SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
Télécharger pour lire hors ligne
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA PALANGKA RAYAKOTA PALANGKA RAYA
JUNI 2013JUNI 2013
EDISI 08/TAHUN V/2013
STUDY MISSION PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DI PROVINSI NOVA SCOTIA - KANADA
ON THE JOB TRAINING PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
DI CHIANG RAI - THAILAND
PEMBELAJARAN DARI JEPANG:
MODEL PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
SISTEM INOVASI DAERAH
PROBLEM SAMPAH DI PERKOTAAN
PEMERINTAH KOTA
PALANGKA RAYA
Foto Sampul :Foto Sampul : Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan PublikWalikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
di Provinsi Nova Scotiadi Provinsi Nova Scotia——Kanada, November 2012Kanada, November 2012
P
uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan bimbingan-Nya dalam
penyelesaian buletin edisi kedelapan ini. Kami pun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan tanggapan dan masukan tentang Buletin Litbang
Bappeda edisi sebelumnya yang bermanfaat dalam perbaikan
edisi ini.
Buletin Litbang Bappeda edisi kedelapan ini mengulas hasil studi ke beberapa
negara melalui program kerjasama maupun beasiswa. Adapun studi yang dipaparkan
adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotia– Kanada, Program
Peningkatan Ekonomi Lokal di Chiang Rai—Thailand, dan Model Pengembangan Usaha
Kecil Menengah di Jepang. Di samping itu disajikan juga paparan tentang Sistem Inovasi
Daerah dari hasil Rakornas Litbang Kemendagri di Makassar pada bulan Juli 2012. Dan
sebagai penutup edisi ini ditampilkan sebuah Opini tentang Problem Sampah di Perkotaan.
Besar harapan kami kiranya Buletin Litbang, khususnya edisi ke-8 ini, dapat
menggugah inspirasi para praktisi pembangunan dari berbagai sektor dan juga masyarakat
yang nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Kota Cantik
Palangka Raya.
Kami senantiasa menyambut baik semua masukan dan saran untuk perbaikan
mutu Buletin Litbang Bappeda ini di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga buletin
ini dapat memberikan manfaat dan selamat membaca!
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA
H. RAHMADI H N
Pembina Tingkat I
NIP. 19590518 198603 1 013
1
Kata Pengantar
Daftar Isi
Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program Kerjasama Indonesia dan Kanada
On The Job Training Pengembangan Ekonomi Lokal
30 April — 5 Mei 2012 di Chiang Rai — Thailand
Pembelajaran dari Jepang: Model Pengembangan
Usaha Kecil Menengah (UKM)
Sistem Inovasi Daerah
Opini: Problem Sampah di Perkotaan
1
2
3
13
24
33
42
2
TIM PENYUSUN :
H. Rahmadi HN
Penanggung Jawab
Martina, SH, M.Si
Redaktur
Drs. Sernus
Penyunting/Editor
Kristhine Agustine, SE
Penyunting/Editor
Roysart Alfons, ST, MT, MSc
Penyunting/Editor
Suzi Emilia Rahmah, SP
Desain Grafis
Nensianie, SP,M.Si
Desain/Grafis
Immanuel Yuwana Yakti, ST
Fotografer
Edy Oktora Hanyi, ST
Sekretariat
Murid-murid SD Negeri 1 Mungku Baru
K
ota Palangka Raya pada tanggal 17 s.d.
30 Nopember 2012 diundang sebagai
salah satu peserta dalam Program
Study Mission kerjasama antara Kementerian
Dalam Negeri RI dengan Pemerintah Kanada
dan Institute Public Administration of Canada
(IPAC). Tentu hal ini merupakan kesempatan
yang sangat berharga, karena Pemerintah
Kabupaten/Kota dapat melihat dan
mempelajari secara langsung bagaimana sistem
pelayanan publik (public service delivery) di
Kanada, khususnya pada beberapa kota di
Provinsi Nova Scotia.
Peserta dari Pemerintah Daerah dalam
kegiatan ini terdiri atas 7 orang Bupati/
Walikota, yaitu dari Kota Palangka Raya, Kota
Tangerang Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat,
Kota Mamuju, Kabupaten Solok, Kabupaten
Kutai Kertanegara, dengan didampingi pejabat
yang terkait. Dipimpin oleh Staf Ahli Menteri
Walikota Palangka Raya bersama Peserta Study Mission lainnya dari Indonesia
3
Dalam Negeri, DR. SAUT SITUMORANG, peserta
diajak untuk mempelajari strategi dan
implementasi pelayanan publik, antara lain
pelayanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan
sampah/limbah, air minum, peranan
ombudsman dan masih banyak materi lain yang
terkait dengan sistem dan penyusunan standar
pelayanan minimal di Provinsi Nova Scotia,
Kanada.
Walaupun sistem pemerintahan dan
perekonomian jauh berbeda dengan Indonesia,
namun demikian banyak sekali best practise
yang dapat kita ambil substansinya dalam
memberikan pelayanan publik. Yang paling
menarik di antaranya adalah adanya jalinan
kerjasama antar beberapa pemerintah daerah
kota yang saling bersinergi dan sangat efektif
dalam menciptakan sistem pelayanan publik
misalnya dalam pengelolaan air minum,
pengelolaan limbah cair dan sampah. Kerjasama
ini ternyata sangat efektif dan efisien karena
adanya cost sharing antar Pemerintah Kota
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
masing-masing, namun dengan komitmen
bersama bahwa kualitas layanan harus
dirasakan sama oleh seluruh lapisan
masyarakat di semua kota yang bermitra.
Fungsi-fungsi pelayanan publik lebih
banyak dikelola secara bisnis oleh perusahaan-
perusahaan daerah, namun tetap dikemas
secara humanis. Pemerintah sangat menjaga
akuntabilitas pengelolaan uang pajak yang
dipungut dari masyarakat. Sebagian besar
anggaran pemerintah berasal dari pajak, antara
Provinsi Nova Scotia dan Provinsi lainnya
di Kanada
4
lain pajak properti, pajak barang dan jasa dll.
Masyarakat diajak terlibat secara langsung
terhadap proses pelayanan publik bahkan
perananan ombudsman setempat sangat besar
dalam memantau dan melakukan
pendampingan bagi masyarakat yang merasa
dirugikan dalam pelaksanaan pelayanan publik
pemerintah.
Dalam study mission ini peserta juga
diharapkan mendapatkan informasi dan analisis
untuk membuat suatu kebijakan pelayanan
publik yang sesuai dengan kondisi daerah
masing-masing. Pada intinya hak-hak rakyat
terpenuhi dan bekelanjutan dalam mewujudkan
layanan publik kelas dunia.
Study Mission dibuka oleh Menteri Dalam
Negeri Pemerintah Nova Scotia. Acara
pembukaan dihadiri oleh berbagai pihak antara
lain unsur Pemerintah Daerah setempat,
Profesor Mark Gilbert dari Delhousie University
dan IPAC.
Pada dua hari pertama kegiatan diawali
dengan berbagai presentasi tentang layanan
publik secara umum di Kanada, penyusunan
standar pelayanan publik dan berbagai
alternatif dari pelayanan publik yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Selanjutnya
sebagai wujud dari bentuk kerjasama ini maka
Walikota/Bupati sebagai peserta study mission
juga diminta untuk memaparkan kondisi
pelayanan publik pada daerah masing-masing
agar Pemerintah Nova Scotia juga dapat
mengambil best practice dari Indonesia.
Hari ketiga dan selanjutnya kegiatan
berada di lapangan untuk melihat secara
langsung apa yang telah disampaikan dalam
pembelajaran, antara lain melihat proses
pengelolaan pelayanan sektor pendidikan dari
tingkat TK, SD, SMP sampai SMA (istilah
Indonesia), mengunjungi pusat pengolahan
Kunjungan ke salah satu pusat pelayanan publik
5
sampah, limbah cair dan air minum, rumah
sakit, kantor-kantor Pemerintah Kota setempat
dan obyek-obyek Public Private Partnersip
(PPP) lain yang ada.
Setelah 9 hari berada di Provinsi Nova
Scotia, pada hari berikutnya sebelum kembali
ke Indonesia, rombongan study mission juga
diterima di Kedutaan Besar Indonesia di
Ottawa, Kanada dan ada juga ada beberapa
agenda lain seperti pertemuan dengan
Kementerian Perternakan setempat yang
menawarkan peluang kerjasama pembibitan
sapi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di
Indonesia juga pertemuan dengan CARE Center,
sebuah organisasi interasional yang
memberikan bantuan untuk pemberdayaan
masyarakat dalam rangka memerangi
kemiskinan.
SEKTOR PENDIDIKAN
Pemerintah Kanada adalah pemerintah
yang sangat protektif dengan sistem pelayanan
pendidikannya. Pemerintah liberal tetapi sistem
yang dibangun sangat humanis. Campur tangan
Pemerintah sangat besar. Pada tingkat TK atau
usia 4 tahun mereka hanya menanam nilai-nilai,
pengembangan otak, sentuhan seni dan
kerjasama menjadi fokus utama. Pada tingkat-
tingkat berikutnya SMP dan SMA mulai
diajarkan kemandirian dan profesi untuk masa
depan mereka.
Pendidikan sepenuhnya merupakan
tanggung jawab provinsi. Pemerintah Pusat/
Federal hanya bertanggung terhadap
pendanaan (social transfer), dan terhadap
pendidikan suku asli Kanada (aborigin people).
Kurikulum di Kanada tidak dibuat secara
nasional melainkan diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi masing-masing. Walaupun
demikian hal ini tidak terlalu menimbulkan
perbedaan yang ekstrim antara Nova Scotia
dengan daerah-daerah lainnya seperti Toronto.
Pedoman yang diterapkan dalam
pengembangan kurikulum adalah sebagai
berikut :
a. Berdasarkan pada praktek terbaik dalam
setiap mata pelajaran dan dalam proses
belajar mengajar.
b. SDM pengembangan kurikulum secara
profesional.
c. Kolaborasi dengan dewan sekolah dan
sekolah untuk:
 Mengidentifikasi kekuatan daerah untuk
perbaikan
 Memastikan kurikulum sesuai kebutuhan
peserta didik yang beragam
 Berbagi praktek terbaik dalam mengajar,
pembelajaran dan penilaian
Di Provinsi ini biaya sekolah dari
Elementary sampai High School gratis karena
semua ditanggung oleh Pemerintah. Sekolah
swasta di sini tidak terlalu berkembang.
Formula pembiayaan pendidikan yang
diterapkan antara Departemen Pendidikan dan
Dewan Sekolah sebagai berikut:
 Departemen Pendidikan mendistribusikan
sumber daya dan pendanaan untuk dewan
sekolah melalui model pendanaan provinsi;
 Dewan sekolah bertanggung jawab untuk
mengalokasikan sumber daya dan dana
untuk memenuhi standar provinsi untuk
pendidikan;
 Departemen bekerja erat dengan dewan
sekolah untuk memastikan bahwa sumber
daya dialokasikan secara efektif, dan untuk
Peserta dari Kota Palangka Raya
6
menyediakan dukungan tambahan yang
mungkin diperlukan.
Undang-undang yang mengatur
pendidikan dibuat oleh Provinsi karena
otonomi tidak berada di Kabupaten/Kota
melainkan di tingkat Provinsi. Hal yang menarik
lainnya adalah tentang rasio guru sangat baik,
yaitu 25 siswa per guru, sedangkan pada tingkat
TK 5 siswa per guru. Biaya pendidikan gratis
karena semua sudah dibiayai oleh pajak yang
dibayar oleh masyarakat. Gaji guru yang
berpendidikan S1 kurang lebih USD 50.000 dan
masa kerja 7 tahun dan S2 kurang lebih USD
60.000 per tahun. Bagi yang masa kerjanya di
atas 10 tahun digaji USD 80.000 atau sekitar Rp
800 juta per tahun. Profesi guru sangat
dihormati di Kanada dan mereka sangat
profesional dan disiplin. Para guru menyadari
bahwa di tangan mereka masa depan Kanada
dipertaruhkan.
Di Provinsi Nova Scotia terdapat 8 dewan
sekolah, yang terdiri atas 7 dewan sekolah
daerah dan 1 dewan sekolah bahasa Perancis.
Pembagian peran dan tanggung jawab antara
dewan sekolah, kepala sekolah dan guru adalah
sebagai berikut :
Dewan Sekolah
 Mempromosikan keunggulan dalam
pendidikan dan memberikan instruksi untuk
semua siswa
 Mengembangkan rencana strategis untuk
wilayah dewan sekolah
 Mengelola urusan keuangan dari dewan
sekolah
 Menyediakan untuk transportasi siswa ke
dan dari sekolah
Kepala Sekolah
 Pemimpin pendidikan di sekolah
 Berkomunikasi secara teratur dengan orang
tua
 Bertanggung jawab untuk memastikan
kurikulum yang diimplementasikan
 Bertanggung jawab atas kesehatan dan
keselamatan siswa dan staf
Guru
 Memberikan program sekolah umum,
mengevaluasi kemajuan siswa, dan
mendorong semua siswa untuk menjadi
pelajar yang terlibat aktif
 Menjaga lingkungan kerja yang aman dan
hormat dan hadir untuk keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan siswa
Beberapa hal dapat disimpulkan dari
keberhasilan pelaksanaan pendidikan di
Provinsi Nova Scotia sebagai berikut :
 Kemitraan sangat penting untuk
keberhasilan dalam membangun,
melaksanakan, dan memantau standar
minimum untuk mendukung pembelajaran
semua siswa di seluruh propinsi.
 Mitra kunci yang terlibat pada setiap tahap
proses :
 Peningkatan kapasitas
 Umpan balik yang berkelanjutan
 Koreksi diidentifikasi dan diimplementasi-
kan di seluruh sistem sesuai kebutuhan.
SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN
Peranan Pemerintah Federal :
 Mengatur dan mengadministrasikan prinsip-
prinsip pelayanan kesehatan melalui UU
Kesehatan Kanada;
 Membantu dalam pembiayaan kesehatan
Provinsi/Teritory melalui Sistem Transfer;
 Menyediakan fungsi-fungsi kesehatan lain
seperti kesehatan publik dan program
proteksi kesehatan serta riset kesehatan.
Peranan Pemerintah Provinsi :
 Pengadministrasian dan pelayanan
kesehatan sesuai petunjuk dari provisi UU
Kesehatan Kanada.
 Memutuskan dimana rumah sakit akan
dilokasikan, berapa banyak petugas
dibutuhkan, dan berapa banyak uang yang
dibutuhkan untuk sistem pelayanan
kesehatan.
Undang-Undang Otoritas Kesehatan
Kanada mengatur cakupan tanggung jawab
7
antara Departemen Kesehatan dan Pemerintah
Kota sebagai berikut:
Departemen Kesehatan
 Bertanggungjawab terhadap petunjuk
strategis dari sistem perawatan kesehatan
 Mengembangkan dan memastikan standar
pelaksanaan pelayanan
 Memonitor, mengukur, dan mengevaluasi
kualitas, aksesibilitas dan komprehensivitas
dari pelayanan kesehatan
Pemerintah Kota
 Melaksanakan, merencanakan, mengatur,
monitor, mengevaluasi dan memberikan
pelayanan kesehatan
 Menentukan prioritas dan alokasi sumber-
sumber
 Mengimplementasikan business plan
pelayanan kesehatan
 Direkomendasikan pelayanan kesehatan
 Berpartisipasi dalam kebijakan provinsi,
rencana dan inisiatif
Undang-Undang Otoritas Kesehatan
meminta Departemen Kesehatan untuk
menyampaikan ‘business plan’ yang meliputi:
UU Otoritas Kesehatan meminta Dept.
Kesehatan untuk menyampaikan “business plan”
meliputi:
 Bagaimana mengutamakan kepentingan
masyarakat
 Tingkat layanan kesehatan yang diperlukan
dan bagaimana layanan tersebut diberikan
 Ketersediaan SDM yang tepat utk pelayanan
kesehatan
 Komponen keuangan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan dan memberikan
perawatan kesehatan
 Rencana modal untuk infrastruktur dan
peralatan
Pengeluaran Pemerintah untuk bidang
kesehatan mencapai 40% total anggaran yang
tersedia. Dibandingkan dengan pengeluaran
pada bidang-bidang lainnya, pengeluaran dalam
bidang kesehatan lebih tinggi daripada
pengeluaran bidang lainnya, termasuk
dibandingkan bidang pendidikan dan pelayanan
masyarakat lainnya.
SEKTOR PENGELOLAAN SAMPAH
Dalam hal pengelolaan sampah di Nova
Scotia berlaku prinsip ‘too good to waste’, yang
maknanya bahwa setiap rumah tangga dan
industri perlu selektif dalam hal membuang
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
2001-02 2003-04 2005-06 2007-08 2009-10
Provincial Government Spending
2001/02 to 2010-11
($millions)
Health Education Community Services Other Depts Debt Costs
Pengeluaran Pemerintah Provinsi
8
sampah. Tidak semua barang dapat diangkut ke
tempat pembuangan akhir. Beberapa jenis
material tidak akan diangkut oleh petugas
pembuangan sampah karena ada aturan yang
melarangnya. Jenis-jenis material yang dilarang
dibuang adalah:
 Kertas : karton bergelombang dan koran.
 Wadah : tempat minuman, tempat minuman
dari kaca dan logam, plastik.
 Ban bekas
 Sampah cat
 Material organik yang dapat dikomposkan :
daun dan sampah halaman dan sampah
makanan.
 Sampah elektronik.
Larangan pembuangan terhadap jenis
material di atas bertujuan untuk daur ulang
menjadi bahan lain yang bermanfaat. Studi yang
pernah dilakukan menemukan bahwa
Pemerintah Provinsi Nova Scotia berhasil
menghemat minimal $31 juta/tahun dalam
Pengumpulan sampah organik di pinggir jalan
Pengumpulan sampah organik dari industri
Sampah elektronik
9
bidang pengelolaan sampah. Selain itu, Selain
itu, pengelolaan sampah seperti itu telah
memberikan tambahan lapangan pekerjaan,
pengembangan bisnis dan tentunya keuntungan
dalam hal pemeliharaan lingkungan. Tingkat
pembuangan di Nova Scotia 50% lebih rendah
daripada propinsi lainnya di Kanada.
Pengelolaan Limbah Padat
 Pengolahan limbah Padat oleh Sektor
SWASTA, dengan dananya dari saham
Pemerintah Kota Halifax.
 Mengelola limbah padat untuk Landfilling.
 Dibuat jadi seperti gunung, dengan lapisan
paling bawah batu kecil, kemudian sampah,
lalu tanah , tanah-sampah,dst.
 Air limbah dari tempat ini dialirkan ke tangki
penampungan dan diproses lalu dibuang ke
laut. Sedangkan gas metan dibuang melalui
pipa pembuangan ke udara. Gunung sampah
ini lapisan paling atasnya adalah rumput dan
kemungkinan dibuat jadi lapangan golf atau
untuk aktivitas lainnya.
 Untuk Limbah dari Septitank penduduk
dikumpulkan dan diolah. Kotoran dipress
sampai tidak berbau dan dipadatkan seperti
kue, untuk selanjutnya digunakan sebagai
pupuk organik. Air limbahnya disterilisasi
sampai dapat dialirkan kembali ke sungai/
laut.
 Hasil akhir limbah selalu dikontol dan
dipastikan tidak mencemari lingkungan.
Beberapa pelajaran yang dapat diperoleh
dari Pelayanan Pengelolaan Sampah di Nova
Scotia antara lain:
 Semua itu membutuhkan uang/biaya.
Areal Pengomposan
10
Pengelolaan sampah akan
membutuhkan lebih banyak biaya,
namun akan hasilnya akan lebih
besar
 Pembayar pajak semakin berkurang.
 Keuntungan ekonomi
 Lapangan pekerjaan, businesses, nilai
tambah manufaktur, dsb.
 Komposting lebih menantang dari
pada mengantisipasi
 Diperlukan perubahan perilaku masyarakat,
khususnya dalam pemilahan sampah.
SEKTOR PELAYANAN AIR MINUM
Program air minum dianggap penting dan
perlu ada dengan beberapa alasan berikut:
 Perlindungan kesehatan masyarakat
 Kualitas hidup
 Pengembangan ekonomi
 Perlindungan kebakaran
Kewajiban penyedia air minum sesuai
dengan Undang-Undang meliputi:
 Pengujian berkala dan pemantauan
 Pemberitahuan langsung dan tindakan
korektif
 Menyediakan air minum yang aman sesuai
standar.
Strategi Bidang Air Minum
1. Semua PDAM memiliki persetujuan yang
mengharuskan mereka untuk memenuhi
standar yang jelas untuk pengolahan air dan
sertifikasi terdaftar sebagai Operator
Perlengkapan minum air kecil public.
2. Pemilik swasta memahami peran mereka
dalam melindungi dan pengujian air mereka.
3. Semua PDAM memiliki kesepakatan yang
mengharuskan mereka untuk memenuhi
standar yang jelas untuk pengolahan air dan
sertifikasi terdaftar sebagai Operator
Penyediaan Air Minum Publik. Sertifikasi ini
didasarkan atas pendidikan, pengalaman
dan ujian.
4. Pemilik swasta memahami peran mereka
dalam melindungi dan pengujian air mereka.
Perlindungan Sumber Air
Pemerintah Provinsi Nova Scotia juga
menerapkan upaya perlindungan terhadap
sumber air dengan motto ‘satu ons pencegahan
bernilai satu pon pengobatan’. Upaya
perlindungan terhadap sumber air ini
melibatkan masyarakat dan organisasi yang
berkepentingan terhadap cakupan air.
Tahapan perlindungan sumber air yang
diterapkan adalah sebagai berikut:
Tahap I : Memapankan Komite Penasehat
Sumber Air
Tahap II : Mengidentifikasi dan
menggambarkan area proteksi
sumber air
Tahap III : Mengidentifikasi sumber
kontaminasi dan menilai
kerentanan
Tahap IV : Mengembangkan rencana proteksi
sumber air
Tahap V : Memonitor hasil dan rencana
evaluasi
Upaya perlindungan sumber air juga
dilakukan dengan melalui audit penuh terhadap
operator air minum setiap 3 tahun dan
monitoring terhadap kandungan bakteri dan
sisa chlorine setiap 3 bulan. Audit dan
monitoring ini bertujuan membuktikan bahwa
air yang dihasilkan aman bagi konsumen.
Peranan Ombudsman
Ombudsman sangat berperan dalam
pengawasan pelaksanaan pelayanan publik oleh
Pemerintah. Peran ombudsman tidak setengah-
setengah untuk mengawal pihak yang merasa
11
Foto Bersama Peserta Study Mission di Kantor Kedutaan Indonesia
dirugikan oleh pemerintah daerah dalam hal
pelayanan publik yang menjadi haknya, mulai
dari tahap pengaduan sampai ada penyelesaian
akhir (tuntas dan jelas, tidak ada kasus yang
mengambang).
Selain melaksanakan pengawasan,
keberadaan dan peran ombudsman
disosialisasikan secara optimal sekaligus
mempromosikan keadilan dan akuntabilitas
dalam administrasi sektor publik. Badan ini
diberi wewenang untuk melakukan penyidikan
sendiri. Ada divisi khusus yang dibentuk untuk
menangani keluhan dari kaum muda.
Hasil kerja dari badan ini merupakan
peluang bagi karyawan sektor publik (PNS)
untuk memperbaiki kinerja dan mengurangi
kesalahan di tempat kerja demi penyampaian
pelayan publiik yang optimal.
Pelayanan Bersama (Shared Service)
Kota-kota di Propinsi Nova Scotia tidak
asing terhadap pelayanan bersama. Pelayanan
bersama berarti dua atau lebih kota melakukan
kerjasama dalam jenis pelayanan tertentu. Di
Provinsi ini ada lebih dari 230 pelayanan
bersama. Kesempatan ini memberikan peluang
untuk berbagi hal positif (best practices) demi
perbaikan pelayanan pemerintah, selain
terbukti lebih efisien dalam hal pembiayaan.
Bidang-bidang yang telah ada pelayanan
bersama di Provinsi Nova Scotia antara lain
pengelolaan air minum, pengelolan limbah,
tempat rekreasi, keselamatan kebakaran,
pemeriksaan bangunan, panti jompo. Suatu
organisasi non-profit dibentuk untuk mewakili
kepentingan Provinsi pada Pemerintah Kota
dengan total keanggotaan 410 pejabat terpilih
mewakili 54 kota. Organisasi ini disebut Union
of Nova Scotia Municipalities (UNSM), berperan
dalam membantu menjembatani atau
menyelesaikan isu atau permasalahan antar
kota, termasuk pelayanan bersama.
Salah satu contoh cerita sukses pelayanan
bersama adalah County Annapolis dan Town of
Middleton yang mengembangkan saluran air
kotor dan air dari town ke county dengan cost
sharing 50/50 dan pembagian pendapatan
pajak 50/50. Kerjasama ini didasari prinsip
bahwa “Lebih baik mendapatkan 50%
pendapatan pajak dari tanah komersial
daripada mendapatkan 100% pendapatan pajak
dari daerah pedesaan”.
* * *
12
Oleh : Ir. NARIE, Peserta On The Job Training
dari Pemerintah Kota Palangka Raya
Latar Belakang
P
engembangan Ekonomi Lokal adalah
merupakan suatu proses membangun
dialog dan kemitraan para pihak yang
meliputi pemerintah, pengusaha dan organisasi
masyarakat lokal. Tujuan utamanya adalah
mendorong meningkatnya investasi guna
menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan
berkelanjutan serta meningkatkan kesempatan
kerja baru dan pemerataan di daerah.
Bank Dunia saat ini sedang mendukung
suatu program kegiatan untuk mendorong
pelaksanaan reformasi dalam arti luas pada
tingkat pemerintahan lokal kota dan kabupaten.
Program ini dikenal dengan nama USDRP
13
(Urban Sector Development Reform Project).
Melalui USDRP, Bank Dunia mendukung
implementasi agenda reformasi dan investasi di
kota dan kabupaten yang berpatisipasi dalam
program USDRP. Direktorat Jenderal Cipta
Karya(DJCK) Kementrian Pekerjaan Umum
bertindak sebagai Executing Agency untuk
proyek ini.
Pemerintah Daerah yang berpartisipasi,
melalui skema penerusan pinjaman, USDRP
melaksanakan konstruksi dan rehabilitasi
bangunan pasar, terminal dan tempat
pelelangan ikan (TPI). Sampai saat ini sudah ada
10 kota/kabupaten yang mendapat-kan
penerusan pinjaman USDRP dengan nilai
investasi yang bervariasi untuk masing-masing
jenis sarana(pasar/terminal) dari mulai Rp 6,5
miliar sampai dengan Rp 46 miliar. Kota/
kabupaten tersebut adalah Kota Banda Aceh
(Nangroe Aceh Darusalam), Kota Sawahlunto
(Sumatera Barat), Kota Cimahi (Jawa Barat),
Kota Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Kota
Palopo, Kota Pare-pare, Kabupaten Barru, dan
Kabupaten Sidenreng Rappang (Sulawesi
Selatan), serta Kabupaten Parigi Moutong dan
Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah).
USDRP, melalui kegiatan Urban
Institusional Development Program (UIDP),
memberikan dukungan kepada pemerintah
daerah peserta USDRP untuk merencanakan
dan melaksanakan pendekatan Pengembangan
Ekonomi Lokal (PEL) melalui pelaksanaan
agenda pembaharuan PEL USDRP.
Maksud kegiatan On The Job Training
adalah sebagai media bagi pemerintah daerah
dalam menerapkan langkah-langkah
Pengembangan Ekonomi Lokal dengan
mempelajari apa yang telah dilakukan oleh
pemerintah dan pelaku usaha di negara lain
dalam mendorong pengembangan usaha terkait
fokus kluster yang dipilih.
Tujuan Penulisan
Tujuan pengembangan ekonomi lokal
adalah memberikan panduan bagi daerah dalam
mengembangkan kelembagaan forum
Peserta On The Job Training di Mae Pah Luang Garden
14
pengembangan ekonomi daerah agar lebih
berperan dalam pembangunan ekonomi daerah
secara proporsional yang disesuaikan dengan
kapasitas sumberdaya dan kompetensi yang
dimiliki.
Tujuan On The Job Training di Provinsi
Chiang Rai – Thailand khususnya Doi Tung
Development Project adalah :
1. Menyediakan kesempatan bagi pemerintah
daerah untuk belajar dari pengalaman
pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal
di Provinsi Chiang Rai – Thailand khususnya
Doi Tung Development Project, yang telah
berhasil dalam pengembangan ekonomi lokal
terutama pengembangan kluster ekonomi di
negaranya.
2. Mempelajari proses pencapaian dan
permasalahan yang terjadi dalam upaya
Pengembangan Ekonomi Lokal khususnya
pendukungan terhadap Usaha Mikro dan
Kecil yang telah dilakukan oleh Doi Tung
Development Project di Propinsi Chiang Rai,
Thailand.
3. Saling tukar informasi mengenai berbagai
kebijakan, peraturan dan penyusunan
perencanaan Pengembangan Ekonomi Lokal
yang telah dilaksanakan oleh Doi Tung
Development Project di Provinsi Chiang Rai,
Thailand.
GAMBARAN UMUM TENTANG DOI TUNG
DEVELOPMENT PROJECT
Doi Tung Development Project (DTDP),
merupakan salah satu dari empat proyek
unggulan dari Mae Fah Luang Foundation,
didirikan pada tahun 1988 oleh Ibu Suri di Doi
Tung, sebuah daerah pegunungan yang tinggi di
Chiang Rai, provinsi paling utara Thailand.
Wilayah proyek mencangkup sekitar 15.000
hektar, memberi manfaat untuk sekitar 11.000
orang dari 29 desa. Doi Tung pernah menjadi
daerah terpencil di jantung segitiga emas-
Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project
15
daerah yang terkenal akan produksi opium
illegal dunia. Permasalahan di Doi Tung sangat
kompleks. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
rusak akibat penebangan liar dan pembakaran
untuk kebutuhan penanaman,dan kemudian
semakin dipercepat kerusakannya oleh
penanaman opium. Penduduk di Doi Tung
terdiri atas enam kelompok etnis dan tanpa
memiliki kewargaan Negara Thailand. Mereka
hidup di sebuah “dunia penuh perjuangan”,
dimana orang hidup dalam kemiskinan, tanpa
ada infrastuktur dasar atau dukungan dari
pemerintah. Kelompok-kelompok bersenjata
menduduki sebagian dari wilayah ini, yang
membuat sulit bagi pejabat pemerintah untuk
memberikan bantuan apapun kepada warga
setempat.
Setelah kunjungan pertama Ibu Suri ke
Doi Tung – pada perbukitan tandus – pada
januari 1987, Ibu Suri mengumumkan bahwa
“Saya akan menghutankan kembali Doi Tung”.
Menyadari bahwa akar penyebab permasalahan
tersebut adalah kemiskinan dan kurangnya
kesempatan usaha, maka Ibu Suri memutuskan
untuk memperbaiki kondisi Doi Tung dari sisi
sosial, ekonomi dan lingkungan. Ibu Suri
menunjukkan komitmennya dengan
membangun rumahnya di Doi Tung,
memberikan harapan kepada etnis minoritas
Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project
Diskusi antar peserta On The Job Training
16
dan menyediakan kesempatan bagi semua
orang tanpa memandang ras, agama atau
kebangsaan. Visi dari Ibu Suri adalah untuk
memungkinkan manusia dan alam hidup
berdampingan secara harmonis, dengan
menyelaraskan kepentingan rakyat melalui
pelestarian lingkungan alam dan memberikan
kesempatan untuk semua, tanpa memandang
perbedaan ras dan agama.
Kerangka waktu untuk DTDP adalah 30
tahun, dan diurai menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap I (1988-1993); Penanganan masalah
kesehatan dengan memberikan pendidikan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Secara
bersamaan, pemberian kebutuhan dasar
hidup dan kesempatan untuk bekerja serta
pelatihan ketrampilan dilakukan kepada
semua orang.
b. Tahap II (1994-2002); Peningkatan
penghasilan merupakan focus utama dalam
tahap ini. DTDP memperkenalkan konsep
pembangunan pedesaan melalui
peningkatan rantai nilai. Keterlibatan DTDP
pada bidang ini adalah melakukan gerakan
diluar budidaya komoditas pertanian, yaitu
dengan secara aktif merencanakan dan
melaksanakan, bagaimana seseorang dapat
berpindah ke langkah-langkah pengolahan
selanjutnya yang akan memberikan nilai
tambah kepada produk dasar.
c. Tahap III (2003-2017); Pada tahap ini yang
dilakukan adalah perkuatan terhadap unit
usaha sehingga produk dan pengusahanya
akan dapat berkelanjutan. Hal ini dilakukan
sepanjang tahap akhir dengan upaya
pengembangan kapasitas, pemberdayaan,
dan pendidikan tetap dilaksanakan, hingga
masyarakat telah siap untuk mengambil alih
proyek tersebut pada tahun 2017, ketika
tahapan proyek telah selesai. Tujuan utama
dari DTDP adalah untuk mewariskan sistem
administrasi dan manajemen
pengembangan wilayah serta bisnis ke
pemimpin lokal generasi baru.
Doi Tung terdiri dari 4 (empat) unit
bisnis : makanan, kerajinan tangan, hortikutura
dan pariwisata. DTDP sendiri telah mandiri
Sejak tahun 2003, DTDP telah diakui oleh
Kantor PBB untuk narkoba dan kejahatan (UN
Office on Drugs and Crime – UNODC) sebagai
salah satu contoh terbaik di dunia dalam
Pengembangan Alternatif.
PELAJARAN YANG DIPEROLEH
Identifikasi dan Pemilihan Rencana Aksi
Dalam Sebuah Program
Dari beberapa yang dikunjungi untuk
melihat aksi yang telah direncanakan lebih 30
tahun yang telah dilakukan oleh Doi Tung
Development Project (DTDP) target
pembelajaran dari kunjungan di antaranya:
Pang Mahan Reforestration Project, Mae Fah
Luang Gardens, Project Database Center, Novuti
Coffee Site 1 dan Macadamia Plantation, Cottage
Industri dan Outlet, Diskusi dengan Sub-District
Administration Organization (SAO) Mae Fah
Luang, Diskusi dengan Pemerintah Provinsi
Chiang Rai adalah sebagai berikut :
Produk Unggulan dari Tanaman Macadamia
17
a. Pang Mahan Reforestration Project,
mendapat bantuan/dukungan dari Ibu Suri
(ibu dari raja sekarang) Somdej Phra
Srinagarindra dari bertanam Opium menjadi
bertanam lain (seperti kopi dan macadamia)
yaitu pembinaan Kerajaan dan Departemen
Kehutanan sejak tahun 1989 dengan
bertanam pinus. Penelitian menunjukkan
bahwa monokultur pinus tidak dapat
menjadikan hutan tersebut sebagai tempat
hidup. Proyek reboisasi Pang Mahan
mencakup luas 2.242 ha yang dihuni oleh 6
suku asli perbukitan di 18 desa dengan
jumlah penduduk 7.639 orang. Pendekatan
kepada masyarakat dilakukan dengan
mendengar dan mengajar serta memberikan
pemahaman dan menekankan untuk
melindungi hutan. Serta prinsip Yang Mulia
Raja yaitu “Mengerti, Menjangkau dan
Mengembangkan” dan prinsip Ibu Suri yaitu
“Memupuk tanah, memupuk masyarakat
dengan menanamkan kesadaran lingkungan
kepada masyarakat untuk melestarikan
hutan yang berkelanjutan.”
b. Mae Pah Luang Foundation dalam
pengembangan ekonomi lokal terutama
pengembangan kluster ekonomi pada
kegiatan Doi Tung Project, Mae Pah Luang
Garden awalnya merupakan desa Akha Pa
Kluay, yaitu desa yang digunakan sebagai
rute utama bagi rombongan opium dan
terlibat dalam perdagangan heroin dan
senjata. Atas permintaan dari Doi Tung
Development Project, masyarakat setuju
direlokasi ke lokasi baru berjarak 500 m
dari desa mereka. Di bekas pemukiman
mereka sebuah taman bunga sedang
dibangun seluas 10 ha sesuai keinginan Ibu
Suri. Di tengah taman ini berdiri “Continuity/
kontinuitas”, yaitu sebuah patung Misiem Yip
Pertemuan dengan Pihak Projects Database Centre
18
-In-Soi. Ibu Suri yang memberikan nama
patung tersebut untuk memastikan bahwa
setiap keberlangsungan akan menjamin
keberhasilan dari setiap usaha. Taman
tersebut dipelihara oleh penduduk setempat
dan membawa pendapatan yang besar ke
daerah, secara langsung juga kesempatan
kerja bagi penduduk setempat, secara tidak
langsung sebagai tujuan wisata.
c. Project Database Center, secara langsung
menangani bagaimana Mae Pah Luang
Foundation menunjang, membantu dan
memantau pelaksanaan seluruh kegiatan
yang dikelola oleh Mae Pah Luang
Foundation. Berbagi pengalaman dalam
melakukan adaptasi dan menerapkan filosofi
secara teori kedalam praktek di dalam
maupun diluar Doi Tung Project.
d. Navuti Coffee Site 1 dan Macadamia,
merupakan suatu proyek Pemerintah.
Proyek ini menciptakan lapangan kerja dan
menghasilkan pendapatan bagi penduduk
desa dan pendapatan yang memuaskan bagi
proyek. Laba yang dihasilkan oleh Navuti
telah diinvestasikan dalam kegiatan
pembangunan masyarakat. Keberhasilan
dalam pengentasan kemiskinan pedesaan
dan inisiatif pemberantasan narkoba yang
efektif, Doi Tung Development Project telah
dikenal dunia internasional sebagai salah
satu proyek dunia yang paling berhasil
dalam pembangunan berkelanjutan.
Didirikan pada tahun 1989, Navuti adalah
salah satu kemitraan publik-swasta pertama
dan salah satu bentuk proyek dari Corporate
Social Responsibility (CSR) di Thailand.
Metode ini telah menunjukkan keberhasilan
dari metode yang tidak hanya
memberdayakan orang dan memungkinkan
mereka sendiri untuk menyadari potensi
Pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Chiang Rai
19
mereka sendiri, namun juga menjadi model
dari investasi sosial dari sektor swasta.
Proyek hutan ekonomi ini terdiri dari
perkebunan kopi dan macadamia.
e. Cottage Industry and outlet. Pusat pelatihan
kejuruan pertama ini telah berkembang
menjadi basis produksi untuk kerajinan dan
kopi panggang. Mid-stream ini merupakan
tahap pembangunan yang menggabungkan
kearifan lokal, terutama unsur perempuan
dan pengetahuan modern dan memberikan
nilai tambah bagi produk home–industry,
sehingga membuat produk ini memiliki nilai
jual tinggi di tingkat lokal maupun
internasional. Kawasan ini terus menghasil-
kan lapangan pekerjaan, aliran pendapatan,
penghasilan tambahan yang efektif dan
alternatif untuk memangkas praktek-praktek
pertanian yang merusak. Outlet kawasan ini
adalah pabrik tenun, pabrik kertas Malbery,
fasilitas kopi panggang, pabrik keramik dan
kultur jaringan.
f. Diskusi dengan Sub-Distrik Administration
Organisasi (SAO), Mae Fah Luang Foun-
dation, Doi Tung Development Project dari
pihak tersebut memberikan informasi serta
pengalaman mereka dalam melaksanakan
program dan kegiatan juga kebijakan,
peraturan dan penyusunan perencanaan
pelaksanaan, peran serta pemerintah lokal
dalam mendukung kegiatan Doi Tung
Project. Perencanaan yang mereka lakukan
adalah perencanaan partisipatif yaitu dengan
mengundang masyarakat yang terlibat untuk
berdialog, mendengarkan apa yang mereka
butuhkan dalam hal tersebut tidak semua
yang mereka butuhkan dipenuhi, selain itu
pihak Doi Tung Project memberikan kegitan
pendidikan, kesehatan, mata pencaharian
dan kebudayaan yang tujuannya
menanamkan unsur budaya sehingga tidak
mengesampingkan budaya mereka sendiri.
g. Diskusi dengan Pemerintah Daerah Chiang
Rai. Pemerintah Provinsi Chiang Rai
memfasilitasi Pang Mahan Reforestration
Project, Doi Tung Project, Mae Pah Luang,
awalnya 30 tahun yang lalu yaitu satu
komponen dengan pemerintah, serta One
Tambon One Product (OTOP), merupakan
visi pemerintah pusat.
Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan
Dalam melaksanakan kegiatan tentu
pelibatan masyarakat dalam perencanaan
penting karena semuanya adalah memberikan
kepercayaan kepada masyarakat untuk kepen-
tingan, dengan mengundang salah satunya
kuncinya membuat keterikatan lokal/leaders,
tokoh masyarakat untuk menjembatani antara
pemerintah dan masyarakat mulai dengan
dialog/musyawarah/pembicaraan yang dilaku-
kan pada malam hari mengingat pagi hingga
sore hari masyarakat tersebut juga bekerja.
Tempat pertemuan ditentukan, atau pihak
yayasan yang datang kepada masyarakat
mendengar apa keinginan mereka. Pertemuan
seperti ini dilakukan berulang-ulang dan pihak
yayasan tinggal bersama-sama dengan
masyarakat untuk sementara. Cara ini untuk
menunjukkan komitmen yayasan. Perencanaan
yang dilakukan mulai dari desa melalui kepala
desa disampaikan ke kecamatan, kecamatan
mengundang pimpinan yang lain untuk
mendengarkan mereka, melihat kebutuhan
anggaran, kalau tidak cukup diajukan ke
provinsi.
Kapan peran dan intervensi pemerintah
didukung?
Peran dan intervensi pemerintah pada
awalnya tidak didukung. Hal ini membutuhkan
waktu. Tetapi pemerintah selalu berupaya
untuk meyakinkan dan perlu bukti fisik yang
dapat dilihat oleh masyarakat. Yang paling
penting adalah apa yang bisa diperoleh
masyarakat yaitu keluar dari persoalan dan
meyakinkan mereka bahwa orang-orang di
sekitar mereka mau membantu. Seperti kopi,
adalah kebijakan/keputusan bentuk intervensi
untuk mendukung tanaman kopi, karena telah
20
ditanam oleh masyarakat kopi robusta dan kopi
arabica. Pihak yayasan tidak ingin masyarakat
hanya menjadi petani kopi melainkan
memahami tentang rantai nilai dan
mendapatkan nilai tambah lebih lanjut
mengingat peran pemerintah sebagai manajer,
fasilitator, dan regulator.
Membangun Kerjasama (Sinergi) antara
Pemerintah dan Pihak di Luar Pemerintahan
Dalam membangun kerjasama(sinergi)
antara pemerintah dan pihak di luar
pemerintahan sudah dilakukan antara lain
Navuti Coffee Site Macadamia Plantation
perusahaan yang mereboisasi dan mengembang
-kan hutan ekonomi produktif Doi Tung dengan
mengolah komoditi kopi dan macadamia, adalah
kemitraan publik-swasta pertama salah satu
bentuk dari proyek Corporate Sosial
Resposibility (CSR) di Thailand.
Cottage Industry and Outlet merupakan
sentra IKM dan UKM pusat pelatihan pertama
telah berkembang menjadi basis produksi untuk
produk kerajinan dan kopi panggang. Mid-
stream merupakan tahap pembangunan yang
menggabungkan kearifan lokal.
Menghubungkan produsen ke pasar melalui
kemitraan usaha
Berbagai kepentingan saling
berhubungan dengan produsen berhubungan
langsung dengan pasar. Pada program USDRP,
pengembangan ekonomi lokal menghendaki
adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku
usaha, dan masyarakat dalam upaya terus
meningkatkan, memajukan, memecahkan
bersama permasalahan usaha, merencanakan
strategi dan agenda kegiatan bersama, dan
21
memikirkan bersama pemasaran regional,
nasional bahkan internasional.
Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
Memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk belajar melihat, masyarakat
yang melaksanakan mulai dari usulan yang
mereka sampaikan, diajukan seperti profosal
juga masyarakat itu sendiri yang
melaksanakan/melakukan bahkan sampai
mempertanggung jawabkan, pemerintah hanya
sebagai pendamping, kalau ada yang salah/
keliru tentu pendamping akan mengarahkan
seperti ada banyak program pemerintah ada
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perkotaan yang sebelumnya
Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP), pemberdayaan partisipatif.
Pengembangan data base sebagai basis
perencanaan yang baik
Database adalah penting sebagai basis
perencanaan yang baik, karena segala sesuatu
berangkat dari data. Database menunjang,
membantu, dan memantau pengelolaan seluruh
kegiatan yang kita kelola dan dilaksanakan, dan
perlu dikembangkan bahkan ditingkatkan.
Yang Diperlukan untuk Memastikan
Keberlanjutan dari Suatu Program
Dalam rangka keberlanjutannya,
eksistensi forum pengembangan ekonomi
daerah memerlukan dukungan berupa:
1. Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran
inisiator/penggerak forum (local champion),
legalitas forum, rencana strategis (Renstra)
forum sebagai pedoman kinerja,
pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah/mufakat, tetap menjaga
independensi, penguatan pembiayaan
program kerja yang jelas dan kontinyu,
mendorong pemanfaatan sumber daya lokal
bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan
infrastruktur agar mampu berkiprah secara
lebih signifikan dalam pengembangan
ekonomi daerah;
2. Model pembiayaan program yang dapat
dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari
pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari
pelaku ekonomi (marketing/commitment
fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS,
(iv) mekanisme dana transfer pusat daerah
atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai
insentif bagi daerah; serta fasilitasi program
dari lembaga-lembaga donor asing;
3. Prasyarat internal berupa : pemenuhan
22
Peserta dari Pemerintah Kota Palangka Raya
kecukupan teknologi, modal, etika /moral,
manajemen dan pasar;
4. Prasyarat eksternal berupa : akses informasi
dan pasar (informasi simetris), ketenangan
dan keamanan, perijinan yang mudah, murah
dan cepat dan penghapusan pungutan liar
(pungli), akses permodalan dan dukungan
infrastruktur yang memadai.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor-faktor penentu keberhasilan
program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
adalah :
a. Daerah harus memiliki Visi yang jelas dan
akurat, serta komitmen dari Kepala Daerah;
b. Adanya dukungan anggaran keuangan yang
cukup;
c. Mengenali adanya perbedaan dalam
masyarakat;
d. Adanya investasi sektor swasta;
e. Adanya komitmen dari seluruh stakeholder
dan pelaku utama PEL, persetujuan dan
pengesahan terhadap rencana strategi dan
program PEL.
PENUTUP
 Dalam melaksanakan kegiatan tentu pelibat-
an masyarakat dalam perencanaan penting
karena semuanya adalah memberikan
kepercayaan kepada masyarakat untuk
kepentingan bersama, dengan mengundang
salah satu kuncinya membuat keterikatan
lokal/leaders, tokoh masyarakat untuk
menjembatani antara pemerintah dan ma-
syarakat mulai dengan dialog/musyawarah/
pembicaraan yang dilakukan pada malam
hari mengingat pagi hingga sore hari
masyarakat tersebut juga bekerja. Tempat
pertemuan ditentukan atau pihak yayasan
yang datang kepada masyarakat mendengar
keinginan mereka. Untuk hal ini dilakukan
pertemuan berulang-ulang dan selama
melakukan pertemuan, pihak yayasan
tinggal bersama-sama dengan masyarakat
untuk sementara waktu. Cara ini untuk
menunjukkan komitmen dari yayasan.
Perencanaan yang dilakukan mulai dari desa
melalui kepala desa disampaikan ke
kecamatan, kemudian kecamatan mengun-
dang pimpinan yang lain untuk mendengar-
kan mereka, melihat kebutuhan anggaran.
Kekurangan anggaran akan diajukan ke
provinsi.
 Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran
inisiator/penggerak forum (local champion),
legalitas forum, rencana strategis (Renstra)
forum sebagai pedoman kinerja, pengam-
bilan keputusan dilakukan secara
musyawarah/mufakat, tetap menjaga
independensi, penguatan pembiayaan
program kerja yang jelas dan kontinyu,
mendorong pemanfaatan sumber daya lokal
bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan
infrastruktur agar mampu berkiprah secara
lebih signifikan dalam pengembangan
ekonomi daerah.
 Model pembiayaan program yang dapat
dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari
pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari
pelaku ekonomi (marketing/commitment
fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS,
(iv) mekanisme dana transfer pusat daerah
atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai
insentif bagi daerah, serta (v) fasilitasi
program dari lembaga-lembaga donor asing.
* * *
23
Oleh : Roysart Alfons dan Mellianae Merkussi—
Pegawai Bappeda Kota Palangka Raya yang
mengikuti Program Beasiswa Magang Bappenas
Oktober—November 2012 di Jepang
J
epang merupakan salah satu negara yang
telah berhasil dalam memperkuat dan
mengembangkan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Pengalaman sukses mereka
dapat dijadikan pembelajaran bagi
pengembangan UKM di Kota Palangka Raya.
Karena itu, laporan ini mengumpulkan
informasi tentang Michino Eki, Tsubame
Syndicate, dan inisiatif serta pendampingan
Pemerintah Jepang dalam pengembangan UKM-
nya. Hal ini dapat menjadi masukan bagi
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka
pengembangan model (strategi tindakan) dan
kemampuan untuk membuat keputusan penting
di masa depan.
PEMBELAJARAN DARI JEPANG
1. Michino-Eki (Roadside Station)
Michino-Eki merupakan tempat
peristirahatan yang disediakan oleh pemerintah
yang dapat ditemukan di sepanjang jalan raya
penghubung antar daerah di Jepang. Fungsinya
bukan hanya sebagai tempat peristirahatan
24
namun juga memiliki fungsi sebagai tempat
bertukar informasi. Sebagai tempat
peristirahatan, tempat ini menyediakan area
parkir, toilet dan area beristirahat yang buka 24
jam tanpa biaya. Sebagai tempat bertukar
informasi, tempat ini menyediakan informasi
mengenai kondisi jalan raya, ramalan cuaca,
informasi mengenai kecelakaan, perbaikan dan
rute. Jenis informasi lainnya adalah mengenai
berbagai macam kegiatan masyarakat lokal
seperti misalnya lokasi wisata, kuliner, produk
lokal, sejarah, budaya dan lain-lain.
Michino Eki juga menyediakan sayuran
dan buah lokal, kedai dan restoran dengan
kuliner khas daerah setempat, suvenir dan
barang-barang buatan tangan. Penyedia barang
dan jasa di Michino-Eki di pilih dengan hati-hati
sehingga memainkan peranan penting untuk
benar-benar mewakili daerah mereka.
Michino-Eki secara unik berbeda dengan
tempat peristirahatan lain di dunia karena 3
alasan (World Bank, 2006). Pertama, walaupun
Michino Eki di Jepang berada di bawah
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan
Transportasi, namun perencanaan,
implementasi, operasi dan manajemen hampir
semuanya diserahkan ke tangan komunitas
lokal. Sehingga tidak mengherankan apabila
Michino Eki memberikan hubungan yang lebih
kuat antara komunitas lokal dan pengguna jalan
raya. Kedua, Michino Eki tidak hanya
memberikan jasa ekonomi melalui fungsi
penjualannya, Michino Eki juga memberikan
layanan publik kepada masyarakat lokal dan
non lokal seperti sanitasi, kesehatan,
pendidikan dan pelatihan dan juga kegiatan
budaya.
Ketiga, walaupun sebuah area
peristirahatan yang normal dimaksudkan untuk
pengguna jalan raya, Michino Eki juga melayani
Suasana di depan sebuah michino-eki
Suasana di salah satu Michino-eki di Muikamachi
25
masyarakat lokal yang datang dengan
kendaraan, berjalan kaki atau bersepeda.
Michino Eki diimplementasikan pada tahun
1993, sekarang lebih dari 830 Michino Eki
tersebar di Jepang (di luar area metropolitan)
Michino Eki merupakan satu cara
pergerakan inisiatif dalam promosi dan
marketing. Fungsi Michino-Eki: sebagai area
peristirahatan bagi pengguna jalan, untuk
menyediakan informasi lokal, untuk
menyediakan kesempatan mendapatkan
penghasilan bagi pengusaha lokal. Ini bisa
sangat berguna bagi Palangka Raya dalam
meningkatkan ekonomi dan komunitas lokal.
Merupaka kesempatan bagi petani dan
pengrajin lokal untuk menjual produk mereka.
Ini juga bisa menjadi contoh koordinasi efektif
antara pemerintah pusat dan lokal dan
produsen lokal.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur
dan Transportasi Jepang sebagai penyedia
fasilitas Michino-eki tetap aktif membina
Michino-eki, termasuk dalam hal promosi
melalui berbagai media dalam rangka
pelayanan bagi pengguna jasa transportasi.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan
dari konsep michino-eki di Jepang adalah
sebagai berikut:
1. Michino-eki dijalankan oleh penduduk di
sekitarnya. Hal ini berdampak pada hal-hal
berikut:
a. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi
warga di sekitarnya, khususnya bagi para
wanita dan usia lanjut.
b. Termotivasi sendiri karena menjajakan
produk mereka sendiri.
c. Persatuan petani menciptakan relasi yang
lebih kuat di kalangan anggotanya.
d. Lebih dekat kepada pelanggan /pembeli.
e. Harga-harga barang ditentukan sendiri.
Produk-produk lokal yang dijual pada salah satu michino-eki di Muikamachi
26
2. Berfungsi lebih daripada sebagai pusat
penjualan atau usaha ekonomi. Beberapa hal
yang berkaitan dengan konsep ini antara
lain:
a. Paradigma pendirian michino-eki adalah
untuk memberdayakan komunitas lokal,
sehingga fungsinya tidak dibatasi hanya
untuk kebutuhan ekonomi melainkan juga
kebutuhan sosial.
b. Penyediaan berbagai jenis pelayanan
kebutuhan masyarakat, seperti pelayanan
kesehatan, pusat pendidikan dan
pelatihan, program-program kebudayaan,
membuat lokasi michino-eki semakin
populer dan memberikan keuntungan
bagi usaha penjualan di michino-eki.
3. Melayani baik pengguna jalan maupun
masyarakat di sekitarnya. Hal ini
menjembatani jarak (gap) antara penduduk
di kawasan pinggiran dengan yang tinggal di
perkotaan.
2. Migakiya Syndicate
Migakiya Syndicate adalah sebuah
konsorsium lokal produsen kecil yang
mengkhususkan diri dalam bidang poles logam.
Sindikat ini dijalankan oleh Kamar Dagang dan
Industri di Tsubame, yang merupakan kota kecil
dengan populasi 84.000 jiwa terletak sekitar
300 km utara Tokyo, Jepang. Kota ini telah lama
menjadi rumah bagi perusahaan kecil
pengolahan logam, beberapa di antaranya telah
ada selama lebih dari 150 tahun. Perusahaan
Proses Pemolesan
Meninjau lokasi pemolesan
27
pengolahan logam Tsubame ini telah
memproduksi sekitar 90% dari peralatan
makan logam bergaya barat di Jepang. Namun,
karena pabrik manufaktur telah bergeser ke
luar negeri untuk mencari tenaga kerja lebih
murah selama 20 tahun terakhir, industri
pengolahan logam Tsubame telah menghadapi
penurunan yang serius.
Hal ini memaksa perusahaan kecil lokal
untuk mulai menerapkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam memproduksi
produk. Migakiya Syndicate didirikan pada
tahun 2003 untuk melakukan bisnis bersama-
sama bagi banyak perusahaan kecil poles logam.
"Migakiya" adalah kata dalam bahasa Jepang
yang diciptakan dan bermakna "Poles (Migaki)"
dan "Persekutuan (Ya)." Sindikat telah berhasil
mengembangkan keterampilan dan
kemampuan para anggotanya dengan
memasukkan komponen otomotif, produk IT,
dan peralatan medis. Hal ini telah merevitalisasi
industri lokal tradisional, dengan 47
perusahaan kecil baru dalam lima tahun
terakhir.
Peserta Magang bersama Pejabat dari Prefektur Niigata
Apa yang bisa dipelajari dari Migakiya
Syndicate yaitu penggunaan clustering, inovasi
dan informasi dan strategi teknologi. Clustering
adalah strategi yang tepat dalam memfokuskan
promosi UKM terutama apabila lokasi industri
tersebar dan cenderung memiliki kesamaan
dalam output, input, teknologi atau mesin, dll.
Model clustering dalam industri poles logam di
Jepang telah ‘menyelamatkan’ industri ini dalam
menghadapi persaingan global, khususnya Cina
yang juga menyediakan produk sejenis dalam
skala yang lebih besar sekalipun masih kalah
dalam kualitas dibandingkan produk dari
Tsubame. Terbukti beberapa perusahaan besar,
seperti mempercayakan pemolesan produknya
di Tsubame, antara lain Apple.
Untuk menjadi inovatif, tidak selalu harus
memiliki pengetahuan baru, dalam kasus
Migakiya Syndicate, ini mengacu pada kemajuan
atau modifikasi pengetahuan yang ada.
28
Migakiya Syndicate menyadari potensi pasar
poles magnesium. Pengrajin senior di Syndicate
datang bersama-sama untuk berbagi
pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan
demikian, mereka mampu meningkatkan
teknologi polishing mereka dari tingkat 1
milimeter ke tingkat 0,01 milimeter. Penciptaan
pengetahuan yang inovatif melalui berbagai
diskusi tatap muka dan demonstrasi oleh
pengrajin senior secara signifikan memperluas
jangkauan pelayanan mereka.
UKM juga dapat menggunakan informasi
dan strategi teknologi untuk meningkatkan
daya saing mereka di pasar global melalui
penerapan dan adopsi teknologi baru yang
efektif berfungsi untuk mengurangi biaya.
Seperti penggunaan internet untuk
mempromosikan dan menjual produk.
Beberapa hal menarik dapat disimpulkan
dari Mikagiya Syndicate sebagai berikut:
1. Mengubah jenis produksi terbukti dapat
menjadi solusi atas penurunan permintaan
produk, dengan tetap mempertahankan
penerapan skill utama, yaitu pemolesan
logam.
2. Relasi yang kuat di antara setiap unit usaha
yang terlibat sangat menentukan
keberhasilan.
3. Berkolaborasi, artinya bahwa industri-
industri pemolesan logam di Tsubame
menghadapi pasar dengan mengambil posisi
sebagai satu entitas, bukan sendiri-sendiri.
4. Perlu adanya sistem yang jelas dalam
berkolaborasi untuk menangani hal-hal
seperti alur informasi, manajemen produksi
dan kualitas, dan kehumasan.
5. Berkolaborasi dalam pengetahuan, yaitu
berbagi keahlian untuk menciptakan kreasi
inovatif dan pengembangan skill.
6. Perlu mempersiapkan generasi penerus
usaha melalui pendirian pusat pelatihan.
7. Perlu kerjasama dengan media untuk
mendukung usaha dari industri-industri
kecil.
Peserta Magang bersama pejabat dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang dan
Profesor Akihiro Akita dari International University of Japan
29
3. Inisiatif dan Pendampingan
Pemerintah Jepang
Mengelola Teknologi dan Manajemen UKM
Langkah-langkah yang perlu diambil oleh
UKM di Jepang untuk meningkatkan sumber
daya bisnis mereka dengan cara mempertahan-
kan dan memperkuat kemampuan teknologi
dan manajemen mereka.
● Pengembangan pekerja manufaktur terampil
UKM
Mengembangkan pekerja manufaktur
terampil merupakan prioritas mendesak.
Adalah penting bagi UKM untuk memastikan
bahwa keahlian dan teknologi yang mereka
kembangkan tetap dipertahankan dengan
cara melatih teknisi muda yang terampil.
UKM mulai membentuk kemitraan dengan
masyarakat, perusahaan lain, dan universitas
untuk mengatasi tantangan yang ada.
● Dukungan bisnis bagi UKM
Tantangan yang dihadapi oleh UKM semakin
kompleks dan beragam. Penting bagi UKM
untuk mengambil langkah-langkah guna
memperkuat manajemen mereka dengan
memanfaatkan berbagai ahli dari luar dan
sumber daya lainnya. Pemberian dukungan
Industri kerajinan kaca
30
oleh lembaga keuangan dapat membantu
UKM mengatasi tantangan bisnis mereka dan
ini memberi kontribusi yang sangat penting
bagi kedua UKM dan lembaga keuangan itu
sendiri, dan untuk merevitalisasi komunitas
lokal mereka. Pemerintah berperan untuk
mendiversifikasi dan meningkatkan
kapasitas penyedia dukungan bisnis.
Pendampingan Jepang dalam Promosi UKM
Mengingat Jepang bertahun-tahun
berpengalaman dalam promosi UKM, banyak
negara berkembang berharap operasi yang
efektif dari Jepang sebagai berikut:
 Mendorong pengembangan industri lokal
untuk menyediakan kesempatan kerja
sebagai langkah-langkah anti-kemiskinan
dan mendukung pembangunan sosial.
 Meningkatkan bantuan dalam pembangunan
infrastruktur, transfer teknologi, promosi
UKM, dan pengembangan industri
pendukung, sebagai bagian dari komitmen
Jepang untuk mendukung reformasi
struktural ekonomi dalam mengatasi Krisis
Ekonomi Asia. Dalam kerjasama ini,
demarkasi dan koordinasi dengan dana
publik lainnya harus ditekankan. Bantuan
tidak hanya harus fokus pada menanggapi
krisis, tetapi dirancang untuk memperkuat
sistem keuangan nasional, mengembangkan
sumber daya manusia inti, dan meningkatkan
manajemen bisnis dan keterampilan teknis.
Dukungan Dana bagi UKM Lokal
Bersama dengan pemerintah prefektur
dan lembaga keuangan lokal, Pemerintah
Jepang menyediakan dukungan keuangan yang
diperlukan terhadap penciptaan UKM baru
melalui dua jenis dana "start-up" dan
"challenge".
Pendampingan Pemerintah Jepang untuk
Meningkatkan Keterampilan Pemasaran
UKM Daerah
Dalam rangka meningkatkan daya
pemasaran UKM daerah, Pemerintah Jepang
membuat sebuah manual yang berisi informasi
tentang topik-topik seperti perencanaan dan
pengembangan produk berorientasi pelanggan,
manajemen merek yang efektif, dan studi kasus
perusahaan, dan mendistribusikannya di antara
UKM dan organisasi pendukung.
Pembelajaran bagi Pelaksanaan
Pengembangan Ekonomi Lokal di Kota
Palangka Raya
Beberapa hal yang dapat dipelajari dari
kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Penguatan kerjasama antar UKM dalam
suatu wadah yang difasilitasi oleh
pemerintah daerah. Dalam kasus michino-
eki, Pemerintah Jepang melalui Kementerian
Ekonomi, Transportasi dan Industri
menyediakan lahan dan bangunan untuk
usaha ekonomi masyarakat lokal.
Pemerintah Jepang juga memfasilitasi
publikasi dan promosi michino-eki sekaligus
memberikan informasi kepada masyarakat,
khususnya para pengguna jalan.
2. Di Indonesia sudah ada lembaga koperasi
yang dalam beberapa hal memiliki kemiripan
dengan michino-eki, terutama dalam hal unit
tersebut dikelola sepenuhnya oleh masya-
rakat. Penguatan lembaga ekonomi yang
bersifat mengumpulkan kekuatan ekonomi
kecil atau menengah seperti koperasi dan
sebagainya perlu mendapat perhatian
pemerintah untuk penguatan UKM.
3. Posisi michino-eki dipilih secara strategis
oleh Kementerian Ekonomi, Transportasi
dan Industri Jepang sehingga memberikan
kemudahan bagi sasarannnya, yaitu para
pengguna jalan, sekaligus keuntungan bagi
usaha perekonomian masyarakat lokal.
Belajar dari hal ini, perlu dipertimbangkan
pemanfaatan koperasi sebagai sarana
promosi, sehingga lokasi pembangunan
gedungnya perlu dipertimbangkan
sebagaimana layaknya pertokoan, yaitu
mudah dilihat dan menarik perhatian.
31
Peserta magang dari Bappeda Kota Palangka Raya
di lokasi depan Istana Kaisar Jepang.
UKM
UKM
UKM
UKM
UKM UKM
Pemerintah
Pasar
Bank
…
4. Dalam hal michino-eki, Pemerintah
membantu mempublikasikan lokasi,
pelayanan yang tersedia sekaligus jenis
produk yang tersedia di berbagai michino-
eki. Publikasi dilakukan melalui media cetak
dan internet.
5. Pengelolaan michino-eki diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat di
sekitarnya. Hal ini terbukti memberikan
dampak yang positif. Masyarakat yang
mengelola michino-eki akan berusaha
menyediakan layanan terbaik karena mereka
menjual produk mereka sendiri. Selain itu,
juga membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat di sekitarnya.
6. Model sindikasi terbangun di dalam michino-
eki dan industri pemolesan logam di
Tsubame. Sindikasi membantu usaha-usaha
kecil bernaung dalam suatu wadah sehingga
potensinya menjadi lebih besar dan dapat
menjawab permintaan pasar dalam jumlah
besar. Keuntungan lain dari model ini yaitu
suatu daerah menjadi terkenal karena
mempunyai produk unggulan tertentu
sehingga berdampak bagi unit-unit usaha
kecil di dalamnya. Model sindikasi dan usaha
kecil menengah dapat digambarkan sebagai
berikut:
Belajar dari pengalaman Jepang, beberapa
hal menjadi syarat untuk berfungsinya konsep
sindikasi ini dengan baik, yaitu:
1. Bertujuan untuk memberikan
kesejahteraan bagi para anggotanya, bukan
hanya pertimbangan keuntungan ekonomi.
2. Konsorsium dijalankan sendiri oleh para
anggotanya, bukan campur tangan staf
pemerintah maupun pihak luar lainnya.
3. Hubungan yang baik di antara para anggota.
4. Kompetisi di antara anggota harus
diminimalisir.
5. Berbagi pengetahuan di antara anggota.
6. Manajemen yang jelas.
7. Didukung oleh pemerintah.
8. Dipublikasikan dengan baik.
32
Rangkuman materi Rakornas Litbang
Kemendagri pada bulan Juli 2012 di Makassar.
I
novasi adalah kegiatan penelitian,
pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan dan pengoperasian yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru
atau cara baru untuk
menerapkan ilmu pengeta-
huan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses
produksi. Proses inovasi sangat diperlukan
dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan
perolehan nilai/manfaat, baik terhadap
pelaksanaan kegiatan maupun hasil pengolahan
sumber daya. Misalnya dalam hal pengelolaan
sumber daya alam, di mana Indonesia terkenal
memiliki kekayaan alam yang sangat besar.
Penghasil batubara no.6 di dunia
Penghasil sawit terbesar di dunia
33
Beberapa jenis produk menduduki peringkat
yang tinggi di dunia, antara lain penghasil
batubara nomor 6 di dunia, eksportir CPO
terbesar, penghasil kakao nomor 3 di dunia.
Selain itu, di Indonesia juga terdapat berbagai
jenis tanaman obat-obatan (medicinal plants).
Jika pengelolaan sumber daya tersebut masih
bergantung pada cara tradisional dan
konvensional, maka sangat kecil keuntungan
yang diperoleh.
Gambar di bawah ini menunjukkan nilai
tambah dari produk jika dijual pada tingkat
proses tertentu. Misalnya pada hasil buah
kakao, jika dijual langsung berupa kakao biji
hanya mendapat keuntungan satu kali. Jika
diproses setengah jadi menjadi mentega kakao
(cacao butter) nilai tambahnya sampai 3 kali,
dan jika diproses sampai menjadi coklat
batangan nilainya menjadi 8 kali. Jika daerah
penghasil kakao didorong untuk memproses
kakao sampai menjadi produk setengah jadi
atau hasil akhir, maka keuntungan yang lebih
Teknologi dan Nilai Tambah
Permasalahan Sosial di Negeri Kaya
34
Contoh Model dan Rintisan Sistem Inovasi Daerah Bekerjasama dengan Pemda
35
besar diperoleh bagi daerah tersebut. Dampak
keuntungan ini akan dirasakan oleh para petani
kakao sebagai produsen, dan juga masyarakat
karena adanya kesempatan kerja dalam industri
pengolahan biji kakao.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah
ekspor yang masih berupa bahan mentah/baku
akan memberikan nilai tambah yang sangat
kecil bagi negara, dan sebaliknya memberikan
nilai tambah yang besar bagi negara pengimpor.
Di samping itu, kesempatan kerja lebih banyak
tersedia di mana bahan baku/mentah tersebut
diproses. Hal ini menjadi ironis mengingat
masalah kesempatan kerja di Indonesia masih
menjadi tantangan yang nyata.
Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Dalam rangka peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah dan daya saing daerah
serta pelaksanaan Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI)
2011-2015 diperlukan penguatan sistem
inovasi daerah secara terarah dan
berkesinambungan. Sistem Inovasi Daerah
(SIDA) merupakan keseluruhan proses dalam
satu sistem untuk menumbuhkembangkan
inovasi yang dilakukan antarinstitusi
pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga
kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga
penunjang inovasi, dunia usaha, dan
masyarakat.
Peraturan Bersama Menegristek RI No. 3
Tahun 2012 dan Mendagri RI No. 36 Tahun
2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi
Daerah
Tujuan Peraturan Bersama
 Peningkatan kapasitas pemerintahan
daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan
Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-
2025;
 Sinergi sumber daya bagi pembangunan
daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi
tercapaian daya saing daerah dan
kesejahteraan masyarakat.
Ruang Lingkup Penguatan SIDa meliputi:
1. Kebijakan penguatan SIDa (kebijakan
36
tingkat nasional, propinsi, dan daerah);
2. Penataan unsur SIDa (Kelembagaan,
Jaringan, dan Sumber daya); dan
3. Pengembangan SIDa kepada tema-tema
tertentu, terutama untuk 22 Kegiatan
Ekonomi Utama).
Aspek kelembagaan, jaringan dan sumber
daya merupakan elemen-elemen kunci sistem
inovasi yang perlu diperkuat dalam Sistem
Inovasi Daerah.
Penguatan Kelembagaan SIDa meliputi:
a. Perbaikan regulasi untuk meningkatkan
sinkronisasi kegiatan litbang dengan
kebijakan pemgelolaan keuangan negara,
reformasi perencanaan dan penganggaran,
serta kebijakan desentralisasi/otonomi
daerah;
b. Perbaikan regulasi untuk membangun
sistem reward and punishment yang adil dan
menyejahterakan;
c. Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat
tentang teknologi dan inovasi (diseminasi).
Penguatan Sumber Daya SIDa meliputi:
a. Meningkatkan akses peneliti di daerah
kepada pendidikan jenjang lanjut (S2, S3);
b. Meningkatkan pelatihan teknis khusus dan
Sumber
Daya
Jaringan
SISTEM
INOVASI
DAERAH
Kelembagaan
 PT di daerah
 Lembaga Litbang
 Asosiasi masyarakat
pengguna
 SDM, kompetensi
 Sarana dan prasarana
 Informasi dan kekayaan
intelektual
 Kemitraan lintas daerah
 Kemitraan
pemerintah—dunia
usaha—masyarakat
 Sinergi pusat—daerah
37
tingkat lanjut bagi para peneliti daerah;
c. Membangun prasarana dan sarana riset di
daerah yang sesuai dengan kebutuhan lokal;
d. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas riset
di daerah;
e. Mendorong terbentuknya center of
excellence di bidang inovasi di setiap
wilayah.
Penguatan Jejaring SIDa meliputi:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
hubungan kerja sama antar lembaga litbang
dan antara lembaga litbang dan perguruan
tinggi di daerah;
b. Mengembangkan klaster-klaster iptek dan
inovasi yang berkarakter wilayah;
c. Mengembangkan pusat-pusat prototype di
daerah;
d. Meningkatkan standarisasi produk teknologi
dan inovasi di daerah.
Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan
interaksi secara koheren dalam satu sistem
untuk menumbuh-kembangkan inovasi yang
dilakukan antar:
1. Institusi pemerintah
2. Pemerintahan daerah
3. Lembaga kelitbangan
4. Lembaga pendidikan
5. Lembaga penunjang inovasi
6. Dunia usaha, dan
7. Masyarakat lainnya di daerah
Kegiatan tindak lanjut pasca penandatanganan
Peraturan Bersama
 Sosialisasi Peraturan Bersama di lingkungan
stakeholder pemerintahan dan perguruan
tinggi
 Penyusunan Tim Koordinasi Nasional
 Penyusunan Tim Kerja Nasional untuk
untuk mendukung Tim Koordinasi Nasional
 Tersusunnya dokumen strategi sosialisasi
dan implementasi penguatan SIDa :
1. Strategi implementasi Peraturan
Bersama Penguatan SIDa
2. Penyusunan SOP Penyusunan Tim
Koordinasi Daerah, dan Tim Kerja
3. Penyusunan Pedoman Pembuatan
Roadmap Sida bagi propinsi dan Daerah
4. Penyusunan Pedoman Analisis SIDa
5. Pedoman Review RPJMD, RKPD
(Permendagri 54 tahun 2010), dan
Manual Pelaporan
6. Penyusunan Roadmap Nasional SIDa
7. Pedoman Monitoring, evaluasi, dan
38
39
supervisi pelaksanaan Peraturan
Bersama Penguatan SIDa
 Monitoring, evaluasi, dan supervisi
pelaksanaan peraturan bersama penguatan
SIDa
 Rapat koordinasi nasional Balitbang se
Indonesia
 Seminar Tahunan hasil dan kendala
Pengembangan SIDa masing-masing daerah
 Rakor Program Kelitbangan Pusat dan
Daerah untuk sinergi pelaksanaan kebijakan
penguatan SIDa
Pengembangan SIDa didelegasikan
kepada Tim Koordinasi yang terdiri atas Tim
Koordinasi Nasional dan Tim Koordinasi
Daerah. Susunan keanggotaan dan tugas dari
masing-masing Tim Koordinasi tersebut adalah
sebagai berikut.
Tim Koordinasi Nasional terdiri atas:
Pengarah : 1. Menteri Negara Riset dan
Teknologi
2. Menteri Dalam Negeri
Ketua I : Deputi Bidang Jaringan Iptek
Kemenristek
Ketua II : Kepala BPP Kemendagri
Sekretaris I : Asisten Deputi Jaringan Iptek
Pusat dan Daerah Kemenristek
Sekretaris II : Sekretaris BPP Kemendagri
Anggota : Pejabat Struktural/Fungsional
di lingkungan Kemenristek dan
Kemendagri
Tugas dari Tim Koordinasi Nasional adalah:
a. Menyusun dokumen Roadmap nasional
penguatan SIDa;
b. Mengintegrasikan program SIDa dalam
dokumen rencana strategis kementerian
dan lembaga;
c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan
sinergi SIDa;
d. Melakukan penataan unsur SIDa secara
nasional;
e. Melakukan pengembangan SIDa secara
nasional;
f. Mempersiapkan rumusan kebijakan
penguatan SIDa;
g. Mengoordinasikan penyusunan program
dan kegiatan pengauatn SIDa secara
nasional;
h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan
i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan
SIDa.
Posisi kemampuan produksi Indonesia di dunia
40
Tim Koordinasi Daerah terdiri atas:
Pengarah : Kepala Daerah
Ketua : Sekretaris Daerah
Sekretaris : Kepala BPPD
Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor
yang terkait
2. Lembaga organisasi lainnya
yang terkait
Tugas dari Tim Koordinasi Daerah adalah:
a. Menyusun dokumen Roadmap penguatan
SIDa;
b. Mengintegrasikan program SIDa dalam
dokumen RPJMD;
c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan
sinergi SIDa;
d. Melakukan penataan unsur SIDa di daerah;
e. Melakukan pengembangan SIDa di daerah;
f. Mempersiapkan rumusan kebijakan
penguatan SIDa di daerah;
g. Mengoordinasikan penyusunan program
dan kegiatan pengauatn SIDa di daerah;
h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan
i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan
SIDa.
Pelaporan
 Gubernur melaporkan pelaksanaan
penguatan SIDa provinsi kepada Menteri
Negara Riset dan Teknologi dengan
tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;
 Bupati/Walikota melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan penguatan SIDa
kabupaten/kota kepada Menteri Negara
Riset dan Teknologi, melalui Gubernur
dengan tembusan kepada Menteri Dalam
Negeri;
 Laporan disampaikan satu kali dalam satu
tahun.
* * *
Peranan Inovasi dalam pencapaian Visi RPJPN 2005—2025
41
Oleh: Taronggal Silalahi, SP, M.Si (Bidang Sosial
Budaya Bappeda Kota Palangka Raya)
T
anggal 21 Pebruari ditengarai sebagai
hari sampah nasional. Pada hari
tersebut, problem sampah khususnya
diperkotaan akan menjadi bahan perbincangan
dari berbagai pihak. Terlebih keadaan sampah
di perkotaan yang semakin hari akan semakin
sulit diatasi. Sampah yang menumpuk tentu
karena ulah manusia. Manusialah yang
mempunyai potensi untuk merusak lingkungan
sekaligus merawatnya. Potensi itu tumbuh
karena manusia dibekali oleh Tuhan dengan
akal. Dengan adanya akal ini manusia akan
mampu melakukan apapun terhadap
lingkungannya. Idealnya memang manusia
dicipta untuk menjaga lingkungan.
Pembuangan sampah merupakan salah
satu masalah yang sedang dihadapi oleh setiap
kota di semua negara di dunia. Timbunan
sampah yang terus meningkat seiring dengan
bertambahnya populasi penduduk adalah suatu
42
hal yang harus ditangani secara serius. Sampah
menjadi masalah karena mengotori dan
mengganggu keindahan serta kenyamanan
manusia, dan karena ditimbulkan oleh kegiatan
manusia akibatnya sampah akan selalu muncul
dalam keseharian hidup manusia. Sampah
memang wajar ada dalam kehidupan kita sehari
-hari. Ketidakwajaran terjadi ketika volume
sampah berada di atas batas toleransi, terlebih
pada tempat-tempat umum.
Berdasarkan kajian Balai Penelitian dan
Pengembangan Pekerjaan Umum/ Balitbang PU
(1991) dalam Samsul Rizal (2009), bahwa
volume sampah untuk kategori Kota Sedang
bisa mencapai 2,75-3,25 liter/orang/hari atau
setara dengan 0,70-0,80 kg/orang/hari. Lebih
jauh, jika dikonversikan ke dalam satuan meter
kubik (m³), maka volume sampah tersebut
setara dengan 0,00275-0,00325 m³/orang/hari
(1 liter = 0,001 m³).
Bagi Kota Palangka Raya yang
mempunyai jumlah penduduk berdasarkan data
hingga 31 Desember 2006 mencapai 182.802
jiwa (BPS Kota Palangka Raya, 2007 dalam
Samsul Rizal (2009), dapat berarti bahwa
produksi sampah Kota Palangka Raya di tahun
2006 bisa mencapai 502,7-594,1 m³/hari.
Sementara itu, berdasarkan Data DPKP Kota
Palangka Raya (2007) bahwa hanya sekitar 185
m³/hari yang dikelola oleh DPKP Kota Palangka
Raya dari TPS yang telah disediakan. Hal ini
mengindikasikan bahwa hanya sekitar 31,1-
36,8% sampah masyarakat Kota Palangka Raya
yang tertangani dengan baik, sedangkan sekitar
63,2-68,9% masih belum tertangani.
Sampah yang terlalu banyak tentunya
menjadi beban tersendiri bagi sebuah kota.
Bukan hanya beban ruang dan daya tampung.
Tapi juga persoalan kesehatan serta keindahan,
dengan kata lain fenomena permasalahan
sampah baik langsung maupun tidak, memiliki
dampak bagi penduduk perkotaan.
Pada sisi lain, sampah merupakan
persoalan abadi bagi masyarakat. Sebab,
sampah adalah bukti akan adanya aktivitas
masyarakat. Menurut Kun Sri Budiasih, M.Si.,
dosen Jurusan Kimia MIPA UNY, dalam Hadi
Kurniadi, S.T. (Mahasiswa Magister Teknik Sipil
Unila) sampah yang menumpuk akan
mengakibatkan beberapa hal ;
Pertama, lingkungan menjadi terlihat
kumuh, kotor, dan jorok. Ini menjadi tempat
yang subur bagi organisme patogen yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga
merupakan sarang lalat, tikus, dan hewan liar
lainnya. Dengan demikian, sampah berpotensi
sebagai sumber penyebaran penyakit.
Kedua, sampah yang membusuk
menimbulkan bau tak sedap dan berbahaya bagi
kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga
dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai,
dan air tanah. Ketiga, sampah yang tercecer
tidak pada tempatnya dapat menyumbat
saluran drainase sehingga menimbulkan bahaya
banjir.
Keempat, pengumpulan sampah dalam
jumlah besar memerlukan tempat yang luas,
tertutup, dan jauh dari pemukiman.
Dari keempat hal tersebut di atas, bahwa
mengelola sampah bukanlah pekerjaan yang
mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang
agar sampah yang identik dengan barang yang
tidak terpakai lagi, menjadi komponen yang
tetap menghasilkan nilai tambah bagi
masyarakat.
Kita ketahui sudah begitu banyak
teknologi daur ulang untuk mengembangkan
sampah menjadi sesuatu yang produktif, seperti
menjadi kompos, energi listrik, energi gas, dan
lainnya. Sehingga memiliki nilai ekonomis
tinggi.
Akan tetapi untuk menuju ke sana
dibutuhkan upaya sangat serius dari
pemerintah daerah, sehingga dapat diperoleh
suatu sistem yang mendukung dalam
menanggulangi persoalan sampah di perkotaan.
Penanganan sampah saat ini di daerah
perkotaan, yaitu mulai dari pengumpulan
sampah sampai dibuang ke TPA. Hal ini perlu
adanya upaya kreatif lainnya sehingga
43
tumpukan sampah di TPA tidak mengalami
kelebihan kapasitas, sehingga dapat
menimbulkan banyak persoalan baru. Salah
satu upaya yang sedang dilakukan saat ini
adalah dengan adanya Pos Bank Sampah yang
terdapat di Jalan Pilau Kelurahan Panarung.
Pada sisi lain, kesadaran masyarakat
perkotaan masih sangat lemah dalam
memberlakukan sampah. Sampah yang masih
berserakan di mana-mana terlebih-lebih pada
selokan atau saluran air, itu terjadi karena
hanya mencari mudah dan murahnya saja.
Sehingga penanganan sampah di daerah
perkotaan menjadi sulit tertangani.
Melihat persoalan di atas, ada beberapa
hal yang harus dilakukan pemerintah daerah.
Pertama, aspek teknis. Aspek teknis
penanganan sampah daerah perkotaan ini lebih
diarahkan ke pemenuhan yang berhubungan
dengan persoalan teknis di lapangan. Seperti
sarana dan sarana kebutuhan penanganan
sampah.
Keterbatasan tersedianya sarana-
prasarana antara lain penampungan sementara
yang memadai dan mudah terjangkau, armada
angkut yang mencukupi, tenaga teknis, sampai
pembuangan akhir yang representatif dan
terkelola dengan baik akan cukup membantu
mengatasi persoalan ini.
Pada sisi lain, pemerintah harus
senantiasa melakukan kampanye agar
masyarakat memiliki kesadaran tinggi pada
kebersihan lingkungan.
Seharusnya, pemerintah daerah
mengupayakan pengolahan
sampah secara berkelanjutan
sehingga memiliki nilai tambah
ekonomis. Salah satu hal yang
paling sederhana adalah
menjadikan sampah sebagai
pupuk organik/pupuk kompos.
Aspek lain di antaranya
kelembagaan, aspek kelembagaan
dalam penanganan masalah
sampah lebih diarahkan kepada
pengolahan dan penanganan sampah secara
cepat.
Langkah sederhana yang dapat dilakukan
pemerintah daerah adalah dengan
menswastanisasi pengelolaan masalah sampah
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
sampai evaluasi.
Pemerintah daerah hanya sebatas
monitoring dan evaluasi, dan tentunya pihak
swasta harus mendapatkan target tertentu dan
terukur dari pemerintah terutama dalam hal
peningkatan pendapatan daerah yang berasal
dari retribusi sampah.
Aspek lainnya adalah aspek keuangan
serta manajemen, aspek keuangan dan
manajemen juga merupakan aspek terpenting
dari pengelolaan sampah. Mengingat ujung dari
pengelolaan sampah selain didapat lingkungan
yang bersih, juga bagaimana mampu
meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain
itu, pengalokasian dana dari pemerintah daerah
untuk menangani problem persampahan
diharapkan maksimal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, mungkin
pemerintah daerah perlu menggerakkan semua
potensi untuk menanggulangi problem
persampahan dan menjadi syarat mutlak agar
sampah di perkotaan menjadi salah satu
komoditas yang bernilai ekonomis.
* * *
44
Edisi 1—Oktober 2009 Edisi 2—Juni 2010 Edisi 3—Desember 2010
Edisi 4—Juni 2011 Edisi 5—Desember 2011 Edisi 6—Juni 2012
Edisi 7—Desember 2012 Edisi 8—Juni 2013

Contenu connexe

En vedette

Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Guru Online
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011Mellianae Merkusi
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Mellianae Merkusi
 
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseKebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseOswar Mungkasa
 
Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Struktur Organisasivirmannsyah
 

En vedette (7)

Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 05-Desember 2011
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
 
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainaseKebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
Kebijakan nasional pembangunan bidang persampahan dan drainase
 
Buletin trendy
Buletin trendyBuletin trendy
Buletin trendy
 
Adiwiyata 2012
Adiwiyata 2012Adiwiyata 2012
Adiwiyata 2012
 
Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Struktur Organisasi
 

Similaire à STUDY MISSION

Bappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahBappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahGedhe Foundation
 
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptxNiaPiliang2
 
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdf
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdfcontoh proposal penambahan kelas baru1.pdf
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdfGriyaSyifaHolistik
 
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015midarussalam_baron
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timurGedhe Foundation
 
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...WulanHandayani19
 
Proposal 001
Proposal 001Proposal 001
Proposal 001panempaan
 
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLaporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLindatulAfidah
 
Pedoman kkn unimed 2019
Pedoman kkn unimed 2019Pedoman kkn unimed 2019
Pedoman kkn unimed 2019memomanurung
 
PAPARAN INDIBIZ.pptx
PAPARAN INDIBIZ.pptxPAPARAN INDIBIZ.pptx
PAPARAN INDIBIZ.pptxrifkimeldi
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaDadang Solihin
 
1. proposal pendidikan orang tua asuh smater zs
1. proposal pendidikan   orang tua asuh smater zs1. proposal pendidikan   orang tua asuh smater zs
1. proposal pendidikan orang tua asuh smater zsKang Akbar
 

Similaire à STUDY MISSION (20)

Bappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahBappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriah
 
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx
1. MATERI URGENSI & PENGENALAN RAPOR PENDIDIKAN.pptx
 
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdf
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdfcontoh proposal penambahan kelas baru1.pdf
contoh proposal penambahan kelas baru1.pdf
 
Laporan akhir individu
Laporan akhir individuLaporan akhir individu
Laporan akhir individu
 
Program raker ks 2014
Program raker  ks 2014Program raker  ks 2014
Program raker ks 2014
 
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015
Proposal Pengusulan BOSDA Madin Darussalam 2015
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
 
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...
2. Materi Transformasi Digital Pelayanan Publik (Asdep KPSPTPP, Kemenpanrb) (...
 
Proposal 001
Proposal 001Proposal 001
Proposal 001
 
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLaporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
 
Pedoman kkn unimed 2019
Pedoman kkn unimed 2019Pedoman kkn unimed 2019
Pedoman kkn unimed 2019
 
PAPARAN INDIBIZ.pptx
PAPARAN INDIBIZ.pptxPAPARAN INDIBIZ.pptx
PAPARAN INDIBIZ.pptx
 
BSE Adiwiyata 2012
BSE Adiwiyata 2012BSE Adiwiyata 2012
BSE Adiwiyata 2012
 
Poster Kinerja Kemendikbud 2015
Poster Kinerja Kemendikbud 2015Poster Kinerja Kemendikbud 2015
Poster Kinerja Kemendikbud 2015
 
Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019
Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019 Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019
Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019
 
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptxRPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
 
1. proposal pendidikan orang tua asuh smater zs
1. proposal pendidikan   orang tua asuh smater zs1. proposal pendidikan   orang tua asuh smater zs
1. proposal pendidikan orang tua asuh smater zs
 
LAPORAN YODES.doc
LAPORAN YODES.docLAPORAN YODES.doc
LAPORAN YODES.doc
 
Profil lkprev1411
Profil lkprev1411Profil lkprev1411
Profil lkprev1411
 

Plus de Mellianae Merkusi

Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Mellianae Merkusi
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaProfil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaProfil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Mellianae Merkusi
 
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaRenstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaRenstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaRenstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaRenstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaRenstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Mellianae Merkusi
 

Plus de Mellianae Merkusi (20)

SPBE Kota Palangka Raya
SPBE Kota Palangka RayaSPBE Kota Palangka Raya
SPBE Kota Palangka Raya
 
tabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdftabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdf
 
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
Selayang pandang-kota-palangka-raya-tahun-2016
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka RayaProfil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
Profil Sosek Kelurahan 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka RayaProfil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
Profil Kesra 2014 Kota Palangka Raya
 
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
Buku Statistik Kota Palangka Raya Tahun 2015
 
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Perubahan Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
RKPD Perubahan Tahun 2013
RKPD Perubahan Tahun 2013RKPD Perubahan Tahun 2013
RKPD Perubahan Tahun 2013
 
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya
 
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka RayaRenstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
Renstra Sekretariat DPRD Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka RayaRenstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
 
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka RayaRenstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya
 
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka RayaRenstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
Renstra Badan Komunikasi, Informatika, Perpustakaan dan Arsip Kota Palangka Raya
 
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka RayaRenstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palangka Raya
 
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka RayaRenstra Inspektorat Kota Palangka Raya
Renstra Inspektorat Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
 

Dernier

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 

Dernier (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 

STUDY MISSION

  • 1. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYAKOTA PALANGKA RAYA JUNI 2013JUNI 2013 EDISI 08/TAHUN V/2013 STUDY MISSION PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PROVINSI NOVA SCOTIA - KANADA ON THE JOB TRAINING PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI CHIANG RAI - THAILAND PEMBELAJARAN DARI JEPANG: MODEL PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH SISTEM INOVASI DAERAH PROBLEM SAMPAH DI PERKOTAAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA Foto Sampul :Foto Sampul : Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan PublikWalikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotiadi Provinsi Nova Scotia——Kanada, November 2012Kanada, November 2012
  • 2. P uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan bimbingan-Nya dalam penyelesaian buletin edisi kedelapan ini. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan tanggapan dan masukan tentang Buletin Litbang Bappeda edisi sebelumnya yang bermanfaat dalam perbaikan edisi ini. Buletin Litbang Bappeda edisi kedelapan ini mengulas hasil studi ke beberapa negara melalui program kerjasama maupun beasiswa. Adapun studi yang dipaparkan adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotia– Kanada, Program Peningkatan Ekonomi Lokal di Chiang Rai—Thailand, dan Model Pengembangan Usaha Kecil Menengah di Jepang. Di samping itu disajikan juga paparan tentang Sistem Inovasi Daerah dari hasil Rakornas Litbang Kemendagri di Makassar pada bulan Juli 2012. Dan sebagai penutup edisi ini ditampilkan sebuah Opini tentang Problem Sampah di Perkotaan. Besar harapan kami kiranya Buletin Litbang, khususnya edisi ke-8 ini, dapat menggugah inspirasi para praktisi pembangunan dari berbagai sektor dan juga masyarakat yang nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Kota Cantik Palangka Raya. Kami senantiasa menyambut baik semua masukan dan saran untuk perbaikan mutu Buletin Litbang Bappeda ini di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga buletin ini dapat memberikan manfaat dan selamat membaca! KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA H. RAHMADI H N Pembina Tingkat I NIP. 19590518 198603 1 013 1
  • 3. Kata Pengantar Daftar Isi Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Program Kerjasama Indonesia dan Kanada On The Job Training Pengembangan Ekonomi Lokal 30 April — 5 Mei 2012 di Chiang Rai — Thailand Pembelajaran dari Jepang: Model Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sistem Inovasi Daerah Opini: Problem Sampah di Perkotaan 1 2 3 13 24 33 42 2 TIM PENYUSUN : H. Rahmadi HN Penanggung Jawab Martina, SH, M.Si Redaktur Drs. Sernus Penyunting/Editor Kristhine Agustine, SE Penyunting/Editor Roysart Alfons, ST, MT, MSc Penyunting/Editor Suzi Emilia Rahmah, SP Desain Grafis Nensianie, SP,M.Si Desain/Grafis Immanuel Yuwana Yakti, ST Fotografer Edy Oktora Hanyi, ST Sekretariat Murid-murid SD Negeri 1 Mungku Baru
  • 4. K ota Palangka Raya pada tanggal 17 s.d. 30 Nopember 2012 diundang sebagai salah satu peserta dalam Program Study Mission kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri RI dengan Pemerintah Kanada dan Institute Public Administration of Canada (IPAC). Tentu hal ini merupakan kesempatan yang sangat berharga, karena Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melihat dan mempelajari secara langsung bagaimana sistem pelayanan publik (public service delivery) di Kanada, khususnya pada beberapa kota di Provinsi Nova Scotia. Peserta dari Pemerintah Daerah dalam kegiatan ini terdiri atas 7 orang Bupati/ Walikota, yaitu dari Kota Palangka Raya, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Mamuju, Kabupaten Solok, Kabupaten Kutai Kertanegara, dengan didampingi pejabat yang terkait. Dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Walikota Palangka Raya bersama Peserta Study Mission lainnya dari Indonesia 3
  • 5. Dalam Negeri, DR. SAUT SITUMORANG, peserta diajak untuk mempelajari strategi dan implementasi pelayanan publik, antara lain pelayanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan sampah/limbah, air minum, peranan ombudsman dan masih banyak materi lain yang terkait dengan sistem dan penyusunan standar pelayanan minimal di Provinsi Nova Scotia, Kanada. Walaupun sistem pemerintahan dan perekonomian jauh berbeda dengan Indonesia, namun demikian banyak sekali best practise yang dapat kita ambil substansinya dalam memberikan pelayanan publik. Yang paling menarik di antaranya adalah adanya jalinan kerjasama antar beberapa pemerintah daerah kota yang saling bersinergi dan sangat efektif dalam menciptakan sistem pelayanan publik misalnya dalam pengelolaan air minum, pengelolaan limbah cair dan sampah. Kerjasama ini ternyata sangat efektif dan efisien karena adanya cost sharing antar Pemerintah Kota sesuai dengan kemampuan keuangan daerah masing-masing, namun dengan komitmen bersama bahwa kualitas layanan harus dirasakan sama oleh seluruh lapisan masyarakat di semua kota yang bermitra. Fungsi-fungsi pelayanan publik lebih banyak dikelola secara bisnis oleh perusahaan- perusahaan daerah, namun tetap dikemas secara humanis. Pemerintah sangat menjaga akuntabilitas pengelolaan uang pajak yang dipungut dari masyarakat. Sebagian besar anggaran pemerintah berasal dari pajak, antara Provinsi Nova Scotia dan Provinsi lainnya di Kanada 4
  • 6. lain pajak properti, pajak barang dan jasa dll. Masyarakat diajak terlibat secara langsung terhadap proses pelayanan publik bahkan perananan ombudsman setempat sangat besar dalam memantau dan melakukan pendampingan bagi masyarakat yang merasa dirugikan dalam pelaksanaan pelayanan publik pemerintah. Dalam study mission ini peserta juga diharapkan mendapatkan informasi dan analisis untuk membuat suatu kebijakan pelayanan publik yang sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Pada intinya hak-hak rakyat terpenuhi dan bekelanjutan dalam mewujudkan layanan publik kelas dunia. Study Mission dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Pemerintah Nova Scotia. Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai pihak antara lain unsur Pemerintah Daerah setempat, Profesor Mark Gilbert dari Delhousie University dan IPAC. Pada dua hari pertama kegiatan diawali dengan berbagai presentasi tentang layanan publik secara umum di Kanada, penyusunan standar pelayanan publik dan berbagai alternatif dari pelayanan publik yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Selanjutnya sebagai wujud dari bentuk kerjasama ini maka Walikota/Bupati sebagai peserta study mission juga diminta untuk memaparkan kondisi pelayanan publik pada daerah masing-masing agar Pemerintah Nova Scotia juga dapat mengambil best practice dari Indonesia. Hari ketiga dan selanjutnya kegiatan berada di lapangan untuk melihat secara langsung apa yang telah disampaikan dalam pembelajaran, antara lain melihat proses pengelolaan pelayanan sektor pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP sampai SMA (istilah Indonesia), mengunjungi pusat pengolahan Kunjungan ke salah satu pusat pelayanan publik 5
  • 7. sampah, limbah cair dan air minum, rumah sakit, kantor-kantor Pemerintah Kota setempat dan obyek-obyek Public Private Partnersip (PPP) lain yang ada. Setelah 9 hari berada di Provinsi Nova Scotia, pada hari berikutnya sebelum kembali ke Indonesia, rombongan study mission juga diterima di Kedutaan Besar Indonesia di Ottawa, Kanada dan ada juga ada beberapa agenda lain seperti pertemuan dengan Kementerian Perternakan setempat yang menawarkan peluang kerjasama pembibitan sapi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia juga pertemuan dengan CARE Center, sebuah organisasi interasional yang memberikan bantuan untuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka memerangi kemiskinan. SEKTOR PENDIDIKAN Pemerintah Kanada adalah pemerintah yang sangat protektif dengan sistem pelayanan pendidikannya. Pemerintah liberal tetapi sistem yang dibangun sangat humanis. Campur tangan Pemerintah sangat besar. Pada tingkat TK atau usia 4 tahun mereka hanya menanam nilai-nilai, pengembangan otak, sentuhan seni dan kerjasama menjadi fokus utama. Pada tingkat- tingkat berikutnya SMP dan SMA mulai diajarkan kemandirian dan profesi untuk masa depan mereka. Pendidikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab provinsi. Pemerintah Pusat/ Federal hanya bertanggung terhadap pendanaan (social transfer), dan terhadap pendidikan suku asli Kanada (aborigin people). Kurikulum di Kanada tidak dibuat secara nasional melainkan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi masing-masing. Walaupun demikian hal ini tidak terlalu menimbulkan perbedaan yang ekstrim antara Nova Scotia dengan daerah-daerah lainnya seperti Toronto. Pedoman yang diterapkan dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan pada praktek terbaik dalam setiap mata pelajaran dan dalam proses belajar mengajar. b. SDM pengembangan kurikulum secara profesional. c. Kolaborasi dengan dewan sekolah dan sekolah untuk:  Mengidentifikasi kekuatan daerah untuk perbaikan  Memastikan kurikulum sesuai kebutuhan peserta didik yang beragam  Berbagi praktek terbaik dalam mengajar, pembelajaran dan penilaian Di Provinsi ini biaya sekolah dari Elementary sampai High School gratis karena semua ditanggung oleh Pemerintah. Sekolah swasta di sini tidak terlalu berkembang. Formula pembiayaan pendidikan yang diterapkan antara Departemen Pendidikan dan Dewan Sekolah sebagai berikut:  Departemen Pendidikan mendistribusikan sumber daya dan pendanaan untuk dewan sekolah melalui model pendanaan provinsi;  Dewan sekolah bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan dana untuk memenuhi standar provinsi untuk pendidikan;  Departemen bekerja erat dengan dewan sekolah untuk memastikan bahwa sumber daya dialokasikan secara efektif, dan untuk Peserta dari Kota Palangka Raya 6
  • 8. menyediakan dukungan tambahan yang mungkin diperlukan. Undang-undang yang mengatur pendidikan dibuat oleh Provinsi karena otonomi tidak berada di Kabupaten/Kota melainkan di tingkat Provinsi. Hal yang menarik lainnya adalah tentang rasio guru sangat baik, yaitu 25 siswa per guru, sedangkan pada tingkat TK 5 siswa per guru. Biaya pendidikan gratis karena semua sudah dibiayai oleh pajak yang dibayar oleh masyarakat. Gaji guru yang berpendidikan S1 kurang lebih USD 50.000 dan masa kerja 7 tahun dan S2 kurang lebih USD 60.000 per tahun. Bagi yang masa kerjanya di atas 10 tahun digaji USD 80.000 atau sekitar Rp 800 juta per tahun. Profesi guru sangat dihormati di Kanada dan mereka sangat profesional dan disiplin. Para guru menyadari bahwa di tangan mereka masa depan Kanada dipertaruhkan. Di Provinsi Nova Scotia terdapat 8 dewan sekolah, yang terdiri atas 7 dewan sekolah daerah dan 1 dewan sekolah bahasa Perancis. Pembagian peran dan tanggung jawab antara dewan sekolah, kepala sekolah dan guru adalah sebagai berikut : Dewan Sekolah  Mempromosikan keunggulan dalam pendidikan dan memberikan instruksi untuk semua siswa  Mengembangkan rencana strategis untuk wilayah dewan sekolah  Mengelola urusan keuangan dari dewan sekolah  Menyediakan untuk transportasi siswa ke dan dari sekolah Kepala Sekolah  Pemimpin pendidikan di sekolah  Berkomunikasi secara teratur dengan orang tua  Bertanggung jawab untuk memastikan kurikulum yang diimplementasikan  Bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan siswa dan staf Guru  Memberikan program sekolah umum, mengevaluasi kemajuan siswa, dan mendorong semua siswa untuk menjadi pelajar yang terlibat aktif  Menjaga lingkungan kerja yang aman dan hormat dan hadir untuk keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan siswa Beberapa hal dapat disimpulkan dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan di Provinsi Nova Scotia sebagai berikut :  Kemitraan sangat penting untuk keberhasilan dalam membangun, melaksanakan, dan memantau standar minimum untuk mendukung pembelajaran semua siswa di seluruh propinsi.  Mitra kunci yang terlibat pada setiap tahap proses :  Peningkatan kapasitas  Umpan balik yang berkelanjutan  Koreksi diidentifikasi dan diimplementasi- kan di seluruh sistem sesuai kebutuhan. SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN Peranan Pemerintah Federal :  Mengatur dan mengadministrasikan prinsip- prinsip pelayanan kesehatan melalui UU Kesehatan Kanada;  Membantu dalam pembiayaan kesehatan Provinsi/Teritory melalui Sistem Transfer;  Menyediakan fungsi-fungsi kesehatan lain seperti kesehatan publik dan program proteksi kesehatan serta riset kesehatan. Peranan Pemerintah Provinsi :  Pengadministrasian dan pelayanan kesehatan sesuai petunjuk dari provisi UU Kesehatan Kanada.  Memutuskan dimana rumah sakit akan dilokasikan, berapa banyak petugas dibutuhkan, dan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk sistem pelayanan kesehatan. Undang-Undang Otoritas Kesehatan Kanada mengatur cakupan tanggung jawab 7
  • 9. antara Departemen Kesehatan dan Pemerintah Kota sebagai berikut: Departemen Kesehatan  Bertanggungjawab terhadap petunjuk strategis dari sistem perawatan kesehatan  Mengembangkan dan memastikan standar pelaksanaan pelayanan  Memonitor, mengukur, dan mengevaluasi kualitas, aksesibilitas dan komprehensivitas dari pelayanan kesehatan Pemerintah Kota  Melaksanakan, merencanakan, mengatur, monitor, mengevaluasi dan memberikan pelayanan kesehatan  Menentukan prioritas dan alokasi sumber- sumber  Mengimplementasikan business plan pelayanan kesehatan  Direkomendasikan pelayanan kesehatan  Berpartisipasi dalam kebijakan provinsi, rencana dan inisiatif Undang-Undang Otoritas Kesehatan meminta Departemen Kesehatan untuk menyampaikan ‘business plan’ yang meliputi: UU Otoritas Kesehatan meminta Dept. Kesehatan untuk menyampaikan “business plan” meliputi:  Bagaimana mengutamakan kepentingan masyarakat  Tingkat layanan kesehatan yang diperlukan dan bagaimana layanan tersebut diberikan  Ketersediaan SDM yang tepat utk pelayanan kesehatan  Komponen keuangan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan memberikan perawatan kesehatan  Rencana modal untuk infrastruktur dan peralatan Pengeluaran Pemerintah untuk bidang kesehatan mencapai 40% total anggaran yang tersedia. Dibandingkan dengan pengeluaran pada bidang-bidang lainnya, pengeluaran dalam bidang kesehatan lebih tinggi daripada pengeluaran bidang lainnya, termasuk dibandingkan bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat lainnya. SEKTOR PENGELOLAAN SAMPAH Dalam hal pengelolaan sampah di Nova Scotia berlaku prinsip ‘too good to waste’, yang maknanya bahwa setiap rumah tangga dan industri perlu selektif dalam hal membuang 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 2001-02 2003-04 2005-06 2007-08 2009-10 Provincial Government Spending 2001/02 to 2010-11 ($millions) Health Education Community Services Other Depts Debt Costs Pengeluaran Pemerintah Provinsi 8
  • 10. sampah. Tidak semua barang dapat diangkut ke tempat pembuangan akhir. Beberapa jenis material tidak akan diangkut oleh petugas pembuangan sampah karena ada aturan yang melarangnya. Jenis-jenis material yang dilarang dibuang adalah:  Kertas : karton bergelombang dan koran.  Wadah : tempat minuman, tempat minuman dari kaca dan logam, plastik.  Ban bekas  Sampah cat  Material organik yang dapat dikomposkan : daun dan sampah halaman dan sampah makanan.  Sampah elektronik. Larangan pembuangan terhadap jenis material di atas bertujuan untuk daur ulang menjadi bahan lain yang bermanfaat. Studi yang pernah dilakukan menemukan bahwa Pemerintah Provinsi Nova Scotia berhasil menghemat minimal $31 juta/tahun dalam Pengumpulan sampah organik di pinggir jalan Pengumpulan sampah organik dari industri Sampah elektronik 9
  • 11. bidang pengelolaan sampah. Selain itu, Selain itu, pengelolaan sampah seperti itu telah memberikan tambahan lapangan pekerjaan, pengembangan bisnis dan tentunya keuntungan dalam hal pemeliharaan lingkungan. Tingkat pembuangan di Nova Scotia 50% lebih rendah daripada propinsi lainnya di Kanada. Pengelolaan Limbah Padat  Pengolahan limbah Padat oleh Sektor SWASTA, dengan dananya dari saham Pemerintah Kota Halifax.  Mengelola limbah padat untuk Landfilling.  Dibuat jadi seperti gunung, dengan lapisan paling bawah batu kecil, kemudian sampah, lalu tanah , tanah-sampah,dst.  Air limbah dari tempat ini dialirkan ke tangki penampungan dan diproses lalu dibuang ke laut. Sedangkan gas metan dibuang melalui pipa pembuangan ke udara. Gunung sampah ini lapisan paling atasnya adalah rumput dan kemungkinan dibuat jadi lapangan golf atau untuk aktivitas lainnya.  Untuk Limbah dari Septitank penduduk dikumpulkan dan diolah. Kotoran dipress sampai tidak berbau dan dipadatkan seperti kue, untuk selanjutnya digunakan sebagai pupuk organik. Air limbahnya disterilisasi sampai dapat dialirkan kembali ke sungai/ laut.  Hasil akhir limbah selalu dikontol dan dipastikan tidak mencemari lingkungan. Beberapa pelajaran yang dapat diperoleh dari Pelayanan Pengelolaan Sampah di Nova Scotia antara lain:  Semua itu membutuhkan uang/biaya. Areal Pengomposan 10
  • 12. Pengelolaan sampah akan membutuhkan lebih banyak biaya, namun akan hasilnya akan lebih besar  Pembayar pajak semakin berkurang.  Keuntungan ekonomi  Lapangan pekerjaan, businesses, nilai tambah manufaktur, dsb.  Komposting lebih menantang dari pada mengantisipasi  Diperlukan perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam pemilahan sampah. SEKTOR PELAYANAN AIR MINUM Program air minum dianggap penting dan perlu ada dengan beberapa alasan berikut:  Perlindungan kesehatan masyarakat  Kualitas hidup  Pengembangan ekonomi  Perlindungan kebakaran Kewajiban penyedia air minum sesuai dengan Undang-Undang meliputi:  Pengujian berkala dan pemantauan  Pemberitahuan langsung dan tindakan korektif  Menyediakan air minum yang aman sesuai standar. Strategi Bidang Air Minum 1. Semua PDAM memiliki persetujuan yang mengharuskan mereka untuk memenuhi standar yang jelas untuk pengolahan air dan sertifikasi terdaftar sebagai Operator Perlengkapan minum air kecil public. 2. Pemilik swasta memahami peran mereka dalam melindungi dan pengujian air mereka. 3. Semua PDAM memiliki kesepakatan yang mengharuskan mereka untuk memenuhi standar yang jelas untuk pengolahan air dan sertifikasi terdaftar sebagai Operator Penyediaan Air Minum Publik. Sertifikasi ini didasarkan atas pendidikan, pengalaman dan ujian. 4. Pemilik swasta memahami peran mereka dalam melindungi dan pengujian air mereka. Perlindungan Sumber Air Pemerintah Provinsi Nova Scotia juga menerapkan upaya perlindungan terhadap sumber air dengan motto ‘satu ons pencegahan bernilai satu pon pengobatan’. Upaya perlindungan terhadap sumber air ini melibatkan masyarakat dan organisasi yang berkepentingan terhadap cakupan air. Tahapan perlindungan sumber air yang diterapkan adalah sebagai berikut: Tahap I : Memapankan Komite Penasehat Sumber Air Tahap II : Mengidentifikasi dan menggambarkan area proteksi sumber air Tahap III : Mengidentifikasi sumber kontaminasi dan menilai kerentanan Tahap IV : Mengembangkan rencana proteksi sumber air Tahap V : Memonitor hasil dan rencana evaluasi Upaya perlindungan sumber air juga dilakukan dengan melalui audit penuh terhadap operator air minum setiap 3 tahun dan monitoring terhadap kandungan bakteri dan sisa chlorine setiap 3 bulan. Audit dan monitoring ini bertujuan membuktikan bahwa air yang dihasilkan aman bagi konsumen. Peranan Ombudsman Ombudsman sangat berperan dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan publik oleh Pemerintah. Peran ombudsman tidak setengah- setengah untuk mengawal pihak yang merasa 11
  • 13. Foto Bersama Peserta Study Mission di Kantor Kedutaan Indonesia dirugikan oleh pemerintah daerah dalam hal pelayanan publik yang menjadi haknya, mulai dari tahap pengaduan sampai ada penyelesaian akhir (tuntas dan jelas, tidak ada kasus yang mengambang). Selain melaksanakan pengawasan, keberadaan dan peran ombudsman disosialisasikan secara optimal sekaligus mempromosikan keadilan dan akuntabilitas dalam administrasi sektor publik. Badan ini diberi wewenang untuk melakukan penyidikan sendiri. Ada divisi khusus yang dibentuk untuk menangani keluhan dari kaum muda. Hasil kerja dari badan ini merupakan peluang bagi karyawan sektor publik (PNS) untuk memperbaiki kinerja dan mengurangi kesalahan di tempat kerja demi penyampaian pelayan publiik yang optimal. Pelayanan Bersama (Shared Service) Kota-kota di Propinsi Nova Scotia tidak asing terhadap pelayanan bersama. Pelayanan bersama berarti dua atau lebih kota melakukan kerjasama dalam jenis pelayanan tertentu. Di Provinsi ini ada lebih dari 230 pelayanan bersama. Kesempatan ini memberikan peluang untuk berbagi hal positif (best practices) demi perbaikan pelayanan pemerintah, selain terbukti lebih efisien dalam hal pembiayaan. Bidang-bidang yang telah ada pelayanan bersama di Provinsi Nova Scotia antara lain pengelolaan air minum, pengelolan limbah, tempat rekreasi, keselamatan kebakaran, pemeriksaan bangunan, panti jompo. Suatu organisasi non-profit dibentuk untuk mewakili kepentingan Provinsi pada Pemerintah Kota dengan total keanggotaan 410 pejabat terpilih mewakili 54 kota. Organisasi ini disebut Union of Nova Scotia Municipalities (UNSM), berperan dalam membantu menjembatani atau menyelesaikan isu atau permasalahan antar kota, termasuk pelayanan bersama. Salah satu contoh cerita sukses pelayanan bersama adalah County Annapolis dan Town of Middleton yang mengembangkan saluran air kotor dan air dari town ke county dengan cost sharing 50/50 dan pembagian pendapatan pajak 50/50. Kerjasama ini didasari prinsip bahwa “Lebih baik mendapatkan 50% pendapatan pajak dari tanah komersial daripada mendapatkan 100% pendapatan pajak dari daerah pedesaan”. * * * 12
  • 14. Oleh : Ir. NARIE, Peserta On The Job Training dari Pemerintah Kota Palangka Raya Latar Belakang P engembangan Ekonomi Lokal adalah merupakan suatu proses membangun dialog dan kemitraan para pihak yang meliputi pemerintah, pengusaha dan organisasi masyarakat lokal. Tujuan utamanya adalah mendorong meningkatnya investasi guna menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan serta meningkatkan kesempatan kerja baru dan pemerataan di daerah. Bank Dunia saat ini sedang mendukung suatu program kegiatan untuk mendorong pelaksanaan reformasi dalam arti luas pada tingkat pemerintahan lokal kota dan kabupaten. Program ini dikenal dengan nama USDRP 13
  • 15. (Urban Sector Development Reform Project). Melalui USDRP, Bank Dunia mendukung implementasi agenda reformasi dan investasi di kota dan kabupaten yang berpatisipasi dalam program USDRP. Direktorat Jenderal Cipta Karya(DJCK) Kementrian Pekerjaan Umum bertindak sebagai Executing Agency untuk proyek ini. Pemerintah Daerah yang berpartisipasi, melalui skema penerusan pinjaman, USDRP melaksanakan konstruksi dan rehabilitasi bangunan pasar, terminal dan tempat pelelangan ikan (TPI). Sampai saat ini sudah ada 10 kota/kabupaten yang mendapat-kan penerusan pinjaman USDRP dengan nilai investasi yang bervariasi untuk masing-masing jenis sarana(pasar/terminal) dari mulai Rp 6,5 miliar sampai dengan Rp 46 miliar. Kota/ kabupaten tersebut adalah Kota Banda Aceh (Nangroe Aceh Darusalam), Kota Sawahlunto (Sumatera Barat), Kota Cimahi (Jawa Barat), Kota Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Kota Palopo, Kota Pare-pare, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Sidenreng Rappang (Sulawesi Selatan), serta Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah). USDRP, melalui kegiatan Urban Institusional Development Program (UIDP), memberikan dukungan kepada pemerintah daerah peserta USDRP untuk merencanakan dan melaksanakan pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) melalui pelaksanaan agenda pembaharuan PEL USDRP. Maksud kegiatan On The Job Training adalah sebagai media bagi pemerintah daerah dalam menerapkan langkah-langkah Pengembangan Ekonomi Lokal dengan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha di negara lain dalam mendorong pengembangan usaha terkait fokus kluster yang dipilih. Tujuan Penulisan Tujuan pengembangan ekonomi lokal adalah memberikan panduan bagi daerah dalam mengembangkan kelembagaan forum Peserta On The Job Training di Mae Pah Luang Garden 14
  • 16. pengembangan ekonomi daerah agar lebih berperan dalam pembangunan ekonomi daerah secara proporsional yang disesuaikan dengan kapasitas sumberdaya dan kompetensi yang dimiliki. Tujuan On The Job Training di Provinsi Chiang Rai – Thailand khususnya Doi Tung Development Project adalah : 1. Menyediakan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk belajar dari pengalaman pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal di Provinsi Chiang Rai – Thailand khususnya Doi Tung Development Project, yang telah berhasil dalam pengembangan ekonomi lokal terutama pengembangan kluster ekonomi di negaranya. 2. Mempelajari proses pencapaian dan permasalahan yang terjadi dalam upaya Pengembangan Ekonomi Lokal khususnya pendukungan terhadap Usaha Mikro dan Kecil yang telah dilakukan oleh Doi Tung Development Project di Propinsi Chiang Rai, Thailand. 3. Saling tukar informasi mengenai berbagai kebijakan, peraturan dan penyusunan perencanaan Pengembangan Ekonomi Lokal yang telah dilaksanakan oleh Doi Tung Development Project di Provinsi Chiang Rai, Thailand. GAMBARAN UMUM TENTANG DOI TUNG DEVELOPMENT PROJECT Doi Tung Development Project (DTDP), merupakan salah satu dari empat proyek unggulan dari Mae Fah Luang Foundation, didirikan pada tahun 1988 oleh Ibu Suri di Doi Tung, sebuah daerah pegunungan yang tinggi di Chiang Rai, provinsi paling utara Thailand. Wilayah proyek mencangkup sekitar 15.000 hektar, memberi manfaat untuk sekitar 11.000 orang dari 29 desa. Doi Tung pernah menjadi daerah terpencil di jantung segitiga emas- Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project 15
  • 17. daerah yang terkenal akan produksi opium illegal dunia. Permasalahan di Doi Tung sangat kompleks. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang rusak akibat penebangan liar dan pembakaran untuk kebutuhan penanaman,dan kemudian semakin dipercepat kerusakannya oleh penanaman opium. Penduduk di Doi Tung terdiri atas enam kelompok etnis dan tanpa memiliki kewargaan Negara Thailand. Mereka hidup di sebuah “dunia penuh perjuangan”, dimana orang hidup dalam kemiskinan, tanpa ada infrastuktur dasar atau dukungan dari pemerintah. Kelompok-kelompok bersenjata menduduki sebagian dari wilayah ini, yang membuat sulit bagi pejabat pemerintah untuk memberikan bantuan apapun kepada warga setempat. Setelah kunjungan pertama Ibu Suri ke Doi Tung – pada perbukitan tandus – pada januari 1987, Ibu Suri mengumumkan bahwa “Saya akan menghutankan kembali Doi Tung”. Menyadari bahwa akar penyebab permasalahan tersebut adalah kemiskinan dan kurangnya kesempatan usaha, maka Ibu Suri memutuskan untuk memperbaiki kondisi Doi Tung dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan. Ibu Suri menunjukkan komitmennya dengan membangun rumahnya di Doi Tung, memberikan harapan kepada etnis minoritas Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project Diskusi antar peserta On The Job Training 16
  • 18. dan menyediakan kesempatan bagi semua orang tanpa memandang ras, agama atau kebangsaan. Visi dari Ibu Suri adalah untuk memungkinkan manusia dan alam hidup berdampingan secara harmonis, dengan menyelaraskan kepentingan rakyat melalui pelestarian lingkungan alam dan memberikan kesempatan untuk semua, tanpa memandang perbedaan ras dan agama. Kerangka waktu untuk DTDP adalah 30 tahun, dan diurai menjadi tiga tahap, yaitu: a. Tahap I (1988-1993); Penanganan masalah kesehatan dengan memberikan pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit. Secara bersamaan, pemberian kebutuhan dasar hidup dan kesempatan untuk bekerja serta pelatihan ketrampilan dilakukan kepada semua orang. b. Tahap II (1994-2002); Peningkatan penghasilan merupakan focus utama dalam tahap ini. DTDP memperkenalkan konsep pembangunan pedesaan melalui peningkatan rantai nilai. Keterlibatan DTDP pada bidang ini adalah melakukan gerakan diluar budidaya komoditas pertanian, yaitu dengan secara aktif merencanakan dan melaksanakan, bagaimana seseorang dapat berpindah ke langkah-langkah pengolahan selanjutnya yang akan memberikan nilai tambah kepada produk dasar. c. Tahap III (2003-2017); Pada tahap ini yang dilakukan adalah perkuatan terhadap unit usaha sehingga produk dan pengusahanya akan dapat berkelanjutan. Hal ini dilakukan sepanjang tahap akhir dengan upaya pengembangan kapasitas, pemberdayaan, dan pendidikan tetap dilaksanakan, hingga masyarakat telah siap untuk mengambil alih proyek tersebut pada tahun 2017, ketika tahapan proyek telah selesai. Tujuan utama dari DTDP adalah untuk mewariskan sistem administrasi dan manajemen pengembangan wilayah serta bisnis ke pemimpin lokal generasi baru. Doi Tung terdiri dari 4 (empat) unit bisnis : makanan, kerajinan tangan, hortikutura dan pariwisata. DTDP sendiri telah mandiri Sejak tahun 2003, DTDP telah diakui oleh Kantor PBB untuk narkoba dan kejahatan (UN Office on Drugs and Crime – UNODC) sebagai salah satu contoh terbaik di dunia dalam Pengembangan Alternatif. PELAJARAN YANG DIPEROLEH Identifikasi dan Pemilihan Rencana Aksi Dalam Sebuah Program Dari beberapa yang dikunjungi untuk melihat aksi yang telah direncanakan lebih 30 tahun yang telah dilakukan oleh Doi Tung Development Project (DTDP) target pembelajaran dari kunjungan di antaranya: Pang Mahan Reforestration Project, Mae Fah Luang Gardens, Project Database Center, Novuti Coffee Site 1 dan Macadamia Plantation, Cottage Industri dan Outlet, Diskusi dengan Sub-District Administration Organization (SAO) Mae Fah Luang, Diskusi dengan Pemerintah Provinsi Chiang Rai adalah sebagai berikut : Produk Unggulan dari Tanaman Macadamia 17
  • 19. a. Pang Mahan Reforestration Project, mendapat bantuan/dukungan dari Ibu Suri (ibu dari raja sekarang) Somdej Phra Srinagarindra dari bertanam Opium menjadi bertanam lain (seperti kopi dan macadamia) yaitu pembinaan Kerajaan dan Departemen Kehutanan sejak tahun 1989 dengan bertanam pinus. Penelitian menunjukkan bahwa monokultur pinus tidak dapat menjadikan hutan tersebut sebagai tempat hidup. Proyek reboisasi Pang Mahan mencakup luas 2.242 ha yang dihuni oleh 6 suku asli perbukitan di 18 desa dengan jumlah penduduk 7.639 orang. Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan mendengar dan mengajar serta memberikan pemahaman dan menekankan untuk melindungi hutan. Serta prinsip Yang Mulia Raja yaitu “Mengerti, Menjangkau dan Mengembangkan” dan prinsip Ibu Suri yaitu “Memupuk tanah, memupuk masyarakat dengan menanamkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat untuk melestarikan hutan yang berkelanjutan.” b. Mae Pah Luang Foundation dalam pengembangan ekonomi lokal terutama pengembangan kluster ekonomi pada kegiatan Doi Tung Project, Mae Pah Luang Garden awalnya merupakan desa Akha Pa Kluay, yaitu desa yang digunakan sebagai rute utama bagi rombongan opium dan terlibat dalam perdagangan heroin dan senjata. Atas permintaan dari Doi Tung Development Project, masyarakat setuju direlokasi ke lokasi baru berjarak 500 m dari desa mereka. Di bekas pemukiman mereka sebuah taman bunga sedang dibangun seluas 10 ha sesuai keinginan Ibu Suri. Di tengah taman ini berdiri “Continuity/ kontinuitas”, yaitu sebuah patung Misiem Yip Pertemuan dengan Pihak Projects Database Centre 18
  • 20. -In-Soi. Ibu Suri yang memberikan nama patung tersebut untuk memastikan bahwa setiap keberlangsungan akan menjamin keberhasilan dari setiap usaha. Taman tersebut dipelihara oleh penduduk setempat dan membawa pendapatan yang besar ke daerah, secara langsung juga kesempatan kerja bagi penduduk setempat, secara tidak langsung sebagai tujuan wisata. c. Project Database Center, secara langsung menangani bagaimana Mae Pah Luang Foundation menunjang, membantu dan memantau pelaksanaan seluruh kegiatan yang dikelola oleh Mae Pah Luang Foundation. Berbagi pengalaman dalam melakukan adaptasi dan menerapkan filosofi secara teori kedalam praktek di dalam maupun diluar Doi Tung Project. d. Navuti Coffee Site 1 dan Macadamia, merupakan suatu proyek Pemerintah. Proyek ini menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi penduduk desa dan pendapatan yang memuaskan bagi proyek. Laba yang dihasilkan oleh Navuti telah diinvestasikan dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan pedesaan dan inisiatif pemberantasan narkoba yang efektif, Doi Tung Development Project telah dikenal dunia internasional sebagai salah satu proyek dunia yang paling berhasil dalam pembangunan berkelanjutan. Didirikan pada tahun 1989, Navuti adalah salah satu kemitraan publik-swasta pertama dan salah satu bentuk proyek dari Corporate Social Responsibility (CSR) di Thailand. Metode ini telah menunjukkan keberhasilan dari metode yang tidak hanya memberdayakan orang dan memungkinkan mereka sendiri untuk menyadari potensi Pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Chiang Rai 19
  • 21. mereka sendiri, namun juga menjadi model dari investasi sosial dari sektor swasta. Proyek hutan ekonomi ini terdiri dari perkebunan kopi dan macadamia. e. Cottage Industry and outlet. Pusat pelatihan kejuruan pertama ini telah berkembang menjadi basis produksi untuk kerajinan dan kopi panggang. Mid-stream ini merupakan tahap pembangunan yang menggabungkan kearifan lokal, terutama unsur perempuan dan pengetahuan modern dan memberikan nilai tambah bagi produk home–industry, sehingga membuat produk ini memiliki nilai jual tinggi di tingkat lokal maupun internasional. Kawasan ini terus menghasil- kan lapangan pekerjaan, aliran pendapatan, penghasilan tambahan yang efektif dan alternatif untuk memangkas praktek-praktek pertanian yang merusak. Outlet kawasan ini adalah pabrik tenun, pabrik kertas Malbery, fasilitas kopi panggang, pabrik keramik dan kultur jaringan. f. Diskusi dengan Sub-Distrik Administration Organisasi (SAO), Mae Fah Luang Foun- dation, Doi Tung Development Project dari pihak tersebut memberikan informasi serta pengalaman mereka dalam melaksanakan program dan kegiatan juga kebijakan, peraturan dan penyusunan perencanaan pelaksanaan, peran serta pemerintah lokal dalam mendukung kegiatan Doi Tung Project. Perencanaan yang mereka lakukan adalah perencanaan partisipatif yaitu dengan mengundang masyarakat yang terlibat untuk berdialog, mendengarkan apa yang mereka butuhkan dalam hal tersebut tidak semua yang mereka butuhkan dipenuhi, selain itu pihak Doi Tung Project memberikan kegitan pendidikan, kesehatan, mata pencaharian dan kebudayaan yang tujuannya menanamkan unsur budaya sehingga tidak mengesampingkan budaya mereka sendiri. g. Diskusi dengan Pemerintah Daerah Chiang Rai. Pemerintah Provinsi Chiang Rai memfasilitasi Pang Mahan Reforestration Project, Doi Tung Project, Mae Pah Luang, awalnya 30 tahun yang lalu yaitu satu komponen dengan pemerintah, serta One Tambon One Product (OTOP), merupakan visi pemerintah pusat. Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan Dalam melaksanakan kegiatan tentu pelibatan masyarakat dalam perencanaan penting karena semuanya adalah memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk kepen- tingan, dengan mengundang salah satunya kuncinya membuat keterikatan lokal/leaders, tokoh masyarakat untuk menjembatani antara pemerintah dan masyarakat mulai dengan dialog/musyawarah/pembicaraan yang dilaku- kan pada malam hari mengingat pagi hingga sore hari masyarakat tersebut juga bekerja. Tempat pertemuan ditentukan, atau pihak yayasan yang datang kepada masyarakat mendengar apa keinginan mereka. Pertemuan seperti ini dilakukan berulang-ulang dan pihak yayasan tinggal bersama-sama dengan masyarakat untuk sementara. Cara ini untuk menunjukkan komitmen yayasan. Perencanaan yang dilakukan mulai dari desa melalui kepala desa disampaikan ke kecamatan, kecamatan mengundang pimpinan yang lain untuk mendengarkan mereka, melihat kebutuhan anggaran, kalau tidak cukup diajukan ke provinsi. Kapan peran dan intervensi pemerintah didukung? Peran dan intervensi pemerintah pada awalnya tidak didukung. Hal ini membutuhkan waktu. Tetapi pemerintah selalu berupaya untuk meyakinkan dan perlu bukti fisik yang dapat dilihat oleh masyarakat. Yang paling penting adalah apa yang bisa diperoleh masyarakat yaitu keluar dari persoalan dan meyakinkan mereka bahwa orang-orang di sekitar mereka mau membantu. Seperti kopi, adalah kebijakan/keputusan bentuk intervensi untuk mendukung tanaman kopi, karena telah 20
  • 22. ditanam oleh masyarakat kopi robusta dan kopi arabica. Pihak yayasan tidak ingin masyarakat hanya menjadi petani kopi melainkan memahami tentang rantai nilai dan mendapatkan nilai tambah lebih lanjut mengingat peran pemerintah sebagai manajer, fasilitator, dan regulator. Membangun Kerjasama (Sinergi) antara Pemerintah dan Pihak di Luar Pemerintahan Dalam membangun kerjasama(sinergi) antara pemerintah dan pihak di luar pemerintahan sudah dilakukan antara lain Navuti Coffee Site Macadamia Plantation perusahaan yang mereboisasi dan mengembang -kan hutan ekonomi produktif Doi Tung dengan mengolah komoditi kopi dan macadamia, adalah kemitraan publik-swasta pertama salah satu bentuk dari proyek Corporate Sosial Resposibility (CSR) di Thailand. Cottage Industry and Outlet merupakan sentra IKM dan UKM pusat pelatihan pertama telah berkembang menjadi basis produksi untuk produk kerajinan dan kopi panggang. Mid- stream merupakan tahap pembangunan yang menggabungkan kearifan lokal. Menghubungkan produsen ke pasar melalui kemitraan usaha Berbagai kepentingan saling berhubungan dengan produsen berhubungan langsung dengan pasar. Pada program USDRP, pengembangan ekonomi lokal menghendaki adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam upaya terus meningkatkan, memajukan, memecahkan bersama permasalahan usaha, merencanakan strategi dan agenda kegiatan bersama, dan 21
  • 23. memikirkan bersama pemasaran regional, nasional bahkan internasional. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar melihat, masyarakat yang melaksanakan mulai dari usulan yang mereka sampaikan, diajukan seperti profosal juga masyarakat itu sendiri yang melaksanakan/melakukan bahkan sampai mempertanggung jawabkan, pemerintah hanya sebagai pendamping, kalau ada yang salah/ keliru tentu pendamping akan mengarahkan seperti ada banyak program pemerintah ada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan yang sebelumnya Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), pemberdayaan partisipatif. Pengembangan data base sebagai basis perencanaan yang baik Database adalah penting sebagai basis perencanaan yang baik, karena segala sesuatu berangkat dari data. Database menunjang, membantu, dan memantau pengelolaan seluruh kegiatan yang kita kelola dan dilaksanakan, dan perlu dikembangkan bahkan ditingkatkan. Yang Diperlukan untuk Memastikan Keberlanjutan dari Suatu Program Dalam rangka keberlanjutannya, eksistensi forum pengembangan ekonomi daerah memerlukan dukungan berupa: 1. Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran inisiator/penggerak forum (local champion), legalitas forum, rencana strategis (Renstra) forum sebagai pedoman kinerja, pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah/mufakat, tetap menjaga independensi, penguatan pembiayaan program kerja yang jelas dan kontinyu, mendorong pemanfaatan sumber daya lokal bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan infrastruktur agar mampu berkiprah secara lebih signifikan dalam pengembangan ekonomi daerah; 2. Model pembiayaan program yang dapat dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari pelaku ekonomi (marketing/commitment fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS, (iv) mekanisme dana transfer pusat daerah atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai insentif bagi daerah; serta fasilitasi program dari lembaga-lembaga donor asing; 3. Prasyarat internal berupa : pemenuhan 22
  • 24. Peserta dari Pemerintah Kota Palangka Raya kecukupan teknologi, modal, etika /moral, manajemen dan pasar; 4. Prasyarat eksternal berupa : akses informasi dan pasar (informasi simetris), ketenangan dan keamanan, perijinan yang mudah, murah dan cepat dan penghapusan pungutan liar (pungli), akses permodalan dan dukungan infrastruktur yang memadai. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Faktor-faktor penentu keberhasilan program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah : a. Daerah harus memiliki Visi yang jelas dan akurat, serta komitmen dari Kepala Daerah; b. Adanya dukungan anggaran keuangan yang cukup; c. Mengenali adanya perbedaan dalam masyarakat; d. Adanya investasi sektor swasta; e. Adanya komitmen dari seluruh stakeholder dan pelaku utama PEL, persetujuan dan pengesahan terhadap rencana strategi dan program PEL. PENUTUP  Dalam melaksanakan kegiatan tentu pelibat- an masyarakat dalam perencanaan penting karena semuanya adalah memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk kepentingan bersama, dengan mengundang salah satu kuncinya membuat keterikatan lokal/leaders, tokoh masyarakat untuk menjembatani antara pemerintah dan ma- syarakat mulai dengan dialog/musyawarah/ pembicaraan yang dilakukan pada malam hari mengingat pagi hingga sore hari masyarakat tersebut juga bekerja. Tempat pertemuan ditentukan atau pihak yayasan yang datang kepada masyarakat mendengar keinginan mereka. Untuk hal ini dilakukan pertemuan berulang-ulang dan selama melakukan pertemuan, pihak yayasan tinggal bersama-sama dengan masyarakat untuk sementara waktu. Cara ini untuk menunjukkan komitmen dari yayasan. Perencanaan yang dilakukan mulai dari desa melalui kepala desa disampaikan ke kecamatan, kemudian kecamatan mengun- dang pimpinan yang lain untuk mendengar- kan mereka, melihat kebutuhan anggaran. Kekurangan anggaran akan diajukan ke provinsi.  Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran inisiator/penggerak forum (local champion), legalitas forum, rencana strategis (Renstra) forum sebagai pedoman kinerja, pengam- bilan keputusan dilakukan secara musyawarah/mufakat, tetap menjaga independensi, penguatan pembiayaan program kerja yang jelas dan kontinyu, mendorong pemanfaatan sumber daya lokal bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan infrastruktur agar mampu berkiprah secara lebih signifikan dalam pengembangan ekonomi daerah.  Model pembiayaan program yang dapat dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari pelaku ekonomi (marketing/commitment fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS, (iv) mekanisme dana transfer pusat daerah atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai insentif bagi daerah, serta (v) fasilitasi program dari lembaga-lembaga donor asing. * * * 23
  • 25. Oleh : Roysart Alfons dan Mellianae Merkussi— Pegawai Bappeda Kota Palangka Raya yang mengikuti Program Beasiswa Magang Bappenas Oktober—November 2012 di Jepang J epang merupakan salah satu negara yang telah berhasil dalam memperkuat dan mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pengalaman sukses mereka dapat dijadikan pembelajaran bagi pengembangan UKM di Kota Palangka Raya. Karena itu, laporan ini mengumpulkan informasi tentang Michino Eki, Tsubame Syndicate, dan inisiatif serta pendampingan Pemerintah Jepang dalam pengembangan UKM- nya. Hal ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka pengembangan model (strategi tindakan) dan kemampuan untuk membuat keputusan penting di masa depan. PEMBELAJARAN DARI JEPANG 1. Michino-Eki (Roadside Station) Michino-Eki merupakan tempat peristirahatan yang disediakan oleh pemerintah yang dapat ditemukan di sepanjang jalan raya penghubung antar daerah di Jepang. Fungsinya bukan hanya sebagai tempat peristirahatan 24
  • 26. namun juga memiliki fungsi sebagai tempat bertukar informasi. Sebagai tempat peristirahatan, tempat ini menyediakan area parkir, toilet dan area beristirahat yang buka 24 jam tanpa biaya. Sebagai tempat bertukar informasi, tempat ini menyediakan informasi mengenai kondisi jalan raya, ramalan cuaca, informasi mengenai kecelakaan, perbaikan dan rute. Jenis informasi lainnya adalah mengenai berbagai macam kegiatan masyarakat lokal seperti misalnya lokasi wisata, kuliner, produk lokal, sejarah, budaya dan lain-lain. Michino Eki juga menyediakan sayuran dan buah lokal, kedai dan restoran dengan kuliner khas daerah setempat, suvenir dan barang-barang buatan tangan. Penyedia barang dan jasa di Michino-Eki di pilih dengan hati-hati sehingga memainkan peranan penting untuk benar-benar mewakili daerah mereka. Michino-Eki secara unik berbeda dengan tempat peristirahatan lain di dunia karena 3 alasan (World Bank, 2006). Pertama, walaupun Michino Eki di Jepang berada di bawah Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi, namun perencanaan, implementasi, operasi dan manajemen hampir semuanya diserahkan ke tangan komunitas lokal. Sehingga tidak mengherankan apabila Michino Eki memberikan hubungan yang lebih kuat antara komunitas lokal dan pengguna jalan raya. Kedua, Michino Eki tidak hanya memberikan jasa ekonomi melalui fungsi penjualannya, Michino Eki juga memberikan layanan publik kepada masyarakat lokal dan non lokal seperti sanitasi, kesehatan, pendidikan dan pelatihan dan juga kegiatan budaya. Ketiga, walaupun sebuah area peristirahatan yang normal dimaksudkan untuk pengguna jalan raya, Michino Eki juga melayani Suasana di depan sebuah michino-eki Suasana di salah satu Michino-eki di Muikamachi 25
  • 27. masyarakat lokal yang datang dengan kendaraan, berjalan kaki atau bersepeda. Michino Eki diimplementasikan pada tahun 1993, sekarang lebih dari 830 Michino Eki tersebar di Jepang (di luar area metropolitan) Michino Eki merupakan satu cara pergerakan inisiatif dalam promosi dan marketing. Fungsi Michino-Eki: sebagai area peristirahatan bagi pengguna jalan, untuk menyediakan informasi lokal, untuk menyediakan kesempatan mendapatkan penghasilan bagi pengusaha lokal. Ini bisa sangat berguna bagi Palangka Raya dalam meningkatkan ekonomi dan komunitas lokal. Merupaka kesempatan bagi petani dan pengrajin lokal untuk menjual produk mereka. Ini juga bisa menjadi contoh koordinasi efektif antara pemerintah pusat dan lokal dan produsen lokal. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang sebagai penyedia fasilitas Michino-eki tetap aktif membina Michino-eki, termasuk dalam hal promosi melalui berbagai media dalam rangka pelayanan bagi pengguna jasa transportasi. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari konsep michino-eki di Jepang adalah sebagai berikut: 1. Michino-eki dijalankan oleh penduduk di sekitarnya. Hal ini berdampak pada hal-hal berikut: a. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga di sekitarnya, khususnya bagi para wanita dan usia lanjut. b. Termotivasi sendiri karena menjajakan produk mereka sendiri. c. Persatuan petani menciptakan relasi yang lebih kuat di kalangan anggotanya. d. Lebih dekat kepada pelanggan /pembeli. e. Harga-harga barang ditentukan sendiri. Produk-produk lokal yang dijual pada salah satu michino-eki di Muikamachi 26
  • 28. 2. Berfungsi lebih daripada sebagai pusat penjualan atau usaha ekonomi. Beberapa hal yang berkaitan dengan konsep ini antara lain: a. Paradigma pendirian michino-eki adalah untuk memberdayakan komunitas lokal, sehingga fungsinya tidak dibatasi hanya untuk kebutuhan ekonomi melainkan juga kebutuhan sosial. b. Penyediaan berbagai jenis pelayanan kebutuhan masyarakat, seperti pelayanan kesehatan, pusat pendidikan dan pelatihan, program-program kebudayaan, membuat lokasi michino-eki semakin populer dan memberikan keuntungan bagi usaha penjualan di michino-eki. 3. Melayani baik pengguna jalan maupun masyarakat di sekitarnya. Hal ini menjembatani jarak (gap) antara penduduk di kawasan pinggiran dengan yang tinggal di perkotaan. 2. Migakiya Syndicate Migakiya Syndicate adalah sebuah konsorsium lokal produsen kecil yang mengkhususkan diri dalam bidang poles logam. Sindikat ini dijalankan oleh Kamar Dagang dan Industri di Tsubame, yang merupakan kota kecil dengan populasi 84.000 jiwa terletak sekitar 300 km utara Tokyo, Jepang. Kota ini telah lama menjadi rumah bagi perusahaan kecil pengolahan logam, beberapa di antaranya telah ada selama lebih dari 150 tahun. Perusahaan Proses Pemolesan Meninjau lokasi pemolesan 27
  • 29. pengolahan logam Tsubame ini telah memproduksi sekitar 90% dari peralatan makan logam bergaya barat di Jepang. Namun, karena pabrik manufaktur telah bergeser ke luar negeri untuk mencari tenaga kerja lebih murah selama 20 tahun terakhir, industri pengolahan logam Tsubame telah menghadapi penurunan yang serius. Hal ini memaksa perusahaan kecil lokal untuk mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memproduksi produk. Migakiya Syndicate didirikan pada tahun 2003 untuk melakukan bisnis bersama- sama bagi banyak perusahaan kecil poles logam. "Migakiya" adalah kata dalam bahasa Jepang yang diciptakan dan bermakna "Poles (Migaki)" dan "Persekutuan (Ya)." Sindikat telah berhasil mengembangkan keterampilan dan kemampuan para anggotanya dengan memasukkan komponen otomotif, produk IT, dan peralatan medis. Hal ini telah merevitalisasi industri lokal tradisional, dengan 47 perusahaan kecil baru dalam lima tahun terakhir. Peserta Magang bersama Pejabat dari Prefektur Niigata Apa yang bisa dipelajari dari Migakiya Syndicate yaitu penggunaan clustering, inovasi dan informasi dan strategi teknologi. Clustering adalah strategi yang tepat dalam memfokuskan promosi UKM terutama apabila lokasi industri tersebar dan cenderung memiliki kesamaan dalam output, input, teknologi atau mesin, dll. Model clustering dalam industri poles logam di Jepang telah ‘menyelamatkan’ industri ini dalam menghadapi persaingan global, khususnya Cina yang juga menyediakan produk sejenis dalam skala yang lebih besar sekalipun masih kalah dalam kualitas dibandingkan produk dari Tsubame. Terbukti beberapa perusahaan besar, seperti mempercayakan pemolesan produknya di Tsubame, antara lain Apple. Untuk menjadi inovatif, tidak selalu harus memiliki pengetahuan baru, dalam kasus Migakiya Syndicate, ini mengacu pada kemajuan atau modifikasi pengetahuan yang ada. 28
  • 30. Migakiya Syndicate menyadari potensi pasar poles magnesium. Pengrajin senior di Syndicate datang bersama-sama untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan demikian, mereka mampu meningkatkan teknologi polishing mereka dari tingkat 1 milimeter ke tingkat 0,01 milimeter. Penciptaan pengetahuan yang inovatif melalui berbagai diskusi tatap muka dan demonstrasi oleh pengrajin senior secara signifikan memperluas jangkauan pelayanan mereka. UKM juga dapat menggunakan informasi dan strategi teknologi untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar global melalui penerapan dan adopsi teknologi baru yang efektif berfungsi untuk mengurangi biaya. Seperti penggunaan internet untuk mempromosikan dan menjual produk. Beberapa hal menarik dapat disimpulkan dari Mikagiya Syndicate sebagai berikut: 1. Mengubah jenis produksi terbukti dapat menjadi solusi atas penurunan permintaan produk, dengan tetap mempertahankan penerapan skill utama, yaitu pemolesan logam. 2. Relasi yang kuat di antara setiap unit usaha yang terlibat sangat menentukan keberhasilan. 3. Berkolaborasi, artinya bahwa industri- industri pemolesan logam di Tsubame menghadapi pasar dengan mengambil posisi sebagai satu entitas, bukan sendiri-sendiri. 4. Perlu adanya sistem yang jelas dalam berkolaborasi untuk menangani hal-hal seperti alur informasi, manajemen produksi dan kualitas, dan kehumasan. 5. Berkolaborasi dalam pengetahuan, yaitu berbagi keahlian untuk menciptakan kreasi inovatif dan pengembangan skill. 6. Perlu mempersiapkan generasi penerus usaha melalui pendirian pusat pelatihan. 7. Perlu kerjasama dengan media untuk mendukung usaha dari industri-industri kecil. Peserta Magang bersama pejabat dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang dan Profesor Akihiro Akita dari International University of Japan 29
  • 31. 3. Inisiatif dan Pendampingan Pemerintah Jepang Mengelola Teknologi dan Manajemen UKM Langkah-langkah yang perlu diambil oleh UKM di Jepang untuk meningkatkan sumber daya bisnis mereka dengan cara mempertahan- kan dan memperkuat kemampuan teknologi dan manajemen mereka. ● Pengembangan pekerja manufaktur terampil UKM Mengembangkan pekerja manufaktur terampil merupakan prioritas mendesak. Adalah penting bagi UKM untuk memastikan bahwa keahlian dan teknologi yang mereka kembangkan tetap dipertahankan dengan cara melatih teknisi muda yang terampil. UKM mulai membentuk kemitraan dengan masyarakat, perusahaan lain, dan universitas untuk mengatasi tantangan yang ada. ● Dukungan bisnis bagi UKM Tantangan yang dihadapi oleh UKM semakin kompleks dan beragam. Penting bagi UKM untuk mengambil langkah-langkah guna memperkuat manajemen mereka dengan memanfaatkan berbagai ahli dari luar dan sumber daya lainnya. Pemberian dukungan Industri kerajinan kaca 30
  • 32. oleh lembaga keuangan dapat membantu UKM mengatasi tantangan bisnis mereka dan ini memberi kontribusi yang sangat penting bagi kedua UKM dan lembaga keuangan itu sendiri, dan untuk merevitalisasi komunitas lokal mereka. Pemerintah berperan untuk mendiversifikasi dan meningkatkan kapasitas penyedia dukungan bisnis. Pendampingan Jepang dalam Promosi UKM Mengingat Jepang bertahun-tahun berpengalaman dalam promosi UKM, banyak negara berkembang berharap operasi yang efektif dari Jepang sebagai berikut:  Mendorong pengembangan industri lokal untuk menyediakan kesempatan kerja sebagai langkah-langkah anti-kemiskinan dan mendukung pembangunan sosial.  Meningkatkan bantuan dalam pembangunan infrastruktur, transfer teknologi, promosi UKM, dan pengembangan industri pendukung, sebagai bagian dari komitmen Jepang untuk mendukung reformasi struktural ekonomi dalam mengatasi Krisis Ekonomi Asia. Dalam kerjasama ini, demarkasi dan koordinasi dengan dana publik lainnya harus ditekankan. Bantuan tidak hanya harus fokus pada menanggapi krisis, tetapi dirancang untuk memperkuat sistem keuangan nasional, mengembangkan sumber daya manusia inti, dan meningkatkan manajemen bisnis dan keterampilan teknis. Dukungan Dana bagi UKM Lokal Bersama dengan pemerintah prefektur dan lembaga keuangan lokal, Pemerintah Jepang menyediakan dukungan keuangan yang diperlukan terhadap penciptaan UKM baru melalui dua jenis dana "start-up" dan "challenge". Pendampingan Pemerintah Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan Pemasaran UKM Daerah Dalam rangka meningkatkan daya pemasaran UKM daerah, Pemerintah Jepang membuat sebuah manual yang berisi informasi tentang topik-topik seperti perencanaan dan pengembangan produk berorientasi pelanggan, manajemen merek yang efektif, dan studi kasus perusahaan, dan mendistribusikannya di antara UKM dan organisasi pendukung. Pembelajaran bagi Pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kota Palangka Raya Beberapa hal yang dapat dipelajari dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. Penguatan kerjasama antar UKM dalam suatu wadah yang difasilitasi oleh pemerintah daerah. Dalam kasus michino- eki, Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Transportasi dan Industri menyediakan lahan dan bangunan untuk usaha ekonomi masyarakat lokal. Pemerintah Jepang juga memfasilitasi publikasi dan promosi michino-eki sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya para pengguna jalan. 2. Di Indonesia sudah ada lembaga koperasi yang dalam beberapa hal memiliki kemiripan dengan michino-eki, terutama dalam hal unit tersebut dikelola sepenuhnya oleh masya- rakat. Penguatan lembaga ekonomi yang bersifat mengumpulkan kekuatan ekonomi kecil atau menengah seperti koperasi dan sebagainya perlu mendapat perhatian pemerintah untuk penguatan UKM. 3. Posisi michino-eki dipilih secara strategis oleh Kementerian Ekonomi, Transportasi dan Industri Jepang sehingga memberikan kemudahan bagi sasarannnya, yaitu para pengguna jalan, sekaligus keuntungan bagi usaha perekonomian masyarakat lokal. Belajar dari hal ini, perlu dipertimbangkan pemanfaatan koperasi sebagai sarana promosi, sehingga lokasi pembangunan gedungnya perlu dipertimbangkan sebagaimana layaknya pertokoan, yaitu mudah dilihat dan menarik perhatian. 31
  • 33. Peserta magang dari Bappeda Kota Palangka Raya di lokasi depan Istana Kaisar Jepang. UKM UKM UKM UKM UKM UKM Pemerintah Pasar Bank … 4. Dalam hal michino-eki, Pemerintah membantu mempublikasikan lokasi, pelayanan yang tersedia sekaligus jenis produk yang tersedia di berbagai michino- eki. Publikasi dilakukan melalui media cetak dan internet. 5. Pengelolaan michino-eki diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat di sekitarnya. Hal ini terbukti memberikan dampak yang positif. Masyarakat yang mengelola michino-eki akan berusaha menyediakan layanan terbaik karena mereka menjual produk mereka sendiri. Selain itu, juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya. 6. Model sindikasi terbangun di dalam michino- eki dan industri pemolesan logam di Tsubame. Sindikasi membantu usaha-usaha kecil bernaung dalam suatu wadah sehingga potensinya menjadi lebih besar dan dapat menjawab permintaan pasar dalam jumlah besar. Keuntungan lain dari model ini yaitu suatu daerah menjadi terkenal karena mempunyai produk unggulan tertentu sehingga berdampak bagi unit-unit usaha kecil di dalamnya. Model sindikasi dan usaha kecil menengah dapat digambarkan sebagai berikut: Belajar dari pengalaman Jepang, beberapa hal menjadi syarat untuk berfungsinya konsep sindikasi ini dengan baik, yaitu: 1. Bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya, bukan hanya pertimbangan keuntungan ekonomi. 2. Konsorsium dijalankan sendiri oleh para anggotanya, bukan campur tangan staf pemerintah maupun pihak luar lainnya. 3. Hubungan yang baik di antara para anggota. 4. Kompetisi di antara anggota harus diminimalisir. 5. Berbagi pengetahuan di antara anggota. 6. Manajemen yang jelas. 7. Didukung oleh pemerintah. 8. Dipublikasikan dengan baik. 32
  • 34. Rangkuman materi Rakornas Litbang Kemendagri pada bulan Juli 2012 di Makassar. I novasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengeta- huan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Proses inovasi sangat diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan perolehan nilai/manfaat, baik terhadap pelaksanaan kegiatan maupun hasil pengolahan sumber daya. Misalnya dalam hal pengelolaan sumber daya alam, di mana Indonesia terkenal memiliki kekayaan alam yang sangat besar. Penghasil batubara no.6 di dunia Penghasil sawit terbesar di dunia 33
  • 35. Beberapa jenis produk menduduki peringkat yang tinggi di dunia, antara lain penghasil batubara nomor 6 di dunia, eksportir CPO terbesar, penghasil kakao nomor 3 di dunia. Selain itu, di Indonesia juga terdapat berbagai jenis tanaman obat-obatan (medicinal plants). Jika pengelolaan sumber daya tersebut masih bergantung pada cara tradisional dan konvensional, maka sangat kecil keuntungan yang diperoleh. Gambar di bawah ini menunjukkan nilai tambah dari produk jika dijual pada tingkat proses tertentu. Misalnya pada hasil buah kakao, jika dijual langsung berupa kakao biji hanya mendapat keuntungan satu kali. Jika diproses setengah jadi menjadi mentega kakao (cacao butter) nilai tambahnya sampai 3 kali, dan jika diproses sampai menjadi coklat batangan nilainya menjadi 8 kali. Jika daerah penghasil kakao didorong untuk memproses kakao sampai menjadi produk setengah jadi atau hasil akhir, maka keuntungan yang lebih Teknologi dan Nilai Tambah Permasalahan Sosial di Negeri Kaya 34
  • 36. Contoh Model dan Rintisan Sistem Inovasi Daerah Bekerjasama dengan Pemda 35
  • 37. besar diperoleh bagi daerah tersebut. Dampak keuntungan ini akan dirasakan oleh para petani kakao sebagai produsen, dan juga masyarakat karena adanya kesempatan kerja dalam industri pengolahan biji kakao. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah ekspor yang masih berupa bahan mentah/baku akan memberikan nilai tambah yang sangat kecil bagi negara, dan sebaliknya memberikan nilai tambah yang besar bagi negara pengimpor. Di samping itu, kesempatan kerja lebih banyak tersedia di mana bahan baku/mentah tersebut diproses. Hal ini menjadi ironis mengingat masalah kesempatan kerja di Indonesia masih menjadi tantangan yang nyata. Penguatan Sistem Inovasi Daerah Dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dan daya saing daerah serta pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) 2011-2015 diperlukan penguatan sistem inovasi daerah secara terarah dan berkesinambungan. Sistem Inovasi Daerah (SIDA) merupakan keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat. Peraturan Bersama Menegristek RI No. 3 Tahun 2012 dan Mendagri RI No. 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah Tujuan Peraturan Bersama  Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011- 2025;  Sinergi sumber daya bagi pembangunan daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi tercapaian daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Ruang Lingkup Penguatan SIDa meliputi: 1. Kebijakan penguatan SIDa (kebijakan 36
  • 38. tingkat nasional, propinsi, dan daerah); 2. Penataan unsur SIDa (Kelembagaan, Jaringan, dan Sumber daya); dan 3. Pengembangan SIDa kepada tema-tema tertentu, terutama untuk 22 Kegiatan Ekonomi Utama). Aspek kelembagaan, jaringan dan sumber daya merupakan elemen-elemen kunci sistem inovasi yang perlu diperkuat dalam Sistem Inovasi Daerah. Penguatan Kelembagaan SIDa meliputi: a. Perbaikan regulasi untuk meningkatkan sinkronisasi kegiatan litbang dengan kebijakan pemgelolaan keuangan negara, reformasi perencanaan dan penganggaran, serta kebijakan desentralisasi/otonomi daerah; b. Perbaikan regulasi untuk membangun sistem reward and punishment yang adil dan menyejahterakan; c. Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat tentang teknologi dan inovasi (diseminasi). Penguatan Sumber Daya SIDa meliputi: a. Meningkatkan akses peneliti di daerah kepada pendidikan jenjang lanjut (S2, S3); b. Meningkatkan pelatihan teknis khusus dan Sumber Daya Jaringan SISTEM INOVASI DAERAH Kelembagaan  PT di daerah  Lembaga Litbang  Asosiasi masyarakat pengguna  SDM, kompetensi  Sarana dan prasarana  Informasi dan kekayaan intelektual  Kemitraan lintas daerah  Kemitraan pemerintah—dunia usaha—masyarakat  Sinergi pusat—daerah 37
  • 39. tingkat lanjut bagi para peneliti daerah; c. Membangun prasarana dan sarana riset di daerah yang sesuai dengan kebutuhan lokal; d. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas riset di daerah; e. Mendorong terbentuknya center of excellence di bidang inovasi di setiap wilayah. Penguatan Jejaring SIDa meliputi: a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi hubungan kerja sama antar lembaga litbang dan antara lembaga litbang dan perguruan tinggi di daerah; b. Mengembangkan klaster-klaster iptek dan inovasi yang berkarakter wilayah; c. Mengembangkan pusat-pusat prototype di daerah; d. Meningkatkan standarisasi produk teknologi dan inovasi di daerah. Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan interaksi secara koheren dalam satu sistem untuk menumbuh-kembangkan inovasi yang dilakukan antar: 1. Institusi pemerintah 2. Pemerintahan daerah 3. Lembaga kelitbangan 4. Lembaga pendidikan 5. Lembaga penunjang inovasi 6. Dunia usaha, dan 7. Masyarakat lainnya di daerah Kegiatan tindak lanjut pasca penandatanganan Peraturan Bersama  Sosialisasi Peraturan Bersama di lingkungan stakeholder pemerintahan dan perguruan tinggi  Penyusunan Tim Koordinasi Nasional  Penyusunan Tim Kerja Nasional untuk untuk mendukung Tim Koordinasi Nasional  Tersusunnya dokumen strategi sosialisasi dan implementasi penguatan SIDa : 1. Strategi implementasi Peraturan Bersama Penguatan SIDa 2. Penyusunan SOP Penyusunan Tim Koordinasi Daerah, dan Tim Kerja 3. Penyusunan Pedoman Pembuatan Roadmap Sida bagi propinsi dan Daerah 4. Penyusunan Pedoman Analisis SIDa 5. Pedoman Review RPJMD, RKPD (Permendagri 54 tahun 2010), dan Manual Pelaporan 6. Penyusunan Roadmap Nasional SIDa 7. Pedoman Monitoring, evaluasi, dan 38
  • 40. 39
  • 41. supervisi pelaksanaan Peraturan Bersama Penguatan SIDa  Monitoring, evaluasi, dan supervisi pelaksanaan peraturan bersama penguatan SIDa  Rapat koordinasi nasional Balitbang se Indonesia  Seminar Tahunan hasil dan kendala Pengembangan SIDa masing-masing daerah  Rakor Program Kelitbangan Pusat dan Daerah untuk sinergi pelaksanaan kebijakan penguatan SIDa Pengembangan SIDa didelegasikan kepada Tim Koordinasi yang terdiri atas Tim Koordinasi Nasional dan Tim Koordinasi Daerah. Susunan keanggotaan dan tugas dari masing-masing Tim Koordinasi tersebut adalah sebagai berikut. Tim Koordinasi Nasional terdiri atas: Pengarah : 1. Menteri Negara Riset dan Teknologi 2. Menteri Dalam Negeri Ketua I : Deputi Bidang Jaringan Iptek Kemenristek Ketua II : Kepala BPP Kemendagri Sekretaris I : Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek Sekretaris II : Sekretaris BPP Kemendagri Anggota : Pejabat Struktural/Fungsional di lingkungan Kemenristek dan Kemendagri Tugas dari Tim Koordinasi Nasional adalah: a. Menyusun dokumen Roadmap nasional penguatan SIDa; b. Mengintegrasikan program SIDa dalam dokumen rencana strategis kementerian dan lembaga; c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa; d. Melakukan penataan unsur SIDa secara nasional; e. Melakukan pengembangan SIDa secara nasional; f. Mempersiapkan rumusan kebijakan penguatan SIDa; g. Mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan pengauatn SIDa secara nasional; h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa. Posisi kemampuan produksi Indonesia di dunia 40
  • 42. Tim Koordinasi Daerah terdiri atas: Pengarah : Kepala Daerah Ketua : Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala BPPD Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor yang terkait 2. Lembaga organisasi lainnya yang terkait Tugas dari Tim Koordinasi Daerah adalah: a. Menyusun dokumen Roadmap penguatan SIDa; b. Mengintegrasikan program SIDa dalam dokumen RPJMD; c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa; d. Melakukan penataan unsur SIDa di daerah; e. Melakukan pengembangan SIDa di daerah; f. Mempersiapkan rumusan kebijakan penguatan SIDa di daerah; g. Mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan pengauatn SIDa di daerah; h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa. Pelaporan  Gubernur melaporkan pelaksanaan penguatan SIDa provinsi kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;  Bupati/Walikota melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penguatan SIDa kabupaten/kota kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi, melalui Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;  Laporan disampaikan satu kali dalam satu tahun. * * * Peranan Inovasi dalam pencapaian Visi RPJPN 2005—2025 41
  • 43. Oleh: Taronggal Silalahi, SP, M.Si (Bidang Sosial Budaya Bappeda Kota Palangka Raya) T anggal 21 Pebruari ditengarai sebagai hari sampah nasional. Pada hari tersebut, problem sampah khususnya diperkotaan akan menjadi bahan perbincangan dari berbagai pihak. Terlebih keadaan sampah di perkotaan yang semakin hari akan semakin sulit diatasi. Sampah yang menumpuk tentu karena ulah manusia. Manusialah yang mempunyai potensi untuk merusak lingkungan sekaligus merawatnya. Potensi itu tumbuh karena manusia dibekali oleh Tuhan dengan akal. Dengan adanya akal ini manusia akan mampu melakukan apapun terhadap lingkungannya. Idealnya memang manusia dicipta untuk menjaga lingkungan. Pembuangan sampah merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh setiap kota di semua negara di dunia. Timbunan sampah yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk adalah suatu 42
  • 44. hal yang harus ditangani secara serius. Sampah menjadi masalah karena mengotori dan mengganggu keindahan serta kenyamanan manusia, dan karena ditimbulkan oleh kegiatan manusia akibatnya sampah akan selalu muncul dalam keseharian hidup manusia. Sampah memang wajar ada dalam kehidupan kita sehari -hari. Ketidakwajaran terjadi ketika volume sampah berada di atas batas toleransi, terlebih pada tempat-tempat umum. Berdasarkan kajian Balai Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum/ Balitbang PU (1991) dalam Samsul Rizal (2009), bahwa volume sampah untuk kategori Kota Sedang bisa mencapai 2,75-3,25 liter/orang/hari atau setara dengan 0,70-0,80 kg/orang/hari. Lebih jauh, jika dikonversikan ke dalam satuan meter kubik (m³), maka volume sampah tersebut setara dengan 0,00275-0,00325 m³/orang/hari (1 liter = 0,001 m³). Bagi Kota Palangka Raya yang mempunyai jumlah penduduk berdasarkan data hingga 31 Desember 2006 mencapai 182.802 jiwa (BPS Kota Palangka Raya, 2007 dalam Samsul Rizal (2009), dapat berarti bahwa produksi sampah Kota Palangka Raya di tahun 2006 bisa mencapai 502,7-594,1 m³/hari. Sementara itu, berdasarkan Data DPKP Kota Palangka Raya (2007) bahwa hanya sekitar 185 m³/hari yang dikelola oleh DPKP Kota Palangka Raya dari TPS yang telah disediakan. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya sekitar 31,1- 36,8% sampah masyarakat Kota Palangka Raya yang tertangani dengan baik, sedangkan sekitar 63,2-68,9% masih belum tertangani. Sampah yang terlalu banyak tentunya menjadi beban tersendiri bagi sebuah kota. Bukan hanya beban ruang dan daya tampung. Tapi juga persoalan kesehatan serta keindahan, dengan kata lain fenomena permasalahan sampah baik langsung maupun tidak, memiliki dampak bagi penduduk perkotaan. Pada sisi lain, sampah merupakan persoalan abadi bagi masyarakat. Sebab, sampah adalah bukti akan adanya aktivitas masyarakat. Menurut Kun Sri Budiasih, M.Si., dosen Jurusan Kimia MIPA UNY, dalam Hadi Kurniadi, S.T. (Mahasiswa Magister Teknik Sipil Unila) sampah yang menumpuk akan mengakibatkan beberapa hal ; Pertama, lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor, dan jorok. Ini menjadi tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga merupakan sarang lalat, tikus, dan hewan liar lainnya. Dengan demikian, sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit. Kedua, sampah yang membusuk menimbulkan bau tak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai, dan air tanah. Ketiga, sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga menimbulkan bahaya banjir. Keempat, pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup, dan jauh dari pemukiman. Dari keempat hal tersebut di atas, bahwa mengelola sampah bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang agar sampah yang identik dengan barang yang tidak terpakai lagi, menjadi komponen yang tetap menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat. Kita ketahui sudah begitu banyak teknologi daur ulang untuk mengembangkan sampah menjadi sesuatu yang produktif, seperti menjadi kompos, energi listrik, energi gas, dan lainnya. Sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi. Akan tetapi untuk menuju ke sana dibutuhkan upaya sangat serius dari pemerintah daerah, sehingga dapat diperoleh suatu sistem yang mendukung dalam menanggulangi persoalan sampah di perkotaan. Penanganan sampah saat ini di daerah perkotaan, yaitu mulai dari pengumpulan sampah sampai dibuang ke TPA. Hal ini perlu adanya upaya kreatif lainnya sehingga 43
  • 45. tumpukan sampah di TPA tidak mengalami kelebihan kapasitas, sehingga dapat menimbulkan banyak persoalan baru. Salah satu upaya yang sedang dilakukan saat ini adalah dengan adanya Pos Bank Sampah yang terdapat di Jalan Pilau Kelurahan Panarung. Pada sisi lain, kesadaran masyarakat perkotaan masih sangat lemah dalam memberlakukan sampah. Sampah yang masih berserakan di mana-mana terlebih-lebih pada selokan atau saluran air, itu terjadi karena hanya mencari mudah dan murahnya saja. Sehingga penanganan sampah di daerah perkotaan menjadi sulit tertangani. Melihat persoalan di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah daerah. Pertama, aspek teknis. Aspek teknis penanganan sampah daerah perkotaan ini lebih diarahkan ke pemenuhan yang berhubungan dengan persoalan teknis di lapangan. Seperti sarana dan sarana kebutuhan penanganan sampah. Keterbatasan tersedianya sarana- prasarana antara lain penampungan sementara yang memadai dan mudah terjangkau, armada angkut yang mencukupi, tenaga teknis, sampai pembuangan akhir yang representatif dan terkelola dengan baik akan cukup membantu mengatasi persoalan ini. Pada sisi lain, pemerintah harus senantiasa melakukan kampanye agar masyarakat memiliki kesadaran tinggi pada kebersihan lingkungan. Seharusnya, pemerintah daerah mengupayakan pengolahan sampah secara berkelanjutan sehingga memiliki nilai tambah ekonomis. Salah satu hal yang paling sederhana adalah menjadikan sampah sebagai pupuk organik/pupuk kompos. Aspek lain di antaranya kelembagaan, aspek kelembagaan dalam penanganan masalah sampah lebih diarahkan kepada pengolahan dan penanganan sampah secara cepat. Langkah sederhana yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menswastanisasi pengelolaan masalah sampah mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Pemerintah daerah hanya sebatas monitoring dan evaluasi, dan tentunya pihak swasta harus mendapatkan target tertentu dan terukur dari pemerintah terutama dalam hal peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi sampah. Aspek lainnya adalah aspek keuangan serta manajemen, aspek keuangan dan manajemen juga merupakan aspek terpenting dari pengelolaan sampah. Mengingat ujung dari pengelolaan sampah selain didapat lingkungan yang bersih, juga bagaimana mampu meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain itu, pengalokasian dana dari pemerintah daerah untuk menangani problem persampahan diharapkan maksimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, mungkin pemerintah daerah perlu menggerakkan semua potensi untuk menanggulangi problem persampahan dan menjadi syarat mutlak agar sampah di perkotaan menjadi salah satu komoditas yang bernilai ekonomis. * * * 44
  • 46. Edisi 1—Oktober 2009 Edisi 2—Juni 2010 Edisi 3—Desember 2010 Edisi 4—Juni 2011 Edisi 5—Desember 2011 Edisi 6—Juni 2012 Edisi 7—Desember 2012 Edisi 8—Juni 2013