SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
  UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
                          JAKARTA




                       Tim Penyusun




       PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
      PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
     Komplek Ruko Cempaka Mas Blok M1 Nomor 42 – 43
      Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat
              Telp. 021-4255015 Fax. 021-4255150
KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjat ke hadirat Allah, SWT atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA dapat terselesaikan.

Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan secara
berjenjang mulai Pengurus PPNI Komisariat, Pengurus PPNI Wilayah hingga
Pengurus PPNI Provinsi di Provinsi DKI Jakarta. Kami berharap semoga petunjuk
teknis ini bermanfaat untuk semua anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta, sehingga
tidak ada anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta yang tidak mendapatkan Surat
Tanda Registrasi dan atau tidak menjadi anggota PPNI Provinsi DKI Jakarta melalui
Pengurus Komisariat, khususnya pada masa peralihan atau pemutihan STR untuk 5
(lima) tahun mendatang.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan petunjuk teknis ini, khususnya kepada ;
1. Ibu Prayetni, SKp, M.Kep selaku Kepala Sub Direktorat Rumah Sakit Khusus
   Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik, Direktorat Jenderal Bina
   Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI yang telah turut serta memberikan
   masukan sekaligus penyandang dana;
2. Bapak Harif Fadillah, SKp, SH, Advokat selaku Sekretaris Jenderal PPNI Pusat
   yang telah banyak mendorong agar implementasi Permenkes Nomor 1796
   Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta
   berjalan cepat dan terarah, sekaligus memberi banyak masukan dan sarannya;
3. Pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta yang aktif selama penyusunan petunjuk
   teknis ini;
4. Pengurus PPNI Kota Administrasi dari 5 (lima) wilayah Kota Administrasi sebagai
   tim penyusun petunjuk teknis ini.

Kami tetap meminta kepada semua pihak memberikan masukan terhadap
kesempurnaan petunjuk teknis ini agar lebih bermanfaat dan berguna bagi semua
pihak, khususnya anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta menjadi lebih kompeten,
professional sehingga pelayanan keperawatan di Provinsi DKI Jakarta semakin
berkualitas melalui registrasi tenaga kesehatan.


                                       Jakarta, 3 Januari 2012

                                       Persatuan Perawat Nasional Indonesia
                                       Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
                                       Ketua,



                                       Ns.Purwadi, M.Kep, Sp.Kom
KEPUTUSAN KETUA
              PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI)
                PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
                      Nomor :    /PPNI-DKI/SK/I/2012

                                    tentang

               PEMBERLAKUAN PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
 NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
       UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA

                 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                          PENGURUS PROVINSI
              PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI)
                    DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang :      1. bahwa salah satu fungsi pokok dari organisasi profesi adalah
                    mengkawal berbagai regulasi atau kebijakan dari Pemerintah
                    yang berhubungan langsung dengan anggota;

                 2. bahwa salah satu regulasi atau kebijakan tersebut adalah
                    Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796 Tahun 2011
                    tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

                 3. bahwa PPNI Provinsi DKI Jakarta perlu menjamin
                    pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan yang dimaksud
                    pada huruf 2 (dua) sesuai dengan ketentuan yang ada;

                 4. bahwa sesuai dengan huruf 3 (tiga) perlu disusun Petunjuk
                    Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
                    1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan untuk
                    Perawat di Provinsi DKI Jakarta melalui Keputusan Ketua
                    PPNI Provinsi DKI Jakarta.

Mengingat :      1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
                 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796 Tahun 2011
                    tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
                 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 Tahun 2010
                    tentang ijin penyelenggaraan praktek perawat;
                 4. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang sistem
                    kesehatan daerah;
                 5. Keputusan MUNAS VII PPNI No. 06/Munas-VII/PPNI/2005
                    tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
                    Tangga PPNI.
                 6. Keputusan        Pengurus       Pusat      PPNI   Nomor
                    14/PP.PPNI/SK/K/II/2010 tentang pengesahan pengurus PPNI
                    Provinsi DKI Jakarta masa bakti 2011 – 2015.
MEMUTUSKAN

Menetapkan   PEMBERLAKUAN   PETUNJUK    TEKNIS  PELAKSANAAN
             PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
             NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA
             KESEHATAN UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI
             JAKARTA

KESATU :     Petunjuk Teknis dimaksud dalam keputusan ini terdiri dari :
             1. Bab I tentang Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
                1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
                melalui jejaring PPNI dan Himpunan/Ikatan;
             2. Bab II tentang Pengembangan data dasar perawat di Provinsi
                DKI Jakarta yang teregistrasi dan Institusi Pendidikan
                Keperawatan;
             3. Bab III tentang Masa Peralihan dari Surat Ijin Perawat (SIP)
                atau Surat Ijin Kerja (SIK) menjadi Surat Tanda Registrasi
                (STR);
             4. Bab IV tentang Uji Kompetensi Bagi Lulusan Perawat;
             5. Bab V tentang Program pembinaan penyelenggaraan praktik
                perawat

KEDUA :      Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini antara lain ;
             1. Menjadi acuan pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan
                Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
                Kesehatan bagi seluruh anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta,
                khususnya Pengurus PPNI Komisariat, Pengurus PPNI
                Wilayah dan Pengurus PPNI Provinsi;
             2. Menjadi strategi membangun data dasar perawat dan Institusi
                Pendidikan Keperawatan;
             3. Menjamin semua perawat di Provinsi DKI Jakarta teregistrasi;
             4. Menjamin pelaksanaan uji kompetensi mulai lulusan mulai
                Tahun 2012 berlangsung sesuai dengan Peraturan Menteri
                Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi
                Tenaga Kesehatan;
             5. Menjamin masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilayani
                oleh perawat teregistrasi, sehingga mutu pelayanan
                keperawatan menjadi semakin berkualitas.

KETIGA :     Ketupusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


                                       Ditetapkan di : Jakarta
                                       Pada tanggal : 3 Januari 2012
                                       Persatuan Perawat Nasional Indonesia
                                       Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
                                       Ketua,

                                       Ns. Purwadi, M.Kep, Sp.Kom
                                       NIRA. 31.72.34.10.12814
BAB I
  Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang
  Registrasi Tenaga Kesehatan melalui jejaring PPNI dan Himpunan/Ikatan


A. Definisi
   Kegiatan menyebarluaskan informasi tentang Permenkes tersebut kepada
   seluruh perawat yang bekerja di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

B. Tujuan
   1. Seluruh perawat yang bekerja di Provinsi DKI Jakarta memahami Peraturan
      Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
      Kesehatan.
   2. Seluruh perawat yang bekerja di Provinsi DKI Jakarta melaksanakan
      Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi
      Tenaga Kesehatan di instansi tempat kerjanya.
   3. Stakeholder terkait seperti pihak manajemen Rumah Sakit, Pimpinan
      Puskesmas, Klinik dan Sudinkes mendukung mekanisme pelaksanaan
      Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi
      Tenaga Kesehatan.

C. Sasaran
   1. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit
   2. Perawat yang bekerja di Klinik
   3. Perawat yang bekerja di Puskesmas
   4. Perawat yang bekerja di tatanan Suku Dinas Kesehatan/Dinas Kesehatan
   5. Perawat yang bekerja di Instansi Pendidikan
   6. Perawat yang bekerja di Instansi Kementrian/Lembaga Pemerintah dan
      Lembaga Swasta lainnya.

D. Tahapan kegiatan
   1. Pembentukan tim sosialisasi.
   2. Rapat tim sosialisasi membahas peserta atau sasarannya, waktunya, metode
      kegiatannya, tempat dan peralatan yang diperlukan.
   3. Mengirimkan surat undangan/pemberitahuan.
   4. Melaksanakan kegiatan sosialisasi
   5. Menyusun laporan kegiatannya

E. Pelaksana
   1. Pengurus MTKI atau MTKP
   2. Pengurus PPNI Pusat
   3. Pengurus PPNI Provinsi
   4. Pengurus PPNI Kota Administrasi
   5. Pengurus Himpunan/Ikatan

F. Pelaporan
   Pelaporan terdiri dari jumlah peserta, waktu dan tempatnya, isu penting yang
   dibahas dan rencana tindak lanjut yang disepakati. Pelaporan dibuat dan
   ditembuskan kepada PPNI Provinsi DKI Jakarta.
BAB II
 Pengembangan data dasar perawat di Provinsi DKI Jakarta yang teregistrasi
                 dan Institusi Pendidikan Keperawatan


A. Definisi
   Mekanisme pengelolaan data dasar perawat seluruh Provinsi DKI Jakarta yang
   dilakukan proses registrasi melalui Surat Tanda Registrasi (STR) baik lulusan
   perawat sebelum Tahun 2012 dan lulusan Tahun 2012, termasuk data Institusi
   Pendidikan Keperawatan dengan jumlah/prosentase lulusan yang lulus uji
   kompetensi.

B. Tujuan
   1. Tersedianya data dasar perawat di Provinsi DKI Jakarta yang teregistrasi.
   2. Tersedianya data dasar Institusi Pendidikan Keperawatan dengan prosentase
      yang lulus uji kompetensi.
   3. Terpantaunya masa berlaku registrasi bagi perawat yang memiliki Surat
      Tanda Registrasi (STR).

C. Sasaran
   1. Perawat yang bekerja di seluruh Instansi Pemerintah maupun swasta di
      wilayah Provini DKI Jakarta.
   2. Institusi Pendidikan Keperawatan di seluruh Provinsi DKI Jakarta.

D. Tahapan kegiatan
   1. Pengurus Komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan mempublikasikan
      persyaratan penerbitan STR yaitu ;
      a. 1 (satu) lembar ijazah terakhir yang dilegalisir dengan stempel basah.
      b. Foto berwarna dengan latar berwarna merah ukuran 4 x 6 sebanyak 3
          (tiga) lembar.
      c. Fotocopy SIP atau Sertifikat Kompetensi bagi yang memiliki.
   2. Stempel basah yang dimaksud, diutamakan dari Institusi Pendidikan
      Keperawatan asal perawat dan atau dari Institusi tempat bekerjanya.
   3. Berkas dapat ditolak apabila tidak memenuhi syarat sebagaimana point
      nomor 1 (satu).
   4. Bagi perawat yang bekerja di Klinik dan atau Institusi Pelayanan Kesehatan
      lainnya yang tidak termasuk anggota komisariat, wajib melalui pengurus
      komisariat terdekat atau komisariat Puskesmas Kecamatan.
   5. Pengurus komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan mengumpulkan
      berkas STR sebagaimana point 1 (satu).
   6. Pengurus komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan melakukan entry
      data sesuai dengan formulir isian yang ada dalam bentuk Program Excel.
   7. Setelah entry data selesai, dalam bentuk CD-Room, dikirim ke Pengurus
      PPNI Provinsi lengkap dengan berkasnya. Sekretariat PPNI Provinsi DKI
      Jakarta adalah ;

                      Ruko Cempaka Mas Jl. Letjen Suprapto
                Blok M1 No. 42-43 Telp. 021.425054 Fax. 021.4255150
                  dengan Petugas Sekretariat Sdr. Erwin Sutanto.
8. Pengurus PPNI Provinsi mengirimkan data entry dan berkas ke MTKI dengan
       tembusan ke Ketua MTKP dan Ketua PPNI Kota Administrasi.
   9. Kepada Pengurus Komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan,
       diberikan Tanda Bukti Proses Penerbitan STR dari Pengurus PPNI Provinsi.
   10. Pengambilan Surat Tanda Registrasi (STR) apabila sudah selesai, diambil ke
       Sekretariat PPNI Provinsi dengan menunjukkan Surat Tanda Terima dan
       bukti pembayaran iuran anggota selama 1 (satu) tahun, secara berjenjang
       dari Komisariat ke Pengurus Kota Administrasi, Pengurus Provinsi dan
       Pengurus Pusat, kecuali bagi lulusan baru dari Institusi Pendidikan
       Keperawatan.
   11. Untuk tertib administrasi pengumpulan berkas STR dijadwalkan sebagai
       berikut ;

               No                Wilayah                                     Hari
               1      Jakarta Pusat                                         Senin
               2      Jakarta Utara & Kep Seribu                            Selasa
               3      Jakarta Barat                                          Rabu
               4      Jakarta Selatan                                       Kamis
               5      Jakarta Timur                                         Jum’at

   12. Selanjutnya dapat digambarkan dengan alur berikut ini :


           Publikasi oleh Pengurus Komisariat / Institusi DIKWAT:
         1 (satu) lembar ijazah legalisir basah, foto 4 x 6 color deng
         latar merah 3 lembar dan copy SIP/SERKOM kalau punya



            Pengurus Komisariat / Institusi DIKWAT entry data
          memakai program excel & pengumpulan berkas dengan
                          map warna merah



                         Dikirim ke Sekretariat PPNI
                                                                      Komisariat mendapatkan Tanda
                             Provinsi DKI Jakarta
                                                                    Bukti Proses Penerbitan STR dengan
                        (Ruko Cempaka Mas Blok M1
                                                                      lampiran daftar nama anggota
                        No.42-43 Telp. 021-4255054)
                         dengan Sdr. Erwin Sutanto


                                                                              Pengurus Komisariat
                       Mengirimkan ke MTKI dengan                            mengambil STR dengan
                      tembusan : Pengurus PPNI Kota                        menunjukkan Tanda Bukti
                       Administratif dan Ketua MTKP                      Proses Penerbitan STR & bukti
                                                                         pembayaran iuran PPNI selama
                                                                          1 tahun, kecuali lulusan baru



E. Pelaksana
   Pengurus PPNI Provinsi.
F. Pelaporan
   Pelaporan dibuat oleh Pengurus PPNI Provinsi meliputi rekapitulasi data dasar
   sesuai dengan item yang ada dan perkembangan STR yang telah selesai,
   termasuk hambatan yang terjadi selama proses penerbitan STR.

G. Bentuk Tanda Terima Bukti Proses Penerbitan STR, seperti terlampir.


                                      BAB III
      Masa Peralihan Dari Surat Ijin Perawat (SIP) atau Surat Ijin Kerja (SIK)
                     menjadi Surat Tanda Registrasi (STR)

A. Definisi
   Yang dimaksud masa peralihan dari surat ijin perawat (SIP) atau Surat Ijin Kerja
   (SIK) menjadi surat tanda regitrasi (STR) adalah periode waktu tertentu yang
   diberikan kepada anggota PPNI untuk melakukan pengurusan SIP/SIK menjadi
   STR hingga 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796
   Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan ditetapkan.

B. Tujuan
   1. Tersosialisasinya masa peralihan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796
      Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
   2. Memberikan informasi tentang kebijakan masa peralihan Peraturan Menteri
      Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
      kepada anggota PPNI.
   3. Memberikan kepastian tata aturan organisasi dalam mengkawal pelaksanaan
      Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi
      Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta.
   4. Menjamin anggota PPNI mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR).

C. Sasaran
   Perawat lulusan

D. Penjelasan
   1. Batas akhir pengurusan peralihan SIP menjadi STR pada tanggal 30
      September 2016.
   2. Seluruh anggota PPNI melalui pengurus Komisariat dihimbau untuk
      melakukan pemutihan SIP/SIK menjadi STR sesuai dengan BAB II dalam
      Petunjuk Teknis ini.
   3. Kepada anggota PPNI tetap dihimbau untuk memperoleh Satuan Kredit
      Profesi (SKP) sesuai dengan bidang keilmuannya seiring dengan proses
      pemutihan STR.
   4. Satuan Kredit Profesi (SKP) diberikan pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta
      kepada peserta pendidikan dan atau pelatihan yang berasal dari wilayah
      Provinsi DKI Jakarta.
   5. Penyelenggara pendidikan dan atau pelatihan dapat dilakukan oleh
      Pengurus,PPNI Komisariat Kabupaten/Kota, Pengurus PPNI Provinsi DKI
      Jakarta dan pengurus Ikatan/Himpunan serta lembaga lainnya yang diakui.
6. Aturan lainnya terkait dengan penerbitan Satuan Kredit Profesi (SKP)
      mengikuti aturan dari PPNI Pusat.

E. Pelaksana
   1. Pengurus PPNI Komisariat, Kota Administrasi atau Provinsi DKI Jakarta
   2. Pengurus Ikatan/Himpunan

F. Pelaporan
   Pelaporan menyangkut jumlah anggota yang sudah mendapatkan STR, yang
   masih mempunyai SIP. Pelaporan diberikan kepada Ketua MKTP Provinsi DKI
   Jakarta.


                                   BAB IV
                     Uji Kompetensi Bagi Lulusan Perawat

A. Definisi
   Yang dimaksud dengan uji kompetensi bagi lulusan perawat adalah suatu proses
   mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan perawat dengan
   standar yang ditetapkan oleh PPNI.

B. Tujuan
   1. Memastikan bahwa lulusan perawat dari Institusi Pendididikan Keperawatan
      lulus uji kompetensi.
   2. Menjamin kepastian bahwa hanya perawat yang lulusan uji kompetensi yang
      diberikan Surat Tanda Registrasi.
   3. Memberikan perlindungan hukum terhadap lulusan perawat yang telah lulus
      uji kompetensi.
   4. Sebagai umpan balik bagi Institusi Pendidikan Keperawatan dan atau PPNI
      untuk melakukan perbaikan mutu lulusan perawat.

C. Sasaran
   Lulusan perawat mulai Tahun 2012 untuk Program Diploma III, Ners dan Ners
   Spesialis.

D. Penjelasan
   1. Dua bulan sebelum pelaksanaan ujian akhir atau proses pendidikan berakhir
      dari kurun waktu perkuliahan, Institusi Pendidikan Keperawatan wajib
      melaporkan kepada Ketua MTKP perihal permohonan uji kompetensi,
      pelaksanaan wisuda dan angkat sumpah, dengan melampirkan jumlah
      peserta didik, status akreditasinya, alamat dan jumlah dosen yang sudah
      mengikuti pelatihan asesor kompetensi.
   2. PPNI Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan MTKP untuk melakukan
      pemetaan pelaksanaan uji kompetensi terkait dengan jumlah peserta, lokasi,
      pengawas, waktu dan tempat pelaksanaan uji kompetensi.
   3. PPNI Provinsi DKI Jakarta melakukan inisiasi kepada MTKP perihal uji
      kompetensi bagi Insititusi Pendidikan Keperawatan.
   4. Pelaksanaan dan hasil serta sertifikat kelulusan uji kompetensi menjadi
      tanggung jawab penuh MTKP.
5. Substansi uji kompetensi terkait bentuk soal, penggandaan, pemeriksaan
      hasil uji menjadi tanggung jawab MTKI.

E. Pelaksana
   1. MTKI dan atau MTKP
   2. PPNI Provinsi
   3. Institusi Pendidikan Keperawatan

F. Pelaporan
   Pelaporan pelaksanaan uji kompetensi dibuat oleh MTKP.


                                 BAB V
             Program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat

A. Definisi
   Pembinaan penyelenggaraan praktik perawat adalah rangkaian kegiatan yang
   bersifat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari seorang
   perawat yang bekerja ditatanan pelayanan dan atau pendidikan agar semakin
   professional dalam melaksanakan tugas keprofesiannya sebagai perawat.

B. Tujuan
   1. Meningkatkan pengetahuan perawat yang memenuhi ranah peka budaya etis
      dan legal.
   2. Meningkatkan sikap perawat yang mencerminkan perilaku caring dan berfikir
      kritis berlandaskan kode etik keperawatan.
   3. Meningkatkan keterampilan yang kompeten sesuai dengan bidang
      keahliannya.

C. Sasaran
   Seluruh perawat yang bekerja di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

D. Penjelasan
   1. Membentuk tim pembinaan penyelenggaraan praktik perawat Tingkat Kota
      Administrasi.
   2. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan/Suku Dinas Kesehatan di 6 (enam)
      wilayah dalam rangka penyusunan program pembinaan penyelenggaraan
      praktik perawat.
   3. Menyusun program kerja tahunan dalam bentuk berbagai jenis kegiatan
      seperti seminar, pelatihan, workshop, symposium, dll.
   4. Melakukan penelitian keperawatan berbasis data lapangan atau evidence
      based dengan pendekatan penelitian tindakan (action research) untuk
      meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, dengan tahapan praktis ;
      a. Look (lihat)
         1) Mengidentifikasi berbagai fenomena atau permasalahan yang ada di
             area pelayanan keperawatan sesuai bidang keilmuan atau jenis
             pelayanan.
         2) Menetapkan masalah yang ada di area pelayanan keperawatan yang
             akan dilakukan penelitian tindakan.
3) Mengkaji lebih mendalam masalah yang ada dengan menggunakan
           berbagai metode seperti diskusi kelompok terarah, wawancara yang
           mendalam, observasi dll, termasuk pengembangan kusioner
           sederhana.
   b. Think (analisa)
      1) Melakukan pengelompokan masalah yang ada menjadi tema-tema dari
           hasil pengkajian yang mendalam sehingga dapat menjadi beberapa
           tema pokok.
      2) Melakukan analisa terhadap berbagai tema pokok menjadi satu bentuk
           konsep atau kesimpulan penelitian tindakan dengan menetapkan akar
           permasalahan yang ada.
   c. Action (pelaksanaan riset)
      1) Menyusun perencanaan tindakan berdasarkan hasil analisa.
      2) Melakukan tindakan penanganan masalah berdasarkan perencanaan
           yang dibuat secara bertahap dan simultan dengan melibatkan semua
           sumber daya yang ada.
      3) Melakukan penilaian terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan dari
           aspek kemanfaatan atau dampaknya tindakan terhadap masalah yang
           ada.
      4) Membuat laporan kegiatan
      5) Mempublikasikan hasil penelitian tindakan melalui berbagai forum
           komunikasi yang ada.
5. Mengembangkan strategi pembinaan komisariat sebagai pilot project
   pembinaan etik keperawatan yang bekerja sama dengan Majelis Kode Etik
   Keperawatan Provinsi, termasuk penerapan mentorship dan preceptor ship.
6. Melibatkan peran serta pengurus komisariat dalam pembinaan dan
   pengembangan standar kompetensi anggotanya sesuai dengan kaidah CPD
   (continuing professional development).
7. Melaksanakan berbagai metode program pembinaan penyelenggaraan
   praktik perawat antara lain ;
   a. Rapat/pertemuan konsultasi
      1) Pengertian
         Merupakan media yang dipakai untuk pengambilan keputusan secara
         musyawarah untuk mufakat.
      2) Tujuan
         Menemukan penyelesaian masalah yang dihadapi, mendapatkan
         masukan dan informasi untuk pengambilan keputusan yang
         dikembangkan dalam penetapan kebijakan keperawatan.
      3) Langkah-langkah
         Tim Pembina menyediakan waktu untuk pelaksanaan rapat/pertemuan
         konsultasi dengan Suku Dinas Kesehatan Wilayah dan atau dengan
         Pengurus Komisariat, menentukan tujuan dan lingkup bahasan serta
         membantu pihak yang berkonsultasi dalam pengambilan keputusan.
      4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
         Penting untuk dilakukan penetapan periode waktu rapat seperti setiap 3
         (tiga) bulan sekali yang terjadwal secara acak atau bergilir dari setiap
         komisariat yang ada. Perlu dibuat progress report dari setiap rapat untuk
         melihat efektifitas pembinaan yang dilakukan.

   b. Diseminasi informasi
1) Pengertian
     Merupakan suatu kegiatan menyebarkan atau memberikan informasi
     yang ditujukan kepada suatu kelompok atau individu.
  2) Tujuan
     Pengembangan ke depan dan kegiatan untuk penyesuaian dan
     mengintegrasikan ide kegiatan yang sudah ada berdasarkan informasi
     dari hasil seminar/diseminasi.
  3) Langkah-langkah
     Merencanakan materi pelaksanaan diseminasi, menentukan sasaran
     diseminasi, menentukan metode diseminasi, menentukan waktu dan
     tempat pelaksanaan diseminasi, pelaksanaan diseminasi dan rencana
     tindak lanjut diseminasi.
  4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
     Penting dipastikan semua perawat di ruang perawatan atau seluruh
     Komisariat atau sebagian sesuai dengan kebutuhan mendapatkan hasil
     diseminasi informasi yang dilakukan. Perlu dilakukan publikasi hasil
     diseminasi informasi secara seleksi di tempat tertentu seperti papan
     informasi, dll untuk diketahui oleh khalayak umum, khususnya
     masyarakat keperawatan.

c. Pendampingan (coaching)
   1) Pengertian
      Hubungan kerjasama antara pendamping/fasilitator dan sasaran individu
      melalui komunikasi, tuntunan, langkah-langkah untuk mengadopsi
      praktik baru dan mencapai target kompetensi dalam waktu tertentu.
      Fokus dari pendampingan adalah meningkatkan kemampuan dalam
      memberikan asuhan keperawatan, bukan menilai. Pendampingan
      merupakan aktifitas mendukung, mendorong dan membantu individu
      agar secara aktif mengadopsi keterampilan baru atau mencapai
      kompetensi tertentu. Prinsip pendampingan adalah kepercayaan,
      kesejawatan, keterbukaan, terarah dan antusias.
      Setiap coaching terdiri dari elemen ;
      C = clear performance model (model kinerja yang jelas)
      O = openness to learning (keterbukaan untuk belajar)
      A = assessment to performance (penilaian kerja)
      C = communication (komunikasi)
      H = help and follow up (menolong dan tindak lanjut)
   2) Tujuan
      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan perawat, membantu
      pengembangan karir perawat terkait dengan menggali fakta diri untuk
      karirnya,    memantapkan        kualitas keterampilan  dengan     cara
      meningkatkan pengalaman individu.
   3) Langkah-langkah
      a) Membina hubungan baik dengan sasaran dengan memperkenalkan
         diri dan menyampaikan tujuan pendampingan.
      b) Membuat kesepakatan, antara lain menjadi partner aktif dan membuat
         situasi kerja yang kondusif.
      c) Mempelajari dan melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar
         melalui observasi, wawancara dan pencatatan.
d) Mendorong       sasaran         individu   melakukan      demonstrasi,
        pendamping/fasilitator mengamati dan memberikan umpan balik,
        misalnya mendorong individu melakukan keterampilan secara mandiri
        dan memberikan cara agar tidak mengulang kesalahan.
     e) Menyampaikan umpan balik sesegera mungkin.
     f) Setelah individu dinilai kompeten melakukan prosedur, maka berikan
        kesempatan untuk mandiri.
     g) Memberikan kesempatan individu untuk merefleksikan kegiatan atau
        keterampilan yang dilakukan.
     h) Mendiskusikan untuk perbaikan atas umpan balik yang diberikan.
     i) Membuat kesepakatan untuk pendampingan berikutnya.
  4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
     Pendampingan perlu dilakuan kepada semua perawat secara
     berjenjang, sehingga akan tercipta komunitas professional perawat
     secara kolektif. Pendampingan tidak hanya memfokuskan kepada
     performance individu dalam melakukan tindakan atau prosedur, tetapi
     juga terkait dengan berfikir kritis dan penerapan etika keperawatannya.

d. Supervisi lapangan
   1) Pengertian
      Kegiatan yang berorientasi pada pelurusan atau penegasan kembali
      terhadap prinsip atau kaidah sesuai standar dari penyelenggaraan
      kegiatan yang dilakukan dan menentukan tindakan koreksi yang perlu
      diambil bila terjadi penyimpangan dalam proses yang sedang berjalan.
   2) Tujuan
      Mengetahui permasalahan yang dihadapi di lapangan dan tindakan
      koreksi yang dilakukan, melalui pencegahan secara dini terhadap
      penyimpangan lebih lanjut dan mendapatkan umpan balik untuk
      pengambilan tindakan/kebijakan yang diperlukan dalam rangka
      penyempurnaan.
   3) Langkah-langkah
      a) Membuat surat kepada Komisariat.
      b) Menetapkan area atau lingkup yang akan disupervisi, antara lain rasio
         perawat, pencapaian target, performance perawat, telaah hasil umpan
         balik dari masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan, dll.
      c) Menjelaskan maksud dan tujuan supervise lapangan.
      d) Melakukan diskusi mengenai program kerja prioritas, target capaian,
         masalah yang dihadapi, observasi performance perawat, memberikan
         bimbngan khusus dengan mengacu pada SPO, Pedoman, dll.
      e) Membuat laporan kegiatan.
   4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
      Penting dilakukan supervise lapangan pada lingkup penerapan etika
      keperawatan, termasuk telaah terhadap dilemma etik yang terjadi dan
      alternative penyelesaian masalahnya. Perlu diutamakan pemberian
      reward terhadap capaian target dan dikaitkan dengan kinerja Rumah
      Sakit atau Institusi Pelayanan Kesehatan dari konstribusi Komisariat
      PPNI.

e. Bedside teaching
   1) Pengertian
Pengajaran atau pembelajaran aktif dengan kehadiran pasien. Bedside
     merupakan kepanjangan dari briefing, expectation, demonstration,
     specific feedback, inclution microskill, debrifieng and education.
     a) Briefing, meliputi kegiatan menyiapkan pembelajar tentang syarat
        pengetahuan yang harus dimiliki dan persiapan pasien,
     b) Expectation, adalah menentukan tujuan belajar yang ingin dicapai
        oleh perawat,
     c) Demonstration, sesuai tujuan,
     d) Specific feedback, diawali dengan aspek positif untuk memotivasi
        pembelajar,
     e) Inclution microskill, kemampuan yang harus dimiliki oleh pelatih
        sehingga efisien dan efektif,
     f) Debriefing, masukan dari pembimbing klinik dan pasien,
     g) Eduction, memberitahu sumber belajar yang digunakan.
  2) Tujuan
     Mengembangkan keterampilan interpersonal, interaksi pembimbing
     klinik, perawat dan pasien serta role modeling.
  3) Langkah-langkah
     a) Tahap pre-round, meliputi analisis tingkat pengetahuan dan
        pengalaman perawat, menetapkan tujuan, penyampaian hal-hal yang
        tidak boleh didiskusikan dihadapan pasien dan hindari penggunaan
        alat komunikasi,
     b) Tahap round, meliputi perkenalan, interaksi, observasi, instruksi dan
        simpulan,
     c) Tahap post-round, meliputi kegiatan (1) debriefing (perawat
        berkumpul kembali untuk evaluasi hasil interaksi), (2) feedback
        (perawat diberikan kesempatan untuk self review, peer review dan
        diberi umpan balik) dan (3) case analysis (perawat dan pembimbing
        klinik melakukan analisis kasus berdasarkan data yang diperoleh
        selama bedside teaching.
  4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
     Penting diperhatikan bahwa pembinaan penyelenggaraan praktek
     praktik perawat melalui bedside teaching dilakukan secara periodic,
     terjadwal dan terdokumentasi, untuk menjamin proses pembinaan
     berjalan baik. Hal ini sebagai bukti peran komisariat PPNI dan pengurus
     PPNI wilayah dalam membangun profesionalisme perawat.

f. Diskusi Refleksi Kasus
   1) Pengertian
      Metode pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman perawat yang
      actual dan menarik dalam mengelola dan memberikan asuhan
      keperawatan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
      pemahaman terhadap standar asuhan dan standar pelayanan.
   2) Tujuan
      Mengembangkan profesionalisme perawat, meningkatkan aktualisasi diri
      perawat, membangkitkan motivasi perawat untuk belajar, menyelesaikan
      masalah yang mengacu pada standard an belajar menghargai kolega
      untuk lebih sabar, mendengarkan, menerima pendapat, mengakui dan
      menerima kemampuan, kekurangan dan meningkatkan kerjasama.
   3) Langkah-langkah
a) Memilih kasus yang akan didiskusikan
     b) Menyusun jadwal kegiatan minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan,
        dengan jumlah 5 – 8 orang dengan waktu minimal 60 menit (5 menit
        pembukaan, 15 penyajian, diskusi 30 menit dan 10 menit penutup)
     c) Menetapkan peran masing-masing personil dalam diskusi yaitu
        penyaji, peserta dan fasilitator/moderator.
     d) Membuat laporan terkait nama peserta, tanggal, tempat dan waktu
        pelaksanaan, isu penting selama diskusi dan rencana tindak lanjut.
  4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
     Sebelum proses diskusi, perlu disiapkan beberapa literatur untuk
     penguatan proses diskusinya. Jenis kasus tidak mutlak yang jarang
     terjadi, tetapi bisa saja kasus umum namun, ada fenomena dari kasus
     yang sama. Lebih baik lagi bila, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
     diangkat kasus yang menarik untuk dijadikan RDK tingkat
     komisariat/Rumah Sakit/Instansi Pelayanan Kesehatan.

g. Konsultasi
   1) Pengertian
      Proses komunikasi dua arah dalam penyelesaian masalah, pengambilan
      keputusan yang berkaitan dengan pelayanan dan asuhan keperawatan.
      Konsultasi juga merupakan proses yang dinamis dimana tidak hanya
      terjadi pertukaran pandangan melainkan juga dibangun keterlibatan atau
      kerjasama antara konsultan dan pihak yang berkonsultasi.
   2) Tujuan
      Memperoleh atau memperbaharui informasi tentang pelayanan dan
      asuhan keperawatan, memperoleh solusi penyelesaian masalah,
      memperoleh masukan atau ide baru dan memperoleh dukungan
      terhadap pengambilan keputusan.
   3) Langkah-langkah
      a) Mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan sesuai lingkup
         bahasan yang disepakati.
      b) Menyusun daftar masalah yang ada dan memprioritaskannya untuk
         dibahas.
      c) Menentukan jadwal dan sumber daya untuk penyelesaian
         masalahnya.
      d) Melakukan monitoring secara berkala.
      e) Melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut antara lain membuat
         cek list indicator keberhasilan.
   4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
      Pelaksanaan konsultasi bisa sejalan atau paralel dengan kegiatan
      rapat/pertemuan konsultasi, hanya perlu penegasan peran dan lingkup
      bahasan dari tim Pembina dengan Pengurus Komisariat.
      Pelaporan penting untuk dokumen aktifitas kegiatan yang dilakukan baik
      di tingkat Komisariat ataupun di tingkat Pengurus Wilayah.
h. Mentoring
   1) Pengertian
      Hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan sukarela
      dimana perawat yang berpengalaman dan berpengetahuan luas
      (mentor) serta memiliki pengalaman tinggi mendukung kematangan
      perawat yang kurang berpengalaman (mentee), membimbing mentee
dalam mengembangkan idenya sendiri, belajar dan pengembangan diri
           serta profesionalisme. Hubungan mentoring bersifat dinamik untuk
           menolong mentee meningkatkan efektifitas dan produktifitas diri.
        2) Tujuan
           Menyesuaikan kompetensi tertentu pada situasi dan peran yang baru,
           menjembatani perbedaan antara teori dan praktek, meningkatkan berfikir
           kritis dan pengembangan karir, meningkatkan harga diri dan kemauan
           untuk mengambil resiko, meningkatkan produktifitas, keterampilan
           manajerial dan rasa profesionalisme.
        3) Langkah-langkah
           a) Tahap inisiasi, diawali dengan membuat komitment antara mentor
              dengan mentee tentang tujuan pembelajaran, harapan mentee, waktu
              untuk diskusi, peran dan tugasnya serta refleksi diri sendiri.
           b) Tahap perencanaan, antara lain menyusun jadwal, frekuensi, waktu,
              tempat dan acara yang akan dilakukan, menyepakati strategi
              komunikasi yang digunakan, mengkaji ulang setiap bulan dan
              memastikan mentor dan mentee menemukan karakteristik masing-
              masing selama kurun waktu interaksi.
           c) Tahap pengembangan, memastikan komunikasi berjalan lancar,
              mentor memberikan umpan balik, meningkatkan pemahaman mentee
              tentang peran dan tugas perawat dalam kebijakan local
              (RS/Puskesmas/Klinik, dll), mendorong kepercayaan diri mentee,
              mentor menolong mentee untuk berbagai keterampilan yang belum
              dikuasai secara mandiri, mentor sebagai role model mentee.
           d) Tahap perpisahan, meninjau kembali prestasi dan pencapaian tujuan
              dari mentee berdasarkan catatan yang ada (dalam rekam jejak),
              mentor mengevaluasi kemajuan mentee selama pengalaman
              mentoring, mengajarkan mentee untuk bekerja mandiri, tetapi
              bimbingan mentor tetap ada, mengkaji ulang hubungan mentor
              dengan mentee dan membahas project masa depan yang dilakukan
        4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
           Penting pelaksanaan kegiatan mentoring dilakukan di semua tatanan
           pelayanan termasuk di institusi pendidikan dalam hal ini adalah dosen
           untuk menjamin performance perawat yang berkualitas. Melalui
           mentoring dapat diinisiasi pemberian “Nurse Award” pada moment Hari
           Perawat Nasional, Dunia atau pada saat Hari Ulang Tahun Kota Jakarta.

   8. Lebih lanjut mengenai program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat,
      dapat dilihat di Pedoman Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Pelayanan
      Keperawatan di Rumah Sakit.

E. Pelaksana
   Pengurus PPNI secara berjenjang dari Pengurus Komisariat, Pengurus Wilayah
   dan Pengurus Provinsi.

F. Pelaporan
   Pelaporan dibuat secara berjenjang mencakup jenis kegiatan, jumlah peserta,
   hambatan dan solusi serta rencana tindak lanjut.
Lampiran 1
Laporan Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Melalui Jejaring PPNI
                           & Himpunan / Ikatan


Wilayah/Kota Administrasi : …………………………………….

No    Tempat   Waktu   Sasaran   Jumlah    Isu penting    Rencana tindak
                                                              lanjut
 1
 2
 3
dst


                                  Jakarta,
                                  Persatuan Perawat Nasional Indonesia/
                                  Himpunan/Ikatan …
                                  Wilayah Kota Administrasi …
                                  Ketua,



                                  …………………….
Lampiran 2
   Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi Sesuai Dengan
  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796 Tahun 2011
                  Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.


                        KOP PPNI PROVINSI DKI JAKARTA

                       TANDA BUKTI PROSES PENERBITAN
                          SURAT TANDA REGISTRASI
                          Nomor :    /PPNI-DKI/I/2012

Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi DKI Jakarta, dengan ini
menyatakan telah menerima berkas Surat Tanda Registrasi (STR) dari Komisariat
Rumah Sakit / Puskesmas/ Sudinkes / Dinas Kesehatan / Klinik /
Kementrian/Lembaga Negara ……………………………………………………*) atas
nama ……………………………………………. dkk, sejumlah … (……) orang
sebagaimana terlampir.

Demikian surat tanda terima berkas surat tanda registrasi dibuat dengan sebenarnya
sebagai bukti legal terhadap proses penerbitan STR sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Kepada semua pihak terkait harap maklum adanya.


                              Jakarta, …………………..
                        Persatuan Perawat Nasional Indonesia
                                Provinsi DKI Jakarta
                                       Ketua,



                                ………………………..


*) coret yang tidak perlu
Lampiran 3
       Lampiran Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi.

Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi

                                                       Pendidikan Keperawatan
No            Nama            L/P   Tempat kerja
                                                               Terakhir
 1
 2
 3
dst

Contenu connexe

Tendances

Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatHasan Rahim
 
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinikPeraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinikUlfah Hanum
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Sainal Edi Kamal
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...halimah uminur
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitJoni Iswanto
 
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitGafar Hartatiyanto
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisppidkemenkes
 
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitPmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitBudiasa Gede
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanNs.Heri Saputro
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Suprijanto Rijadi
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususAbRi GiRsang
 

Tendances (16)

Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek Perawat
 
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinikPeraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
 
Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2
 
Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104
 
Mengurus izin rumah bersalin
Mengurus izin rumah bersalinMengurus izin rumah bersalin
Mengurus izin rumah bersalin
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakit
 
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
 
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitPmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
 
Syarat pendirian klinik
Syarat pendirian klinikSyarat pendirian klinik
Syarat pendirian klinik
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
 

En vedette

13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diriKary Adi
 
Garis besar uraian tugas
Garis besar uraian tugasGaris besar uraian tugas
Garis besar uraian tugasAji Suyono
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesperawatonline
 
Manajemen pencitraan
Manajemen pencitraanManajemen pencitraan
Manajemen pencitraanAyu Hunaeni
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Fungsi Penggerakan (Actuating)
Fungsi Penggerakan (Actuating)Fungsi Penggerakan (Actuating)
Fungsi Penggerakan (Actuating)Wahyunita R
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederapjj_kemenkes
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanagus saefudin
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)muhamadnursalim123
 
Kebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasKebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasZakiah dr
 

En vedette (17)

Pedoman ukk2014 revisi 2
Pedoman ukk2014  revisi 2 Pedoman ukk2014  revisi 2
Pedoman ukk2014 revisi 2
 
13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri13 panduan model pengembangan diri
13 panduan model pengembangan diri
 
Garis besar uraian tugas
Garis besar uraian tugasGaris besar uraian tugas
Garis besar uraian tugas
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
 
Manajemen pencitraan
Manajemen pencitraanManajemen pencitraan
Manajemen pencitraan
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Fred w. riggs
Fred  w. riggsFred  w. riggs
Fred w. riggs
 
Proses manajemen
Proses manajemenProses manajemen
Proses manajemen
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Fungsi Penggerakan (Actuating)
Fungsi Penggerakan (Actuating)Fungsi Penggerakan (Actuating)
Fungsi Penggerakan (Actuating)
 
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cedera
 
Sk sop
Sk sopSk sop
Sk sop
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikan
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)
 
Kebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmasKebijakan perkesmas
Kebijakan perkesmas
 

Similaire à Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Untuk Perawat DKI Jakarta

Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newUays Hasyim Full
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newDR Irene
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011ADIJM
 
Buku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdfBuku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdfazkar4
 
Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012razitakhalyla
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalNeneng Rukmawati
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newUays Hasyim Full
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rssimorly
 
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011PERDAMI BEKASI
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanAnggit T A W
 
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...Chynthya Riiweuh
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Lintas Rakyat
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmashumanisme
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfNajwa852066
 

Similaire à Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Untuk Perawat DKI Jakarta (20)

Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
Buku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdfBuku Juknis Kredensial.pdf
Buku Juknis Kredensial.pdf
 
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
 
Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
 
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011
SURAT EDARAN NO HK/MENKES/1920/IX/2011
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
 
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...
Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (sk nomor...
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 

Dernier

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 

Dernier (20)

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Untuk Perawat DKI Jakarta

  • 1. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Tim Penyusun PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Komplek Ruko Cempaka Mas Blok M1 Nomor 42 – 43 Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat Telp. 021-4255015 Fax. 021-4255150
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjat ke hadirat Allah, SWT atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA dapat terselesaikan. Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan secara berjenjang mulai Pengurus PPNI Komisariat, Pengurus PPNI Wilayah hingga Pengurus PPNI Provinsi di Provinsi DKI Jakarta. Kami berharap semoga petunjuk teknis ini bermanfaat untuk semua anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta, sehingga tidak ada anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta yang tidak mendapatkan Surat Tanda Registrasi dan atau tidak menjadi anggota PPNI Provinsi DKI Jakarta melalui Pengurus Komisariat, khususnya pada masa peralihan atau pemutihan STR untuk 5 (lima) tahun mendatang. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan petunjuk teknis ini, khususnya kepada ; 1. Ibu Prayetni, SKp, M.Kep selaku Kepala Sub Direktorat Rumah Sakit Khusus Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI yang telah turut serta memberikan masukan sekaligus penyandang dana; 2. Bapak Harif Fadillah, SKp, SH, Advokat selaku Sekretaris Jenderal PPNI Pusat yang telah banyak mendorong agar implementasi Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta berjalan cepat dan terarah, sekaligus memberi banyak masukan dan sarannya; 3. Pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta yang aktif selama penyusunan petunjuk teknis ini; 4. Pengurus PPNI Kota Administrasi dari 5 (lima) wilayah Kota Administrasi sebagai tim penyusun petunjuk teknis ini. Kami tetap meminta kepada semua pihak memberikan masukan terhadap kesempurnaan petunjuk teknis ini agar lebih bermanfaat dan berguna bagi semua pihak, khususnya anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta menjadi lebih kompeten, professional sehingga pelayanan keperawatan di Provinsi DKI Jakarta semakin berkualitas melalui registrasi tenaga kesehatan. Jakarta, 3 Januari 2012 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Ketua, Ns.Purwadi, M.Kep, Sp.Kom
  • 3. KEPUTUSAN KETUA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI) PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Nomor : /PPNI-DKI/SK/I/2012 tentang PEMBERLAKUAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PROVINSI PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Menimbang : 1. bahwa salah satu fungsi pokok dari organisasi profesi adalah mengkawal berbagai regulasi atau kebijakan dari Pemerintah yang berhubungan langsung dengan anggota; 2. bahwa salah satu regulasi atau kebijakan tersebut adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 3. bahwa PPNI Provinsi DKI Jakarta perlu menjamin pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan yang dimaksud pada huruf 2 (dua) sesuai dengan ketentuan yang ada; 4. bahwa sesuai dengan huruf 3 (tiga) perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan untuk Perawat di Provinsi DKI Jakarta melalui Keputusan Ketua PPNI Provinsi DKI Jakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 Tahun 2010 tentang ijin penyelenggaraan praktek perawat; 4. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang sistem kesehatan daerah; 5. Keputusan MUNAS VII PPNI No. 06/Munas-VII/PPNI/2005 tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI. 6. Keputusan Pengurus Pusat PPNI Nomor 14/PP.PPNI/SK/K/II/2010 tentang pengesahan pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta masa bakti 2011 – 2015.
  • 4. MEMUTUSKAN Menetapkan PEMBERLAKUAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN UNTUK PERAWAT DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA KESATU : Petunjuk Teknis dimaksud dalam keputusan ini terdiri dari : 1. Bab I tentang Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan melalui jejaring PPNI dan Himpunan/Ikatan; 2. Bab II tentang Pengembangan data dasar perawat di Provinsi DKI Jakarta yang teregistrasi dan Institusi Pendidikan Keperawatan; 3. Bab III tentang Masa Peralihan dari Surat Ijin Perawat (SIP) atau Surat Ijin Kerja (SIK) menjadi Surat Tanda Registrasi (STR); 4. Bab IV tentang Uji Kompetensi Bagi Lulusan Perawat; 5. Bab V tentang Program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat KEDUA : Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini antara lain ; 1. Menjadi acuan pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan bagi seluruh anggota PPNI di Provinsi DKI Jakarta, khususnya Pengurus PPNI Komisariat, Pengurus PPNI Wilayah dan Pengurus PPNI Provinsi; 2. Menjadi strategi membangun data dasar perawat dan Institusi Pendidikan Keperawatan; 3. Menjamin semua perawat di Provinsi DKI Jakarta teregistrasi; 4. Menjamin pelaksanaan uji kompetensi mulai lulusan mulai Tahun 2012 berlangsung sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 5. Menjamin masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilayani oleh perawat teregistrasi, sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi semakin berkualitas. KETIGA : Ketupusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 3 Januari 2012 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Ketua, Ns. Purwadi, M.Kep, Sp.Kom NIRA. 31.72.34.10.12814
  • 5. BAB I Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan melalui jejaring PPNI dan Himpunan/Ikatan A. Definisi Kegiatan menyebarluaskan informasi tentang Permenkes tersebut kepada seluruh perawat yang bekerja di wilayah Provinsi DKI Jakarta. B. Tujuan 1. Seluruh perawat yang bekerja di Provinsi DKI Jakarta memahami Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. 2. Seluruh perawat yang bekerja di Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan di instansi tempat kerjanya. 3. Stakeholder terkait seperti pihak manajemen Rumah Sakit, Pimpinan Puskesmas, Klinik dan Sudinkes mendukung mekanisme pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. C. Sasaran 1. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit 2. Perawat yang bekerja di Klinik 3. Perawat yang bekerja di Puskesmas 4. Perawat yang bekerja di tatanan Suku Dinas Kesehatan/Dinas Kesehatan 5. Perawat yang bekerja di Instansi Pendidikan 6. Perawat yang bekerja di Instansi Kementrian/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swasta lainnya. D. Tahapan kegiatan 1. Pembentukan tim sosialisasi. 2. Rapat tim sosialisasi membahas peserta atau sasarannya, waktunya, metode kegiatannya, tempat dan peralatan yang diperlukan. 3. Mengirimkan surat undangan/pemberitahuan. 4. Melaksanakan kegiatan sosialisasi 5. Menyusun laporan kegiatannya E. Pelaksana 1. Pengurus MTKI atau MTKP 2. Pengurus PPNI Pusat 3. Pengurus PPNI Provinsi 4. Pengurus PPNI Kota Administrasi 5. Pengurus Himpunan/Ikatan F. Pelaporan Pelaporan terdiri dari jumlah peserta, waktu dan tempatnya, isu penting yang dibahas dan rencana tindak lanjut yang disepakati. Pelaporan dibuat dan ditembuskan kepada PPNI Provinsi DKI Jakarta.
  • 6. BAB II Pengembangan data dasar perawat di Provinsi DKI Jakarta yang teregistrasi dan Institusi Pendidikan Keperawatan A. Definisi Mekanisme pengelolaan data dasar perawat seluruh Provinsi DKI Jakarta yang dilakukan proses registrasi melalui Surat Tanda Registrasi (STR) baik lulusan perawat sebelum Tahun 2012 dan lulusan Tahun 2012, termasuk data Institusi Pendidikan Keperawatan dengan jumlah/prosentase lulusan yang lulus uji kompetensi. B. Tujuan 1. Tersedianya data dasar perawat di Provinsi DKI Jakarta yang teregistrasi. 2. Tersedianya data dasar Institusi Pendidikan Keperawatan dengan prosentase yang lulus uji kompetensi. 3. Terpantaunya masa berlaku registrasi bagi perawat yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). C. Sasaran 1. Perawat yang bekerja di seluruh Instansi Pemerintah maupun swasta di wilayah Provini DKI Jakarta. 2. Institusi Pendidikan Keperawatan di seluruh Provinsi DKI Jakarta. D. Tahapan kegiatan 1. Pengurus Komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan mempublikasikan persyaratan penerbitan STR yaitu ; a. 1 (satu) lembar ijazah terakhir yang dilegalisir dengan stempel basah. b. Foto berwarna dengan latar berwarna merah ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar. c. Fotocopy SIP atau Sertifikat Kompetensi bagi yang memiliki. 2. Stempel basah yang dimaksud, diutamakan dari Institusi Pendidikan Keperawatan asal perawat dan atau dari Institusi tempat bekerjanya. 3. Berkas dapat ditolak apabila tidak memenuhi syarat sebagaimana point nomor 1 (satu). 4. Bagi perawat yang bekerja di Klinik dan atau Institusi Pelayanan Kesehatan lainnya yang tidak termasuk anggota komisariat, wajib melalui pengurus komisariat terdekat atau komisariat Puskesmas Kecamatan. 5. Pengurus komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan mengumpulkan berkas STR sebagaimana point 1 (satu). 6. Pengurus komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan melakukan entry data sesuai dengan formulir isian yang ada dalam bentuk Program Excel. 7. Setelah entry data selesai, dalam bentuk CD-Room, dikirim ke Pengurus PPNI Provinsi lengkap dengan berkasnya. Sekretariat PPNI Provinsi DKI Jakarta adalah ; Ruko Cempaka Mas Jl. Letjen Suprapto Blok M1 No. 42-43 Telp. 021.425054 Fax. 021.4255150 dengan Petugas Sekretariat Sdr. Erwin Sutanto.
  • 7. 8. Pengurus PPNI Provinsi mengirimkan data entry dan berkas ke MTKI dengan tembusan ke Ketua MTKP dan Ketua PPNI Kota Administrasi. 9. Kepada Pengurus Komisariat dan Institusi Pendidikan Keperawatan, diberikan Tanda Bukti Proses Penerbitan STR dari Pengurus PPNI Provinsi. 10. Pengambilan Surat Tanda Registrasi (STR) apabila sudah selesai, diambil ke Sekretariat PPNI Provinsi dengan menunjukkan Surat Tanda Terima dan bukti pembayaran iuran anggota selama 1 (satu) tahun, secara berjenjang dari Komisariat ke Pengurus Kota Administrasi, Pengurus Provinsi dan Pengurus Pusat, kecuali bagi lulusan baru dari Institusi Pendidikan Keperawatan. 11. Untuk tertib administrasi pengumpulan berkas STR dijadwalkan sebagai berikut ; No Wilayah Hari 1 Jakarta Pusat Senin 2 Jakarta Utara & Kep Seribu Selasa 3 Jakarta Barat Rabu 4 Jakarta Selatan Kamis 5 Jakarta Timur Jum’at 12. Selanjutnya dapat digambarkan dengan alur berikut ini : Publikasi oleh Pengurus Komisariat / Institusi DIKWAT: 1 (satu) lembar ijazah legalisir basah, foto 4 x 6 color deng latar merah 3 lembar dan copy SIP/SERKOM kalau punya Pengurus Komisariat / Institusi DIKWAT entry data memakai program excel & pengumpulan berkas dengan map warna merah Dikirim ke Sekretariat PPNI Komisariat mendapatkan Tanda Provinsi DKI Jakarta Bukti Proses Penerbitan STR dengan (Ruko Cempaka Mas Blok M1 lampiran daftar nama anggota No.42-43 Telp. 021-4255054) dengan Sdr. Erwin Sutanto Pengurus Komisariat Mengirimkan ke MTKI dengan mengambil STR dengan tembusan : Pengurus PPNI Kota menunjukkan Tanda Bukti Administratif dan Ketua MTKP Proses Penerbitan STR & bukti pembayaran iuran PPNI selama 1 tahun, kecuali lulusan baru E. Pelaksana Pengurus PPNI Provinsi.
  • 8. F. Pelaporan Pelaporan dibuat oleh Pengurus PPNI Provinsi meliputi rekapitulasi data dasar sesuai dengan item yang ada dan perkembangan STR yang telah selesai, termasuk hambatan yang terjadi selama proses penerbitan STR. G. Bentuk Tanda Terima Bukti Proses Penerbitan STR, seperti terlampir. BAB III Masa Peralihan Dari Surat Ijin Perawat (SIP) atau Surat Ijin Kerja (SIK) menjadi Surat Tanda Registrasi (STR) A. Definisi Yang dimaksud masa peralihan dari surat ijin perawat (SIP) atau Surat Ijin Kerja (SIK) menjadi surat tanda regitrasi (STR) adalah periode waktu tertentu yang diberikan kepada anggota PPNI untuk melakukan pengurusan SIP/SIK menjadi STR hingga 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan ditetapkan. B. Tujuan 1. Tersosialisasinya masa peralihan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. 2. Memberikan informasi tentang kebijakan masa peralihan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan kepada anggota PPNI. 3. Memberikan kepastian tata aturan organisasi dalam mengkawal pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta. 4. Menjamin anggota PPNI mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). C. Sasaran Perawat lulusan D. Penjelasan 1. Batas akhir pengurusan peralihan SIP menjadi STR pada tanggal 30 September 2016. 2. Seluruh anggota PPNI melalui pengurus Komisariat dihimbau untuk melakukan pemutihan SIP/SIK menjadi STR sesuai dengan BAB II dalam Petunjuk Teknis ini. 3. Kepada anggota PPNI tetap dihimbau untuk memperoleh Satuan Kredit Profesi (SKP) sesuai dengan bidang keilmuannya seiring dengan proses pemutihan STR. 4. Satuan Kredit Profesi (SKP) diberikan pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta kepada peserta pendidikan dan atau pelatihan yang berasal dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. 5. Penyelenggara pendidikan dan atau pelatihan dapat dilakukan oleh Pengurus,PPNI Komisariat Kabupaten/Kota, Pengurus PPNI Provinsi DKI Jakarta dan pengurus Ikatan/Himpunan serta lembaga lainnya yang diakui.
  • 9. 6. Aturan lainnya terkait dengan penerbitan Satuan Kredit Profesi (SKP) mengikuti aturan dari PPNI Pusat. E. Pelaksana 1. Pengurus PPNI Komisariat, Kota Administrasi atau Provinsi DKI Jakarta 2. Pengurus Ikatan/Himpunan F. Pelaporan Pelaporan menyangkut jumlah anggota yang sudah mendapatkan STR, yang masih mempunyai SIP. Pelaporan diberikan kepada Ketua MKTP Provinsi DKI Jakarta. BAB IV Uji Kompetensi Bagi Lulusan Perawat A. Definisi Yang dimaksud dengan uji kompetensi bagi lulusan perawat adalah suatu proses mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan perawat dengan standar yang ditetapkan oleh PPNI. B. Tujuan 1. Memastikan bahwa lulusan perawat dari Institusi Pendididikan Keperawatan lulus uji kompetensi. 2. Menjamin kepastian bahwa hanya perawat yang lulusan uji kompetensi yang diberikan Surat Tanda Registrasi. 3. Memberikan perlindungan hukum terhadap lulusan perawat yang telah lulus uji kompetensi. 4. Sebagai umpan balik bagi Institusi Pendidikan Keperawatan dan atau PPNI untuk melakukan perbaikan mutu lulusan perawat. C. Sasaran Lulusan perawat mulai Tahun 2012 untuk Program Diploma III, Ners dan Ners Spesialis. D. Penjelasan 1. Dua bulan sebelum pelaksanaan ujian akhir atau proses pendidikan berakhir dari kurun waktu perkuliahan, Institusi Pendidikan Keperawatan wajib melaporkan kepada Ketua MTKP perihal permohonan uji kompetensi, pelaksanaan wisuda dan angkat sumpah, dengan melampirkan jumlah peserta didik, status akreditasinya, alamat dan jumlah dosen yang sudah mengikuti pelatihan asesor kompetensi. 2. PPNI Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan MTKP untuk melakukan pemetaan pelaksanaan uji kompetensi terkait dengan jumlah peserta, lokasi, pengawas, waktu dan tempat pelaksanaan uji kompetensi. 3. PPNI Provinsi DKI Jakarta melakukan inisiasi kepada MTKP perihal uji kompetensi bagi Insititusi Pendidikan Keperawatan. 4. Pelaksanaan dan hasil serta sertifikat kelulusan uji kompetensi menjadi tanggung jawab penuh MTKP.
  • 10. 5. Substansi uji kompetensi terkait bentuk soal, penggandaan, pemeriksaan hasil uji menjadi tanggung jawab MTKI. E. Pelaksana 1. MTKI dan atau MTKP 2. PPNI Provinsi 3. Institusi Pendidikan Keperawatan F. Pelaporan Pelaporan pelaksanaan uji kompetensi dibuat oleh MTKP. BAB V Program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat A. Definisi Pembinaan penyelenggaraan praktik perawat adalah rangkaian kegiatan yang bersifat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari seorang perawat yang bekerja ditatanan pelayanan dan atau pendidikan agar semakin professional dalam melaksanakan tugas keprofesiannya sebagai perawat. B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan perawat yang memenuhi ranah peka budaya etis dan legal. 2. Meningkatkan sikap perawat yang mencerminkan perilaku caring dan berfikir kritis berlandaskan kode etik keperawatan. 3. Meningkatkan keterampilan yang kompeten sesuai dengan bidang keahliannya. C. Sasaran Seluruh perawat yang bekerja di wilayah Provinsi DKI Jakarta. D. Penjelasan 1. Membentuk tim pembinaan penyelenggaraan praktik perawat Tingkat Kota Administrasi. 2. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan/Suku Dinas Kesehatan di 6 (enam) wilayah dalam rangka penyusunan program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat. 3. Menyusun program kerja tahunan dalam bentuk berbagai jenis kegiatan seperti seminar, pelatihan, workshop, symposium, dll. 4. Melakukan penelitian keperawatan berbasis data lapangan atau evidence based dengan pendekatan penelitian tindakan (action research) untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, dengan tahapan praktis ; a. Look (lihat) 1) Mengidentifikasi berbagai fenomena atau permasalahan yang ada di area pelayanan keperawatan sesuai bidang keilmuan atau jenis pelayanan. 2) Menetapkan masalah yang ada di area pelayanan keperawatan yang akan dilakukan penelitian tindakan.
  • 11. 3) Mengkaji lebih mendalam masalah yang ada dengan menggunakan berbagai metode seperti diskusi kelompok terarah, wawancara yang mendalam, observasi dll, termasuk pengembangan kusioner sederhana. b. Think (analisa) 1) Melakukan pengelompokan masalah yang ada menjadi tema-tema dari hasil pengkajian yang mendalam sehingga dapat menjadi beberapa tema pokok. 2) Melakukan analisa terhadap berbagai tema pokok menjadi satu bentuk konsep atau kesimpulan penelitian tindakan dengan menetapkan akar permasalahan yang ada. c. Action (pelaksanaan riset) 1) Menyusun perencanaan tindakan berdasarkan hasil analisa. 2) Melakukan tindakan penanganan masalah berdasarkan perencanaan yang dibuat secara bertahap dan simultan dengan melibatkan semua sumber daya yang ada. 3) Melakukan penilaian terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan dari aspek kemanfaatan atau dampaknya tindakan terhadap masalah yang ada. 4) Membuat laporan kegiatan 5) Mempublikasikan hasil penelitian tindakan melalui berbagai forum komunikasi yang ada. 5. Mengembangkan strategi pembinaan komisariat sebagai pilot project pembinaan etik keperawatan yang bekerja sama dengan Majelis Kode Etik Keperawatan Provinsi, termasuk penerapan mentorship dan preceptor ship. 6. Melibatkan peran serta pengurus komisariat dalam pembinaan dan pengembangan standar kompetensi anggotanya sesuai dengan kaidah CPD (continuing professional development). 7. Melaksanakan berbagai metode program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat antara lain ; a. Rapat/pertemuan konsultasi 1) Pengertian Merupakan media yang dipakai untuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat. 2) Tujuan Menemukan penyelesaian masalah yang dihadapi, mendapatkan masukan dan informasi untuk pengambilan keputusan yang dikembangkan dalam penetapan kebijakan keperawatan. 3) Langkah-langkah Tim Pembina menyediakan waktu untuk pelaksanaan rapat/pertemuan konsultasi dengan Suku Dinas Kesehatan Wilayah dan atau dengan Pengurus Komisariat, menentukan tujuan dan lingkup bahasan serta membantu pihak yang berkonsultasi dalam pengambilan keputusan. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Penting untuk dilakukan penetapan periode waktu rapat seperti setiap 3 (tiga) bulan sekali yang terjadwal secara acak atau bergilir dari setiap komisariat yang ada. Perlu dibuat progress report dari setiap rapat untuk melihat efektifitas pembinaan yang dilakukan. b. Diseminasi informasi
  • 12. 1) Pengertian Merupakan suatu kegiatan menyebarkan atau memberikan informasi yang ditujukan kepada suatu kelompok atau individu. 2) Tujuan Pengembangan ke depan dan kegiatan untuk penyesuaian dan mengintegrasikan ide kegiatan yang sudah ada berdasarkan informasi dari hasil seminar/diseminasi. 3) Langkah-langkah Merencanakan materi pelaksanaan diseminasi, menentukan sasaran diseminasi, menentukan metode diseminasi, menentukan waktu dan tempat pelaksanaan diseminasi, pelaksanaan diseminasi dan rencana tindak lanjut diseminasi. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Penting dipastikan semua perawat di ruang perawatan atau seluruh Komisariat atau sebagian sesuai dengan kebutuhan mendapatkan hasil diseminasi informasi yang dilakukan. Perlu dilakukan publikasi hasil diseminasi informasi secara seleksi di tempat tertentu seperti papan informasi, dll untuk diketahui oleh khalayak umum, khususnya masyarakat keperawatan. c. Pendampingan (coaching) 1) Pengertian Hubungan kerjasama antara pendamping/fasilitator dan sasaran individu melalui komunikasi, tuntunan, langkah-langkah untuk mengadopsi praktik baru dan mencapai target kompetensi dalam waktu tertentu. Fokus dari pendampingan adalah meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan, bukan menilai. Pendampingan merupakan aktifitas mendukung, mendorong dan membantu individu agar secara aktif mengadopsi keterampilan baru atau mencapai kompetensi tertentu. Prinsip pendampingan adalah kepercayaan, kesejawatan, keterbukaan, terarah dan antusias. Setiap coaching terdiri dari elemen ; C = clear performance model (model kinerja yang jelas) O = openness to learning (keterbukaan untuk belajar) A = assessment to performance (penilaian kerja) C = communication (komunikasi) H = help and follow up (menolong dan tindak lanjut) 2) Tujuan Meningkatkan kemampuan dan keterampilan perawat, membantu pengembangan karir perawat terkait dengan menggali fakta diri untuk karirnya, memantapkan kualitas keterampilan dengan cara meningkatkan pengalaman individu. 3) Langkah-langkah a) Membina hubungan baik dengan sasaran dengan memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan pendampingan. b) Membuat kesepakatan, antara lain menjadi partner aktif dan membuat situasi kerja yang kondusif. c) Mempelajari dan melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar melalui observasi, wawancara dan pencatatan.
  • 13. d) Mendorong sasaran individu melakukan demonstrasi, pendamping/fasilitator mengamati dan memberikan umpan balik, misalnya mendorong individu melakukan keterampilan secara mandiri dan memberikan cara agar tidak mengulang kesalahan. e) Menyampaikan umpan balik sesegera mungkin. f) Setelah individu dinilai kompeten melakukan prosedur, maka berikan kesempatan untuk mandiri. g) Memberikan kesempatan individu untuk merefleksikan kegiatan atau keterampilan yang dilakukan. h) Mendiskusikan untuk perbaikan atas umpan balik yang diberikan. i) Membuat kesepakatan untuk pendampingan berikutnya. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Pendampingan perlu dilakuan kepada semua perawat secara berjenjang, sehingga akan tercipta komunitas professional perawat secara kolektif. Pendampingan tidak hanya memfokuskan kepada performance individu dalam melakukan tindakan atau prosedur, tetapi juga terkait dengan berfikir kritis dan penerapan etika keperawatannya. d. Supervisi lapangan 1) Pengertian Kegiatan yang berorientasi pada pelurusan atau penegasan kembali terhadap prinsip atau kaidah sesuai standar dari penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan dan menentukan tindakan koreksi yang perlu diambil bila terjadi penyimpangan dalam proses yang sedang berjalan. 2) Tujuan Mengetahui permasalahan yang dihadapi di lapangan dan tindakan koreksi yang dilakukan, melalui pencegahan secara dini terhadap penyimpangan lebih lanjut dan mendapatkan umpan balik untuk pengambilan tindakan/kebijakan yang diperlukan dalam rangka penyempurnaan. 3) Langkah-langkah a) Membuat surat kepada Komisariat. b) Menetapkan area atau lingkup yang akan disupervisi, antara lain rasio perawat, pencapaian target, performance perawat, telaah hasil umpan balik dari masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan, dll. c) Menjelaskan maksud dan tujuan supervise lapangan. d) Melakukan diskusi mengenai program kerja prioritas, target capaian, masalah yang dihadapi, observasi performance perawat, memberikan bimbngan khusus dengan mengacu pada SPO, Pedoman, dll. e) Membuat laporan kegiatan. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Penting dilakukan supervise lapangan pada lingkup penerapan etika keperawatan, termasuk telaah terhadap dilemma etik yang terjadi dan alternative penyelesaian masalahnya. Perlu diutamakan pemberian reward terhadap capaian target dan dikaitkan dengan kinerja Rumah Sakit atau Institusi Pelayanan Kesehatan dari konstribusi Komisariat PPNI. e. Bedside teaching 1) Pengertian
  • 14. Pengajaran atau pembelajaran aktif dengan kehadiran pasien. Bedside merupakan kepanjangan dari briefing, expectation, demonstration, specific feedback, inclution microskill, debrifieng and education. a) Briefing, meliputi kegiatan menyiapkan pembelajar tentang syarat pengetahuan yang harus dimiliki dan persiapan pasien, b) Expectation, adalah menentukan tujuan belajar yang ingin dicapai oleh perawat, c) Demonstration, sesuai tujuan, d) Specific feedback, diawali dengan aspek positif untuk memotivasi pembelajar, e) Inclution microskill, kemampuan yang harus dimiliki oleh pelatih sehingga efisien dan efektif, f) Debriefing, masukan dari pembimbing klinik dan pasien, g) Eduction, memberitahu sumber belajar yang digunakan. 2) Tujuan Mengembangkan keterampilan interpersonal, interaksi pembimbing klinik, perawat dan pasien serta role modeling. 3) Langkah-langkah a) Tahap pre-round, meliputi analisis tingkat pengetahuan dan pengalaman perawat, menetapkan tujuan, penyampaian hal-hal yang tidak boleh didiskusikan dihadapan pasien dan hindari penggunaan alat komunikasi, b) Tahap round, meliputi perkenalan, interaksi, observasi, instruksi dan simpulan, c) Tahap post-round, meliputi kegiatan (1) debriefing (perawat berkumpul kembali untuk evaluasi hasil interaksi), (2) feedback (perawat diberikan kesempatan untuk self review, peer review dan diberi umpan balik) dan (3) case analysis (perawat dan pembimbing klinik melakukan analisis kasus berdasarkan data yang diperoleh selama bedside teaching. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Penting diperhatikan bahwa pembinaan penyelenggaraan praktek praktik perawat melalui bedside teaching dilakukan secara periodic, terjadwal dan terdokumentasi, untuk menjamin proses pembinaan berjalan baik. Hal ini sebagai bukti peran komisariat PPNI dan pengurus PPNI wilayah dalam membangun profesionalisme perawat. f. Diskusi Refleksi Kasus 1) Pengertian Metode pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman perawat yang actual dan menarik dalam mengelola dan memberikan asuhan keperawatan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman terhadap standar asuhan dan standar pelayanan. 2) Tujuan Mengembangkan profesionalisme perawat, meningkatkan aktualisasi diri perawat, membangkitkan motivasi perawat untuk belajar, menyelesaikan masalah yang mengacu pada standard an belajar menghargai kolega untuk lebih sabar, mendengarkan, menerima pendapat, mengakui dan menerima kemampuan, kekurangan dan meningkatkan kerjasama. 3) Langkah-langkah
  • 15. a) Memilih kasus yang akan didiskusikan b) Menyusun jadwal kegiatan minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan, dengan jumlah 5 – 8 orang dengan waktu minimal 60 menit (5 menit pembukaan, 15 penyajian, diskusi 30 menit dan 10 menit penutup) c) Menetapkan peran masing-masing personil dalam diskusi yaitu penyaji, peserta dan fasilitator/moderator. d) Membuat laporan terkait nama peserta, tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan, isu penting selama diskusi dan rencana tindak lanjut. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Sebelum proses diskusi, perlu disiapkan beberapa literatur untuk penguatan proses diskusinya. Jenis kasus tidak mutlak yang jarang terjadi, tetapi bisa saja kasus umum namun, ada fenomena dari kasus yang sama. Lebih baik lagi bila, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun diangkat kasus yang menarik untuk dijadikan RDK tingkat komisariat/Rumah Sakit/Instansi Pelayanan Kesehatan. g. Konsultasi 1) Pengertian Proses komunikasi dua arah dalam penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan dan asuhan keperawatan. Konsultasi juga merupakan proses yang dinamis dimana tidak hanya terjadi pertukaran pandangan melainkan juga dibangun keterlibatan atau kerjasama antara konsultan dan pihak yang berkonsultasi. 2) Tujuan Memperoleh atau memperbaharui informasi tentang pelayanan dan asuhan keperawatan, memperoleh solusi penyelesaian masalah, memperoleh masukan atau ide baru dan memperoleh dukungan terhadap pengambilan keputusan. 3) Langkah-langkah a) Mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan sesuai lingkup bahasan yang disepakati. b) Menyusun daftar masalah yang ada dan memprioritaskannya untuk dibahas. c) Menentukan jadwal dan sumber daya untuk penyelesaian masalahnya. d) Melakukan monitoring secara berkala. e) Melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut antara lain membuat cek list indicator keberhasilan. 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Pelaksanaan konsultasi bisa sejalan atau paralel dengan kegiatan rapat/pertemuan konsultasi, hanya perlu penegasan peran dan lingkup bahasan dari tim Pembina dengan Pengurus Komisariat. Pelaporan penting untuk dokumen aktifitas kegiatan yang dilakukan baik di tingkat Komisariat ataupun di tingkat Pengurus Wilayah. h. Mentoring 1) Pengertian Hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan sukarela dimana perawat yang berpengalaman dan berpengetahuan luas (mentor) serta memiliki pengalaman tinggi mendukung kematangan perawat yang kurang berpengalaman (mentee), membimbing mentee
  • 16. dalam mengembangkan idenya sendiri, belajar dan pengembangan diri serta profesionalisme. Hubungan mentoring bersifat dinamik untuk menolong mentee meningkatkan efektifitas dan produktifitas diri. 2) Tujuan Menyesuaikan kompetensi tertentu pada situasi dan peran yang baru, menjembatani perbedaan antara teori dan praktek, meningkatkan berfikir kritis dan pengembangan karir, meningkatkan harga diri dan kemauan untuk mengambil resiko, meningkatkan produktifitas, keterampilan manajerial dan rasa profesionalisme. 3) Langkah-langkah a) Tahap inisiasi, diawali dengan membuat komitment antara mentor dengan mentee tentang tujuan pembelajaran, harapan mentee, waktu untuk diskusi, peran dan tugasnya serta refleksi diri sendiri. b) Tahap perencanaan, antara lain menyusun jadwal, frekuensi, waktu, tempat dan acara yang akan dilakukan, menyepakati strategi komunikasi yang digunakan, mengkaji ulang setiap bulan dan memastikan mentor dan mentee menemukan karakteristik masing- masing selama kurun waktu interaksi. c) Tahap pengembangan, memastikan komunikasi berjalan lancar, mentor memberikan umpan balik, meningkatkan pemahaman mentee tentang peran dan tugas perawat dalam kebijakan local (RS/Puskesmas/Klinik, dll), mendorong kepercayaan diri mentee, mentor menolong mentee untuk berbagai keterampilan yang belum dikuasai secara mandiri, mentor sebagai role model mentee. d) Tahap perpisahan, meninjau kembali prestasi dan pencapaian tujuan dari mentee berdasarkan catatan yang ada (dalam rekam jejak), mentor mengevaluasi kemajuan mentee selama pengalaman mentoring, mengajarkan mentee untuk bekerja mandiri, tetapi bimbingan mentor tetap ada, mengkaji ulang hubungan mentor dengan mentee dan membahas project masa depan yang dilakukan 4) Hal-hal yang perlu diperhatikan Penting pelaksanaan kegiatan mentoring dilakukan di semua tatanan pelayanan termasuk di institusi pendidikan dalam hal ini adalah dosen untuk menjamin performance perawat yang berkualitas. Melalui mentoring dapat diinisiasi pemberian “Nurse Award” pada moment Hari Perawat Nasional, Dunia atau pada saat Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. 8. Lebih lanjut mengenai program pembinaan penyelenggaraan praktik perawat, dapat dilihat di Pedoman Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. E. Pelaksana Pengurus PPNI secara berjenjang dari Pengurus Komisariat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Provinsi. F. Pelaporan Pelaporan dibuat secara berjenjang mencakup jenis kegiatan, jumlah peserta, hambatan dan solusi serta rencana tindak lanjut.
  • 17. Lampiran 1 Laporan Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Melalui Jejaring PPNI & Himpunan / Ikatan Wilayah/Kota Administrasi : ……………………………………. No Tempat Waktu Sasaran Jumlah Isu penting Rencana tindak lanjut 1 2 3 dst Jakarta, Persatuan Perawat Nasional Indonesia/ Himpunan/Ikatan … Wilayah Kota Administrasi … Ketua, …………………….
  • 18. Lampiran 2 Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi Sesuai Dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. KOP PPNI PROVINSI DKI JAKARTA TANDA BUKTI PROSES PENERBITAN SURAT TANDA REGISTRASI Nomor : /PPNI-DKI/I/2012 Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi DKI Jakarta, dengan ini menyatakan telah menerima berkas Surat Tanda Registrasi (STR) dari Komisariat Rumah Sakit / Puskesmas/ Sudinkes / Dinas Kesehatan / Klinik / Kementrian/Lembaga Negara ……………………………………………………*) atas nama ……………………………………………. dkk, sejumlah … (……) orang sebagaimana terlampir. Demikian surat tanda terima berkas surat tanda registrasi dibuat dengan sebenarnya sebagai bukti legal terhadap proses penerbitan STR sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Kepada semua pihak terkait harap maklum adanya. Jakarta, ………………….. Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi DKI Jakarta Ketua, ……………………….. *) coret yang tidak perlu
  • 19. Lampiran 3 Lampiran Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi. Tanda Bukti Proses Penerbitan Surat Tanda Registrasi Pendidikan Keperawatan No Nama L/P Tempat kerja Terakhir 1 2 3 dst