SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
PERMASALAHAN
PENYALAHGUNAAN ZAT
SECARA GLOBAL,
REGIONAL DAN NASIONAL
NARKOBA
Pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza
Kemenkes RI
tgl 20 Maret 2014
DIREKTUR PLRIP-DEP REHAB BNN
IDA UTARI PS, S.AP
PERKEMBANGAN
GLOBAL
LAPORAN UNODC TH 2012
Diperkirakan antara 153 – 300 juta jiwa atau
sebesar 3,4%-6,6% penyalahguna Narkoba
dunia usia 15-64 tahun pernah mengkonsumsi
Narkoba sekali dalam setahun, di mana hampir
12% (15,5 juta jiwa sampai dengan 38,6 juta
jiwa) dari pengguna adalah pecandu berat.
tidak berubahnya global prevalence yang
mencapai 5 %, minimnya akses kepada
treatment dan masih maraknya
penyelundupan.
lanjutan
negara di dunia menangani masalah narkoba
melalui pendekatan seimbang antara demand
dan supply, banyak negara yang tidak lagi
menghukum pidana penjara bagi para pengguna
narkoba, mereka memfokuskan diri pada
rehabilitasi dan mencegah warganya agar tidak
menjadi pecandu,
Dari perspektif dampak buruk, penyalahgunaan
Narkoba menduduki rangking ke-20 dunia sebagai
penyebab angka kematian dan menduduki rangking
ke-10 di negara sedang berkembang, termasuk
Indonesia.
Secara Regional
Berdasarkan Laporan UNODC Asia Pasifik,
Global Smart Update 2012, sepertiga dari ATS
global dan setengah dari methamfetamin
global yang disita pada tahun 2010 berasal dari
Asia timur dan tenggara.
Maraknya produksi dan peredaran gelap ATS
di kawasan Asia Pasifik mengamcam negara-
negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Hal ini menyebabkan kawasan
ASEAN menjadi sasaran penyelundupan
narkotika dan bahan-bahan prekursor dari
berbagai jenis dan kemasan.
 Di ASEAN pada beberapa tahun terakhir,
trend ekstasi sempat menurun, namun ada
kecenderungan meningkat kembali
dikarenakan pengguna menggunakannya
sebagai psychoactive stimulan (upper
stimulan).
 Dalam beberapa tahun terakhir, di wilayah
ASEAN muncul beberapa zat pskioaktif
baru.
lanjutan
 Wilayah Asia Timur dan Tenggara
merupakan target perdagangan besar
kokain
 Wilayah ASEANmerupakan jalur
perdagangan narkotika dari Afrika dan
Iran.
 Di wilayah ASEAN permintaan terhadap
amfetamin masih tinggi, karena
digunakan sebagai pengobatan medis.
Penelitian BNN dan Puslitkes UI ,
prevalensi penyalahguna narkoba
diproyeksikan meningkat tiap tahun :
- 2008 = 1,99 %
- 2011 = 2,32 % = 2,2 % (3,8 Juta)
- 2013 = 2,56 %
- 2015 = 2,80 %
Secara Nasional
PREVALENSI PENYALAHGUNA TINGGI
Dalam beberapa tahun terakhir, trend
peredaran gelap narkoba didominasi oleh ATS.
Penggunaan ATS di Indonesia relatif stabil, dan
banyak digunakan oleh kalangan buruh,
mahasiswa, dan PSK.
Penyebaran ATS saat ini menyerang pasar
berkembang dalam beberapa tahun terakhir,
pembuatan ATS berada di pemukiman untuk
mempermudah peredaran ke pengguna.
Di Indonesia, Penggunaan ATS sudah
dilegalkan untuk keperluan medis, namun
dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko
pembuatan ATS ilegal.
PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA SETAHUN TERAKHIR
MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEKTOR PEKERJAAN, TAHUN
2012
NO. SEKTOR PEKERJAAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Jumlah % Jumlah %
1 Pertanian/perkebunan 727 2,8 299 2,0
2 Pertambangan & Penggalian 672 4,8 110 1,8
3 Industri Pengolahan 3.291 5,5 2.122 1,7
4 Listrik, gas dan air 1.114 2,6 555 2,5
5 Konstruksi 668 5,2 134 3,7
6
Perdagangan/rumah
makan/akomodasi
2.905 6,7 2.222 1,9
7 Angkutan, gudang & komunikasi 1.339 4,7 636 1,6
8 Keuangan/real estate/persewaan 2.203 4,6 1.615 2,2
9 Jasa Kemasyarakatan / sosial 1.485 8,4 2.929 8,0
14.404 5,4 10.622 3,6
Call Center : 021-80880011
SMS Center : 081-221-675-
21
TAHUN GANJA HEROIN HASHISH KOKAIN EKSTASI SHABU
LAIN-
LAIN
2008 11.580 1.821 6 10 2.947 8.685 19.662
2009 11.998 925 3 2 1.919 10.185 13.373
2010 9.637 773 9 5 1.087 12.463 9.523
2011 7.829 703 3 6 965 15.766 11.460
2012 8.478 565 7 9 1.138 15.109 10.334
JUMLA
H
49.522 4.787 28 32 8.056 62.208 64.352
TERSANGKA NARKOBA
BERDASARKAN JENIS NARKOBA TAHUN 2008 – 2012
Sumber : Dit TPN Bareskrim Polri & BNN, Maret 2013
38
Call Center : 021-80880011
SMS Center : 081-221-675-
675
Minimnya tempat rehabilitasi : Sedikitnya
pencandu narkoba yang mendapat layanan
terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia
(th.2010) = 18.000 (0,47%)
Mind set Masyarakat belum punya budaya
untuk merehabilitasi secara sukarela
 Terbatasnya tempat rehab,sedikitnya pencandu
narkoba yang mendapat layanan terapi dan
rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000
(0,47%)
 Masyarakat belum punya budaya untuk
merehabilitasi secara sukarela
Bagaimana Permasalahan
Narkoba Di Indonesia ?
 Upaya P4GN dg pemberantasan belum sepenuhnya
dapat menurunkan jumlah penyalahguna, shg
diperlukan upaya deman reducyion melalui rehabilitasi
bagi pecandu dan penyalhguna. Harapannya jika
demand diputus maka suply narkoba akan terhenti.
Clandestine lab
Sindikat Narkoba telah menebar jaringan
sindikasinya dengan membangun
laboratorium gelap (clandestine laboratory).
Faktor penyebab maraknya peredaran
Narkotika jenis ATS di kota-kota besar
bersumber dari adanya laboratorium gelap
baik berskala rumahan dan pabrikan
karena demand besar dan disparitas harga yg
tinggi,uang berputar di bisnis ini minimal
Rp.17,5 trilyun
Narkoba Sintetis jenis baru berkembang
sangat cepat
sindikat narkoba yang
meng create narkoba
jenis baru dengan
menggunakan
ahli farmasi
di dunia ditemukan 251
narkoba jenis baru, dan
di Indonesia telah
dilaporkan sebanyak 26
jenis baru
 Over capacity lapas Jumlah yg akan dilaks rehab :
estimasi :27000 warga binaan. ( Data dr Menkuham
pertanggal 30/08/2013 ) : Jumlah Napi narkotika : 39.147
dg perincian :
a. Pengguna : 15.215
b. Pengedar : 17.430
c. Bandar : 3.884
d. Penadah : 1.810
e. Produksi : 823
• Jumlah putusan psl 127 : 3.040 orang diseluruh lapas di
indonesia
 Lapas belum sebagai tempat rehabilitasi
Permasalahan
BAGAIMANA
MENYELAMATKAN
PENGGUNA NARKOBA ?
PENYELAMATAN
PENGGUNA NARKOBA
Pencanangan Tahun 2014
sebagai Tahun
“Penyelamatan Pengguna
Narkoba”
pengguna Narkoba adalah crime
without victim, yang seharusnya
direhabilitasi
merehabilitasi lebih baik dari pada
menindak
panglima bersama penindakan
dan rehabilitasi dalam rangka
P4GN
PECANDU DAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN
NARKOBA LEBIH BAIK DI
REHABILITASI DARIPADA
DIPENJARA
Roadmap Penyelamatan Penyalah
Guna Narkoba Bidang Rehabilitasi
2014
SUSUN
ANGGARAN
SOSIALISASI
SUSUN NSPK
SUSUN
INSTRUMEN
ASEMEN
TERPADU
PENGUATAN
SDM DAN
FASILITAS DI
BNN
KOMITMEN
LINTAS
PROGRAM/SEKT
OR
KEMNETERIAN
DAN LEMBAGa
2015
PENGEMBANGA
N FASILITAS
BNNP DAN
BNNK/KOTA
PENGUATAN
SDM DI BNNP
DAN BNNK/KOTA
MEMBENTUK
TIM ASESMEN
TERPADU
PELAKSANAAN
REHABILITASI IP
DAN KM SESUAI
TARGET
PENAMBAHAN
FASILITAS
RAKOR LP/LS
2016
PELAKSANAAN
REHABILITASI
SESUAI TARGET
PENAMBAHAN
FASILITAS
REHAB BNN, IP
DAN KM
PENGUATAN
SDM BNNP,
BNNK/KOTA, IP
DAN KM
EVALUASI
PROGRAM
TAMBAH TIM
ASESMEN
TERPADU
RAKOR LP/LS
2017
PELAKSANAAN
REHABILITASI
SESUAI TARGET
PENGEMBANGA
N PROGRAM
SESUAI HASIL
EVALUASI
PENAMBAHAN
FASILITAS
REHAB
PENGUATAN
SDM
TAMBAH TIM
ASESMEN
TERPADU
RAKOR LP/LS
2018
PELAKSANAAN
REHABILITASI
SESUAI TARGET
MAPPING
KEKUATAN
LEMBAGA
REHABILITASI
TAMBAH TIM
ASESMEN
TERAPADU
PENAMBAHAN
FASILITAS REHAB
PENGUATAN SDM
INTERNAL DAN
EKSTERNAL
EVALUASI
PROGRAM 5
TAHUN
PERSIAPAN
RENSTRA 2020 –
2025
RAKOR LP/LS
2019
PELAKSANAAN
REHABILITASI
SESUAI
TARGET
TAMBAH TIM
ASESMEN
TERPADU
PENAMBAHAN
FASILITAS
RTEHABILITASI
PENYUSUNAN
RENSTRA
2020-2025
BERDASAR
HASIL
EVALUASI
PROGRAM
2015 - 2019
Kerangka Kerja Normatif
1. Untuk menanggulangi permasalahan narkoba,
langkah pertama adalah menurunkan
Prevalensi dan memutuskan jaringan
peredaran gelap narkoba (menekan demand
dan Supply)
1. Undang – undang narkotika telah mengatur
bagaimana cara menurunkan prevalensi yaitu
melalui pendekatan dekriminalisasi dan
depenalisasi
3. Kerangka kerja dekriminalisasi (menurut
European Monitoring Centre for Drugs and Drug
Addiction)
• Pengguna Narkoba/pecandu adalah
perbuatan yang dilarang oleh Undang –
undang (Ps 127), namun pilihan
hukumannya tidak dihukum pidana,
melainkan direhabilitasi (Ps 103),
• Persyaratannya telah diatur dalam UU
35/2009 dan aturan pelaksanaannya
DEKRIMINALISASI
KAITAN DENGAN PENGGUNA
YANG MENGALAMI PROSES HUKUM
Dekriminalisasi penyalah guna narkotika :
penyalah guna narkotika merupakan model
penghukuman nonkriminal sebagai salah
satu paradigma hukum modern, yang
bertujuan menekan suplai narkotika ilegal,
dan diharapkan mempercepat penyelesaian
masalah narkotika di Indonesia
ADA
BB
URINE
TEST
(+)
PROSES HUKUM
PENGADILAN
TANGKAP
YA
YA
POLRI/BNN
LAHGUN
NARKOTIKA
LAPAS
TIDAK
ASESMEN TERPADU
(OBSERVASI)
LIDIK 6 X 24 JAM
PENUNTUTA
N
SIDIK
BALAI REHAB BNN
VONIS BAPAS
PECANDU +
PENGEDAR
KURIR/
PENGEDAR
Pecandu/LA
HGUN
COBA-COBA
PROSES
HUKUM
ALUR PENANGANAN PENGGUNA NARKOTIKA
TERTANGKAP TANGAN OLEH POLRI - BNN
(UU NO.35/2009,PP NO 25/2011 )
REHAB
KES/ SOS
4. Kerangka kerja Depenalisasi :
pengguna narkoba/pecandu narkoba
adalah perbuatan yang dilarang oleh
undang – undang (Ps.127), namun
apabila melaksanakan kewajibannya
untuk melaporkan diri ke IPWL untuk
mendapatkan perawatan, maka apabila
ybs kambuh dan tertangkap sebanyak
2x maka tidak dituntut pidana (Ps.128)
DASAR PEMIKIRAN
HASIL SURVEY 2011, JUMLAH PREVALENSI KORBAN PENYALAH
GUNA NARKOBA 2,2% ATAU 3,8 – 4,2 JUTA ORANG :
MENURUT WAKTU PENGGUNAAN
PERNAH PAKAI SELAMA HIDUP 5,9% ATAU 11 JUTA
ORANG
PERNAH PAKAI 1 TAHUN TERAKHIR 2,2% ATAU 4 JUTA
ORANG
MENURUT TINGKAT KETERGANTUNGAN (ADIKSI)
COBA PAKAI 27% ATAU 1,15 JUTA ORANG
TERATUR PAKAI (SITUASIONAL) 45% ATAU 1,89 JUTA
ORANG (5 S.D 49 KALI MENGGUNAKAN DALAM
SETAHUN TERAKHIR)
PECANDU BUKAN SUNTIK 26% ATAU 1,12 JUTA ORANG
PECANDU SUNTIK 2% ATAU 70 RIBU ORANG
Kriteria Keparahan Kecanduan
1. Ringan (A) : penggunaan coba-coba,
penggunaan rekreasional, penggunaan
situasional
2. Sedang (B) : penggunaan teratur lebih 2
kali/minggu baik 1 atau lebih jenis
Narkoba
3. Berat (C) : penggunaan setiap hari,
pengguna Narkoba suntik, pengguna
dengan komplikasi medis maupun psikis
Program Terapi berdasar
kriteria
• PP no 25 tahun 2011 tentang wajib lapor minimal
rehabilitasi rawat inap 3 bulan dan bisa dilanjutkan
dengan rawat jalan 3 s.d 6 bulan
• BNN memilih 3 model terapi:
• Intervensi singkat, psikoedukasi keluarga,
konseling individu dan IPWL untuk kriteria A
(peran pencegahan dan Kader Narkoba turut
dilibatkan)
• 3 bulan dengan dilanjutkan rawat jalan (untuk
kriteria B)
Rencana Kebutuhan Terapi
Penyalah
Guna
Narkoba
Asesmen
Coba Pakai /
Teratur
Pakai (A)
• Wajib Lapor
• Intervensi Singkat
• Konseling individu
• Psikoedukasi keluarga
Pecandu
(suntik dan
non suntik)
B dan C
Rawat Jalan
Rawat Inap
Addiction Severity Index :
Penggunaan bermasalah/ perlu
rehabilitasi bila penggunaan
seminggu 2 kali atau lebih
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI NASIONAL P4GN
DEPUTI BIDANG REHABILITASI
a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika;
b. Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial kepada penyalahguna, korban
penyalahgunaan, dan pecandu narkoba;
c. Upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial secara prioritas berdasarkan
kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba;
d. Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna,
korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.
e. Program Dekreminalisasi bagi penyalah guna narkoba yang
sedang menjalani proses Hukum
DEPENALISASI
KAITAN DENGAN IPWL
Depenalisasi merupakan perbuatan yang semula diancam
dengan pidana, tetapi kemudian ancaman itu dihilangkan,
namun masih dimungkinkan adanya tuntutan dengan cara
lain.
"Depenalisasi akan lancar kalau wajib lapor berjalan baik,
karena itu perlu ada dorongan kepada instansi/lembaga
untuk mendorong (proses) wajib lapor bisa berjalan baik.
Kerangka teoritis
Wajib
Lapor
Pemi-
danaan
Perilaku
ketergan-
tungan
dapat
dikelola
Penyakit
Infeksi &
Masalah
Kejiwaan dpt
dicegah sedini
mungkin
Kebijakan Wajib Lapor
Penyelenggaraan Wajib Lapor
Asesmen
Rencana
Terapi
Terapi &
Rehabilitasi
Pecandu
Narkotika yang
telah menjalani
lapor diri diberi
kartu pasien
(lapor diri)
setelah asesmen
selesai
dilakukan
Kebijakan Wajib Lapor
Kartu pasien
(lapor diri)
berlaku
sepanjang
pecandu aktif
mengikuti
program
Pecandu
Narkotika
yang sedang
menjalani
perawatan
tetap harus
melakukan
lapor diri di
IPWL terdekat
SIMULASI
PENANGANAN PECANDU PASCA WAJIB LAPOR
Tertangkap tangan 1 Tertangkap tangan 2
IPWL assessment
Tingkat
Keparahan
Pamakaian
Kartu Lapor
diri
Rencana
Terapi
Rawat
Inap
Rawat
Jalan
Tempat
Rehab
Selesai
Rawat
Catat
Update
Status
pecandu
bebas
R = 1
R = 2
pecanduPolri/BNN
tangkap
Ajukan
Rawat
Selesai
Rawat
Catat
Update
Status
bebas R= 3
pecanduPolri/BNN
tangkap
Selesai
Rawat
Catat
Update
Status
bebas
SIDIK
Ps. 127 (2) vonis ps.103
SIDIK Ps. 112 (1)/(2)
& ps. 114 (1) / (2)
Ya
TidakBB < SEMA
04/2010
?
RAWAT?
Ya
Tidak
Catat
Update
Status
R = 0
Kartu Lapor diri gugur
BB < SEMA
04/2010
?
SIDIK Ps. 112 (1)/(2)
& ps. 114 (1) / (2)
Tidak
Ya
R = 2
R = 2R = 1
R = 3
R = 1
PROGRAM LAYANAN
REHABILITASI
Rehabilitasi Berbasis Layanan Kesehatan
Rawat Inap :
a. Pre Terapi
b. Terapi Putus Zat
(Detoksifikasi)
c. Terapi Kegawat
Daruratan Narkoba
d. Penatalaksanaan
Dual Diagnosis
e. Tahap Rehabilitasi
f. Program Paska
Rehabilitasi
Rawat Jalan :
a. Rawat Jalan
Non Rumatan :
- Simptomatis
- Konseling
b. Rawat Jalan
Rumatan :
- Rumatan
Metadon
Rehabilitasi Berbasis Layanan Sosial
Dalam Panti :
a. Tahap pendekatan awal
b. Tahap penerimaan/intake
c. Tahap
pengungkapan/Asesmen
d. Tahap perencanaan
program layanan
e. Tahap pelaksanaan
layanan/intervensi
biopsikososial
f. Tahap paska
layanan/aftercare
Luar Panti (community based
rehabilitation) :
a. Tahap perencanaan
program
b. Tahap pelaksanaan
Rehabilitasi BNN
Rehabilitasi Medis:
a. Tahap
penerimaan/
intake
b. Detoksifikasi
c. Tahap
stabilisasi dan
orientasi/entry
unit
Rehabilitasi Sosial:
a. Tahap primary
b. Re-entry
Pasca Rehabilitasi:
a. Rumah
Dampingan
b. Rumah Mandiri
SKEMA PROSES REHABILITASI BNN
(REHABILITASI BERKELANJUTAN)
Tindak Lanjut Peraturan Bersama
MAHKUMJAPOL, MENKES,MENSOS,BNN
PEMBENTUKAN TIM ASSESMEN TERPADU ( HYKUM DAN
MEDIS ) :
 INVENTARISIR SDM : DOKTER, PSIKOLOG DI SETIAP
PROPINSI,KAB/KOTA YG SDH TERLATIH ------ CAPACITY
BUILDING
 MEKANISME
PENYEDIAAN TEMPAT REHAB DI PROPINSI,KAB/KOTA UTK
:
 SELAMA PROSES HUKUM
 PUTUSAN HAKIM
 MEKANISME ANGGARAN
SEKIAN &
TERIMA KASIH
www.bnn.go.id – E-mail: info@bnn.go.id
Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta
Timur
Telepon : (62-21) 80871566, 80871567
Faksimili : (62-21) 80885225, 80871591,
80871592
Call Center : 021- 80 88 00 11
SMS : 081-221-675-675
81
082178881987
081553555568

Contenu connexe

Tendances

Dampak negatif media sosial
Dampak negatif media sosialDampak negatif media sosial
Dampak negatif media sosialpha_phin
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaanAdii Baweel
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmNovieta Parman
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanom_wiez
 
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITPROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITFAIQO DIYANA
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetyCahya
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesVinaAnnisa2
 
Perencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanPerencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanUFDK
 
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.pptRizkyAulia61
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATEDIS BLOG
 
Slide seminar proposal skripsi wulan 1
Slide seminar proposal skripsi wulan 1Slide seminar proposal skripsi wulan 1
Slide seminar proposal skripsi wulan 1Wulan Puspitasari
 

Tendances (20)

Bahan paparan jkn
Bahan paparan jknBahan paparan jkn
Bahan paparan jkn
 
Dampak negatif media sosial
Dampak negatif media sosialDampak negatif media sosial
Dampak negatif media sosial
 
Mencuci tangan bersih
Mencuci tangan bersihMencuci tangan bersih
Mencuci tangan bersih
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
 
Proposal kerja bakti
Proposal kerja baktiProposal kerja bakti
Proposal kerja bakti
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatan
 
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITPROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Laporan Validasi Data
Laporan Validasi DataLaporan Validasi Data
Laporan Validasi Data
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
 
Perencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanPerencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatan
 
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
 
Program kerja kesehatan masyarakat
Program kerja kesehatan masyarakatProgram kerja kesehatan masyarakat
Program kerja kesehatan masyarakat
 
Slide seminar proposal skripsi wulan 1
Slide seminar proposal skripsi wulan 1Slide seminar proposal skripsi wulan 1
Slide seminar proposal skripsi wulan 1
 

En vedette

Data narkoba 5 tahun terakhir
Data narkoba 5 tahun terakhirData narkoba 5 tahun terakhir
Data narkoba 5 tahun terakhiragus-popi
 
Bahan seminar di bnn agustus 2010
Bahan seminar di bnn agustus 2010Bahan seminar di bnn agustus 2010
Bahan seminar di bnn agustus 2010Herrupribadi77
 
Materi p4 gn terbaru copy
Materi p4 gn terbaru   copyMateri p4 gn terbaru   copy
Materi p4 gn terbaru copybnnpjambi
 
Darurat narkoba di indonesia
Darurat narkoba di indonesiaDarurat narkoba di indonesia
Darurat narkoba di indonesiaSofieFatale
 
presentasi penyalahgunaan narkoba
 presentasi penyalahgunaan narkoba presentasi penyalahgunaan narkoba
presentasi penyalahgunaan narkobaRinaldi Asertua
 
Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangMateri NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangRadenmas Pardisupardi
 
presentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobapresentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobatelnong
 
Data pengguna narkoba di indonesia
Data pengguna narkoba di indonesia Data pengguna narkoba di indonesia
Data pengguna narkoba di indonesia Sarahsela
 
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISET
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISETTEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISET
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISETcepi riyana
 
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotikaPenyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotikaArif Kurniawan
 
Indonesia assist and hr2014
Indonesia assist and hr2014Indonesia assist and hr2014
Indonesia assist and hr2014ditkeswa
 
Final.stbp total.draft.13 januari1
Final.stbp total.draft.13 januari1Final.stbp total.draft.13 januari1
Final.stbp total.draft.13 januari1ditkeswa
 
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di IndonesiaDekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di IndonesiaNur Alifah
 

En vedette (20)

Data narkoba 5 tahun terakhir
Data narkoba 5 tahun terakhirData narkoba 5 tahun terakhir
Data narkoba 5 tahun terakhir
 
Bahan seminar di bnn agustus 2010
Bahan seminar di bnn agustus 2010Bahan seminar di bnn agustus 2010
Bahan seminar di bnn agustus 2010
 
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
 
Materi p4 gn terbaru copy
Materi p4 gn terbaru   copyMateri p4 gn terbaru   copy
Materi p4 gn terbaru copy
 
Darurat narkoba di indonesia
Darurat narkoba di indonesiaDarurat narkoba di indonesia
Darurat narkoba di indonesia
 
presentasi penyalahgunaan narkoba
 presentasi penyalahgunaan narkoba presentasi penyalahgunaan narkoba
presentasi penyalahgunaan narkoba
 
Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangMateri NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
 
NARKOBA
NARKOBANARKOBA
NARKOBA
 
presentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobapresentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkoba
 
Data pengguna narkoba di indonesia
Data pengguna narkoba di indonesia Data pengguna narkoba di indonesia
Data pengguna narkoba di indonesia
 
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISET
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISETTEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISET
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL RISET
 
Halo narkoba!
Halo narkoba!Halo narkoba!
Halo narkoba!
 
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotikaPenyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
 
Persentasi narkoba
Persentasi narkobaPersentasi narkoba
Persentasi narkoba
 
Indonesia assist and hr2014
Indonesia assist and hr2014Indonesia assist and hr2014
Indonesia assist and hr2014
 
Final.stbp total.draft.13 januari1
Final.stbp total.draft.13 januari1Final.stbp total.draft.13 januari1
Final.stbp total.draft.13 januari1
 
Hasil Riset Immc Hari Anti Narkoba 2012
Hasil Riset Immc Hari Anti Narkoba 2012Hasil Riset Immc Hari Anti Narkoba 2012
Hasil Riset Immc Hari Anti Narkoba 2012
 
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di IndonesiaDekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia
Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia
 
Presentasi suci
Presentasi suciPresentasi suci
Presentasi suci
 
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
Permensos no.26 thn.2012 ttg standar rehabilitasi sosial korban penyalahgunaa...
 

Similaire à Paparan menkes.ok

INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptINSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptmella62
 
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptINSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptAnggalanaAnggalana
 
Penyuluhan Napza
Penyuluhan NapzaPenyuluhan Napza
Penyuluhan Napzaana ananta
 
Mi 1 masalah narkotika global dan kebijakan revisi 2015 -direktur
Mi   1 masalah narkotika global  dan kebijakan revisi  2015   -direkturMi   1 masalah narkotika global  dan kebijakan revisi  2015   -direktur
Mi 1 masalah narkotika global dan kebijakan revisi 2015 -direkturYunita Indrani
 
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01Moehammad Nachrowi (OWENK)
 
Bahan Sosialisasi
Bahan SosialisasiBahan Sosialisasi
Bahan Sosialisasimeilani48
 
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...Ardhany Rc
 
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptxssuser1a94271
 
Bahaya Rokok
Bahaya RokokBahaya Rokok
Bahaya Rokokdrcellica
 
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...AntiNarkoba.com
 
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan MasyarakatNarkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan MasyarakatSketchpowder, Inc.
 
Sosialisasi narkoba2010
Sosialisasi narkoba2010Sosialisasi narkoba2010
Sosialisasi narkoba2010Morasidikalang
 
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionaldampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionalDevi Mardiyanti
 

Similaire à Paparan menkes.ok (20)

INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptINSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
 
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.pptINSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
INSTRUKSI-PRESIDEN-NOMOR-6-TAHUN-2018.ppt
 
Penyuluhan Napza
Penyuluhan NapzaPenyuluhan Napza
Penyuluhan Napza
 
Mi 1 masalah narkotika global dan kebijakan revisi 2015 -direktur
Mi   1 masalah narkotika global  dan kebijakan revisi  2015   -direkturMi   1 masalah narkotika global  dan kebijakan revisi  2015   -direktur
Mi 1 masalah narkotika global dan kebijakan revisi 2015 -direktur
 
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01
Materinewkepalabnnri 141119025056-conversion-gate01
 
Bahan Sosialisasi
Bahan SosialisasiBahan Sosialisasi
Bahan Sosialisasi
 
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...
Kajian dampak pengabaian hak rehabilitasi dalam proses pengadilan di 5 kota (...
 
Bab 1 hal 1
Bab 1 hal 1Bab 1 hal 1
Bab 1 hal 1
 
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx
1.KASIE BNN_REHAB NAPZA 2021.pptx
 
AKSI_SEKOLAH_BERSIH_NARKOBA.pptx
AKSI_SEKOLAH_BERSIH_NARKOBA.pptxAKSI_SEKOLAH_BERSIH_NARKOBA.pptx
AKSI_SEKOLAH_BERSIH_NARKOBA.pptx
 
Materi_BNN.pptx
Materi_BNN.pptxMateri_BNN.pptx
Materi_BNN.pptx
 
Paparan inpres
Paparan inpresPaparan inpres
Paparan inpres
 
Narkob hukum
Narkob hukumNarkob hukum
Narkob hukum
 
Bahaya Rokok
Bahaya RokokBahaya Rokok
Bahaya Rokok
 
my SKRIPSI 2
my SKRIPSI 2my SKRIPSI 2
my SKRIPSI 2
 
Proposal hani 2013
Proposal hani 2013Proposal hani 2013
Proposal hani 2013
 
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...
Potret efektifitas rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di lembaga permasyar...
 
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan MasyarakatNarkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Narkoba dan AIDS: Tantangan terhadap Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
 
Sosialisasi narkoba2010
Sosialisasi narkoba2010Sosialisasi narkoba2010
Sosialisasi narkoba2010
 
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionaldampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
 

Dernier

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 

Dernier (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 

Paparan menkes.ok

  • 1. PERMASALAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT SECARA GLOBAL, REGIONAL DAN NASIONAL NARKOBA Pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza Kemenkes RI tgl 20 Maret 2014 DIREKTUR PLRIP-DEP REHAB BNN IDA UTARI PS, S.AP
  • 2. PERKEMBANGAN GLOBAL LAPORAN UNODC TH 2012 Diperkirakan antara 153 – 300 juta jiwa atau sebesar 3,4%-6,6% penyalahguna Narkoba dunia usia 15-64 tahun pernah mengkonsumsi Narkoba sekali dalam setahun, di mana hampir 12% (15,5 juta jiwa sampai dengan 38,6 juta jiwa) dari pengguna adalah pecandu berat. tidak berubahnya global prevalence yang mencapai 5 %, minimnya akses kepada treatment dan masih maraknya penyelundupan.
  • 3. lanjutan negara di dunia menangani masalah narkoba melalui pendekatan seimbang antara demand dan supply, banyak negara yang tidak lagi menghukum pidana penjara bagi para pengguna narkoba, mereka memfokuskan diri pada rehabilitasi dan mencegah warganya agar tidak menjadi pecandu, Dari perspektif dampak buruk, penyalahgunaan Narkoba menduduki rangking ke-20 dunia sebagai penyebab angka kematian dan menduduki rangking ke-10 di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.
  • 4. Secara Regional Berdasarkan Laporan UNODC Asia Pasifik, Global Smart Update 2012, sepertiga dari ATS global dan setengah dari methamfetamin global yang disita pada tahun 2010 berasal dari Asia timur dan tenggara. Maraknya produksi dan peredaran gelap ATS di kawasan Asia Pasifik mengamcam negara- negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan kawasan ASEAN menjadi sasaran penyelundupan narkotika dan bahan-bahan prekursor dari berbagai jenis dan kemasan.
  • 5.  Di ASEAN pada beberapa tahun terakhir, trend ekstasi sempat menurun, namun ada kecenderungan meningkat kembali dikarenakan pengguna menggunakannya sebagai psychoactive stimulan (upper stimulan).  Dalam beberapa tahun terakhir, di wilayah ASEAN muncul beberapa zat pskioaktif baru.
  • 6. lanjutan  Wilayah Asia Timur dan Tenggara merupakan target perdagangan besar kokain  Wilayah ASEANmerupakan jalur perdagangan narkotika dari Afrika dan Iran.  Di wilayah ASEAN permintaan terhadap amfetamin masih tinggi, karena digunakan sebagai pengobatan medis.
  • 7. Penelitian BNN dan Puslitkes UI , prevalensi penyalahguna narkoba diproyeksikan meningkat tiap tahun : - 2008 = 1,99 % - 2011 = 2,32 % = 2,2 % (3,8 Juta) - 2013 = 2,56 % - 2015 = 2,80 % Secara Nasional PREVALENSI PENYALAHGUNA TINGGI
  • 8. Dalam beberapa tahun terakhir, trend peredaran gelap narkoba didominasi oleh ATS. Penggunaan ATS di Indonesia relatif stabil, dan banyak digunakan oleh kalangan buruh, mahasiswa, dan PSK. Penyebaran ATS saat ini menyerang pasar berkembang dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan ATS berada di pemukiman untuk mempermudah peredaran ke pengguna. Di Indonesia, Penggunaan ATS sudah dilegalkan untuk keperluan medis, namun dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko pembuatan ATS ilegal.
  • 9. PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA SETAHUN TERAKHIR MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEKTOR PEKERJAAN, TAHUN 2012 NO. SEKTOR PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN Jumlah % Jumlah % 1 Pertanian/perkebunan 727 2,8 299 2,0 2 Pertambangan & Penggalian 672 4,8 110 1,8 3 Industri Pengolahan 3.291 5,5 2.122 1,7 4 Listrik, gas dan air 1.114 2,6 555 2,5 5 Konstruksi 668 5,2 134 3,7 6 Perdagangan/rumah makan/akomodasi 2.905 6,7 2.222 1,9 7 Angkutan, gudang & komunikasi 1.339 4,7 636 1,6 8 Keuangan/real estate/persewaan 2.203 4,6 1.615 2,2 9 Jasa Kemasyarakatan / sosial 1.485 8,4 2.929 8,0 14.404 5,4 10.622 3,6 Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675- 21
  • 10. TAHUN GANJA HEROIN HASHISH KOKAIN EKSTASI SHABU LAIN- LAIN 2008 11.580 1.821 6 10 2.947 8.685 19.662 2009 11.998 925 3 2 1.919 10.185 13.373 2010 9.637 773 9 5 1.087 12.463 9.523 2011 7.829 703 3 6 965 15.766 11.460 2012 8.478 565 7 9 1.138 15.109 10.334 JUMLA H 49.522 4.787 28 32 8.056 62.208 64.352 TERSANGKA NARKOBA BERDASARKAN JENIS NARKOBA TAHUN 2008 – 2012 Sumber : Dit TPN Bareskrim Polri & BNN, Maret 2013 38 Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675- 675
  • 11. Minimnya tempat rehabilitasi : Sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000 (0,47%) Mind set Masyarakat belum punya budaya untuk merehabilitasi secara sukarela
  • 12.  Terbatasnya tempat rehab,sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000 (0,47%)  Masyarakat belum punya budaya untuk merehabilitasi secara sukarela Bagaimana Permasalahan Narkoba Di Indonesia ?  Upaya P4GN dg pemberantasan belum sepenuhnya dapat menurunkan jumlah penyalahguna, shg diperlukan upaya deman reducyion melalui rehabilitasi bagi pecandu dan penyalhguna. Harapannya jika demand diputus maka suply narkoba akan terhenti.
  • 13. Clandestine lab Sindikat Narkoba telah menebar jaringan sindikasinya dengan membangun laboratorium gelap (clandestine laboratory). Faktor penyebab maraknya peredaran Narkotika jenis ATS di kota-kota besar bersumber dari adanya laboratorium gelap baik berskala rumahan dan pabrikan karena demand besar dan disparitas harga yg tinggi,uang berputar di bisnis ini minimal Rp.17,5 trilyun
  • 14. Narkoba Sintetis jenis baru berkembang sangat cepat sindikat narkoba yang meng create narkoba jenis baru dengan menggunakan ahli farmasi di dunia ditemukan 251 narkoba jenis baru, dan di Indonesia telah dilaporkan sebanyak 26 jenis baru
  • 15.  Over capacity lapas Jumlah yg akan dilaks rehab : estimasi :27000 warga binaan. ( Data dr Menkuham pertanggal 30/08/2013 ) : Jumlah Napi narkotika : 39.147 dg perincian : a. Pengguna : 15.215 b. Pengedar : 17.430 c. Bandar : 3.884 d. Penadah : 1.810 e. Produksi : 823 • Jumlah putusan psl 127 : 3.040 orang diseluruh lapas di indonesia  Lapas belum sebagai tempat rehabilitasi Permasalahan
  • 17. PENYELAMATAN PENGGUNA NARKOBA Pencanangan Tahun 2014 sebagai Tahun “Penyelamatan Pengguna Narkoba”
  • 18. pengguna Narkoba adalah crime without victim, yang seharusnya direhabilitasi merehabilitasi lebih baik dari pada menindak panglima bersama penindakan dan rehabilitasi dalam rangka P4GN
  • 19. PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA LEBIH BAIK DI REHABILITASI DARIPADA DIPENJARA
  • 20. Roadmap Penyelamatan Penyalah Guna Narkoba Bidang Rehabilitasi 2014 SUSUN ANGGARAN SOSIALISASI SUSUN NSPK SUSUN INSTRUMEN ASEMEN TERPADU PENGUATAN SDM DAN FASILITAS DI BNN KOMITMEN LINTAS PROGRAM/SEKT OR KEMNETERIAN DAN LEMBAGa 2015 PENGEMBANGA N FASILITAS BNNP DAN BNNK/KOTA PENGUATAN SDM DI BNNP DAN BNNK/KOTA MEMBENTUK TIM ASESMEN TERPADU PELAKSANAAN REHABILITASI IP DAN KM SESUAI TARGET PENAMBAHAN FASILITAS RAKOR LP/LS 2016 PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGET PENAMBAHAN FASILITAS REHAB BNN, IP DAN KM PENGUATAN SDM BNNP, BNNK/KOTA, IP DAN KM EVALUASI PROGRAM TAMBAH TIM ASESMEN TERPADU RAKOR LP/LS 2017 PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGET PENGEMBANGA N PROGRAM SESUAI HASIL EVALUASI PENAMBAHAN FASILITAS REHAB PENGUATAN SDM TAMBAH TIM ASESMEN TERPADU RAKOR LP/LS 2018 PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGET MAPPING KEKUATAN LEMBAGA REHABILITASI TAMBAH TIM ASESMEN TERAPADU PENAMBAHAN FASILITAS REHAB PENGUATAN SDM INTERNAL DAN EKSTERNAL EVALUASI PROGRAM 5 TAHUN PERSIAPAN RENSTRA 2020 – 2025 RAKOR LP/LS 2019 PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGET TAMBAH TIM ASESMEN TERPADU PENAMBAHAN FASILITAS RTEHABILITASI PENYUSUNAN RENSTRA 2020-2025 BERDASAR HASIL EVALUASI PROGRAM 2015 - 2019
  • 21. Kerangka Kerja Normatif 1. Untuk menanggulangi permasalahan narkoba, langkah pertama adalah menurunkan Prevalensi dan memutuskan jaringan peredaran gelap narkoba (menekan demand dan Supply) 1. Undang – undang narkotika telah mengatur bagaimana cara menurunkan prevalensi yaitu melalui pendekatan dekriminalisasi dan depenalisasi
  • 22. 3. Kerangka kerja dekriminalisasi (menurut European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction) • Pengguna Narkoba/pecandu adalah perbuatan yang dilarang oleh Undang – undang (Ps 127), namun pilihan hukumannya tidak dihukum pidana, melainkan direhabilitasi (Ps 103), • Persyaratannya telah diatur dalam UU 35/2009 dan aturan pelaksanaannya
  • 23. DEKRIMINALISASI KAITAN DENGAN PENGGUNA YANG MENGALAMI PROSES HUKUM Dekriminalisasi penyalah guna narkotika : penyalah guna narkotika merupakan model penghukuman nonkriminal sebagai salah satu paradigma hukum modern, yang bertujuan menekan suplai narkotika ilegal, dan diharapkan mempercepat penyelesaian masalah narkotika di Indonesia
  • 24. ADA BB URINE TEST (+) PROSES HUKUM PENGADILAN TANGKAP YA YA POLRI/BNN LAHGUN NARKOTIKA LAPAS TIDAK ASESMEN TERPADU (OBSERVASI) LIDIK 6 X 24 JAM PENUNTUTA N SIDIK BALAI REHAB BNN VONIS BAPAS PECANDU + PENGEDAR KURIR/ PENGEDAR Pecandu/LA HGUN COBA-COBA PROSES HUKUM ALUR PENANGANAN PENGGUNA NARKOTIKA TERTANGKAP TANGAN OLEH POLRI - BNN (UU NO.35/2009,PP NO 25/2011 ) REHAB KES/ SOS
  • 25. 4. Kerangka kerja Depenalisasi : pengguna narkoba/pecandu narkoba adalah perbuatan yang dilarang oleh undang – undang (Ps.127), namun apabila melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan diri ke IPWL untuk mendapatkan perawatan, maka apabila ybs kambuh dan tertangkap sebanyak 2x maka tidak dituntut pidana (Ps.128)
  • 26. DASAR PEMIKIRAN HASIL SURVEY 2011, JUMLAH PREVALENSI KORBAN PENYALAH GUNA NARKOBA 2,2% ATAU 3,8 – 4,2 JUTA ORANG : MENURUT WAKTU PENGGUNAAN PERNAH PAKAI SELAMA HIDUP 5,9% ATAU 11 JUTA ORANG PERNAH PAKAI 1 TAHUN TERAKHIR 2,2% ATAU 4 JUTA ORANG MENURUT TINGKAT KETERGANTUNGAN (ADIKSI) COBA PAKAI 27% ATAU 1,15 JUTA ORANG TERATUR PAKAI (SITUASIONAL) 45% ATAU 1,89 JUTA ORANG (5 S.D 49 KALI MENGGUNAKAN DALAM SETAHUN TERAKHIR) PECANDU BUKAN SUNTIK 26% ATAU 1,12 JUTA ORANG PECANDU SUNTIK 2% ATAU 70 RIBU ORANG
  • 27. Kriteria Keparahan Kecanduan 1. Ringan (A) : penggunaan coba-coba, penggunaan rekreasional, penggunaan situasional 2. Sedang (B) : penggunaan teratur lebih 2 kali/minggu baik 1 atau lebih jenis Narkoba 3. Berat (C) : penggunaan setiap hari, pengguna Narkoba suntik, pengguna dengan komplikasi medis maupun psikis
  • 28. Program Terapi berdasar kriteria • PP no 25 tahun 2011 tentang wajib lapor minimal rehabilitasi rawat inap 3 bulan dan bisa dilanjutkan dengan rawat jalan 3 s.d 6 bulan • BNN memilih 3 model terapi: • Intervensi singkat, psikoedukasi keluarga, konseling individu dan IPWL untuk kriteria A (peran pencegahan dan Kader Narkoba turut dilibatkan) • 3 bulan dengan dilanjutkan rawat jalan (untuk kriteria B)
  • 29. Rencana Kebutuhan Terapi Penyalah Guna Narkoba Asesmen Coba Pakai / Teratur Pakai (A) • Wajib Lapor • Intervensi Singkat • Konseling individu • Psikoedukasi keluarga Pecandu (suntik dan non suntik) B dan C Rawat Jalan Rawat Inap Addiction Severity Index : Penggunaan bermasalah/ perlu rehabilitasi bila penggunaan seminggu 2 kali atau lebih
  • 30. KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL P4GN DEPUTI BIDANG REHABILITASI a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika; b. Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial kepada penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba; c. Upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba; d. Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba. e. Program Dekreminalisasi bagi penyalah guna narkoba yang sedang menjalani proses Hukum
  • 31. DEPENALISASI KAITAN DENGAN IPWL Depenalisasi merupakan perbuatan yang semula diancam dengan pidana, tetapi kemudian ancaman itu dihilangkan, namun masih dimungkinkan adanya tuntutan dengan cara lain. "Depenalisasi akan lancar kalau wajib lapor berjalan baik, karena itu perlu ada dorongan kepada instansi/lembaga untuk mendorong (proses) wajib lapor bisa berjalan baik.
  • 34. Pecandu Narkotika yang telah menjalani lapor diri diberi kartu pasien (lapor diri) setelah asesmen selesai dilakukan Kebijakan Wajib Lapor Kartu pasien (lapor diri) berlaku sepanjang pecandu aktif mengikuti program Pecandu Narkotika yang sedang menjalani perawatan tetap harus melakukan lapor diri di IPWL terdekat
  • 35. SIMULASI PENANGANAN PECANDU PASCA WAJIB LAPOR Tertangkap tangan 1 Tertangkap tangan 2 IPWL assessment Tingkat Keparahan Pamakaian Kartu Lapor diri Rencana Terapi Rawat Inap Rawat Jalan Tempat Rehab Selesai Rawat Catat Update Status pecandu bebas R = 1 R = 2 pecanduPolri/BNN tangkap Ajukan Rawat Selesai Rawat Catat Update Status bebas R= 3 pecanduPolri/BNN tangkap Selesai Rawat Catat Update Status bebas SIDIK Ps. 127 (2) vonis ps.103 SIDIK Ps. 112 (1)/(2) & ps. 114 (1) / (2) Ya TidakBB < SEMA 04/2010 ? RAWAT? Ya Tidak Catat Update Status R = 0 Kartu Lapor diri gugur BB < SEMA 04/2010 ? SIDIK Ps. 112 (1)/(2) & ps. 114 (1) / (2) Tidak Ya R = 2 R = 2R = 1 R = 3 R = 1
  • 37. Rehabilitasi Berbasis Layanan Kesehatan Rawat Inap : a. Pre Terapi b. Terapi Putus Zat (Detoksifikasi) c. Terapi Kegawat Daruratan Narkoba d. Penatalaksanaan Dual Diagnosis e. Tahap Rehabilitasi f. Program Paska Rehabilitasi Rawat Jalan : a. Rawat Jalan Non Rumatan : - Simptomatis - Konseling b. Rawat Jalan Rumatan : - Rumatan Metadon
  • 38. Rehabilitasi Berbasis Layanan Sosial Dalam Panti : a. Tahap pendekatan awal b. Tahap penerimaan/intake c. Tahap pengungkapan/Asesmen d. Tahap perencanaan program layanan e. Tahap pelaksanaan layanan/intervensi biopsikososial f. Tahap paska layanan/aftercare Luar Panti (community based rehabilitation) : a. Tahap perencanaan program b. Tahap pelaksanaan
  • 39. Rehabilitasi BNN Rehabilitasi Medis: a. Tahap penerimaan/ intake b. Detoksifikasi c. Tahap stabilisasi dan orientasi/entry unit Rehabilitasi Sosial: a. Tahap primary b. Re-entry Pasca Rehabilitasi: a. Rumah Dampingan b. Rumah Mandiri
  • 40. SKEMA PROSES REHABILITASI BNN (REHABILITASI BERKELANJUTAN)
  • 41.
  • 42. Tindak Lanjut Peraturan Bersama MAHKUMJAPOL, MENKES,MENSOS,BNN PEMBENTUKAN TIM ASSESMEN TERPADU ( HYKUM DAN MEDIS ) :  INVENTARISIR SDM : DOKTER, PSIKOLOG DI SETIAP PROPINSI,KAB/KOTA YG SDH TERLATIH ------ CAPACITY BUILDING  MEKANISME PENYEDIAAN TEMPAT REHAB DI PROPINSI,KAB/KOTA UTK :  SELAMA PROSES HUKUM  PUTUSAN HAKIM  MEKANISME ANGGARAN
  • 43. SEKIAN & TERIMA KASIH www.bnn.go.id – E-mail: info@bnn.go.id Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta Timur Telepon : (62-21) 80871566, 80871567 Faksimili : (62-21) 80885225, 80871591, 80871592 Call Center : 021- 80 88 00 11 SMS : 081-221-675-675 81