SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
PROSES KEPERAWATAN
ASMA BRONKEALE PADA
       ANAK

                          BY :
       ULVA NOVIANA, S.Kep,.Ns
                          2011
ANATOMI SALURAN
               PERNAFASAN
• Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi
  oleh membran mukosa yang bersilia.
• Udara masuk hidung disaring, dihangatkan dan
  dilembapkan mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
  torak bertingkat , bersilia dan ber-sel goblet.


• Panas yang disuplai ke udara inspirasi berasal dari jaringan
  dibawahnya yang kaya akan pembuluh darah.


• Jadi udara - faring  hampir bebas debu, bersuhu
  mendekati suhu tubuh, dan kelembapannya mencapai 100
  %.
FARING  LARING
• Udara mengalir dari faring ke laring.
• Laring  cincin tulang rawan yang
  dihubungkan oleh otot dan mengandung pita
  suara  trakea dan dinamakan glotis.
• Pada waktu menelan larig bergerak keatas
  menutup glotis untuk mengarahkan makanan
  dan cairan masuk ke dalam osefagus.
• Namun jika masih ada benda asing melampui
  glotis, maka laring yang mempunyai fungsi
  batuk akan membantu menghalau benda dan
  sekret keluar dari saluran nafas bawah.
LARING  TRAKEA
• Trakea disokong oleh cincin tulang rawan
  dengan panjang kurang lebih 5 inci.
• Tempat dimana trakea bercabang menjadi
  bronkus utama kanan dan kiri dikenal
  sebagai karina, yang banyak memiliki
  syaraf dan dapat menyebabkan
  bronkospasme dan batuk yang kuat jika
  dirangsang.
TRAKEA  BRONKUS

• Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar
  Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang, dan lebih
  sempit
• Bronkus kiri dan kanan bercabang lagi menjadi
  bronkus lobaris  brokus segmentalis bronkiolus
  terminalis, yaitu saluran udara kecil yang tidak
  mengandung alveoli.
• Bronkiolus tidak diperkuat leh cincin tulang
  rawan tetapi oleh otot polos sehingga
  ukurannya dapat berubah.
BRONKUS  ALVEOLUS
• bronkiolus terminalis  asinus yaitu unit
  fungsional paru –paru yang menjadi tempat
  pertukaran gas.

• Asinus terdiri dari (1) bronkiolus respiratorius yang
  terkadang memiliki elveoli pada dindingnya, (2)
  duktus alveolaris seluruhnya dilapisi oleh
  alveoli, (3) sakus alveolus terminalis merupakan
  struktur akhir paru paru.

• Alveolus dipisahkan dari alveolus didekatnya oleh
  dinding tipis, septum. Lubang kecil pada dinding
  ini disebut pori pori kohn , yang memungkinkan
  komunikasi antara sakus alveolus terminalis.
ALVEOLUS

• Dalma setiap paru pru terdapat 300
  juta alveolus dengan luas sebuah
  lapangan tenis.

• Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein
   surfaktan  mengurangi tegangan
  permuaan an mengurangi resistensi
  terhadap pengembangan pada waktu
  inspirasi dan mencegah kolaps
  alveolus pada waktu ekspirasi.
RONGGA DADA
• Paru paru kanan dibagi menjadi 3 lobus
  sedangkan paru paru kiri dibagi menjadi 2
  lobus,
• paru kanan menjadi 10 segmen sedangkan
  paru kiri dibagi menjadi 9 segmen.
• Pleura parietalis melapisi dinding rongga
  dada &pleura viseralis melpaisi setiap
  paru paru.
• Diantara keduanya terdapat cairan pleura
   mempermudah kedua permukaan itu
  bergerak selama pernapasan dan untuk
  mencegha pemisahan torak dan paru paru.
• Tekana dalam rongga pleura lebih rendah
  dari atmosfer untuk mencegah kolaps paru
  paru
FISIOLOGI PERNAFASAN


• TAHAP I : VENTILASI
• TAHAP II : TRANSPORTASI
• TAHAP III : RESPIRASI SEL ATAU
  INTERNA
VENTILASI
 Udara bergerak keluar masuk parau paru karena ada
      selisih tekana antara atmosfer dan alveolus.
INSPIRASI  diafragma turun dan iga terangkat akibat
                      kontraksi otot

            volume torak bertambah besar

penurunan tekanan intrapleura sekitar -4 mmhg menjadi -8
   mmhg bila paru paru mengembang selama inspirasi.

  tekanan intrapulmonal atau tekanan saluran udara
   menurun sampai sekitar -2 mmhg dari 0 mmhg pada
                 waktu mulai inspirasi.

Selisih tekanan udara antara saluran udara dan atmosfer
        udara mengalir ke dalma paru paru sampai
      tekanan saluran udara hampir sama lagi dengan
                         atmosfer.
VENTILASI
                       ekpirasi

gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru
                          paru.

     Dinding dada turun dan diafragma naik ke
     atas, menyeybaban volume thorak berkurang.

 peningkatan tekanan intrapleura dan intrapulmonal
    mencapai 1 – 2 mmhg diatas tekanan atmosfer.

 Selisih tekanan saluran udara dan atmosfer menjadi
  terbalik  udara mengalir keluar paru paru sampai
    tekanna saluran udar dan atmosfer hampir sama.
TRANSPORTASI -- DIFUSI
•   DIFUSI gas membran alveolus-kapiler yang tipis.

•   Kekuatan pendorongnya adalah sleisih tekanan
    parsial antara darah dan fase gas.
•   Tekanan parsial oksigen dalma atmosfer pada
    permukaan laut besarnya 149 mmhg  Oksigen di
    inspirasi dan sampai alveolus maka tekana parsial
    ini akan mengalami penurunan sampai sekitar 103
    mmhg.

•   Karena tekanan parsial oksigen dlama kapiler lebih
    rendha dari pada tekanan alveolus (PAO2 : 103
    mmhg) maka oksigen dapat dengan mudah berdifusi
    ke dalam aliran darah.
• Perbedaab tekana CO 2 yang relatif lebih
  rendah dari alveolus menyeybabkan
  karbondioksida berdifusi ke dlam
  alveolus. Karbondioksida ini kemudian
  dikeluarkan ke atmosfer.
• CO2 dapat melintasi alveolus kira kira 20
  kali lebih cepat dibanding O2 karena daya
  larutnya lebih cepat.
VENTILASI – PERFUSI : TRANSPOR OKSIGEN
– Oksigen dapat diangkut dari paru paru ke jaringan
  jaringan melalui 2 jalan : seara fisik larut dalam
  plasma, atau secar kimia berikatan dengan hemoglobin
  sebagai oksihemoglobin (HbO2)

– Dari plasma oksegen akan berdisosiasi dari hemoglobin
  dan berdifusi ke dalam sel sel jaringan tubuh untuk
  memenuhi kebutuhan jaringan yang bersangkutan.
– Hemoglobin yang telah melepaskan oksigen pada
  timgkat jaringan disbeut hemoglobin tereduksi (Hb) 
  ungu dan menyeybabkan warna kebiruan pada darah
  vena.

– oksihemoglobin (hemoglobin yang berikatan dengan
  oksigen) berwarna merah terang  warna kemerah-
  merahan pada darah arteri.
TRANSPORT KARBONDIOKSIDA
          DALAM DARAH
• Transpor karbondioksida dari jaringan ke
  paru paru untuk dibuang dilakukan
  dengan 3 cara :
  – 10 % larut dalam plasma,
  – 20 % berikatan dengan gugus amino pada
    hemoglobin (karbaminohemoglobin), dalam
    sel darah merah
  – 70 % diangkut dalam bentuk bikarbonat
    plasma.
KONSEP DASAR PENYAKIT
                ASMA
DEFINISI
• Menurut donna L Wong (et all) : 2008
• Asma adalah gangguan inflamais kronis pada
  jalan nafas tempat banyak sel (sel
  mast, eosinofil, dan limfosit T) memegang
  peranan. Pada anak yang rentan inflamais
  menyebabkan episode mengi
  kambuhan, sesak nafas, batuk terutama
  malam dan pagi hari.
• Episode asma ini berhubungan dengan
  keterbatasn atau obstruksi aliran udara yang
  reversible dna dapat sembuh dengan
  sendirinya atau mengg pengobatan.
• Inflamais menyebabkan peningkatan
  hipersensitivitas bronkus terhadap berbagai
  stimulus
Definisi yang lain……….
• Adalah keadaan klinis yang ditandai oleh
  masa penyempitan bronkus yang
  reversibel.
• Adalah penyakit jalan nafas obstruktif
  intermiten, reversibel dimana trakea dan
  bronkus berespon secar ahiperaktif
  terhadap stimulasi tertentu
Etiologi :
• Penelitian ttg asma pd anak menunjukkan
  bahwa alergi mempengaruhi persistensi &
  keparahan penyakit
• Pada bayi menunjukkna pengaruh yang kuat
  antara infeksi virus dengan asma
• Alergen tdk begitu berperan k/
  hipersensitivitas terhadap alergen
  memerlukan wkatu
• Terdapat juga faktor predisposiis genetik
• Meskipun alergen penting u/ terjaidnya asma
  ttp bbrp kasus tidak ada proses alergi yang
  dapat dideteksi.
• Teori yang lain ttg penyebab asma :
  – Defek dasar pada reseptor adrenergik beta
    terhadap leukosit
  – Peningkatan aktifita skolinergik telah dimunculkan
  Sebagian besar ahli menyetujui bahwa asma
    melibatkan fr
    biokimia, imunologi, infeksi, endokrin dan
    psikologi
PEMICU YG MENCETUSKAN ASMA
              PADA ANAK :
•   Alergen
•   Iritan
•   Pajanan pada zat kimia
•   Latihan fisik
•   Udara dingin
•   Perubahan cuaca dan suhu
•   Perubahna lingkungan
•   Flu dan infeksi
•   Obat : aspirin, NSAID, antibiotika, penyekat Beta
•   Pengawet makanan
•   Faktor2 endokrin
PATOFISIOLOGI ASMA PADA ANAK :
        • Alergen/ etiologi yang lain

             • Reaksi inflamasi

        • Edema membran mukosa
            • Akumulais sekret
   • Spasme otot2 bronkus dan bronkiolus

             • Gejala obstruksi
• Kontriksi bronkus  penyempitan dan
  pemendekan jalan nafas

• Meningkatkan resintensi jalan nafas terhadap
  lairan udara sec signifikan

• Sec normal saat inspirasi bronkus dilatais dna
  memanjang sdg saat ekspirasi kontraksi dan
  memendek

• Akibatnya anak dgn asma kesulitan bernafas
  selama fase ekspirasi
• Peningkatan resintensi jalan nafas

        • Ekspirasi dipaksakan mell lumen sempit

• Volume udara yg terjebak meningkat saat jalan nafas sec
  fungsional menutup di titik antara alveolus dan bronkus
                          lobulus

 • Mendoorng u/ volume pernafasn yang tinggi  inflasi
                    alveoli yang >>

• Obstruksi semakin parah  penurunan ventilais alveoli 
       Retensi CO2 , hipoksemia, asidosis respiratorik

                      • Gagal nafas
• Yang terlibat dalam patofisiologi asma
  tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi
  ada keterkaitan sistem imunologi dan
  sistem syaraf otonom.

• Sistem imunologi
  – Antigen masuk  iatan antigen dan antibody
     Ig E  sel Mast (mediator) :
    histamin, bradikinin, prostaglandin 
    merangsang oto polos & kelenjar jalan nafas
     bronkospasme, pembengkakan membran
    mukosa, pembentukan mukus
• Sistem syaraf otonom
  – Asma idiopatik/non alergi/intrinsik
  – Faktor penyebab
    (infeksi, latihna, idngin, merokok, emosi, polu
    tan)

  – Ujung syaraf di jalan nafas terangsang

  – Sistem parasimpatis

  – Impuls syaraf vagus  tonus otot bronkus
    menyempit
• Sistem syaraf simpatis (reseptor α dan β
  adrenergik) yang terletak dalam bronkus
• Kondisi normal  keseimbangan reseptor α dan
  β adrenergik yang dikendalikan o/ siklik
  adenosin monofosfat (cAMP)
           – Penyekatan reseptor β adrenergik

   – Stimulas reseptor α adrenergik  Penurunan cAMP

   – Peningkatan pelepasan mediator kimiawi o/ sel-sel
                          Mast

                   – bronkokontriksi
MANIFESTASI KLINIK
• Batuk : kering, paroksimal, iritatif, non-
  produktif kemd menghasilkan sputum yg
  berbusa, jernih dan kental
• Tanda2 terkait pernafasn
  – Sesak nafas
  – Fase ekspirasi memanjang
  – Wheezing/ mengi dapat terdengar
  – Bibir berwarna merah gelap
  – Dapat berkembang mjd sianosis pd dasar kuku,
  – Gelisah, ketakutan, berkeringat semakin bnayak
  – Anak yg besar duduk tegak dengan bahu
    dibungkukkan, tangan berada diata smeja atau kursi
    dan lengan menahan
  – Berbicara dengan fase terputus2, terengah2
• Dada
  – Hiperesonais pada perkusi
  – Bunyi nafas kasar dan keras
  – Wheezing di seluruh bidnag paruekspirasi
    memanjang
  – Ronkhi kasar
  – Mengi saat inspirasi dan ekspirasi, nada meninggi
• Pada episode berulang
  – Dada barrel
  – bahu meninggi
  – Penggunaan otot2 aksesoris
KEWASPADAAN KEPERAWATAN PADA
        ASMA ANAK :


• ALIRAN UDARA DITENTUKAN OLEH UKURAN
  LUMEN JALNA NAFAS, TINGKAT EDEMA
  DINDING BRONKUS, SEKRESI
  MUKUS, KONTRAKSI OTOT HALUS DAN
  HIPERTROFI OTOT
KLASIFIKASI KEPERAHAN ASMA PADA
             ANAK 5 / >
• ASMA INTERMITEN RINGAN
  – Gejala < 2 kali seminggu
  – Eksaserbasi singkat (dari beberapa jam sampai
    beberapa minggu), intensitas dapat bervariasi
  – Gejala di malam hari < 2 kali sebulan
  – PEF asimtomatik dan normal diantara eksaserbasi
  – PEF atau FEV > 80- %
• ASMA PERSISTEN RINGAN :
  – Gejala > 2 kali seminggueksaserbas dapat
    mempengaruhi aktivitas
  – Gejala malam hari > 2 kali sebulan
  – FEV > 80 %
• ASMA PERSISTEN SEDANG :
  – Gejala setiap hari
  – Pengg inhalasi agonis beta, kerja isngkat
  – Eksaserbas mempengaruhi aktifitas
  – Eksaserbasi > 2kali seminggu
  – Eksaserbais dapat berlangsung berhari2
  – Gejala malam hari > 1 kali smeinggu
  – FEV > 60 % - 80 %
• ASMA PERSISTEN BERAT :
  – Gejala kontinue
  – Eksaserbasi sering
  – Gejala lebih sering di malam hari
  – Aktifitas fisik terbatas
  – Aliran ekspirasi puncak (peak ekspiratory volume :
    FEV) atau FEV < 60 %
• Udara terperangkap pada bag distal 
  hiperinflasi progresif paru
• Turbulensi arsu udara dan getaran ke
  bronkus  Mengi ekspirasi memanjang
• Ketidakmampuan mencapai angka aliran
  udara normal terutama saat ekspirasi 
  FEV1 rendah
• Serangan berlangsung selama beberapa
  menit sampai jam
• Batuk produktif
EVALUASI DIGNOSTIK
• Tidak ada satu tes yang dapat menegakkan
  diagnosa asma
• Riwayat kesehatan yang lengkap
  (keluarga, lingkungan , riwayat pekerjaan) 
  mengungkapkan faktor2 yang mencetuskan
  asma
• Episode akut  rontgent dada : hiperinflasi dan
  pendataran diafragma
• Kadar serum Ig E meningkat pada asma alergi
• Uji fungsi paru spirometri mulai dapat
  dilakukan pada anak umur 5-6 tahun
• Uji kulit  mengidentifikasi alergen spesifik
PENGOBATAN
Price, SA :
• Pemberian bronkodilator
• Desensitisasi spesifik yang lama
• Menghindari alergen yang sudah dikenal
• Smeltzer, SC :
  – Terdapat lima kategori pengobatan yang digunakan
    dalam mengobati asma yaitu
  – Agonis beta
  – Metilsanin
  – Antikolinergik
  – Inhibitor sel mast
• Agonis beta (agen β adrenergik)
   –   Dilatasi otot2 bronkeal
   –   Meningkatkan gerakan isliaris
   –   Menurunkan mediator kimiawi
   –   Obat : epinefrin, albuterol, metaproterenol, terbutalin (inhalasi atau
       parenteral)
• Metilsantin
   –   Relaksasi otot polos bronkus
   –   Meningkatkan geraan mukus,
   –   Meningkatkan gerakan diafragma
   –   Misal aminofilin dan teofilin
• Antikolinergik
   – Misal atropin
   – Tida pernah digunakan u/ pengobatan asma sec rutin krn efeknya
     sistemik
• Kortikosteroid
   – Mengurangi inflamais dan bronkokontriksi
   – Misal prednison, prednisolon
• Inhibitor sel mast  natrium kromolin  inhalasi
   – Mencegah pelepasan mediator kimia  menurunkan inflamasi dan
     menyebabkan bronkodilatasi
ASUHAN KEPERAWATAN
  PADA KASUS ASMA
PENGKAJIAN
• DOENGOES, MARILYNN E (2001)
  – AKTIVITAS
    • Gejala : keletihan, kelelahan, malaise, ketidkamampuan
      melakukan aktifitas sehari-hari, dispnea saat istirahat atau
      tidur, ketidakmampuan dalam tidur
    • Tanda : keletihan, kelemahan umum, gelisah, insomnia
  – SIRKULASI
    • Tanda : peningkatan Tekanan darah, peningkatan frekuensi
      jantung, takikardia, distensi ven
      aleher, edema, sianosis, clubbing finger
• NUTRISI/ HIDRASI
  – Gejala : mual, muntah, nafsu makan
    buruk, penurunan berat badan, atau
    peningkatan BB arena edema
  – Tanda : turgor kulit
    buruk, edema, penurunan/ peningkatan BB
• HIGIENE
  – Gegala : penurunan kemampuan
  – Tanda : kebersihan kurang, bau badan
• PERNAFASAN
 – Gejala : dispnea, rasa dada
   tertekan, ketidakmampuan u/ bernafas (asma), batuk
   menetap dengan produksi sputum setiap hari
   minimal 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya
   2 tahun. Produksi sputum banyak sekali (bronkitis
   kronis). Episode batuk hilang timbul biasanya tidka
   produktif pada tahap dini meskipun bisa menjadi
   produktif (emfisema).
 – Tanda : fase ekspirasi memanjang, penggunaan otot
   bantu pernafasan, dada bentuk barrel chest.
   Hiperesonan pada emfisema, krekels pada bronkitis
   kronis, ronki dan wheezing pada
   asma, sianosis, clubbing finger pada emfisema
MASALAH KEPERAWATAN YANG
      MUNGKIN MUNCUL

• Bersihan jalan nafas takefektif sehubungan
  dengan akumulasi sekret sekunder inflamasi
  bronkus
• Intoleransi aktivitas sehubungan dengan
  ketidakseimbangan suplai dan kbeutuhan oksigen
• Resioko asfiksia b/ d bronkospasme dan
  hipersekreis mukus
• Resiko kekurangan volume cairan b/d output
  berlebihan sekunder hiperventilasi dan diaforesis
  (IWL)
• Resiko cedera (asidosis respiratorik) b/d
  hipoventilasi
• Perubahan proses keluarga b/d kedaruratan
  hospitalisasi anak
• Perubahan proses keluarga b/d memiliki anak
  berpenyakit kronis
Bersihan jalan nafas tak efektif
• Kemungkinan penyebab
  – Bronkospasme
  – Peningkatan produksi sputun yang
    banyak, kental, menumpuk
• Ditandai dengan :
  –   Keluhan sesak nafas/ dispnea
  –   Perubahan kedalam/ kecepatan pernafasan
  –   Pengg otot aksesori pernafasan
  –   Bunyi nafas abnormal seperti wheezing, ronchi
  –   Batu dengan atau tana produksi sputum
Intervensi :
– Auskultasi bunyi nafas
– Kaji dan pantau frekuensi pernafasan
– Catat derajat dispnea
– Kaji posis yang nyaman u/ pasien
– Pertahankan lingkungan minimal polusi
  seperti debu, asap, bulu bantal
– Observasi karakteristik batuk
– Tingkatkan masukan cairan (air hangat)
  sesuai toleransi jantung
– Gunakan teknik bermain untuk latihan
  bernafas pada anak : meniup
  peliut, meniup bola kapas di atas meja.
  Untuk memperpanjang waktu ekspirasi

– Ajarkan dan anjurkan keluarga
  melakukan perkusi, drainase
  postural, dan menganjurkan untuk
  batuk jika diindikasikan
– Ajarkan anak dan keluarga
  menggunakan bronkodilotor dan anti-
  inflamais yang benar
– Anjurkan latihan fisik
– Batasi aktifitas fisik jika kondisi
  mengharuskan
Tindakan kolaborasi :
–Berikan obat sesuai indikasi
 (bronkodilator, kortikosteroid, a
 ntibiotika, )
–Berikan humidifikasi tambahan
 : nebulizer
–Berikan oksigen tambahan
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak

More Related Content

What's hot

Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisemayeliani
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiShiAddung
 
anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
anatomi dan fisiologi sistem pernafasananatomi dan fisiologi sistem pernafasan
anatomi dan fisiologi sistem pernafasanAkhmad Dhomiri
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMP
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMPSistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMP
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMPFerlinda Feliana
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaSujana Pkm
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Rahmad Hidayat
 
Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi pingitan
 
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMP
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMPProses pernapasan untuk kelas 8 SMP
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMPLili Andajani
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAnurahlina08
 

What's hot (20)

Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Sistem Pernafasan Pada Manusia
Sistem Pernafasan Pada ManusiaSistem Pernafasan Pada Manusia
Sistem Pernafasan Pada Manusia
 
anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
anatomi dan fisiologi sistem pernafasananatomi dan fisiologi sistem pernafasan
anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan BawahAnatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMP
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMPSistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMP
Sistem pernapasan - Biologi kelas 8 / 2 SMP
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan
 
"Emfisema.ppt"
"Emfisema.ppt""Emfisema.ppt"
"Emfisema.ppt"
 
Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi
 
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMP
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMPProses pernapasan untuk kelas 8 SMP
Proses pernapasan untuk kelas 8 SMP
 
Fisiologi respirasi
Fisiologi respirasiFisiologi respirasi
Fisiologi respirasi
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
 

Similar to Proses keperawatan asma bronkeale pada anak

1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmodOom Komini
 
Sistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaSistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaAmanina Syahida
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangnurdinz
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01 Dedi Kun
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitiskristanto djuwahir
 
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxRuniAwan
 
Sistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloSistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloaw222
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasansriintanyulianingsih
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniakristanto djuwahir
 
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptx
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptxPpt-Sistem-Pernapasan.pptx
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptxFARIKHAHTIN
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)Cahya
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUikhsan saputra
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.pptAdrenaReaLyadi1
 

Similar to Proses keperawatan asma bronkeale pada anak (20)

1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod
 
Anatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistemAnatomi dan fisiologi sistem
Anatomi dan fisiologi sistem
 
Sistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusiaSistem respirasi pada manusia
Sistem respirasi pada manusia
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjang
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
 
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
 
Sistem pernapasan solo
Sistem pernapasan soloSistem pernapasan solo
Sistem pernapasan solo
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Asma Akut
Asma AkutAsma Akut
Asma Akut
 
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptx
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptxPpt-Sistem-Pernapasan.pptx
Ppt-Sistem-Pernapasan.pptx
 
Makalah pernapasan
Makalah pernapasanMakalah pernapasan
Makalah pernapasan
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
 
Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 

More from kristanto djuwahir

KomputerJaringan_01_p.kris.pptx
KomputerJaringan_01_p.kris.pptxKomputerJaringan_01_p.kris.pptx
KomputerJaringan_01_p.kris.pptxkristanto djuwahir
 
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptx
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptxKomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptx
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptxkristanto djuwahir
 
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptx
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptxManfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptx
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptxkristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama april 2013
Form surat perjanjian kerjasama april 2013Form surat perjanjian kerjasama april 2013
Form surat perjanjian kerjasama april 2013kristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 new
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 newForm surat perjanjian kerjasama maret 2013 new
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 newkristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013Form surat perjanjian kerjasama maret 2013
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013kristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013Form surat perjanjian kerjasama februari 2013
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013kristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newForm surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newkristanto djuwahir
 
Form surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newForm surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newkristanto djuwahir
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatanPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatankristanto djuwahir
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanankristanto djuwahir
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanankristanto djuwahir
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanankristanto djuwahir
 
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidanan
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidananHasil tes gel 1 reguler d iii kebidanan
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidanankristanto djuwahir
 

More from kristanto djuwahir (20)

Briefing Admin Labmedik.pptx
Briefing Admin Labmedik.pptxBriefing Admin Labmedik.pptx
Briefing Admin Labmedik.pptx
 
KomputerJaringan_01_p.kris.pptx
KomputerJaringan_01_p.kris.pptxKomputerJaringan_01_p.kris.pptx
KomputerJaringan_01_p.kris.pptx
 
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptx
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptxKomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptx
KomputerJaringan_08_p.kris.pptx.pptx
 
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptx
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptxManfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptx
Manfaat KomputerJaringan_07_p.kris.pptx.pptx
 
Form surat perjanjian kerjasama april 2013
Form surat perjanjian kerjasama april 2013Form surat perjanjian kerjasama april 2013
Form surat perjanjian kerjasama april 2013
 
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 new
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 newForm surat perjanjian kerjasama maret 2013 new
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013 new
 
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013Form surat perjanjian kerjasama maret 2013
Form surat perjanjian kerjasama maret 2013
 
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013Form surat perjanjian kerjasama februari 2013
Form surat perjanjian kerjasama februari 2013
 
Kalender akademik
Kalender akademikKalender akademik
Kalender akademik
 
Persyaratan pendaftaran
Persyaratan pendaftaranPersyaratan pendaftaran
Persyaratan pendaftaran
 
Biaya pendidikan terjangkau
Biaya pendidikan terjangkauBiaya pendidikan terjangkau
Biaya pendidikan terjangkau
 
Urut siswa foto
Urut siswa fotoUrut siswa foto
Urut siswa foto
 
Form surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newForm surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama new
 
Form surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama newForm surat perjanjian kerjasama new
Form surat perjanjian kerjasama new
 
Perjanjian kerjasama
Perjanjian kerjasamaPerjanjian kerjasama
Perjanjian kerjasama
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatanPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi s1 keperawatan
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d4 kebidanan
 
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidananPengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
Pengumuman sipensimaru gel 2 nhm 2012 prodi d3 kebidanan
 
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidanan
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidananHasil tes gel 1 reguler d iii kebidanan
Hasil tes gel 1 reguler d iii kebidanan
 

Recently uploaded

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 

Recently uploaded (20)

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 

Proses keperawatan asma bronkeale pada anak

  • 1. PROSES KEPERAWATAN ASMA BRONKEALE PADA ANAK BY : ULVA NOVIANA, S.Kep,.Ns 2011
  • 2. ANATOMI SALURAN PERNAFASAN • Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. • Udara masuk hidung disaring, dihangatkan dan dilembapkan mukosa respirasi yang terdiri dari epitel torak bertingkat , bersilia dan ber-sel goblet. • Panas yang disuplai ke udara inspirasi berasal dari jaringan dibawahnya yang kaya akan pembuluh darah. • Jadi udara - faring  hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembapannya mencapai 100 %.
  • 3. FARING  LARING • Udara mengalir dari faring ke laring. • Laring  cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara  trakea dan dinamakan glotis. • Pada waktu menelan larig bergerak keatas menutup glotis untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam osefagus. • Namun jika masih ada benda asing melampui glotis, maka laring yang mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau benda dan sekret keluar dari saluran nafas bawah.
  • 4. LARING  TRAKEA • Trakea disokong oleh cincin tulang rawan dengan panjang kurang lebih 5 inci. • Tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri dikenal sebagai karina, yang banyak memiliki syaraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
  • 5. TRAKEA  BRONKUS • Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang, dan lebih sempit • Bronkus kiri dan kanan bercabang lagi menjadi bronkus lobaris  brokus segmentalis bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara kecil yang tidak mengandung alveoli. • Bronkiolus tidak diperkuat leh cincin tulang rawan tetapi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.
  • 6. BRONKUS  ALVEOLUS • bronkiolus terminalis  asinus yaitu unit fungsional paru –paru yang menjadi tempat pertukaran gas. • Asinus terdiri dari (1) bronkiolus respiratorius yang terkadang memiliki elveoli pada dindingnya, (2) duktus alveolaris seluruhnya dilapisi oleh alveoli, (3) sakus alveolus terminalis merupakan struktur akhir paru paru. • Alveolus dipisahkan dari alveolus didekatnya oleh dinding tipis, septum. Lubang kecil pada dinding ini disebut pori pori kohn , yang memungkinkan komunikasi antara sakus alveolus terminalis.
  • 7. ALVEOLUS • Dalma setiap paru pru terdapat 300 juta alveolus dengan luas sebuah lapangan tenis. • Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein  surfaktan  mengurangi tegangan permuaan an mengurangi resistensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.
  • 8.
  • 9. RONGGA DADA • Paru paru kanan dibagi menjadi 3 lobus sedangkan paru paru kiri dibagi menjadi 2 lobus, • paru kanan menjadi 10 segmen sedangkan paru kiri dibagi menjadi 9 segmen. • Pleura parietalis melapisi dinding rongga dada &pleura viseralis melpaisi setiap paru paru. • Diantara keduanya terdapat cairan pleura  mempermudah kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan dan untuk mencegha pemisahan torak dan paru paru. • Tekana dalam rongga pleura lebih rendah dari atmosfer untuk mencegah kolaps paru paru
  • 10. FISIOLOGI PERNAFASAN • TAHAP I : VENTILASI • TAHAP II : TRANSPORTASI • TAHAP III : RESPIRASI SEL ATAU INTERNA
  • 11. VENTILASI Udara bergerak keluar masuk parau paru karena ada selisih tekana antara atmosfer dan alveolus. INSPIRASI  diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi otot volume torak bertambah besar penurunan tekanan intrapleura sekitar -4 mmhg menjadi -8 mmhg bila paru paru mengembang selama inspirasi. tekanan intrapulmonal atau tekanan saluran udara menurun sampai sekitar -2 mmhg dari 0 mmhg pada waktu mulai inspirasi. Selisih tekanan udara antara saluran udara dan atmosfer  udara mengalir ke dalma paru paru sampai tekanan saluran udara hampir sama lagi dengan atmosfer.
  • 12. VENTILASI ekpirasi gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru paru. Dinding dada turun dan diafragma naik ke atas, menyeybaban volume thorak berkurang. peningkatan tekanan intrapleura dan intrapulmonal mencapai 1 – 2 mmhg diatas tekanan atmosfer. Selisih tekanan saluran udara dan atmosfer menjadi terbalik  udara mengalir keluar paru paru sampai tekanna saluran udar dan atmosfer hampir sama.
  • 13. TRANSPORTASI -- DIFUSI • DIFUSI gas membran alveolus-kapiler yang tipis. • Kekuatan pendorongnya adalah sleisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. • Tekanan parsial oksigen dalma atmosfer pada permukaan laut besarnya 149 mmhg  Oksigen di inspirasi dan sampai alveolus maka tekana parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekitar 103 mmhg. • Karena tekanan parsial oksigen dlama kapiler lebih rendha dari pada tekanan alveolus (PAO2 : 103 mmhg) maka oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke dalam aliran darah.
  • 14. • Perbedaab tekana CO 2 yang relatif lebih rendah dari alveolus menyeybabkan karbondioksida berdifusi ke dlam alveolus. Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfer. • CO2 dapat melintasi alveolus kira kira 20 kali lebih cepat dibanding O2 karena daya larutnya lebih cepat.
  • 15. VENTILASI – PERFUSI : TRANSPOR OKSIGEN – Oksigen dapat diangkut dari paru paru ke jaringan jaringan melalui 2 jalan : seara fisik larut dalam plasma, atau secar kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2) – Dari plasma oksegen akan berdisosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam sel sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan yang bersangkutan. – Hemoglobin yang telah melepaskan oksigen pada timgkat jaringan disbeut hemoglobin tereduksi (Hb)  ungu dan menyeybabkan warna kebiruan pada darah vena. – oksihemoglobin (hemoglobin yang berikatan dengan oksigen) berwarna merah terang  warna kemerah- merahan pada darah arteri.
  • 16. TRANSPORT KARBONDIOKSIDA DALAM DARAH • Transpor karbondioksida dari jaringan ke paru paru untuk dibuang dilakukan dengan 3 cara : – 10 % larut dalam plasma, – 20 % berikatan dengan gugus amino pada hemoglobin (karbaminohemoglobin), dalam sel darah merah – 70 % diangkut dalam bentuk bikarbonat plasma.
  • 18. DEFINISI • Menurut donna L Wong (et all) : 2008 • Asma adalah gangguan inflamais kronis pada jalan nafas tempat banyak sel (sel mast, eosinofil, dan limfosit T) memegang peranan. Pada anak yang rentan inflamais menyebabkan episode mengi kambuhan, sesak nafas, batuk terutama malam dan pagi hari.
  • 19. • Episode asma ini berhubungan dengan keterbatasn atau obstruksi aliran udara yang reversible dna dapat sembuh dengan sendirinya atau mengg pengobatan. • Inflamais menyebabkan peningkatan hipersensitivitas bronkus terhadap berbagai stimulus
  • 20. Definisi yang lain………. • Adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel. • Adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkus berespon secar ahiperaktif terhadap stimulasi tertentu
  • 21. Etiologi : • Penelitian ttg asma pd anak menunjukkan bahwa alergi mempengaruhi persistensi & keparahan penyakit • Pada bayi menunjukkna pengaruh yang kuat antara infeksi virus dengan asma • Alergen tdk begitu berperan k/ hipersensitivitas terhadap alergen memerlukan wkatu • Terdapat juga faktor predisposiis genetik
  • 22. • Meskipun alergen penting u/ terjaidnya asma ttp bbrp kasus tidak ada proses alergi yang dapat dideteksi. • Teori yang lain ttg penyebab asma : – Defek dasar pada reseptor adrenergik beta terhadap leukosit – Peningkatan aktifita skolinergik telah dimunculkan Sebagian besar ahli menyetujui bahwa asma melibatkan fr biokimia, imunologi, infeksi, endokrin dan psikologi
  • 23. PEMICU YG MENCETUSKAN ASMA PADA ANAK : • Alergen • Iritan • Pajanan pada zat kimia • Latihan fisik • Udara dingin • Perubahan cuaca dan suhu • Perubahna lingkungan • Flu dan infeksi • Obat : aspirin, NSAID, antibiotika, penyekat Beta • Pengawet makanan • Faktor2 endokrin
  • 24. PATOFISIOLOGI ASMA PADA ANAK : • Alergen/ etiologi yang lain • Reaksi inflamasi • Edema membran mukosa • Akumulais sekret • Spasme otot2 bronkus dan bronkiolus • Gejala obstruksi
  • 25. • Kontriksi bronkus  penyempitan dan pemendekan jalan nafas • Meningkatkan resintensi jalan nafas terhadap lairan udara sec signifikan • Sec normal saat inspirasi bronkus dilatais dna memanjang sdg saat ekspirasi kontraksi dan memendek • Akibatnya anak dgn asma kesulitan bernafas selama fase ekspirasi
  • 26. • Peningkatan resintensi jalan nafas • Ekspirasi dipaksakan mell lumen sempit • Volume udara yg terjebak meningkat saat jalan nafas sec fungsional menutup di titik antara alveolus dan bronkus lobulus • Mendoorng u/ volume pernafasn yang tinggi  inflasi alveoli yang >> • Obstruksi semakin parah  penurunan ventilais alveoli  Retensi CO2 , hipoksemia, asidosis respiratorik • Gagal nafas
  • 27. • Yang terlibat dalam patofisiologi asma tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi ada keterkaitan sistem imunologi dan sistem syaraf otonom. • Sistem imunologi – Antigen masuk  iatan antigen dan antibody  Ig E  sel Mast (mediator) : histamin, bradikinin, prostaglandin  merangsang oto polos & kelenjar jalan nafas  bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, pembentukan mukus
  • 28. • Sistem syaraf otonom – Asma idiopatik/non alergi/intrinsik – Faktor penyebab (infeksi, latihna, idngin, merokok, emosi, polu tan) – Ujung syaraf di jalan nafas terangsang – Sistem parasimpatis – Impuls syaraf vagus  tonus otot bronkus menyempit
  • 29. • Sistem syaraf simpatis (reseptor α dan β adrenergik) yang terletak dalam bronkus • Kondisi normal  keseimbangan reseptor α dan β adrenergik yang dikendalikan o/ siklik adenosin monofosfat (cAMP) – Penyekatan reseptor β adrenergik – Stimulas reseptor α adrenergik  Penurunan cAMP – Peningkatan pelepasan mediator kimiawi o/ sel-sel Mast – bronkokontriksi
  • 30. MANIFESTASI KLINIK • Batuk : kering, paroksimal, iritatif, non- produktif kemd menghasilkan sputum yg berbusa, jernih dan kental • Tanda2 terkait pernafasn – Sesak nafas – Fase ekspirasi memanjang – Wheezing/ mengi dapat terdengar – Bibir berwarna merah gelap – Dapat berkembang mjd sianosis pd dasar kuku, – Gelisah, ketakutan, berkeringat semakin bnayak – Anak yg besar duduk tegak dengan bahu dibungkukkan, tangan berada diata smeja atau kursi dan lengan menahan – Berbicara dengan fase terputus2, terengah2
  • 31. • Dada – Hiperesonais pada perkusi – Bunyi nafas kasar dan keras – Wheezing di seluruh bidnag paruekspirasi memanjang – Ronkhi kasar – Mengi saat inspirasi dan ekspirasi, nada meninggi • Pada episode berulang – Dada barrel – bahu meninggi – Penggunaan otot2 aksesoris
  • 32. KEWASPADAAN KEPERAWATAN PADA ASMA ANAK : • ALIRAN UDARA DITENTUKAN OLEH UKURAN LUMEN JALNA NAFAS, TINGKAT EDEMA DINDING BRONKUS, SEKRESI MUKUS, KONTRAKSI OTOT HALUS DAN HIPERTROFI OTOT
  • 33. KLASIFIKASI KEPERAHAN ASMA PADA ANAK 5 / > • ASMA INTERMITEN RINGAN – Gejala < 2 kali seminggu – Eksaserbasi singkat (dari beberapa jam sampai beberapa minggu), intensitas dapat bervariasi – Gejala di malam hari < 2 kali sebulan – PEF asimtomatik dan normal diantara eksaserbasi – PEF atau FEV > 80- %
  • 34. • ASMA PERSISTEN RINGAN : – Gejala > 2 kali seminggueksaserbas dapat mempengaruhi aktivitas – Gejala malam hari > 2 kali sebulan – FEV > 80 %
  • 35. • ASMA PERSISTEN SEDANG : – Gejala setiap hari – Pengg inhalasi agonis beta, kerja isngkat – Eksaserbas mempengaruhi aktifitas – Eksaserbasi > 2kali seminggu – Eksaserbais dapat berlangsung berhari2 – Gejala malam hari > 1 kali smeinggu – FEV > 60 % - 80 %
  • 36. • ASMA PERSISTEN BERAT : – Gejala kontinue – Eksaserbasi sering – Gejala lebih sering di malam hari – Aktifitas fisik terbatas – Aliran ekspirasi puncak (peak ekspiratory volume : FEV) atau FEV < 60 %
  • 37. • Udara terperangkap pada bag distal  hiperinflasi progresif paru • Turbulensi arsu udara dan getaran ke bronkus  Mengi ekspirasi memanjang • Ketidakmampuan mencapai angka aliran udara normal terutama saat ekspirasi  FEV1 rendah • Serangan berlangsung selama beberapa menit sampai jam • Batuk produktif
  • 38. EVALUASI DIGNOSTIK • Tidak ada satu tes yang dapat menegakkan diagnosa asma • Riwayat kesehatan yang lengkap (keluarga, lingkungan , riwayat pekerjaan)  mengungkapkan faktor2 yang mencetuskan asma • Episode akut  rontgent dada : hiperinflasi dan pendataran diafragma • Kadar serum Ig E meningkat pada asma alergi • Uji fungsi paru spirometri mulai dapat dilakukan pada anak umur 5-6 tahun • Uji kulit  mengidentifikasi alergen spesifik
  • 39. PENGOBATAN Price, SA : • Pemberian bronkodilator • Desensitisasi spesifik yang lama • Menghindari alergen yang sudah dikenal • Smeltzer, SC : – Terdapat lima kategori pengobatan yang digunakan dalam mengobati asma yaitu – Agonis beta – Metilsanin – Antikolinergik – Inhibitor sel mast
  • 40. • Agonis beta (agen β adrenergik) – Dilatasi otot2 bronkeal – Meningkatkan gerakan isliaris – Menurunkan mediator kimiawi – Obat : epinefrin, albuterol, metaproterenol, terbutalin (inhalasi atau parenteral) • Metilsantin – Relaksasi otot polos bronkus – Meningkatkan geraan mukus, – Meningkatkan gerakan diafragma – Misal aminofilin dan teofilin • Antikolinergik – Misal atropin – Tida pernah digunakan u/ pengobatan asma sec rutin krn efeknya sistemik • Kortikosteroid – Mengurangi inflamais dan bronkokontriksi – Misal prednison, prednisolon • Inhibitor sel mast  natrium kromolin  inhalasi – Mencegah pelepasan mediator kimia  menurunkan inflamasi dan menyebabkan bronkodilatasi
  • 41. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS ASMA
  • 42. PENGKAJIAN • DOENGOES, MARILYNN E (2001) – AKTIVITAS • Gejala : keletihan, kelelahan, malaise, ketidkamampuan melakukan aktifitas sehari-hari, dispnea saat istirahat atau tidur, ketidakmampuan dalam tidur • Tanda : keletihan, kelemahan umum, gelisah, insomnia – SIRKULASI • Tanda : peningkatan Tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung, takikardia, distensi ven aleher, edema, sianosis, clubbing finger
  • 43. • NUTRISI/ HIDRASI – Gejala : mual, muntah, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, atau peningkatan BB arena edema – Tanda : turgor kulit buruk, edema, penurunan/ peningkatan BB • HIGIENE – Gegala : penurunan kemampuan – Tanda : kebersihan kurang, bau badan
  • 44. • PERNAFASAN – Gejala : dispnea, rasa dada tertekan, ketidakmampuan u/ bernafas (asma), batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari minimal 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum banyak sekali (bronkitis kronis). Episode batuk hilang timbul biasanya tidka produktif pada tahap dini meskipun bisa menjadi produktif (emfisema). – Tanda : fase ekspirasi memanjang, penggunaan otot bantu pernafasan, dada bentuk barrel chest. Hiperesonan pada emfisema, krekels pada bronkitis kronis, ronki dan wheezing pada asma, sianosis, clubbing finger pada emfisema
  • 45. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL • Bersihan jalan nafas takefektif sehubungan dengan akumulasi sekret sekunder inflamasi bronkus • Intoleransi aktivitas sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kbeutuhan oksigen • Resioko asfiksia b/ d bronkospasme dan hipersekreis mukus • Resiko kekurangan volume cairan b/d output berlebihan sekunder hiperventilasi dan diaforesis (IWL)
  • 46. • Resiko cedera (asidosis respiratorik) b/d hipoventilasi • Perubahan proses keluarga b/d kedaruratan hospitalisasi anak • Perubahan proses keluarga b/d memiliki anak berpenyakit kronis
  • 47. Bersihan jalan nafas tak efektif • Kemungkinan penyebab – Bronkospasme – Peningkatan produksi sputun yang banyak, kental, menumpuk • Ditandai dengan : – Keluhan sesak nafas/ dispnea – Perubahan kedalam/ kecepatan pernafasan – Pengg otot aksesori pernafasan – Bunyi nafas abnormal seperti wheezing, ronchi – Batu dengan atau tana produksi sputum
  • 48. Intervensi : – Auskultasi bunyi nafas – Kaji dan pantau frekuensi pernafasan – Catat derajat dispnea – Kaji posis yang nyaman u/ pasien – Pertahankan lingkungan minimal polusi seperti debu, asap, bulu bantal – Observasi karakteristik batuk – Tingkatkan masukan cairan (air hangat) sesuai toleransi jantung
  • 49. – Gunakan teknik bermain untuk latihan bernafas pada anak : meniup peliut, meniup bola kapas di atas meja. Untuk memperpanjang waktu ekspirasi – Ajarkan dan anjurkan keluarga melakukan perkusi, drainase postural, dan menganjurkan untuk batuk jika diindikasikan – Ajarkan anak dan keluarga menggunakan bronkodilotor dan anti- inflamais yang benar – Anjurkan latihan fisik – Batasi aktifitas fisik jika kondisi mengharuskan
  • 50. Tindakan kolaborasi : –Berikan obat sesuai indikasi (bronkodilator, kortikosteroid, a ntibiotika, ) –Berikan humidifikasi tambahan : nebulizer –Berikan oksigen tambahan