Dokumen tersebut membahas tentang penghantaran impuls saraf melalui serabut akson dan sinapsis. Impuls saraf diteruskan melalui perubahan potensial listrik pada membran sel saraf akibat pergerakan ion natrium dan kalium. Impuls ini kemudian diteruskan ke neuron berikutnya melalui pelepasan neurotransmitter di sinapsis.
2. Pendahuluan
Stimulus yang datang dari lingkungan, baik berupa cahaya,
suara, tekanan, sentuhan, suhu, ataupun stimulus yang lain,
akan diterima oleh reseptor.
Reseptor adalah bagian dari sel saraf yang terdapat pada organ
pengindera. Di dalam reseptor, stimulus yg datang akan
diubah dalam bentuk kode informasi. Kode informasi
tersebut berupa perubahan elektrokimiawi pada neuron dan
disebut sebagai impuls saraf.
Impuls saraf inilah yang oleh neuron diteruskan ke otak
untuk dipersepsi. Hasil persepsi otak kemudian akan
dihantarkan kembali menuju efektor.
3. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
terhadap rangsangan/stimulus, seperti otot, kelenjar, atau sel
target sehingga terjadi gerakan/aktivitas.
Penghantaran impuls saraf tersebut terjadi melalui serabut
akson dan sinapsis.
4.
5.
6. Penghantaran Impuls melalui Serabut Akson
Penghantaran impuls, baik berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut akson, terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat (polarized), kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian
dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
listrik sesaat.
7. Extrasel lebih banyak mengandung ion natrium sehingga
muatan lebih positif, sebaliknya intrasel lebih banyak
mengandung ion kalium sehingga muatannya lebih negatif.
Sifat membran sel saraf relatif impermeable terhadap kedua
ion.
8. Stimulus yang datang menyebabkan terjadinya pembalikan
potensial listrik. Ion natrium secara cepat berpindah ke
bagian dalam sel saraf sehingga muatan bagian luar menjadi
lebih negatif dibanding bagian dalam sel saraf.
Dalam keadaan ini, sel saraf dikatakan mengalami depolarisasi.
Pada tempat perangsangan (datangnya stimulus) terbentuklah
potensial aksi. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan
dialirkan secara cepat ke sepanjang membran serabut akson.
9. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial pada
serabut akson bervariasi antara 1 - 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung mielin.
Bila impuls telah lewat, maka untuk sementara serabut saraf
tidak dilalui oleh impuls yang lain. Ini berarti bahwa serabut
saraf mengalami perubahan potensial, kembali seperti semula
(potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik.
10. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
potensial listrik. Sebaliknya, bila kekuatan stimulus di atas
ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang
lemah.
Proses pengubahan stimulus menjadi impuls mengikuti
hukum all or none (semua atau tidak sama sekali).
11. Muncul tidaknya suatu impuls, dapat terjadi karena dua
kemungkinan, yaitu:
1. Penjumlahan temporal
2. Penjumlahan spasial
Jenis neuron berdasarkan kemampuannya menghantarkan
impuls
1. Neuron eksitatoris
2. Neuron inhibitoris
12. Penghantaran Impuls melalui Sinaptik
Impuls yang telah sampai di bagian terujung dari serabut
akson (terminal akson) akan disampaikan ke neuron
berikutnya.
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan
neuron lain dinamakan sinapsis.
Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter;
yang disebut vesikula sinapsis.
13. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang diproduksi oleh
n pra-sinapsis dan dapat menyeberangkan impuls dari n pra-
sinapsis menuju ke n post-sinapsis.
14. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar
neuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat –
zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel
neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat
menyalurkan impuls.
Neurotransmiter yang dilepaskan oleh n pra-sinapsis akan
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Menempelnya neurotransmiter pada reseptor
menyebabkan timbulnya impuls pada neuron post-sinapsis.
Bila neurotransmiter sudah melaksanakan tugasnya maka
neurotransmiter akan diurai oleh enzim yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.
15.
16.
17. Jenis-jenis Neurotransmitter
1. Asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, kecuali otak.
2. Dopamin yang terdapat di otak.
Dopamin berperan dalam mengendalikan fungsi gerakan,
konsentrasi, dan proses kecanduan.
Kerusakan pada neuron dopaminergik menyebabkan:
1. Pakinson (akibat kekurangan dopamin)
2. Skizofrenia (akibat kelebihan dopamin)
3. Seretonin yang terdapat di otak.
Seretonin dapat merangsang orang yang sedang tidur menjadi
bermimpi.