SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Télécharger pour lire hors ligne
Ulasan/Tinjauan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
(Review of Indonesian Economy 2013)
Tahun 2013 adalah tahun yang cukup krusial bagi bangsa Indonesia, karena
tahun ini adalah masa transisi menjelang Pemilu 2014 ditengah intaian krisis
ekonomi global yang terjadi di negara lain yang dampaknya sewaktu-waktu dapat
menerpa ekonomi Indonesia. Apalagi pada tahun yang ‘gaduh’ ini barangkali tidak
semua pihak fokus kepada tugasnya sebagai penggerak roda pemerintahan yang
dapat berimplikasi pada roda perekonomian Indonesia. Banyak petinggi negara yang
berasal dari partai politik juga harus berbagi konsentrasi ke partainya. Dalam konteks
ekonomi politik, setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah berkaitan dengan
ekonomi di tahun ini dapat berpengaruh terhadap tingkat keterpilihan partainya pada
pesta demokrasi tahun depan. Lalu, bagaimana kinerja perekonomian Indonesia di
tahun politik ini setidaknya hingga lima bulan pertama.
Tulisan ini memuat kinerja maupun data-data tentang perekonomian Indonesia
ditahun 2013 antara Januari hingga Mei yang dihimpun dari berbagai sumber. Data-
data yang dimasukkan disini meliputi variabel-variabel makroekonomi, seperti
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product), tingkat suku bunga (interest
rate), inflasi (inflation), tingkat pengangguran (unemployment rate), ekspor-impor
(export-import), dan investasi (investment). Dalam tulisan ini juga turut dimasukkan
data lain seperti nilai tukar Rupiah (exchange rate), cadangan devisa (foreign
exchange reserves), dan ringkasan APBN tahun 2013 (budget revenue and
expenditure).
Gambaran Singkat Perekonomian Indonesia Tahun 2013
1. PDB
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I-2013 mencapai
Rp.2.164,4 triliun jika dilihat berdasarkan harga berlaku atau Rp.671,3 triliun jika
dilihat berdasarkan harga konstan. Dari total nilai tersebut, sektor industri memiliki
kontribusi paling besar, yaitu 23,59%. Sedangkan sektor yang paling sedikit
1
kontribusinya adalah sektor listrik, air, dan gas dengan proporsi 0,83%. Sektor
pertanian memiliki kontribusi terbesar kedua dengan 15,04%.
Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2012,
Triwulan IV-2012, dan Triwulan I-2013 (persen)
No Lapangan Usaha
Triwulan
I-2012
Triwulan
IV-2012
Triwulan
I-2013
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan
15,20 12,29 15,04
2 Pertambangan dan Penggalian 12,67 11,18 11,44
3 Industri Pengolahan 23,65 24,58 23,59
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,77 0,82 0,83
5 Konstruksi 10,08 11,00 10,18
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,55 14,43 14,11
7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,58 6,91 6,80
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan
7,27 7,42 7,58
9 Jasa-jasa 10,23 11,37 10,43
Total 100 100 100
sumber : BPS
Bila dilihat dari jenis pengeluaran, maka konsumsi rumah tangga masih
merupakan kontributor utama dalam pembentukan PDB Indonesia pada triwulan I-
2013, yaitu sebesar 55,64%. Hal ini dapat menjadi suatu masalah bagi pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2013, terutama jika dikaitkan dengan rencana pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi di bulan Juni. Karena baik secara langsung
maupun tidak langsung hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan harga barang
dan jasa yang dampaknya dapat menurunkan daya beli masyarakat khususnya
masyarakat kurang mampu.
Sementara itu, kalau kita lihat peranan wilayah dalam pembentukan PDB,
maka pulau Jawa masih merupakan kontributor terbesar dalam PDB Indonesia, yaitu
57,79%, diikuti Sumatera 23,99%, Kalimantan 8,89%, Sulawesi 4,70%, Bali dan
2
Nusa Tenggara 2,49%, serta Maluku dan Papua 2,14%. Daerah-daerah dengan
kontribusi terbesar terhadap PDB nasional hingga triwulan I-2013 masih didominasi
oleh daerah yang ada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta 16,46%, Jawa Timur 14,98%,
Jawa Barat 13,88, dan Jawa Tengah 8,39%. Satu-satunya daerah di luar Jawa yang
mampu berada di 5 besar nasional adalah Riau dengan kontribusi 6,91%. Ada hal
yang perlu dicermati, yaitu masih adanya disparitas antara daerah di Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam hal kontribusi terhadap
ekonomi Indonesia. Kalau kita lihat dari peringkat kontribusi PDB Indonesia hanya
satu daerah KTI masuk dalam 10 besar nasional, yaitu Sulawesi Selatan. Penyebab
dari disparitas ini bisa macam-macam, mulai dari perhatian pemerintah yang terlalu
berfokus pada pembangunan di wilayah KBI sehingga sedikit mengabaikan
pembangunan di wilayah KTI, atau justru karena ketidakmampuan daerah-daerah itu
sendiri dalam mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayahnya. Dalam hal
ini pemerintah dapat memperkecil disparitas tersebut dengan berbagai cara,
diantaranya :
a. Mulai mengalihkan sebagian penggunaan APBN yang selama ini terfokus pada
wilayah KBI ke wilayah KTI, dengan tetap memperhatikan karakteristik dan
potensi wilayah KTI. Dalam hal ini, pembangunan berbagai infrastruktur
maritim seperti pelabuhan laut menjadi hal yang perlu dilakukan, karena dilihat
dari kondisinya sebagian besar wilayah ini adalah wilayah perairan.
b. Perlu adanya pemerataan dan realokasi SDM yang ada sehingga wilayah-
wilayah di KTI pun dapat mendapat manfaat yang sama dengan adanya SDM
di Indonesia. Selama ini masih terdapat kesenjangan antara jumlah SDM di
wilayah Barat dan Timur Indonesia, sebagai contoh untuk SDM di bidang
kesehatan, hampir 80% berada di wilayah KBI (data Kementerian Kesehatan
RI). Namun hal ini bukan tanpa alasan, topografi yang sulit ditambah dengan
prasarana dan sarana yang kurang mendukung jelas menimbulkan pelayanan
kesehatan di wilayah Timur menjadi tidak maksimal. Kenapa hal ini dapat
berpengaruh terhadap PDB/PDRB ? Karena bagaimana mungkin seseorang
bisa bekerja dengan baik kalau kondisi tubuhnya dalam keadaan kurang fit.
Meskipun dipaksakan untuk bekerja mungkin hasilnya kurang baik atau
3
produktivitasnya menurun. Produktivitas berhubungan dengan pengukuran
nilai PDB/PDRB.
2. Inflasi
Inflasi IHK year-on-year 2013 hingga bulan Mei mencapai 5,47%. Hal ini
berdasarkan data BPS yang melakukan survei pada 66 kota di Indonesia. Bila melihat
tingkat inflasi yang sudah ‘hampir’ lebih tinggi dibanding target inflasi oleh Bank
Indonesia, yaitu 4,5% (±1%) dan periode yang sama tahun lalu, maka pemerintah
perlu berhati-hati dalam mengeluarkan setiap kebijakannya, sebab jika pemerintah
kurang hati-hati dapat mengakibatkan inflasi tahun ini lebih tinggi dibanding tahun
lalu dan dampaknya dapat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,
apalagi jika dikaitkan dengan rencana kenaikan harga BBM nanti, apalagi waktu
kenaikan harga BBM berdekatan dengan bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri,
dimana biasanya harga-harga sejumlah barang mulai merangkak naik. Dalam hal ini
pemerintah perlu melakukan sebuah upaya pengendalian harga agar tidak terjadi
kenaikan harga yang berlebihan pasca diumumkannya kenaikan harga BBM.
Tabel 2. Tingkat Inflasi Nasional Berdasarkan Bulan ke Bulan, Kalender,
dan Year on Year Tahun 2013
Bulan
Tingkat Inflasi Nasional
(bulan ke bulan)
Tingkat Inflasi
Nasional (kalender)
Tingkat Inflasi Nasional
(year on year)
2012 2013 2012 2013 2012 : 2011 2013 : 2012
Januari 0,76 1,03 0,76 1,03 3,65 4,57
Februari 0,05 0,75 0,81 1,79 3,56 5,31
Maret 0,07 0,63 0,88 2,43 3,97 5,90
April 0,21 -0,10 1,09 2,32 4,50 5,57
Mei 0,07 -0,03 1,15 2,30 4,45 5,47
Juni ? ? ? ? ? ?
Sumber : Laporan Bulanan Sosial Ekonomi BPS Edisi 37, Juni 2013
4
Kalau kita lihat tabel diatas maka dapat dilihat bahwa inflasi tertinggi terjadi
pada bulan Maret 2013, dimana saat itu terjadi suatu fenomena luar biasa dengan
naiknya sejumlah komoditas bahan makanan. Beberapa faktor yang memicu
terjadinya inflasi yang relatif lebih tinggi dibanding tahun lalu ini diantaranya :
1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Sudah terjadi dua kali kenaikan TDL
tahun ini pertama Januari dan kemudian April). Jika melihat peranan kelompok
pengeluaran untuk listrik, air, gas, dan bahan bakar dalam menyebabkan inflasi
sebenarnya secara langsung tidak terlalu besar dibanding kelompok
pengeluaran lain. Tapi, kenaikan tarif listrik tentu memiliki pengaruh terhadap
biaya produksi barang dan jasa, seperti pakaian, makanan jadi, minuman, dan
lain-lain.
2. Pemicu lain dari tingginya inflasi tahun ini dibanding tahun lalu adalah
kenaikan harga sejumlah bahan makanan seperti bawang merah, bawang putih,
dan cabai merah. Bahan makanan tersebut termasuk yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat untuk berbagai jenis masakan dan keperluan,
misalnya sebagai bahan untuk memasak rendang di rumah makan masakan
Padang, sehingga berpengaruh terhadap harga jual makanan yang
menggunakan bahan makanan tadi. Kenaikan harga ini dapat disebabkan
banyak hal, misalnya arus distribusi yang kurang lancar, kurangnya pasokan
yang disebabkan gagal panen, atau justru karena adanya (dugaan) permainan
sejumlah pihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi seperti
ini (kartel).
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI Rate) sejak
Januari hingga Mei 2013 secara konsisten berada di angka 5,75%. Suku bunga ini
dianggap masih relevan dengan target inflasi 4,5% (±1%) di tahun 2013.
5
Tabel 3. BI Rate 20 Bulan Terakhir
(berdasarkan Rapat Dewan Gubernur)
Periode
Suku Bunga
(BI Rate)
Periode
Suku Bunga
(BI Rate)
14 Mei 2013 5,75% 12 Juli 2012 5,75%
11 April 2013 5,75% 12 Juni 2012 5,75%
7 Maret 2013 5,75% 10 Mei 2012 5,75%
12 Februari 2013 5,75% 12 April 2012 5,75%
10 Januari 2013 5,75% 8 Maret 2012 5,75%
11 Desember 2012 5,75% 9 Februari 2012 5,75%
8 November 2012 5,75% 12 Januari 2012 6,00%
11 Oktober 2012 5,75% 8 Desember 2011 6,00%
13 September 2012 5,75% 10 November 2011 6,00%
9 Agustus 2012 5,75% 11 Oktober 2011 6,00%
sumber : www.bi.go.id
4. Tingkat Pengangguran
Berdasarkan data Laporan Bulanan Sosial Ekonomi BPS Edisi 37 Bulan Juni
2013, tingkat pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2013 adalah 5,92%.
Bila dibandingkan data pada bulan yang sama tahun sebelumnya, ada peningkatan
sebanyak 1,2 juta orang yang bekerja. Meskipun begitu kita harus tetap berhati-hati
dalam menyikapi data ini, karena data ini adalah hasil survei yang kebenarannya
masih patut dipertanyakan. Apa benar tingkat pengangguran di Indonesia tinggal
5,92%, atau justru ada pengangguran terselubung yang bekerja dibawah standar jam
kerja. Lalu, apakah mereka yang sudah bekerja memiliki produktivitas maksimal
dengan pendapatan yang optimal, jika hal ini tidak disikapi secara bijak dapat
menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia dimasa mendatang.
6
Tabel 4. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Jenis Kegiatan, 2012-2013 (juta orang)
Jenis Kegiatan Februari 2012 Februari 2013 Perubahan
1. Angkatan Kerja 120,41 121,19 0,78
- Bekerja 112,8 114,02 1,22
- Penganggur 7,61 7,17 (0,44)
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 69,66 69,21 (0,45)
3. Tingkat Pengangguran Terbuka 6,32 5,92 (0,40)
4. Pekerja tidak penuh 35,55 35,71 0,16
- Setengah penganggur 14,87 13,56 (1,31)
- Paruh waktu 20,68 22,15 1,47
- Bekerja dibawah 15 jam per minggu 6,86 7,04 0,18
Sumber : BPS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Februari 2013 angkatan kerja
(labor force) di Indonesia sebanyak 121,19 juta orang meningkat sekitar 780 ribu
orang dibanding Februari 2012 yang berjumlah 120,41 juta orang. Dari jumlah
angkatan kerja tersebut, yang bekerja pada Februari 2013 adalah 114,02 juta orang,
jika dibandingkan satu tahun sebelumnya maka terdapat penambahan sebanyak 1,22
juta orang yang bekerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurun dari
69,21% dibanding Februari 2012 yang mencapai 69,66%. Idealnya, seiring dengan
menurunnya tingkat pengangguran dapat diikuti dengan peningkatan TPAK, karena
dapat menunjukkan keterlibatan masyarakat (angkatan kerja) yang lebih banyak
dalam aktivitas perekonomian. Kalau TPAK meningkat maka secara otomatis tingkat
pengangguran dapat turun karena jumlah penduduk yang bekerja semakin banyak.
Kalau kita lihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh sebagian besar
angkatan kerja, maka lebih dari 47,90% berpendidikan SD ke bawah, hanya 9,79%
yang pernah mengenyam pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana atau Pascasarjana). Ini
dapat berarti sinyalemen berbahaya bagi perkembangan ekonomi Indonesia ke depan
jika tidak dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan
7
keterampilan tenaga kerja yang telah dan atau akan bekerja, karena dapat
mengurangi daya saing Indonesia di tingkat global. Sementara itu cukup banyak
negara yang sudah beralih dari pendekatan labor intensive kepada skill intensive
industries (industri yang berbasis pada keterampilan tenaga kerjanya dalam
berinovasi dan meningkatkan nilai tambah suatu produk).
Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Tingkat Pendidikan, 2012-2013 (juta orang)
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
Februari
2012
Februari
2013
Perubahan
SD ke bawah 55,51 54,62 (0,89)
SMP 20,29 20,29 -
SMA 17,2 17,77 0,57
SMK 9,43 10,18 0,75
Diploma 3,12 3,22 0,10
Sarjana dan diatasnya 7,25 7,94 0,69
Total 112,8 114,02 1,22
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan
dan latihan (education and training) secara kontinu terhadap tenaga kerja yang telah
ada dan calon tenaga kerja yang akan memasuki dunia kerja agar dapat berinovasi
untuk meningkatkan produktivitasnya sekaligus nilai tambah dan kualitas dari
produk yang dihasilkan.
4. Ekspor-Impor
Hingga bulan April 2013 total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 60,07
miliar, sedangkan nilai impor US$61,88 miliar dengan net ekspor sebesar minus
US$1,81 miliar, atau turun US$2,01 miliar dibanding periode yang sama tahun 2012.
8
Sumber : BPS
Jika dilihat dari volumenya, maka jumlah volume ekspor Indonesia hingga
bulan Februari 2013 mencapai 109,52 juta ton, sedangkan volume impor 22,83 juta
ton. Hanya dengan menggunakan data 2 bulan pertama di tahun 2013 maka dapat
dilihat adanya kesenjangan antara jumlah volume dan nilai ekspor terhadap volume
dan nilai impor, dengan jumlah volume impor yang jauh lebih sedikit justru devisa
yang dikeluarkan jumlahnya lebih banyak. Hal ini tentu mengundang pertanyaan,
kenapa bisa begitu, seharusnya dengan volume ekspor yang jauh lebih besar nilainya
pun bisa jauh diatas nilai impor. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan
dengan melihat komoditas yang diekspor maupun diimpor. Ternyata sebagian besar
komoditas ekspor Indonesia hingga tahun 2013 ini masih berupa barang mentah (raw
material) atau barang setengah jadi (semi-finished goods) yang bernilai tambah
(value added) rendah seperti CPO dan karet olahan, sedangkan komoditas yang
diimpor sebagian besar berupa bahan penolong (auxiliary goods) seperti mesin-
mesin atau besi dan baja yang nilai tambahnya lebih tinggi. Jadi dapat dipahami
kenapa dengan volume yang lebih sedikit, justru nilai impor lebih besar. Apakah
kondisi ini bagus ? Tentu saja tidak, karena dalam jangka panjang akan terjadi
9
pemborosan sumber daya yang tidak perlu. Maka perlu dilakukan sebuah upaya
peningkatan nilai tambah dari komoditas yang selama ini diekspor melalui sebuah
proses industrialisasi (industrialization process) dan inovasi (innovation). Tapi
masalahnya hal ini mungkin sulit dilakukan karena faktor sumber daya manusia, jika
dikaitkan dengan data di bagian sebelumnya, diketahui bahwa sebagian besar tenaga
kerja di Indonesia, termasuk di sektor industri memiliki pendidikan dan keterampilan
rendah (low education and low skill) yang berpengaruh pada kemampuan inovasi dan
produktivitasnya. Menjadi tugas pemerintah dan kita bersama untuk berupaya
meningkatkan keterampilan dan kompetensi (skill and competence)
5. Investasi
Total investasi di Indonesia hingga Triwulan I Tahun 2013 dibandingkan
Triwulan I tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan. Triwulan I-2012 total
investasi sebesar Rp.71,2 triliun dengan rincian PMDN Rp.19,7 triliun dan PMA
Rp.51,5 triliun. Sedangkan pada Triwulan I-2013 total investasi mencapai Rp.93,0
triliun, dengan rincian PMDN Rp.27,5 triliun dan PMA Rp.65,5 triliun. Hingga
Triwulan I-2013 tingkat investasi yang direalisasikan dibanding target investasi
tahun 2013 mencapai 23,83%, dengan rincian capaian PMDN 23,36%, dan PMA
24,03%.
Tabel 6. Realisasi Investasi di Indonesia Menurut Jenis Triwulan I-2013
(triliun Rupiah)
Jenis
Investasi
Triwulan I 2012 Triwulan I 2013 Target 2013 Capaian 2013
PMDN 19,7 27,5 117,7 23,36%
PMA 51,5 65,5 272,6 24,03%
Total 71,2 93,0 390,3 23,83%
Sumber : BKPM
Sebagian besar total investasi di Indonesia masih terpusat di Koridor Ekonomi
(KE) Jawa dengan proporsi mencapai 52,3%. Kemudian diikuti KE Sumatera 15,2%,
KE Kalimantan 13,2%, KE Maluku dan Papua 9,1%, KE Sulawesi 7,9%, KE Bali
dan Nusa Tenggara 2,3%. Untuk investasi PMDN sebagian besar ada di KE Jawa,
10
diikuti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa
Tenggara. Sedangkan untuk investasi PMA terbesar masih berada di KE Jawa ,
diikuti Sumatera, Maluku dan Papua, Sulawesi, Kalimantan, serta Bali dan Nusa
Tenggara.
Tabel 7. Realisasi Investasi di Indonesia Menurut Koridor Ekonomi
Triwulan I-2013
Koridor Ekonomi
PMDN
(miliar Rupiah)
%
PMA
(juta dolar AS)
%
Jawa 13.506,3 49,12% 3.779,4 53,62%
Kalimantan 9.145,5 33,26% 338,3 4,80%
Sumatera 4.034,3 14,67% 1.084,3 15,38%
Sulawesi 622 2,26% 719,9 10,21%
Maluku dan Papua 139,3 0,51% 901,4 12,79%
Bali dan Nusa
Tenggara
50 0,18% 224,9 3,19%
Total 27.497,4 100,00% 7.048,2 100,00%
Sumber : BKPM
Jika dilihat dari nominalnya, maka Indonesia masih merupakan sebuah negara
yang diminati oleh investor untuk menanamkan modalnya. Namun, apakah investasi
tersebut memiliki dampak positif terhadap peningkatan dan perluasan kesempatan
kerja ? Tabel berikut dapat menjelaskan efektivitas peningkatan investasi terhadap
peningkatan dan perluasan penyerapan tenaga kerja di Indonesia hingga Triwulan I-
2013.
Tabel 8. Realisasi Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
11
di Indonesia Triwulan I-2013 (orang)
Jenis Investasi Triwulan I-2012 Triwulan I-2013
PMDN 107.674 148.521
PMA 250.711 213.403
Total 358.385 361.294
Dari tabel diatas terlihat bahwa ada peningkatan jumlah tenaga kerja yang
dapat diserap melalui total investasi, meskipun tidak terlalu signifikan. Jika dilihat
dari jenis investasinya, penyerapan tenaga kerja di investasi PMDN pada Triwulan I-
2013 meningkat dibanding Triwulan I-2012, yaitu dari 107.674 orang menjadi
148.521 orang. Sedangkan pada investasi PMA justru terdapat penurunan dibanding
Triwulan I-2012 yaitu dari 250.711 orang menjadi 213.403 orang. Dari data ini
muncul pertanyaan lain, kenapa hal tersebut bisa terjadi ? Hal ini mengindikasikan
bahwa PMA yang direalisasikan di Indonesia lebih cenderung pada investasi
portofolio (portofolio investment), investasi yang hanya terfokus pada jual beli saham
di bursa saham (stock exchange), atau justru karena investasi tersebut adalah
investasi pada bidang yang membutuhkan keahlian khusus dari tenaga kerjanya
(skilled labor intensive). Hipotesis ini mungkin benar kalau melihat sebagian besar
investasi PMA ada di sektor pertambangan yang untuk masuk ke dalamnya
membutuhkan kualifikasi pendidikan tertentu.
6. Cadangan Devisa (Foreign Exchange Reserves)
Cadangan devisa Indonesia terhitung tanggal 31 Mei 2013 mencapai
US$105,149 miliar. Dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN, Indonesia
berada di peringkat keempat setelah Singapura, Thailand,dan Malaysia.
Perkembangan cadangan devisa Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
12
sumber : www.bi.go.id
Berdasarkan grafik 2 di atas terlihat dengan jelas bahwa ada kecenderungan
bahwa cadangan Indonesia di tahun 2013 mengalami penurunan, jika dikaitkan
dengan ekspor-impor maka hal ini terjadi karena defisit neraca perdagangan yang
ditandai dengan lebih besarnya nilai impor dibanding nilai ekspor. Bila keadaan ini
terus berlanjut tentu akan membuat perekonomian Indonesia menjadi rentan. Untuk
itu perlu dilakukan upaya peningkatan cadangan devisa agar kondisi ekonomi
Indonesia menjadi lebih aman, dan lagi-lagi kunci dari peningkatan devisa ini adalah
meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor (value added increase).
7. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS hingga
bulan Juni 2013 cenderung mengalami depresiasi. Pada bulan Januari 2013, nilai
tukar Rupiah adalah Rp.9.680 per 1 dolar AS, namun terhitung tanggal 11 Juni 2013
nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp.9.821 per 1 dolar AS. Kondisi ini
patut diwaspadai karena sudah melebihi target nilai tukar Rupiah asumsi dasar makro
ekonomi Indonesia di tahun 2013 yaitu Rp.9.300 (Data Pokok APBN 2013), dengan
adanya depresiasi mata uang berarti para importir atau perusahaan yang
menggunakan komponen impor sebagai bahan baku dalam proses produksinya tentu
harus mengeluarkan uang lebih banyak dalam mata uang Rupiah untuk membeli
13
dolar yang digunakan untuk melakukan impor. Dampaknya adalah biaya produksi
akan meningkat, dan biasanya biaya produksi yang meningkat ini akan ditutupi oleh
perusahaan dengan menaikkan harga jual produknya. Hal ini dapat memicu
terjadinya inflasi.
sumber : www.bi.go.id
8. Kondisi Fiskal (APBN)
Tahun 2013 pos pendapatan pada APBN Indonesia sebesar Rp.1.529,67
triliun sedangkan pos belanja sebesar Rp.1.683,01 triliun atau mengalami defisit
sebesar Rp.153,34 triliun. Kondisi seperti ini membuat APBN Indonesia kurang
aman. Untuk itu perlu dilakukan beberapa upaya untuk menyelamatkan APBN
tersebut, salah satunya dengan cara melakukan penyesuaian terhadap sejumlah pos-
pos pengeluaran (belanja), mengurangi belanja yang kurang perlu, mengefisienkan
anggaran pada hal-hal yang benar-benar urgen. Kondisi APBN yang kurang aman ini
tak hanya dipantau oleh lembaga dalam negeri, dalam laporan IMF bulan April 2013,
Indonesia ditandai dengan warna kuning, artinya kerentanan fiskal Indonesia ada di
kategori menengah/sedang. Jika tidak hati-hati maka bisa saja Indonesia masuk ke
zona merah dimana kerentanan fiskal tinggi.
14
Demikian sekilas mengenai perekonomian Indonesia hingga bulan Mei tahun 2013
yang dituangkan dalam tulisan yang singkat ini. Semoga saja di tahun ‘kasak-kusuk’
ini seluruh elemen bangsa baik yang berada di pemerintahan ataupun luar
pemerintahan dapat bekerja dengan optimal agar kinerja perekonomian Indonesia ke
depannya dapat lebih baik dan tentu saja lebih memperhatikan aspek keadilan dan
keberlanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
15

Contenu connexe

Tendances

Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmAzzamKhalidy
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012bwfitri
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroBayu Setiarbi
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Bambang Muliyadi
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiPurnama Sari Hasan
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1Roma Imoet
 
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)mekon
 
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Lestari Moerdijat
 
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdf
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdfadmin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdf
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdfdewirismacahyani11
 
Ppt iero desember 2013
Ppt iero desember 2013Ppt iero desember 2013
Ppt iero desember 2013Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Rosa Kristiadi
 
Transformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di IndonesiaTransformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di Indonesiajahenfr
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaBambang Muliyadi
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar IIfafa_zulfa
 

Tendances (18)

Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1
 
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
 
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
 
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdf
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdfadmin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdf
admin,+volume-20.2-halaman-149-167.pdf
 
Ppt iero desember 2013
Ppt iero desember 2013Ppt iero desember 2013
Ppt iero desember 2013
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Tahun II/Juni 2013
 
Transformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di IndonesiaTransformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di Indonesia
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar II
 
Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018 Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018
 

En vedette

Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013
Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013
Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013yogi prasetya
 
Penelitian terdahulu
Penelitian terdahuluPenelitian terdahulu
Penelitian terdahuluRatzman III
 
Perkembangan ekspor indonesia
Perkembangan ekspor indonesiaPerkembangan ekspor indonesia
Perkembangan ekspor indonesiaNaura Farihatu
 
kependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaankependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaanIka Kustikasari
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...Ahmad Irfansyah
 
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...Rahayu Susanti
 
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Kartika Dwi Rachmawati
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Muhammad Ramlan
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptMasruroh 07
 

En vedette (15)

Listrik , gas , dan dana industri
Listrik , gas , dan dana industriListrik , gas , dan dana industri
Listrik , gas , dan dana industri
 
Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013
Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013
Penjualan Smartphone Di Indonesia Pada Kuartal 4 Tahun 2013
 
Penelitian terdahulu
Penelitian terdahuluPenelitian terdahulu
Penelitian terdahulu
 
54831671 skripsi-peh-1
54831671 skripsi-peh-154831671 skripsi-peh-1
54831671 skripsi-peh-1
 
Perkembangan ekspor indonesia
Perkembangan ekspor indonesiaPerkembangan ekspor indonesia
Perkembangan ekspor indonesia
 
kependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaankependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaan
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
 
Matrik savi
Matrik saviMatrik savi
Matrik savi
 
Matrik penelitian kuantitatif
Matrik penelitian kuantitatifMatrik penelitian kuantitatif
Matrik penelitian kuantitatif
 
Tesis agussalim
Tesis agussalimTesis agussalim
Tesis agussalim
 
Makalah kapulaga
Makalah kapulagaMakalah kapulaga
Makalah kapulaga
 
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
 
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman ppt
 

Similaire à Ekonomi Indonesia 2013

KELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptxKELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptxMNMMahmuddin
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Rosa Kristiadi
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Rosa Kristiadi
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxMustani98
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionTri Cahyono
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Andi Alimuddin Rauf
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Rosa Kristiadi
 
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019Dameuli Silalahi
 
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitPaparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitKurniawan Saputra
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Rosa Kristiadi
 
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppt
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.pptPAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppt
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppthidayat129353
 
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Oswar Mungkasa
 
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi InflasiKenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasinovitadeva
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraRo Ny
 
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalBank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalYudy Yunardy
 

Similaire à Ekonomi Indonesia 2013 (20)

Ppt iero juni 2013
Ppt iero juni 2013Ppt iero juni 2013
Ppt iero juni 2013
 
KELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptxKELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptx
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
 
perindo kel 6-1.pptx
perindo kel 6-1.pptxperindo kel 6-1.pptx
perindo kel 6-1.pptx
 
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019
Laporan perekonomian provinsi sumatera utara mei 2019
 
Kuliah umum bkf
Kuliah umum bkfKuliah umum bkf
Kuliah umum bkf
 
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitPaparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
 
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppt
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.pptPAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppt
PAPARAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2017 - FKP 2016.ppt
 
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012 - 2013. Memperkuat Perekono...
 
Jurnal kemiskinan 4
Jurnal kemiskinan 4Jurnal kemiskinan 4
Jurnal kemiskinan 4
 
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi InflasiKenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negara
 
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
 
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalBank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
 

Dernier

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Dernier (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Ekonomi Indonesia 2013

  • 1. Ulasan/Tinjauan Ekonomi Indonesia Tahun 2013 (Review of Indonesian Economy 2013) Tahun 2013 adalah tahun yang cukup krusial bagi bangsa Indonesia, karena tahun ini adalah masa transisi menjelang Pemilu 2014 ditengah intaian krisis ekonomi global yang terjadi di negara lain yang dampaknya sewaktu-waktu dapat menerpa ekonomi Indonesia. Apalagi pada tahun yang ‘gaduh’ ini barangkali tidak semua pihak fokus kepada tugasnya sebagai penggerak roda pemerintahan yang dapat berimplikasi pada roda perekonomian Indonesia. Banyak petinggi negara yang berasal dari partai politik juga harus berbagi konsentrasi ke partainya. Dalam konteks ekonomi politik, setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah berkaitan dengan ekonomi di tahun ini dapat berpengaruh terhadap tingkat keterpilihan partainya pada pesta demokrasi tahun depan. Lalu, bagaimana kinerja perekonomian Indonesia di tahun politik ini setidaknya hingga lima bulan pertama. Tulisan ini memuat kinerja maupun data-data tentang perekonomian Indonesia ditahun 2013 antara Januari hingga Mei yang dihimpun dari berbagai sumber. Data- data yang dimasukkan disini meliputi variabel-variabel makroekonomi, seperti Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product), tingkat suku bunga (interest rate), inflasi (inflation), tingkat pengangguran (unemployment rate), ekspor-impor (export-import), dan investasi (investment). Dalam tulisan ini juga turut dimasukkan data lain seperti nilai tukar Rupiah (exchange rate), cadangan devisa (foreign exchange reserves), dan ringkasan APBN tahun 2013 (budget revenue and expenditure). Gambaran Singkat Perekonomian Indonesia Tahun 2013 1. PDB Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I-2013 mencapai Rp.2.164,4 triliun jika dilihat berdasarkan harga berlaku atau Rp.671,3 triliun jika dilihat berdasarkan harga konstan. Dari total nilai tersebut, sektor industri memiliki kontribusi paling besar, yaitu 23,59%. Sedangkan sektor yang paling sedikit 1
  • 2. kontribusinya adalah sektor listrik, air, dan gas dengan proporsi 0,83%. Sektor pertanian memiliki kontribusi terbesar kedua dengan 15,04%. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2012, Triwulan IV-2012, dan Triwulan I-2013 (persen) No Lapangan Usaha Triwulan I-2012 Triwulan IV-2012 Triwulan I-2013 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 15,20 12,29 15,04 2 Pertambangan dan Penggalian 12,67 11,18 11,44 3 Industri Pengolahan 23,65 24,58 23,59 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,77 0,82 0,83 5 Konstruksi 10,08 11,00 10,18 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,55 14,43 14,11 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,58 6,91 6,80 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,27 7,42 7,58 9 Jasa-jasa 10,23 11,37 10,43 Total 100 100 100 sumber : BPS Bila dilihat dari jenis pengeluaran, maka konsumsi rumah tangga masih merupakan kontributor utama dalam pembentukan PDB Indonesia pada triwulan I- 2013, yaitu sebesar 55,64%. Hal ini dapat menjadi suatu masalah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013, terutama jika dikaitkan dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi di bulan Juni. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan harga barang dan jasa yang dampaknya dapat menurunkan daya beli masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu. Sementara itu, kalau kita lihat peranan wilayah dalam pembentukan PDB, maka pulau Jawa masih merupakan kontributor terbesar dalam PDB Indonesia, yaitu 57,79%, diikuti Sumatera 23,99%, Kalimantan 8,89%, Sulawesi 4,70%, Bali dan 2
  • 3. Nusa Tenggara 2,49%, serta Maluku dan Papua 2,14%. Daerah-daerah dengan kontribusi terbesar terhadap PDB nasional hingga triwulan I-2013 masih didominasi oleh daerah yang ada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta 16,46%, Jawa Timur 14,98%, Jawa Barat 13,88, dan Jawa Tengah 8,39%. Satu-satunya daerah di luar Jawa yang mampu berada di 5 besar nasional adalah Riau dengan kontribusi 6,91%. Ada hal yang perlu dicermati, yaitu masih adanya disparitas antara daerah di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam hal kontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Kalau kita lihat dari peringkat kontribusi PDB Indonesia hanya satu daerah KTI masuk dalam 10 besar nasional, yaitu Sulawesi Selatan. Penyebab dari disparitas ini bisa macam-macam, mulai dari perhatian pemerintah yang terlalu berfokus pada pembangunan di wilayah KBI sehingga sedikit mengabaikan pembangunan di wilayah KTI, atau justru karena ketidakmampuan daerah-daerah itu sendiri dalam mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayahnya. Dalam hal ini pemerintah dapat memperkecil disparitas tersebut dengan berbagai cara, diantaranya : a. Mulai mengalihkan sebagian penggunaan APBN yang selama ini terfokus pada wilayah KBI ke wilayah KTI, dengan tetap memperhatikan karakteristik dan potensi wilayah KTI. Dalam hal ini, pembangunan berbagai infrastruktur maritim seperti pelabuhan laut menjadi hal yang perlu dilakukan, karena dilihat dari kondisinya sebagian besar wilayah ini adalah wilayah perairan. b. Perlu adanya pemerataan dan realokasi SDM yang ada sehingga wilayah- wilayah di KTI pun dapat mendapat manfaat yang sama dengan adanya SDM di Indonesia. Selama ini masih terdapat kesenjangan antara jumlah SDM di wilayah Barat dan Timur Indonesia, sebagai contoh untuk SDM di bidang kesehatan, hampir 80% berada di wilayah KBI (data Kementerian Kesehatan RI). Namun hal ini bukan tanpa alasan, topografi yang sulit ditambah dengan prasarana dan sarana yang kurang mendukung jelas menimbulkan pelayanan kesehatan di wilayah Timur menjadi tidak maksimal. Kenapa hal ini dapat berpengaruh terhadap PDB/PDRB ? Karena bagaimana mungkin seseorang bisa bekerja dengan baik kalau kondisi tubuhnya dalam keadaan kurang fit. Meskipun dipaksakan untuk bekerja mungkin hasilnya kurang baik atau 3
  • 4. produktivitasnya menurun. Produktivitas berhubungan dengan pengukuran nilai PDB/PDRB. 2. Inflasi Inflasi IHK year-on-year 2013 hingga bulan Mei mencapai 5,47%. Hal ini berdasarkan data BPS yang melakukan survei pada 66 kota di Indonesia. Bila melihat tingkat inflasi yang sudah ‘hampir’ lebih tinggi dibanding target inflasi oleh Bank Indonesia, yaitu 4,5% (±1%) dan periode yang sama tahun lalu, maka pemerintah perlu berhati-hati dalam mengeluarkan setiap kebijakannya, sebab jika pemerintah kurang hati-hati dapat mengakibatkan inflasi tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu dan dampaknya dapat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, apalagi jika dikaitkan dengan rencana kenaikan harga BBM nanti, apalagi waktu kenaikan harga BBM berdekatan dengan bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, dimana biasanya harga-harga sejumlah barang mulai merangkak naik. Dalam hal ini pemerintah perlu melakukan sebuah upaya pengendalian harga agar tidak terjadi kenaikan harga yang berlebihan pasca diumumkannya kenaikan harga BBM. Tabel 2. Tingkat Inflasi Nasional Berdasarkan Bulan ke Bulan, Kalender, dan Year on Year Tahun 2013 Bulan Tingkat Inflasi Nasional (bulan ke bulan) Tingkat Inflasi Nasional (kalender) Tingkat Inflasi Nasional (year on year) 2012 2013 2012 2013 2012 : 2011 2013 : 2012 Januari 0,76 1,03 0,76 1,03 3,65 4,57 Februari 0,05 0,75 0,81 1,79 3,56 5,31 Maret 0,07 0,63 0,88 2,43 3,97 5,90 April 0,21 -0,10 1,09 2,32 4,50 5,57 Mei 0,07 -0,03 1,15 2,30 4,45 5,47 Juni ? ? ? ? ? ? Sumber : Laporan Bulanan Sosial Ekonomi BPS Edisi 37, Juni 2013 4
  • 5. Kalau kita lihat tabel diatas maka dapat dilihat bahwa inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2013, dimana saat itu terjadi suatu fenomena luar biasa dengan naiknya sejumlah komoditas bahan makanan. Beberapa faktor yang memicu terjadinya inflasi yang relatif lebih tinggi dibanding tahun lalu ini diantaranya : 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Sudah terjadi dua kali kenaikan TDL tahun ini pertama Januari dan kemudian April). Jika melihat peranan kelompok pengeluaran untuk listrik, air, gas, dan bahan bakar dalam menyebabkan inflasi sebenarnya secara langsung tidak terlalu besar dibanding kelompok pengeluaran lain. Tapi, kenaikan tarif listrik tentu memiliki pengaruh terhadap biaya produksi barang dan jasa, seperti pakaian, makanan jadi, minuman, dan lain-lain. 2. Pemicu lain dari tingginya inflasi tahun ini dibanding tahun lalu adalah kenaikan harga sejumlah bahan makanan seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai merah. Bahan makanan tersebut termasuk yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai jenis masakan dan keperluan, misalnya sebagai bahan untuk memasak rendang di rumah makan masakan Padang, sehingga berpengaruh terhadap harga jual makanan yang menggunakan bahan makanan tadi. Kenaikan harga ini dapat disebabkan banyak hal, misalnya arus distribusi yang kurang lancar, kurangnya pasokan yang disebabkan gagal panen, atau justru karena adanya (dugaan) permainan sejumlah pihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi seperti ini (kartel). 3. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI Rate) sejak Januari hingga Mei 2013 secara konsisten berada di angka 5,75%. Suku bunga ini dianggap masih relevan dengan target inflasi 4,5% (±1%) di tahun 2013. 5
  • 6. Tabel 3. BI Rate 20 Bulan Terakhir (berdasarkan Rapat Dewan Gubernur) Periode Suku Bunga (BI Rate) Periode Suku Bunga (BI Rate) 14 Mei 2013 5,75% 12 Juli 2012 5,75% 11 April 2013 5,75% 12 Juni 2012 5,75% 7 Maret 2013 5,75% 10 Mei 2012 5,75% 12 Februari 2013 5,75% 12 April 2012 5,75% 10 Januari 2013 5,75% 8 Maret 2012 5,75% 11 Desember 2012 5,75% 9 Februari 2012 5,75% 8 November 2012 5,75% 12 Januari 2012 6,00% 11 Oktober 2012 5,75% 8 Desember 2011 6,00% 13 September 2012 5,75% 10 November 2011 6,00% 9 Agustus 2012 5,75% 11 Oktober 2011 6,00% sumber : www.bi.go.id 4. Tingkat Pengangguran Berdasarkan data Laporan Bulanan Sosial Ekonomi BPS Edisi 37 Bulan Juni 2013, tingkat pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2013 adalah 5,92%. Bila dibandingkan data pada bulan yang sama tahun sebelumnya, ada peningkatan sebanyak 1,2 juta orang yang bekerja. Meskipun begitu kita harus tetap berhati-hati dalam menyikapi data ini, karena data ini adalah hasil survei yang kebenarannya masih patut dipertanyakan. Apa benar tingkat pengangguran di Indonesia tinggal 5,92%, atau justru ada pengangguran terselubung yang bekerja dibawah standar jam kerja. Lalu, apakah mereka yang sudah bekerja memiliki produktivitas maksimal dengan pendapatan yang optimal, jika hal ini tidak disikapi secara bijak dapat menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia dimasa mendatang. 6
  • 7. Tabel 4. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2012-2013 (juta orang) Jenis Kegiatan Februari 2012 Februari 2013 Perubahan 1. Angkatan Kerja 120,41 121,19 0,78 - Bekerja 112,8 114,02 1,22 - Penganggur 7,61 7,17 (0,44) 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 69,66 69,21 (0,45) 3. Tingkat Pengangguran Terbuka 6,32 5,92 (0,40) 4. Pekerja tidak penuh 35,55 35,71 0,16 - Setengah penganggur 14,87 13,56 (1,31) - Paruh waktu 20,68 22,15 1,47 - Bekerja dibawah 15 jam per minggu 6,86 7,04 0,18 Sumber : BPS Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Februari 2013 angkatan kerja (labor force) di Indonesia sebanyak 121,19 juta orang meningkat sekitar 780 ribu orang dibanding Februari 2012 yang berjumlah 120,41 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, yang bekerja pada Februari 2013 adalah 114,02 juta orang, jika dibandingkan satu tahun sebelumnya maka terdapat penambahan sebanyak 1,22 juta orang yang bekerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurun dari 69,21% dibanding Februari 2012 yang mencapai 69,66%. Idealnya, seiring dengan menurunnya tingkat pengangguran dapat diikuti dengan peningkatan TPAK, karena dapat menunjukkan keterlibatan masyarakat (angkatan kerja) yang lebih banyak dalam aktivitas perekonomian. Kalau TPAK meningkat maka secara otomatis tingkat pengangguran dapat turun karena jumlah penduduk yang bekerja semakin banyak. Kalau kita lihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh sebagian besar angkatan kerja, maka lebih dari 47,90% berpendidikan SD ke bawah, hanya 9,79% yang pernah mengenyam pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana atau Pascasarjana). Ini dapat berarti sinyalemen berbahaya bagi perkembangan ekonomi Indonesia ke depan jika tidak dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan 7
  • 8. keterampilan tenaga kerja yang telah dan atau akan bekerja, karena dapat mengurangi daya saing Indonesia di tingkat global. Sementara itu cukup banyak negara yang sudah beralih dari pendekatan labor intensive kepada skill intensive industries (industri yang berbasis pada keterampilan tenaga kerjanya dalam berinovasi dan meningkatkan nilai tambah suatu produk). Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan, 2012-2013 (juta orang) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2012 Februari 2013 Perubahan SD ke bawah 55,51 54,62 (0,89) SMP 20,29 20,29 - SMA 17,2 17,77 0,57 SMK 9,43 10,18 0,75 Diploma 3,12 3,22 0,10 Sarjana dan diatasnya 7,25 7,94 0,69 Total 112,8 114,02 1,22 Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan dan latihan (education and training) secara kontinu terhadap tenaga kerja yang telah ada dan calon tenaga kerja yang akan memasuki dunia kerja agar dapat berinovasi untuk meningkatkan produktivitasnya sekaligus nilai tambah dan kualitas dari produk yang dihasilkan. 4. Ekspor-Impor Hingga bulan April 2013 total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 60,07 miliar, sedangkan nilai impor US$61,88 miliar dengan net ekspor sebesar minus US$1,81 miliar, atau turun US$2,01 miliar dibanding periode yang sama tahun 2012. 8
  • 9. Sumber : BPS Jika dilihat dari volumenya, maka jumlah volume ekspor Indonesia hingga bulan Februari 2013 mencapai 109,52 juta ton, sedangkan volume impor 22,83 juta ton. Hanya dengan menggunakan data 2 bulan pertama di tahun 2013 maka dapat dilihat adanya kesenjangan antara jumlah volume dan nilai ekspor terhadap volume dan nilai impor, dengan jumlah volume impor yang jauh lebih sedikit justru devisa yang dikeluarkan jumlahnya lebih banyak. Hal ini tentu mengundang pertanyaan, kenapa bisa begitu, seharusnya dengan volume ekspor yang jauh lebih besar nilainya pun bisa jauh diatas nilai impor. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan dengan melihat komoditas yang diekspor maupun diimpor. Ternyata sebagian besar komoditas ekspor Indonesia hingga tahun 2013 ini masih berupa barang mentah (raw material) atau barang setengah jadi (semi-finished goods) yang bernilai tambah (value added) rendah seperti CPO dan karet olahan, sedangkan komoditas yang diimpor sebagian besar berupa bahan penolong (auxiliary goods) seperti mesin- mesin atau besi dan baja yang nilai tambahnya lebih tinggi. Jadi dapat dipahami kenapa dengan volume yang lebih sedikit, justru nilai impor lebih besar. Apakah kondisi ini bagus ? Tentu saja tidak, karena dalam jangka panjang akan terjadi 9
  • 10. pemborosan sumber daya yang tidak perlu. Maka perlu dilakukan sebuah upaya peningkatan nilai tambah dari komoditas yang selama ini diekspor melalui sebuah proses industrialisasi (industrialization process) dan inovasi (innovation). Tapi masalahnya hal ini mungkin sulit dilakukan karena faktor sumber daya manusia, jika dikaitkan dengan data di bagian sebelumnya, diketahui bahwa sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, termasuk di sektor industri memiliki pendidikan dan keterampilan rendah (low education and low skill) yang berpengaruh pada kemampuan inovasi dan produktivitasnya. Menjadi tugas pemerintah dan kita bersama untuk berupaya meningkatkan keterampilan dan kompetensi (skill and competence) 5. Investasi Total investasi di Indonesia hingga Triwulan I Tahun 2013 dibandingkan Triwulan I tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan. Triwulan I-2012 total investasi sebesar Rp.71,2 triliun dengan rincian PMDN Rp.19,7 triliun dan PMA Rp.51,5 triliun. Sedangkan pada Triwulan I-2013 total investasi mencapai Rp.93,0 triliun, dengan rincian PMDN Rp.27,5 triliun dan PMA Rp.65,5 triliun. Hingga Triwulan I-2013 tingkat investasi yang direalisasikan dibanding target investasi tahun 2013 mencapai 23,83%, dengan rincian capaian PMDN 23,36%, dan PMA 24,03%. Tabel 6. Realisasi Investasi di Indonesia Menurut Jenis Triwulan I-2013 (triliun Rupiah) Jenis Investasi Triwulan I 2012 Triwulan I 2013 Target 2013 Capaian 2013 PMDN 19,7 27,5 117,7 23,36% PMA 51,5 65,5 272,6 24,03% Total 71,2 93,0 390,3 23,83% Sumber : BKPM Sebagian besar total investasi di Indonesia masih terpusat di Koridor Ekonomi (KE) Jawa dengan proporsi mencapai 52,3%. Kemudian diikuti KE Sumatera 15,2%, KE Kalimantan 13,2%, KE Maluku dan Papua 9,1%, KE Sulawesi 7,9%, KE Bali dan Nusa Tenggara 2,3%. Untuk investasi PMDN sebagian besar ada di KE Jawa, 10
  • 11. diikuti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara. Sedangkan untuk investasi PMA terbesar masih berada di KE Jawa , diikuti Sumatera, Maluku dan Papua, Sulawesi, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara. Tabel 7. Realisasi Investasi di Indonesia Menurut Koridor Ekonomi Triwulan I-2013 Koridor Ekonomi PMDN (miliar Rupiah) % PMA (juta dolar AS) % Jawa 13.506,3 49,12% 3.779,4 53,62% Kalimantan 9.145,5 33,26% 338,3 4,80% Sumatera 4.034,3 14,67% 1.084,3 15,38% Sulawesi 622 2,26% 719,9 10,21% Maluku dan Papua 139,3 0,51% 901,4 12,79% Bali dan Nusa Tenggara 50 0,18% 224,9 3,19% Total 27.497,4 100,00% 7.048,2 100,00% Sumber : BKPM Jika dilihat dari nominalnya, maka Indonesia masih merupakan sebuah negara yang diminati oleh investor untuk menanamkan modalnya. Namun, apakah investasi tersebut memiliki dampak positif terhadap peningkatan dan perluasan kesempatan kerja ? Tabel berikut dapat menjelaskan efektivitas peningkatan investasi terhadap peningkatan dan perluasan penyerapan tenaga kerja di Indonesia hingga Triwulan I- 2013. Tabel 8. Realisasi Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 11
  • 12. di Indonesia Triwulan I-2013 (orang) Jenis Investasi Triwulan I-2012 Triwulan I-2013 PMDN 107.674 148.521 PMA 250.711 213.403 Total 358.385 361.294 Dari tabel diatas terlihat bahwa ada peningkatan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap melalui total investasi, meskipun tidak terlalu signifikan. Jika dilihat dari jenis investasinya, penyerapan tenaga kerja di investasi PMDN pada Triwulan I- 2013 meningkat dibanding Triwulan I-2012, yaitu dari 107.674 orang menjadi 148.521 orang. Sedangkan pada investasi PMA justru terdapat penurunan dibanding Triwulan I-2012 yaitu dari 250.711 orang menjadi 213.403 orang. Dari data ini muncul pertanyaan lain, kenapa hal tersebut bisa terjadi ? Hal ini mengindikasikan bahwa PMA yang direalisasikan di Indonesia lebih cenderung pada investasi portofolio (portofolio investment), investasi yang hanya terfokus pada jual beli saham di bursa saham (stock exchange), atau justru karena investasi tersebut adalah investasi pada bidang yang membutuhkan keahlian khusus dari tenaga kerjanya (skilled labor intensive). Hipotesis ini mungkin benar kalau melihat sebagian besar investasi PMA ada di sektor pertambangan yang untuk masuk ke dalamnya membutuhkan kualifikasi pendidikan tertentu. 6. Cadangan Devisa (Foreign Exchange Reserves) Cadangan devisa Indonesia terhitung tanggal 31 Mei 2013 mencapai US$105,149 miliar. Dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat setelah Singapura, Thailand,dan Malaysia. Perkembangan cadangan devisa Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut ini. 12
  • 13. sumber : www.bi.go.id Berdasarkan grafik 2 di atas terlihat dengan jelas bahwa ada kecenderungan bahwa cadangan Indonesia di tahun 2013 mengalami penurunan, jika dikaitkan dengan ekspor-impor maka hal ini terjadi karena defisit neraca perdagangan yang ditandai dengan lebih besarnya nilai impor dibanding nilai ekspor. Bila keadaan ini terus berlanjut tentu akan membuat perekonomian Indonesia menjadi rentan. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan cadangan devisa agar kondisi ekonomi Indonesia menjadi lebih aman, dan lagi-lagi kunci dari peningkatan devisa ini adalah meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor (value added increase). 7. Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS hingga bulan Juni 2013 cenderung mengalami depresiasi. Pada bulan Januari 2013, nilai tukar Rupiah adalah Rp.9.680 per 1 dolar AS, namun terhitung tanggal 11 Juni 2013 nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp.9.821 per 1 dolar AS. Kondisi ini patut diwaspadai karena sudah melebihi target nilai tukar Rupiah asumsi dasar makro ekonomi Indonesia di tahun 2013 yaitu Rp.9.300 (Data Pokok APBN 2013), dengan adanya depresiasi mata uang berarti para importir atau perusahaan yang menggunakan komponen impor sebagai bahan baku dalam proses produksinya tentu harus mengeluarkan uang lebih banyak dalam mata uang Rupiah untuk membeli 13
  • 14. dolar yang digunakan untuk melakukan impor. Dampaknya adalah biaya produksi akan meningkat, dan biasanya biaya produksi yang meningkat ini akan ditutupi oleh perusahaan dengan menaikkan harga jual produknya. Hal ini dapat memicu terjadinya inflasi. sumber : www.bi.go.id 8. Kondisi Fiskal (APBN) Tahun 2013 pos pendapatan pada APBN Indonesia sebesar Rp.1.529,67 triliun sedangkan pos belanja sebesar Rp.1.683,01 triliun atau mengalami defisit sebesar Rp.153,34 triliun. Kondisi seperti ini membuat APBN Indonesia kurang aman. Untuk itu perlu dilakukan beberapa upaya untuk menyelamatkan APBN tersebut, salah satunya dengan cara melakukan penyesuaian terhadap sejumlah pos- pos pengeluaran (belanja), mengurangi belanja yang kurang perlu, mengefisienkan anggaran pada hal-hal yang benar-benar urgen. Kondisi APBN yang kurang aman ini tak hanya dipantau oleh lembaga dalam negeri, dalam laporan IMF bulan April 2013, Indonesia ditandai dengan warna kuning, artinya kerentanan fiskal Indonesia ada di kategori menengah/sedang. Jika tidak hati-hati maka bisa saja Indonesia masuk ke zona merah dimana kerentanan fiskal tinggi. 14
  • 15. Demikian sekilas mengenai perekonomian Indonesia hingga bulan Mei tahun 2013 yang dituangkan dalam tulisan yang singkat ini. Semoga saja di tahun ‘kasak-kusuk’ ini seluruh elemen bangsa baik yang berada di pemerintahan ataupun luar pemerintahan dapat bekerja dengan optimal agar kinerja perekonomian Indonesia ke depannya dapat lebih baik dan tentu saja lebih memperhatikan aspek keadilan dan keberlanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 15