheiA3 )




PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
       DINAS PENDIDIKAN
  SMA NEGERI 1 SUKAHAJI
      Tahun Pelajaran 2012-2013
KATA PENGANTAR


        Puji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang
Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat saya
selesaikan sesuai yang diharapkan. Sebagaimana telah diberikan tugas
kepada saya untuk membuat Makalah tentang Termokimia.

        Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya
hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

   1. Orang Tua saya yang selalu memberikan fasilitas dan dorongan untuk
      bisa membuat kliping/kumpulan artikel-artikel ini.

   2. Narasumber terpecaya dalam pengerjaan ini yang sudah banyak
      membantu.

       Terima kasih atas semuanya. Saya sadar, sebagai seorang pelajar
yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan ada nya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga makalah yang sederhana
ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda tentang
Ketenagakerjaan di Indonesia.

       Semoga dengan saya membuat makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan motivasi bagi para pembacanya, khususnya bagi saya dan bagi
para generasi muda yang akan dating.



                                                          Penyusun,
SISTEMATIKA PENULISAN


KATA PENGANTAR
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
     1.   Latar Belakang
     2.   Tujuan Penulisan
     3.   Metode Penulisan
     4.   Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
     1. Konsep Dasar
     2. Temodinamika I
     3. Kalor Reaksi
     4. Kerja
     5. Entalpi
     6. Kalorimeter
     7. Hukum Hess
     8. Penentuan ∆H reaksi
     9. Energi Ikatan
     10. Jenis-jenis kalor

BAB III PENUTUP
      Kesimpulan
      Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
                             PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
        Dalam makalah ini, saya mengambil tema tentang Termokimia. Saya memilih
tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karena termokimia
ini merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
        Di dalam makalah ini saya membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang
kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini saya lakukan karena saya menilai
untuk memahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah
itu baru masuk ke inti materinya.
        Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di
dalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi,
kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-
jenis kalor. Maka dari itu,saya berusaha untuk membuat materi termokimia dalam
makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.


    2. Tujuan Penulisan
1. untuk mempelajari konsep dasar termokimia
2. untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia
3. memahami tentang termokimia dengan baik


    3. Metode Penulisan
        Dalam menulis makalah ini, saya memperoleh kajian materi dari beberapa
sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai
artikel dari internet.
BAB II
                             PEMBAHASAN

   1. Konsep Dasar
       Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas
dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang
dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu
zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang
terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atauentalpi dan dinyatakan
dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi
disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.

       Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan
pembentukan larutan.

      Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan
dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan
dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap
peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.


   2. Termodinamika I
     Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energy, dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya
dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan
pembentukan larutan.

     Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan
bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam
semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1

Perubahan kalor pada tekanan konstan:
H = E + PV
W= PV
E = energi dalam
3. Kalor Reaksi
        Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas,
sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi.
        Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah terututup dari dunia luar. Bila
temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang
bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila pada pada
suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensial dari zat-zat yang
ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm.
        Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistim. Salah satunya
adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah.
Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas
dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana
sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir.
Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang
dinamakan perubahan isotermik.
        Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur),
dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
∆t = takhir – tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula
        Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk
perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial
dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih
rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada
reaksi endoterm, terjadi kebalikannya sehingga harga ∆(E.P) adalah positif.

      Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi
yang membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C +
½O2 + 2H2 → CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol
senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (∆H° f298).
Panas standar adalah pada 25°C, seperti contoh reaksi
 4HCl(g) → 2H2(g) + 2Cl2(g) ∆H°298 = (4)(92307)
 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H°298 = (2)(-241818)
   Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar
 H T = H 298 +  298  Cp dT
      O        0     T




   4. Kerja
       Ketika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor
yang dihasilkan kayu atau minyak tanah yang terbakar mengakibatkan keadaan
sekitarnya menjadi panas. Namun, ketika api sudah padam, keadaan akan menjadi
normal kembali. Azas kekekalan energi menyatakan bhawa energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran kayu atau minyak tanah diserap oleh
molekul-molekul udara atau benda-benda lain di sekitarnya dan diubah menjadi
bentuk energi lain, misalnya menjadi energi kinetik. Demikian juga halnya dengan
sumber kalor yang dihasilkan ketika kayu atau minyak tanah terbakar, bukanlah
sesuatu yang tercipta, melainkan hanya perubahan bentuk energi. Kayu dan
minyak tanah menyimpan sejumlah energi, yang disebut energi kimia. Ketika
bahan-bahan tiu terbakar, sebagian energi kimia yang tersimpan di dalamnya
berubah menjadi kalor. Azas kekekalan energi disebu juga Hukum
Termodinamika I.
       Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem danlingkungan. Segala sesuatu yang menjadi
pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan
hal-hal yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut
lingkungan.
       Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu :
       Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan
energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya
ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas,
atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.
     Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi,
tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
     Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
        Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan
panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa
kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w).
Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang
memengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem disebut energi dalam
(internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan
lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi
kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan
atau pengurangan volum sistem.

   5. Entalpi
       Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan
tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s).
       Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk
energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau
entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan
dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air,
maka dapat ditulis sebagai berikut:
Δ H = H H20 (l) -H H20 (s)
Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor.
Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah
menjadi energi panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian
juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah
menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan
reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram perubahan energi kimia menjadi
berbagai bentuk energi lainnya.




       Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.
Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es
menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih
besar dari pada entalpi es.
       Termokimia        merupakan       bagian    dari     ilmu     kimia   yang
mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia
selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar
dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
       Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar,
sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi
menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi
disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan
nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor
pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.

5.1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH ◦f)
        Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan
standar diberi simbol (ΔH ◦f), simbol f berasal dari kata formation yang berarti
pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu :
H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.

5.2. Entalpi Penguraian Standar (ΔH ◦d)
         Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti
penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian
merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan
demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan arah.
5.3. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)
         Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (ΔH◦c) simbol d berasal dari kata combustion yang berarti
pembakaran.
        Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran
selallu negatif (eksoterm)

5.4. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)
         Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata solvation yang
berarti pelarutan.

   6. Kalorimeter
        Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan ataureaksi kimia. Kalorimeter terbagi menjadi dua,
yaitu kalorimeter larutan dan kalorimeter bom. Jika dua buah zat atau lebih
dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor
sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai
kesetimbangan termal.
        Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
        Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi
tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah
kecil maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan.
    Kapasitas kalor air = 4.200 J/kg °C
6.1. Kalorimeter Bom
       Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih)
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada
tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan
sampel akan terbakar oleh apilistrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.




6.2. Kalorimeter makanan.
       Kalorimeter      makanan         adalah      alat    untuk       menentukan
nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak.Alat ini terdiri dari
sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya
kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah
penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbatkaret yang yang
berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan
lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk,
yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah
pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat
karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.
Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk
memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu
diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping
itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping
asbes itu terdapat kabel listrikyang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila
digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas
cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik
di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan
dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logamuntuk
mengalirkan oksigen.

6.3. Kalorimeter larutan
        Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistemlarutan. Pada dasarnya,
kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan
ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan
       Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter )
Q reaksi = - (m.c.∆T + c.∆T)
Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka
       Qreaksi = - (m.c.∆T)
Keterangan :
m = massa zat (kg)                           c = kalor jenis (J/kg⁰C)
∆t = perubahan suhu (Celcius)

   7. Hukum Hess




Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi.
       Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan
entalpi dari suatu reaksi kimiaadalah sama, walaupun langkah-langkah yang
digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan
awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-
langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
       Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung
sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan
melakukan operasi      aritmatika pada    beberapa persamaan      reaksi yang
perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan
reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi)
dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika
persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu
menjadi -ΔH).
       Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat
diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi
entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis
                                                .
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum




Kegunaan
Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan
produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔH fR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan
entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi
keadaan lainnya, seperti entropi danenergi bebas. Kedua aplikasi ini amat
berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara
langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu
cara menentukannya.
Untuk perubahan entropi:
       o         o            o
 ΔS = Σ(ΔSf produk) - Σ(ΔSf reaktan)
              o            o
 ΔS = Σ(ΔS produk) - Σ(ΔS reaktan).
   Untuk perubahan energi bebas:
        o          o            o
 ΔG = Σ(ΔGf produk) - Σ(ΔGf reaktan)
                o            o
 ΔG = Σ(ΔG produk) - Σ(ΔG reaktan)


   8. Penentuan ΔH Reaksi
       Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada
berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu
sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak
langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu:




       Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mencari ΔHreaksi dengan hukum
Hess ini, yaitu cara diagram, siklus, dan cara persamaan reaksi.
    Diagram
Perhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaan awal,
keadaan akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah).

    Siklus
Cara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebih fleksibel
dibandingkan diagram.
 Cara Persamaan Reaksi
Cara ini dapat dipakai jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara
ini memerlukan ketelitian dalam menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik,
atau dikalikan karena akan mempengaruhi hasilnya.

        Ada cara lain untuk menentukan ΔHreaksi dengan menghitung energi ikatan
rata-ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan satu mol ikatan antar atom dalam fase gas.


Data energi ikatan rata-rata:
C-H = 410 kJ/mol                   C-O = 351 kJ/mol
O-H = 460 kJ/mol                   C=C = 607 kJ/mol
C-C = 343 kJ/mol
       Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan satu mol
senyawa disebut entalpi pembentukan standar ΔH°f


   9. Energi Ikatan
     Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia
dalam 1 mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya.
Lambang energi ikatan = D
      Suatu reaksi yang H–nya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan,
maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas.
      Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam
molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu :

a. Energi Atomisasi.
       Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol
molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.

b. Energi Disosiasi Ikatan.
       Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang
terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

c. Energi Ikatan Rata-Rata.
      Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom
pada suatu senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud
gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar (Hf ) dan energi ikat
unsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu :
o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.
o Pengubahan unsur menjadi atom gas.
                 Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses :
o Pemutusan ikatan pada pereaksi.
o Pembentukan ikatan pada produk reaksi.
Pada proses pemutusan ikatan   = memerlukan energi.
                 Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi

   10. Jenis-Jenis Kalor
       Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atom–atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi
(H). Sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke
suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu
akan naik/turun atau wujud benda berubah.
       Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC).
Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud
zat:

Q = kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
Dt = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda:
Q=m.L
m = massa benda (kg)
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor
lenyap)
Jadi kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi perubahan wujud benda
tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ).

10.1. Kalor Pembentukan Standar
       Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1
mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ).
Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak
diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan Hf.
          Catatan :
    o Hf unsur bebas = nol
    o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
    o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

10.2. Kalor Penguraian Standar
      Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1
mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hd.
Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi penguraian standar
merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya
pun akan berlawanan tanda.
     Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya.
“ Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.

10.3. Kalor Pembakaran Standar
       Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1
mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hc. Satuannya = kJ /
mol.

10.4. Kalor Netralisasi Standar
       Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol
asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hn. Satuannya
= kJ / mol.

10.5. Kalor Penguapan Standar
      Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1
mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hvap.
Satuannya = kJ / mol.

10.6. Kalor Peleburan Standar
       Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan /
peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan
standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan
denganHfus. Satuannya = kJ / mol.

10.7. Kalor Sublimasi Standar
       Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsub. Satuannya = kJ
/ mol.

10.8. Kalor Pelarutan Standar
      Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat
melarut dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan
dengan Hsol. Satuannya = kJ / mol.
BAB III
                                PENUTUP

          1.     Kesimpulan
       Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi
dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang
secara umum mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter,
hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis  -jenis kalor merupakan
materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi
selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara
singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya.

         2.    Saran
      Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari
penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini
dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang
berhubungan agar semakin menguasai materi.
DAFTAR PUSTAKA


Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-
5. Jakarta : Binarupa     Aksara
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta :
Erlangga
Rahayu,Nurhayati,dan       Jodhi      Pramuji    G.2009.Rangkuman       Kimia
SMA.Jakarta : Gagas Media
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta :
Grafindo Media Pratama
Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar
free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm
http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter
http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/


dhan_di@rocketmail.com / dhanshei.blogspot.com

Contenu connexe

Tendances

Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamFauziah Maswah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaFKIP UHO
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenSepriSakatsila
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaBughis Berkata
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 

Tendances (20)

Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Makalah termokimia
Makalah termokimiaMakalah termokimia
Makalah termokimia
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & laten
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamika
 
Konsep Mol
Konsep MolKonsep Mol
Konsep Mol
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 

Similaire à Termokimia

Similaire à Termokimia (20)

Makalah thermokimia
Makalah thermokimiaMakalah thermokimia
Makalah thermokimia
 
thermo.pdf
thermo.pdfthermo.pdf
thermo.pdf
 
Thermodinamika
ThermodinamikaThermodinamika
Thermodinamika
 
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamikaPanas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamika
 
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docxMAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
 
Laporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimiaLaporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimia
 
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatanMakalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
 
MAKALAH TERMODINAMIKA.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA.docxMAKALAH TERMODINAMIKA.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA.docx
 
TERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxTERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptx
 
Diktat termodinamika
Diktat termodinamikaDiktat termodinamika
Diktat termodinamika
 
Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
Pengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimiaPengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimia
 
Pengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimiaPengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimia
 
Pengenalanilmukimia
PengenalanilmukimiaPengenalanilmukimia
Pengenalanilmukimia
 
thermokimia
thermokimiathermokimia
thermokimia
 
Makalah termodinamika
Makalah termodinamikaMakalah termodinamika
Makalah termodinamika
 
Modul termo kimia XI IPA
Modul termo kimia XI IPAModul termo kimia XI IPA
Modul termo kimia XI IPA
 
Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)
 

Plus de Dede Adi Nugraha

Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiDede Adi Nugraha
 
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaDede Adi Nugraha
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourDede Adi Nugraha
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarDede Adi Nugraha
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Dede Adi Nugraha
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanDede Adi Nugraha
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliDede Adi Nugraha
 

Plus de Dede Adi Nugraha (8)

Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
 
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Makalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsiMakalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsi
 

Termokimia

  • 1.  Tentang TERMOKIMIA Disusun oleh:  DEDE ADI NUGRAHA ( xDLMx_dhansheiA3 ) PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 SUKAHAJI Tahun Pelajaran 2012-2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Sebagaimana telah diberikan tugas kepada saya untuk membuat Makalah tentang Termokimia. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang Tua saya yang selalu memberikan fasilitas dan dorongan untuk bisa membuat kliping/kumpulan artikel-artikel ini. 2. Narasumber terpecaya dalam pengerjaan ini yang sudah banyak membantu. Terima kasih atas semuanya. Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan ada nya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda tentang Ketenagakerjaan di Indonesia. Semoga dengan saya membuat makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi para pembacanya, khususnya bagi saya dan bagi para generasi muda yang akan dating. Penyusun,
  • 3. SISTEMATIKA PENULISAN KATA PENGANTAR SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Penulisan 3. Metode Penulisan 4. Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar 2. Temodinamika I 3. Kalor Reaksi 4. Kerja 5. Entalpi 6. Kalorimeter 7. Hukum Hess 8. Penentuan ∆H reaksi 9. Energi Ikatan 10. Jenis-jenis kalor BAB III PENUTUP  Kesimpulan  Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam makalah ini, saya mengambil tema tentang Termokimia. Saya memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karena termokimia ini merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai. Di dalam makalah ini saya membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini saya lakukan karena saya menilai untuk memahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah itu baru masuk ke inti materinya. Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis- jenis kalor. Maka dari itu,saya berusaha untuk membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami. 2. Tujuan Penulisan 1. untuk mempelajari konsep dasar termokimia 2. untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia 3. memahami tentang termokimia dengan baik 3. Metode Penulisan Dalam menulis makalah ini, saya memperoleh kajian materi dari beberapa sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai artikel dari internet.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atauentalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH. Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. 2. Termodinamika I Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energy, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1 Perubahan kalor pada tekanan konstan: H = E + PV W= PV E = energi dalam
  • 6. 3. Kalor Reaksi Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah terututup dari dunia luar. Bila temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm. Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistim. Salah satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik. Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur), dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula. ∆t = takhir – tmula-mula Demikian juga, perubahan energi potensial; ∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi kebalikannya sehingga harga ∆(E.P) adalah positif. Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C + ½O2 + 2H2 → CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (∆H° f298). Panas standar adalah pada 25°C, seperti contoh reaksi  4HCl(g) → 2H2(g) + 2Cl2(g) ∆H°298 = (4)(92307)  2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H°298 = (2)(-241818) Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar  H T = H 298 +  298  Cp dT O 0 T 4. Kerja Ketika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor yang dihasilkan kayu atau minyak tanah yang terbakar mengakibatkan keadaan sekitarnya menjadi panas. Namun, ketika api sudah padam, keadaan akan menjadi normal kembali. Azas kekekalan energi menyatakan bhawa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran kayu atau minyak tanah diserap oleh molekul-molekul udara atau benda-benda lain di sekitarnya dan diubah menjadi bentuk energi lain, misalnya menjadi energi kinetik. Demikian juga halnya dengan sumber kalor yang dihasilkan ketika kayu atau minyak tanah terbakar, bukanlah sesuatu yang tercipta, melainkan hanya perubahan bentuk energi. Kayu dan
  • 7. minyak tanah menyimpan sejumlah energi, yang disebut energi kimia. Ketika bahan-bahan tiu terbakar, sebagian energi kimia yang tersimpan di dalamnya berubah menjadi kalor. Azas kekekalan energi disebu juga Hukum Termodinamika I. Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem danlingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :  Sistem Terbuka Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.  Sistem Tertutup Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.  Sistem Terisolasi Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang memengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem. 5. Entalpi Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s). Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut: Δ H = H H20 (l) -H H20 (s)
  • 8. Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga menggerakkan roda motor. Gambar berikut ini menunjukkan diagram perubahan energi kimia menjadi berbagai bentuk energi lainnya. Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. 5.1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH ◦f) Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH ◦f), simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg. 5.2. Entalpi Penguraian Standar (ΔH ◦d) Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure- unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
  • 9. Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah. 5.3. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c) Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur- unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦c) simbol d berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran. Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu negatif (eksoterm) 5.4. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s) Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan. 6. Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan ataureaksi kimia. Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter larutan dan kalorimeter bom. Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan. Kapasitas kalor air = 4.200 J/kg °C
  • 10. 6.1. Kalorimeter Bom Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh apilistrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan. 6.2. Kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak.Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbatkaret yang yang berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrikyang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logamuntuk mengalirkan oksigen. 6.3. Kalorimeter larutan Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistemlarutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
  • 11. reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter ) Q reaksi = - (m.c.∆T + c.∆T) Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka Qreaksi = - (m.c.∆T) Keterangan : m = massa zat (kg) c = kalor jenis (J/kg⁰C) ∆t = perubahan suhu (Celcius) 7. Hukum Hess Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi. Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimiaadalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah- langkah yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH). Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis . Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum Kegunaan Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
  • 12. ΔH=ΔHfP-ΔH fR Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus ΔH=-ΔHcP+ΔHcR Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi danenergi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya. Untuk perubahan entropi: o o o  ΔS = Σ(ΔSf produk) - Σ(ΔSf reaktan) o o  ΔS = Σ(ΔS produk) - Σ(ΔS reaktan). Untuk perubahan energi bebas: o o o  ΔG = Σ(ΔGf produk) - Σ(ΔGf reaktan) o o  ΔG = Σ(ΔG produk) - Σ(ΔG reaktan) 8. Penentuan ΔH Reaksi Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu: Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mencari ΔHreaksi dengan hukum Hess ini, yaitu cara diagram, siklus, dan cara persamaan reaksi.  Diagram Perhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaan awal, keadaan akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah).  Siklus Cara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebih fleksibel dibandingkan diagram.
  • 13.  Cara Persamaan Reaksi Cara ini dapat dipakai jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara ini memerlukan ketelitian dalam menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik, atau dikalikan karena akan mempengaruhi hasilnya. Ada cara lain untuk menentukan ΔHreaksi dengan menghitung energi ikatan rata-ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan satu mol ikatan antar atom dalam fase gas. Data energi ikatan rata-rata: C-H = 410 kJ/mol C-O = 351 kJ/mol O-H = 460 kJ/mol C=C = 607 kJ/mol C-C = 343 kJ/mol Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan satu mol senyawa disebut entalpi pembentukan standar ΔH°f 9. Energi Ikatan Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energi ikatan = D Suatu reaksi yang H–nya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan, maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu : a. Energi Atomisasi. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa. b. Energi Disosiasi Ikatan. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas. c. Energi Ikatan Rata-Rata. Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar (Hf ) dan energi ikat unsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu : o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya. o Pengubahan unsur menjadi atom gas. Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses : o Pemutusan ikatan pada pereaksi. o Pembentukan ikatan pada produk reaksi.
  • 14. Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi. Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi 10. Jenis-Jenis Kalor Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom–atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat: Q = kalor yang di lepas/diterima H = kapasitas kalor Dt = kenaikan/penurunan suhu m = massa benda c= kalor jenis Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda: Q=m.L m = massa benda (kg) L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap) Jadi kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ). 10.1. Kalor Pembentukan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan Hf. Catatan : o Hf unsur bebas = nol o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol. o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar. 10.2. Kalor Penguraian Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi penguraian standar
  • 15. merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum Laplace. 10.3. Kalor Pembakaran Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hc. Satuannya = kJ / mol. 10.4. Kalor Netralisasi Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hn. Satuannya = kJ / mol. 10.5. Kalor Penguapan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hvap. Satuannya = kJ / mol. 10.6. Kalor Peleburan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan denganHfus. Satuannya = kJ / mol. 10.7. Kalor Sublimasi Standar Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsub. Satuannya = kJ / mol. 10.8. Kalor Pelarutan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsol. Satuannya = kJ / mol.
  • 16. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis -jenis kalor merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya. 2. Saran Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke- 5. Jakarta : Binarupa Aksara Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta : Erlangga Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta : Gagas Media Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta : Grafindo Media Pratama Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8 http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/ dhan_di@rocketmail.com / dhanshei.blogspot.com