1. BERBUAT BAIK DAN TERBAIK
Islam memiliki doktrin yang menyuruh kita agar berbuat baik dan terbaik, yaitu Ihsan. Kata “ ihsan “ berakar dari kata
ahsana, yuhsinu, ihsan, yang secara bahasa bermakna kebaikan yang diperoleh melalui ilmu dan amal.
Dalam konteks ini Umar ibn al khathab pernah berkata “ Al-Nas abna’u ma yuhsinun” manusia adalah anak dari kebaikan
yang dilakukan. Maksudnya, kita dinamakan manusia manakala kita mengerti kebaikan dan melakukannya dalam
kehidupan.
Manusia harus selalu berbuat baik dan terbaik setidak-tidaknya karena tiga alasan. Pertama: manusia adalah makhluk
terbaik dan tertinggi dalam arti dilebihkan atas makhluk-makhluk yang lain.
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَـقْوِيٍم
“ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. At Attin (95):4)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحمََلْنَاهُمْ فِي الْبَـرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْـنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَـفْضِيلا
“ Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan
makhluk yang Telah kami ciptakan”. (Q.S. Al Isra (17) : 70)
Kedua: Manusia diperintahkan agar berbuat baik sebagaimana Allah Swt telah berbuat baik kepada mereka.
وَابْـتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَـنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْـيَا
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَـبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ
إِنَّ اللَّه لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“ Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al Qashash (28) : 77)
2. Ketiga: Manusia disuruh berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiq al-khirat) dan menciptakan kompetisi untuk
memastikan siapa yang terbaik di antara mereka.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالحَْيَاة لِيَبْـلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al Mulk(67 : 2)
Ihsan sebagai doktrin yang mengharuskan kita agar selalu berbuat baik dan terbaik sejatinya mencakup tiga dimensi:
Pertama: Ihsan kepada Allah (vertikal). Ihsan dalam arti ini diwujudkan dengan melakukan ibadah kepada Allah swt
sebaik mungkin dan sesuai perintah Nabi,
. أَنْ تَـعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَـرَاهُ فَإِنْ لمَْ تَكُنْ تَـرَاهُ فَإِنَّهُ يَـرَاكَ
“ Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Sekiranya kamu tidak dapat melihat-Nya,
sadarilah bahwa Allah pasti melihatmu” (H.R. Muslim)
Kedua: Ihsan kepada sesama manusia (horizontal). Ihsan dalam arti ini bermakna “ al-in’am ‘ala al-ghair”, yaitu berbagi
kenikmatan atau kebaikan kepada orang lain, mulai dari menyambung tali persaudaraan, silaturahim, memberi maaf,
hingga memperbanyak donasi (sedekah).
Ketiga: Ihsan kepada diri sendiri (profesional). Hal ini mengharuskan kita untuk bekerja secara profesional dalam arti
bekerja sebaik mungkin dan dengan kualitas tertinggi serta menghindarkan diri dari kebiasaan buruk, yaitu bekerja asal
jadi atau sekenanya.
Adapun kinerja (perfoma) dengan kualitas ihsan itu dapat diupayakan melalui lima syarat, yaitu keyakinan (belief),
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), disiplin (dicipline) dan amanah (trust).
Allah Swt sangat menghargai orang-orang yang mampu berbuat ihsan (muhsinin). Tidak kurang ada 15 kali dalam Al
Qur’an, Allah Swt menyatakan cinta-Nya kepada mereka, Semoga kita dapat berbuat baik dan terbaik. Amien.