SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
MAKALAH PAEDAGOGIK
A. Pendahuluan
Dewasa ini jabatan guru mendapat perhatian serius dari profesi lain. Sejak Indonesia
merdeka, memang baru sejak tahun 2005 pemerintah mulai memerhatikan nasib guru,
melalui Undang-undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Guru merupakan jabatan
profesional. Makna “profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dangan
keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain. Profesional mempunyai makna yang
mengacu pada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya” (Surya,
2008).
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi
guru dan dosen merupakan bidang pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip
profesional, yaitu: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; (2) memiliki
kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; (3)
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (4) mematuhi kode
etik profesi; (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas; (6) memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya; (7) memiliki kesempatan untuk
mengembnagkan profesinya secara berkelanjutan; dan (8) memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Oleh karena itu, pengakuan kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan pemberian sertifikat pendidik. Sebagai
guru profesional disyaratkan para guru wajib memiliki: (1) kualifikasi akademik Sarjana atau
Diploma IV, (2) Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, (3) sertifikat
pendidik, (4) sehat jasmani dan rohani, (5) kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Dalam konteks reformasi bidang pendidikan, telah ditetapkan bahwa bidang
pendidikan merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Sekaitan dengan program
profesionalisasi guru, pembinaan profesi ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota,
sehingga profesi guru kerap menjadi perhatian bagi birokrasi lain karena selain jumlahnya
sangat banyak, juga karena kesejahteraannya sedang dinaikkan. Bagi para perencana
anggaran di tingkat kabupaten/kota profesi guru menjadi perhatian, terutama jika guru yang
disertifikasi telah menjadi guru profesional, maka harus dianggarkan gajinya dua kali lipat
dari sebelumnya. Bagi profesi lain, guru dipandang sebagai profesi yang sedang dimanja
pemerintah. Kecenderungan calon mahasiswa baru untuk bidang pendidikan dan keguruan
pun hampir di setiap perguruan tinggi keguruan mengalami peningkatan. Artinya profesi guru
telah menjadi pusat perhatian pihak lain.
Profesi guru menjadi harapan banyak pihak dalam mengatasi perubahan di
masyarakat saat ini. Banyak pihak yang merasa bahwa bangsa Indonesia telah mengalami
perubahan yang sangat dramatis, baik dalam kepemilikan karakter maupun budaya sebagai
jati diri bangsa. Budimansyah (2009) menyatakan terjadi perubahan masyarakat terutama
“munculnya karakter buruk yang ditandai kondisi kehidupan sosial budaya penyabar, ramah,
penuh sopan santun dan pandai berbasa-basi berubah menjadi pemarah, suka mencaci,
pendendam, berbuat sadis, kejam, dan biadab”. Guru diharapkan mampu menanamkan
kembali karakter bangsa yang sudah semakin berubah melalui pendidikan. Profesi guru
menjadi harapan semua pihak, ketika perhatian pendidik informal sedang bergeser pada
myopia politik sebagai sebuah lompatan.
Dalam aspek budaya pun, bangsa kita sudah mulai kehilangan nilai-nilai dan
kecintaan pada seni tradisional. Tidak heran jika kemudian beberapa karya seni adiluhung di-
HAKI-kan oleh bangsa lain. Padahal, seni budaya dapat mengajari kita tentang kejujuran dan
rasa malu. Bangsa kita diajari oleh seni untuk jujur pada dirinya dan juga kepada orang lain.
Bangsa kita harus diajari untuk memiliki rasa malu jika melakukan perbuatan yang tidak
terpuji, seperti memanipulasi data atau melakukan berbagai cara untuk menguntungkan
kelompok atau golongannya. Untuk itu, diperlukan penanaman kembali rasa cinta pada seni
dan budaya melalui pendidikan. Tentu saja, profesi guru pula yang menjadi harapan.
Demikian besar harapan pihak lain kepada profesi guru untuk mengembalikan dan
memantapkan kembali karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, tentu saja guru harus
menjadi contoh atau teladan terlebih dahulu bagi yang lain. Guru harus memantapkan
kompetensi kepribadian sebagai seorang guru profesional. Sangat wajar jika guru secara
otodidak mendidik diri untuk memantapkan karakter sebagai guru professional.
B. Kebijakan Pendidikan
Apabila kita mencermati kembali fungsi pendidikan sebagaimana tertuang dalam
Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan
bahwa “pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dari
hal tersebut tergambar bahwa fungsi pendidikan tidak semata-mata mengembangkan
kemampuan, namun juga dimaksudkan untuk membentuk watak dan peradaban suatu bangsa
yang bermartabat. Pendidikan berfungsi sebagai pembentuk watak atau karakter bangsa yang
bermartabat atau sebagai bangsa yang memiliki budaya.
Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang menjunjung tinggi tata nilai dari suatu
peradaban modern. Bangsa bermartabat adalah bangsa yang menjujung tinggi kebenaran,
kejujuran, kesantunan, keramahtamahan, keberagaman, dan ketaatan pada aturan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan harus berfungsi membentuk bangsa untuk menjadi
bangsa yang bermartabat dan bangsa yang dapat hidup di dunia modern.
Sementara itu, tujuan pendidikan kita adalah “berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan ini merupakan arah bagi semua penyelenggara
dan pelaksana pendidikan dalam lingkup sistem pendidikan nasional. Manusia berahlak mulia
adalah manusia yang memiliki ahlak atau perilaku yang baik dan terpuji sesuai dengan norma
dan tata kehidupan masyarakat berbudaya. Dengan merujuk pada tujuan pendidikan ini, maka
seorang guru profesional harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi agar potensi
siswa berkembang menjadi manusia (1) beriman dan bertaqwa; (2) berahlak mulia; (3) sehat;
(4) berilmu; (5) cakap; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) menjadi warga negara demokratis; dan (9)
menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional adalah “Peningkatan Mutu,
Relevansi, dan Daya Saing”. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang strategis dalam rangka
membenahi permasalahan guru secara mendasar. Sebagai tenaga profesional, guru harus
memiliki sertifikat profesi dari hasil uji kompetensi. Sesuai dengan usaha dan prestasinya,
guru akan memperoleh imbal jasa, insentif, dan penghargaan, atau mungkin sebaliknya,
disinsentif karena tidak terpenuhinya standar profesi oleh seorang guru. Untuk keperluan
tersebut ditempuh program pendidikan profesi guru dan sistem sertifikasi profesi pendidik,
baik untuk calon guru (pre service) maupun untuk guru yang sudah bekerja (in service).
Pendidikan profesi bagi calon guru dilakukan bersamaan dengan penerimaan sebagai calon
pegawai negeri sipil, sedangkan pendidikan profesi bagi yang sudah menjadi guru ditempuh
bagi guru-guru yang belum memenuhi syarat profesional berdasarkan penilaian portofolio
(rekam jejak kinerja) atau mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam jabatan.
Kebijakan Kemdiknas dalam peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing tersebut
menyatakan bahwa standar profesi guru merupakan dasar bagi penilaian kinerja guru yang
dilakukan secara berkelanjutan atas dasar kinerjanya baik pada tingkat kelas maupun satuan
pendidikan. Kinerja guru akan terus diukur berdasarkan standar profesi guru sehingga akan
diperoleh guru yang layak mendapatkan insentif atau guru yang disintensif. Idealnya penentu
profesionalisasi guru adalah lembaga atau organisasi profesi, namun karena untuk memenuhi
ketentuan penjaminan mutu maka saat ini menjadi tanggung jawab lembaga penyelenggara
pendidikan profesi guru atau Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan yang telah memenuhi
ketentuan.
C. Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi profesi guru, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Indikator keempat kompetensi
ini berjumlah 24 kemampuan ideal seorang guru profesional. Kompetensi pedagogik terdapat
10 indikator; kompetensi kepribadian terdapat 5 indikator; kompetensi sosial terdiri atas 4
indikator; dan kompetensi profesional terdiri atas 5 indikator.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas-
tugas pendidikan dan keguruan. Kompetensi ini terdiri atas:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi utama bagi seorang pendidik.
Dalam mendidik, seorang guru harus menguasai karakteristik peserta didik sehingga
proses pendidikan yang dilakukan tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
Karakteristik peserta didik itu meliputi fisik, psikhis, soial, dan budaya tempat tinggal
peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan komptensi karakter seorang guru.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi personal seorang guru.
Kompetensi ini merupakan sosok kepribadian seorang guru yang berkarakter sebagai
orang Indonesia serta pribadi yang ideal dari orang yang menjadi teladan di
masyarakat. Guru merupakan pribadi yang dapat menjadi contoh bagi yang lain.
Kompetensi kepribadian guru itu terdiri atas:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kompetensi guru dalam berhubungan dengan
pihak lain. Dalam lingkungan masyarakat, biasanya guru menjadi contoh bagi profesi
lain dalam berinteraksi dan berkomunikasi yang baik. Kompetensi sosial ini terdiri
atas:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berhubungan dengan
bidang akademik. Kompetensi ini terdiri atas:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Keempat kompetensi profesi guru ini merupakan indikator bagi seorang guru
profesional. Implementasi dari keempat komptensi ini dapat terwujud dalam aktivitas
sehari-hari seorang guru, baik ketika ia sedang bertugas mendidik siswa dalam kelas
maupun ketika ia berada di lingkungan masyarakat. Kompetensi profesi guru ini
melekat dengan pribadi guru sehingga akan selalu merupakan karakter sebagai
seorang pendidik yang berada di lingkungan masyarakat.
D. Pendidikan Berbasis Karakter
Sistem pendidikan nasional sebagaimana digariskan dalam Pasal 31 UUD 1945
beserta peraturan perundangan turunannya merupakan instrumen untuk mewujudkan
pembentukan karakter bangsa Indonesia, termasuk karakter seorang guru Indonesia. Untuk
itu, diperlukan suatu pendidikan guru berbasis pada pembangunan karakter bangsa. Tujuan
utama pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara, baik karakter
privat, seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia dari setiap individu; maupun karakter publik, misalnya kepedulian sebagai
warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan
kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi (Winataputra dan
Budimansyah,2007:192).
Pendidikan karakter lebih mengarah pada peningkatan kepribadian yang akan
tertanam secara mendalam dalam diri. Pada masa orde lama pernah diungkapkan bahwa
untuk mengatasi lunturnya idealisme bangsa diperlukan character building, yang disampaikan
oleh Presiden Sukarno pada Pidato Kenegaraan tanggal 17 Agustus 1962. Character building
ini dilakukan melalui lembaga pendidikan melalui mata pelajaran khusus atau memasukkan
konsep nation character pada setiap mata pelajaran. Pendidikan karakter lebih
mengedepankan kemampuan emosional dan spiritual yang dalam kompetensi profesi
pendidik termasuk ke dalam kompetensi kepribadian.
Kebijakan dalam sistem pendidikan disusun dengan pandangan ideal tentang sesuatu
hal. Kebijakan sertifikasi profesional guru sejatinya dimasudkan untuk meningkatkan kualitas
pendidik. Peningkatan kualitas pendidikan diharapkan akan mampu mendongkrak kualitas
pendidikan di negeri ini. Namun, kebijakan ini malah justru dikaburkan oleh pandangan
sempit bahwa “sertifikasi guru merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan guru”. Dari hal
ini, muncul kelompok-kelompok pragmatisme di kalangan para guru, dan menyisihkan
kelompok idealisme. Pandangan idealisme dipojokkan pada sebuah kenyataan yang tidak
sesuai dengan zaman, padahal kelompok idealime ini merupakan agen pembaharu di
lingkungan komunitas guru.
Gagasan character building sebagai upaya menciptakan guru-guru ideal patut
mendapat dukungan semua pihak. Apabila idealisme telah melekat pada pribadi guru, maka
ia akan mampu memperbaiki fenomena masyarakat kita yang telah mulai meninggalkan
karakter bangsa Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan pembukaan Undang-undang
Dasar 1945. Konsep Pendidikan Budi Pekerti yang menjadi pemikiran ideal seorang guru
ketika ia merasa resah dengan fenomena masyarakat saat ini merupakan landasan bagi
pengembangan character building. Pengembangan pendidikan budi pekerti ini seharusnya
dibangun terlebih dahulu melalui sebuah kesadaran kolegial setiap guru bahwa ia harus
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
Seorang guru ideal ia harus mampu mendidik dirinya (otodidak) untuk selalu menjadi pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Konsep kejujuran
dan berahlak mulia yang ditanamkan kepada peserta didik, seharusnya telah terlebih dahulu
tertanam dalam diri pendidik. Bagaimana jadinya, jika pendidik mengarahkan peserta didik
untuk bertindak dan berkata jujur, sedangkan ia tidak memberi contoh untuk bertindak jujur?
Guru harus menjadi teladan bagi murid dan masyarakat dalam bertindak dan berkata jujur
serta berahlak mulia.
Guru harus menjadi contoh bagi murid dalam mengelola qolbu. Oleh karena itu, ia
harus melakukan self actualisation tentang pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa. Dalam mengaktualisasikan hal tersebut, guru akan membangun dirinya untuk
memiliki pribadi yang tidak mudah marah, mampu mengontrol emosi, dan dapat memberikan
pertimbangan secara komprehensif dalam pengambilan keputusan. Setiap tindakan dan
perbuatan guru selalu dilakukan dengan mengontrol emosi secara objektif, sehingga pribadi
guru menjadi berwibawa di hadapan murid dan masyarakat. Guru menjadi peribadi yang
“digugu dan ditiru” oleh murid dan masyarakat.
Dalam hal melaksanakan tugas pokok sebagai pendidik guru selalu menunjukkan etos
kerja dan tanggungjawab yang tinggi. Seorang guru akan berusaha memantapkan dirinya
untuk menjalankan profesi guru secara ikhlas dan tidak mengeluhkan tugasnya. Pada diri
guru harus ditanamkan keyakinan bahwa pekerjaan guru merupakan pekerjaan mulia. Ketika
di dunia beroleh imbalan dari pemerintah atau dari yayasan, dan mudah-mudahan di akhirat
menjadi amal baik yang selalu mengalir jika ilmu yang diberikan kepada murid bermanfaat.
Profesi guru harus menjadi profesi yang dapat dibanggakan karena keyakinan di atas. Oleh
karena itu, setiap guru harus dapat membangun diri (self building) terutama dalam
menunjukkan etos kerja dan tanggungjawab yang tinggi. Sifat ini akan berhubungan dengan
kebanggan dan kepercayaan diri menjadi seorang guru. Menjadi guru adalah pekerjaan mulia
dan beribadah.
Seorang guru profesional akan selalu menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ia
tidak akan mudah tergoyahkan oleh kepentingan sesaat, karena profesi ini selalu dihayati dan
dinikmati sebagai fitrah dari sang pencipta. Kode etik profesi guru merupakan pegangan
dalam menjalankan profesi keguruan dan akan selalu tertanam dalam diri guru ideal. Oleh
karena itu, pandangan yang meremehkan profesi guru atau menjatuhkan profesi guru akan
mendapatkan reaksi dari pada guru yang telah memiliki karakter sebagai guru profesional.
Berdasarkan uraian ini, tampaknya pendidikan karakter bagi seorang guru merupakan
pandangan ideal. Dalam mengimplementasikan hal ini dapat ditempuh melalui proses
otodidak guru yang dilakukan dengan berintospeksi. Dalam suatu organisasi informal seperti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pun dapat dilakukan pendidikan dan latihan
berbasis karakter untuk memantapkan kompetensi kepribadian seorang guru. Program yang
sangat ideal ditempuh melalui program In House Training (IHT) bagi para guru yang dapat
diselenggarakan melalui UPTD Peningkatan Profesi Pendidik atau melalui Badan
Kepegawaian Daerah di tingkat kabupaten/kota. Melalui pendidikan karakter ini diharapkan
para guru semakin mantap kepribadiannya dan ia dapat menjadi teladan bagi murid dan
masyarakat dalam memantapkan karakter bangsa Indonesia.
E. Simpulan
Perubahan masyarakat yang mendorong adanya perubahan karakter bangsa Indonesia
merupakan kekhawatiran semua pihak. Profesi guru merupakan harapan satu-satunya untuk
memperbaiki perubahan negatif tersebut. Namun demikian, profesi guru harus menjadi
contoh dan teladan terlebih dahulu bagi masyarakat yang sedang mengalami degradasi. Guru
harus merupakan profesi terdepan dalam mempertahankan kelompok idealisme daripada
pragmatisme. Guru merupakan harapan semua pihak untuk mendidik dan mengarahkan
masyarakat Indonesia untuk kembali ke jatidiri bangsa Indonesia yang memiliki karakter
sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
Dalam mengemban tugas sebagai agen pembaharu, guru harus menjadi teladan bagi
peserta didik maupun masyarakat. Guru dapat mengikuti atau menerapkan pendidikan dan
pelatihan berbasis karakter. Guru seharusnya dapat membangun karakter diri sebagai pribadi
yang diidamkan melalui proses pelatihan diri.
Pendidikan berbasis karakter dapat dilakukan dengan memantapkan kompetensi
kepribadian guru. Pendidikan ini dapat dilakukan secara otodidak atau dilakukan secara
terprogram sebagai bentuk penyegaran pada guru. Pendidikan karakter bagi guru merupakan
upaya yang dapat ditempuh dalam rangka memersiapkan agen pembaharu untuk
memperbaiki kepribadian bangsa yang sedang mengalami pergeseran dan perubahan. Profesi
guru diharapkan mampu menjadi “pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk dalam
kehausan”. Amin.
Daftar Pustaka
1. Depdiknas (2003) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat
Dokumentasi Depdiknas.
2. Depdiknas (2005) Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Adicita Karya Nusa.
3. Depdiknas (2007) Pedoman Penilaian Guru dalam Jabatan. Jakarta: Direktorat
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4. Raka, I.I.D.G. (2008). Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa: Menengok
Kembali Peran Perguruan Tinggi, Bandung: Majelis Guru Besar ITB.
5. Supriadi, Dedi (1998) Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Bandung: Adicita Karya Nusa.
6. Surya, Mohamad. (2008). Guru Profesional: untuk Pendidikan Bermutu. Bandung: Geografi Edu.

More Related Content

What's hot

Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru Matematik
Nor Hazlinda
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
candrajelek
 
makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruan
Santi Susanti
 
Kod etika profesionalisme (1)
Kod etika profesionalisme (1)Kod etika profesionalisme (1)
Kod etika profesionalisme (1)
Yusri Mohd Yusof
 
Kod etika perguruan
Kod etika perguruanKod etika perguruan
Kod etika perguruan
Cik Sakura
 
Hak dan Kewajiban Guru
Hak dan Kewajiban GuruHak dan Kewajiban Guru
Hak dan Kewajiban Guru
efrializa
 

What's hot (19)

Profesionalisme guru
Profesionalisme guru Profesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Pensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru MatematikPensijilan Guru Matematik
Pensijilan Guru Matematik
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Makalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi GuruMakalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi Guru
 
Etika guru
Etika guruEtika guru
Etika guru
 
makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruan
 
Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108Modul pembelajaran ipg edu3108
Modul pembelajaran ipg edu3108
 
Memartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanMemartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruan
 
Asigmen
AsigmenAsigmen
Asigmen
 
Tajuk 2 done
Tajuk 2 doneTajuk 2 done
Tajuk 2 done
 
Kod etika profesionalisme (1)
Kod etika profesionalisme (1)Kod etika profesionalisme (1)
Kod etika profesionalisme (1)
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Kod etika perguruan
Kod etika perguruanKod etika perguruan
Kod etika perguruan
 
Profesion guru
Profesion guruProfesion guru
Profesion guru
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Hak dan Kewajiban Guru
Hak dan Kewajiban GuruHak dan Kewajiban Guru
Hak dan Kewajiban Guru
 
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruUpaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
 

Viewers also liked

Operasi bilangan bulat dengan manik manik - sd 3 megawon
Operasi bilangan bulat dengan manik manik  - sd 3 megawonOperasi bilangan bulat dengan manik manik  - sd 3 megawon
Operasi bilangan bulat dengan manik manik - sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikulerkegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler
PENJAGA HATI
 
Simulasi pengisian instrumen eds sd 3 megawon
Simulasi  pengisian instrumen eds   sd 3 megawonSimulasi  pengisian instrumen eds   sd 3 megawon
Simulasi pengisian instrumen eds sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
Evaluasi diri guru
Evaluasi diri guruEvaluasi diri guru
Evaluasi diri guru
permisan
 
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKBContoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
Suedi Ahmad
 

Viewers also liked (16)

Proposal block grant program revitalisasi kkg
Proposal block grant program revitalisasi kkgProposal block grant program revitalisasi kkg
Proposal block grant program revitalisasi kkg
 
Panduan eds online
Panduan eds onlinePanduan eds online
Panduan eds online
 
Teknik pengisian instrumen eds
Teknik pengisian instrumen edsTeknik pengisian instrumen eds
Teknik pengisian instrumen eds
 
Operasi bilangan bulat dengan manik manik - sd 3 megawon
Operasi bilangan bulat dengan manik manik  - sd 3 megawonOperasi bilangan bulat dengan manik manik  - sd 3 megawon
Operasi bilangan bulat dengan manik manik - sd 3 megawon
 
kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikulerkegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler
 
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulyaEvaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
 
Simulasi pengisian instrumen eds sd 3 megawon
Simulasi  pengisian instrumen eds   sd 3 megawonSimulasi  pengisian instrumen eds   sd 3 megawon
Simulasi pengisian instrumen eds sd 3 megawon
 
EVALUASI DIRI SEKOLAH
EVALUASI DIRI SEKOLAHEVALUASI DIRI SEKOLAH
EVALUASI DIRI SEKOLAH
 
Laporan analisis eds 2013 cianjur
Laporan analisis eds 2013 cianjurLaporan analisis eds 2013 cianjur
Laporan analisis eds 2013 cianjur
 
Format angket eds untuk kepsek dan guru sd
Format angket eds untuk kepsek dan guru sdFormat angket eds untuk kepsek dan guru sd
Format angket eds untuk kepsek dan guru sd
 
Evaluasi diri guru
Evaluasi diri guruEvaluasi diri guru
Evaluasi diri guru
 
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKBContoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
Contoh Pengisian Format 1, EDS Guru Utk PKB
 
PENILAIAN KINERJA GURU
PENILAIAN KINERJA GURUPENILAIAN KINERJA GURU
PENILAIAN KINERJA GURU
 
Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015
 
CONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELASCONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELAS
 
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
 

Similar to Makalah Paedagogik

Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
Riris Purbosari
 
Prokep profesional guru
Prokep profesional guruProkep profesional guru
Prokep profesional guru
nadiahbsa
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
Cescashinta
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesion
Pensil Dan Pemadam
 
Fungsi kode etik guru
Fungsi kode etik guruFungsi kode etik guru
Fungsi kode etik guru
ardenas_mom
 
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Suaidin -Dompu
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesion
Ustaz Salleh
 

Similar to Makalah Paedagogik (20)

Sinerginya Guru dengan UU Nomor 14Ttahun 2005
Sinerginya Guru dengan UU Nomor 14Ttahun 2005Sinerginya Guru dengan UU Nomor 14Ttahun 2005
Sinerginya Guru dengan UU Nomor 14Ttahun 2005
 
Report trends
Report trendsReport trends
Report trends
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Prokep profesional guru
Prokep profesional guruProkep profesional guru
Prokep profesional guru
 
profesion keguruan 2
profesion keguruan 2profesion keguruan 2
profesion keguruan 2
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
 
Edu sem 7 oll
Edu sem 7 ollEdu sem 7 oll
Edu sem 7 oll
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
 
cara merpercantik presentasi dengan powerpoint ( contoh powerpoint yang sanga...
cara merpercantik presentasi dengan powerpoint ( contoh powerpoint yang sanga...cara merpercantik presentasi dengan powerpoint ( contoh powerpoint yang sanga...
cara merpercantik presentasi dengan powerpoint ( contoh powerpoint yang sanga...
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesion
 
Fungsi kode etik guru
Fungsi kode etik guruFungsi kode etik guru
Fungsi kode etik guru
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
 
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanStrategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Perguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesionPerguruan sebagai satu profesion
Perguruan sebagai satu profesion
 

More from Edi B Mulyana

RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
Edi B Mulyana
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
Edi B Mulyana
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
Edi B Mulyana
 
Gaya gerak listrik hukum khircoff
Gaya gerak listrik   hukum khircoffGaya gerak listrik   hukum khircoff
Gaya gerak listrik hukum khircoff
Edi B Mulyana
 
Fisika dasar optik geometri
Fisika dasar   optik geometriFisika dasar   optik geometri
Fisika dasar optik geometri
Edi B Mulyana
 
Bukti fisik 62 indikator
Bukti fisik 62 indikatorBukti fisik 62 indikator
Bukti fisik 62 indikator
Edi B Mulyana
 
Program tahunan bahasa inggris
Program tahunan bahasa inggrisProgram tahunan bahasa inggris
Program tahunan bahasa inggris
Edi B Mulyana
 
Program semester bahasa inggris
Program semester bahasa inggrisProgram semester bahasa inggris
Program semester bahasa inggris
Edi B Mulyana
 
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikanAplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
Edi B Mulyana
 
Perbandingan materi (tema)
Perbandingan  materi (tema)Perbandingan  materi (tema)
Perbandingan materi (tema)
Edi B Mulyana
 
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd sd 3 megawon
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd   sd 3 megawonAlokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd   sd 3 megawon
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
A good english teacher
A good english teacherA good english teacher
A good english teacher
Edi B Mulyana
 
Seputar rks sd 3 megawon
Seputar rks   sd 3 megawonSeputar rks   sd 3 megawon
Seputar rks sd 3 megawon
Edi B Mulyana
 
Panduan mspd dan laporan mspd
Panduan mspd dan laporan mspdPanduan mspd dan laporan mspd
Panduan mspd dan laporan mspd
Edi B Mulyana
 

More from Edi B Mulyana (20)

RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Keluargaku. Sub Tema : Kebersamaan dalam ...
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Gaya gerak listrik hukum khircoff
Gaya gerak listrik   hukum khircoffGaya gerak listrik   hukum khircoff
Gaya gerak listrik hukum khircoff
 
Animasi air
Animasi airAnimasi air
Animasi air
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 
Fisika dasar optik geometri
Fisika dasar   optik geometriFisika dasar   optik geometri
Fisika dasar optik geometri
 
Bukti fisik 62 indikator
Bukti fisik 62 indikatorBukti fisik 62 indikator
Bukti fisik 62 indikator
 
Angka penting
Angka pentingAngka penting
Angka penting
 
Alat alat optik
Alat alat optikAlat alat optik
Alat alat optik
 
Program tahunan bahasa inggris
Program tahunan bahasa inggrisProgram tahunan bahasa inggris
Program tahunan bahasa inggris
 
Program semester bahasa inggris
Program semester bahasa inggrisProgram semester bahasa inggris
Program semester bahasa inggris
 
Intermezo sang guru
Intermezo sang guruIntermezo sang guru
Intermezo sang guru
 
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikanAplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
Aplikasi materi atau tema berdasarkan kalender pendidikan
 
Perbandingan materi (tema)
Perbandingan  materi (tema)Perbandingan  materi (tema)
Perbandingan materi (tema)
 
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd sd 3 megawon
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd   sd 3 megawonAlokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd   sd 3 megawon
Alokasi waktu pelajaran bahasa inggris di sd sd 3 megawon
 
A good english teacher
A good english teacherA good english teacher
A good english teacher
 
Seputar rks sd 3 megawon
Seputar rks   sd 3 megawonSeputar rks   sd 3 megawon
Seputar rks sd 3 megawon
 
Panduan mspd dan laporan mspd
Panduan mspd dan laporan mspdPanduan mspd dan laporan mspd
Panduan mspd dan laporan mspd
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah Paedagogik

  • 1. MAKALAH PAEDAGOGIK A. Pendahuluan Dewasa ini jabatan guru mendapat perhatian serius dari profesi lain. Sejak Indonesia merdeka, memang baru sejak tahun 2005 pemerintah mulai memerhatikan nasib guru, melalui Undang-undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Guru merupakan jabatan profesional. Makna “profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dangan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain. Profesional mempunyai makna yang mengacu pada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya” (Surya, 2008). Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional, yaitu: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (4) mematuhi kode etik profesi; (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas; (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya; (7) memiliki kesempatan untuk mengembnagkan profesinya secara berkelanjutan; dan (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Oleh karena itu, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan pemberian sertifikat pendidik. Sebagai guru profesional disyaratkan para guru wajib memiliki: (1) kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV, (2) Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, (3) sertifikat pendidik, (4) sehat jasmani dan rohani, (5) kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam konteks reformasi bidang pendidikan, telah ditetapkan bahwa bidang pendidikan merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Sekaitan dengan program profesionalisasi guru, pembinaan profesi ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, sehingga profesi guru kerap menjadi perhatian bagi birokrasi lain karena selain jumlahnya sangat banyak, juga karena kesejahteraannya sedang dinaikkan. Bagi para perencana anggaran di tingkat kabupaten/kota profesi guru menjadi perhatian, terutama jika guru yang disertifikasi telah menjadi guru profesional, maka harus dianggarkan gajinya dua kali lipat dari sebelumnya. Bagi profesi lain, guru dipandang sebagai profesi yang sedang dimanja
  • 2. pemerintah. Kecenderungan calon mahasiswa baru untuk bidang pendidikan dan keguruan pun hampir di setiap perguruan tinggi keguruan mengalami peningkatan. Artinya profesi guru telah menjadi pusat perhatian pihak lain. Profesi guru menjadi harapan banyak pihak dalam mengatasi perubahan di masyarakat saat ini. Banyak pihak yang merasa bahwa bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat dramatis, baik dalam kepemilikan karakter maupun budaya sebagai jati diri bangsa. Budimansyah (2009) menyatakan terjadi perubahan masyarakat terutama “munculnya karakter buruk yang ditandai kondisi kehidupan sosial budaya penyabar, ramah, penuh sopan santun dan pandai berbasa-basi berubah menjadi pemarah, suka mencaci, pendendam, berbuat sadis, kejam, dan biadab”. Guru diharapkan mampu menanamkan kembali karakter bangsa yang sudah semakin berubah melalui pendidikan. Profesi guru menjadi harapan semua pihak, ketika perhatian pendidik informal sedang bergeser pada myopia politik sebagai sebuah lompatan. Dalam aspek budaya pun, bangsa kita sudah mulai kehilangan nilai-nilai dan kecintaan pada seni tradisional. Tidak heran jika kemudian beberapa karya seni adiluhung di- HAKI-kan oleh bangsa lain. Padahal, seni budaya dapat mengajari kita tentang kejujuran dan rasa malu. Bangsa kita diajari oleh seni untuk jujur pada dirinya dan juga kepada orang lain. Bangsa kita harus diajari untuk memiliki rasa malu jika melakukan perbuatan yang tidak terpuji, seperti memanipulasi data atau melakukan berbagai cara untuk menguntungkan kelompok atau golongannya. Untuk itu, diperlukan penanaman kembali rasa cinta pada seni dan budaya melalui pendidikan. Tentu saja, profesi guru pula yang menjadi harapan. Demikian besar harapan pihak lain kepada profesi guru untuk mengembalikan dan memantapkan kembali karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, tentu saja guru harus menjadi contoh atau teladan terlebih dahulu bagi yang lain. Guru harus memantapkan kompetensi kepribadian sebagai seorang guru profesional. Sangat wajar jika guru secara otodidak mendidik diri untuk memantapkan karakter sebagai guru professional. B. Kebijakan Pendidikan Apabila kita mencermati kembali fungsi pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dari hal tersebut tergambar bahwa fungsi pendidikan tidak semata-mata mengembangkan kemampuan, namun juga dimaksudkan untuk membentuk watak dan peradaban suatu bangsa
  • 3. yang bermartabat. Pendidikan berfungsi sebagai pembentuk watak atau karakter bangsa yang bermartabat atau sebagai bangsa yang memiliki budaya. Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang menjunjung tinggi tata nilai dari suatu peradaban modern. Bangsa bermartabat adalah bangsa yang menjujung tinggi kebenaran, kejujuran, kesantunan, keramahtamahan, keberagaman, dan ketaatan pada aturan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan harus berfungsi membentuk bangsa untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan bangsa yang dapat hidup di dunia modern. Sementara itu, tujuan pendidikan kita adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan ini merupakan arah bagi semua penyelenggara dan pelaksana pendidikan dalam lingkup sistem pendidikan nasional. Manusia berahlak mulia adalah manusia yang memiliki ahlak atau perilaku yang baik dan terpuji sesuai dengan norma dan tata kehidupan masyarakat berbudaya. Dengan merujuk pada tujuan pendidikan ini, maka seorang guru profesional harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi agar potensi siswa berkembang menjadi manusia (1) beriman dan bertaqwa; (2) berahlak mulia; (3) sehat; (4) berilmu; (5) cakap; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) menjadi warga negara demokratis; dan (9) menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional adalah “Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing”. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang strategis dalam rangka membenahi permasalahan guru secara mendasar. Sebagai tenaga profesional, guru harus memiliki sertifikat profesi dari hasil uji kompetensi. Sesuai dengan usaha dan prestasinya, guru akan memperoleh imbal jasa, insentif, dan penghargaan, atau mungkin sebaliknya, disinsentif karena tidak terpenuhinya standar profesi oleh seorang guru. Untuk keperluan tersebut ditempuh program pendidikan profesi guru dan sistem sertifikasi profesi pendidik, baik untuk calon guru (pre service) maupun untuk guru yang sudah bekerja (in service). Pendidikan profesi bagi calon guru dilakukan bersamaan dengan penerimaan sebagai calon pegawai negeri sipil, sedangkan pendidikan profesi bagi yang sudah menjadi guru ditempuh bagi guru-guru yang belum memenuhi syarat profesional berdasarkan penilaian portofolio (rekam jejak kinerja) atau mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam jabatan. Kebijakan Kemdiknas dalam peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing tersebut menyatakan bahwa standar profesi guru merupakan dasar bagi penilaian kinerja guru yang dilakukan secara berkelanjutan atas dasar kinerjanya baik pada tingkat kelas maupun satuan pendidikan. Kinerja guru akan terus diukur berdasarkan standar profesi guru sehingga akan
  • 4. diperoleh guru yang layak mendapatkan insentif atau guru yang disintensif. Idealnya penentu profesionalisasi guru adalah lembaga atau organisasi profesi, namun karena untuk memenuhi ketentuan penjaminan mutu maka saat ini menjadi tanggung jawab lembaga penyelenggara pendidikan profesi guru atau Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan yang telah memenuhi ketentuan. C. Guru Profesional Guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi profesi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Indikator keempat kompetensi ini berjumlah 24 kemampuan ideal seorang guru profesional. Kompetensi pedagogik terdapat 10 indikator; kompetensi kepribadian terdapat 5 indikator; kompetensi sosial terdiri atas 4 indikator; dan kompetensi profesional terdiri atas 5 indikator. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas- tugas pendidikan dan keguruan. Kompetensi ini terdiri atas: a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi utama bagi seorang pendidik. Dalam mendidik, seorang guru harus menguasai karakteristik peserta didik sehingga proses pendidikan yang dilakukan tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Karakteristik peserta didik itu meliputi fisik, psikhis, soial, dan budaya tempat tinggal peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan komptensi karakter seorang guru.
  • 5. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi personal seorang guru. Kompetensi ini merupakan sosok kepribadian seorang guru yang berkarakter sebagai orang Indonesia serta pribadi yang ideal dari orang yang menjadi teladan di masyarakat. Guru merupakan pribadi yang dapat menjadi contoh bagi yang lain. Kompetensi kepribadian guru itu terdiri atas: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kompetensi guru dalam berhubungan dengan pihak lain. Dalam lingkungan masyarakat, biasanya guru menjadi contoh bagi profesi lain dalam berinteraksi dan berkomunikasi yang baik. Kompetensi sosial ini terdiri atas: a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berhubungan dengan bidang akademik. Kompetensi ini terdiri atas: a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
  • 6. b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Keempat kompetensi profesi guru ini merupakan indikator bagi seorang guru profesional. Implementasi dari keempat komptensi ini dapat terwujud dalam aktivitas sehari-hari seorang guru, baik ketika ia sedang bertugas mendidik siswa dalam kelas maupun ketika ia berada di lingkungan masyarakat. Kompetensi profesi guru ini melekat dengan pribadi guru sehingga akan selalu merupakan karakter sebagai seorang pendidik yang berada di lingkungan masyarakat. D. Pendidikan Berbasis Karakter Sistem pendidikan nasional sebagaimana digariskan dalam Pasal 31 UUD 1945 beserta peraturan perundangan turunannya merupakan instrumen untuk mewujudkan pembentukan karakter bangsa Indonesia, termasuk karakter seorang guru Indonesia. Untuk itu, diperlukan suatu pendidikan guru berbasis pada pembangunan karakter bangsa. Tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara, baik karakter privat, seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu; maupun karakter publik, misalnya kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi (Winataputra dan Budimansyah,2007:192). Pendidikan karakter lebih mengarah pada peningkatan kepribadian yang akan tertanam secara mendalam dalam diri. Pada masa orde lama pernah diungkapkan bahwa untuk mengatasi lunturnya idealisme bangsa diperlukan character building, yang disampaikan oleh Presiden Sukarno pada Pidato Kenegaraan tanggal 17 Agustus 1962. Character building ini dilakukan melalui lembaga pendidikan melalui mata pelajaran khusus atau memasukkan konsep nation character pada setiap mata pelajaran. Pendidikan karakter lebih mengedepankan kemampuan emosional dan spiritual yang dalam kompetensi profesi pendidik termasuk ke dalam kompetensi kepribadian. Kebijakan dalam sistem pendidikan disusun dengan pandangan ideal tentang sesuatu hal. Kebijakan sertifikasi profesional guru sejatinya dimasudkan untuk meningkatkan kualitas
  • 7. pendidik. Peningkatan kualitas pendidikan diharapkan akan mampu mendongkrak kualitas pendidikan di negeri ini. Namun, kebijakan ini malah justru dikaburkan oleh pandangan sempit bahwa “sertifikasi guru merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan guru”. Dari hal ini, muncul kelompok-kelompok pragmatisme di kalangan para guru, dan menyisihkan kelompok idealisme. Pandangan idealisme dipojokkan pada sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan zaman, padahal kelompok idealime ini merupakan agen pembaharu di lingkungan komunitas guru. Gagasan character building sebagai upaya menciptakan guru-guru ideal patut mendapat dukungan semua pihak. Apabila idealisme telah melekat pada pribadi guru, maka ia akan mampu memperbaiki fenomena masyarakat kita yang telah mulai meninggalkan karakter bangsa Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Konsep Pendidikan Budi Pekerti yang menjadi pemikiran ideal seorang guru ketika ia merasa resah dengan fenomena masyarakat saat ini merupakan landasan bagi pengembangan character building. Pengembangan pendidikan budi pekerti ini seharusnya dibangun terlebih dahulu melalui sebuah kesadaran kolegial setiap guru bahwa ia harus bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Seorang guru ideal ia harus mampu mendidik dirinya (otodidak) untuk selalu menjadi pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Konsep kejujuran dan berahlak mulia yang ditanamkan kepada peserta didik, seharusnya telah terlebih dahulu tertanam dalam diri pendidik. Bagaimana jadinya, jika pendidik mengarahkan peserta didik untuk bertindak dan berkata jujur, sedangkan ia tidak memberi contoh untuk bertindak jujur? Guru harus menjadi teladan bagi murid dan masyarakat dalam bertindak dan berkata jujur serta berahlak mulia. Guru harus menjadi contoh bagi murid dalam mengelola qolbu. Oleh karena itu, ia harus melakukan self actualisation tentang pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Dalam mengaktualisasikan hal tersebut, guru akan membangun dirinya untuk memiliki pribadi yang tidak mudah marah, mampu mengontrol emosi, dan dapat memberikan pertimbangan secara komprehensif dalam pengambilan keputusan. Setiap tindakan dan perbuatan guru selalu dilakukan dengan mengontrol emosi secara objektif, sehingga pribadi guru menjadi berwibawa di hadapan murid dan masyarakat. Guru menjadi peribadi yang “digugu dan ditiru” oleh murid dan masyarakat. Dalam hal melaksanakan tugas pokok sebagai pendidik guru selalu menunjukkan etos kerja dan tanggungjawab yang tinggi. Seorang guru akan berusaha memantapkan dirinya untuk menjalankan profesi guru secara ikhlas dan tidak mengeluhkan tugasnya. Pada diri
  • 8. guru harus ditanamkan keyakinan bahwa pekerjaan guru merupakan pekerjaan mulia. Ketika di dunia beroleh imbalan dari pemerintah atau dari yayasan, dan mudah-mudahan di akhirat menjadi amal baik yang selalu mengalir jika ilmu yang diberikan kepada murid bermanfaat. Profesi guru harus menjadi profesi yang dapat dibanggakan karena keyakinan di atas. Oleh karena itu, setiap guru harus dapat membangun diri (self building) terutama dalam menunjukkan etos kerja dan tanggungjawab yang tinggi. Sifat ini akan berhubungan dengan kebanggan dan kepercayaan diri menjadi seorang guru. Menjadi guru adalah pekerjaan mulia dan beribadah. Seorang guru profesional akan selalu menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ia tidak akan mudah tergoyahkan oleh kepentingan sesaat, karena profesi ini selalu dihayati dan dinikmati sebagai fitrah dari sang pencipta. Kode etik profesi guru merupakan pegangan dalam menjalankan profesi keguruan dan akan selalu tertanam dalam diri guru ideal. Oleh karena itu, pandangan yang meremehkan profesi guru atau menjatuhkan profesi guru akan mendapatkan reaksi dari pada guru yang telah memiliki karakter sebagai guru profesional. Berdasarkan uraian ini, tampaknya pendidikan karakter bagi seorang guru merupakan pandangan ideal. Dalam mengimplementasikan hal ini dapat ditempuh melalui proses otodidak guru yang dilakukan dengan berintospeksi. Dalam suatu organisasi informal seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pun dapat dilakukan pendidikan dan latihan berbasis karakter untuk memantapkan kompetensi kepribadian seorang guru. Program yang sangat ideal ditempuh melalui program In House Training (IHT) bagi para guru yang dapat diselenggarakan melalui UPTD Peningkatan Profesi Pendidik atau melalui Badan Kepegawaian Daerah di tingkat kabupaten/kota. Melalui pendidikan karakter ini diharapkan para guru semakin mantap kepribadiannya dan ia dapat menjadi teladan bagi murid dan masyarakat dalam memantapkan karakter bangsa Indonesia. E. Simpulan Perubahan masyarakat yang mendorong adanya perubahan karakter bangsa Indonesia merupakan kekhawatiran semua pihak. Profesi guru merupakan harapan satu-satunya untuk memperbaiki perubahan negatif tersebut. Namun demikian, profesi guru harus menjadi contoh dan teladan terlebih dahulu bagi masyarakat yang sedang mengalami degradasi. Guru harus merupakan profesi terdepan dalam mempertahankan kelompok idealisme daripada pragmatisme. Guru merupakan harapan semua pihak untuk mendidik dan mengarahkan masyarakat Indonesia untuk kembali ke jatidiri bangsa Indonesia yang memiliki karakter sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
  • 9. Dalam mengemban tugas sebagai agen pembaharu, guru harus menjadi teladan bagi peserta didik maupun masyarakat. Guru dapat mengikuti atau menerapkan pendidikan dan pelatihan berbasis karakter. Guru seharusnya dapat membangun karakter diri sebagai pribadi yang diidamkan melalui proses pelatihan diri. Pendidikan berbasis karakter dapat dilakukan dengan memantapkan kompetensi kepribadian guru. Pendidikan ini dapat dilakukan secara otodidak atau dilakukan secara terprogram sebagai bentuk penyegaran pada guru. Pendidikan karakter bagi guru merupakan upaya yang dapat ditempuh dalam rangka memersiapkan agen pembaharu untuk memperbaiki kepribadian bangsa yang sedang mengalami pergeseran dan perubahan. Profesi guru diharapkan mampu menjadi “pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk dalam kehausan”. Amin. Daftar Pustaka 1. Depdiknas (2003) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Dokumentasi Depdiknas. 2. Depdiknas (2005) Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Adicita Karya Nusa. 3. Depdiknas (2007) Pedoman Penilaian Guru dalam Jabatan. Jakarta: Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 4. Raka, I.I.D.G. (2008). Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa: Menengok Kembali Peran Perguruan Tinggi, Bandung: Majelis Guru Besar ITB. 5. Supriadi, Dedi (1998) Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Bandung: Adicita Karya Nusa. 6. Surya, Mohamad. (2008). Guru Profesional: untuk Pendidikan Bermutu. Bandung: Geografi Edu.