Dokumen tersebut membahas tiga jenis kepemimpinan yaitu transaksional, transformasional, dan visioner. Kepemimpinan transaksional lebih fokus pada tugas, sedangkan transformasional berfokus pada motivasi dan visi bawahan. Kepemimpinan visioner memiliki pandangan jauh ke depan dan berupaya mengembangkan organisasi."
1. HANDOUT 11 LD
KEPEMIMPINAN
TSANSAKSIONAL,
TRANSFORMASIONAL, DAN
VISIONER
2. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang
diemban bawahan.
Lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer
karena ia sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural
manajerial yang metodologis dan fisik.
Tidak mengembangkan pola hubungan laissez fair atau
membiarkan personel menentukan sendiri pekerjaannya
karena dikhawatirkan dengan keadaan personel yang
perlu pembinaan, pola ini dapat menyebabkan mereka
menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang dikerjakannya.
Dalam kontsak kerja disepakati bersama reward dan
punishment
3. Model Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin mengidentifikasi
Pemimpin mengidentifikasi
apa yang mesti dikerjakan
apa yang dibutuhkan oleh
Bawahan untuk mencapai
bawahannya
Hasil yang ingin dicapai
Pemimpin memperjelas
Bagaimana kebutuhan bawahan
Pemimpin memperjelas Akan dipenuhi, sebagai imbalan
Peran bawahannya Atas apa yang dikerjakaannya
Dala pencapaian hasil yang
ditargetkan
Pemimpin mengidentifikasi
Pemimpin mengidentifikasi
apa yang mesti dikerjakan
apa yang dibutuhkan oleh
Bawahan untuk mencapai
bawahannya
Hasil yang ingin dicapai
Bawahan termotivasi untuk
Meraih hasil yang diinginkan
Tersebut (expected effort) Sumber: Hoover (1991) dan
Leitwood (1992)
4. keterangan
Bawahan berupaya menghindari pekerjaan apabila ada
kesempatan sehingga apabila dibiarkan mereka akan
merasa senang dengan tanpa pekerjaan/tanggungjawab.
Pemimpin harus mengontrol, mengarahkan, dan jika
perlu memberikan ancaman agar bawahan produktif.
Bawahan cenderung lebih senang diarahkan menjadi
pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan
masalahnya dari pada harus memikul sendiri
tanggungjawab atas segala tindakan dan keputusan yang
diambil.
Bawahan tidak cocok diserahi tanggungjawab merancang
pekerjaan secara inisiatif.
5. Kepemimpinan
Transformasional
Didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri,
tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk
berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian
perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang
memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan
sebagai sisi yang saling berpengaruh.
Burn (1978) menyatakan bahwa pada kepemimpinan
ini, “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri
ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.
6. Model Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin
Pemimpin
Mengangkat nuasa
Membangun rasa
Kebutuhan bawahan
Percaya diri pada
Ketingkat yang lebih
bawahan Pemimpin
Tinggi para hirarki
motivasi Mentransformasikan
Perhatian kebutuhan
Pemimpin bawahan
Memperluas Kebutuhan
bawahan
Pemimpin
Mempertinggi probabilitas Pemimpin
keberhasilan yang Mempertinggi nilai
subjektif Kebenaran bawahan
TRANSFORMASIONAL
ORGANISASI
Kondisi sekarang dan upaya Makin meningginya motivasi
Yang diharapkan bawahan Bawahan untuk mencapai hasil
Dengan upaya tambahan
Bawahan menghasilkan kinerja Bawahan mempersembahkan kinerja
Sebagaimana yang diharapkan Melebihi apa yang diharapkan
Sumber: Bass dan Aviola (1994)
7. Pemimpin Transformasional
Memiliki wawasan jauh ke depan (visioner) dan berupaya memperbaiki
dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi dimasa
datang.
Agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator (memberi peran
mengubah sistem ke arah yang lebih baik).
Memiliki visi yang jelas, gambaran holistik tentang bagaimana
organisasi di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah
tercapai (Covey [1989] dan Petters (1992)
Memandang nilai-nilai organisasi sebagai nilai luhur yang perlu
dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga mempunyai rasa
memiliki dan komitmen.
Makna simbolis dari tindakan lebih penting dari paa tindakan aktual
(Sergiovanni, 1990:21)
Memiliki keahlian diagnosis, meluangkan waktu dan mecncurahkan
perhatian untuk memecahkan masalah.
8. Dimensi
Kepemimpinan Tranformasional
Idealiced influence, prilaku yang menghasilkan rasa
hormat (respect) dan rasa percaya diri (trust) dari orang
yang dipimpinnya.
Inspirational motivation, menyediakan tantangan bagi
pekerjaan yang dilakukan staf dan memperhatikan makna
pekerjaan bagi staf.
Intellectual stimulation, pemimpin yang mempraktekkan
inovasi-inovasi.
Individualized consideration, pemimpin merefleksikan
dirinya sebagai seorang yang penuh perhatian dalam
mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan, ide,
harapan-harapan, dan segala masukan yang diberikan
staf.
9. Kepemimpinan visioner
Mengapa harus visioner ?
Perubahan paradigma pendidikan dari sentralistis ke
desentralisasi.
Adanya pelimpahan wewenang yang luas kepada
sekolah atas dasar pertimbangan profesional dan
pertanggungjawaban publik.
Adanya kerja sama antara pejabat pemerintahan
dengan pemimpin pendidikan dalam membangun
pendidikan yang bermutu
Derek Esp & Rene Saran (1995: 32)
10. Konsep Kepemimpinan Visioner
Harus memahami konsep visi
Harus memahami karakteristik dan unsur
visi
Harus memahami tujuan visi.
11. Konsep Visi
Visi adalah suatu gambaran mengenai masa depan yang
kita inginkan bersama.
Visi adalah daya pandang jauh ke depan, mendalam dan
luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki
kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos segala
batas-batas fisik, waktu, dan tempat (Gaffar, 1995:22)
Visi adalah pandangan yang merupakan kristalisasi dari
intisari kemampuan (competency), kebolehan (ability),
dan kebiasaan (self efficacy) dalam melihat, menganalisis
dan menafsirkan.
12. Karakter dan ciri-ciri visi
Memperjelas arah dan tujuan
Mudah dimengerti dan diartikulasikan
Mencerminkan cita-cita tinggi dan menetapkan
standard of excellence.
Menumbuhkan inspirasi, semangat,
kegairahan, dan komitmen
Menciptakan makna bagi anggota organisasi
Merefleksikan keunikan atau keistimewaan
organisasi
Menyiratkan nilai-nilai yang junjung tinggi oleh
organisasi
Kontekstual
13. Unsur-unsur visi
Basic value (nilai-nilai dasar atau falsafah yang dianut)
Mission (operasional dari visi yang merupakan
pemikiran seseorang tentang organisasinya, meliputi
pertanyaan; mau menjadi apa organisasi ini
dikemudian hari dan akan berperan sebagai apa?
Objective (tujuan-tujuan yang merupakan arah ke
mana organisasi di bawa yang meliputi pertanyaan,
mau menghasilkan apa, untuk siapa, dan dengan mutu
yang bagaimana?
14. Tujuan visi
Memperjelas arah umum perubahan kebijakan
organisasi
Memotivasi karyawan untuk bertindak dengan
arah yang benar
Membantu proses mengoordinasi tindakan-
tindakan tertentu dari orang yang berbeda-
beda.
Menyelesaikan masalah-masalah yang dihdapi
organisasi melalui pendekatan yang mendasar
Memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup
dan perkembangan organisasi
15. Hubungan Misi, Visi, Core
Beliefs, dan Core Values
Filosofi membandingkan Perwujudan visi dilaksanakan
Semangat tinggi terhadap Dengan perilaku yang dilandasi
Usaha perwujudan visi Filosofi dan core value
FILOSOFI CORE VISI
MISI VALUES
Core values memberikan
Makna terhadap pekerjaan Visi dirumuskan
Sebagai pengabdian kepada Berdasarkan paradigma
Tuhan Yang Maha Esa
17. Tahapan Penciptaan Visi
Trend watching, adalah kemampuan tingkat tinggi
dalam penciptaan visi, yaitu kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang
melalui kepiwaiannya dalam bidang yang digeluti serta
kepekaan terhadap signal-signal alam dan
perubahannya.
Envisioning, adalah kemampuan pimpinan untuk
merumuskan visi berdasarkan hasil pengamatan trend
perubahan yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
18. Perumusan visi
Pembentukan dan perumusan visi oleh
anggota tim kepemimpinan
Merumuskan strategi secara konsensus
Membulatkan sikap dan tekad sebagai
total commitment untuk mewujudkan visi
menjadi suatu kenyataan.
19. Transformasi Visi
Merupakan kemampuan membangun kepercayaan
melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai
upaya shared vision pada stakeholders sehingga
diperoleh sense of belonging dan sense of ownership.
Visi mesti ditransformasikan dengan melakukan upaya
berbagi visi dan diharapkan terjadi difusi visi dan
menimbulkan komitmen seluruh personal.
Dalam proses tranformasi ini kadang visi suatu organisasi
gagal karena antara lain: kerancuan visi dan misi, visi
tersebut tidak didambakan, tidak mencerminkan
penderitaan dan harapan, tidak diyakini dapat dicapai,
tidak fleksibel, dan tidak didukung oleh strategi
organisasi.
20. Implementasi visi
Merupakan kemampuan pemimpin
dalam menjabarkan dan menerjemahkan
visi dalam tindakan.
Visi merupakan peluru bagi
kepemimpinan visioner.
Visi berperan dalam menentukan masa
depan organisasi apabila
diimplementasikan secara konprehensif.