SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
Download to read offline
2   GEOMAGZ   Desember 2011
Editorial
PEMBACA YTH

    Sejak 2004, di setiap penghujung tahun, kita
selalu digetarkan oleh ingatan akan peristiwa bencana
tsunami Aceh, 26 Desember 2004. Tsunami dahsyat itu
memporakporandakan pantai-pantai wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), meliputi Banda Aceh,
Meulaboh, Lamno, dan lainnya. Tsunami hebat itu juga
menghantam pantai-pantai Nias dan lainnya di Sumatra
Utara; dan menerjang hingga wilayah pantai-pantai nun
jauh dari NAD, mulai dari Phuket di Thailand hingga Pulau
Madagaskar. Dengan jumlah korban mencapai lebih dari
250.000 jiwa meninggal dan kerusakan harta benda yang
tak terhitung jumlahnya, Tsunami Aceh 2004 adalah tsunami
terbesar dalam kurun 100 tahun terakhir. Rehabilitasi akibat bencana itu hingga kini masih terus berlangsung.
    Tsunami itu disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan M 9,2 yang berpusat beberapa puluh kilometer
di sebelah barat Banda Aceh pada kedalaman kurang dari 40 km. Kita selalu ingin tahu, bagaimana perilaku
gempa bumi penyebab tsunami, dan perilaku tsunami itu sendiri; dan bagaimana antisipasi yang harus
dilakukan terhadap gempa bumi serta tsunami yang mungkin muncul di kemudian hari? Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan itu sangat diperlukan untuk satu tujuan utama: meminimalkan jatuhnya korban jiwa,
baik akibat gempa bumi itu sendiri, maupun karena tsunami yang dipicunya. Inilah mitigasi bencana gempa
bumi dan tsunami.
    Dengan berpedoman kepada informasi ilmiah kegempaan dari suatu wilayah, dan pengalaman dari
kejadian dan penanganan bencana gempa bumi dan tsunami; sejumlah rencana aksi mitigasi bencana gempa
bumi dan tsunami dapat diterapkan di wilayah itu. Rencana aksi itu mulai dari penelitian rinci sumber gempa
bumi, pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami, penataan ruang wilayah pantai, sosialisasi
pengurangan risiko bencana, latihan evakuasi dan penyelamatan diri saat terjadi bencana, pendidikan
kebencanaan; peringatan dini, tanggap darurat, serta restorasi dan rehabilitasi. Semuanya ditujukan untuk
mengurangi hingga ke tingkat sekecil mungkin risiko gempa bumi dan tsunami, terutama korban manusia.
    Untuk mengenang Tsunami Aceh dan Sumatra Utara 2004, Geomagz Volume 1 Nomor 4 ini menurunkan
dua tulisan yang bertautan. Tulisan pertama membahas secara komprehensif perilaku kegempaan Sumatra,
khususnya di pantai sebelah baratnya; tsunami yang diakibatkannya, dan antisipasi akibat gempa bumi dan
tsunami ke depan. Tulisan kedua membahas tsunami dari sisi hilirnya, yaitu penjalaran dan fenomena tsunami
di pantai; rendaman dan potensi kerusakan oleh tsunami. Dalam tulisan kedua dikemukakan pula suatu
contoh analisis kerentanan dan risiko atau dampak bencana tsunami untuk Pulau Sumatra.
    Tulisan berikutnya tentang gunung api di Kilometer Nol, Pulau Weh, Aceh. Kami sajikan pula tulisan tentang
salah satu sumber daya geologi, yaitu panas bumi yang ternyata sering “berkerabat” dengan keterdapatan
logam mulia emas. Adapun esei foto kali ini, melengkapi artikel-artikel utamanya, menampilkan Aceh di masa
kini, tujuh tahun setelah kejadian gempa bumi dan tsunami nan dahsyat itu.
   Berkaitan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2011, profil Geomagz edisi akhir tahun ini menampilkan seorang
tokoh ibu ahli geologi Indonesia, yaitu Prof. Dr. Emmy Suparka. Beliau adalah profesor geologi perempuan
yang pertama di Indonesia yang juga menekuni seni tradisi, khususnya seni tari. Tokoh geologi ini menunjukkan
bahwa perempuan pun dapat menekuni bidang geologi dan berkiprah melalui disiplin ilmu kebumian itu
dengan tetap kukuh dalam karakter budaya sendiri.

Selamat membaca. ■		

   	


Oman Abdurahman
Pemimpin Redaksi




                                                                                                                 3
Surat
     Wah, majalah ini sudah sangat baik. Teruskan saja     Geomagz bagus-bagus isinya. Hanya sedikit saran:
     dengan artikel-artikel barunya.                       mohon agar jilidnya menggunakan pengikat benang/
                                                           dijahit. Kiriman Geomagz yang ada di perpustakaan
                                        Fauzie Hasibuan    saya kini sudah pada lepas lemnya karena dibaca
                            Profesor Riset Badan Geologi   banyak orang. Kalau jilidnya dijahit akan lebih
                                                           tahan lama. Selain itu, bagaimana jika Geomagz
                                                           menggunakan kertas daur ulang, sehingga memuat
                                                           pesan mitigasi untuk pelestarian lingkungan?
     Membaca Geomagz memberikan banyak informasi
     dan bukti, betapa kaya dan indahnya alam Nusantara.                                      P. Amalia Siregar,
     Sebagai guru geografi, saya sangat terbantu dengan       Aktivis Disaster Mitigation Readiness of Indonesia
     kehadiran geomagz dalam memberikan materi                           Community, Koordinator 3, Jawa Barat,
     pelajaran geografi. Obyek dan materi geografi                                          tinggal di Sukabumi.
     menjadi lebih menarik dan lebih mudah dipahami,
     sehingga kami tak hanya memandangi keindahannya
     saja tapi juga melihat dengan pemahaman.              Saya sudah berkunjung ke berbagai daerah, seperti:
                                                           Citatah, Maros, Jambi, Museum Gunung Merapi,
     Semoga Geomagz juga berkenan untuk meliput            Gunung Galunggung, Gunung Krakatau, Curug
     obyek dan pesona alam Pati dan sekitarnya yang        Malela, dan tempat-tempat wisata di Indonesia, tapi
     meliputi: Gunung Karst Kendeng Utara, air terjun      sebagai pengunjung biasa yang kurang memahami
     tadah hujan, goa pancur, goa wareh, waduk gunung      keadaan daerah tersebut. Begitu membaca geomagz,
     rowo, waduk gembong, mata air tiga rasa dan yang      berkali-kali saya bergumam, “Oh, begitu, ya... oh,
     paling sensasional adalah penemuan candi Hindu di     karena begitu, ya...” Saya menjadi paham tentang
     wilayah Kecamatan Kayen.                              keadaan, kejadian tempat-tempat yang pernah saya
                                                           kunjungi itu. Geomagz sudah memberikan wawasan
                                 Ali Muchlas, MPd.,        yang mudah dipahami.
          Guru Geografi SMA Negeri 3 Pati, Jawa Tengah
                                                                                          Amie Ch. Umaran,
                                                                                       PNS, tinggal di Bandung

     Kami sangat bangga dengan hadirnya Geomagz,
                                                           Bangga dan sangat terkesan dengan Geomagz,
     media yang mempopulerkan ilmu kebumian,
                                                           sehingga kehadirannya setiap edisi selalu saya
     sehingga dapat menambah nilai pengetahuan
                                                           nantikan. Mengingatkan saya akan kebesaran Sang
     positif yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring
                                                           Pencipta, menambah wawasan saya mengenai alam
     dengan banyaknya fenomena kebencanaan yang
                                                           raya dengan penjelasan yang mudah dipahami, serta
     terjadi di sekitar kita, mudah-mudahan Geomagz
                                                           mengenalkan fenomena-fenomena alam yang belum
     dapat menjawab dan menginformasikan, sehingga
                                                           sempat saya lihat/kunjungi melalui gambar-gambar
     masyarakat lebih siap menghadapi, mencegah dan
                                                           yang sangat menarik, sehingga menggugah saya
     menanggulangi bencana, dan akhirnya terbentuk
                                                           untuk suatu saat nanti mengunjungi tempat-tempat
     mental yang siap menyikapi bencana. Semoga
                                                           tersebut.
     Geomagz terus sukses dan berkembang menjadi
     media informasi yang membahas kebumian secara
     populer. Semoga lestari bumi kita.                                           Indri Virgianti, S.Pd, M.T.,
                                                                                Guru Geografi SMAN 1Subang
                               Elfa Maulana Yusron,
              Komunitas Mata Bumi, Bandung, Indonesia




4   GEOMAGZ    Desember 2011
Sketsa bentang alam terobosan diorit (G.Tenongan, 1) terhadap kompleks batuan vulkanik andesitik (Dusun Kalipuru, 2), mengakibatkan
terjadinya mineralisasi epitermal emas pada batuan vulkanik; dengan latar belakang kaldera gunung api purba (3). Dilihat dari arah
kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (digambar oleh Danny Z. Herman, 1997).




                                                                                                                                      5
6   GEOMAGZ   Desember 2011
JERE, BATU KERAMAT
       GUNUNG GAMKONORA
Para pendaki Gunung Gamkonora ketika tiba di mulut kawah harus mengikuti acara ritual yang dipimpin oleh sang juru
kunci. Diawali dengan membakar kemenyan di depan batu yang dikeramatkan, yang disebut Jere, menaburkan uang koin,
dan diakhiri dengan doa.

Untuk mendaki Gunung Gamkonora di Halmahera, Maluku Utara, juru kunci yang memimpin pendakian tidak boleh
memakai alas kaki. Aturan lainnya para pendaki tidak boleh mendahului atau berbincang dengan sang juru kunci. Konon
katanya, apabila aturan itu dilanggar, cuaca mendung atau lainnya akan menghadang para pendaki. Tidak heran, walau
uang koin berserakan di sekitar batu Jere itu, tak ada seorangpun yang berani mengambilnya.

Foto: Agus Solihin
Teks: SR. Wittiri




                                                                                                                      7
ZONA MERAH
                              DANAU MANINJAU
8   GEOMAGZ   Desember 2011
Tebing kaldera pantai barat Danau Maninjau yang runtuh menghancurkan
permukiman dan memutus jalan akibat dikoyak gempa bumi 30 September
2009 dikenal sebagai Zona Merah. Saat ini Zona Merah mulai pulih dan
menjadi objek wisata baru yang banyak dikunjungi. Zona tersebut dilarang
untuk permukiman.

Foto dan Teks: Oki Oktariadi




                                                                           9
10   GEOMAGZ   Desember 2011
BANGKAI TSUNAMI
ACEH 2004
Senin, 27 Desember 2004, di satu sudut kota Banda Aceh, tidak jauh
dari Krueng Aceh, sungai utama yang membelah kota, tumpukan
sampah dari berbagai jenis benda termasuk mobil, berserakan.
Sehari sebelumnya gelombang tsunami mendorong air laut dengan
sangat kuat membentuk dinding setinggi puluhan meter, menggulung
sangat cepat merambah daratan.

Gelombang raksasa itu mendorong segala benda yang berada di
hadapannya dan menyeretnya kembali ke arah berlawanan, saling
bertabrakan, menghasilkan tumpukan sampah itu. Bangkai tsunami
itu membuktikan betapa kita sangat lemah berhadapan dengan
kekuatan alam.

Foto: Cahya Patria
Teks: SR. Wittiri dan Budi Brahmantyo




                                                                     11
MENARA
               STACK BATUPAYUNG
               SISA ABRASI TANJUNG AAN, LOMBOK
               Pantai Kuta di selatan Pulau Lombok, mengungkap bukti-bukti adanya gunung api purba bawah laut yang
               tersingkap di pantai berbatunya. Lapisan-lapisan endapan piroklastik, tuf, dengan sisipan lava dari Formasi
               Pengulung yang berumur Oligo-Miosen membentuk morfologi tanjung dan perbukitan di sekitarnya. Dengan
               waktu, gelombang selalu menggerus pantai berbatu itu. Semakin lama semakin intensif sampai akhirnya
               menyisakan suatu bentukan abrasi yang dikenal dalam Geomorfologi sebagai menara stack. Masyarakat
               kemudian menamainya Batupayung sekalipun jauh dari bentuk payung, bahkan lebih menyerupai patung-
               patung kepala raksasa seperti di Pulau Paskah, di Samudera Pasifik.
               Foto: Ina Herliana Koswara. Teks: Budi Brahmantyo




12   GEOMAGZ    Desember 2011
13
14   GEOMAGZ   Desember 2011
JARUM GIPSUM
IJEN
Stalaktit gipsum di Gunung Ijen bentuknya menyerupai kumpulan
jarum. Gipsum tersebut ditemukan di salah satu dinding Kali
Banyupahit yang terbentuk secara alamiah. Air kawahnya
yang sangat asam dengan pH mencapai 0,5 didominasi asam
sulfat (H2SO4) merembes keluar danau dan bereaksi dengan
batugamping (CaCO3) membentuk gipsum (CaSO4.2H2O).
Gunung Ijen yang berdiri di Tanjung Blambangan, Jawa Timur
selain sangat terkenal sebagai penghasil belerang di Indonesia,
juga memiliki danau kawah yang indah.

Foto: Priatna
Teks: Priatna dan SR. Wittiri




                                                                  15
Dekade Teror
       Gempa
      Sumatra                                                  Oleh: Danny Hilman Natawidjaja




         Catatan Redaksi:
         Tulisan ini terdiri atas empat bagian yang seluruhnya ditulis oleh Danny Hilman Natawidjaja. Tulisan
         utama "Dekade Teror Gempa Sumatra" merupakan inti wacana yang menceritakan bagaimana
         Pulau Sumatra menjadi pulau yang sangat rawan terkena bencana gempa bumi. Untuk melengkapi
         wacana tersebut, disajikan pula kotak "Gempa Besar Masa Silam" dan dua judul yang masih saling
         berkaitan, yaitu "Cara Mengukur Gempa," dan "Antisipasi dan Mitigasi Gempa." Selamat membaca.




      P
            roses alam itu ada yang terjadi secara sangat   Mengapa Sumatra Rawan Gempa
            perlahan tapi konsisten terus-menerus selama        Karena posisi pulau Sumatra terletak di sepanjang
            bertahun-tahun, puluhan tahun sampai            jalur tumbukan dua lempeng Tektonik, maka wilayah
      ratusan tahun, ribuan, bahkan jutaan tahun. Proses    barat Sumatra sering terjadi gempa. Lempeng
      erosi pantai, misalnya, lambat laun menggerus ke      (Samudra) Hindia bergerak terus menunjam ke
      darat, merusak lingkungan binaan manusia secara       bawah lempeng (benua) Sumatra. Sumatra dan busur
                                                            kepulauan di bagian baratnya merupakan bagian dari
      perlahan-lahan, atau proses dinamika sungai di
                                                            lempeng Eurasia, sedangkan lempeng lainnya berada
      wilayah hilir yang mengakibatkan proses erosi dan     di bawah Samudra Hindia.
      banjir yang mengganggu permukiman. Namun, ada
                                                                Batas tumbukan dua lempeng ini terlihat dengan
      proses alam yang terjadi sangat cepat, sehingga       jelas berupa jalur palung laut dalam di sebelah barat
      mengakibatkan perubahan besar dalam waktu             Sumatra sampai ke Kepulauan Andaman. Lempeng
      sangat singkat, yang kita kenal sebagai bencana       Hindia menunjam di bawah Sumatra dengan
      alam, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, dan      kecepatan 50-60 mm/tahun dan kemiringan dari
                                                            batas penunjamannya sekitar 120 ke arah timur
      letusan gunung api. Proses alam, baik yang terjadi
                                                            (Natawidjaja, 2003; Prawirodirdjo, 2000). Batas
      secara perlahan atau yang datang mendadak, dapat      lempeng atau bidang kontak ini disebut zona
      menjadi bencana untuk manusia dan lingkungan          subduksi. Di Sumatra, zona subduksi ini dapat
      hidup, apabila kurang diantisipasi sebelumnya.        diamati dari data seismisitasnya sampai kedalaman



16   GEOMAGZ    Desember 2011
Dinamika umum tektonik Indonesia diper-
                                                                          lihatkan oleh respon Kepulauan Indonesia
                                                                          terhadap pergerakan relatif tiga lempeng
                                                                          bumi dari data GPS (Global Positioning
                                                                          System). Panah besar merah adalah ke-
                                                                          cepatan gerak dari lempeng. Panah-panah
                                                                          hitam menunjukkan kecepatan gerak dari
                                                                          lokasi tempat pengukuran monumen GPS
                                                                          antara tahun 1989 dan 2002 (sumber dari
                                                                          Bock, 2003).


sekitar 300 km di bawah Pulau Sumatra. Bagian          menyebabkan pulau-pulau terhentak dengan sangat
zona subduksi dari palung sampai kedalaman 40-         kuat ke arah barat dan atas. Lentingan lempeng ini
50 km-an, atau kira-kira di bawah garis pantai barat   menghasilkan goncangan keras dan membuat pulau-
Sumatra, umumnya bersifat regas (elastik) dan di       pulau di sebelah barat terangkat, sebaliknya yang di
banyak bagian bidang kontaknya terekat/terkunci        bagian timur turun ke bawah akibat efek deformasi
erat. Karena itu dorongan terus-menerus dari           elastik. Setelah itu, bidang kontak akan merekat
Lempeng Hindia menyebabkan terjadinya akumulasi        lagi dan pulau-pulau kembali terseret ke bawah.
energi-potensial regangan pada bidang kontak ini       Siklus proses gempa bumi ini berlangsung terus,
sehingga ‘mengkerut’. Bidang kontak yang terkunci      setelah selama satu abad atau lebih tekanan Bumi
ini sering juga disebut sebagai megathrust (mega-      terakumulasi kembali, maka suatu saat nanti akan
patahan naik yang berkemiringan landai). Inilah yang   terjadi gempa bumi besar lagi.
menjadi sumber gempa besar di lepas pantai barat           Ketika pulau-pulau terhentak ke atas saat
Sumatra yang sering diikuti tsunami.                   gempa bumi, permukaan bumi di dasar laut ikut
    Di bawah kedalaman 40 km-an, temperatur di         terangkat, sehingga sejumlah besar volume air ikut
sekitar bidang kontak melebihi 300-4000 C, sehingga    terdorong ke atas dan menghasilkan bumbungan
tidak lagi memungkinkan adanya akumulasi energi
elastik (gempa). Dengan kata lain, pada kedalaman
ini, lempeng yang menunjam akan bergeseran
dengan lempeng di atasnya tanpa terkunci atau
menimbulkan pengkerutan, sehingga umumnya tidak
akan menghasilkan gempa besar. Pada kedalaman
antara 150-200 km, temperatur Bumi bertambah
panas, sehingga batuan di sekitar zona kontak ini
meleleh. Kemudian, lelehan batuan panas ini naik
ke atas membentuk kantung-kantung bubur batuan
panas yang kita kenal sebagai kantung-kantung
magma. Pada akhirnya magma ini mendesak ke atas
permukaan membentuk kubah magma, yaitu gunung
api. Itulah sebabnya mengapa selain banyak gempa
bumi, Sumatra juga mempunyai jajaran gunung api di
punggungan pulaunya, dikenal sebagai Pegunungan
Bukit Barisan.
    Ketika terjadi proses penunjaman, pulau-pulau
yang berada di atas lempeng Sumatra ikut terseret ke
bawah dan termampatkan ke arah daratan Sumatra.        Tektonik aktif Pulau Sumatra memperlihatkan sumber-sumber
Suatu saat, tekanan bumi yang terhimpun di antara      utama gempa bumi pada zona subduksi dan zona Patahan Su-
dua lempeng ini menjadi terlalu besar, sehingga        matra. Banyak gempa besar yang terjadi pada kedua zona utama
rekatan pada bidang kontak dua lempeng ini pecah,      gempa ini. Garis A B adalah lintasan penampang skematik pada
                                                       sketsa di halaman berikutnya.




                                                                                                                      17
Sketsa diagram zona subduksi Sumatra memperlihatkan struktur Bumi di bawah permukaan. Sumber gempa besar di Sumatra adalah
      pada megathrust dan jalur Patahan Sumatra. Megathtrust adalah bidang kontak zona subduksi sampai kedalaman ~50 km. Pada
      kedalaman 150-200 km, lempeng meleleh menjadi magma. Magma naik ke atas menjadi gunung api (Natawidjaja, 2006).


      besar air di atas permukaan laut. Bumbungan air ini               Di khatulistiwa, gempa besar terkhir terjadi tahun
      kemudian menyebar ke segala arah sebagai tsunami.             1935 dengan kekuatan gempa M 7,7. Gempa ini
      Tsunami sangat panjang dan bergerak sangat cepat              menyebabkan kerusakan yang cukup parah di Telo,
      menerjang dan membanjiri daratan. Tsunami bisa                kota Kecamatan di Kepulauan Batu dan wilayah
      sangat berbahaya walaupun hanya beberapa meter,               sekitarnya. Di beberapa tempat di Kepulauan
      karena seluruh massa airnya bergerak dengan sangat            Batu dilaporkan adanya kenaikan air laut ketika
      cepat sehingga mempunyai energi momentum yang                 gempa, namun tidak dilaporkan adanya kerusakan
      tinggi. Ini berbeda dengan gelombang biasa yang               serius akibat gelombang laut yang naik. Di utara
      pergerakannya hanya di bagian atasnya saja.                   khatulistiwa, gempa dan tsunami besar pernah terjadi
          Lempeng Hindia-Australia menabrak bagian barat            di wilayah Nias-Simeulue tahun 1861. Gempa tahun
      Sumatra dengan arah miring terhadap kelurusan                 1861 ini diperkirakan berkekuatan lebih dari 8,5
      palung atau pulau-nya, sehingga tekanan dari gerak            skala magnitudo (~Richter). Tercatat dalam sejarah,
      antar lempeng ini terbagi menjadi dua komponen.               bahwa tsunami yang terjadi cukup besar (Newcomb
      Pertama komponen yang tegak lurus dengan                      and McCann, 1987; Wichmann, 1918a).
      palung, yang sebagian besar diakomodasi oleh zona                 Pada tahun 1907 terjadi lagi bencana tsunami
      subduksi. Kedua komponen yang sejajar dengan arah             besar di wilayah Simeulue dan Nias. Meskipun gempa
      palung yang menekan bagian barat Sumatra ke arah              yang menyebabkan tsunami 1907 ini tidak terlalu
      baratlaut. Komponen gerak inilah yang menyebabkan             besar (M 7,6), namun tinggi tsunami yang terjadi di
      terbentuknya Patahan Besar Sumatra di sepanjang               pantai barat dan utara Simeulue mencapai lebih dari
      Bukit Barisan (Sieh & Natawidjaja, 2000).                     10 m atau dua kali lebih besar dari tsunami Aceh di
                                                                    wilayah ini. Peristiwa tsunami tahun 1907 inilah yang
      Teror dari Bawah Perairan                                     konon melahirkan istilah smong, bahasa lokal untuk
         Zona subduksi Sumatra itu merupakan jalur                  tsunami. Para orang tua yang selamat waktu tsunami
      gempa bumi yang paling banyak menyerap energi                 1907 menceritakan tragedi bencana alam ini pada
      pergerakan lempeng, karenanya paling sering                   anaknya, yang sampai sekarang banyak yang masih
      menghasilkan gempa-gempa besar. Di masa lampau                hidup. Inti nasehatnya adalah, “apabila nanti air laut
      sudah banyak gempa bumi yang terjadi dengan                   tiba-tiba surut sampai jauh ke tengah, maka itulah
      magnitudo (e.g. skala Richter) di atas 8. Di selatan          tandanya smong akan datang, larilah cepat ke bukit,
      khatulistiwa, gempa besar pernah terjadi tahun                selamatkan jiwa dan tinggalkan saja harta benda”.
      1833 (M 8,9) dan pada tahun 1797 (M 8,5-8,7).                   Sejak 11 tahun terakhir, zona subduksi Sumatra
      Kedua gempa ini menghasilkan tsunami besar yang               menghasilkan rentetan gempa-gempa besar yang
      menghantam perairan Sumatra barat dan Bengkulu.               memakan banyak korban dan harta benda. Mulai dari



18   GEOMAGZ      Desember 2011
A. Lempeng samudra bergerak
                                                                  ke bawah Sumatra. Pulau-pulau
                                                                  merekat-tersambung pada
                                                                  lempeng sehingga ikut terseret
                                                                  ke bawah dan terhimpit ke arah
                                                                  Sumatra.




                                                                  B. Suatu hari tekanan bumi
                                                                  sudah tak tertahankan, lalu
                                                                  sambungan itu pecah dan
                                                                  pulau-pulau dan dasar laut
                                                                  melenting balik ke atas. Maka
                                                                  bumi pun bergoncang keras...
                                                                  gempa bumi !!!




                                                                  C. Ketika dasar laut terangkat
                                                                  maka lautan ikut terdorong ke
                                                                  atas membentuk bumbungan
                                                                  air. Kemudian bumbungan air
                                                                  ini menyebar cepat menjadi
                                                                  gelombang maut tsunami.




Proses siklus gempa bumi pada zona subduksi/penunjaman lempeng.




                                                                                                   19
Gempa-gempa besar megathrust yang terjadi pada 11 tahun
                                                      terakhir. Elips dan poligon berwarna menunjukkan sumber
                                                      gempa dan angka di sebelahnya menunjukkan tahun dan
                                                      besarnya magnitudo gempa yang terjadi.




      Gempa Besar Masa Silam

      U
              ntuk mengerti apa yang terjadi pada masa      Puy (1845) mengindikasikan bahwa gempa ini adalah
              sekarang, kita harus memahami apa yang        yang terkuat dalam ingatan penduduk Padang waktu
              sudah terjadi di masa lampau. Informasi ini   itu.
      tercatat dalam naskah tua yang memuat peristiwa           Namun pernyataan ini berlawanan dengan
      gempa dan tsunami 10 Februari 1797 pukul 22 dan       laporan du Puy tahun 1847 yang menyebutkan bahwa
      24 November 1833 pukul 20 di wilayah Mentawai,        ada gempa yang lebih kuat yang terjadi 40 tahun
      yang menghancurkan Sumatra Barat dan Bengkulu.        sebelumnya (~1757). Banyak rumah yang ambruk
          Semua laporan gempa dan tsunami tahun 1797        ketika gempa. Di tanah banyak rekahan dengan
      itu terfokus pada dampak tsunami di wilayah muara     bukaan 3-4 inci. Beberapa orang yang berusaha
      sungai sampai pelabuhan (Muaropadang). Ini tidak      memanjat pohon untuk menghindari tsunami di
      berarti bahwa limpasan tsunami hanya terlihat di      Airmanis keesokan harinya ditemukan sudah mati
      wilayah ini, karena perumahan penduduk memang         di atas pohon. Seluruh kota terendam tsunami
      baru menempati wilayah ini pada saat itu. Walaupun    dan beberapa rumah dilaporkan hanyut terbawa
      dilaporkan kerusakan di Padang cukup parah, tapi      gelombang. Di Padang dilaporkan tsunaminya juga
      yang meninggal hanya dua orang. Lama guncangan        menggenangi seluruh kota. Orang melaporkan ada
      yang terasa di Padang selama satu menit. Laporan du   3-4 kali gelombang ”pasang-surut” di pelabuhan.




20   GEOMAGZ    Desember 2011
gempa besar tahun 2000 di Bengkulu (Abercrombie,            Gempa bumi ini memecahkan bidang kontak zona
2002), disusul gempa tahun 2002 di Simeulue, kemu-          subduksi sepanjang 1600 km, mulai dari Pulau Simeu-
dian terjadi gempa dan tsunami Aceh yang dahsyat            lue sampai ke wilayah Kepulauan Andaman, akibat
tahun 2004 yang melanda seluruh wilayah Laut An-            Lempeng Hindia yang bergerak sekitar 50 mm/tahun,
daman, termasuk Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).             menghimpit lempeng Sumatra-Andaman. Setelah le-
Sejak itu, zona subduksi Sumatra seperti tidak henti-       bih dari 300 tahun tidak ada gempa bumi raksasa,
hentinya menggetarkan wilayah Sumatra sampai                akhirnya tekanan yang terakumulasi sekian lamanya
sekarang. Gempa Nias-Simeulue meledak pada bulan            ini dilepaskan dalam satu hentakan maut dengan
Maret 2005, hanya tiga bulan setelah gempa Aceh.            skala Mw 9,2. Pulau-pulau dan dasar lautan di timur
Dua tahun kemudian, gempa besar Bengkulu terjadi            palung sepanjang 1600 km tersebut tiba-tiba terpe-
bulan September 2007 mengoyak wilayah Bengku-               lanting ke barat sejauh 10-30 meter, dan terangkat
lu sampai ke Selatan Kepulauan Mentawai. Terakhir,          ke atas beberapa meter. Dapat dibayangkan, betapa
pada bulan Oktober 2010, gempa Mentawai kembali             dahsyatnya bumi berguncang dan berapa banyaknya
menggoncang wilayah Pagai disertai tsunami dahsyat          volume air laut yang tiba-tiba ikut terangkat akibat
yang menelan sekitar 500 jiwa penduduk.                     dasar laut yang naik tersebut. Tak heran kalau tsuna-
                                                            mi yang terjadi demikian dahsyatnya.
Gempa Aceh-Andaman 2004
                                                                Selain merupakan bencana alam besar, gempa
    Sekarang kita paham bahwa gempa tahun 2004
                                                            Aceh tahun 2004 menjadi obyek yang sangat penting
di Aceh-Andaman bukanlah refleksi dari alam yang
                                                            bagi para ahli gempa bumi dan tsunami se-Dunia.
murka, melainkan ekspresi bumi dalam melepaskan
                                                            Gempa megathrust tahun 2004 ini merupakan
tekanan selama beratus-ratus tahun yang sudah tak
                                                            yang pertama terjadi setelah alat pemantau gempa
tertahankan lagi. Bagi Bumi, ini merupakan proses
                                                            bumi modern banyak terpasang, khususnya jaringan
biasa saja yang akan terus berulang kali terjadi dalam
                                                            seismometer dan stasiun GPS (Global Positioning
kurun waktu Bumi. Meskipun demikian, gempa bumi
                                                            System), sehingga menjadi obyek penelitian gempa
dan tsunami yang terjadi bulan Desember 2004
                                                            bumi yang sangat penting dalam abad ini. Data
di wilayah Aceh-Andaman adalah bencana alam
                                                            gempa dan tsunami Aceh yang sekarang tersedia,
terbesar dalam kurun seratus tahun terakhir.
                                                            baik dari peralatan modern yang terpasang ataupun
    Gempa bumi yang menimbulkan tsunami maut                dari hasil penelitian geologi lapangan, merupakan
ini terjadi pada zona subduksi Sumatra-Andaman.




        Lukisan tsunami yang terjadi tahun 1861 di wilayah Sumatra Utara, Nias, dan Simeulue
        menggambarkan kedahsyatan tsunami tersebut.




                                                                                                                    21
sumber data penting bagi para ahli untuk lebih                         Seperti halnya waktu gempa Aceh tahun 2004,
      mengerti proses alam yang seringkali membawa                       gempa tahun 2005 inipun mengangkat sebagian
      malapetaka besar ini. Sebelumnya zona subduksi                     wilayah, terutama bagian barat Pulau Nias yang
      Aceh-Andaman diklasifikasikan sebagai yang kurang                  terangkat sampai 3 m, termasuk Pelabuhan Sirombu
      berpotensi untuk menghasilkan gempa raksasa                        di pantai Nias barat, yang sekarang tidak berfungsi
      (Skala Magnitudo/Richter ≥ 9), karena lempeng yang                 lagi. Wilayah selatan Pulau Simeulue juga terangkat
      menunjam umurnya sangat tua dan kecepatan gerak                    1 sampai 1,5 m, termasuk Kota Sinabang, sehingga
      lempengnya relatif rendah. Oleh karena itu Gempa                   tampak air laut sepertinya menjadi susut di sepanjang
      Aceh-Andaman tahun 2004 ini telah mengubah                         pantai. Kota Gunungsitoli terletak di sekitar sumbu
      paradigma dasar dalam ilmu gempa bumi dan                          pemisah antara wilayah yang naik di barat dan wilayah
      konsep mitigasinya.                                                yang turun di timur, sehingga kota ini posisinya tetap,
                                                                         alias tidak naik dan tidak turun. Sebaliknya desa dan
      Gempa Nias 28 Maret 2005
                                                                         kota kecamatan di wilayah timur, seperti Desa Haloban
          Setelah gempa Aceh 2004, bumi Sumatra seperti                  di Pulau Tuanku, Banyak dan Kecamatan Bale, turun
      tidak henti-hentinya bergoncang dalam tujuh tahun                  0,5 dan 1 m. Hal ini menyebabkan banyak rumah-
      terakhir ini. Sudah puluhan gempa berkekuatan 7                    rumah di tepi pantai di Haloban dan Bale terendam di
      SR, ratusan gempa 6 SR, dan ribuan gempa 5 SR                      bawah air sehingga tidak bisa dihuni lagi.
      atau lebih kecil. Sejak itu ribuan korban jiwa dan
                                                                             Ketika gempa Nias-Simeulue terjadi, tim LIPI-
      tidak terhitung banyaknya kerugian harta benda
                                                                         Caltech baru saja memasang beberapa unit stasiun
      akibat digoyang gempa dan dilibas tsunami yang
                                                                         GPS di wilayah ini, tepat di atas dan sekitar sumber
      menyertainya, dan kelihatannya dekade teror gempa
                                                                         gempa, sehingga pergerakan tektonik yang terjadi
      ini belum selesai. Untuk lebih memahami dan dapat
                                                                         sebelum, sewaktu dan setelah gempa terekam
      mengantisipasi bencana di masa datang marilah kita
                                                                         dengan baik oleh alat pemantau ini. Selain itu di
      mengkaji gempa-gempa besar yang sudah terjadi.
                                                                         sekeliling Pulau Nias juga banyak dijumpai populasi
         Hanya tiga bulan setelah bencana besar di bulan                 koral mikroatol yang digunakan untuk mengukur
      Desember 2004, terjadi lagi gempa besar di wilayah                 pangangkatan dan penurunan akibat gempa.
      Simeulue dan Nias pada tanggal 28 Maret 2005.                          Di selatan Simeulue, pangangkatan maximum
      Gempa ini merupakan perulangan dari gempa besar                    mencapai ~150 cm. Tingginya pengangkatan pada
      yang pernah terjadi di wilayah yang sama sekitar 145               waktu gempa Maret 2005 ini makin mengecil ke
      tahun silam tahun 1861 (M ~8,5).                                   bagian utara sampai 0 cm di ujung utara pulau. Ini



                                                                             Satu laporan menyatakan bahwa tsunami naik
                                                                         sampai sepertiga bukit atau Semenanjung Apenberg
                                                                         yang tinggi totalnya 104 m. Artinya, tinggi tsunami
                                                                         mencapai 30 meteran. Laporan itu juga menyebutkan
                                                                         bahwa Bukit Appenberg tersebut yang memecahkan
                                                                         gelombang tsunami.
                                                                              Laporan lain menyebutkan bahwa ketika tsunami,
                                                                         tinggi air laut sekitar 50 kaki di atas normal. Di
                                                                         Padang, gelombang tsunami membuat dasar sungai
                                                                         terlihat kering dan meninggalkan banyak ikan mati di
                                                                         atasnya. Semua perahu di sungai menjadi berada di
                                                                         atas tanah kering. Ada kapal besi dari Inggris seberat
                                                                         150-200 ton yang ditambatkan ke sebuah pohon di
                                                                         dekat muara sungai terbawa tsunami sampai 0,75
                                                                         mil ke arah hulu, kemudian terdampar di daerah
                                                                         Pasarburung. Kapal ini merusakkan beberapa rumah
                                                                         saat terhanyut. Semua rumah di tepi laut dikabarkan
                                                                         tenggelam.
                                                                            Di Airmanis, di sebuah kampung kecil di tepi
                                                                         pantai sebelah barat bukit Apenberg, tinggi tsunami
                                                                         cukup untuk menenggelamkan orang yang berusaha
                                                                         memanjat pohon-pohon untuk menghindar. Pohon-
         Peta Kota Padang tahun 1781 dan 1828 digambar kembali           pohon ini kemungkinan sekitar 4-5 m untuk dapat
         dari arsip peta kuno (diambil dari Natawidjaja et al., 2006).   menahan beban rata-rata orang dewasa. Kemudian




22   GEOMAGZ      Desember 2011
Pantai Nias yang terangkat 3 m. Terumbu karang yang banyak tumbuh pada paparan pasang-surut ini kebanyakan mati karena
terangkat ke atas air.




dari fakta bahwa tsunami bisa
membawa kapal besi Inggris sebe-
rat 150-200 ton, artinya tinggi tsu-
nami (flow depth) paling tidak lima
meteran, mengingat tinggi pinggi-
ran sungai sekitar 2 m dan draft ba-
wah kapal sekitar tiga meteran. Jadi
dari dua catatan kejadian ini dapat
disimpulkan bahwa tinggi tsunami
sekitar lima meteran. Ini perkiraan
yang cukup konservatif dibanding-
kan dengan laporan yang me-
nyebutkan bahwa tinggi tsunami                          Peta Kota Padang tahun 2005 (diambil dari Natawidjaja et al., 2006).
sekitar 30 meter di tepi Bukit Apen-
berg dan sekitar 50 kaki (15 m) di
tempat lainnya di sepanjang pantai.           Tahun 1833 terjadi guncangan gempa, terasa sampai 5 menit di
Laporan ini meragukan, karena ka-         Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. Guncangan terasa sampai ke
lau benar hal itu terjadi, seharusnya     Singapura dan Jawa. Terjadi tsunami besar yang merusakkan wilayah
tsunami sebesar ini menghancur-           Bengkulu, Pulau Cinco, Indrapura, Padang, dan Pariaman. Laporan
kan seluruh perumahan penduduk            menyebutkan tidak ada korban meninggal di Bengkulu dan hanya
di Padang dan menyebabkan kema-           satu di Padang. Goncangan sangat kuat di wilayah sepanjang pantai
tian yang lebih banyak lagi. Diper-       dari Bengkulu sampai Pariaman dan di Pulau-pulau Pagai. Di Pariaman
kirakan, tinggi maksimum tsunami          goncangan demikian kuat sehingga tidak ada orang yang bisa berdiri.
setinggi 5-10 meteran.                    Kerusakan besar terjadi di Padang dan Bengkulu, tapi yang lebih pa-




                                                                                                                               23
adalah kebalikannya dengan yang terjadi pada waktu
      gempa Aceh Desember 2004, bagian utara Pulau
      Simeulue naik 150 cm, sedangkan bagian selatannya
      turun. Jadi, setelah mengalami dua kejadian gempa
      raksasa secara beruntun, Pulau Simeulue menjadi
      terangkat ~150 cm seluruhnya. Demikian uniknya,
      Pulau Simeulue ini menjadi tempat rendevouz dua
      gempa raksasa.
           Berbeda dengan wilayah di bagian barat,
      wilayah timur Simeulue, Banyak dan Nias mengalami
      penurunan tektonik sampai lebih dari 1 m. Di
      beberapa tempat, akibat penurunan muka bumi ini
      sangat dramatis. Banyak perkampungan yang tidak
      dapat dihuni kembali karena sudah berada di bawah
      air, seperti yang terlihat di Pulau Bale dan Desa
      Haloban.




                                                            Pantai di bagian selatan Pulau Simeulue terangkat sampai
                                                            150 cm waktu gempa Maret 2005. Foto ini memperlihatkan
                                                            pembentukan tebing pantai baru yang bergeser ke arah laut.
                                                            Besarnya pengangkatan dapat diukur dari ketinggian tebing
                                                            pantai lama ke pantai baru.




                                                 Model gempa bumi Aceh-Andaman memperlihatkan sumber gempa bumi 26
                                                 Desember 2004 adalah pergerakan bumi pada bidang zona subduksi. Bidang
                                                 sumber gempa ini berkemiringan ~120 ke timur, panjangnya sampai 1600 km,
                                                 lebar 150 km. Blok bumi di atasnya bergerak ke barat sampai 30 m. Zona me-
                                                 rah muda adalah bagian yang bergerak paling besar. Panah hitam adalah data
                                                 pergerakan dari pengukuran GPS. Panah merah adalah dari model (sumber:
                                                 Chlieh et al., 2006; Subarya et al., 2006).


                                                 rah adalah di Bengkulu, seluruh struktur bangunan rusak berat.
                                                 Benteng dan menara hancur total. Di Padang, rumah-rumah
                                                 kayu tetap berdiri, tapi banyak rumah tembok rusak parah. Di
                                                 Sumatra bagian timur, kerusakan bangunan dilaporkan sam-
                                                 pai ke Kota Palembang. Rekahan tanah selebar 2 kaki terjadi di
                                                 Pariaman, dan juga banyak retakan-retakan tanah di sepanjang
                                                 pantai antara Pariaman dan Padang, dan di pinggiran sungai
                                                 di Padang.
                                                      Tsunami yang terjadi di Padang menghanyutkan banyak
                                                 kapal bersama jangkarnya dan sebagian kapal hilang. Di pan-
                                                 tai, hempasan tsunami mencapai ketinggian 3-4 m. Peta Kota
                                                 Padang tahun 1828 memperlihatkan perumahan yang masih
                                                 sedikit di sepanjang pantai, dan pusat kota masih berada di
                                                 wilayah bagian utara sungai, sampai sekitar 1 km ke arah darat.
                                                 Dermaga dan bangunan pelabuhan di Bengkulu tersapu ludes
                                                 oleh tsunami, dan beberapa kapal terhempas ke darat. Di Pari-
                                                 aman, dilaporkan tsunami didahului surutnya air laut. Gelom-




24   GEOMAGZ    Desember 2011
Tsunami dari gempa 26 Desember 2004 di Sirombu Nias yang rusak parah, B. Setelah dihantam tsunami Pelabuhan
    Sirombu ini terangkat hampir 3m ketika gempa Maret 2005, C. Pantai di timurlaut Pulau Nias yang terangkat sekitar 1m,
    D. Survei dengan RTK GPS untuk mengukur besar pengangkatan terumbu karang di Pulau Hinako, barat Nias.



bang menghempaskan kapal-kapal dari tempat tam-                 besar. Fakta bahwa kerusakan lebih parah terjadi di
batnya. Di Pulau Cinco, tsunami menyapu beberapa                Bengkulu dari pada di Padang adalah indikasi yang
rumah dan orang. Di Indrapura, di utara Kota Beng-              kuat bahwa sumber gempanya lebih dekat ke Beng-
kulu, tsunami yang dahsyat menerjang daratan mem-               kulu, berda di bawah Kepulauan Pagai, tapi tidak
banjari daratan rendah, dan satu kampung luluh-lan-             sampai ke Siberut (pulau yang berhadapan dengan
tak. Seorang ibu beserta anaknya terbawa tsunami                Padang). Kerusakan akibat tsunami juga dilaporkan
dan hilang, tapi banyak orang yang bisa menyelamat-             lebih parah yang terjadi di Bengkulu – Indrapura da-
kan diri dengan memanjat pohon, menunggu sampai                 ripada di Padang. Memang dilaporkan bahwa kapal-
pagi. Tsunami yang sampai di Pulau Seychelles yang              kapal di Pariaman terlepas dari tambatannya, tapi
berada sekitar 5000 km dari pantai barat Sumatra                deskripsinya menunjukkan bahwa gelombang airlaut
di lautan Hindia, tinggi tsunaminya seperti tsunami             tidak sampai melewati dam alam di pinggiran sungai,
yang terjadi di Aceh-Andaman tahun 2004.                        seperti halnya tsunami yang terjadi pada tahun 1797.
    Dua gunung api, Marapi dan Kerinci, memperli-               Meskipun demikian catatan sejarah menunjukkan
hatkan kenaikan aktivitas setelah gempa. Runtuhnya              bah­ a gelombang laut mencapai ketinggian 3-4 m
                                                                    w
dam alam di puncak Gunung Kaba menyebabkan                      di Pantai Padang, yang tentunya cukup untuk me-
banjir di lembah-lembah di lereng sebelah tengga-               nyapu wilayah pantai sampai beberapa ratus meter
ranya. Banjir bandang ini menyebabkan hilangnya                 ke darat. Tapi kelihatannya tidak melanda banyak pe-
90 orang penduduk. Satu kampung tenggelam oleh                  rumahan yang masih jarang seperti terlihat di peta
banjir yang dalamnya sampai 20 kaki (~6 m) dan                  tahun 1828.
meninggalkan timbunan lumpur sedalam 7 kaki (2 m                    Sudah takdir alam, bahwa kita sekarang hidup
lebih).                                                         di zona subduksi Sumatra yang mulai melepaskan
   Lama goncangan gempa dan luasnya caku-                       akumulasi regangan tektoniknya, seperti yang pernah
pan serta hebatnya kerusakan yang ditimbulkan,                  terjadi pada masa lalu. ■
mengindikasikan bahwa sumber gempanya sangat




                                                                                                                            25
A. Pulau Bale turun 1 m. Air pasang terlihat menggenangi hampir ke tengah pulau. B. Desa Haloban turun 50 cm. Sekarang, sebagian
      rumah berada di bawah air, sehingga tidak dapat dihuni lagi.




             Perubahan muka Bumi yang terjadi karena gempa Nias, 28 Maret 2005. Pulau Simeulue dan bagian barat Pulau Banyak
             dan Nias naik sampai maksimum 3 m. Kota Sinabang naik 1-1,5 m. Kecamatan Bale turun 1m. Kota Singkil turun
             0,5-1,5 m. Perubahan muka Bumi ini mencerminkan besarnya pergerakan lempeng dan gempa bumi yang terjadi
             (dimodifikasi dari Briggs et al, 2006).




26   GEOMAGZ      Desember 2011
Dari data pola pengangkatan pada, kemudian dibuat                    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, besarnya
pemodelan dari sumber patahan gempanya. Model                    tsunami yang terjadi tergantung dari besarnya
patahan gempa memperlihatkan bahwa pergeseran                    volume air yang didorong ke atas oleh permukaan
maksimum terjadi persis di bawah Pulau Nias bagian               dasar laut yang terangkat. Berikut ini perbandingan
utara mencapai 11 m, sedangkan di bawah Pulau                    gempa 2004 dan 2005. Pertama, zona subduksi
Simeulue bagian selatan pergeseran terjadi mencapai              yang pecah dan bergeser pada waktu gempa 2004
8 m. Pergeseran lempeng sampai ke bawah Pulau                    adalah sepanjang 1600 km sedangkan pada waktu




Model sumber gempa bumi Nias-Simeulue, 28 Maret 2005. Bayangan kuning-merah-gelap menggambarkan besar pergeseran bumi
pada bidang kontak zona subduksi yang menjadi sumber gempa. Di bawah Nias maksimum pergeseran 12 m dan di Simeulue 8 m.
Pergeseran ini mengecil ke barat dan timur dari sumber gempanya. Panah hitam adalah data pergerakan permukaan dari GPS. Panah
merah muda adalah pergerakan dari model sumber gempa. Titik-titik hijau adalah lokasi pengamatan koral mikroatol untuk data naik
dan turun (dimodifikasi dari Briggs et al., 2006).

Simuk (Kepulauan Batu) di selatan. Di sini pergeseran            gempa 2005 hanya 400 km. Kedua, pengangkatan
mencapai ~3 m dan membuat Pulau Simuk terangkat                  tektonik yang terjadi pada waktu gempa 2004
~25 cm. Model sumber gempa bumi Nias-Simeulue                    mencapai 5,4 m, sedangkan gempa 2005 hanya 2,9
ini menunjukkan bahwa kekuatan gempanya                          m. Ketiga, pada waktu gempa 2004 pengangkatan
mencapai Mw 8,7 (Briggs et al., 2006).                           maksimum banyak terjadi pada bagian laut yang
    Gempa Nias-Simeulue tahun 2005 ini meluluh-                  dalam, sedangkan pada gempa 2005 pengangkatan
lantakan banyak bangunan di sekitar Kota                         terfokus pada bagian daratan (Pulau Nias dan Pulau
Gunungsitoli dan Sinabang, daerah dengan populasi                Simeulue) dan laut dangkal di sekitarnya. Ketiga
terpadat, sehingga memakan korban jiwa hampir dua                fakta ini menunjukkan bahwa volume air laut yang
ribu orang. Meskipun demikian, masih beruntung                   terdorong ke atas pada waktu gempa Nias-Simeulue
karena tsunami yang terjadi tidak besar, sehingga                2005 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang
tidak ada korban. Setelah gempa 2005 ini, banyak                 pada waktu gempa Aceh-Andaman 2004. Alasan
orang bertanya-tanya mengapa tidak ada tsunami?                  yang terakhir karena daratan (Pulau Nias dan



                                                                                                                                   27
Simeulue) sudah terangkat ketika gempa terjadi               terangkat sampai lebih dari 25 cm karena dekat
      sebelum tsunami datang 10 menit kemudian. Hal                dengan gempa yang kedua dengan M 7,9.
      ini membuat limpasan tsunami di sepanjang pantai                 Pemodelan gempa berdasarkan data pergerakan
      menjadi lebih kecil. Misalnya, kalaupun tsunaminya           bumi yang terekam oleh jaringan SuGAR (Sumatran
      mencapai tinggi 5 m, tapi karena daratan naik 3              GPS Array), pengukuran besar pengangkatan koral-
      m maka tsunami yang menghempas pantai terasa                 koral, dan analisis teleseismik, data menunjukkan
      seperti hanya 2 m. Hal lainnya yang menyebabkan              bahwa sumber gempa ini di patahan megathrust
      mengapa tsunami yang menghempas pantai barat                 di bawah pulau sepanjang sekitar 300 km, dengan
      Sumatra juga kecil karena keberadaan Pulau Nias dan          lebar sekitar 100 m yang bergerak sampai 7 m.
      Simeulue menjadi seperti penghalang atau dam alam                Untungnya, gempa 2007 ini tidak disertai
      bagi tsunami yang terbentuk di bagian barat pulau-           tsunami yang besar, sehingga kerusakan yang terjadi
      pulau itu (Natawidjaja et al., 2007).                        hanya disebabkan oleh efek goncangannya. Satu hal
                                                                   yang positif dari hasil pendidikan masyarakat tentang
      Gempa Bengkulu-Mentawai 2007
                                                                   gempa dan tsunami adalah ketika masyarakat
          Setelah rentetan gempa-gempa besar di Aceh               merasakan goncangan gempa yang cukup kuat,
      dan Nias tahun 2004 dan 2005, gempa bumi kembali             mereka serta merta lari menjauhi pantai untuk
      berguncang saat magrib tanggal 12 September 2007.            menghindari kemungkinan datangnya gelombang
      Gempa besar dengan kekuatan 8,4 SR ini dalam waktu           tsunami, meskipun ternyata tsunami yang datang
      13 dan 16 jam berikutnya diikuti gempa berkekuatan           kecil saja. Gempa ini memang mengangkat dasar
      7,9 dan 7,1 yang mengoyak segmen zona subduksi               laut sampai 1,5 m, namun wilayah yang terangkat
      di wilayah Bengkulu-Mentawai. Pada tahun 1797                umumnya perairan yang dangkal, kemudian pulau-
      dan 1833, gempa dengan kekuatan M 8,7 dan M                  pulau sudah terangkat, sehingga tinggi tsunami yang
      8,9 pernah mengoyak wilayah yang sama. Walaupun              datang di pantai kecil. Jadi kurang lebih kasusnya




                   Pantai barat Pulau Pagai Selatan yang terangkat sampai 1 m ketika gempa bulan September 2007.


      potensi gempa ini sudah diprediksi sebelumnya,               sama dengan apa yang terjadi pada waktu gempa
      namun tetap kejadian ini mengejutkan. Gempa 2007             tahun 2005 di wilayah Nias.
      ini cukup banyak menimbulkan kerusakan bangunan
      di wilayah Pulau Pagai, Kota Bengkulu, dan Kota              Gempa Mentawai 2010
      Padang.                                                          Sepertinya, teror dari dasar laut perairan barat
         Dari survei lapangan yang dilakukan oleh Tim              Sumatra ini tidak kenal ampun. Setelah agak sepi dari
      Geoteknologi LIPI dan Caltech USA, diketahui bahwa           gempa selama tiga tahun sejak gempa tahun 2007,
                                                                   kembali gempa maut memecahkan keheningan
      gempa ini menyebabkan Pulau Mego, di antara Pulau
                                                                   di pantai Mentawai. Pada malam hari tanggal 25
      Enggano dan Pagai Selatan, terangkat 1,5 m dan
                                                                   November 2010, terjadi gempa besar berkekuatan
      pantai barat Pulau Pagai Selatan terangkat sampai
                                                                   Mw 7,7 di barat daya Pulau Pagai Selatan, Kabupaten
      1 m. Ke arah utara, pengangkatan tanah umumnya
                                                                   Mentawai, Provinsi Sumatra Barat. Gempa ini juga
      makin mengecil sampai di Kota Sikakap hampir tidak
                                                                   terjadi pada megathrust. Episenter gempa terletak
      ada pengangkatan. Namun, Kota Tuapejat di Sipora



28   GEOMAGZ    Desember 2011
Pola pengangkatan yang terjadi ketika gempa tahun 2007 dari hasil pengukuran
          koral mikroatol yang terangkat (Tim LIPI-Caltech, 2007).




                                           Model patahan gempa dari gempa September 2007
                                           berdasarkan data GPS, pengukuran pengangkatan
                                           koral dan data teleseismik (Konca et al., 2008).




                                                                                              29
di sebelah barat dari bagian utara sumber gempa         Penelitian lapangan Tim LIPI – EOS menguak
      September 2007. Gempa 2010 ini merobek bidang       fakta bahwa tsunami di Mentawai pada tanggal 25
      megathrust di atas bidang gempa 2007, atau lebih    Oktober 2010 ternyata jauh lebih besar dari yang
      dekat dengan palung laut dalam.                     diperkirakan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
                                                          gelombang tsunami rata-rata mencapai ketinggian
          Di wilayah ini terdapat jaringan stasiun GPS    5-8 m di pantai barat Pulau Pagai Selatan, bahkan
      kontinyu SuGAR yang merekam pergerakan gempa.       pada sebuah pulau kecil di barat Pagai Selatan itu
      Data SuGAR menunjukkan bahwa gempa 2010             tinggi tsunami mencapai 17 m. Tsunami ini juga
      membuat Pulau Pagai Selatan bergerak sampai lebih   melibas habis Pulau Sibigiu. Terlihat bahwa seluruh
      dari 3 m ke arah Tenggara. Ini mengindikasikan      hutan belukarnya menjadi rata dengan tanah. Apa
      bahwa pergerakan pada megathrust mencapai 7 m.      yang tersisa hanyalah gundukan besar dari bongkah-




                                                               Peta sumber gempa-gempa megathrust di Mentawai
                                                               dari analisis data GPS, seismologi dan koral mikroatol.
                                                               Wilayah yang dibatasi poligon dan elips adalah perkiraan
                                                               bidang patahan dari sumber gempa tahun 2005, 2007,
                                                               dan 2010. Wilayah elips warna biru adalah segmen
                                                               megathrust yang masih mempunyai potensi gempa
                                                               berkekuatan sekitar 8,8 SR.




      Memperlihatkan posisi bidang
      patahan gempa 2010 yang berada
      lebih dekat ke arah palung atas
      batas pertemuan dua lempeng.




30   GEOMAGZ      Desember 2011
Data tinggi tsunami yang terjadi pada gempa Oktober 2010 dari survei lapangan yang dilakukan Tim
         Geoteknologi LIPI, ITB, dan EOS (Earth Observatory of Singapore).

bongkah karang dan sampah-sampah yang dibawa                 earthquake) atau ‘gempa pelan’ (slow earthquake).
tsunami sampai ratusan meter dari pantai. Data               Gempa jenis ini dapat membangkitkan gelombang
lapangan dari tinggi tsunami ini ternyata jauh dari          tsunami yang jauh lebih besar dan mematikan dari
yang diperkirakan dalam pemodelan tsunami atau               yang diperkirakan hanya berdasarkan kepada ukuran
pun berdasarkan data seismologi (Mw 7,7).                    kekuatan skala Richter-nya atau besar getaran
    Tsunami membuat banyak kerusakan dan korban              gempanya saja. Slow earthquake ini bukan hal baru,
di banyak desa. Beberapa di antaranya korban jiwa ini        dan pernah terjadi di Indonesia, seperti kejadian
disebabkan karena tidak ada akses untuk menghindar           gempa-tsunami tahun 1994 di Jawa Timur yang
atau jalur evakuasi ke tempat tinggi. Umumnya                membunuh 200 orang. Juga gempa-tsunami pada
penduduk setempat cukup mendapat pengetahuan                 bulan Juli 2006 di wilayah Pangandaran, Jawa Barat,
tentang bahaya tsunami. Namun, karena getaran                yang menimbulkan korban jiwa lebih dari 600 orang.
gempanya terasa pelan dan juga terjadi malam                 Gempa tahun 1907 (M 7,6) yang membunuh lebih
hari, hal ini menyebabkan banyak penduduk merasa             dari 50% penduduk Pulau Simeulue, waktu itu diduga
tidak perlu evakuasi. Banyak penduduk mengatakan             juga merupakan slow earthquake. Gempa 1907 ini
bahwa memang mereka agak bingung karena                      yang membuat kearifan lokal tentang smong. Tipe
walaupun gempanya pelan tapi lama sekali, lebih dari         gempa ini juga terjadi di banyak tempat di dunia,
satu menit. Penduduk baru lari tunggang-langgang             seperti di Amerika Tengah dan Jepang. ■
ketika mulai mendengar gemuruh dari tsunami yang
mendekat, seperti bunyi mesin pesawat jet, namun
banyak di antara mereka sudah terlambat.
   Gempa Mentawai tahun 2010 diklasifikasikan
khusus sebagai ‘gempa tsunami’ (tsunami




                                                                                                                   31
Cara Mengukur
      Gempa
      O
               byek utama untuk mengerti gempa bumi                ketiga, GPS, mengukur baik perubahan naik-turun
               lebih akurat dalam memperkirakan potensi            dan juga pergerakan horizontal. Dari pengukuran ini
               bencananya di masa depan adalah dengan              dapat memodelkan dimensi dan kekuatan sumber
      meneliti fenomena dan perubahan alam yang terjadi            gempanya.
      pada waktu gempa bumi. Salah satu fenomena                       Pada bulan Januari dan April 2005, tim peneliti
      yang terjadi adalah adanya pergerakan lempeng                Geoteknologi LIPI dan California Institute of
      dan perubahan muka bumi. Dalam hal gempa                     Technology mengukur perubahan muka bumi di
      megathrust Aceh-Andaman, daerah yang berada di               Pulau Simeulue akibat gempa Aceh-Andaman dengan
      atas blok lempeng yang bergerak akan terhentak naik          memanfaatkan koral mikroatol yang banyak tumbuh
      ke atas dan bergeser ke barat. Perubahan muka Bumi           di Pulau Simeulue. Pada waktu gempa Aceh, banyak
      ini dapat diukur dengan memakai tiga metoda: (1)             pantai terangkat. Hal ini menyebabkan banyak koloni
      metoda mikroatol untuk mengukur terumbu karang               terumbu karang menjadi tersembul di permukaan air
      (koral) yang terangkat/tenggelam (Natawidjaja et al.,        dan mati. Pulau pun menjadi bertambah luas karena
      2004), (2) analisis citra satelit (Meltzner et al., 2006),   wilayah perairan dangkal di sekitarnya sekarang
      dan (3) GPS. Kedua metoda pertama dapat mengukur             sudah menjadi daratan.
      gerak naik dan turunnya muka bumi, dan yang




                                                                                       Pantai di barat laut Pulau Simeulue
                                                                                       yang terangkat oleh gaya tektonik
                                                                                       setinggi 150 cm.




32   GEOMAGZ      Desember 2011
Koral mikroatol tumbuh dari sejenis terumbu                       Apabila koral terangkat seluruhnya, maka akan
karang, genus porites yang hidup di zona pasang-                   mati total. Dalam hal ini kita harus mencari muka
surut di tepi pantai. Porites pertumbuhannya sangat                air laut setelah gempa pada koral mikroatol lain
dipengaruhi oleh perubahan tinggi muka air laut.                   yang berada di lokasi lebih dalam, sehingga ada
Pertumbuhan koral mikroatol tidak bisa melebihi                    bagian tubuhnya yang masih terendam air dan
tinggi airlaut minimum (air surut). Artinya, koral ini             hidup. Apabila tanda muka air laut setelah gempa
akan tumbuh ke atas sehingga mencapai permukaan                    tidak dapat ditemukan pada tubuh koral, maka
air, dan setelah itu akan tumbuh kesamping. Maka                   dapat menghitungnya dari pengukuran lapangan
permukaan dari koral mikroatol identik dengan                      dan kurva pasang-surut (Meltzner et al., 2006).
permukaan air laut kala itu. Apabila pantai terangkat,             Sebaliknya, apabila muka pantai turun, maka koral
maka tubuh mikroatol yang tersembul ke atas air                    akan tenggelam Besarnya penenggelaman ini dapat
akan mati. Bagian koral yang masih berada dalam air                diukur dari tinggi permukaan mikroatol ke tinggi air
akan tetap hidup. Batas bagian koral hidup dan yang                laut (surut) setelah gempa bumi.
mati ini dapat jelas diamati di lapangan.




Mempergunakan koral porites mikroatol untuk mengukur naik dan turunnya daratan/pantai. Prinsipnya: koral mati kalau berada di atas
muka laut. A. Koral tidak terangkat seluruhnya sehingga hanya bagian atasnya saja yang mati. Besar naiknya pantai diukur dari bagian
atas mikroatol sampai bagian koral yang masih hidup. B. Koral terangkat seluruhnya sehingga mati total. Besarnya pengangkatan
diukur dari bagian atas koral mati sampai muka air-laut (surut). C. Pantai turun sehingga koral mikroatol tenggelam. Besarnya pantai
turun diukur dari permukaan koral ke muka laut (dimodifikasi dari Briggs et al., 2006).




                                                                                                                                       33
Koral yang terangkat. Besarnya pengangkatan dapat diukur dari permukaan koral (muka laut sebelum gempa) ke batas koral
          yang masih hidup (muka laut setelah gempa).




           Bagian utara Simeulue naik sampai 150 cm.                       Pengukuran naik dan turunnya muka bumi
      Paparan terumbu karang dangkal di zona pasang                    dengan metoda mikroatol di atas sangat akurat.
      surut yang tadinya terendam air, sekarang berada                 Ketelitiannya antara 5-10 cm, namun metoda ini
      di atas air menjadi daratan. Dengan kata lain, garis             cukup mahal dan seringkali tidak mudah dilakukan
      pantai menjadi jauh ke laut, dan daratan bertambah               untuk memetakan wilayah yang sangat luas. Untuk
      beberapa puluh sampai ratusan meter. Kontras                     itu diperlukan metoda bantu lainnya, yang walaupun
      dengan bagian utara, bagian selatan Simeulue                     tidak begitu akurat, tapi dapat memetakan perubahan
      malah turun sampai beberapa puluh sentimeter.                    muka bumi untuk wilayah luas dengan cepat dan
      Penenggelaman bagian selatan Pulau Simeulue yang                 lebih murah. Untuk itu pengukuran dibantu dengan
      hanya beberapa puluh sentimeter, tentunya tidak                  metoda analisis citra satelit (Meltzner et al., 2006).
      sedramatis daerah utara yang terangkat, namun                        Dari citra satelit yang diambil sebelum dan
      hal ini banyak dirasakan oleh penduduk setempat.                 sesudah gempa, kita dapat melihat dan mengukur
      Mereka mengamati bahwa air laut yang makin                       perubahan muka bumi yang terjadi. Terumbu karang
      menjorok ke arah darat, mendekati rumah-rumah                    yang mengelilingi pulau terlihat agak buram sebelum
      mereka.                                                          gempa bumi karena berada di bawah air laut.
           Dari banyak pengukuran di 39 lokasi survei,                 Apabila pantai ini terangkat maka terumbu karang
      kemudian dibuat peta perubahan muka bumi dari                    berada di atas air akan lebih banyak merefleksikan
      Simeulue. Batas antara wilayah yang naik dan turun               sinar matahari, sehingga terlihat lebih terang dalam
      terlihat berada di tengah-tengah Pulau Simeulue.                 citra yang diambil setelah gempa bumi. Demikian
      Batas ini menandai batas selatan dari sumber gempa               pula sebaliknya, apabila pantai tenggelam, maka citra
      bumi atau bagian lempeng yang tersobek di bawah                  setelah gempa bumi akan memperlihatkan gugusan
      bumi tatkala gempa terjadi. Jadi, dengan mengukur                terumbu karang yang lebih buram karena berada
      pengangkatan tanah, dapat diketahui di mana                      lebih jauh di bawah air, dan air laut pun terlihat naik
      sumber patahan gempa dan besar pergerakannya.                    ke daratan.




34   GEOMAGZ     Desember 2011
Peta perubahan muka Bumi di Simeulue dari hasil
                                                                              pengukuran koral mikroatol (Tim LIPI – Caltech,
                                                                              2005). Garis biru (penuh dan putus-putus) adalah
                                                                              kontur yang menghubungkan daerah yang terangkat
                                                                              sama besar. Satuan dalam sentimeter. Garis hitam
                                                                              tebal adalah batas selatan dari daerah yang terangkat.
                                                                              Di selatan garis itu, bagian selatan pulau turun.




Pulau yang naik dan turun terlihat pada citra satelit. (a) Sebelum gempa, gugusan terumbu karang di sekeliling pulau terlihat samar-
samar. (b) Setelah gempa terumbu karang menjadi putih berkilau karena terangkat ke atas air. (c) sebelum gempa gugusan terumbu
karang terlihat lebih terang karena dekat air. (d) Setelah gempa, terumbu karang menjadi lebih gelap karena tenggelam (dimodifikasi
dari Meltzner et al., 2006).




                                                                                                                                       35
Selain dari koral mikroatol dan citra satelit,               diketahui. Dengan cara ini maka besarnya laju dan
      pergerakan mukabumi juga terekam di stasiun-stasiun              arah dari pemampatan kerak (tekanan tektonik)
      GPS. Alat GPS ini dapat merekam pergerakan bumi                  pada saat sebelum gempa bumi dapat dihitung.
      dari titil lokasi antenna GPS dengan sangat akurat               Demikian juga apabila terjadi gempa, maka besarnya
      (ketelitian sub mm pertahun). Prinsipnya, sejumlah               pergerakan dari lokasi GPS dapat diketahui.
      satelit GPS yang mengitari Bumi memancarkan                          Orang dapat juga mengukur pergerakan dengan
      gelombang yang dapat ditangkap oleh antena GPS,                  cara mengukur titik-titik monumen geodesi yang
      sehingga alat penerima data GPS (receiver) mencatat              telah dipasang di berbagai lokasi dengan peralatan
      jarak antara antenna dengan satelit-satelit yang                 mobile GPS. Dengan cara ini maka orang dapat
      tertangkap sinyalnya. Posisi satelit-satelit tersebut            menghitung besarnya pergerakan pada waktu
      setiap saat dapat diketahui dengan sangat akurat,                gempa, yaitu jarak dari titik monumen sebelum dan
      sehingga posisi dari lokasi GPS setiap saat dapat                setelah gempa bumi. ■




      Stasiun GPS SuGAR (Sumatran GPS Array) yang terdiri dari kubah berisi antena yang didirikan di atas empat kaki besi yang sangat
      kokoh dan tiang dengan kotak putih yang berisi alat penerima data yang tersambung kepada sel matahari sebagai sumber tenaganya.
      A. GPS di Aceh Jaya. B, GPS di Bandara Lasikin, Sinabang, C. GPS di Lewak, Simeulue, D. GPS di Lahewa, Nias.




36   GEOMAGZ      Desember 2011
Antisipasi dan Mitigasi
                                    Gempa
P
        eta potensi akumulasi energi gempa dapat        ini. Walaupun banyak sudah rahasia alam yang sudah
        dimodelkan dari rekaman data stasiun GPS        dipahami, namun masih banyak lagi misteri alam
        dan juga data geologi dari terumbu karang.      yang belum terpecahkan. Untuk saat ini, kita hanya
Pada prinsipnya stasiun GPS ini merekam pergerakan      bisa katakan bahwa fakta ilmiah yang sangat kuat
bumi dengan sangat teliti. Apabila pergerakan stasiun   menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa
GPS ini makin besar dan searah dengan pergerakan        dan tsunami yang lebih besar di wilayah Mentawai
tumbukan lempeng Hindia terhadap Sumatra,               dan pesisir barat Sumatra itu sangat tinggi.
maka hal ini menunjukkan makin besar juga tingkat           Tapi seberapa tinggi kemungkinan itu? Untuk
kuncian dari batas tumbukan lempeng di bawahnya,        menguraikannya lebih lanjut, harus diteliti status
artinya, makin besar akumulasi energi regangan          dari wilayah megathrust yang merah itu dengan
yang terjadi. Terumbu karang berjenis mikroatol juga    melihat sejarah dan siklus gempa-gempa besarnya
menunjukkan data serupa. Pertumbuhan mikroatol          jauh ke zaman pra-sejarah. Beruntung, di Kepulauan
sensitif terhadap perubahan muka air laut, sehingga     Mentawai terdapat banyak koral mikroatol yang pola
dapat merekam gerak turun-naiknya pulau-pulau itu       pertumbuhannya sangat sensitif terhadap pergerakan
sejak 30-70 tahun terakhir. Makin cepat gerak pulau     turun-naiknya pulau karena proses gempa, sehingga
itu turun, maka makin tinggi kuncian dari batas         kita dapat merekonstruksi proses siklus gempa besar
tumbukan dua lempeng di bawahnya.                       dengan sangat baik sampai hampir 1000 tahun ke
    Setelah megathrust Sumatra pecah secara             belakang.
beruntun selama 11 tahun terakhir ini, apakah               Terlihat jelas bahwa status segmen megathrust
ancaman gempa di wilayah ini sudah berakhir?            Mentawai ada dalam penghujung siklus gempa,
Kita semua tentu berharap demikian, tapi data dan       terjadi pelepasan dari akumulasi regangan sejak
prediksi ilmiah menunjukkan sebaliknya. Gempa           gempa terakhir tahun 1797 dan 1833. Gempa tahun
raksasa yang tidur sejak terakhir bangun di tahun       2007 dan 2010 adalah pertanda dimulainya proses
1797 dan 1833 ternyata belum sepenuhnya terusik.        itu. Jadi sudah selayaknya usaha mitigasi bencana
Melihat peta potensi akumulasi energi gempa dan         harus dilakukan dengan serius agar jumlah korban
bagian-bagiannya yang sudah dilepaskan dalam            dapat ditekan serendah mungkin, apabila gempa
gempa-gempa yang sudah terjadi tampaknya masih          besar berikutnya datang.
ada segmen besar yang belum tercabik. Segmen
                                                            Kota Padang tahun 1833 penduduknya hanya
megathrust yang masih utuh itu utamanya berada di
                                                        berjumlah sekitar 14.000 jiwa. Sekarang, wilayah
bawah Pulau Siberut, Sipora dan Pagai Utara.
                                                        ini penduduknya mencapai lebih dari 800.000 jiwa.
     Sampai kapan wilayah merah di bawah Siberut        Kejadian gempa seperti tanggal 12-13 September 2007
itu dapat bertahan? Sayangnya pertanyaan penting        saja sudah cukup menimbulkan banyak kerusakan
ini sukar untuk dijawab secara lugas oleh IPTEK saat    dan memakan puluhan korban jiwa. Gempa pada




                                                                                                              37
Peta potensi akumulasi regangan tektonik (energi gempa) dari data GPS dan koral. Warna merah menunjuk-
               kan wilayah megathrust yang terkunci penuh atau mengakumulasi regangan paling banyak. Gambar elips dan
               poligon menunjukkan lokasi bidang megathrust yang sudah pecah mengeluarkan simpanan energinya seba-
               gai gempa-gempa besar tahun 2000, 2005, 2007, dan 2010. Gambar kotak menunjukkan lokasi patahan dari
               gempa-gempa di masa silam yang terjadi tahun 1797, 1833, dan 1935. Terlihat bahwa megathrust terkunci di
               wilayah Pulau Siberut masih belum terusik.




38   GEOMAGZ   Desember 2011
Contoh X-ray lempengan vertikal koral (dari tengah ke samping) dari koral yang hidup di abad ke-17 yang diambil dari lokasi
Cimpungan, Pagai, memperlihatkan lingkaran tahun pertumbuhan (ditandai garis kuning), dan garis hijau menandai setiap 10 tahun.
Panah hitam menunjuk ke garis pertumbuhan yang melingkar sebagai indikasi terjadinya penurunan muka air laut akibat proses
pengangkatan. Contoh memperlihatkan bahwa koral di awal hidupnya (di tengah-tengah) terbalik, mungkin akibat tsunami. Kemudian
koral mengalami proses penenggelaman selama puluhan tahun. Selanjutnya koral mengalami pengangkatan selama puluhan tahun
berikutnya. Akhirnya koral terangkat tiba-tiba di pertengahan abad ke-17 akibat gempa besar.


bulan September 2009 bahkan meluluh-lantakan                     Pagai umumnya akan turun secara perlahan-lahan
Kota Padang dan wilayah sekitarnya, serta menelan                sampai10-20 mm/tahun. Artinya, untuk rumah-
korban hampir 1000 orang. Sebagai catatan, gempa                 rumah di tepi pantai yang hanya 50 cm di atas
tahun 2009 ini bukan bagian dari gempa megathrust                muka laut, maka dalam kurun waktu 30-60 tahunan
tapi gempa jenis lain akibat patahan pada lempeng                saja, rumah-rumah ini bisa berada di bawah air. Di
yang menunjam di kedalaman sekitar 100 km. Oleh                  Kepulauan Mentawai, banyak pohon-pohon kelapa
karena itu risiko bencana gempa berkekuatan 8,8 SR               dan lainnya yang tadinya di atas muka laut sekarang
persis di lepas pantai Padang tentu sangat tinggi.               sudah terendam air di wilayah pasang-surut laut.
    Selain wilayah Mentawai – Sumatra Barat dan                      Ketika gempa, sebagian tanah akan terangkat
Bengkulu, sebenarnya masih ada wilayah lain di utara             serentak sedang di sisi lainnya akan tenggelam.
yang juga masih berpotensi untuk menghasilkan                    Perubahan ini tentunya dapat menimbulkan masalah
gempa besar. Salah satunya yang sekarang sedang                  bagi manusia. Misalnya seperti pantai barat Pulau
diteliti adalah wilayah barat dari Kepulauan Banyak              Nias sebelum gempa Maret 2005 makin terendam
di NAD. Pada bulan Februari tahun 2010, wilayah                  laut secara perlahan-lahan, tapi pada waktu
Timur dari Kepulauan Banyak ini sudah dihantam                   gempa Maret 2005 pantai ini terangkat sampai 3
gempa dengan kekuatan 7,6 SR. Dari peta deformasi                m. Pengangkatan gempa ini memberikan dampak
gempa yang terjadi tahun 2005, dapat diperkirakan                kerusakan lingkungan antara lain:
bahwa setelah gempa Februari 2010 ini, wilayah                    •	 Populasi terumbu karang pada zona pasang-surut
baratnya yang belum pecah, yaitu segmen di antara                    di sepanjang tepi pantai akan terangkat ke atas
Pulau Simeulue dan Nias, masih berpotensi untuk                      air dan mati, baik sebagian ataupun total.
menghasilkan gempa besar. Karena kedekatannya
                                                                  •	 Rusaknya ekosistem terumbu karang juga
dengan palung laut dalam, maka gempa yang terjadi
                                                                     membuat populasi ikan yang tadinya banyak
bisa mempunyai karakter seperti gempa yang terjadi
                                                                     hidup di terumbu karang menjadi kabur mencari
pada bulan Oktober 2010 di barat Pagai, Mentawai,
                                                                     tempat yang baru. Hal ini tentu akan berpengaruh
yaitu merupakan gempa yang disertai tsunami besar.
                                                                     pada mata pencaharian para nelayan di sekitarnya.
Perubahan Lahan                                                   •	 Pengangkatan juga menyebabkan dasar laut naik
    Selain bencana gempa dari goncangan, deformasi                   sehingga dapat mempengaruhi peta navigasi
tanah dan tsunami, gempa juga menyebabkan                            laut. Ada daerah yang tadinya bisa dilalui perahu
perubahan relief dan lahan tanah. Dalam perioda                      nelayan menjadi tidak bisa lagi karena sudah
antar gempa, muka Bumi bergerak naik atau turun                      terlalu dangkal.
secara perlahan-lahan dalam hitungan milimeter                    •	 Hal yang positif pengangkatan wilayah pantai
sampai beberapa centimeter pertahun. Pulau-                          adalah membuat daratan menjadi luas, sehingga
pulau yang persis berada di atas megathrust seperti                  membuka lahan kehidupan baru untuk dijadikan
Pulau Simeulue, Nias, Batu, Siberut, Sipora dan                      sawah ladang dan sebagainya. Namun perlu



                                                                                                                                  39
Rekonstruksi siklus gempa besar dari data penurunan pada masa antar gempa dan pengangkatan gempa selama lebih dari 7 abad
      dari data di lokasi (A) Bulasat, (B) Simanganya, and (C) Sikicidi Pulau Pagai-Sipora. Garis penuh didapat langsung dari data koral dan
      garis putus-putus adalah hasil interpretasi/extrapolasi data. Nilai pengangkatan (dalam cm, ± 2σ) ditandai huruf merah. Kecepatan
      penurunan (dalam mm/thn, ± 2σ) ditandai huruf biru. Kecepatan pengangkatan millennial ditandai dengan huruf hitam (dalam mm/
      thn. Garis panah merah menandai siklus besar gempa (earthquake supercycles).




40   GEOMAGZ       Desember 2011
diingat bahwa proses selanjutnya akan kembali            longsoran, peta inundasi tsunami, dsb.
   menenggelamkan daratan baru ini secara               2.	 Program nasional jangka panjang untuk
   perlahan-lahan sampai terjadi lagi gempa besar           menggalakkan riset di bidang kebencanaan,
   yang mengangkat kembali daratan ini.                     untuk terus meng-update database potensi
                                                            sumber bencana dan juga peta-peta kebencanaan
    Di lain sisi, penurunan tanah karena gempa di           seperti yang tercantum dalam butir 1.
wilayah pantai seperti di Desa Haloban dan Pulau        3.	 Melaksanakan pemantauan (sumber) bencana
Bale di Kepulauan Banyak atau di wilayah Calang,            alam yang berbasis pengetahuan kebencanaan
Pantai Barat NAD, menyebabkan ekosistem yang                yang memadai berdasarkan butir 1 dan 2.
tadinya hidup di atas air menjadi tenggelam dan             Pemantauan ini mencakup: jaringan seismometer
mati. Wilayah pantai pun menjadi menyusut, dan              dan GPS pemantau proses gempa bumi, jaringan
sebagian wilayah permukiman yang terlalu dekat              pemantau cuaca, jaringan sensor pemantau
dengan muka laut menjadi tenggelam di bawah air,            gunung api, jaringan sensor pemantau gerakan
sehingga tidak bisa dihuni lagi.                            tanah, jaringan sensor pemantau banjir. Usaha ini
                                                            seiring dengan penyelenggaraan Early Warning
Infrastruktur Aman Bencana
                                                            System (EWS) dan post-disaster rapid assesments.
     Perencanaan wilayah permukiman dan infras-
truktur, seharusnya tidak hanya mempertimbangkan
aspek yang berkaitan dengan kepentingan dan ak-
tivitas manusia saja, tapi juga memahami bentang
alam dan semua proses yang membentuknya. Tanpa
                                                         Perencanaan wilayah permukim­ n a
pemaham­ n dan pengetahuan yang cukup tentang
           a
hal ini, maka akan sukar untuk mengembangkan
                                                         dan infrastruktur, seharusnya tidak
ling­ ungan hidup yang aman dari bencana alam.
     k                                                   hanya mempertimbangkan aspek
   Pada masa lalu mitigasi bencana alam hanya
sebatas himbauan dan anjuran pemerintah, sehingga        yang berkaitan dengan kepentingan
kenyataan ini tidak pernah dilakukan dengan serius.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24                dan aktivitas manusia saja, tapi
Tahun 2007 yang dikeluarkan pada bulan April
2007 merupakan awal dari era baru dalam mitigasi         juga memahami bentang alam dan
bencana di Indonesia. Sekarang, mitigasi bencana
bukan lagi sekadar anjuran dan himbauan, tapi sudah      semua proses yang membentuknya.
merupakan kewajiban untuk dilaksanakan.
     Satu falsafah dasar dalam mitigasi bencana
alam, bahwa laju pertumbuhan penduduk dan
pembangunan yang pesat, maka ancaman menjadi            4.	 Pendidikan untuk para pejabat pemerintahan dan
semakin tinggi, karena akan semakin banyak manusia          petugas pelaksana penanggulangan bencana dan
menempati wilayah-wilayah rawan bencana, yang               juga untuk masyarakat umum untuk membangun
tadinya tidak atau sedikit dihuni atau dikembangkan.        kesiapan masyarakat dan sarana-fasilitasnya
Tujuan yang sangat penting dalam mengurangi                 dalam mengurangi efek bencana di masa datang
dampak bencana alam adalah dengan memasukkan                dan menyiapkan pelaksanaan kondisi darurat
faktor    bencana     alam     dalam      perencanaan       apabila bencana terjadi, usaha rehabilitasi, dan
pembangunan dan perluasan wilayah. Disamping                rekonstruksi. Perlu diingat bahwa hal ini akan
itu, juga melakukan usaha-usaha untuk mengurangi            sukar dilaksanakan apabila butir (1) dan (2) tidak
kerawanan bencana bagi wilayah yang terlanjur ada           dilaksanakan.
di wilayah rawan bencana.                               5.	 Membangun         kesiapan    manajemen        dan
                                                            infrastruktur apabila bencana terjadi, yaitu untuk
     Kesuksesan dalam usaha mitigasi bencana alam           membantu pelaksanaan evakuasi, tindak tanggap
nasional tergantung dari beberapa faktor:                   darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Usaha ini
 1.	 Pengetahuan yang up to date tentang potensi            meliputi misalnya: pelebaran atau pembuatan
     sumber bencana alam, baik pengetahuan dasar            jalan-jalan untuk membantu evakuasi, membuat
     ataupun peta potensi bencana dan detil teknis          bangunan khusus untuk tempat berlindung bagi
     yang efektif dan efisien untuk pelaksanaan             masyarakat dari tsunami, menyiapkan sarana-
     mitigasinya. Misalnya data sumber gempa bumi           fasilitas untuk membantu korban dalam situasi
     dan tsunami untuk setiap daerah, kemudian              tanggap darurat, menyiapkan bahan makanan
     dituangkan dalam bentuk peta bahaya                    di tempat yang aman dan strategis untuk para
     goncangan, peta bahaya sesar aktif, peta bahaya        korban, dll.




                                                                                                                 41
6.	 Melaksanakan rencana pembangunan dan                   rumah-rumah dan bangunan yang akan
           pengembangan wilayah (RTRW) yang aman                  dibangun harus memenuhi persyaratan tingkat
           bencana alam. Artinya, kita harus mengantisipasi       ketahanan gempa tertentu sesuai dengan tingkat
           di mana saja daerah yang padat penduduk                kerawanannya. Untuk populasi penduduk yang
           dan infrastruktur yang sudah terlanjur berada          berada di wilayah inundasi tsunami, maka
           di daerah rawan bencana. Kemudian untuk                harus direncanakan bagaimana penduduk bisa
           selanjutnya tidak lagi mengembangkan suatu             menyelamatkan diri ketika tsunami datang. Hal
           daerah tanpa memperhitungkan risiko bencana            ini bisa dilakukan, misalnya dengan membuat
           alam.                                                  rute dan tempat evakuasi yang sebaik-baiknya
       7.	 Good governance dalam sistem manajemen                 atau membuat struktur bangunan untuk evakuasi
           penanggulangan bencana.                                di dekat permukiman apabila penduduk tidak
                                                                  akan sempat untuk keluar dari wilayah inundasi
                                                                  tsunami.
                                                              3.	 Memasukkan faktor kerawanan bencan alam

             Perlu digarisbawahi bahwa                            pada RTRW, sehingga dalam jangka panjang akan
                                                                  semakin sedikit permukiman serta bangunan-

            maraknya kegiatan mitigasi                            bangunan umum yang berada di lokasi rawan
                                                                  bencana alam. Dengan kata lain, dengan RTRW

     bencana di Kota Padang sekarang                              yang aman bencana, maka bencana alam yang
                                                                  terjadi di masa depan akan semakin sedikit

     ini adalah bukti kesuksesan hasil                            memakan korban, bukan sebaliknya.
                                                              4.	 Mempersiapkan       post-disaster   emergency

       riset kebencanaan yang langsung                            response dan recovery bagi wilayah yang
                                                                  berpotensi tinggi untuk terjadi bencana alam

          diterapkan untuk mendorong                              dalam kurun waktu dekat.
                                                              5.	 Melaksanakan     pendidikan     dan  pelatihan

      kesiapsiagaan masyarakat untuk                              pengetahuan kebencanaan untuk para pejabat,
                                                                  petugas, dan masyarakat umum. Sekarang sudah

                   menghadapi bencana.                            saatnya juga untuk memasukkan pengetahuan
                                                                  tentang bencana alam ini dalam pendidikan
                                                                  formal SD, SMP, dan SMA.

                                                                  Perlu digarisbawahi bahwa maraknya kegiatan
                                                              mitigasi bencana di Kota Padang sekarang ini
                                                              adalah bukti kesuksesan hasil riset kebencanaan
                                                              yang langsung diterapkan untuk mendorong
       Tips Mitigasi Bencana                                  kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi
                                                              bencana. Lika-liku cerita perkembangan mitigasi di
       1.	 Mempunyai peta dan informasi yang cukup
                                                              Padang juga membukakan mata, bahwa tidaklah
           mengenai potensi bencana alam. Peta rawan
                                                              mudah untuk menggerakkan masyarakat agar mau
           bencana yang bisa dipakai untuk input dalam
                                                              bersiaga mengantisipasi bencana, walaupun di-back-
           pembuatan RT RW, kontingensi plan, menyiapkan
                                                              up oleh data ilmiah yang kuat tentang tingginya
           masyarakat siap bencana dan lain-lain, harus
                                                              ancaman bencana tersebut. Maka dapat dibayangkan
           mempunyai ketelitian atau skala yang cukup
                                                              akan lebih sukar lagi dalam meyakinkan masyarakat
           besar. Untuk wilayah dengan populasi padat
                                                              apabila potensi ancaman bencana alamnya saja
           maka skalanya harus 1:10.000 atau lebih besar
                                                              belum teridentifikasi dan terukur dengan baik secara
           lagi. Peta ini harus mempunyai informasi yang
                                                              ilmiah. Jadi, riset harus menjadi poros utama dari
           cukup detil tentang parameter-parameter sumber
                                                              manajemen bencana alam, bukan sebagai embel-
           bencana dan analisis potensinya.
                                                              embel.
       2.	 Melakukan usaha-usaha untuk mengurangi
           rawan bencana bagi penduduk yang berada di             Riset kajian potensi bencana alam tidak bisa
           wilayah rawan bencana. Hal ini bisa dilakukan      dilakukan dalam tempo singkat, tapi harus dilakukan
           dengan berbagai cara, tergantung dari jenis        secara komprehensif, sistematis dan terintegrasi
           bencananya. Misalnya untuk bahaya gempa            dalam road-map yang jelas. Sejalan dengan usaha
           bumi, maka Pemerintah dapat memberikan             ini maka data base informasi potensi bencna alam
           bantuan untuk pelaksanaan teknis memberi           dan semua peta-peta rawan dan risiko bencana alam
           tambahan struktur pada bangunan, supaya            harus dikelola secara nasional dan di-update serta
           menjadi lebih tahan gempa. Kemudian untuk          direvisi secara berjangka.■




42   GEOMAGZ     Desember 2011
DAFTAR PUSTAKA

     Abercrombie, R.E., The June 2000, Mw7.9 Earthquake in South                 Prawirodirdjo, L., A geodetic study of Sumatra and the
of Sumatra: Deformation in the India-Australia Plate, Journal of           Indonesian region: Kinematics and crustal deformation from GPS
Geophysical Research, 2002.                                                and triangulation, University of California, San Diego, San Diego,
     Bock, Y., et al., Crustal motion in Indonesia from Global             2000.
Positioning System measurements, Journal of Geophysical Research,                Sieh, K., Danny H. Natawidjaja, A.J. Meltzne, C.C. Shen, B.W.
108, 2003.                                                                 Suwargadi, J. Galetzka, Kue-Shu LiHai, Cheng, R.L. Edwards (2008),
     Briggs, R.W., K. Sieh, A.J. Meltzner, D.H. Natawidjaja, and e. al.,   Paleogeodetic Evidence for Earthquake Supercycles on the Sunda
Deformation and slip along the Sunda megathrust in the great 2005          Megathrust, Mentawai , Science Volume 322 pp 1674-1678
Nias-Simeulue earthquake, Science, 311 (5769), 1897-1901, 2006.                  Konca, A.O., J-P Avouac, A. Sladen, A.J. Meltzner, K. Sieh, P. Fang,
     Chlieh, M., J.-P. Avouac, K.Sieh, and D.H.Natawidjaja,                Z. Li, J. Galetzka, J. Genrich, Mohamed Chlieh, Danny H. Natawidjaja,
Investigation of interseismic strain accumulation along the Sunda          Yehuda Bock, Eric J. Fielding, Chen Ji & Don V. Helmberger (2008),
megathrust, offshore Sumatra, Journal of Geophsical Research,              Partial rupture of a locked patch of the Sumatra megathrust
2006.                                                                            Sieh, K., and D. Natawidjaja, Neotectonics of the Sumatran
     du Puy, J., Een aantekeningen omtrent vuurbergen en                   fault, Indonesia, Journal of Geophysical Research, 105 (B12),
aardbevingen op Sumatra, Tijdschrift voor Neerland’s Indie, 7, 1845.       28,295-28,326, 2000.
     du Puy, J., Een paar aantekeningen omtrent vuurbergen en                    Subarya, C., M. Chlieh, L. Prawirodirdjo, J.-P. Avouac, Y. Bock,
aardbevingen op Sumatra, Tijdschrift voor Neerland’s Indie, 9, 1847.       K. Sieh, A. Meltzner, D.H. Natawidjaja, and M. R, Plate-boundary
     Meltzner, A., K.Sieh, M.Abrams, D.C.Agnew, K.W.Hudnut, J.-P.          deformation associated with the great Sumatra–Andaman
Avouac, and D.H.Natawidjaja, Uplift and subsidence associated with         earthquake, Science, 440, 46-51, 2006.
the great Aceh-Andaman earthquake of 2004, J.Geophys. Res., 3                    Wichmann, A., Die Edbeben des Indischen Archipels bis
(B2), 10.1029, 2006.                                                       zum Jahre 1857, Verhandlingen der Koninklijke Akademie van
     Natawidjaja, D.H., Neotectonics of the Sumatran Fault and             Wetenschappen te Amsterdam (Tweede Sectie), Amsterdam, 1918a.
paleogeodesy of the Sumatran subduction zone,Ph.D Thesis,                        Wichmann, A., Die Edbeben des Indischen Archipels bis
California Institute of Technology, 2003.                                  zum Jahre 1857. Verhandlingen der Koninklijke Akademie van
     Natawidjaja, D.H., The Past, recent, and future giant earthquakes     Wetenschappen te Amsterdam (Tweede Sectie). Deel XX. No. 4.
of the Sumatran megathrust, in JASS05 Great Earthquakes in the             Johannes Müller, Amsterdam. [In German.], 1918b.
Plate Subduction, Nagoya University and the JSPS, Nagoya,Japan,
2005.
     Natawidjaja, D.H., K.Sieh, M.Chlieh, J.Galetzka, B.W.Suwargadi,
H.Cheng, R.L. Edwards, J-P Avouac, and S.Ward, Source Parameters           Penulis adalah peneliti di LabEarth,
of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833              Puslit Geoteknologi – LIPI.
inferred from coral microatolls, J.Geophys. Res., 111, 2006.
     Natawidjaja, D.H., K.Sieh, S.Ward, H.Cheng, R.L. Edwards,
J.Galetzka, and B.W. Suwargadi, Paleogeodetic records of seismic           Tulisan ini dimuat kembali dengan penyuntingan
and aseismic subduction from central Sumatran microatolls,                 baru dari tulisan dan penulis yang sama yang telah
Indonesia, J.Geophys. Res., 109(B4) (4306), 1-34, 2004.                    dimuat pada buku “Hidup di Atas Tiga Lempeng,
     Natawidjaja, D.H., H. Latief, W. Triyoso, and B.W. Suwargadi,
Crustal Deformations, Earthquake and Tsunami Hazards of the
                                                                           Gunung Api dan Bencana Geologi“ (Abdurahman
Sumatran Plate Margin, RUTI - Kantor Menristek, 2007.                      dan Priatna, 2011)
     Natawidjaja, D.H., and W. Triyoso, The Sumatran fault zone:
from source to hazard, 1 (No.1), 21-47, 2007.
     Newcomb, K.R., and W.R. McCann, Seismic history and
seismotectonics of the Sunda Arc, Journal of Geophysical Research,
92, 421-439, 1987.




                                                                                                                                                        43
PULUH WEH,
      Gunung Api
      di Kilometer Nol
      Oleh: SR. Wittiri




44   GEOMAGZ     Desember 2011
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ
GEOMAGZ

More Related Content

What's hot

Sejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa TalloSejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa TalloShevaniaMeidika
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)farsfyn19
 
Rangkuman US Sejarah! ^^~
Rangkuman US Sejarah! ^^~Rangkuman US Sejarah! ^^~
Rangkuman US Sejarah! ^^~noussevarenna
 
Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Syaifuddin AEfud
 
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Waves
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral WavesPemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Waves
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Wavesgugum gumbira
 
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...ahmad fuadi
 
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptx
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptxPresentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptx
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptxCandykaRidhoHerdana
 
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasi
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan SedimentasiTutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasi
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasibahar fahmi
 
Seisme bobby irwanto obedience-x_3
Seisme bobby irwanto obedience-x_3Seisme bobby irwanto obedience-x_3
Seisme bobby irwanto obedience-x_3Saeful Fadillah
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasiJaka Jaka
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. bajamargiono
 
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreKerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreMonich Rhd
 

What's hot (20)

Sejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa TalloSejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa Tallo
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
Rangkuman US Sejarah! ^^~
Rangkuman US Sejarah! ^^~Rangkuman US Sejarah! ^^~
Rangkuman US Sejarah! ^^~
 
Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)
 
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Waves
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral WavesPemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Waves
Pemodelan Gelombang menggunakan modul Spectral Waves
 
Kalbar
KalbarKalbar
Kalbar
 
Sedimentasi dan Masswasting
Sedimentasi dan MasswastingSedimentasi dan Masswasting
Sedimentasi dan Masswasting
 
makalah-gps 1
makalah-gps 1makalah-gps 1
makalah-gps 1
 
T a n a h
T a n a hT a n a h
T a n a h
 
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
 
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptx
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptxPresentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptx
Presentasi Instrumentasi Geoteknik 1C.pptx
 
Sejarah gowa dan tallo
Sejarah gowa dan talloSejarah gowa dan tallo
Sejarah gowa dan tallo
 
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasi
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan SedimentasiTutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasi
Tutorial SMS 8.1 : Pemodelan Arus dan Sedimentasi
 
Seisme bobby irwanto obedience-x_3
Seisme bobby irwanto obedience-x_3Seisme bobby irwanto obedience-x_3
Seisme bobby irwanto obedience-x_3
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. baja
 
Hidrologi Terapan
Hidrologi TerapanHidrologi Terapan
Hidrologi Terapan
 
History of-java
History of-javaHistory of-java
History of-java
 
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreKerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
 

Similar to GEOMAGZ

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018Sansanikhs
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 Bunga Naria
 
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxKELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxIMDigital
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaAlmas Zakiy Nur Tegar
 
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxprinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxcitraaryanti4
 

Similar to GEOMAGZ (20)

Geomagz201112
Geomagz201112Geomagz201112
Geomagz201112
 
Geomagz201203
Geomagz201203Geomagz201203
Geomagz201203
 
Geomagz201106
Geomagz201106Geomagz201106
Geomagz201106
 
Geomagz201409
Geomagz201409Geomagz201409
Geomagz201409
 
Geomagz201103
Geomagz201103Geomagz201103
Geomagz201103
 
Geomagz201303
Geomagz201303Geomagz201303
Geomagz201303
 
Geomagz201212s
Geomagz201212sGeomagz201212s
Geomagz201212s
 
Geomagz201109
Geomagz201109Geomagz201109
Geomagz201109
 
Geomagz201209
Geomagz201209Geomagz201209
Geomagz201209
 
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL 2) Tahun 2018
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
 
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final editedDikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
Dikpora diy ba bencana-sd-mi_final edited
 
Geomagz201401
Geomagz201401Geomagz201401
Geomagz201401
 
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
 
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxKELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
 
Geomagz201206
Geomagz201206Geomagz201206
Geomagz201206
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
 
Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumiBentuk muka bumi
Bentuk muka bumi
 
Kesadaran geologi
Kesadaran geologiKesadaran geologi
Kesadaran geologi
 
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxprinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
 

More from Eko Kiswanto

Af3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistAf3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistEko Kiswanto
 
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14Eko Kiswanto
 
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEKijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEEko Kiswanto
 
Pengukuran listrik
Pengukuran listrikPengukuran listrik
Pengukuran listrikEko Kiswanto
 
Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Eko Kiswanto
 
Material science & eng 2014
Material science  & eng 2014Material science  & eng 2014
Material science & eng 2014Eko Kiswanto
 
Agya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogAgya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogEko Kiswanto
 
Avanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogAvanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogEko Kiswanto
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalogEko Kiswanto
 
Material science & eng 2011
Material science  & eng 2011Material science  & eng 2011
Material science & eng 2011Eko Kiswanto
 
Material science & eng 2012
Material science  & eng 2012Material science  & eng 2012
Material science & eng 2012Eko Kiswanto
 
Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final reportEko Kiswanto
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeEko Kiswanto
 
Wika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookWika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookEko Kiswanto
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sEko Kiswanto
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Eko Kiswanto
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quickEko Kiswanto
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Eko Kiswanto
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumahEko Kiswanto
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Eko Kiswanto
 

More from Eko Kiswanto (20)

Af3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistAf3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialist
 
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
 
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEKijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
 
Pengukuran listrik
Pengukuran listrikPengukuran listrik
Pengukuran listrik
 
Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik
 
Material science & eng 2014
Material science  & eng 2014Material science  & eng 2014
Material science & eng 2014
 
Agya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogAgya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalog
 
Avanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogAvanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalog
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalog
 
Material science & eng 2011
Material science  & eng 2011Material science  & eng 2011
Material science & eng 2011
 
Material science & eng 2012
Material science  & eng 2012Material science  & eng 2012
Material science & eng 2012
 
Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final report
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report complete
 
Wika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookWika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbook
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview s
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quick
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2
 

GEOMAGZ

  • 1.
  • 2. 2 GEOMAGZ Desember 2011
  • 3. Editorial PEMBACA YTH Sejak 2004, di setiap penghujung tahun, kita selalu digetarkan oleh ingatan akan peristiwa bencana tsunami Aceh, 26 Desember 2004. Tsunami dahsyat itu memporakporandakan pantai-pantai wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), meliputi Banda Aceh, Meulaboh, Lamno, dan lainnya. Tsunami hebat itu juga menghantam pantai-pantai Nias dan lainnya di Sumatra Utara; dan menerjang hingga wilayah pantai-pantai nun jauh dari NAD, mulai dari Phuket di Thailand hingga Pulau Madagaskar. Dengan jumlah korban mencapai lebih dari 250.000 jiwa meninggal dan kerusakan harta benda yang tak terhitung jumlahnya, Tsunami Aceh 2004 adalah tsunami terbesar dalam kurun 100 tahun terakhir. Rehabilitasi akibat bencana itu hingga kini masih terus berlangsung. Tsunami itu disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan M 9,2 yang berpusat beberapa puluh kilometer di sebelah barat Banda Aceh pada kedalaman kurang dari 40 km. Kita selalu ingin tahu, bagaimana perilaku gempa bumi penyebab tsunami, dan perilaku tsunami itu sendiri; dan bagaimana antisipasi yang harus dilakukan terhadap gempa bumi serta tsunami yang mungkin muncul di kemudian hari? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu sangat diperlukan untuk satu tujuan utama: meminimalkan jatuhnya korban jiwa, baik akibat gempa bumi itu sendiri, maupun karena tsunami yang dipicunya. Inilah mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Dengan berpedoman kepada informasi ilmiah kegempaan dari suatu wilayah, dan pengalaman dari kejadian dan penanganan bencana gempa bumi dan tsunami; sejumlah rencana aksi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dapat diterapkan di wilayah itu. Rencana aksi itu mulai dari penelitian rinci sumber gempa bumi, pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami, penataan ruang wilayah pantai, sosialisasi pengurangan risiko bencana, latihan evakuasi dan penyelamatan diri saat terjadi bencana, pendidikan kebencanaan; peringatan dini, tanggap darurat, serta restorasi dan rehabilitasi. Semuanya ditujukan untuk mengurangi hingga ke tingkat sekecil mungkin risiko gempa bumi dan tsunami, terutama korban manusia. Untuk mengenang Tsunami Aceh dan Sumatra Utara 2004, Geomagz Volume 1 Nomor 4 ini menurunkan dua tulisan yang bertautan. Tulisan pertama membahas secara komprehensif perilaku kegempaan Sumatra, khususnya di pantai sebelah baratnya; tsunami yang diakibatkannya, dan antisipasi akibat gempa bumi dan tsunami ke depan. Tulisan kedua membahas tsunami dari sisi hilirnya, yaitu penjalaran dan fenomena tsunami di pantai; rendaman dan potensi kerusakan oleh tsunami. Dalam tulisan kedua dikemukakan pula suatu contoh analisis kerentanan dan risiko atau dampak bencana tsunami untuk Pulau Sumatra. Tulisan berikutnya tentang gunung api di Kilometer Nol, Pulau Weh, Aceh. Kami sajikan pula tulisan tentang salah satu sumber daya geologi, yaitu panas bumi yang ternyata sering “berkerabat” dengan keterdapatan logam mulia emas. Adapun esei foto kali ini, melengkapi artikel-artikel utamanya, menampilkan Aceh di masa kini, tujuh tahun setelah kejadian gempa bumi dan tsunami nan dahsyat itu. Berkaitan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2011, profil Geomagz edisi akhir tahun ini menampilkan seorang tokoh ibu ahli geologi Indonesia, yaitu Prof. Dr. Emmy Suparka. Beliau adalah profesor geologi perempuan yang pertama di Indonesia yang juga menekuni seni tradisi, khususnya seni tari. Tokoh geologi ini menunjukkan bahwa perempuan pun dapat menekuni bidang geologi dan berkiprah melalui disiplin ilmu kebumian itu dengan tetap kukuh dalam karakter budaya sendiri. Selamat membaca. ■ Oman Abdurahman Pemimpin Redaksi 3
  • 4. Surat Wah, majalah ini sudah sangat baik. Teruskan saja Geomagz bagus-bagus isinya. Hanya sedikit saran: dengan artikel-artikel barunya. mohon agar jilidnya menggunakan pengikat benang/ dijahit. Kiriman Geomagz yang ada di perpustakaan Fauzie Hasibuan saya kini sudah pada lepas lemnya karena dibaca Profesor Riset Badan Geologi banyak orang. Kalau jilidnya dijahit akan lebih tahan lama. Selain itu, bagaimana jika Geomagz menggunakan kertas daur ulang, sehingga memuat pesan mitigasi untuk pelestarian lingkungan? Membaca Geomagz memberikan banyak informasi dan bukti, betapa kaya dan indahnya alam Nusantara. P. Amalia Siregar, Sebagai guru geografi, saya sangat terbantu dengan Aktivis Disaster Mitigation Readiness of Indonesia kehadiran geomagz dalam memberikan materi Community, Koordinator 3, Jawa Barat, pelajaran geografi. Obyek dan materi geografi tinggal di Sukabumi. menjadi lebih menarik dan lebih mudah dipahami, sehingga kami tak hanya memandangi keindahannya saja tapi juga melihat dengan pemahaman. Saya sudah berkunjung ke berbagai daerah, seperti: Citatah, Maros, Jambi, Museum Gunung Merapi, Semoga Geomagz juga berkenan untuk meliput Gunung Galunggung, Gunung Krakatau, Curug obyek dan pesona alam Pati dan sekitarnya yang Malela, dan tempat-tempat wisata di Indonesia, tapi meliputi: Gunung Karst Kendeng Utara, air terjun sebagai pengunjung biasa yang kurang memahami tadah hujan, goa pancur, goa wareh, waduk gunung keadaan daerah tersebut. Begitu membaca geomagz, rowo, waduk gembong, mata air tiga rasa dan yang berkali-kali saya bergumam, “Oh, begitu, ya... oh, paling sensasional adalah penemuan candi Hindu di karena begitu, ya...” Saya menjadi paham tentang wilayah Kecamatan Kayen. keadaan, kejadian tempat-tempat yang pernah saya kunjungi itu. Geomagz sudah memberikan wawasan Ali Muchlas, MPd., yang mudah dipahami. Guru Geografi SMA Negeri 3 Pati, Jawa Tengah Amie Ch. Umaran, PNS, tinggal di Bandung Kami sangat bangga dengan hadirnya Geomagz, Bangga dan sangat terkesan dengan Geomagz, media yang mempopulerkan ilmu kebumian, sehingga kehadirannya setiap edisi selalu saya sehingga dapat menambah nilai pengetahuan nantikan. Mengingatkan saya akan kebesaran Sang positif yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring Pencipta, menambah wawasan saya mengenai alam dengan banyaknya fenomena kebencanaan yang raya dengan penjelasan yang mudah dipahami, serta terjadi di sekitar kita, mudah-mudahan Geomagz mengenalkan fenomena-fenomena alam yang belum dapat menjawab dan menginformasikan, sehingga sempat saya lihat/kunjungi melalui gambar-gambar masyarakat lebih siap menghadapi, mencegah dan yang sangat menarik, sehingga menggugah saya menanggulangi bencana, dan akhirnya terbentuk untuk suatu saat nanti mengunjungi tempat-tempat mental yang siap menyikapi bencana. Semoga tersebut. Geomagz terus sukses dan berkembang menjadi media informasi yang membahas kebumian secara populer. Semoga lestari bumi kita. Indri Virgianti, S.Pd, M.T., Guru Geografi SMAN 1Subang Elfa Maulana Yusron, Komunitas Mata Bumi, Bandung, Indonesia 4 GEOMAGZ Desember 2011
  • 5. Sketsa bentang alam terobosan diorit (G.Tenongan, 1) terhadap kompleks batuan vulkanik andesitik (Dusun Kalipuru, 2), mengakibatkan terjadinya mineralisasi epitermal emas pada batuan vulkanik; dengan latar belakang kaldera gunung api purba (3). Dilihat dari arah kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (digambar oleh Danny Z. Herman, 1997). 5
  • 6. 6 GEOMAGZ Desember 2011
  • 7. JERE, BATU KERAMAT GUNUNG GAMKONORA Para pendaki Gunung Gamkonora ketika tiba di mulut kawah harus mengikuti acara ritual yang dipimpin oleh sang juru kunci. Diawali dengan membakar kemenyan di depan batu yang dikeramatkan, yang disebut Jere, menaburkan uang koin, dan diakhiri dengan doa. Untuk mendaki Gunung Gamkonora di Halmahera, Maluku Utara, juru kunci yang memimpin pendakian tidak boleh memakai alas kaki. Aturan lainnya para pendaki tidak boleh mendahului atau berbincang dengan sang juru kunci. Konon katanya, apabila aturan itu dilanggar, cuaca mendung atau lainnya akan menghadang para pendaki. Tidak heran, walau uang koin berserakan di sekitar batu Jere itu, tak ada seorangpun yang berani mengambilnya. Foto: Agus Solihin Teks: SR. Wittiri 7
  • 8. ZONA MERAH DANAU MANINJAU 8 GEOMAGZ Desember 2011
  • 9. Tebing kaldera pantai barat Danau Maninjau yang runtuh menghancurkan permukiman dan memutus jalan akibat dikoyak gempa bumi 30 September 2009 dikenal sebagai Zona Merah. Saat ini Zona Merah mulai pulih dan menjadi objek wisata baru yang banyak dikunjungi. Zona tersebut dilarang untuk permukiman. Foto dan Teks: Oki Oktariadi 9
  • 10. 10 GEOMAGZ Desember 2011
  • 11. BANGKAI TSUNAMI ACEH 2004 Senin, 27 Desember 2004, di satu sudut kota Banda Aceh, tidak jauh dari Krueng Aceh, sungai utama yang membelah kota, tumpukan sampah dari berbagai jenis benda termasuk mobil, berserakan. Sehari sebelumnya gelombang tsunami mendorong air laut dengan sangat kuat membentuk dinding setinggi puluhan meter, menggulung sangat cepat merambah daratan. Gelombang raksasa itu mendorong segala benda yang berada di hadapannya dan menyeretnya kembali ke arah berlawanan, saling bertabrakan, menghasilkan tumpukan sampah itu. Bangkai tsunami itu membuktikan betapa kita sangat lemah berhadapan dengan kekuatan alam. Foto: Cahya Patria Teks: SR. Wittiri dan Budi Brahmantyo 11
  • 12. MENARA STACK BATUPAYUNG SISA ABRASI TANJUNG AAN, LOMBOK Pantai Kuta di selatan Pulau Lombok, mengungkap bukti-bukti adanya gunung api purba bawah laut yang tersingkap di pantai berbatunya. Lapisan-lapisan endapan piroklastik, tuf, dengan sisipan lava dari Formasi Pengulung yang berumur Oligo-Miosen membentuk morfologi tanjung dan perbukitan di sekitarnya. Dengan waktu, gelombang selalu menggerus pantai berbatu itu. Semakin lama semakin intensif sampai akhirnya menyisakan suatu bentukan abrasi yang dikenal dalam Geomorfologi sebagai menara stack. Masyarakat kemudian menamainya Batupayung sekalipun jauh dari bentuk payung, bahkan lebih menyerupai patung- patung kepala raksasa seperti di Pulau Paskah, di Samudera Pasifik. Foto: Ina Herliana Koswara. Teks: Budi Brahmantyo 12 GEOMAGZ Desember 2011
  • 13. 13
  • 14. 14 GEOMAGZ Desember 2011
  • 15. JARUM GIPSUM IJEN Stalaktit gipsum di Gunung Ijen bentuknya menyerupai kumpulan jarum. Gipsum tersebut ditemukan di salah satu dinding Kali Banyupahit yang terbentuk secara alamiah. Air kawahnya yang sangat asam dengan pH mencapai 0,5 didominasi asam sulfat (H2SO4) merembes keluar danau dan bereaksi dengan batugamping (CaCO3) membentuk gipsum (CaSO4.2H2O). Gunung Ijen yang berdiri di Tanjung Blambangan, Jawa Timur selain sangat terkenal sebagai penghasil belerang di Indonesia, juga memiliki danau kawah yang indah. Foto: Priatna Teks: Priatna dan SR. Wittiri 15
  • 16. Dekade Teror Gempa Sumatra Oleh: Danny Hilman Natawidjaja Catatan Redaksi: Tulisan ini terdiri atas empat bagian yang seluruhnya ditulis oleh Danny Hilman Natawidjaja. Tulisan utama "Dekade Teror Gempa Sumatra" merupakan inti wacana yang menceritakan bagaimana Pulau Sumatra menjadi pulau yang sangat rawan terkena bencana gempa bumi. Untuk melengkapi wacana tersebut, disajikan pula kotak "Gempa Besar Masa Silam" dan dua judul yang masih saling berkaitan, yaitu "Cara Mengukur Gempa," dan "Antisipasi dan Mitigasi Gempa." Selamat membaca. P roses alam itu ada yang terjadi secara sangat Mengapa Sumatra Rawan Gempa perlahan tapi konsisten terus-menerus selama Karena posisi pulau Sumatra terletak di sepanjang bertahun-tahun, puluhan tahun sampai jalur tumbukan dua lempeng Tektonik, maka wilayah ratusan tahun, ribuan, bahkan jutaan tahun. Proses barat Sumatra sering terjadi gempa. Lempeng erosi pantai, misalnya, lambat laun menggerus ke (Samudra) Hindia bergerak terus menunjam ke darat, merusak lingkungan binaan manusia secara bawah lempeng (benua) Sumatra. Sumatra dan busur kepulauan di bagian baratnya merupakan bagian dari perlahan-lahan, atau proses dinamika sungai di lempeng Eurasia, sedangkan lempeng lainnya berada wilayah hilir yang mengakibatkan proses erosi dan di bawah Samudra Hindia. banjir yang mengganggu permukiman. Namun, ada Batas tumbukan dua lempeng ini terlihat dengan proses alam yang terjadi sangat cepat, sehingga jelas berupa jalur palung laut dalam di sebelah barat mengakibatkan perubahan besar dalam waktu Sumatra sampai ke Kepulauan Andaman. Lempeng sangat singkat, yang kita kenal sebagai bencana Hindia menunjam di bawah Sumatra dengan alam, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, dan kecepatan 50-60 mm/tahun dan kemiringan dari batas penunjamannya sekitar 120 ke arah timur letusan gunung api. Proses alam, baik yang terjadi (Natawidjaja, 2003; Prawirodirdjo, 2000). Batas secara perlahan atau yang datang mendadak, dapat lempeng atau bidang kontak ini disebut zona menjadi bencana untuk manusia dan lingkungan subduksi. Di Sumatra, zona subduksi ini dapat hidup, apabila kurang diantisipasi sebelumnya. diamati dari data seismisitasnya sampai kedalaman 16 GEOMAGZ Desember 2011
  • 17. Dinamika umum tektonik Indonesia diper- lihatkan oleh respon Kepulauan Indonesia terhadap pergerakan relatif tiga lempeng bumi dari data GPS (Global Positioning System). Panah besar merah adalah ke- cepatan gerak dari lempeng. Panah-panah hitam menunjukkan kecepatan gerak dari lokasi tempat pengukuran monumen GPS antara tahun 1989 dan 2002 (sumber dari Bock, 2003). sekitar 300 km di bawah Pulau Sumatra. Bagian menyebabkan pulau-pulau terhentak dengan sangat zona subduksi dari palung sampai kedalaman 40- kuat ke arah barat dan atas. Lentingan lempeng ini 50 km-an, atau kira-kira di bawah garis pantai barat menghasilkan goncangan keras dan membuat pulau- Sumatra, umumnya bersifat regas (elastik) dan di pulau di sebelah barat terangkat, sebaliknya yang di banyak bagian bidang kontaknya terekat/terkunci bagian timur turun ke bawah akibat efek deformasi erat. Karena itu dorongan terus-menerus dari elastik. Setelah itu, bidang kontak akan merekat Lempeng Hindia menyebabkan terjadinya akumulasi lagi dan pulau-pulau kembali terseret ke bawah. energi-potensial regangan pada bidang kontak ini Siklus proses gempa bumi ini berlangsung terus, sehingga ‘mengkerut’. Bidang kontak yang terkunci setelah selama satu abad atau lebih tekanan Bumi ini sering juga disebut sebagai megathrust (mega- terakumulasi kembali, maka suatu saat nanti akan patahan naik yang berkemiringan landai). Inilah yang terjadi gempa bumi besar lagi. menjadi sumber gempa besar di lepas pantai barat Ketika pulau-pulau terhentak ke atas saat Sumatra yang sering diikuti tsunami. gempa bumi, permukaan bumi di dasar laut ikut Di bawah kedalaman 40 km-an, temperatur di terangkat, sehingga sejumlah besar volume air ikut sekitar bidang kontak melebihi 300-4000 C, sehingga terdorong ke atas dan menghasilkan bumbungan tidak lagi memungkinkan adanya akumulasi energi elastik (gempa). Dengan kata lain, pada kedalaman ini, lempeng yang menunjam akan bergeseran dengan lempeng di atasnya tanpa terkunci atau menimbulkan pengkerutan, sehingga umumnya tidak akan menghasilkan gempa besar. Pada kedalaman antara 150-200 km, temperatur Bumi bertambah panas, sehingga batuan di sekitar zona kontak ini meleleh. Kemudian, lelehan batuan panas ini naik ke atas membentuk kantung-kantung bubur batuan panas yang kita kenal sebagai kantung-kantung magma. Pada akhirnya magma ini mendesak ke atas permukaan membentuk kubah magma, yaitu gunung api. Itulah sebabnya mengapa selain banyak gempa bumi, Sumatra juga mempunyai jajaran gunung api di punggungan pulaunya, dikenal sebagai Pegunungan Bukit Barisan. Ketika terjadi proses penunjaman, pulau-pulau yang berada di atas lempeng Sumatra ikut terseret ke bawah dan termampatkan ke arah daratan Sumatra. Tektonik aktif Pulau Sumatra memperlihatkan sumber-sumber Suatu saat, tekanan bumi yang terhimpun di antara utama gempa bumi pada zona subduksi dan zona Patahan Su- dua lempeng ini menjadi terlalu besar, sehingga matra. Banyak gempa besar yang terjadi pada kedua zona utama rekatan pada bidang kontak dua lempeng ini pecah, gempa ini. Garis A B adalah lintasan penampang skematik pada sketsa di halaman berikutnya. 17
  • 18. Sketsa diagram zona subduksi Sumatra memperlihatkan struktur Bumi di bawah permukaan. Sumber gempa besar di Sumatra adalah pada megathrust dan jalur Patahan Sumatra. Megathtrust adalah bidang kontak zona subduksi sampai kedalaman ~50 km. Pada kedalaman 150-200 km, lempeng meleleh menjadi magma. Magma naik ke atas menjadi gunung api (Natawidjaja, 2006). besar air di atas permukaan laut. Bumbungan air ini Di khatulistiwa, gempa besar terkhir terjadi tahun kemudian menyebar ke segala arah sebagai tsunami. 1935 dengan kekuatan gempa M 7,7. Gempa ini Tsunami sangat panjang dan bergerak sangat cepat menyebabkan kerusakan yang cukup parah di Telo, menerjang dan membanjiri daratan. Tsunami bisa kota Kecamatan di Kepulauan Batu dan wilayah sangat berbahaya walaupun hanya beberapa meter, sekitarnya. Di beberapa tempat di Kepulauan karena seluruh massa airnya bergerak dengan sangat Batu dilaporkan adanya kenaikan air laut ketika cepat sehingga mempunyai energi momentum yang gempa, namun tidak dilaporkan adanya kerusakan tinggi. Ini berbeda dengan gelombang biasa yang serius akibat gelombang laut yang naik. Di utara pergerakannya hanya di bagian atasnya saja. khatulistiwa, gempa dan tsunami besar pernah terjadi Lempeng Hindia-Australia menabrak bagian barat di wilayah Nias-Simeulue tahun 1861. Gempa tahun Sumatra dengan arah miring terhadap kelurusan 1861 ini diperkirakan berkekuatan lebih dari 8,5 palung atau pulau-nya, sehingga tekanan dari gerak skala magnitudo (~Richter). Tercatat dalam sejarah, antar lempeng ini terbagi menjadi dua komponen. bahwa tsunami yang terjadi cukup besar (Newcomb Pertama komponen yang tegak lurus dengan and McCann, 1987; Wichmann, 1918a). palung, yang sebagian besar diakomodasi oleh zona Pada tahun 1907 terjadi lagi bencana tsunami subduksi. Kedua komponen yang sejajar dengan arah besar di wilayah Simeulue dan Nias. Meskipun gempa palung yang menekan bagian barat Sumatra ke arah yang menyebabkan tsunami 1907 ini tidak terlalu baratlaut. Komponen gerak inilah yang menyebabkan besar (M 7,6), namun tinggi tsunami yang terjadi di terbentuknya Patahan Besar Sumatra di sepanjang pantai barat dan utara Simeulue mencapai lebih dari Bukit Barisan (Sieh & Natawidjaja, 2000). 10 m atau dua kali lebih besar dari tsunami Aceh di wilayah ini. Peristiwa tsunami tahun 1907 inilah yang Teror dari Bawah Perairan konon melahirkan istilah smong, bahasa lokal untuk Zona subduksi Sumatra itu merupakan jalur tsunami. Para orang tua yang selamat waktu tsunami gempa bumi yang paling banyak menyerap energi 1907 menceritakan tragedi bencana alam ini pada pergerakan lempeng, karenanya paling sering anaknya, yang sampai sekarang banyak yang masih menghasilkan gempa-gempa besar. Di masa lampau hidup. Inti nasehatnya adalah, “apabila nanti air laut sudah banyak gempa bumi yang terjadi dengan tiba-tiba surut sampai jauh ke tengah, maka itulah magnitudo (e.g. skala Richter) di atas 8. Di selatan tandanya smong akan datang, larilah cepat ke bukit, khatulistiwa, gempa besar pernah terjadi tahun selamatkan jiwa dan tinggalkan saja harta benda”. 1833 (M 8,9) dan pada tahun 1797 (M 8,5-8,7). Sejak 11 tahun terakhir, zona subduksi Sumatra Kedua gempa ini menghasilkan tsunami besar yang menghasilkan rentetan gempa-gempa besar yang menghantam perairan Sumatra barat dan Bengkulu. memakan banyak korban dan harta benda. Mulai dari 18 GEOMAGZ Desember 2011
  • 19. A. Lempeng samudra bergerak ke bawah Sumatra. Pulau-pulau merekat-tersambung pada lempeng sehingga ikut terseret ke bawah dan terhimpit ke arah Sumatra. B. Suatu hari tekanan bumi sudah tak tertahankan, lalu sambungan itu pecah dan pulau-pulau dan dasar laut melenting balik ke atas. Maka bumi pun bergoncang keras... gempa bumi !!! C. Ketika dasar laut terangkat maka lautan ikut terdorong ke atas membentuk bumbungan air. Kemudian bumbungan air ini menyebar cepat menjadi gelombang maut tsunami. Proses siklus gempa bumi pada zona subduksi/penunjaman lempeng. 19
  • 20. Gempa-gempa besar megathrust yang terjadi pada 11 tahun terakhir. Elips dan poligon berwarna menunjukkan sumber gempa dan angka di sebelahnya menunjukkan tahun dan besarnya magnitudo gempa yang terjadi. Gempa Besar Masa Silam U ntuk mengerti apa yang terjadi pada masa Puy (1845) mengindikasikan bahwa gempa ini adalah sekarang, kita harus memahami apa yang yang terkuat dalam ingatan penduduk Padang waktu sudah terjadi di masa lampau. Informasi ini itu. tercatat dalam naskah tua yang memuat peristiwa Namun pernyataan ini berlawanan dengan gempa dan tsunami 10 Februari 1797 pukul 22 dan laporan du Puy tahun 1847 yang menyebutkan bahwa 24 November 1833 pukul 20 di wilayah Mentawai, ada gempa yang lebih kuat yang terjadi 40 tahun yang menghancurkan Sumatra Barat dan Bengkulu. sebelumnya (~1757). Banyak rumah yang ambruk Semua laporan gempa dan tsunami tahun 1797 ketika gempa. Di tanah banyak rekahan dengan itu terfokus pada dampak tsunami di wilayah muara bukaan 3-4 inci. Beberapa orang yang berusaha sungai sampai pelabuhan (Muaropadang). Ini tidak memanjat pohon untuk menghindari tsunami di berarti bahwa limpasan tsunami hanya terlihat di Airmanis keesokan harinya ditemukan sudah mati wilayah ini, karena perumahan penduduk memang di atas pohon. Seluruh kota terendam tsunami baru menempati wilayah ini pada saat itu. Walaupun dan beberapa rumah dilaporkan hanyut terbawa dilaporkan kerusakan di Padang cukup parah, tapi gelombang. Di Padang dilaporkan tsunaminya juga yang meninggal hanya dua orang. Lama guncangan menggenangi seluruh kota. Orang melaporkan ada yang terasa di Padang selama satu menit. Laporan du 3-4 kali gelombang ”pasang-surut” di pelabuhan. 20 GEOMAGZ Desember 2011
  • 21. gempa besar tahun 2000 di Bengkulu (Abercrombie, Gempa bumi ini memecahkan bidang kontak zona 2002), disusul gempa tahun 2002 di Simeulue, kemu- subduksi sepanjang 1600 km, mulai dari Pulau Simeu- dian terjadi gempa dan tsunami Aceh yang dahsyat lue sampai ke wilayah Kepulauan Andaman, akibat tahun 2004 yang melanda seluruh wilayah Laut An- Lempeng Hindia yang bergerak sekitar 50 mm/tahun, daman, termasuk Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). menghimpit lempeng Sumatra-Andaman. Setelah le- Sejak itu, zona subduksi Sumatra seperti tidak henti- bih dari 300 tahun tidak ada gempa bumi raksasa, hentinya menggetarkan wilayah Sumatra sampai akhirnya tekanan yang terakumulasi sekian lamanya sekarang. Gempa Nias-Simeulue meledak pada bulan ini dilepaskan dalam satu hentakan maut dengan Maret 2005, hanya tiga bulan setelah gempa Aceh. skala Mw 9,2. Pulau-pulau dan dasar lautan di timur Dua tahun kemudian, gempa besar Bengkulu terjadi palung sepanjang 1600 km tersebut tiba-tiba terpe- bulan September 2007 mengoyak wilayah Bengku- lanting ke barat sejauh 10-30 meter, dan terangkat lu sampai ke Selatan Kepulauan Mentawai. Terakhir, ke atas beberapa meter. Dapat dibayangkan, betapa pada bulan Oktober 2010, gempa Mentawai kembali dahsyatnya bumi berguncang dan berapa banyaknya menggoncang wilayah Pagai disertai tsunami dahsyat volume air laut yang tiba-tiba ikut terangkat akibat yang menelan sekitar 500 jiwa penduduk. dasar laut yang naik tersebut. Tak heran kalau tsuna- mi yang terjadi demikian dahsyatnya. Gempa Aceh-Andaman 2004 Selain merupakan bencana alam besar, gempa Sekarang kita paham bahwa gempa tahun 2004 Aceh tahun 2004 menjadi obyek yang sangat penting di Aceh-Andaman bukanlah refleksi dari alam yang bagi para ahli gempa bumi dan tsunami se-Dunia. murka, melainkan ekspresi bumi dalam melepaskan Gempa megathrust tahun 2004 ini merupakan tekanan selama beratus-ratus tahun yang sudah tak yang pertama terjadi setelah alat pemantau gempa tertahankan lagi. Bagi Bumi, ini merupakan proses bumi modern banyak terpasang, khususnya jaringan biasa saja yang akan terus berulang kali terjadi dalam seismometer dan stasiun GPS (Global Positioning kurun waktu Bumi. Meskipun demikian, gempa bumi System), sehingga menjadi obyek penelitian gempa dan tsunami yang terjadi bulan Desember 2004 bumi yang sangat penting dalam abad ini. Data di wilayah Aceh-Andaman adalah bencana alam gempa dan tsunami Aceh yang sekarang tersedia, terbesar dalam kurun seratus tahun terakhir. baik dari peralatan modern yang terpasang ataupun Gempa bumi yang menimbulkan tsunami maut dari hasil penelitian geologi lapangan, merupakan ini terjadi pada zona subduksi Sumatra-Andaman. Lukisan tsunami yang terjadi tahun 1861 di wilayah Sumatra Utara, Nias, dan Simeulue menggambarkan kedahsyatan tsunami tersebut. 21
  • 22. sumber data penting bagi para ahli untuk lebih Seperti halnya waktu gempa Aceh tahun 2004, mengerti proses alam yang seringkali membawa gempa tahun 2005 inipun mengangkat sebagian malapetaka besar ini. Sebelumnya zona subduksi wilayah, terutama bagian barat Pulau Nias yang Aceh-Andaman diklasifikasikan sebagai yang kurang terangkat sampai 3 m, termasuk Pelabuhan Sirombu berpotensi untuk menghasilkan gempa raksasa di pantai Nias barat, yang sekarang tidak berfungsi (Skala Magnitudo/Richter ≥ 9), karena lempeng yang lagi. Wilayah selatan Pulau Simeulue juga terangkat menunjam umurnya sangat tua dan kecepatan gerak 1 sampai 1,5 m, termasuk Kota Sinabang, sehingga lempengnya relatif rendah. Oleh karena itu Gempa tampak air laut sepertinya menjadi susut di sepanjang Aceh-Andaman tahun 2004 ini telah mengubah pantai. Kota Gunungsitoli terletak di sekitar sumbu paradigma dasar dalam ilmu gempa bumi dan pemisah antara wilayah yang naik di barat dan wilayah konsep mitigasinya. yang turun di timur, sehingga kota ini posisinya tetap, alias tidak naik dan tidak turun. Sebaliknya desa dan Gempa Nias 28 Maret 2005 kota kecamatan di wilayah timur, seperti Desa Haloban Setelah gempa Aceh 2004, bumi Sumatra seperti di Pulau Tuanku, Banyak dan Kecamatan Bale, turun tidak henti-hentinya bergoncang dalam tujuh tahun 0,5 dan 1 m. Hal ini menyebabkan banyak rumah- terakhir ini. Sudah puluhan gempa berkekuatan 7 rumah di tepi pantai di Haloban dan Bale terendam di SR, ratusan gempa 6 SR, dan ribuan gempa 5 SR bawah air sehingga tidak bisa dihuni lagi. atau lebih kecil. Sejak itu ribuan korban jiwa dan Ketika gempa Nias-Simeulue terjadi, tim LIPI- tidak terhitung banyaknya kerugian harta benda Caltech baru saja memasang beberapa unit stasiun akibat digoyang gempa dan dilibas tsunami yang GPS di wilayah ini, tepat di atas dan sekitar sumber menyertainya, dan kelihatannya dekade teror gempa gempa, sehingga pergerakan tektonik yang terjadi ini belum selesai. Untuk lebih memahami dan dapat sebelum, sewaktu dan setelah gempa terekam mengantisipasi bencana di masa datang marilah kita dengan baik oleh alat pemantau ini. Selain itu di mengkaji gempa-gempa besar yang sudah terjadi. sekeliling Pulau Nias juga banyak dijumpai populasi Hanya tiga bulan setelah bencana besar di bulan koral mikroatol yang digunakan untuk mengukur Desember 2004, terjadi lagi gempa besar di wilayah pangangkatan dan penurunan akibat gempa. Simeulue dan Nias pada tanggal 28 Maret 2005. Di selatan Simeulue, pangangkatan maximum Gempa ini merupakan perulangan dari gempa besar mencapai ~150 cm. Tingginya pengangkatan pada yang pernah terjadi di wilayah yang sama sekitar 145 waktu gempa Maret 2005 ini makin mengecil ke tahun silam tahun 1861 (M ~8,5). bagian utara sampai 0 cm di ujung utara pulau. Ini Satu laporan menyatakan bahwa tsunami naik sampai sepertiga bukit atau Semenanjung Apenberg yang tinggi totalnya 104 m. Artinya, tinggi tsunami mencapai 30 meteran. Laporan itu juga menyebutkan bahwa Bukit Appenberg tersebut yang memecahkan gelombang tsunami. Laporan lain menyebutkan bahwa ketika tsunami, tinggi air laut sekitar 50 kaki di atas normal. Di Padang, gelombang tsunami membuat dasar sungai terlihat kering dan meninggalkan banyak ikan mati di atasnya. Semua perahu di sungai menjadi berada di atas tanah kering. Ada kapal besi dari Inggris seberat 150-200 ton yang ditambatkan ke sebuah pohon di dekat muara sungai terbawa tsunami sampai 0,75 mil ke arah hulu, kemudian terdampar di daerah Pasarburung. Kapal ini merusakkan beberapa rumah saat terhanyut. Semua rumah di tepi laut dikabarkan tenggelam. Di Airmanis, di sebuah kampung kecil di tepi pantai sebelah barat bukit Apenberg, tinggi tsunami cukup untuk menenggelamkan orang yang berusaha memanjat pohon-pohon untuk menghindar. Pohon- Peta Kota Padang tahun 1781 dan 1828 digambar kembali pohon ini kemungkinan sekitar 4-5 m untuk dapat dari arsip peta kuno (diambil dari Natawidjaja et al., 2006). menahan beban rata-rata orang dewasa. Kemudian 22 GEOMAGZ Desember 2011
  • 23. Pantai Nias yang terangkat 3 m. Terumbu karang yang banyak tumbuh pada paparan pasang-surut ini kebanyakan mati karena terangkat ke atas air. dari fakta bahwa tsunami bisa membawa kapal besi Inggris sebe- rat 150-200 ton, artinya tinggi tsu- nami (flow depth) paling tidak lima meteran, mengingat tinggi pinggi- ran sungai sekitar 2 m dan draft ba- wah kapal sekitar tiga meteran. Jadi dari dua catatan kejadian ini dapat disimpulkan bahwa tinggi tsunami sekitar lima meteran. Ini perkiraan yang cukup konservatif dibanding- kan dengan laporan yang me- nyebutkan bahwa tinggi tsunami Peta Kota Padang tahun 2005 (diambil dari Natawidjaja et al., 2006). sekitar 30 meter di tepi Bukit Apen- berg dan sekitar 50 kaki (15 m) di tempat lainnya di sepanjang pantai. Tahun 1833 terjadi guncangan gempa, terasa sampai 5 menit di Laporan ini meragukan, karena ka- Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. Guncangan terasa sampai ke lau benar hal itu terjadi, seharusnya Singapura dan Jawa. Terjadi tsunami besar yang merusakkan wilayah tsunami sebesar ini menghancur- Bengkulu, Pulau Cinco, Indrapura, Padang, dan Pariaman. Laporan kan seluruh perumahan penduduk menyebutkan tidak ada korban meninggal di Bengkulu dan hanya di Padang dan menyebabkan kema- satu di Padang. Goncangan sangat kuat di wilayah sepanjang pantai tian yang lebih banyak lagi. Diper- dari Bengkulu sampai Pariaman dan di Pulau-pulau Pagai. Di Pariaman kirakan, tinggi maksimum tsunami goncangan demikian kuat sehingga tidak ada orang yang bisa berdiri. setinggi 5-10 meteran. Kerusakan besar terjadi di Padang dan Bengkulu, tapi yang lebih pa- 23
  • 24. adalah kebalikannya dengan yang terjadi pada waktu gempa Aceh Desember 2004, bagian utara Pulau Simeulue naik 150 cm, sedangkan bagian selatannya turun. Jadi, setelah mengalami dua kejadian gempa raksasa secara beruntun, Pulau Simeulue menjadi terangkat ~150 cm seluruhnya. Demikian uniknya, Pulau Simeulue ini menjadi tempat rendevouz dua gempa raksasa. Berbeda dengan wilayah di bagian barat, wilayah timur Simeulue, Banyak dan Nias mengalami penurunan tektonik sampai lebih dari 1 m. Di beberapa tempat, akibat penurunan muka bumi ini sangat dramatis. Banyak perkampungan yang tidak dapat dihuni kembali karena sudah berada di bawah air, seperti yang terlihat di Pulau Bale dan Desa Haloban. Pantai di bagian selatan Pulau Simeulue terangkat sampai 150 cm waktu gempa Maret 2005. Foto ini memperlihatkan pembentukan tebing pantai baru yang bergeser ke arah laut. Besarnya pengangkatan dapat diukur dari ketinggian tebing pantai lama ke pantai baru. Model gempa bumi Aceh-Andaman memperlihatkan sumber gempa bumi 26 Desember 2004 adalah pergerakan bumi pada bidang zona subduksi. Bidang sumber gempa ini berkemiringan ~120 ke timur, panjangnya sampai 1600 km, lebar 150 km. Blok bumi di atasnya bergerak ke barat sampai 30 m. Zona me- rah muda adalah bagian yang bergerak paling besar. Panah hitam adalah data pergerakan dari pengukuran GPS. Panah merah adalah dari model (sumber: Chlieh et al., 2006; Subarya et al., 2006). rah adalah di Bengkulu, seluruh struktur bangunan rusak berat. Benteng dan menara hancur total. Di Padang, rumah-rumah kayu tetap berdiri, tapi banyak rumah tembok rusak parah. Di Sumatra bagian timur, kerusakan bangunan dilaporkan sam- pai ke Kota Palembang. Rekahan tanah selebar 2 kaki terjadi di Pariaman, dan juga banyak retakan-retakan tanah di sepanjang pantai antara Pariaman dan Padang, dan di pinggiran sungai di Padang. Tsunami yang terjadi di Padang menghanyutkan banyak kapal bersama jangkarnya dan sebagian kapal hilang. Di pan- tai, hempasan tsunami mencapai ketinggian 3-4 m. Peta Kota Padang tahun 1828 memperlihatkan perumahan yang masih sedikit di sepanjang pantai, dan pusat kota masih berada di wilayah bagian utara sungai, sampai sekitar 1 km ke arah darat. Dermaga dan bangunan pelabuhan di Bengkulu tersapu ludes oleh tsunami, dan beberapa kapal terhempas ke darat. Di Pari- aman, dilaporkan tsunami didahului surutnya air laut. Gelom- 24 GEOMAGZ Desember 2011
  • 25. Tsunami dari gempa 26 Desember 2004 di Sirombu Nias yang rusak parah, B. Setelah dihantam tsunami Pelabuhan Sirombu ini terangkat hampir 3m ketika gempa Maret 2005, C. Pantai di timurlaut Pulau Nias yang terangkat sekitar 1m, D. Survei dengan RTK GPS untuk mengukur besar pengangkatan terumbu karang di Pulau Hinako, barat Nias. bang menghempaskan kapal-kapal dari tempat tam- besar. Fakta bahwa kerusakan lebih parah terjadi di batnya. Di Pulau Cinco, tsunami menyapu beberapa Bengkulu dari pada di Padang adalah indikasi yang rumah dan orang. Di Indrapura, di utara Kota Beng- kuat bahwa sumber gempanya lebih dekat ke Beng- kulu, tsunami yang dahsyat menerjang daratan mem- kulu, berda di bawah Kepulauan Pagai, tapi tidak banjari daratan rendah, dan satu kampung luluh-lan- sampai ke Siberut (pulau yang berhadapan dengan tak. Seorang ibu beserta anaknya terbawa tsunami Padang). Kerusakan akibat tsunami juga dilaporkan dan hilang, tapi banyak orang yang bisa menyelamat- lebih parah yang terjadi di Bengkulu – Indrapura da- kan diri dengan memanjat pohon, menunggu sampai ripada di Padang. Memang dilaporkan bahwa kapal- pagi. Tsunami yang sampai di Pulau Seychelles yang kapal di Pariaman terlepas dari tambatannya, tapi berada sekitar 5000 km dari pantai barat Sumatra deskripsinya menunjukkan bahwa gelombang airlaut di lautan Hindia, tinggi tsunaminya seperti tsunami tidak sampai melewati dam alam di pinggiran sungai, yang terjadi di Aceh-Andaman tahun 2004. seperti halnya tsunami yang terjadi pada tahun 1797. Dua gunung api, Marapi dan Kerinci, memperli- Meskipun demikian catatan sejarah menunjukkan hatkan kenaikan aktivitas setelah gempa. Runtuhnya bah­ a gelombang laut mencapai ketinggian 3-4 m w dam alam di puncak Gunung Kaba menyebabkan di Pantai Padang, yang tentunya cukup untuk me- banjir di lembah-lembah di lereng sebelah tengga- nyapu wilayah pantai sampai beberapa ratus meter ranya. Banjir bandang ini menyebabkan hilangnya ke darat. Tapi kelihatannya tidak melanda banyak pe- 90 orang penduduk. Satu kampung tenggelam oleh rumahan yang masih jarang seperti terlihat di peta banjir yang dalamnya sampai 20 kaki (~6 m) dan tahun 1828. meninggalkan timbunan lumpur sedalam 7 kaki (2 m Sudah takdir alam, bahwa kita sekarang hidup lebih). di zona subduksi Sumatra yang mulai melepaskan Lama goncangan gempa dan luasnya caku- akumulasi regangan tektoniknya, seperti yang pernah pan serta hebatnya kerusakan yang ditimbulkan, terjadi pada masa lalu. ■ mengindikasikan bahwa sumber gempanya sangat 25
  • 26. A. Pulau Bale turun 1 m. Air pasang terlihat menggenangi hampir ke tengah pulau. B. Desa Haloban turun 50 cm. Sekarang, sebagian rumah berada di bawah air, sehingga tidak dapat dihuni lagi. Perubahan muka Bumi yang terjadi karena gempa Nias, 28 Maret 2005. Pulau Simeulue dan bagian barat Pulau Banyak dan Nias naik sampai maksimum 3 m. Kota Sinabang naik 1-1,5 m. Kecamatan Bale turun 1m. Kota Singkil turun 0,5-1,5 m. Perubahan muka Bumi ini mencerminkan besarnya pergerakan lempeng dan gempa bumi yang terjadi (dimodifikasi dari Briggs et al, 2006). 26 GEOMAGZ Desember 2011
  • 27. Dari data pola pengangkatan pada, kemudian dibuat Seperti yang sudah dijelaskan di atas, besarnya pemodelan dari sumber patahan gempanya. Model tsunami yang terjadi tergantung dari besarnya patahan gempa memperlihatkan bahwa pergeseran volume air yang didorong ke atas oleh permukaan maksimum terjadi persis di bawah Pulau Nias bagian dasar laut yang terangkat. Berikut ini perbandingan utara mencapai 11 m, sedangkan di bawah Pulau gempa 2004 dan 2005. Pertama, zona subduksi Simeulue bagian selatan pergeseran terjadi mencapai yang pecah dan bergeser pada waktu gempa 2004 8 m. Pergeseran lempeng sampai ke bawah Pulau adalah sepanjang 1600 km sedangkan pada waktu Model sumber gempa bumi Nias-Simeulue, 28 Maret 2005. Bayangan kuning-merah-gelap menggambarkan besar pergeseran bumi pada bidang kontak zona subduksi yang menjadi sumber gempa. Di bawah Nias maksimum pergeseran 12 m dan di Simeulue 8 m. Pergeseran ini mengecil ke barat dan timur dari sumber gempanya. Panah hitam adalah data pergerakan permukaan dari GPS. Panah merah muda adalah pergerakan dari model sumber gempa. Titik-titik hijau adalah lokasi pengamatan koral mikroatol untuk data naik dan turun (dimodifikasi dari Briggs et al., 2006). Simuk (Kepulauan Batu) di selatan. Di sini pergeseran gempa 2005 hanya 400 km. Kedua, pengangkatan mencapai ~3 m dan membuat Pulau Simuk terangkat tektonik yang terjadi pada waktu gempa 2004 ~25 cm. Model sumber gempa bumi Nias-Simeulue mencapai 5,4 m, sedangkan gempa 2005 hanya 2,9 ini menunjukkan bahwa kekuatan gempanya m. Ketiga, pada waktu gempa 2004 pengangkatan mencapai Mw 8,7 (Briggs et al., 2006). maksimum banyak terjadi pada bagian laut yang Gempa Nias-Simeulue tahun 2005 ini meluluh- dalam, sedangkan pada gempa 2005 pengangkatan lantakan banyak bangunan di sekitar Kota terfokus pada bagian daratan (Pulau Nias dan Pulau Gunungsitoli dan Sinabang, daerah dengan populasi Simeulue) dan laut dangkal di sekitarnya. Ketiga terpadat, sehingga memakan korban jiwa hampir dua fakta ini menunjukkan bahwa volume air laut yang ribu orang. Meskipun demikian, masih beruntung terdorong ke atas pada waktu gempa Nias-Simeulue karena tsunami yang terjadi tidak besar, sehingga 2005 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak ada korban. Setelah gempa 2005 ini, banyak pada waktu gempa Aceh-Andaman 2004. Alasan orang bertanya-tanya mengapa tidak ada tsunami? yang terakhir karena daratan (Pulau Nias dan 27
  • 28. Simeulue) sudah terangkat ketika gempa terjadi terangkat sampai lebih dari 25 cm karena dekat sebelum tsunami datang 10 menit kemudian. Hal dengan gempa yang kedua dengan M 7,9. ini membuat limpasan tsunami di sepanjang pantai Pemodelan gempa berdasarkan data pergerakan menjadi lebih kecil. Misalnya, kalaupun tsunaminya bumi yang terekam oleh jaringan SuGAR (Sumatran mencapai tinggi 5 m, tapi karena daratan naik 3 GPS Array), pengukuran besar pengangkatan koral- m maka tsunami yang menghempas pantai terasa koral, dan analisis teleseismik, data menunjukkan seperti hanya 2 m. Hal lainnya yang menyebabkan bahwa sumber gempa ini di patahan megathrust mengapa tsunami yang menghempas pantai barat di bawah pulau sepanjang sekitar 300 km, dengan Sumatra juga kecil karena keberadaan Pulau Nias dan lebar sekitar 100 m yang bergerak sampai 7 m. Simeulue menjadi seperti penghalang atau dam alam Untungnya, gempa 2007 ini tidak disertai bagi tsunami yang terbentuk di bagian barat pulau- tsunami yang besar, sehingga kerusakan yang terjadi pulau itu (Natawidjaja et al., 2007). hanya disebabkan oleh efek goncangannya. Satu hal yang positif dari hasil pendidikan masyarakat tentang Gempa Bengkulu-Mentawai 2007 gempa dan tsunami adalah ketika masyarakat Setelah rentetan gempa-gempa besar di Aceh merasakan goncangan gempa yang cukup kuat, dan Nias tahun 2004 dan 2005, gempa bumi kembali mereka serta merta lari menjauhi pantai untuk berguncang saat magrib tanggal 12 September 2007. menghindari kemungkinan datangnya gelombang Gempa besar dengan kekuatan 8,4 SR ini dalam waktu tsunami, meskipun ternyata tsunami yang datang 13 dan 16 jam berikutnya diikuti gempa berkekuatan kecil saja. Gempa ini memang mengangkat dasar 7,9 dan 7,1 yang mengoyak segmen zona subduksi laut sampai 1,5 m, namun wilayah yang terangkat di wilayah Bengkulu-Mentawai. Pada tahun 1797 umumnya perairan yang dangkal, kemudian pulau- dan 1833, gempa dengan kekuatan M 8,7 dan M pulau sudah terangkat, sehingga tinggi tsunami yang 8,9 pernah mengoyak wilayah yang sama. Walaupun datang di pantai kecil. Jadi kurang lebih kasusnya Pantai barat Pulau Pagai Selatan yang terangkat sampai 1 m ketika gempa bulan September 2007. potensi gempa ini sudah diprediksi sebelumnya, sama dengan apa yang terjadi pada waktu gempa namun tetap kejadian ini mengejutkan. Gempa 2007 tahun 2005 di wilayah Nias. ini cukup banyak menimbulkan kerusakan bangunan di wilayah Pulau Pagai, Kota Bengkulu, dan Kota Gempa Mentawai 2010 Padang. Sepertinya, teror dari dasar laut perairan barat Dari survei lapangan yang dilakukan oleh Tim Sumatra ini tidak kenal ampun. Setelah agak sepi dari Geoteknologi LIPI dan Caltech USA, diketahui bahwa gempa selama tiga tahun sejak gempa tahun 2007, kembali gempa maut memecahkan keheningan gempa ini menyebabkan Pulau Mego, di antara Pulau di pantai Mentawai. Pada malam hari tanggal 25 Enggano dan Pagai Selatan, terangkat 1,5 m dan November 2010, terjadi gempa besar berkekuatan pantai barat Pulau Pagai Selatan terangkat sampai Mw 7,7 di barat daya Pulau Pagai Selatan, Kabupaten 1 m. Ke arah utara, pengangkatan tanah umumnya Mentawai, Provinsi Sumatra Barat. Gempa ini juga makin mengecil sampai di Kota Sikakap hampir tidak terjadi pada megathrust. Episenter gempa terletak ada pengangkatan. Namun, Kota Tuapejat di Sipora 28 GEOMAGZ Desember 2011
  • 29. Pola pengangkatan yang terjadi ketika gempa tahun 2007 dari hasil pengukuran koral mikroatol yang terangkat (Tim LIPI-Caltech, 2007). Model patahan gempa dari gempa September 2007 berdasarkan data GPS, pengukuran pengangkatan koral dan data teleseismik (Konca et al., 2008). 29
  • 30. di sebelah barat dari bagian utara sumber gempa Penelitian lapangan Tim LIPI – EOS menguak September 2007. Gempa 2010 ini merobek bidang fakta bahwa tsunami di Mentawai pada tanggal 25 megathrust di atas bidang gempa 2007, atau lebih Oktober 2010 ternyata jauh lebih besar dari yang dekat dengan palung laut dalam. diperkirakan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa gelombang tsunami rata-rata mencapai ketinggian Di wilayah ini terdapat jaringan stasiun GPS 5-8 m di pantai barat Pulau Pagai Selatan, bahkan kontinyu SuGAR yang merekam pergerakan gempa. pada sebuah pulau kecil di barat Pagai Selatan itu Data SuGAR menunjukkan bahwa gempa 2010 tinggi tsunami mencapai 17 m. Tsunami ini juga membuat Pulau Pagai Selatan bergerak sampai lebih melibas habis Pulau Sibigiu. Terlihat bahwa seluruh dari 3 m ke arah Tenggara. Ini mengindikasikan hutan belukarnya menjadi rata dengan tanah. Apa bahwa pergerakan pada megathrust mencapai 7 m. yang tersisa hanyalah gundukan besar dari bongkah- Peta sumber gempa-gempa megathrust di Mentawai dari analisis data GPS, seismologi dan koral mikroatol. Wilayah yang dibatasi poligon dan elips adalah perkiraan bidang patahan dari sumber gempa tahun 2005, 2007, dan 2010. Wilayah elips warna biru adalah segmen megathrust yang masih mempunyai potensi gempa berkekuatan sekitar 8,8 SR. Memperlihatkan posisi bidang patahan gempa 2010 yang berada lebih dekat ke arah palung atas batas pertemuan dua lempeng. 30 GEOMAGZ Desember 2011
  • 31. Data tinggi tsunami yang terjadi pada gempa Oktober 2010 dari survei lapangan yang dilakukan Tim Geoteknologi LIPI, ITB, dan EOS (Earth Observatory of Singapore). bongkah karang dan sampah-sampah yang dibawa earthquake) atau ‘gempa pelan’ (slow earthquake). tsunami sampai ratusan meter dari pantai. Data Gempa jenis ini dapat membangkitkan gelombang lapangan dari tinggi tsunami ini ternyata jauh dari tsunami yang jauh lebih besar dan mematikan dari yang diperkirakan dalam pemodelan tsunami atau yang diperkirakan hanya berdasarkan kepada ukuran pun berdasarkan data seismologi (Mw 7,7). kekuatan skala Richter-nya atau besar getaran Tsunami membuat banyak kerusakan dan korban gempanya saja. Slow earthquake ini bukan hal baru, di banyak desa. Beberapa di antaranya korban jiwa ini dan pernah terjadi di Indonesia, seperti kejadian disebabkan karena tidak ada akses untuk menghindar gempa-tsunami tahun 1994 di Jawa Timur yang atau jalur evakuasi ke tempat tinggi. Umumnya membunuh 200 orang. Juga gempa-tsunami pada penduduk setempat cukup mendapat pengetahuan bulan Juli 2006 di wilayah Pangandaran, Jawa Barat, tentang bahaya tsunami. Namun, karena getaran yang menimbulkan korban jiwa lebih dari 600 orang. gempanya terasa pelan dan juga terjadi malam Gempa tahun 1907 (M 7,6) yang membunuh lebih hari, hal ini menyebabkan banyak penduduk merasa dari 50% penduduk Pulau Simeulue, waktu itu diduga tidak perlu evakuasi. Banyak penduduk mengatakan juga merupakan slow earthquake. Gempa 1907 ini bahwa memang mereka agak bingung karena yang membuat kearifan lokal tentang smong. Tipe walaupun gempanya pelan tapi lama sekali, lebih dari gempa ini juga terjadi di banyak tempat di dunia, satu menit. Penduduk baru lari tunggang-langgang seperti di Amerika Tengah dan Jepang. ■ ketika mulai mendengar gemuruh dari tsunami yang mendekat, seperti bunyi mesin pesawat jet, namun banyak di antara mereka sudah terlambat. Gempa Mentawai tahun 2010 diklasifikasikan khusus sebagai ‘gempa tsunami’ (tsunami 31
  • 32. Cara Mengukur Gempa O byek utama untuk mengerti gempa bumi ketiga, GPS, mengukur baik perubahan naik-turun lebih akurat dalam memperkirakan potensi dan juga pergerakan horizontal. Dari pengukuran ini bencananya di masa depan adalah dengan dapat memodelkan dimensi dan kekuatan sumber meneliti fenomena dan perubahan alam yang terjadi gempanya. pada waktu gempa bumi. Salah satu fenomena Pada bulan Januari dan April 2005, tim peneliti yang terjadi adalah adanya pergerakan lempeng Geoteknologi LIPI dan California Institute of dan perubahan muka bumi. Dalam hal gempa Technology mengukur perubahan muka bumi di megathrust Aceh-Andaman, daerah yang berada di Pulau Simeulue akibat gempa Aceh-Andaman dengan atas blok lempeng yang bergerak akan terhentak naik memanfaatkan koral mikroatol yang banyak tumbuh ke atas dan bergeser ke barat. Perubahan muka Bumi di Pulau Simeulue. Pada waktu gempa Aceh, banyak ini dapat diukur dengan memakai tiga metoda: (1) pantai terangkat. Hal ini menyebabkan banyak koloni metoda mikroatol untuk mengukur terumbu karang terumbu karang menjadi tersembul di permukaan air (koral) yang terangkat/tenggelam (Natawidjaja et al., dan mati. Pulau pun menjadi bertambah luas karena 2004), (2) analisis citra satelit (Meltzner et al., 2006), wilayah perairan dangkal di sekitarnya sekarang dan (3) GPS. Kedua metoda pertama dapat mengukur sudah menjadi daratan. gerak naik dan turunnya muka bumi, dan yang Pantai di barat laut Pulau Simeulue yang terangkat oleh gaya tektonik setinggi 150 cm. 32 GEOMAGZ Desember 2011
  • 33. Koral mikroatol tumbuh dari sejenis terumbu Apabila koral terangkat seluruhnya, maka akan karang, genus porites yang hidup di zona pasang- mati total. Dalam hal ini kita harus mencari muka surut di tepi pantai. Porites pertumbuhannya sangat air laut setelah gempa pada koral mikroatol lain dipengaruhi oleh perubahan tinggi muka air laut. yang berada di lokasi lebih dalam, sehingga ada Pertumbuhan koral mikroatol tidak bisa melebihi bagian tubuhnya yang masih terendam air dan tinggi airlaut minimum (air surut). Artinya, koral ini hidup. Apabila tanda muka air laut setelah gempa akan tumbuh ke atas sehingga mencapai permukaan tidak dapat ditemukan pada tubuh koral, maka air, dan setelah itu akan tumbuh kesamping. Maka dapat menghitungnya dari pengukuran lapangan permukaan dari koral mikroatol identik dengan dan kurva pasang-surut (Meltzner et al., 2006). permukaan air laut kala itu. Apabila pantai terangkat, Sebaliknya, apabila muka pantai turun, maka koral maka tubuh mikroatol yang tersembul ke atas air akan tenggelam Besarnya penenggelaman ini dapat akan mati. Bagian koral yang masih berada dalam air diukur dari tinggi permukaan mikroatol ke tinggi air akan tetap hidup. Batas bagian koral hidup dan yang laut (surut) setelah gempa bumi. mati ini dapat jelas diamati di lapangan. Mempergunakan koral porites mikroatol untuk mengukur naik dan turunnya daratan/pantai. Prinsipnya: koral mati kalau berada di atas muka laut. A. Koral tidak terangkat seluruhnya sehingga hanya bagian atasnya saja yang mati. Besar naiknya pantai diukur dari bagian atas mikroatol sampai bagian koral yang masih hidup. B. Koral terangkat seluruhnya sehingga mati total. Besarnya pengangkatan diukur dari bagian atas koral mati sampai muka air-laut (surut). C. Pantai turun sehingga koral mikroatol tenggelam. Besarnya pantai turun diukur dari permukaan koral ke muka laut (dimodifikasi dari Briggs et al., 2006). 33
  • 34. Koral yang terangkat. Besarnya pengangkatan dapat diukur dari permukaan koral (muka laut sebelum gempa) ke batas koral yang masih hidup (muka laut setelah gempa). Bagian utara Simeulue naik sampai 150 cm. Pengukuran naik dan turunnya muka bumi Paparan terumbu karang dangkal di zona pasang dengan metoda mikroatol di atas sangat akurat. surut yang tadinya terendam air, sekarang berada Ketelitiannya antara 5-10 cm, namun metoda ini di atas air menjadi daratan. Dengan kata lain, garis cukup mahal dan seringkali tidak mudah dilakukan pantai menjadi jauh ke laut, dan daratan bertambah untuk memetakan wilayah yang sangat luas. Untuk beberapa puluh sampai ratusan meter. Kontras itu diperlukan metoda bantu lainnya, yang walaupun dengan bagian utara, bagian selatan Simeulue tidak begitu akurat, tapi dapat memetakan perubahan malah turun sampai beberapa puluh sentimeter. muka bumi untuk wilayah luas dengan cepat dan Penenggelaman bagian selatan Pulau Simeulue yang lebih murah. Untuk itu pengukuran dibantu dengan hanya beberapa puluh sentimeter, tentunya tidak metoda analisis citra satelit (Meltzner et al., 2006). sedramatis daerah utara yang terangkat, namun Dari citra satelit yang diambil sebelum dan hal ini banyak dirasakan oleh penduduk setempat. sesudah gempa, kita dapat melihat dan mengukur Mereka mengamati bahwa air laut yang makin perubahan muka bumi yang terjadi. Terumbu karang menjorok ke arah darat, mendekati rumah-rumah yang mengelilingi pulau terlihat agak buram sebelum mereka. gempa bumi karena berada di bawah air laut. Dari banyak pengukuran di 39 lokasi survei, Apabila pantai ini terangkat maka terumbu karang kemudian dibuat peta perubahan muka bumi dari berada di atas air akan lebih banyak merefleksikan Simeulue. Batas antara wilayah yang naik dan turun sinar matahari, sehingga terlihat lebih terang dalam terlihat berada di tengah-tengah Pulau Simeulue. citra yang diambil setelah gempa bumi. Demikian Batas ini menandai batas selatan dari sumber gempa pula sebaliknya, apabila pantai tenggelam, maka citra bumi atau bagian lempeng yang tersobek di bawah setelah gempa bumi akan memperlihatkan gugusan bumi tatkala gempa terjadi. Jadi, dengan mengukur terumbu karang yang lebih buram karena berada pengangkatan tanah, dapat diketahui di mana lebih jauh di bawah air, dan air laut pun terlihat naik sumber patahan gempa dan besar pergerakannya. ke daratan. 34 GEOMAGZ Desember 2011
  • 35. Peta perubahan muka Bumi di Simeulue dari hasil pengukuran koral mikroatol (Tim LIPI – Caltech, 2005). Garis biru (penuh dan putus-putus) adalah kontur yang menghubungkan daerah yang terangkat sama besar. Satuan dalam sentimeter. Garis hitam tebal adalah batas selatan dari daerah yang terangkat. Di selatan garis itu, bagian selatan pulau turun. Pulau yang naik dan turun terlihat pada citra satelit. (a) Sebelum gempa, gugusan terumbu karang di sekeliling pulau terlihat samar- samar. (b) Setelah gempa terumbu karang menjadi putih berkilau karena terangkat ke atas air. (c) sebelum gempa gugusan terumbu karang terlihat lebih terang karena dekat air. (d) Setelah gempa, terumbu karang menjadi lebih gelap karena tenggelam (dimodifikasi dari Meltzner et al., 2006). 35
  • 36. Selain dari koral mikroatol dan citra satelit, diketahui. Dengan cara ini maka besarnya laju dan pergerakan mukabumi juga terekam di stasiun-stasiun arah dari pemampatan kerak (tekanan tektonik) GPS. Alat GPS ini dapat merekam pergerakan bumi pada saat sebelum gempa bumi dapat dihitung. dari titil lokasi antenna GPS dengan sangat akurat Demikian juga apabila terjadi gempa, maka besarnya (ketelitian sub mm pertahun). Prinsipnya, sejumlah pergerakan dari lokasi GPS dapat diketahui. satelit GPS yang mengitari Bumi memancarkan Orang dapat juga mengukur pergerakan dengan gelombang yang dapat ditangkap oleh antena GPS, cara mengukur titik-titik monumen geodesi yang sehingga alat penerima data GPS (receiver) mencatat telah dipasang di berbagai lokasi dengan peralatan jarak antara antenna dengan satelit-satelit yang mobile GPS. Dengan cara ini maka orang dapat tertangkap sinyalnya. Posisi satelit-satelit tersebut menghitung besarnya pergerakan pada waktu setiap saat dapat diketahui dengan sangat akurat, gempa, yaitu jarak dari titik monumen sebelum dan sehingga posisi dari lokasi GPS setiap saat dapat setelah gempa bumi. ■ Stasiun GPS SuGAR (Sumatran GPS Array) yang terdiri dari kubah berisi antena yang didirikan di atas empat kaki besi yang sangat kokoh dan tiang dengan kotak putih yang berisi alat penerima data yang tersambung kepada sel matahari sebagai sumber tenaganya. A. GPS di Aceh Jaya. B, GPS di Bandara Lasikin, Sinabang, C. GPS di Lewak, Simeulue, D. GPS di Lahewa, Nias. 36 GEOMAGZ Desember 2011
  • 37. Antisipasi dan Mitigasi Gempa P eta potensi akumulasi energi gempa dapat ini. Walaupun banyak sudah rahasia alam yang sudah dimodelkan dari rekaman data stasiun GPS dipahami, namun masih banyak lagi misteri alam dan juga data geologi dari terumbu karang. yang belum terpecahkan. Untuk saat ini, kita hanya Pada prinsipnya stasiun GPS ini merekam pergerakan bisa katakan bahwa fakta ilmiah yang sangat kuat bumi dengan sangat teliti. Apabila pergerakan stasiun menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa GPS ini makin besar dan searah dengan pergerakan dan tsunami yang lebih besar di wilayah Mentawai tumbukan lempeng Hindia terhadap Sumatra, dan pesisir barat Sumatra itu sangat tinggi. maka hal ini menunjukkan makin besar juga tingkat Tapi seberapa tinggi kemungkinan itu? Untuk kuncian dari batas tumbukan lempeng di bawahnya, menguraikannya lebih lanjut, harus diteliti status artinya, makin besar akumulasi energi regangan dari wilayah megathrust yang merah itu dengan yang terjadi. Terumbu karang berjenis mikroatol juga melihat sejarah dan siklus gempa-gempa besarnya menunjukkan data serupa. Pertumbuhan mikroatol jauh ke zaman pra-sejarah. Beruntung, di Kepulauan sensitif terhadap perubahan muka air laut, sehingga Mentawai terdapat banyak koral mikroatol yang pola dapat merekam gerak turun-naiknya pulau-pulau itu pertumbuhannya sangat sensitif terhadap pergerakan sejak 30-70 tahun terakhir. Makin cepat gerak pulau turun-naiknya pulau karena proses gempa, sehingga itu turun, maka makin tinggi kuncian dari batas kita dapat merekonstruksi proses siklus gempa besar tumbukan dua lempeng di bawahnya. dengan sangat baik sampai hampir 1000 tahun ke Setelah megathrust Sumatra pecah secara belakang. beruntun selama 11 tahun terakhir ini, apakah Terlihat jelas bahwa status segmen megathrust ancaman gempa di wilayah ini sudah berakhir? Mentawai ada dalam penghujung siklus gempa, Kita semua tentu berharap demikian, tapi data dan terjadi pelepasan dari akumulasi regangan sejak prediksi ilmiah menunjukkan sebaliknya. Gempa gempa terakhir tahun 1797 dan 1833. Gempa tahun raksasa yang tidur sejak terakhir bangun di tahun 2007 dan 2010 adalah pertanda dimulainya proses 1797 dan 1833 ternyata belum sepenuhnya terusik. itu. Jadi sudah selayaknya usaha mitigasi bencana Melihat peta potensi akumulasi energi gempa dan harus dilakukan dengan serius agar jumlah korban bagian-bagiannya yang sudah dilepaskan dalam dapat ditekan serendah mungkin, apabila gempa gempa-gempa yang sudah terjadi tampaknya masih besar berikutnya datang. ada segmen besar yang belum tercabik. Segmen Kota Padang tahun 1833 penduduknya hanya megathrust yang masih utuh itu utamanya berada di berjumlah sekitar 14.000 jiwa. Sekarang, wilayah bawah Pulau Siberut, Sipora dan Pagai Utara. ini penduduknya mencapai lebih dari 800.000 jiwa. Sampai kapan wilayah merah di bawah Siberut Kejadian gempa seperti tanggal 12-13 September 2007 itu dapat bertahan? Sayangnya pertanyaan penting saja sudah cukup menimbulkan banyak kerusakan ini sukar untuk dijawab secara lugas oleh IPTEK saat dan memakan puluhan korban jiwa. Gempa pada 37
  • 38. Peta potensi akumulasi regangan tektonik (energi gempa) dari data GPS dan koral. Warna merah menunjuk- kan wilayah megathrust yang terkunci penuh atau mengakumulasi regangan paling banyak. Gambar elips dan poligon menunjukkan lokasi bidang megathrust yang sudah pecah mengeluarkan simpanan energinya seba- gai gempa-gempa besar tahun 2000, 2005, 2007, dan 2010. Gambar kotak menunjukkan lokasi patahan dari gempa-gempa di masa silam yang terjadi tahun 1797, 1833, dan 1935. Terlihat bahwa megathrust terkunci di wilayah Pulau Siberut masih belum terusik. 38 GEOMAGZ Desember 2011
  • 39. Contoh X-ray lempengan vertikal koral (dari tengah ke samping) dari koral yang hidup di abad ke-17 yang diambil dari lokasi Cimpungan, Pagai, memperlihatkan lingkaran tahun pertumbuhan (ditandai garis kuning), dan garis hijau menandai setiap 10 tahun. Panah hitam menunjuk ke garis pertumbuhan yang melingkar sebagai indikasi terjadinya penurunan muka air laut akibat proses pengangkatan. Contoh memperlihatkan bahwa koral di awal hidupnya (di tengah-tengah) terbalik, mungkin akibat tsunami. Kemudian koral mengalami proses penenggelaman selama puluhan tahun. Selanjutnya koral mengalami pengangkatan selama puluhan tahun berikutnya. Akhirnya koral terangkat tiba-tiba di pertengahan abad ke-17 akibat gempa besar. bulan September 2009 bahkan meluluh-lantakan Pagai umumnya akan turun secara perlahan-lahan Kota Padang dan wilayah sekitarnya, serta menelan sampai10-20 mm/tahun. Artinya, untuk rumah- korban hampir 1000 orang. Sebagai catatan, gempa rumah di tepi pantai yang hanya 50 cm di atas tahun 2009 ini bukan bagian dari gempa megathrust muka laut, maka dalam kurun waktu 30-60 tahunan tapi gempa jenis lain akibat patahan pada lempeng saja, rumah-rumah ini bisa berada di bawah air. Di yang menunjam di kedalaman sekitar 100 km. Oleh Kepulauan Mentawai, banyak pohon-pohon kelapa karena itu risiko bencana gempa berkekuatan 8,8 SR dan lainnya yang tadinya di atas muka laut sekarang persis di lepas pantai Padang tentu sangat tinggi. sudah terendam air di wilayah pasang-surut laut. Selain wilayah Mentawai – Sumatra Barat dan Ketika gempa, sebagian tanah akan terangkat Bengkulu, sebenarnya masih ada wilayah lain di utara serentak sedang di sisi lainnya akan tenggelam. yang juga masih berpotensi untuk menghasilkan Perubahan ini tentunya dapat menimbulkan masalah gempa besar. Salah satunya yang sekarang sedang bagi manusia. Misalnya seperti pantai barat Pulau diteliti adalah wilayah barat dari Kepulauan Banyak Nias sebelum gempa Maret 2005 makin terendam di NAD. Pada bulan Februari tahun 2010, wilayah laut secara perlahan-lahan, tapi pada waktu Timur dari Kepulauan Banyak ini sudah dihantam gempa Maret 2005 pantai ini terangkat sampai 3 gempa dengan kekuatan 7,6 SR. Dari peta deformasi m. Pengangkatan gempa ini memberikan dampak gempa yang terjadi tahun 2005, dapat diperkirakan kerusakan lingkungan antara lain: bahwa setelah gempa Februari 2010 ini, wilayah • Populasi terumbu karang pada zona pasang-surut baratnya yang belum pecah, yaitu segmen di antara di sepanjang tepi pantai akan terangkat ke atas Pulau Simeulue dan Nias, masih berpotensi untuk air dan mati, baik sebagian ataupun total. menghasilkan gempa besar. Karena kedekatannya • Rusaknya ekosistem terumbu karang juga dengan palung laut dalam, maka gempa yang terjadi membuat populasi ikan yang tadinya banyak bisa mempunyai karakter seperti gempa yang terjadi hidup di terumbu karang menjadi kabur mencari pada bulan Oktober 2010 di barat Pagai, Mentawai, tempat yang baru. Hal ini tentu akan berpengaruh yaitu merupakan gempa yang disertai tsunami besar. pada mata pencaharian para nelayan di sekitarnya. Perubahan Lahan • Pengangkatan juga menyebabkan dasar laut naik Selain bencana gempa dari goncangan, deformasi sehingga dapat mempengaruhi peta navigasi tanah dan tsunami, gempa juga menyebabkan laut. Ada daerah yang tadinya bisa dilalui perahu perubahan relief dan lahan tanah. Dalam perioda nelayan menjadi tidak bisa lagi karena sudah antar gempa, muka Bumi bergerak naik atau turun terlalu dangkal. secara perlahan-lahan dalam hitungan milimeter • Hal yang positif pengangkatan wilayah pantai sampai beberapa centimeter pertahun. Pulau- adalah membuat daratan menjadi luas, sehingga pulau yang persis berada di atas megathrust seperti membuka lahan kehidupan baru untuk dijadikan Pulau Simeulue, Nias, Batu, Siberut, Sipora dan sawah ladang dan sebagainya. Namun perlu 39
  • 40. Rekonstruksi siklus gempa besar dari data penurunan pada masa antar gempa dan pengangkatan gempa selama lebih dari 7 abad dari data di lokasi (A) Bulasat, (B) Simanganya, and (C) Sikicidi Pulau Pagai-Sipora. Garis penuh didapat langsung dari data koral dan garis putus-putus adalah hasil interpretasi/extrapolasi data. Nilai pengangkatan (dalam cm, ± 2σ) ditandai huruf merah. Kecepatan penurunan (dalam mm/thn, ± 2σ) ditandai huruf biru. Kecepatan pengangkatan millennial ditandai dengan huruf hitam (dalam mm/ thn. Garis panah merah menandai siklus besar gempa (earthquake supercycles). 40 GEOMAGZ Desember 2011
  • 41. diingat bahwa proses selanjutnya akan kembali longsoran, peta inundasi tsunami, dsb. menenggelamkan daratan baru ini secara 2. Program nasional jangka panjang untuk perlahan-lahan sampai terjadi lagi gempa besar menggalakkan riset di bidang kebencanaan, yang mengangkat kembali daratan ini. untuk terus meng-update database potensi sumber bencana dan juga peta-peta kebencanaan Di lain sisi, penurunan tanah karena gempa di seperti yang tercantum dalam butir 1. wilayah pantai seperti di Desa Haloban dan Pulau 3. Melaksanakan pemantauan (sumber) bencana Bale di Kepulauan Banyak atau di wilayah Calang, alam yang berbasis pengetahuan kebencanaan Pantai Barat NAD, menyebabkan ekosistem yang yang memadai berdasarkan butir 1 dan 2. tadinya hidup di atas air menjadi tenggelam dan Pemantauan ini mencakup: jaringan seismometer mati. Wilayah pantai pun menjadi menyusut, dan dan GPS pemantau proses gempa bumi, jaringan sebagian wilayah permukiman yang terlalu dekat pemantau cuaca, jaringan sensor pemantau dengan muka laut menjadi tenggelam di bawah air, gunung api, jaringan sensor pemantau gerakan sehingga tidak bisa dihuni lagi. tanah, jaringan sensor pemantau banjir. Usaha ini seiring dengan penyelenggaraan Early Warning Infrastruktur Aman Bencana System (EWS) dan post-disaster rapid assesments. Perencanaan wilayah permukiman dan infras- truktur, seharusnya tidak hanya mempertimbangkan aspek yang berkaitan dengan kepentingan dan ak- tivitas manusia saja, tapi juga memahami bentang alam dan semua proses yang membentuknya. Tanpa Perencanaan wilayah permukim­ n a pemaham­ n dan pengetahuan yang cukup tentang a hal ini, maka akan sukar untuk mengembangkan dan infrastruktur, seharusnya tidak ling­ ungan hidup yang aman dari bencana alam. k hanya mempertimbangkan aspek Pada masa lalu mitigasi bencana alam hanya sebatas himbauan dan anjuran pemerintah, sehingga yang berkaitan dengan kepentingan kenyataan ini tidak pernah dilakukan dengan serius. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 dan aktivitas manusia saja, tapi Tahun 2007 yang dikeluarkan pada bulan April 2007 merupakan awal dari era baru dalam mitigasi juga memahami bentang alam dan bencana di Indonesia. Sekarang, mitigasi bencana bukan lagi sekadar anjuran dan himbauan, tapi sudah semua proses yang membentuknya. merupakan kewajiban untuk dilaksanakan. Satu falsafah dasar dalam mitigasi bencana alam, bahwa laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat, maka ancaman menjadi 4. Pendidikan untuk para pejabat pemerintahan dan semakin tinggi, karena akan semakin banyak manusia petugas pelaksana penanggulangan bencana dan menempati wilayah-wilayah rawan bencana, yang juga untuk masyarakat umum untuk membangun tadinya tidak atau sedikit dihuni atau dikembangkan. kesiapan masyarakat dan sarana-fasilitasnya Tujuan yang sangat penting dalam mengurangi dalam mengurangi efek bencana di masa datang dampak bencana alam adalah dengan memasukkan dan menyiapkan pelaksanaan kondisi darurat faktor bencana alam dalam perencanaan apabila bencana terjadi, usaha rehabilitasi, dan pembangunan dan perluasan wilayah. Disamping rekonstruksi. Perlu diingat bahwa hal ini akan itu, juga melakukan usaha-usaha untuk mengurangi sukar dilaksanakan apabila butir (1) dan (2) tidak kerawanan bencana bagi wilayah yang terlanjur ada dilaksanakan. di wilayah rawan bencana. 5. Membangun kesiapan manajemen dan infrastruktur apabila bencana terjadi, yaitu untuk Kesuksesan dalam usaha mitigasi bencana alam membantu pelaksanaan evakuasi, tindak tanggap nasional tergantung dari beberapa faktor: darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Usaha ini 1. Pengetahuan yang up to date tentang potensi meliputi misalnya: pelebaran atau pembuatan sumber bencana alam, baik pengetahuan dasar jalan-jalan untuk membantu evakuasi, membuat ataupun peta potensi bencana dan detil teknis bangunan khusus untuk tempat berlindung bagi yang efektif dan efisien untuk pelaksanaan masyarakat dari tsunami, menyiapkan sarana- mitigasinya. Misalnya data sumber gempa bumi fasilitas untuk membantu korban dalam situasi dan tsunami untuk setiap daerah, kemudian tanggap darurat, menyiapkan bahan makanan dituangkan dalam bentuk peta bahaya di tempat yang aman dan strategis untuk para goncangan, peta bahaya sesar aktif, peta bahaya korban, dll. 41
  • 42. 6. Melaksanakan rencana pembangunan dan rumah-rumah dan bangunan yang akan pengembangan wilayah (RTRW) yang aman dibangun harus memenuhi persyaratan tingkat bencana alam. Artinya, kita harus mengantisipasi ketahanan gempa tertentu sesuai dengan tingkat di mana saja daerah yang padat penduduk kerawanannya. Untuk populasi penduduk yang dan infrastruktur yang sudah terlanjur berada berada di wilayah inundasi tsunami, maka di daerah rawan bencana. Kemudian untuk harus direncanakan bagaimana penduduk bisa selanjutnya tidak lagi mengembangkan suatu menyelamatkan diri ketika tsunami datang. Hal daerah tanpa memperhitungkan risiko bencana ini bisa dilakukan, misalnya dengan membuat alam. rute dan tempat evakuasi yang sebaik-baiknya 7. Good governance dalam sistem manajemen atau membuat struktur bangunan untuk evakuasi penanggulangan bencana. di dekat permukiman apabila penduduk tidak akan sempat untuk keluar dari wilayah inundasi tsunami. 3. Memasukkan faktor kerawanan bencan alam Perlu digarisbawahi bahwa pada RTRW, sehingga dalam jangka panjang akan semakin sedikit permukiman serta bangunan- maraknya kegiatan mitigasi bangunan umum yang berada di lokasi rawan bencana alam. Dengan kata lain, dengan RTRW bencana di Kota Padang sekarang yang aman bencana, maka bencana alam yang terjadi di masa depan akan semakin sedikit ini adalah bukti kesuksesan hasil memakan korban, bukan sebaliknya. 4. Mempersiapkan post-disaster emergency riset kebencanaan yang langsung response dan recovery bagi wilayah yang berpotensi tinggi untuk terjadi bencana alam diterapkan untuk mendorong dalam kurun waktu dekat. 5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kesiapsiagaan masyarakat untuk pengetahuan kebencanaan untuk para pejabat, petugas, dan masyarakat umum. Sekarang sudah menghadapi bencana. saatnya juga untuk memasukkan pengetahuan tentang bencana alam ini dalam pendidikan formal SD, SMP, dan SMA. Perlu digarisbawahi bahwa maraknya kegiatan mitigasi bencana di Kota Padang sekarang ini adalah bukti kesuksesan hasil riset kebencanaan yang langsung diterapkan untuk mendorong Tips Mitigasi Bencana kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana. Lika-liku cerita perkembangan mitigasi di 1. Mempunyai peta dan informasi yang cukup Padang juga membukakan mata, bahwa tidaklah mengenai potensi bencana alam. Peta rawan mudah untuk menggerakkan masyarakat agar mau bencana yang bisa dipakai untuk input dalam bersiaga mengantisipasi bencana, walaupun di-back- pembuatan RT RW, kontingensi plan, menyiapkan up oleh data ilmiah yang kuat tentang tingginya masyarakat siap bencana dan lain-lain, harus ancaman bencana tersebut. Maka dapat dibayangkan mempunyai ketelitian atau skala yang cukup akan lebih sukar lagi dalam meyakinkan masyarakat besar. Untuk wilayah dengan populasi padat apabila potensi ancaman bencana alamnya saja maka skalanya harus 1:10.000 atau lebih besar belum teridentifikasi dan terukur dengan baik secara lagi. Peta ini harus mempunyai informasi yang ilmiah. Jadi, riset harus menjadi poros utama dari cukup detil tentang parameter-parameter sumber manajemen bencana alam, bukan sebagai embel- bencana dan analisis potensinya. embel. 2. Melakukan usaha-usaha untuk mengurangi rawan bencana bagi penduduk yang berada di Riset kajian potensi bencana alam tidak bisa wilayah rawan bencana. Hal ini bisa dilakukan dilakukan dalam tempo singkat, tapi harus dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis secara komprehensif, sistematis dan terintegrasi bencananya. Misalnya untuk bahaya gempa dalam road-map yang jelas. Sejalan dengan usaha bumi, maka Pemerintah dapat memberikan ini maka data base informasi potensi bencna alam bantuan untuk pelaksanaan teknis memberi dan semua peta-peta rawan dan risiko bencana alam tambahan struktur pada bangunan, supaya harus dikelola secara nasional dan di-update serta menjadi lebih tahan gempa. Kemudian untuk direvisi secara berjangka.■ 42 GEOMAGZ Desember 2011
  • 43. DAFTAR PUSTAKA Abercrombie, R.E., The June 2000, Mw7.9 Earthquake in South Prawirodirdjo, L., A geodetic study of Sumatra and the of Sumatra: Deformation in the India-Australia Plate, Journal of Indonesian region: Kinematics and crustal deformation from GPS Geophysical Research, 2002. and triangulation, University of California, San Diego, San Diego, Bock, Y., et al., Crustal motion in Indonesia from Global 2000. Positioning System measurements, Journal of Geophysical Research, Sieh, K., Danny H. Natawidjaja, A.J. Meltzne, C.C. Shen, B.W. 108, 2003. Suwargadi, J. Galetzka, Kue-Shu LiHai, Cheng, R.L. Edwards (2008), Briggs, R.W., K. Sieh, A.J. Meltzner, D.H. Natawidjaja, and e. al., Paleogeodetic Evidence for Earthquake Supercycles on the Sunda Deformation and slip along the Sunda megathrust in the great 2005 Megathrust, Mentawai , Science Volume 322 pp 1674-1678 Nias-Simeulue earthquake, Science, 311 (5769), 1897-1901, 2006. Konca, A.O., J-P Avouac, A. Sladen, A.J. Meltzner, K. Sieh, P. Fang, Chlieh, M., J.-P. Avouac, K.Sieh, and D.H.Natawidjaja, Z. Li, J. Galetzka, J. Genrich, Mohamed Chlieh, Danny H. Natawidjaja, Investigation of interseismic strain accumulation along the Sunda Yehuda Bock, Eric J. Fielding, Chen Ji & Don V. Helmberger (2008), megathrust, offshore Sumatra, Journal of Geophsical Research, Partial rupture of a locked patch of the Sumatra megathrust 2006. Sieh, K., and D. Natawidjaja, Neotectonics of the Sumatran du Puy, J., Een aantekeningen omtrent vuurbergen en fault, Indonesia, Journal of Geophysical Research, 105 (B12), aardbevingen op Sumatra, Tijdschrift voor Neerland’s Indie, 7, 1845. 28,295-28,326, 2000. du Puy, J., Een paar aantekeningen omtrent vuurbergen en Subarya, C., M. Chlieh, L. Prawirodirdjo, J.-P. Avouac, Y. Bock, aardbevingen op Sumatra, Tijdschrift voor Neerland’s Indie, 9, 1847. K. Sieh, A. Meltzner, D.H. Natawidjaja, and M. R, Plate-boundary Meltzner, A., K.Sieh, M.Abrams, D.C.Agnew, K.W.Hudnut, J.-P. deformation associated with the great Sumatra–Andaman Avouac, and D.H.Natawidjaja, Uplift and subsidence associated with earthquake, Science, 440, 46-51, 2006. the great Aceh-Andaman earthquake of 2004, J.Geophys. Res., 3 Wichmann, A., Die Edbeben des Indischen Archipels bis (B2), 10.1029, 2006. zum Jahre 1857, Verhandlingen der Koninklijke Akademie van Natawidjaja, D.H., Neotectonics of the Sumatran Fault and Wetenschappen te Amsterdam (Tweede Sectie), Amsterdam, 1918a. paleogeodesy of the Sumatran subduction zone,Ph.D Thesis, Wichmann, A., Die Edbeben des Indischen Archipels bis California Institute of Technology, 2003. zum Jahre 1857. Verhandlingen der Koninklijke Akademie van Natawidjaja, D.H., The Past, recent, and future giant earthquakes Wetenschappen te Amsterdam (Tweede Sectie). Deel XX. No. 4. of the Sumatran megathrust, in JASS05 Great Earthquakes in the Johannes Müller, Amsterdam. [In German.], 1918b. Plate Subduction, Nagoya University and the JSPS, Nagoya,Japan, 2005. Natawidjaja, D.H., K.Sieh, M.Chlieh, J.Galetzka, B.W.Suwargadi, H.Cheng, R.L. Edwards, J-P Avouac, and S.Ward, Source Parameters Penulis adalah peneliti di LabEarth, of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833 Puslit Geoteknologi – LIPI. inferred from coral microatolls, J.Geophys. Res., 111, 2006. Natawidjaja, D.H., K.Sieh, S.Ward, H.Cheng, R.L. Edwards, J.Galetzka, and B.W. Suwargadi, Paleogeodetic records of seismic Tulisan ini dimuat kembali dengan penyuntingan and aseismic subduction from central Sumatran microatolls, baru dari tulisan dan penulis yang sama yang telah Indonesia, J.Geophys. Res., 109(B4) (4306), 1-34, 2004. dimuat pada buku “Hidup di Atas Tiga Lempeng, Natawidjaja, D.H., H. Latief, W. Triyoso, and B.W. Suwargadi, Crustal Deformations, Earthquake and Tsunami Hazards of the Gunung Api dan Bencana Geologi“ (Abdurahman Sumatran Plate Margin, RUTI - Kantor Menristek, 2007. dan Priatna, 2011) Natawidjaja, D.H., and W. Triyoso, The Sumatran fault zone: from source to hazard, 1 (No.1), 21-47, 2007. Newcomb, K.R., and W.R. McCann, Seismic history and seismotectonics of the Sunda Arc, Journal of Geophysical Research, 92, 421-439, 1987. 43
  • 44. PULUH WEH, Gunung Api di Kilometer Nol Oleh: SR. Wittiri 44 GEOMAGZ Desember 2011