SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Penghantaran Impuls

         Oleh:
    Din Hadi Shofyan
Pendahuluan
Stimulus yang datang dari lingkungan, baik berupa cahaya,
  suara, tekanan, sentuhan, suhu, ataupun stimulus yang lain,
  akan diterima oleh reseptor.
Reseptor adalah bagian dari sel saraf yang terdapat pada organ
  pengindera. Di dalam reseptor, stimulus yg datang akan
  diubah dalam bentuk kode informasi. Kode informasi
  tersebut berupa perubahan elektrokimiawi pada neuron dan
  disebut sebagai impuls saraf.
Impuls saraf inilah yang oleh neuron diteruskan ke otak
  untuk dipersepsi. Hasil persepsi otak kemudian akan
  dihantarkan kembali menuju efektor.
Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
  terhadap rangsangan/stimulus, seperti otot, kelenjar, atau sel
  target sehingga terjadi gerakan/aktivitas.
Penghantaran impuls saraf tersebut terjadi melalui serabut
  akson dan sinapsis.
Penghantaran Impuls melalui Serabut Akson
Penghantaran impuls, baik berupa rangsangan ataupun
  tanggapan melalui serabut akson, terjadi karena adanya
  perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
  dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat (polarized), kutub positif
  terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian
  dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
  menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
  listrik sesaat.
Extrasel lebih banyak mengandung ion natrium sehingga
 muatan lebih positif, sebaliknya intrasel lebih banyak
 mengandung ion kalium sehingga muatannya lebih negatif.
Sifat membran sel saraf relatif impermeable terhadap kedua
 ion.
Stimulus yang datang menyebabkan terjadinya pembalikan
  potensial listrik. Ion natrium secara cepat berpindah ke
  bagian dalam sel saraf sehingga muatan bagian luar menjadi
  lebih negatif dibanding bagian dalam sel saraf.
Dalam keadaan ini, sel saraf dikatakan mengalami depolarisasi.
Pada tempat perangsangan (datangnya stimulus) terbentuklah
  potensial aksi. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan
  dialirkan secara cepat ke sepanjang membran serabut akson.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial pada
  serabut akson bervariasi antara 1 - 120 m per detik,
  tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
  selubung mielin.
Bila impuls telah lewat, maka untuk sementara serabut saraf
  tidak dilalui oleh impuls yang lain. Ini berarti bahwa serabut
  saraf mengalami perubahan potensial, kembali seperti semula
  (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
  sampai 1/1000 detik.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
  tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
  potensial listrik. Sebaliknya, bila kekuatan stimulus di atas
  ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
  akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
  lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang
  lemah.
Proses pengubahan stimulus menjadi impuls mengikuti
  hukum all or none (semua atau tidak sama sekali).
Muncul tidaknya suatu impuls, dapat terjadi karena dua
  kemungkinan, yaitu:
  1. Penjumlahan temporal
  2. Penjumlahan spasial

Jenis neuron berdasarkan kemampuannya menghantarkan
  impuls
  1. Neuron eksitatoris
  2. Neuron inhibitoris
Penghantaran Impuls melalui Sinaptik
Impuls yang telah sampai di bagian terujung dari serabut
  akson (terminal akson) akan disampaikan ke neuron
  berikutnya.
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan
 neuron lain dinamakan sinapsis.
Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
 sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
 struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter;
 yang disebut vesikula sinapsis.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
  pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
  membentuk sinapsis disebut post-sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
  bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
  Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang diproduksi oleh
  n pra-sinapsis dan dapat menyeberangkan impuls dari n pra-
  sinapsis menuju ke n post-sinapsis.
 Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar
   neuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat –
   zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel
   neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat
   menyalurkan impuls.
 Neurotransmiter yang dilepaskan oleh n pra-sinapsis akan
   berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
   reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
 Menempelnya neurotransmiter pada reseptor
   menyebabkan timbulnya impuls pada neuron post-sinapsis.
 Bila neurotransmiter sudah melaksanakan tugasnya maka
   neurotransmiter akan diurai oleh enzim yang dihasilkan oleh
   membran post-sinapsis.
Jenis-jenis Neurotransmitter
1. Asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, kecuali otak.
2. Dopamin yang terdapat di otak.
   Dopamin berperan dalam mengendalikan fungsi gerakan,
         konsentrasi, dan proses kecanduan.
   Kerusakan pada neuron dopaminergik menyebabkan:
    1.     Pakinson (akibat kekurangan dopamin)
    2.     Skizofrenia (akibat kelebihan dopamin)

3. Seretonin yang terdapat di otak.
   Seretonin dapat merangsang orang yang sedang tidur menjadi
         bermimpi.
Penghantaran Impuls Saraf

More Related Content

What's hot

C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarCatatan Medis
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok fikri asyura
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIIchinose Amanda
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitteratika rizki
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaanpjj_kemenkes
 
Teknologi sistem ekskresi
Teknologi sistem ekskresiTeknologi sistem ekskresi
Teknologi sistem ekskresiVinaRuliyanti
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIAAinur
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariakristanto djuwahir
 
Modul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanModul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi Dasar
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Ppt saraf aja
Ppt saraf ajaPpt saraf aja
Ppt saraf aja
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
sistem pencernaan ppt
sistem pencernaan pptsistem pencernaan ppt
sistem pencernaan ppt
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Teknologi sistem ekskresi
Teknologi sistem ekskresiTeknologi sistem ekskresi
Teknologi sistem ekskresi
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
Modul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaanModul 3 kb 4 proses penuaan
Modul 3 kb 4 proses penuaan
 

Viewers also liked

PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRANafiah RR
 
Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekelmakrufi
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaSMAN 2 Indramayu
 
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)Muhamad Toha
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafNina Nhinut
 
Topik 3 koordinasi dan gerakbalas
Topik 3 koordinasi dan gerakbalasTopik 3 koordinasi dan gerakbalas
Topik 3 koordinasi dan gerakbalassmktsj2
 
Bab 2 koordinasi badan
Bab 2 koordinasi badanBab 2 koordinasi badan
Bab 2 koordinasi badanElla Samad
 
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem sarafKelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem sarafAndi Asri Ainun
 
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhFisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhAyang Ayg
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangInten Aja Deh
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes CerebellumRidwan
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)Aulianti Iriana
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem sarafKei Che
 

Viewers also liked (20)

PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
 
Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflek
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)
Buku xi bab 8 (Sistem Regulasi)
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem saraf
 
Topik 3 koordinasi dan gerakbalas
Topik 3 koordinasi dan gerakbalasTopik 3 koordinasi dan gerakbalas
Topik 3 koordinasi dan gerakbalas
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Bab 2 koordinasi badan
Bab 2 koordinasi badanBab 2 koordinasi badan
Bab 2 koordinasi badan
 
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem sarafKelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
 
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhFisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
 
Definisi definisi sistem kendali
Definisi   definisi sistem kendaliDefinisi   definisi sistem kendali
Definisi definisi sistem kendali
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakang
 
Tes Cerebellum
Tes CerebellumTes Cerebellum
Tes Cerebellum
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
Laporan praktikum indra pengecap (shafa 9a)
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
SISTEM SARAF PERIFERI
SISTEM SARAF PERIFERISISTEM SARAF PERIFERI
SISTEM SARAF PERIFERI
 

Similar to Penghantaran Impuls Saraf

Similar to Penghantaran Impuls Saraf (20)

Sistem koordinasi atau Saraf pada manusia
Sistem koordinasi atau Saraf pada manusiaSistem koordinasi atau Saraf pada manusia
Sistem koordinasi atau Saraf pada manusia
 
fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptxBab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
Bab 8 Sistem Regulasi Manusia.pptx
 
Fisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf ManusiaFisiologi Saraf Manusia
Fisiologi Saraf Manusia
 
Sistem jaringan
Sistem jaringanSistem jaringan
Sistem jaringan
 
Reseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiterReseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiter
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
 
Sistem syaraf 1
Sistem syaraf 1Sistem syaraf 1
Sistem syaraf 1
 
Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1
 
Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Coordination (part 1)
Coordination (part 1)
 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination system
 
Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxPPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx
materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptxmateri lengkap tentang Lengkung refleks.pptx
materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx
 

Penghantaran Impuls Saraf

  • 1. Penghantaran Impuls Oleh: Din Hadi Shofyan
  • 2. Pendahuluan Stimulus yang datang dari lingkungan, baik berupa cahaya, suara, tekanan, sentuhan, suhu, ataupun stimulus yang lain, akan diterima oleh reseptor. Reseptor adalah bagian dari sel saraf yang terdapat pada organ pengindera. Di dalam reseptor, stimulus yg datang akan diubah dalam bentuk kode informasi. Kode informasi tersebut berupa perubahan elektrokimiawi pada neuron dan disebut sebagai impuls saraf. Impuls saraf inilah yang oleh neuron diteruskan ke otak untuk dipersepsi. Hasil persepsi otak kemudian akan dihantarkan kembali menuju efektor.
  • 3. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan/stimulus, seperti otot, kelenjar, atau sel target sehingga terjadi gerakan/aktivitas. Penghantaran impuls saraf tersebut terjadi melalui serabut akson dan sinapsis.
  • 4.
  • 5.
  • 6. Penghantaran Impuls melalui Serabut Akson Penghantaran impuls, baik berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut akson, terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat (polarized), kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
  • 7. Extrasel lebih banyak mengandung ion natrium sehingga muatan lebih positif, sebaliknya intrasel lebih banyak mengandung ion kalium sehingga muatannya lebih negatif. Sifat membran sel saraf relatif impermeable terhadap kedua ion.
  • 8. Stimulus yang datang menyebabkan terjadinya pembalikan potensial listrik. Ion natrium secara cepat berpindah ke bagian dalam sel saraf sehingga muatan bagian luar menjadi lebih negatif dibanding bagian dalam sel saraf. Dalam keadaan ini, sel saraf dikatakan mengalami depolarisasi. Pada tempat perangsangan (datangnya stimulus) terbentuklah potensial aksi. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat ke sepanjang membran serabut akson.
  • 9. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial pada serabut akson bervariasi antara 1 - 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat, maka untuk sementara serabut saraf tidak dilalui oleh impuls yang lain. Ini berarti bahwa serabut saraf mengalami perubahan potensial, kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
  • 10. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Sebaliknya, bila kekuatan stimulus di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah. Proses pengubahan stimulus menjadi impuls mengikuti hukum all or none (semua atau tidak sama sekali).
  • 11. Muncul tidaknya suatu impuls, dapat terjadi karena dua kemungkinan, yaitu: 1. Penjumlahan temporal 2. Penjumlahan spasial Jenis neuron berdasarkan kemampuannya menghantarkan impuls 1. Neuron eksitatoris 2. Neuron inhibitoris
  • 12. Penghantaran Impuls melalui Sinaptik Impuls yang telah sampai di bagian terujung dari serabut akson (terminal akson) akan disampaikan ke neuron berikutnya. Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis.
  • 13. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang diproduksi oleh n pra-sinapsis dan dapat menyeberangkan impuls dari n pra- sinapsis menuju ke n post-sinapsis.
  • 14.  Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat – zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat menyalurkan impuls.  Neurotransmiter yang dilepaskan oleh n pra-sinapsis akan berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.  Menempelnya neurotransmiter pada reseptor menyebabkan timbulnya impuls pada neuron post-sinapsis.  Bila neurotransmiter sudah melaksanakan tugasnya maka neurotransmiter akan diurai oleh enzim yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
  • 15.
  • 16.
  • 17. Jenis-jenis Neurotransmitter 1. Asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, kecuali otak. 2. Dopamin yang terdapat di otak.  Dopamin berperan dalam mengendalikan fungsi gerakan, konsentrasi, dan proses kecanduan.  Kerusakan pada neuron dopaminergik menyebabkan: 1. Pakinson (akibat kekurangan dopamin) 2. Skizofrenia (akibat kelebihan dopamin) 3. Seretonin yang terdapat di otak.  Seretonin dapat merangsang orang yang sedang tidur menjadi bermimpi.