Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gout. Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh penumpukan asam urat berlebih di dalam tubuh yang menyebabkan radang pada sendi. Asuhan keperawatan pada pasien gout meliputi pengelolaan nyeri, mobilisasi fisik, dan citra diri.
2. Pengertian
Gout berasal dari bahasa latin yaitu gutta yang artinya
tetesan. Menurut kepercayaan kuno penyakit ini
disebabkan oleh luka, yang jatuh tetes demi tetes
kedalam sendi.
Gout atau pirai adalah penyakit dimana terjadi
penumpukan asam urat didalam tubuh secara
berlebihan, dengan gejala utamanya berupa radang
sendi atau atritis. (Vita Health : 2008).
Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan
metabolisme purin herediter yang menyebabkan
Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam
jaringan tubuh dan sendi.
3.
4. Etiologi
Alkohol, Makanan, Penyakit dan obat-obatan
Dan juga disebabkan oleh adanya kelainan
metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam
urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan
hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
Kurang asam urat melalui ginjal.
Pembentukan asam urat yang berlebih.
5. Patofisiologi
Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui
beberapa fase secara berurutan:
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
2. Respon leukosit polimorfonukuler
(PMN)
3. Fagositosis
4. Kerusakan sel
5. Kerusakan lisosom
7. Gejala Klinik
1. Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda serangan gout adalah rasa sakit yang
hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik
berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi
lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam
waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
2. Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku, dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk
noduler. Tanda yang mungkin muncul :
Tampak deformitas dan tofus subkutan.
Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal.
Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
8. Pemeriksaan diagnostik
1. Serum asam urat
2. Angka leukosit
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
4. Urin spesimen 24 jam
5. Pemeriksaan radiografi
9. Penatalaksaan Medik
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya
dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan untuk
mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga
digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi,
karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan.
Indometasin juga cukup efektif.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang
mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis
makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti
manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn
haring) sebaiknya dibatasi.
10. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal MRS dan diagnose medis.
2. Keluhan utama
Kemungkinan yang di temukan pada klien Gout yaitu nyeri pada sendi, bengkak pada jari, kaki.
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya mengeluh nyeri pada bagian sendi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Kemungkinan sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan penyakit sekarang.
5. Riwayat penyakit keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.
6. Data Spritual
Biasanya klien yang mengalami gout ibadahnya menjadi terganggu karna klian merasakan nyeri.
Data Ekonomi
7. Biasanya klien penyakit gout bisa terjadi di kalangan ekonomi rendah maupun ekonnomi tinggi.
8. Pola aktivitas
Biasanya pada klien yang mengalami penyakit gout aktivitas bias tergganggu
11. PEMERIKSAAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
Inspeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, tidak sesak napas dan tidak
menggunakan alat bantu napas.
Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit. Biasanya mendapatkan
suara ronkhi atau mengi
B2 (Blood)
CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri,suara S1 dan S2 tunggal
B3 ( Brain)
Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis
B4 (Bladder)
Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
berupa pielonefritis, batu asam urat dan gagal ginjal kronik.
B5 (Bowel)
Kebutuhan eliminasi tidak terganggu tetapi perlu dikaji karakteristik dari
feses. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan
pada klien yang memakan obat analgesic dan anthiperurisemia.
B6 (Bone)
Adanya nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak, hambatan gerak sendi
biasanya tambah berat.
12. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : Rasa nyaman pasien terhindari dari nyeri.
Kriteria hasil :
Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol, Pasien terlihat rilex, Pasien dapat istirahat atau tidur dengan
nyaman
Intervensi dan rasional
I/ Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat
dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
R/ Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
I/ Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.
R / Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang
sakit.Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan
menempatkan stress pada sendi yang sakit.
I/ Berikan kompres hangat.
R/ Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek
vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat
menghambat impuls-impuls nyeri.
I/ Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
kekakuan sendi.
R/ Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
I/ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin).
R/ Menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri,
hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
13. 2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi.
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
Kretaria Hasil: Kekuatan otot bertambah, tidak mengalami kontraktur sendi.
Intervensi dan Rasional
I/ Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
R/ Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.
I/ Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.
R/ Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan
yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak
sendi.
I/ Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan
periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
R/ Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk
mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
I/ Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan
yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
I/ Kolaborasi
Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan,
individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
14. 3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan
sendi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat
meningkatkan percaya diri nya dan mulai menerima keadaan patologisnya.
Kreteria Hasil : Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi, bekerja sama dalam
perubahan konsep diri tanpa pandangan negative harga diri
Intervensi dan Rasional :
I/ Kaji respon klien terhadap penyakit yang di alami.
R/ Mengetahui keluhan klien dan mempermudah melakukan asuhan keperawatan
selanjutnya.
I/ Bersikap realistis dan positif selama pengobatan dan pada penyuluhan kesehatan.
R/Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.
I/ Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan keyakinan
yang salah.
R/ Meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan
dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
I/ Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikut
tujuan rehabilitasi.
R/ Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
I/ Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi.
R/ Mempertahankan komunikasi dan memberikakn dukungan terus menerus pada
pasien dan keluarga
15. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana
keperawatan,tindakan keperawatan mencakup
tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat
dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan.