Dokumen tersebut membahas penanganan situs internet bermuatan negatif secara terbuka oleh Kemkominfo. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain prinsip-prinsip penanganan situs negatif, mekanisme pelaporan, prosedur penyampaian laporan, koordinasi dengan ISP, dan sosialisasi kepada masyarakat.
2. Transformasi: REALSPACE ke
CYBERSPACE
1
Internet Sehat dan
Aman
Cyber Space
4
2
Mendorong
transformasi dari Real
space ke Cyberspace
3
Memfasilitasi
terbentuknya
jejaring dan
ekosistem
cyberspace yang
konstruktif dan
produktif
Real Space
Dunia
Maya yang
semakin
membesar
5
Membawa added
value dalam
dunia nyata dan
semakin
membesar
Peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat
dan bangsa
2
3. TUNIS AGENDA WSIS 2005
Tunis Agenda WSIS 2005
Indonesia telah
mengusulkan
pemanfaatan
Internet secara
positif dan
menjadi bagian
dari dokumen
Tunis Agenda
untuk WSIS
2005
Paragraph 43 :
our commitments to the positive uses
of the Internet and other ICTs and to
take appropriate actions and preventive
measures, as determined by law
against abusive uses of ICTs as
mentioned under the Ethical
Dimensions of the Information Society of
the Geneva Declaration of Principles
and Plan of Action
Paragraph 90 : incorporating regulatory, self-regulatory, and
other effective policies and frameworks to protect children
and young people from abuse and exploitation through ICTs
into national plans of action and e-strategies
4. C10. Ethical dimensions of the Information Society
25. The Information Society should be subject to universally held values
and promote the common good and to prevent abusive uses of ICTs.
a. Take steps to promote respect for peace and to uphold the fundamental
values of freedom, equality, solidarity, tolerance, shared responsibility, and
respect for nature.
b. All stakeholders should increase their awareness of the ethical dimension of
their use of ICTs.
c. All actors in the Information Society should promote the common good,
protect privacy and personal data and take appropriate actions and
preventive measures, as determined by law, against abusive uses of ICTs
such as illegal and other acts motivated by racism, racial discrimination,
xenophobia, and related intolerance, hatred, violence, all forms of child
abuse, including paedophilia and child pornography, and trafficking in, and
exploitation of, human beings.
d. Invite relevant stakeholders, especially the academia, to continue research
on ethical dimensions of ICTs.
6. PASAL 27
Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik :
1)
2)
3)
4)
yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan.
yang memiliki muatan perjudian.
yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik
yang memiliki muatan
pemerasan dan/atau
Sanksinya :
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 6
(enam) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,0
0 (satu miliar
rupiah)
7. PASAL 28
(1)
(2)
Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan
yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi
Elektronik.
Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan
(SARA).
Sanksinya :
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 6
(enam) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,0
0 (satu miliar
rupiah)
8. PASAL 29
Sanksinya :
Sanksinya :
(Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang
ditujukan secara pribadi.
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 12
(dua belas) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp2.000.000.000,0
0 (dua miliar
rupiah)
9. ASPEK HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Pasal 25
“Informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs
internet, dan karya intelektual
yang ada didalamnya dilindungi
sebagai Hak Kekayaan
Intelektual berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundangundangan”
Pasal 32 Ayat (2)
“Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun
memindahkan atau mentransfer
Infromasi Elektronik dan/atau
Sanksinya :
Pasal 46 ayat (2)
dipidana dengan
pidana penjara
paling lama 7
(tujuh) tahun
dan/atau denda
paling banyak
Rp700.000.000,00
(tujuh ratus juta
rupiah)
10. TUGAS DAN PERAN PEMERINTAH
Pasal 40 ayat (1)
“Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
sesuai dengan Perundang – undangan.”
Pasal 40 ayat (2)
“Pemerintah melindungi kepentingan umum
dari segala jenis gangguan sebagai akibat
penyalahgunaan Informasi Elektronik dan
Transaksi Elektronik yang mengganggu
ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan.”
12. PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN
Pada prinsipnya yang melanggar harus menerima sanksi hukum
sesuai perundang-undangan.
Pada kenyataannya, muatan negatif mayoritas berada pada
server di LN dan belum tentu di Indonesia. Pelanggar belum
tentu dari Indonesia.
Kenapa harus ada pemblokiran?
bahwa Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala
jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi
elektronik yang mengganggu ketertiban umum.
bahwa Pemerintah melindungi industri nasional, kreatifitas anak
bangsa.
bahwa Pemerintah melindungi kepentingan Nasional.
Tujuan penanganan pemblokiran?
memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap
pemahaman situs internet bermuatan negatif dan peran
bersama dalam penanganannya;
melindungi kepentingan umum dari konten internet yang
berpotensi memberikan dampak negatif dan atau merugikan
13. 2. LINGKUP PENANGANAN
Penanganan Situs meliputi:
1. Pemasukan ke dalam daftar TRUST+Positif
2. Normalisasi yaitu pengeluaran dari daftar
TRUST+Positif.
3. Koordinasi dan komunikasi dengan penyedia
server/konten/blog
Lingkup Situs Bermuatan Negatif yaitu:
1. Pornografi
2. Kegiatan ilegal lainnya
Catatan: Kegiatan ilegal lainnya, antara lain:
Kekerasan/Sadisme
SARA
Perjudian
Perdagangan ilegal (obat/makanan ilegal/ bursa komoditi ilegal/ investasi
ilegal/ jual beli saham ilegal)
Terorisme & Narkoba
Musik ilegal/pelanggaran Hak Cipta.
14. 3. MEKANISME FASILITASI (PELAPOR)
Pornografi
Kegiatan
Ilegal
Lainnya
Situs yang bermuatan pornografi dapat
dilaporkan oleh:
- Masyarakat
- Kementerian/Lembaga
Situs yang bermuatan kegiatan ilegal lainnya
dapat dilaporkan oleh Kementerian/Lembaga
terkait, institusi penegak hukum, institusi
peradilan sesuai dengan bidang
kewenangannya.
15. 4. PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN
LAPORAN MUATAN NEGATIF OLEH MASYARAKAT DAN K/L
Pengguna
Internet
menyampaikan
laporan melalui
sarana e-mail
dan pelaporan
berbasis web
Pimpinan K/L
memberikan
surat resmi
kepada Menteri
Kominfo
• Memberikan Jawaban
awal
• Melakukan
pemberkasan
• Meninjau ke situs yang
dituju dan mengambil
beberapa sampel
(image) situs.
• Menempatkan ke
TRUST+Positif jika
konten bermuatan
negatif
Mengirimkan email notifikasi
kepada seluruh
ISP untuk
perbaharuan
data
16. 4. PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN
LAPORAN NORMALISASI SITUS
Pengelola situs
atau masyarakat
melaporkan
melalui sarana
e-mail dan
pelaporan
berbasis web
• Memberikan Jawaban
awal
• Melakukan
pemberkasan
• Meninjau ke situs yang
dituju dan mengambil
beberapa sampel
(image) situs.
• Mengeluarkan dari
TRUST+Positif jika
bukan konten
bermuatan negatif.
Mengirimkan email notifikasi
kepada seluruh
ISP untuk
perbaharuan
data
17. 5. KOORDINASI DENGAN ISP
TRUST+positif menyediakan dan mengelola database
blacklist sebagai acuan/rujukan.
Teknis pemblokiran dilakukan di masing-masing
penyelenggara jasa akses internet (ISP).
Kementerian Kominfo dan ISP secara rutin
berkoordinasi untuk menyesuaikan database blacklist.
18. 6. SOSIALISASI DENGAN MASYARAKAT
TRUST+positif bukan merupakan national single
gateway atau server filtering aktif. Secara teknis,
pemblokiran dilakukan pada level ISP (internet service
provider/penyelenggara jasa akses internet).
Koordinasi dilakukan juga dengan penyelenggara
pemblokiran yang dilakukan masyarakat. Misal:
NAWALA.
19. Koordinasi
Yayasan Nawala Nusantara, pengelola sistem filtering
aktif Nawala, terkait dengan penyesuaian database
blacklist.
Asosiasi industri musik, terkait dengan situs-situs yang
menyediakan konten musik ilegal di internet
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) Kementerian Perdagangan, terkait dengan
situs-situs perdagangan berjangka komoditi tanpa ijin
(ilegal).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM),
terkait situs-situs yang mengedarkan obat dan atau
pangan ilegal.
Google, terkait dengan konten video negatif pada layanan
YouTube